kalo mau fair sih ada disclaimer bahwa artikel atau segmen tertentu disponsori oleh pasangan atau partai tertentu, seperti youtube yang mengharuskan uploadernya mencantumkan "advertorial" ke bagian yang memang disponsori produk tertentu. tapi yaah ini indonesia, ga ada regulasi undang-undang yang dilanggar ya dianggap sah-sah aja.
rakyat kita gak suka sesuatu yg terlalu real, masih dalam masa puber politik, pginnya didongengin dan dijanjiin hal hal manis mirip kaya bocah abg lg kasmaran
@@hambatuhan3165 ada koq, liat di channel the overpost, disana ngejelasin soal hubungan pemilu dan emosional pemilihnya bahkan dijelasin cara menggaet suara lewat sosmed dengan cara brutal
Channelnya sepi soalnya sekarang kemasannya kurang menarik. Kalo video2 lamanya itu bagus2 kemasannya jadi viewsnya banyak. Tapi dari dulu sampe sekarang media ini selalu ngasih konten yg berisi sih
Media milik oligarki yang mendukung politisi sesungguhnya adalah salah satu bentuk kebebasan berpendapat dan kebebasan pers. Makanya jangan heran bahwa di negara-negara yang mendukung penuh kebebasan berpendapat dan kebebasan pers, contohnya di AS, oligarki nyaris secara absolut mengendalikan sistem politik dan pemerintahan di suatu negara. Siapa yang menguasai media ia pula lah yang mengendalikan siapa yang terpilih dan siapa yang tidak. Suka tidak suka, kebebasan bisa kebablasan, apalagi kalau kebebasan itu hanya untuk oligarki dan tidak ada pengaruhnya dengan orang biasa.
Gimana dengan media yang condong ke salah satu paslon karena kontrak pengiklan? Bukan karena nggak mau fair tapi karena media butuh duit dari iklan (terutama online)
Sepemikiran. Media selalu mempertanyakan netralitas Aparatur sipil Negara atau PNS tapi di 1 sisi media itu sendiri tidak pernah membahas apalagi mempertanyakan netralitasnya. Media selalu mengembar-gemborkan ASN/PNS tidak netral tapi di 1 sisi media itu sendiri juga tidak netral
media independen lokal mah makin bikin gua sangsi sama informasi. soalnya terbatasnya kapastias mereka bikin pendapatannya rendah, so, mereka rentan kena money campaign
makanya perlu support sbnrnya, kl ga ya mereka gampang terombang ambing duit siapa yg paling banyak kl kaga, ya tayangan info mainstream skrg yg isinya ya punya bias elit bakal lanjut aja :')
Katanya nyuruh media netral eh tapi di tengah video secara implisit menyatakan ketidaksukaannya terhadap paslon 02😂 Komedi bgt sih lu, ga punya pendirian, plintat plintut. Beginilah klo bikin video konten cuma buat ngejar engagement & daftar tunggu konten yg telah dibuat aja Sering terjadi sih kaya gini, ngakunya netral tp 02 dihujat terus, yg lain dibiarin aja😅 kocakk..
@@grahmasmalling6677Bapak lu yg bot kali, coba dicek beneran manusia bukan? Dikasih fakta malah bilang bat bot bat bot, atau lebih parahnya lu yg bot... ti? BOTI AHAHA
Media yang sehat karena masih sepi, satunya lagi tirto
kalo mau fair sih ada disclaimer bahwa artikel atau segmen tertentu disponsori oleh pasangan atau partai tertentu, seperti youtube yang mengharuskan uploadernya mencantumkan "advertorial" ke bagian yang memang disponsori produk tertentu.
tapi yaah ini indonesia, ga ada regulasi undang-undang yang dilanggar ya dianggap sah-sah aja.
Chanel keren dan obyektif. Baru nemu dan langsung subscribe
Jarang ada media sehat kaya gini
Tetap semangat remotivi, makasih udah mengedukasi warga soal media, saya belajar banyak soal literasi media lewat kanal ini 😊
Ini CTA nya kalau berhasil, bola saljunya bisa gede banget asli, Yuk kita ramein, like komen biar di amplifikasi algoritma
keren, media kritik media 😊
Kerennn, gua dukung bgt media independent sih contohnya remotivi mwehehehehe
Giliran channel kegini malah sepi, heran dah gua mah
rakyat kita gak suka sesuatu yg terlalu real, masih dalam masa puber politik, pginnya didongengin dan dijanjiin hal hal manis mirip kaya bocah abg lg kasmaran
Saya juga gak paham, mana gak ada penelitian yang bisa bantu ngejelasin kenapa bisa begini pula, hadeuh.
@@hambatuhan3165 ada koq, liat di channel the overpost, disana ngejelasin soal hubungan pemilu dan emosional pemilihnya
bahkan dijelasin cara menggaet suara lewat sosmed dengan cara brutal
Channelnya sepi soalnya sekarang kemasannya kurang menarik.
Kalo video2 lamanya itu bagus2 kemasannya jadi viewsnya banyak.
Tapi dari dulu sampe sekarang media ini selalu ngasih konten yg berisi sih
semoga trending supya makin banyak yg membicarakan isu ini.
👍👍👍setujuu😂
🔥🔥
Mantap remo!!!
Media milik oligarki yang mendukung politisi sesungguhnya adalah salah satu bentuk kebebasan berpendapat dan kebebasan pers. Makanya jangan heran bahwa di negara-negara yang mendukung penuh kebebasan berpendapat dan kebebasan pers, contohnya di AS, oligarki nyaris secara absolut mengendalikan sistem politik dan pemerintahan di suatu negara. Siapa yang menguasai media ia pula lah yang mengendalikan siapa yang terpilih dan siapa yang tidak. Suka tidak suka, kebebasan bisa kebablasan, apalagi kalau kebebasan itu hanya untuk oligarki dan tidak ada pengaruhnya dengan orang biasa.
real keresahan kita
Gimana dengan media yang condong ke salah satu paslon karena kontrak pengiklan? Bukan karena nggak mau fair tapi karena media butuh duit dari iklan (terutama online)
#tolakbasabasipolitik 🔥
Ini salah satu media level dewa 🎉
Gokil nih, pake pendekatan pemikirannya Noam Chomsky 😉
Bagaimana dengan channel lainnya? Apakah belum memenuhi keperluan masyarakat Indonesia akan berita politik dan ekonomi?
They are morally flawed!!!
Sepemikiran. Media selalu mempertanyakan netralitas Aparatur sipil Negara atau PNS tapi di 1 sisi media itu sendiri tidak pernah membahas apalagi mempertanyakan netralitasnya. Media selalu mengembar-gemborkan ASN/PNS tidak netral tapi di 1 sisi media itu sendiri juga tidak netral
Media skrang udah ga independen
Mungkin seperti mirip seperti Jakarta Post pada tahun 2014 editorial tempo jelas tidak mendukung pansol nomer urut 02
Kawaii
media independen lokal mah makin bikin gua sangsi sama informasi. soalnya terbatasnya kapastias mereka bikin pendapatannya rendah, so, mereka rentan kena money campaign
makanya perlu support sbnrnya, kl ga ya mereka gampang terombang ambing duit siapa yg paling banyak
kl kaga, ya tayangan info mainstream skrg yg isinya ya punya bias elit bakal lanjut aja :')
ini baru pertanda remotivi comeback. belakangan udah kaya sjw twitter
Ini bakal di banned ama sebelah ng?😅😅
Menurut kalian Harian Kompas sama Majalah Tempo masih worth it untuk dikonsumsi gak si? Adakah rekomendasi media alternatif yang independen?
Kompas si self claim netral dan sepertinya pemilik gak ada relasi dengan partai manapun. [BISA BERUBAH SEWAKTU-WAKTU]
Di awal kliatan kakak naratornya dh gatel bgt mulutnya pgn kluarin unek2nya
Bner aja di timestamp terakhir wkwkwkwk
Ini sengaja keknya ya shoot-nya gini, nyangkut dikepala soalnya.
Katanya nyuruh media netral eh tapi di tengah video secara implisit menyatakan ketidaksukaannya terhadap paslon 02😂 Komedi bgt sih lu, ga punya pendirian, plintat plintut. Beginilah klo bikin video konten cuma buat ngejar engagement & daftar tunggu konten yg telah dibuat aja
Sering terjadi sih kaya gini, ngakunya netral tp 02 dihujat terus, yg lain dibiarin aja😅 kocakk..
lah nonton sambil makan apa gimana?
jelas mbaknya nyindir semua paslon, malah lebih sering nyindir Paloh dan HT
@@grahmasmalling6677 baru aja dijelasin bias kognitif, udah ada yg praktekin aja wkwk
@@dwihusnawan7324puncak komedi gak siih wkwkwk
@@dwihusnawan7324 rasanya komen begini emang dari buzzer atau yg lebih parah bot
gk peduli dengan isi konten asal bisa giring opini
@@grahmasmalling6677Bapak lu yg bot kali, coba dicek beneran manusia bukan? Dikasih fakta malah bilang bat bot bat bot, atau lebih parahnya lu yg bot... ti? BOTI AHAHA