Solusi Untuk mengendalikan Harga Rumah yang semakin menggila

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 28 дек 2024

Комментарии •

  • @ferryirwandi
    @ferryirwandi  Год назад +288

    Hallo Warga Sipil sekalian, selamat menikmati, semoga bermanfaat, ya :)

  • @siscafiala
    @siscafiala Год назад +22

    Generasi sekarang di minta serba bisa,
    tapi minim apresiasi.
    Dipaksa kerja keras sembari terbakar lelah sendirian.diminta jadi harapan masa depan, sementara generasi sebelumnya membakar hutan, mengeruk batu bara, menyedot minyak bumi. Lalu heran saat mereka tumbuh dengan amarah.

  • @bimaaulia9944
    @bimaaulia9944 Год назад +612

    Setelah banyak nontonin kontennya bang ferry jadi semakin sadar seberapa berpengaruh regulasi terhadap kehidupan kita sehari-hari.

    • @fernandar.1900
      @fernandar.1900 Год назад +64

      iya mas makannya hak pilih kita jangan dihambur2kan. sisi gelap demokrasi kerakyatan tuh gini memang.

    • @Pangkasrapih
      @Pangkasrapih Год назад +20

      Jangan golput

    • @MuhammadDendy
      @MuhammadDendy Год назад +13

      @@Pangkasrapih iya betul anak muda jangan buta politik

    • @satyapermana5012
      @satyapermana5012 Год назад +15

      Tapi warga SDM rendah bilangnya gini, "siapapun yang jadi pemimpin hidup kita pasti bakalan sama aja", mau didebatin juga percuma, gak bakal masuk adu argumen sama manusia bebal kek gitu 😂

    • @altara2616
      @altara2616 Год назад +3

      bukannya mereka itu ya mereka sendiri, cuma tinggal dipilih siapa yang menang dari p apa dan o siapa.

  • @leonsaladinkenaz7592
    @leonsaladinkenaz7592 Год назад +92

    Setuju sama pendapat mas Ferry soal pemerataan pembangunan di semua daerah luar jawa. Kalau terbuka kesempatan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan yg relatif ga kalah di kota2 besar jawa, tentu pengaruh juga ke pasaran harga rumah/tempat tinggal. Pembangunan infrasturuktur di seluruh Indonesia menurut saya tidak selalu harus membangun kota besar baru, tapi bisa meng upgrade level kota2 besar dan kecil yang ada di Indonesia supaya lebih improve lagi pendapatan daerah nya. Kalau pendapatan setiap daerah meningkat, bukan ga mungkin kita melihat kota2 kecil berkembang jadi besar dalam 1-2 dekade. Nanti orang2 luar jawa datang ke Jakarta bukan mencari kesempatan kerja lagi, tapi datang untuk nonton konser musik :D

  • @rumahjakartabekasidijual
    @rumahjakartabekasidijual Год назад +34

    Ketika rumah menjadi lebih dari sekadar tempat tinggal, tapi juga sumber inspirasi sejati. 🏡📸"
    Semoga semua dimampukan untuk punya rumah sendiri.
    Aamiin

  • @mi_jacks
    @mi_jacks Год назад +109

    Lanjutin speak up ide-ide begini ya bang, moga-moga bisa didengar pemerintah buat meregulasi sehingga warga Indonesia bisa sejahtera, pengen banget liat semua orang tinggal fokus ke kebahagiaan jalanin hari-hari.
    Ide lain yang perlu dibahas : kepemilikan banyaknya kendaraan (ini sama aja dgn topik ini), pembahasan pengaturan biaya pendidikan sekolah (sd,smp,sma,mhs, baik di swasta/it, kalau negri udah diatur meskipun belum smpurna seperti issue zonasi, randomnya 'kelakuan' anak sekolah), pandangan terbuka batas umur bekerja diberbagai perusahaan (bumn, swasta) makin bertambah umur, justru makin sulit karena batasan umur seperti (25~30~35~dst), biaya transportasi udara yang tinggi, dll

    • @darmawan7010
      @darmawan7010 Год назад +1

      skali skali bahas si gen z yg nga bisa kerja
      maunya rebahan , di suru kerja bilang aku paling nga bisa kerja macem gini , harus healing dlu 2 bulan
      hancur indonesia

    • @ozymandias4479
      @ozymandias4479 Год назад

      @@darmawan7010seburuk2nya boomers malih lebih buruk gen z yg baru tumbuh bulu2 halus tp sok kritis 😂
      Bacot doank gede by one mah keok 😂

  • @Efran_MF
    @Efran_MF Год назад +44

    Terima kasih banyak bang fery.
    Saya Gen Z akhirnya ada pembelaan, saya dan teman" saya gk ngopi, gk fomo konser, buat nabung aja susah nya gila banget, buat kebutuhan" sehari-hari pun harus dihemat. Dengan se enaknya ada beberapa org penting ngomong gen z gk bisa beli rumah.
    Pemikiran mereka gk sampe ke video yg ini kah?
    Semangat Gen Z ( generasi serba salah) wkwkkw

    • @ozymandias4479
      @ozymandias4479 Год назад

      Jadi sebagai gen z sudah merasa lebih baik dr boomers , x , y?
      Karena faktanya gen z itu kebanyakan sampah masyarakat dikit2 healing , dikit2 mental health
      Dibully mewek ngadu atau bundir , nak2 80-90 an mana ada yg kek gt wkwk

    • @Efran_MF
      @Efran_MF Год назад +3

      @@ozymandias4479 iya-iya terserah mau bilang apa itu hak anda, bebas mau bicara apapun.
      Alangkah lebih baik untuk melihat dari sisi yang lain, diskusi terlebih dahulu dibanding judge. Tapi terserah itu pendapat anda, dan pendapat saya udh ada diatas.
      Peace from gen z ✌️

    • @iqbalhardito3020
      @iqbalhardito3020 Год назад +6

      @@ozymandias4479 Gen Z itu produk2 dari generasi yang lu bilang 80s-90s. Punya anak banyak digas, tau parenting kagak. Yang ada menuh menuhin beban negara doang.

    • @beingggggg
      @beingggggg Год назад +2

      Iya emang kenyataanya gen z susah punya rumah...
      Anda buat sehari hari aja harus hemat padahal ga fomo apa apa tetep susah punya rumah? Iya fakta berarti 😢.
      Gak salah sama sekali pernyataan tersebut.

    • @Titanokun
      @Titanokun Год назад

      Tiap generasi pasti ada sisi2 kelamnya lah. Gue jg anak 90an, milenial. Narasi2 yg menganggap generasi pendahulu ini akan selalu ada sampe kapan pun. Boomers ngerasa hidupnya lebih keras dibanding gen milenial, gen milenial merasa hidupnya lebih susah dibanding gen Z, dan seterusnya akan sampai seperti itu. Ga usah ngerasa paling menderita aja sih sebagai generasi pendulu. Soal yang lu sebut di atas, jaman gw dulu tetap ada aja bocil2 yg mewek ngadu ke orangtua dan smpe2 orangtuanya nyerang sekolah. Di setiap generasi akan selalu ada orang yg seperti itu, yg lemah dan dikit2 galau mewek.@@ozymandias4479

  • @zzlogxx
    @zzlogxx Год назад +13

    ditambah apatemen2 dan rumah susun yang dekat dengan halte/stasiun transportasi umum selalu dijual dengan harga tinggi, padahal yang bisa menjangkau harga hunian tersebut adalah orang2 yang udah punya kendaraan pribadi dan rumah utama, mereka beli lalu disewakan ke orang2 yang berangkat kerja/kuliah naik angkutan umum dengan harga sewa tinggi dengan alasan karena hunian tersebut dekat dengan transportasi umum.
    hunian terdekat dengan kota habis diborong karena dijadikan bisnis akhirnya banyak yang milih hunian yang jauh dari pusat kota, gak ada transportasi umum yang bisa dipakai untuk mereka pulang pergi akhirnya harus punya kendaraan pribadi sebagai alat transportasi makanya gak heran jakarta makin macet karena keterpaksaan yang mereka dapat.
    coba cek brosur2 atau postingan ketika ada hunian yang akan dibangun, pasti selalu nulis "Hanya 5 menit ke Stasiun terdekat", tapi gak ditulis 5 menit itu dengan berjalan atau berkendara, orang klo udah punya kendaraan pribadi mah mending langsung dipake ketempat tujuan gak harus ke stasiun dulu kan 😂.

  • @okkywahyudha
    @okkywahyudha Год назад +55

    Selain susah cari rumah, coba bahas susah cari kerja bro.
    Ini jelas ada benang merah dengan dunia pendidikan (Malaka Project). Realita di lapangan dunia kerja banyak yang menuntut dengan bersyarat min. S1, dan itu enggak salah. Akhirnya banyak orang tua juga berharap anaknya bisa kuliah agar anaknya setelah SMA enggak nganggur dan segera dapat kerja. Banting tulanglah orang tua Si Anak (di Negara yang susah cari kerja) dan Si Anak pun berusaha pula belajar dengan susah payah, ikut les sana sini dsb yang biaya-nya enggak murah agar kelak bisa keterima di PTN. Tapi rejeki berkata lain, PTN manapun enggak ada yang lolos, akhirnya dia masuk kampus swasta yang umumnya lebih menguras kantong orang tuanya.
    Setelah lulus sarjana ternyata belum ada jaminan mendapat pekerjaan yang dia damba-dambakan. Alih-alih dapat kerja ternyata banyak perusahaan-perusahaan besar yang meminta kriteria lulusan kampus negeri / kampus dengan reputasi yang bagus + bersaing dengan bawaan orang dalam.
    Dia pun kembali pulang ke kampung dengan pendapatan perkerjaan yang kurang layak untuk seorang sarjana, dan kembali lagi “Susah untuk beli rumah untuk dirinya dan keluarganya kelak”. Tanpa beli tiket konser, upgrade kendaraan dan barang elektronik, nongkrong sana sini sebenarnya memang susah untuk beli rumah dengar keringat sendiri.
    🙏

    • @kereta9174
      @kereta9174 Год назад

      Up✌️

    • @mjulfanubaidillah5432
      @mjulfanubaidillah5432 Год назад

      Up

    • @aryoprionggo
      @aryoprionggo Год назад +1

      gw lulusan PTN dengan kursus yang murah. Menurut gw faktor "REJEKI BERKATA LAIN" ini yang harus diintervensi. Stop regulasi yang mendiskriminasikan angkatan. dari jaman dulu sampe sekarang, yang berhak daftar PTN itu dibatasi oleh tahun kelulusan. Di negara lain ini ga ada. Padahal ga ada urgensinya. Ini bukan masalah rejeki yang ga bisa diatur manusia. Ini jelas-jelas masalah di sistem.

    • @diarywiraswasta7735
      @diarywiraswasta7735 Год назад

      salah kalau jadiin ini jadi alasan susah cari kerja, susah cari kerja itu akar masalahnya karena orang itu gak mempunyai skill apa apa. Mau gak punya ijazah kalau ada skill pasti ada aja kerjaan. Pekerjaan banyak, tapi gak match sama SDM nya.

    • @okkywahyudha
      @okkywahyudha Год назад +1

      @@diarywiraswasta7735 Diluaran sana banyak kok yang punya skill, punya ijazah tapi susah dapat kerja yang layak.
      Ada tuh lulusan sarjana atau bahkan sarjana S2 masih cari kerja, bukan dia gak pernah dapet kerja tapi dia bekerja dengan gaji yang tidak sesuai. Teman saya S2 UNY juga masih jadi guru honorer, ya taulah guru honorer gajinya berapa. Tapi ada yang lulusan SMK/SMA kerja di pabrik / minimarket gaji UMR/UMK.

  • @renaldyhaen
    @renaldyhaen Год назад +68

    Karena saat dihitung-hitung, mau super hemat pun baru bisa dapat rumah setelah puluhan tahun tahan diri. Orang pasti juga ga bisa tahan selama itu dan lebih memilih pakai duit ke pengeluaran yang lebih bermanfaat atau yang disuka sama mereka. Kalau harga rumah jauh lebih masuk akal dan terjamin, ini bisa kok memotivasi orang biar bisa lebih berhemat.
    .
    Jadi ingat gua soal pembahasan pemuda Korsel yang suka beli barang Branded. Karena mereka jauh lebih mampu buat beli barang branded dibanding rumah.

    • @muhammadridwansolehudinfad7352
      @muhammadridwansolehudinfad7352 Год назад +9

      Jangan lupakan inflasi juga gan. Walaupun misalkan kita udah nabung sedemikian rupa tapi inflasi terus terjadi, maka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai target akan jauh lebih lama lagi, bahkan bisa saja tidak akan tercapai.

    • @si-level
      @si-level Год назад

      @@muhammadridwansolehudinfad7352 bitcoin anti inflasi

    • @calyco2381
      @calyco2381 Год назад +7

      Bukan itu aja gan.
      Anggaplah bisa nahan diri puluhan tahun.
      Trs gmn klo ada hal2 mendadak urgen? Kyk kecelakaan, sakit, nikah, lahiran? Yg namanya kemalangan ga ada yg tau.
      Blm lagi kalo dateng kondangan harus ngado/amplop jg.

    • @EricNikola
      @EricNikola Год назад +7

      Sebenarnya solusi hidup ini bukan hanya dg berhemat, cari sebanyak mungkin income dari berbagai usaha utk membayar kebutuhan primer anda, dan sisanya utk lifestyle. Lalu bgmn caranya? Pelajari hal-hal baru dan ambil resiko. Pendidikan formal 15-20th tidak mengajari anda hal itu tentunya.

    • @ibnualhakim1599
      @ibnualhakim1599 Год назад

      @@muhammadridwansolehudinfad7352 inflasi ini memang merampok duit kita. sedangkan banyak masyarakat kita hanya menabung saja di bank. Masyarakat kita masih belum melek investasi

  • @kittymblock
    @kittymblock Год назад +76

    setuju 100%. Properti harus menjadi sarana kebutuhan seluruh orang Indonesia, bukan menjadi ajang para spekulan meningkatkan cuan gila-gilaan.
    Indonesia harus lebih sosialis, kelas menengah dan juga generasi penerus perlu diprioritaskan, karena merekalah sebenarnya kekuatan skonomi Indonesia, bukan kaum kelas atas.

    • @ozymandias4479
      @ozymandias4479 Год назад +1

      Klo orang kere ya pasti pikirannya gini lebih praktis sosialis , semua sama rata
      Kere ya kere aja masuk lg rahim mamak sonoh trus minta dikeluarin lg di keluarga tajir 😂

    • @viosr4441
      @viosr4441 Год назад +3

      Gak setuju kalau harus jadi full sosialis. kapitalisme, meskipun kejam tapi masuk akal, semua orang berkompetisi dan akhirnya lahir inovasi, dan orang mendapatkan uang sesuai dengan value mereka, dan kebutuhan di masyarakat
      tapi aku setuju kalau properti harus lebih di regulasi dengan ketat oleh pemerintah, mirip seperti sosialis.
      Tapi di sektor lain biarkan saja jadi pasar bebas, dengan itu ekonomi kita terus berkembang dengan inovasi tanpa harga properti yang melambung tinggi
      Edit:
      Setelah ku pikir pikir, kalau harga properti anjlok dengan tiba tiba, apa bakalan ada krisis ya?

    • @schmooplesthesecond5997
      @schmooplesthesecond5997 Год назад +7

      ​@@ozymandias4479ini ngomongin kebutuhan dasar woi. Bukan kompetisi bisnis. Apa salahnya bantu orang2 "kere" supaya bisa punya rumah? Ekonomi juga gak akan jalan kalo bukan orang-orang "kere" yang kerja dan konsumsi. Lu pikir deh.

    • @albertusbudi3686
      @albertusbudi3686 Год назад

      Penybab utama hrg rumah mahal krn tanahnya mahal... tanah adalah pemberian tuhan.. jdi tdk bole ada 1 org pun didunia yg memiliki tanah... termasuk pemerintah.. pemerintah hanya mengatur penggunaan tanah.. rakyat hanya menggunakan tanah mau digunakan utk usaha apa yg harus bisa berkontribusi utk pajak..
      Setiap org berhak.mempunyai tanah luas... tp hrs bisa diberdayagunakan.. klo ga bisa memberdaya gunakan dlm jangka waktu tertentu.. maka pemerintah berhak mengambil alih tanah tsb.. dan pemerintah hrs juga bisa memberdaya gunakan tanah tsb utk kepentingan lain...
      Langkah pertama yg harus dilakukan adalah stop pemberian shm...

    • @albertusbudi3686
      @albertusbudi3686 Год назад

      ​@@viosr4441bedakan antara bangunan dan tanah... tanah itu pemberian tuhan.. krn pemberian tuhan.. maka tidak bole ada seseorang pun yg bole memiliki tanah..
      Org bole memiliki tanah luas.. tp hrs segera buat usaha... nah usahanya itulah yg ntar dikenain pajak... jdi ga bisa smua tanah kosong dibeli.. tunggu harga naik.. trus dijual kosongan lage...
      Kyk dolar.. klo mau beli dolar.. ya buat keperluan jgn beli buat disimpen doang.. bisa mempengaruhi stok dollar..

  • @hananditokumara4839
    @hananditokumara4839 Год назад +48

    Sebagai Gen Z gua cuma bisa berdoa dan berusaha, semoga bisa punya rumah impian di umur maks. 30 thn (mudah²an panjang umur)

    • @Bakri336
      @Bakri336 Год назад

      Amin

    • @fajarfarizky5584
      @fajarfarizky5584 Год назад +4

      Ayo bang semangat!, gue juga targetnya sebelum umur 30 harapannya udh punya rumah

    • @Just_info20
      @Just_info20 Год назад +1

      Good plan... Tinggal berusaha lebih keras, semoga tuhan memudahkan usaha lu... Semangat 💪

    • @aegon5451
      @aegon5451 Год назад

      Ayok kumpulin duit gan beli tanah 150m2 .. trus bangun apartemen 3/ 4 lantai dijadikan 6 unit apartemen kira2 luas 50m2 .. anggep biaya bangun 5 jt / meter kita bisa dapat tempat tinggal dg harga murah dan bisa beli yg dekat tempat kerja. ... kalo ada 1000 proyek seperti ini dimin harga tanah ga bakal naik

    • @MahesaArdhi
      @MahesaArdhi Год назад +1

      Umur gw 37 masih belum bisa kebeli rumah bro😢

  • @nsa3534
    @nsa3534 Год назад +26

    Setuju sama lu fer,
    Selain mekanisme pasar dan habbit boomer, serta ketimpangan yg tinggi.. yg membuat Gen-Z kesulitan membeli properti juga kerena mreka adlh Tulang Punggung Keluarga a.k.a Sandwich Generation.

  • @jdrudolfp2
    @jdrudolfp2 Год назад +22

    Bener banget, akibat dari harga property yang tinggi tidak terjangkau, di banyak negara maju seperti Jerman dan Eropa secara umum sudah ada trend anti-pemilikan rumah. Mereka lebih senang menyewa

    • @crystalbrook
      @crystalbrook 8 месяцев назад

      yup, mereka juga lebih memilih beli rumah yang jauh dari tempat kerja. karena harga rumah di kota itu terbilang lebih tinggi dibanding pedesaan.

  • @peaceeones
    @peaceeones Год назад +11

    Pas banget pembahasanny , gua dari kemaren lagi survey² rumah sampe sekarang belum dpt karna ya itu MAHAL! lingkungan yg kurang bagus, akses kemana² jauh , rumah sepetak harga udah nyentuh 500jtan😅 memang yak rumah itu jodoh²an kwkwkw

  • @billygerrardus
    @billygerrardus Год назад +17

    Another great post, bro Ferry. If I may add.. 1 lagi alasan kita sulit punya rumah, terutama rumah di kawasan perkotaan, karena belum ada kebijakan yang dukung peralihan hunian dari rumah petak ke hunian bertingkat. Di indo hunian vertikal di tengah kota hanya ada untuk MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) dan hunian lain yang juga disubsidi malah rumah tapak ultra mini pinggir2 Jakarta yang memperparah urban sprawl.

  • @IpunkP
    @IpunkP Год назад +6

    Regulasi & regulator memang sektor yg paling menentukan, cakep lah ini 👍

  • @ard_sp
    @ard_sp Месяц назад

    wahh.. pembahasan yang relevan nih.. kebetulan gua masih bingung tentang konsep sebuah rumah , rumah yang betul-betul aset berharga , nyaman ditinggali , serta memiliki keindahan dan vibes yang memanjakan mata
    👀🦾

  • @KaisarGibran-m9k
    @KaisarGibran-m9k Год назад +21

    Semoga ambrol, buble, terjun ke dasar sektor properti Indonesia, saya selalu dukung konten tentang buble properti untuk mengubah pikiran masyarakat supaya demand nya berkurang . Aamiinn!

    • @wealthygamer20
      @wealthygamer20 Год назад +5

      Jangan pernah berharap "bubble" properti pecah. Prosesnya ga akan semudah itu. Ini bakal ngaruh ke banyak sektor lainnya, dan salah satu impactnya ya ke kita sendiri. Unemployment rate akan tinggi. Jadi harga rumah crash, tpi bakal banyak juga yang gak punya kekuatan finansial untuk beli rumahnya

    • @ibnualhakim1599
      @ibnualhakim1599 Год назад +4

      bagi yang punya duit banyak ini buble property memang menjadi kesempatan. tapi jika melihat krisis lehman brothers, sepertinya anda harus mikir 2x

    • @JS-fw1ip
      @JS-fw1ip Год назад +1

      Susah sih bubble karena kita bukan negara pengutang, kredit rumahpun dijaga dengan slip gaji.
      Beda kaya amrik yg ngasih pinjaman ke yg nggak mampu bayar. Pake hutang kuadrat, hutang yg dihutangin lagi.

    • @Orange67647
      @Orange67647 Год назад +3

      Ambrol, dan yang punya kemampuan finansial buat beli rumah yang crash adalah??
      Ya yang 1%, siapa lagi

    • @DarkSeid-lo3oo
      @DarkSeid-lo3oo Год назад +1

      Gk akan si bubble property kecuali Indonesia Depopulasi, kemungkinan bisa.

  • @rockyitem4833
    @rockyitem4833 Год назад +2

    BAGUS OM IRWAN,.. PANDANGAN YG SANGAT BAGUS, MUSTINYA PEMERINTAH MEMNUAT UNDANG2 DEMIKIAN UNTUK MENGKONDISIKAN SPT HARGA2 RUMAH BS TEEKONDISIKAN...

  • @KepinAlparo
    @KepinAlparo Год назад +56

    Saya setuju dengan point 1
    Saya anak daerah (di jawa tengah),
    terus terang biaya bangun rumah yang notabenya lumayan besar masih terjangkau di banding di kota besar
    Harga tanah ukuran 100-150m² di sini masih di bawah 100 jutaan (tanah sehat dengan akses air tanah mudah)
    Dan di tahun ini saya Alhamdulillah bangun rumah ukuran 9×12m dengan biaya 170an juta udah layak huni, meskipun ada beberapa bagian belum finishing
    Total kurang dari 300juta udah punya rumah sendiri,
    Jika di banding rumah di kota besar dengan ukuran sama bisa sampai 3-4 milyar

    • @ndharie
      @ndharie Год назад +5

      Di Jabodetabek, apartemen tipe studio yg kayak kamar kos2an + kamar mandi dalam aja udah di atas 1 M 😢

    • @yudhabudiman9921
      @yudhabudiman9921 Год назад +4

      Iyalah Di pedesaan harga tanah masih terjangkau, enaknya kalo pekerjaan remote, gaji kota-gaya hidup desa

    • @dikkyandhika
      @dikkyandhika Год назад +3

      Sodara gw di kampung modal 300jtan bisa punya rumah super lega + bonus halaman depan dan halaman samping, gila gede banget, kalo di jakarta pasti udah1.5M - 2M rumah dengan luas segitu

    • @KepinAlparo
      @KepinAlparo Год назад

      @@yudhabudiman9921 jaman sekarang akses kerja remote lebih mudah dan terbuka, kebetulan saya freelance web design, jadi asal ada akses internet bisa kerja

    • @harigunawan8889
      @harigunawan8889 Год назад +1

      ​@@yudhabudiman9921tapi semakin lama semakin tidak terjangkau untuk anak2 daerah ini, contoh kasus yg sering sy dengar di daerah2 pinggiran = banyak warga kota yg cari tanah buat pensiun di pinggiran2

  • @irzaandika2224
    @irzaandika2224 Год назад +2

    Gimana yah bilanginnya kepada para pemegang jabatan. Bener bgt seperti yg bg ferry bilang, masih banyak terjadi kesenjangan sosial/tdk pemerataannya pembangunan dan infrastruktur yg menyebabkan beberapa daerah menjadi tidak berkembang.
    Selain itu juga mengenai kurangnya aturan mengenai kepemilikan/properti rumah, sehingga INVESTOR asing/lokal senang berada di Indonesia, karena mereka leluasa dan bebas membeli lahan tanpa adanya aturan yang kuat/ketat.
    Sedangkan para kaum menengah kebawah seperti kita semua di Indonesia 70% sangat SULIT untuk mendapatkan kebutuhan PRIMER, YAITU TEMPAT TINGGAL yang layak. Maka DEMAND yg banyak sehingga SUPPLY yg sedikit menyebabkan harga meroket. Dan kita semua semakin susah untuk membeli rumah. Terlebih untuk GEN Z.
    HOW UNFORTUNATE OUR FATE!!!

  • @magnussusanoo518
    @magnussusanoo518 Год назад +3

    1, Infrastruktur jalan & Internet
    2. Sistem kerja WFH
    Kyknya dah cukup sih buat org gak harus kerja di kota besar setidaknya buat beberapa jenis kerjaan

  • @nurhhuda151
    @nurhhuda151 Год назад +1

    Gw yakin system kita makin hari mempersulit kita (rakyat biasa) buat hidup sukses di negeri sendiri.
    Kesusahan kitam adalh rejeki mereka.

  • @EduBizz
    @EduBizz Год назад +123

    Mantap bang, emang pemerintah juga harus memperhatikan pemerataan infrastruktur di indonesia. Karna dengan luasnya wilayah dinegara ini seharusnya populasi kita menyebar secara merata dan berkembang secara berdampingan, bukan tersentralisasi ke jawa aja.

    • @muhamadsandykhoirun9117
      @muhamadsandykhoirun9117 Год назад

      Tapi setiap pemerintah punya inisiatif membangun sesuatu di pulau selain Jawa, banyak sekali yang menolak dengan alasan deforestasi dan sebagainya. Contohnya aja pembangunan IKN

    • @EduBizz
      @EduBizz Год назад

      @@muhamadsandykhoirun9117 tapi menurut ku bg proyek ikn itu di tolak karna deforestasi alasan yang masuk akal juga bg, walaupun dikatakan bahwa yang ditebang itu bukan hutan penghasil oksigennya katanya, tapi kan kalau idh jadi ibu kota lah namanya pasti akan berefek juga ke sekitarnya bg sedikit banyaknya. Jadi menurutku penolakan IKN juga bentuk ke hati-hatian untuk mencegah sebuah efek buruk yang besar bg tapi boleh dikoreksi kalau salah

    • @berylium45
      @berylium45 Год назад

      ​@@EduBizz jadi solusi meratakan nya gimana, pembangunan kan pasti harus ada yang direlain untuk di hilangkan

    • @muhamadsandykhoirun9117
      @muhamadsandykhoirun9117 Год назад

      @@EduBizz kan kamu sendiri yang bilang bang, kalo pemerintah harus membangun infrastruktur di pulau selain Jawa. Padahal kenyataan pembangunan infrastruktur selain di pulau Jawa selalu dapat banyak penolakan. Dan masalah IKN sendiri di bangun di titik nol Indonesia diharapkan agar pembangunan di seluruh Indonesia dapat merata

    • @Filantropi01
      @Filantropi01 Год назад

      ​@@muhamadsandykhoirun9117Menurut saya bang kota2 di luar Jawa masih banyak yg belum padat juga. Jadi masih ada kesempatan pengembangan lebih lanjut. Selama ini memang industri masih terpusat di Jawa. Jadi ga harus bangun kota baru juga ga sih😊

  • @pasha3703
    @pasha3703 Год назад +2

    Setelah menonton video bang ferry baru ngeh ternyata memang IKN itu perlu sehingga pemerataan itu tidak di Jawasentris.
    Terima Kasih bang

  • @ProfPrawn
    @ProfPrawn Год назад +6

    Gw mau nambahin bang..
    Pemerintah bisa buatin aturan lamaran kerja sesuai zonasi kaya aturan zonasi sekolah mau itu perusahaan BUMN/D atau swasta. Tapi lingkupnya perkota, bukan kecamatan.
    Jadi misal ada perusahaan/pabrik yg beroperasi di bogor, maka wajib rekrut karyawan ktp bogor. Kalo misal perusahaan tsb gk dapet / kehabisan karyawan ktp Bogor, maka mau gk mau harus bikin cabang di kota/kabupaten lain yg masih banyak warga pencari kerjanya.
    Ntar kalo sistem udh jalan lama2 bukan karyawan yg rebutan perusahaan, tapi perusahaan yg rebutan karyawan.
    Otomatis lapangan kerja bisa tersebar merata di setiap kota/kabupaten tanpa harus berpusat di kota2 besar.

    • @darmawan7010
      @darmawan7010 Год назад

      kalo kariawan nya malas malas dan susah di atur ?

    • @ProfPrawn
      @ProfPrawn Год назад +1

      @@darmawan7010 jgn dipecat. Cukup potong gaji sesuai kelakuannya, ntar kalo gk betah paling juga keluar sendiri. 🤣🤣

    • @yogayunarto6684
      @yogayunarto6684 Год назад +2

      Akamsi di pusat industri itu isinya pemalas hampir 70%, makannya ngak heran HR kebanyakan rekrut dari luar kota

    • @darmawan7010
      @darmawan7010 Год назад

      @@ProfPrawn masalahnya kn bukan gaji si kariawan , tpi produk dari pabrik itu harus kaluar sesuai target , karena di divisi marketing itu uda nunggu output dari pabrik
      itu 1 rantai kesatuan , hulu dan hilir , jadi kalo divisi produksi gagal capai target gara gara pemalas yang menular itu, pabrik bisa kehilangan konsumen
      dan itu nga main main om, jadi yg nga mau kerja ya gausa kerja , pabrik mau cari yg orang mau kerja aja
      itu mengapa investor rame rame memindahkan pabriknya di cikarang ke thailand

    • @darmawan7010
      @darmawan7010 Год назад

      @@yogayunarto6684 orang stempat merasa mereka itu tuan rumah yg harus di turuti semua maunya

  • @barayatani
    @barayatani Год назад +7

    Mantaf nih bang, justru ini nih yang gue pengen tanyain ke capres-cawapres yang ngbrol kita ada bonus demografis.
    Jangan sampai bonus demografis ini sekedar jadi pekerja yang produktif yang cuman bisa mencukupi sandang dan pangan saja, tanpa bisa memenuhi Papan nya alias Rumah, justru yang diharapkan dari pemerintah membuat regulasi yang mampu mempermudah atau membantu rakyatnya supaya bisa memenuhi sandang, pangan dan papan nya.

    • @RBS516
      @RBS516 Год назад +1

      betul mas, sampai saat ini yang konsen terhadap hunian untuk anak muda baru paslon no 1. Kita liat kedepannya paslon lainnya konsen terhadap hal tsb atau gak.

    • @aquamank3670
      @aquamank3670 Год назад

      @@RBS516kalau boleh tau apa katanya paslon no 1 terkait hal hunian om?

  • @derichandra1336
    @derichandra1336 Год назад +17

    GEN Z SULIT MEMBELI RUMAH.!?
    0:10 Latar belakang Gen Z sulit punya Rumah.
    0:43 bukan Sepenuhnya Salah Gen Znya
    2:15 Kenaikan Harga, Supply & Demand
    2:40 Orang tua Dulu rumah sebagai Investasi dan Rumah tidak ada regulasi yg mengikat
    5:39 Solusi bang FerWan
    1. Pemerataan Insfrastruktur
    2. Pajak Progresif (aturannya kurang kuat)
    3. Intervensi Pasar (tidak hanya subsidi dalam KPR, tetapi di bantu dengan Harga yang di tetapkan, subsidi Sewa.
    Pendapat Saya ini mah..
    Selaku Gen Z ya, atau Sandwich generation itu harus banyakin bersyukur😅. Yang dapat warisan rumah orang tua sudah tinggal mikir kebutuhan Pagannya aja. 🙄
    Trus ya solusinya dalam Regulasi yg di terapkan meskipun Sama-sama Mahal dalam cicilan. Mending ambil KPR syariah yg memberikan keuntungan, di mana angsuran akan tetap (flat) selama tenor pinjaman. Jadi, pembeli akan mendapatkan kepastian untuk jumlah cicilan yg dibayarkan setiap bulannya. Hal ini tentu akan sangat membantu pengelolaan keuangan dengan baik bagi kita gen Z. Semoga selalu di beri Rezeki ya🤲

    • @anggaramadhan6600
      @anggaramadhan6600 Год назад +3

      Bro KPR Syariah kalo diitung2 udh kyk rentenir

    • @darmawan7010
      @darmawan7010 Год назад

      saya yg melenial aja harus nabung 5 tahun setelah kerja untuk DP rumah
      ya wajar kalo gen Z bisa 10 tahun nabung buat dp rumah
      ya kalo nabung , kalo healing trus ya sudah , kontrak aja trus , toh kata remon cin bagusan ngontrak pada beli rumah

    • @j3fron
      @j3fron Год назад

      ​@@darmawan7010wkwkwk bener, maunya healing trus, dikit2 healing, dikit2 ga kuat mental alias mental lemah 😂
      Gmn mau bisa nabung? 😂😂😂

    • @ahmadamanullah5360
      @ahmadamanullah5360 Год назад

      menurutt lu pemeretaan infrastruktur tahun 2050 bisaa terjadi gaa

  • @jittni
    @jittni Год назад +2

    Karena tanah terbatas dan membangun infrastruktur itu mahal. Sementara aktivitas kegiatan ekonomi terpusat pada kota. Maka salah satu solusinya adalah MENGUBAH kebiasaan dari rumah tapak ke rumah vertikal. Harus ada perubahan pada regulasi mengenai zonasi dan density. Dengan mengatur pembangunan hunian harus vertikal pada perkotaan, akan memberikan supply yang melimpah dan menurunkan harga properti. Ini juga mencegah pembangunan perumahan yang terus melebar kepinggir kota dan menggerus lahan pertanian maupun hutan. Selain itu kalo pembangunan hunian dibuat vertikal, lebih mudah untuk membangun transportasi umum yang layak. Karena akan lebih banyak manusia yang dijangkau dalam satu area. Jadi masalah hunian ini bukan hanya sekedar jual beli rumah, tapi lebih dari itu juga mengenai tata kota dan zonasi.

  • @jokopadmanto5813
    @jokopadmanto5813 Год назад +3

    tapi juga inget ya temen temen ku sesama gen Z, jangan jadikan argumentasinya bang ferry ini sebagai gloryfikasi gak punya rumah. pada akhirnya kita juga punya andil menentukan masa depan kita sendiri sendiri. sepakat keduanya harus di benahi, baik regulasi maupun habit manusianya.

  • @beingggggg
    @beingggggg Год назад +3

    Kerja biar bisa nabung, uangnya buat beli rumah.. tapi...
    Alat pendukung kerja dan perintilan sehari hari harganya semakin mahal... bbm, internet, listrik, tabung gas, makan minum dan rokok, pakaian, bpjs, dll.
    itu padahal diluar gejet dan konser dan kopi.
    Caranya gimana dong... Yaaa terus bersyukur dan berusaha aja lah...
    Tuhan ga nyuekin kita sedetikpun... Semagat terus guys!!!!

  • @anggaule5879
    @anggaule5879 Год назад +9

    Saran saya sih buat gen Z klo pengen punya rumah :
    1. Lulus kuliah kejar karir/usaha dulu sampe gaji kalian minimal ada di 5jt keatas.
    2. Cari rumah subsidi/bekas daerah pinggiran/kabupaten.
    3. Cari jodoh dengan pola pikir dan visi yang klop tentang masa depan.
    Alhamdulillah gw pake cara ini gw bisa nyalip hampir semua temen kantor gw yg bahkan udh nikah bertahun" tapi belum punya rumah samsek.
    Sedangkan di usia pernikahan gw yg baru 7 tahun gw udh bisa bangun 1 rumah (kredit lunas) + 1 mobil (kredit lunas) + 2 motor (cash).
    Silahkan koment, gw open bwt sharing. Cmiiww. 🎉

    • @juanantoni1577
      @juanantoni1577 Год назад +1

      aku tinggal di Jakarta rumah disini 1m aja dapet yang kumuh, gimana ya ka cara atur uang nya, 1m itu gede bgt 10 tahun aja gk kekumpul 😭

    • @anggaule5879
      @anggaule5879 Год назад +3

      @@juanantoni1577 klw di jakarta seperti nya point 1 harus di naikan. Berat klw kekeuh mau tetep di jkt, komen sy diatas sudah sangat jelas.

    • @yogayunarto6684
      @yogayunarto6684 Год назад

      Subsidi kan ada batas maksimal penghasilan gan, kalo saya punya penghasilan diatas batas maksimal ya ngak bisa ambil subsidi, rumah komersil cicilannya ngak masuk akal soalanya

    • @anggaule5879
      @anggaule5879 Год назад

      @@yogayunarto6684 Itu cuma formalitas bang bisa diatur itumah, secara bank jg kan butuh nasabah berkualitas biar bisa ngejamin angsuran rumah sampe lunas kan.
      Coba deh ngobrol sama marketingnya bang.

    • @rezkiadityakurniawan1497
      @rezkiadityakurniawan1497 Год назад

      Mantap pak, ini baru mapan

  • @dahnialamsyah4731
    @dahnialamsyah4731 Год назад +1

    ini topik yg selalu gue omongin ke temen temen ku di kampung kalo kita harus waspada akan krisis properti bahkan bukan cuma gen z tapi generasi di atas juga udah mengalami krisis properti dan bisnis paling menjanjikan 10 , 20 thn ke depan ya kotrakan kos kosan

  • @zeinalfarizi3887
    @zeinalfarizi3887 Год назад +5

    Kalo gue bang berencana beli tanah,kalo bisa tu tanah di bikin lahan untuk pendapatan uang lagi, contoh tanam ubi semacamnya lah, kalo bisa dijual ya syukur ubi nya ,kalo gagal ya nggkpapa, ntar juga kalo udah cukup uang ya cicil aja untuk beli material bangun rumah😅

  • @agusjoharudin
    @agusjoharudin Год назад +1

    Sedikit koreksi asumsinya ketika membicarakan harga rumah. Mempunyai rumah itu bukan kebutuhan primer. Yang primer itu hunian. Hunian bisa dipenuhi dengan menyewa. Kebutuhan hunian tidak selalu harus dipenuhi dengan kepemilikan rumah. Ada kalanya menyewa menjadi pilihan satu satu-satunya ketika penghasilan terbatas. Memaksakan punya rumah malah jadi mengurangi kualitas hidup. Ada kalanya menyewa itu lebih baik dari pada membeli rumah meskipun kita mempunyai pilihan untuk membeli misalkan ketika menyewa itu lebih murah dibandingkan membeli atau ketika pekerjaan menuntut harus sering pindah.
    Asumsi lain yang harus dilihat kembali adalah kenaikan harga rumah yang "gila-gilaan". Bila merujuk pada data Indeks harga properti residensial yang dirilis oleh Bank Indonesia, kenaikan harga properti itu masih cenderung wajar dan masih di bawah kenaikan inflasi. Tentu kenaikannya berbeda dari satu daerah ke daerah lain tapi secara rata-rata masih di bawah inflasi, termasuk di ibu kota.
    Nah yang jadi masalah adalah keterjangkauan harga rumah, bukan harga rumahnya sendiri. Kenapa dengan penghasilan milenial dan gen z, banyak yang tidak terjangkau membeli rumah. Masalahnya kalau saya lihat adalah kenaikan pendapatan atau penghasilan. Coba perhatikan selisish kenaikan rata-rata gaji pertahun dengan inflasi. Ketika gaji stagnan dan inflasi terus-terusan naik setiap tahunnya, wajar bila harga rumah tidak terkejar oleh gaji.

  • @elshide1550
    @elshide1550 Год назад +5

    terima kasih bang ferry..
    ini yang gue rasakan, semoga pemerintah melek tentang ini..
    kalo tidak gimana nasib anak dan cucu kita..😢

  • @AdeRahman.SP15
    @AdeRahman.SP15 Год назад +1

    nice penjelasan nya mudah dipahami dengan data yang jelas dan tidak berbelit-belit

  • @sofyanyusuf2344
    @sofyanyusuf2344 Год назад +24

    Solusi bang Fery tekan harga rumah
    1. Ada banyak pilihan rumah yg tersedia. Nah, ini bisa terjadi salah satunya kalau banyak pekerjaan bisa WFA/WFH, karena banyak pekerjaan terpusat di Jakarta mau ngga mau rumah di Jakarta dan sekitarnya akan mahal kalau harus WFO datang ke kantor Jakarta. Kalau WFA/WFH orang akan bisa memilih dia tinggal dimana, baik itu di Jakarta dan sekitarnya atau di kampung halamannya. Atau solusi lain adalah pekerjaan tidak terpusat di Jakarta.
    2. Pajak progresif properti. Nah ini pendekatannya mgkn seperti kendaraan bermotor, kalau punya banyak maka pajaknya baik STNK pertama atau perpanjangan tahunan akan meningkat. Cuman ada yg lebih penting lagi selain hanya mengandalkan pajak progresif. Klw sudah dikenakan progresif tapi pasar menilai properti adalah investasi yang tetap menjanjikan keuntungan berlipat maka pengepul properti akan tetap banyak dan developer dan pemain properti akan tetap banyak juga. Maka harus dibuat kondisi properti menjadi investasi yang kurang menarik (karena memang sejatinya properti bukan investasi tapi kebutuhan primer) atau masyarakat memiliki pilihan lain untuk investasi yang lebih aman dan lebih menjanjikan daripada properti sehingga orang mau meninggalkan properti sebagai pilihan investasi
    Sekian ijin memberikan pendapat

    • @justnnyf4108
      @justnnyf4108 Год назад +3

      WFH emang salah satu opsi paling menarik sih asal pemerataan internet di indonesia udah bagus sampai pelosok, sedih aja anak2 muda disini pada merantau ke kota2 besar.. perputaran ekonomi di kota2 kecil gk naik karena yang mudanya pada keluar kota nyari kerjaan.. udah kerasa ruko tengah kota di kota kecil pada sepi bahkan bangkrut dan tanah disini pun cenderung stagnan bahkan turun.. kalau ada opsi wfh setidaknya gk ada kesenjangan tenaga kerja bahkan gaji yang diterima dari perusahaan besar di kota bisa tersebar merata ke kota2 kecil dan harga tanah di jakarta/kota besar pun udah meringis banget.

    • @haysnairte4
      @haysnairte4 Год назад

      Pajak Progresif menurut saya perlu melihat jumlah anak pada KK, sebagai sandwich generation, tentu mudah ditebak bahwa kita menyangga baik itu orang tua maupun anak kita nantinya. Progresif menjadi bermasalah ketika kita menyiapkan rumah untuk anak anak kita, lain halnya ketika kita memiliki rumah/tanah melebihi jumlah anak yang diakui negara (semisal 3) atau kita sudah dalam usia steril

    • @mohamadzaky4635
      @mohamadzaky4635 Год назад

      Kalo boleh menambahkan, harga properti terutama tanah sebaiknya juga bisa diregulasi sama pemerintah, karena yang terjadi di lapangan harga tanah bisa naik selain karena jumlahnya yang makin sedikit juga karena berdasarkan asumsi yang ada saja (misal di dekat daerah tertentu baru mau dibangun jalan tol atau ada penambahan fasilitas transportasi baru, lalu tiba2 aja masyarakat sekitar naikin harga tanah mereka tanpa ada landasan hitungan yang jelas)
      Bisa dilihat juga dari harga tanah yang ada di kenyataan nya tidak punya perbandingan yang jelas dengan njop, ada yang bisa jauh lebih tinggi ada yang beda sedikit dengan harga yang ada di pasaran.

    • @darmawan7010
      @darmawan7010 Год назад

      solusi yg lain si genz jngn rebahan aja , jadi pengusaha ,
      melenial aja rata rata ngumpul DP rumah 3 sd 5 tahun

  • @arisbudiman2868
    @arisbudiman2868 Год назад +3

    Setuju bang Ferry klo rumah banyak dipajaki tinggi ... Agar ada pemasukan buat bayar hutang negara yg bertumpuk tumpuk dgn rerata sekarang 30an jt per orang (jmlh utang dibagi jumlah penduduk)... Sekalian pajaki petani dan Nelayan lumayan ketika harga naik kan petani pendapatan tinggi (dicampur utang berbunga bunga nb : rentenir) akhirnya ga mau bertani krn petani dan nelayan bangkrut sehingga tanah sawah, kebun dijual .. dijadikan perumahan.... Rumah jd murah, bahan pokok makan jd mahal... Lumayan ngasih pekerjaan yg disana rapat... Seenggaknya ketika rakyat sdh nurut dan diselewengkan kebijakan krn asas yg balas jasa...ingat dunia hanya beberapa tahun, jabatan hanya sementara... Pada akhirnya di akhirat dipertanggungjawabkan semua kebijakan yg sdh diambil pejabat dan pembantunya...

  • @Channel_Pendidikan
    @Channel_Pendidikan Год назад +6

    Rumah, pergeseran masa dan makna
    Dengan berubahnya fungsi rumah sesuai zaman dan lingkungan, makna rumah berubah pula dalam benak antar generasi. Inilah mengapa orang tua kita, atau sebutlah generasi baby boomers, dan kita memiliki pandangan berbeda tentang rumah.
    Bagi orang tua kita, memori rumah adalah rumah tapak dengan halaman di pinggiran kota. Hal ini masih masuk akal ketika penduduk Jakarta masih berjumlah sekitar 8 juta di tahun 90-an dan harga tanah terjangkau. Memiliki rumah juga salah satu pencapaian yang mengindikasikan kemapanan ekonomi sebuah keluarga. Imbasnya, berkembangnya permukiman horizontal menjadi sebuah fenomena yang tak terelakkan. Namun, mimpi ini harus dibayar mahal oleh generasi selanjutnya. Rumah tapak akan berlokasi lebih jauh dari pusat kota, memakan waktu dengan keluarga, kesehatan, dan finansial.

    • @Channel_Pendidikan
      @Channel_Pendidikan Год назад +1

      Jika dibiarkan, keinginan untuk tinggal di rumah tapak akan menjadi sebuah impian yang kian dipaksakan. Padahal, mengingat keterbatasan lahan di Jakarta, hunian horizontal sudah tidak lagi memungkinkan. Maka dari itu, banyak pekerja muda yang lebih terbuka dengan kehidupan vertikal dan perubahan kebutuhan sesuai ketersediaan untuk kualitas hidup yang lebih baik.
      Hunian vertikal untuk masa kini
      Generasi sekarang juga sudah tak lagi menganggap rumah seperti orang tua mereka. Orang tua lebih terbiasa untuk menetap, sesuai dengan pekerjaannya yang biasanya tetap juga seumur hidup. Sebab berganti pekerjaan dahulu merupakan suatu hal yang jarang, lain dengan generasi kini yang lebih mudah melakukannya. Berkat perkembangan arus informasi dan teknologi, saat ini jenis pekerjaan lebih dinamis dan bervariasi. Berpindah pekerjaan bukan jadi hal yang sulit lagi. Kaum milenial juga lebih terbuka untuk berpindah tempat tinggal mengikuti pekerjaan.

    • @Channel_Pendidikan
      @Channel_Pendidikan Год назад +1

      Gaya hidup pun berubah. Rumah impian orang tua yang berada menapak pada tanah, lengkap dengan kebun dan tamannya, sudah sulit disandingkan dengan kebutuhan ruang generasi sekarang. Jika dipaksakan, hal ini malah akan menambah tanggungan psikologis dan finansial. Banyak kasus di daerah suburban, rumah dibiarkan kosong oleh penghuninya karena tak sesuai kebutuhan. Justru menjadi beban tak hanya untuk sang pemilik, tapi juga untuk lingkungannya. Keseharian pekerja kota yang padat pun kian menguras tenaga. Semakin berkurang pula waktu untuk mengurus rumah jika terlalu muluk kelengkapannya. Impian berkebun bahkan memasak sendiripun kadang sudah susah dilakukan sehari-hari.

    • @Channel_Pendidikan
      @Channel_Pendidikan Год назад +1

      Generasi millenial, yang adalah pekerja muda saat ini, lebih nyaman dengan tempat tinggal yang mudah dirawat dan tak perlu terlalu banyak ruang. Akses dan mobilitas menjadi prioritas Tinggal di hunian vertikal yang berada di tengah pusat kegiatan dan lebih praktis pun jadi pilihan. Dengan demikian, tenaga dan uang yang dimiliki bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan dan pengalaman lain seperti mencoba kuliner baru, ngobrol di kafe dan berwisata.
      Rumah menjawab kebutuhan
      Dengan memiliki rumah sesuai dengan kebutuhan, sebenarnya hidup jadi lebih fleksibel dan bijak. Kita tak lagi menyia-nyiakan ruang. Orang tua di masa depan, misalnya, seharusnya tak lagi terlalu ragu untuk pindah rumah bila memang kebutuhan ruangnya berubah. Ketika bertambah anggota keluarga, bisa pindah ke rumah atau hunian yang lebih besar. Namun, jika anak-anak mulai dewasa dan berpindah untuk sekolah dan kerja, mereka bisa kembali pindah ke ruang yang lebih kecil. Hal ini gampang dilakukan ketika tinggal di rumah vertikal.

    • @Channel_Pendidikan
      @Channel_Pendidikan Год назад +1

      Kebutuhan hunian kini semakin ringkas dan praktis. Bukan hanya karena perubahan aktivitas, tapi juga karena ketersediaan lahan yang semakin menipis dan tinggi harganya. Perubahan ini membuat rumah impian juga berubah atributnya. Rumah yang menurut generasi orang tua kita dahulu dianggap ideal, sudah tak lagi relevan. Selama zaman berubah sejalan dengan waktu, kebutuhan akan selalu ikut berubah. Rumah pun selayaknya selalu menjawab kebutuhan sesuai dengan masanya.

    • @aegon5451
      @aegon5451 Год назад

      Ayok bang bangun apartemen low rise 3 lantai 4 lantai modal 2 miliar bisa jadi 6 rumah minimal tipe 60 m2 ... kalo kita bisa menekan permintaan tanah kita bisa melawan harga properti

  • @mrsimple1b
    @mrsimple1b Год назад

    gabanyak muluk" soal konten lu bang, yg penting lu tetep sehat dan terus menyuarakan apapun itu melalui vid yt ini. suksess terus bangg

  • @imaniaryasyida289
    @imaniaryasyida289 Год назад +8

    Ya beginilah realitanya bang, di zaman kakek nenek saya walaupun kerjanya tiap hari cuman di sawah akan tetapi tanah sama rumhanya luas smua bahkan smpe bisa turun ke anak cucu. Berbanding terbalik dengan masa sekarang

    • @teguh71336
      @teguh71336 Год назад

      Zaman dulu populasi masih sedikit dan harga tidak inflasi

    • @darmawan7010
      @darmawan7010 Год назад

      jaman skarang kalo mau beli rumah dekat sawah di desa jga murah

  • @MrAvg89
    @MrAvg89 Год назад

    Habis nonton jadi teringat seringkali saya sama istri lewat rumah besar maupun kecil tapi terbengkalai. Kita sering ngomong, mending dikasih ke kita daripada dibiarin.
    Tapi dari insight video ini, membuka pemikiran bahwa iya benar mereka memang sengaja tinggalin. Mo dijual pasti harga tinggi, krn ngga ada urgensinya. Kecuali karena kebutuhan.
    Satu video ini sih tidak akan serta membuat negara kita berbenah. Tapi semoga dengan satu video, muncul langkah lainnya yg akan membawa kita lebih baik.

  • @sr3821
    @sr3821 Год назад +15

    Tingginya harga tempat tinggal bukan hanya terjadi di Indonesia. Di negara-negara yang maju dan pemerintahannya relatif "bersih" seperti Korea Selatan dan Singapura, ini juga jadi suatu masalah yang serius. Menurut saya, salah satu penyebab yang serius adalah urbanisasi. Sekarang di seluruh dunia, sebagian besar manusia tinggal di perkotaan. Jelas saja makin lama harga tanah (terutama di perkotaan) makin meningkat.

    • @Mankdolz
      @Mankdolz Год назад +5

      Di korea selatan orang kaya orang yang tinggal di rumah yg memiiki tanah. Sedangkan orang menengah ke bawah mereka tinggal di apartment. Berbanding terbalik dg di indonesia.

    • @Bimskuuy
      @Bimskuuy Год назад +2

      ​@@Mankdolzyg menengah ke bawah tinggal di rusun

    • @Mankdolz
      @Mankdolz Год назад

      @@Bimskuuy alhamdulillah dulillah masih di rusun. Ada juga yang di bawah jembatan dan emperan toko.

    • @YOUKNOWlMHERE
      @YOUKNOWlMHERE Год назад +1

      ​@@Mankdolziya tinggal di apartment tapi punya tanah dan rumah invvestasi di perumahan dan di desa 😅😅😅

  • @mengalirimenerangi
    @mengalirimenerangi Год назад

    closing yang sangat singkat padat dan jelas ya bung

  • @iwayanbagus2271
    @iwayanbagus2271 Год назад +61

    sulit kyknya untuk terapin pajak progressive ke pemilik rumah. since gw rasa pemerintah sendiri pasti terbantu banyak dengan pembangunan rumah yang terjadi sekarang karena menyerap tenaga kerja yang banyak. belum lagi banyak sepuh2 yg pasti ga setuju dengan itu. But I wish the best for our country, gw sebagai gen z juga lumayan pusing liat harga rumah disini (tangsel)

    • @aegon5451
      @aegon5451 Год назад +1

      Apartemen low rise 3/4 lantai solusinya gan.. rumah tapak harus dikurangi permintaannya agar suplai tanah jadi bnyk dan harga tanah ga naik bnyk

    • @ndharie
      @ndharie Год назад

      ​@@aegon5451sama aja bang, di jabodetabek harga apartemen juga udah gila2an. yg tipe studio aja udah di atas 500 jt bahkan ada yg di atas 1 M

    • @aegon5451
      @aegon5451 Год назад +4

      @@ndharie kalo developer yg jual ya mahal bang. Mereka cari cuan 100 % dari biaya tanah dan bangunan .. coba kalo kita beli tanah sendiri dan bangun sendiri harganya bisa murah .. anggep aja 5 jt / m2 kalo 50 m2 biayanya 250 jt doang.. itu pun sudah speck mewah

    • @darmawan7010
      @darmawan7010 Год назад

      @@aegon5451 spek mewah itu 15 jutaan , 3 sd 5 jta itu standart , apalagi kalo cor dak lantai 2 standart 5 jta an

    • @aegon5451
      @aegon5451 Год назад +1

      @@darmawan7010 iya gan hahha intinya solusinya cman bgitu rumah untuk anak muda karywan juga .. 10 tahun lagi ga bakal kebelintanah lagi karna makin bnyk anak muda yg lulus kuliah dan butuh rumah

  • @auonya5x
    @auonya5x Год назад

    Terima kasih bang.
    Aman, ku mengerti esensi video ini dan jelas bermanfaat, paling tidak untuk aku.
    Soal iklan? Aman. Kalo nonton abg sejak menjadi murni warga sipil (ex) abg juga perna buat pernyataan akan hal itu.
    Sorry uda lama ga ikutin konten abg.
    Oke balik ke materi kali ini, yapp..
    Tentu soal properti ini cukup serius jika di bahas, baik dari perencanaan, kenyataan, dan konsekuensi akan kepemilikan.
    Yaa kita harap pemerintah mulai membahas akan hal ini, dan untuk sejauh ini aku pikir... Ada beberapa program yang udah membantu.
    Waalaauu.. Aku ga menjalaninya, sebab emg masi pengangguran yang mana untuk hidup mendapatkan pekerjaan stabil dan mengembani tanggung jawab terhadap orang tua saja adalah impian utama saat ini.
    Yang jelas..
    Semangat untuk kawan kawan pejuang rumah.
    Jangan takut akan kenyataan sekarang, masi banyak jalan yang bisa dilewati untuk kepemilikan rumah. Mungkin ga sesuai seperti yang kalian harapkan, setidaknya kemampuan kalian bisa mewujudkan impian kepemilikan.
    Terus jaga keuangan baik dari investasi, menjaga pengeluaran pemasukan, dll.
    Cheer up🙌

  • @dikaran99
    @dikaran99 Год назад +3

    Unpopular opinion:
    Terutama utk wilayah jkt yg kecil, seharusnya rencana pembangunannya adalah pembangunan vertikal (rusun), bukan rumah tapak. Benchmark nya cb saja ke Singapura dmna dg wilayah yg lbh kecil tpi tata kota nya sangat rapi

    • @MahdhiMuhammad
      @MahdhiMuhammad Год назад +1

      Ya sekarang makanya di jakarta banyak apartemen kan. Tanah kosong berubah jadi apartemen sama kos kosan.

    • @dikaran99
      @dikaran99 Год назад

      Tpi msh ttp lbh bnyk rumah tapak bro, disinlah hrsnya peran pemerintah @@MahdhiMuhammad

  • @rzq2102
    @rzq2102 Год назад

    Hanya sedikit opini tanpa riset…
    Konsep pemerataan infrastruktur sepertinya masih perlu dikaji lebih lanjut, karena selain kontur pulau2 yang sangat berbeda (contoh: sumatera - berbukit, kalimantan - lahan gambut, dll) masih ada batasan budaya… kebhinekaan katanya adalah salah satu kekuatan bangsa kita, tapi menurut saya, kebhinekaan jg bisa menjadi salah satu kelemahan… “tanah adat” atau “budaya” tertentu, terkadang sangat menghambat perkembangsn infrastruktur…
    Hambatan lainnya adalah pembagian wewenang pemerintah pusat dan daerah… berapa banyak pemerintah daerah yang bisa hidup mandiri dan tidak bergantung pada pemerintah pusat?
    Sangat setuju dengan konsep pemerataan opportunity, biar semua orang tidak perlu berpikiran untuk pindah ke ibukota agar sukses… beberapa pembangunan terkait pemerataan opportunity sepertinya sudah mulai dijalankan, seperti satu harga BBM
    Terkait pajak progresif, sangat menarik, tapi siapa yang bisa mengontrol? Karena terkadang orang kaya yang mampu, akan memiliki properti dimana2… jakarta, jawa barat, medan, surabaya, etc…
    Memang perlu ada regulasi terkait itu semua….
    Kalau boleh memberikan tambahan solusi: perlu ada regulasi yg melarang “hari senin harga naik” karena itu membuat yg mampu akan berlomba2 segera membeli dan terjadi prinsip ekonomi, harga naik karena demand naik…. sedangkan yg tidak mampu, ketika sudah punya dana,ternyata sudah “hari senin” jadi harganya sudah naik lagi.

  • @merdiemahendra2573
    @merdiemahendra2573 Год назад +5

    Capres gak ada yang ngomongin ini, padahal pemilih terbesar mereka itu Gen Z. Pajak progresif buat tanah/bangunan nganggur itu penting banget, agar bisa membuka lapangan pekerjaan dan bisa buat koreksi harga properti.

    • @ayupinatih8894
      @ayupinatih8894 Год назад

      Nahh iyaa, saya juna berpikir yg sama. Lagi nunggu capres yg berani ngangkat ini jadi visi misi🤣

  • @ndharie
    @ndharie Год назад +2

    Jaman dulu ortu2 kita belinya tanah kapling, Bang. Lalu mereka bangun bertahap sebagai rumah tumbuh. Sekarang tanah2 udah diborong developer semua. Trus kita yg disuruh beli rumah dengan cara ngutang ke bank dengan bunga tinggi. Floating pula. Jadi kalo dihitung2 saat lunas 15 th kemudian, harga rumah yg kita cicil ternyata 2-3x lipat dari harga cash.

  • @nyunyutharto1086
    @nyunyutharto1086 Год назад +3

    Benarlah itu kompleks dan harus terintegrasi, hingga berpikirnya bisa jauh kedepan. Dulu saya penjual tanah yang di kaplingkan dan perumahannya. Milik sendiri maupun bantu bantu pemerintah, kalau nggak karena masalah kredut macet yang harus segera di cairkan ogah saya bantu periba. Maklumlah setelah tahun2 reformasi banyak kredit yang macet itu katanya bikin susah perbankan kita, akhirnya ikutan menyelesaikan berbagai proyek hingga aset untung, dulunya ya termasuk buble ekonomi.
    Jaminan para orang kaya itukan sering nya di ACC adalah barang kelas teri di hargai kerapu. Lalu menyatakan diri bangkrup dan disetujui pengadilan menyita teri itu. Ya kita kebagian tukang menjadikan kerapu tuh barang. Di rektur BI nya jadi naik pangkat ke propinsi setelah sukses mengurangi hampir jadi tak sampai sepuluh % sisa kredit macet tuh.
    Sekarang ogaaaah .... mereka harus berubah dalam mengucurkannya.
    Adakah yang bisa kita buat untuk hal ini menyediakannya tetapi bukan buble ? ..
    .............
    ......
    .....
    ...
    .. ada ..
    Tapi jangan cuma melempar apa yang dibahas tapi imutan mikir yuk ...

  • @lebihkerendariTomCruise
    @lebihkerendariTomCruise Год назад

    bisa beli rumah tuh bisa. di sesuin budgetnya bisa beli tanah dulu klau mepet bisa di rada pinggir kota kagak usah gengsi.. sesuain aja sama kemampuan.. dri tanah nabung dulu dalam 10thn bisa lah bangun rumah tuh punya rumah. klau ngomngin perum yg high end ya beda, semangat bre semua butuh proses

  • @songantv961
    @songantv961 Год назад +12

    Menurut saya bukan masalah Gen Z, dari dulu juga sudah susah beli rumah bagi rata2 anak muda yang baru kerja 1-3 tahun..

    • @Monaaa_04
      @Monaaa_04 Год назад +1

      Apalagi status cuman kontrak 🗿

    • @leonsaladinkenaz7592
      @leonsaladinkenaz7592 Год назад +3

      Sampe sekarang masih banyak kok milenial dan boomer yang ga sanggup beli rumah. Kalau gen z belum bisa beli ya wajar2 aja karena masih umur muda :D

    • @kolakkisikhobbies204
      @kolakkisikhobbies204 Год назад

      Bener bang. gw mantan agen Credit Card. Mayoritas pengguna yg kredit macet tuh orang2 berusia 24 tahun k bawah yg baru2 masuk dunia kerja. Mungkin karena baru pny penghasilan sendiri jd smua ny pengen d beli

  • @putranegara5343
    @putranegara5343 Год назад +1

    Selain kesenjangan sosial yang tinggi , pendapatan finansial masyarakat tidak dapat menyeimbangi tingkat inflasi, hal ini benar benar sangat sulit untuk memiliki rumah apalagi dari kalangan menengah ke bawah

  • @dvdsap
    @dvdsap Год назад +7

    Nimbun rumah gak beda jauh sama nimbun beras, keduanya adalah kebutuhan pokok

  • @willylazuardi8828
    @willylazuardi8828 Год назад +1

    Menurut gw skala prioritas juga sih. Hobi anak jaman now itu gk murah (gadget, konser, traveling).
    Kalau memang mau prioritaskan kebutuhan sandang, pangan, papan dulu gw rasa bisa sih harusnya. Tapi masalahnya banyak dari kita yang gak berpikir sejauh itu, punya rumah itu prioritas kesekian. Kalau nunggu pemerintah bertindak bikin regulasi, mungkin baru akan kelar 10 tahun lagi :)

  • @alveethree
    @alveethree Год назад +3

    Kebanyakan Gen Z kalah sebelum bisa menyicil karena BI checking rusak parah gara2 kombinasi pinjol dan judi online diusia masih muda... Collect 2 aja udah ditolak bank apalagi lebih dari itu..😅

  • @jonitralala2783
    @jonitralala2783 Год назад

    Sebenernya jaman pandemi kmrn "bless in disguise" buat orang yg mau punya tempat tinggal. Harga rumah ke diskon parah, KPR jg rate nya lg rendah2nya, DP jg murah bgt bahkan ada yg sampe ditanggung sama developer.
    Kalo sekarang baru nyari pas ekonomi udah rebound, udah melejit lg harganya

  • @ilhamsuhendi90
    @ilhamsuhendi90 Год назад +9

    Kurang menjelaskan pakai data angka nya.
    1. Rasio harga rumah terhadap income gen boomer vs gen Z
    2. Skrg banyak orang mau jual rumah, tapi susah laku. Bukan supply demand. Tapi ya harga to income ratio nya yg terlalu tinggi.

    • @danielsonjaya9430
      @danielsonjaya9430 Год назад

      Yah masalahnya karena hrg pasar di daerah tsb udh kelampau mahal ya bg. Di kota gw jg kejadian yg sama terjadi. NJOP tanahnya aja udh 20jt++/m2 masa org yg jual dibawah NJOP kan ga mungkin

    • @si-level
      @si-level Год назад

      real inflasi nya 15% sedangkan UMR naik 5% per tahun aja masih di nego

    • @danielsonjaya9430
      @danielsonjaya9430 Год назад

      @@si-level tp asli bg sbnrnya bukan dr staff aja sih. Gw sbg pedagang kecil kaya warung aja untung skr berat bgt bg. Mau untung 5% aja susah apalagi 15% bg. Jd kaya ga seimbang gt inflasi sm keuntungan yg didpt

  • @Unk_666
    @Unk_666 Год назад +1

    Inti utamanya itu kalo kerja enak, gaji gede yg cukup disisihkan buat nyicil beli rumah, dan orangnya mau nabung/nyicil beli rumah dah kelarrr, mau teori jungkir balik kyk gimanapun kalo duitnya ga ada ga cukup buat nyicil ya tetep ga bisa kebeli

  • @ozanmaloozan5393
    @ozanmaloozan5393 Год назад +6

    Akan sulit menerapkan pajak progresif untuk tanah, skrg aja pada jarang bayar PBB, bayar PBB nya ntar pas mau dijual karena ada validasi pembayaran PBB. Kalo mau harus ada sanksi bagi yg gak bayar pajak, misalnya kalo 2 tahun gak bayar ya gak bisa dapat layanan pemerintah (BPJS, KTP, SIM, STNK dll) makanya data kependudukan harus integrasi dalam 1 big data.

    • @alielkairo3981
      @alielkairo3981 Год назад

      kan orang beli rumah transaksi ratusan juta pakai bank, kalau data dibank dengan data NPWP mereka statusnya rumah mereka yang kedua ketiga, langsung otomatis dikenakan pajak progresif diawal...pajak 70% kalau perlu..pembeli wajib mentranfer ke Dinas pajak ,sebagai bukti dokumen untuk melakukan pelunasan pembelian rumah mereka

  • @gilangramadhan9309
    @gilangramadhan9309 Год назад

    BTW gw punya perspektif alternatif soal ini. sebetulnya poblem naiknya harga rumah itu kompleks dan berbanding lurus dengan jumlah ketersediaan lahan, regulasi hingga kultur budaya masyarakat itu sendiri. 1) kita menyamakan konteks “rumah” dan “tanah” itu sebagai barang privat, sehingga persoalannya itu soal ekonomi (supply-demand); 2) implikasi dari poin pertama, itu kasih dampak bahwa sekarang gak ada orang yang bisa kontrol harga tanah dengan asumsi demografi dll. Padahal di sisi lain, ada proses ekonomi-politik di sini di mana kontrol terhadap harga tanah dan rumah itu diatur seenak jidat dengan mekanisme” kavling dll; dan 3) bayangan orang Indonesia soal rumah itu sempit, sering kali hanya merujuk pada konsep rumah tanam. Padahal di sisi lain, banyak model” hunian alternatif lain kaya apartemen, sharing room, Rusun kaya kampung Aquarium dll.
    So kesimpulannya, selain kebijakan terkait perumahan yang harus diubah, paradigma terkait sistem pengelolaan tanah itu juga harus diubah, yakni dengan melihatnya sebagai milik publik, atau at least, bisa digunakan orang banyak dalam bentuk-bentuk hunian tertentu. Sehingga selain pemanfaatannya maksimal, aksesnya juga jauh lebih mudah.
    BTW untuk om Ferry, ini diskusi aja sih, sebetulnya model pajak progresif untuk rumah jika diterapkan di indonesia mesti gk kompatibel. karena pada dasarnya, kultur sosio-ekonomi di sini beda ketimbang di barat. Menurutku, even kalo rumah yang tidak dihuni itu dikasih pajak progresif, tetapi pasti implikasi efektivitasnya bakalan rendah. Kenapa? Karena mesti pajak yang dikenakan kepada pemilik rumah itu tinggi, tapi nilainya itu tetep gk sebanding dengan rasio kenaikan harga rumah pertahun itu sendiri. Hehe just my opinion, CMIIW 😊

  • @schmooplesthesecond5997
    @schmooplesthesecond5997 Год назад +3

    1% orang indonesia menguasai 46% kekayaan Indonesia. Dan ini belum menghitung kekayaan Indonesia yang dikuasai korporasi asing. "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" 😂😂😂

  • @zamroji827
    @zamroji827 Год назад +1

    Ingat kata Alm. Bapak waktu ada niat mau beli tanah, minta pendapat dengan beliau katanya gak ada ruginya klo beli tanah karena tanah gak bertambah sedangkan manusia terus bertambah

  • @tommydharmawan2095
    @tommydharmawan2095 Год назад +3

    jangankan memiliki rumah bang lulusan baru universitas/sma/smk ajah timpang sama ketersediaan lapangan kerja yang ada.
    caknun pernah bilang bgini "anak muda yang bermental wiraswastalah yang berdiri tegak saat ini". menarik bgt statementnya caknun. apakah benar bang anak muda skrg harus bermental wiraswasta?

  • @zetmeng_19
    @zetmeng_19 Год назад +2

    Bang. Coba bikin konten tentang petani dan tanah dong. Soalnyaa menurut saya sendiri. Petani sekarang (kelas menengah kebawah) itu uda susah untuk beli tanah buat kegiatan pertanian itu sendiri. Karena harga tanah juga makin ga masuk akal.
    Kayak gini peribahasanya
    Pendapatan petani tu ga seberapa. Sedangkan untuk kelas lain yang buat properti dll itu pendapatannya beda jauh.
    Maaf ya kata katanya agak bingung
    Tapi mungkin konten dengan tema tersebut bisa bermanfaat untuk khalayak umum bang. Makasi🙏

  • @luluskuy
    @luluskuy Год назад +7

    Gen Z dijaman sekarang bener bener gk boleh bahagia dari uang yg mereka hasilkan 😔. Semua harus disisihkan untuk beli rumah yg harganya udah kadung dikatrol generasi sebelumnya.

    • @darmawan7010
      @darmawan7010 Год назад +2

      wtf , merasa manusia paling susah di bumi kah ?
      woy , melenial aja DP rumah 3 sd 5 tahun setelah kerja , bukan ujuk ujuk dapat rumah

    • @stan-uu1qy
      @stan-uu1qy Год назад

      ​@@darmawan7010bacod babi, komentar ga jelas terus di komentar orang lain. Orang gblk bukannya support regulasi yang bagus untuk generasi kedepan malah kontra

    • @ekonoviariadi1725
      @ekonoviariadi1725 6 месяцев назад

      Solusinya sangat mudah sekali, Jangan mau kalah sama generasi sebelumnya, ikutan borong properti biar bisa katrol harga juga....
      Beres kan?

  • @albertusbudi3686
    @albertusbudi3686 Год назад

    Sangat setuju mas ferry... tanah adalah pemberian tuhan.. tidak seharusnya utk dimiliki.. klo bangunannya gpp lah.. tp bkn tanahnya... indonesia sgt luas.. tp napa penduduknya bnyk yg ga punya rumah... krn 1 org kaya bisa menguasai tanah yg sangat luas..
    Solusinya yg plg utama.. stop shm... tanah yg dah shm klo dijual belikan lgs jdi shgb..
    Setiap org berhak punya tanah dan 1 rmh.. pbb nya rendah utk ukuran tertentu.. utk ukuran yg luas.. pbb nya meningkat..
    Org bole mempunyai tanah dan rumah lebi dri 1.. tp hrs segera dibersayakan gunakan.. jdi ga bisa tanah luas.. kosong ditimbun supaya hrgnya naik.. mereka yg punya tanah luas.. hrs segera buat usaha.. nah usahanya itulah yg dikenakan pajak... klo ga segera dibuat usaha... dikenakan pajak yg progresif.. sampai shgbnya habis.. ga bole perpanjang lagi..
    Jdi tanah luas di indonesia itu ada valuenya.. ga kyk skrg dibiarkan terus sampe habis... klo stok tanah habis.. ya lama2 pasti naik harganya.. pdhal tanah lho pemberian tuhan.. klo bangunannnya dijual belikan mase ok lah... soalnya bangunan khan buatan manusia.....

  • @freyjafolkvangr
    @freyjafolkvangr Год назад +4

    6:30 bisa jadi pemerintahnya itu sendiri sebagai salah satu pelaku yg memiliki rumah banyak, yang membuat pajak progresif ini malah jadi pengurang cuan mereka sehingga tidak diaplikasikan😂

    • @TheWijasmara
      @TheWijasmara Год назад

      Ini sih. Pejabat provinsi di sini aja ada yang diduga punya 50-60 rumah wkwkwkwk

  • @englishvit
    @englishvit Год назад

    Skill apalagi yang harus aku tingkatkan agar bisa membeli rumah 😌😌

  • @TheWijasmara
    @TheWijasmara Год назад +5

    Selama pihak regulator masih memikirkan perut sendiri alih-alih memberikan pelayanan maksimal untuk rakyat, kaum menengah ke bawah bakalan terus dipaksa untuk survive dengan tingkat kesulitan lebih tinggi dari seharusnya.

    • @Monaaa_04
      @Monaaa_04 Год назад

      ​@@user-mf9hk5ns3bapalagi status kita kerja cuman kontrak

    • @darmawan7010
      @darmawan7010 Год назад

      tinggal beli rumah subsidi
      gausa lebay lah

  • @faisalfurqonsianipar
    @faisalfurqonsianipar Год назад

    Gambarnya keren-keren euy, videography apik. Mantap

  • @dimasfariznugroho583
    @dimasfariznugroho583 Год назад +3

    next bahas perbedaan bunga KPR di Indonesia dibanding di negara maju dong bang :D

  • @ardastories2925
    @ardastories2925 Год назад +1

    Bang,ada 1 yg belum kebahas tentang properti ini,yaitu pajak2 pelaku bisnis properti.pajaknya banyak banget dari beli tanah,bangun perumahan,perijinan,pajak jual rumah,ppn.kl pajak2 ini bisa dikurangi,harga jual properti bisa lebih murah,dan lebih terjangkau

  • @vert1811
    @vert1811 Год назад +5

    pajak progresif sebenernya bagus banget, tapi jujur aja sampe saat ini masih skeptis sama aturan di indo, tau sendiri celahnya kaya apa aturan di negeri kita 😂
    selalu ada oknum yang bisa kongkalikong

    • @lqfr8813
      @lqfr8813 Год назад +1

      tinggal suruh orang tinggalin rumah beres itu pajak progresif ilang 😂

  • @randomabiez6738
    @randomabiez6738 Год назад +2

    Tahun 2012 waktu awal kuliah temen-temen perantauan yang orang tuanya tergolong “Berada” kebanyakan memfasilitasi tempat tinggal anaknya dengan cara membelikan rumah. Pernah sempet tanya sama salah satu temen dulu bokapnya beli harga 450jt an dan waktu kelulusan tahun 2016 an karena dah gak di pake terus dijual dan laku 1,3M an, itupun katanya jual harga BU 😅 btw ane orang jogja, lokasi rumah temen ane sekitar pogung belakang asrama haji.

  • @agunglananggarage
    @agunglananggarage Год назад +7

    bang ferry tolong bahas soal kebijakan UMK bang,semakin tinggi UMK bukannya bakal jadi beban perusahaan dan akhirnya kita kita juga kan yang kena karna jelas daya serap perusahaan untuk pegawai akan berkurang karna beban untuk gaji karyawan tinggi bang,kaya serba salah gak sih bang??

    • @rifki460
      @rifki460 11 месяцев назад

      Yuk bahas bang

  • @achmadfatoni5909
    @achmadfatoni5909 Год назад

    Saya dari Surabaya, beli di Gresik perbatasan Surabaya. Klo naik sepeda motor ke Surabaya cuma 5 menit. Klo ke Surabaya Pusat lewat jalan Tol ngak sampai 30 menit.
    Ini saya sharing agar dapat properti murah, bahkan Gratis. Cari properti di kabupaten yang dekat kota metropolitan, seperti klo di Surabaya, cari di Gresik. Tawarin keluarga, kerabat dan teman yg belum punya rumah untuk patungan bersama beli lahan , lalu dikavling sesuai jumlah yg patungan, beli bahan bangunan nya juga langsung banyak ke Produsen, sistem juga patungan, dan dibagi sesuai modal. Lalu bangun cari tukang profesional 2-4 orang, kulinya seluruh anggota yg patungan. Lakukan sampai jadi semua.
    Klo yg kordinator biayanya dapat Gratis. Inilah yg disebut program manajemen properti. Dijamin lebih murah dari manapun.
    cukup 15-20 orang sudah bisa diterapkan.

  • @microzal
    @microzal Год назад +3

    Dalam kasus ini, apa solusi yg bisa dilakukan oleh kita sebagai rakyat tanpa harus ketergantungan dengan pemerintah dan kebijakannya?
    Dalam arti selain kita hanya bisa menanti dan menyampaikan aspirasi 'apa yg harus dilakukan oleh pemerintah'

  • @ageraldo1214
    @ageraldo1214 Год назад +2

    Tapi bang kalau kita lihat kenyataan bahkan dikanada pun terutama dikota kota utamanya seperti ditoronto atau Vancouver dan kota2 sekitar itu, harga properti meroket.. kalo kita lihat harganya, rumah simple murah diujung kota atau apartemen kecil.. itu minimal 500k CAD.. dan ini pun berimbas pada kontrak/rental yg harganya tinggi juga 2000 - 2500 CAD/bulan rata2. menurut saya, solusi yg diucapkan bang Ferry belum cukup karena solusi regulasi seperti yg dicontohkan bang Ferry ini hanya upaya kecil untuk meminimalisir kepemilikan dan model bisnis melalui kepemilikan personal itu hanya salah satu bentuk saja.. dan buktinya masyarakat kanada pun masih sulit untuk mendapatkan rumah katakanlah patokannya berdasarkan gaji rata2 dikanada(walaupun gak separah di indo karena dalam 1 tahun pun kalau dikanada pake gaji rata2, kalo gajinya ditabung semua dan gak jajan sama sekali DPnya sudah tertutup oleh pendapatan setahun..)
    Saya setuju dengan ide adanya lebih banyak subsidi.. tapi saya punya sedikit perasaan janggal atas masalah tanah pemerintah dijadikan perumahan, walaupun ini bisa jadi salah satu solusi(istilahnya daripada gak ada lagi).. karena, sertifikat yang akan dikeluarkan nanti bukan berbentuk SHM pada saat berbicara tanah pemerintah.. menurut saya, masyarakat akan berpikir dua kali dikarenakan realita atas hak pemerintah terhadap tanah tsb.. kecuali pemerintah mau merubah tanah2 tersebut jadi SHM..
    Menurut saya, salah satu solusi yg mungkin bisa jadi tambahan, pemerintah ada baiknya untuk melakukan program untuk memajukan ekonomi di area kurang terpopulasi dengan memfasilitasi akses dan keberagaman fitur di area yang kurang terpopulasi(contoh : memudahkan melakukan usaha di area kurang terpopulasi) sehingga orang terdorong untuk pindah dan demand akan naik di area ini.. maka, supply dan demand berdasarkan geografis lebih merata.. yang dimana pemerataan ini diprediksikan bisa menurunkan harga dikota kota besar..

  • @Theo-ci2ue
    @Theo-ci2ue Год назад +5

    Halo bang ferry, apakah kira kira "Tokyo Housing Strategy" dan cara pemerintah jepang membuat regulasi soal hunian bisa ngasih solusi untuk masalah hunian di indonesia?

  • @andrewfebriyanto3936
    @andrewfebriyanto3936 Год назад +1

    Hal yang pernah gw tanyakan dalam benak waktu itu adalah.
    Jaman Orang tua saya dulu,yang kerja cuma bapak saja yg kerja sedangkan mama sekedar ibu rumah tangga, alhamduillah bisa beli rumah.
    Kemarin2 kakak saya yg generasi milennial Suami&Istri bekerja alhamdulillah bisa beli rumah walaupun kredit KPR.
    Gw yg Gen Z jadi ikutan was-was dan bertanya2 apakah kelak aku menikah dan istri harus bekerja berapa puluh tahun agar bisa melunasi kredit KPR seandainya gw berencana kredit rumah?.
    Hal yang gw lebih takutkan adalah bagaimana nasib generasi selanjutnya apakah sangat mustahil membeli rumah?.
    Finally pertanyaan2 dan kegilisahaan yg ada dalam benak gw waktu itu akhirnya terjawab dikonten ini.

  • @imnewbie_
    @imnewbie_ Год назад +5

    wahay gen z jangan kalian berputus asa apalagi nyerah.
    ingat, mungkin tidak semua orang punya uang tapi semua orang punya rezeki
    Btw videonya ke Cut apa gimana itu bang kok kaya belum selesai

  • @Perdananasution
    @Perdananasution Год назад +1

    Seperti biasa bang ferry, out of the box bang, berkarya terus bang 🔥

  • @farela748
    @farela748 Год назад +3

    Bang kenapa UMR di setiap kota itu berbeda-beda, dan memiliki kesenjangan yg lumayan

    • @siputcorporate7693
      @siputcorporate7693 Год назад

      UMP acuannya (kalo saya gak salah) itu dari KHL atau Kebutuhan Hidup Layak, setiap provinsi dan kabupaten pasti akan berbeda, satu contoh standar kebutuhan hidup di jakarta dibandingkan kebutuhan hidup di bengkulu range-nya sampai 50%.
      Termasuk harga property, jika di kota Jkt rumah dengan luas 36 m² misalkan harganya 1,5 Milyar, di kota Bkl bisa jadi hanya 250-300 juta saja.

  • @rk.kuswara3579
    @rk.kuswara3579 Год назад +1

    Di daerahku aja rumah paling murah setauku 150jt sedangkan gaji umr 2,1jt bayangin berapa tahun bisa dapet rumah dengan nabung tanpa jajan! Semisal paling ngirit 1jt buat makan dll buat sebulan dan nabung 1jt sebulan, apa ga keburu mati duluan sebelum uangnya kekumpul buat beli rumah, tapi untungnya orang tua ku ninggalin warisan rumah jadi ga terlalu bingung buat beli rumah lagi dan tinggal ngerawat aja.

  • @bocchi.1
    @bocchi.1 Год назад +3

    Bang apa jadinya kalau setengah Pulau Jawa Bengkulu masih dikuasai Inggris sampai perang dunia 2 berakhir Apakah wilayah jajan Inggris yang ada di pulau Jawa Jalan Bengkulu menjadi wilayah Malaysia atau negara sendiri dan wilayah jajan Belanda tetap menjadi wilayah Indonesia kalau terjadi alam semesta parale

  • @Logika_hidup
    @Logika_hidup Год назад +2

    Saya di Jogja.. sy pikir satu cara biar bs buat rumah.. yaitu beli tanah di gunungkidul .20jt 500mtr persegi.. yg biasanya sdh ada pohon2 jati.. sembari menabung..Lima tahun. Jati2 itu sdh bs dijadikan material rumah..lainnya dari tabungan..jd ndak mahal..Dan tanahnya melimpah... RUMAH TIDAK HARUS DI TENGAH KOTA...

    • @pcasting5964
      @pcasting5964 Год назад +1

      Di Indonesia di pelosok desa yg masih ada kehidupan kadangpun sdh di beli pengembang ntah udh sejak kapan dan ntah bgmn caranya..kecuali benar2 di daerah yg masih hutan belantara

    • @Logika_hidup
      @Logika_hidup Год назад

      @@pcasting5964 betul..tp masih banyak yg kosong disini.. krna berbagai hal dan sebab..

  • @alamwahyu4554
    @alamwahyu4554 Год назад +4

    Bang konten Lu ttg krisis air Gaza lu hapus apa kena takedown?

  • @danuegamuhammad6865
    @danuegamuhammad6865 Год назад

    Pemerintah harusnya lebih aktif bikin public housing yang layak, dan dekat pusat kegiatan. Rumah2 subsidi kebanyakan ga layak, dan jauuuuuuuuuuuuuuh bgt bgt bgt bgt bgt

  • @miftarisq2068
    @miftarisq2068 Год назад +5

    Gen z ga bisa beli rumah? Milenial/gen x kalo miskin juga ga bisa beli rumah 🤣

  • @dimasjayawijaya
    @dimasjayawijaya Год назад

    yang paling dekat yang pemerintah lakuin adalah supsidi kpr rumah murah, tapi sejujurnya lagi lagi ujungnya fakta dilapangan terlalu banyak pengurangan kualitas pemilihan lahan yang tidak layak dijadikan rumah seperti rawa2 drainase yang tidak jelas, yah pada akhirnya hanya kata "syukur punya rumah" gak dipikirin airnya gak bisa di pakai, gak dipikirin kalau hujan ya banjir.

  • @LoremIpsum_LI
    @LoremIpsum_LI Год назад +3

    Itulah sebabnya pindah ibu kota sangat ditentang oleh para pengusaha / penumpuk rumah. 😂

  • @MANTAZA01
    @MANTAZA01 Год назад

    akhirnya RUclipsr yg dinantikan videonya upload juga. Sehat terus bang fer.

  • @itskuntho1391
    @itskuntho1391 Год назад +3

    SIAPA YANG SETUJU ADA KEBIJAKAN YG MENGATUR HARGA ECERAN TERTINGGI UNTUK RUMAH DAN TANAH :D

    • @aegon5451
      @aegon5451 Год назад +1

      Ga bisa gan.. solusinya cman harus harus bangun apartemen 3/4 lantai menggantikan rumah tapak

    • @fajaradi1223
      @fajaradi1223 Год назад

      ​@@aegon5451
      Apartemen masih bisa ditimbun bro. Masalah ini butuh setidaknya 47 solusi, dijalankan secara serentak bersamaan. Bukan cuma satu atau dua tiga solusi saja.

  • @meltroses9615
    @meltroses9615 Год назад

    Bener banget mas ferry, cuman problem nya adalah tirani dan mafia yg diatas, kayak kanker yg udah kena organ vital, diangkat gaada yg support negara dibiarin makin menjadi jadi.
    Soalnya kupikir udah banyak deh org yg berpikiran kayak mas ferry dari generasi ke generasi cuman kenapa seakan akan tidak pernah terwujud si pembaharuan kebijakan tentang tanah/rumah ini.
    Request bahas soal memilih capres yg bijak dong mas ferry soalnya kayak nya crucial banget buat indonesia mencapai masa keemasan nya, butuh presiden yg berani meng cut off patron/sponsor negara yang sebenernya controlling atau merugikan rakyat , JANGAN SAMPAI NEGARA BERBISNIS DENGAN RAKYAT NYA SENDIRI

  • @sansekertasuper1211
    @sansekertasuper1211 Год назад +3

    Makanya IKN harus dilanjutkan. Banyak nanti yg transmigrasi ke Kalimantan. Klo ada yg nolak IKN itu GUOBLOKKKK.

  • @zahranafisa8757
    @zahranafisa8757 Год назад +2

    Gw sempet nonton video ttg harga rumah di US vs di Swiss. Harga rumah sama² mahal tp ada 1 solusi di Swiss dimana ada jaminan dr pemerintah dimana penyewa rumah ga bisa seenaknya dinaikin sm landlord alias pemilik rumah. Dan penyewa (dimana harga rumah di swiss udh ga bisa kekontrol) dapet jaminan mrk ga akan di beri harga sewa yg seenaknya sm pemilik.
    Di sisi lain, di Singapura rumah kan punya pemerintah ya, dimana beli rumah cm boleh punya sampe umur 99 tahun, lebih dr itu balik ke pemerintah. Dan ga ada rumah yg dijual ke orang² lajang. Jd housing crisis bisa terkendali.
    Kalo aja Indonesia udh berani ngelakuin kebijakan progresif, pasti harga akan terkendali. Lahan ga cm dijual ke developer terkenal aja 😢. Krn kalo ga ada perubahan, bisa ngeri dampak kedepannya 🌚

    • @lqfr8813
      @lqfr8813 Год назад

      masalahnya klo ketentuan pajak progresif nya cuma kalo kosong, orang gampang akalin, tinggal suruh orang tinggalin itu rumah siapa mau sewa murah2. ilang pajak nya, uang dapet, klo udah ada yg mau beli atau sewa di harga tinggi orang yg tinggal situ tinggal dikasih tau rumahnya mau dipake

    • @zahranafisa8757
      @zahranafisa8757 Год назад

      @@lqfr8813 pajak progresif ga cm buat rumah yg kosong bang. Buat rumah dihuni pun bisa