1. Mesinnya cuma dinamo 2. Baterai yang menampung energi akhir listrik beresiko besar jika konslet 3. Charging lama 4. Harga yang seharusnya murah karena mesin hanya dinamo dan pakai baterai tapi dijual mahal, lebih baik beli mesin mekanik dengan BBM yang beneran "mesin" dan awet dipakai jangka panjang.
Meski punya mobil banyak, Tapi kan 1 orang gak mengemudi banyak mobil sekaligus. Jadi jumlah mobil d jalanan gak ada bedanya. Hanya saja yg listrik itu asapnya gak disebar di jalanan, tapi keluar dari cerobong asap powerplant. Itu yang katanya ramah lingkungan padahal gak ada bedanya kalo di indo listrik masih pake bara.
@@meppohelm ya.., walau pun kt anda, meskipun punya mobil banyak tp orgnya cma bisa pakai 1 mobil saja. ya.., benar sih. klo yg punya mobil punya garasi untuk menaruh mobilnya sih gk masalah. masalahnya kn, bnyk jg org yg beli mobil tp gk mikirin dimana taruh mobilnya, ujung2nya parkirin mobilnya di dpn rumahnya sndiri atau bahkan parkir mobilnya sembarangan di dpn rumah atau lahan milik org lain, tanpa ijin terlebih dahulu, dan dgn rentang waktu yg cukup lama. terlebih apabila parkir kendaraannya tdk benar, yg bisa menghalangi aktivitas org lain yg lewat, yg bisa bikin org lain emosi, dan berujung adu mulut atau bahkan adu jotos. nah, klo semua org punya sifat gk peduli ky gtu. ya.., otomatis bikin macet jalan umum sih. jd, ya.. memang benar, semakin bnyk kendaraan yg terjual, maka jalanan akan semakin macet, terlebih klo pengendaranya pd gk peduli sm aturan rambu lalu lintas, dan bnyknya oknum pak ogah yg ngatur lalu lintasnya gk benar (sekedar untk cari uang), bukan untuk melancarkan arus lalu lintas. sehinggga, harusnya dgn adanya pak ogah bisa ngurangi macet, malah bikin tambah macet. ya kn? CMIIW.
@@eskeith3565 yup, betul. Mobil listrik hanya memindahkan polusinya aja, kecuali kalo digunain di negeri yang listriknya pake turbin air atau kincir angin dan udah mampu me-recycle limbah baterainya.
@@Selselvicivici ya ada benernya juga. Emang kebanyakan rumah-rumah minim lahan parkir, orang beli mobil dan diparkir di jalanan. Tapi itu terjadi karena tidak adanya petugas yang bertindak tegas menertibkan hal yang seperti ini, mengakibatkan semakin banyaknya orang yang semakin tidak memperdulikan kebutuhan lahan parkir dan membeli mobil karena diparkiran di jalan juga boleh, buat apa membangun tempat parkir menurut mereka. Dan itu kembali lagi karena pak ogah😅
Pemerintah ga serius menggarap mobil ev. Di luar sana mobil ev tanpa tax, disini masih kena tax. Wuling ev disini dijual $20rb, di thailand cuma $12rb... Padahal bikinnya di cikarang
@@cibicibi7822 seterjangkau ini lho mana ada mobil listrik di dunia ini harga nya bisa 300 jutaan kalau dapat subsidi bisa lebih terjangkau lagi, kalau aku punya budget 50 juta jelas i pilih air ev dong walaupun kredit
Di Indonesia terutama di pedalaman terutama kendaraan Kalimantan.. mau ke kebun yg jauh2 sudah jauh medannya ngeri2 sedap.. tdk sanggup pakai kendaraan listrik
1. Masih sama2 menghasilkan polusi lingkungan, dari yg asal di hilir brpindah ke hulu. Jdi blum bisa dsebut tehnologi yg benar2 bersih sperti yg digembor2kan. 2. Fasilitas belum memadai, kalo pun charge dirumah sendiri, antara listrik rumah yg gak kuat maupun harga unit chargenya yg lumayan mahal. 3. Pemerintah yg suka goreng harga, tak terkecuali harga listrik. Mau pindah ke motor/mobl listrik, takut ke goreng juga harga listrik. 4. Masih belum efisien soal waktu charge. 5. Baterai masih mahal. 6. Harga motor penggeraknya mahal. 7. Harga unitnya rata2 masih di atas motor bensin sekelasnya.
@@auliainsan7418 tapi aktual dilapangan tidak sebagus itu. Bhkan pencemarannya di rasakan langsung masyarakat sekitar, tak perlu yg menunggu puluhan tahun.
1. Setidaknya polusinya jauh lebih rendah daripada mobil bensin, apalagi tidak ada polusi di perkotaan cuma di pltu aja. 2. Fasilitas udah cukup di Jakarta sampai bandung, apalagi ini difungsikan jika ingin mudik/berpergian jauh aja, rata-rata orang indo berkemudi 60-80 km sehari jadi charger di rumah udah cukup. 3. Harga listrik bisa dibuat stabil karena banyak alternative nya beda sama bensin yaa harsu di tambang. 4. Waktu charging relative, apalagi di Indonesia udah ada fast charging yang cukup charging 5 menit aja udah dapet range 150 km lebih. 5. Battery udah di garansi 8 tahun, jadi jangan terlalu khawatir. 6. Motor penggerak nya bertahan jauh lebih lama ketimbang engine internal combustion, kalo ga percaya coba aja mobil bapak ga ganti oli selama 5 tahun, bisa ga? Electric motor bisa loo 😉 7. Udah ada yang murah murah kok sekarang 😅
Fakta unik, mobil2 pertama (setelah mobil bermesin uap) adalah mobil listrik. Tahun 1830an sudah ada, meski tercatat secara komersil th 1890an. Dan waktu itu orang memilih kendaraan bbm karena lebih unggul dari kendaraan listrik. Sampai saat ini pun kendaraan bbm yang mayoritas memenuhi kebutuhan konsumen. Tidak usah diberi insentif2 pun, jika sudah sesuai "keinginan" konsumen, kendaraan listrik pasti akan mendominasi.
@@ariesyuliono9017 lebih mahal baterainya sih, kalau motor listrik relatif sama harganya dengan mesin biasa jika sudah tahap mass product. Saat ini hanya sedikit lebih mahal, tapi jika produksinya sudah semasif motor bakar, harganya bisa turun, bahkan mungkin lebih murah.
Susah om, ngecas lama, klo pake spklu malah kena lebih mahal dari isi bensin. Gak bisa dipakai jarak jauh, dan rata² harga lebih mahal. Org beli mobil listrik rata² buat hobi keren²an, bukan utk kendaraan yg benar² utama. Biaya ganti batre jika sudah rusak bisa seharga mobil bensin. Infrastruktur charger juga minim membuat sulit utk bawa kendaraan jarak jauh.
Peralihan ke kendaraan listrik kayaknya gak bakal semulus yg diperkirakan. Walaupun irit, harganya mahal, pengisian bahan bakarnya ribet kalo habis dijalan dan lama tidak seperti kendaraan yg pakai BBM. Keawetan baterainya juga masih perlu dipertanyakan, karena belum ada batre yg bener² punya kemampuan BH 100%. Tentu kalo dipakai pasti kesehatan batrenya berkurang, dan berdampak pada tenaga yg dihasilkan. Sejauh ini masih enak kendaraan BBM sih, mungkin beda lagi kalo pemilik kendaraan listrik diberikan tunjangan 2-5jt perbulan. Pasti bakal beli dengan semua keribetan yg ada😂 Kita bercermin aja ke penggiat otomotif saja, yg kaya dan ounya mobil listrik. Sehari² mereka juga pake mobil BBM 😂 belum 100% pindah ke mobil listrik.
Di indonesia, infrastruktur untuk kendaraan listrik masih belum memenuhi. Orang indonesia juga masih belum paham tentang kendaraan listrik. Dalam artian cara kerjanya, komponen2 dan yang paling penting cara perawatannya yang efektif. Sehingga strategi yang tepat untuk beralih dari kendaraan berbahan minyak ke Listrik yaitu dengan menggunakan kendaraan hybrid.dengan kendaraan hybrid orang indonesia perlahan - lahan bisa memahami kendaraan listrik tanpa menghilangkan rasa kendaraan BBM. Sehingga tidak excited.
Salah.. justru org Indonesia Paham benar dengan kendaraan Listrik khususnya mobil. Mobil Listrik itu punya masa pakai dengan estimasi 5-7 tahun batre nya pasti drop dsn ganti batre bisa 70% harga baru.. lagian kendaraan listrik adalah teknologi kuno, karna Lokomotif Listrik udah ada dari zaman dulu tahun 1940 an begitu juga kapal selam juga telah ada dari tahun 1940 an maka mobil listrik adalah kemunduran 80 tahun kebelakang
1. Mobil listrik Ngisi listrik nya klo drmh gak ckup daya 1300VA, minimal 7rb VA. 2. Naikin daya nya udh duit lagi 3. Pny motor/mobil itu tujuan nya gak cuma pergi dalam kota, tpi pergi juga luar kota, bw anak, bw keluarga, bw barang2, jd punya 1 mobil ato 1 motor tpi yg bnr2 bisa diandalkan, buat apa banyak2 kendaraan drmh hanya cm bedakan dalam kota luar kota. Ini sy yg tggal d daerah lho. 4. Blm lagi isu2 sprti kl kebakaran, yg konon bkn damkar biasa yg ngatasi Intinya beli kendaraan itu tujuan nya memudahkan, bukan membuat pusing
Mobil listrik blm bisa jadi solusi, bukan karena irit atau 0 polusi, tp krn tidak dibarengi dengan sarana dan prasaranya yg belum tersebar luas, tidak seperti kendaraan BBM yg mana pom bensin sudah tersebar hingga pelosok desa, serta sudah banyak bengkel bengkel juga dikampung kampung
Ada beberapa alasan : 1. Harga mahal 2. Keharusan mengganti baterai setiap beberapa tahun sekali (harganya hampir seharga kendaraannya sendiri) 3. Kondisi iklim tropis indonesia suhunya tinggi. suhu tinggi mempercepat keausan baterai. 4. Polusi dari limbah baterai sangat berbahaya bila sampai ke ekosistem. sedangkan manusia belum punya teknologi yang memadai untuk mendaur ulang dan mengolah limbah2 baterai nantinya. berpikir panjanglah sebelum mengikuti trend. keputusan kalian2 sekarang menentukan masa depan generasi berikutnya
faktor utama ya batre/pom batrenya jarang atau langka bahkan dijakarta sendiri terbilang masih jauh dibawah 10% total pom bensin, durability power cuma bisa dipke sebentar harusnya minimal 4 jam pemakaian konstan baru diisi lg mungkin setara 2-3 liter bensin masalah perawatan dll nnti ngikutin, charger batre yang lama untuk sekali jalan jauh, hanya cocok didaerah perkotaaan saja
komponen mobil listrik yg paling mahal adalah baterenya. dan ini cuma bisa bertahan 2-3 tahun. bayangin aja bayar listrik buat charge batere, trus tiap 3 tahun harus ganti batere yg sudah nge drop kapasitasnya. ongkosnya belum ditambah servis standard mobil. dibilang irit juga ngga😅 dibilang ramah lingkungan? material batere itu apa kalau bukan kimia😂
Masalahnya adalah batrenya, ada yg pakai sistem sewa klu dihitung hitung tdk beda jauh sama pengeluaran buat bensin. Mungkin klu batrenya sdh murah bakal laris.
di Indonesia Kebanyakan yang beli motor listrik itu untuk motor ke2 nya. artinya yang beli juga belum 100% percaya kalo motor listrik itu bisa jadi transportasi andalannya untuk dipakai tiap hari
gw mau beli motor listrik asal : 1. modelnya seperti pcx, n max atau adv 2. harga dibawah 30 juta 3. jarak tempuh 1 baterai = 250 km 4. kuat di tanjakan saat boncengan atau mampu nanjak di pegunungan 5. tersedia tempat penukaran baterai di semua pom bensin minimal di pulau jawa
menurut saya pemerintah masih setengah hati dalam mengajak masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik, meskipun sudah diberi subsidi tapi setahu saya produksi/penjualan kendaraan konvensional masih tanpa ada pembatasan.selain kendaraan listrik yg harganya mahal, infrastruktur pendukung kendaraan listriknya masih kurang memadai dan sementara hanya tersedia di kota2.
Setengah hati karena ada konflik kepentingan, ada yang belum mau kendaraan listrik mengalahkan kendaraan bensin. Dan kalau kendaraan listrik dimurahkan, jumlah kendaraan yang beredar di jalan akan bertambah tak terbendung dan bisa membuat masalah baru sementara kendaraan umumnya belum siap.
Masalah lain adalah harga baterai yg cukup tinggi dibanding harga kendaraan itu sendiri, jadi begitu baterai drop harga jualnya sangat jauh merosot, ganti baterai sebelum jual juga merugi, suku cadang juga seperti itu bahkan wuling ev ganti ban juga masih inden.
Yg di khawatirin orang indonesia itu cuma 1 yaitu harga jual kembali masih stabil atau turun drastis 😂 namanya jg coba coba merk sama fitur masing masing produk 😅
Kalo ane sih nyari nyamannya aja di sesuaikan dg kebutuhan ntah itu dr merk apapun, percuma jg kalo ngejar fitur ujung ujungnya maintenance mahal apa lg kalo servisnya di dealer resmi 😅 kapok saya soalnya punya pengalaman kurang meng enak kan dan bikin trauma 😂 eh malah curhat 🙏
ya mungkin masyarakat indonesia butuh adaptasi juga kalau punya mobil listrik seperti pengisian sekarang pakai listrik dan pom nya beda yaitu pom listrik dan ini berlaku untuk kendaraan listrik lainnya seperti motor listrik dll
kalo motor listrik saya suka, tapi kalo mobil listrik saya tidak suka, kenapa? 1. tidak praktis sama sekali karena mobil itu kendaraan yang tidak praktis, kalau menggunakan listrik jadi semakin tidak praktis. 2. biaya maintenance jangka panjang yang tinggi karena part slow move nya masih mahal. 3. biaya perbaikan yang tinggi apabila mengalami kerusakan, makin berat kerusakannya makin sulit diperbaiki dan mahal biayanya. bahkan tidak dapat diperbaiki sama sekali dan berakhir di-scrap. 4. kontrol sepenuhnya lewat software. jadi ada kemungkinan mobil sudah didesain agar expired atau end of support pada waktu tertentu, misal 10 tahun. mungkin paling parah mobil dibuat seolah - olah rusak pada tahun ke-10 misalnya.
Harga selangit tak sebanding fitur yang didapat, dah gitu begitu batere mulai soak harga baterenya bisa lebih mahal dari kendaraannya, harga jual bekas juga drop karena batere itu tadi. Itu dari argumentasi saya sendiri.
Masalahnya ada di : 1. Lama tidaknya pengecasan, kalau cepat misal 5 menit terisi penuh maka molis akan sangat laris 2. Banyaknya ketersediaan tempat charging di seluruh indonesia, kalau dah merata ke seluruh pelosok molis akan sangat laku 3. Harga & kualitas, tentunya rakyat indo ingin harga yg kompetitif dengan kualitas yg bagus
1. tidak akan bisa dalam waktu dekat. kemungkinan 20-30 thn lagi 2. tetep saja bakal antri. tau ga charging 10 mobil itu perlu lahan lumayan luas.. bandingkan dengan spbu. untuk kota investasinya terlalu besar. menurut saya bakal susah untuk swasta untuk berinvestasi disini. 3. ini benar, untuk moblis belum ada yang saya lihat kompetitif harganya dengan mobil konvensional. menang di hype saja. beda 200jt dari mobil konvensional. 200jt untuk beli bbm sudah bisa jalan brp km?
@@biji8798 semoga bisa 5 menit dr 0-100% bang 😅... Dengan jarak tempuh min. 180km/1X isi batre, kalau casnya cepat auto pada pindah ke molis kayanya ... kalau cas lama ya auto ngantri
@@themunir1105 bang udah ada fast charging yang cukup charging 5 menit aja udah dapet range 150 km lebih, biaya cuma 100 rb aja, tapi untuk sekarang gratis, bayangin 150 km gratis
Indonesia hanya jd pasar mobil2 luar sprti Jepang _ Korsel _ China _ Eropa dll, apakah SELAMANYA Indonesia tdk punya mobil sendiri..? Apakah Indonesia TIDAK MAMPU bikin mobil sendiri..? Atau mampu TAPI pemerintah tdk serius..? Bisa jd klo tdk bikin mobil sendiri, cuannya lbh besar ya bagi pemerintah atau pengusaha tertentu x ya...
Menurut saya sih infrastruktur karna blm siap misalnya tempat pengecasan cepat juga tempat penukaran batrai nya blm banyak da. menyeluruh seperti spbu , itu yg menjadi alasan saya juga blm beli motor listrik
Saya sudah pakai sepeda motor listrik dan saya optimis sih pada akhirnya saat teknologi baterai sudah makin canggih akan ga ada alasan ga ganti ke kendaraan listrik. DIbanding motor bensin dgn harga setara, speda motor listrik itu running cost jauh lbh murah, lebih silent, lebih minim getaran, lebih efisien, bebas emisi gas buang, akselerasi jauh lbh kencang. Problemnya sekarang berpusat pada teknologi batere & chargernya yg belum sampai di titik idealnya aja, baik secara kepadatan energi (jarak tempuh), harganya, maupun durabilitasnya yg masih tanda tanya krn adopsinya blm masif & blm lama. Secara powertrain, motor listrik sdh lebih unggul drpd mesin bensin. Saat ini saya rasa motor listrik sudah ideal untuk jadi motor kedua, bisa jadi motor utk having fun / hobi, menemani motor bensin yg sdh lbh matang secara teknologi & lebih handal. Jd buat teman2 yg cari motor kedua, saya rekomendasikan bgt coba motor listrik. Sekalian ikut mempercepat kemajuan teknologi batere & transisi ke kendaraan listrik.
@@wahyuutomo8143sudah banyak perakit batre kendaraan listrik di indonesia mereka bisa juga repair baterai...yg jadi masalah memang untuk perjalanan jauh blm ada POM listrik itu yg menghawatirkan.
@@wahyuutomo8143 Betul, baterai kalau rusak sebaiknya hrs ganti sepaket. Tp kan biasanya udh ada garansi tukar baru sekitar 3 tahun dr pabrikannya. Utk motor2 listrik populer mulai byk yg bikin baterai rakitannya dgn kapasitas lbh gede dan harga lbh terjangkau. Mgkn nanti kalau pabrik batere di Indonesia sdh beroperasi bakal semakin terjangkau. Utk part2 lainnya, setidaknya utk motor listrik merk lokal TKDN nya udh lumayan tinggi kok. Setidaknya utk merk Alva yg saya pakai vendor partnya mirip2 kyk motor bensin lain yg populer di sini, jd bsa substitusi jg. Lagipula moving parts motor listrik kan jauh lbh sedikit drpd motor bensin. Motor listrik ga perlu pakai transmisi / CVT, jd dr dinamo lgsg ke roda. Sistemnya lbh simpel, part yg dikhawatirkan bermasalah lbh sedikit.
listrik kendala di flexibilitas, lupa ngecas sehari auto gak bisa kemana mana 😅 pengalaman pakai molis uwinfly kantor, temen kemarin lupa ngecas alhasil kudu diem 6 jam baru bisa jalan
Gak usah panjang lebar sih. Alasannya mudah. "Infrastruktur pengisian mobil/motor listrik yang belum memadai" Di dalam Jawa aja masih byar pet untuk dibeberapa daerah, apalagi di luar jawa. Toh selain itu balik lagi itung2 an listrik. Dan ini sudah ada itung2 an dari orang luar, berapa biaya yabg harus dikeluarin. Hasilnya mencengankan, ribuan trilliun rupiah, itu pun untuk 1 kota (karena spek nya di sana juga tinggi, bawah tanah, perlu grid baru, pembangkit baru, dll). Untuk motor sih gak tau ya, untuk mobil, kenapa yang paling sering di dengar Toyota ? Karena yang bertahan dengan mobil untuk family hingga sekarang itu yah Toyota dengan Kijang yang sekarang ganti nama dengan Innova. Izusu Phanter gak kedengar, Honda gak pernah bikin, Hyundai bikin tapi terlalu mahal. Nah wajar Toyota menang di bidang ini. Cuman kalau untuk model lain ? Ternyata gak. Toyota untuk model lain bersaing dengan Honda, Suzuki, Wuling, dll. Nah balik lagi. Jadi bisa dikatakan, sebenarnya orang beli mobil itu jauh lebih terbuka yah pemikiran, bukan berdasar merk doank. Nah kok mobil listrik cuman 10k terjual sih ? Yah wajar aja, balik lagi ke infrastruktur. Buat charging mobil listrik itu gak semudah motor. Untuk sekelas wuling listrik aja, kalau gak upgrade ke daya paling tinggi, itu 12 jam buat ngisi. Dan lagi itu perlu pasang baru. Makanya gak laku. Kalaupun Toyota nih, besok ngeluarin mobil listrik, gw jamin 100000% gak bakalan laku juga.
Letak geografis di Indonesia belum bisa mengakomodasi kendaraan listrik karena fasilitas charging station juga masih sangat kurang, intinya kendaraan listrik hanya bisa digunakan di perkotaan belum bisa digunakan jarak jauh
Nggak semua orang puinya rumah yang daya listrik nya kuat buat nge-charge kendaraan listrik, terutama yang jenis mobil. Boro-boro nge-charge EV, nyalain dispenser aja buat sebagian orang masih bikin listrik padam. Belum lagi harga baterai yang masih mahal kalo amit-amit ada error, atau expired, malah Tesla aja bisa 1x harga mobil buat ganti baterai aja.
Mungkin 10 tahun kedepan motor & mobil listrik akan mendominasi di indonesia jika segala inovasi & fasilitas pendukung sudah memadai seperti batre yg lebih tahan lama,fast charging,pom listrik,bengkel,sparepart,dealer dll layak nya motor & mobil bbm sekarang.
Gambar gembor kendaraan listrik kan belum lama, Padahal di indo itu daya pakainya sangat lama, kendaraan dah berumur tua aja masih dipake dan disayang-sayang
Daya listrik di Indonesia rata-rata berkisar antara 450-1300 VA alias kurang dari 450-1300 watt. Mobil listrik sekali charge minimal di rumah butuh daya minimal 3,3 kwatt. Minim untuk sepeda listrik sekali charge butuh 200 watt. Lalu tagihannya bagaimana? Masalah kedua, battery lithium resiko meledak. Terutama kalau korsleting. Untuk membuat pengisian battery minimal butuh daya 200 kwatt. So?
Kalau untuk mobil listrik menurut saya mahal dan untuk motor untuk saya msh terlalu pendek jarak tempuhnya paling tidak untuk motor paling tdk bisa jarak 150km. Untuk kendaraan listrik untuk SPKLU mobil atau charger motor & mobil msh kurang dan wkt isi batre relatif lama.
Bukan relatif lama bang tapi memang sangat lama 🤣 isi bensin Beat palingan 40 detik full tank jarak tempuh bisa Jakarta Bandung, lah isi baterai molis berapa jam, jarak tempuh cuman 60km 😁
@@muhammadnasir3347 untuk mobil memang ada SPKLU yg 200Kwh/jam ttp msh sedikit berfokus di ibukota dan tol. Jarak motor listrik 60km itu msh kapasitas baterai msh tergantung gaya berkendara dan traffic msh bisa kurang
yg membuat mobil motor listrik di Indonesia sulit diterima 1. harga yg g masuk akal . 200 juta lebih untuk wuling air ev ? 2. durabilty baterai yg masih belum terbukti kuat dan harga baterai yg muahal . bisa kebeli papanza second 3 . untuk keadaan darurat jelas tidak bisa dipaksakan .karna berrkaitan dengan pengecesan batrai ples daya listrik dan juga tempat pengisian baterai yg masih sangat minim 4. regulasi dan aturan pajak yg masih g jelas 5. sparepart dan dealer masih itungan jari jumlahnya 6. untuk kondisi geografis dan medan di Indonesia jelas tidak memungkinkan harus pindah ke kendaraan listrik . kalopun banyak pastilah di perkotaan dan orang kotapun jika punya kendaraan listrik pasti dia juga punya kendaraan bensin jadi kendaraan listrik hanya jadi optional kedua .bukan jadi pilihan utama . katanya pemerintah mau mengurangi membantu polusi udara dengan beralih ke kendaraan listrik lah dari atas saja sudah kelihatan ketidak seriusanya dalam berbagai hal .mungkin 20 30 tahun kedepan bisa berubah keadaanya ..mungkin
ada beberapa hal yang mungkin masih bimbang masyarakat kita terhadap kendaraan listrik 1. Layanan purna jual apakah sebaik kenderaan konvensional seperti kenderaan bermotor 2. Ketahanan body, baterai dan kelistrikan saat menghadapi keadaan dan cuaca yg di Indonesi, walaupun sebenarnya pabrikan sdh merancang agar tahan di segala medan dan situasi 3. Waktu pengecasan yg masih relatif lama, walaupun sudah ada teknologi fast charging. kyanya masyarakat kita masih membandingkan dengan cepatnya mereka membeli bahan bakar di SPBU 4. masih belum ramai aja sih yg memakai kendaraan listrik, klo udah seperampat masyarakat kita berpindah ke kenderaan listrik pastinya banyak yg ikutan juga tidak dipungkiri di masa depan pastinya sdh migrasi ke kenderaan listrik, semoga aja sih kedepannya seperti skuter matic yg ada ada dijual terpisah mesin dinamo buat kenderaan matic jadi bisa aja tuh yg asalnya kenderaan pembakaran dalam menjadi kenderaan listrik karena di swab engine
Motor listrik terkendala dengan tempat pengisian, lama pengisian, harga jual yang cukup mahal, dan desain yang masih cukup aneh buat diterima. Mungkin klo seumpama nya honda mengeluarkan PCX versi listrik dengan harga yang sama pasti bakalan banyak yang beli model listriknya.
Jangan mau nanti listrik di naikan harganya warga konoha bisa apa? Ingat pas dulu minyak tanah di alihkan ke gas lpg Skrg harga gas lpg bisa di monopoli pemerintah isinya juga ga penuh
Menurut saya, klo mau shifting secara masif diterapkan dulu di Jabodetabek. Hilangkan BBM subsidi dan gratiskan biaya konversi mesin R2 ke BEV, BBM subsidi hanya utk angkutan kota/bus dan angkutan barang logistik. Utk R4 pajak BEVnya digratiskan dan pengguna R4 ICE diwajibkan menggunakan BBM non subsidi. Kami aja yg di luar pulau jawa aja bisa survive dgn bbm non subsidi, harusnya Jabodetabek bisa lah. Klo mau nunggu sampai MRT rute Barat-Timur selesai bakal kelamaan, sia2 uang subsidi BBM terbakar karena macet2an. Daerah luar pulau jawa lebih membutuhkan subsidi BBM itu biar muter ekonominya, nggak melulu Jabodetabek toh konversi dari ICE ke BEV juga masih bisa dihandle sama PLN, wong PLN di Jawa Bali ini over supply 😂. Beralihnya pengendara dari ICE ke BEV tidak akan membuat polusi dari PLTU di pulau jawa meningkat drastis karena kebanyakan cerobongnya sudah menggunakan wet scrubber tinggal pembangkit2 yg dari daerah industri aja yg perlu diperketat. Ya ini pro kontra sih, tapi harus cermat aja karena subsidi BBM negara ini dihabiskan 80%nya di Jabodetabek.. Timpangkan?
Saya urun pendapat ya selaku pekerja jalanan (saya minimal jalan 3.000km/bln), kenapa saya malas pindah ke ev karena: umur baterai & daya jangkau, sudahlah beli kendaraan mahal baterai tiap bulan terdegredasi, ngecas lama, jarak tempuh pendek pula power pun loyo 🤣
warga china berani pindah ke listrik krn pemerintahnya MENJAMIN bahwa infrastruktur, subsidi, dsb itu tersedia.. krn pemerintah china tau kalo menggerakan warga itu ga mudah, jadi harus berlapis tawaran menariknya, ini baru serius..
Minat blm banyak alasan 1. Part blm jelas 2. After sales blm jelas 3. Bengkel blm jelas 4. Harga lumayan mahal 5. Sistem tukar baterai blm mencakup smua wilayah 6. Harga baterai mahal 7. Silahkan tambahkan sendiri 😂
Udah full listrik. Hemat. Kalo di bilang ada minusnya. Wajar, baru mulai di pakai konsumen. Pasti ada ketidak sesuaian. Tinggal gimana kita ngakalinnya (beli batre kedua/charge di spklu) itu semua tinggal mindset aja. Terlalu di takut2in sama brand esaf. Sekarang hemat banget. Biasa bbm abis sejuta sebulan. Ini cuma 150rb buat charge 3 batre selama sebulan
Memang bener irit ongkos harian,tapi jangan lupa Saat harus Ganti batteray mesti ngrogoh dompet dalam dalam, Sebab batteray Mahal mesti nabung sejak Awal beli molis
Haaa! Kalau punya mobil listrik, listrik rumah paling gak 3500 va, karena charger rumahan paling gak butuh 2200 va. Jadi kalau kapasitas baterai listrik buat si mobil katakan 60 kw, chargernya hanya 2,2 kw...maknya...dari 0% ke 100% charged bisa lebih sehari semalam. Ya kalau ngecas di charging station yang punya charger 50 kw....itupun makan waktu sejam. Jauhh lebih cepat ngisi kendaraan hidrogen yang paling banter 5 menit apalagi bbm. Lagian, walau katanya digaransi umur baterai sampai 10 tahun, harga baterai kayak Wuling Air EV itu lebih 250 juta....padahal mobilnya 'cuman' 300 juta.....ha ha ha.
Saya ditaiwan pakai sepeda listrik batrainya bertahan sekitar4thn itupun hanya dipakai kerja perjalan paling jauh 3km 2 x ganti bantre bisa buat beli motor baru lagi
Kelebihan sepeda motor listik : Irit (biaya cas listrik lebih murah dari bbm), bisa ngecas di mana saja (asal dayanya kuat), gak usah antri di pom bensin, tarikan enak gak ada suara, harga murah (dengan adanya subsidi 7 juta dari pemerintah). Kekurangan yang membuat orang ragu beli : Ngecas lama, harga batrey yang mahal (jika harus beli karena rusak), jarak tempuh yang tidak sejauh motor BBM, infra struktur pendukung motor listik belum banyak, kecepatan terbatas (bebeapa molis). Tapi saya udah beli motor listrik (FoxR) dengan pertimbagan : Tarikan enak, jarak tempuh bisa 100KM, kecepatan bisa sampai 95km/jam, dapat harga subsidi murah, batrey sewa biar gak usah mikir batrey rusak, bentuknya saya suka. Kesimpulannya sih motor listirk lebih cocok buat kota2 bukan untuk jarak jauh.
Saya ada rencana beli motor listrik beberapa bulan lagi, Tapi tetap mepertahankan Kendaraan bensin saya, Dan saya hanya pakai kendaraan listrik ini untuk Komuter, Kalau harus lintas Kota lebih dari 80Km atau lintas Provinsi saya piliih kendaraan BBM mau Mobil atau Motor, Selain karena jaringan Charging atau Swap batterynya masih jarang, Saya keingat di grup Mobil tua ada orang mudik ke daerah pelosok pakai Mobil listrik malah ga kepake karena didesa susah listrik, Selain ada anggapan elektrikal jauh lebih sulit dibenerin dibanding mekanikal, Kendaraan listrik dianggap sulit diakali dan hanya bisa diganti partnya(Ini kata temen yang pernah nyervis Motor listriknya), Motor Mobil konvensional walaupun sudah canggih masih bergerak dengan gerak mekanis dan biasanya banyak bengkel atu orang awam yang paham kalau gini kenapa kalau gitu kenapa, Tapi saya percaya, Dengan perencanaan infrastruktur yang tepat, Kendaraan listrik bakal lebih diminati nantinya, Dan paling utama sepertinya baterai, Kalau bisa lebih murah lebih baik, Harga bisa terjangkau🙏
Saya pernah tny sama saudara yg tiap tahun gonta ganti mobil, kok gak pakai mobil listrik,, kata nya gak bisa sekali jalan dr bali ke jakarta, gak usa jauh, dari bali ke surabaya aja gak bisa, harus di cas lg, lama di cass, gak seperti cas hp, tempat cas nya gak semua ada, seperti spbu
ya itu faktor utamanya infrastruktur untuk mendukung kendaraan listrik masih sangat terbatas di indonesia, beda sama di luar negeri yang tempat pengisiannya ada dimana mana
@@fumieshi3071 ya, walau pun bisa di isi dimana-mana, pengisian tidak bisa secepat kita isi bensin atau solar, kalau dalam kota saja itu tidak masalah, kalau untuk luar kota, mikir mikir lagi
Kalo kendaraan listrik kalo dikampung mau ngisi fimana min sedangkqn bbm botol sudahbpasti ada tersebar,dqn kelamahan nya kalo matiblistrik gk bisa digunain
Alhamdulillah saya sudah ada motor listrik di rumah lumayan buat ke pasar nganter anak sekolah dan ke stasiun dan nongkrong sangat hemat biaya transport
Jika kendaraan listrik dicharge pakai tenaga surya baru bener² dibilang "bersih" dari polusi. Tp yg perlu diingat limbah hasil pembuatan, pengolahan, & bangkai baterai bekas juga berbahaya bagi lingkungan.
Jangan salah, rakyat indo klo ada produk baru pasti antusiasnya pk banget, karena lebih condong mengkedepankan tren dari pd manfaatnya, itu pandangan saya. Klo kurang antusias tidak lebih tidak kurang berarti perekonominya lg sulit 😅😅
Kendaraan listrik gak diterima di Indonesia karena 1. Ngecas nya lama, apalagi pas mau ngecas, tempat casnya sudah penuh. Wah tambah lama lagi. Kalau BBM cuna 1-2 menit sudah full (termasuk antrinya) 2. Tempat cas baterai terbatas. SPBU kendaraan BBM ada di mana mana. Kalau ngecas di rumah maka listrik di rumah harus dinaikan. Apalagi kalau ada giliran mati listrik,tambah susah. 3. Harga baterai mahal (bisa setengah harga baru) dan umur baterai yg pendek 10 th sesuai garansi. Bisa bisa harga jual seteah 10th tunggal 25% saja. Bandingkan dg motor matic yg umur 10th saja harga bekasnya masih +/- 70%. 4. Spare part nya gak terjamin ketersediaannya. Bikin susah kalau kendaraan listrik bermasalah. Spare part kendaraan BBM mudah didapat.
Seandainya pemerintah memperbanyak transfortasi umum pasti pembelian kendaraan menurun, khususnya di tempat saya hampir semua anak smp & sma punya kendaraan pribadi kesekolah karena tak tersedianya trasnfortasi umum, orang tuanya tak bisa antar jemput anak karena harus bekerja.
Seharusnya di buat study research dulu siapa golongan pemakai pada umumnya dan permasalahannya apa enggan atau pikir2 atau ok... para pemakai motor yg kos krn kerja amat sulit kalo mau charge di tempat kos yg murah... Mungkin diperlukan alat utk charge yg bisa menampilkan daya yg di pakai sekaligus biaya yang harus di kenakan dari saat colok hingga cabut... dgn demikian di warung2 atau minimarket bisa mengadakan alat charge yg tertera biayanya... seperti mini pombensin...
faktor utama nya tu soal pengisian batre bang.... pengisian yg jenis tukar batre itu belum merata di mna², jadi kalau qt mqu perjalan jauh itu was² gak tenang.. otomatis qt pakai sistem pengecasan, kalau ngecaa batre pasti lama gak seperti motor bbm, isi bisa langsung jalan, kalau qt lgi buru², pasti sangat merepotkan... aku udah 4 tahun pke motor listrik, bisa di bilang repot kalau untuk perjalanan jauh... trus bengkel yg paham perbaikan motor listrik itu sangat sdikit
Yg membuatku blum minat sama kendaraan listrik.. ngecas ga bisa sembarang tempat alias blum banyak stasiun pengisian listrik, nge cas lama ngabisin waktu banget, kurang bertenaga, batrenya klo rusak mahal, ditambah suara mesin ga semerdu kendaraan bbm
mobil listrik jg ada polusinya bro, polusi udara dari ban yg terkikis, polusi air & tanah dari limbah baterai, australia aja skrng lgi kebingungan gmn ngolah limbah baterai yg udh kebanyakan
Karena menurut saya kurang laku nya kendaraan listrik di Indonesia adalah tempat pengecasan listrik (spklu) nya belum merata di Indonesia.dan kendaraan listrik itu masih mahal sehingga orang belum tertarik membeli kendaraan tersebut dan pengecasan nya lama berbeda dengan kendaraan BBM cuma sebentar . itu sih menurut saya kendaraan listrik kurang laku di Indonesia
Simple kesimpulannya, karena belum waktunya, kalau nantinya bahan bakar habis, mau nggak mau ke listrik, masa mau balik ke kuda, sedangkan tempat rumput udah jadi rumah semua
repot klo buat jarak jauh.. kasus dorong2 motor udah sering.. intinya kendaraan listrik terbatas km nya.. klo bbm bisa 6x lebih jauh dari kendaraan listrik sekali isi bensin.. intinya ga cocok buat kebutuhan jarak jauh
Wong lawan arah saja dibudidayakan , Himbauan pemerintah tuh hanya angin berlalu bagi masyarakat Indonesia. tata tertib disini itu sangat sulit diwujudkan kecuali pemerintah nya bner2 tegas kayak China.
Opini pribadi gw 1.bentuk yang masih aneh dan gak bnyk varian 2.batre ukuran besar dan berat klo perjalanan jauh mesti bawa cadangan batre yang berat 3.lampu aja yang wat nya kecil bisa kepanasan dan meledak apa lagi motor listrik
Kurang nya motor mesin minyak banyak yang jual bahan ada di perkotaan pedesaan dimana mana sedangkan listrik tempat bahan bakarnya hanya sedikit di desa jarang bayangkan bawa motor listrik dari kota ke desa di desa ga ada tempat isi bahan bakar listrik kan report beda dengan mesin minyak di mana ada
1. build quality belum jelas, sehingga.... 2. belum yakin untuk dipakai sebagai daily driver, misal kalau pengen upgrade yg lama diual, nah... 3. Masih laku dijual kembali gak? boro-boro mikirin harga jual kembali
Mungkin dealer kurang menjelaskan dan memastikan ketersediaan spare parts; ketersediaan prasarana charging di prasarana umum listrik belum masif sampai pelosok2; pemerintah belum dapat menjadi "wasit" yang tegas & bijak terkait kebijakan kendaraan listrik.
Otak mobil listrik adalah battery yg mana klo perlu penggantian harganya bisa mencapai lebih dari 50% harga mobilnya, dg durasi kelayakan battery yg kurang lebih cuman sampai 8 th sj harga jual mobil listrik bekas pasti akan sangat jatuh, yg perlu dicatat konsumen indo masih sangat membertimbangkan harga jual mobil bekas saat membeli kendaraan.
masalahnya..ygpertama di indonesia belum bayak tempat isi daya untuk isi batrai, yg ke dua model speda motor dan mobil bentuk ya gk sesuai dengan keinginan pasar indonesia, dan yg ke tiga harga terlalu mahal
Sudah pernah naik mobil listrik belum bang Win ?? Harga mobil listrik diatas 1,5 miliar itu kenyamanan suspensinya sama kek mobil mesin harga 200jt ke bawah macam LCGC Alias Sigra masih lebih nyaman dibanding Ionic Jadi orang berpikir mending beli mobil mesin, karena beli kendaraan itu tidak melulu memikirkan keiritan bbm tapi juga dr segi kenyamanan berkendara Beli mobil mahal serasa naik angkot yaa ogah lah 😂🤣
Klo charging station belum merata orang ya masih mikir mikir..kecuali setiap spbu diadakan charging station atau swap baterai.. Kemarin sempet ngilirik molis zuzu eh mikir lagi soalnya swap baterai di tempatku lom ada
karna terlalu ngehalu , ngehalu boleh tapi harus ngaca diri , ristrikpun produksi sekala nasional buka green polusi juga cuma pindah energi , tidak menyelesaikan meding subsidi saja bbm , trus saring kendaran2 jepang harus bebas asap udah gtu saja harga terjangkau
Mau tanya, ini saya doang atau ada yg ngalamin jg,? Kmren coba mau ambil motor listrik pake subsidi harganya 19jt Tp pas ngambil tanpa subsidi harganya 12 jt, Jd kayak pake subsidi gk pake subsidi harganya ttp aja jd harga normal,😅
kendaraan listrik mayoritas masih dijual oleh merk "tidak jelas", ada yang jual dari merk yang "jelas" seperti honda, hyundai dll harganya jauh bgt dibanding kendaraan bensinnya...
Yang menunda saya untuk membeli kendaraan listrik adalah station charger masih sedikit klo dirumah, jujur rakyat Indonesia sedikit yang punya rumah terus klo pasang kwh besar ribet. Klo station charger sdh banyak baru sya mau beli kendaraan listrik
Hidup itu pilihan, selera orang berbeda beda mau itu pake kendaraan bensin atw listrik...untuk kedepannya jangan sampe hilang kendaraan bensin karena kami lebih menikmati kendaraan berbahan bakar bensin
Kurang peminat karena memang premature utk diterapkan di Indonesia. Bukan hanya dari stasiun pengisian listrik saja tetapi dari banyak hal... Seperti masalah kemacetan, masalah banjir, teknologi baterai yg digunakan utk ev (lithium ion) masih cukup beresiko dari sisi safety, teknologi baterai teraman saat ini adalah (ltpo) namun harganya masih sangat mahal, harga ganti baterai yg mahal hampir seharga ev baru, kondisi geografis Indonesia juga berpengaruh... ev paling mentok dipakai dalam kota saja didesa yg berbukit2 sulit kepakai, utk transportasi antar kota juga sulit diandalkan.
Di rmh saya ada 3 kendaraan listrik. 1 mbl. 2 motor. Tp menurut pribadi saya lbh mantep pake mbl bbm. Karna di jln gk khawatir gk mikir jarak tempuh. Lbh simpel, bbm hbs langsung isi langsung gas. Sedangkan listrik, ngecas nya butuh waktu lama.
1. Mesinnya cuma dinamo
2. Baterai yang menampung energi akhir listrik beresiko besar jika konslet
3. Charging lama
4. Harga yang seharusnya murah karena mesin hanya dinamo dan pakai baterai tapi dijual mahal, lebih baik beli mesin mekanik dengan BBM yang beneran "mesin" dan awet dipakai jangka panjang.
Batre garam, coba liat
Yg beli mobil listrik sudah pasti punya mobil BBM juga.. jadi mobil listrik ini juga penyumbang bertambahnya kemacetan..hehehe
Meski punya mobil banyak, Tapi kan 1 orang gak mengemudi banyak mobil sekaligus. Jadi jumlah mobil d jalanan gak ada bedanya. Hanya saja yg listrik itu asapnya gak disebar di jalanan, tapi keluar dari cerobong asap powerplant. Itu yang katanya ramah lingkungan padahal gak ada bedanya kalo di indo listrik masih pake bara.
@@meppohelm jangan lupa limbah baterainya...
sama aja sebenernya, yg ada cuman polusinya dipindah
@@meppohelm
ya.., walau pun kt anda, meskipun punya mobil banyak tp orgnya cma bisa pakai 1 mobil saja. ya.., benar sih. klo yg punya mobil punya garasi untuk menaruh mobilnya sih gk masalah. masalahnya kn, bnyk jg org yg beli mobil tp gk mikirin dimana taruh mobilnya, ujung2nya parkirin mobilnya di dpn rumahnya sndiri atau bahkan parkir mobilnya sembarangan di dpn rumah atau lahan milik org lain, tanpa ijin terlebih dahulu, dan dgn rentang waktu yg cukup lama. terlebih apabila parkir kendaraannya tdk benar, yg bisa menghalangi aktivitas org lain yg lewat, yg bisa bikin org lain emosi, dan berujung adu mulut atau bahkan adu jotos. nah, klo semua org punya sifat gk peduli ky gtu. ya.., otomatis bikin macet jalan umum sih. jd, ya.. memang benar, semakin bnyk kendaraan yg terjual, maka jalanan akan semakin macet, terlebih klo pengendaranya pd gk peduli sm aturan rambu lalu lintas, dan bnyknya oknum pak ogah yg ngatur lalu lintasnya gk benar (sekedar untk cari uang), bukan untuk melancarkan arus lalu lintas. sehinggga, harusnya dgn adanya pak ogah bisa ngurangi macet, malah bikin tambah macet. ya kn? CMIIW.
@@eskeith3565 yup, betul. Mobil listrik hanya memindahkan polusinya aja, kecuali kalo digunain di negeri yang listriknya pake turbin air atau kincir angin dan udah mampu me-recycle limbah baterainya.
@@Selselvicivici ya ada benernya juga. Emang kebanyakan rumah-rumah minim lahan parkir, orang beli mobil dan diparkir di jalanan.
Tapi itu terjadi karena tidak adanya petugas yang bertindak tegas menertibkan hal yang seperti ini, mengakibatkan semakin banyaknya orang yang semakin tidak memperdulikan kebutuhan lahan parkir dan membeli mobil karena diparkiran di jalan juga boleh, buat apa membangun tempat parkir menurut mereka. Dan itu kembali lagi karena pak ogah😅
Pemerintah ga serius menggarap mobil ev. Di luar sana mobil ev tanpa tax, disini masih kena tax. Wuling ev disini dijual $20rb, di thailand cuma $12rb... Padahal bikinnya di cikarang
Kyak nggk tau pemerintah aj. Klo sama rakyatnya kn diperas. Tpi sma negara lain. Silahkan beli ini dpat diskon dan bonus
1.mahal
2.daya tahanya belum teruji
3.pengisian baterainya masih jarang jadi gak bisa di andalkan jarak jauh.
4.pemerintah kurang ketat di aturannya
air ev neta v itu cukup terjangkau lah bisa dibilang, hanya infrastruktur nya aja yg kurang
Trjangkau buat siapa?
@@cibicibi7822 seterjangkau ini lho mana ada mobil listrik di dunia ini harga nya bisa 300 jutaan kalau dapat subsidi bisa lebih terjangkau lagi, kalau aku punya budget 50 juta jelas i pilih air ev dong walaupun kredit
Di Indonesia terutama di pedalaman terutama kendaraan Kalimantan.. mau ke kebun yg jauh2 sudah jauh medannya ngeri2 sedap.. tdk sanggup pakai kendaraan listrik
1. Masih sama2 menghasilkan polusi lingkungan, dari yg asal di hilir brpindah ke hulu. Jdi blum bisa dsebut tehnologi yg benar2 bersih sperti yg digembor2kan.
2. Fasilitas belum memadai, kalo pun charge dirumah sendiri, antara listrik rumah yg gak kuat maupun harga unit chargenya yg lumayan mahal.
3. Pemerintah yg suka goreng harga, tak terkecuali harga listrik. Mau pindah ke motor/mobl listrik, takut ke goreng juga harga listrik.
4. Masih belum efisien soal waktu charge.
5. Baterai masih mahal.
6. Harga motor penggeraknya mahal.
7. Harga unitnya rata2 masih di atas motor bensin sekelasnya.
Tapi polusinya terpusat kalo motor listrik dan sangat bisa diminimalisir agar lingkungan tidak tercemar
@@auliainsan7418 tapi aktual dilapangan tidak sebagus itu. Bhkan pencemarannya di rasakan langsung masyarakat sekitar, tak perlu yg menunggu puluhan tahun.
@@ahmadriva2670 cm pepesan kosong. pltu ada dipasang filter tidak? ini dulu di cek 1-1
1. Setidaknya polusinya jauh lebih rendah daripada mobil bensin, apalagi tidak ada polusi di perkotaan cuma di pltu aja.
2. Fasilitas udah cukup di Jakarta sampai bandung, apalagi ini difungsikan jika ingin mudik/berpergian jauh aja, rata-rata orang indo berkemudi 60-80 km sehari jadi charger di rumah udah cukup.
3. Harga listrik bisa dibuat stabil karena banyak alternative nya beda sama bensin yaa harsu di tambang.
4. Waktu charging relative, apalagi di Indonesia udah ada fast charging yang cukup charging 5 menit aja udah dapet range 150 km lebih.
5. Battery udah di garansi 8 tahun, jadi jangan terlalu khawatir.
6. Motor penggerak nya bertahan jauh lebih lama ketimbang engine internal combustion, kalo ga percaya coba aja mobil bapak ga ganti oli selama 5 tahun, bisa ga? Electric motor bisa loo 😉
7. Udah ada yang murah murah kok sekarang 😅
Mobil/motor apa yg charge 5 menit bisa untuk 150km? Merk apa yg ngasih garansi baterai 8th.. Wuling aja cuman 5 tahun
Fakta unik, mobil2 pertama (setelah mobil bermesin uap) adalah mobil listrik. Tahun 1830an sudah ada, meski tercatat secara komersil th 1890an. Dan waktu itu orang memilih kendaraan bbm karena lebih unggul dari kendaraan listrik. Sampai saat ini pun kendaraan bbm yang mayoritas memenuhi kebutuhan konsumen. Tidak usah diberi insentif2 pun, jika sudah sesuai "keinginan" konsumen, kendaraan listrik pasti akan mendominasi.
Karena motor listrik masih mahal tapi kedepannya pasti ke motor listrik.
Kendaraan listrik kuno
@@ariesyuliono9017 lebih mahal baterainya sih, kalau motor listrik relatif sama harganya dengan mesin biasa jika sudah tahap mass product. Saat ini hanya sedikit lebih mahal, tapi jika produksinya sudah semasif motor bakar, harganya bisa turun, bahkan mungkin lebih murah.
@@Cloud-zq8mf Ya ditunggu kedepannya gimana, semua pasti ada plus minusnya.
Susah om, ngecas lama, klo pake spklu malah kena lebih mahal dari isi bensin. Gak bisa dipakai jarak jauh, dan rata² harga lebih mahal. Org beli mobil listrik rata² buat hobi keren²an, bukan utk kendaraan yg benar² utama. Biaya ganti batre jika sudah rusak bisa seharga mobil bensin. Infrastruktur charger juga minim membuat sulit utk bawa kendaraan jarak jauh.
Untuk jarak dekat bisa saja, tapi untuk jarak jauh 30km harus nginep krn butuh ngecas semalaman
Butuh fasilitas penunjang
Peralihan ke kendaraan listrik kayaknya gak bakal semulus yg diperkirakan. Walaupun irit, harganya mahal, pengisian bahan bakarnya ribet kalo habis dijalan dan lama tidak seperti kendaraan yg pakai BBM. Keawetan baterainya juga masih perlu dipertanyakan, karena belum ada batre yg bener² punya kemampuan BH 100%. Tentu kalo dipakai pasti kesehatan batrenya berkurang, dan berdampak pada tenaga yg dihasilkan.
Sejauh ini masih enak kendaraan BBM sih, mungkin beda lagi kalo pemilik kendaraan listrik diberikan tunjangan 2-5jt perbulan. Pasti bakal beli dengan semua keribetan yg ada😂
Kita bercermin aja ke penggiat otomotif saja, yg kaya dan ounya mobil listrik. Sehari² mereka juga pake mobil BBM 😂 belum 100% pindah ke mobil listrik.
JUJUR GUA GNTI KE MOLIS BISA HEMAT 1JT/BLN KRNA DLU SHARI BSA ABIS BNSIN 3L ATAU 30RB/HRI BLM OLI N SERPIS...HARGA MOLIS SEPARUH HRGA BBM CM 9JTAN DAN GRANSI BTRE SEUMUR HDUP GK PRLU SERPIS OLI DLL..ISTILAHNYA DLM 9BLN UDH BSA BLI MOLIS LG.. IRITNYA GK KETULUNGAN 😙
Molis apaan 9jtan? Shari 30rb buat muter kmna aja tuh, srvice gnti oli tiap bulan gtu? Itu mtor bobrok kali,
@@cibicibi7822 lu sih klamaan jd pngangguran jd GK prnh kluar ya??.. 30rb shri itu mah skrg cm dpt 2Litrn pertmx atau 3L prtlit, jrak tmpuh pling 100-120km/hri bgi org lapangan yg krja bgor bkasi itu gk sbrapa.. mlh tmen ojol fulltime dr pgi smpe mlm bsa 50-60rb/hri untuk bnsin doank.. blm srpisnya g oli mreka 2-3x sbulan... trs apa lu blg mtor mreka bobrok kya muke lu yg blg GANTI OLI HNYA MRKETING AKAL2AN BNGKEL?? 😂🤣
Di indonesia, infrastruktur untuk kendaraan listrik masih belum memenuhi. Orang indonesia juga masih belum paham tentang kendaraan listrik. Dalam artian cara kerjanya, komponen2 dan yang paling penting cara perawatannya yang efektif. Sehingga strategi yang tepat untuk beralih dari kendaraan berbahan minyak ke Listrik yaitu dengan menggunakan kendaraan hybrid.dengan kendaraan hybrid orang indonesia perlahan - lahan bisa memahami kendaraan listrik tanpa menghilangkan rasa kendaraan BBM. Sehingga tidak excited.
Salah.. justru org Indonesia Paham benar dengan kendaraan Listrik khususnya mobil. Mobil Listrik itu punya masa pakai dengan estimasi 5-7 tahun batre nya pasti drop dsn ganti batre bisa 70% harga baru.. lagian kendaraan listrik adalah teknologi kuno, karna Lokomotif Listrik udah ada dari zaman dulu tahun 1940 an begitu juga kapal selam juga telah ada dari tahun 1940 an maka mobil listrik adalah kemunduran 80 tahun kebelakang
Indo jauh kemahalan jualnya, di China range 40-60jutaan, di kita hampir 200an
Ngga tahu kenapa kendaraan saat ini (non listrik) masih reliable alias handal. Sependapat juga sih ya 😅
1. Mobil listrik Ngisi listrik nya klo drmh gak ckup daya 1300VA, minimal 7rb VA.
2. Naikin daya nya udh duit lagi
3. Pny motor/mobil itu tujuan nya gak cuma pergi dalam kota, tpi pergi juga luar kota, bw anak, bw keluarga, bw barang2, jd punya 1 mobil ato 1 motor tpi yg bnr2 bisa diandalkan, buat apa banyak2 kendaraan drmh hanya cm bedakan dalam kota luar kota. Ini sy yg tggal d daerah lho.
4. Blm lagi isu2 sprti kl kebakaran, yg konon bkn damkar biasa yg ngatasi
Intinya beli kendaraan itu tujuan nya memudahkan, bukan membuat pusing
Point 1 itu bukan gak cukup, cuma bisa 2 hari ngecas pake 1300VA
@@ikramabiyyuandiramakarim8103 😩😂
Mobil listrik blm bisa jadi solusi, bukan karena irit atau 0 polusi, tp krn tidak dibarengi dengan sarana dan prasaranya yg belum tersebar luas, tidak seperti kendaraan BBM yg mana pom bensin sudah tersebar hingga pelosok desa, serta sudah banyak bengkel bengkel juga dikampung kampung
Ada beberapa alasan :
1. Harga mahal
2. Keharusan mengganti baterai setiap beberapa tahun sekali (harganya hampir seharga kendaraannya sendiri)
3. Kondisi iklim tropis indonesia suhunya tinggi. suhu tinggi mempercepat keausan baterai.
4. Polusi dari limbah baterai sangat berbahaya bila sampai ke ekosistem. sedangkan manusia belum punya teknologi yang memadai untuk mendaur ulang dan mengolah limbah2 baterai nantinya.
berpikir panjanglah sebelum mengikuti trend. keputusan kalian2 sekarang menentukan masa depan generasi berikutnya
itu mah tergantung mindset orang aja sih
Ganti ban, kanpas rem jugah...
faktor utama ya batre/pom batrenya jarang atau langka bahkan dijakarta sendiri terbilang masih jauh dibawah 10% total pom bensin,
durability power cuma bisa dipke sebentar harusnya minimal 4 jam pemakaian konstan baru diisi lg mungkin setara 2-3 liter bensin masalah perawatan dll nnti ngikutin, charger batre yang lama untuk sekali jalan jauh, hanya cocok didaerah perkotaaan saja
komponen mobil listrik yg paling mahal adalah baterenya.
dan ini cuma bisa bertahan 2-3 tahun.
bayangin aja bayar listrik buat charge batere, trus tiap 3 tahun harus ganti batere yg sudah nge drop kapasitasnya.
ongkosnya belum ditambah servis standard mobil.
dibilang irit juga ngga😅
dibilang ramah lingkungan? material batere itu apa kalau bukan kimia😂
Masalahnya adalah batrenya, ada yg pakai sistem sewa klu dihitung hitung tdk beda jauh sama pengeluaran buat bensin. Mungkin klu batrenya sdh murah bakal laris.
di Indonesia Kebanyakan yang beli motor listrik itu untuk motor ke2 nya. artinya yang beli juga belum 100% percaya kalo motor listrik itu bisa jadi transportasi andalannya untuk dipakai tiap hari
gw mau beli motor listrik asal :
1. modelnya seperti pcx, n max atau adv
2. harga dibawah 30 juta
3. jarak tempuh 1 baterai = 250 km
4. kuat di tanjakan saat boncengan atau mampu nanjak di pegunungan
5. tersedia tempat penukaran baterai di semua pom bensin minimal di pulau jawa
menurut saya pemerintah masih setengah hati dalam mengajak masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik, meskipun sudah diberi subsidi tapi setahu saya produksi/penjualan kendaraan konvensional masih tanpa ada pembatasan.selain kendaraan listrik yg harganya mahal, infrastruktur pendukung kendaraan listriknya masih kurang memadai dan sementara hanya tersedia di kota2.
Benar... gimana mau beralih ke mobil listrik, kalau pengisian baterainya saja ribet
Setengah hati karena ada konflik kepentingan, ada yang belum mau kendaraan listrik mengalahkan kendaraan bensin. Dan kalau kendaraan listrik dimurahkan, jumlah kendaraan yang beredar di jalan akan bertambah tak terbendung dan bisa membuat masalah baru sementara kendaraan umumnya belum siap.
Klo dibuat LCGC versi listrik pasti laku keras tapi permasalahannya juga suku cadang dan cas mobil listrik juga blm memadai
Masalah lain adalah harga baterai yg cukup tinggi dibanding harga kendaraan itu sendiri, jadi begitu baterai drop harga jualnya sangat jauh merosot, ganti baterai sebelum jual juga merugi, suku cadang juga seperti itu bahkan wuling ev ganti ban juga masih inden.
Yg di khawatirin orang indonesia itu cuma 1 yaitu harga jual kembali masih stabil atau turun drastis 😂 namanya jg coba coba merk sama fitur masing masing produk 😅
Karena semua orang mikir gini, itu kan yang bikin semua orang beli Honda, padahal circle itu lah yg bikin harga jualnya stabil.😊
Kalo ane sih nyari nyamannya aja di sesuaikan dg kebutuhan ntah itu dr merk apapun, percuma jg kalo ngejar fitur ujung ujungnya maintenance mahal apa lg kalo servisnya di dealer resmi 😅 kapok saya soalnya punya pengalaman kurang meng enak kan dan bikin trauma 😂 eh malah curhat 🙏
ya mungkin masyarakat indonesia butuh adaptasi juga kalau punya mobil listrik seperti pengisian sekarang pakai listrik dan pom nya beda yaitu pom listrik dan ini berlaku untuk kendaraan listrik lainnya seperti motor listrik dll
kalo motor listrik saya suka, tapi kalo mobil listrik saya tidak suka, kenapa?
1. tidak praktis sama sekali karena mobil itu kendaraan yang tidak praktis, kalau menggunakan listrik jadi semakin tidak praktis.
2. biaya maintenance jangka panjang yang tinggi karena part slow move nya masih mahal.
3. biaya perbaikan yang tinggi apabila mengalami kerusakan, makin berat kerusakannya makin sulit diperbaiki dan mahal biayanya. bahkan tidak dapat diperbaiki sama sekali dan berakhir di-scrap.
4. kontrol sepenuhnya lewat software. jadi ada kemungkinan mobil sudah didesain agar expired atau end of support pada waktu tertentu, misal 10 tahun. mungkin paling parah mobil dibuat seolah - olah rusak pada tahun ke-10 misalnya.
makanya pinter tentang teknologi
Harga selangit tak sebanding fitur yang didapat, dah gitu begitu batere mulai soak harga baterenya bisa lebih mahal dari kendaraannya, harga jual bekas juga drop karena batere itu tadi. Itu dari argumentasi saya sendiri.
Masalahnya ada di :
1. Lama tidaknya pengecasan, kalau cepat misal 5 menit terisi penuh maka molis akan sangat laris
2. Banyaknya ketersediaan tempat charging di seluruh indonesia, kalau dah merata ke seluruh pelosok molis akan sangat laku
3. Harga & kualitas, tentunya rakyat indo ingin harga yg kompetitif dengan kualitas yg bagus
5 menit terisi penuh dari brp persen, smartphone yg dari 0% aja belum ada, klo pun kedepannya bakal ada, keren sih
1. tidak akan bisa dalam waktu dekat. kemungkinan 20-30 thn lagi
2. tetep saja bakal antri. tau ga charging 10 mobil itu perlu lahan lumayan luas.. bandingkan dengan spbu. untuk kota investasinya terlalu besar. menurut saya bakal susah untuk swasta untuk berinvestasi disini.
3. ini benar, untuk moblis belum ada yang saya lihat kompetitif harganya dengan mobil konvensional. menang di hype saja. beda 200jt dari mobil konvensional. 200jt untuk beli bbm sudah bisa jalan brp km?
@@biji8798 semoga bisa 5 menit dr 0-100% bang 😅...
Dengan jarak tempuh min. 180km/1X isi batre, kalau casnya cepat auto pada pindah ke molis kayanya ...
kalau cas lama ya auto ngantri
@@themunir1105 amin,
@@themunir1105 bang udah ada fast charging yang cukup charging 5 menit aja udah dapet range 150 km lebih, biaya cuma 100 rb aja, tapi untuk sekarang gratis, bayangin 150 km gratis
Indonesia hanya jd pasar mobil2 luar sprti Jepang _ Korsel _ China _ Eropa dll, apakah SELAMANYA Indonesia tdk punya mobil sendiri..? Apakah Indonesia TIDAK MAMPU bikin mobil sendiri..? Atau mampu TAPI pemerintah tdk serius..? Bisa jd klo tdk bikin mobil sendiri, cuannya lbh besar ya bagi pemerintah atau pengusaha tertentu x ya...
Menurut saya sih infrastruktur karna blm siap misalnya tempat pengecasan cepat juga tempat penukaran batrai nya blm banyak da. menyeluruh seperti spbu , itu yg menjadi alasan saya juga blm beli motor listrik
Saya sudah pakai sepeda motor listrik dan saya optimis sih pada akhirnya saat teknologi baterai sudah makin canggih akan ga ada alasan ga ganti ke kendaraan listrik. DIbanding motor bensin dgn harga setara, speda motor listrik itu running cost jauh lbh murah, lebih silent, lebih minim getaran, lebih efisien, bebas emisi gas buang, akselerasi jauh lbh kencang. Problemnya sekarang berpusat pada teknologi batere & chargernya yg belum sampai di titik idealnya aja, baik secara kepadatan energi (jarak tempuh), harganya, maupun durabilitasnya yg masih tanda tanya krn adopsinya blm masif & blm lama. Secara powertrain, motor listrik sdh lebih unggul drpd mesin bensin.
Saat ini saya rasa motor listrik sudah ideal untuk jadi motor kedua, bisa jadi motor utk having fun / hobi, menemani motor bensin yg sdh lbh matang secara teknologi & lebih handal. Jd buat teman2 yg cari motor kedua, saya rekomendasikan bgt coba motor listrik. Sekalian ikut mempercepat kemajuan teknologi batere & transisi ke kendaraan listrik.
Komentar yg sangat bagus dan realistis..
Jika baterainya rusak (ini salah satu komponen, belum yang lain) bisa diakali/reparasi ? Atau harus beli yang baru & apakah mahal harganya?
@@wahyuutomo8143sudah banyak perakit batre kendaraan listrik di indonesia mereka bisa juga repair baterai...yg jadi masalah memang untuk perjalanan jauh blm ada POM listrik itu yg menghawatirkan.
@@wahyuutomo8143kaya printer harganya murah, tpii catridge mahal
@@wahyuutomo8143 Betul, baterai kalau rusak sebaiknya hrs ganti sepaket. Tp kan biasanya udh ada garansi tukar baru sekitar 3 tahun dr pabrikannya. Utk motor2 listrik populer mulai byk yg bikin baterai rakitannya dgn kapasitas lbh gede dan harga lbh terjangkau. Mgkn nanti kalau pabrik batere di Indonesia sdh beroperasi bakal semakin terjangkau. Utk part2 lainnya, setidaknya utk motor listrik merk lokal TKDN nya udh lumayan tinggi kok. Setidaknya utk merk Alva yg saya pakai vendor partnya mirip2 kyk motor bensin lain yg populer di sini, jd bsa substitusi jg. Lagipula moving parts motor listrik kan jauh lbh sedikit drpd motor bensin. Motor listrik ga perlu pakai transmisi / CVT, jd dr dinamo lgsg ke roda. Sistemnya lbh simpel, part yg dikhawatirkan bermasalah lbh sedikit.
Coba mas Hajar Win, ceritakan kasus Jessica Wongso yang heboh baru-baru ini. Pastinya bakalan menarik nih....
😂😂😂😂😂😂beda jalur bang
Kasus jessica itu udah selesai di 2016. Yg saat itu 99% netizen menyudutkan jessica. Jadilah keputusan hakim sesuai permintaan netizen.
listrik kendala di flexibilitas, lupa ngecas sehari auto gak bisa kemana mana 😅 pengalaman pakai molis uwinfly kantor, temen kemarin lupa ngecas alhasil kudu diem 6 jam baru bisa jalan
tukar batre d alfamart yg da d list aplikasi
masalah motor listrik pengisian nya tidak instan kayak bensin.
Gak usah panjang lebar sih. Alasannya mudah.
"Infrastruktur pengisian mobil/motor listrik yang belum memadai"
Di dalam Jawa aja masih byar pet untuk dibeberapa daerah, apalagi di luar jawa. Toh selain itu balik lagi itung2 an listrik.
Dan ini sudah ada itung2 an dari orang luar, berapa biaya yabg harus dikeluarin. Hasilnya mencengankan, ribuan trilliun rupiah, itu pun untuk 1 kota (karena spek nya di sana juga tinggi, bawah tanah, perlu grid baru, pembangkit baru, dll).
Untuk motor sih gak tau ya, untuk mobil, kenapa yang paling sering di dengar Toyota ? Karena yang bertahan dengan mobil untuk family hingga sekarang itu yah Toyota dengan Kijang yang sekarang ganti nama dengan Innova. Izusu Phanter gak kedengar, Honda gak pernah bikin, Hyundai bikin tapi terlalu mahal. Nah wajar Toyota menang di bidang ini. Cuman kalau untuk model lain ? Ternyata gak. Toyota untuk model lain bersaing dengan Honda, Suzuki, Wuling, dll. Nah balik lagi. Jadi bisa dikatakan, sebenarnya orang beli mobil itu jauh lebih terbuka yah pemikiran, bukan berdasar merk doank. Nah kok mobil listrik cuman 10k terjual sih ? Yah wajar aja, balik lagi ke infrastruktur. Buat charging mobil listrik itu gak semudah motor. Untuk sekelas wuling listrik aja, kalau gak upgrade ke daya paling tinggi, itu 12 jam buat ngisi. Dan lagi itu perlu pasang baru. Makanya gak laku. Kalaupun Toyota nih, besok ngeluarin mobil listrik, gw jamin 100000% gak bakalan laku juga.
Krn infrastruktur (Tempat charger) nya masih kurang
di tempat saya yang notabenenya desa motor listrik kurang diminati karena tenaga yang cenderung lemah
Letak geografis di Indonesia belum bisa mengakomodasi kendaraan listrik karena fasilitas charging station juga masih sangat kurang, intinya kendaraan listrik hanya bisa digunakan di perkotaan belum bisa digunakan jarak jauh
Nggak semua orang puinya rumah yang daya listrik nya kuat buat nge-charge kendaraan listrik, terutama yang jenis mobil. Boro-boro nge-charge EV, nyalain dispenser aja buat sebagian orang masih bikin listrik padam. Belum lagi harga baterai yang masih mahal kalo amit-amit ada error, atau expired, malah Tesla aja bisa 1x harga mobil buat ganti baterai aja.
Tapi sepeda listrik di Indonesia lagi booming. Di desaku sdh banyak yg punya sepeda listrik untuk transportasi jarak pendek bahkan ada yg di sewakan.
Iya speda doank, 5jt dpet, klo yg bisa dipke d jlan raya 20jt an, duit 20jt bisa beli 5 mio bekas bisa dipke touring
Mungkin 10 tahun kedepan motor & mobil listrik akan mendominasi di indonesia jika segala inovasi & fasilitas pendukung sudah memadai seperti batre yg lebih tahan lama,fast charging,pom listrik,bengkel,sparepart,dealer dll layak nya motor & mobil bbm sekarang.
Kemungkinan 2030, soalnya 2045 indonesia udh stop penjualan bbm fosil
@@muhammadalvinyufianofirdau9591 kelamaan bang dari 30 ke 45 15 tahun😁
Gambar gembor kendaraan listrik kan belum lama,
Padahal di indo itu daya pakainya sangat lama, kendaraan dah berumur tua aja masih dipake dan disayang-sayang
Daya listrik di Indonesia rata-rata berkisar antara 450-1300 VA alias kurang dari 450-1300 watt. Mobil listrik sekali charge minimal di rumah butuh daya minimal 3,3 kwatt. Minim untuk sepeda listrik sekali charge butuh 200 watt. Lalu tagihannya bagaimana?
Masalah kedua, battery lithium resiko meledak. Terutama kalau korsleting. Untuk membuat pengisian battery minimal butuh daya 200 kwatt. So?
Kalau untuk mobil listrik menurut saya mahal dan untuk motor untuk saya msh terlalu pendek jarak tempuhnya paling tidak untuk motor paling tdk bisa jarak 150km.
Untuk kendaraan listrik untuk SPKLU mobil atau charger motor & mobil msh kurang dan wkt isi batre relatif lama.
Bukan relatif lama bang tapi memang sangat lama 🤣 isi bensin Beat palingan 40 detik full tank jarak tempuh bisa Jakarta Bandung, lah isi baterai molis berapa jam, jarak tempuh cuman 60km 😁
@@muhammadnasir3347 untuk mobil memang ada SPKLU yg 200Kwh/jam ttp msh sedikit berfokus di ibukota dan tol.
Jarak motor listrik 60km itu msh kapasitas baterai msh tergantung gaya berkendara dan traffic msh bisa kurang
yg membuat mobil motor listrik di Indonesia sulit diterima
1. harga yg g masuk akal . 200 juta lebih untuk wuling air ev ?
2. durabilty baterai yg masih belum terbukti kuat dan harga baterai yg muahal . bisa kebeli papanza second
3 . untuk keadaan darurat jelas tidak bisa dipaksakan .karna berrkaitan dengan pengecesan batrai ples daya listrik dan juga tempat pengisian baterai yg masih sangat minim
4. regulasi dan aturan pajak yg masih g jelas
5. sparepart dan dealer masih itungan jari jumlahnya
6. untuk kondisi geografis dan medan di Indonesia jelas tidak memungkinkan harus pindah ke kendaraan listrik . kalopun banyak pastilah di perkotaan dan orang kotapun jika punya kendaraan listrik pasti dia juga punya kendaraan bensin jadi kendaraan listrik hanya jadi optional kedua .bukan jadi pilihan utama .
katanya pemerintah mau mengurangi membantu polusi udara dengan beralih ke kendaraan listrik lah dari atas saja sudah kelihatan ketidak seriusanya dalam berbagai hal .mungkin 20 30 tahun kedepan bisa berubah keadaanya ..mungkin
ada beberapa hal yang mungkin masih bimbang masyarakat kita terhadap kendaraan listrik
1. Layanan purna jual apakah sebaik kenderaan konvensional seperti kenderaan bermotor
2. Ketahanan body, baterai dan kelistrikan saat menghadapi keadaan dan cuaca yg di Indonesi, walaupun sebenarnya pabrikan sdh merancang agar tahan di segala medan dan situasi
3. Waktu pengecasan yg masih relatif lama, walaupun sudah ada teknologi fast charging. kyanya masyarakat kita masih membandingkan dengan cepatnya mereka membeli bahan bakar di SPBU
4. masih belum ramai aja sih yg memakai kendaraan listrik, klo udah seperampat masyarakat kita berpindah ke kenderaan listrik pastinya banyak yg ikutan juga
tidak dipungkiri di masa depan pastinya sdh migrasi ke kenderaan listrik, semoga aja sih kedepannya seperti skuter matic yg ada ada dijual terpisah mesin dinamo buat kenderaan matic jadi bisa aja tuh yg asalnya kenderaan pembakaran dalam menjadi kenderaan listrik karena di swab engine
Nah iya cuaca/medan
Akankah ada tronton listrik?
Kalo servis senternya blm menjamur dimana2, station pengisian cepat baterai nya blm menjamur dimana2, ya masih susah
Tapi honda sekarang beda dgn dulu. Sekarang gak mau lagi beli honda. Dia tidak bertanggung jawab atas qualitas produknya sendiri.
Motor listrik terkendala dengan tempat pengisian, lama pengisian, harga jual yang cukup mahal, dan desain yang masih cukup aneh buat diterima. Mungkin klo seumpama nya honda mengeluarkan PCX versi listrik dengan harga yang sama pasti bakalan banyak yang beli model listriknya.
Seleranya pcx jelek banget.😂
Beat versi listrik bang, harga cukup 20 juta pasti jos laku keras dan honda akan kembali berjaya dengan satu syarat Esaf nya di buang dulu😅😂😂
@@ookychanel6403esaf cuma msalah remeh di mata honda. Rilis ja produk baru yg g esaf,msalah esaf terlupakan 😆
Jangan mau nanti listrik di naikan harganya warga konoha bisa apa?
Ingat pas dulu minyak tanah di alihkan ke gas lpg
Skrg harga gas lpg bisa di monopoli pemerintah isinya juga ga penuh
Yoi
Udah pasti harga listrik meroket karena demand meningkat gara² kendaraan liatrik
Menurut saya, klo mau shifting secara masif diterapkan dulu di Jabodetabek. Hilangkan BBM subsidi dan gratiskan biaya konversi mesin R2 ke BEV, BBM subsidi hanya utk angkutan kota/bus dan angkutan barang logistik. Utk R4 pajak BEVnya digratiskan dan pengguna R4 ICE diwajibkan menggunakan BBM non subsidi. Kami aja yg di luar pulau jawa aja bisa survive dgn bbm non subsidi, harusnya Jabodetabek bisa lah. Klo mau nunggu sampai MRT rute Barat-Timur selesai bakal kelamaan, sia2 uang subsidi BBM terbakar karena macet2an. Daerah luar pulau jawa lebih membutuhkan subsidi BBM itu biar muter ekonominya, nggak melulu Jabodetabek toh konversi dari ICE ke BEV juga masih bisa dihandle sama PLN, wong PLN di Jawa Bali ini over supply 😂. Beralihnya pengendara dari ICE ke BEV tidak akan membuat polusi dari PLTU di pulau jawa meningkat drastis karena kebanyakan cerobongnya sudah menggunakan wet scrubber tinggal pembangkit2 yg dari daerah industri aja yg perlu diperketat. Ya ini pro kontra sih, tapi harus cermat aja karena subsidi BBM negara ini dihabiskan 80%nya di Jabodetabek.. Timpangkan?
Saya urun pendapat ya selaku pekerja jalanan (saya minimal jalan 3.000km/bln), kenapa saya malas pindah ke ev karena: umur baterai & daya jangkau, sudahlah beli kendaraan mahal baterai tiap bulan terdegredasi, ngecas lama, jarak tempuh pendek pula power pun loyo 🤣
warga china berani pindah ke listrik krn pemerintahnya MENJAMIN bahwa infrastruktur, subsidi, dsb itu tersedia.. krn pemerintah china tau kalo menggerakan warga itu ga mudah, jadi harus berlapis tawaran menariknya, ini baru serius..
Minat blm banyak alasan
1. Part blm jelas
2. After sales blm jelas
3. Bengkel blm jelas
4. Harga lumayan mahal
5. Sistem tukar baterai blm mencakup smua wilayah
6. Harga baterai mahal
7. Silahkan tambahkan sendiri
😂
Udah full listrik. Hemat. Kalo di bilang ada minusnya. Wajar, baru mulai di pakai konsumen. Pasti ada ketidak sesuaian. Tinggal gimana kita ngakalinnya (beli batre kedua/charge di spklu) itu semua tinggal mindset aja. Terlalu di takut2in sama brand esaf. Sekarang hemat banget. Biasa bbm abis sejuta sebulan. Ini cuma 150rb buat charge 3 batre selama sebulan
Memang bener irit ongkos harian,tapi jangan lupa Saat harus Ganti batteray mesti ngrogoh dompet dalam dalam, Sebab batteray Mahal mesti nabung sejak Awal beli molis
Beli molis tak ada beda dengan sewa kendaraan karena umur baterai berkurang tiap kali pemakaian, sudh gitu mahal pula bisa 50% harga kendaraan 😀
Haaa! Kalau punya mobil listrik, listrik rumah paling gak 3500 va, karena charger rumahan paling gak butuh 2200 va. Jadi kalau kapasitas baterai listrik buat si mobil katakan 60 kw, chargernya hanya 2,2 kw...maknya...dari 0% ke 100% charged bisa lebih sehari semalam. Ya kalau ngecas di charging station yang punya charger 50 kw....itupun makan waktu sejam. Jauhh lebih cepat ngisi kendaraan hidrogen yang paling banter 5 menit apalagi bbm. Lagian, walau katanya digaransi umur baterai sampai 10 tahun, harga baterai kayak Wuling Air EV itu lebih 250 juta....padahal mobilnya 'cuman' 300 juta.....ha ha ha.
Saya ditaiwan pakai sepeda listrik batrainya bertahan sekitar4thn itupun hanya dipakai kerja perjalan paling jauh 3km 2 x ganti bantre bisa buat beli motor baru lagi
.. kelemahan motor/mobil listrik pada baterai semakin lama kita pakai jarak pakai semakin menurun
Kelebihan sepeda motor listik : Irit (biaya cas listrik lebih murah dari bbm), bisa ngecas di mana saja (asal dayanya kuat), gak usah antri di pom bensin, tarikan enak gak ada suara, harga murah (dengan adanya subsidi 7 juta dari pemerintah). Kekurangan yang membuat orang ragu beli : Ngecas lama, harga batrey yang mahal (jika harus beli karena rusak), jarak tempuh yang tidak sejauh motor BBM, infra struktur pendukung motor listik belum banyak, kecepatan terbatas (bebeapa molis). Tapi saya udah beli motor listrik (FoxR) dengan pertimbagan : Tarikan enak, jarak tempuh bisa 100KM, kecepatan bisa sampai 95km/jam, dapat harga subsidi murah, batrey sewa biar gak usah mikir batrey rusak, bentuknya saya suka. Kesimpulannya sih motor listirk lebih cocok buat kota2 bukan untuk jarak jauh.
Karena yg ngeluarin bukan brand brand mobil atau motor yg sudah dipercaya masyarakat
Saya ada rencana beli motor listrik beberapa bulan lagi, Tapi tetap mepertahankan Kendaraan bensin saya, Dan saya hanya pakai kendaraan listrik ini untuk Komuter, Kalau harus lintas Kota lebih dari 80Km atau lintas Provinsi saya piliih kendaraan BBM mau Mobil atau Motor, Selain karena jaringan Charging atau Swap batterynya masih jarang, Saya keingat di grup Mobil tua ada orang mudik ke daerah pelosok pakai Mobil listrik malah ga kepake karena didesa susah listrik, Selain ada anggapan elektrikal jauh lebih sulit dibenerin dibanding mekanikal, Kendaraan listrik dianggap sulit diakali dan hanya bisa diganti partnya(Ini kata temen yang pernah nyervis Motor listriknya), Motor Mobil konvensional walaupun sudah canggih masih bergerak dengan gerak mekanis dan biasanya banyak bengkel atu orang awam yang paham kalau gini kenapa kalau gitu kenapa, Tapi saya percaya, Dengan perencanaan infrastruktur yang tepat, Kendaraan listrik bakal lebih diminati nantinya, Dan paling utama sepertinya baterai, Kalau bisa lebih murah lebih baik, Harga bisa terjangkau🙏
Buang2 uang ae
Saya pernah tny sama saudara yg tiap tahun gonta ganti mobil, kok gak pakai mobil listrik,, kata nya gak bisa sekali jalan dr bali ke jakarta, gak usa jauh, dari bali ke surabaya aja gak bisa, harus di cas lg, lama di cass, gak seperti cas hp, tempat cas nya gak semua ada, seperti spbu
ya itu faktor utamanya infrastruktur untuk mendukung kendaraan listrik masih sangat terbatas di indonesia, beda sama di luar negeri yang tempat pengisiannya ada dimana mana
@@fumieshi3071 ya, walau pun bisa di isi dimana-mana, pengisian tidak bisa secepat kita isi bensin atau solar, kalau dalam kota saja itu tidak masalah, kalau untuk luar kota, mikir mikir lagi
Kalo kendaraan listrik kalo dikampung mau ngisi fimana min sedangkqn bbm botol sudahbpasti ada tersebar,dqn kelamahan nya kalo matiblistrik gk bisa digunain
Ekonomi sedang sulit, UMR hanya dua juta.
Alhamdulillah saya sudah ada motor listrik di rumah lumayan buat ke pasar nganter anak sekolah dan ke stasiun dan nongkrong sangat hemat biaya transport
Jika kendaraan listrik dicharge pakai tenaga surya baru bener² dibilang "bersih" dari polusi. Tp yg perlu diingat limbah hasil pembuatan, pengolahan, & bangkai baterai bekas juga berbahaya bagi lingkungan.
1. Ga bisa dipake mudik
2. Sulit pengisian daya nya
3. Servis/ganti baterai mahal
Saya membeli sepeda motor listrik dari akhir oktober 2023 sampai sekarang belum datang unitnya. Padahal sudah dibayar lunas. Entah apa masalahnya.
Jangan salah, rakyat indo klo ada produk baru pasti antusiasnya pk banget, karena lebih condong mengkedepankan tren dari pd manfaatnya, itu pandangan saya.
Klo kurang antusias tidak lebih tidak kurang berarti perekonominya lg sulit 😅😅
Kendaraan listrik gak diterima di Indonesia karena
1. Ngecas nya lama, apalagi pas mau ngecas, tempat casnya sudah penuh. Wah tambah lama lagi. Kalau BBM cuna 1-2 menit sudah full (termasuk antrinya)
2. Tempat cas baterai terbatas. SPBU kendaraan BBM ada di mana mana. Kalau ngecas di rumah maka listrik di rumah harus dinaikan. Apalagi kalau ada giliran mati listrik,tambah susah.
3. Harga baterai mahal (bisa setengah harga baru) dan umur baterai yg pendek 10 th sesuai garansi. Bisa bisa harga jual seteah 10th tunggal 25% saja. Bandingkan dg motor matic yg umur 10th saja harga bekasnya masih +/- 70%.
4. Spare part nya gak terjamin ketersediaannya. Bikin susah kalau kendaraan listrik bermasalah. Spare part kendaraan BBM mudah didapat.
Orang indonesia lebih mementingkan merek dan desain dari pada fungsi, beda dengan negara-negara lain, semoga pandangan seperti ini bisa berubah.
Lah karena kendaraan listrik belum terbukti ketangguhan dalam pengangkutan dan terbatas akses pengisian makanya belum banyak beralih
Seandainya pemerintah memperbanyak transfortasi umum pasti pembelian kendaraan menurun, khususnya di tempat saya hampir semua anak smp & sma punya kendaraan pribadi kesekolah karena tak tersedianya trasnfortasi umum, orang tuanya tak bisa antar jemput anak karena harus bekerja.
Seharusnya di buat study research dulu siapa golongan pemakai pada umumnya dan permasalahannya apa enggan atau pikir2 atau ok... para pemakai motor yg kos krn kerja amat sulit kalo mau charge di tempat kos yg murah... Mungkin diperlukan alat utk charge yg bisa menampilkan daya yg di pakai sekaligus biaya yang harus di kenakan dari saat colok hingga cabut... dgn demikian di warung2 atau minimarket bisa mengadakan alat charge yg tertera biayanya... seperti mini pombensin...
faktor utama nya tu soal pengisian batre bang....
pengisian yg jenis tukar batre itu belum merata di mna², jadi kalau qt mqu perjalan jauh itu was² gak tenang.. otomatis qt pakai sistem pengecasan, kalau ngecaa batre pasti lama gak seperti motor bbm, isi bisa langsung jalan, kalau qt lgi buru², pasti sangat merepotkan... aku udah 4 tahun pke motor listrik, bisa di bilang repot kalau untuk perjalanan jauh...
trus bengkel yg paham perbaikan motor listrik itu sangat sdikit
Yg membuatku blum minat sama kendaraan listrik.. ngecas ga bisa sembarang tempat alias blum banyak stasiun pengisian listrik, nge cas lama ngabisin waktu banget, kurang bertenaga, batrenya klo rusak mahal, ditambah suara mesin ga semerdu kendaraan bbm
mobil listrik jg ada polusinya bro, polusi udara dari ban yg terkikis, polusi air & tanah dari limbah baterai, australia aja skrng lgi kebingungan gmn ngolah limbah baterai yg udh kebanyakan
Karena menurut saya kurang laku nya kendaraan listrik di Indonesia adalah tempat pengecasan listrik (spklu) nya belum merata di Indonesia.dan kendaraan listrik itu masih mahal sehingga orang belum tertarik membeli kendaraan tersebut dan pengecasan nya lama berbeda dengan kendaraan BBM cuma sebentar .
itu sih menurut saya kendaraan listrik kurang laku di Indonesia
hanya satu itu aja kekurangan nya infrastruktur belum merata
Simple kesimpulannya, karena belum waktunya, kalau nantinya bahan bakar habis, mau nggak mau ke listrik, masa mau balik ke kuda, sedangkan tempat rumput udah jadi rumah semua
repot klo buat jarak jauh.. kasus dorong2 motor udah sering.. intinya kendaraan listrik terbatas km nya.. klo bbm bisa 6x lebih jauh dari kendaraan listrik sekali isi bensin.. intinya ga cocok buat kebutuhan jarak jauh
Wong lawan arah saja dibudidayakan
, Himbauan pemerintah tuh hanya angin berlalu bagi masyarakat Indonesia. tata tertib disini itu sangat sulit diwujudkan kecuali pemerintah nya bner2 tegas kayak China.
Opini pribadi gw
1.bentuk yang masih aneh dan gak bnyk varian
2.batre ukuran besar dan berat klo perjalanan jauh mesti bawa cadangan batre yang berat
3.lampu aja yang wat nya kecil bisa kepanasan dan meledak apa lagi motor listrik
Kurang nya motor mesin minyak banyak yang jual bahan ada di perkotaan pedesaan dimana mana sedangkan listrik tempat bahan bakarnya hanya sedikit di desa jarang bayangkan bawa motor listrik dari kota ke desa di desa ga ada tempat isi bahan bakar listrik kan report beda dengan mesin minyak di mana ada
1. build quality belum jelas, sehingga....
2. belum yakin untuk dipakai sebagai daily driver, misal kalau pengen upgrade yg lama diual, nah...
3. Masih laku dijual kembali gak? boro-boro mikirin harga jual kembali
Mungkin dealer kurang menjelaskan dan memastikan ketersediaan spare parts; ketersediaan prasarana charging di prasarana umum listrik belum masif sampai pelosok2; pemerintah belum dapat menjadi "wasit" yang tegas & bijak terkait kebijakan kendaraan listrik.
Otak mobil listrik adalah battery yg mana klo perlu penggantian harganya bisa mencapai lebih dari 50% harga mobilnya, dg durasi kelayakan battery yg kurang lebih cuman sampai 8 th sj harga jual mobil listrik bekas pasti akan sangat jatuh, yg perlu dicatat konsumen indo masih sangat membertimbangkan harga jual mobil bekas saat membeli kendaraan.
masalahnya..ygpertama di indonesia belum bayak tempat isi daya untuk isi batrai, yg ke dua model speda motor dan mobil bentuk ya gk sesuai dengan keinginan pasar indonesia, dan yg ke tiga harga terlalu mahal
Sudah pernah naik mobil listrik belum bang Win ??
Harga mobil listrik diatas 1,5 miliar itu kenyamanan suspensinya sama kek mobil mesin harga 200jt ke bawah macam LCGC
Alias Sigra masih lebih nyaman dibanding Ionic
Jadi orang berpikir mending beli mobil mesin, karena beli kendaraan itu tidak melulu memikirkan keiritan bbm tapi juga dr segi kenyamanan berkendara
Beli mobil mahal serasa naik angkot yaa ogah lah 😂🤣
trus klo semua udh pake motor dan mobil listrik, bbm nya buat apa
Klo charging station belum merata orang ya masih mikir mikir..kecuali setiap spbu diadakan charging station atau swap baterai.. Kemarin sempet ngilirik molis zuzu eh mikir lagi soalnya swap baterai di tempatku lom ada
karna terlalu ngehalu , ngehalu boleh tapi harus ngaca diri , ristrikpun produksi sekala nasional buka green polusi juga cuma pindah energi , tidak menyelesaikan
meding subsidi saja bbm , trus saring kendaran2 jepang harus bebas asap udah gtu saja
harga terjangkau
Mau tanya, ini saya doang atau ada yg ngalamin jg,?
Kmren coba mau ambil motor listrik pake subsidi harganya 19jt
Tp pas ngambil tanpa subsidi harganya 12 jt,
Jd kayak pake subsidi gk pake subsidi harganya ttp aja jd harga normal,😅
Gtw ini dealer tempat ku aja atau ada jg yg sama ngalamin,?
beli kendaraan listrik tu mikir2 utk skr krn msh awal2, msh banyak kekurangan, mgkin akan beli di 5 atau 10 thn kedepan.
Intinya baterainya msh mahal trus jika second jualnya,apa bs menyaingi psran mtr mesin biasa?kecuali hrg mtrnya dibwh motor mesian biasa😊😊
kendaraan listrik mayoritas masih dijual oleh merk "tidak jelas", ada yang jual dari merk yang "jelas" seperti honda, hyundai dll harganya jauh bgt dibanding kendaraan bensinnya...
Yang menunda saya untuk membeli kendaraan listrik adalah station charger masih sedikit klo dirumah, jujur rakyat Indonesia sedikit yang punya rumah terus klo pasang kwh besar ribet. Klo station charger sdh banyak baru sya mau beli kendaraan listrik
Pengen punya ev tp nunggu dominasi pltu runtuh dl 😢
Hidup itu pilihan, selera orang berbeda beda mau itu pake kendaraan bensin atw listrik...untuk kedepannya jangan sampe hilang kendaraan bensin karena kami lebih menikmati kendaraan berbahan bakar bensin
Kurang peminat karena memang premature utk diterapkan di Indonesia. Bukan hanya dari stasiun pengisian listrik saja tetapi dari banyak hal... Seperti masalah kemacetan, masalah banjir, teknologi baterai yg digunakan utk ev (lithium ion) masih cukup beresiko dari sisi safety, teknologi baterai teraman saat ini adalah (ltpo) namun harganya masih sangat mahal, harga ganti baterai yg mahal hampir seharga ev baru, kondisi geografis Indonesia juga berpengaruh... ev paling mentok dipakai dalam kota saja didesa yg berbukit2 sulit kepakai, utk transportasi antar kota juga sulit diandalkan.
Di rmh saya ada 3 kendaraan listrik.
1 mbl. 2 motor.
Tp menurut pribadi saya lbh mantep pake mbl bbm.
Karna di jln gk khawatir gk mikir jarak tempuh.
Lbh simpel, bbm hbs langsung isi langsung gas.
Sedangkan listrik, ngecas nya butuh waktu lama.
Masuk akal