mudah2an tdk kopongan alias kosong tanpa senjata. Utk apa beli kapal besar cuman cangkangnya saja, tapi tdk ada efek deterannya krn tdk dilengkapi persenjataanya yang mumpuni
Harus diubah - ubah konsepnya tidak seperti yang sepintas memamdang enteng sebuah selisih grade seperti contoh Su - 30 milik Malaysia yang akhirnya berbeda Qualitas dengan milik Indonesia, kapal selam Changboogo kalah kemampuan dengan Scorpene Malaysia apalagi U - 218 singapura, atau hasil hibah F - 16 dihidupkan kembali dengan perpanjangan usia dengan kemampuan yang hampir sama dengan kemampuan BVR block sebelumnya yaitu block 25 yang jauh dari kemampuan block 52 yang sebenarnya, dll. Dan konsep ini, sebuah konsep yang menyatakan Indonesia akan aman - aman saja, konsep yang memandang Indonesia adalah negara terkuat dikawasannya yang secara tak sadar akhirnya justru mendowngrade kemampuan diri sendiri telah jauh ditinggalkan oleh Indonesia yang sekarang ini yaitu menjadi konsep pertahanan yang maksimal dari situasi yang ternilai masih jauh dari kata mencukupi. Ini sedang dijalankan oleh Indonesia yang sekarang dan ini adalah arah yang sudah tepat dan benar .
Kok ngenes amat ya,, denger2 meriam utama yg tadinya 172mm di ganti 76mm, ibarat kata turun kasta,,apkah mang untuk negara2 selain anggota NATO ato sekutu NATO meriam kapal utama yg di atas 76mm tidak boleh di akuisisi ato mang dri indo yg dana nya minim,ngutang lgi
Kalau 76mm versi Strales malah lebih pas karena ada guided munition buat anti drone dan rudal. Ga ada yg lebih bagus atau lebih buruk, cuma beda peran. 127mm buat tembak target permukaan/darat, 76mm Strales buat target udara. Kalau ditanya urgensi gw bakal pilih Strales, ngapain juga pakai frigate buat bantuan tembak darat. 127mm mending ditaruh ke LPD/SSV yg emang bawa pasukan pendarat. PPA EVO yg lebih advanced pun pakai 76mm, biar ada ruang buat tambahan buat VLS menjadi 32 cell. Bisa jadi memang Indonesia nanti mau upgrade jadi PPA EVO klo dah ada duit. Downgrade itu kalau meriamnya pakai 76mm super rapid biasa ga guided. Tapi ya bukan karena apa-apa, emang sini ga ada duit aja jadi diminimalis. Spek radarnya aja ga berani Full, cuma Light+. Ga pakai, radar X band, cuma radar C band doang. Tapi apapun itu dapet PPA aja udah bagus, hampir-hampir yg dateng Maestrale bikinan 80-an lho. Gw bilang sih PPA ini bisa dilanjut sampai jumlahnya selusin, harganya masuk akal, hull punya hidrodinamis bagus, speed kenceng, pernika bagus, senjata berat bisa sampai 64 cell VLS.
@@chomuandthebunsgimana sih😂, 127 mm volcano precision ammunition. Cari tau deh. FREEM jg pake 127mm, frigate Jerman nanti jg pake 127mm. 76mm PPA ada dibelakang tu.
Sudah kuduga channel ini framming negatif terhadap akuisisi alutsista oleh indonesia 😂 Ya, Indonesia telah membeli dua unit kapal perang jenis Pattugliatore Polivalente d'Altura (PPA) dari galangan kapal Italia, Fincantieri, lengkap dengan persenjataannya. Kontrak pembelian ini, senilai 1,18 miliar euro atau sekitar Rp20,4 triliun, ditandatangani pada 28 Maret 2024. Kedua kapal ini awalnya dirancang untuk Angkatan Laut Italia dan sedang dalam tahap konstruksi serta penyelesaian di galangan kapal Fincantieri. Spesifikasi kapal mencakup panjang 143 meter, kecepatan hingga 32 knot tergantung pada konfigurasi, kapasitas 170 orang, dan daya jelajah 5.000 mil laut. Persenjataan yang disertakan meliputi sistem rudal permukaan ke udara (SAM) Aster 15 dengan peluncur vertikal DCNS Sylver A43, meriam 127 mm Vulcano, meriam 76 mm Strales, serta meriam ringan 25 mm yang dilengkapi dengan sistem pengendali tembakan RTN 10X Dardo. Selain itu, kontrak ini juga mencakup paket offset yang komprehensif, termasuk alih teknologi, konsultasi pengembangan galangan kapal, peningkatan fisik galangan, pelatihan di Italia selama enam bulan, dan pengembangan jalur pelatihan di Universitas Pertahanan. Membangun narasi negatif sih harus riset dulu y gan😂
Ngatain admin riset tapi lu gatau type kapal ppa apa yg di beli indo, type ppa yg akan dibeli itu bukan type full combat, tapi varian ffbnw kocag, kalo full combat ga mungkin dana segitu cukup buat beli kapal 2 unit, rudal, rudal sam, torpedo kemungkinan gak include yeaaah
@@Siluman_Rubah ya emang tau, dari pada orang tulisan cuma kopi paste, kan emang yg dibeli tipe light+, ngapain nyindir framing negative? Emang fakta nya ffbnw mau lu kasih spesifikasi senjata bla bla bla, yg datang ya kapal + meriam doang🤣 untuk rudal dan senjata lain yg lu sebutin, indo harus kontrak sendiri alias harus ada anggaran lagi 🤣 sekarang siapa yg sok tau
Yaelah min lu ga ada bangga sedikit Acan sama PT pal..Kapasitas produksi kapal PT PAL Indonesia (Persero) saat ini adalah 30 blok per bulan atau setara dengan dua kapal per tahun. PT PAL juga memiliki kapasitas docking sebesar 894.000 DWT per tahun, PT pal saat masih newbie soal bikin kapal perang jumbo tapi bukan berarti kedepannya gak bisa ngebut.. ya tergantung juga sama pemerintah mau buat berapa banyak..
Seriusan bandingin sama cina? Penguasaan teknologi mereka jauh lebih baik dari kita bahkan Amerika, budget militer mereka aja berkali kali lipat dari kita. Jangankan Indonesia, Amerika aja lewat kalo urusan pembuatan kapal perang. Kalo mau bandingin yah jangan sama cina lah.
@@rakhaprihandoyo4052 dimana salahnya kan Katanya niee Unit 1 taon ini dan Unit keduanya 2026 klo emang pinter kasih tau dong yg bener gimane infonya tong
Mundur jd bulan juni..tadinya kan hrsnya oktober 2024 sdh dtg tp gagal..tni perlu latihan lama biar lihai dlm pengoprasiannya,blm lagi masalqh bahasa..ppa msh mnggunakan bahasa italiano krna memang td nya buat angkatan laut italia
@@jamilroberto3535 yg bikin mahal adalah jadwal tunggu nya... Karena mendapatkan nya secara instan tidak menunggu dr nol tp peralihan dr Italia barang yg hampir jadi...
Ntar dulu min bukan ny mau belain PT PAL tapi balik lagi ke yg ngasih duit lancar gk kalo macet2 ya wajar aja kalo lama nyelesain 2 unit Seandai ny kemenhan ngasih kontrak 4 unit dan duit ny lancar target 9 thn pun sy rasa bisa di penuhi sama PT PAL kita ambil contoh LPD Makassar class yg justru lebih cepat dari target Untuk PPA jujur aja sy rada kecewa karna dari heavy Fregate murni (FREMM) turun kelas jadi OPV yg di akuin sebagai Fregate dengan kata lain Downgrade dengan alibi yg sama ibarat kaset kusut di ulang2 terus 😂😂
hull PPA itu sekelas fregat, PPA itu malah lebih fleksibel, yg penting itu isiannya china aja kapal sekelas cruiser seperti type 055 malah ada yg dibuat jadi OPV
@jagodiving karuan yg Real Fregate / destroyer di Downgrade ke OPV ketimbang OPV di jadiin Fregate Memang betul Design PPA itu fleksibel tapi dari awal mereka tidak mendesign PPA dengan Mounted Sonar yg ada pada Fregate atau Destroyer pada umum ny itu lah makanya daku bilang downgrade ✌️✌️ Lagian FREMM itu hasil kajian TNI AL yg di godok lama dan udah deal TTD kontrak (tinggal bayar DP) trus tiba2 di tengah jalan kok berubah ke PPA dengan alesan klasik kapal sudah jadi tinggal di boyong
@@yudigandol9390 lama gmn??, fremm itu barang yang tiba2 muncul loh krn kekhawatiran target MEF 3 tidak tercapai di perencanaan awal adalah penambahan 2 lagi martadinata class, tapi krn kemenhan dan PT.PAL tdk puas dengan pola kerjasama dengan DAMEN, PPL untuk 2 martadinata class dialihkan untuk pengadaan 2 hull iver huidfelt class yg skrg kita kenal dengan FMP
@@yudigandol9390 gmn mau tanda tangan kontrak Fremm??lendernya saja belum ada dan program ini memang tidak ada di perencanaan pengajuan pinjaman luar negeri Kemenkeu dan bappenas
@jokoprayogo9210 ngk nyalahin siapa² bro,,cuma dana 10 T terlalu bnyak apalagi hanya kls PPA/frigat biasa di kelas nya,,bukan yg terlalu waw atau komplit persenjataan lengkap dan perang modern
Frigate ini Kontraknya Belum Efektif,alias belum ada Pembayaran . Sama Seperti Akusisi Alutsista dari Turki,Perancis . Semua kontraknya belum ada yg Efektif . 😂
Alhamdulillah bertambah lagi Alutsista TNI 💪🇮🇩
FREMM x FDI SOLID SOLID 🔥
Bot komen 😂
Min bahas progress Frigate MP di PT Pal, info dari situs turki semua sewaco nya pasti full turkifisasi
Mdh2an fmp dibuat 6 unit
sepertinya frigate MP butuh 6 unit ... menggantikan Van speijk class..
@@dededede8319 planning awalnya malah lebih dari 6 unit.
Tapi liat aja kenyataannya gimana.
Karoseri 4.0
mudah2an tdk kopongan alias kosong tanpa senjata. Utk apa beli kapal besar cuman cangkangnya saja, tapi tdk ada efek deterannya krn tdk dilengkapi persenjataanya yang mumpuni
Harus diubah - ubah konsepnya tidak seperti yang sepintas memamdang enteng sebuah selisih grade seperti contoh Su - 30 milik Malaysia yang akhirnya berbeda Qualitas dengan milik Indonesia, kapal selam Changboogo kalah kemampuan dengan Scorpene Malaysia apalagi U - 218 singapura, atau hasil hibah F - 16 dihidupkan kembali dengan perpanjangan usia dengan kemampuan yang hampir sama dengan kemampuan BVR block sebelumnya yaitu block 25 yang jauh dari kemampuan block 52 yang sebenarnya, dll.
Dan konsep ini, sebuah konsep yang menyatakan Indonesia akan aman - aman saja, konsep yang memandang Indonesia adalah negara terkuat dikawasannya yang secara tak sadar akhirnya justru mendowngrade kemampuan diri sendiri telah jauh ditinggalkan oleh Indonesia yang sekarang ini yaitu menjadi konsep pertahanan yang maksimal dari situasi yang ternilai masih jauh dari kata mencukupi. Ini sedang dijalankan oleh Indonesia yang sekarang dan ini adalah arah yang sudah tepat dan benar .
GEMEZZZZ.kalo perlu waktu lagiii
Bahas pembelian anka yang menurut situs Indomiliter belum kontrak efektif
Hemm
Jadi begitu ceritanya. 😮
Waduh berti ppa nya tidak full combatan ya min
Selalu ketengan 😢😢😢
1 minute 1 view? bro's fell off
Harga segitu blm sm paket senjata?😮
kapal induk donk min
Beli ini aja ketengan apa lg beli kapal induk,mw di kawal pake apa😅
Buset 9 tahun buat 2 kapal?? Mirip2 tetangga sebelah yahh 😂
Kok ngenes amat ya,, denger2 meriam utama yg tadinya 172mm di ganti 76mm, ibarat kata turun kasta,,apkah mang untuk negara2 selain anggota NATO ato sekutu NATO meriam kapal utama yg di atas 76mm tidak boleh di akuisisi ato mang dri indo yg dana nya minim,ngutang lgi
Denger dimana? 😂😂😂
Tu Fatahillah class 120mm
Btw 127mm bukan 172mm😅
Inferior complex mah memang kayak gitu, always skeptis dan mengecilkan pencapaian 😂
Kalau 76mm versi Strales malah lebih pas karena ada guided munition buat anti drone dan rudal. Ga ada yg lebih bagus atau lebih buruk, cuma beda peran. 127mm buat tembak target permukaan/darat, 76mm Strales buat target udara. Kalau ditanya urgensi gw bakal pilih Strales, ngapain juga pakai frigate buat bantuan tembak darat. 127mm mending ditaruh ke LPD/SSV yg emang bawa pasukan pendarat.
PPA EVO yg lebih advanced pun pakai 76mm, biar ada ruang buat tambahan buat VLS menjadi 32 cell. Bisa jadi memang Indonesia nanti mau upgrade jadi PPA EVO klo dah ada duit.
Downgrade itu kalau meriamnya pakai 76mm super rapid biasa ga guided. Tapi ya bukan karena apa-apa, emang sini ga ada duit aja jadi diminimalis. Spek radarnya aja ga berani Full, cuma Light+. Ga pakai, radar X band, cuma radar C band doang.
Tapi apapun itu dapet PPA aja udah bagus, hampir-hampir yg dateng Maestrale bikinan 80-an lho. Gw bilang sih PPA ini bisa dilanjut sampai jumlahnya selusin, harganya masuk akal, hull punya hidrodinamis bagus, speed kenceng, pernika bagus, senjata berat bisa sampai 64 cell VLS.
@@chomuandthebunsgimana sih😂, 127 mm volcano precision ammunition.
Cari tau deh.
FREEM jg pake 127mm, frigate Jerman nanti jg pake 127mm.
76mm PPA ada dibelakang tu.
Sudah kuduga channel ini framming negatif terhadap akuisisi alutsista oleh indonesia 😂
Ya, Indonesia telah membeli dua unit kapal perang jenis Pattugliatore Polivalente d'Altura (PPA) dari galangan kapal Italia, Fincantieri, lengkap dengan persenjataannya. Kontrak pembelian ini, senilai 1,18 miliar euro atau sekitar Rp20,4 triliun, ditandatangani pada 28 Maret 2024.
Kedua kapal ini awalnya dirancang untuk Angkatan Laut Italia dan sedang dalam tahap konstruksi serta penyelesaian di galangan kapal Fincantieri. Spesifikasi kapal mencakup panjang 143 meter, kecepatan hingga 32 knot tergantung pada konfigurasi, kapasitas 170 orang, dan daya jelajah 5.000 mil laut. Persenjataan yang disertakan meliputi sistem rudal permukaan ke udara (SAM) Aster 15 dengan peluncur vertikal DCNS Sylver A43, meriam 127 mm Vulcano, meriam 76 mm Strales, serta meriam ringan 25 mm yang dilengkapi dengan sistem pengendali tembakan RTN 10X Dardo.
Selain itu, kontrak ini juga mencakup paket offset yang komprehensif, termasuk alih teknologi, konsultasi pengembangan galangan kapal, peningkatan fisik galangan, pelatihan di Italia selama enam bulan, dan pengembangan jalur pelatihan di Universitas Pertahanan.
Membangun narasi negatif sih harus riset dulu y gan😂
😂
Yakin bakal ada persenjataan nya?
Kita lihat saja nanti jika sudah sampai di Indonesia
Apakah full Armament atau FFBNW
Ngatain admin riset tapi lu gatau type kapal ppa apa yg di beli indo, type ppa yg akan dibeli itu bukan type full combat, tapi varian ffbnw kocag, kalo full combat ga mungkin dana segitu cukup buat beli kapal 2 unit, rudal, rudal sam, torpedo kemungkinan gak include yeaaah
@ItyzYunaa kocak 🤣, omong kosong apa ini?? Iyain ajalah yg paling tau.
@@Siluman_Rubah ya emang tau, dari pada orang tulisan cuma kopi paste, kan emang yg dibeli tipe light+, ngapain nyindir framing negative? Emang fakta nya ffbnw mau lu kasih spesifikasi senjata bla bla bla, yg datang ya kapal + meriam doang🤣 untuk rudal dan senjata lain yg lu sebutin, indo harus kontrak sendiri alias harus ada anggaran lagi 🤣 sekarang siapa yg sok tau
Ujung"nya gak kesampean😂
Yaelah min lu ga ada bangga sedikit Acan sama PT pal..Kapasitas produksi kapal PT PAL Indonesia (Persero) saat ini adalah 30 blok per bulan atau setara dengan dua kapal per tahun. PT PAL juga memiliki kapasitas docking sebesar 894.000 DWT per tahun, PT pal saat masih newbie soal bikin kapal perang jumbo tapi bukan berarti kedepannya gak bisa ngebut.. ya tergantung juga sama pemerintah mau buat berapa banyak..
2 kapal per tahun? Kapal apaan nelayan? 🤣ni kapal perang bos
Dateng kopong, blom termasuk rudal anti udara dan anti kapal🏃
9 tahun dri mana🤣
9 thn kemudian teknologinya sudah tertinggal
China buat kapal LHD Terbesar di dunia kurang dari 2 thn.
Indonesia buat fregat hampir 5 thn. Gmn Mau mengejar ketertinggalan yg makin juah?
Seriusan bandingin sama cina? Penguasaan teknologi mereka jauh lebih baik dari kita bahkan Amerika, budget militer mereka aja berkali kali lipat dari kita. Jangankan Indonesia, Amerika aja lewat kalo urusan pembuatan kapal perang. Kalo mau bandingin yah jangan sama cina lah.
9 tahun keburu lawan punya 3x lipat kekuatan
Lawan yang mana gan?? 😂
Katanya mundur LG ya om, gak jd juni
Salah memahami x lu
@@rakhaprihandoyo4052 dimana salahnya kan Katanya niee Unit 1 taon ini dan Unit keduanya 2026 klo emang pinter kasih tau dong yg bener gimane infonya tong
Mundur jd bulan juni..tadinya kan hrsnya oktober 2024 sdh dtg tp gagal..tni perlu latihan lama biar lihai dlm pengoprasiannya,blm lagi masalqh bahasa..ppa msh mnggunakan bahasa italiano krna memang td nya buat angkatan laut italia
@@yohanesputra7913 baca noh yang komen dibawah bedullll
hahaha kasihan tu Indodefence.. 2024 hahaha.
Kyaknya ashter 15/30 ngikut .
Sepertinya hanya aster 15 Saja..
Masih kopong padal harganya mehong
@@jamilroberto3535 yg bikin mahal adalah jadwal tunggu nya... Karena mendapatkan nya secara instan tidak menunggu dr nol tp peralihan dr Italia barang yg hampir jadi...
Ya begitulah.
Negara Peringkat 13 versi gombal fire power.
Negara besar tapi anggaran militer setara anggaran polri😂😂😅
Polri saja punya boeing 737 versi custom buat sendiri. Sementara TNI anggarannya masih dibagi utk 3 angkatan di dalamnya 😔
Lebih aneh lagi anggaran udh gede masih aja pungli 😂😂😂@@comefrets902
@comefrets902 dibagi 4, satu lagi Kemhan.
9 tahun untuk 1 kapal doang buset lama amat dah
😂😂😂
Katanya industri 4.0 tapi malah lambat
Kalah sama Naval Group 9 tahun bisa 4 kapal deh
Ntar dulu min bukan ny mau belain PT PAL tapi balik lagi ke yg ngasih duit lancar gk kalo macet2 ya wajar aja kalo lama nyelesain 2 unit
Seandai ny kemenhan ngasih kontrak 4 unit dan duit ny lancar target 9 thn pun sy rasa bisa di penuhi sama PT PAL kita ambil contoh LPD Makassar class yg justru lebih cepat dari target
Untuk PPA jujur aja sy rada kecewa karna dari heavy Fregate murni (FREMM) turun kelas jadi OPV yg di akuin sebagai Fregate dengan kata lain Downgrade dengan alibi yg sama ibarat kaset kusut di ulang2 terus 😂😂
hull PPA itu sekelas fregat, PPA itu malah lebih fleksibel, yg penting itu isiannya
china aja kapal sekelas cruiser seperti type 055 malah ada yg dibuat jadi OPV
@jagodiving karuan yg Real Fregate / destroyer di Downgrade ke OPV ketimbang OPV di jadiin Fregate
Memang betul Design PPA itu fleksibel tapi dari awal mereka tidak mendesign PPA dengan Mounted Sonar yg ada pada Fregate atau Destroyer pada umum ny itu lah makanya daku bilang downgrade ✌️✌️
Lagian FREMM itu hasil kajian TNI AL yg di godok lama dan udah deal TTD kontrak (tinggal bayar DP) trus tiba2 di tengah jalan kok berubah ke PPA dengan alesan klasik kapal sudah jadi tinggal di boyong
@@yudigandol9390 lama gmn??, fremm itu barang yang tiba2 muncul loh krn kekhawatiran target MEF 3 tidak tercapai
di perencanaan awal adalah penambahan 2 lagi martadinata class, tapi krn kemenhan dan PT.PAL tdk puas dengan pola kerjasama dengan DAMEN, PPL untuk 2 martadinata class dialihkan untuk pengadaan 2 hull iver huidfelt class yg skrg kita kenal dengan FMP
@@yudigandol9390 gmn mau tanda tangan kontrak Fremm??lendernya saja belum ada dan program ini memang tidak ada di perencanaan pengajuan pinjaman luar negeri Kemenkeu dan bappenas
@@jagodiving makasih info ny om ..
Ternyata barang Ghoib toh masih kaset kusut yg di puter2 terus 😁✌️
FFBNW bukan? heheheheh
Masih tradisi sejak thn 2000an awal tepatnya 2004 saat 4 kapal sigma kelas Diponegoro masuk dinas aktif?
Atau memang sengaja ditradisikan?
@@dieterhrabak4947 sengaja.
karena keterbatasan anggaran.
Selalu setengah".
Itulah indo😂
Lumayan ompong yaaa
Light+
Kopong lah,,mahal 10 T lagi,,tapi kopong
Nyalain Italia
Yg patut di salahin itu Indonesia kenapa beli nya versi murah dan ketengan
@jokoprayogo9210 ngk nyalahin siapa² bro,,cuma dana 10 T terlalu bnyak apalagi hanya kls PPA/frigat biasa di kelas nya,,bukan yg terlalu waw atau komplit persenjataan lengkap dan perang modern
Frigate ini Kontraknya Belum Efektif,alias belum ada Pembayaran . Sama Seperti Akusisi Alutsista dari Turki,Perancis . Semua kontraknya belum ada yg Efektif . 😂