Gak pernah nonton konser/ beli ini itu fomo karena bukan prioritas, bayar KPR lebih penting. Tapi selain itu susah banget buat nabung, udah nyimpen/ alihin ke aset emas batangan tetep.. aja berujung ambyar. Ada kebutuhan ini lah itu lah, bukan shopaholic, tapi emang hidup tu dinamis
Sebenarnya hal ini sudah terjadi sejak jaman dulu, cuma kalau jaman dulu orang tua masih pada banyak tanah, warisan bisa di andalkan, kalau sekarang sudah terbagi bagi, manusia tambah tapi tanah tetap sama,
-Garap sendiri hutan tanah tak bertuan... -Beli tanah murah di tempat jin buang anak dan berdoalah tanah tsb suatu saat masuk daerah pengembangan kota... Gantian, anda jadi yg diandalkan anak cucu cicit anda... Fair kan..? Punya anak nggak usah banyak... Satu ato dua cukup..
@@AdiKusumadanigk jg kan disesuaikan jg dg taraf hidup biaya hidup dong...rmh dulu gk.mahal kan gaji jg gk gede kan umr nya😂biaya hidup jg gk mhl dulu...gk ada byk tmp nongki2 cantik jg😅
Makasih kak informasi nya sangat bermanfaat,, pengalaman juga membuat saya banyak belajar tentang financial. Sepanjang perjalanan saya masa terberat adalah masa jaman paylater sekarang ini melewati nya mengatur keuangan.
Kalau menurut saya, melakukan apa Saja (nabung atau belanja) tapi sesuai dengan keinginan sendiri dari dalam (bukan dari tekanan sosial). Jadi mau beli baju atau barang ya beli aja kalau itu adalah kebutuhannya dari dalam (bukan karena temen punya ini temen punya itu terus cuma pengen ikut2an padahal ga punya duit). Sama saya suka dengan budaya second hand. Jadi ga beli barang baru yang mahal, sempurna. Beli barang yang murah dan dipake tiap hari. Ga peduli dengan kata orang. Intinya gengsi dibuang jauh2.
Delay gratifikasi itu berat yuraa. Tetapi Alhamdulillah aset sudah kebeli punya 2 rumah 1 kebun 500m 2 kapling tanah masing² 145m. Keseharian pakai baju non branded, Punya mobil tetapi lebih suka naik motor, Healing& staycation 2 x setahun cukup di umur saya 35 tahun. Target 10 tahun kedepan punya pasif income sehingga bisa early retirement dengan hidup yg sederhana namun bahagia. Karena kekayaan sesungguhnya adalah Qonaah. Semoga Selalu Konsisten nabung dan tahan akan godaan teman/tetangga beli ini itu. 😂😊
@@BangBrewok-m9z Kunci kami bisa sabar akan godaan beli barang konsumtif ini itu juga karena kami merasa cukup. Fokus saja dengan rencana kedepan toh orang lain lebih banyak yang suka nyinyir ketimbang jadi support sistem. Semoga kita semua berhasil mencapai kemandirian dan kecukupan keuangan dihari tua kelak. Amin 🙏
Di era awal pernikahan saya cari uang masih gampang,apa2 masih murah,saya jarang nongkrong,ngopi ,healing,jajan cukup sering tapi cukup di pedagang kaki lima aja,Alhamdulillah bisa beli tanah dan bangun rumah,bisa beli kendaraan,tapi untuk saat ini emang benar2 memburuk ekonomi,bisa cari uang bisa buat beli makan dan bayar SPP anak aja sdh Alhamdulillah,gak tau deh dengan cara hidup gen z sekarang yg saya lihat banyak yg hedon,jajan mulu,nongkrongan jg,mungkin ortunya sdh membiasakan mrk hidup enak jadi daya juangnya kurang kuat😊.
Tantangan ekonomi kedepan diprediksi makin berat meliat kondisi skrg juga gg baik2 sj mmg rejeki sudah tertakar oleh Allah tp sy yg masih single dan blm financial stabil trasa berat gmn yg sudah berkkuarga ap lg melihat generasi bawahan sy cukup miris tingkat strugling ny bs dikatakan 0 besar gag heran cuman jd beban negara..
Karena asset gak ke beli. Saya dan teman2 milenial cuma bisa ngarepin rumah milik ortu karena rumah ukuran 60M2 pun harga sudah 800 juta sementara gaji 2-5juta yg bahkan gak cukup buat hidup 3 orang.
Di mana2 banyak rumah terbengkalai tuh,sebenarnya bisa di manfaatkan juga daripada cuma jadi rumah hantu,tapi harus ada yg mengakomodir spt RT,RW ama Lurahnya.dan yg nempatin juga harus rajin bersih2 juga.
menurut saya kita d doktrin dgn hal krg tepat dari kecil kita selalu disuruh menabung dan menabung jika mau sesuatu, sedangkan saat selama kita menabung, harga terus naik kita bisa menabung jika penghasilan kita sdh tinggi, jd tabungan karena memang uang lebih, bukan untuk beli sesuatu jadi menurutku yg perlu adalah bagaimana kita bisa menambah sumber penghasilan jadi kita memiliki bbrpa sumber penghasilan untuk Handel kebutuhan kita
Nabung diusahakan dari kita sd ....... jika sudah terbiasa ketika umur 30 , jumlah tabungan lumayan besar bisa untuk modal usaha atau beli aset rumah/tanah
sudah saya prediksi 12 bulan sebelumnya... 2023 sudah invest gold.. bunga bank kalah ... saham memang lebih unggul tapi resiko tersedot saat krisis besar
Perempuan menghabiskan uang itu memang nggak juga, tp sebagian besar iya. Cowok menghabiskan uang untuk mobil, laptop, hp, dll itu memang penunjang hidupnya dan jg untuk kebutuhan keluarganya jg. Sedangkan cewek banyak menghabiskan uang untuk hal2 yg sebenarnya tidak terlalu berguna misal beli pakaian terus, kalo ke pesta atau acara2 lain sebisanya nggak pake pakaian yg sama, alhasil melimpah di lemari pakaiannya. Belum lg yg suka jajan. Klo cowok borosnya lebih ke orang2 yg punya habbit seperti perokok, hobby2 yg terlalu berlebihan. Tp tidak banyak jg cowok yg punya hobby2 seperti itu
mungkin salah satu sudut pandang terkait doom spending, itu mirip seperti seseorang yang suka merokok. dia tahu kalau rokok itu menyebabkan kematian. tapi karena semua manusia ujung-ujungnya mati, mending merokok sampai mati. sama juga dengan uang yang sudah dikumpulkan, diperjalanan finansial anak muda diganggu oleh kebutuhan2 mendadak, sandwich generation yang baru tumbuh tunas sudah dipetik hasilnya oleh para orangtua gembar gembor anaknya udah sukses dll, sodara kena musibah, diutangin duit gabalik dll. sehingga lama-lama gen Z ini capek, nabung bagaimanapun ujungnya juga kepake, apalagi bukan untuk dirinya sendiri. akhirnya karena ujung-ujungnya kepake uangnya. mending dipake sekarang buat diri sendiri. kebutuhan besok urusan nanti. toh ujung-ujungnya juga kepake. problem kompleks. gaji UMR kebawah tapi jadi tulang punggung. Banyak.
Klo ssanddwwwiiccch ggggeeenneerrrattiiooon mahh bukan gen Z dowang,tp mileniallll juggaaa....itttu szsuamikkkqquu ssanddwwicchh ggeennneerraatttiioonnn😢😭😭
@@kitasemuacalonjenazah5312 Menurut saya , rakyat Indonesia dari sejak jaman belum merdeka sudah sandwich generation. Bukan cuma gen z. Justru baby boomer sebagian sudah mandiri dan tidak membebani anaknya sampai usia 70 thn. Justru menbelikan anaknya rumah , mobil, menikahkan dgn pesta mewah. Kadang ada membantu biaya hidupnya selama 1-2 thn awal pernikahan
@@nonibelanda507 sori kak bukan ajang adu nasib. tapi berbagi sudut pandang mereka yang dengan sengaja tidak menyiapkan dana darurat. krna analogi orang merokok tadi
Kurang gigit ya materi podcastnya sekarang? Hari ini bukan karena spent masyarakat yang kurang, tapi daya beli yang memang anjlok karena banyaknya barang impor dan harga barang naik ditambah ketidakpastian, jangan salah dipersepsikan malah di podcast ini seolah masyarakat yang salah, aneh, lagi pula kenapa kualitas konten nya menurun jauh ya? Dulu kritis terhadap isu terbaru, sekarang keep up aja ndak dengan isu baru, downgrade ya kualitas konten nya?
Tantangan ekonomi kedepan diprediksi makin berat meliat kondisi skrg juga gg baik2 sj mmg rejeki sudah tertakar oleh Allah tp sy yg masih single dan blm financial stabil trasa berat gmn yg sudah berkkuarga ap lg melihat generasi bawahan sy cukup miris tingkat strugling ny bs dikatakan 0 besar gag heran cuman jd beban negara.
Saya orang marketing S2, perempuan itu memang pembeli Terbanyak, mudah dimainkan emosinya untuk membeli sesuatu. Datanya jelas di Asosiasi pengusaha jasa internet Indonesia. Paling banyak beli fashion dan apa2 yg trend. Jadi nda usah menghindari fakta itu. Memang itu kenyataannya. Perempuan adalah pembeli terbanyak. Mau dikatakan untuk keperluan keluarga, itu hanya sebagian kecil. Krn laki2 jg punya pembelian sendiri dari uangnya sendiri, bukan dibelikan perempuan. Wanita untuk beli pakaian bisa dia koleksi semua warna, tp hanya beberapa yg dipakai. Jadi dgn data wanita pembeli terbanyak itu fakta. Krn datanya, kenyataannya begitu. Kenapa malu2. Jadi bukan mitos hanya karena tidak ada jurnal. Fakta di depan mata tidak perlu jurnal untuk disebut fakta. Saya makan banyak akan membuat kenyang, itu fakta. Tidak butuh jurnal untuk mengatakan itu fakta.
Saya sdh nabung setengah mati tapi selalu habis. jadi sandwhich generation hidup menjadi tidak masuk akal secara financial. Apalagi punya orangtua yang "rakus" dan saudara yang egois hanya sibuk berhutang sehingga tidak bisa bantu sepeser pun. Nasib 😂😂😂
harga rumah nya juga menggila gara2x bubble yg dibuat beberapa developer kak, tiap bulan di up, atau diundi, jd pada berebutan beli. hingga akhirnya harga rumah di jkt 11 12 sama di beverly hills
Perasaan ga ada yang pembelaan standar ganda. Dari tadi isinya penjelasan beberapa kasus Doom Spending single & yang sudah berkeluarga. Belanja itu gak cewek atau cowok ya bisa dilakukan siapa saja. Karena Gen Z dan Milenial itu banyak yg terhimpit. Gausah ngomongin lifestyle, gaji UMR tapi harga asset itu 20x gajinya malah bisa lebih. Misalnya nih cewek beli-beli barang murah di e-commerce, kesannya banyak kan. Tp ditotal mungkin ga lebih mahal dibanding cowok yang beli buat modif motor/mobilnya atau baju cowok yang sebenernya cenderung mahal. But at the end ini bukan masalah gender cowok dan cewek. Tergantung kepribadiannya & keinginannya. Dalam keluarga, mbak ghita bener kok. Contoh ayah saya punya “uangnya sendiri”jadi dia lebih boros dibandingkan ibu saya. Ibu saya jaranh belanja baju atau tas, tp itu dilarikan ke anggota keluarga. Jadi kesannya yang boros jadi si ibu. Kecuali memang terbukti ibunya shopaholic ya…
Overpupulasi di Indonesia.. Lapangan kerja tipis.. Yg karyawan swasta/pegawai swasta mah enak gaji tetap, umr gede ada tunjangan, thr, bonus akhir tahun dll.. Ojol 300rb sehari ajah dah syukur😢
doom spending yg kelihatan jelas itu sperti di argentina karena mata uang nya jatuh. yg punya tabungan buru2 makan mewah dan beli sebelum uangnya malah tidak bisa beli karena makin turun.
@@nonibelanda507 dr awal nikah sdh tau klo bakal gini blm ya? klo blm ya ga bs diapa2in.. klo sdh tau ya sdh nasib nya mau menikahi cowo yg suram ms depannya mbak..
lama-lama cepat lambat juga bakal kayak jepang. UMKM kecil-kecilan tumbuh pesat. konsumen semakin dikit. mayoritas kena pinjol krna tidak ada sumber dana lagi, musim phk, cari kerja sulit, buka usaha galaku. mau tidak mau berhemat/ tidak belanja kecuali kebutuhan dasar.
Untung ga permah liat konser, doom spending, ke kntor bekal, ngebrew kopi sendiri, alhamdulilah bisa beli aset sblm umur 30 😊 intinya kalau ada niat mah bisa2 aja
wanita kalo boros belanja lebih cenderung ke belanja offline, bukan online. coba saja ajak ke mall, liat banner diskon 50-70% langsung mampir, padahal kalo di mall harganya di markup dulu baru didiskon, jatuhnya harga normal 🤣
udah hampir setahun aku ga beli baju serius ga minat lagi beli yg aneh aneh dibeliin suami legging buat olahraga doang, sepatu beli 1 aja karena yg lama udah rosak , tas dikasih orang aku sadar ga beli beli lagi hal spt itu setelah umur 36 thn 😢😢😢
Generasi muda harus punya pengetahuan tentang keuangan. Jika gaji 5 juta sebln sebaiknya jangan menikah dulu. Harus menabung untuk cadangan keuangan sebesar 24 bln biaya hidup ( 24 x 5.000.000 = 120 juta ). Setelah itu menabung untuk investasi. Baru merencanakan pernikahan sederhana ( cuma selametan dan ke KUA)
@@Vespaboys71 ini lain cerita karena ortu dan mertua ente orang berada. ente jadi pengangguran pun selama orang tua mampu bantu dan mau bantu ya gak perlu takut hidup dalam garis kemiskinan 😂
seriusan nanya, ada ya orang yang doomspending? sebagai seorang minimalist yang selalu menyisihkan hampir 70% dari penghasilan saya untuk menabung/invest tiap bulan, saya sungguh heran. mungkin pergaulan saya kurang luas dan mainnya kurang jauh 😂
Bahkan saya pakaian pun jarang beli sampe 3 th akhirnya rusak baru beli, tp entah uang kemana, mau hitungan sma ortu jg ntar dikira pelit , durhaka, yaaa sudahlah
Ibu ini teori banget😂 Setuju putus asanya kaum muda skrg, aset mahal tak terjangkau. Tapi senang sekarang dibanding senang dimasa depan? Nggak setuju. Senang sekarang itu pasti, senang di masa depan itu tdk pasti. Dan komitmen utk aset itu nggak pendek lho. Kayak punya anak buk, 15-25 tahun.. Mungkin berharap tambahan rejeki, naik jabatan atau apa, tapi itu juga nggak pasti. Selama masa nyicil 15-25 tahun itu, gaji PASTI dipotong cicilan, menyebabkan tdk bisa 'senang sekarang'.. Ya gimana buk?
Perempuan doyan belanja mitos wkwk afah iya? Emak gua aja sering belanja tas2, baju2 pengajianm sampe penuh tu lemari.. Perempuan itu doyan belanja itu kodrat tapi mengerem belanja itu adalah anugrah dr seorang perempuan.
Menghasilkan dalam arti mungkin ya, bukan dari hasil investasi… tapi kalau kamu beli mobil atau motor tp kami pakai buat brngkt kerja itu jadi menghasilkan. Asset kan ada tidak lancar & asset lancar. Asset tidak lancar akan ada nilai depresiasi, tp kalau itu bs dikelola sebagai alat untuk menghasilkan pendapatan lebih itu lebih bagus. Begitu…. Rumah misalnya, biaya perawatannya gede banget & justru kalau ga siap itu bakalan jd beban + pengeluaran bertambah. Tp mungkin ada kamar yg kami sewakan jd studio, kamar kos atau ruang baca… itu bs jd menghasilkan assetnya. Saya bahkan sewain sejenis Airbnb. Jadi disewakan lepas ke orang. Jadi jangan ngegas dulu 😂 “menghasilkan” ini tanda kutip ya. Beda dari faktor “menghasilkan” produk investasi.
ini yg biKin bEda Faham, SONATA kakE ibo,,maU puKuL, tdk na ambiL saLdo,,sonata, ,,nabung berhEmat, maTE perCuma manusia,,,kePercaYaan eKonomi keREn,,excellen, money pocket money forward, money icrementaL dLL teoRi eKonomi SANTA, ( bEda faHan fuAn beLaNda mkan keLiLing aLbino cari kambing hitam,)
Gak pernah nonton konser/ beli ini itu fomo karena bukan prioritas, bayar KPR lebih penting. Tapi selain itu susah banget buat nabung, udah nyimpen/ alihin ke aset emas batangan tetep.. aja berujung ambyar. Ada kebutuhan ini lah itu lah, bukan shopaholic, tapi emang hidup tu dinamis
Ga boros aja sdh pas²an...gimana kalo burussss...jebol Oi😂😂. Puji Tuhan sdh punya tanah dan bangunannya❤
Ibu ini realistis banget, sukaaa ❤
Sebenarnya hal ini sudah terjadi sejak jaman dulu, cuma kalau jaman dulu orang tua masih pada banyak tanah, warisan bisa di andalkan, kalau sekarang sudah terbagi bagi, manusia tambah tapi tanah tetap sama,
tull
sekarang juga harga rumahnya jauh banget sama gaji, beda dengan tahun 90an ke bawah
-Garap sendiri hutan tanah tak bertuan...
-Beli tanah murah di tempat jin buang anak dan berdoalah tanah tsb suatu saat masuk daerah pengembangan kota...
Gantian, anda jadi yg diandalkan anak cucu cicit anda...
Fair kan..?
Punya anak nggak usah banyak...
Satu ato dua cukup..
@@AdiKusumadanigk jg kan disesuaikan jg dg taraf hidup biaya hidup dong...rmh dulu gk.mahal kan gaji jg gk gede kan umr nya😂biaya hidup jg gk mhl dulu...gk ada byk tmp nongki2 cantik jg😅
Makasih kak informasi nya sangat bermanfaat,, pengalaman juga membuat saya banyak belajar tentang financial. Sepanjang perjalanan saya masa terberat adalah masa jaman paylater sekarang ini melewati nya mengatur keuangan.
Kalau menurut saya, melakukan apa Saja (nabung atau belanja) tapi sesuai dengan keinginan sendiri dari dalam (bukan dari tekanan sosial). Jadi mau beli baju atau barang ya beli aja kalau itu adalah kebutuhannya dari dalam (bukan karena temen punya ini temen punya itu terus cuma pengen ikut2an padahal ga punya duit).
Sama saya suka dengan budaya second hand. Jadi ga beli barang baru yang mahal, sempurna. Beli barang yang murah dan dipake tiap hari. Ga peduli dengan kata orang. Intinya gengsi dibuang jauh2.
Delay gratifikasi itu berat yuraa. Tetapi Alhamdulillah aset sudah kebeli punya 2 rumah 1 kebun 500m 2 kapling tanah masing² 145m. Keseharian pakai baju non branded, Punya mobil tetapi lebih suka naik motor, Healing& staycation 2 x setahun cukup di umur saya 35 tahun. Target 10 tahun kedepan punya pasif income sehingga bisa early retirement dengan hidup yg sederhana namun bahagia. Karena kekayaan sesungguhnya adalah Qonaah. Semoga Selalu Konsisten nabung dan tahan akan godaan teman/tetangga beli ini itu. 😂😊
Abis nyebutin aset2 secara lengkap trus ngomongin qonaah?, jgn dong bang ntar banyak yg ngiri, termasuk gw 😂😂😂
😮
@@BangBrewok-m9ziyaa munfvfikq dy
@@BangBrewok-m9z Kunci kami bisa sabar akan godaan beli barang konsumtif ini itu juga karena kami merasa cukup. Fokus saja dengan rencana kedepan toh orang lain lebih banyak yang suka nyinyir ketimbang jadi support sistem. Semoga kita semua berhasil mencapai kemandirian dan kecukupan keuangan dihari tua kelak. Amin 🙏
Bang ada temen cowok single yg punya kebiasaannya kayak abangnya? Sama nih visi misi keuangannya, enak punya pasangan melek investasi kayak gini..
Di era awal pernikahan saya cari uang masih gampang,apa2 masih murah,saya jarang nongkrong,ngopi ,healing,jajan cukup sering tapi cukup di pedagang kaki lima aja,Alhamdulillah bisa beli tanah dan bangun rumah,bisa beli kendaraan,tapi untuk saat ini emang benar2 memburuk ekonomi,bisa cari uang bisa buat beli makan dan bayar SPP anak aja sdh Alhamdulillah,gak tau deh dengan cara hidup gen z sekarang yg saya lihat banyak yg hedon,jajan mulu,nongkrongan jg,mungkin ortunya sdh membiasakan mrk hidup enak jadi daya juangnya kurang kuat😊.
Tantangan ekonomi kedepan diprediksi makin berat meliat kondisi skrg juga gg baik2 sj mmg rejeki sudah tertakar oleh Allah tp sy yg masih single dan blm financial stabil trasa berat gmn yg sudah berkkuarga ap lg melihat generasi bawahan sy cukup miris tingkat strugling ny bs dikatakan 0 besar gag heran cuman jd beban negara..
• fomo
• doom spending
• self reward (yg terlalu sering)
Intinya lebih memilih shopping, healing, traveling daripada mikirin aset utk masa depan
Karena asset gak ke beli. Saya dan teman2 milenial cuma bisa ngarepin rumah milik ortu karena rumah ukuran 60M2 pun harga sudah 800 juta sementara gaji 2-5juta yg bahkan gak cukup buat hidup 3 orang.
Di mana2 banyak rumah terbengkalai tuh,sebenarnya bisa di manfaatkan juga daripada cuma jadi rumah hantu,tapi harus ada yg mengakomodir spt RT,RW ama Lurahnya.dan yg nempatin juga harus rajin bersih2 juga.
Sini ke kalsel, perumahan kpr 180jt bisa kebeli wkwkwk, di perumahan loh wkwk @@gekmas435
menurut saya
kita d doktrin dgn hal krg tepat dari kecil
kita selalu disuruh menabung dan menabung jika mau sesuatu, sedangkan saat selama kita menabung, harga terus naik
kita bisa menabung jika penghasilan kita sdh tinggi, jd tabungan karena memang uang lebih, bukan untuk beli sesuatu
jadi menurutku yg perlu adalah bagaimana kita bisa menambah sumber penghasilan
jadi kita memiliki bbrpa sumber penghasilan untuk Handel kebutuhan kita
Nabung diusahakan dari kita sd ....... jika sudah terbiasa ketika umur 30 , jumlah tabungan lumayan besar bisa untuk modal usaha atau beli aset rumah/tanah
sudah saya prediksi 12 bulan sebelumnya... 2023 sudah invest gold.. bunga bank kalah ... saham memang lebih unggul tapi resiko tersedot saat krisis besar
Perempuan menghabiskan uang itu memang nggak juga, tp sebagian besar iya. Cowok menghabiskan uang untuk mobil, laptop, hp, dll itu memang penunjang hidupnya dan jg untuk kebutuhan keluarganya jg. Sedangkan cewek banyak menghabiskan uang untuk hal2 yg sebenarnya tidak terlalu berguna misal beli pakaian terus, kalo ke pesta atau acara2 lain sebisanya nggak pake pakaian yg sama, alhasil melimpah di lemari pakaiannya. Belum lg yg suka jajan. Klo cowok borosnya lebih ke orang2 yg punya habbit seperti perokok, hobby2 yg terlalu berlebihan. Tp tidak banyak jg cowok yg punya hobby2 seperti itu
cowok ya hobby, ya apparel/asesoris ya lumayan jg
konser dan healing jalan2, tempatnya berubah2. yg liat story "wow" dong. coba beli rumah dan mobil, nabung lama, kl bikin story itu2 aja🤭
Mba host nya manis
mungkin salah satu sudut pandang terkait doom spending, itu mirip seperti seseorang yang suka merokok.
dia tahu kalau rokok itu menyebabkan kematian. tapi karena semua manusia ujung-ujungnya mati, mending merokok sampai mati.
sama juga dengan uang yang sudah dikumpulkan, diperjalanan finansial anak muda diganggu oleh kebutuhan2 mendadak, sandwich generation yang baru tumbuh tunas sudah dipetik hasilnya oleh para orangtua gembar gembor anaknya udah sukses dll, sodara kena musibah, diutangin duit gabalik dll. sehingga lama-lama gen Z ini capek, nabung bagaimanapun ujungnya juga kepake, apalagi bukan untuk dirinya sendiri. akhirnya karena ujung-ujungnya kepake uangnya. mending dipake sekarang buat diri sendiri. kebutuhan besok urusan nanti. toh ujung-ujungnya juga kepake.
problem kompleks. gaji UMR kebawah tapi jadi tulang punggung. Banyak.
Klo ssanddwwwiiccch ggggeeenneerrrattiiooon mahh bukan gen Z dowang,tp mileniallll juggaaa....itttu szsuamikkkqquu ssanddwwicchh ggeennneerraatttiioonnn😢😭😭
@@kitasemuacalonjenazah5312
Menurut saya , rakyat Indonesia dari sejak jaman belum merdeka sudah sandwich generation. Bukan cuma gen z. Justru baby boomer sebagian sudah mandiri dan tidak membebani anaknya sampai usia 70 thn. Justru menbelikan anaknya rumah , mobil, menikahkan dgn pesta mewah. Kadang ada membantu biaya hidupnya selama 1-2 thn awal pernikahan
@@nonibelanda507 sori kak bukan ajang adu nasib.
tapi berbagi sudut pandang mereka yang dengan sengaja tidak menyiapkan dana darurat. krna analogi orang merokok tadi
@@nununinibeth2138 diiiihh boomerr sbagiaaannn malaaahh membebanniii anaknya! Mandiriiii dr manaa! Gegaraa boomerr bebanii anaknyaa,,jd mileniaaalll merranaaa inii!
@@kitasemuacalonjenazah5312 okee deh
Kurang gigit ya materi podcastnya sekarang? Hari ini bukan karena spent masyarakat yang kurang, tapi daya beli yang memang anjlok karena banyaknya barang impor dan harga barang naik ditambah ketidakpastian, jangan salah dipersepsikan malah di podcast ini seolah masyarakat yang salah, aneh, lagi pula kenapa kualitas konten nya menurun jauh ya? Dulu kritis terhadap isu terbaru, sekarang keep up aja ndak dengan isu baru, downgrade ya kualitas konten nya?
Sederhana itu Mulia (ANB, 2024)
Bagus bnggt obrollan nya ,semoga konten seperti ini rame.
Iyya emang kodratnya
Tantangan ekonomi kedepan diprediksi makin berat meliat kondisi skrg juga gg baik2 sj mmg rejeki sudah tertakar oleh Allah tp sy yg masih single dan blm financial stabil trasa berat gmn yg sudah berkkuarga ap lg melihat generasi bawahan sy cukup miris tingkat strugling ny bs dikatakan 0 besar gag heran cuman jd beban negara.
Keren sih kak ghita ini
Saya orang marketing S2, perempuan itu memang pembeli Terbanyak, mudah dimainkan emosinya untuk membeli sesuatu. Datanya jelas di Asosiasi pengusaha jasa internet Indonesia. Paling banyak beli fashion dan apa2 yg trend. Jadi nda usah menghindari fakta itu. Memang itu kenyataannya. Perempuan adalah pembeli terbanyak. Mau dikatakan untuk keperluan keluarga, itu hanya sebagian kecil. Krn laki2 jg punya pembelian sendiri dari uangnya sendiri, bukan dibelikan perempuan. Wanita untuk beli pakaian bisa dia koleksi semua warna, tp hanya beberapa yg dipakai. Jadi dgn data wanita pembeli terbanyak itu fakta. Krn datanya, kenyataannya begitu. Kenapa malu2. Jadi bukan mitos hanya karena tidak ada jurnal. Fakta di depan mata tidak perlu jurnal untuk disebut fakta. Saya makan banyak akan membuat kenyang, itu fakta. Tidak butuh jurnal untuk mengatakan itu fakta.
Saya sdh nabung setengah mati tapi selalu habis. jadi sandwhich generation hidup menjadi tidak masuk akal secara financial. Apalagi punya orangtua yang "rakus" dan saudara yang egois hanya sibuk berhutang sehingga tidak bisa bantu sepeser pun. Nasib 😂😂😂
harga rumah nya juga menggila gara2x bubble yg dibuat beberapa developer kak, tiap bulan di up, atau diundi, jd pada berebutan beli. hingga akhirnya harga rumah di jkt 11 12 sama di beverly hills
pembelaan standar ganda
Cewek semua
Perasaan ga ada yang pembelaan standar ganda. Dari tadi isinya penjelasan beberapa kasus Doom Spending single & yang sudah berkeluarga.
Belanja itu gak cewek atau cowok ya bisa dilakukan siapa saja. Karena Gen Z dan Milenial itu banyak yg terhimpit. Gausah ngomongin lifestyle, gaji UMR tapi harga asset itu 20x gajinya malah bisa lebih.
Misalnya nih cewek beli-beli barang murah di e-commerce, kesannya banyak kan. Tp ditotal mungkin ga lebih mahal dibanding cowok yang beli buat modif motor/mobilnya atau baju cowok yang sebenernya cenderung mahal.
But at the end ini bukan masalah gender cowok dan cewek. Tergantung kepribadiannya & keinginannya.
Dalam keluarga, mbak ghita bener kok. Contoh ayah saya punya “uangnya sendiri”jadi dia lebih boros dibandingkan ibu saya. Ibu saya jaranh belanja baju atau tas, tp itu dilarikan ke anggota keluarga. Jadi kesannya yang boros jadi si ibu. Kecuali memang terbukti ibunya shopaholic ya…
Sebenernya udah ngerti dari dulu, tp ngeremnya itu loooohhh susaaahh😢
Overpupulasi di Indonesia.. Lapangan kerja tipis.. Yg karyawan swasta/pegawai swasta mah enak gaji tetap, umr gede ada tunjangan, thr, bonus akhir tahun dll.. Ojol 300rb sehari ajah dah syukur😢
doom spending yg kelihatan jelas itu sperti di argentina karena mata uang nya jatuh. yg punya tabungan buru2 makan mewah dan beli sebelum uangnya malah tidak bisa beli karena makin turun.
Menit 11:11 bener bangeeet wooy wkwk😂
Kalau selalu memanjakan mata dengan berupa benda itu tidak akan ada puasnya
jgn denial donk.. keluarga saya & temen2 saya smua mmg yg wanita yg susah nahan godaan belanja kok.. tp ga mslh sih, selama suami bs mencukupi..😁 klo sfh kelewat batas, suami baru kasi masukan..
Mgkn Krn szsuaminyaaa mrekkkaaa bukkkaann ssanddwwicchhh gggennneerraattiioon,,,,jd mrekaaa gga bz nahaann godaaan,,
Beda szsamaaa szsuamikuu yanggg ssaannddwwiiccchh ggenneeerraatttioontt jd nyaa akkuu ggaa bz blanzaaa😢😭
@@nonibelanda507 dr awal nikah sdh tau klo bakal gini blm ya? klo blm ya ga bs diapa2in.. klo sdh tau ya sdh nasib nya mau menikahi cowo yg suram ms depannya mbak..
Awallll nikahhh ibunuuaaa dy baikk Kya malaikkadd,,,pazz pernikahaaann jalannn 2,5ttaahhhount Brudeh ibunuuaa jahhaddd,sukkaa mintaaa duidd dlm jumllaaahh bezssaarrr seenaknuuaa.....
Jellaasz shockkk bangeddd akuu,Krn awal2 gga nyangkkkaa jd beginiii endinggnaaa
Percayalah kalo semuanorang berhemat, ekonomi mandek, uang tidak berputar ekonomi lesu, seperti di jepang
Kecuali pendapatan dari devisa dan export cukup kuat, maka ekonomi tetap berputar
@@didikkwoknah ini Pak, ekonomi Kita bertumpu pada konsumsi masyarakat, bukan eksport, tapi kebijakan yg mendorong Daya beli belum optimal
lama-lama cepat lambat juga bakal kayak jepang. UMKM kecil-kecilan tumbuh pesat. konsumen semakin dikit. mayoritas kena pinjol krna tidak ada sumber dana lagi, musim phk, cari kerja sulit, buka usaha galaku. mau tidak mau berhemat/ tidak belanja kecuali kebutuhan dasar.
@@adewijaya5244 betul sekali kawan,anda cerdas
Adatuh gojek warisan solusi yg dikasi Mulyono. 😂😂
👍👍👍
Untung ga permah liat konser, doom spending, ke kntor bekal, ngebrew kopi sendiri, alhamdulilah bisa beli aset sblm umur 30 😊 intinya kalau ada niat mah bisa2 aja
@@yolo6301 yup, faktor keluarga sangat ngaruh... kalo didukung keluarga sih , bisa bisa aja, kalo sandwich, asli lbh berat
Sy lbh boros blnja online drpd istri saya.
Teori mbaknya bener !!!
wanita kalo boros belanja lebih cenderung ke belanja offline, bukan online.
coba saja ajak ke mall, liat banner diskon 50-70% langsung mampir, padahal kalo di mall harganya di markup dulu baru didiskon, jatuhnya harga normal 🤣
udah hampir setahun aku ga beli baju serius ga minat lagi beli yg aneh aneh
dibeliin suami legging buat olahraga doang, sepatu beli 1 aja karena yg lama udah rosak , tas dikasih orang
aku sadar ga beli beli lagi hal spt itu setelah umur 36 thn 😢😢😢
Generasi muda harus punya pengetahuan tentang keuangan.
Jika gaji 5 juta sebln sebaiknya jangan menikah dulu. Harus menabung untuk cadangan keuangan sebesar 24 bln biaya hidup ( 24 x 5.000.000 = 120 juta ). Setelah itu menabung untuk investasi. Baru merencanakan pernikahan sederhana ( cuma selametan dan ke KUA)
@@nununinibeth2138 yup, tp tergantung jg sih, sy nikah, dibantu ortu ama mertua , buat dp rumah, renov rumah, beli mobil, dll..
@@Vespaboys71 ini kan bicara untuk pasangan muda yg mandiri tanpa bantuan siapapun . Jika ada bantuan ortu , yaa gak masalah
@@nununinibeth2138Kdg suka heran dgn laki2 yg blm mapan kerjaan gg stabil tp makasain nikah sama anak org tetiba setaun 2 taun keliatan tabiat masing2 yg inilah itulah bahkan sampai cerai 😅😅 aneh tp fakta ap lg jumpa dgn pasangan mokondo doang waasslam😂
@@Vespaboys71 ini lain cerita karena ortu dan mertua ente orang berada. ente jadi pengangguran pun selama orang tua mampu bantu dan mau bantu ya gak perlu takut hidup dalam garis kemiskinan 😂
seriusan nanya, ada ya orang yang doomspending? sebagai seorang minimalist yang selalu menyisihkan hampir 70% dari penghasilan saya untuk menabung/invest tiap bulan, saya sungguh heran. mungkin pergaulan saya kurang luas dan mainnya kurang jauh 😂
Bahkan saya pakaian pun jarang beli sampe 3 th akhirnya rusak baru beli, tp entah uang kemana, mau hitungan sma ortu jg ntar dikira pelit , durhaka, yaaa sudahlah
salah satu doom spending : labubu
Gw bikin rumah sederhana di desa aja habis banyak.
Gen Z Invest ke Kripto.Uang yg kerja kita Ngopi aja😂
Ibu ini teori banget😂
Setuju putus asanya kaum muda skrg, aset mahal tak terjangkau. Tapi senang sekarang dibanding senang dimasa depan? Nggak setuju.
Senang sekarang itu pasti, senang di masa depan itu tdk pasti. Dan komitmen utk aset itu nggak pendek lho. Kayak punya anak buk, 15-25 tahun.. Mungkin berharap tambahan rejeki, naik jabatan atau apa, tapi itu juga nggak pasti. Selama masa nyicil 15-25 tahun itu, gaji PASTI dipotong cicilan, menyebabkan tdk bisa 'senang sekarang'.. Ya gimana buk?
deflasi di Indo contoh satunya uang masyarakat buat beli LABUBU
Logika vs perasaan 😂
Boleh boros asal udah bebas finansial 😂🎉
Plis iklannya banyak bgt 😅
Perempuan doyan belanja mitos wkwk afah iya? Emak gua aja sering belanja tas2, baju2 pengajianm sampe penuh tu lemari..
Perempuan itu doyan belanja itu kodrat tapi mengerem belanja itu adalah anugrah dr seorang perempuan.
Menyala sekali ibu Anda.
Yg paling hebat suami dan anak2nya yg ikhlas uang keluarga dihabiskan utk belanja ibunya 😂
Akuuu anugrahhh,,,tp aku terppaksaaa mengerreemmm blanjjjaaaa😢😭,soalnaa szsuamikuuu ssandddwwiichh ggeennneerraatttiioont😢😭😭
self reward mulu.. heheeh
Kesindir iya....😂
Mbak Ghita ada channel RUclips gak ya? Atau saya terlewat?
Tulang punggung keluarga adalah istri mbak? Gmb?
Coba dihitung ya bu pkaian di dlam lemari lebih bnyk mna
Itu contoh sedikit saja
Audzubillahisamilaliminasaitonirojiim
Rumah manghasilkan? kendaraan menghasilkan? belajar dari mana mbak😂😂😂? Kuliah ekonomi dimana?sini dosenmu tak ajak ribut ribut
Menghasilkan dalam arti mungkin ya, bukan dari hasil investasi… tapi kalau kamu beli mobil atau motor tp kami pakai buat brngkt kerja itu jadi menghasilkan.
Asset kan ada tidak lancar & asset lancar. Asset tidak lancar akan ada nilai depresiasi, tp kalau itu bs dikelola sebagai alat untuk menghasilkan pendapatan lebih itu lebih bagus. Begitu….
Rumah misalnya, biaya perawatannya gede banget & justru kalau ga siap itu bakalan jd beban + pengeluaran bertambah. Tp mungkin ada kamar yg kami sewakan jd studio, kamar kos atau ruang baca… itu bs jd menghasilkan assetnya. Saya bahkan sewain sejenis Airbnb. Jadi disewakan lepas ke orang.
Jadi jangan ngegas dulu 😂 “menghasilkan” ini tanda kutip ya. Beda dari faktor “menghasilkan” produk investasi.
Ada lho cara nonton konser tp dapat duit.
mirip nadin amizah hostnya 😂😂
Cmn pembelaan
Gaya hidup hedon terus pas kismin nyalahin pemerintah😂
kendaraan kan buat keluarga jga lol
Heran org suka spending cm buet tiket konser yg mahal ya😂mending buet healing tuh duitnya😂atau bisa beli yg bs dipki sepatu or baju.
Aduh mana baru aja spend 6,5jt buat tiket konser+flight bali jkt 😅 , blm lagi beli outfit sama bekel 😢
Bias kali ini orang.... Tipikal egois... Giliran rumah bocor rusak... Panggil tukang benerin habis duit nya gede ga disebut ...
halo mbak mau minta kontak bintang tamunya untuk konsul dong
Ada di ig nya ka
ini yg biKin bEda Faham, SONATA kakE ibo,,maU puKuL, tdk na ambiL saLdo,,sonata, ,,nabung berhEmat, maTE perCuma manusia,,,kePercaYaan eKonomi keREn,,excellen, money pocket money forward, money icrementaL dLL teoRi eKonomi SANTA, ( bEda faHan fuAn beLaNda mkan keLiLing aLbino cari kambing hitam,)
Susah dengar 2 wanita lagi ngobrol
kan mereka lagi ngobrolin cowok. dan muncullah statement kalo cowok lebih boros daripada cewek 🤣
Belum dirasa kmu makan