asik nih...ya kembali lagi ke masing2 individu, kalo gw si fix condong ke paslon 01 kenapa..? simple, saat dia menjabat jadi Gubernur DKI dia tidak terlihat tunduk pada partai pengusungnya dalam mengambil kebijakan. bahkan partai pengusungnya yaitu Gerindra malah sampai meninggalkannya, dan dia menolak ketika ditawari jadi cawapres Prabowo sebagai ketua umum Gerindra demi menyelesaikan tugas sebagai Gubernur. yang udah2 kan seenaknya ninggalin... itu sih pendapat gw, beda pendapat boleh kok dan gak perlu saling menghujat
Very Good Content. Setiap pemilu, suara anak muda dan pemilih pemula, memang diperebutkan partai politik. Hal ini karena anak muda dan pemilih pemula blm punya referensi byk soal politik dan lebih mudah dipengaruhi, tergoda janji2 dan skrg gimik. Sejuta sarjana lah. Utk apa sarjana, jk sarjana yg ada aja nganggur. Yg dibutuhkan pekerjaan, yg ditawarkan jd sarjana. Yg dibutuhkan kesejahteraan, yg diberikan susu gratis yg sporadis. Terus stlh menang, hutan dan SDA dikuras gak sesuai dg amanat UUD 1945, sebesar2 kemakmuran rakyat. Yang ada BUMN sebesar-besarnya kemakmuran karyawan nya dan penguasa. Beda dg pemilih yg lebih senior, yg sdh pernah "dibohongi" partai politik dan penguasa yg akan memilih dr substansi, rekam jejak, bukan berdasarkan perasaan. 10 thn ini, undang undang dibuat seenak perut penguasa.. Klw ada yg yg melanggar, contoh IKN, dibuatlah jd Undang-undang agar tdk dianggap melanggar undang undang. Dan stlh mencoblos, itu baru awal. Kita hrs tetap berkontribusi kepada pemimpin yg terpilih. Pilih lah yg paling sdkt rekam jejak negatif nya dan mau mendengar. Jika mau mendengar, Msh ada harapan suatu saat dia ingat. Krn klw mau cari yg sempurna, tdk akan pernah ada. Nasdem berseberangan dg penguasa dihantam. Maka nya Golkar, PAN msh berlindung pada penguasa. Takut dihantam juga. Krn klw dicari2, tetap ada ada celah dan kader atau ketua umum nya yg bermasalah. Beda dg Nasdem yg mengambil sikap.
ini yg ada di pikiran gw, semua ada orng org yg berkepentingan dibelakang para capres janji manis cuma di atas kertas klo pelaksanaan ya bodo amat, apalagi abis terpilih..klo mau nuntut ya tinggal diproses hukum aja
Perlu diingat bahwa Pilpres/Pemilu itu hanyalah euforia sesaat saja. Semua akan kembali "normal" setidaknya stlh pemilihan menteri utk kabinet dari presiden selanjutnya. Gak usah terlalu banyak berekspektasi dgn presiden baru nnti, siapapun itu. Karena toh nntinya harga BBM juga akan naik lagi (diikuti dgn kenaikan harga bahan pokok), org miskin pun ttep akan miskin, dan org kaya ttep akan makmur2 aja. Jgn pernah berharap Indonesia akan jd negara maju, klo kondisi masyarakatnya msih terus seperti ini.
Nggak ada yang bagus, mending skip. Kalau untuk "menyerahkan kepemimpinan ke tangan orang lain" dari semua paslon yang ada, mereka adalah pilihan partai, ibarat kalau lebaran di belikan baju baru sama orang tua, kita tinggal pilih.
@@safiraekarahma "menyerahkan kepemimpinan negeri ke tangan org lain" (?) Lah kita milih atau gak milih jg kepemimpinan negeri ini akan tetap dipegang oleh org lain. Gmn sih? Suara kita itu hanya seonggok "kutil" yg bertebaran di tengah lautan manusia dari Sabang-Merauke. Jd kita mau milih siapapun jg blm tentu pilihan kita itu yg akan menang nntinya. Pilihan kita menang sekalipun, blm tentu jg dia akan "balas budi" kpd rakyat2 yg sdh memilihnya tsb. Dan mereka semua adl "org lain", bukan diri anda.
Bener kok jadi golput juga pilihan dan itu emang pilihan yang paling gampang buat diambil. Tapi justru itu malah nunjukin klo kamu males ngedukasi diri. Nyatanya emang gakada paslon yang bagus, tapi kita punya power biar yang paling najis ga jadi penguasa.
dari visi misi ga bisa dipercaya, dari rekam jejak semua sama saja. Tapi kalau ada paslon yang sebegitu yakin untuk menulis detail visi misi terkait kebebasan pers karena yakin orang yang membaca akan tertarik, mau pilih paslon yang itu atau membiarkan paslon yang visi misi nya ngasal menang? Sehabis ini, setuju kalau kebebesan pers perlu diusahain oleh kita. Semoga hasil pemilu bikin usaha kita lebih lancar.
Satu2nya perubahan besar yg akan dirasakan seluruh lapisan masyarakat hanyalah HARGA BBM NAIK. Dah itu doang. Sisanya presiden itu kerjanya mengunjungi acara A, acara B, acara C, sbg pembicara/keynote speaker/meresmikan suatu bangunan, dll. Ingat bahwa Pilpres/Pemilu itu hanya euforia sesaat saja, yg nntinya akan lenyap setelah mereka semua telah terpilih.
@@crazydawn22 Aduh bodoamat klo urusan itu. Lihat aja diri sndiri (personal), ada tdk dampak signifikan dari Presiden Jokowi (dan sblmn2nya) thd kehidupan kita? Pastinya sama aja kan, kecuali naik BBM itu tadi.
@@daveforthereds kalau saya pribadi, justru bbm ga ngaruh bang :) hehe, tapi betul, banyak yang kena, mungkin seperti abang. Kalau abang kesulitan terkait bbm, boleh ada yang bantu kritik pemerintah biar meringankan beban abang?
@@crazydawn22 udah lah gak ada gunanya. Nnti jg euforia Pilpres bakal lenyap dgn sndirinya, dan semua org akan kembali pada "kehidupan normal"-nya msg2.
Sepertinya memang harus dibatasi untuk kebebasan itu sendiri, karena jujur saja stabilitas itu celahnya disitu. Kalau tidak kita pres, ya rawan kecolongan
Resiko presidential threshold sih. Semua partai pasti ada dosa & kepentingan politiknya, meanwhile cuma dngn dukungan partai orang bisa nyapres. That's why pilih aja yg lesser evil
Mau milih atau engga, tugas kita rakyat yang hidup di Indonesia adalah tetap mengawasi kinerja pemerintah setelah pemilihan. Yang memilih dan menang harus bertanggung jawab atas pilihannya dengan tetap mengawasi kinerja mereka. Yang kalah atau tidak memilih juga tetap mengawasi kinerja pemerintah, karena kita masih hidup di Indonesia yang dipimpin oleh mereka yang menang saat pemilu. Kemenangan pemilu hanya 1 hari, tapi hasil dari pemilu yang akan bertahan lama.
Politik tidak akan jauh dari yang namanya KEPENTINGAN, OLIGARKI, dan lainnya. Awal doang indah berbicara. Ketika sudah menjabat, janji-janji mereka hanyalah BULLSHIT aja. Politik itu jangan fanatik
Dibilang ada paslon yg bersih memang kurang betul. Tapi mengingat sudah banyak kejadian/pemberitaan/debat dari awal masa kampanye hingga saat ini, rasanya kurang lengkap aja kalau kita membahas rekam jejak paslon tanpa membahas kegiatan, ucapan, maupun karakter dari masing2 paslon yang telah muncul selama ini, alih-alih hanya membandingkan "kebersihan" mereka dengan rekam jejak partai dibelakang mereka saja
betul, pak tifatul ini yang jadi terkenal karena komentarnya "internet cepat buat apa?", sayangnya setelah beliau tidak jadi kominfo, ehh jadi anggota dpr
Waktu kita habis karena sibuk ngurusin kebebasan sipil, indeks demokrasi dll buat nyenengin dedengkot demokrasi si Amerika... Saatnya coba pemimpin otoriter yang mencintai negaranya .. Bukan orang yg memuja2 sistem utopia seperti demokrasi... masyarakat cina bersyukur pemimpinnya tidak percaya demokrasi ala amerika, buat apa bebas kalo terus2an terpolarisasi sampe gak sempet mengejar kesejahteraan...yg disesalkan tokoh intelek seperti Rocky gerung yang seharusnya melahirkan ide terbaik bagaimana negara harus dijalankan dengan metode yang cocok, bukan malah memuja2 demokrasi dan filsafat ala barat yang maju namun cenderung merendahkan bangsa Asia dan merasa berhak menjajah..
Lu gak usah sok2an bahas ttg demokrasi, otoriter, Amerika, dll klo lu sndiri makan aja msih susah, atau masih tinggal di rumah emak/bapak/mertua lu. Urus aja diri lu dan keluarga lu sndiri, kecuali lu (minimal) abdi negara di bidang yg lu tulis diatas.
asik nih...ya kembali lagi ke masing2 individu, kalo gw si fix condong ke paslon 01
kenapa..?
simple, saat dia menjabat jadi Gubernur DKI dia tidak terlihat tunduk pada partai pengusungnya dalam mengambil kebijakan.
bahkan partai pengusungnya yaitu Gerindra malah sampai meninggalkannya, dan dia menolak ketika ditawari jadi cawapres Prabowo sebagai ketua umum Gerindra demi menyelesaikan tugas sebagai Gubernur. yang udah2 kan seenaknya ninggalin...
itu sih pendapat gw, beda pendapat boleh kok dan gak perlu saling menghujat
Pilih yg buruknya paling sedikit
2024😊
Very Good Content.
Setiap pemilu, suara anak muda dan pemilih pemula, memang diperebutkan partai politik.
Hal ini karena anak muda dan pemilih pemula blm punya referensi byk soal politik dan lebih mudah dipengaruhi, tergoda janji2 dan skrg gimik. Sejuta sarjana lah. Utk apa sarjana, jk sarjana yg ada aja nganggur. Yg dibutuhkan pekerjaan, yg ditawarkan jd sarjana. Yg dibutuhkan kesejahteraan, yg diberikan susu gratis yg sporadis.
Terus stlh menang, hutan dan SDA dikuras gak sesuai dg amanat UUD 1945, sebesar2 kemakmuran rakyat. Yang ada BUMN sebesar-besarnya kemakmuran karyawan nya dan penguasa.
Beda dg pemilih yg lebih senior, yg sdh pernah "dibohongi" partai politik dan penguasa yg akan memilih dr substansi, rekam jejak, bukan berdasarkan perasaan.
10 thn ini, undang undang dibuat seenak perut penguasa.. Klw ada yg yg melanggar, contoh IKN, dibuatlah jd Undang-undang agar tdk dianggap melanggar undang undang.
Dan stlh mencoblos, itu baru awal. Kita hrs tetap berkontribusi kepada pemimpin yg terpilih.
Pilih lah yg paling sdkt rekam jejak negatif nya dan mau mendengar. Jika mau mendengar, Msh ada harapan suatu saat dia ingat. Krn klw mau cari yg sempurna, tdk akan pernah ada.
Nasdem berseberangan dg penguasa dihantam. Maka nya Golkar, PAN msh berlindung pada penguasa. Takut dihantam juga. Krn klw dicari2, tetap ada ada celah dan kader atau ketua umum nya yg bermasalah. Beda dg Nasdem yg mengambil sikap.
ini yg ada di pikiran gw, semua ada orng org yg berkepentingan dibelakang para capres
janji manis cuma di atas kertas klo pelaksanaan ya bodo amat, apalagi abis terpilih..klo mau nuntut ya tinggal diproses hukum aja
Proses hukum ya kalau hukumnya berpihak ke penguasa ya susah si
Gimana caranya mau ada paslon yg bersih 😂, krn memang syarat presidential threshold harus terpenuhi diisi oleh bekingan2 konglomerat yg semuanya udah gapunya rekam jejak bersih, dahlah😅
Perlu diingat bahwa Pilpres/Pemilu itu hanyalah euforia sesaat saja. Semua akan kembali "normal" setidaknya stlh pemilihan menteri utk kabinet dari presiden selanjutnya.
Gak usah terlalu banyak berekspektasi dgn presiden baru nnti, siapapun itu.
Karena toh nntinya harga BBM juga akan naik lagi (diikuti dgn kenaikan harga bahan pokok), org miskin pun ttep akan miskin, dan org kaya ttep akan makmur2 aja.
Jgn pernah berharap Indonesia akan jd negara maju, klo kondisi masyarakatnya msih terus seperti ini.
Memilih untuk tidak memilih adalah pilihan
ITU artinya anda menyerahkan kepemimpinan negeri ke tangan orang lain, alias si paling sok suci namun pengecut untuk memilih
Nggak ada yang bagus, mending skip. Kalau untuk "menyerahkan kepemimpinan ke tangan orang lain" dari semua paslon yang ada, mereka adalah pilihan partai, ibarat kalau lebaran di belikan baju baru sama orang tua, kita tinggal pilih.
@@safiraekarahma "menyerahkan kepemimpinan negeri ke tangan org lain" (?)
Lah kita milih atau gak milih jg kepemimpinan negeri ini akan tetap dipegang oleh org lain. Gmn sih?
Suara kita itu hanya seonggok "kutil" yg bertebaran di tengah lautan manusia dari Sabang-Merauke. Jd kita mau milih siapapun jg blm tentu pilihan kita itu yg akan menang nntinya.
Pilihan kita menang sekalipun, blm tentu jg dia akan "balas budi" kpd rakyat2 yg sdh memilihnya tsb.
Dan mereka semua adl "org lain", bukan diri anda.
Bener, kalau konteks sekarang, ga milih adalah pilihan untuk memilih yang paling mungkin menang 😌
Bener kok jadi golput juga pilihan dan itu emang pilihan yang paling gampang buat diambil. Tapi justru itu malah nunjukin klo kamu males ngedukasi diri. Nyatanya emang gakada paslon yang bagus, tapi kita punya power biar yang paling najis ga jadi penguasa.
dari visi misi ga bisa dipercaya, dari rekam jejak semua sama saja. Tapi kalau ada paslon yang sebegitu yakin untuk menulis detail visi misi terkait kebebasan pers karena yakin orang yang membaca akan tertarik, mau pilih paslon yang itu atau membiarkan paslon yang visi misi nya ngasal menang?
Sehabis ini, setuju kalau kebebesan pers perlu diusahain oleh kita. Semoga hasil pemilu bikin usaha kita lebih lancar.
Satu2nya perubahan besar yg akan dirasakan seluruh lapisan masyarakat hanyalah HARGA BBM NAIK. Dah itu doang.
Sisanya presiden itu kerjanya mengunjungi acara A, acara B, acara C, sbg pembicara/keynote speaker/meresmikan suatu bangunan, dll.
Ingat bahwa Pilpres/Pemilu itu hanya euforia sesaat saja, yg nntinya akan lenyap setelah mereka semua telah terpilih.
@@daveforthereds ic2 menurut abang, paslon yang mana nih yang kalau dikritik terkait bbm mau denger? Atau bakal budeg semua? 🤣
@@crazydawn22 Aduh bodoamat klo urusan itu. Lihat aja diri sndiri (personal), ada tdk dampak signifikan dari Presiden Jokowi (dan sblmn2nya) thd kehidupan kita? Pastinya sama aja kan, kecuali naik BBM itu tadi.
@@daveforthereds kalau saya pribadi, justru bbm ga ngaruh bang :) hehe, tapi betul, banyak yang kena, mungkin seperti abang. Kalau abang kesulitan terkait bbm, boleh ada yang bantu kritik pemerintah biar meringankan beban abang?
@@crazydawn22 udah lah gak ada gunanya.
Nnti jg euforia Pilpres bakal lenyap dgn sndirinya, dan semua org akan kembali pada "kehidupan normal"-nya msg2.
Sepertinya memang harus dibatasi untuk kebebasan itu sendiri, karena jujur saja stabilitas itu celahnya disitu. Kalau tidak kita pres, ya rawan kecolongan
Tentu saja semua masalah bisa di selesaikan dengan Makan siang Gratis 😁
Kenapa gk sekalian sarapan sama makan malamnya jg gratis? Makan siang doang ya mana cukup
@@daveforthereds karena ada pepatah "Tidak ada makan siang yang Geratis" jadi pak prabowo akan Mematahkan Pepatah tersebut hehehe
Resiko presidential threshold sih. Semua partai pasti ada dosa & kepentingan politiknya, meanwhile cuma dngn dukungan partai orang bisa nyapres. That's why pilih aja yg lesser evil
Mau milih atau engga, tugas kita rakyat yang hidup di Indonesia adalah tetap mengawasi kinerja pemerintah setelah pemilihan. Yang memilih dan menang harus bertanggung jawab atas pilihannya dengan tetap mengawasi kinerja mereka. Yang kalah atau tidak memilih juga tetap mengawasi kinerja pemerintah, karena kita masih hidup di Indonesia yang dipimpin oleh mereka yang menang saat pemilu. Kemenangan pemilu hanya 1 hari, tapi hasil dari pemilu yang akan bertahan lama.
Politik tidak akan jauh dari yang namanya KEPENTINGAN, OLIGARKI, dan lainnya. Awal doang indah berbicara. Ketika sudah menjabat, janji-janji mereka hanyalah BULLSHIT aja.
Politik itu jangan fanatik
Masih menunggu baku hantam di kolom komentar
😂😂😂😂
Aku mau baku hantam sama penonton aja 🤣 biar turut berpartisipasi
Dibilang ada paslon yg bersih memang kurang betul. Tapi mengingat sudah banyak kejadian/pemberitaan/debat dari awal masa kampanye hingga saat ini, rasanya kurang lengkap aja kalau kita membahas rekam jejak paslon tanpa membahas kegiatan, ucapan, maupun karakter dari masing2 paslon yang telah muncul selama ini, alih-alih hanya membandingkan "kebersihan" mereka dengan rekam jejak partai dibelakang mereka saja
Diksi Gen Z jadi komoditas politik now, selain petani, nelayan, dan buruh. Ngehe
no more lesser evil, let's vote resident evil!!!
Bang kutil🙏🏾
memilih utk pindah kewarganegaraan
kebebasan sipil harga mati! ✊️ Libertas!
Nama masnya siapa WKWK 😭
Maaf bukan hate cuman mau kasi masukan🙏,, vibes atau gestur masnya mungkin kurang pas untuk bahas ini.
ah elah yg pntng isinya apa bukan gestur
Waduh subjektif😂😂😂
hah?
Gak penting itu, yang penting isinya. Lagian mas nya oke malah ganteng bgt, jadi makin semangat dengerinnya
@@sarahsyabania7364dasar bocah
Pertamax..
wkwkwk. cuman omon omon doang capres nya
Palingan ntar harga BBM bakal naik lagi, dah itu aja kontribusi presiden utk seluruh lapisan masyarakat selama 5th.
@@daveforthereds koruptor juga makin banyak palingan wkwk
Itu yang bilang "internet cepat buat apa?" Bukan?
betul, pak tifatul ini yang jadi terkenal karena komentarnya "internet cepat buat apa?", sayangnya setelah beliau tidak jadi kominfo, ehh jadi anggota dpr
beliau adalah salah satu kesalahan terbesar yang tidak dapat dimaafkan
Waktu kita habis karena sibuk ngurusin kebebasan sipil, indeks demokrasi dll buat nyenengin dedengkot demokrasi si Amerika... Saatnya coba pemimpin otoriter yang mencintai negaranya .. Bukan orang yg memuja2 sistem utopia seperti demokrasi... masyarakat cina bersyukur pemimpinnya tidak percaya demokrasi ala amerika, buat apa bebas kalo terus2an terpolarisasi sampe gak sempet mengejar kesejahteraan...yg disesalkan tokoh intelek seperti Rocky gerung yang seharusnya melahirkan ide terbaik bagaimana negara harus dijalankan dengan metode yang cocok, bukan malah memuja2 demokrasi dan filsafat ala barat yang maju namun cenderung merendahkan bangsa Asia dan merasa berhak menjajah..
gile lu bro mau nyoba2 pemimpin otoriter, gini nih kalo produk orba masih tersisa. capek2 perjuangin reformasi, malah minta balik lagi ke sistem orba
@@vasqao maksudmu yg memperjuangkan reformasi seperti adian napitupulu, budiman Sudjatmiko, Amien rais, Megawati?
@@vasqao ruclips.net/video/YEC0ERXQT1w/видео.htmlsi=kWLm6lUk3igs7Tce
iya kalau "diktator" nya pro kebebasan sipil hususnya dalam hal sosial, kalau dia kanan banget gimana? sampai ranjang lu diurusin negara mau?
Lu gak usah sok2an bahas ttg demokrasi, otoriter, Amerika, dll klo lu sndiri makan aja msih susah, atau masih tinggal di rumah emak/bapak/mertua lu.
Urus aja diri lu dan keluarga lu sndiri, kecuali lu (minimal) abdi negara di bidang yg lu tulis diatas.