Luka Di Balik Stereotipe Gen Z (Kenapa Gen Z Manja?) | Satu Insight Episode 4

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 25 апр 2022
  • Sebenernya kenapa sih Gen Z dicap sebagai generasi bermental tempe? Apakah sepenuhnya salah Gen Z? Nah, di video kali ini Evan bakal ngebahas penyebab dan 'luka' di balik stereotipe itu. So tonton videonya sampai akhir, ya!
    Belakangan ini lagi capek? Cek tingkat stres lo disini:
    satu.bio/quiz-tingkat-stress
    Mau worksheet Satu Persen GRATIS? Klik link ini ya:
    satu.bio/free-worksheet
    Kalo lo suka topik dan pembahasan di video ini, lo bisa tonton 10 video terbaik Satu Persen di sini: satu.bio/playlist-top-10
    Selain itu, lo juga bisa akses playlist khusus buat video-video tentang QLC di sini: satu.bio/playlist-quarter-lif...
    Dan buat lo yang pengen diskusi bareng Perseners lainnya, lo bisa banget ikutan grup komunitas kita di link berikut ini: satu.bio/grupkomunitas
    Reference:
    1) Recognizing the importance of childhood maltreatment as a critical factor in psychiatric diagnoses, treatment, research, prevention, and education
    www.nature.com/articles/s4138...
    2) The effect of multiple adverse childhood experiences on health: a systematic review and meta-analysis
    www.sciencedirect.com/science...
    3) Transgenerational Epigenetics of Traumatic Stress
    doi.org/10.1016/bs.pmbts.2018...
    4) The Relationship between Maternal Childhood Emotional Abuse/Neglect and Parenting Outcomes: A Systematic Review
    doi.org/10.1002/car.2393
    5) Adverse Childhood Experiences and Depression among Indonesian University Students www.researchgate.net/publicat...
    6) Understanding Intergenerational Trauma: An Introduction for Clinicians www.goodtherapy.org/blog/Unde...)
    7) Intergenerational Transmission of Trauma: An Introduction for the Clinician www.psychiatrictimes.com/view...
    ━━━━━━━━━━━━━━
    APA ITU SATU PERSEN?
    ▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀
    Satu Persen-Indonesian Life School adalah startup pendidikan yang mengajarkan tentang pengetahuan dan kemampuan penting dalam hidup yang belum diajarkan di sekolah dan masyarakat luas.
    1) Konsultasi dengan Mentor: satu.bio/mentoring-satupersen
    2) Konseling dengan Psikolog: satu.bio/konselingpsikolog
    3) Webinar, Workshop dan Bootcamp: satu.bio/webinar-kami
    4) Kelas Online: satu.bio/kelas-online-kami
    ━━━━━━━━━━━━━━
    BUSINESS INQUIRIES
    ▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀
    Email : partnership@satupersen.net
    Speaking Engagement : bit.ly/satumitra
    Content Collaboration : bit.ly/satumitra-yt
    ━━━━━━━━━━━━━━
    SOCIAL MEDIA UTAMA SATU PERSEN
    ▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀
    Instagram Satu Persen: satu.bio/igsatupersen
    Twitter Satu Persen: satu.bio/twitterofficialkami
    LinkedIn Satu Persen: satu.bio/linkedin-kami
    ━━━━━━━━━━━━━━
    SOCIAL MEDIA LAINNYA
    ▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀
    Instagram Satu Persen for Career: satu.bio/kenali-spforcareer
    Instagram Buku Self Knowledge: satu.bio/buku-self-knowledge-...
    Instagram Mental Health Training: satu.bio/bmht-instagram
    Instagram Cerita Konsultasi: satu.bio/cek-ceritakonsultasi
    ━━━━━━━━━━━━━━
    TIM PENYUSUN VIDEO
    ▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀
    Scriptwriter: Sesy Widya Pakpahan
    Audio Editor: Ananda Luchiano
    Video Editor: Adi Rachman
    Presenter: Ifandi Khainur Rahim
    Poster Illustrator: Triaji Sanghika
    Poster Designer: Triaji Sanghika
    ━━━━━━━━━━━━━━
    Jangan lupa like, comment, share, dan subscribe ya!
    Kalau lo mau drop saran soal topik, lo bisa ke link ini:
    satupersen.net/page/content-d...
    Satu Persen
    Lebih Baik Setiap Harinya
    #SatuPersen​ #SatuInsight #GenZ #GenerasiZ #Milenial #GenerasiMilenial #Manja #ManjaBanget #HidupSeutuhnya #SelfLove #Healing #SelfHealing #MemaafkanDiri #MaafkanDiri #PercayaDiri #ManajemenWaktu #Bahagia #Stress #Mindfulness #Kesuksesan #Asertif #KesehatanMental​ #Mindset​ #SemangatHidup​ #VideoMotivasi​ #KesehatanMental​ #Produktif​ #Overthinking​ #Psikologi​ #DiriSendiri​ #kataMutiara​ #KataKataMotivasi #Sukses #Pendapat #Gagasan #Perasaan #FilosofiTeras #Investasi #sukses #kesuksesan

Комментарии • 822

  • @SatuPersenIndonesianLifeschool
    @SatuPersenIndonesianLifeschool  2 года назад +246

    Menurut lo, apakah kondisi dunia saat ini terlalu keras buat GEN Z? Apakah memilih Child Free (gak punya anak) bisa jadi alternatif solusi?
    Ceritain pandangan lo di kolom komentar yuk! Jangan lupa pake hashtag #CurhatanPerseners biar bisa masuk video-video selanjutnya 😁
    (Next video kita bakal bahas tentang Child Free)

    • @learnpsychology4464
      @learnpsychology4464 2 года назад +5

      Nahh bagus nih pake referensi. Udah lama gw tunggu! 👍

    • @pemudasawah1886
      @pemudasawah1886 2 года назад +32

      Topik: "Psikologis Santri Di Pesantren"
      Ini akan jadi topik pembahasan yang menarik sekali dan akan jadi proyek penelitian psikolog yang menjanjikan."
      #CurhatanPerseners

    • @swazilae1072
      @swazilae1072 2 года назад +7

      Bahas dong soal pandangan Gen Z terkait childfree

    • @gianiadzkia5559
      @gianiadzkia5559 2 года назад +23

      Aku ngerasanya kalau jadi generasi skrg itu tight bgt masalah ekonomi. Aku g tau apa ini relate sama aku aja atau enggak.
      Para org2 tua dulu pny kebiasaan menabung dan menyisihkan harta mereka untuk jadi warisan. Warisan itu kelak akan anak2nya pakai untuk minimum membangun rumah.
      Jaman skrg? Org tua aku sndr aja boro2 ngasih warisan… yg ada warisan hutang (sbnrnya aku bkn berharap dapet juga, soalnya aku jg bkn tipe yg dependent juga cm sbg perbandingan aja). Yang ada bukan warisan uang tapi malah menjadi beban juga untuk anak2nya pula aka. Sandwich. Sedangkan varian kebutuhan2 orang akan gaya hidup, pendidikan, dll lebih banyak dibanding jaman dulu…
      Jaman dulu mana ada yg namanya anak2 main gadget, pulsa dll, kendaraan juga 1 keluarga paling punya 1 unit juga cukup, makan di luar dan fashion juga bukan bagian dari gaya hidup… manusia banyak bertambah tapi lapangan pekerjaan entah kenapa ga balance dengan jumlah penduduk. Ditambah wabah corona. Beda sih tipe masalahnya dengan masa lalu
      Terutama melihat dari sisi ekonomi sih, parah bgt cobaan untuk org2 dimasa ini.
      Aku kalau ga kerja di luar negeri kayanya udah collapse menghadapi berbagai semua kesulitan ini :/

    • @ArsyaNugraha
      @ArsyaNugraha 2 года назад +6

      Min, minta tolong juga, kalau bahas child free, bisa juga dikaitkan dengan konsep filosofinya zeke yaeger, yaitu antinatalism.

  • @depanbelakang2217
    @depanbelakang2217 2 года назад +1032

    Ada penelitian tentang underprivileged Z. Ternyata gen Z yang selama ini dicap suka ngopi, boros, tech savy, hingga manja itu yang sering diangkat di publik dan media. Yang menunjukkan dimana Gen Z yang kita tahu selama ini sudah mempunyai privilege dari gen X sebelumnya contoh, putri tanjung, livy, dsb. Lalu bagaimana yang underprivileged Z, yang gaji di Jawa masih 2,5 jt bahkan ada yang 1,5 jt seperti d jogja. Yang sekolah masih ngejar paket C untuk bekerja. Atau yang kerja pagi kuliah malam. Atau gen Z yang menanggung beban ortu dan saudaranya. Ini adalah gen z yang underprivileged. Gen z yang sebenarnya di dunia nyata, gen z yang bisa dibilang hidupnya sederhana, sehingga tidak pernah diangkat publik dan media atau dianggap invisible, dan persentase ini lebih banyak dari gen z yang kita tahu selama ini. Jadi setiap generasi tidak seharusnya perlu "dilabeli". Karena akan berdampak bias terhadap generasi selanjutnya.

    • @half2242
      @half2242 2 года назад +83

      Bener bgt, ga semua gen z harus di labeled seperti itu, gue tau mungkin banyak yg manja dimata mereka. Tapi mereka harusnya ngerti, yg terlihat blum tentu bener n dikit2 main cap sana sini berdasarkan internet doang🤣. And lagi setuju klo gen z unvisible lebih banyak di banding yg terekspos

    • @yunitap7052
      @yunitap7052 2 года назад +40

      Benar, saya percaya ini, maksudku, kalau mkkb, semua jaman pasti ada angkatan mkkb-nya sendiri.. pola asuh dan gadget, ketersediaan informasi yg sangat cepat sekali, itu yg lebih berpengaruh menurut saya

    • @nadasaaddiyah2497
      @nadasaaddiyah2497 2 года назад +5

      Nah nah iya ini, 👍

    • @irenemorita5489
      @irenemorita5489 2 года назад +1

      dats right

    • @RvPologi
      @RvPologi 2 года назад +17

      Kenapa komentar sebagus ini tidak dapat perhatian mimin. Apakah seperti kondisi mainstream lainnya, bicara realita, kemiskinan, dsb tidak menarik? #curhatanperseners

  • @nicoputra4703
    @nicoputra4703 2 года назад +112

    Karena adu nasib antar generasilah yang memperburuk situasi:)

    • @busetdehwoy2139
      @busetdehwoy2139 Год назад +19

      Generasi boomers: Ahh dasar generasi milineal dan Z manja lembek! Dicubit dikit nanges! Coba kami dulu Dihajar sampai Babak belur juga biasa aja!
      Meanwhile:
      Generasi sebelumnya lagi ( orangtuanya generasi boomers ) :
      Ah dasar anak jaman sekarang cuma tau main aja! Coba kami dulu makan saja susah! Harus berperang menghadapi penjajah! Mereka mah enak tinggal menikmati
      Welllll intinya generasi yang lebih old akan merendakahan generasi selanjutnya
      Gw yakin Suatu saat nanti Generasi Z pasti juga akan membanding bandingkan generasi mereka lebih baik daripada generasi setalahnya

    • @sherlyangel558
      @sherlyangel558 14 дней назад

      ​@@busetdehwoy2139jatohnya mirip konsep senioritas ga si? Kek selalu yg lebih tua ngepressure yg muda..

  • @mayleebaebae
    @mayleebaebae 2 года назад +545

    Bahas tentang patriaki dalam keluarga..perbedaan pola asuh orangtua kepada anak nya yang pertama dan yang lain.dimana kakak selalu di tuntut selalu ngalah.#CurhatanPerseners.

    • @podhistory952
      @podhistory952 2 года назад +38

      Setuju, patriark sama perbedaan pola asuh antara anak cewe sama anak cowo

    • @annisamaulida9131
      @annisamaulida9131 2 года назад +1

      betul bahas

    • @SatuPersenIndonesianLifeschool
      @SatuPersenIndonesianLifeschool  2 года назад +30

      Halo, Kak! Makasih banyak yaa atas rekomendasi dan idenya. Kalau Kakak berkenan, Kakak bisa drop idenya di sini, siapa tau nanti ide Kakak bisa direalisasikan sama tim RUclips Satu Persen xixi: satupersen.net/page/content-dropbox

    • @jeepy7731
      @jeepy7731 2 года назад +3

      Titip kak, sebelumnya terimakasih banyakkk😊🙏🙏

    • @vionova_v3705
      @vionova_v3705 2 года назад +24

      setuju, patriarki dalam keluarga ini juga yang menyebabkan Indonesia dinobatkan sebagai salah satu negara "tanpa ayah" tertinggi di dunia, sungguh miris

  • @cloudcookies2536
    @cloudcookies2536 2 года назад +535

    Gw sebagai generasi Z, yg punya trust issue, sering overtingkin, dapet pressure dari mana² dan tentunya punya luka batin yg amat mendalam yg di sebabkan dari keluarga besar, setelah dipikir bener banget deh kalo semuanya itu ya di sebabkan masa kecil yg kurang bahagia karena di dalam memori masa kecil gw tuh, gak ada kenangan yg bahagia bahkan kalo inget kejadiannya dimasa kecil aja rasanya sakit banget terus masih terekam jelas peristiwanya#CurhatanPerseners

    • @RvPologi
      @RvPologi 2 года назад +27

      lo gak bisa inget masa bahagia kecil ataupun yang terdekat jatuh cinta sama mantan terindah, emang otak di design kaya gitu. Otak tidak didesign untuk bahagia cuy, lo coba gali2 deh klo gak percaya

    • @MasKitonGaming
      @MasKitonGaming 2 года назад +3

      cie curhat...

    • @gabrielputrapadaga8498
      @gabrielputrapadaga8498 2 года назад

      Anjayyy

    • @JoeySandri
      @JoeySandri 2 года назад +10

      Mendadak pusing saya bacanya kalo udah ada anak jaksel komentar

    • @hellohei8215
      @hellohei8215 2 года назад +14

      violence,bullying,had no friend,need to fight alone, and i made it thats what i remembered
      im pretty gratefull because of those tough process im being stronger than anyone 😝

  • @andreanestefan5598
    @andreanestefan5598 2 года назад +425

    Kalo ngomong" peranan keluarga, apa sih perbedaan dampak perceraian orang tua dengan salah satu orang tua yg meninggal waktu anak" masih kecil? Kenapa perceraian identik dengan dampak buruk terhadap anak", selain mereka dihadapkan dengan kebingungan mereka juga mengalami kerinduan yang sama.

    • @dhikaputra5102
      @dhikaputra5102 2 года назад +48

      Soalnya behavior dan habit ortu di rumah itulah role model buat di anak nanti di masa depan.

    • @almondnette0226
      @almondnette0226 2 года назад +86

      kalo orang tua bercerai, bakal ada perselisihan atau paling engga anak bakal sadar kedua orang tuanya saling ngga mencintai, atau hal lain lain yang anak harap bisa ga sih ga terjadi aja, itukan bisa dipilih yaa
      tapi kalo meninggal, walaupun anak dan siapapun yang ditinggalkan ngga ikhlas, tetep pasti bakal bisa menerima karena mau ga mau dia dan orang sekitar dia tau kalo itu adalah takdir yang gabisa dipilih
      menurutku perbedaannya kelihatan sih

    • @indahamalia7058
      @indahamalia7058 2 года назад +29

      @@almondnette0226 Setuju, ada juga ank yg ortunya bercerai merasa menyesal krna dlu tdk berusaha untuk menghalangi percaraian mereka. sekaligus kadang menyalahkan pihak entah itu ayah atau ibu yg jdi penyebab besar perceraian, itu terjdi biasanya ketika ank dihadapkan dngan situasi yg bikin mereka mikir "andai gk cerai, pasti bla bla bla".
      intinya seperti kata almondnette sih, perceraian bisa di cegah, klu meninggalkan Allah yg panggil.

    • @almondnette0226
      @almondnette0226 2 года назад +17

      @@nonibelanda507 kan yang jadi variabel, anak yang ditinggal orang tua yang sudah meninggal vs bercerai,
      aku mengasumsikan kalau dinamika hubungan antara orang tua normal tanpa ada hal lain yang melatar belakanginya misal. kekerasan,
      iya sih tapi banyak orang yang memaksakan diri ngga bercerai padahal hubungan udah ngga sehat banget untuk diri sendiri dan anak, tapi menurutku yaa, walaupun akhirnya orang tua mereka bercerai dan akhirnya anak merasa lega karena tidak ada perselisihan lagi, tetep aja bakal ada perasaan negatif yang cara menghadapinya tinggal dipilih aja oleh anak itu.
      kan cara orang bereaksi sama kejadian buruk tuh beda beda ya, ada yang terpuruk, ada yang bangkit. mungkin ada yang terlihat biasa aja, tapi kita kan ngga tau dikepala mereka itu jadi traumatis apa engga

    • @almondnette0226
      @almondnette0226 2 года назад +15

      @@nonibelanda507 engga, memang bukan hanya korban perceraian doang, semuanya yang dapat pengalaman buruk tentang keluarga pasti terkena dampak negatif. pengalaman buruk misal. abandonment, abuse, assault, etc
      tapi bukan berarti kita tidak validasi apa yang dirasakan korban broken home (?), tentu saja semua punya porsi rasa sakit masing masing

  • @profit-re3vr
    @profit-re3vr 2 года назад +176

    Menurutku hal yang ga sepantasnya dijadikan topik pembicaraan baik itu di lingkungan keluarga, pertemanan, rekan kerja dll adalah "Adu Nasib". Kalau km merasa jalan cerita hidup km sulit ya keep itu sebagai proses hidup km. Kalau butuh tempat cerita pilih orang yang km anggap sanggup dan netral dengerin curhatan km. Sejatinya semua orang punya bebannya sendiri-sendiri dengan kadar kemampuannya masing-masing jadi kenapa mesti "ADU NASIB". Kadang tanpa kita sadari "ADU NASIB" ini berakibat domino baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain. Misalnya orang tua di video tadi yang suka membanding-bandingkan hidupnya dengan anaknya, yg berakibat anak itu merasa terintimidasi kemudian secara tidak langsung membunuh karakter anak. Jadi sudah menjadi "KEHARUSAN" bagi semua orang untuk berpikir bahwa semua orang punya kadar sulitnya masing-masing.

    • @half2242
      @half2242 2 года назад +18

      Bener wkkw paling benci sm kaum adu nasib, apalagi generasi sebelah yg mengaku generasi 'paling perfect' dengan menjatuhkan gen lain

    • @arcniflcaelum745
      @arcniflcaelum745 2 года назад

      Sumpah ini bener bgt sih seneng bgt tuh adu nasib lah kan ngeselin bgt

    • @fatherstyle5193
      @fatherstyle5193 2 года назад

      Gen Zampah suka adu nasib dan membuat ranah berpikir sendiri.
      Hampir smua gen Zampah slalu play victim
      Ngerasa paling tersakiti.. ZAMPAH!!!

    • @zalfadaulah4890
      @zalfadaulah4890 2 года назад

      👍👍 nice

    • @umahmuslimah
      @umahmuslimah 10 месяцев назад

      ​@@fatherstyle5193 zampah? Apa sehina itu ya?

  • @muhamadrafi7350
    @muhamadrafi7350 2 года назад +310

    #CurhatanPerseners , sekarang gue lagi ngerasain efeknya, ortu gue dulu suka bentak-bentak pas kecil bahkan waktu itu gue sering sakit sesak nafas masih sering dimarahin gara-gara sakit itu, padahal itu menurut gue pernah denger karena faktor mereka nikah muda sehingga kurang pengalaman sehingga dalam pengasuhan bayi termasuk gizi dan pengaturan ruang kamar ventilasi kurang diperhatikan yang itu menurut analisa gue bikin punya riwayat sesak nafas. Terus gue juga punya mental pendiem dan penakut kek anti social gitu padahal misalnya ketemu ama temen atau keluarga deket mungkin karena efek dari dibentak tadi. selain itu aku jadi suka ngomong dengan suara keras. Nah sekarang gue berusaha nahan itu buat ngasuh adik gue agar berusaha senantiasa tidak bentak ke anak kecil mesikupun nyebelin, berusaha ngasih kata-kata yang baik karena kata adalah doa, intinya gue mau memutus itu

    • @Kasgaraa
      @Kasgaraa 2 года назад +9

      Sama bro,

    • @whitezone3919
      @whitezone3919 2 года назад +22

      sama bro, intinya kita jadi generasi yg mengajarkan etika yg lebih baik dri sebelumnya

    • @fumiko203
      @fumiko203 2 года назад +11

      Sama bro, gegara dulu pas w kecil sering dibentak ama bapak w sama sering liat ortu tengkar w jd pendiam pemalu penakut padahal ama temen deket engga, terus ya sama cara ngomong w juga jd suka bentak" ama galak, walau sekarang w dah mencoba ngurangin sifat galak w. Alhamdulillah pas w dah dewasa ortu w gak pernah tengkar lagi ama harmonis lah istilahnya, tp sifat w yg kasar masih blom hilang😅

    • @winss4945
      @winss4945 2 года назад +10

      sama kek w bedanya penyebabnya krn alm bapak w dulu galak banget kalo anak berbuat salah bukannya diajarin dibimbing eh tapi malah dimarahin aneh kan dan sifat galak itu menular ke emak, jadi kadang emak juga ikutan galak ke anak2nya. alhasil w dan kakak cenderung minderan krn ya tadi masih kebawa pengaruh mindset kalo salah ntar dimarahin. ini jadi pelajaran sih buat w besok kalo emang takdirnya w nikah and punya anak harus bener2 pilih calon bapak yg punya skill pendidik yg baik and kalo ada masalah sm suami atau suaminya punya emosi yg buruk, jangan dilampiasin ke anak karena anak akan trauma sm hal2 spt itu

    • @berliangita374
      @berliangita374 2 года назад +7

      Samaan 😌 skrg nge tread adek wlpn ponakan tp bnr2 hati2 bgt, btw gw nyampein loh hal yg g bisa dilupain ketika ortu sering marah2 grgr hal kecil smpe berbagai macam ancaman itu bnr2 buat otak anak down, segala macam ancaman yg bertujuan baik itu bukan baik untuk ortu malahan bikin anak lebih stresss sejak dini

  • @kucingteriak7542
    @kucingteriak7542 2 года назад +127

    Adek gue gen Z, gue dilahirkan sebagai generasi millenial. Jujur nih, pressure yang paling parah sih emang ke generasi Gen Z ini, soalnya generasi millenial lebih fast soal adaptasi (contoh kasarnya, ada gadget gak ada gadget, kita yg generasi millenial masih bisa survive, karena as millenial, kita pernah ada di masa transisi ini) mau kerja seperti apapun masih bisa combine antara cara "tradisional" dengan cara "modern". Nah, kelebihan ini yg gak ada di generasi Z ini, dimana mereka sangat bergantung sama kebutuhan gadget dan situasi yg gak pasti kayak sekarang. Apalagi mereka harus diprogram cepat mengerti sama ortu mereka ditengah situasi yang tidak pernah pasti kek sekarang.
    Ini ada informasi menarik. Millenial dan Generasi Z nanti akan jadi golden era nya industri no discrimination dan taraf kualitas hidup yg lebih bagus dibanding generasi sebelumnya. Mereka akan membuka lapangan kerja untuk segala umur dan segala ras karena di masa depan nanti pendidikan akan semakin maju, dan orang akan lebih punya waktu untuk menunjukkan rasa toleransi mereka

    • @jakaalatas8938
      @jakaalatas8938 2 года назад +4

      tbh millenial masih di punya pengalaman yang sama dengan gen X

    • @yusufstalin5039
      @yusufstalin5039 2 года назад +2

      jadi, walaupun mungkin ada orang-orang yang berpotensi memiliki pembawaan sisi buruk rasisme yang ikut serta dalam lapangan kerja tertentu, tetap hal tersebut dapat dinetralisir oleh Milenial dan Z, ya?

    • @zalfadaulah4890
      @zalfadaulah4890 2 года назад +2

      Setuju.. aku lihat adeku juga gitu.

    • @irr1110
      @irr1110 2 года назад +1

      Klo lu milenial bukannya anak lu generasi alpha?

    • @kucingteriak7542
      @kucingteriak7542 2 года назад +1

      @@irr1110 adek gue bang bukan anak gue..

  • @faisbukan7630
    @faisbukan7630 2 года назад +63

    Lagi bingung, di kuliah harus gali banyak lobang tp ga dalem, atau gali 1 lobang tp dalem. Ada yg bilang "lu harus bisa banyak hal, dunia kerja itu fleksibel." disi lain, "lu harus fokus sama 1kompetensi yg pengen bener2 lu kuasai." menggalau
    #CurhatanPerseners

    • @tiaradewiimas
      @tiaradewiimas 2 года назад +8

      Di umur 20-30 bisa maksimalin dg eksplore banyak hal. Nanti akan ketahuan bidang mana yg kamu bgt. Ntar usia 30-40 bisa belajar lbh dalam dibidang km secara professional. Usia 40+ menjadi ahli. Cmiiw

    • @indrafathiana8860
      @indrafathiana8860 2 года назад +2

      mungkin lebih tepatnya : jadilah Generalis yang juga spesialis (tambah binun gak?) :D

    • @rakuun8986
      @rakuun8986 2 года назад +2

      Klo yg pernah kubperhataiin itu fokus dalam satu bidang tapi setidaknya bisa di bidang lain

    • @zalfadaulah4890
      @zalfadaulah4890 2 года назад +2

      Ini 22nya bisa tergatung diri kamu sendiri lebih nyaman gimana dan klo kamu tau tujuanmu apa nanti itu akan lebih mudah kearah kesana.

    • @irr1110
      @irr1110 2 года назад +1

      Pertama lu mesti gali satu lobang yg mesti lu kuasai. Itu tetap harus. Lubang lain itu lu pelajari yang prospek ke masa depan yang lu minati namun juga lu mampu untuk mempelajarinya. Knp? Karena klo lu belajar cuma 1 doang, takutnya itu gak bisa ngasilin uang. Realistis. Lu butuh dana buat nyambung hidup. Kcuali lu ada tabungan.

  • @Nihayahobit
    @Nihayahobit 2 года назад +21

    Ngomongin soal Gen Z, aku juga termasuknya. Kata orang Gen Z itu manja, nongkrong, boros, dll. Kayanya nda semua begitu, sejauh ini yang aku kenal temen-temenku mereka semua survive buat hidupnya. Kerja dari pagi sampe malem, kuliah sambil kerja, tinggal sendiri karena gaada orang tuanya. Banyak banget hal yang bikin aku sendiri ngerasa kagum sama kegigihan mereka. Bahkan hal ini pernah kita obrolin alias sesama gen Z ngomongin soal nongkrong-dibanding nongkrong di cafe, kita lebih suka makan di AJB (nama warteg), overthinking-kita sering ketemuan cuma buat ceritain hidup kita, manja-boro2, motor mogok jam 11 malem aja yang bisa diandalkan adalah temen sendiri, alias kita saling bantu. Ya, mungkin ada Gen Z yang punya Previllage berlebih, ada juga yang harus berjuang banget, ada juga yang biasa-biasa aja hidupnya.
    Dan lagi, mungkin ini juga termasuk Previllage sih punya temen yang luar biasa baik dan keren Alhamdulillah. Sesama gen Z ^^

  • @holysheet350
    @holysheet350 2 года назад +68

    aku punya issue di mana aku selalu merasa orang orang bakal benci sama aku. Aku sadar pemikiran ini salah, tapi gak semudah itu untuk mengobati ini. Pemikiran ini ngebikin aku kesulitan untuk dekat sama orang lain. bahas dong min. #CurhatanPerseners

    • @natashafeli2992
      @natashafeli2992 2 года назад

      Sama, gatau knapa

    • @Crakygamez
      @Crakygamez 2 года назад

      Plis. Sama.

    • @Windradini
      @Windradini 2 года назад +1

      Sama. “People don’t care and they will hate me anyway”, ini yang terus ada di pikiran

    • @irenemorita5489
      @irenemorita5489 2 года назад

      heeh :v gmna ya

    • @indrafathiana8860
      @indrafathiana8860 2 года назад

      ada pengalaman di masa lalu yg bikin pikiran itu muncul kah?

  • @mirNaramadhani
    @mirNaramadhani 2 года назад +4

    Kunci mutus mata rantai org tua yg terdahulu ya ikhlas...perbaiki & bentengi diri dgn agama

  • @s.era.g
    @s.era.g 2 года назад +88

    Wah, Gw sempet baca bab2 awal It Didn't Start With You, beresonasi sih sama konten ini. Kurang lebih membahas soal trauma yang diwariskan. Efek secara psikologis sama biologis juga dibahas di buku ini. Setuju sih melatih kesadaran ini cukup besar dampaknya untuk diri. mungkin kalau bisa di permudah bahasanya, kuncinya ada di keseimbangan. Kadang kalau nonton video edukasi gini gw cenderung nunjuk aspek2 eksternal dan nyalahin kondisi atau orang lain yang menyebabkan gw jadi seperti sekarang ini. Tapi dengan kesadaran, bukan lagi nunjuk keluar tapi ke dalam diri sendiri. Bahwa yg jadi PR besar adalah untuk pulih butuh memunculkan keinginan dari dalam dan kekuatan yg besar untuk berani menghadapi diri sendiri juga. Selalu insightful bgt satu persen ini! Banyak refleksi jadinya. Semoga makin maju dan terbuka dg beragam perspektif. Udah keseringan menjustifikasi keadaan diri lewat self diagnose supaya merasa aman, tapi lewat perspektif yg lain sering sih bikin gw suka gak nyaman untuk mengakui bahwa mungkin faktor eksternal justru yg benar dan kita yg butuh evaluasi diri. :')

    • @zharifahhanun4154
      @zharifahhanun4154 2 года назад +2

      Setuju banget. Gue sempet mikir buat apa sih gue nyalahin faktor eksternal padahal gue udah gede dan punya kemampuan untuk memilih tindakan untuk diri sendiri

  • @rpgsgamer7850
    @rpgsgamer7850 2 года назад +133

    Memang iya, waktu kecil aku selalu kena bullying secara verbal, itu yang bikin aku cepat emosi dan gampang nangis.
    Orang tuaku mengasuhku terlalu protektif, mau berani malah jadi salah. Terus kadang sulit untuk berdaptasi dengan internet jaman sekarang.
    #CurhatanPerseners

    • @ridwanskie
      @ridwanskie 2 года назад +33

      bener banget saya sampe bingung disuruh belajar dan diem di rumah mulu, pengen renang, badminton, cycling dilarang mulu/ jangan jauh bahaya katanya, main atau nginep di temen juga gaboleh, terus saya harus ngapain di rumah, saya di rumah mabar dan open discord sama temen juga gaboleh berisik, semuanya dah gaboleh wkwk, padahal yang paling saya butuhin cuma interaksi sosial woi, di rumah juga gapapa kalo keluarga gw hangat, tapi ini pada sibuk masing-masing anjimme

    • @shyaisya
      @shyaisya 2 года назад +5

      @@ridwanskie ajakin temen lo belajar bareng bang🤔

    • @ciskek3653
      @ciskek3653 2 года назад +24

      @@chocolate-hw2yr relate dan udh kejadian di gw bro wkwk. Masuk perkuliahan kicep, skill gaada, masuk sirkel2an aja susah bgt asli. Buah dari dikit2 dilarang, waktu sekolah cuma dituntut rangking dikelas daripada belajar empati dan sosialisasi sm org lain wkwk

    • @MReyhanNIhsan
      @MReyhanNIhsan 2 года назад +10

      ya saya ikut ngerasain juga sih...susah emang kalau ortu kek gitu...harus belajar batesan diri juga emang kadang kita gk bisa selalu ikut kata ortu, akhirnya saya juga nyari" solusi improve diri dari internet...haha

    • @graceyuniasari4249
      @graceyuniasari4249 2 года назад +10

      Coba ngmng pelan2 ke ortu pasti ortu bisa ngerti, ya kalo didiemin terus berarti itu sama aj kyk membiarkan ortu km ngatur kamu terus.

  • @leelouu4595
    @leelouu4595 2 года назад +3

    Kalian sebagai calon orang tua... Belajar dari transisi masa Tua dan era GenZ belajar buat gak terlalu mendewakan anak yg terlihat pintar atau mencaci anak kalian yg bodoh... Klo ada rejeki sedikit jangan beliin barang buat satu anak aja sdgkn anak lain berasa iri... Jangan dilarang klo anak sedang jatuh cinta tp lebih diarahkan aja... Takutnya pas kecil dilarang pacaran tuanya ogah nikah, atau anak2 yg dulu didewakan malah jd beban ketimbang yg kalian jelek2in... Abaikan pandangan Tetangga atau sodara selama lu pada yg ngehidupin anak kalian bukan minta ke orang lain... Bebaskan anak dengan hidup yg dia pilih tapi tetap kasih tau resikonya. Atau Ortu batasi kebebasan anak tapi suatu saat bakal ada resikonya juga... Gak usah dikompori soal Harta orang lain terlihat lebih megah... Ini sih wish gue klo memang someday punya kluarga...

  • @erwinarator8021
    @erwinarator8021 2 года назад +39

    Bang coba bahas Orang Tua yg Toxic dong yg kita udh usia dewasa tpi masih di atur" Org tua , dan ga dpt kebebasan kita . Khususnya yg masih tinggal sm ortu #CurhatanPerseners

    • @astrizj6216
      @astrizj6216 2 года назад

      up

    • @sukatminisulaeman8730
      @sukatminisulaeman8730 2 года назад

      Mesti berani pisah rumah. Banyak benefitnya.

    • @user-mv8qx4si3u
      @user-mv8qx4si3u 2 года назад +2

      Bismillah, positif thinking aja.. ortu itu pengen yang terbaik untuk kita, nasehat untuk kitaa
      banyak org yang ga dipedulikan oleh orang tua nya sendiri, kita banyakk2 bersyukur ajaa.. dan memanfaatkan kesempatan ini untuk berbakti ke ortu.. karena pahala besar jika kita selalu taat ke ortu (hanyaa dalam hal kebaikan lho yaaa)

    • @ARRYFIRZA
      @ARRYFIRZA 2 года назад +2

      @@sukatminisulaeman8730 Masalahnya gak direstuin buat pisah rumah wkwk...

  • @gnathalie3984
    @gnathalie3984 2 года назад +136

    #CurhatanPerseners Pas banget woy 🙂 kenapa ya timingnya. Jujur ini yang aku temuin sekarang2 ini sih, salah satu tekanan jadi genZ adalah harus menyadari hal ini dan gabisa menyalahkan org yg menyakiti kita sebelumnya. Jd salah satu masalah yg menurutku dihadapin sama genZ adalah emosi atau perasaannya susah tervalidasi kecuali lewat media online kyk gini. Karena kita meskipun mendapat tekanan tapi DILARANG ngeluh beneran di hadapan orangnya, Krn sadar sama apa yg dialami ortu kita mungkin jauh lebih buruk. Dan inget guys, sebagai pelopor perubahan itu jauh lebih sulit daripada yg kita kira. Kalau mengalami parenting buruk, punya bekas luka dalam diri, tapi berupaya mengubahnya untuk generasi berikutnya SUSAH pake banget.. mungkin ini juga yang bikin orang pengen child free. Karena ngerasa ga sanggup kalau harus self healing sekaligus bertanggung jawab sama kehidupan satu orang manusia, yg notabene sekarang kita tahu kan dipengaruhi banget sama kita scara nature or nurture.
    Mungkin mereka yg child free mau menyerahkan tanggung jawab membentuk generasi berikutnya ke orang2 yang lebih ready untuk jadi orangtua.. yaitu mereka yg punya latbel keluarga lebih baik. kalau dilihat dr pandangan evolusi.. mari wariskan genetik yang jauh lebih adaptif ke masa mendatang. Tapi tidak hadirnya anak di kehidupan itu ngaruh banget sih ke kita sendiri.. Krn selain kehadiran anak ngasi jaminan hari tua, kehadiran anak itu bagian dari tugas perkembangan jg (Erickson).. kita tua ada keinginan mewariskan apa yg kita punya, knowledge, Faith, affection (kecuali kalau kita memilih untuk mewariskannya ke komunitas itu bisa jd alternatif) kalau tugas perkembangan gak terpenuhi, kemungkinan fiksasi dan muncul masalah..
    tp yah aku pribadi ngerasa punya anak itu keputusan yang sangat besar.. kdg kalau orang2 kyk kita maksa punya anak tu kayak seolah2 kita mentingin diri sendiri dan nyeret satu manusia gatau apa2 ikut dalam kekacauan. Makanya hanya orang yang sehat pasti gak akan membiarkan anaknya sampe berpikir kyk gitu.. pasti diusahakan anaknya bisa mensyukuri kehidupan

    • @gnathalie3984
      @gnathalie3984 2 года назад +22

      Menurutku, yang perlu kita lakukan filling the gap as could as possible.. gap antara kekhawatiran kita ttg anak kita bakal gimana nantinya sama kesanggupan kita saat ini. Kita mesti inget kita gaakan bisa jadi orang yg sepenuhnya sempurna, ortu yg sempurna.. tp kehidupan itu masih bisa diusahakan.
      Pertimbangan plus minusnya mesti baik meminimalisir regret dimasa mendatang.
      Kalau in the end of the day, to not having a child is the best option.. then its fair enough. Find the alternative to prevent problems possibly happen.
      Tp kalau saat ini keputusan itu heavily influenced by worries.. lebih baik dipertimbangkan lagi. Perhaps we need to value ourself more.. Misal kita ada panggilan pengen jd ortu tp banyak takut atau khawatirnya. Atau ngrasa life is not worth to live.. itu yang sedih. Your life is valuable dear :) and so your future child. Mungkin kita perlu ke psikolog to deal with our issue first.. mengusahakan yang terbaik untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan sbg orangtua. Setelah itu let it flow.. kalaupun masih muncul permasalahan2 nantinya.. ingat kita manusia perlu belajar lifetime.. dan siapa tahu mentality mu yang terus brusaha belajar memperbaiki diri bakal nurun ke anak2mu. Juga ke anak2nya anak2mu. Kehidupan masih bisa diusahakan

    • @geaaa96
      @geaaa96 2 года назад

      in the end it doesn't even matter.
      u ll die anyway
      do the best u can today.

    • @AKDHFR
      @AKDHFR 2 года назад +6

      semua tergantung dri ortu sama teknologi,
      1. ortu yg manjain anaknya, kemungkinan anak tsb ga bakal bisa ngehadapin masalah yg sulit apa apa dibantuin ortunya meskipun dri hal yg kecil2
      2. Medsos,gaming: Medsos zaman sekarang itu kejam rata2 kalau ngelihat komen negatif setiap hari, hari anak tersebut bakal jadi jelek teknologi jg buat para anak jadi distance sama irl = akhirny gk dapet skill2 bagus, procastinating juga dari hasil cepat dari teknologi yg serba cepat sekarang apa apa mudah spt online shop, mobile banking, gofood dll.
      Kenapa pada gampang lelah dan butuh healing? karena dopamine di otak kita yg terlalu sering gampang teknologi jadi pas disuruh kerja sedikit yg harafiahnya normal di irl jadi ga seimbang karena sudah terlalu biasa spt habit. Saran aja sih untuk gen mungkin lepas Handphone walaupun susah, sering sering keluar rumah biar otak kita reset ke zaman sblm teknologi, terlalu banyak teknologi sama medsos itu gak bagus.

    • @dhafsha4688
      @dhafsha4688 2 года назад +6

      bener, apalagi kehadiran anak kayak dijadikan tempat pelampiaskan emosinya

    • @gnathalie3984
      @gnathalie3984 2 года назад +1

      @@dhafsha4688 😢 iya sedih banget kalau gitu. Untuk melepaskan stress ada banyak cara lainnya

  • @deririan8117
    @deririan8117 2 года назад +6

    Bukan hanya generasi z yang gini mah. Semua generasi juga pernah gini yang lain cuma gak ada medsos aja buat ngungkapinya. Klasik

    • @sarakiapanya7015
      @sarakiapanya7015 2 года назад +2

      Mereka itu terlalu oversharing Padahal oversharing berbahaya

  • @yohanesputra7913
    @yohanesputra7913 2 года назад +3

    heran nya channel dan konten2 kaya ginian cuma kita2 doang yang ngerti , pingin banget nyokap bokap ama orang2 lain nonton walaupun bentaran doang biar ada ilmu psikologi dikit
    tpi apa daya nyuruh bokap nyokap yg toxic pake banget tpi sok2 an bijak dan orang tua pling bener dan hebat sejagat raya versi gw

  • @febrianimmanueltappe9984
    @febrianimmanueltappe9984 2 года назад +6

    Oleh sebab itu gengs gua minta tolong sama kalian semua, stop saling judge ataupun menghakimi satu sama lain karena itu bisa berdampak banget bagi kehidupan seseorang yuk mari kita ubah mindset kita dan belajar lagi untuk bisa saling mengerti dan menghargai satu sama lain.
    Seperti ada pepatah yg ngomong gini;
    "Jika lu mau di hargai oleh orang lain mulailah dari diri lu sendiri yaitu belajar menghargai orang lain."

  • @rini_chan1004
    @rini_chan1004 4 месяца назад +3

    Kenapa Gen Z selalu dipandang jelek? Saya yg hidup lurus saja jadi ikut terbawa-bawa akibat stereotipe masyarakat terhadap Gen Z. Padahal bukan keinginan saya lahir sebagai gen z. Mana bisa saya rekues ke orang tua "bu saya mau lahir tahun 1980an"😅 pernah dengar tuh isu, bahwa perusahaan lebih milih mempertahankan karyawan tua dibanding karyawan generasi Z. Saya langsung ketar ketir dong "wuadduh, saya terancam😅" tapi ya sudahlah namanya pola kehidupan.

  • @kaptenkukang
    @kaptenkukang 2 года назад +9

    "hard times creates strong men, strong men creates good times, good times creates weak men, weak men creates hard times".

    • @bombombimbim440
      @bombombimbim440 Год назад +1

      SOLUSINYA : tetaplah jadi "strong men" dimanapun kapanpun masanya.......

  • @pemudasawah1886
    @pemudasawah1886 2 года назад +29

    Topik: "Psikologis Santri Di Pesantren"
    Ini akan jadi topik pembahasan yang menarik sekali dan akan jadi proyek penelitian psikolog yang menjanjikan."
    #CurhatanPerseners

    • @fajarpradana9620
      @fajarpradana9620 2 года назад +3

      Menarik dari sisi mana bang? Boleh sharing. Cukup tertarik. Kali aja udah punya hipotesa nya bang

    • @nuriska1340
      @nuriska1340 2 года назад +3

      Menarik! Sebagai alumni pesantren

  • @husnaghniya
    @husnaghniya 2 года назад +13

    Setuju banget! The key is within ourselves untuk memutus rantai toxicity yg tidak sengaja tercipta sebab edukasi yang terbatas. Semoga kita semua dikuatkan untuk bisa bikin gebrakan demi kemaslahatan hidup di masa depan. Start from yourself to yourself, the next step will follow.

  • @amatscoline7147
    @amatscoline7147 2 года назад +26

    #CurhatanPerseners antara budaya agama dan pekerjaan, sedari dini kita selalu diajarkan untuk beragama yg baik dan berbudaya yg sopan, seperti cara kita menjaga kedaulatan atas tubuh kita, mana yg boleh di lihat org lain, mana yg boleh di sentuh org lain, tapi hal ini akan menjadi delema disaat kita ingin memasuki dunia pekerjaan, ya banyak perusahaan yg mengharuskan calon pekerjanya melakukan mcu total, yg mengharuskan bugil utk mcu, ini akan menjadi masalah besar bagi org org yg memegang teguh norma agama dan norma kesopanan, mereka seperti di paksa melepas keyakinan yg harusnya mereka peluk,

  • @PYRx748
    @PYRx748 2 года назад +20

    Alasan ini uda saya dengar banyak sekali dari sesama gen Z. dan plis jangan self diagnose. semua gen Z mengaku masa kecil nya dilukai. pertanyaannya, gen Z yg masa kecilnya tidak dilukai itu seperti apa ? masa kecil yang ideal menurut gen Z itu kaya gmn ? dan saya bener2 bingung dengan konsep menyalahkan didikan orang tuanya terhadap kepribadiannya sekarang. Orang tua juga punya kepribadian hasil didikan kakek nenek kalian jadi emang tidak ada orang tua sempurrna jadi jangan bersikap narsistik seolah2 dunia ini diciptakan untuk gen Z.
    Disini konteks saya ialah anak2 yg bukan hasil dari tragedi berdarah, atau pelecehan seksual karena saya tau itu trauma yg berat. Konteks saya berbicara ialah gen Z yg mas kecilnya hanya dibentak orang tua, dijewer, dipukul yang tentu masih batasan mendidik.

    • @indrafathiana8860
      @indrafathiana8860 2 года назад +1

      hmmm agak sepemikiran sih soal ini. kalo diri kita yang sekarang membuat kita blaming situasi dan kondisi yang disebut ACE itu.. lalu apa bedanya ya sama Joker yang bilang "gw jadi jahat krn dulu gw dijahatin" ? *beneran nanya

    • @zalfadaulah4890
      @zalfadaulah4890 2 года назад +1

      Kayaknya klo pake fisik smpe dipukul gitu bukan di gen Z deh. Paling mereka ya karena disuruh bantu2 nyapu beresin rumah di marahi ga boleh beli ini itu di paksa makan sayur. Dan mereka bilang itu tersiksa orang tua ga paham mereka. Yg ada mereka ga paham dunia. Hmmm

    • @omiyowyoww
      @omiyowyoww 2 года назад +1

      @@zalfadaulah4890 saya gen z, tapi pas masih kecil jg kalo salah sering dipukul dan di bentak. Mungkin tergantung kondisi keluarganya kali ya, kebetulan saya anak terakhir, mungkin didikan ortu saya terhadap kakak2 saya yang anak2 milenial masih terbawa

  • @dedikpurwanto9842
    @dedikpurwanto9842 Год назад +12

    Stereotype Generasi adalah istilah yg berlaku bagi kaum² kelas menengah dan atas aja.
    Masih banyak manusia yg lahir bersamaaan dgn Generasi baik Boomer, X, Milenial & Z yg pendidikan terbatas, lingkungan nya keras, jadi pekerja kasar, masih susah memenuhi kebutuhan primer nya. Dan mereka ini sangat jauh dari stereotype generasi.

  • @victorsetiawan3465
    @victorsetiawan3465 2 года назад +21

    IMO gen z terjadi malahan krn kelebihan fasilitas mudah sedangkan generasi sebelum2nya fasilitas lebih sulit dan perlu kerja keras memperolehnya sehingga lebih tahan banting.
    kalau dilihat dari mkkb semua generasi ada tapi generasi dulu mereka masih harus struggle untuk memperoleh sesuatu atau mendapat sesuatu yg bikin mereka lebih tahan sama tantangan. sedangkan Gen z mau apa2 serba gampang bahkan mkn ortunya jg provide semua yg mereka mau krn mereka tidak ingin anaknya menderita seperti mereka. disana Gen Z terlihat ga mau berusaha dan mau ambil gampang aja. #CurhatanPerseners
    dari pengalaman hidup, ga semua bisa didapat dan sulit sehingga harus coba menabung dan mencari uang tambahan. disana akhirnya menciptakan diri yg kreatif dalam menghadapi tantangan krn kondisi yg dihadapi selalu sulit. sedangkan kalau lihat calon2 generasi muda sekarang yg bekerja mereka tidak memiliki kreatifitas dan hanya mencari jalan pintas kebanyakannya.
    Soal Child Free itu pilihan masing2 orang. ada yg berpikiran mereka tidak ingin kalau nantinya anak mereka seperti mereka yg menderita dan selalu disalahkan. inilah yg sangat ditakutkan krn sempet nonton film bertema mirip dimana org pintar sulit mempunyai keturunan krn byk perhitungan sedangkan yg bodoh berkembang biak terus sehingga generasi kedepannya akan lebih banyak org bodoh ketimbang pintarnya bahkan yg pintar sudah punah (sempet mikir tdnya ini film fiksi kok jd lebih mendekati aslinya malahan)

  • @mdsin7177
    @mdsin7177 2 года назад +33

    #CurhatanPerseners Webtoon weak Hero banyak main di konsep diri, pemikiran karakter yg cerdas bermain dg mental musuh (gelutan temanya). Disaat yg sama para petarung ini ya cuma siswa sma yg bocah bgt dan berteman dg hangat.

  • @heejake.5839
    @heejake.5839 2 года назад +120

    bukan pengalaman sih kak, lebih ke pertanyaan. saya sebagai gen z yang hidup juga di lingkungan gen z sudah terbiasa dengan yang namanya masa kecil kurang bahagia yang sebabnya dari berbagai macam faktor. pertanyaan saya, memang ada ya anak yang benar-benar merasakan kebahagiaan murni ketika mereka masih kecil? lantas masa kecil bahagia yang normal itu seperti apa? #CurhatanPerseners

    • @naylafr
      @naylafr 2 года назад +21

      iya bener, ikut curious, bukannya kebahagiaan itu dari diri sendiri dan standar kebahagiaan itu juga berbeda gabisa di compare?

    • @yanidyafarrasf9132
      @yanidyafarrasf9132 2 года назад +18

      Kayanya punya orangtua lengkap trus mreka support anaknya itu udah cukup bahagia deh. I mean kek mreka tersupport gitu, jadi diterpa apapun anak itu ter-shield karna pihak kedua orsngtuanya berperan dengan baik. Jadi dia ada masalah juga ga begitu sedih atau drop banget. Tapi kalo yang mkkb dan peran kedua orangtua ga ada kadang goyahnya cepet banget

    • @aanabs
      @aanabs 2 года назад +6

      Intinya 'kebahagiaan seorang anak' itu ya kondisi dimana seorang anak terpenuhi kebutuhan lahir maupun batinnya. Standarnya mah masalah lingkungan, apalagi soal materi karena itu menyesuaikan gaya hidup yang diterapkan keluarga dan/atau lokasi serta keadaan lingkungan masing2.

    • @rachmiilma5735
      @rachmiilma5735 2 года назад +14

      Sekarang, aku bisa bilang aku punya privilege 'masa kecil bahagia', lebih tepatnya merasa 'sangat bersyukur dengan segala bahagia & kurang bahagia yang terjadi di masa kecilku'. Mungkin dulu aku ngerasa jengkel, ngerasa ga adil, ngerasa sebagai korban dari parenting orangtua, tapii growing up, aku sadar kebahagiaan itu ternyata bisa kita rasain jauh setelah hal itu terjadi. Contohnya, Dulu mungkin aku kesel dan marah karena ga dibolehin beli ini itu kayak temen temen yang lain. Tapi sekarang aku ngerasa sangat bersyukur karena dengan didikan seperti itu aku tumbuh jadi orang yang gak boros. Menurut ku, Gak ada bahagia yang 'murni'. Tapi kita bisa memilih untuk menjadi bahagia karena kita belajar sesuatu dari hal yang 'kurang bahagia' 💙

    • @shintaamaliasolihat7872
      @shintaamaliasolihat7872 2 года назад +2

      @@rachmiilma5735 but kenapa ada orang yang ketika sudah dewasanya dan dia cukup untuk punya uang, lalu membalas dendam keinginannya karna di waktu kecil gabisa mempunyai yg dia inginkan?

  • @faizalsetiawan2996
    @faizalsetiawan2996 2 года назад +3

    di setiap masa akan selalu punya permasalahan2nya masing dan penyelesaiannya masing2
    ya anggap aja masa gen Z ini sebenerny masa peralihan dari old school ke era full digital, jadi banyak sebetulnya hal2 yang mungkin bisa d terapkan d masa lalu sebetulny tidak bisa d terapkan d masa sekarang, dan ya kita sebagai sesama manusia yg hidup d masa SEKARANG, harus saling mengerti dan mencari penyelesaiannya sama2 (penyesuaian sii intinya), bukan saling menyalahkan

  • @deliciouscoconut9826
    @deliciouscoconut9826 2 года назад +4

    Makin mudah sesuatu makin banyak tuntutan.
    Makin banyak tau, makin beragam keinginan.

  • @irr1110
    @irr1110 2 года назад +4

    Bukan mau ngejek gen z, tapi yg gua temuin. Emang manja. Banyak gak bisanya. Kerjaan di butuhin nya apa eh malah ngerjain apa. Trus ujungnya resign. Ujung nya balik numpang hidup ke emak. Jadi mirip orang gengsian yang gak pada tempatnya. Coba gen z di suruh kerja jadi sales??? Mau gak??? Ob??? Kebanyakan gak realistis.
    Maksud gua. Klo hidup kita susah kita gak terima kenyataan dengan terus ngeluh manja. Emang nya uang jatuh dari langit.
    Pada banyak ngebet jadi pengusaha. Boleh aja. Tapi kan sebelum usaha gak ada salahnya kerja dulu atau dagang kecil²an dulu.
    Menurut gua GEN Z KEBANYAKAN MENUTUPI GENGSI DAN MALES NYA DENGAN KATA MENTAL HEALTH.
    Kerjanya kacau. Cepet capek. Gaji minta gede. Ya elah sarjana aja banyak gaji UMR. Laen cerita klo di suruh kerja Ampe lembur gak di bayar baru boleh komplain.

  • @rahmatalfiandihidayat7435
    @rahmatalfiandihidayat7435 2 года назад +4

    Di era yang serba kompleks ini,bagaimana menjalin hubungan yang sehat..? Karena bertahan,namun selalu mengungkit masalah masalah yang udah lalu itu gaenak om. #CurhatanPerseners
    Thanks min

  • @sawamuraeijun4500
    @sawamuraeijun4500 2 года назад +16

    Bang gw punya ketakutan tentang aksi2 yng dilakukan mahasiswa diangkatan gw yang notabene nya rata2 mahasiswa aktivis yang mempelopori gerakan itu para angkatan gw, nah ketakutan gw ini ketika mereka sudah koar2 tentang aspirasinya dan ternyata aspirasi mereka itu kurang relevan dan membawa dampak buruk kedepannya maka yang akan disalahkan itu keseluruhan dari angkatan tersebut sama seperti kasus generasi di video tempat saya komen ini padahal hanya segelintir saja yang begitu tolong bahas kehawatiran ini dong bang #CurhatanPerseners

  • @kurabasakurata2575
    @kurabasakurata2575 2 года назад +39

    sebagai generasi masa peralihan tradisional ke modern (90an kayanya) malah bersyukur, karena ga terlalu kena mental issues, ga terlalu overthingking membandingan diri dengan orang lain di sosial media. karena manusia" generasi tersebut lebih suka adu nasib dibanding adu pencapaian, jadi ya merasa setara aja dengan manusia" tersebut. 🤣

    • @graceyuniasari4249
      @graceyuniasari4249 2 года назад +1

      Maksudnya yg lahir thn 90an gitu?

    • @mobrazenyet4606
      @mobrazenyet4606 2 года назад +9

      Lah gw yg kelahiran 90an tapi ngerasa relate ke gen z 🙄
      Padahal waktu kecil belum banyak kenal teknologi, paling2 tv. Lumayan banyak main di luar rumah. Temen2 ada, walau sesekali ngedrama. Tapi mental issues juga tetep ada aja.

    • @xquisid
      @xquisid 8 месяцев назад

      Adu nasib itu sama aja dengan adu pencapaian.
      Pada dasarnya elu menitikberatkan pengalaman lu sendiri dengan orang lain, jadi ga ada bedanya.

  • @dimasputraari
    @dimasputraari 2 года назад +4

    gw broken home, gw jauh dari orang tua, diasuh sama nenek, tapi gw bisa survive, kayanya yang bikin beda sekarang karena media sosial yang terlalu bebas, yang isinya bikin anak sekarang ngebanding bandingin hidupnya

  • @gabrieldanar841
    @gabrieldanar841 2 года назад +5

    Gw g mau menurunkan mkkb ini pada anak gw..
    So mending gw g punya anak alias child free..
    Gw sndri g bsa jamin 100% gw g menurunkan trauma ini k anak gw.
    Dari pada gacha, mending engga.
    Buat anak kok coba2..

    • @JusufLutro
      @JusufLutro 2 года назад +1

      Sepemikiran kita bro

  • @novalauliarakhman7232
    @novalauliarakhman7232 2 года назад +15

    #CurhatanPerseners Bahas soal orang yg punya harga diri rendah & pemalu yang selalu jadi target pembullyan dan selalu dipandang rendah dimata orang & proses character development tepat

  • @AR-bh3mn
    @AR-bh3mn Год назад +8

    1. Masalah Overpopulasi.........
    Jikalau aja Masalah overpopulasi ini bukan jadi masalah, pastinya Gen Z bakalan lebih sedikit dari sekarang.......
    Tapi karena terlanjur Pecah, Maka Harus Gen Z Yang memperbaiki masalah2 Yang ada pada Gen Boomer & Millenials! 😔

  • @IceFrogs.
    @IceFrogs. 2 года назад +15

    Min coba deh bahas film anime yg judulnya "A Silent Voice", menurut gw bnyk si yg bakal jd pelajaran, soalnya berasa bngt si dri anime itu, punya kekurangan tp kepingin hidup normal, merasa bersalah sampe mau bundir, jadi paham arti teman dekat, wahh keren bngt si menurut gw, dapet pelajaran hidup bngt dri film anime itu, dan sangat mengandung bawang si filmnya 😇
    #CurhatanPerseners

  • @intanpurwanti1669
    @intanpurwanti1669 2 года назад +38

    #CurhatanPerseners kemaren banget mama minta maaf, karna menurut mama, mama punya kesalahan waktu dulu. kesalahan yang jadi penyebab kenapa aku sangat tertutup urusan percintaan.
    sekalinya mamah nanya aku suka sama siapa, aku marah. karna menurutku ga penting mama tau till it fix. aku bakal ceritain cowo yg emang bener mau ke jenjang serius aja. tapi emng kebetulan belum ada.
    setelah aku inget inget, iya mama dulu punya salah, aku pernah dimarahin mama cuma karna waktu 1 smp surat suratan cinta monyeett. yg aku aja ga ngerti, ga inget apa isinya. tapi mama marahin aku. smpe sekarang aku inget lokasi, posisi, jambrp mama marahin aku. Sejak itu, aku ga pernah mauuu cerita sedikitpun tentang apapun ke mama.
    btw umurku sekarang 26 taun, kejadian mama marahin aku udah lama banget 2009. tanpa aku sadari, ekspresi marah mama waktu itu, sama persis kaya marah aku skrg kalo tiba tiba ditanya soal cinta cintaan

    • @flaviakatarina
      @flaviakatarina 5 месяцев назад

      Bisa dibawa ke hipnoterapi kak. Dibantu untuk tidak marah lagi sama Mama saat membahas topik" tertentu.

  • @bjorka679
    @bjorka679 2 года назад +4

    Gw gak broken home tapi keluarga gak bercahaya, gak kenal sepupu gak kenal paman gak kenal kakek. Lebaran ga kemana mana. Umur gw 25 merantau sana sini tiap taun ganti kawan dan tiap taun dilupain kawan skrang bingung mau apa mau kemana ga punya relasi ga punya mentor karena orang tua gitu2 aja
    #CurhatanPerseners

  • @rw7638
    @rw7638 2 года назад +3

    Ini video bikin gw mikir keras sih dan salah satunya gw dapet ini.
    Jaman sekarang anak2 jadi lebih terkesan manja ya karena pengasuhan sekarang udah ga kayak dulu lagi, otomatis outputnya beda. Negative atau positivenya ga bisa tau sampai mereka punya anak lagi. Contohnya gini, jaman sekarang pengasuhan positif contoh spesifiknya kayak validasi perasaan anak2 tuh udah banyak diterapin. Kalo dulu normalisasinya adalah validasi perasaan itu buang2 waktu aja, cara instannya buat bikin mereka diem kalo nangis ya pukul aja gitu. Pasti pernah deh liat ortu yg validasi perasaan anaknya terus generasi millenials awal atau babyboomer bilangnya “ah lemah nih dulu gw di ….. biasa aja”. Tapi seiringnya waktu, banyaknya webinar parenting membuat para orang tua generasi sekarang tuh sadar hal kyk gini ga bener dan ga bisa di normalisasikan lagi dan menyebabkan lahirnya generasi yang terkesan dimanjakan. Padahal hasil akhirnya nanti mungkin saat gen Z nantinya akan mengasuh generasi selanjutnya, hasilnya akan lebih baik dari baby boomer ngasuh milenials. Mungkin emosi yang lebih stabil, komunikasi yang lebih baik yang akan menuntun mereka ke kehidupan yang lebih less stressful, lebih stabil dan optimal. Suka banget nonton video satu persen! Kalian keren! Semoga bisa dapet pesannya ke para penonton yang lain 🥰

    • @evafadilla1510
      @evafadilla1510 Год назад

      ini bener sih. ortu yang lahir di generasi boomer kalo punya anak gen z biasanya emang agak susah buat memvalidasi perasaan anak. entah si anak ngeluh capek kerja bukannya dibilang "that's okay kalo ngerasa capek istirahat aja dulu gaperlu dipush" malah "harusnya lo itu bersyukur blablabla"

  • @arienando5937
    @arienando5937 Год назад +4

    Ga fair si kalo hanya main jugde. Gen z hanya tidak tau apa yg mereka lakukan dan dampak apa yg bakal terjadi. Mereka masih berproses, sama saat gw dulu seumur mereka yg sekarang. Dengan sedikit bimbingan dari satu persen, bisa jadi mereka menjadi generasi lebih baik drpd generasi sebelumnya.

  • @dennymahudin
    @dennymahudin 2 года назад +2

    Sy gnerasi mileneal.. Klian genZ adlh masa depan cerah bangsa ini... Milineal,genZ,alpha adlh harapan bangsa...
    Perbaiki ahklak kita dulu... Ga ad mslh dlm perbedaan zaman.. yg terpenting adlh akhlak dlm hidup ini.. perbyk brsyukur dan beraktivitas sosial jg spy jgn tergantung digital..

  • @nadyaif3972
    @nadyaif3972 2 года назад +12

    Makanya gw salut banget sama temen-temen gw yang sehat mental di umur segini, udah produktif, udah stabil, udah kondusif utk berkeluarga.
    Gw ikut seneng dan pengen nyemangatin sambil bilang "Semangat ngelanjutin peradaban ya, khususnya peradaban negara ini. Gw titiip, titip bgt smg apapun yang kalian usahakan saat ini bisa membuahkan hasil bermanfaat buat diri sendiri sm masyarakat. Semangat."

  • @YOHANxav
    @YOHANxav 2 года назад +60

    Absolutely agree! GEN Z itu gifted karena kita self aware. kinda feel pity too bcs mental illnesses is mainly our issues. Informatif dan netral banget 1%! baru tau ada yg namanya intergenerational trauma :")
    Please bahas K-drama "my liberation notes" bang, every character nya punya masalah hidup yg relate banget sama orang2.
    not finish yet sih episodenya but boleh lah masuk list buat video nanti
    Thank you💙 #CurhatanPerseners

    • @aydarianijohar4013
      @aydarianijohar4013 2 года назад +1

      bahas drama tomorrow juga dong hbs itu

    • @ardi1606
      @ardi1606 Год назад

      Mental illness? Itu diagnosis dokter atau mendiagnosis sendiri. Kebanyakan nonton tiktok lu. Gen Z itu isinya bocah-bocah yang narsis.

    • @YOHANxav
      @YOHANxav Год назад +2

      @@ardi1606 Intinya lu ga paham topik yg lu tonton bahas apa

    • @ardi1606
      @ardi1606 Год назад

      @@YOHANxav emang gw bahas video? Gw bahas komen narsis lu.

    • @YOHANxav
      @YOHANxav Год назад +4

      @@ardi1606 Bebas lah~ lu yg ke trigger comment gua udah nunjukkin ciri2 penyandang mental illness

  • @SOKTAUBOLATV
    @SOKTAUBOLATV 2 года назад +7

    salah satu keluhan yang umum pada gen z adalah semakin dewasa semakin susah nyari temen. menurut saya sebagai bagian dari gen z, karena pertemanan pada era jaman sekolah gen z cenderung menyenangkan dan cukup erat (ini based on pengalaman ya, ayah saya aja kadang kaget ngeliat temen2 saya yg baik2 banget, pernah pas pualng nginep dari rumah temen dikasih ongkos ama temen). akhirnya pas gede ngeliat temen2 makin individualis akhirnya jadi kaget. kenapa gen z bisa temenan erat? karena gen z banyak yg terlahir dari orang tua yang cukup mapan. sehingga berbuat baik terutama amal baik yg sifatnya sedekah (kayak traktir, ngasih hadiah dll) kepada orang lain bukan merupakan beban.
    beda sama generasi era kakek saya di mana jaman masih sulit. dari kecil udah banyak bertemu teman2 yang oportunis dan nggak setia/suka manfaatin orang. sehingga ekspektasi mereka terhadap kehidupan nggak tinggi dan sudah terbiasa sejak muda menerima realitas bahwa manusia datang dan pergi, tidak ada teman sejati. sedikit tambahan cerita...kakek saya bahkan waktu SMP pernah diajak naik mobil baru milik kenalannya, tapi kakek saya nggak boleh duduk karena kakek saya saat itu bukan orang kaya jadi dianggap 'kotor'. akhirnya di mobil kenalannya, kakek saya nungging kayak pose orang lagi sholat rukuk. apa tujuan kenalannya ngajak kakek saya? sudah jelas tujuannya buat ngerendahin kakek saya. jaman sekarang, saya liat orkay dan orang miskin semakin melebur

  • @ryoumakoushiro7447
    @ryoumakoushiro7447 2 года назад +4

    W lahir tahun 90-an. W punya prinsip "Kalo lu pengen masuk ke circle ini, w harus ngelakuin ini buat mereka". SD dulu w masih inget Ayah w sendiri ngomong "Ayah lebih milih punya anak jalanan yang bisa diatur dibandingin punya anak sendiri yang gak bisa diatur", di otak w, w selalu mikir "Cara biar diterima di suatu tempat tuh adalah ngelakuin suruhan 'kepala suku' dari tempat itu" dan dalam kasus ini, w jadi sejenis lapdog buat ayah w. Dia nyuruh w ngapa-ngapain, w turutin, dia nyuruh w bantu nyokap, w turutin. Singkatnya, w semacem pleaser. Memang sih, kalo dari agama seorang anak harus penurut, tapi yang ayah w lakuin tuh sampe ke batas kalo w mau beli-beli, harus beli barang murah yang gak nyaman (contohnya sepatu) dan semuanya tuh harus ikutin apa yang ayah w mau gitu.
    Setahun yang lalu, w pengen biar w tetep stay di Bandung buat skripsi karena emang itu satu-satunya cara biar w cepet kelar dan mau tau ortu w bilang apa? "Kalo kamu mau tetep di Bandung, silakan aja, tapi rumah ini dijual" dan "Dapet duit darimana nak kalo kamu di Bandung lagi? Belum biaya UKT, belum biaya makan per bulan, belum uang kos" Disitu, w pilih stay di kampung w, biar rumah gak dijual dan biar mereka ga hoream istilahnya.
    Mungkin ini bisa jadi bahasan buat persoalan people pleaser ato nice guy syndrome?
    #CurhatanPerseners

  • @ariefhiyotojob9369
    @ariefhiyotojob9369 2 года назад +3

    Komen lagi,
    Petuah org dulu,
    Luka sebagai pembelajaran
    Tinggalkan emosinya, fahami hikmah di balik nya
    G ada senang tanpa luka, sebab luka lah yg membuat kenangan itu menjadi bermakna, karna luka lah, hadirnya sebuah sikap yg di sebut dg dewasa 😁
    Buat yg baru menginjak usia 20an, welcome to real life 😁 semangat buat hari nya 🤝

  • @gold_real_money
    @gold_real_money 2 года назад +3

    Gw Genji eh Gen Z, umur 19 tahun dan hidup sendiri karena ayah udah meninggal 5 tahun yang lalu dan ibu udah meninggal 8 bulan yang lalu. Apakah jika gw manja gw bisa bertahan hidup?

  • @yohanesputra7913
    @yohanesputra7913 2 года назад +4

    Gw yg terlahir sebagai gen millenial dan dri keluarga toxic selalu nyiapin basic ilmu psikologi biar nggk ad judgement dan labelling mau dri nyokap , bokap , atau orang2 yang nggk ngerti ama ginian jujur gw udah capek mental banget nggk nyokap bokap maa aja kaga ada bedanya umur udah mau kepala lima kelahiran tahun 90 an tpi pola pikir nya tahun 90 an

  • @rahmarunindaru318
    @rahmarunindaru318 2 года назад +3

    Gue pengen peluk satu per satu perseners yang udah berani cerita di kolom komen ttg luka-luka mereka. Terima kasih udah mau jujur sama diri sendiri. Yuk semangat nyembuhin trauma diri sendiri dan keluarga, supaya anak cucu kita nggak dapet warisan "kena mental".
    Dan thank you, Ivan dan tim Satupersen. Ini sangat² insightful.
    Dan buat yang mau belajar ttg intergenerational trauma, gue saranin baca buku Kazuo Murakami judulnya Rahasia DNA. Trauma diwariskan secara genetik itu memang ada.

  • @Sayurawesome11
    @Sayurawesome11 2 года назад +2

    pengen curhat, suka kesel sama orang yang suka bikin situasi ribet yang gak ada untungnya, misal temen lu yang suka ngata"in lu atau atasan lu yang lebih tua suka bikin ribet. terus nanti ketika kita ngelewati semua itu mereka ngambil credit dengan bilang "kan, untung lu gw kata"in dulu, mental lu terlatih" atau "kamu itu saya ribetin biar kamu terlatih, lihat sekarang kamu bisa kan" orang" kayak gini jalan pikirnya gmn sih? ngapain coba kayak gini, gak diladeni dibilang mental lemah, cari gampangnya atau apa, diladeni malah ngambil kredit keberhasilan orang. kenapa gak kayak manusia normal gitu, gak bikin masalah
    #CurhatanPerseners

  • @nadzifa424
    @nadzifa424 5 дней назад +1

    Bahas tentang bagaimana cara nya gen z berdamai dengan luka batin masa kecil, serta belajar akan konsep self love yang sebenernya. Seperti ikhlas, sabar, dan syukur.😊❤

  • @asemtenan5306
    @asemtenan5306 2 года назад +6

    Min, tolong bahas tentang hubungan pasangan ldr dong, entah kenapa walau hubungan nya langgeng selalu ada rasa takut kehilangan, takut kecewa pasangan ngga jaga diri dll, biasanya setelah di bahas memang bagusnya itu ngga ldr, tapi karena tuntutan kerja jadi ga bisa tuh keinginannya kecapai malah tambah sedih karena itu, endingnya kita kasih semangat ke satu sama lain buat tabah, sabar, dan semangat dalam jalani hari walau ldr.. #CurhatanPerseners🙏

  • @nidafitria1076
    @nidafitria1076 7 месяцев назад +1

    mas aku request tolong bahas tentang filsafat ilmu :
    1. objektivitas, anti-realisme, dan skeptifisme
    2.. Kebenaran sebagai tujuan penyelidikan
    3. keaslian dan niat kebenaran
    4. relativisme

  • @Ziitopia
    @Ziitopia 2 года назад +7

    Oke Van gw harap ini bisa dibahas dan dapet jalan keluarnya ya !. Jadi terkadang gue tuh ada disuatu titik ngerasa capek ngerasa ga nyaman dan ngerasa gue paling menderita ya emang ada hal yang memicunya tapi seringkali gue ngerasa kek gitu tanpa ada pemicunya tiba² rasanya datang aja dan muncul terus buat gue ga nyaman walaupun kondisi realita gue baik baik aja gitu. Gue ga tau ya itu apa karena emang gue juga belum tau dan bingung cari taunya gimana dan kadang juga disaat kondisi realita gue itu bisa dibilang kurang nyaman capek banyak masalah malah diri gue tuh fell baik baik aja kek selow aja gitu jalanin
    Hidup jujur gw khawatir ini tuh gangguan mental jadi semoga di bahas sama tim satu persen dan dpt jalan keluarnya. MAKASIH SATU PERSEN

  • @slametsetiyono3900
    @slametsetiyono3900 2 года назад +2

    Bahas tentang kegalauan.
    Salah satu alasan mengapa di Indonesia banyak pengangguran karena faktor kegalauan. Mereka tidak tahu harus apa, harus kemana dan apa tujuan mereka. Yang bisa mereka lakuin hanya bilang seperti air mengalir.
    Padahal sebodoh air mengalir pun mereka masih punya prinsip yaitu berjalan ke tempat yang lebih rendah. Lha manusia? Prinsipnya apa kalau lagi galau?
    Yang penting cuan? Atau memang sebenarnya ada tujuan tapi ragu untuk mewujudkan? Dia ragu sebelum melangkah.
    Tolong bahas ya min.
    #CurhatanPerseners

    • @bombombimbim440
      @bombombimbim440 Год назад +1

      Bener tuh.... Jaman sekarang ini inti kegalauan adalah "....kita ragu sebelum melangkah " mau apa apa serba salah gak pasti gak tentu dan gak ada support!

  • @silvisirandom
    @silvisirandom 2 года назад +16

    Saya gen Y, percayalah generasi paling keras hidupnya itu Boomers. Ingat lebih banyak Gen Y dan Gen Z yang masih punya jaring pengaman ekonomi daripada Boomers. Di samping yang disebutkan di video.
    Mari jalan bareng setiap generasi tanpa menyalahkan satu sama lain. Biar Indonesia akhirnya dapat terbangun lewat bonus demografi.

    • @YugoFandita
      @YugoFandita 2 года назад +1

      Setuju 🤝

    • @reynoldind
      @reynoldind 2 года назад +4

      Tp kebanyakan pola pikir Boomers tuh seolah olah mereka merasa yg tua memang harus dihormati & punya lebih banyak pengalaman dr generasi selanjutnya. Jadi, muncul di perasaan bahwa mereka selalu tau apa yg terjadi di lingkungan. Dan generasi setelahnya harus nurut & sopan sm mereka. Dan kalau tidak sesuai dg ekspektasi Boomer, bakal dicap "lemah", "gak bisa apa-apa", "mau jadi apa nanti?".
      Banyak jg lho, generasi Y, generasi Z & generasi Milenial yg dg senang hati menuntun & mengajarkan seputar teknologi biar kehidupan generasi Boomer lebih praktis. Tp ada jg Boomer yg merasa udh tua & gak paham seputar teknologi, jadi tetep harus dituntun. Dan ada jg Boomer yg tetep belajar dikit2 biar gak ngerepotin org lain & gak mau ribet manggil org2 yg ngajarin mereka.
      Sebenarnya ini berasal dr 1 generasi yg merasa superior dibandingkan generasi yg lainnya.

    • @silvisirandom
      @silvisirandom 2 года назад +2

      @@reynoldind kalau dari pandangan saya mas, karena ajaran orang tua Boomers jauh lebih keras atau mereka terabaikan. Jadi istilahnya parenting belum begitu maju zaman Boomers. Kita pasti enggak asing dengan Boomers yang lahir 9-11 saudara. Beda dengan gen X ke bawah yang kena program KB Zaman Orba.
      Kalau lahir di keluarga 9-11 saudara apa yg terjadi? Dituntut mandiri dan hidupnya keras sejak dini. Ini yang membentuk Boomers merasa semua harus bisa seperti mereka. Salah atau benarnya tergantung persepsi kita yang terima, tapi kalau dari saya pribadi sebaiknya maklum. Jangan ada dendam kepada Boomers. Kita cuma manusia yang lahir beda zaman. Tujuannya sama, bertahan hidup.

  • @irgiawannnn9030
    @irgiawannnn9030 2 года назад +2

    Kebahagiaan seorang anak mungkin kerasa anak pertama aja itupun kalau ekonomi dalam suatu keluarga itu tergolong baik dan lebih dari cukup,kalo misalkan anaknya banyak kaya tergolong si anak ini ga bahagia
    jadi tergantung ekonomi si orang tua atau keluarga sih kayaknya

  • @tyasapsup
    @tyasapsup 2 года назад +9

    temenku baru lulus psikologi, trus aku sering tanya dia aku kudu apa karena ada banyak masalah yg sampe ke fisik (sakit kepala hebat dan terus menerus sampe dua bulan lebih), susah fokus, dan suicidal thoughts yg gapernah ilang. tapi sampe detik ini gabisa ke psikolog karna takut soalnya pernah salah milih psikolog dan justru ngerasa disalahin atas apa yg aku rasain sekarang. jadinya aku bingung harus apa meanwhile hal2 tadi makin parah #CurhatanPerseners

    • @mobrazenyet4606
      @mobrazenyet4606 2 года назад +1

      Iya bener.... Gw udh ke 2 psikolog dan gak bener2 helpful sih. Temen gw yang mahasiswa berprestasi di fak psikologi juga gak helpful.

    • @refonium
      @refonium 7 месяцев назад

      Menurutku:
      kalau fisik sakit dan mental sakit, harus segera diperbaiki.
      disarankan punya agama, karena ada pedoman hidupnya, nggak bingung hidup itu mau ngapain.
      nggak boleh merasa diri sendiri adalah manusia paling tersakiti di dunia. malah harus merasa beruntung dan bersyukur dengan segala kelebihan yang dimiliki, jadi anggap saja kekurangan adalah sebuah sisi lain, jadi harus ingat kalau manusia itu tidak ada yang sempurna.
      terus belajar menjelajahi pengetahuan baru.
      berpikir kreatif dalam berkarir untuk mencapai kesuksesan dan semakin sukses.
      mengkonsumsi minuman dan makanan yang sehat seperti air mineral, buah, sayur, daging, serat dan lain-lain.
      berbaik hatilah kepada diri sendiri dan orang lain.
      Keep learning, creative, healthy & kind.

  • @salliyalifia4484
    @salliyalifia4484 2 года назад +1

    Dampak mental terkena fitnah , kehilangan sahabat dekat , membuat seseorang menjadi "malas" bersosialisasi lagi
    #CurhatanPerseners

  • @raldobadoa2483
    @raldobadoa2483 2 года назад +12

    bang bahas karakter" remaje SMP&SMA Dong soalnya sering berantem sama keluarga sering cakep sama Maslah" yg ada. emang bener apakah di usia remaja udah harus ngehadapin Maslah orang dewasa?. cakep banget bang sering salah di mata keluarga terus makin tambah berat ama urusan" sekolah. capek banget bang sampe kadang" pengen akhirnya semuanya dengan mati ajah gitu bang sampe kadang" mulai nga percaya sama tuhan kalau benar" ada. tolong bantu yah bang. aku juga udah sering terapkan apa yang Abang bilang" di Vidio" lainnya. tolong banget yah bang udah capek banget dong😢.

  • @suaho1615
    @suaho1615 2 года назад +1

    Seneng banget bahas ini. Berasa ada yg pahamin dikala struggle buat jelasin dan speak up.
    Thanks Satu Persen Team!

  • @MrRidwan2012
    @MrRidwan2012 2 года назад +4

    Terimakasih atas penjelasannya admin 1% jadi makin faham tentang hal ini, saya sendiri dilahirkan di keluarga sederhana dan mendapatkan pendidikan yang keras dari orangtua dan saudara, mulai dari verbal hingga non verbal, asli itu membuat saya memiliki trauma tersendiri terhadap hal itu dan jadi pribadi yang introvert. Karena memang pendidikan orangtuaku meniru orangtuanya (kakek nenekku) dan seperti sudah turun temurun menggunakan cara pengajaran seperti itu. Tapi setelah mendapatkan edukasi dari channel RUclips 1%, menjadikan saya lebih Open Minded, dan bisa mengambil sikap terbaik ketika menjadi Orangtua dan mendidik anak-anakku kelak dikemudian hari. Terimakasih 1% #CurhatanPerseners

  • @dimskuy132
    @dimskuy132 2 года назад +6

    #CurhatanPerseners Bang, bahas tentang tingkat kemampuan seseorang menghadapi tekanan dari pekerjaan/sekolah/lingkungan dilengkapi dengan cara menentukan level tekanan dan cara mengatasinya

  • @hafidzalsyirazi8167
    @hafidzalsyirazi8167 2 года назад +3

    Jujur video satu persen sekarang lebih asik dari yang dulu² walau dulu bahasanya udah fleksibel tapi sekarang jauh lebih menarik.

  • @draqc9101
    @draqc9101 2 года назад +6

    Tolong bahas anime Psycho-pass dong, yang mana sebuah sistem bisa membaca kondisi psikologis manusia, sistem itu diciptakan untuk mencegah tindakan kriminalitas manusia, bahkan sebelum manusia melakukan kejahatan, mereka sudah bisa dihakimi. #CurhatanPerseners

  • @liliskarlina9982
    @liliskarlina9982 2 года назад +1

    Wah curhatan aku ternyata sama kaya tayangan kali ini, benar banget rasanya bangun jatuhnya jadi korban ortu yang cerai, sedih enggak sih tiap sekolah lihat teman dijemput ortunya,, kapan ya bisa ngerasain pelukan ortu hahahh tiap hari rasanya males ke sekolah,,, makan hati,,, tapi masih bersyukurlah samih bertahan sama sekarang... Mau enggak mau nurunin ego dan belajar bagaimana mencintai dengan semua kedaan yang tidak sempurna walaupun enggak muda, seperti sesak napas, tangan bergerak, jantung berdeguk kencang, dan kepala bisa sakut banget saat keingat masa kecil, ini paling nyiksa, efeknya#CurhatanPerseners

  • @tdcblue3900
    @tdcblue3900 2 года назад +5

    Kalo aku ngeliatnya, orang-orang selalu diseret buat cepet dewasa, misal ke pernikahan. Bisa dibilang ga semua orang yang menikah sebenernya bener-bener cukup mature untuk meneruskan keturunan, mengemban tanggung jawab sesuai role masing-masing gender, membangun rumah tangga sama "orang asing non keluarga". Gen Z ini tumbuh bisa dibilang tumbuh dengan melihat betapa susahnya menjadi orang tua, mungkin sama dengan generasi atas juga.
    Bedanya gen z punya jendela atau media yang mengekspos mereka dengan orang-orang sependapat: sosial media. Orang generasi atas ga punya. Melawan patriarki sama ageism aja ga bisa, apalagi melawan norma sosial. Hidup orang generasi atas pun ga begitu enak. Ekonomi masih susah level nasional, transisi pasca perang dunia atau politik ga stabil mungkin bisa jadi faktor. Ada juga orang generasi atas yang belajar dari masa lalu dan mendidik, membesarkan anak supaya anaknya yang hidup di era gen z ga susah di masa kini, dalam keadaan dia sendiri belum siap jadi orang dewasa (sadar atau ga sadar) tapi ga bisa melawan norma yang ada
    Gen Z sendiri malah timeframe sisa hidupnya tambah pendek. Mau hidup sederhana aja tapi inflasi sama kenaikan gaji ga sebanding. Mau healing di alam tapi climate change menghantui. Mau umur panjang tapi pola hidup ga sehat. Ada yang kebanyakan makan junk food, ada yang kebanyakan duduk, ada yang prone sama masalah mental tapi ga pernah ngomong. Ya, suka duka lah. Mau mengurus diri aja susah, gimana mau ngurus anak?

  • @muhammadalhiqny8735
    @muhammadalhiqny8735 2 года назад +17

    Ntah saya doang atau bukan
    Saya lebih nyaman ngobrol dengan orang di media sosial (gak kenal secara real) dibandingkan orang sekitar (keluarga/tetangga). Malahan ketika lewat pas berangkat sekolah tuh gk pernah nyapa klo gk disapa, padahal gk ada rasa benci mungkin karna malu sih eh tapi gk tau juga sib kenapa, saya juga bunguno
    Bahas itu dong min👆
    #CurhatanPerseners

  • @AnandaNeeg
    @AnandaNeeg 2 года назад +10

    coba bahas karakter Goro Majima dari game Yakuza kalo secara ilmu psikologi gimana. Karena menurut gw perkembangan karakternya menarik dan menurut interpretasiku dia adalah karakter yg memilih hidup jadi gila demi tetep waras. nah aku mau tau tuh karakter dia klo dalam segi psikologi gimana, moga bisa jadi pertimbangan konten selanjutnya yak #CurhatanPerseners

  • @Ryanae
    @Ryanae 2 года назад +2

    ini ngejawab strugling dari masalah yg aku pikirin akhir" ini sih, pas banget. Makasii mas videonya sangat membantu 🙏🏻

  • @MasKitonGaming
    @MasKitonGaming 2 года назад +4

    Generasi Gen Z yang Mendapatkan Cobaan dari Masalah kehidupan diri sendiri dan cobaan dari orang tua yang Toxic Sugest, Lebih baik Meninggalkan Orang tua yang Toxic tapi kita yang Dosa dan Sakit, atau Kita yang bertahan dari orang tua Toxic sampai kita yang ikutan Toxic kepada lingkungan sekitar kita yang bisa jadi berimbas banget buat relasi lu kedepan #CurhatanPerseners ada yang bisa mengerti kalimat gue? rancu ya wkwk

  • @_an_dina
    @_an_dina 2 года назад +13

    #curhatanperseners ke-2, wkwk
    Sebagai perempuan, yang juga memiliki mimpi, ambisi dan cita2. jujur aku bingung banget min mau fokus ke karir atau keluarga, terutama anak kelak. Aku dibesarkan di lingkungan keluarga yang membuat aku merasa kesepian dan saat aku memiliki anak kelak aku takut banget membuat anakku juga merasa kesepian. Aku sebagai perempuan takut jika tenaga ku ku habiskan di pekerjaan dan saat bersama keluarga bawaannya jadi uring2an dsbg. Menurut mimin gimana nih solusi untuk orang2 galau, terutama perempuan, yang ingin menjadi istri dan ibu yang baik tapi dia juga ingin tetap berkarya dan menggapai cita2nya?
    Bahkan sampai kepikiran nikah umur 30an bisa kali ya, dipuas2 in dulu main2nya, ambisi2nya, kejar dulu cita2nya. Tapi kalau mayoritas org punya mindset seperti ini jatuhnya malah seperti negara Korea yg angka kelahriannya rendah.

    • @moeyoru2073
      @moeyoru2073 2 года назад

      Sama wkwkwkkwk , tapi gw maunya melajang sihh gw gamau anak kandung gw nanti kek gw ada riwayat depresinya dll. Gamau sih gw gamau biarin dia menderita hanya karena masalah genetik, itu alasannya. Dan gw mau ngadopsi banyak anak2 sih tapi harus ambis dulu gw sampe gw dapet banyak uang,dll mapan gitu lah

  • @yoonwinaver.2029
    @yoonwinaver.2029 2 года назад +9

    #CurhatanPerseners
    Min bahas tentang faktor penyebab munculnya mindset childfree? Dan apakah penganut mindset childfree berarti seorang feminis?

  • @AbaySeventeen
    @AbaySeventeen 2 года назад +2

    Ini cerita pengalaman gw pribadi
    Jadi gw punya sahabat perempuan, emang udah dari kecil bareng, dari TK, SD, SMP bareng, tetangga juga. Ya, gw jatuh cinta ke dia, tapi awalnya gw nggak mau ngungkapin karena dia juga lagi deket sama cowok dan gw nggak mau persahabatan gw ama dia rusak.
    Singkat cerita, 1 tahun yang lalu gw ngungkapin perasaan gw ke dia. Dia kaget, karena dia awalnya merasa persahabatan cowok dan cewek itu bisa, tapi stelah gw nyatain perasaan ke dia, dia jadi sadar bahwa persahabatan cowok dan cewek itu susah (pasti ada rasa cintanya). Dan seperti yang bisa ditebak, gw ditolak secara halus.
    Jadi dari 1 tahun belakangan ini hubungan gw ama dia rusak parah, bahkan gw terindikasi depresi. Mungkin ada yang nganggep gw ini berlebihan, tapi setelah gw tes love languange gw, ternyata gw dapet yang waktu, jadi gw jatuh cinta ke orang yang udah menghabiskan banyak waktu dengan gw.
    Karena gw orangnya sulit curhat ke temen sendiri, akhirnya kurang lebih sebulan yang lalu gw memutuskan untuk mentoring di satu persen (gw nggak diendorse), dan memang setelah itu enakkan.
    Gw udah bilang ke dia bahwa gw serius mau nikahin dia, tapi sampai saat ini hubungan gw ama dia nggak bisa seakrab dulu, canggung. Jadi gw kudu piye? Tetap perjuangin menikahinya (walau sampe sekarang dia belom ngasih lampu ijo) atau udah lepasin aja dan ikhlasin dia utk orang lain?
    Btw, kalo cerita gw dipilih tolong nama dan foto gw disensor ya, gw nggak mau nambah masalah lagi ke dia. Terima kasih...
    #CurhatanPerseners

    • @titoagustio22
      @titoagustio22 2 года назад

      Kalo orangnya gk mau , yaudah gk usah di kejar lagi ngab cari yg lain aja

  • @user-ko7mp9jg2u
    @user-ko7mp9jg2u 2 года назад +1

    Pendidikan moral kita yg kurang. Menurut sya cukup dengan kepedulian beragama itu sudah cukup jd bekal moral yg bisa d ajarkan dr generasi kakek buyut k generasi selanjutnya..

  • @xmaro27
    @xmaro27 2 года назад +2

    kondisi dunia bukan tertalu keras buat gen z tapi sarana dan informasi yang berlebihan membuat gen z menjadi gampang putus asa dan insecure

  • @user-vb5fu1ux5b
    @user-vb5fu1ux5b 10 месяцев назад +1

    Yang saya rasakan saat ini. Banyak berpikir. Dan lebih ingin sendiri. Dan malas melakukan apa"

  • @shaziamaliqamirandi1379
    @shaziamaliqamirandi1379 2 года назад +33

    Bahas anime the promised neverland dong ,pengen tau pelajaran hidup apa yg bisa di pelajarin dari anime the promised neverland 😄 #CurhatanPerseners

    • @ropatritheunlimitedi3489
      @ropatritheunlimitedi3489 2 года назад +2

      Boleh nih min

    • @SatuPersenIndonesianLifeschool
      @SatuPersenIndonesianLifeschool  2 года назад +3

      Halo, Kak! Makasih banyak yaa atas rekomendasi dan idenya. Kalau Kakak berkenan, Kakak bisa drop idenya di sini, siapa tau nanti ide Kakak bisa direalisasikan sama tim RUclips Satu Persen xixi: satupersen.net/page/content-dropbox

  • @na.sabillaa
    @na.sabillaa 2 года назад +1

    bener... aku gampang bgt nangis, sedih, dikit dikit overthinking ya gara gara keluarga sama lingkungan pas masa kecil jujur susah ngehilanginnya😔

  • @markushavalone8444
    @markushavalone8444 2 года назад +1

    Gue kelahiran 92, gak tau masuk genZ atau enggak, yang pasti mendiang ibu gue NPD (narsistik), akhirnya sekarang gue social anxiety dan gak mau berkeluarga karena takut akan jadi the next NPD ke anak istri. Buat generasi baru yang mau cepet berkeluarga + punya anak ya good luck aja, karena realita tidak segampang "jalanin aja dulu"

  • @nikma_tuss
    @nikma_tuss День назад

    Belum lama ini aku baru sadar penyebab mental issue yang aku punya dan sekarang aku nonton konten ini. Memang sudah diatur sedemikian rupa oleh-Nya 😌

  • @faruqasna9789
    @faruqasna9789 2 года назад

    Setiap dengerin hal seperti ini gw selalu nahan tangis, karena gw gk pengen sedih kadang gw jarang dengerin hal2 kayak gini

  • @fikriasrofi5312
    @fikriasrofi5312 2 года назад +3

    Caranya memilih circle pergaulan dan bagaimana untuk meninggalkan circle pergaulan yang toxic atau udah ga nyambung seiring berjalanya waktu, Biasanya perlu jadi penyendiri untuk sementara sampai nemu orang2 yg cocok, gw terinspirasi dari bukunya Miyamoto Musashi yaitu "the way of walking alone" Dan Thos spoke Zarathustra nya nietczhe ditambah lagi ajaran Stoa untuk tidak bergantung pada hal external salah satunya pertemanan #Curhatanperseners

    • @bombombimbim440
      @bombombimbim440 Год назад +1

      DENDANG ZARATHUSTRA adalah buku kitab suci saya setelah alquran, dimana menjelaskan asal dan tujuan manusia di dunia nyata! Buku inilah yg membentuk saya dari tahun 90an sampe sekarang ini berumur 35thn. Dunia ini hanyalah perjuangan constant fight terus menerus sambil mencari teman yg cocok dan lungkungang yg cocok dg kita!

    • @fikriasrofi5312
      @fikriasrofi5312 Год назад +1

      @@bombombimbim440 selagi masih bernafas masalah pasti ada jadi jangan naif

    • @bombombimbim440
      @bombombimbim440 Год назад

      @@fikriasrofi5312 karena itulah hidup ini cuman perjuangan utk survive.......

  • @user-xz4xw8rh2i
    @user-xz4xw8rh2i 2 месяца назад +2

    min, izin saran bahas topik tentang kenapa di masa sekarang orang-orang pada takut menikah, dan bahkan tingkat pernikahan sekarang mengalami penurunan drastis #CurhatanPerseners

  • @Santaimediasii
    @Santaimediasii 2 года назад

    Makasih banyak sangat memotivasi dan 'memacu semangat' sekaligus menambah kesadaran untuk selalu 'waspada' dalam berubah menjadi 'lebih baik' lagi

  • @choirfiqhan6362
    @choirfiqhan6362 2 года назад +2

    Jaman dulu sudah banyak masa kecil kurang bahagia. Tapi gak ada alat pelampiasan nya
    Sekarang bisa dilampiaskan ke digital

  • @adikadiazdaffa7747
    @adikadiazdaffa7747 2 года назад

    Min bahas seputar pendidikan di dunia secara umum dan Indonesia secara khusus , terus bahas juga problem2 yang ada dan cara mengatasinya baik oleh guru , orang tua dan siswa itu sendiri #CurhatanPerseners

  • @david_iskandar_larosa
    @david_iskandar_larosa 8 месяцев назад

    Aku sangat setuju...
    Begitu latar belakangnya yah,, sangat ilmiah...

  • @iketutgunarta760
    @iketutgunarta760 2 года назад +1

    Klo MKKB kayaknya sih cuma menjelaskan sekian persen GenZ aja. Cuma fenomena karakter GenZ ini memang nyata dan tidak hanya dimiliki sekian persen itu saja (yg MKKB). Klo menurut sy, akar permasalahannya adalah too much information (TMI) yg tidak dibarengi dengan kebijaksanaan (wisdom), sebuah efek samping dari internet. Klo jaman pre-internet biasanya informasi diterima terbatas pada umur dan lingkungan, sehingga informasi dan wisdom bisa selaras. Klo pasca-internet flow dari informasi terjadi dengan sangat cepat, sehingga akibatnya adalah TMI. Contohnya banyak sih.
    Solusinya? Ya klo di ilmu kedokteran ada yg namanya terapi simtomatik, jadi mengobati gejala2nya saja. Misalnya klo merasa depresi, ya ditangani depresinya. Klo merasa ga bisa catch up dengan dunia, pelajari aliran2 filosofi/gaya hidup misalnya minimalim atau stoikism, dll. Obat paling ampuh dari TMI adalah wisdom, dan ini hanya bisa didapat dari pengalaman hidup (yg biasanya berbanding lurus dengan usia).

  • @GAME_BROT666
    @GAME_BROT666 2 года назад +1

    Coba bahas usaha jualan terus bangkrut karena sebagian modal untuk trading forex.
    Dan modal itu pinjam ke bank

  • @sweetiecookie7719
    @sweetiecookie7719 2 года назад +9

    Suka bgt kontennya❣️

  • @ainulmuft7671
    @ainulmuft7671 8 месяцев назад +1

    #Curhatanperseners Alhamdulillah, ada kesempatan juga utk curhat. Makasih Bang... (maaf manggilnya BANG pdhal aku emak2 jelita -jelang 50 tahun) 😂
    Aku lahir tahun 1976, suamiku juga.
    Ortuku pernah nyaris cerai saat aku usia SD. Saat itu aku sering melihat ortuku bertengkar. Sampai2 aku masih ingat kata2 kotor yg keluar dr mulut mereka. Walau begitu, aku gk terlalu ambil pusing dg istilah broken home atau apalah itu. Aku tetap asyik main sama teman sebaya: ceburan di kali, main masak-masakan, nobar Si Unyil, dll. Aku bahagia sbg anak2 saat itu. Tp, aku bukanlah tipe anak yg ekspresif. Malu kalau teriak2 di depan banyak orang, malu utk joget2 seperti yg teman2ku lakukan saat ada pertunjukan lucu2an di latar (halaman luas di samping rumah/ kebun). Seru bgt deh. Tp, aku gk brani tampil... Malu...
    Beranjak remaja makin luas pertemanan. Tp gk pede kalo ada temen yg main ke rumah (rumah masih nomaden, ibu jd TKW ke Saudi). Jd malu kalo teman nanya2: "Ibu kemana?"
    Dari kenyataan2 seperti itu membuat aku bercita-cita utk jd ortu yg harmonis, yg bisa menemani anak2 senantiasa.
    Tp....
    Kenapa anak2ku tidak bisa menikmati masa remajanya dg bahagia ya?
    Bahkan didikan kami utk membiasakan bangun , sholat subuh, dan mandi, tidak bisa mengakar dlm sanubari anak2ku yg mulai beranjak dewasa. Pdhal saat usia SD mereka itu adalah anak2 yg taat.
    Yg bikin kami sedih bgt adl kebiasaan mengaji (baca Al-Qur'an) tiap abis maghrib itu pudar menjelang SMP pertengahan... Bahkan anak pertama (lahir tahun 2001) sdh biasa ninggalin sholat krn malam begadang gk bisa bangun sholat subuh, bahkan sampai dhuhur pun gk mau dibangunin.
    Kami sebagai ortu tidak berubah, tetap punya misi/visi yg sama dalam membina rumah tangga. Tp... Anak2ku sepertinya merasa berat menjalani hidup sebagaimana kami yg apa adanya dan gk bisa seperti ortu teman2 anak2ku itu.
    Sering weekend... Gk gelisah walau anaknya bangun kesiangan (tdk sholat subuh) yg penting ke sekolah/ kerja tidak terlambat. 😢
    Bagaimana menurut analisamu Bang?
    Btw... Masih banyak faktor2 lain yg blm kuceritakan sih... Banyaaak...

  • @wahyuwahyudi2002
    @wahyuwahyudi2002 2 года назад +5

    Bg gue mau ngasih cerita pengalaman gue sewaktu SMP yang nolak cewek yang berdampak hancurnya reputasi, respect dan kepercayaan serta prestasi gue Dimata temen dan gue sampai dititik sebagai orang buangan dan menjadi introvert.
    #CurhatanPerseners

  • @AbdulGivariPAmboy
    @AbdulGivariPAmboy 8 месяцев назад +2

    gua seorang mahasiswa di salah satu universitas di pulau jawa yang pengen tanggapan sekaligus pendapat loe bang soal adanya isu pendidikan indonesia yang di bilang kurang konsisten, kadang gonta ganti aturan yang berujung pada buruknya kualitasi pendidikan bangsa ini. yang pastinya berimbas pada kita yang ujung-ujungnya anak anak muda kedepannya kurang lebih akan sama seperti para sesepuhnya wkwk.. #CurhatanPerseners