Betul pak, waktu anak saya smp, ...ketika menyelesaikan soal matematika, dengan cara penyelrsaian yg berbeda, ...disalahkan....sampai akhirnya saya datangi sekolahnya, saya sampaikan kalo guru itu salah,....sekolah ,terutama si guru, mengatakan, tetap ikuti cara dari si guru...akhirnya saya debat, saya sampaikan, kalo saya juga pendidik, dosen di suatu kampus, dan saya smpkan,...bidang saya juga memgajar matematika ,...tetap si guru, ...nggal mau terima...artinya guru di tingkat sd,smp,sma....harus memeliki pengetahuan dan kemampuan mengajar
untungnya dulu ibu guru di sd ku bisa nerima jawabanku karena jawabanku bener tapi cara penyelesaiannya berbeda, aku masih inget waktu itu agak gugup takut jawabanku bakal ditolak soalnya baru sadar kalo cara penyelesaianku beda sama yg diajarin bu guru, untungnya bu guru paham dunia matematika dan bilang kalo jawabanku itu dianggap benar
saya kira kesepakatan tentang tata cara pengerjaan soal itu balik lagi ke pendidiknya. Saya adalah seorang mentor edukasi, saya rasa guru matematika tersebut hanya mengizinkan cara yang konvensional karena cara tersebut memang dapat membantu anak dalam melatih pola pikir kritis. Jika seorang anak yg belum memahami materi tersebut secara benar , kemudian sang anak disuguhkan dengan cara cepat, maka fondasi matematika anak itu bisa runtuh. Guru matematika saya pada jenjang SMA juga tidak memperbolehkan cara cepat karena alasan tersebut, kecuali sang anak dapat membuktikan rumus atau cara cepat tersebut di kertas ujian. Jika sang anak bisa membuktikannya, maka bolehlah ia menggunakan, karena ia tau dari masa asal hal tersebut. Jika cara cepat digunakan terus menerus, maka sang anak akan kehilangan bagian penting dari proses pembelajaran. Bahkan guru saya juga tidak sungkan memberi nilai merah pada anak yg telah berkompetisi di kancah internasional dalam perlombaan IMO karena alasan demikian.
Setuju dg Anda, guru banyak yg malas belajar lagi, kalau guru matematika yg malas biasanya tahunya hanya cara yg konvesional, model guru yg hanya memahami cara2 konvensional itu guru yg malas atau kadang ada guru yg merasa malu kalau kalah cepat dalam.menyelsaikan soal2 matematika dg siswanya sehingga siswa yg bisa mengerjakan dg cara cepat malah disalahkan. Guru yg hanya bisa mengajar matematika konvensional akan ditertawakan jika bertemu dg Prof. Yohanes Surya
Alhamdulillah... syukran pak mentri atas masukannya, benar 3 hal yg bpk smpkan tsb, merupakan kelemahan pd lulusan kampus n yg jg mrpkn kelemahan dr sistem pembelajaran dr para pendidik/ dosen. Termasuk jg kelemahan dr sistem n manajemen kampus. Sehat selalu prof n di mudahkan serta dilancarkan dlm menjlnkan amanah yg sedang diemban. Respect🙏
Kelemahan lulusan S1 Indonesia, menurut para CEO perusahaan2 : 1. Tdk bisa baca report (memaknai bacaan) 2. Tdk bisa menulis (karna gak pernah baca) 3. Lemah work habit (etos kerja buruk, lemah komunikasi)
Menurut saya, penting bagi pendidik tingkat dasar dan menengah untuk menonton video ini sebagai gambaran tentang tujuan akhir dari proses pendidikan. Begin with the end in mind! Kita perlu sadar bahwa pendidikan itu sistem besar yang saling terhubung-ada proses sebelum kita, dan ada proses setelah kita. Jadi, fokusnya bukan saling menyalahkan, tapi gimana caranya kita bisa bekerja sama dan saling melengkapi. Kita pasti pengen apa yang kita kerjakan bisa mempermudah mereka yang ada di tahap selanjutnya. Begitu juga sebaliknya, kita pasti berharap dapat hasil yang sudah dipersiapkan dengan baik dari tahap sebelumnya. Prinsipnya simpel: perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Kita juga harus paham kalau hasil nggak selalu bisa 100% sesuai harapan. Tapi, apresiasi terhadap usaha mereka yang ada di tahap sebelumnya itu penting. Kalau ada kritik atau masukan, lebih baik disampaikan dengan cara yang profesional dan tetap menghargai pihak lain. Lebih penting lagi, kita juga bisa refleksi ke diri sendiri: Tujuan akhirnya apa sih? Sekadar nilai bagus, keterampilan hidup, atau mental yang siap menghadapi tantangan? Di tahap ini, kontribusi apa yang bisa kita kasih biar lebih maksimal? Ada hambatan apa yang kira-kira muncul, dan gimana cara kita menghadapinya? Kalau setiap tahap punya pola pikir kayak gini, proses pendidikan pasti bakal lebih lancar dan saling mendukung. Nggak ada lagi saling tunjuk kesalahan, yang ada justru saling melengkapi.
Metro Jika berkenan Pesen buat Pak Menteri untuk 1. Masukan matakulaih management system ke seluruh prodi S1 buku acuan Juran 2. Implementasi ISO 3. Terbiasa PDCA 4. Terbiasa CI (continues improvement) 5. Terbiasa OE ( operational excelent) Dengan 5 point ini mudah2an yg disampaikan Pak Menteri sudah tercapture semuanya….
Betul Pak Mentri...kl skill saja yg dinilai nanti kita susyaaah menilai CPMK nya ...dan ini bakalan dipakai utk akreditasi..dan akreditai itu menyita waktu besar bagi dosen...plus pekerjaan admin2 lainnya...yg terjadi pada akhirnya kami dosen ini bukan kewajiban tri dharma lg tp bisa lbh dari dasa dharma...serasa 24 jam kerja... belum lg dg students itu ada aj mhsiswa yg hrs kita handle tidak hy saat work hour bahkan bs sampai tengah mlm apalg mengingat kondisi psikis mhsiswa skarang ini sangat rentan shg utk case2 tertentu kita dosen ini hrs siaga...kl terkait gaji kita menyebutnya...99% gaji kita menanti di akherat...harus legowo dan benar2 melakukan pekerjaan mulia ini dg niat ibadah yg semoga mjd amalan jariah kami...ammiiin y Robb
Cara spy pendidikan maju diindonesia bisa menyaingi negara lain adalah a.l.: Akses internet disemua sudut negeri digratiskan(counter jual hp dikurangi dan dikontrol). menjadi guru dibebaskan dr ilmu apa saja dan tdk harus dr sekolah guru, infrastruktur praktek ril hrs ada jgn cuma teori dlm hayalan, infrastruktur teknologi berbagai bidang dibagun disetiap kabupaten sesuai potensi wilayahnya yg disinergikan dgn kawasan industri dan para ahli yg mumpuni, syarat lulusan sarjana hrs membuat inovasi yg aplikatif, nutrisi bagi bayi dalam kandungan dgn buat aturan standart untk ibu hamil, belajar bahasa internasional hrs sejak dini dan difamiliarkan ditengah masyarakat, hasil peneliatain mahasiswa dpt hak patenkan ,Mewajibkan perusahaan menerima magang para mahasiswa.
Baru kali ini,dunia pendidikan tinggi Indonesia bangkit lagi karena didimpin oleh seorang menteri yang bergelar profesor dan wakilnya pun profesor. Dunia pendidikan tinggi, adalah dunia yang spesifik dan khusus, karena itu menterinya pun harus profesor. Dimana, selama 10 tahun hanya dipimpin oleh seorang menteri tamatan yg bergelar magister, padahal jumlah Profesor atau Doktor di Indonesia sudah banyak.
Pendidikan tinggi saat ini sudah lumayan era Nadiem kalau menilai secara objektif dengan konsep kampus merdeka, cuma belum maksimal. Masalah Dikti kita lebih ke infrastruktur penunjang yang tidak memadai. Contoh nya aja alat lab yang usang, gimana mau ngembangin ilmu kalau labnya aja tidak memadai, banyak yang menyalahkan dosen, dosen Indonesia menurut saya sebenarnya sudah baik, tapi fasilitas pendukung nya tidak memadai, akses publisher aja sulit, gimana mau ngembangin ilmu, ilmu baru aja ga bisa akses. Tujuan Sarjana, Magister, Doktoral ngembangin sesuatu yang belum efisien menjadi efisien, dan menyampaikan yang dikembangkan supaya mudah dipahami oleh banyak orang. Kalau pekerjaan itu difokuskan pada pendidikan vokasional.
apbl ingin mendapatkan fresh graduate S1/S2/S3 yg siap bekerja (bukan kerja) & berkapasitas...seharusnya mulailah dari penyaringan/seleksi Maba..sprti di Luar Negeri dengan membuat "Essay"..hal ini utk menilai: - apakah seseorang tsb bisa membaca & menulis 🤓.. - apakah dia Pekerja/Pemikir, Pembuat/Pecah masalah ada test Potensi Akademik & Psikotest.. ..jadi seleksi Maba atau bahkan murid2 TK/SD sampai SMA itu JANGAN hanya dilihat sebagai Ladang Bisnis Pendidikan as usual 😎
Usia pembentukan karakter itu 9 tahun ke bawah. Dan itu telah dimanfaatkan di negara maju dan sekolah internasional untuk melatih sejak SD dengan kurikulum yang sering melatih kerjasama, memecahkan masalah, dan presentasi, semacam bikin proyek skripsi skala mini. Makanya saat lulus kuliah langsung siap presentasi tentang keahliannya.
Saya pakai bahasa awam saja,, MEMANG MANTAB BAPAK MENTERI YANG SATU INI,,, pemikiran nya semua kita alami ,,,mudah mudahan ini yang di sebut Revolusi mental
Kesalahan pada saat penerimaan mahasiswa baru di PTN menggunakan tiga jalur dimana golongan menengah hanya mendapat porsi 40% qouta (di SNBP dan SNBT) karena jalur mandiri 60% quota mahal biayanya, sementara golongan kaya dan miskin (KIP) bisa mengikuti 100% quota ( di SNBP, SNBT, Mandiri). Padahal di golongan menengah itu banyak anak anak pintar, lihat saja para rektor dan dosen rata rata dari golongan menengah, kenapa PTN membatasi golongan menengah?
Potensi untuk menyerap tenaga kerja di bidang teknologi kecerdasan buatan sangat besar, sehingga hal ini perlu dukungan dari pemerintah, mulai dari regulasi untuk membuat suatu ekosistem yang saling menguntungkan antara dunia pendidikan dengan dunia usaha. Terima kasih.
Hal 'lucu' menurut saya: ...ternyata masalah tidak bisa membaca dan menulis bukan masalah anak SMA, tapi masalah lulusan strata-1 di Indonesia. (Berdasarkan survey Bapak Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro 17:08 )
Menarik dan sangat nyata. Terima kasih untuk pencerahan yang luar biasa ini. Mohon informasi apakah bahan presentasi Bapak Menteri dapat diperoleh. Terima kasih 🙏
Pak menteri salah satu peluang untuk menyerap tenaga kerja adalah dibidang teknologi kecerdasan buatan. Saya pernah menjadi dosen tidak tetap dan juga saat ini sedang mencari partner untuk pengembangan kecerdasan buata melalui perusahaan saya. Masalahnya adalah saya perlu partner yang bisa sama sama mewujudkan model bisnis berbasis AI ini untuk masuk ke bursa saham, sehingga mendapatkan pendaan untuk pengembangannya.
Tersirat,Pekerjaan tdk berkurang hanya berubah walau ada dinamika automatik.guru dosen tetep harus ada sesuai alur madepan.literassi,interdisiplin,belum dipaksa utuk kreatip,bikin soal yg komplek yg penting dinilai pola pikir,kumukasi/dialektika,kelemahannya tidak bisa baca n menulis report,skill buruk,belum kompetens. Sulusinya apa belum tersampaikan? Untuk negeri kepulauan ini : 1.bongkar iklim di birokrasinya. 2.benahi kurikulum dasar esde smp, materi eksakta,sejarah komprenhe sif, sastra indonesia/enggris,musik klasik,dan atletik dn berkegiatan dilingkungannya. 3. Sma/smk 4 tahun. Pembinaan karakter ber kesunambungan dalam praktik.
seperti halnya membanggakan AI dalam berbagai tugas mahasiswa dan dosen, secara tidak langsung akan menghancurkan daya ingat dan pikiran manusia, sehingga nantinya pikiran kita akan kosong dan kehilangan ilmu pengetahuan itu sendiri karena sumber ilmu pengetahun mereka genggam di database ai....
Kampus sudah semestinya lebih paham teknologi dan ilmu terapan dari pada dunia industri. Semua Pengusaha dan pemerintah dan ahli ekonomi dan ahli agama Islam bertanggungjawab memperbaikinya.
Khusus ilmu terapan/teknik, ada dosen partime yg sudah pengalaman di industri 15 th nan walaupun gelar minimal s1 saja boleh untuk mengajar, membimbing agar lulusan siap kerja...dan bisa berbagi study kasus nyata di proses produksi...
Ki Hajar Dewantoro, Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mbangun karso, Tut wuri handayani. Maka,.. tidak mungkin pemimpin tidak berkualitas ( plonga-plongo) menghasilkan produk yang berkualitas,... jangan tunjuk kekeliruan ke yang lain. 2045,... Indonesia LEMAS!
Masalah kemauan yang kuat. Biasa disebut TEKAD.. contoh : ditanya : apakah anda ingin maju ? Semua menjawab MAU. KEMAUAN BERKADAR 5 WATT. Pengetahuan cukup. Keahlian /ketrampilan ada. TAPI PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN yang tidak didukung KEMAUAN atau tekad yang membara (burning desire) atau ANTHUSIASME, tidak menghasilkan apa apa.
Kesempatan kerja untuk lulusan perguruan tinggi sangat terbuka lebar. Tetapi kemauan untuk memasuki peluang itu, lemah. Apalagi setiap ada peluang tentu ada hambatan ato tantangan. Karens kemauan yang lemah, langsung mundur tanpa berjuang terlebih dahulu. Jadi KEMAUAN /TEKAD YANG KUAT itulah yang memisahkan orang orang berhasil dan orang orang gagal.
Bagaimana pendidikan mau maju, seleksi gurunya saja pakai sistim yg dibatasi data base, guru SD sampai MENENGAH seleksi gurunya dibatasi data dapodik, dg alasan pro guru honorer, dilapangan jadi guru honorer itu 80% hasil nepotisme orang pemda, sama yg honorer teknis demikian juga, pasti ada keluarganya yg pegawai pemda. Yg pintar kalah bersaing karena tak punya channel politik.
Lulus kuliah sebagian besar plonga plongo. Karena sejak SD jarang dilatih karakternya untuk kerjasama, memecahkan masalah bersama dan presentasi. Seperti yang telah dilakukan di negara maju.
JUMLAH PERGURUAN TINGGI PERLU DI KONTROL UNTUK MENJAMIN MUTU. JANGAN SAMPAI JUMLAH LULUSAN SARJANA MEMBLUDAK TAPI KUALITAS SANGAT RENDAH. MUTU PERLU DIPERHITUNGKAN.
sudahlah kita jadi sales aja. baik sales inhouse atau sales freelance. btw,saya sales pengadaan jasa logistik self service via aplikasi. komen aja yg mau😅😂
Kalau susah memaknai dan membaca ya sediakan aja Perpustakaan yg bagus di masing-masing lembaga, bila perlu buat kebijakan yg baik tentang penguatan literasi.
Prof😂..cara belajar di perguruan tinggi sebenarnya sdh bagus juga .cuma budaya Korupsi di negeri ini yg merusak semuanya..yg pada akhirnya warga negara yg rasional heran dgn pengelolaan negara ini.. anak negeri ini yg lulusan luar negeri pun lbh memilih kerja di luar negeri daripada di negara sendiri
Mantapkan dulu pendidikan dasar dan moral bangsa....di SD....di SMP mulai ajari pertanian n perkebunan pertenakan serta buat masak2 an.....di SMA baru kasih jurusan spesifik...biar pas lulus anak punya kecakapan hidup....lebih mendalam baru ke perguruan tinggi
Amat sukar Indonesia maju dlm pendidikan krn pertinggi², Jabatan gampang anak² sendiri kuliah luar negeri, Singapore, UK , German dan Amerika. Terus peguruan local ga dipandang olih pertinggi² tersebut.
Tolong dong pak jangan cuma wacana doang segera realisasikan klo gak segera kapan Indonesia bisa mengejar Vietnam Thailand apalagi malaydes dan singapura
Magang saja susah di perusahaan...,.. harus nya pemerintah memberi sangsi ke perusahaan dan menerima magang pajaknya di kurangi tiap mahasiswa magang....dan di ajarin mahasiswa nya
Diantara sekian negara, cuma Indonesia yang pemerintahnya takut sama perusahaan. Jadi jangan heran kalo ilmuan ga bisa melakukan riset di indo karna ga ada perusahaan yang mau nyediain ilmuan, dan dibiarkan menjadi gelandangan intelektual
Maaf....kalimat Menuju Indonesia Emas (31+18+24=73) code 73 adalah dari (15+12+16+13+17=73) ini adalah code kunci untuk pribadi2 manu-sia dilihat dari sudut pandang (Kearipan Lokal) dan dlm Kitab tertulis pesan Inilah Anak Yang Kukasihi (13+7+34+19=73)...nuwun
@kaitokoyamon kalimat Inilah Anak Yang Kukasihi adalah Kocap Yesus Kristus.....apakah ada manu-sia yang sebanding dengan Perilaku Yesus Kristus hingga hari ini.....barang siapa memahami dan melakukan-nya code 73 dipastikan akan menjadi manu-sia cerdas beradab dan penuh dng kejujuran lurus dan benar.....
@nafisahaisyah8413 th 2019 Jokowi di Yogya minta restu ingin mencalonkan Presiden untuk yg ke 2 × nya....menemui Sultan dan Saya membuat rumusan angka2 hingga mencapai Negara Toto Titi sampai Adil makmur (268)......dan Saya telah menanam pola pikir Kearipan Lokal....jika Anda seorang Menteri dan menikmati roti dari Pemerintahan sekarang sekalipun itu adalah dampak kuat Jokowi tindakan karya menanam saya yg tdk Anda ketahui....jika perlu langsung ke sumbernya tanyakan ke Jokowi apakah benar berita ini..
masalahnya bukan jumlah pekerjaan atau pekerjaan atau kerja apalah kata kerja... masalahnya manusia nyari kerja bukan nyari hidup. ketika alat lebih berat daripada tujuan itu sendiri ya segalanya kacau... makanya gak kaget kalau kedepannya yang berkembang negara hukum bukan negara adil...
Gratiskan pendidikan dan kesehatan. Dorong dan rangsang generasi untuk, mencintai membaca dan sekolah. Ini mau sekolah sj, masyarakat mau mampus cr biaya, klau mau bersaing. Jd g di olok" ma negara luar, kyk KTT D8. Krna dilihat negara ini sdh, remuk. Lemah dr segala sisi. Udh g usah bnyk berteori. Dr aparat hukum sampai sekelas kepala desa korup semua..pakek disuruh minta maaf balikin duit..diancam hukuman penjara aj tdk takut..apa lg suruh minta maaf balikin duit..🤣🤣🤣..melawak aj pun
Pendidikan gratis dong ..klu emang mau Indonesia maju,... pendidikan sekarang ini kebanyakan teori n tak bisa digunakan untuk kehidupan...jadilah negara kita miskin
Mahasiswa jgn kejar JD politisi, tapi berbuatlah untuk rakyat demi masa akan datang seperti Prof Stella, dia TDK mencari, tapi dia yg di tawari JD pejabat itu pun jika dihitung secara ekonomi dia rugi tapi demi bangsa dan negara ini
Ini profesor BLU.. Mentang2 PT asalnya banyak berdiri industri.. Sok.. Lalu bagaimana PT yang daerahnya minim industri tapi dipaksakan untuk BLU.. Ancur..
Jangan cerita pulau dan besar nya indonesia tetapi exsen nya apa indonesia ini, apa yg hrus kita robah, apa yg salah pendidikan kita, universitas kita, di nenahi dl sebab nya
SULIT ORANG INDONESIA DAN NEGARA INDONESIA UNTUK MAJU, JIKA SELALU ORANG DARI AGAMA MAYORITAS HARUS DI KEDEPANKAN DALAM SETIAP ASPEK. itu yg saya lihat 🤭
Terima kasih.
Betul pak, waktu anak saya smp, ...ketika menyelesaikan soal matematika, dengan cara penyelrsaian yg berbeda, ...disalahkan....sampai akhirnya saya datangi sekolahnya, saya sampaikan kalo guru itu salah,....sekolah ,terutama si guru, mengatakan, tetap ikuti cara dari si guru...akhirnya saya debat, saya sampaikan, kalo saya juga pendidik, dosen di suatu kampus, dan saya smpkan,...bidang saya juga memgajar matematika ,...tetap si guru, ...nggal mau terima...artinya guru di tingkat sd,smp,sma....harus memeliki pengetahuan dan kemampuan mengajar
untungnya dulu ibu guru di sd ku bisa nerima jawabanku karena jawabanku bener tapi cara penyelesaiannya berbeda, aku masih inget waktu itu agak gugup takut jawabanku bakal ditolak soalnya baru sadar kalo cara penyelesaianku beda sama yg diajarin bu guru, untungnya bu guru paham dunia matematika dan bilang kalo jawabanku itu dianggap benar
saya kira kesepakatan tentang tata cara pengerjaan soal itu balik lagi ke pendidiknya. Saya adalah seorang mentor edukasi, saya rasa guru matematika tersebut hanya mengizinkan cara yang konvensional karena cara tersebut memang dapat membantu anak dalam melatih pola pikir kritis. Jika seorang anak yg belum memahami materi tersebut secara benar , kemudian sang anak disuguhkan dengan cara cepat, maka fondasi matematika anak itu bisa runtuh. Guru matematika saya pada jenjang SMA juga tidak memperbolehkan cara cepat karena alasan tersebut, kecuali sang anak dapat membuktikan rumus atau cara cepat tersebut di kertas ujian. Jika sang anak bisa membuktikannya, maka bolehlah ia menggunakan, karena ia tau dari masa asal hal tersebut. Jika cara cepat digunakan terus menerus, maka sang anak akan kehilangan bagian penting dari proses pembelajaran. Bahkan guru saya juga tidak sungkan memberi nilai merah pada anak yg telah berkompetisi di kancah internasional dalam perlombaan IMO karena alasan demikian.
Berarti gurunya sebatas buku yg di pegang atau gurunya malas pelajari jln lain.
Setuju dg Anda, guru banyak yg malas belajar lagi, kalau guru matematika yg malas biasanya tahunya hanya cara yg konvesional, model guru yg hanya memahami cara2 konvensional itu guru yg malas atau kadang ada guru yg merasa malu kalau kalah cepat dalam.menyelsaikan soal2 matematika dg siswanya sehingga siswa yg bisa mengerjakan dg cara cepat malah disalahkan. Guru yg hanya bisa mengajar matematika konvensional akan ditertawakan jika bertemu dg Prof. Yohanes Surya
Menteri itu digaji utk cari solusi. Bukan menjadi pengamat dan menyalahkan guru dan dosen Geblek benar ya
Pak Satryo adalah seorang dosen saya, beliau mengajarkan tribologi, ketika saya mengambil pendidikan S1. Saat ini saya berusia 52 tahun.
tribologi = ilmu gesekan kalo gak salah ya ?
Alhamdulillah... syukran pak mentri atas masukannya, benar 3 hal yg bpk smpkan tsb, merupakan kelemahan pd lulusan kampus n yg jg mrpkn kelemahan dr sistem pembelajaran dr para pendidik/ dosen. Termasuk jg kelemahan dr sistem n manajemen kampus. Sehat selalu prof n di mudahkan serta dilancarkan dlm menjlnkan amanah yg sedang diemban. Respect🙏
reading writing communication work ethics/habits
14:43 it's sometime forgotten that thinking is the actual learning process. Study doesn't equal learning
Terbuka banget bapak prof. Satriyo dengan kelemahan kita
Kelemahan lulusan S1 Indonesia, menurut para CEO perusahaan2 :
1. Tdk bisa baca report (memaknai bacaan)
2. Tdk bisa menulis (karna gak pernah baca)
3. Lemah work habit (etos kerja buruk, lemah komunikasi)
pas ngomongin itu liat 19:35 malah scroll IG, entah dia siapa tapi lucu sih..
Bagus sekali. 🙏🙏
Menurut saya, penting bagi pendidik tingkat dasar dan menengah untuk menonton video ini sebagai gambaran tentang tujuan akhir dari proses pendidikan. Begin with the end in mind! Kita perlu sadar bahwa pendidikan itu sistem besar yang saling terhubung-ada proses sebelum kita, dan ada proses setelah kita. Jadi, fokusnya bukan saling menyalahkan, tapi gimana caranya kita bisa bekerja sama dan saling melengkapi.
Kita pasti pengen apa yang kita kerjakan bisa mempermudah mereka yang ada di tahap selanjutnya. Begitu juga sebaliknya, kita pasti berharap dapat hasil yang sudah dipersiapkan dengan baik dari tahap sebelumnya. Prinsipnya simpel: perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.
Kita juga harus paham kalau hasil nggak selalu bisa 100% sesuai harapan. Tapi, apresiasi terhadap usaha mereka yang ada di tahap sebelumnya itu penting. Kalau ada kritik atau masukan, lebih baik disampaikan dengan cara yang profesional dan tetap menghargai pihak lain.
Lebih penting lagi, kita juga bisa refleksi ke diri sendiri:
Tujuan akhirnya apa sih? Sekadar nilai bagus, keterampilan hidup, atau mental yang siap menghadapi tantangan?
Di tahap ini, kontribusi apa yang bisa kita kasih biar lebih maksimal?
Ada hambatan apa yang kira-kira muncul, dan gimana cara kita menghadapinya?
Kalau setiap tahap punya pola pikir kayak gini, proses pendidikan pasti bakal lebih lancar dan saling mendukung. Nggak ada lagi saling tunjuk kesalahan, yang ada justru saling melengkapi.
Metro
Jika berkenan
Pesen buat Pak Menteri untuk
1. Masukan matakulaih management system ke seluruh prodi S1 buku acuan Juran
2. Implementasi ISO
3. Terbiasa PDCA
4. Terbiasa CI (continues improvement)
5. Terbiasa OE ( operational excelent)
Dengan 5 point ini mudah2an yg disampaikan Pak Menteri sudah tercapture semuanya….
Setuju dengan opini Pak Menteri
@@kiranakejora7899 menteri itu digaji cari solusi.. bukan jd komentator doang. Lagian meneteri inj bekas dirjen era jokowi... Orang2 gagal cari muka
@@HarunHarun-e4f Sependapat sih..
Betul Pak Mentri...kl skill saja yg dinilai nanti kita susyaaah menilai CPMK nya ...dan ini bakalan dipakai utk akreditasi..dan akreditai itu menyita waktu besar bagi dosen...plus pekerjaan admin2 lainnya...yg terjadi pada akhirnya kami dosen ini bukan kewajiban tri dharma lg tp bisa lbh dari dasa dharma...serasa 24 jam kerja... belum lg dg students itu ada aj mhsiswa yg hrs kita handle tidak hy saat work hour bahkan bs sampai tengah mlm apalg mengingat kondisi psikis mhsiswa skarang ini sangat rentan shg utk case2 tertentu kita dosen ini hrs siaga...kl terkait gaji kita menyebutnya...99% gaji kita menanti di akherat...harus legowo dan benar2 melakukan pekerjaan mulia ini dg niat ibadah yg semoga mjd amalan jariah kami...ammiiin y Robb
Cara spy pendidikan maju diindonesia bisa menyaingi negara lain adalah a.l.: Akses internet disemua sudut negeri digratiskan(counter jual hp dikurangi dan dikontrol). menjadi guru dibebaskan dr ilmu apa saja dan tdk harus dr sekolah guru, infrastruktur praktek ril hrs ada jgn cuma teori dlm hayalan, infrastruktur teknologi berbagai bidang dibagun disetiap kabupaten sesuai potensi wilayahnya yg disinergikan dgn kawasan industri dan para ahli yg mumpuni, syarat lulusan sarjana hrs membuat inovasi yg aplikatif, nutrisi bagi bayi dalam kandungan dgn buat aturan standart untk ibu hamil, belajar bahasa internasional hrs sejak dini dan difamiliarkan ditengah masyarakat, hasil peneliatain mahasiswa dpt hak patenkan ,Mewajibkan perusahaan menerima magang para mahasiswa.
Baru kali ini,dunia pendidikan tinggi Indonesia bangkit lagi karena didimpin oleh seorang menteri yang bergelar profesor dan wakilnya pun profesor. Dunia pendidikan tinggi, adalah dunia yang spesifik dan khusus, karena itu menterinya pun harus profesor. Dimana, selama 10 tahun hanya dipimpin oleh seorang menteri tamatan yg bergelar magister, padahal jumlah Profesor atau Doktor di Indonesia sudah banyak.
Semoga Koordinatornya bukan hanya tamatan SLTP.
5 tahun. Bukankah pak Anies dan pak Muhajir itu tamatan S3 ?
Pendidikan tinggi saat ini sudah lumayan era Nadiem kalau menilai secara objektif dengan konsep kampus merdeka, cuma belum maksimal. Masalah Dikti kita lebih ke infrastruktur penunjang yang tidak memadai. Contoh nya aja alat lab yang usang, gimana mau ngembangin ilmu kalau labnya aja tidak memadai, banyak yang menyalahkan dosen, dosen Indonesia menurut saya sebenarnya sudah baik, tapi fasilitas pendukung nya tidak memadai, akses publisher aja sulit, gimana mau ngembangin ilmu, ilmu baru aja ga bisa akses. Tujuan Sarjana, Magister, Doktoral ngembangin sesuatu yang belum efisien menjadi efisien, dan menyampaikan yang dikembangkan supaya mudah dipahami oleh banyak orang. Kalau pekerjaan itu difokuskan pada pendidikan vokasional.
Semoga Prof. Satriyo senantiasa sehat untuk memimpin Kemendikti Saintek
apbl ingin mendapatkan fresh graduate S1/S2/S3 yg siap bekerja (bukan kerja) & berkapasitas...seharusnya mulailah dari penyaringan/seleksi Maba..sprti di Luar Negeri dengan membuat "Essay"..hal ini utk menilai:
- apakah seseorang tsb bisa membaca & menulis 🤓..
- apakah dia Pekerja/Pemikir, Pembuat/Pecah masalah
ada test Potensi Akademik & Psikotest..
..jadi seleksi Maba atau bahkan murid2 TK/SD sampai SMA itu JANGAN hanya dilihat sebagai Ladang Bisnis Pendidikan as usual 😎
Usia pembentukan karakter itu 9 tahun ke bawah. Dan itu telah dimanfaatkan di negara maju dan sekolah internasional untuk melatih sejak SD dengan kurikulum yang sering melatih kerjasama, memecahkan masalah, dan presentasi, semacam bikin proyek skripsi skala mini. Makanya saat lulus kuliah langsung siap presentasi tentang keahliannya.
Great pak Meteri Satryo analisa kondisi mahasiswa S1 kita🎉🎉... really agree with your idea
Matematika bisa menjadi sebuah kebebasan bagi mereka yang dapat merasakannya sebagaimana seharusnya.
terima kasih prof. pnyataan bliau di sini akan saya pakai sbg latarblkg pd disertasi saya.
Diringkas, nanti saya dikirimi ya Bu Kartika? Tks sblm & sesudahnya
ini baru beneran menteri yang sesuai bidangnya, semoga sukses pak
bebaskan dosen dan guru dari beban administrasi di sekolah dan universitas..biar guru dan dosen fokus meneiliti dan mengajar saja.
Saya pakai bahasa awam saja,, MEMANG MANTAB BAPAK MENTERI YANG SATU INI,,, pemikiran nya semua kita alami ,,,mudah mudahan ini yang di sebut Revolusi mental
Kesalahan pada saat penerimaan mahasiswa baru di PTN menggunakan tiga jalur dimana golongan menengah hanya mendapat porsi 40% qouta (di SNBP dan SNBT) karena jalur mandiri 60% quota mahal biayanya, sementara golongan kaya dan miskin (KIP) bisa mengikuti 100% quota ( di SNBP, SNBT, Mandiri). Padahal di golongan menengah itu banyak anak anak pintar, lihat saja para rektor dan dosen rata rata dari golongan menengah, kenapa PTN membatasi golongan menengah?
Potensi untuk menyerap tenaga kerja di bidang teknologi kecerdasan buatan sangat besar, sehingga hal ini perlu dukungan dari pemerintah, mulai dari regulasi untuk membuat suatu ekosistem yang saling menguntungkan antara dunia pendidikan dengan dunia usaha. Terima kasih.
kalo terpaksa mau menyimak pembicaraan ini gunakan kecepatan 2x agar waktu egga sia2
sama hahaha
Saya 1.5x karena kalo 2x terlalu cepat, ga begitu jelas ucapannya😅
❤❤❤❤❤❤❤❤
Tingkatkan kualitas kehidupan dosen. Bayarkan tukin
Hal 'lucu' menurut saya:
...ternyata masalah tidak bisa membaca dan menulis bukan masalah anak SMA, tapi masalah lulusan strata-1 di Indonesia. (Berdasarkan survey Bapak Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro 17:08 )
Ini baru pilihan tepat pak prabowo..😊
Kalo di luar keliatan keren ya, tp si bapak beneran tahu gak kalo dalam instansinya amburadul
Menarik dan sangat nyata. Terima kasih untuk pencerahan yang luar biasa ini. Mohon informasi apakah bahan presentasi Bapak Menteri dapat diperoleh. Terima kasih 🙏
PERFECT
Masalah utama, masalah sikap mental. Bukan seperti yang dipaparkan.
Pak menteri salah satu peluang untuk menyerap tenaga kerja adalah dibidang teknologi kecerdasan buatan. Saya pernah menjadi dosen tidak tetap dan juga saat ini sedang mencari partner untuk pengembangan kecerdasan buata melalui perusahaan saya. Masalahnya adalah saya perlu partner yang bisa sama sama mewujudkan model bisnis berbasis AI ini untuk masuk ke bursa saham, sehingga mendapatkan pendaan untuk pengembangannya.
Ini lebih ke kelemahan pendidikan secara keseluruhan, jd pas di kampus ttep gapinter
Prodi SI Univ Sangga Buana Bandung turut menyimak
Tersirat,Pekerjaan tdk berkurang hanya berubah walau ada dinamika automatik.guru dosen tetep harus ada sesuai alur madepan.literassi,interdisiplin,belum dipaksa utuk kreatip,bikin soal yg komplek yg penting dinilai pola pikir,kumukasi/dialektika,kelemahannya tidak bisa baca n menulis report,skill buruk,belum kompetens. Sulusinya apa belum tersampaikan?
Untuk negeri kepulauan ini :
1.bongkar iklim di birokrasinya.
2.benahi kurikulum dasar esde smp, materi eksakta,sejarah komprenhe sif, sastra indonesia/enggris,musik klasik,dan atletik dn berkegiatan dilingkungannya.
3. Sma/smk 4 tahun. Pembinaan karakter ber kesunambungan dalam praktik.
seperti halnya membanggakan AI dalam berbagai tugas mahasiswa dan dosen, secara tidak langsung akan menghancurkan daya ingat dan pikiran manusia, sehingga nantinya pikiran kita akan kosong dan kehilangan ilmu pengetahuan itu sendiri karena sumber ilmu pengetahun mereka genggam di database ai....
Keren ini pak Menteri
Salah satu kendala paling utama adalah penguasaan bahasa asing, hingga kurang mampu bersaing di pasar kerja global
Kampus sudah semestinya lebih paham teknologi dan ilmu terapan dari pada dunia industri. Semua Pengusaha dan pemerintah dan ahli ekonomi dan ahli agama Islam bertanggungjawab memperbaikinya.
Këlemahan lulusan perguruan tinggi adalah kalah sama orang dalam, kalah sama anak bapak yang punya perusahaan, negara dan institusi
Menteri itu digaji utk cari solusi. Bukan mengeluh dan menyalahkan guru dan dosen dalam memberi menteri...
Nah!
Gmn cari solusi kalo bawahannya gk sejajar sama ide pemimpin?
Pemimpin itu bertugas maksa anak buah taat. Klo tidak itu artinya fufufafa
@@HarunHarun-e4fmasalahnya karena pns beda sama swasta, swasta kerja ga becus ga sesuai arahan bisa dipecat
Khusus ilmu terapan/teknik, ada dosen partime yg sudah pengalaman di industri 15 th nan walaupun gelar minimal s1 saja boleh untuk mengajar, membimbing agar lulusan siap kerja...dan bisa berbagi study kasus nyata di proses produksi...
Kelemahan itu bersumber dari “dosen” Perguruan Tinggi.
Perusahaan saya lebih prefer hire anak anak SMK dengan program 4 tahun... Magang, lanjut di hire bila perform bagus
Udah tahu penghasilan dosen di PTN?
Sejak paska kemerdekan , pendidikan sdh berjalan dan trs menuju kwalitas SDM yg di inginkan.
sekolah formal sudah mengajarkan membaca, menulis, dan latihan.. hanya saja masalahnya anda mengikutinya atau tidak..
1 HAL YANG PASTI : SISTEM PENDIDIKAN BELUM DIDESAIN UNTUK MENCIPTAKAN ANGKATAN SIAP KERJA (DENGAN KARAKTER DAN KOMPETENSI YANG MATANG)
Ya itu gara2 zonasi, jalur Mandiri semua harus lulusz nilai bagus pegang ijazah..haha. akhirnya surplus sarjana yg belum layak...😂
Ki Hajar Dewantoro,
Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mbangun karso, Tut wuri handayani.
Maka,.. tidak mungkin pemimpin tidak berkualitas ( plonga-plongo) menghasilkan produk yang berkualitas,... jangan tunjuk kekeliruan ke yang lain.
2045,... Indonesia LEMAS!
Masalah kemauan yang kuat. Biasa disebut TEKAD.. contoh : ditanya : apakah anda ingin maju ? Semua menjawab MAU. KEMAUAN BERKADAR 5 WATT. Pengetahuan cukup. Keahlian /ketrampilan ada. TAPI PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN yang tidak didukung KEMAUAN atau tekad yang membara (burning desire) atau ANTHUSIASME, tidak menghasilkan apa apa.
semoga pendidikan kita mampu melesat.. dan korupsi dg segala modusnya di mendikti hilang..
Kesempatan kerja untuk lulusan perguruan tinggi sangat terbuka lebar. Tetapi kemauan untuk memasuki peluang itu, lemah. Apalagi setiap ada peluang tentu ada hambatan ato tantangan. Karens kemauan yang lemah, langsung mundur tanpa berjuang terlebih dahulu. Jadi KEMAUAN /TEKAD YANG KUAT itulah yang memisahkan orang orang berhasil dan orang orang gagal.
Bagaimana pendidikan mau maju, seleksi gurunya saja pakai sistim yg dibatasi data base, guru SD sampai MENENGAH seleksi gurunya dibatasi data dapodik, dg alasan pro guru honorer, dilapangan jadi guru honorer itu 80% hasil nepotisme orang pemda, sama yg honorer teknis demikian juga, pasti ada keluarganya yg pegawai pemda. Yg pintar kalah bersaing karena tak punya channel politik.
Coba menrustekdikti dari kalangan industri / dunia usaha, mereka mengerti kebutuhan dunia usaha, sehingga kampus menyesuaikan dunia usaha / industri.
Khan sudah, yang menteri dari Gojek itu
Lulus kuliah sebagian besar plonga plongo. Karena sejak SD jarang dilatih karakternya untuk kerjasama, memecahkan masalah bersama dan presentasi. Seperti yang telah dilakukan di negara maju.
Makanya dosen harus ada sertifikat ngajar di keluarkan oleh Dikti biar semua seragam untuk global
JUMLAH PERGURUAN TINGGI PERLU DI KONTROL UNTUK MENJAMIN MUTU.
JANGAN SAMPAI JUMLAH LULUSAN SARJANA MEMBLUDAK TAPI KUALITAS SANGAT RENDAH.
MUTU PERLU DIPERHITUNGKAN.
sudahlah kita jadi sales aja. baik sales inhouse atau sales freelance.
btw,saya sales pengadaan jasa logistik self service via aplikasi. komen aja yg mau😅😂
Penyebabnya bisa dari tenaga pengajarnya, institusi PT/kementerian, terkait pendidikan dasar & menengah, mahasiswa itu sendiri.
inti video ini ada di menit ke 8:00
Kalau susah memaknai dan membaca ya sediakan aja Perpustakaan yg bagus di masing-masing lembaga, bila perlu buat kebijakan yg baik tentang penguatan literasi.
Prof😂..cara belajar di perguruan tinggi sebenarnya sdh bagus juga .cuma budaya Korupsi di negeri ini yg merusak semuanya..yg pada akhirnya warga negara yg rasional heran dgn pengelolaan negara ini.. anak negeri ini yg lulusan luar negeri pun lbh memilih kerja di luar negeri daripada di negara sendiri
emang pak toko buku di daerah saya pada tutup, perpustakaan lumayan sepi...budaya baca perlu ditingkatkan
Kegerus sama budaya short video
Mantapkan dulu pendidikan dasar dan moral bangsa....di SD....di SMP mulai ajari pertanian n perkebunan pertenakan serta buat masak2
an.....di SMA baru kasih jurusan spesifik...biar pas lulus anak punya kecakapan hidup....lebih mendalam baru ke perguruan tinggi
Teknik mesin ITB ....karir puncak jadi menteri pendidikan ...😢
Kuncinya riset buat selesaikan masalah bukan syarat lulus...
Dosen2 tdk mlkk riset dan yg diajarkan cm teks book kuno
Yo ketinggalan😅😅😅😅😅
Anak saya SMP, saya suruh belajar dari youtube
Gimana mau riset kalo masih mikir gimana buat makan besok
Riset butuh dana. Dana nya di korupsi yassalam
Kerja gak fokus , karena biasa maen game dan active di sosmed. Yg parah yg kuliah online saat covid...skill kurang walau nilai bagus bagus
kak adakah file slide yang disampaikan pak mentri? atau bisa di download dimana? thks
Amat sukar Indonesia maju dlm pendidikan krn pertinggi², Jabatan gampang anak² sendiri kuliah luar negeri, Singapore, UK , German dan Amerika. Terus peguruan local ga dipandang olih pertinggi² tersebut.
Dosen PTS pada umumnya masih mikir token listrik, gas LPJ, beras dll. Harap maklum gajinya rata2 di bawah 1 juta.
Ijazah S1 gak penting, yang penting orang dalam saya merasakan sendiri.
Host di awal video ini juga saya duga produk pendidikan RI.
Tolong dong pak jangan cuma wacana doang segera realisasikan klo gak segera kapan Indonesia bisa mengejar Vietnam Thailand apalagi malaydes dan singapura
Magang saja susah di perusahaan...,.. harus nya pemerintah memberi sangsi ke perusahaan dan menerima magang pajaknya di kurangi tiap mahasiswa magang....dan di ajarin mahasiswa nya
Diantara sekian negara, cuma Indonesia yang pemerintahnya takut sama perusahaan. Jadi jangan heran kalo ilmuan ga bisa melakukan riset di indo karna ga ada perusahaan yang mau nyediain ilmuan, dan dibiarkan menjadi gelandangan intelektual
Anak2 dari sd pondasinya harus kuat baru bisa melanjutkan selanjutnya .
bacot sana sini, tapi zolim kepada dosennya , tukin nggak dibayarkan, masya Allah bapak, hati2 nanti ditagih di akhirat
Maaf....kalimat Menuju Indonesia Emas (31+18+24=73) code 73 adalah dari (15+12+16+13+17=73) ini adalah code kunci untuk pribadi2 manu-sia dilihat dari sudut pandang (Kearipan Lokal) dan dlm Kitab tertulis pesan Inilah Anak Yang Kukasihi (13+7+34+19=73)...nuwun
Gimana mau maju kalo cara mikirnya masih gini wkwkwk
@kaitokoyamon kalimat Inilah Anak Yang Kukasihi adalah Kocap Yesus Kristus.....apakah ada manu-sia yang sebanding dengan Perilaku Yesus Kristus hingga hari ini.....barang siapa memahami dan melakukan-nya code 73 dipastikan akan menjadi manu-sia cerdas beradab dan penuh dng kejujuran lurus dan benar.....
Hoaks
@nafisahaisyah8413 th 2019 Jokowi di Yogya minta restu ingin mencalonkan Presiden untuk yg ke 2 × nya....menemui Sultan dan Saya membuat rumusan angka2 hingga mencapai Negara Toto Titi sampai Adil makmur (268)......dan Saya telah menanam pola pikir Kearipan Lokal....jika Anda seorang Menteri dan menikmati roti dari Pemerintahan sekarang sekalipun itu adalah dampak kuat Jokowi tindakan karya menanam saya yg tdk Anda ketahui....jika perlu langsung ke sumbernya tanyakan ke Jokowi apakah benar berita ini..
OMDO Pak Menteri, Nato. No action Talking Only
Beranikah Bapak Mentri mengunggah kelemahan birokrasi di kementriannya????
luar biasa pak menteri, ceramah yg hrs sangat amat di noted...... direnungkan dan sgr ditindak lanjuti 👍👍 sehat & terus berkarya pak ❤
Ada teman sering ngantin di kantorku.....dia S2 IT UGM ....
hanya diberi tugas jadi tukang ketik di kantornya.........???????
Kalah sama tetangga gue. Cuma lulusan SMA jago coding kerja sama perusahaan US gaji 2 digit. Miris
Kloe pendidikan kita 3 terbesar diAsia,...Pak Menteri...?...kenapa banyak penganguran Pak..?...apakah kualitas pendidikan sudah bagus..?......
Terbesar, meskipun blm terbaik
Sebagus apapun program kementerian, jika tidak bayar TUKIN Dosen ya sia2 saja. Kapan dosen sejahtra?
masalahnya bukan jumlah pekerjaan atau pekerjaan atau kerja apalah kata kerja...
masalahnya manusia nyari kerja bukan nyari hidup.
ketika alat lebih berat daripada tujuan itu sendiri ya segalanya kacau...
makanya gak kaget kalau kedepannya yang berkembang negara hukum bukan negara adil...
Gratiskan pendidikan dan kesehatan. Dorong dan rangsang generasi untuk, mencintai membaca dan sekolah. Ini mau sekolah sj, masyarakat mau mampus cr biaya, klau mau bersaing.
Jd g di olok" ma negara luar, kyk KTT D8. Krna dilihat negara ini sdh, remuk. Lemah dr segala sisi. Udh g usah bnyk berteori.
Dr aparat hukum sampai sekelas kepala desa korup semua..pakek disuruh minta maaf balikin duit..diancam hukuman penjara aj tdk takut..apa lg suruh minta maaf balikin duit..🤣🤣🤣..melawak aj pun
oooo......
Ngomong muter2, solusinya nggak ada, salah satu bukti jd profesor modal hapalan
😂
Biaya masuk s1 . Apakah bisa gratis. Banyak anak yg pintar yg mempunyai pemikiran maju terkendala biaya masuk s1
Saya guru smp
Coba pak nadiem begini, dialektis sering keymote speaker
Pendidikan gratis dong ..klu emang mau Indonesia maju,... pendidikan sekarang ini kebanyakan teori n tak bisa digunakan untuk kehidupan...jadilah negara kita miskin
😭😭😭 SARJANA Indonesia masih suka BERDOA KERAS PAKAI TOA gimana MAU maju ha ha ha ha ha ha ha ha ha😅😅😅😅
Mahasiswa jgn kejar JD politisi, tapi berbuatlah untuk rakyat demi masa akan datang seperti Prof Stella, dia TDK mencari, tapi dia yg di tawari JD pejabat itu pun jika dihitung secara ekonomi dia rugi tapi demi bangsa dan negara ini
Tukin dosen gak di bayar pak itu kelemahannya
Ini profesor BLU.. Mentang2 PT asalnya banyak berdiri industri.. Sok..
Lalu bagaimana PT yang daerahnya minim industri tapi dipaksakan untuk BLU.. Ancur..
Profesor nya aja gak bisa memecahkan masalah tentang Tukin dosen😂😂😂, kyk mana profesor nya ini
Intinya kebanyakan onlen jadi pada pinter pinter😂
Jangan cerita pulau dan besar nya indonesia tetapi exsen nya apa indonesia ini, apa yg hrus kita robah, apa yg salah pendidikan kita, universitas kita, di nenahi dl sebab nya
SULIT ORANG INDONESIA DAN NEGARA INDONESIA UNTUK MAJU, JIKA SELALU ORANG DARI AGAMA MAYORITAS HARUS DI KEDEPANKAN DALAM SETIAP ASPEK. itu yg saya lihat 🤭
Betul tahayul, hafalan, dll jadi mundur generasi Indonesia ini..