Dekat sama como FC Fabregas amazing seri a Tak Ada Yang Berubah Sidang umum PBB baru saja memutuskan Palestina ditolak menjadi anggota penuh PBB. Padahal, 12 dari 15 anggota dewan keamanan PBB mendukung Palestina. Dua abstain dan satu menolak, yakni Amerika Serikat. Karena Amerika punya hak veto, maka 12 suara itu tidak ada artinya. Palestina tetap tidak bisa menjadi anggota penuh PBB. Alasan Amerika selalu sama: sengketa Israel-Palestina harus dilakukan lewat negosiasi kedua negara itu, bukan dengan cara-cara multilateral. Selama belum ada kesepakatan antara Israel-Palestina, Amerika tidak mau mengakui Palestina sebagai negara. Veto itu adalah refleksi dari sikap Amerika yang konsisten seputar konflik Israel-Palestina. Orang yang tak mengerti duduk persoalan, mengecam Amerika dan mengumbar kemarahan dan kekecewaan. Tapi, bagi yang tahu masalah, veto Amerika itu tidak mengejutkan sama sekali. Selama Palestina dan para pendukungnya menggunakan cara-cara yang sama, situasi tak akan berubah. Kata Einstein, idiot adalah orang yang mengerjakan hal yang sama setiap hari tapi mengharapkan hasil yang berbeda. Mereka ingin hasil yang berbeda dari konflik Israel-Palestina, tapi mengerjakan hal-hal sama dalam 50 tahun terakhir. Mengerjakan hal sama maksudnya mengulangi perbuatan dan tindakan serupa. Yang pendukung Palestina lakukan sejak 50 tahun terakhir adalah mengutuk Israel, mengumbar kemarahan terhadap Amerika, dan mengompori perlawanan orang-orang Palestina. Dengan sikap seperti itu, mereka ingin ada perubahan dengan nasib Palestina. Dengan sikap itu, mereka ingin Israel dan Amerika berubah. Nyatanya tidak. Palestina tetap sengsara. Israel tetap keras kepala. Dan Amerika tetap pegang kuasa. Tak ada yang berubah.
Dekat sama como FC Fabregas amazing seri a
Tak Ada Yang Berubah
Sidang umum PBB baru saja memutuskan Palestina ditolak menjadi anggota penuh PBB. Padahal, 12 dari 15 anggota dewan keamanan PBB mendukung Palestina. Dua abstain dan satu menolak, yakni Amerika Serikat.
Karena Amerika punya hak veto, maka 12 suara itu tidak ada artinya. Palestina tetap tidak bisa menjadi anggota penuh PBB. Alasan Amerika selalu sama: sengketa Israel-Palestina harus dilakukan lewat negosiasi kedua negara itu, bukan dengan cara-cara multilateral.
Selama belum ada kesepakatan antara Israel-Palestina, Amerika tidak mau mengakui Palestina sebagai negara. Veto itu adalah refleksi dari sikap Amerika yang konsisten seputar konflik Israel-Palestina.
Orang yang tak mengerti duduk persoalan, mengecam Amerika dan mengumbar kemarahan dan kekecewaan. Tapi, bagi yang tahu masalah, veto Amerika itu tidak mengejutkan sama sekali. Selama Palestina dan para pendukungnya menggunakan cara-cara yang sama, situasi tak akan berubah.
Kata Einstein, idiot adalah orang yang mengerjakan hal yang sama setiap hari tapi mengharapkan hasil yang berbeda. Mereka ingin hasil yang berbeda dari konflik Israel-Palestina, tapi mengerjakan hal-hal sama dalam 50 tahun terakhir.
Mengerjakan hal sama maksudnya mengulangi perbuatan dan tindakan serupa. Yang pendukung Palestina lakukan sejak 50 tahun terakhir adalah mengutuk Israel, mengumbar kemarahan terhadap Amerika, dan mengompori perlawanan orang-orang Palestina.
Dengan sikap seperti itu, mereka ingin ada perubahan dengan nasib Palestina. Dengan sikap itu, mereka ingin Israel dan Amerika berubah.
Nyatanya tidak. Palestina tetap sengsara. Israel tetap keras kepala. Dan Amerika tetap pegang kuasa. Tak ada yang berubah.