Saya masih kelas 2 smp skrng sedng berusa untuk berpikir bagaimna cara supaya kegiatan saya lebih positif dan berpengaruh bagi masa depan saya. Alhamdulillah sekrng saya sedikit² mengubah kebiasaan saya sehari², dari pola tidur, waktu belajar, dan dalam lingkungan sekolah (mencari teman yang berkualitas). Saya berharap teman² seumuran saya/pemuda² indonesia untuk selalu lebih kerja keras, ambil resiko, berfikir kritis, kuatkan mental serta jaga kesehatan☺️👍🙏
Semakin tinggi mimpi kita, semakin berat perjuangan kita. Akan ada stres, kesedihan, penolakan. Kamu harus siap dengan konsekuensi itu. Hidup ini tuh kejam dan gak mudah
"caranya adalah menunjukkan ke mereka betapa mengerikannya masa depan dan betapa jauhnya gap pengetahuan yang mereka punya dengan apa yang dimiliki oleh dunia nyata"
Saya pengajar Business Management dan Entrepreneurship, mahsiswa saya Gen Z, gap usia 15 hingga 20 tahun dengan mereka. Amazingly, kalau kita perlakukan mereka dengan memberikan "trust" hasilnya mereka bisa optimalisasikan performance mereka dengan baik. Jadi setuju banget, tentang lingkungan yang ada disekeliling mereka yang akan bentuk karakter mereka menjadi lebih baik.
@@javadvipatm6145 sejauh ini saya melibatkan mereka dalam project-project yang sifatnya short term period. Bari trust untuk menjadi decision maker untuk hal-hal simple. Minimal mereka terlatih untuk bisa bekerja cepat dan tepat.
Terima kasih ibu sudah mengerti kami sebagai gen z. As one of them, saya setuju banget kepada ibu, dan jika ibu punya anak, keponakan, dan adik-adik kecil yang gen z bisa diberi "trust" dari awal.. menurut saya, itu sangat membantu. Karna saya merasa gen z selalu dipandang bisa memecah banyak masalah dengan cepat yang which is lebih cepat dibanding generasi sebelumnya, jadi jika ada masalah yang ada mereka bisa langsung menyelesaikannya, cuma seringkali orang-orang berpikir kami ini sempurna jadi jika ada kecacatan dan kesalahan dikit nantinya, "trust" itu akan hilang. Sebaiknya, "trust" itu diberi terus bahkan yang membuat "trust" itu ada kan karena percaya meski sudah melakukan salah berkali-kali.. jadi ini pesan dari saya dari gen z bahwa "trust" kepada kami sangat berarti.
Ini topik yang lagi menarik yang suka aku suka browsing teh. Kalo kita liat dengan konsep Human Centered Design, jadi bagaimana jangan melihat mereka hanya sebagai Objek, mestinya sebagai Subjek unik. Bagaimana mendesain "safety environment" yang tepat yang dapat mengoptimalkan their own special abilty sebagai ciri khas gen Z dengan tetap memiliki "Human Skill" and Stay Humble. Ini jadi tantangan kita menyiapkan "Bridging" untuk lintas generasi ini. #enthusiastic @ekayuliana5015 right?
For speedy insights. 17:32 kewajiban=entry 18:00 fear, gap, hope --- 19:22 wrong challenge vs bigger challenge. 22:58 fundamental skills. 26:07 soft 🍓 metal 🍓. 😅 27:44 micro macro environment. 29:48 Five P's (Pay, Purpose,..?) 31:45 Culture, Performance review 32:30 KPI: How we help other people, How other people help us. --- 34:22 Specific Gen Z. Start Small. 35:35 Recap. TIDAK SEMUA GEN-Z = 🍓
setuju saya dengan Gen Z perlu di beri kesempatan. Ini berdasarkan pengalaman saya sebagai Gen Z. Saya menilai diri saya termasuk dengan Gen Z yg bisa dibilang Strawberry generation. Saya dulu merasa minder dengan kemampuan orang lain,dimana orang lain bisa melakukan kemampuan atau bakat yg saya ga punya, saya selalu punya ide di pikiran saya tapi saya tidak pernah dapat merealisasikannya karena ya balik lagi terhadap lingkungannya yang "kurang supportif" selalu mempersempit pikiran saya untuk to do something,tapi begitu ketika saya pindah tempat dan mendapati banyak orang orang yang supportif saya jadi merasa percaya diri dan ketika orang orang sekitar saya memberi kepercayaan saya jadi berani untuk bertanggung jawab atas kepercayaan itu. Dan ya akhirnya saya bisa mendapat banyak pengalaman dari kondisi lingkungan yang seperti itu. Saran saya untuk mendapat lingkungan yang supportif kita harus mulai dari diri sendiri. Maksudnya gimana? At least kalau orang lain gak supportif terhadap kita cobalah untuk kita yang memulai supportif kepada orang lain,karena hal itu bisa membuat orang kembali supportif kepada kita.
Kesimpulan saya, generasi Z itu tidak malas, tetapi kelihatan malas jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya karena waktu penyelesaian masalahnya lebih cepat sehingga waktu istirahatnya lebih lama dari generasi sebelumnya. Tapi masalah generasi Z adalah menyeimbangkan penguasaian antara fundamental berpikir dan alat pemecah masalah. Terima kasih pak Indrawan dan pak Ferro
bisa jadi begitu, hal ini yg menjadikan mereka (generasi sebelum²nya) kaget dengan kondisi gen z saat ini.. harusnya kita semua saling mengerti, spy tidak saling menyalahkan.. bahkan perkembangan teknologi ke depannya pun akan terus berkembang yg nantinya akan ada generasi² baru bahkan semakin canggih.. harusnya pun mulai sekarang kita jg perlu mempersiapkan diri yg mana nantinya akan menemui generasi² baru yg lebih efektif.
Sebagai Gen Z, saya senang sekali melihat para senior senior dan sebaya saling berdebat; membaca/melihat perdebatan sambil makan cemilan; rupanya cukup seru.
@@yansen5909 gen Z itu sebetulnya banyak warna dan ragamnya, ya kurang lebih sama seperti genereasi sebelumnya, hanya saja dengan teknologi sebagai media, terkadang orang datang pergi, pun pergi datang itu sangat cepat sekali. Ada yang tertutup, pun ada yang terbuka. Namun dalam segi pergaulan lebih mengarah pada suatu hal yang bersifat kesamaan passion, oleh karemanya ada bubble-bubble circle antara sesama gen Z berdasarkan sorotan kesukaan, a.k.a passion
Tapi memang benar apa yg dikatakan sebagian orang, GEN Z itu sebenarnya memang harus dikasih kepercayaan dan kesempatan. kadang beberapa orang sudah menilai atau memandang terlalu rendah jadinya hilang deh kesempatan buat berkembang. jujur saya GEN Z angkatan 01 ketika kerja emng bawaannya males kalo udh diremehkan aatau dinilai rendah sama orang padahal kita belom menunjukan hasil dari kerjaan kita lah wong dikasih ksmpatan aja udh dianggap gk bsa kerja cara tolak ukur saya orangnya gk bsa apa2 itu gmana coba itu sih yang paling kesel. dan satu lagi JANGAN JADIKAN NILAI STANDART KALO GEN Z ITU LEMBEK SEMUA. kita harus fair dong gk semuanya generasi gen Z begitu karena sejatinya setiap orang kan mengalami pejuangan hidupnya masing2. contohnya aja saya punya rekan kerja dia seumuran saya dia bahkan suka saya jadikan patokan kalo kerja karena dia tekun ulet karena mentalnya emng terbentuk dari dia kecil sama ortunya. NAH giliran senior saya yg suka merasa superior bahkan meremehkan TUNAS2 MUDA seperti sya nyatanya tindakan mereka saat bekerja gk bagus amat sama gen Z. jadi stoplah mengeneralisir penilaian setiap orang itu karena streotip yg sering kalian dengar itu. karena SEJATINYA JUGA YG MILENIAL2 INI JGA SAMA PASTI DLU JGA DI ANGGAP GENERASI LEMBEK SAMA GENERASI TERDAHULUNYA.
untuk dapat kepercayaan itu bukan dengan minta. orang diberi kepercayaan bukan karena kasihan tapi karena bukti dan memang butuh waktu untuk itu. saya juga dulu disepelekan atasan, teman-teman juga begitu. we didn't get the bosses approval thru empathy, we had proved thru work before earning it.
Berbobot sekali, diskusi antara orang yg punya knowledge dan experience yg mateng dan attitude yg bagus bgt, selama lebih stengah jam tidak ada kata2 "maaf saya potong sebentar" atau yg lain dan bener2 menjadi pendengar dan pembicara yg baik, thanks bgt mas Indrawan untuk podcast nya.
ke depan generasi G z; (1) hidup sederhana, (2) investasi bidang pendidikan baik diri sendiri maupun anak keturunan, (3) investasi property, belajar trading property, melebar ke lokasi yang sedang menjadi magnet untuk bangun kost2, sewakan rumah di perkotaan, (4) belajar skill yang tidak hanya 1 bidang, kuasai 2-4 bidang, (5) pelajari market, belajar hunting funding, kualasi membuat desain produk yang marketable, (6) berdoa dan beribadah ...
"Tools and fundamental" 1.fokus ke fundamental (esensi, filosofi, asal muasal, sebab akibat, dasar ilmu) dulu 2. Kuasai penggunaan tools terkini (ai, tamplate tools dll.)
ruclips.net/video/0x098BW649U/видео.htmlsi=9rlRd9iSxLpgfXaE --- MILIEUVERVUILING VERDENKING DOOR PT SOCFINDO ACEH SINGKIL LEIDT TOT BEZORGDHEID Dinsdag 4 juni 2024, de aandacht is gericht op PT Socfindo Aceh Singkil, in het district Singkil, regentschap Aceh Singkil, provincie Aceh. Een diepgaand onderzoek onthulde serieuze potentiële milieuvervuiling door het bedrijf. Een verdachte dikke bruine vloeistof stroomde rechtstreeks de rivier in, vermoedelijk afkomstig van de afvalopslagfaciliteiten van PT Socfindo Aceh Singkil. Onderzoeksfeiten geven aan dat de bron van deze gevaarlijke vloeistof vermoedelijk PT Socfindo Aceh Singkil is. Deze verdenking van milieuvervuiling roept serieuze bezorgdheid op, gezien de mogelijke negatieve impact op het ecosysteem en de gezondheid van de lokale bevolking. In juridische context is Wet nr. 32 van 2009 inzake Milieubescherming en -beheer een zeer belangrijke leidraad. Artikel 69 van deze wet stelt ernstige strafrechtelijke bedreigingen vast, met maximale gevangenisstraffen van 10 jaar en boetes tot één miljard rupiah voor individuen of bedrijven die verantwoordelijk worden bevonden voor milieuvervuiling. De aanwezigheid van PT Socfindo Aceh Singkil in deze schijnwerpers benadrukt het belang van strikte controle en wetshandhaving om de duurzaamheid van het milieu te waarborgen. De lokale overheid en betrokken instanties moeten onmiddellijk proactieve maatregelen nemen om verder onderzoek te doen en deze bevindingen serieus te nemen. Ecologisch evenwicht en het welzijn van de lokale gemeenschap moeten de hoogste prioriteit hebben in alle genomen beleidsmaatregelen en acties. PT Media Singkil Video, Muhammad Studi, --- Dit is de vertaling van het gevraagde artikel in het Nederlands, een van de officiële talen van België. #lingkunganhidupdankehutanan #petanikelapasawit #kecambahkelapasawit #bibitkelapasawit #ptsocfin #jaksel #jakartaselatan #dxpunggulsocfindo #dxpmtganosocfindo #ukmbinaansocfindo #socfindoconservation #bibitkelapasawit #kecambahkelapasawit #petanikelapasawit #PengurusPTSocfindoLaeButar #PengurusPTSocfindoLaeButar #socfindocoid #socfindotanahgambus #PTSocfindoPerkTanahGambus. #socfinindonesiapt #socfinmalaysia #socfinbelgium #laporantahunansocfin #socfindologo #socfinsa #socfinliberia
Terima kasih ilmu dan diskusinya Pak Indra dan Pak Ferro, isinya protein semua. Orang berilmu itu nada dan intonasi berbicaranya saja sudah beda, frekuensi suaranya mudah diterima oleh otak. Surrounding yourself with knowledgeable person itu memang benar adanya. Dari sini saya memiliki kesimpulan sendiri bahwa tidak ada orang yang bodoh yang ada orang yang salah/kurang beruntung dalam menempatkan diri dilingkungan yang tepat.
Alhamdullilah saya diciptakan jadi karakter yg GK lembek yg dikit- dikit ada masalah larinya ke healing.😅 Sampek2 kemarin puncaknya sempet kena Panik attack. Gara2 stres dengan masalah pekerjaan,keuangan, keluarga. Sampek otak overtinking. Ya alhamdullilah sekarang dikit2 bisa teratasi dengan izin Allah. Ayo semangat💪
setuju, point pentingya harus di imingi2 dari konversi sks, karna banyak mahasiswa yang memang wajar belum mengenal dunia industri saat diberikan kesempatan untuk ikut kampus merdeka, mereka lebih memilih kuliah seperti biasa saja, padahal dengan mengikuti kampus merdeka mereka mendapatkan 2 benefit, yaitu: 1. Ilmu yang diberikan secara nyata dari industri dan dari pakar langsung 2. Konversi sks sehingga tidak mengganggu konsentrasi jalur perkuliahan very insightful konten ini😁
Jika masih santai2. Masih sukanya main game atau music atau drakoran, atau hiburan santai lainnya. Saya rasa akan sulit pemahamannya bahwa itu sks kesempatan untuk belajar secara nyata. Balik lagi lingkungan pertemanannya di saat itu sangat berpengaruh.
Gw sepakat sama elu bang, tapi ada sisi negatifnya juga kalau mhs mbkm ngga diberikan kesempatan oleh perusahaan. Yaitu, leadershipnya kurang. Karena ketika mhs ikut program mbkm cenderung nurut dengan segala tugas yg diberikan
Sy berterimakasih dan Beruntung jg karena algoritma RUclips Membawa sy ke konten sepert ini.. Walaupun sy hidup di lingkungan yg biasa² atau sedikit perkembangan .video ini bisa membuka Kesempatan sy untuk masuk ke lingkungan yang lebih baik lagi untuk belajar dgn org² hebat dan prepare buat masadepan kita semua.
pd dasarnya semuanya berhubungan baik dari generasi tua hingga ke muda harus slg mengisi slg menguntungkan dan seimbang (adil) sesuai hak dan kewajiban masing2. "setiap air harus ada ember sbg wadahnya dan digunakan sebaik2nya utk kepentingan bersama, jgn sampai ada air yg luber & jatuh mubazir maka yg rugi kita semua".
Gua sendiri memilih supervisi dibwh saya ya anak2 kelahiran diatas 92-04 Saya berumur 32 th tapi lbh nyaman kerja sama (sebagai team) dgn gen z dan milenial. Tapi team boomers bagi saya adalah mentor yang gak ada obatnya, bnyk bgt ilmu yg di dpt dari mereka tapi ada juga point2 yg hanya simpan bagi saya dan tidak cocok diterapkan ke tim gen z, jd simpelnya kita pekerja milenial harus tetap ambil pengalaman dari boomers, Gen Y, serta mendelegasikan tugas ke gen z dgn konsep menyesuaikan diri gimana bisa masuk ke golongan mereka tanpa harus membuat si Z tertekan.
dulu waktu masih sales kemana2 naik motor, kerja lembur2, target achieve.. sekarang punya anak buah sales gen z lemah banget, gak mau naik motor (minta dianter mobil kantor), pulang kerja tenggo (gak tau di kosan mau ngapain), main game mulu, dimarahin dikit ngambek. wkwkwk..
@AdityaPrabowo-mb4lhah elah mau generasi apapun mau umur berapapun kalau lembek ya lembek aja dilingkungan aja banyak seumuran kek lu yang malah kerjaannya lembek pada dasarnya balik ke mental dan mindset nya masing masing ga peduli mau generasi yang mana yang jelas lembek ya lembek, gua ada usaha kecil kecilan, partner gua macam macam mau gen z atau milenial sama aja kalau udah lembek, ngeluh, pengen instan mulu ya sama aja gada bedanya generasi manapun, jadi kesimpulan gua mau gen z, milenial atau apapun itu gapeduli gua mau ada gap diantara mereka kalau pada dasarnya mindset dan mentalnya sudah lembek, ga tahan banting atau segala macam ya sama aja. Gua ada partner dah berumur 35an sama aja ah gada bedanya sama yang masih muda 17an. Jadi tiap generasi ya gabisa digeneralisir begitu saja liat dulu kepribadiannya kek mana, sekalipun ada yang mentalnya lemah lembek, ga tahan banting dll mau generasi manapun ya tetap aja gada bedanya Usaha dikasih enak masih aja ngeluhnya, uang harian banyak, rokok dan makan ditanggung, tempat disediakan biar gausah keliling, uang receh pun di sediakan buat kembalian, bahkan kadang gua suruh ambil uang hasil jualan atau usaha kalau semisal mau beli sekedar camilan kecil gitu atau kopi seduh. Masih ada aja keluhan yang lain lain ribet lah, kerjanya berat, usaha sepi dikit ngeluhnya minta ampun, beres beres usaha aja kadang minta jemput ini udah umur 35 an loh dibilang ada riwayat penyakit juga gada udah ditanya barang kali ada riwayat penyakit kek gula darah, asam urat , kolestrol atau dll, secara umur ya udah tua yang harusnya hal-hal senyaman itu tuh udah enak dibanding di usaha/jualan yang lain. Dulu juga gua mikir mungkin ah memang anak anak muda sekarang mah pada mau instan mulu dan lembek kena tekanan dikit, giliran ada partner yang bahkan lebih tua dari gua aja masih ada yang mau instan dan lembek juga. Jadi kesimpulannya ya memang ga semua generasi itu bisa digeneralisir total ada juga yang masih muda kerja keras atau yang senior yang udah tua tua juga kerja keras dan bijaksana, tapi ada juga yang muda malas dan lembek bahkan sekalipun yang tua atau senior juga. Pengalaman memang jelas beda pasti ada gap juga diantara generasi mereka, cuma kalau udah mindset dan mental ya balik ke diri sendiri itu aja, sekali lembek ya lembek aja mau muda atau tua. Bahkan ada yang lebih tua umur 55 semangat dan bahkan gua lebih suka dan respect sama orang yang begitu, ga sia sia kasih fasilitas yang ada.
Betul, pekerjaan itu sebenarnya selalu ada yang paling penting itu penegasan aturan untuk sebuah pekerjaan. Misalkan pekerjaan motorik halus banyak digantikan oleh AI, masih ada pekerjaan motorik kasar yang belum bisa digantikan dengan AI. Contoh: masalah penanganan polusi udara dan sampah, dua itu saja bisa jadi pekerjaan sendiri, TAPI lembaga finansial dan pemerintah belum melihat itu sebagai sebuah nilai yang betul2 dihargai. Bisa dilihat orang yang menangani itu tidak betul2 mendapatkan penghargaan yang layak. Seperti UMR/UMK yang tidak layak, fasilitas kerja, dsb. Penghargaan hanya ada pada produktivitas, penjualan, s.d. penumpukan materi. Tapi mereka lupa bahwa apapun yang dihasilkan juga ada kapasitas maksimalnya, ada sampahnya, ada pemeliharaannya, dsb. Belum lagi, selama ini mindset kita pekerjaan ideal itu semata pada pekerjaan motorik halus, lambat laun ya pekerjaan semacam ini akan masuk ke oversupply. Ingat bahwa bakat manusia juga tidak sebatas itu, pikiran kita juga terlalu berkutat di pekerjaan2 yang digantikan dengan AI terus menerus. Saya yakin pekerjaan itu banyak kog hanya penghargaannya saja yang tidak sebanding. Ayolah lembaga finansial dan pemerintah mulai melihat dari sudut pandang berbeda.
@@gregoriusdimashp bener mas, medsos dan influencer terlalu fokus materi pembahasan ke seni, pekerjaan lunak. maklum mas lulusan yg biasanya up di media kebanyakan dari ilmu soft.
Gemasnya di forum ini nggak ada Gen Z nya langsung, HAHA. Jadi saya yang ngoceh di depan laptop 😅 Makasih Pak Indra udah "menuangkan" fakta yang benar mengenai Gen Z ke mas Ferro.
Gen Z adalah zaman penuh sensitifitas dan emosional sehingga lu punya dui lu punya kuasa dalam konteks yg berbeda soal pemikiran dmn ketika ditanya dibalas kamu nanya?
Saya gen z yg lahir di thn awal2 (thn 97). Yg dibicarakan di sini emang benar, kalo sama gen z harus diberi kesempatan untuk mencoba/berusaha dalam suatu hal. Generasi yg tua kadang ga kasih kita kesempatan karena sudah menganggap rendah kemampuan genz. Tapi kalo ga dikasih kesempatan kemampuan kita jadi tetap jelek. Dan ini juga mungkin ada pengaruh nya juga dari pola asuh org tua. Yg saya rasakan dari ortu saya, mereka punya harapan yg tinggi kpd anak mrk karena mrk bisa mapan dgn kerja keras sendiri. Tapi pada prakteknya kita sebagai anak seperti 'distir' oleh ortu, mau pilih apa pun tdk boleh pokoknya harus sesuai keinginan mrk. Giliran disuruh buat pilihan, kita diberi konsekuensi yg berat apabila gagal. Saat saya lulus smk saya coba daftar ke banyak univ, waktu itu krn saya pesimis bisa lolos dan saya bilang ke ortu gmn kalo kerja aja. Ortu malah bilang jgn krn saya anaknya ga cekatan nanti pas kerja susah. Dari sana semangat saya untuk apapun jadi menurun (walaupun saya tau sifat saya memang seperti itu😂). Stlh lulus pun saya diharuskan lanjut s2, jgn kerja dulu. Saya sudah nego untuk nunda 1 thn dulu krn saya pengen kerja dan saya tau kemampuan saya di jurusan saya tdk terlalu bagus dan ingin bljr dulu. Tapi mereka tdk mau dengar. Akhirnya studi s2 saya mandek karena stress😅. Sekarang lg smt 6 semoga bisa cepat lulus aamiin 🤲 Oh iya cerita ini hanya pengalaman saya saja. Mungkin tdk semua gen z lain mempunyai pengalaman yg sm dgn saya
Saya salut sama kamu nak...ada ya jaman skrg koq ,seorang anak jaman skrg disuruh kuliah S2 manut.👉 Semoga Allah memberkahi mu,karna nurut ortu . #saya ortu gen z.
Orang kalau sudah melihat dunia kebanyakan punya misi untuk memajukan negaranya yaa kerennn 😭 kayak dosenku punya semangat yang tinggi untuk membawa mahasiswanya melihat dunia padahal mahh capek, gak seperti kebanyakan dosen pada umumnya yang hanya mikirin hidupnya sendiri 🙂
Betul😂......tapi yah mau gimana lagi.... Hidup tidak datang 2 kali 😂..... Ada orang yang Menjalani hidup dengan Damai Ada Juga yg suka Tantangan Ada juga Yang Ingin melihat dunia kedepannya seperti apa. Ada juga yang hanya ngikutin Arus ....😂 Atau Mungkin ada Juga Orang yang Ingin Merubah Dunia Secara Penuh ( Contoh Elon dan Teman2 lainnya 😂 ) Yah setiap Orang Punya kehidupan masing-masing......sama seperti anda dan yang lain..... Mau seperti apa kedepannya.
sedih rasanya padahal kebanyakan anak muda, sekalinya ada yang berkualitas mereka dihadang oleh generasi tua, "gk usah kemana-mana! ikuti jejak kami, jangan cari jalur lain" hasilnya ya mau generasi berubah pun keadaan akan seperti itu-itu aja.
gen Z itu rajin kq tergantung ngambil sample di mna, klo ngambil sample di kampung dan pendidikan rendah ya males" tapi yg rajin dan mau belajar bahkan sampe LN bnyak kq
iya betul, tidak semua gen z itu malas, tapi sebagian memang malas2 dan maunya yang instan2, ogah berjuang maunya terima beres ... baik itu di kota maupun di desa2... mungkin karena pengaruh lingkungan dan kurang ketegasan ortu sejak dini, atau terbiasa dimanja berlebihan
Terimakasih pak mentor, generasi Z itu tidak ada yang salah dengan mereka, karena mereka bisa di gen ini karena zaman yang terus bergerak dengan cepat, menurut saya di zaman ini banyak informasi yang begitu banyak sehingga anak anak gen Z kehilangan fokus terhadap apa yang ingin di capai, oleh karena itu untuk menjadi gen Z yang berkualitas di jaman ini sebaiknya lebih fokus terhadap apa yang dipelajari sehingga dengan fokus itu bisa menghasilkan sebuah karya yang baik
betul pak, saya sebagai Gen Z juga merasakan spt yg dikatakan bapak. Kita gen z terlalu banyak info dan hal2 di luar kepala jdnya kita berasumsi hidup itu spt dikejar2 sesuatu sehingga kita gemar mengejar sesuatu yg cepat, instan, dan terburu2. Oleh karena itu, kita yg gen z jadi sulit fokus utk mengembangkan hal yg krusial dan mengimplementasikan hal yg bersifat pengembangan serta kita gen Z lebih membesar2kan hal yg kurang fundamental buat kehidupan jdnya kita suka sok tau sm generasi yg lebih tua atau yg lebih berpengalaman.
Penjelasan dari Mas Fero sangat sistematis. Mas Fero dan teman2 Pijar, mengingatkanku pada Bung Karno dan kawan-kawan yang menrencanakan Indonesia merdeka, dan sekarang kita sudah merdeka. Kita harus merdeka lagi dari jajahan globalisasi , mas Fero adalah bung Karno masa kini, pahlawan masa kini.
Makasih untuk pembicaraan yg bermutu ini, jujur saya sebagai gen z melihat bonus demografi yg saya dengar pertama kali sejak smp itu = persaingan di dunia kerja yg akan benar-benar luar biasa susah semisal saya pribadi gak keluar dari suatu zona yg saya sebut "Ordinary". Namun, di balik ruang lainnya hal semacam ini pengingat besar juga bahwa akan banyak open job yg didirikan para teman teman yang satu generasi. Ini jadi pertanyaan besar di benak saya apakah peluang tsb akan semakin lebar dengan bonus ini atau akan semakin sempit oleh karena terisi oleh manusia-manusia gen z di masa depan nanti yg saling bersaing ? Itu titik merah yg harus segera mulai dikerjakan oleh semua lapisan generasi yg memiliki "power" untuk mengarahkan nahkoda di masa depan, terutama yah 100 tahun indonesia merdeka di 2045 nanti.
Konsep hope & fear yang didiskusikan di video ini, saya relate sih. Setiap kali saya ngisi workshop/sesi ngajar, saya pasti kasih realita di lapangan juga. At least, mata mereka terbuka dan aware dengan realita yang ada. Perihal tools juga sih. Tools pasti berganti seiring zaman dan bisa aja usang. Pasti struggle tuh switch antar toolsnya. Klo basic & fundamentalnya kuat, apapun tools-nya, adaptasi jadi lebih mudah dan cepat. Saya masi tergolong early Gen Z, tapi kok relate ya, apa saya udah berumur juga😆
Over expose terhadap informasi juga membuat mereka mudah gamang dan bimbang. Pendidikan sikap kerja penting untuk diberikan. mari terima saja mereka berada di zaman informasi mudah didapat dan membuat mereka begitu. Tapi mereka harus faham bahwa dunia kerja ada komitmen yang harus dipenuhi. Selanjutnya perusahaan hendaknya bisa beradaptasi dengan keadaan saat ini.
tergampar berkali2 dari obrolan di video ini, banyak juga insight2 baru yg emg saya butuhin buat ngejawab struggle sama kecemasan yg muncul belakangan & kebingungan sama target/rencana hidup kedepan.. luarbiasaa
Bagus sebarkan awareness, Ketakutan itu sumber kemajuan. Harus keliatan dulu musuhnya dimana. Sygnya musuh yg dijelaskan kejauhan basic needs aja Pangan, Snack, obat, peralatan rumah tangga mayoritas impor. Musuh ini dulu selesaikan, tenaga kerja masih murah, harusnya SDM terbaik terjun dulu ke industri basic, anda cape belajar AI, ML ke US, tapi bangsa belum butuh, come on udh ratusan kalau engga ribuan startup mati karena bangsa kita mmg belum waktunya ke sana. Saya dan mgkn kalian mari perkuat industri basic, kita dorong makin banyak larangan impor (layaknya negara maju dulunya) ketika sukses yakin pasti mutlak industri IT dan SDMnya bakal banyak terserap.
I’m a Gen Z and I found this podcast so full of lessons and values. The line when Mas Ferro talked about entrepreneurship it’s a tad interesting. I actually would like to request more discussion about that topic😊
Knp kok sy skrg pikir bhw org itu bisa sukses kalo punya akhlak yg mulia: santun,hrgai org lain/tua,disiplin, pembelajar dan berani coba tdk takut salah,pemaaf dan pastinya jadi dipercaya utk jadi sukses
Saya sama istri sepakat ketika sebelum menikah dulu, kita nanti tidak perlu menciptakan dan mendidik anak yg pintar pandai di akademik, krn bagi kami nilai akademik itu nomer sekian, Bagi kami seorang anak itu wajib pintar menghasilkan duwit dan wajib pintar attitude dan sopan santun serta agama
setuju, akademik memang diperlukan. tapi tanpa mental pejuang dan minus attitude, bisa2 hasilnya zonk ... kami juga begitu ke anak2 ... akademik tak harus juara 1 ...
Dr. Indra lebih relate untuk mengatasi problem Gen Z dan bisa diimplementasikan. Gen Z adalah produk dari generasi sekarang, generasi sebelumnya yang harus bisa adaptasi supaya bisa mengerti, tools, fundamental, dan memberikan challenge ke Gen Z
like bangeet obrolannya, menampar diri aku dan membuat sadar akan semua harapan yang selalu terbenak di kepala tanpa ngelakuin action di pekerjaan, isi dari podcast ini bener" daging semua i wish all the dream gen z bisa kebantu dengan adanya channel ini
sayangnya kebanyakan perusahaan indonesia itu gak kayak perusahaan microsoft. membuka open mind karyawannya. aku aja yg lama diperusahaan swasta, mau pindah bagian aja. harus banyak syarat² yg gak masuk akal
Love pull,,,,, diskusi yg sangat menarik,, narsum yg berkualitas Dan berpengalaman, humble.. Dan suka bangettt dgn perspective pertanyaan Coach IN, yg pertanyaan pun diluar pola, d luar dugaan yg ada, justru challenge questions yg bikin penjawab belajar, penanya belajar, Dan pendengar belajar,,,, Salim Guru
Sebenarnya saya sudah tau dan menyadari makna dan manfaat apa yg saya kerjakan di perusahaan, akan tetapi manfaat yg seharusnya 100% di terima oleh public terpotong mnjadi hanya 30% yg di rasakan public, 70% hanya di rasakan oleh atasan saya, dan Kurangnya suport serta penghargaan atas apa yg saya kerjakan. Itu semua tdk hanya membuat saya malas tetapi membuat saya juga tdk berkembang. Karna desakan ekonomi saya harus tetap bertahan di tempat itu. Walaupun terus menggerus mental.
Ilmunya sangat menginspirasi dan memotivasi para pemuda pemudi untuk masa depan yang lebih baik khususnya gen z, saya sering berpikir ingin melakukan sesuatu yang besar, ingin mengupdate ilmu pengetahuan dan menjadi orang yang selalu berfikir positif. Alhamdulillah selain baca buku dan dengan konten seperti ini bisa mengantarkan kami para gen z melihat masa depan untuk yang lebih baik
SATU KUTIPAN MENARIK dari guru saya sebelum saya lulus dulu yang justru jadi bahan pukulan buat saya sekarang " Sekaran lu bisa jadi Sebuah cahaya bersinar pada sebuah lingkaran sebesar bola basket,, tp INGAT!! jika tidak terus belajar dan bertahan, diluar sana cahaya lu itu hanya sebuah titik seperti setitik bintang di antara alam semesta ini, karena lingkarannya bukan lagi sebesar bola basket!!"
Betul kita ambil contoh 1 major: Accounting saat ini sudah mulai perusahaan besar di indonesia menggunakan RPA untuk proses Akuntansi di gantikan oleh RPA :Robotic Process Automation
Ya allah enak banget dengerin orang pinter ngomong, pengen jadi kaya mereka masih lagi berusaha pelan pelan untuk berubah jadi lebih produktif jadi lebih baik. Trimakasih pak indrawan dan pak ferro
pembahasan yang sangat menarik bagi saya selaku salah satu gen Z, mungkin pembahasan akan lebih menarik jika dihadirkan juga perwakilan dari gen Z itu sendiri, agar apa yang menjadi masalah di lapangan saat ini langsung dapat disampaikan dari narasumber juga, memang jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya mungkin jauh terlihat lebih "lembek", namun memang ada beberapa kasus di perusahaan yang kurang memperhatikan step by step dalam membangun suatu hubungan kerja khususnya dengan karyawan baru agar berkesinambungan dengan pola pikir yang ada di generasi saat ini. Saya yakin jika solusi yang dituturkan oleh narasumber kali ini (pijar fondation) dapat diimplementasikan oleh perusahaan" maka akan terbentuk pola pikir & loyalitas dari gen Z itu sendiri kepada perusahaan tempat kerjanya. Terimakasih
Kayaknya dari dulu masalah lingkungan tempat bertumbuh tetap jadi concern. Selalu ada pihak2 yg bikin kendor semangat untuk maju. Cara untuk ngejagain supaya gak ikutan kendor ini juga perlu dicari
Yang gua dapet adalah gak semuanya Gen Z lemah dalam artian mental mereka. Ada saat mereka mempunyai kesempatan dan kesempatan itu diambil dengan cara yang tepat. Sekaligus memang adalah itu keinginan dari diri senndiri untuk menjadikan dirinya berubah atau tidak pada saat itu juga. WAW keren banget pembicaraannya, bisa menjadi insight gua sendiri sebagai Gen Z pertengahan. Semoga Indonesia Emas bisa gua dapatkan dan berdampak ke orang orang sekitar gua juga terlebih temen temen gua yang sedang mengalami terpuruk dari segi pendidikan, sosial ataupun lainnya. Sukses terus Pijar Foundation dan Mas Indrawan (:
Saya genz, sebenarnya waktu magang awalnya kaget sama beban kerja. Tapi faktor utama "males" adalah jarak antara tempat kerja dengan tempat tinggal, energi secara fisik maupun psikis habis di perjalanan.
Itu yg disebut gen strawberry..lembek Dan cengeng ..manja.😂 ..sy pernah saat krj lapangan bisa jln kaki 30 menit lewati jln pelosok Desa, tebing curam dll..
Karena pengurungan yang dibarengi kesenangan instan (smartphone, sosmed, dll) tanpa harus menghadapi pahitnya dunia luar. Menjadikan pengurungan terasa indah
Emang bener nomer 1 itu pay. Gw ngerjain skripsi masih mikir keuangan sulit jadi tersendat, padahal kalo dijalanin skripsi itu nggak sesulit yang dibayangkan
Harapan dan rasa takut itu dorongan eskternal, yg plg powerful adalah dorongan internal. Yap, cinta/suka, LOVE. Lakuin sesuatu karena suka lakuinnya, bukan karena berharap sesuatu ato karena takut
Bener, biar anak cucu kelak energinya tidak habis untuk memikirkan mahalnya harga rumah/cicilannya seperti rata² generasi sekarang yang kerja uangnya habis hanya untuk sebuah tempat tinggal.
MENARIK SEKALI ..KONTEN NYA BISA MENGUBAH MINDSET KITA MENJADI PRIBADI YG BETTER...SEHARUSNYA MEDIA PERTELEVISIAN INDONESIA MENAYANGKAN EDUKASI² YG SEPERTI INI... BUKAN MALAH SINETRON² GAK JELAS ADA JUGA MEMBAHAS KEHIDUPAN ARTIS...😂😂😂😂 HEIII HIDUP ORANG KALIAN URUSI APA UNTUNG NYAAAA
Perlu diketahui bahwa TV itu industri komersil. Jadi apa yg menguntungkan buat mereka ya itu yg mereka kerjakan. Mau acara sebagus / se mendidik apapun kalo gak ada yg nonton ya buat apa? Gak menguntungkan buat mereka.
Saya umur 23tahun.. Baru 3 tahun ini setelah menikah muda bareng2 sama suami mengejar goals... Produktif bareng.. Tapi emang kebanyakan temen saya gitu.. Mereka malu/gengsi dgn krjaan2.. Palah pilih ngga mau ribet. saya mulai jualan bareng suami.. Banyak yg ngomong ngga malu y jualan, kerja terusss ngoyo banget,n msih bnyak lgi.. Tapi ttep semangat terus, sering dengerin konten2 yg membangun biar nambah semangat, meski lingkungan kurang mendukung .
Setuju banget.. saya sering ajarkan ke team saya yg rata2 Gen Z kalau tidak ada yg gratis di dunia ini kecuali oksigen kalau sdg sehat. Jadi perlu perjuangan untuk mencapai tujuan
Anak2 zaman ini ni milik kita---Ingat itu dulu sebelum berlanjut dengan Program Surgamu semua. Mendunialah kebijakan dan programmu supaya semuanya bisa terealisir la. Saya tetap percaya bahwa anak2 kita membutuhkan pendidikan dan pendampingan yang berkualitas dan penuh cinta dan kasih seperti Bapa@ yang bicara ini...Saya bangga karena bisa bicara tentang topik yang mencintai anak2 kita dan mari dengan doa dan profesi yang Tuhan sudah beri itu menjadikan anak2 kita di era Z ini bisa berlangkah dengan PD seperti Bapa berdua...Salam Hirmat dan mari kita bekerja dengan HATI.
Menurutku GenZ ini ga malas, mereka bagus dalam kerja dan cukup skill dalam keahlian tertentu... tapi kalau boleh kasih pikiran dikit, GenZ sepertinya ada yang "salah" dalam keseharian mereka mengaplikasi nilai-nilai logic dan ethic... tidak parah, tapi jujur seringkali menyebalkan dan memancing emosi.
Soal org tua jaman dulu ga suka kalau ada anak muda menghitung pake kakulator, jd inget kejadian bulan april lalu. Ada staf yang tidak suka dengan cara kerja saya yang cepat dalam menyelesaikan pekerjaan, beliau merasa terancam dan membuat omongan ke GM kalau saya ingin berhenti karena mau fokus lanjut S2. Padahal waktu itu saya hanya ditanya apakah setelah S1 akan lanjut S2 atau tidak, saya jawab saya ada keinginan untuk lanjut S2 untuk menunjang pekerjaan. Sehingga beliau merasa kalau saya tidak serius dalam bekerja karena saya selalu mengerjakan kerjaan dengan cepat agar bisa mencari informasi tentang S2 atau lebih fokus ke S2
pak Indra sebenernya dari saya kelahiran 99, orang orang tua ini ga fair mainnya, mereka melihat yang di lakukan anak muda itu remeh padahal kalau mereka lakuin sendiri mereka pasti ngerasa inferior, contohnya waktu di kantor saya ada permasalahan yang di selesaikan orang tua akan lebih di hargai dari masalah yang di selesaikan orang yang lebih muda karena anak muda bisa selesain dengan lebih mudah, bener kaya pak Indra bilang orang tua yang jago hitungan ga suka kalo liat anak muda pake kalkulator menurut saya daripada orang tua ini fokus ke orang lain fokus aja ke kemampuan diri sendiri, saya ngerasa orang tua di Indonesia seakan udah buat negara ini maju dan takut dirusak generasi selanjutnya, "padahal mereka sebenernya ga sebagus itu juga" "negara kita sekarang hasil kerja mereka juga ga sebagus itu juga" "cara kalian bekerja hingga buat negara biasa biasa aja kaya sekarang mau terus di paksain kedepannya ?"
Ini lah generasi skr. Opini lo justru mencerminkan fakta yg ada. Kalian merasa paling tau padahal tau sedikit. Semoga ortu lo bs di ajak diskusi jd lo bs tanya dan tau opini ortu lo. Tp ada ortu malas jelasin. Apapun yg ortu lo pasti berdasarkan pengalaman pengamatan dan analisis agar anaknya jgn buang waktu salah step spt ortu mrk. Problemnya kalian merasa paling tau atau merasa ga fair, terlalu berat dll. Ya itu normal krn itu generasi kalian bgy
@@raidahrifai8362 @aerondosie1229 90% kekuasaan dan kekayaan ada di kalian kenapa minta ke kami membereskan masalah yang ada, nasib negara ini ada di tangan SELURUH MASYARAKTNYA jangan lepas tanggung jawab lah atas masalah yang ada, "jika ingin melihat karakter orang beri dia kekuasaan, setelah diberi kekuasaan lempar tanggung jawab ke yang baru lahir deh"
MBKM menjadi salah satu pengalaman ketika menghadapi suatu instansi, kejadi di sekolah, kondisi peserta didik, sarana prasana yang kurang memadai, sehingga mahasiswa di pilih untuk hadir di tengah-tengah mereka yang tadinya sekolah mereka akan ditutup saat ini sekolah yang pernah saya datangi dengan teman-teman dan program MBKM itu berkelanjutan memberikan dampak yang sangat signifikan. Sekolah itu sekarang hidup dan masih berusaha agar layak sebagai tempat belajar mereka. Kemudian, slaah satu pengalaman yang saya berikan mungkin hanya permukaan namun dampak ketika saya lulus membuat saya lebih bersyukur ketika mendapatkan pekerjaan di tempat yang lebih beruntung di bandingkan mereka.
kondisi saat ini, fear itu ndak terlalu berpengaruh, karena kondisi lingkungan yang santai seperti game dan kulture adictic. Benar lingkungan bergaul sangat mempengaruhi sikap dan cara berpikir. terima kasih banyak podcast ini membuka wawasan. dunia ini tidak sedang baik-baik saja.
Betul kata mas feerro fondasinya dulu harus dikuatkan, kalau generasi nya tidak disiapkan dengan iman, adab dan ilmu yg benar mah ya sama aja bohong. Oh iya bonus demografi yang menikmati ya para pengusaha sdm melimpah dan mau dibayar murah.
aku punya karyawan rata rata di genz, yg harus dipahami mereka generasi glow up bukan gerasi grow up. Mereka akan terpacu pada glow up penampilan, fashionable, glow up fi sosmed holiday, healing, tapi kita sebagai pengusaha ngasih wadah kasih step, kasih ilmu untuk mereka bisa mikirin buat bertumbah grow up untuk masa depan lebih panjang, mereka harus punya kepribadian yang kompeten
Setuju banget. Saat di dunia kerja, lingkungan itu penting bgt. Dimana ada anak magang / baru. Harusnya sebagai senior atau yg lebih faham bisa mendekatkan / lebih open pada anak baru. Basic kok, mereka punya cara sendiri kalo ga suka dengan caranya. Tinggal kasih tau penjelasan dan solusi. Jangan langsung di judge dan pukul sama rata cara
Nothing wrong with Gen Z. Mas Indrawan kebetulan berada di circle qualified people. Jauh di luar circle anda ada begitu banyak orang-orang seusia Anda yang merasa hidupnya gagal. Dan di setiap generasi saya percaya selalu ada keduanya.
Hallo! Saya kelas 3 smp and prinsip saya klau mau hilangkan rasa malas itu menggunakan mindset, contohnya: kalau kita malas belajar/malas kerja itu nnt gimana kedepannya klau kita lakukan habits sprt itu pasti kedepannya kita bakalan nyesel kita udh sia² kan masa² emas kita,jadi kesimpulan nya adalah kalo saya udh mulai rasa² malas aku selalu berpikir gimana saya kedepannya jika gini² terus,jadi yg mengubah kita adalah diri kita sendiri. And... Kalau saya mau belajar untuk ujian sekolah ,pasti capek banget tuhh belajar teruss. Ujian bisa seminggu/2 minggu terus aku tuh mikir gini "ini cuma 1 minggu kokk, ga lama,1 Minggu itu cepat". Jadi aku selalu semangat untuk belajar karna mindset & habits itu penting!!
Micro environtment yang dimiliki tiap2 anak gen Z ini akhirnya dapat menimbulkan peaks and valleys yang sangat besar dalam menciptakan ke-stroberian sang pribadi gen Z. Micro environment menciptakan pilihan2. Stroberi yang memiliki micro environment yang buruk cenderung akan membuat pilihan2 yang buruk. Sebaliknya non-stroberi yang memiliki micro environment yang baik cenderung akan membuat pilihan2 yang baik dalam hidupnya
adek saya 2 orang laki-laki kelahiran 2000 dan 2002, mereka sudah lulus SMA tapi masih belum pada bekerja yg 1 kerja hanya sabtu minggu jika ada catering yg 1 kadang ambil job kalo ada untuk antar paket. entah kenapa mereka santai sekali hidupnya padahal masa depan itu berat buat mereka jika tidak mengembangkan diri. apa karena mereka dibesarkan bersamaan dengan fasilitas yang enak seperti hp, wifi, motor udah disediakan ? saya pun udah capek bilanginnya karena mereka sudah besar dan tidak baik diomongin terus tapi seharusnya diajak ngomong
Tergantung sikon sebenarnya, saya kelahiran 2003, posisi Yatim; libur kuliah~kerja dikebun jam 7 pagi- 5 sore. Adikku yang kelahiran 2010 juga rajin, mengembala sapi, mengerjakan banyak hal, bangun 5.30 setiap pagi dan masak sarapan. Mungkin hard time create strong men, strong mean create good times, good times create weak men itu adalah benar adanya. Btw jangan mau senasib saya, karena ini karena saya miskin.
Duh ini sih daging bgt buat level aku, ga tau buat level diatas aku mgkn obrolan gini dah lumrah. Ga cukup!!!!! Musti bikin lagi lanjutan podcast 😢 sm Mas Ferro nih
saya bekerja di suatu perusahaan manufaktur di bagian design product, saya berusaha bekerja tidak hanya menguntungkan diri saya, contoh saya mengerjakan design karena belum selesai dalam waktu normal kerja saya sering kali menambah 2-3 jam untuk menyelesaikan pekerjaan saya tetapi saya tidak mengambil jam tsb sebagai jam lembur, karena yang saya fikirkan design saya cepat selesai dan perusahaan lebih banyak jual product dan bisa meningkatkan pendapatan dan pengetahuan pekerjanya. menurut kalian apa yang saya kerjakan apa itu merugikan diri saya ? saya juga merasa, hal yang saya lakukan tidak membuat atasan saya peduli dengan kinerja saya. boleh dikasih saran agar saya bisa lebih baik untuk bersikap.
menurut saya pendidikan di indonesia masih kurang , karena dengan kemajuan negara di butuhkan pendidikan yang baik dari TK, SD , sampai SMA/SMK , dimana bisa menciptakan ANAK ANAK yang cerdas karena dari kecil sudah di tanamkan jiwa yang pantang menyerah dan berinovasi
Salam sehat semua.. Jujur saya suka sama podcast seperti ini👍 Yang saya tangkep dari podcast ini gen Z diminta untuk keluar dari zona nyamannya, mencoba hal baru itu kuncinya. Sehingga mental gen Z berubah karena merasa dirinya tertantang melakukan challenge dan membuat dirinya kuat. Terimakasih salam sehat💪
fundamental + tools + chellanges = success generations " totally agree'' smoga generasi berikutnya bisa lebih berkembang !! KEREN konten ini thanks @Dr.inrawan untuk materi diskusinya .
Ha ha ha.... Ini la salah satu contoh cara berpikir orang2 dijaman sekarang, yg bilang generasi milenium la... gen Z la... bla bla bla.... Dan bnyk pula yg komen, jaman skrng tidak bisa mengajar seperti kita2 yg produksi jaman dulu.... Perhatikan yg ditekankan selalu keadaan kondisi skrng, dimana konotasi mengajar pada saat sang anak ato generasi muda ini sudah sekolah, sudah mulai masuk remaja.... Nurut pemikiranku... sebenarnya ini lah akar permasalahannya, kita hanya melihat kondisi sang anak ato generasi sudah mulai dewasa, bukan melihat mrk dari bayi ataupun pasca balita yg mana kita kebanyakan berpikir mrk belum mengerti sehingga kita lupa kondisi pasca balita ini. Kita lupa kalo konci mendidik seorang anak sebenarnya justru dari pasca balita ini, layaknya nanam pohon, kalo dari bibit yg kita tanam, kita tidak perhatikan dan hanya perhatikan pada saat uda ada batang, bisa dijamin hasilnya juga ngak akan bagus2 banget. Ini yg sering orng lupa, kita menyalahkan ato komplen anak muda skrng cengeng, dikit2 healing, malas bergerak, bahkan kalo diperhatikan banyak anak muda skrng sudah lupa hal2 bersosial dengan proper, dll. Ini semua terjadi semua krn banyak sekali ortu dijaman skrng yg hanya ato lebih memperhatikan urusan2 sekolah dan fasilitas sang anak, dari kecil semua disiapkan, buat yg berada kalo perlu lengkapi nany sebanyaknya, dll... Sudah gitu krn perkembangan jaman, semua dikit2 bisa di cari di internet tanpa harus bergerak, pada saat makan, anak dikasih lihat ato main hp ato tablet ato gadget lainnya dgn alesan biar anak diam (padahal pada prakteknya krn kemalasan kita utk memperhatikan sang anak tersebut, kita asyik dgn keasyikan kita juga baik ngobrol, main gadget kita dll) Nah hal hal ini lah sebenarnya fundamental dalam mendidik anak, dan ini lah yg membedakan anak2 jaman sekarang dgn jaman dulu (jaman dulu krn masih bnyk keterbatasan, memaksa anak2 harus berusaha sendiri), dan kita dgn mudahnya memblame kalo ini adalah kesalahan anak2 jaman skrng yg mana sebenarnya tanpa kita sadari penyebabnya juga akibat dari cara didik kita dijaman skrng ini. Nurut aq semua bisa terjadi bukan seperti balik tangan, tapi krn hasil didikan yg lama, mulai dari masa bayi, balita, anak2 sampai remaja.
Saya masih kelas 2 smp skrng sedng berusa untuk berpikir bagaimna cara supaya kegiatan saya lebih positif dan berpengaruh bagi masa depan saya. Alhamdulillah sekrng saya sedikit² mengubah kebiasaan saya sehari², dari pola tidur, waktu belajar, dan dalam lingkungan sekolah (mencari teman yang berkualitas). Saya berharap teman² seumuran saya/pemuda² indonesia untuk selalu lebih kerja keras, ambil resiko, berfikir kritis, kuatkan mental serta jaga kesehatan☺️👍🙏
Semangat nak , ayah bangga sama kamu
keren
Semoga bisa konsisten yaa adik, kalau bisa saya pastikan kamu satu langkah lebih dkt dgn kesuksesan.
Kelas mas, lanjutin dan sebar kebaikan dengan yg lainnya. Kalo ada kawanya pasti hal2 kebaikan akan terus berlanjut
Semangat dek jangan sempat menyesal seperti saya menyiakan masa SMP SMA
Semakin tinggi mimpi kita, semakin berat perjuangan kita. Akan ada stres, kesedihan, penolakan. Kamu harus siap dengan konsekuensi itu. Hidup ini tuh kejam dan gak mudah
Ya itulah hukum alam di dunia ini hal yang instan pun butuh sedikit proses bukan menghilangkan sama sekali itu proses
You are right
hidup ini mudah
@@saunsel2092 kalo lgsg mati , mudah
nah ini tipikal cara pikir gen Z.. ga ada struggle
"caranya adalah menunjukkan ke mereka betapa mengerikannya masa depan dan betapa jauhnya gap pengetahuan yang mereka punya dengan apa yang dimiliki oleh dunia nyata"
Kalau ditujukkan ga mempan, yang paling ampuh mengalami. Terpuruk lalu bouncing.
BULLSHIT,...
Balesan mereka ya "BODO AMAT" & berlalu ngegame lagi
Zaman menghasilkan anaknya sendiri..mereka akan mengubah masa depan dgn pemikiran mereka
@@setyan1835 berarti bertindak dulu entah itu salah atau benar, Salah atau Gagal ulangi lagi....dan ulangi lagi... hingga berhasil..
mantap
Saya pengajar Business Management dan Entrepreneurship, mahsiswa saya Gen Z, gap usia 15 hingga 20 tahun dengan mereka. Amazingly, kalau kita perlakukan mereka dengan memberikan "trust" hasilnya mereka bisa optimalisasikan performance mereka dengan baik. Jadi setuju banget, tentang lingkungan yang ada disekeliling mereka yang akan bentuk karakter mereka menjadi lebih baik.
❤
@ekayuliana5015 maksudnya memberikan "trust" kepada mereka dalam hal apa Bu.. ?
apakah modal, atau tanggung jawab, atau pergaulan lingkungan?
@@javadvipatm6145 sejauh ini saya melibatkan mereka dalam project-project yang sifatnya short term period. Bari trust untuk menjadi decision maker untuk hal-hal simple. Minimal mereka terlatih untuk bisa bekerja cepat dan tepat.
Terima kasih ibu sudah mengerti kami sebagai gen z. As one of them, saya setuju banget kepada ibu, dan jika ibu punya anak, keponakan, dan adik-adik kecil yang gen z bisa diberi "trust" dari awal.. menurut saya, itu sangat membantu. Karna saya merasa gen z selalu dipandang bisa memecah banyak masalah dengan cepat yang which is lebih cepat dibanding generasi sebelumnya, jadi jika ada masalah yang ada mereka bisa langsung menyelesaikannya, cuma seringkali orang-orang berpikir kami ini sempurna jadi jika ada kecacatan dan kesalahan dikit nantinya, "trust" itu akan hilang. Sebaiknya, "trust" itu diberi terus bahkan yang membuat "trust" itu ada kan karena percaya meski sudah melakukan salah berkali-kali.. jadi ini pesan dari saya dari gen z bahwa "trust" kepada kami sangat berarti.
Ini topik yang lagi menarik yang suka aku suka browsing teh. Kalo kita liat dengan konsep Human Centered Design, jadi bagaimana jangan melihat mereka hanya sebagai Objek, mestinya sebagai Subjek unik. Bagaimana mendesain "safety environment" yang tepat yang dapat mengoptimalkan their own special abilty sebagai ciri khas gen Z dengan tetap memiliki "Human Skill" and Stay Humble. Ini jadi tantangan kita menyiapkan "Bridging" untuk lintas generasi ini. #enthusiastic @ekayuliana5015 right?
For speedy insights.
17:32 kewajiban=entry
18:00 fear, gap, hope
---
19:22 wrong challenge vs bigger challenge.
22:58 fundamental skills.
26:07 soft 🍓 metal 🍓. 😅
27:44 micro macro environment.
29:48 Five P's (Pay, Purpose,..?)
31:45 Culture, Performance review
32:30 KPI: How we help other people, How other people help us.
---
34:22 Specific Gen Z. Start Small.
35:35 Recap.
TIDAK SEMUA GEN-Z = 🍓
Five P's (Pay, Perks, People, Pride, Purpose) - Kathleen Hogan
Mantap!
@@dadijeCJ hj y be j😂
Cash by cash
TQ FOR THIS EFFORT.. help me alot
setuju saya dengan Gen Z perlu di beri kesempatan. Ini berdasarkan pengalaman saya sebagai Gen Z. Saya menilai diri saya termasuk dengan Gen Z yg bisa dibilang Strawberry generation. Saya dulu merasa minder dengan kemampuan orang lain,dimana orang lain bisa melakukan kemampuan atau bakat yg saya ga punya, saya selalu punya ide di pikiran saya tapi saya tidak pernah dapat merealisasikannya karena ya balik lagi terhadap lingkungannya yang "kurang supportif" selalu mempersempit pikiran saya untuk to do something,tapi begitu ketika saya pindah tempat dan mendapati banyak orang orang yang supportif saya jadi merasa percaya diri dan ketika orang orang sekitar saya memberi kepercayaan saya jadi berani untuk bertanggung jawab atas kepercayaan itu. Dan ya akhirnya saya bisa mendapat banyak pengalaman dari kondisi lingkungan yang seperti itu. Saran saya untuk mendapat lingkungan yang supportif kita harus mulai dari diri sendiri. Maksudnya gimana? At least kalau orang lain gak supportif terhadap kita cobalah untuk kita yang memulai supportif kepada orang lain,karena hal itu bisa membuat orang kembali supportif kepada kita.
Pret
❤
@@nocommentarygame1lah maksud anda apa puh sepuh😂 iri yaah
Setuju mas
@@nocommentarygame1 jika tidak bisa berpikir yang baik lebih baik diam😊 wkwk
Kesimpulan saya, generasi Z itu tidak malas, tetapi kelihatan malas jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya karena waktu penyelesaian masalahnya lebih cepat sehingga waktu istirahatnya lebih lama dari generasi sebelumnya. Tapi masalah generasi Z adalah menyeimbangkan penguasaian antara fundamental berpikir dan alat pemecah masalah.
Terima kasih pak Indrawan dan pak Ferro
soalnya biar ndk kerja dua kali
@@sinnn1152 benar sekali
bisa jadi begitu, hal ini yg menjadikan mereka (generasi sebelum²nya) kaget dengan kondisi gen z saat ini.. harusnya kita semua saling mengerti, spy tidak saling menyalahkan.. bahkan perkembangan teknologi ke depannya pun akan terus berkembang yg nantinya akan ada generasi² baru bahkan semakin canggih.. harusnya pun mulai sekarang kita jg perlu mempersiapkan diri yg mana nantinya akan menemui generasi² baru yg lebih efektif.
setuju
tapi faktanya ya gen z harus sengaja tunda pekerjaan biar tidak dianggap malas malasan atau dikasih kerjaan tambahan aneh tapi nyata wkwk
Sebagai Gen Z, saya senang sekali melihat para senior senior dan sebaya saling berdebat; membaca/melihat perdebatan sambil makan cemilan; rupanya cukup seru.
Maaf tanya. Kalo dalam hal bergaul dg lingkungan sekitar itu karakter gen Z gimana ya. menurut atau berdasarkan kamu aja
@@yansen5909 gen Z itu sebetulnya banyak warna dan ragamnya, ya kurang lebih sama seperti genereasi sebelumnya, hanya saja dengan teknologi sebagai media, terkadang orang datang pergi, pun pergi datang itu sangat cepat sekali.
Ada yang tertutup, pun ada yang terbuka. Namun dalam segi pergaulan lebih mengarah pada suatu hal yang bersifat kesamaan passion, oleh karemanya ada bubble-bubble circle antara sesama gen Z berdasarkan sorotan kesukaan, a.k.a passion
Tapi memang benar apa yg dikatakan sebagian orang, GEN Z itu sebenarnya memang harus dikasih kepercayaan dan kesempatan. kadang beberapa orang sudah menilai atau memandang terlalu rendah jadinya hilang deh kesempatan buat berkembang. jujur saya GEN Z angkatan 01 ketika kerja emng bawaannya males kalo udh diremehkan aatau dinilai rendah sama orang padahal kita belom menunjukan hasil dari kerjaan kita lah wong dikasih ksmpatan aja udh dianggap gk bsa kerja cara tolak ukur saya orangnya gk bsa apa2 itu gmana coba itu sih yang paling kesel. dan satu lagi JANGAN JADIKAN NILAI STANDART KALO GEN Z ITU LEMBEK SEMUA. kita harus fair dong gk semuanya generasi gen Z begitu karena sejatinya setiap orang kan mengalami pejuangan hidupnya masing2. contohnya aja saya punya rekan kerja dia seumuran saya dia bahkan suka saya jadikan patokan kalo kerja karena dia tekun ulet karena mentalnya emng terbentuk dari dia kecil sama ortunya. NAH giliran senior saya yg suka merasa superior bahkan meremehkan TUNAS2 MUDA seperti sya nyatanya tindakan mereka saat bekerja gk bagus amat sama gen Z. jadi stoplah mengeneralisir penilaian setiap orang itu karena streotip yg sering kalian dengar itu. karena SEJATINYA JUGA YG MILENIAL2 INI JGA SAMA PASTI DLU JGA DI ANGGAP GENERASI LEMBEK SAMA GENERASI TERDAHULUNYA.
untuk dapat kepercayaan itu bukan dengan minta. orang diberi kepercayaan bukan karena kasihan tapi karena bukti dan memang butuh waktu untuk itu.
saya juga dulu disepelekan atasan, teman-teman juga begitu. we didn't get the bosses approval thru empathy, we had proved thru work before earning it.
@@daviddict Alah, giliran kalo kita udah tekun di suatu bidang pekerjaan, bukanyya dapat kepercayaan, tapi malah di manfaatin.
Di perbudak malah, di tambah" terus job desk nya, muntahlah
Trueeeee, saya genz angkatan 2. Sama bangetttt @@darwisdarwis6774
@@darwisdarwis6774 betul pe lembur gak di bayar
Berbobot sekali, diskusi antara orang yg punya knowledge dan experience yg mateng dan attitude yg bagus bgt, selama lebih stengah jam tidak ada kata2 "maaf saya potong sebentar" atau yg lain dan bener2 menjadi pendengar dan pembicara yg baik, thanks bgt mas Indrawan untuk podcast nya.
iya bener kak
sepakat
ke depan generasi G z; (1) hidup sederhana, (2) investasi bidang pendidikan baik diri sendiri maupun anak keturunan, (3) investasi property, belajar trading property, melebar ke lokasi yang sedang menjadi magnet untuk bangun kost2, sewakan rumah di perkotaan, (4) belajar skill yang tidak hanya 1 bidang, kuasai 2-4 bidang, (5) pelajari market, belajar hunting funding, kualasi membuat desain produk yang marketable, (6) berdoa dan beribadah ...
ke (6) harus tidur
"Tools and fundamental"
1.fokus ke fundamental (esensi, filosofi, asal muasal, sebab akibat, dasar ilmu) dulu
2. Kuasai penggunaan tools terkini (ai, tamplate tools dll.)
ruclips.net/video/0x098BW649U/видео.htmlsi=9rlRd9iSxLpgfXaE
---
MILIEUVERVUILING VERDENKING DOOR PT SOCFINDO ACEH SINGKIL LEIDT TOT BEZORGDHEID
Dinsdag 4 juni 2024, de aandacht is gericht op PT Socfindo Aceh Singkil, in het district Singkil, regentschap Aceh Singkil, provincie Aceh. Een diepgaand onderzoek onthulde serieuze potentiële milieuvervuiling door het bedrijf. Een verdachte dikke bruine vloeistof stroomde rechtstreeks de rivier in, vermoedelijk afkomstig van de afvalopslagfaciliteiten van PT Socfindo Aceh Singkil.
Onderzoeksfeiten geven aan dat de bron van deze gevaarlijke vloeistof vermoedelijk PT Socfindo Aceh Singkil is. Deze verdenking van milieuvervuiling roept serieuze bezorgdheid op, gezien de mogelijke negatieve impact op het ecosysteem en de gezondheid van de lokale bevolking.
In juridische context is Wet nr. 32 van 2009 inzake Milieubescherming en -beheer een zeer belangrijke leidraad. Artikel 69 van deze wet stelt ernstige strafrechtelijke bedreigingen vast, met maximale gevangenisstraffen van 10 jaar en boetes tot één miljard rupiah voor individuen of bedrijven die verantwoordelijk worden bevonden voor milieuvervuiling.
De aanwezigheid van PT Socfindo Aceh Singkil in deze schijnwerpers benadrukt het belang van strikte controle en wetshandhaving om de duurzaamheid van het milieu te waarborgen. De lokale overheid en betrokken instanties moeten onmiddellijk proactieve maatregelen nemen om verder onderzoek te doen en deze bevindingen serieus te nemen. Ecologisch evenwicht en het welzijn van de lokale gemeenschap moeten de hoogste prioriteit hebben in alle genomen beleidsmaatregelen en acties.
PT Media Singkil Video,
Muhammad Studi,
---
Dit is de vertaling van het gevraagde artikel in het Nederlands, een van de officiële talen van België.
#lingkunganhidupdankehutanan
#petanikelapasawit
#kecambahkelapasawit
#bibitkelapasawit
#ptsocfin
#jaksel
#jakartaselatan
#dxpunggulsocfindo
#dxpmtganosocfindo
#ukmbinaansocfindo
#socfindoconservation
#bibitkelapasawit
#kecambahkelapasawit
#petanikelapasawit
#PengurusPTSocfindoLaeButar
#PengurusPTSocfindoLaeButar
#socfindocoid
#socfindotanahgambus
#PTSocfindoPerkTanahGambus.
#socfinindonesiapt
#socfinmalaysia
#socfinbelgium
#laporantahunansocfin
#socfindologo
#socfinsa
#socfinliberia
3. Beri problem atau tantangan sesuai zamannya (maksudnya perlu tambah pengalaman ke orang yang sudah berpengalaman di bidangnya)
Terima kasih ilmu dan diskusinya Pak Indra dan Pak Ferro, isinya protein semua. Orang berilmu itu nada dan intonasi berbicaranya saja sudah beda, frekuensi suaranya mudah diterima oleh otak. Surrounding yourself with knowledgeable person itu memang benar adanya. Dari sini saya memiliki kesimpulan sendiri bahwa tidak ada orang yang bodoh yang ada orang yang salah/kurang beruntung dalam menempatkan diri dilingkungan yang tepat.
terima kasih sudah menyampaikan dengan rinci apa yang juga saya dapatkan dari mendengarkan podcast ini👍
Smangat anak muda gen Z karna kamulah pahlawan yg bisa merubah dan membawa bangsa ini selamat dr negara menengah❤❤
Alhamdullilah saya diciptakan jadi karakter yg GK lembek yg dikit- dikit ada masalah larinya ke healing.😅 Sampek2 kemarin puncaknya sempet kena Panik attack. Gara2 stres dengan masalah pekerjaan,keuangan, keluarga. Sampek otak overtinking. Ya alhamdullilah sekarang dikit2 bisa teratasi dengan izin Allah. Ayo semangat💪
Semangaaaat juga
Kalau menurut aku healing kaya duduk2 atau jalan2 kaki sekitar 5 menit itu lebih terasa refreshingnya daripada muncak dan lain2😅
setuju, point pentingya harus di imingi2 dari konversi sks, karna banyak mahasiswa yang memang wajar belum mengenal dunia industri saat diberikan kesempatan untuk ikut kampus merdeka, mereka lebih memilih kuliah seperti biasa saja, padahal dengan mengikuti kampus merdeka mereka mendapatkan 2 benefit, yaitu:
1. Ilmu yang diberikan secara nyata dari industri dan dari pakar langsung
2. Konversi sks sehingga tidak mengganggu konsentrasi jalur perkuliahan
very insightful konten ini😁
Jika masih santai2. Masih sukanya main game atau music atau drakoran, atau hiburan santai lainnya. Saya rasa akan sulit pemahamannya bahwa itu sks kesempatan untuk belajar secara nyata.
Balik lagi lingkungan pertemanannya di saat itu sangat berpengaruh.
Gw sepakat sama elu bang, tapi ada sisi negatifnya juga kalau mhs mbkm ngga diberikan kesempatan oleh perusahaan. Yaitu, leadershipnya kurang. Karena ketika mhs ikut program mbkm cenderung nurut dengan segala tugas yg diberikan
@@aldikarahmadana9409😊
⁰
@@aldikarahmadana9409"buat pengalaman" anak intern ya "baik pak" "siap pak" asal bapak senang kan awal2 mah 😂
Sy berterimakasih dan Beruntung jg karena algoritma RUclips Membawa sy ke konten sepert ini.. Walaupun sy hidup di lingkungan yg biasa² atau sedikit perkembangan .video ini bisa membuka Kesempatan sy untuk masuk ke lingkungan yang lebih baik lagi untuk belajar dgn org² hebat dan prepare buat masadepan kita semua.
Kolaboras antara etos dan AI yg bikin perubahan besar. Baiknya diciptakan ekosistem dimana senior dan junior bisa saling belajar.
indeed.
pd dasarnya semuanya berhubungan baik dari generasi tua hingga ke muda harus slg mengisi slg menguntungkan dan seimbang (adil) sesuai hak dan kewajiban masing2. "setiap air harus ada ember sbg wadahnya dan digunakan sebaik2nya utk kepentingan bersama, jgn sampai ada air yg luber & jatuh mubazir maka yg rugi kita semua".
Top komen
👍🏻
Gua sendiri memilih supervisi dibwh saya ya anak2 kelahiran diatas 92-04
Saya berumur 32 th tapi lbh nyaman kerja sama (sebagai team) dgn gen z dan milenial.
Tapi team boomers bagi saya adalah mentor yang gak ada obatnya, bnyk bgt ilmu yg di dpt dari mereka tapi ada juga point2 yg hanya simpan bagi saya dan tidak cocok diterapkan ke tim gen z, jd simpelnya kita pekerja milenial harus tetap ambil pengalaman dari boomers, Gen Y, serta mendelegasikan tugas ke gen z dgn konsep menyesuaikan diri gimana bisa masuk ke golongan mereka tanpa harus membuat si Z tertekan.
@AdityaPrabowo-mb4lhsetuju, walaupun saya gen z lahir 2000an, muak lingkaran setannya gen z
dulu waktu masih sales kemana2 naik motor, kerja lembur2, target achieve.. sekarang punya anak buah sales gen z lemah banget, gak mau naik motor (minta dianter mobil kantor), pulang kerja tenggo (gak tau di kosan mau ngapain), main game mulu, dimarahin dikit ngambek. wkwkwk..
kita masih terhitung Milenial karena kelahiran tahun 1981 - 1996
@AdityaPrabowo-mb4lhah elah mau generasi apapun mau umur berapapun kalau lembek ya lembek aja dilingkungan aja banyak seumuran kek lu yang malah kerjaannya lembek pada dasarnya balik ke mental dan mindset nya masing masing ga peduli mau generasi yang mana yang jelas lembek ya lembek, gua ada usaha kecil kecilan, partner gua macam macam mau gen z atau milenial sama aja kalau udah lembek, ngeluh, pengen instan mulu ya sama aja gada bedanya generasi manapun, jadi kesimpulan gua mau gen z, milenial atau apapun itu gapeduli gua mau ada gap diantara mereka kalau pada dasarnya mindset dan mentalnya sudah lembek, ga tahan banting atau segala macam ya sama aja.
Gua ada partner dah berumur 35an sama aja ah gada bedanya sama yang masih muda 17an.
Jadi tiap generasi ya gabisa digeneralisir begitu saja liat dulu kepribadiannya kek mana, sekalipun ada yang mentalnya lemah lembek, ga tahan banting dll mau generasi manapun ya tetap aja gada bedanya
Usaha dikasih enak masih aja ngeluhnya, uang harian banyak, rokok dan makan ditanggung, tempat disediakan biar gausah keliling, uang receh pun di sediakan buat kembalian, bahkan kadang gua suruh ambil uang hasil jualan atau usaha kalau semisal mau beli sekedar camilan kecil gitu atau kopi seduh. Masih ada aja keluhan yang lain lain ribet lah, kerjanya berat, usaha sepi dikit ngeluhnya minta ampun, beres beres usaha aja kadang minta jemput ini udah umur 35 an loh dibilang ada riwayat penyakit juga gada udah ditanya barang kali ada riwayat penyakit kek gula darah, asam urat , kolestrol atau dll, secara umur ya udah tua yang harusnya hal-hal senyaman itu tuh udah enak dibanding di usaha/jualan yang lain.
Dulu juga gua mikir mungkin ah memang anak anak muda sekarang mah pada mau instan mulu dan lembek kena tekanan dikit, giliran ada partner yang bahkan lebih tua dari gua aja masih ada yang mau instan dan lembek juga. Jadi kesimpulannya ya memang ga semua generasi itu bisa digeneralisir total ada juga yang masih muda kerja keras atau yang senior yang udah tua tua juga kerja keras dan bijaksana, tapi ada juga yang muda malas dan lembek bahkan sekalipun yang tua atau senior juga.
Pengalaman memang jelas beda pasti ada gap juga diantara generasi mereka, cuma kalau udah mindset dan mental ya balik ke diri sendiri itu aja, sekali lembek ya lembek aja mau muda atau tua.
Bahkan ada yang lebih tua umur 55 semangat dan bahkan gua lebih suka dan respect sama orang yang begitu, ga sia sia kasih fasilitas yang ada.
Super. Setuju.
Semangat utk kita generasi muda Indonesia. Apapun itu, mari saling mendorong
Betul, pekerjaan itu sebenarnya selalu ada yang paling penting itu penegasan aturan untuk sebuah pekerjaan. Misalkan pekerjaan motorik halus banyak digantikan oleh AI, masih ada pekerjaan motorik kasar yang belum bisa digantikan dengan AI.
Contoh: masalah penanganan polusi udara dan sampah, dua itu saja bisa jadi pekerjaan sendiri, TAPI lembaga finansial dan pemerintah belum melihat itu sebagai sebuah nilai yang betul2 dihargai. Bisa dilihat orang yang menangani itu tidak betul2 mendapatkan penghargaan yang layak. Seperti UMR/UMK yang tidak layak, fasilitas kerja, dsb. Penghargaan hanya ada pada produktivitas, penjualan, s.d. penumpukan materi. Tapi mereka lupa bahwa apapun yang dihasilkan juga ada kapasitas maksimalnya, ada sampahnya, ada pemeliharaannya, dsb.
Belum lagi, selama ini mindset kita pekerjaan ideal itu semata pada pekerjaan motorik halus, lambat laun ya pekerjaan semacam ini akan masuk ke oversupply. Ingat bahwa bakat manusia juga tidak sebatas itu, pikiran kita juga terlalu berkutat di pekerjaan2 yang digantikan dengan AI terus menerus. Saya yakin pekerjaan itu banyak kog hanya penghargaannya saja yang tidak sebanding. Ayolah lembaga finansial dan pemerintah mulai melihat dari sudut pandang berbeda.
@@gregoriusdimashp bener mas, medsos dan influencer terlalu fokus materi pembahasan ke seni, pekerjaan lunak. maklum mas lulusan yg biasanya up di media kebanyakan dari ilmu soft.
Gemasnya di forum ini nggak ada Gen Z nya langsung, HAHA. Jadi saya yang ngoceh di depan laptop 😅 Makasih Pak Indra udah "menuangkan" fakta yang benar mengenai Gen Z ke mas Ferro.
Gen Z adalah zaman penuh sensitifitas dan emosional sehingga lu punya dui lu punya kuasa dalam konteks yg berbeda soal pemikiran dmn ketika ditanya dibalas kamu nanya?
Im agree, Parents tetap kunci & engineered paling penting utk tetap Mengarahkan, Mensupport generasi Z yg bnyk tantangan dr produk zaman yg berbeda.
cara ngmg org cerdas ilmuan itu beda bgt yaa, bnr" bisa membangun, how to thinking nya sangat" kritisss dan mengarahkan solusi yg bnrrr👍
sebaik apapun itu motivasi tidak akan merubah diri kecuali dirimu sendiri yang merubah untuk menjadi lebih baik 🙏
Saya gen z yg lahir di thn awal2 (thn 97). Yg dibicarakan di sini emang benar, kalo sama gen z harus diberi kesempatan untuk mencoba/berusaha dalam suatu hal. Generasi yg tua kadang ga kasih kita kesempatan karena sudah menganggap rendah kemampuan genz. Tapi kalo ga dikasih kesempatan kemampuan kita jadi tetap jelek.
Dan ini juga mungkin ada pengaruh nya juga dari pola asuh org tua. Yg saya rasakan dari ortu saya, mereka punya harapan yg tinggi kpd anak mrk karena mrk bisa mapan dgn kerja keras sendiri. Tapi pada prakteknya kita sebagai anak seperti 'distir' oleh ortu, mau pilih apa pun tdk boleh pokoknya harus sesuai keinginan mrk. Giliran disuruh buat pilihan, kita diberi konsekuensi yg berat apabila gagal. Saat saya lulus smk saya coba daftar ke banyak univ, waktu itu krn saya pesimis bisa lolos dan saya bilang ke ortu gmn kalo kerja aja. Ortu malah bilang jgn krn saya anaknya ga cekatan nanti pas kerja susah. Dari sana semangat saya untuk apapun jadi menurun (walaupun saya tau sifat saya memang seperti itu😂). Stlh lulus pun saya diharuskan lanjut s2, jgn kerja dulu. Saya sudah nego untuk nunda 1 thn dulu krn saya pengen kerja dan saya tau kemampuan saya di jurusan saya tdk terlalu bagus dan ingin bljr dulu. Tapi mereka tdk mau dengar. Akhirnya studi s2 saya mandek karena stress😅. Sekarang lg smt 6 semoga bisa cepat lulus aamiin 🤲
Oh iya cerita ini hanya pengalaman saya saja. Mungkin tdk semua gen z lain mempunyai pengalaman yg sm dgn saya
Smangat bang
Setuju, kita hanya butuh diberikan ijin dan kesempatan untuk kreasi, bokap gw suka ngeremehin kalo gw mau bikin sesuatu.
@@IniDildo mau hidup saja harus ijin gan 😢
Semangat bang
Saya salut sama kamu nak...ada ya jaman skrg koq ,seorang anak jaman skrg disuruh kuliah S2 manut.👉 Semoga Allah memberkahi mu,karna nurut ortu .
#saya ortu gen z.
Orang kalau sudah melihat dunia kebanyakan punya misi untuk memajukan negaranya yaa kerennn 😭 kayak dosenku punya semangat yang tinggi untuk membawa mahasiswanya melihat dunia padahal mahh capek, gak seperti kebanyakan dosen pada umumnya yang hanya mikirin hidupnya sendiri 🙂
Betul😂......tapi yah mau gimana lagi.... Hidup tidak datang 2 kali 😂.....
Ada orang yang Menjalani hidup dengan Damai
Ada Juga yg suka Tantangan
Ada juga Yang Ingin melihat dunia kedepannya seperti apa.
Ada juga yang hanya ngikutin Arus ....😂
Atau Mungkin ada Juga Orang yang Ingin Merubah Dunia Secara Penuh ( Contoh Elon dan Teman2 lainnya 😂 )
Yah setiap Orang Punya kehidupan masing-masing......sama seperti anda dan yang lain.....
Mau seperti apa kedepannya.
sedih rasanya padahal kebanyakan anak muda,
sekalinya ada yang berkualitas mereka dihadang oleh generasi tua,
"gk usah kemana-mana! ikuti jejak kami, jangan cari jalur lain"
hasilnya ya mau generasi berubah pun keadaan akan seperti itu-itu aja.
ko tau bang ?
sangat acumulaka
gen Z itu rajin kq tergantung ngambil sample di mna, klo ngambil sample di kampung dan pendidikan rendah ya males" tapi yg rajin dan mau belajar bahkan sampe LN bnyak kq
iya betul, tidak semua gen z itu malas, tapi sebagian memang malas2 dan maunya yang instan2, ogah berjuang maunya terima beres ... baik itu di kota maupun di desa2... mungkin karena pengaruh lingkungan dan kurang ketegasan ortu sejak dini, atau terbiasa dimanja berlebihan
Terimakasih pak mentor, generasi Z itu tidak ada yang salah dengan mereka, karena mereka bisa di gen ini karena zaman yang terus bergerak dengan cepat, menurut saya di zaman ini banyak informasi yang begitu banyak sehingga anak anak gen Z kehilangan fokus terhadap apa yang ingin di capai, oleh karena itu untuk menjadi gen Z yang berkualitas di jaman ini sebaiknya lebih fokus terhadap apa yang dipelajari sehingga dengan fokus itu bisa menghasilkan sebuah karya yang baik
betul pak, saya sebagai Gen Z juga merasakan spt yg dikatakan bapak. Kita gen z terlalu banyak info dan hal2 di luar kepala jdnya kita berasumsi hidup itu spt dikejar2 sesuatu sehingga kita gemar mengejar sesuatu yg cepat, instan, dan terburu2. Oleh karena itu, kita yg gen z jadi sulit fokus utk mengembangkan hal yg krusial dan mengimplementasikan hal yg bersifat pengembangan serta kita gen Z lebih membesar2kan hal yg kurang fundamental buat kehidupan jdnya kita suka sok tau sm generasi yg lebih tua atau yg lebih berpengalaman.
Penjelasan dari Mas Fero sangat sistematis. Mas Fero dan teman2 Pijar, mengingatkanku pada Bung Karno dan kawan-kawan yang menrencanakan Indonesia merdeka, dan sekarang kita sudah merdeka. Kita harus merdeka lagi dari jajahan globalisasi , mas Fero adalah bung Karno masa kini, pahlawan masa kini.
Makasih untuk pembicaraan yg bermutu ini, jujur saya sebagai gen z melihat bonus demografi yg saya dengar pertama kali sejak smp itu = persaingan di dunia kerja yg akan benar-benar luar biasa susah semisal saya pribadi gak keluar dari suatu zona yg saya sebut "Ordinary". Namun, di balik ruang lainnya hal semacam ini pengingat besar juga bahwa akan banyak open job yg didirikan para teman teman yang satu generasi. Ini jadi pertanyaan besar di benak saya apakah peluang tsb akan semakin lebar dengan bonus ini atau akan semakin sempit oleh karena terisi oleh manusia-manusia gen z di masa depan nanti yg saling bersaing ?
Itu titik merah yg harus segera mulai dikerjakan oleh semua lapisan generasi yg memiliki "power" untuk mengarahkan nahkoda di masa depan, terutama yah 100 tahun indonesia merdeka di 2045 nanti.
Konsep hope & fear yang didiskusikan di video ini, saya relate sih. Setiap kali saya ngisi workshop/sesi ngajar, saya pasti kasih realita di lapangan juga. At least, mata mereka terbuka dan aware dengan realita yang ada.
Perihal tools juga sih. Tools pasti berganti seiring zaman dan bisa aja usang. Pasti struggle tuh switch antar toolsnya. Klo basic & fundamentalnya kuat, apapun tools-nya, adaptasi jadi lebih mudah dan cepat.
Saya masi tergolong early Gen Z, tapi kok relate ya, apa saya udah berumur juga😆
1999 kah?
@@muhammadaulia5298 98
Over expose terhadap informasi juga membuat mereka mudah gamang dan bimbang.
Pendidikan sikap kerja penting untuk diberikan.
mari terima saja mereka berada di zaman informasi mudah didapat dan membuat mereka begitu. Tapi mereka harus faham bahwa dunia kerja ada komitmen yang harus dipenuhi. Selanjutnya perusahaan hendaknya bisa beradaptasi dengan keadaan saat ini.
setuju kak
tergampar berkali2 dari obrolan di video ini, banyak juga insight2 baru yg emg saya butuhin buat ngejawab struggle sama kecemasan yg muncul belakangan & kebingungan sama target/rencana hidup kedepan.. luarbiasaa
Bagus sebarkan awareness, Ketakutan itu sumber kemajuan. Harus keliatan dulu musuhnya dimana. Sygnya musuh yg dijelaskan kejauhan basic needs aja Pangan, Snack, obat, peralatan rumah tangga mayoritas impor. Musuh ini dulu selesaikan, tenaga kerja masih murah, harusnya SDM terbaik terjun dulu ke industri basic, anda cape belajar AI, ML ke US, tapi bangsa belum butuh, come on udh ratusan kalau engga ribuan startup mati karena bangsa kita mmg belum waktunya ke sana.
Saya dan mgkn kalian mari perkuat industri basic, kita dorong makin banyak larangan impor (layaknya negara maju dulunya) ketika sukses yakin pasti mutlak industri IT dan SDMnya bakal banyak terserap.
I’m a Gen Z and I found this podcast so full of lessons and values. The line when Mas Ferro talked about entrepreneurship it’s a tad interesting. I actually would like to request more discussion about that topic😊
Yu from belanda tah....??
dikasih kepercayaan dan kesempatan serta di share hasilnya baik hasil yg berbentuk knowledge maupun komersil...
Setidaknya yang tua-tua yg ada pengalaman, untuk kasih kesempatan pada generasi muda biar bisa berkembang. Jangan semua nya diraup
Maasyaa Alloh sangat bermaafaat sekali obrolannya....kembangkan terus Pak Dr...
Knp kok sy skrg pikir bhw org itu bisa sukses kalo punya akhlak yg mulia: santun,hrgai org lain/tua,disiplin, pembelajar dan berani coba tdk takut salah,pemaaf dan pastinya jadi dipercaya utk jadi sukses
Saya sama istri sepakat ketika sebelum menikah dulu, kita nanti tidak perlu menciptakan dan mendidik anak yg pintar pandai di akademik, krn bagi kami nilai akademik itu nomer sekian,
Bagi kami seorang anak itu wajib pintar menghasilkan duwit dan wajib pintar attitude dan sopan santun serta agama
Menjadi enterpreneur yang berakhlak ya kak.
Setuju. Saya juga lebih fokus ke personality anak.
setuju, akademik memang diperlukan. tapi tanpa mental pejuang dan minus attitude, bisa2 hasilnya zonk ... kami juga begitu ke anak2 ... akademik tak harus juara 1 ...
Dr. Indra lebih relate untuk mengatasi problem Gen Z dan bisa diimplementasikan. Gen Z adalah produk dari generasi sekarang, generasi sebelumnya yang harus bisa adaptasi supaya bisa mengerti, tools, fundamental, dan memberikan challenge ke Gen Z
like bangeet obrolannya, menampar diri aku dan membuat sadar akan semua harapan yang selalu terbenak di kepala tanpa ngelakuin action di pekerjaan, isi dari podcast ini bener" daging semua i wish all the dream gen z bisa kebantu dengan adanya channel ini
sayangnya kebanyakan perusahaan indonesia itu gak kayak perusahaan microsoft. membuka open mind karyawannya. aku aja yg lama diperusahaan swasta, mau pindah bagian aja. harus banyak syarat² yg gak masuk akal
Tiap generasi py tantangan msg2 y trlepas dr apapun itu masalahnya dan fasiltasnya,tp 1 yg pasti menuju sukses itu butuh perjuangan dan disiplin
Love pull,,,,, diskusi yg sangat menarik,, narsum yg berkualitas Dan berpengalaman, humble.. Dan suka bangettt dgn perspective pertanyaan Coach IN, yg pertanyaan pun diluar pola, d luar dugaan yg ada, justru challenge questions yg bikin penjawab belajar, penanya belajar, Dan pendengar belajar,,,, Salim Guru
Sebenarnya saya sudah tau dan menyadari makna dan manfaat apa yg saya kerjakan di perusahaan, akan tetapi manfaat yg seharusnya 100% di terima oleh public terpotong mnjadi hanya 30% yg di rasakan public, 70% hanya di rasakan oleh atasan saya, dan Kurangnya suport serta penghargaan atas apa yg saya kerjakan. Itu semua tdk hanya membuat saya malas tetapi membuat saya juga tdk berkembang. Karna desakan ekonomi saya harus tetap bertahan di tempat itu. Walaupun terus menggerus mental.
kok bisa hanya 30%? buat atasan 70%? banyak bgt, apa yang terjadi haha
@@datum8193 ya anda tau lah bagaimana mental mental atasan yg bisa duduk di kursi jabatan dngan karpet merah 😁
Ilmunya sangat menginspirasi dan memotivasi para pemuda pemudi untuk masa depan yang lebih baik khususnya gen z, saya sering berpikir ingin melakukan sesuatu yang besar, ingin mengupdate ilmu pengetahuan dan menjadi orang yang selalu berfikir positif. Alhamdulillah selain baca buku dan dengan konten seperti ini bisa mengantarkan kami para gen z melihat masa depan untuk yang lebih baik
SATU KUTIPAN MENARIK dari guru saya sebelum saya lulus dulu yang justru jadi bahan pukulan buat saya sekarang
" Sekaran lu bisa jadi Sebuah cahaya bersinar pada sebuah lingkaran sebesar bola basket,, tp INGAT!! jika tidak terus belajar dan bertahan, diluar sana cahaya lu itu hanya sebuah titik seperti setitik bintang di antara alam semesta ini, karena lingkarannya bukan lagi sebesar bola basket!!"
Betul kita ambil contoh 1 major: Accounting saat ini sudah mulai perusahaan besar di indonesia menggunakan RPA untuk proses Akuntansi di gantikan oleh RPA :Robotic Process Automation
kita tidak bisa menjadi matahari untuk orang yang tidak bisa bangun pagi
it's your choice
keren bang 😊😊
Ya allah enak banget dengerin orang pinter ngomong, pengen jadi kaya mereka masih lagi berusaha pelan pelan untuk berubah jadi lebih produktif jadi lebih baik.
Trimakasih pak indrawan dan pak ferro
Klo gue sih paling mengedepankan guru2 sekolah supaya meningkatkan,merubah cara mendidik para siswanya.
Yg penting lingkungan positif dan no toxic sih krna lingkungan negatif ya melemahkan mental dan spiritual kita gt loh
pembahasan yang sangat menarik bagi saya selaku salah satu gen Z, mungkin pembahasan akan lebih menarik jika dihadirkan juga perwakilan dari gen Z itu sendiri, agar apa yang menjadi masalah di lapangan saat ini langsung dapat disampaikan dari narasumber juga, memang jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya mungkin jauh terlihat lebih "lembek", namun memang ada beberapa kasus di perusahaan yang kurang memperhatikan step by step dalam membangun suatu hubungan kerja khususnya dengan karyawan baru agar berkesinambungan dengan pola pikir yang ada di generasi saat ini. Saya yakin jika solusi yang dituturkan oleh narasumber kali ini (pijar fondation) dapat diimplementasikan oleh perusahaan" maka akan terbentuk pola pikir & loyalitas dari gen Z itu sendiri kepada perusahaan tempat kerjanya. Terimakasih
Kayaknya dari dulu masalah lingkungan tempat bertumbuh tetap jadi concern. Selalu ada pihak2 yg bikin kendor semangat untuk maju. Cara untuk ngejagain supaya gak ikutan kendor ini juga perlu dicari
Yang gua dapet adalah gak semuanya Gen Z lemah dalam artian mental mereka. Ada saat mereka mempunyai kesempatan dan kesempatan itu diambil dengan cara yang tepat. Sekaligus memang adalah itu keinginan dari diri senndiri untuk menjadikan dirinya berubah atau tidak pada saat itu juga. WAW keren banget pembicaraannya, bisa menjadi insight gua sendiri sebagai Gen Z pertengahan. Semoga Indonesia Emas bisa gua dapatkan dan berdampak ke orang orang sekitar gua juga terlebih temen temen gua yang sedang mengalami terpuruk dari segi pendidikan, sosial ataupun lainnya. Sukses terus Pijar Foundation dan Mas Indrawan (:
Atomy uwer di mata public ok
Quote : "Kita tidak mau menjadi matahari untuk orang yang tidak mau bangun pagi" ☝ itu quote yang keren banget.
Saya genz, sebenarnya waktu magang awalnya kaget sama beban kerja. Tapi faktor utama "males" adalah jarak antara tempat kerja dengan tempat tinggal, energi secara fisik maupun psikis habis di perjalanan.
Itu yg disebut gen strawberry..lembek Dan cengeng ..manja.😂 ..sy pernah saat krj lapangan bisa jln kaki 30 menit lewati jln pelosok Desa, tebing curam dll..
Karena pengurungan yang dibarengi kesenangan instan (smartphone, sosmed, dll) tanpa harus menghadapi pahitnya dunia luar. Menjadikan pengurungan terasa indah
Pekerjaan sy cm rumahanan cm sy seneng dengerin podcast gini krna seengga nya sy stelah dngerin gini sy bs berfikir lebih maju dri pda sblm²nya .
Emang bener nomer 1 itu pay. Gw ngerjain skripsi masih mikir keuangan sulit jadi tersendat, padahal kalo dijalanin skripsi itu nggak sesulit yang dibayangkan
Harapan dan rasa takut itu dorongan eskternal, yg plg powerful adalah dorongan internal. Yap, cinta/suka, LOVE. Lakuin sesuatu karena suka lakuinnya, bukan karena berharap sesuatu ato karena takut
Tantangan Gen Milenial adalah memiliki aset tanah bangunan dan menyiapkan Gen Alpha. .. Gen Z adalah memperbaiki kesalahan Gen Boomer di masa nanti
Gen z kalo salah jalan mreka mirip bgt sama boomers, lembek krena mreka cuman menikmati hasil kerja silent generation
True!
@@AnomalibulukakiSilent Generation, baru denger. Generation macam apa itu?
Bener, biar anak cucu kelak energinya tidak habis untuk memikirkan mahalnya harga rumah/cicilannya seperti rata² generasi sekarang yang kerja uangnya habis hanya untuk sebuah tempat tinggal.
@@indrasusanto2638susah sih bang, negeri maju aja soal tinggal tidak mudah
Keren banget penjelasan tentang pemahaman "tools vs fundamental". Thanks for this meaningfull discussion
MENARIK SEKALI ..KONTEN NYA BISA MENGUBAH MINDSET KITA MENJADI PRIBADI YG BETTER...SEHARUSNYA MEDIA PERTELEVISIAN INDONESIA MENAYANGKAN EDUKASI² YG SEPERTI INI... BUKAN MALAH SINETRON² GAK JELAS ADA JUGA MEMBAHAS KEHIDUPAN ARTIS...😂😂😂😂 HEIII HIDUP ORANG KALIAN URUSI APA UNTUNG NYAAAA
Perlu diketahui bahwa TV itu industri komersil. Jadi apa yg menguntungkan buat mereka ya itu yg mereka kerjakan. Mau acara sebagus / se mendidik apapun kalo gak ada yg nonton ya buat apa? Gak menguntungkan buat mereka.
Saya umur 23tahun.. Baru 3 tahun ini setelah menikah muda bareng2 sama suami mengejar goals... Produktif bareng.. Tapi emang kebanyakan temen saya gitu.. Mereka malu/gengsi dgn krjaan2.. Palah pilih ngga mau ribet. saya mulai jualan bareng suami.. Banyak yg ngomong ngga malu y jualan, kerja terusss ngoyo banget,n msih bnyak lgi.. Tapi ttep semangat terus, sering dengerin konten2 yg membangun biar nambah semangat, meski lingkungan kurang mendukung .
Setuju banget.. saya sering ajarkan ke team saya yg rata2 Gen Z kalau tidak ada yg gratis di dunia ini kecuali oksigen kalau sdg sehat. Jadi perlu perjuangan untuk mencapai tujuan
Anak2 zaman ini ni milik kita---Ingat itu dulu sebelum berlanjut dengan Program Surgamu semua. Mendunialah kebijakan dan programmu supaya semuanya bisa terealisir la. Saya tetap percaya bahwa anak2 kita membutuhkan pendidikan dan pendampingan yang berkualitas dan penuh cinta dan kasih seperti Bapa@ yang bicara ini...Saya bangga karena bisa bicara tentang topik yang mencintai anak2 kita dan mari dengan doa dan profesi yang Tuhan sudah beri itu menjadikan anak2 kita di era Z ini bisa berlangkah dengan PD seperti Bapa berdua...Salam Hirmat dan mari kita bekerja dengan HATI.
Menurutku GenZ ini ga malas, mereka bagus dalam kerja dan cukup skill dalam keahlian tertentu... tapi kalau boleh kasih pikiran dikit, GenZ sepertinya ada yang "salah" dalam keseharian mereka mengaplikasi nilai-nilai logic dan ethic... tidak parah, tapi jujur seringkali menyebalkan dan memancing emosi.
Keringat Air mata dan keringat...waew...pasti membuahkan hasil yg luar biasa
Soal org tua jaman dulu ga suka kalau ada anak muda menghitung pake kakulator, jd inget kejadian bulan april lalu. Ada staf yang tidak suka dengan cara kerja saya yang cepat dalam menyelesaikan pekerjaan, beliau merasa terancam dan membuat omongan ke GM kalau saya ingin berhenti karena mau fokus lanjut S2. Padahal waktu itu saya hanya ditanya apakah setelah S1 akan lanjut S2 atau tidak, saya jawab saya ada keinginan untuk lanjut S2 untuk menunjang pekerjaan. Sehingga beliau merasa kalau saya tidak serius dalam bekerja karena saya selalu mengerjakan kerjaan dengan cepat agar bisa mencari informasi tentang S2 atau lebih fokus ke S2
🤔Bertemu dua orang hebat, mnciptakan solusi dlm mmecahkan masalah, dan aku terpacu🔥🔥🔥🚀🏕
pak Indra sebenernya dari saya kelahiran 99, orang orang tua ini ga fair mainnya,
mereka melihat yang di lakukan anak muda itu remeh padahal kalau mereka lakuin sendiri mereka pasti ngerasa inferior,
contohnya waktu di kantor saya ada permasalahan yang di selesaikan orang tua akan lebih di hargai dari masalah yang di selesaikan orang yang lebih muda karena anak muda bisa selesain dengan lebih mudah,
bener kaya pak Indra bilang orang tua yang jago hitungan ga suka kalo liat anak muda pake kalkulator
menurut saya daripada orang tua ini fokus ke orang lain fokus aja ke kemampuan diri sendiri,
saya ngerasa orang tua di Indonesia seakan udah buat negara ini maju dan takut dirusak generasi selanjutnya,
"padahal mereka sebenernya ga sebagus itu juga"
"negara kita sekarang hasil kerja mereka juga ga sebagus itu juga"
"cara kalian bekerja hingga buat negara biasa biasa aja kaya sekarang mau terus di paksain kedepannya ?"
Ini lah generasi skr. Opini lo justru mencerminkan fakta yg ada. Kalian merasa paling tau padahal tau sedikit. Semoga ortu lo bs di ajak diskusi jd lo bs tanya dan tau opini ortu lo. Tp ada ortu malas jelasin. Apapun yg ortu lo pasti berdasarkan pengalaman pengamatan dan analisis agar anaknya jgn buang waktu salah step spt ortu mrk. Problemnya kalian merasa paling tau atau merasa ga fair, terlalu berat dll. Ya itu normal krn itu generasi kalian bgy
Sebenarnya kalian Gen Z hanya perlu membuktikan diri aja, kami sbg orang tua (sy usia 40 th), akan percaya kok kalau kalian sudah membuktikan
@@raidahrifai8362 @aerondosie1229 90% kekuasaan dan kekayaan ada di kalian kenapa minta ke kami membereskan masalah yang ada, nasib negara ini ada di tangan SELURUH MASYARAKTNYA jangan lepas tanggung jawab lah atas masalah yang ada, "jika ingin melihat karakter orang beri dia kekuasaan, setelah diberi kekuasaan lempar tanggung jawab ke yang baru lahir deh"
MBKM menjadi salah satu pengalaman ketika menghadapi suatu instansi, kejadi di sekolah, kondisi peserta didik, sarana prasana yang kurang memadai, sehingga mahasiswa di pilih untuk hadir di tengah-tengah mereka yang tadinya sekolah mereka akan ditutup saat ini sekolah yang pernah saya datangi dengan teman-teman dan program MBKM itu berkelanjutan memberikan dampak yang sangat signifikan. Sekolah itu sekarang hidup dan masih berusaha agar layak sebagai tempat belajar mereka. Kemudian, slaah satu pengalaman yang saya berikan mungkin hanya permukaan namun dampak ketika saya lulus membuat saya lebih bersyukur ketika mendapatkan pekerjaan di tempat yang lebih beruntung di bandingkan mereka.
kondisi saat ini, fear itu ndak terlalu berpengaruh, karena kondisi lingkungan yang santai seperti game dan kulture adictic. Benar lingkungan bergaul sangat mempengaruhi sikap dan cara berpikir. terima kasih banyak podcast ini membuka wawasan. dunia ini tidak sedang baik-baik saja.
Sebuah diskusi yg berkelas semoga ini bisa membantu memaberikan edukasi kesemua kalangan dan dapat di pahamin dan membatu daya pikir semua orang
Betul kata mas feerro fondasinya dulu harus dikuatkan, kalau generasi nya tidak disiapkan dengan iman, adab dan ilmu yg benar mah ya sama aja bohong.
Oh iya bonus demografi yang menikmati ya para pengusaha sdm melimpah dan mau dibayar murah.
aku punya karyawan rata rata di genz, yg harus dipahami mereka generasi glow up bukan gerasi grow up. Mereka akan terpacu pada glow up penampilan, fashionable, glow up fi sosmed holiday, healing, tapi kita sebagai pengusaha ngasih wadah kasih step, kasih ilmu untuk mereka bisa mikirin buat bertumbah grow up untuk masa depan lebih panjang, mereka harus punya kepribadian yang kompeten
Dunia kerja: bersiang dengan org daerah, org luar daerah dan mesin
Bersaing didunia percintaan:
Bersaing dengan sesama sebaya, janda dan mas pelangi 😢
Salam kenal
Tamparan keras untuk mahasiswa s1 semester akhir seperti saya, semoga di sisa waktu ini bisa memanfaatkan sebaik mungkin aamiin
i am from malaysia, really appriciate this chanel more info, all the best team
Setuju banget. Saat di dunia kerja, lingkungan itu penting bgt. Dimana ada anak magang / baru. Harusnya sebagai senior atau yg lebih faham bisa mendekatkan / lebih open pada anak baru. Basic kok, mereka punya cara sendiri kalo ga suka dengan caranya. Tinggal kasih tau penjelasan dan solusi. Jangan langsung di judge dan pukul sama rata cara
Nothing wrong with Gen Z. Mas Indrawan kebetulan berada di circle qualified people. Jauh di luar circle anda ada begitu banyak orang-orang seusia Anda yang merasa hidupnya gagal. Dan di setiap generasi saya percaya selalu ada keduanya.
Setuju!
Hallo! Saya kelas 3 smp and prinsip saya klau mau hilangkan rasa malas itu menggunakan mindset, contohnya: kalau kita malas belajar/malas kerja itu nnt gimana kedepannya klau kita lakukan habits sprt itu pasti kedepannya kita bakalan nyesel kita udh sia² kan masa² emas kita,jadi kesimpulan nya adalah kalo saya udh mulai rasa² malas aku selalu berpikir gimana saya kedepannya jika gini² terus,jadi yg mengubah kita adalah diri kita sendiri.
And... Kalau saya mau belajar untuk ujian sekolah ,pasti capek banget tuhh belajar teruss. Ujian bisa seminggu/2 minggu terus aku tuh mikir gini "ini cuma 1 minggu kokk, ga lama,1 Minggu itu cepat". Jadi aku selalu semangat untuk belajar karna mindset & habits itu penting!!
Micro environtment yang dimiliki tiap2 anak gen Z ini akhirnya dapat menimbulkan peaks and valleys yang sangat besar dalam menciptakan ke-stroberian sang pribadi gen Z. Micro environment menciptakan pilihan2. Stroberi yang memiliki micro environment yang buruk cenderung akan membuat pilihan2 yang buruk. Sebaliknya non-stroberi yang memiliki micro environment yang baik cenderung akan membuat pilihan2 yang baik dalam hidupnya
Semoga Indonesia kedepan lebih baik. Semangat terus generasi muda
adek saya 2 orang laki-laki kelahiran 2000 dan 2002, mereka sudah lulus SMA tapi masih belum pada bekerja yg 1 kerja hanya sabtu minggu jika ada catering yg 1 kadang ambil job kalo ada untuk antar paket. entah kenapa mereka santai sekali hidupnya padahal masa depan itu berat buat mereka jika tidak mengembangkan diri. apa karena mereka dibesarkan bersamaan dengan fasilitas yang enak seperti hp, wifi, motor udah disediakan ? saya pun udah capek bilanginnya karena mereka sudah besar dan tidak baik diomongin terus tapi seharusnya diajak ngomong
antara capek ngasih tau sama khawatir dengan masa depan mereka ya Ka
Tergantung sikon sebenarnya, saya kelahiran 2003, posisi Yatim; libur kuliah~kerja dikebun jam 7 pagi- 5 sore.
Adikku yang kelahiran 2010 juga rajin, mengembala sapi, mengerjakan banyak hal, bangun 5.30 setiap pagi dan masak sarapan.
Mungkin hard time create strong men, strong mean create good times, good times create weak men itu adalah benar adanya.
Btw jangan mau senasib saya, karena ini karena saya miskin.
Duh ini sih daging bgt buat level aku, ga tau buat level diatas aku mgkn obrolan gini dah lumrah. Ga cukup!!!!! Musti bikin lagi lanjutan podcast 😢 sm Mas Ferro nih
saya bekerja di suatu perusahaan manufaktur di bagian design product, saya berusaha bekerja tidak hanya menguntungkan diri saya, contoh saya mengerjakan design karena belum selesai dalam waktu normal kerja saya sering kali menambah 2-3 jam untuk menyelesaikan pekerjaan saya tetapi saya tidak mengambil jam tsb sebagai jam lembur, karena yang saya fikirkan design saya cepat selesai dan perusahaan lebih banyak jual product dan bisa meningkatkan pendapatan dan pengetahuan pekerjanya. menurut kalian apa yang saya kerjakan apa itu merugikan diri saya ?
saya juga merasa, hal yang saya lakukan tidak membuat atasan saya peduli dengan kinerja saya.
boleh dikasih saran agar saya bisa lebih baik untuk bersikap.
Kasih kesempatan untuk milenial & gen z untuk bisa berproses dan membuktikan dan memposisikan diri kita di perusahaan/dipekerjaan.
menurut saya pendidikan di indonesia masih kurang , karena dengan kemajuan negara di butuhkan pendidikan yang baik dari TK, SD , sampai SMA/SMK , dimana bisa menciptakan ANAK ANAK yang cerdas karena dari kecil sudah di tanamkan jiwa yang pantang menyerah dan berinovasi
Salam sehat semua.. Jujur saya suka sama podcast seperti ini👍 Yang saya tangkep dari podcast ini gen Z diminta untuk keluar dari zona nyamannya, mencoba hal baru itu kuncinya. Sehingga mental gen Z berubah karena merasa dirinya tertantang melakukan challenge dan membuat dirinya kuat. Terimakasih salam sehat💪
Bang Indra, bahas tentang Piramida 5P nya Kathleen Hogan lebih luas dan terperinci donk 🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏😇😇😇🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏😇😇😇😇😇😇😇😇🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Maa sya Allah tabarakallah bagus bangettt podcast iniii, sungguh memberi insight baru dan motivasi cerdas
lingkungan pergaulan sama lingkungan keluarga yg paling berpengaruh besar sii menurut saya
A very nice insight of another way gmana KPI dinilai:
- Gmana dia menolong orang lain
- Gmana dia minta tolong orang lain
Thank you!
fundamental + tools + chellanges = success generations " totally agree'' smoga generasi berikutnya bisa lebih berkembang !!
KEREN konten ini thanks @Dr.inrawan untuk materi diskusinya .
Ha ha ha....
Ini la salah satu contoh cara berpikir orang2 dijaman sekarang, yg bilang generasi milenium la... gen Z la... bla bla bla....
Dan bnyk pula yg komen, jaman skrng tidak bisa mengajar seperti kita2 yg produksi jaman dulu....
Perhatikan yg ditekankan selalu keadaan kondisi skrng, dimana konotasi mengajar pada saat sang anak ato generasi muda ini sudah sekolah, sudah mulai masuk remaja....
Nurut pemikiranku... sebenarnya ini lah akar permasalahannya, kita hanya melihat kondisi sang anak ato generasi sudah mulai dewasa, bukan melihat mrk dari bayi ataupun pasca balita yg mana kita kebanyakan berpikir mrk belum mengerti sehingga kita lupa kondisi pasca balita ini.
Kita lupa kalo konci mendidik seorang anak sebenarnya justru dari pasca balita ini, layaknya nanam pohon, kalo dari bibit yg kita tanam, kita tidak perhatikan dan hanya perhatikan pada saat uda ada batang, bisa dijamin hasilnya juga ngak akan bagus2 banget.
Ini yg sering orng lupa, kita menyalahkan ato komplen anak muda skrng cengeng, dikit2 healing, malas bergerak, bahkan kalo diperhatikan banyak anak muda skrng sudah lupa hal2 bersosial dengan proper, dll.
Ini semua terjadi semua krn banyak sekali ortu dijaman skrng yg hanya ato lebih memperhatikan urusan2 sekolah dan fasilitas sang anak, dari kecil semua disiapkan, buat yg berada kalo perlu lengkapi nany sebanyaknya, dll...
Sudah gitu krn perkembangan jaman, semua dikit2 bisa di cari di internet tanpa harus bergerak, pada saat makan, anak dikasih lihat ato main hp ato tablet ato gadget lainnya dgn alesan biar anak diam (padahal pada prakteknya krn kemalasan kita utk memperhatikan sang anak tersebut, kita asyik dgn keasyikan kita juga baik ngobrol, main gadget kita dll)
Nah hal hal ini lah sebenarnya fundamental dalam mendidik anak, dan ini lah yg membedakan anak2 jaman sekarang dgn jaman dulu (jaman dulu krn masih bnyk keterbatasan, memaksa anak2 harus berusaha sendiri), dan kita dgn mudahnya memblame kalo ini adalah kesalahan anak2 jaman skrng yg mana sebenarnya tanpa kita sadari penyebabnya juga akibat dari cara didik kita dijaman skrng ini.
Nurut aq semua bisa terjadi bukan seperti balik tangan, tapi krn hasil didikan yg lama, mulai dari masa bayi, balita, anak2 sampai remaja.