Gpp lah punya 1 bijih destroyer buat deteren kawasan nusantara, rudalnya juga gede gede, jaraknya jauh. Daripada dulu punya destroyer gede hilang entah kemana.
@@kanali87 ya sistemnya ada di kapal itu sendiri, radar mencakup semua, kecanggihan ada dikapal itu sendiri, 1 kapal destroyer gak perlu backup2 segala, sudah ada semua, sama kaya kapal ppa thaon, sistem sudah canggih.
Klo cuma 1 unit GK masalah sih anggap saja sebagai kapal penyeimbang tapi tidak dengan kapal selamnya,alangkah baiknya jika mengambil dari eropa yg midged jg gpp klo yg medium blum mampu kita bikin dalam jumlah banyak
China soal tot mah gak perlu ditanyakan, loyal mereka Dah banyak ko penawaran tot dari China ke Indonesia seperti rudal c705 tahun 2014 lalu habis itu tot roket 2 tingkat tahun 2019 lalu
Akuisisi alutsista dari semua negara lebih baik drpd memiliki alutsista asing tp hanya boleh digunakan menurut keinginan negara penjual. Gak ada evidence secara data ilmiah dan sain bhw Indonesia melepas batas wilayah diluar UNCLOS 1982, pengamatan sampah.
Mahal jadinya kalo cman 1 unit. 1 jenis kapal kita harus menyediakan dan melatih minimal 2 set pengawak, idealnya 3 set. Belum lg tdk terintegrasi dgn sistem yg sdh ada. Entahlah, mungkin buat ngetest kuwalitasnya seperti apa.
Jangan salah Singapura sedang membuat 6 kapal dengan bobot 10.000 ton panjang 160 meter dengan 64 VLS anti udara untuk menggantikan 6 korvet victory class nya... Dan progam itu sudah berjalan hanya saja Singapura masih menutupi progam nya karena Takut dikira membuat destroyer duluan di asia tenggara takut memancing perlombaan senjata duluan..
Kalau China/Tiongkok/RRT benar-benar hendak menolong Rakyat Indonesia pasti akan memberikan kapal perang tipe 055 yang tercanggih beserta ToT-nya tanpa syarat apapun itu ...
walaupun simbolis tapi Jakarta harus memaksimalkan peluang yang ada. FFBNW aja, jangan pake sewaco mereka. Percuma kl pake "Aegis" Cina tapi gak bisa terintegrasi dengan sistem pertahanan lain dari TNI-AL yang mayoritas berkiblat Eropa. Tapi.....entah OEM Eropa mau atau tidak. Kl dari galangan CSSC, sejauh ini infonya kl tidak salah mempersilahkan untuk mengambil opsi itu
Politik paling payah itu politik appeasement, menyenangkan hati, sementara China enggak mencabut klaim mereka terhadap Natuna Utara, malah sekarang makin kuat klaimnya karena sudah ada pernyataan blunder dari Menlu-nya Prabowo. Kalau saya China, langsung saya bawa Indonesia ke pengadilan internasional, gak perlu pakai UNCLOS, cukup dengan pengakuan pemerintah Indonesia itu. 😂
Mending kalau destroyer kita buat sendiri saja.atau kerjasama dengan italia atau prancis pokok nya negara yang jauh dan tidak bersinggungan dengan Indonesia
Lebih bahaya Australia daripada China, atas dukungan Australia Timor Timur lepas, sekarang mereka mulai menargetkan Papua agar lepas dari NKRI, atas dasar itu saya setuju jika kedepannya Indonesia lebih merapat ke China, suka ataupun tidak sekarang China adalah negara penyeimbang Amerika di kawasan.
@@1ndragunawan masalah kita dengan China itu ZEE mereka mengklaim ZEE kita yang ada di Natuna bukan kepulauannya Dul dan negara kita tidak mengakui itu... Antara China dan Australia itu sama2 bahaya, China itu bahayanya lebih kepada jeratan hutang kalo Australia itu lebih kepada rongrongan akan kedaulatan NKRI, ingat kasus TimTim hampir saja mereka mengirim pesawat untuk mengebom jakarta.
Pandangan Admin konten ini terlalu ambigu bahkan JULID kepada China. Mari kita koreksi narasi bahwa China rakus wilayah dan sebagai perbandingan .... 1. apakah ada kepulauan gugusan pulau Natuna yg di duduki oleh PLA navy ? 2. bagaimana dengan hilangnya Pulau Sipadan Ligitan yang cantik ke tangan Malaysia dan lepasnya Timor Timur yg konon kaya dengan Minyak dan Gas di celah Timor ketimbang Lautan Natuna yg di klaim China, jelas nilai suatu Pulau jauh lebih besar karena ada tanahnya ketimbang hanya perairan semata. 3. bagaimana dengan Over Lapping Natuna dengan klaim Malaysia ? Ingat tumpang tindih bukan klaim China saja tapi ada Brunei dan Thailand Vietnam atas Natuna !! Admin juga menuding bahwa China mengeruk sumber alam kita itu adalah syak wasangka preseden buruk, apakah admin lupa kalo semua sumber alam negeri kita ada tatanan tahapan panjang melewati prosedur rumit baik di DPR pusat dan Daerah sebagai pemangku perundangan ?? Kita Indonesia bukan lagi hidup di era KOLONI IMPERIALISME EROPA yang mana dahulu kala mudahnya mereka memaksa para Penguasa Wilayah tunduk pada keinginan kontrak bisnis sepihak dibawah ancaman todongan laras senjata serdadu dan moncong meriam kapal ! Kita bisnis dengan perusahaan Galian Tambang Mineral China tidak ada bedanya dengan negara lain yg jauh sudah lama mengeruk alam kita sebagai pertukaran bisnis atau perdagangan komoditas alam. Lah malahan admin memburuksangkakan tudingan investasi perusahaan China sebagai pengerukan alam kita seolah olah China menguasai alam kita semena mena !!! Kagak ada investasi China sudah semaput ekonomi kita euy apalagi pas Pandemi 3 tahun. Harusnya yg ketar ketir itu perusahaan China karena resiko dia bangun SMELTER NIKEL lengkap dengan perusahaan galian lalu pemrosesan yg rumit plus infrastruktur lain bangun pembangkitan listrik tenaga batu bara dan hydropower membutuhkan biaya yg besar dan itu hutang Bank sindikasi para pemodal atau perusahaan joint venture dunia bahkan bank lokal kita. Bisa anda bayangkan efek domino mata rantai ekonomi dari adanya perusahaan Nikel China kan ??? Kita punya pendapatan dari Nikel ketimbang mati stagnan ekonomi kita sementara rakyat butuh makan !!! China juga sama dulu dia miskin dia buka investasi asing besar besaran keruk perut bumi China dan jangan tanya kerusakan alam lingkungan di China limbah Tailing berbahaya juga sama kea kita bahkan negara maju pun sama juga awalnya getu senasib kita. Ekonomi bergulir dan China bisa dapatkan pemasukan berkat perusahaan tambang asing dan China belajar bagaimana membangun sendiri Cetak Biru industri pengolah pemrosesan yg rumit kompleks dan mahal termasuk kuasai tekonologi fisika kimia metalurginya yg mana kita pun belum mampu menandingi kemampuan China. Kita belajar dari investasi China dan bukan sikap julid sentimen semata. Soal LCS konflik kita dengan patroli dan kapal nelayan China sudah ada sejak era Soeharto berkuasa yg juga mendiang ex mertua Presiden kita saat ini Prabowo Subianto. Admin usia berapa sih ketahuan anda sangat minim wawasan .... Coba anda pergi ke TVRI dan Gedung Antara untuk minta video perjalanan Presiden Soeharto ke China tahun 1990 bulan November dan saat itu ada liputan Delegasi besar kementrian kita plus ikut serta Bapak Habibie mengunjungi pabrik senjata dan dirgantara China. Mengapa Soeharto yang konon anti komunis malahan menginjakkan kaki ke China bahkan selama 3 hari beliau kunjungannya di negeri tirai bambu itu bertemu 3 tokoh teras selain Presiden Yang Shangkun, PM Li Peng dan sekjen PKC Jiang Zemin. Soeharto tidak mengulik isu LCS dan jika ada konflik ulangan antara patroli China dengan kita beliau hanya meminta Kemenlu saat itu mendiang alm. Prof Ali Alatas selaku Menlu membuat nota keberatan dan memanggil dubes China, itu aja selalu dan kagak ada heboh seperti Filipina dan tidak ada insiden aparat kita alami seperti Filipina. Adem ayem aja paling rame gaduhnya ntah nelayan kita di tangkap patroli Malaysi Vietnam itu paling sering atau kita nangkap nelayan Thailand Vietnam China ....bolak balik itu aja. Soeharto memilih diam dan gak mau terlibat langsung dengan konflik dan sikap itu diterusi oleh Menhan Prabowo sampe beliau jadi Presiden .... mengapa begitu ??? Kita anda semua kudu pinter akan geopolitik dan strategi. Diamnya Soeharto dan Prabowo memilih adem ayem tidak gaduh seperti Filipina lantaran memilih jalan terbaik berhubungan ekonomi diutamakan. Soeharto ahlinya segala ahli strategis piawai dalam kemiliteran bagaimanapun tahu betul RRC itu kekuatannya adalah sanggup meladeni penguasa dunia yaitu USA dan Soeharto tahu RRC komunis pernah perang sengit di Perang Korea 1950-1953 dan milisi merah MAO mampu memukul balik pasukan Jendral Douglas Mac Arthur dibeberapa front dan membuat kewalahan sampe Jendral ingin jatuhkan bom atom ke Beijing Shanghai dll namun di tolak Presiden Truman. Bahkan Perang Vietnam 1955-1975 pun milisi merah Mao kembali terjun melawan USA. Soeharto tahu kekuatan siapa yg dia hadapi kelak di LCS dan apalagi China terang terangan kuasai LCS untuk tujuan menyatukan Taiwan dan siap perang lawan USA kembali. LCS dan selat malaka itu alur laut segala kapal komoditi apapun termasuk Minyak Gas bahan makanan dan hasil tambang. RRC menguasai penuh LCS dan Soeharto paham hal itu karena ambisi China adalah menjauhkan kekuatan USA di halaman lautnya. RRC memperlebar jarak menjauhkan potensi ancaman maritim ke pesisir China. Serupa milisi HOUTHI YAMAN yg memblokade Selat Bab Al Mandeb di laut merah dari teluk Aden atau dari terusan Suez semua kapal tujuan ke Israel atau dari pelabuhan Israel pasti akan di bom atau serang atau sabotase dan RRC lakukan hal itu kedepannya untuk memblokade Pulau Taiwan meyisihkan kekuatan asing yg membantu Taiwan. Paham anda ???
@@Kharlion🤣anjay amrik itu cuma gak jualan kapal selem doank, kalo kapal perang ya jarang juga sih krn angkatan laut amrik fregat nya kelas siluman yg mahal + kebanyakan kapal destroyer dan penjelajah semua Tapi ada negara yg kapal nya mirip kapal amrik yaitu Korea Selatan, kemungkinan desain destroyer arleigh Burke di adopsi sama the great class destroyer😊
Alhamdulillah bertambah lagi Alutsista TNI 💪🇮🇩
Bott komen😂
Komennya di tiap video sobatmiliter gini aja trus
Alhamdulillah nambah lagi fregat kita
Destro.. 🙊
Halo, akhirnya upload
Makasih buat yang beliin om Alman kuota.
Kalau cuma 1 auto bakal jadi Flagship of The Fleet dong. 😅
Seneng banget gua ama suaranya bikin hati gua tenang cesssss plengggg
Gpp lah punya 1 bijih destroyer buat deteren kawasan nusantara, rudalnya juga gede gede, jaraknya jauh. Daripada dulu punya destroyer gede hilang entah kemana.
@@HanifMaulanaChanel gede doang nggak akurat sama aja
@@ZUseragv2230lebih ke delay bro. mencet tombol rudalnya hari senin , rudalnya baru meluncur hari selasa 😅 yasalam
Yang dulu kan di scrap di Taiwan karena kekurangan sucad dan konflik politik dengan Soviet
Deterence apaan kalau cuma 1 biji itupun g kompatibel dengan sistem TNI AL saat ini 😂
@@kanali87 ya sistemnya ada di kapal itu sendiri, radar mencakup semua, kecanggihan ada dikapal itu sendiri, 1 kapal destroyer gak perlu backup2 segala, sudah ada semua, sama kaya kapal ppa thaon, sistem sudah canggih.
Jokowi dgn sgala prokon nya egk pernh mengakui klaim China, yg skerg malah kebalikannya😂
Horeee
Admin Hadir Kembali Akhirnya
Klo cuma 1 unit GK masalah sih anggap saja sebagai kapal penyeimbang tapi tidak dengan kapal selamnya,alangkah baiknya jika mengambil dari eropa yg midged jg gpp klo yg medium blum mampu kita bikin dalam jumlah banyak
Akhirnya nongol lagiii halo min
Bjir seketika mengingat Al Biruni
Lumayan meskipun cuma 1 kapal tapi full combat bakalan langsung jadi flagship, tapi kalau memang beneran.
Goodwill transaction?
buat nyenangi uncle xinping , fuiyooo
Lumayan juga destroyer Tiongkok yg penting dpt TOTnyakan
China soal tot mah gak perlu ditanyakan, loyal mereka
Dah banyak ko penawaran tot dari China ke Indonesia seperti rudal c705 tahun 2014 lalu habis itu tot roket 2 tingkat tahun 2019 lalu
Wajib d bungkus
Blom tentu dibeli.
Bisa iya, bisa ngga
Akuisisi alutsista dari semua negara lebih baik drpd memiliki alutsista asing tp hanya boleh digunakan menurut keinginan negara penjual. Gak ada evidence secara data ilmiah dan sain bhw Indonesia melepas batas wilayah diluar UNCLOS 1982, pengamatan sampah.
Mahal jadinya kalo cman 1 unit. 1 jenis kapal kita harus menyediakan dan melatih minimal 2 set pengawak, idealnya 3 set. Belum lg tdk terintegrasi dgn sistem yg sdh ada. Entahlah, mungkin buat ngetest kuwalitasnya seperti apa.
Padahal speknya jauh lebih gahar dibanding spek armada jiran seperti formidable class atau lekiu class 😊
Jangan salah Singapura sedang membuat 6 kapal dengan bobot 10.000 ton panjang 160 meter dengan 64 VLS anti udara untuk menggantikan 6 korvet victory class nya... Dan progam itu sudah berjalan hanya saja Singapura masih menutupi progam nya karena Takut dikira membuat destroyer duluan di asia tenggara takut memancing perlombaan senjata duluan..
@gbsgamingproject7433 nice info gan
@@Siluman_Rubah paling destroyer ini udah di dongret besar besaran secara destroyer di giveaway bayar setengah harga
@ZUseragv2230 masa sih gan? 😌.
@@Siluman_Rubah pake rumus dasar ada harga ada kualitas orang kita beli hp sejuta sama hp 10 sepuluh juta aja sepek nya beda
Baruu up lgi
Ampuuun.... Jangan deh
Liburan nya kurang min ... sampe seminggu ga upload 😂😂
mbuh lah
menurutku indonesia minimal punya 10 destroyer type 052D.. harusnya 15an...
Menurut saya cukup 2 sih mas.. kalau mah nmbh mending Destro negara lain,karena kan kita paling banyak konflik di natuna
Cukup beli 1 untuk ujicoba.
Masa lo mau prajurit TNI dijadikan hewan percobaan China?
Buat di koarmada 3 aja cocok ini buat menghadapi selatan
sepek dongret mau ngadepin destroyer Australia yg pake Tomahawk bunuh diri namanya
alutsista buatan blok timur taruh di selatan, alutsista buatan blok barat taruh di utara..
1 unit dulu gpp...ntr kl udah trbukti bagus dan ada anggaran lagi bisa beli 2 unit lagi
beli 1 taruh di timur🔥
Kapal china mau di adu sama destroyer Australia itu namanya bunuh diri mati konyol
TERNYATA GA SETGAS APA YANG AKU PIKIRKAN PADAHAL MANTAN JENDRAL
Kalau China/Tiongkok/RRT benar-benar hendak menolong Rakyat Indonesia pasti akan memberikan kapal perang tipe 055 yang tercanggih beserta ToT-nya tanpa syarat apapun itu ...
Jk Indonesia bersedia membeli lisensinya barang 4 kapal mungkin..
Mungkin akan diberikan versi ekspor dr sekalian senjata dan radarnya..
Kadang sikap gak enakan itu merugikan 😂
Nikel
Buat di lanud biak sih 😂
walaupun simbolis tapi Jakarta harus memaksimalkan peluang yang ada. FFBNW aja, jangan pake sewaco mereka. Percuma kl pake "Aegis" Cina tapi gak bisa terintegrasi dengan sistem pertahanan lain dari TNI-AL yang mayoritas berkiblat Eropa. Tapi.....entah OEM Eropa mau atau tidak. Kl dari galangan CSSC, sejauh ini infonya kl tidak salah mempersilahkan untuk mengambil opsi itu
se7, jgn cuma bikin logistik makin ribet (gado-gado)
Setuju. CMS jg beda semua, ngelatih pengawak dari nol, ratusan org hrs dilatih hanya utk 1 kapal. Gado2 yg mahal sekali
Pilih tawaran Jepang atau China ?
Jawabannya adalah ambil keuntungan dari keduanya 😂
Mungkin indonesia juga masih ragu akan kualitas kapal perang china
Gpp beli 1 depda nunggu frigate merah putih yg blm jelas kpn akan slsi. Kburu indonesia dserang negara lain
Ah paling di taruh di koarmada 3 soalnya jumlah kapalnya kan paling dikit......
Kok harus begitu ya..... seperti tidak punya kedaulatan
Bukan untuk simbolis persahabatan indo cina.
Tapi untuk epek detern bagi negara" yg sok ikut campur sama politik dan kedaulatan indo.
AMBIIL MINT.
MINIM 2 BIJI .
MINTA TRANSFER TEKHNOLOGY .
Wajib punya buat oengganti vanspic fergat tni yg sudah tua beli 5 biji plus tot
ruclips.net/user/shortsrCggcNLpK4s?si=K_ZQFtsoqBPs4pMe
Politik paling payah itu politik appeasement, menyenangkan hati, sementara China enggak mencabut klaim mereka terhadap Natuna Utara, malah sekarang makin kuat klaimnya karena sudah ada pernyataan blunder dari Menlu-nya Prabowo.
Kalau saya China, langsung saya bawa Indonesia ke pengadilan internasional, gak perlu pakai UNCLOS, cukup dengan pengakuan pemerintah Indonesia itu. 😂
Bungkus miiin
Mending kalau destroyer kita buat sendiri saja.atau kerjasama dengan italia atau prancis pokok nya negara yang jauh dan tidak bersinggungan dengan Indonesia
Gak apa2 😅 emang beli nya pakai daun
Jujur..bingung gw dgn arah dan konsep pembangunan AL di negeri ini..msh mending konsep 15 to 5 malysia, walo pelaksanaanny terseok2..
ruclips.net/video/9oNRmDfZgAA/видео.htmlsi=ffzmQu3zKet2wkTC
wowok tidak punya taring lagi😂presiden jendral omon omon omon omonn😝
Semoga g bakal ambil barang menlen
ruclips.net/video/8HZdhJVugbM/видео.htmlsi=Ho7TALkMlp4usC3H
Egoisnya orde baru destroyer irian hanya dipakai untuk penjara tahanana PKI sampai kapal rusak entah kemana
Lebih bahaya Australia daripada China, atas dukungan Australia Timor Timur lepas, sekarang mereka mulai menargetkan Papua agar lepas dari NKRI, atas dasar itu saya setuju jika kedepannya Indonesia lebih merapat ke China, suka ataupun tidak sekarang China adalah negara penyeimbang Amerika di kawasan.
Yang mendukung 🇹🇱 lepas dari 🇮🇩 ya 🇮🇩 sendiri 😂
Sekalian serahkan Natuna ke China, toh kamu gak masalah kan? 😂
@@1ndragunawan masalah kita dengan China itu ZEE mereka mengklaim ZEE kita yang ada di Natuna bukan kepulauannya Dul dan negara kita tidak mengakui itu...
Antara China dan Australia itu sama2 bahaya, China itu bahayanya lebih kepada jeratan hutang kalo Australia itu lebih kepada rongrongan akan kedaulatan NKRI, ingat kasus TimTim hampir saja mereka mengirim pesawat untuk mengebom jakarta.
Yaelah 1 biji doang mah cuma buat jagain bogor doang.
Pandangan Admin konten ini terlalu ambigu bahkan JULID kepada China.
Mari kita koreksi narasi bahwa China rakus wilayah dan sebagai perbandingan ....
1. apakah ada kepulauan gugusan pulau Natuna yg di duduki oleh PLA navy ?
2. bagaimana dengan hilangnya Pulau Sipadan Ligitan yang cantik ke tangan Malaysia dan lepasnya Timor Timur yg konon kaya dengan Minyak dan Gas di celah Timor ketimbang Lautan Natuna yg di klaim China, jelas nilai suatu Pulau jauh lebih besar karena ada tanahnya ketimbang hanya perairan semata.
3. bagaimana dengan Over Lapping Natuna dengan klaim Malaysia ? Ingat tumpang tindih bukan klaim China saja tapi ada Brunei dan Thailand Vietnam atas Natuna !!
Admin juga menuding bahwa China mengeruk sumber alam kita itu adalah syak wasangka preseden buruk, apakah admin lupa kalo semua sumber alam negeri kita ada tatanan tahapan panjang melewati prosedur rumit baik di DPR pusat dan Daerah sebagai pemangku perundangan ??
Kita Indonesia bukan lagi hidup di era KOLONI IMPERIALISME EROPA yang mana dahulu kala mudahnya mereka memaksa para Penguasa Wilayah tunduk pada keinginan kontrak bisnis sepihak dibawah ancaman todongan laras senjata serdadu dan moncong meriam kapal !
Kita bisnis dengan perusahaan Galian Tambang Mineral China tidak ada bedanya dengan negara lain yg jauh sudah lama mengeruk alam kita sebagai pertukaran bisnis atau perdagangan komoditas alam.
Lah malahan admin memburuksangkakan tudingan investasi perusahaan China sebagai pengerukan alam kita seolah olah China menguasai alam kita semena mena !!!
Kagak ada investasi China sudah semaput ekonomi kita euy apalagi pas Pandemi 3 tahun.
Harusnya yg ketar ketir itu perusahaan China karena resiko dia bangun SMELTER NIKEL lengkap dengan perusahaan galian lalu pemrosesan yg rumit plus infrastruktur lain bangun pembangkitan listrik tenaga batu bara dan hydropower membutuhkan biaya yg besar dan itu hutang Bank sindikasi para pemodal atau perusahaan joint venture dunia bahkan bank lokal kita.
Bisa anda bayangkan efek domino mata rantai ekonomi dari adanya perusahaan Nikel China kan ???
Kita punya pendapatan dari Nikel ketimbang mati stagnan ekonomi kita sementara rakyat butuh makan !!!
China juga sama dulu dia miskin dia buka investasi asing besar besaran keruk perut bumi China dan jangan tanya kerusakan alam lingkungan di China limbah Tailing berbahaya juga sama kea kita bahkan negara maju pun sama juga awalnya getu senasib kita.
Ekonomi bergulir dan China bisa dapatkan pemasukan berkat perusahaan tambang asing dan China belajar bagaimana membangun sendiri Cetak Biru industri pengolah pemrosesan yg rumit kompleks dan mahal termasuk kuasai tekonologi fisika kimia metalurginya yg mana kita pun belum mampu menandingi kemampuan China.
Kita belajar dari investasi China dan bukan sikap julid sentimen semata.
Soal LCS konflik kita dengan patroli dan kapal nelayan China sudah ada sejak era Soeharto berkuasa yg juga mendiang ex mertua Presiden kita saat ini Prabowo Subianto.
Admin usia berapa sih ketahuan anda sangat minim wawasan ....
Coba anda pergi ke TVRI dan Gedung Antara untuk minta video perjalanan Presiden Soeharto ke China tahun 1990 bulan November dan saat itu ada liputan Delegasi besar kementrian kita plus ikut serta Bapak Habibie mengunjungi pabrik senjata dan dirgantara China.
Mengapa Soeharto yang konon anti komunis malahan menginjakkan kaki ke China bahkan selama 3 hari beliau kunjungannya di negeri tirai bambu itu bertemu 3 tokoh teras selain Presiden Yang Shangkun, PM Li Peng dan sekjen PKC Jiang Zemin.
Soeharto tidak mengulik isu LCS dan jika ada konflik ulangan antara patroli China dengan kita beliau hanya meminta Kemenlu saat itu mendiang alm. Prof Ali Alatas selaku Menlu membuat nota keberatan dan memanggil dubes China, itu aja selalu dan kagak ada heboh seperti Filipina dan tidak ada insiden aparat kita alami seperti Filipina.
Adem ayem aja paling rame gaduhnya ntah nelayan kita di tangkap patroli Malaysi Vietnam itu paling sering atau kita nangkap nelayan Thailand Vietnam China ....bolak balik itu aja.
Soeharto memilih diam dan gak mau terlibat langsung dengan konflik dan sikap itu diterusi oleh Menhan Prabowo sampe beliau jadi Presiden .... mengapa begitu ???
Kita anda semua kudu pinter akan geopolitik dan strategi. Diamnya Soeharto dan Prabowo memilih adem ayem tidak gaduh seperti Filipina lantaran memilih jalan terbaik berhubungan ekonomi diutamakan.
Soeharto ahlinya segala ahli strategis piawai dalam kemiliteran bagaimanapun tahu betul RRC itu kekuatannya adalah sanggup meladeni penguasa dunia yaitu USA dan Soeharto tahu RRC komunis pernah perang sengit di Perang Korea 1950-1953 dan milisi merah MAO mampu memukul balik pasukan Jendral Douglas Mac Arthur dibeberapa front dan membuat kewalahan sampe Jendral ingin jatuhkan bom atom ke Beijing Shanghai dll namun di tolak Presiden Truman.
Bahkan Perang Vietnam 1955-1975 pun milisi merah Mao kembali terjun melawan USA.
Soeharto tahu kekuatan siapa yg dia hadapi kelak di LCS dan apalagi China terang terangan kuasai LCS untuk tujuan menyatukan Taiwan dan siap perang lawan USA kembali.
LCS dan selat malaka itu alur laut segala kapal komoditi apapun termasuk Minyak Gas bahan makanan dan hasil tambang.
RRC menguasai penuh LCS dan Soeharto paham hal itu karena ambisi China adalah menjauhkan kekuatan USA di halaman lautnya.
RRC memperlebar jarak menjauhkan potensi ancaman maritim ke pesisir China.
Serupa milisi HOUTHI YAMAN yg memblokade Selat Bab Al Mandeb di laut merah dari teluk Aden atau dari terusan Suez semua kapal tujuan ke Israel atau dari pelabuhan Israel pasti akan di bom atau serang atau sabotase dan RRC lakukan hal itu kedepannya untuk memblokade Pulau Taiwan meyisihkan kekuatan asing yg membantu Taiwan.
Paham anda ???
Cocok buat ngimbangin destroyer australia ambil 2 unit
Contoh betapa prabowo tidak paham nine dash line..... tidak paham apa itu traditional fishingnya Tiongkok...... 😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
Destroyer Type 052D Cina beserta TOTnya utk membendung 4usi 4ukus. Lalu akuisisi Destroyer TF 2000 Turki beserta TOTnya
destroyer aussie 3 unit, 6 frigate AAW, blm lg skrg mau pesen 6 lg frigate AAW baru.
Vs 1 unit ya babak belur😂
Serahkan tuh Natuna ke China, kan sudah diakui Prabowo. 😂
China memang rakus bukan maen. Khususnya orang china daratan.
Adminnya kesel sama Cina😂
ni adminnya si alman yg pro barat apalagi mamarika😂😂
@@mantapjiwa1945 lebih ke pro eropa bro. amrik gk jualan kapal
@@Kharlion🤣anjay amrik itu cuma gak jualan kapal selem doank, kalo kapal perang ya jarang juga sih krn angkatan laut amrik fregat nya kelas siluman yg mahal + kebanyakan kapal destroyer dan penjelajah semua
Tapi ada negara yg kapal nya mirip kapal amrik yaitu Korea Selatan, kemungkinan desain destroyer arleigh Burke di adopsi sama the great class destroyer😊
@@mantapjiwa1945 di konten kemarin malah kaya nyalesin kapal 🇫🇷dari Perancis coba😂
Nasib negara tak berdaya, maju kena mundur kena
percuma trima destroyer klo dalamnya sdh di downgrade,,,lagian ngapain trima barabf cmn 1
Bersahabat boleh PK Xing ping, tapi jgn ngambil dn ngaku2 laut org.itu keterlaluan namanya.
ruclips.net/video/b8qTy4UmLuM/видео.htmlsi=FGnsZh_7w_XVLRPR
ruclips.net/video/b8qTy4UmLuM/видео.htmlsi=FGnsZh_7w_XVLRPR
ruclips.net/video/7KQ0eesWovM/видео.htmlsi=FPoUOD2zQZkQeX_8