Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah berhenti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak di sana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita, Nabi kita Rasulullah ﷺ beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team berserta keluarganya dan juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada. Dan juga semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan untuk kaum Muslimin dan Muslimat yang sedang terzhalimi di Palestina, di Uyghur dan di belahan Bumi lainnya, serta memberikan perlindungan kepada kita semua sebagai umat Nabi Muhammad ﷺ. آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. PART ONE Pembelajaran ke-2 hadits Ke-388 dari Abu Karimah al-Miqdad bin Ma'di Karib رضي الله عنه, di atas adalah sebagai berikut; Dan masih membahas hadits ke-9 yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan yaitu hadits dari Abu Karimah al-Miqdad bin Ma'di Karib رضي الله عنه, dari Nabi ﷺ beliau bersabda, « إِذَا أَحَبَّ الرَّجُلُ أَخَاهُ ، فَلْيُخْبِرْه أَنَّهُ يُحِبُّهُ » رواه أبو داود ، والترمذي وقال : حديثٌ حسنٌ “Apabila seseorang mencintai saudaranya (seagama), maka hendaklah memberitahukan kepadanya bahwa dia mencintainya” (HR. Abu Dawud & At-Tirmidzi mengatakan, "Hadits shahih”). Sebagaimana yang sudah dijelaskan bahwa pentingnya mencintai dan mengungkapkan rasa cinta. Dan cinta tidak hanya cukup di rasa di dalam hati, tetapi perlu diungkapkan atau perlu disampaikan, dan ini adalah salah satu keindahan agama yang kita cintai ini. Bagaimana Islam memerintahkan kita untuk mengungkapkan rasa cinta. Dan mengungkapkan rasa cinta mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah Tabaroka wa Ta’ala dan salah satu Sunnah dari Rasulullah ﷺ dan salah satu yang Allah rido’i dan Allah cintai, salah satu bentuk taqorrub kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala. Oleh karena itu, bagaimana mungkin sebagian pihak mengatakan Islam adalah agama teroris dan kekerasan dan seterusnya. Sedangkan inilah ajarannya dan inilah sabda Rasul-Nya ﷺ. Dan disinilah pentingnya kita mempelajari Islam dengan utuh, dan menyelami dan bukan hanya melihat dari permukaan yang rentan menimbulkan kesalahpahaman. Dan kalau kita menyelami sebagaimana kita berusaha mengkaji sebuah kitab ulama, seperti Kitab Riyadhush Shalihin, maka akan tersinggkap dan terungkap bagaimana kualitas sebenarnya dari agama ini. Dan diantaranya adalah إِذَا أَحَبَّ الرَّجُلُ أَخَاهُ ، فَلْيُخْبِرْه أَنَّهُ يُحِبُّهُ “Apabila seseorang mencintai saudaranya (seagama), maka hendaklah memberitahukan kepadanya bahwa dia mencintainya”. Dan ini pelajaran besar di dalam hadits ini. Dan diantara pelajaran dari hadits ini, dibawakan para ulama seperti ucapan dari Al-Raghib al-Asfahani رحمه الله تَعَالَى bahwa, ‘Cinta dan Keadilan adalah salah satu sebab teraturnya dan terorganisirnya urusan-urusan manusia atau seimbangnya atau berjalannya kehidupan manusia secara utuh’. Artinya untuk bisa menjalankan urusan kita di dalam rumah tangga, keluarga, anak-anak kita, lingkungan atau segala aktivitas, maka ulama mengatakan kita butuh dua sifat ini yaitu: 1. Cinta; 2. Keadilan. Cinta dan Keadilan adalah salah satu sebab utama dan pondasi terorganisir, lancar dan berjalan dengan baik urusan-urusan manusia. Dan kalau kita melihat hadits ini bahwa cinta yang di maksud adalah bukan hanya kita mencintai misalnya pekerjaan atau seseorang, tetapi kita harus mengungkapkan dan membangun rasa cinta tersebut. Makanya pentingnya saling mecintai, menyayangi dan mengasihi dan menghindari segala bentuk potensi konflik di tengah-tengah umat. Jadi bukan hanya di dasari rasa cinta tetapi kita harus membangun hubungan kebersamaan yang didasari dengan rasa cinta dan kita mulai dari skup terkecil yaitu rumah tangga atau pasangan kita, apalagi rumah tangga adalah urusan yang paling komplek dan kita tidak bisa melepaskan diri dari hal tersebut. Maka untuk bisa sukses dalam menjalankan itu semua, kita bukan hanya perlu mencintai pasangan kita, tetapi kita harus membangun hubungan yang saling mencintai. Begitu juga dengan anak, kita tidak bisa mengontrol anak kita apalagi ketika dia masuk boarding school atau kuliah atau kost atau dia di luar negeri. Kalau ingin berjalan lancar, kita bisa control dengan cinta dan keadilan tentu saja setelah taufik dari الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Ingatkah bagaimana الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjaga Nabi Yusuf عليه السلام ketika di ajak berzina, لَوْلَا أَنْ رَأَىٰ بُرْهَانَ رَبِّهِ “Kalau saja Nabi Yusuf tidak melihat tanda dari Rabb-Nya” (QS Yusuf: 24), dan salah satu makna tanda tersebut adalah wajah Ayahnya. Dan beliau ingat bagaimana ayah yang sangat mencintai beliau, menasihati, memberikan value, konsep dan perbuatan ini menabrak pondasi yang dibangun oleh ayahnya yang sangat mencintai beliau dan beliau sangat mencintai ayahnya. Mau secanggih apapun, kita tidak bisa mengontrol anak kita pada hari ini, bahkan anak-anak seringkali lebih canggih daripada orangtuanya. Tetapi urusan bisa terjaga setelah taufik dari الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى apabila kita membangun rasa cinta di tengah-tengah kita. To be continued 1 of 2 part Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله تَعَالَى أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Rabu, 3 Jumada al-Akhir 1446 AH/4 December 2024 Ahida Muhsin
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah berhenti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak di sana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita, Nabi kita Rasulullah ﷺ beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team berserta keluarganya dan juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada. Dan juga semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan untuk kaum Muslimin dan Muslimat yang sedang terzhalimi di Palestina, di Uyghur dan di belahan Bumi lainnya, serta memberikan perlindungan kepada kita semua sebagai umat Nabi Muhammad ﷺ. آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
PART ONE
Pembelajaran ke-2 hadits Ke-388 dari Abu Karimah al-Miqdad bin Ma'di Karib رضي الله عنه, di atas adalah sebagai berikut;
Dan masih membahas hadits ke-9 yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan yaitu hadits dari Abu Karimah al-Miqdad bin Ma'di Karib رضي الله عنه, dari Nabi ﷺ beliau bersabda, « إِذَا أَحَبَّ الرَّجُلُ أَخَاهُ ، فَلْيُخْبِرْه أَنَّهُ يُحِبُّهُ » رواه أبو داود ، والترمذي وقال : حديثٌ حسنٌ “Apabila seseorang mencintai saudaranya (seagama), maka hendaklah memberitahukan kepadanya bahwa dia mencintainya” (HR. Abu Dawud & At-Tirmidzi mengatakan, "Hadits shahih”). Sebagaimana yang sudah dijelaskan bahwa pentingnya mencintai dan mengungkapkan rasa cinta. Dan cinta tidak hanya cukup di rasa di dalam hati, tetapi perlu diungkapkan atau perlu disampaikan, dan ini adalah salah satu keindahan agama yang kita cintai ini. Bagaimana Islam memerintahkan kita untuk mengungkapkan rasa cinta. Dan mengungkapkan rasa cinta mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah Tabaroka wa Ta’ala dan salah satu Sunnah dari Rasulullah ﷺ dan salah satu yang Allah rido’i dan Allah cintai, salah satu bentuk taqorrub kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala. Oleh karena itu, bagaimana mungkin sebagian pihak mengatakan Islam adalah agama teroris dan kekerasan dan seterusnya. Sedangkan inilah ajarannya dan inilah sabda Rasul-Nya ﷺ. Dan disinilah pentingnya kita mempelajari Islam dengan utuh, dan menyelami dan bukan hanya melihat dari permukaan yang rentan menimbulkan kesalahpahaman. Dan kalau kita menyelami sebagaimana kita berusaha mengkaji sebuah kitab ulama, seperti Kitab Riyadhush Shalihin, maka akan tersinggkap dan terungkap bagaimana kualitas sebenarnya dari agama ini. Dan diantaranya adalah إِذَا أَحَبَّ الرَّجُلُ أَخَاهُ ، فَلْيُخْبِرْه أَنَّهُ يُحِبُّهُ “Apabila seseorang mencintai saudaranya (seagama), maka hendaklah memberitahukan kepadanya bahwa dia mencintainya”. Dan ini pelajaran besar di dalam hadits ini.
Dan diantara pelajaran dari hadits ini, dibawakan para ulama seperti ucapan dari Al-Raghib al-Asfahani رحمه الله تَعَالَى bahwa, ‘Cinta dan Keadilan adalah salah satu sebab teraturnya dan terorganisirnya urusan-urusan manusia atau seimbangnya atau berjalannya kehidupan manusia secara utuh’. Artinya untuk bisa menjalankan urusan kita di dalam rumah tangga, keluarga, anak-anak kita, lingkungan atau segala aktivitas, maka ulama mengatakan kita butuh dua sifat ini yaitu:
1. Cinta;
2. Keadilan.
Cinta dan Keadilan adalah salah satu sebab utama dan pondasi terorganisir, lancar dan berjalan dengan baik urusan-urusan manusia. Dan kalau kita melihat hadits ini bahwa cinta yang di maksud adalah bukan hanya kita mencintai misalnya pekerjaan atau seseorang, tetapi kita harus mengungkapkan dan membangun rasa cinta tersebut. Makanya pentingnya saling mecintai, menyayangi dan mengasihi dan menghindari segala bentuk potensi konflik di tengah-tengah umat. Jadi bukan hanya di dasari rasa cinta tetapi kita harus membangun hubungan kebersamaan yang didasari dengan rasa cinta dan kita mulai dari skup terkecil yaitu rumah tangga atau pasangan kita, apalagi rumah tangga adalah urusan yang paling komplek dan kita tidak bisa melepaskan diri dari hal tersebut. Maka untuk bisa sukses dalam menjalankan itu semua, kita bukan hanya perlu mencintai pasangan kita, tetapi kita harus membangun hubungan yang saling mencintai. Begitu juga dengan anak, kita tidak bisa mengontrol anak kita apalagi ketika dia masuk boarding school atau kuliah atau kost atau dia di luar negeri. Kalau ingin berjalan lancar, kita bisa control dengan cinta dan keadilan tentu saja setelah taufik dari الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Ingatkah bagaimana الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjaga Nabi Yusuf عليه السلام ketika di ajak berzina, لَوْلَا أَنْ رَأَىٰ بُرْهَانَ رَبِّهِ “Kalau saja Nabi Yusuf tidak melihat tanda dari Rabb-Nya” (QS Yusuf: 24), dan salah satu makna tanda tersebut adalah wajah Ayahnya. Dan beliau ingat bagaimana ayah yang sangat mencintai beliau, menasihati, memberikan value, konsep dan perbuatan ini menabrak pondasi yang dibangun oleh ayahnya yang sangat mencintai beliau dan beliau sangat mencintai ayahnya. Mau secanggih apapun, kita tidak bisa mengontrol anak kita pada hari ini, bahkan anak-anak seringkali lebih canggih daripada orangtuanya. Tetapi urusan bisa terjaga setelah taufik dari الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى apabila kita membangun rasa cinta di tengah-tengah kita.
To be continued 1 of 2 part
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله تَعَالَى أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Rabu, 3 Jumada al-Akhir 1446 AH/4 December 2024
Ahida Muhsin
Alhamdulillah alladzi bini'matihi tatimush sholihaat, jazakumullahu Khayran wa Barakallahu Fiikum Ustadzuna dan Tim
jazaakumullah khairan
Jazakumullah khair . Ustadz
Barakallahu fikum
💫🙏
Jazakumullah khair ,ustadz
Barakallahu fiikum
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات
اللهم إني أسألك علما نافعا وأعوذ بك من علم لا ينفع
جزاكم الله خيرا و بارك الله فيكم
Masya Allah Tabarakallah
Jazakallahu khairan ustadz atas ilmunya
Alhamdulillah
Alhamdulillah DIY hadir
afwan kak, suara ustadznya terlalu kekecilan. semoga bisa lebih baik lagi. barakallahu fiikum
Suaranya jelas kok
Maksudnya jujur pada Allah itu bagaimana?
Suaranya kecil sekali ustad..