Menghancurkan jendela: Memikirkan Kembali Bantuan di luar poros Utara-Selatan

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 5 окт 2024
  • 26 Februari 2023
    Perkembangan poros Utara-Selatan ditandai dengan ketimpangan kekuasaan dan hubungan epistemik serta hegemoni yang sudah ada dalam sejarah kapitalisme kolonial ekstraktif yang terus berdampak hingga saat ini. Namun, hubungan Kawasan Utara-Selatan sebagai hubungan sosio-spasial tidak tetap secara geografis dan juga tidak berubah seperti yang disiratkan oleh istilah tersebut. Kita menyaksikan “kebangkitan kekuatan” baru yang meraih kekuatan ekonomi seperti Brasil, Tiongkok, India, atau Afrika Selatan, berbagai bentuk trans-regionalisasi serta pergeseran hegemonik regional melalui perang dan konflik, mis. ketika Turki, Rusia, Arab Saudi, dan Iran mendapatkan posisi hegemonik baru melalui keterlibatan mereka dalam konflik berkepanjangan di Suriah, Libya, dan Yaman. Terakhir ini, invasi Rusia ke Ukraina telah menyoroti perlunya mengintensifkan cara berpikir dekolonial yang memungkinkan imperialisme dan kolonialisme mayoritas untuk memahami berbagai praktik, wacana, politik, dan bentuk kekerasan. Proses dan dinamika yang muncul ini bukan saja memerlukan konfigurasi baru kekuatan ekonomi, kapitalisme, dan militerisasi, tetapi juga perspektif baru hubungan utara-selatan dan timur-barat, serta praktik, politik, narasi, dan imajiner baru selatan-selatan (di luar batasan hubungan negara-bangsa).
    Bantuan dan pembangunan adalah bagian dari rekonfigurasi ini dan menjadi jelas terlihat ketika Tiongkok menyikapi negara-negara di Asia Selatan dan Afrika dengan “win-win-development” atau “Kerja Sama Selatan-Selatan” yang menjanjikan “non-intervensi”, “bantuan berdasarkan pijakan yang sama” atau bantuan tanpa syarat. Sikap ini menciptakan narasi tandingan terhadap model pembangunan dan bantuan yang berkiblat ke Eropa dan pemahaman hak asasi manusia atau kemajuan sosial yang berkiblat ke dunia barat. Bagaimana kita dapat memikirkan kembali rekonstruksi dunia ini melalui berbagai cara pemberian bantuan dan pembangunan? Bagaimana bantuan dan pembangunan dibentuk kembali dalam proses ini? Apakah bantuan di sini terbatas pada instrumen geopolitik belaka yang menghasilkan berbagai bentuk ketergantungan finansial yang sudah diketahui? Atau apakah perubahan ini memberikan harapan untuk penetapan berbagai bentuk baru solidaritas antar-negara di luar politik dan pemikiran para pakar psikologi pembangunan atau struktur bantuan?

Комментарии •