@@Rephemerald Dr elvy ini boomer. Makanya pendapatnya bias dan sejam mulutnya nyerocos aja ngalahin gen z teroz. Lu yg setuju ama Dr elvy gw tebak paling milienial keatas. Milienial kan demen banget jadi ekornya boomer
Imam Syafi'i pernah berkata, “Saat kamu menyampaikan kebenaran, maka kamu akan menemukan dua reaksi yang berbeda. 1.Orang cerdas akan merenung, 2.Orang bodoh akan tersinggung”.
Mencerahkan sekali.. Sistem pendidikan nasional hanya memeras otak, tanpa membangun karakter dan mental emosi.. Ditambah ortu yang sibuk dgn gadget nya
Sadar ga generasi gen Z itu anak2 dr gen Milenial, dikomentar mereka bangga dgn didikan ala VOC, jika dimarahi guru ga berani lapor ortu tapi ko kebanggaan mereka dgn didikan ala VOC tidak diturunkan saat mereka mendidik anak2nya yg gen z, ok mereka mengatakan pendidikan ala voc itu buruk tp ga semuanya kan? kadang kekerasan diperlukan agar anak memiliki sifat tanggungjawab, menghormati org yg lbh tua dll, rasa takut jg wajib dimiliki stiap manusia terutama gen z, gen alpha krn dgn memiliki rasa takut kita akan tau batasan yg ga boleh dilewati
@@warnetputry3365 Yang perlu diajarkan itu Disiplin, bukan kekerasan dan hukuman. Tegas dan marah tidak sama dengan kekerasan. Yakin harus diajarkan Rasa takut? Menurut saya harusnya kita mengajarkan anak untuk Hormat, bukan takut. Karena kalo rasa takut, ketika orang itu tidak ada atau meninggal ya kita akan semena-mena ibarat orang Eropa ke Indonesia dan berani melakukan hal2 yang biasanya dilarang di Eropa Kalau diajarkan rasa Hormat, saya ga kenal sama orang pun saya akan bersikap sopan kepada yang lebih tua. Kalau diajarkan Disiplin , saya akan tetap membuang sampah pada tempatnya meski sedang keluar negeri.
keren ini narasumbernya. pembawaannya kocak dan mudah dimengerti. gak berasa tau2 udah 1 jam aja. sehat2 selalu dr Elvine sama sering sharing ilmunya dok. gak ngebosenin cara ngomongnya
Menurut saya sebagai Manajer perusahaan, kita juga harus belajar bagaimana cara bekerja dengan generasi mana pun. Yang penting objective perusahaan tercapai kita harus menyesuaikan dengan jaman. Bukan berarti jadi lunak ya, namun coba posisikan di generasi tertentu, sebenernya apa yang memotivasi mereka. Komunikasi dengan gen z itu harus to the point dan transparan. Di situ mereka akan merasa diapresiasi dan betul dilihat kapasitas mereka sebagai working adult. Apresiasi di tempatnya, dan jelas terapkan di awal apa value yang akan kontribusi lebih ke perusahaan, agar mereka berkompetisi secara sehat.
Setuju... Saya jadi manajer sudah pakai woke mindset, termasuk ke kehidupan sehari2.. up to date penemuan2 produktivitas terbaru... Tetap saja tantangan luar biasa... Orang2 jarang membaca + joki skripsi = tidak bisa buat kalimat kohesif... kompetensi dasar saja sudah missed... Pengalaman Saya banyak maunya kerja 1 hal saja, padahal 1 hal itu sudah bisa diganti dengan AI. Tidak mau belajar diluar zona nyaman, males2an aja... terima gajih... selesai...
@@ahmads3575tergantung orang masing2, cuma sebagai generasi z yang di tipu dengan job desk dan bayaran ngak sesuai kontrak kadang emang perusahaan di indo mulai banyak yang black comp akhirnya saya buka usaha sendiri yah walaupun jam kerja 13-16 jam sendirian lagi yah bismilah aja moga lancar hasilnya😊
Sya udh nyobain,tp akhirnya kerjaan acak kadul😅 sedangkan klien udh nagih2 😅 banyak yg akhirnya kaya orang GK punya aturan😅 biarpun GK semua mungkin yaa,skrg akhirnya sya memilih ambil tenaga profesional dr beberapa negara,sistem bayarannya per projek,ada kontrak,jadi GK ada alasan mereka buat memperlambat,terus cost jadi lebih murah ternyata 😂,GK usah mikirin tunjangan pegawai ini itu,slesai projek udh kelar lepas,kl ada projek lain tawarin LG gtu aja terus
sebagai gen z, gw menyadari betul memang apa yang disampaikan oleh ibu dr. Elvine benar adanya terkait kondisi gen z ditempat kerja. tapi saya sendiri berusaha juga agar bisa menjadi kompeten dan memiliki skill mumpuni, semoga kelak teman-teman angkatan 98-an 99-an 20-an bisa jadi sosok unggul di tempat kerja dengan empati yang baik. semangat generasi bangsa indonesia!
Bagus, nak. Tetaplah tunjukkan generasi kalian bisa lebih baik dari generasi sebelumnya. Kedua anak sy juga gen z, dan sy sangat bersyukur karena mereka punya semangat sepertimu.
Tenang kak, kolegaku banyak yang gen-Z, gak semuanya kacau. Yg gw liat sih sebagai milenial fenomena kayak gini sama kayak gw dulu. Sederhananya ya mereka ini masih muda2, masih mau ini itu banyak mau, g aneh tingkahnya aneh dan angkuh, gw sama temen2 sejawat dulu waktu umur 20an awal juga gitu, wkwkwk~
@@RetnoBarliyanti Kalo menurut sy, kita harus bisa menunjukkan bahwa kita berkualitas terutama di bidang kita, sehingga mereka jadi sungkan dan mau melakukan pekerjaan yg kita minta dg baik. Yg paling penting diskusikan segala sesuatu dg mereka secara ilmiah karena mereka generasi pintar.
@@RetnoBarliyanti kitanya mesti pinter, haha. Karena mereka terekspos sama internet dari awal, ilmu pengetahuannya luar biasa luas, makanya kita mesti lebih pinter daripada mereka, buktikan kalo arahan kita itu bener bukan cuma sekedar omongan doang. Kalo mereka nggak mau ngikut, kasi kesempatan mereka buktiin sendiri, namanya anak muda ya gitu, hha. Ntar juga kalo udah pada tua bakal ngerti kalo emang orangnya tidak dungu
@@luxlumine8602 Saya menyimak sambil berkaca pada diri sendiri karena apa yang dikatakannya sebagian besar terjadi dalam keluarga saja. Setar setir setur, apaan lu kaya orang yang hidup di dalam sel isolasi aja ga pernah punya keluarga ya? Oooh keluarganya bahagia semua. Saya turut berbahagia untuk Anda.
@@sigitprabowo363no sih, bnr kata kk yg diatasku. ortu gen z kbnykn gen x bkn millenial. Alpha baru kbnykn ortunya millenial & gen z, krna millenial skrg jg msh byk yg blm menikah dan didluin sma gen z.
Baru kali sy yg merasa seorang ibu yg awam ngederin podcast pak helmi sangat meresapi makasih pak helmi selain jenius anda mau mendengar d tidak memotong narsum
Thanks Pak Helmy Yahya & Bu dr Elvine Gunawan. Gila sih ini daging banget isi materinya, belajar "Parenting" menjadi orang tua yang friendly bagi anak-anak kita.
Sepertinya fenomena generasi sebelumnya menilai generasi selanjutnya secara negatif adalah hal yg biasa. Terlepas dari banyak komentar miring terhadap Gen Z, saya percaya mereka akan membawa dunia ini ke arah yg lebih baik. Mereka banyak yg cerdas namun santuy. Dua ratus tahun terakhir dunia "terlalu cepat berlari" dan banyak yg terlindas mulai dari lingkungan, manusia, tatanan sosial dan planet bumi ini sendiri. Sudah waktunya kita melakukan segalanya dengan "berjalan dan bergandengan tangan" dan pendekatan yg lebih cerdas. Btw, saya Gen Y alias Millenial.
Menurut saya gak lah.... Ada sesuatu di gen Z yang berbeda di Gen Y, Baby Boomer ato sebelumnya.... Lompatan teknologi di Gen Z terlalu gila.... Gen X,Y, Baby Boomer sama sama kalo beli barang ya harus ke warung/pasar ato kita nyamperin... Hanya Gen Z yang hampir tidak ada manusia tanpa HP Di Gen Z beda bro, Ada gofood, grabfood dll...
dibentuk bersama berkembangnya teknologi, tidak dipungkiri mereka pintar², tetapi mentalnya jd bermasalah, sy juga gen milenial, malah tertarik dengan gen alpha yg kritis & pintar walau masih kecil...
Hai psikolog di sini. Ijin menambahkan ya Pak Helmy. Terima kasih banyak untuk podcastnya! Tetapi perlu diingat bahwa penjelasan yang disampaikan oleh dr Elvine hanya didasari pada Gen Z yang memiliki latar belakang sosial ekonomi keatas. Perbedaan struktur sosial ekonomi tentunya perlu kajian lebih lanjut dan dibahas pada sesi lainnya ya teman teman. Sehingga tidak bisa semua saran digeneralisasikan. Banyak rekan rekan Gen Z juga yang tangguh kok. Bisa dikonsultasikan lebih lanjut ya ke praktisi praktisi. Selamat berjuang teman teman semua!
Memang Betul.. perlu dianalisa untuk kelas ekonomi ke bawah... tapi saya sbg pemilik usaha UMKM.. dan sering menerima karyawan Gen Z... dari kalangan ekonomi bawah... dan jujurnya tidak mudah mencari karyawan yang bisa bekerja padahal mereka dari kalangan ekonomi susah... tapi sayangnya mereka punya mindset pengennya gaya hidup mewah seperti yg mereka lihat di sosial media. akhirnya karyawan kelas bawah ini ujung2nya suka mencuri dan suka minjam duit dgn karyawan lain. kemudian kerja malas2an dan tidak sampai 1 tahun akhirnya berhenti kerja... karena gaji2nya katanya gak cukup....
@@SpektrumAltEnergy benar kak, untuk setiap latar belakang menghasilkan perilaku yg berbeda beda...sehingga mengatasinya pun berbeda beda. selamat berproses ya kak 🙏 sukses terus usahanya
setuju anak gen z ekonomi sulit gaya elit bnyk cth di masyrakat sy, apalgi kerja ingin gaji gede dan suka pindah2, inginnya santai,pas kerja free wifi gratisan main game😢@@SpektrumAltEnergy
Ya Allah terimakasih Bang Helmy SDH undang narasumber yg mumpuni...gini terwakili kegalauan ibu2 yg punya anak generasi Z dan Alpha.... semoga sehabis liat konten ini saya sebagai orang tua bisa lebih pandai berkomunikasi dengan anak 2.... supaya tersampaikan value nya...kena di hati mereka bahwa hidup ini butuh proses untuk menjadi versi terbaik dan bisa berempati dengan keluarga dan sekitarnya amin
Betul, kebanyakan anak yang dekat dengan orang tuanya akan lebih jarang pacaran. Kasihan banyak anak perempuan yang pacaran sembarangan gara-gara nggak ada sosok ayah, alhamdulillah sudah pernah lihat kasus begitu di UTM. Semoga banyak calon orang tua belajar tentang parenting, kurikulum sma perlu itu.
Lah? Gw kaga deket tuh sama ortu, gw sendiri juga kaga pernah pacaran. Ini tuh tentang prinsip dan mindset diri masing-masing, bukan karena deket ortu atau engga nya. Masih banyak juga tuh yg deket ortu tapi malah pacaran.
Karena di Indonesia, nikah itu dianggap ibadah, bukan dianggap tanggungjawab. Di Indonesia orang tidak bertanggungjawab wajar beranak banyak karena anak dianggap rejeki. Sekiranya setiap anak dianggap tanggungjawab dan aset besar maka akan sangat jarang terjadi anak terbengkalai oleh orangtuanya, bakal jarang terjadi anak dibawa ngemis, jarang terjadi nikah muda, akan jarang terjadi kehamilan remaja. Karena orangtuanya mau gak mau menyisihkan waktu setiap hari buat mengkader anak2 supaya fokus jadi orang berkualitas, bukan jadi orang agama. Kalo nikah gak sekedar dianggap ibadah agama, maka ayah dan ibu gak akan enteng nyuruh anak yg baru lulus kuliah buat nikah, tapi harus berkontribusi dulu ke masyarakat dan keluarga, dan seorang pria gak akan enteng meninggalkan anak2nya untuk alasan yg egois. Masalahnya di Indonesia agama selalu jadi alasan untuk menghindari tanggungjawab.
ngapain pusing-pusing, di indonesia sudah ada contoh besar, seorang presiden carikan pekerjaan untuk Anak-Anak dan Menantunya... itulah negeri antah berantah 62
Sy ortu milenial, pny anak gen alpa, sy tanamkan retorika ke anak: - mmg dengan marah masalahmu akan selesai? - mmg dg nangis apa yg km inginkan akan datang? - lakukan sesuatu, hilangkan buang2 waktu, solusi d cari - jika ada masalah dg teman, lihat secara kronologis, sebab asal muasalnya bgmn - jika ada teman yg red flag, sy kasi tau, apa yg dilakukan tmn nya itu manipulatif, jgn mudah terpengaruh. Selain itu sy ajarkan sejak dini kemandirian, merapihkan mainan, menyiapkan buku buat sekolah bsok, dll
*menyimak perbincangan Om Helmy dgn Dokter Elvie membuat saya ingin menangis, relate dgn hidup yg saya jalani skrg, sungguh berat dengan kompleksitas, terutama masalah sakit kejiwaan dari 2 generasi di atas saya, saya menderita problem mental yg sangat kompleks, depresi, panik attack, psikosomatik, yg mungkin memang sejak saya di kandungan ibu saya alami stress berat akibat tekanan dari alm.bapak saya, skrg saya sedang terseok seok dalam perjuangan utk sembuh dan Pulih, kiranya Keajaiban ilahi Menolong saya utk Sehat, dan berhasil secara utuh*
Saya punya dua anak (Gen Z dan Gen Alpha) sampai detik ini pun saya masih tetap belajar terus menerus untuk memahami mereka, karena dua-duanya sangat berbeda secara karakter, kalau ada masalah lebih pentingin komunikasi dua arah & selalu abisin waktu makan bareng (minimal dinner bareng sambil ngobrol2 kegiatan sehari-hari).
Bwtul sekali ini hal² yg disebutkan oleh Dr Evlyne, terimakasih Pak Helmy sudah mengundang beliau, sangat banyak sekali hal² yg bermanfaat dan sebagai pembelajaran terutama buat saya 🙏
Puji Tuhan..kalau saya bilang ke anak" saya..bekerja yang terutama memberi yang terbaik untuk Tuhan...jangan melihat uang..kalau memberi yang terbaik berkat akan mengikuti..berapapun yang kita dpt harus tetap bersyukur 😊
Mau komen apalagi semua sudah dijabarkan... hanya pesan jangan tinggalkan anak² kita dalam keadaan terpuruk dan jangan lupa pembekalan agama dan penerapannya....
Menit 39:35 Dalam al-Qur'an tertulis: Berbuat baiklah kepada kedua orangtua. (Surah Luqman ayat 12). Bukan hanya kepada ibu saja. Tetapi, mengapa ada hadits yang lebih mengutamakan bakti kepada ibu? Itu bukan berarti mengabaikan bakti kepada ayah. Karena jelas dalam al-Qur'an diperintahkan utk bakti kpd KEDUA ORANGTUA. Ulama sepakat, mengenai hadits bahwa bakti kepada ibu lebih dulu disebut sampai diulang 3x, karena Alloh memberikan tugas yang amat sangat berat kpd seorang ibu : mengandung, melahirkan, menyusui. Yang 3 tugas tersebut, sama sekali bukan tugas yang ringan. Mengorbankan fisik, emosi, bahkan nyawa ibu sendiri. Nah, jika surga anak ada di telapak kaki ibunya, maka surga istri ada di telapak kaki suaminya, karena ridho Alloh ada pada keridhoan suami. Pada akhirnya, jika semua menjalankan peran sesuai arahan Sang Pencipta, akan terjadi harmonisasi dalam keluarga. Karena syariat Islam diturunkan untuk menciptakan kedamaian. Allohu a'lam.
Apa wujud berbakti tsb? Bagaimana jk kondisinya, selepas dr ke 3 tugas td diabaikan?. Perannya menjadi tdk lazim krn masing2 memiliki kecenderungan NPD otoriter, dg ketidakmampuan serta sikap destruktif lainnya, sehingga anak tdk mendapatkan hak nya dlm keluarga. Sperti cinta kasih, pendidikan, rasa aman, perlindungan dsb. Jk si anak memutuskan untuk melepaskan diri dr jeratan tsb. Apakah si anak menjadi golongan durhaka hanya krn mendambakan kebebasannya dlm keluarga yg sakit tsb?
@@rio-bf9dhWujud berbakti itu sebetulnya sudah dijelaskan dalam agama Islam. Berkata yg baik, mendoakan, merawat orang tua, dsb selama dg catatan apa yg diminta orang tua itu nggak menyalahi norma agama, atau norma2 lain yg penting. Misal klo orang tua mu nyuruh adek kita yg masih di bawah umur utk bawa mobil, ya kita wajib kasih tw dengan baik mengenai aturan dan apa dampakny jika dilanggar.
@@rio-bf9dhjika memang ada penelantaran anak, kekerasan verbal, non verbal.. Tentu saja si anak harus diselamatkan, hak orang tua thd anak bs putus) Namun demikian, (menurut saya kewajiban itu tetap melekat) , jika suatu saat orang tua yang bermasalah memang tulus mw berubah, dan ada keikhlasan dari si anak. Maka keikhlasan itu akan menjadi sebaik-baik obat bagi luka yang ada..
@@gayug4842 sangat sulit menyatukan kejelasan pd tolok ukur kebenaran yg diyakini pd ilmu psikologi, dg keyakinan abstrak pd ilmu agama. dlm ilmu psikologi menjelaskan bahwa para perilaku NPD mustahil bisa berubah. dlm agama meyakini ttg kemungkinan seseorang bisa berubah. layaknya pd kasus lain seperti perceraian. dlm agama tdk mengharamkan perceraian, namun membencinya. mengingat, seolah kebutuhan akan hak individu yg berperan sbg korban tdk boleh diprioritaskan dg embel2 tanggungjawab dan kebaikan kpd org lain. padahal sangat mampu mempengaruhi kesadaran, kewarasan dan kesehatan. pd kasus ortu dan anak yg saya maksut diatas jg demikian. tujuan dr dipertahankan adl jg demi mrngurangi intensitas "kejahatan" yg diterima. namun jg tdk memiliki kemampuan untuk melepaskan diri. krn sejak awal sampai akhir tdk memungkinkan si korban memilikinya. abuse totalitas dr berbagai sudut, waktu + tenaga + finansial + dsb. kekerasan verbal puluhan tahun. sepertinya gambaran tinggal dipanti asuhan lebih aman dr pada dlm keluarga disfungsional. bukankah keparahan dampak jg dipengarungi seberapa banyak hal yg rusak dlm keluarga tsb? jk seumur hidup si anak mendambakan bebas dr perasaan tersiksa dlm keluarganya. apakah itu akan tetap jd bagian dr kedurhakaan, jk untuk menyelamatkan diri pun mustahil.
Asik banget dengerin dokter Elvine yang ngomongnya blak2an dgn logat sunda-nya. Konten yang sangat penting & edukatif terutama terkait Gen Z dan parenting.
Mantap ilmu nya.... Buat dr. Evelyn..sering sering dong kami kami dibagi ilmu dan pengalamannya. Pasti ada banyak peristiwa yg dialami keluarga² di Indonesia bisa jadi pembelajaran satu dengan yang lainya. Apalagi gaya bertutur nya yang asik, semua pesan moral nya ngena banget ke kami.... tanpa bermaksud menggurui. Terima kasih ilmu nya dokter Evelyn...
MasyaAllah, dr awal sampai menit ke 50-an akhirrnya ga sabar juga untuk komen. Terimakasih bu dokter yg bisa seenak ini pembicaraan krn punya jam terbang yg ga usah ditanya lagi dan pemahaman dgn lingkungan sekitar sehingga apa yg dikemukakan adalah benar ttg hidup adalah sesuatu yg tdk akan pernah bisa habis untuk bisa dipelajari. Bersikap rendah hati adalah bongkahan emas dalam lumpur yg akan bersinar saat terus dibersihakan dgn tetesan ketulusan hati. Semangat dan sehat selalu bu dr dan pa Helmy 😊
Salut buat dr. Elvine Gunawan ... thanks sharenya .. ini sangat penting dok ... dan thanks buat Uda Emi yg membuat podcast ini ... sehat selalu buat semuanya
daging semua penjelasan dan ilmu dari dr. Elvine, banyak belajar dari video ini sebagai orang tua, terima kasih pak helmy dan dr Elvine atas ilmu mahalnya
Suka banget sama cara penyampaian materi nya sangat enjoy dan ga terlalu bikin mikir kritis, bisa dicerna pikiran dengan gampang dan cenderung membebaskan opini, mau kita setuju atau ga setuju dan justru dibutuhkan anak muda zaman sekarang adalah isi dari pembicaraan ini, bukan malah ngeklaim diri sendiri dan bagaimana mereka diperlakukan dunia. Disini banyak banget poin" dimana penyebab adanya mental baru anak zaman sekarang yang merupakan akar dari kebanyakan masalah mental dan kesalahan cara berpikir generasi sekarang yang mana kalau sudah tau masalahnya kita bisa ngambil tindakan buat mengatasinya. Terimakash atas videonya sangat bermanfaat pak helmy
"Makin Tua... makin Sukses... makin merasa kesepian.." Demikian rangkuman obrolan ini by Helmy Yahya...😊 Mau punya anak 1.... Atau anak 13 ... Kalo kelak masa tua datang, Ternyata sama aja closingnya...... KESEPIAN ... 😂😂😂😂😂😂
Halo Pak Helmy, mengimbangi informasi Bapak perihal peran laki2 di agama Bapak yang juga agama saya, di Quran ada surat Luqman yang isinya bagaimana seorang Bapak (Luqman) mendidik anaknya yang diabadaikan jadi satu surat sendiri. Jadi agama kita tidak mendiskreditkan peran ayah walau dalam hadits ibu disebut 3x baru ayah. Apapun itu terima kasih pak podcastnya bagus banget bagi saya orang tua muda under 30. Ditunggu konten2 parenting selanjutnya.
ijin menambahkan pa, di quran juga ada kisah nabi ibrahim sebagai ayah yg demokratis, yang selalu berdiskusi dengan nabi ismail mengenai tugas2 dari Allah
Ikut menambahkan. Peran pria sudah terlalu besar baik dalam keluarga maupun dunia sosial, sebagai pencari nafkah, sebagai pemimpin keluarga, pendidik anak yang utama dimana semua dosa istri dan anak, dia akan ikut bertanggungjawab di akhirat. Bahkan para Nabi dan Rasul semuanya pria. Apalagi Arab zaman dulu menganut patriarkis dan anak perempuan bahkan menjadi aib dan dibunuh saat baru lahir. Hadist perihal ibu ini jadi seperti "mengimbangi" dan menyadarkan bahwa ibu, perempuan sama terhormat dan penting perannya dengan pria. Bukan untuk meninggikan seorang ibu dan menyampingkan peran ayah.
perkembangan teknologi e.g. medsos dan internet membuat mindset gen z menjadi serba instan dan mementingkan diri sendiri (menganggap diri sebagai pusat perhatian), tapi bad parenting juga turut andil dalam rendahnya kualitas gen z (itupun kalau memang benar demikian) dimana salah satunya ortu seringkali membiarkan anak sejak kecil sendirian dengan gadgetnya karena sudah capek kerja dll shg tidak mau diganggu..sehingga pesan terakhir ttg pentingnya good parenting sangatlah tepat. kalo boleh usul ke ortu2 diluar sana, usahakan agar anak yang sedang kuliah juga bekerja paruh waktu atau muiai bisnis kecil2an, ada kesadaran dini mengenai susahnya nyari duit ... thank you untuk semua pencerahannya dr. elvine dan bung helmy.
Disitulah peran orang tua. Sekolah seharusnya hanya dipandang sebagai support sistem saja bagi sebuah keluarga. Kendali penuh tetap ada pada kedua orangtuanya.
menit 37:23 mas helmy ngusap air mata. benar memang waktu itu sangat berharga, dan gak bisa dibeli oleh apapun, tumbuh kembang anak sangat cepet, jadi belajar jga nnti kelak harus lebih pinter persoalan begini
ini karena keberhasilan pendidikan indonesia dan invansi social media seperti tiktok instagram yang tanpa kontrol telah menyumbang kecerdasan bangsa, kecerdasan anak indonesia sangat meningkat lebih tinggi iqnya dari pada kucing dan ikan
Terimakasih om Helmy Yahya, episode ini bagus sekali utk orang tua. Memang jadi ortu kan tdk ada sekolahnya ya.. Sy pernah dengar ttg Delayed Gratification , (menunda penghargaan atas aksi yg kita buat) yg ini nanti berhubungan dng pengaturan emosi. Sayangnya.. Dng adanya social media, delayed gratification menjadi tidak ada >> post terus dapat like, gak dapat like lalu bete. Dan ini yg menyebabkan gen.muda jadi impulsif dan kurang bisa meregulasi emosi. 🙏🏼
Harap diingat bahwa setiap perpindahan generasi pasti generasi selanjutnya lebih hebat dari generasi sebelum nya karena otak manusia terus berevolusi baik dari sisi sumber makanan yang diterima maupun pengetahuannya
hiyaayaa..yaayaa..yayaayaya...otak berevolusi? jadi lebih hebat? cuma dengan asupan makanan dan pengetahuan? Wow!! Emejiiing...Anda pandai menghayal, kawan.
@@karaokengehits tidak ada menghayal,hasil kemajuan manusia pada hari ini dalam peradaban manusia karena evolusi otak manusia,anda tetap lebih pintar dari pada generasi sebelumnya
@@erwinsonnynasution8974lebih hebat dalam hal wawasan, tapi tidak dalam hal Kebijaksanaan dan Emosional, anda Lupa di spektrum Manusia ada yang namanya IQ dan EQ
Mungkin G Z di kota2 ya, Alhamdulillah kantor saya ada di kabupaten X, saya merekrut gen z yg sangat berpotensi, pekerja keras, telaten dan bisa membuat senior2 nya merasa tersaingi.
Nah ini betul... Kota dan Kabupaten jelas beda jenis Gen Z nya.... Di kabupaten Gen Z laris manis cocok untuk iklim industri di Kabupaten / Desa, karena kalau gak kerja ya jelas jadi omongan tetangga yg tiap bulan bisa rutin lebih dr 10x acara kumpul2nya.
Baru kenal ibu Elvine di podcast ini. Dari nada dan tekstur bicaranya, Ibu Elvine sangat humble, rendah hati, sangat style cara ngobrol ibu-ibu komplek, namun konten yang dibawakan sangat berisi dan modern. Keren..
Inti dari keseluruhan video ini kenapa GenZ punya banyak masalah dan bermasalah seperti sekarang karena juga kesalahan dari generasi sebelumnya. Dan tentang bagaimana GenZ serta generasi sebelumnya bersama-sama tahu masalah, dan cari solusi bareng-bareng. Dan yg disalahkan lagi-lagi ke GenZ lagi. Masing beruntung banyak GenZ yg sadar akan kesalahannya dan mau "berobat". Tapi masih aja disalahin. Terus diberi label "lembek" karena dikit-dikit ke psikiater. Generasi sebelumnya mungkin punya cara komunikasi dan cara interaksi sendiri, dan itu cocok untuk generasi sebelumnya. Tapi tiap generasi yg berbeda, lahir ke dalam dunia yg selalu berbeda, dengan masalah dunia yg berbeda, dengan kondisi lingkungan yg berbeda, maka penyelesaian masalah juga harus berbeda dari cara generasi sebelumnya. Kalian menghadapi Gen Z aja cenderung saling menyalahkan dan menuduh, terus bagaimana cara kalian menghadapi generasi Alpha yg sejak lahir sudah dengan kondisi dunia seperti sekarang ini, karena sedangkan Gen Z itu masih terpecah belah tergantung setiap kondisi lingkungannya. Daripada saling menyalahkan, mending tanya, diskusi, kalo bisa bantu. Jangan cuman bisa tanya terus nyalahin ke orang yg lagi ada masalah. Kalo punya wisdom/kebijaksanaan, kasih. Tapi ingat, yg membutuhkan wisdom itu manusia, dia punya hak dan kebebasan untuk menentukan pilihan hidupnya sendiri, beri wisdom bukan pendiktean.
Iya betul kadang saya bingung kenapa kok terlalu saling menyudutkan generasi? Bukannya mereka adalah hasil dari pendidikan generasi sebelumnya? Bukanya ngaca malah nyalah2in. giliran terbukti salah malah ga mau disalahin. Btw saya gen millenial ya. Suka kasihan sama gen z dan alfa yang buru2 dilebeli jelek. Padahal itu ada dilingkungan mereka. Dan akhirnya jadi mengeneralisir semua gen Z bgtu, di sebar di medsos terus akhirnya jadi framing. Kasihan banget.
maka dari itu saran terakhir dalam diskusi mengenai good parenting sangatlah tepat, tidak bisa asal menyalahkan yang lain dan menganggap hanya diri sendiri yg benar
Saya tidak ingin Menyalahkan pihak manapun tapi harap saling menghargai, kita hargai atasan, kita hargai diri kita sendiri. tapi, tidak perlu saling menjatuhkan sampai di angkat jadi konten kayak gini juga.
Ternyata betul Bapak Ibu, sepertinya kita perlu juga memberikan penghargaan kepada anak yang punya kelebihan pada bagaimana menjadi anak yang beradab, punya komunikasi yang baik.
-minimal s1 ipk 3.00 -usia maksimal 30 tahun -bisa berbahasa inggris baik tulisan maupun lisan -bisa berbahasa mandarin minimal pasif -bisa bekerja dibawah tekanan -bersedia bekerja overtime -bersedia ditempatkan -lancar menggunakan microsoft office -pengalaman kerja 5 tahun di bidang yang sama -mempunyai ilmu kebal - mempunyai rasa tidak tau malu yg tinggi -gaji 4.000.000-5.000.000 entah HRD nya yang mabok atau bos nya yang gila...saya yg 36 tahun sudah nyerah cari kerja di indonesia.syukur masih ada shopee yg bisa memberi lebih daripada jadi budak koerparat.
Membaca persyaratan seperti ini saya rasa pemerintah menteri tenaga kerja harus turun tangan .Ini semua tdk masuk akal saya sering berfikir ini perusahaan mencari malaikat apa
karena yg butuh kerja banyak jadi mereka seenaknya dan mau yg terbaik 😁 kalo gak mau gaji segitu masih banyak yg mau nah kan susah.. pada lupa kali itu gaji pegawai buat beli produk2 swasta sendiri 😂giliran ekonomi nya seret salahin negara 🤣
Saya sebagai orang tua yg punya anak 1 umur 6 tahun, banyak belajar dari obrolan om helmy dan dokter elvine. Thank u om dan dokter, semua pengalaman dan ilmu yg beliau punya sangat berharga untuk kita semua.
Indonesia rupanya sudah perlu punya banyak dokter kejiwaan klinis seperti Dr. Elvine yg cerdas ini. Pasti semakin banyak Gen Z, Mellenial atau bahkan Boomers yg perlu pertolongan para dokter yg cerdas, ditengah sengkarutnya masalah masa kini. Tantangan utk para dokter juga tidak ringan, harus selalu update masalah2 kejiwaan mutakhir spy tetap bisa diandalkan menjadi problem solving.
kadang saya bingung kenapa kok terlalu saling menyudutkan generasi? Bukannya mereka adalah hasil dari pendidikan generasi sebelumnya? Bukanya ngaca malah nyalah2in. giliran terbukti salah malah ga mau disalahin. Btw saya gen millenial ya. Suka kasihan sama gen z dan alfa yang buru2 dilebeli jelek. Padahal itu ada dilingkungan mereka. Dan akhirnya jadi mengeneralisir semua gen Z bgtu, di sebar di medsos terus akhirnya jadi framing. Kasihan banget. Skrg kita fokus aja sama solusi yuk gimana mejadi pendidik yang siap mendidik generasi selanjutnya lbh beradab, berakhalq baik dan cerdas
Karena kasusnya bukan satu dua saja...udah buanyak sekali yg mengeluh bro sama genZ ini termasuk saya yg punya pengalaman pahit sama genZ. Kalau sama generasi yg lain malah tidak pernah bermasalah.
@@Tukangbedil7799 Kalau saya sebagai milenial malah terbalik. Di kantor saya, generasi yang lebih tua yang paling resisten dengan perubahan dan adaptasi sistem kerja dan masih berpegang teguh pada toxic hierarki, ABS (Asal Bapak Senang), sulit mendengarkan. Saya malah lebih mudah komunikasi dengan Gen Z yang pas memang punya komitmen lebih baik.
@@zitronentee Pandangan saya yang seorang milenial sama. Saya melihat di lingkungan profesional, banyak yang tua justru pandangannya (maaf) lebih tertutup, tidak objektif, dan keras kepala. Mereka cenderung tidak bisa dikritik dan tidak mau mendengarkan saran dari yang lebih muda, argumennya selalu berakhir di "kamu anak kecil tau apa." Contoh dulu saya kerja di advertising besar, yang muda ada lebih dari 10 proyek sukses setiap bulannya, lebih dari 100 per tahun. Tapi art director cuma berhasil tembusin satu proyek dalam setahun, karena memang selera desainnya kurang bagus. Bos-bos saya suka dengan art director ini hanya karena lulusan luar negeri, dan mereka selalu membandingkan dengan merendahkan pegawai lain. Bagi mereka, lulusan luar negeri itu seperti dewa. Birokrasinya jadi sering muter ditempat karena yang diatas nggak ngerti. Semua komplain dan kritik nggak didengarkan, akhirnya yang pada punya skill, resign serentak, tersisa mereka mereka yang tua dan yang nggak kompeten. Nggak sampai 2 tahun kemudian, perusahaan itu bangkrut. 🤣
Saya tidak ingin Menyalahkan pihak manapun tapi harap saling menghargai, kita hargai atasan, kita hargai diri kita sendiri. tapi, tidak perlu saling menjatuhkan sampai di angkat jadi konten kayak gini juga.
Seneng banget dengerin ini.... Relate, terutama saya di waktu 5 tahun lalu... Memang saat itu bener2 setir bapak kerasa banget... Maunya saya bisa semuanya, punya banyak pilihan... Tapi saya sebenernya udh paham banget saya mau kemana... Akhirnya terpecah belah karena harus mengikuti kemauan sang raja di rumah... Sedihnya, selama 5 tahun stressnya bukan main, demi bisa ngikutin apa yg dimau raja dirumah.... Bahkan sampai saat ini masih berbekas... Walaupun Sang Raja sudah meninggal, masih kerasa dan akhirnya saya kalau mau apa2 susah memutuskan sendiri... Goal? Susah didapat.... Karena udh ketimbun... Wkwkwk... Kalau saya berkeluarga besok, saya setuju banget sama diskusi ini....... 🥲🥲🥲
Keren banget Pak Kontennya, undang juga ibu fauziah Zulfitri Pak yang bakal nyambung dengan gimana kita hadapi gen Z... beliau sangat bersinar di INDONESIA TIMUR dan sering ke corporate juga berikan motivasi dan materi, beliau sangat inspiratif Pak 😇🙏
Otak kaya diaduk2 dengerin ilmu dari anda berdua. Miris campur sedih kalo denger kata SUKSES, memang ada harga yang harus dibayar dengan yang namanya SUKSES. Terimakasih bapak ibu...
1. Emak Bapaknya ga tahu peran orang tua. Tahunya cuma kerja dan main HP. 2. Anakmya dididik oleh gadget dan medsos. Pengetahuannya banyak untuk informasimga penting. 3. Anak tahunya instan, mau kaya raya tanpa kerja keras. Cukup bikin heboh jagat maya dapat cuan. Kalian2 anak gen Z, bertobatlah. Lepas generasi tua habis, kalau tak bijak, kalian saling bunuh hanya untuk sepotong roti, karena ga tahu gimana bikin rotinya.
Konten ini sangat bermanfaat sekali. Tontonan ini merupakan investasi untuk seoarang ayh dan ibu akan cara mengasuh anak.. agar masa depan tetap harmonis antara orgtua dan anak di masa depan
Budaya play victim & FOMO sih yg gw gk suka di Gen Z. Imo, sbnrny bukan exclusive Gen Z, di setiap generasi ada. Hanya saja Gen Z dan Gen Alpha yang paling rajin akses sosmed. Semua isi sosmed diikuti asalkan populer meskipun gk berbobot dan self--destructive. Katanya Gen Z itu generasi cerdas, tapi memilah isi konten di sosmed aja gk bisa
genZ terlalu Bu dax tekhnologi tapi terlalu lupa dunia nyata Contoh nya nih punya tetangga... Mau minta daun salam aja mesti pake lewat wa... Padahal rumah berdampingan... Padahal cuma daun salam... Kenapa ga keluar aja kalo males nunggu yg punya rumah keluar teriak aja dari depan minta daun salam.... Sampe wa nunggu di bales...mana aku ga 24 jam pegang hp...minta pagi...sore baru pegang HP... Salah sendiri ga mau keluar 😅😅
Gen Z, seperti generasi lainnya, memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelemahan yang sering dikaitkan dengan Gen Z adalah: 1. *Ketergantungan pada Teknologi*: Gen Z tumbuh dengan teknologi dan internet, sehingga mereka cenderung sangat bergantung pada perangkat digital. 2. *Kurangnya Keterampilan Sosial Tatap Muka*: Karena banyak interaksi dilakukan secara online, beberapa anggota Gen Z mungkin kurang terampil dalam komunikasi tatap muka. 3. *Rentan terhadap Stres dan Kecemasan*: Tekanan sosial media dan tuntutan akademis atau pekerjaan dapat menyebabkan tingkat stres dan kecemasan yang tinggi. 4. *Kurangnya Pengalaman Kerja*: Sebagai generasi yang lebih muda, mereka mungkin belum memiliki banyak pengalaman kerja dibandingkan generasi sebelumnya. 5. *Perhatian yang Pendek*: Terbiasa dengan informasi yang cepat dan singkat, mereka mungkin memiliki rentang perhatian yang lebih pendek.
Saya mendidik anak saya, tarik ulur ,kdg dengan metode VOC kdg dgn metode lemah lembut..anak saya 3 cowok semua ,semua harus punya basic yg kuat ,basic agama juga faktor penting ,etika, attitude,adab sangat penting
Assalamu'alaikum Pak Helmy Yahya.. Saya adalah penggemar Bapak.Terima kasih atas podcast nya bersama dr. Elvine sp.KJ yang membuat saya merasa durasi 1 jam terasa sebentar. Isi pembicarannya sangat menginspirasi sekali mulai dari karakter gen Z saat ini dan sekilas parenting untuk kami yang nantinya akan menjadi orang tua. Sekiranya bolehkah Pak diundang kembali dr. Elvine sp. KJ untuk bincang-bincang edukatif ini ? Terima kasih banyak Pak Helmy. semoga sehat, sukses dan mengispirasi kami selalu.
Ini betul2 sangat bener banget!!! Fenomena ini bukan hanya ttg gen z, tapi sudah dimulai sejak gen milenial. Rata2 berciri2 mager, lazy, lemot, no idea, no spirit, pengumpat, pengeluh, pikiran halu, berasa kaya, penuh problem.
Wah keren banget bahasannya.. baru ini sy dengar bahasan soal gen z yg bahas why mreka scr karakter seperti itu.. thank you.. jd ilmu baru buat kami dikantor.
15:28, hormat ke senior Ini poin yg sedang saya rasakan saat ini. Saya milenial yg sedang bekerja di sebuah perusahaan asing, masih banyak hal2 yg bisa saya pelajari dan bertumbuh di tempat ini. Sebulan lalu, muncul 1 anak baru genZ, memiliki jobdesc yg krg lbh sama dgn saya. Okay dia lulusan kampus luar dan bahasa asingnya lebih bagus dari saya. Setiap saya public speaking, seringkali dia memotong pembicaraan saya. Tidak satu dua kali, namun dia sudah berani take over apa yg saya kerjakan saat public speaking. Saya awalnya respek ke dia walau usianya lbh muda. Namun sepertinya dia merasa di atas awan, sehingga tidak tahu tempat dan tidak menghargai balik, terlebih saya senior dia dalam segi pekerjaan, dan umur. ADAB, lebih penting dibandingkan ilmu. Sepintar apapun dan sebagus apapun kampus dan negara yg pernah Anda pijak, Anda tidak akan terlihat lebih hebat apabila Anda tidak memiliki tatakrama
saya juga bekerja di perusahaan asing dan memang benar gen z lebih fasih bahasa inggris, ngga perlu kul di LN, dari konsumsi youtube sejak kecil saja ngmongnya sudah spt native speaker dan vocab nya luas. Tp terlepas dari tata krama mereka, kita sbg senior juga perlu memperbaiki diri kalau ada kekurangan. Misal kurang fasih di bhs asing mungkin perlu belajar kembali, ambil kursus atau spt itu.
@@denyk142 ya memang betul, tidak menyalahkan ke satu pihak saja Masing2 perlu evaluasi Hanya di luar itu tatakrama jg penting dipelajari dan yg paling utama, ini jg tidak berlaku utk yg lebih muda, tp perlakuan yg lbh tua ke yg muda jg berlaku. In general
@@intanpramuditha7819 mgkn kRena peran generasi sebelumnya jg yg krg mengajarkan dan memberi contoh 🙏 Semoga bisa menjadi evaluasi dan pembelajaran apapun generasinya
Pembicaraan yang bagus untuk didengar, membantu menginspirasi untuk melihat dari beberapa perspektif, berdasarkan fakta empiris yang disampaikan narasumber, semoga bisa menjadi bahan refleksi dan proyeksi baik bagi generasi X, Y maupun Z.... perhatian penting nih bagi pendidikan dan negara 😁👌
Entah kenapa podcast ini jadi kayak menjawab kegelisahan selama ini. Daging semua mah isinya ini, kalaupun ada tulangnya, bisa dimakan pula soalnya udah presto. Terima kasih Pak Helmy udah ngundang dr. Elvine 🫡 Agak salfok, tapi saya respect dr Elvine masih address “Pak” ke Pak Helmy. Ini mah udah contohin adab, walaupun situasinya non-formal / chill. Respect Bu dr! 👍🏾👍🏾👍🏾
dr Elvy emang keren.. Bener2 menjalankan fungsinya sebagai wajah Kedokteran Jiwa yang dibutuhkan di Indonesia
beliau dr yg tangani saya sewaktu dulu sempat terapi. dari bandung
Keren memang
@@niaw27 banyak cakap anjir tuh orang
@@luxlumine8602 hah?
@@Rephemerald Dr elvy ini boomer. Makanya pendapatnya bias dan sejam mulutnya nyerocos aja ngalahin gen z teroz.
Lu yg setuju ama Dr elvy gw tebak paling milienial keatas. Milienial kan demen banget jadi ekornya boomer
Imam Syafi'i pernah berkata, “Saat kamu menyampaikan kebenaran, maka kamu akan menemukan dua reaksi yang berbeda. 1.Orang cerdas akan merenung, 2.Orang bodoh akan tersinggung”.
imam syafii kurang menyebutkan satu tipe lagi, yang seperti masnya ini. 3. Orang aneh akan ikutan memberikan nasihat
@@loyola1234567Betul sih orang aneh modal copas itu lebih awikwok ketimbang orang yg menyanggah suatu opini🤣
@@loyola1234567 ah eluu 🤣🤣🤣🤣
😂@@loyola1234567
Mau ketawa liat komenan kalian😂
Mencerahkan sekali..
Sistem pendidikan nasional hanya memeras otak, tanpa membangun karakter dan mental emosi..
Ditambah ortu yang sibuk dgn gadget nya
😊
Sadar ga generasi gen Z itu anak2 dr gen Milenial, dikomentar mereka bangga dgn didikan ala VOC, jika dimarahi guru ga berani lapor ortu tapi ko kebanggaan mereka dgn didikan ala VOC tidak diturunkan saat mereka mendidik anak2nya yg gen z, ok mereka mengatakan pendidikan ala voc itu buruk tp ga semuanya kan? kadang kekerasan diperlukan agar anak memiliki sifat tanggungjawab, menghormati org yg lbh tua dll, rasa takut jg wajib dimiliki stiap manusia terutama gen z, gen alpha krn dgn memiliki rasa takut kita akan tau batasan yg ga boleh dilewati
dikasih kurikulum merdeka,, malah tambah parah.. anak kelas 1 smp byk ga bisa baca hitung dan nulis dengan baik
@@warnetputry3365 Yang perlu diajarkan itu Disiplin, bukan kekerasan dan hukuman. Tegas dan marah tidak sama dengan kekerasan.
Yakin harus diajarkan Rasa takut? Menurut saya harusnya kita mengajarkan anak untuk Hormat, bukan takut. Karena kalo rasa takut, ketika orang itu tidak ada atau meninggal ya kita akan semena-mena ibarat orang Eropa ke Indonesia dan berani melakukan hal2 yang biasanya dilarang di Eropa
Kalau diajarkan rasa Hormat, saya ga kenal sama orang pun saya akan bersikap sopan kepada yang lebih tua. Kalau diajarkan Disiplin , saya akan tetap membuang sampah pada tempatnya meski sedang keluar negeri.
@@setyoutomo526jgn salahkan kurikulum nya bro... Yg salah gurunya yg tidak siap bagaimana mengaplikasikannya...
Talkshow gratis dan berbobot sekali. Mantab sekali.
keren ini narasumbernya. pembawaannya kocak dan mudah dimengerti. gak berasa tau2 udah 1 jam aja. sehat2 selalu dr Elvine sama sering sharing ilmunya dok. gak ngebosenin cara ngomongnya
Suka dgn video2 bu dokter di tiktok
Iya bener kmren 2hr yg lalu nonton tp blm puas.skg di ulang LG . hehe
Pembawaannya emg fun, jd nyaman ngikutinny
Menurut saya sebagai Manajer perusahaan, kita juga harus belajar bagaimana cara bekerja dengan generasi mana pun. Yang penting objective perusahaan tercapai kita harus menyesuaikan dengan jaman. Bukan berarti jadi lunak ya, namun coba posisikan di generasi tertentu, sebenernya apa yang memotivasi mereka.
Komunikasi dengan gen z itu harus to the point dan transparan. Di situ mereka akan merasa diapresiasi dan betul dilihat kapasitas mereka sebagai working adult. Apresiasi di tempatnya, dan jelas terapkan di awal apa value yang akan kontribusi lebih ke perusahaan, agar mereka berkompetisi secara sehat.
Setuju... Saya jadi manajer sudah pakai woke mindset, termasuk ke kehidupan sehari2.. up to date penemuan2 produktivitas terbaru...
Tetap saja tantangan luar biasa... Orang2 jarang membaca + joki skripsi = tidak bisa buat kalimat kohesif... kompetensi dasar saja sudah missed...
Pengalaman Saya banyak maunya kerja 1 hal saja, padahal 1 hal itu sudah bisa diganti dengan AI. Tidak mau belajar diluar zona nyaman, males2an aja... terima gajih... selesai...
ini bagus, seandainya manager saya yg dulu seperti ini 😥😥
@@satyohegawibowo8470emang gen z selalu blame orang lain?
@@ahmads3575tergantung orang masing2, cuma sebagai generasi z yang di tipu dengan job desk dan bayaran ngak sesuai kontrak
kadang emang perusahaan di indo mulai banyak yang black comp
akhirnya saya buka usaha sendiri yah walaupun jam kerja 13-16 jam sendirian lagi
yah bismilah aja moga lancar hasilnya😊
Sya udh nyobain,tp akhirnya kerjaan acak kadul😅 sedangkan klien udh nagih2 😅 banyak yg akhirnya kaya orang GK punya aturan😅 biarpun GK semua mungkin yaa,skrg akhirnya sya memilih ambil tenaga profesional dr beberapa negara,sistem bayarannya per projek,ada kontrak,jadi GK ada alasan mereka buat memperlambat,terus cost jadi lebih murah ternyata 😂,GK usah mikirin tunjangan pegawai ini itu,slesai projek udh kelar lepas,kl ada projek lain tawarin LG gtu aja terus
sebagai gen z, gw menyadari betul memang apa yang disampaikan oleh ibu dr. Elvine benar adanya terkait kondisi gen z ditempat kerja. tapi saya sendiri berusaha juga agar bisa menjadi kompeten dan memiliki skill mumpuni, semoga kelak teman-teman angkatan 98-an 99-an 20-an bisa jadi sosok unggul di tempat kerja dengan empati yang baik. semangat generasi bangsa indonesia!
Bagus, nak. Tetaplah tunjukkan generasi kalian bisa lebih baik dari generasi sebelumnya. Kedua anak sy juga gen z, dan sy sangat bersyukur karena mereka punya semangat sepertimu.
Tenang kak, kolegaku banyak yang gen-Z, gak semuanya kacau. Yg gw liat sih sebagai milenial fenomena kayak gini sama kayak gw dulu. Sederhananya ya mereka ini masih muda2, masih mau ini itu banyak mau, g aneh tingkahnya aneh dan angkuh, gw sama temen2 sejawat dulu waktu umur 20an awal juga gitu, wkwkwk~
Tolong scr sederhana bgmn menghadapi ank2 gen z mas?
@@RetnoBarliyanti Kalo menurut sy, kita harus bisa menunjukkan bahwa kita berkualitas terutama di bidang kita, sehingga mereka jadi sungkan dan mau melakukan pekerjaan yg kita minta dg baik. Yg paling penting diskusikan segala sesuatu dg mereka secara ilmiah karena mereka generasi pintar.
@@RetnoBarliyanti kitanya mesti pinter, haha. Karena mereka terekspos sama internet dari awal, ilmu pengetahuannya luar biasa luas, makanya kita mesti lebih pinter daripada mereka, buktikan kalo arahan kita itu bener bukan cuma sekedar omongan doang. Kalo mereka nggak mau ngikut, kasi kesempatan mereka buktiin sendiri, namanya anak muda ya gitu, hha. Ntar juga kalo udah pada tua bakal ngerti kalo emang orangnya tidak dungu
dok gile lah salam hormat. karena ilmunya itu disampaikan dengan bahasa yang masuk banget di awam. praktis dan ngena
krn sunda ya jd nyerocos nyablak blass
Ini semua generasi harus nonton sih, tanpa terkecuali! Bukan daging lagi tapi sumsum.
betul, semua generasi kena.. harus introspeksi
Setuju skl
@@veryexpecto8300 apa sih dîkit2 daging dîkit2 daging gampang banget disetir media diksilu
@@luxlumine8602 jangan kyk orang stres bro
@@luxlumine8602 Saya menyimak sambil berkaca pada diri sendiri karena apa yang dikatakannya sebagian besar terjadi dalam keluarga saja. Setar setir setur, apaan lu kaya orang yang hidup di dalam sel isolasi aja ga pernah punya keluarga ya? Oooh keluarganya bahagia semua. Saya turut berbahagia untuk Anda.
Luar biasa Ibu. Benar2 membuka pikiran kami, bahwa rusaknya gen Z jg disebabkan oleh perlakuan orang tua nya
Dan orangtua para gen-z ini para milenial lho
Mostly gen X sih@@sigitprabowo363
@@sigitprabowo363milenial anaknya gen alpha... Klo genz ortu nya gen x dan boomer.
Millenial mulai dri thn 81...jadi milenial awal kalau nikah umur 20-22 thn punya anak gen z@@sytidaktauapa2604
@@sigitprabowo363no sih, bnr kata kk yg diatasku. ortu gen z kbnykn gen x bkn millenial. Alpha baru kbnykn ortunya millenial & gen z, krna millenial skrg jg msh byk yg blm menikah dan didluin sma gen z.
Baru kali sy yg merasa seorang ibu yg awam ngederin podcast pak helmi sangat meresapi makasih pak helmi selain jenius anda mau mendengar d tidak memotong narsum
Thanks Pak Helmy Yahya & Bu dr Elvine Gunawan. Gila sih ini daging banget isi materinya, belajar "Parenting" menjadi orang tua yang friendly bagi anak-anak kita.
Sepertinya fenomena generasi sebelumnya menilai generasi selanjutnya secara negatif adalah hal yg biasa.
Terlepas dari banyak komentar miring terhadap Gen Z, saya percaya mereka akan membawa dunia ini ke arah yg lebih baik. Mereka banyak yg cerdas namun santuy. Dua ratus tahun terakhir dunia "terlalu cepat berlari" dan banyak yg terlindas mulai dari lingkungan, manusia, tatanan sosial dan planet bumi ini sendiri. Sudah waktunya kita melakukan segalanya dengan "berjalan dan bergandengan tangan" dan pendekatan yg lebih cerdas. Btw, saya Gen Y alias Millenial.
Menurut saya gak lah....
Ada sesuatu di gen Z yang berbeda di Gen Y, Baby Boomer ato sebelumnya....
Lompatan teknologi di Gen Z terlalu gila....
Gen X,Y, Baby Boomer sama sama kalo beli barang ya harus ke warung/pasar ato kita nyamperin...
Hanya Gen Z yang hampir tidak ada manusia tanpa HP
Di Gen Z beda bro, Ada gofood, grabfood dll...
dibentuk bersama berkembangnya teknologi, tidak dipungkiri mereka pintar², tetapi mentalnya jd bermasalah, sy juga gen milenial, malah tertarik dengan gen alpha yg kritis & pintar walau masih kecil...
gen z tdk mrasa bersalah klo melanggar aturan. btul kata narasumber, mreka tdk empati. fokus mreka itu jgn sampe diri sendiri dirugikan
@@alkatrevasumsi ngaco
@@anggapratama3155konyol
seruuuu, dok Elvine sering2 muncul di podcast orang ya, materinya buat saya yg ortu 3 anak yg pada menjelang remaja perlu bgt ilmu2 begini...
Pernah ketemu sama bu dokter secara langsung tahun 2020. orangnya baiikkk banget, ramah dan asik banget ngobrolnya...sukses selalu bu dokter.
Hai psikolog di sini. Ijin menambahkan ya Pak Helmy. Terima kasih banyak untuk podcastnya!
Tetapi perlu diingat bahwa penjelasan yang disampaikan oleh dr Elvine hanya didasari pada Gen Z yang memiliki latar belakang sosial ekonomi keatas.
Perbedaan struktur sosial ekonomi tentunya perlu kajian lebih lanjut dan dibahas pada sesi lainnya ya teman teman. Sehingga tidak bisa semua saran digeneralisasikan.
Banyak rekan rekan Gen Z juga yang tangguh kok. Bisa dikonsultasikan lebih lanjut ya ke praktisi praktisi.
Selamat berjuang teman teman semua!
Underrated... setuju...
Memang Betul.. perlu dianalisa untuk kelas ekonomi ke bawah... tapi saya sbg pemilik usaha UMKM.. dan sering menerima karyawan Gen Z... dari kalangan ekonomi bawah... dan jujurnya tidak mudah mencari karyawan yang bisa bekerja padahal mereka dari kalangan ekonomi susah... tapi sayangnya mereka punya mindset pengennya gaya hidup mewah seperti yg mereka lihat di sosial media. akhirnya karyawan kelas bawah ini ujung2nya suka mencuri dan suka minjam duit dgn karyawan lain. kemudian kerja malas2an dan tidak sampai 1 tahun akhirnya berhenti kerja... karena gaji2nya katanya gak cukup....
Setuju..
@@SpektrumAltEnergy benar kak, untuk setiap latar belakang menghasilkan perilaku yg berbeda beda...sehingga mengatasinya pun berbeda beda. selamat berproses ya kak 🙏 sukses terus usahanya
setuju anak gen z ekonomi sulit gaya elit bnyk cth di masyrakat sy, apalgi kerja ingin gaji gede dan suka pindah2, inginnya santai,pas kerja free wifi gratisan main game😢@@SpektrumAltEnergy
Menarik: kadang kita harus izinin anak gagal. Setuju karena dengan ini anak belajar kalo segala sesuatu ada konsekuensi nya.
Ya Allah terimakasih Bang Helmy SDH undang narasumber yg mumpuni...gini terwakili kegalauan ibu2 yg punya anak generasi Z dan Alpha.... semoga sehabis liat konten ini saya sebagai orang tua bisa lebih pandai berkomunikasi dengan anak 2.... supaya tersampaikan value nya...kena di hati mereka bahwa hidup ini butuh proses untuk menjadi versi terbaik dan bisa berempati dengan keluarga dan sekitarnya amin
pembahasannya EPIC banget... bapa ibu guru dan orang tua bisa belajar banyak dari pembahasan ini
Dr.nya enak.. lucu.. egk ngebosenin.. edukatif dan sesuai realita... salam buat Dr. Elvine
Seneng kl dr. Elvine bicara mudah si mengerti bahasanya, tdk membosankn, sgt mengedukasi
validasi itu pengakuan yang anak butuhin buat ngerasa berharga dan dicintai.
Betul, kebanyakan anak yang dekat dengan orang tuanya akan lebih jarang pacaran. Kasihan banyak anak perempuan yang pacaran sembarangan gara-gara nggak ada sosok ayah, alhamdulillah sudah pernah lihat kasus begitu di UTM. Semoga banyak calon orang tua belajar tentang parenting, kurikulum sma perlu itu.
Iya juga sih, saya Deket sama ortu saya, jadi slalu merasa ga perlu yang namanya pacara😂
Lah? Gw kaga deket tuh sama ortu, gw sendiri juga kaga pernah pacaran. Ini tuh tentang prinsip dan mindset diri masing-masing, bukan karena deket ortu atau engga nya. Masih banyak juga tuh yg deket ortu tapi malah pacaran.
Karena di Indonesia, nikah itu dianggap ibadah, bukan dianggap tanggungjawab. Di Indonesia orang tidak bertanggungjawab wajar beranak banyak karena anak dianggap rejeki. Sekiranya setiap anak dianggap tanggungjawab dan aset besar maka akan sangat jarang terjadi anak terbengkalai oleh orangtuanya, bakal jarang terjadi anak dibawa ngemis, jarang terjadi nikah muda, akan jarang terjadi kehamilan remaja. Karena orangtuanya mau gak mau menyisihkan waktu setiap hari buat mengkader anak2 supaya fokus jadi orang berkualitas, bukan jadi orang agama.
Kalo nikah gak sekedar dianggap ibadah agama, maka ayah dan ibu gak akan enteng nyuruh anak yg baru lulus kuliah buat nikah, tapi harus berkontribusi dulu ke masyarakat dan keluarga, dan seorang pria gak akan enteng meninggalkan anak2nya untuk alasan yg egois. Masalahnya di Indonesia agama selalu jadi alasan untuk menghindari tanggungjawab.
@j.rosadahlia3960 betul sekali, sesat pikir yang terus diturunkan
@@j.rosadahlia3960terutama Agama yg itu... ya mbak ya 😂
ngapain pusing-pusing, di indonesia sudah ada contoh besar, seorang presiden carikan pekerjaan untuk Anak-Anak dan Menantunya... itulah negeri antah berantah 62
Sy ortu milenial, pny anak gen alpa, sy tanamkan retorika ke anak:
- mmg dengan marah masalahmu akan selesai?
- mmg dg nangis apa yg km inginkan akan datang?
- lakukan sesuatu, hilangkan buang2 waktu, solusi d cari
- jika ada masalah dg teman, lihat secara kronologis, sebab asal muasalnya bgmn
- jika ada teman yg red flag, sy kasi tau, apa yg dilakukan tmn nya itu manipulatif, jgn mudah terpengaruh.
Selain itu sy ajarkan sejak dini kemandirian, merapihkan mainan, menyiapkan buku buat sekolah bsok, dll
Iya.. sama saya juga bgitu k anak. Sperti ortu saya mendidik gitu..
Keren
'menyiapkan buku buat sekolah bsok' ngomongnya sambil berbusa tiap hari
Ini disebut sbg coaching
Sama...malah saya yang dikomentarin ibu yang sok perfect..padahal saya menyiapkan sosok anak saya bisa menghadapi tantangan di masa depan
Itulah pentingnya suka membaca..bnyk insight2 baru yg kita dpt dan belajar hal2 baru yg blm ornh kita tahu atau dapat
enak banget denger orang nyablak begini tapi isinya luar biasa :)
*menyimak perbincangan Om Helmy dgn Dokter Elvie membuat saya ingin menangis, relate dgn hidup yg saya jalani skrg, sungguh berat dengan kompleksitas, terutama masalah sakit kejiwaan dari 2 generasi di atas saya, saya menderita problem mental yg sangat kompleks, depresi, panik attack, psikosomatik, yg mungkin memang sejak saya di kandungan ibu saya alami stress berat akibat tekanan dari alm.bapak saya, skrg saya sedang terseok seok dalam perjuangan utk sembuh dan Pulih, kiranya Keajaiban ilahi Menolong saya utk Sehat, dan berhasil secara utuh*
Saya punya dua anak (Gen Z dan Gen Alpha) sampai detik ini pun saya masih tetap belajar terus menerus untuk memahami mereka, karena dua-duanya sangat berbeda secara karakter, kalau ada masalah lebih pentingin komunikasi dua arah & selalu abisin waktu makan bareng (minimal dinner bareng sambil ngobrol2 kegiatan sehari-hari).
setelah gen alPHa apa ya
Keren sekali pembahasannya... tumben saya nonton talk show tanpa skip... Ilmunya nampar banget buat saya sebagai ibu.
MIND BLOWING BGT N SANGAT MENGINSPIRASI KITA SEMUA.. THANKS BANG HELMI,dr.EVELIN...❤❤
anaknya gemesin banget sih bu. seneng banget denger anak-anak bisa berargumen kayak gt. jadi bisa berdiskusi panjang lebar terkait apapun.
Bwtul sekali ini hal² yg disebutkan oleh Dr Evlyne, terimakasih Pak Helmy sudah mengundang beliau, sangat banyak sekali hal² yg bermanfaat dan sebagai pembelajaran terutama buat saya 🙏
Puji Tuhan..kalau saya bilang ke anak" saya..bekerja yang terutama memberi yang terbaik untuk Tuhan...jangan melihat uang..kalau memberi yang terbaik berkat akan mengikuti..berapapun yang kita dpt harus tetap bersyukur 😊
😭😭
Mau komen apalagi semua sudah dijabarkan... hanya pesan jangan tinggalkan anak² kita dalam keadaan terpuruk dan jangan lupa pembekalan agama dan penerapannya....
Menit 39:35
Dalam al-Qur'an tertulis:
Berbuat baiklah kepada kedua orangtua. (Surah Luqman ayat 12).
Bukan hanya kepada ibu saja.
Tetapi, mengapa ada hadits yang lebih mengutamakan bakti kepada ibu? Itu bukan berarti mengabaikan bakti kepada ayah. Karena jelas dalam al-Qur'an diperintahkan utk bakti kpd KEDUA ORANGTUA.
Ulama sepakat, mengenai hadits bahwa bakti kepada ibu lebih dulu disebut sampai diulang 3x, karena Alloh memberikan tugas yang amat sangat berat kpd seorang ibu : mengandung, melahirkan, menyusui. Yang 3 tugas tersebut, sama sekali bukan tugas yang ringan. Mengorbankan fisik, emosi, bahkan nyawa ibu sendiri.
Nah, jika surga anak ada di telapak kaki ibunya, maka surga istri ada di telapak kaki suaminya, karena ridho Alloh ada pada keridhoan suami.
Pada akhirnya, jika semua menjalankan peran sesuai arahan Sang Pencipta, akan terjadi harmonisasi dalam keluarga. Karena syariat Islam diturunkan untuk menciptakan kedamaian.
Allohu a'lam.
Apa wujud berbakti tsb?
Bagaimana jk kondisinya, selepas dr ke 3 tugas td diabaikan?. Perannya menjadi tdk lazim krn masing2 memiliki kecenderungan NPD otoriter, dg ketidakmampuan serta sikap destruktif lainnya, sehingga anak tdk mendapatkan hak nya dlm keluarga. Sperti cinta kasih, pendidikan, rasa aman, perlindungan dsb.
Jk si anak memutuskan untuk melepaskan diri dr jeratan tsb. Apakah si anak menjadi golongan durhaka hanya krn mendambakan kebebasannya dlm keluarga yg sakit tsb?
@@rio-bf9dhWujud berbakti itu sebetulnya sudah dijelaskan dalam agama Islam.
Berkata yg baik, mendoakan, merawat orang tua, dsb selama dg catatan apa yg diminta orang tua itu nggak menyalahi norma agama, atau norma2 lain yg penting.
Misal klo orang tua mu nyuruh adek kita yg masih di bawah umur utk bawa mobil, ya kita wajib kasih tw dengan baik mengenai aturan dan apa dampakny jika dilanggar.
@@rio-bf9dhjika memang ada penelantaran anak, kekerasan verbal, non verbal..
Tentu saja si anak harus diselamatkan, hak orang tua thd anak bs putus)
Namun demikian, (menurut saya kewajiban itu tetap melekat)
, jika suatu saat orang tua yang bermasalah memang tulus mw berubah, dan ada keikhlasan dari si anak. Maka keikhlasan itu akan menjadi sebaik-baik obat bagi luka yang ada..
@@gayug4842 sangat sulit menyatukan kejelasan pd tolok ukur kebenaran yg diyakini pd ilmu psikologi, dg keyakinan abstrak pd ilmu agama.
dlm ilmu psikologi menjelaskan bahwa para perilaku NPD mustahil bisa berubah. dlm agama meyakini ttg kemungkinan seseorang bisa berubah.
layaknya pd kasus lain seperti perceraian. dlm agama tdk mengharamkan perceraian, namun membencinya. mengingat, seolah kebutuhan akan hak individu yg berperan sbg korban tdk boleh diprioritaskan dg embel2 tanggungjawab dan kebaikan kpd org lain. padahal sangat mampu mempengaruhi kesadaran, kewarasan dan kesehatan.
pd kasus ortu dan anak yg saya maksut diatas jg demikian. tujuan dr dipertahankan adl jg demi mrngurangi intensitas "kejahatan" yg diterima. namun jg tdk memiliki kemampuan untuk melepaskan diri. krn sejak awal sampai akhir tdk memungkinkan si korban memilikinya. abuse totalitas dr berbagai sudut, waktu + tenaga + finansial + dsb. kekerasan verbal puluhan tahun. sepertinya gambaran tinggal dipanti asuhan lebih aman dr pada dlm keluarga disfungsional. bukankah keparahan dampak jg dipengarungi seberapa banyak hal yg rusak dlm keluarga tsb? jk seumur hidup si anak mendambakan bebas dr perasaan tersiksa dlm keluarganya. apakah itu akan tetap jd bagian dr kedurhakaan, jk untuk menyelamatkan diri pun mustahil.
Kalo orangtuanya gak bener gimanaa
narasumbernya pribadinya menyenangkan ya, salut bs ngomong terus gk berenti2, di bandingkan aku yg kalo di luar diem aja, jd pendengar😃
Asik banget dengerin dokter Elvine yang ngomongnya blak2an dgn logat sunda-nya. Konten yang sangat penting & edukatif terutama terkait Gen Z dan parenting.
Mantap ilmu nya....
Buat dr. Evelyn..sering sering dong kami kami dibagi ilmu dan pengalamannya.
Pasti ada banyak peristiwa yg dialami keluarga² di Indonesia bisa jadi pembelajaran satu dengan yang lainya.
Apalagi gaya bertutur nya yang asik, semua pesan moral nya ngena banget ke kami.... tanpa bermaksud menggurui.
Terima kasih ilmu nya dokter Evelyn...
Beliau punya podcast dan ada IG nya juga sering live
@@ayukurniasih751 terima kasih info nya....
MasyaAllah, dr awal sampai menit ke 50-an akhirrnya ga sabar juga untuk komen.
Terimakasih bu dokter yg bisa seenak ini pembicaraan krn punya jam terbang yg ga usah ditanya lagi dan pemahaman dgn lingkungan sekitar sehingga apa yg dikemukakan adalah benar ttg hidup adalah sesuatu yg tdk akan pernah bisa habis untuk bisa dipelajari.
Bersikap rendah hati adalah bongkahan emas dalam lumpur yg akan bersinar saat terus dibersihakan dgn tetesan ketulusan hati.
Semangat dan sehat selalu bu dr dan pa Helmy 😊
Salut buat dr. Elvine Gunawan ... thanks sharenya .. ini sangat penting dok ... dan thanks buat Uda Emi yg membuat podcast ini ... sehat selalu buat semuanya
daging semua penjelasan dan ilmu dari dr. Elvine, banyak belajar dari video ini sebagai orang tua, terima kasih pak helmy dan dr Elvine atas ilmu mahalnya
geunah pisan... sejam ngga terasa nyimak si teteh nci yang nyamblak, cerdas dan wawasannya luar binasa.... pokonamah Bandung kudu waras!
Suka banget sama cara penyampaian materi nya sangat enjoy dan ga terlalu bikin mikir kritis, bisa dicerna pikiran dengan gampang dan cenderung membebaskan opini, mau kita setuju atau ga setuju dan justru dibutuhkan anak muda zaman sekarang adalah isi dari pembicaraan ini, bukan malah ngeklaim diri sendiri dan bagaimana mereka diperlakukan dunia. Disini banyak banget poin" dimana penyebab adanya mental baru anak zaman sekarang yang merupakan akar dari kebanyakan masalah mental dan kesalahan cara berpikir generasi sekarang yang mana kalau sudah tau masalahnya kita bisa ngambil tindakan buat mengatasinya. Terimakash atas videonya sangat bermanfaat pak helmy
"Makin Tua... makin Sukses... makin merasa kesepian.."
Demikian rangkuman obrolan ini by Helmy Yahya...😊
Mau punya anak 1.... Atau anak 13 ... Kalo kelak masa tua datang, Ternyata sama aja closingnya...... KESEPIAN ...
😂😂😂😂😂😂
jaga passion agar jangan sampai pudar,,,hiking, berkebun, melukis, main musik, traveling dll,..selalu berusaha cari teman baru
Jangan lupa...siapan dana pensiun...karena anak uda sibuk masing2
Pembicaraannya daging smuaa,, kerenn🔥hal2 gini layak dipertontonkan, mengedukasi bangettt😌
Halo Pak Helmy, mengimbangi informasi Bapak perihal peran laki2 di agama Bapak yang juga agama saya, di Quran ada surat Luqman yang isinya bagaimana seorang Bapak (Luqman) mendidik anaknya yang diabadaikan jadi satu surat sendiri. Jadi agama kita tidak mendiskreditkan peran ayah walau dalam hadits ibu disebut 3x baru ayah. Apapun itu terima kasih pak podcastnya bagus banget bagi saya orang tua muda under 30. Ditunggu konten2 parenting selanjutnya.
ijin menambahkan pa, di quran juga ada kisah nabi ibrahim sebagai ayah yg demokratis, yang selalu berdiskusi dengan nabi ismail mengenai tugas2 dari Allah
Ikut menambahkan. Peran pria sudah terlalu besar baik dalam keluarga maupun dunia sosial, sebagai pencari nafkah, sebagai pemimpin keluarga, pendidik anak yang utama dimana semua dosa istri dan anak, dia akan ikut bertanggungjawab di akhirat. Bahkan para Nabi dan Rasul semuanya pria. Apalagi Arab zaman dulu menganut patriarkis dan anak perempuan bahkan menjadi aib dan dibunuh saat baru lahir. Hadist perihal ibu ini jadi seperti "mengimbangi" dan menyadarkan bahwa ibu, perempuan sama terhormat dan penting perannya dengan pria. Bukan untuk meninggikan seorang ibu dan menyampingkan peran ayah.
suka banget denger dr Elvine ini...blak-blakan ngomong campur bahasa sunda...
Cara bicara ibu ini serasa obrolan santai tapi sangat berbobot ilmu nya ..
perkembangan teknologi e.g. medsos dan internet membuat mindset gen z menjadi serba instan dan mementingkan diri sendiri (menganggap diri sebagai pusat perhatian), tapi bad parenting juga turut andil dalam rendahnya kualitas gen z (itupun kalau memang benar demikian) dimana salah satunya ortu seringkali membiarkan anak sejak kecil sendirian dengan gadgetnya karena sudah capek kerja dll shg tidak mau diganggu..sehingga pesan terakhir ttg pentingnya good parenting sangatlah tepat.
kalo boleh usul ke ortu2 diluar sana, usahakan agar anak yang sedang kuliah juga bekerja paruh waktu atau muiai bisnis kecil2an, ada kesadaran dini mengenai susahnya nyari duit ...
thank you untuk semua pencerahannya dr. elvine dan bung helmy.
sekolah tidak menumbuhkan kecerdasan emosi...hanya menekankan kecerdasan otak..
Sekolah sekarang mandul,takut dikriminalkan
memang harus segera ada upaya menyeimbangkan pendidikan EQ dan IQ dalam kurikulum sekolah, terlalu berat ke IQ
Disitulah peran orang tua. Sekolah seharusnya hanya dipandang sebagai support sistem saja bagi sebuah keluarga. Kendali penuh tetap ada pada kedua orangtuanya.
Jangan cuma berharap pihak sekolah yang mendidik anak², peran ortu di rumah juga penting, Sekolah bukan Bengkel atau Rumah sakit
Alhamdulillah. Terimakasih Pak Helmy, dr. Elvine. "Pesannya" berlaku untuk semua generasi.
Media sosial luar biasa Doktrinnya buat generasi saat ini..
menit 37:23 mas helmy ngusap air mata. benar memang waktu itu sangat berharga, dan gak bisa dibeli oleh apapun, tumbuh kembang anak sangat cepet, jadi belajar jga nnti kelak harus lebih pinter persoalan begini
ini karena keberhasilan pendidikan indonesia dan invansi social media seperti tiktok instagram yang tanpa kontrol telah menyumbang kecerdasan bangsa, kecerdasan anak indonesia sangat meningkat lebih tinggi iqnya dari pada kucing dan ikan
Di tambah kurikulum zonk nadiem mereka makin pintar tanpa tindakan, yg penting merdeka😂
Terimakasih om Helmy Yahya, episode ini bagus sekali utk orang tua. Memang jadi ortu kan tdk ada sekolahnya ya.. Sy pernah dengar ttg Delayed Gratification , (menunda penghargaan atas aksi yg kita buat) yg ini nanti berhubungan dng pengaturan emosi. Sayangnya.. Dng adanya social media, delayed gratification menjadi tidak ada >> post terus dapat like, gak dapat like lalu bete. Dan ini yg menyebabkan gen.muda jadi impulsif dan kurang bisa meregulasi emosi. 🙏🏼
Makasih banget loh udah ngundang dokter Elvine Gunawan. Keren banget. Baru kali ini nonton RUclipsnya Helmi Yahya Ampe abis
suka banget denger logat Sunda-nya dr. Elvine & bener2 materinya relate.
Channel yg bermutu. Terima kasih Pak Helmy Yahya.
Harap diingat bahwa setiap perpindahan generasi pasti generasi selanjutnya lebih hebat dari generasi sebelum nya karena otak manusia terus berevolusi baik dari sisi sumber makanan yang diterima maupun pengetahuannya
hiyaayaa..yaayaa..yayaayaya...otak berevolusi? jadi lebih hebat? cuma dengan asupan makanan dan pengetahuan?
Wow!! Emejiiing...Anda pandai menghayal, kawan.
@@karaokengehits tidak ada menghayal,hasil kemajuan manusia pada hari ini dalam peradaban manusia karena evolusi otak manusia,anda tetap lebih pintar dari pada generasi sebelumnya
@@erwinsonnynasution8974lebih hebat dalam hal wawasan, tapi tidak dalam hal Kebijaksanaan dan Emosional, anda Lupa di spektrum Manusia ada yang namanya IQ dan EQ
Nampar banget podcast ini.. Akan selalu jadi bekal parenting buat kedepan hari dari edukasi yg didapat disini
Mungkin G Z di kota2 ya, Alhamdulillah kantor saya ada di kabupaten X, saya merekrut gen z yg sangat berpotensi, pekerja keras, telaten dan bisa membuat senior2 nya merasa tersaingi.
Emg lingkungan berpengaruh besar bro. Bocah2 kota smua d permudah dgn teknologi yg ada
Nah ini betul... Kota dan Kabupaten jelas beda jenis Gen Z nya.... Di kabupaten Gen Z laris manis cocok untuk iklim industri di Kabupaten / Desa, karena kalau gak kerja ya jelas jadi omongan tetangga yg tiap bulan bisa rutin lebih dr 10x acara kumpul2nya.
Recommended banget nih episode kali ini. Thanks Pak Helmi dan dr. Elvine. Sukses selalu! 👏👏👏
terimakasih terhadap podcast ini🥰
Terima kasih Pak Helmy dan Bu Dok Elvin u/ kontennya. Sangat setuju, mohon direalisasikan buat seri parenting🙏
Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad Abdika Wanabiyyika Warosulika nabiyyil ummiyyi waala Alihi wasahbihi wasallim
Terimakasih dokter, couch
Baru kenal ibu Elvine di podcast ini. Dari nada dan tekstur bicaranya, Ibu Elvine sangat humble, rendah hati, sangat style cara ngobrol ibu-ibu komplek, namun konten yang dibawakan sangat berisi dan modern. Keren..
Inti dari keseluruhan video ini kenapa GenZ punya banyak masalah dan bermasalah seperti sekarang karena juga kesalahan dari generasi sebelumnya. Dan tentang bagaimana GenZ serta generasi sebelumnya bersama-sama tahu masalah, dan cari solusi bareng-bareng.
Dan yg disalahkan lagi-lagi ke GenZ lagi. Masing beruntung banyak GenZ yg sadar akan kesalahannya dan mau "berobat". Tapi masih aja disalahin. Terus diberi label "lembek" karena dikit-dikit ke psikiater.
Generasi sebelumnya mungkin punya cara komunikasi dan cara interaksi sendiri, dan itu cocok untuk generasi sebelumnya. Tapi tiap generasi yg berbeda, lahir ke dalam dunia yg selalu berbeda, dengan masalah dunia yg berbeda, dengan kondisi lingkungan yg berbeda, maka penyelesaian masalah juga harus berbeda dari cara generasi sebelumnya. Kalian menghadapi Gen Z aja cenderung saling menyalahkan dan menuduh, terus bagaimana cara kalian menghadapi generasi Alpha yg sejak lahir sudah dengan kondisi dunia seperti sekarang ini, karena sedangkan Gen Z itu masih terpecah belah tergantung setiap kondisi lingkungannya.
Daripada saling menyalahkan, mending tanya, diskusi, kalo bisa bantu. Jangan cuman bisa tanya terus nyalahin ke orang yg lagi ada masalah.
Kalo punya wisdom/kebijaksanaan, kasih. Tapi ingat, yg membutuhkan wisdom itu manusia, dia punya hak dan kebebasan untuk menentukan pilihan hidupnya sendiri, beri wisdom bukan pendiktean.
Iya betul kadang saya bingung kenapa kok terlalu saling menyudutkan generasi? Bukannya mereka adalah hasil dari pendidikan generasi sebelumnya? Bukanya ngaca malah nyalah2in. giliran terbukti salah malah ga mau disalahin. Btw saya gen millenial ya. Suka kasihan sama gen z dan alfa yang buru2 dilebeli jelek. Padahal itu ada dilingkungan mereka. Dan akhirnya jadi mengeneralisir semua gen Z bgtu, di sebar di medsos terus akhirnya jadi framing. Kasihan banget.
maka dari itu saran terakhir dalam diskusi mengenai good parenting sangatlah tepat, tidak bisa asal menyalahkan yang lain dan menganggap hanya diri sendiri yg benar
cara berfikir sentiasa cuba menyalahkan pihak lain
Saya tidak ingin Menyalahkan pihak manapun tapi harap saling menghargai, kita hargai atasan, kita hargai diri kita sendiri.
tapi, tidak perlu saling menjatuhkan sampai di angkat jadi konten kayak gini juga.
Ternyata betul Bapak Ibu, sepertinya kita perlu juga memberikan penghargaan kepada anak yang punya kelebihan pada bagaimana menjadi anak yang beradab, punya komunikasi yang baik.
-minimal s1 ipk 3.00
-usia maksimal 30 tahun
-bisa berbahasa inggris baik tulisan maupun lisan
-bisa berbahasa mandarin minimal pasif
-bisa bekerja dibawah tekanan
-bersedia bekerja overtime
-bersedia ditempatkan
-lancar menggunakan microsoft office
-pengalaman kerja 5 tahun di bidang yang sama
-mempunyai ilmu kebal
- mempunyai rasa tidak tau malu yg tinggi
-gaji 4.000.000-5.000.000
entah HRD nya yang mabok atau bos nya yang gila...saya yg 36 tahun sudah nyerah cari kerja di indonesia.syukur masih ada shopee yg bisa memberi lebih daripada jadi budak koerparat.
Nyari karyawan spek malaikat, gaji kyk budak 😅
Membaca persyaratan seperti ini saya rasa pemerintah menteri tenaga kerja harus turun tangan .Ini semua tdk masuk akal saya sering berfikir ini perusahaan mencari malaikat apa
karena yg butuh kerja banyak jadi mereka seenaknya dan mau yg terbaik 😁 kalo gak mau gaji segitu masih banyak yg mau nah kan susah.. pada lupa kali itu gaji pegawai buat beli produk2 swasta sendiri 😂giliran ekonomi nya seret salahin negara 🤣
Batasan usia itu yg parah bgt.
Klo di luar negeri cari kerja gak di liat ktp dan muka yg penting bs kerja dan ada skill.
Betul, ngemeng dari A sampai Z inti masalahnya INI haha, Pendidikan Mahal, Gaji kecil parah, jenjang karir gak jelas
Keren banget episode ini, daging banget banyak insight yang mind-blowing, salute dok pengen banget ikutan kelasnya ,
Dokter ini kan sudah duluan di podcast raditya dika, keren podcast radit❤❤
Saya sebagai orang tua yg punya anak 1 umur 6 tahun, banyak belajar dari obrolan om helmy dan dokter elvine. Thank u om dan dokter, semua pengalaman dan ilmu yg beliau punya sangat berharga untuk kita semua.
Keren gua selaku gen z relate banget sama obrolan mereka 😂👏👏
Indonesia rupanya sudah perlu punya banyak dokter kejiwaan klinis seperti Dr. Elvine yg cerdas ini. Pasti semakin banyak Gen Z, Mellenial atau bahkan Boomers yg perlu pertolongan para dokter yg cerdas, ditengah sengkarutnya masalah masa kini. Tantangan utk para dokter juga tidak ringan, harus selalu update masalah2 kejiwaan mutakhir spy tetap bisa diandalkan menjadi problem solving.
kadang saya bingung kenapa kok terlalu saling menyudutkan generasi? Bukannya mereka adalah hasil dari pendidikan generasi sebelumnya? Bukanya ngaca malah nyalah2in. giliran terbukti salah malah ga mau disalahin. Btw saya gen millenial ya. Suka kasihan sama gen z dan alfa yang buru2 dilebeli jelek. Padahal itu ada dilingkungan mereka. Dan akhirnya jadi mengeneralisir semua gen Z bgtu, di sebar di medsos terus akhirnya jadi framing. Kasihan banget. Skrg kita fokus aja sama solusi yuk gimana mejadi pendidik yang siap mendidik generasi selanjutnya lbh beradab, berakhalq baik dan cerdas
Karena kasusnya bukan satu dua saja...udah buanyak sekali yg mengeluh bro sama genZ ini termasuk saya yg punya pengalaman pahit sama genZ. Kalau sama generasi yg lain malah tidak pernah bermasalah.
@@Tukangbedil7799 Kalau saya sebagai milenial malah terbalik. Di kantor saya, generasi yang lebih tua yang paling resisten dengan perubahan dan adaptasi sistem kerja dan masih berpegang teguh pada toxic hierarki, ABS (Asal Bapak Senang), sulit mendengarkan. Saya malah lebih mudah komunikasi dengan Gen Z yang pas memang punya komitmen lebih baik.
@@zitronentee Pandangan saya yang seorang milenial sama. Saya melihat di lingkungan profesional, banyak yang tua justru pandangannya (maaf) lebih tertutup, tidak objektif, dan keras kepala. Mereka cenderung tidak bisa dikritik dan tidak mau mendengarkan saran dari yang lebih muda, argumennya selalu berakhir di "kamu anak kecil tau apa."
Contoh dulu saya kerja di advertising besar, yang muda ada lebih dari 10 proyek sukses setiap bulannya, lebih dari 100 per tahun. Tapi art director cuma berhasil tembusin satu proyek dalam setahun, karena memang selera desainnya kurang bagus. Bos-bos saya suka dengan art director ini hanya karena lulusan luar negeri, dan mereka selalu membandingkan dengan merendahkan pegawai lain. Bagi mereka, lulusan luar negeri itu seperti dewa. Birokrasinya jadi sering muter ditempat karena yang diatas nggak ngerti.
Semua komplain dan kritik nggak didengarkan, akhirnya yang pada punya skill, resign serentak, tersisa mereka mereka yang tua dan yang nggak kompeten. Nggak sampai 2 tahun kemudian, perusahaan itu bangkrut. 🤣
Saya tidak ingin Menyalahkan pihak manapun tapi harap saling menghargai, kita hargai atasan, kita hargai diri kita sendiri.
tapi, tidak perlu saling menjatuhkan sampai di angkat jadi konten kayak gini juga.
betul, baik buruknya sebuah generasi adalah produk dari generasi sebelumnya,
Seneng banget dengerin ini.... Relate, terutama saya di waktu 5 tahun lalu... Memang saat itu bener2 setir bapak kerasa banget... Maunya saya bisa semuanya, punya banyak pilihan... Tapi saya sebenernya udh paham banget saya mau kemana... Akhirnya terpecah belah karena harus mengikuti kemauan sang raja di rumah...
Sedihnya, selama 5 tahun stressnya bukan main, demi bisa ngikutin apa yg dimau raja dirumah.... Bahkan sampai saat ini masih berbekas... Walaupun Sang Raja sudah meninggal, masih kerasa dan akhirnya saya kalau mau apa2 susah memutuskan sendiri... Goal? Susah didapat.... Karena udh ketimbun... Wkwkwk...
Kalau saya berkeluarga besok, saya setuju banget sama diskusi ini....... 🥲🥲🥲
FAKTA Berbicara, namun Gen Z, Tidak hanya di Indonesia yang mempunyai pikiran seperti itu, juga di negara-negara lain...
Keren banget Pak Kontennya, undang juga ibu fauziah Zulfitri Pak yang bakal nyambung dengan gimana kita hadapi gen Z... beliau sangat bersinar di INDONESIA TIMUR dan sering ke corporate juga berikan motivasi dan materi, beliau sangat inspiratif Pak 😇🙏
Otak kaya diaduk2 dengerin ilmu dari anda berdua. Miris campur sedih kalo denger kata SUKSES, memang ada harga yang harus dibayar dengan yang namanya SUKSES. Terimakasih bapak ibu...
Klo sukses ukurannya kaya, sepertinya harus, Krn klo miskin hidup serba sulit dan berbahaya
Masyaallah, topik pembicaraannya bener² daging suka bangett
1. Emak Bapaknya ga tahu peran orang tua. Tahunya cuma kerja dan main HP.
2. Anakmya dididik oleh gadget dan medsos. Pengetahuannya banyak untuk informasimga penting.
3. Anak tahunya instan, mau kaya raya tanpa kerja keras. Cukup bikin heboh jagat maya dapat cuan.
Kalian2 anak gen Z, bertobatlah. Lepas generasi tua habis, kalau tak bijak, kalian saling bunuh hanya untuk sepotong roti, karena ga tahu gimana bikin rotinya.
Konten ini sangat bermanfaat sekali. Tontonan ini merupakan investasi untuk seoarang ayh dan ibu akan cara mengasuh anak.. agar masa depan tetap harmonis antara orgtua dan anak di masa depan
Budaya play victim & FOMO sih yg gw gk suka di Gen Z. Imo, sbnrny bukan exclusive Gen Z, di setiap generasi ada. Hanya saja Gen Z dan Gen Alpha yang paling rajin akses sosmed. Semua isi sosmed diikuti asalkan populer meskipun gk berbobot dan self--destructive. Katanya Gen Z itu generasi cerdas, tapi memilah isi konten di sosmed aja gk bisa
genZ terlalu Bu dax tekhnologi tapi terlalu lupa dunia nyata
Contoh nya nih punya tetangga... Mau minta daun salam aja mesti pake lewat wa... Padahal rumah berdampingan... Padahal cuma daun salam... Kenapa ga keluar aja kalo males nunggu yg punya rumah keluar teriak aja dari depan minta daun salam.... Sampe wa nunggu di bales...mana aku ga 24 jam pegang hp...minta pagi...sore baru pegang HP... Salah sendiri ga mau keluar 😅😅
@@zee.puspasari Mungkin ada trauma namanya insecure/ anxiety, maslaah psikologi masih rame dibicarakan.
Luar biasa, talk show yg sangat banyak muatannya… terima kasih Bung Helmy Yahya dan dr Elvine
Gen Z, seperti generasi lainnya, memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelemahan yang sering dikaitkan dengan Gen Z adalah:
1. *Ketergantungan pada Teknologi*: Gen Z tumbuh dengan teknologi dan internet, sehingga mereka cenderung sangat bergantung pada perangkat digital.
2. *Kurangnya Keterampilan Sosial Tatap Muka*: Karena banyak interaksi dilakukan secara online, beberapa anggota Gen Z mungkin kurang terampil dalam komunikasi tatap muka.
3. *Rentan terhadap Stres dan Kecemasan*: Tekanan sosial media dan tuntutan akademis atau pekerjaan dapat menyebabkan tingkat stres dan kecemasan yang tinggi.
4. *Kurangnya Pengalaman Kerja*: Sebagai generasi yang lebih muda, mereka mungkin belum memiliki banyak pengalaman kerja dibandingkan generasi sebelumnya.
5. *Perhatian yang Pendek*: Terbiasa dengan informasi yang cepat dan singkat, mereka mungkin memiliki rentang perhatian yang lebih pendek.
Makasih yaa, obrolan ini buka mata saya, disini ga menyudutkan 1 pihak, ada 2 pov sebagai anak dan sebagai orang tua
Saya mendidik anak saya, tarik ulur ,kdg dengan metode VOC kdg dgn metode lemah lembut..anak saya 3 cowok semua ,semua harus punya basic yg kuat ,basic agama juga faktor penting ,etika, attitude,adab sangat penting
Ini bagus banget materi talkshow nya, terlepas org lain mau ngomong apa, tapi ini fakta besar yg saya hadapi dala menghadapi anak sendiri, sungguh
Kurang tepat tentang Gen Z itu demografi sosial orang USA, lebih tepatnya generasi Indonesia yang lahir setelah reformasi 1998...
Hahhhhh ini bagus banget podcast-nya!!!!! Daging banget! Ini SEMUA ORANG harus nonton sih
Siswa dan Siswi SD di Indonesia kurang waktu main, sejak ada sekolah full day 😊
Tapi gimana klo g sekolah full day meanwhile lingkungan main y dpenuhi dg "mabar sambil ngerokok, marah2 sambil berbicara kasar".
Assalamu'alaikum Pak Helmy Yahya.. Saya adalah penggemar Bapak.Terima kasih atas podcast nya bersama dr. Elvine sp.KJ yang membuat saya merasa durasi 1 jam terasa sebentar. Isi pembicarannya sangat menginspirasi sekali mulai dari karakter gen Z saat ini dan sekilas parenting untuk kami yang nantinya akan menjadi orang tua. Sekiranya bolehkah Pak diundang kembali dr. Elvine sp. KJ untuk bincang-bincang edukatif ini ? Terima kasih banyak Pak Helmy. semoga sehat, sukses dan mengispirasi kami selalu.
Ini betul2 sangat bener banget!!! Fenomena ini bukan hanya ttg gen z, tapi sudah dimulai sejak gen milenial. Rata2 berciri2 mager, lazy, lemot, no idea, no spirit, pengumpat, pengeluh, pikiran halu, berasa kaya, penuh problem.
Ga semua ,
Dan TDK bisa d ajak disiplin
Sekali di ajak disiplin D kira di intimidasi susah serba salah pusingggg
sebagai milenial gw merasa tertampar si
@@inanur5906betul..gen.z..lemah
@@inanur5906dr pakaiannya saja gen z korea kekoreaan gak bisa di ajak lari cepat😅..apalagi ke sawah
Wah keren banget bahasannya.. baru ini sy dengar bahasan soal gen z yg bahas why mreka scr karakter seperti itu.. thank you.. jd ilmu baru buat kami dikantor.
15:28, hormat ke senior
Ini poin yg sedang saya rasakan saat ini.
Saya milenial yg sedang bekerja di sebuah perusahaan asing, masih banyak hal2 yg bisa saya pelajari dan bertumbuh di tempat ini.
Sebulan lalu, muncul 1 anak baru genZ, memiliki jobdesc yg krg lbh sama dgn saya. Okay dia lulusan kampus luar dan bahasa asingnya lebih bagus dari saya.
Setiap saya public speaking, seringkali dia memotong pembicaraan saya. Tidak satu dua kali, namun dia sudah berani take over apa yg saya kerjakan saat public speaking.
Saya awalnya respek ke dia walau usianya lbh muda. Namun sepertinya dia merasa di atas awan, sehingga tidak tahu tempat dan tidak menghargai balik, terlebih saya senior dia dalam segi pekerjaan, dan umur.
ADAB, lebih penting dibandingkan ilmu.
Sepintar apapun dan sebagus apapun kampus dan negara yg pernah Anda pijak, Anda tidak akan terlihat lebih hebat apabila Anda tidak memiliki tatakrama
Sikat aja pak jangan kasih ampun 😂
saya juga bekerja di perusahaan asing dan memang benar gen z lebih fasih bahasa inggris, ngga perlu kul di LN, dari konsumsi youtube sejak kecil saja ngmongnya sudah spt native speaker dan vocab nya luas. Tp terlepas dari tata krama mereka, kita sbg senior juga perlu memperbaiki diri kalau ada kekurangan. Misal kurang fasih di bhs asing mungkin perlu belajar kembali, ambil kursus atau spt itu.
@@denyk142 ya memang betul, tidak menyalahkan ke satu pihak saja
Masing2 perlu evaluasi
Hanya di luar itu tatakrama jg penting dipelajari dan yg paling utama, ini jg tidak berlaku utk yg lebih muda, tp perlakuan yg lbh tua ke yg muda jg berlaku. In general
Tata krama,adab,etika itu pondasi dasar tp sayang gen z jauh dr itu ,mati empathy nya dan merasa wow lupa siapa dirinya dan lupa berpijak
@@intanpramuditha7819 mgkn kRena peran generasi sebelumnya jg yg krg mengajarkan dan memberi contoh 🙏
Semoga bisa menjadi evaluasi dan pembelajaran apapun generasinya
Pembicaraan yang bagus untuk didengar, membantu menginspirasi untuk melihat dari beberapa perspektif, berdasarkan fakta empiris yang disampaikan narasumber, semoga bisa menjadi bahan refleksi dan proyeksi baik bagi generasi X, Y maupun Z.... perhatian penting nih bagi pendidikan dan negara 😁👌
bener banget, Gen Z memang lebih cerdas tp etikanya kurang, motivasi bekerja kurang, dedikasinya kurang, semoga masih ada harapan generasi selanjutnya
Entah kenapa podcast ini jadi kayak menjawab kegelisahan selama ini. Daging semua mah isinya ini, kalaupun ada tulangnya, bisa dimakan pula soalnya udah presto. Terima kasih Pak Helmy udah ngundang dr. Elvine 🫡
Agak salfok, tapi saya respect dr Elvine masih address “Pak” ke Pak Helmy. Ini mah udah contohin adab, walaupun situasinya non-formal / chill. Respect Bu dr! 👍🏾👍🏾👍🏾
Makasih ilmu ilmu nya sgt keren, thank i am happy 💯🌻🍁💐🌱
wuooww... mindblowing bangettt. nagih dari dr elvine, meskipun nyablak tapi itu realita sesungguhnyaa