Dari yang saya baca, salah satu penerima beasiswa (yang menolak pulang) memberikan alasan bahwa mereka tidak merasa berhutang kepada negara karena mereka ikut bayar pajak. Sebuah alasan yang kurang ajar menurut saya, sebab sekalipun benar mereka bayar pajak, pajak dari uang mereka tetap tidak cukup menutupi biaya yang sudah dikeluarkan negara. Lagipula, memangnya seberapa besar sih pajak yang dibayarkan penerima beasiswa (kalaupun ada). Bukannya mereka mengambil beasiswa karena nggak mampu bayar sendiri? 😪
Pemerintah seharusnya paksa mereka ganti rugi!!! Budaya MENGHIMBAU dan berharap ke orang yg gak tau diri itu harus dihapus. Fungsi pengawasan di Indonesia super parah.
Banyak lho yg mampu dapat beasiswa. Bawa istri anak pula.Sepertinya pemerintah hanya mengutamakan kemampuan academic tidak melihat aspek kemampuan ekonomi?
Ironis org yg dpt beasiswa dr negara, lahir dan besar di negara ini, tp ga bersyukur menjadi warga negara Indonesia malah cari beasiswa negara utk jd batu lompatan utk misi asli liciknya yaitu ganti warganegara. Benar2 pengkhianat bangsa.
Hentikan bea siswa buat manusia-manusia tidak berguna karena tidak tau balas budi tersebut. Masih ada ratusan ribu bahkan jutaan anak putus sekolah yang butuh bea siswa dari negara. Kejadian ini adalah bukti lemahnya pengelolaan dan pengawasan serta membuktikan TIDAK ADA IKATAN WAJIB MENGABDI KEPADA NEGARA yang dilaksanakan dengan tegas.
@@muhammadnuradenan4532 justru yang pinter malah gak mau pulang bos hahahahahahahahaha ngapain di negara indonesia yang dimana profesionalisme tidak di hargai, bos tolol yang egonya tinggi, dan birokrasi kompleks negara...... belom lagi dikit2 bawa agama..... itu makanya hidup akan lebih baik di luar.... kalau mereka gaji gede di luar, mending aje balikin duit beasiswanya.... toh 1m gak seberapa di banding gaji di luar toh.....
LPDP tidak usah memberi bea siswa ke luar negeri, mending buat membantu masyarakat yang kurang mampu, contoh masarakat Indonesia banyak yang putus sekolah,SMP , SMA,dan SMK tidak bisa bayar SPP karena orang cuma buruh bangunan, buruh pabrik kecil,buruh tani dan masih banyak anak2 yang tidak bisa sekolah di desa2
Saya lebih setuju sistem LPDP yg harus diperbaiki... Penerima beasiswa diajari adab... Minimal 5n+1 masa beasiswa harus kerja untuk Indonesia. Coba contoh soal di Korea Selatan caranya gimana?
Coba deh amati isi kontraknya, pastinya ada kelemahan sehingga mereka mudah ingkar. Untuk kedepan harus ada perbaikan dalam isi kontrak LPDP, sebaiknya kontrak dibuatkan dalam bilingual bahasa, cantumkan sanksi / pinalti berikut pasal pidana didalamnya. Cukup dengan melaporkan ke ke polisian di luar negeri tempat mereka berada kemungkinan mereka yang bekerja diluar bisa terancam dipecat oleh perusahaan nya bekerja dan bisa di deportasi.
Stop beasiswanya, bayar yg udah diterima, masukin ke penjara. Mereka tidak cinta negri kelahirannya ini, yang membutuhkan kepintarannya. Egois dan jahat. Sedih mendengarnya.
Di negara tempat saya tinggal, saya kenal beberapa orang Indonesia yang asal muasalnya tinggal di luar negeri, karena beasiswa. Sebagai orang asing (yang mana pemerintah negara asal saya banyak memberikan beasiswa untuk orang Indonesia - terutama orang Indonesia dari daerah-daerah tertinggal), pendapat saya, kalau anda mendapatkan beasiswa baik itu dari pemerintah Indonesia atau dari pemerintah lain (dana publik), pulanglah ke Indonesia. Membangunlah di Indonesia. Jangan karena beralasan bahwa tinggal di luar negeri itu "enak", sehingga seringkali mereka akal-akalan mencari cara untuk bisa stay lebih lama di luar negeri. Ada beberapa orang Indonesia yang saya kenal, sudah punya gelar S3 dari luar negeri, tapi bekerja sebagai pegawai call centre atau carer di panti jompo karena mereka merasa lebih nyaman di Eropa. Tentu saja ada beberapa pengecualian. Misalnya, ketemu jodoh di negara tempat belajar, atau bersedia mengembalikan semua uang pemberian beasiswa secara penuh. Kalau anda belajar di negara lain (misalnya di Eropa) atas biaya sendiri, nah ini lain urusannya. Mereka bisa bebas memilih apakah mau pulang ke Indonesia atau mau terus stay di negara tempat belajar (asal ada yang mau sponsori dan tentunya asal dapat VISA, Permanent Residence atau kewarganegaraan baru).
Harus di seleksi dg tepat agar tidak bawa sial...bu sri yg menggagas ide ini wajib di jadikan contoh agar yg sudah lulus bisa mengabdi pd ibu pertiwi...
Kalau hal demikian, para penerima beasiswa lpdp yg tdk pulang ke Indonesia, wajib mengembalikan uang beasiswa selama pendidikan plus denda 5% dari total beasiswa sebagai sanksi toh mereka disana juga sudah bekerja mendapat gaji yg mewah, tambahan lagi para penerima beasiswa yg tdk kembali harus diblacklist atau blacklist saat apply beasiswa dari pemerintah sejenisnya atau blacklist bagi keluargnya apabila menerima beasiswa lpdp dan blacklist apabila melamar bumn atau cpns. Mubazir aja uang satu milyar hanya untuk seorang pengkhianat.
Supaya uang negara tidak sia2 dan pasti pulang ke Indonesia, Boleh mahasiswa yg dikirim (biayai) ke luar negeri adalah individu yg telah mengabdi sebagai tenaga pengajar (Guru atau Dosen) di lembaga pendidikan formal milik negera dan ASN/PNS. Di luar itu, biayai saja mahasiswa kurang mampu di dalam negeri
Hal yang menjadi pertanyaannya adalah kenapa mereka yang pintar secara akademik dan mampu secara finansial yang berkuliah di luar negeri tidak mengambil beasiswa pemerintah negara setempat semisal Chinese Government Scholarship (CGS)? Kok malah minta LPDP? Sebaiknya mahasiswa yang belajar di luar negeri minta beasiswa ke pemerintahan negara yang dia tuju untuk belajar. Seharusnya LPDP mengambil sikap tegas terhadap hal ini. Ingatlah kasus Veronica Koman yang dapat beasiswa LPDP namun ternyata menjadi pendukung dari OPM. STOP MEMBIAYAI KULIAH PARA PENGKHIANAT BANGSA!!! Additional note: LPDP bijaknya menyetop biayai mahasiswa yang kuliah di luar negeri dengan cara mengalihkan dana LPDP kepada siswa SMA yang cerdas secara akademik/non akademik namun tidak mampu secara biaya untuk kuliah. Kalau LPDP masih ingin membiayai mahasiswa untuk kuliah di luar negeri, maka lebih baik beasiswa LPDP hanya digunakan untuk membiayai mahasiswa yang kuliah di negara Blok Timur daripada negara Blok Barat karena bila dibiarkan, maka kejadian seperti ini terus berulang yang akhirnya membuat NKRI malah menjadi tidak berdikari. Terima kasih mbak Rizka Putri dan Cokrotv telah menyampaikan apa yang sebenarnya menjadi uneg-uneg saya 🙏
Di UK sini sudah ada begitu. Dia ambil sekolah doctoral.Karena pintar sudah dapat tawaran kerja rencana dia gak akan pulang ke Indonesia.Kasihan ya Indonesia...
Yang harus segera diprioritaskan solusinya menurut gua sih how to enforce apa yang udah tertulis di kontrak supaya much more effective. So, masalah enforcement yang gua rasa menjadi salah satu kelemahan umum kita. Gua baru kepikiran satu sih at the moment.. kontrak itu sebaiknya individual case, jangan menyamaratakan semuanya kek kebiasaan "enak jamanku tho" dulu. Contoh, para sarjana disiplin ilmu tertentu dengan kontribusi penelitian hasil studi level genius, misalnya, mungkin justru lebih baik jika diberi kesempatan lanjut bekerja di negara-negara maju dulu. Kontribusi mereka yang signifikan terhadap world development tentu pada gilirannya akan meningkatkan posisi tawar NKRI di lingkup global political economy, sementara capability and ideas jenius mereka mungkin belum siap bagi lingkungan kerja kita untuk mewujudkannya menjadi kontribusi signifikan to the world development tersebut. In other words, para sarjana kek gini akan tersia-siakan di dalam negeri sendiri, bukan karena kesalahan negeri ini, but karena kekurangsiapan NKRI untuk memfasilitasi kejeniusan mereka aja. So, meningkatkan preparedness of our work facilities and environment adalah PR terkait yang harus kita kerjakan sustainably. Laju perkembangan scitech sangat pesat, that's why aspek fasilitasi ini ga boleh kita tertinggal. Monggo yang mau nambahin ide..
Mestinya persyaratannya diperketat dan ada jaminan akan kembali ke Indonesia. termasuk harus ada perjanjian antar negara bila yg sudah selesai studi maka negara itu wajib memulangkan (deportasi) penerima beasiswa
Sungguh menyedihkan & sekaligus menjengkelkan melihat anak2 bangsa yg bermental pengamanan dg menggunakan uang rakyat tp memuaskan egonya utk masa depannya, pemerintah harus tegas & memberikan saksi bkn hanya mengembalikan uang yg diberikan tp jg mencabut paspornya serta memberikan saksi kpd pihak keluarga dgn denda setengahnya spy hal spt i i tdk ditiru &merusak mental anak bangsa yg punya niat baik utk maju & berkarya buat negara
Dosen2 swasta banyak yang harus berjibaku untuk membiayai study mereka. Riset2 Scopus yang membutuhkan biaya tinggi harus sebagian dari mereka tanggung sendiri. Ladalah...ketemu anak tajir pinter bahasa Inggris dapat LPDP terus kerja di luar. Satu kata ..bang***at
Jika penerima beasiswa LPDP tidak mau kembali ke Indonesia dan bahkan memilih jadi kacung di negeri orang, cabut aja pasportnya dan stop kesempatan bagi keluarganya untuk mendapatkan beasiswa LPDP. Jika tdk ada sangsi yang sangat tegas maka peristiwa ini akan berulang2 terus..
Penerima beasiswa adalah orang pintar, bahkan jenius. Itu pengertian yang sangat melekat di masyarakat. Ternyata benar "pintar" ngapusi, bohong dan menyiasati kesempatan 😎
Oh pantas negara ini ke belangsak terus, rupanya orang2 pintar yg dibiayai negara pada jadi penghianat semua yah, semoga hidup mereka tidak pernah berkah, itulah doa dari rakyat Indonesia .
Aturan & syarat wajib pulang & wajin ngabdi dengan masa sesuai dengan rumus sudah sangat oke. Perlu lebih ditekankan & ditegaskan serta dieksekusinya sanksi bagi pelanggarnya misalnya pertama cabut paspor (bagi yang membandel & melanggar aturan & syarat saja) tentunya.
Bila saya tidak salah, ini hanya minoritas koq, Mayoritas balik. Jadi kalo dari yang mba katakan, dari 16000 penerima LPDP yang sudah lulus, 15862 orang pulang. Kalo karena 138 orang, LPDP menjadi ditiadakan sepertinya terlalu berlebihan.
Jika harus pulang mau kerja apa di dalam negeri? Mau jadi ASN? Mau jadi karyawan BUMN? . biarkan mereka kerja di luar negeri dan perusahaan asing yg penting dana beasiswa nya harus dikembalikan ke negara agar dialihkan ke adik kelas nya.. 😎
LEBELNYA SUDAH JELAS BAHWA MEREKA ADALAH PENGHIANAT. PUBLIKASIKAN SAJA DENGAN JELAS , SANGSI HUKUM ATAU ADMINISTRASI TIDAK MEMPAN LEBELISASI DENGAN SANGSI SOSIAL BILA HARUS SERTAKAN JUGA NAMA ORANG TUANYA. Kalo memang diperlukan tindakan tegas jangan nanggung nanggung
Orang pintar kuliah diluar negri dg dibiayai negara setelah selesai tdk mau pulang,Itu orang tidak Nasianalis,seharusnya ada perjanjian dari pemerintah untuk kembali ke Indonesia kl tdk mau harus mau mengembalikan biaya yg telah diberikan pemerintah,disamping itu pemerintah harus memberikan gaji yg cukup berikut fasilitas yg diperlukan agar pada mau bekerja di Indonesia
Kadang...di indonesianya sendiri ilmunya ga kepake. Kerena ga ada wadah pengaplikasian nya. Misal lulusan fisika quantum, microbiologi, Thermonuklir, robotik, virologi.dll...disini mereka ngapain? Ujung² nya mereka melakukan penelitian independen dan ironis nya...penelitian mereka justru banyak diapresiasi negara lain daripada di negara nya sendiri cuma sekedar jadi gorengan politikus. Sedang orang² yg jenius seperti itu sangat gatal sekali ingin segera menerapkan apa² yg telah dipelajarinya. Sangat logis aja sih mereka mencari tempat dimana lingkungan & infrastruktur untuk mendukung penelitian nya sangat memadai. Tapi kurang etis aja.
Iya Bang. bbrp (tidak semua) lulusan LPDP mau jadi tenaga ahli dan karier. Pas kami ajak terjun ke bawah rada menghindar. cuma ngasih tau arah aja. Mungkin merasa "gw S2 di Amrik masak diajakin turun pilah sampah dan masuk got?" Padahal bidang ilmunya memang sanitasi dan lingkungan...
@@54wibo Di indonesia punya ga virus vault & lab yg ber skala internasional? Kemarin Vaksin Nusantara untuk Covid 19 kepake ga? Baik di dosis 1, 2 maupun booster? Jadi memberikan beasiswa justru ga ada gunanya bila infrastruktur penunjang penelitian nya masih jalan ditempat. Bahkan...anak² berbakat yg tanpa beasiswa negara pun (baik yg ambil bidang bisnis, startup, maupun iptek), banyak yg cabut dari indonesia karena mereka mencari lingkungan & support sistem yg lebih memadai di negara lain. Antara SDM berkualitas & infrastruktur penunjang nya yg selalu updade, keduanya itu harus berjalan berimbang & berkelanjutan. Karena sains itu ga jalan ditempat.
Pendidikan tinggi di biayai oleh negara (rakyat) Setelah merasa hebat/pintar malah gak mau balik untuk membangun negeri...... Heiiii..... Kalian boleh pintar, Cuma moral rendah 👎🏻
Bila benar itu terjadi patut pemerintah menggunakan hak paksa KPD mereka itu utk kembali berbakti ke negri yg SDH memanjakan mereka jika TDK mau rebus dg air hangat..
Ini krn program beasiswa nya tak terbuka ....coba yg ikut program ujian wawasan kebangsaan dulu secara terbuka dan di ikat scr pidana ...klo ga pulang langsung di laporin ke interpol sebagai buronan ....
Didalam negri tidak dihargai, yg dihargai itu yg seperti WAN KIBUL, DOKTOR TAPI JADI POLITIKUS TUKANG NGIBUL!!!!! Kalau seperti itu budayanya buat apa pulang????
Ga usah salahin mahasiswa lpdpnya donk. Salahin sistemnya, coba aturannya diubah siapa yg tidak kembali ke Indonesia akan di pidana. Lagipula kalo orgnya pinter dan punya potensi ngapain tinggal di indonesia, lama2 jadi bodohlah mereka.
Mahasiswa jenis ini memang memalukan dan tidak punya ahklak yg baik. Demikian juga keluarganya,,, sama liciknya. Apapun alasannya, mereka wajib benerapkan ilmunya bagi Negara, sesuai dg NIAT AWAL saat menerima beasiswa. Pertanyaan nya, apakah tidak ada peluang dimana mereka tetap bekerja di Luar Negeri tetap berkaitan dg sesuatu utk membantu Indonesia? Misalkan penelitiannya di Luarnegeri, tetapi aplikasinya di dalam negeri. dll.
Kalo gitu harusnya sebelum dapat beasiswa selain kepintarannya harus tes wawasan kebangsaan juga ,takutnya mereka memang penghianat seperti Veronika koman
Semua Kembali pada jiwa nasionalis penerima beasiswa, sejauh mana kecinta'an pada negaranya. Kalau Veronica koman cukup dipenjara sepuasnya bangsa ini saja.
yang harus dikritik ya pemerintah,, pengawasannya ngak bener... kalo individu nya dituntut ya cuma menuh2in penjara,, kasus narkoboy aja udah penuh... dan tentang pengabdian.. itu soal lain lagi...nggak usah kebolak balik mengabdi itu urutannya 1. pertama buat diri sendiri... kalo lu orang mati, ya ngak bisa berbuat apa2 buat yang lain 2. keluarga... kalo lu orang susah,, perusahaan/negara nggak akan peduli, keluarga yang peduli 3. berbagai stake holder yang sudah menolong lu sampai ke titik lu sekarang,,, ntah itu temen kuliah / kantor, bos, klien urutan ke 4.576... baru negara............
He lu orang indonesia bukan klw lu kuliah di luarsana pake duit pribadi bodo amat lo mo balik apa nga ga ngurus ini duit rakyat faham ga lu yg bayar pajak tu dari yg miskin smp yg kaya pantesan sekolah tinggi2 otak ga jln ...jgn2 lu yg kabur itu yaa yg ga balik lagi 👹👹👹👹👹👹
Tidak boleh terjadi. mungkin harus ada perjanjian harus pulang dan bekerja sekian tahun (kalsu di singapore 2 tahun) bila tidak pulang harus mengembalikan biaya tentu dengsn perhitungan
Pemerintah hrs merubah tata kelola Kepegawaian (PNS) Saya punya keponakan sdh menyelesaikan S3 (Posdok) sebagai peneliti di Zurich University (Swis) dia sdh bekerja di Swis dg gajih diatas 100 juta/bulan. Krn ingin mengabdi utk negara dia balik ke Indonesia dan melamar di sebuah Departeman dan diterima sebagai peneliti, hanya saja gajih nya tdk sampai 5 juta/bulan dan setiap dia bikin jurnal nama dia tdk boleh dicantumkan sebagai pembuat jurnal, hrs nama kepala kantor nya. Kalau seperti itu penghargaan Negara, siapa yg tahan dan mau balik ke Indonesia...?? Akhirnya keponakan saya keluar dan balik kerja di luar negeri. Menurut keponakan saya, di Zurich University ada 2 profesor orang Indonesia dan mereka juga tdk mau balik ke Indonesia dg alasan takut keahlian mereka tdk dihargai dg wajar di negaranya sendiri. Semoga ini menjadi masukan bagi Pemerintah yg saya yakin pemerintah tahu masalah ini. Jika tdk dibenahi maka akan terus seperti ini yakni orang² pintar Indonesia akan dipakai oleh negara lain. Catatan: Keponakan saya tdk pakai fasilitas LPDP, tapi cari sponsor sendiri.
Kalau dibiayai oleh negara/uni tempat belajar atau agency LN (senior saya ngambil doktor di Ostrali tapi scholarship dari GTZ (now GiZ) Jerman) sih ga masalah bro. Itu hak nya sepenuhnya, apalagi lingkungan kerja kita emang belum cukup kondusif untuk sebagian lulusan LN. Gausah merasa bersalah. 👍
Nyang ngomongin pengkhianat bangsa pengkhianat bangsa, ente2 selama ini kemane aje, noh banyak pejabat korup juga pengkhianat bangsa, cth dari kepala desa yg ngemplang uang dana pembangunan desa untuk bangun kontrakan/kost2, ampe mega korupsi cth century dan hambalang, ente2 kemane aje bang.
Biayai Mahasiswa yg setelah Lulus, ilmunya bisa langsung diaplikasikan di Indonesia. Sarana, Prasarana dan Programnya harus sudah disiapkan Negara lalu rewardnya harus disesuaikan, jangan diplot sbg pegawai negeri yg digaji sesuai kepangkatan karena mereka mmg punya kualitas lebih. Apabila semua itu sudah ter fasilitasi tapi mereka masih tak mau mengabdi pd Negara, jadikan TO (Target Operation) dan beri Cap sbg Penghianat Bangsa dan Negara umumkan keseluruh Pelosok Negeri, begitu baru fair.
Justru mereka di sekolahkan gratis sampai 3M pulang2 harus nya bisa memberikan sumbangsih dan solutif jangan malah jadi beban negara. Kalau mau PNS gak usah pakai LPDP orang2 non LPDP juga banyak di LN tarik aia mereka daripada buat program LPDP abis lulus jadi beban negara.
Namun, apakah pemerintah jg sdh mempersiapkan lapangan kerja guna pengabdiannya stlh plng dr studinya..? Sdhkah ada koordinasi yg baik antar berbagai kementrian utk benar2 mendayagunakan lulusan lpdp tsb? Ada jg kasus lulusan lpdp yg sepulang dr studinya hrs krj krs mecari krj kesana kemari, terkesan disia2kan..!
Ingat kasus anak muda yg belajar fusion nuclear di jepang dgn dana BPPT..... Balik ke Indonesia di BPPT tidak diberikan job..... Bila sudah seperti ini wajar mereka tidak mau pulang. Cara lain itu tidak pulang.....istri nya hamil dan melahirkan disana. Banyak negara yg menberikan kewarganegaraan bagi yg lahir disana (Ireland sdh mencabut itu beberapa tahun yg lalu) lalu ortunya tinggal mengikuti anaknya
Awalnya hrs dibuat aturan yg tegas, apabila tidak kembali diwajibkan mengembalikan Dana yg sudah di pakai mereka, jangan bermental si Malin Kundang udah berhasil lupa pulang!!
@@ahmadsulvifafiru31 penerima lpdp itu orang ( strata yang punya akses lebih). Mana ada anak /mahasiswa dari bawah garis kemiskinan yang dapat program lpdp, karen mereka tidak punya akses. Yang punya akses mereka yang berkasta preyayi ( pejabat) pembisnis atau dari petinggi di dunia pendidikan.simpel
Pemerintah harus kaji persyaratan penerima beasiswa LPDP,syarat Ketika telah menamatkan pendidikandi luar negri,si penerima wajib kembali ke Indonesia untuk bekerja baik di lembaga pemerintah maupun swasta disertai dengan menunjukkan bukti2 surat atau vidio/foto bahwa ybs sudah mempergunakan ilmu yg dimiliki bermamfaat,jika si penerima tidak kembali denda 2x total biaya pendidikan harus dibayarkan pd negara/kantorperbendaharaan negara...nah begitu syarat yg mesti dipenuhi oleh siapapun penerima beasiswa LPDP,jangan setelah penerima dapat mamfaat malah tidak kembali ke tanah air tapi bekerja pd perusahaan di luarnegri,sangat tidak nasionalis,tidak tahu diri,sudah enak sekolah gratis,sudah dapet gelar kerja di negri orang..
Yg dpt schoolarship di luar negeri mmg hrs kerja dulu disana spy ada pengalaman kerja, paling tdk utk maksimal 5 thn sblm ditarik pulang,,,, sayang kan bgtu selesai kuliah langsung ditarik pulang,, ibarat buah msh mentah,,,aturan hrs dibuat mengikat ,,
Banyak banget kejadian seperti ini. Setelah mereka susses, mereka memilih berkarir dan lupa isi motivation letter yang debut sebelumnya ketika apply LPDP...
Beasiswa banyakin utk Pendidikan Dalam Negeri saja, Lulusan beasiswa LN Ijazah Asli nanti diberikan/dikirim setelah mahasiswanya kembali ke Indonesia....
Drpd uang ngr uang rakyat buat biayai beasiswa tp buat kerja di luar ngri trs apa manfaatnya...mending buat meng gratiskan sklh SMA2 di seluruh indonesia...soalnya slm ini masih bayar SPP...masy kurang mampu masih bnyk yg tdk bisa tdk mampu menyekolahkan masih bnyk masy indonesia yg tdk bisa sklh...asas keadilan dmn...miris bngt...kasus LPDP beasiswa ini bikin emosi masy...aja...pemeribtah kok tutup mata sih...menghambur2kan anggaran tdk penting...kýk bgn...harusnya di indonesia sekolah jenjang SD,SMP,SMA sdh harus di gratiskan...tp sampai skrg SMA masih ada bayar SPP...miris bngt...coba kl dana LPDP ini buat mengratiskan jenjang SMA sdh bisa...menjijikan program kek bgn ...di biarkan aja berlangsung...kadang2 sy jg heran jokowi bagus hebat dlm keadilan pemerataan pembangunan dll cm ada satu yg bikin sy kecewa kurang tegasnya dlm membrantas ketdk adilan di bidang hukum dan orng2 yg menyelewengakan jabatannya spt kasus2 spt ini..jg kurang tegas dlm menghadapi grombolan radikalisme intoleransi...ini meresagkan masy...n sngt merugikan masy.
Seharusnya LPDP juga melakukan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) bagi calon penerima beasiswa tersebut. Hal yang menjadi uneg-uneg saya, kenapa mereka yang kuliah di luar negeri tidak minta beasiswa sama pemerintahan di luar negeri sana yang mereka tuju untuk belajar?
dan teman saya nyari LPDP untuk dokter spesialis di uni dalam negeri aja tidak ada apa masih belom sadar ratio tenaga kesehatan di Indonesia masih di peringkat bawah? :) dan yg menerima LPDP di luar negeri tidak mau pulang banyak hal ironis yg ga perlu terjadi
Kalo kata SMI itu sih Wrong Mindset, krn gak balik ke NKRI dipertanyakan jg apakah mrk mirip Koruptor jg dgn lewat sekolah? Ato gak tahu diri akan Tanah Air yg didirikan dgn darah dan air mata?..
saya punya ide kepada bu Sri Mulyani : Bu, daripada situ bingung memberikan beasiswa kepada mahasiswa kurang ajar, kenapa tidak memberikan beasiswa kepada dosen-dosen di kampus Indonesia untuk menaikkan standar kualitas pendidikan di Indonesia sendiri ??? kenapa tidak memberikan misalnya beasiswa dan gaji layak kepada guru-guru SD-SMA di daerah-daerah? kenapa tidak merangsang industri maju untuk datang ke Indonesia, biar orang2 pintar hasil lulusan universitas Indonesia ini ada pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan nya ? Masak kuliah kimia industri berarkhir jaga Indomaret? atau ada juga lulusan sastra Rusia malah jadi anggota DPR? ada lagi yang hanya sekedar lulusan Sarjana Ekonomi (S1) bisa jadi menteri telekomunikasi ????
Kurangnya jiwa Patriotisme,Kebangsaan dan Cinta Tanah Air.Diri yang masih dikuasai oleh sifat keduniawian,tidak sadar kalau biaya yang dia pakai dari uang Rakyat Indonesia.Perlu program pendidikan Cinta Tanah Air sejak dini dari SD sampai SMU.Kalau zaman dulu siswa wajib menyanyikan lagu Perjuangan,lagu kebangsaan,Penataran P4,Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa.
Ini memang kenyataan, saya sudah lama dengar cerita,,sudah selesai pendidikan tdk mau pulang,, pemerintah harus tegas Kalau bisa di pidana
Dari yang saya baca, salah satu penerima beasiswa (yang menolak pulang) memberikan alasan bahwa mereka tidak merasa berhutang kepada negara karena mereka ikut bayar pajak.
Sebuah alasan yang kurang ajar menurut saya, sebab sekalipun benar mereka bayar pajak, pajak dari uang mereka tetap tidak cukup menutupi biaya yang sudah dikeluarkan negara.
Lagipula, memangnya seberapa besar sih pajak yang dibayarkan penerima beasiswa (kalaupun ada). Bukannya mereka mengambil beasiswa karena nggak mampu bayar sendiri? 😪
Pemerintah seharusnya paksa mereka ganti rugi!!! Budaya MENGHIMBAU dan berharap ke orang yg gak tau diri itu harus dihapus. Fungsi pengawasan di Indonesia super parah.
Banyak lho yg mampu dapat beasiswa. Bawa istri anak pula.Sepertinya pemerintah hanya mengutamakan kemampuan academic tidak melihat aspek kemampuan ekonomi?
@@temmon8493 Betul sekali...
Asal tahu saja
Uang saku mereka mayan lho buat jalan jalan ke Eropa.Bahkan jalan jalan ke Amerika.
@@vehs75v68 Miris...uang segitu malah buat jalan-jalan ke US sama EU😤😥
Berarti apa bedanya mereka dengan koruptor? Sama saja, kan.
Sekalian aja cabut Warga Negaranya lebih jos....
Ironis org yg dpt beasiswa dr negara, lahir dan besar di negara ini, tp ga bersyukur menjadi warga negara Indonesia malah cari beasiswa negara utk jd batu lompatan utk misi asli liciknya yaitu ganti warganegara. Benar2 pengkhianat bangsa.
nah ini setuju... itu PENGKHIANAT BANGSA...
🤦🤦🤦ini lah manusia yang tdk tau BERSYUKUR,,dan kacang lupa kulitnya!!🤔🤔edukasi yang cerdas
Riska Putri,cokrotv 👍✊😊🇮🇩❤️🇮🇩
Hentikan bea siswa buat manusia-manusia tidak berguna karena tidak tau balas budi tersebut. Masih ada ratusan ribu bahkan jutaan anak putus sekolah yang butuh bea siswa dari negara. Kejadian ini adalah bukti lemahnya pengelolaan dan pengawasan serta membuktikan TIDAK ADA IKATAN WAJIB MENGABDI KEPADA NEGARA yang dilaksanakan dengan tegas.
njir mereka yg ngak pulang tuh... YG PRESTASINYA BAGUS... MAKANYA NEGARA LAIN PUN MAU...
@@muhammadnuradenan4532 justru yang pinter malah gak mau pulang bos hahahahahahahahaha ngapain di negara indonesia yang dimana profesionalisme tidak di hargai, bos tolol yang egonya tinggi, dan birokrasi kompleks negara...... belom lagi dikit2 bawa agama..... itu makanya hidup akan lebih baik di luar.... kalau mereka gaji gede di luar, mending aje balikin duit beasiswanya.... toh 1m gak seberapa di banding gaji di luar toh.....
LPDP tidak usah memberi bea siswa ke luar negeri, mending buat membantu masyarakat yang kurang mampu, contoh masarakat Indonesia banyak yang putus sekolah,SMP , SMA,dan SMK tidak bisa bayar SPP karena orang cuma buruh bangunan, buruh pabrik kecil,buruh tani dan masih banyak anak2 yang tidak bisa sekolah di desa2
Setuju... sebaiknya LPDP membantu siswa SMP, SMA, dan SMK yang kurang mampu.
Saya lebih setuju sistem LPDP yg harus diperbaiki...
Penerima beasiswa diajari adab...
Minimal 5n+1 masa beasiswa harus kerja untuk Indonesia.
Coba contoh soal di Korea Selatan caranya gimana?
Coba deh amati isi kontraknya, pastinya ada kelemahan sehingga mereka mudah ingkar. Untuk kedepan harus ada perbaikan dalam isi kontrak LPDP, sebaiknya kontrak dibuatkan dalam bilingual bahasa, cantumkan sanksi / pinalti berikut pasal pidana didalamnya. Cukup dengan melaporkan ke ke polisian di luar negeri tempat mereka berada kemungkinan mereka yang bekerja diluar bisa terancam dipecat oleh perusahaan nya bekerja dan bisa di deportasi.
Stop beasiswanya, bayar yg udah diterima, masukin ke penjara.
Mereka tidak cinta negri kelahirannya ini, yang membutuhkan kepintarannya. Egois dan jahat.
Sedih mendengarnya.
Saya setuju dgn komen anda
👍👍👍
Itulah pinternya orang indonesia.baik yg cuma lulusan SD maupun sarjana pinter ngadalin...😁
Di negara tempat saya tinggal, saya kenal beberapa orang Indonesia yang asal muasalnya tinggal di luar negeri, karena beasiswa. Sebagai orang asing (yang mana pemerintah negara asal saya banyak memberikan beasiswa untuk orang Indonesia - terutama orang Indonesia dari daerah-daerah tertinggal), pendapat saya, kalau anda mendapatkan beasiswa baik itu dari pemerintah Indonesia atau dari pemerintah lain (dana publik), pulanglah ke Indonesia. Membangunlah di Indonesia. Jangan karena beralasan bahwa tinggal di luar negeri itu "enak", sehingga seringkali mereka akal-akalan mencari cara untuk bisa stay lebih lama di luar negeri. Ada beberapa orang Indonesia yang saya kenal, sudah punya gelar S3 dari luar negeri, tapi bekerja sebagai pegawai call centre atau carer di panti jompo karena mereka merasa lebih nyaman di Eropa. Tentu saja ada beberapa pengecualian. Misalnya, ketemu jodoh di negara tempat belajar, atau bersedia mengembalikan semua uang pemberian beasiswa secara penuh. Kalau anda belajar di negara lain (misalnya di Eropa) atas biaya sendiri, nah ini lain urusannya. Mereka bisa bebas memilih apakah mau pulang ke Indonesia atau mau terus stay di negara tempat belajar (asal ada yang mau sponsori dan tentunya asal dapat VISA, Permanent Residence atau kewarganegaraan baru).
Harus di seleksi dg tepat agar tidak bawa sial...bu sri yg menggagas ide ini wajib di jadikan contoh agar yg sudah lulus bisa mengabdi pd ibu pertiwi...
Kalau hal demikian, para penerima beasiswa lpdp yg tdk pulang ke Indonesia, wajib mengembalikan uang beasiswa selama pendidikan plus denda 5% dari total beasiswa sebagai sanksi toh mereka disana juga sudah bekerja mendapat gaji yg mewah, tambahan lagi para penerima beasiswa yg tdk kembali harus diblacklist atau blacklist saat apply beasiswa dari pemerintah sejenisnya atau blacklist bagi keluargnya apabila menerima beasiswa lpdp dan blacklist apabila melamar bumn atau cpns.
Mubazir aja uang satu milyar hanya untuk seorang pengkhianat.
Tanggung banget denda 5%, harus 20%lah biar gak asal berkhianat.
Mending cabut kewarganegaraannya
Supaya uang negara tidak sia2 dan pasti pulang ke Indonesia, Boleh mahasiswa yg dikirim (biayai) ke luar negeri adalah individu yg telah mengabdi sebagai tenaga pengajar (Guru atau Dosen) di lembaga pendidikan formal milik negera dan ASN/PNS.
Di luar itu, biayai saja mahasiswa kurang mampu di dalam negeri
Jangan lupa ya prog itu dibiayai Rakyat.
Semoga punya rasa Nasionalisme.
Jangan ujung2 nya dinikmati sendiri.
Hal yang menjadi pertanyaannya adalah kenapa mereka yang pintar secara akademik dan mampu secara finansial yang berkuliah di luar negeri tidak mengambil beasiswa pemerintah negara setempat semisal Chinese Government Scholarship (CGS)? Kok malah minta LPDP? Sebaiknya mahasiswa yang belajar di luar negeri minta beasiswa ke pemerintahan negara yang dia tuju untuk belajar.
Seharusnya LPDP mengambil sikap tegas terhadap hal ini. Ingatlah kasus Veronica Koman yang dapat beasiswa LPDP namun ternyata menjadi pendukung dari OPM. STOP MEMBIAYAI KULIAH PARA PENGKHIANAT BANGSA!!!
Additional note: LPDP bijaknya menyetop biayai mahasiswa yang kuliah di luar negeri dengan cara mengalihkan dana LPDP kepada siswa SMA yang cerdas secara akademik/non akademik namun tidak mampu secara biaya untuk kuliah. Kalau LPDP masih ingin membiayai mahasiswa untuk kuliah di luar negeri, maka lebih baik beasiswa LPDP hanya digunakan untuk membiayai mahasiswa yang kuliah di negara Blok Timur daripada negara Blok Barat karena bila dibiarkan, maka kejadian seperti ini terus berulang yang akhirnya membuat NKRI malah menjadi tidak berdikari.
Terima kasih mbak Rizka Putri dan Cokrotv telah menyampaikan apa yang sebenarnya menjadi uneg-uneg saya 🙏
Di UK sini sudah ada begitu. Dia ambil sekolah doctoral.Karena pintar sudah dapat tawaran kerja rencana dia gak akan pulang ke Indonesia.Kasihan ya Indonesia...
Ya veronica ibarat pepatah mengatakan seperti melepas anjing terjepit setelah lepas lagi menggigit. . Ya gitulah org yg tdk tahu membalas budi
Yang harus segera diprioritaskan solusinya menurut gua sih how to enforce apa yang udah tertulis di kontrak supaya much more effective. So, masalah enforcement yang gua rasa menjadi salah satu kelemahan umum kita. Gua baru kepikiran satu sih at the moment.. kontrak itu sebaiknya individual case, jangan menyamaratakan semuanya kek kebiasaan "enak jamanku tho" dulu. Contoh, para sarjana disiplin ilmu tertentu dengan kontribusi penelitian hasil studi level genius, misalnya, mungkin justru lebih baik jika diberi kesempatan lanjut bekerja di negara-negara maju dulu. Kontribusi mereka yang signifikan terhadap world development tentu pada gilirannya akan meningkatkan posisi tawar NKRI di lingkup global political economy, sementara capability and ideas jenius mereka mungkin belum siap bagi lingkungan kerja kita untuk mewujudkannya menjadi kontribusi signifikan to the world development tersebut. In other words, para sarjana kek gini akan tersia-siakan di dalam negeri sendiri, bukan karena kesalahan negeri ini, but karena kekurangsiapan NKRI untuk memfasilitasi kejeniusan mereka aja. So, meningkatkan preparedness of our work facilities and environment adalah PR terkait yang harus kita kerjakan sustainably. Laju perkembangan scitech sangat pesat, that's why aspek fasilitasi ini ga boleh kita tertinggal. Monggo yang mau nambahin ide..
Tergantung mental penerima beasiswa. Ceritakan juga bgmn dgn yg pulang serta karirnya di Indonesia dong biar seimbang.
Mantap buk Sri, tapi harus mengabdi di NKRI, harus kembalikan dana LPDP
Mestinya persyaratannya diperketat dan ada jaminan akan kembali ke Indonesia. termasuk harus ada perjanjian antar negara bila yg sudah selesai studi maka negara itu wajib memulangkan (deportasi) penerima beasiswa
Contoh lah Nadiem, Lulusan Harvard Balik ke Indonesia dan Memanfaatkan ilmu nya mendirikan GoJek Membuka Lapangan Kerja..
Sungguh menyedihkan & sekaligus menjengkelkan melihat anak2 bangsa yg bermental pengamanan dg menggunakan uang rakyat tp memuaskan egonya utk masa depannya, pemerintah harus tegas & memberikan saksi bkn hanya mengembalikan uang yg diberikan tp jg mencabut paspornya serta memberikan saksi kpd pihak keluarga dgn denda setengahnya spy hal spt i i tdk ditiru &merusak mental anak bangsa yg punya niat baik utk maju & berkarya buat negara
Dosen2 swasta banyak yang harus berjibaku untuk membiayai study mereka. Riset2 Scopus yang membutuhkan biaya tinggi harus sebagian dari mereka tanggung sendiri. Ladalah...ketemu anak tajir pinter bahasa Inggris dapat LPDP terus kerja di luar. Satu kata ..bang***at
👍👍👍
Satu kata : Bangsat !!!
Jika penerima beasiswa LPDP tidak mau kembali ke Indonesia dan bahkan memilih jadi kacung di negeri orang, cabut aja pasportnya dan stop kesempatan bagi keluarganya untuk mendapatkan beasiswa LPDP. Jika tdk ada sangsi yang sangat tegas maka peristiwa ini akan berulang2 terus..
Dinegara tempat saya tinggal, ada beberapa mahasiswa radikal yg menerima beasiswa tsb.. 😡
Bongkar terus Mbak Sarah....biar pemerintah dan rakyat Indonesia pada tahu juga ada tindakan tegas dari negara.
Penerima beasiswa adalah orang pintar, bahkan jenius. Itu pengertian yang sangat melekat di masyarakat.
Ternyata benar "pintar" ngapusi, bohong dan menyiasati kesempatan 😎
Betul 😀😀😀👍
Oh pantas negara ini ke belangsak terus, rupanya orang2 pintar yg dibiayai negara pada jadi penghianat semua yah, semoga hidup mereka tidak pernah berkah, itulah doa dari rakyat Indonesia .
Aturan & syarat wajib pulang & wajin ngabdi dengan masa sesuai dengan rumus sudah sangat oke. Perlu lebih ditekankan & ditegaskan serta dieksekusinya sanksi bagi pelanggarnya misalnya pertama cabut paspor (bagi yang membandel & melanggar aturan & syarat saja) tentunya.
Beasiswa yarusnya disertai perjanjian kelak selesai harus kerja membangun bangsa di Negri sendiri yg SDH membiayai mereka sekolah.
Pendidikan tinggi kalo tdk dibarengi pendidikan moral dan etika yang baik. Dan punya jiwa nasionalime. Begini jadinya.
Bila saya tidak salah, ini hanya minoritas koq, Mayoritas balik. Jadi kalo dari yang mba katakan, dari 16000 penerima LPDP yang sudah lulus, 15862 orang pulang. Kalo karena 138 orang, LPDP menjadi ditiadakan sepertinya terlalu berlebihan.
Makanya, Kemenkeu lebih suka membiayai dari unsur PNS TNI Polri krn balik kerja di satuan kerja asal.
Jangan spt Veronica Cuman yg durhaka 🤦♂️🤦♀️🤦
Jangan salahkan mahasiswa atau rakyat tapi salahkan POLITISI dan PEJABAT2 KORUP yg memberikan contoh TIDAK JUJUR.
Menteri keuangan pencetus program tsb hrs evaluasi dan ambil tindakan tegas dong
Jika harus pulang mau kerja apa di dalam negeri? Mau jadi ASN? Mau jadi karyawan BUMN? . biarkan mereka kerja di luar negeri dan perusahaan asing yg penting dana beasiswa nya harus dikembalikan ke negara agar dialihkan ke adik kelas nya.. 😎
Veranica Koman akan membusuk disana, karna karma pasti berlaku. Mahasiswa yg membangkang dijemput paksa aja, karna itu hak rakyat Indonesia
Betul...itu uang rakyat, bukan uang pribadi. Uang rakyat itu seharusnya dibuat pengembangan sekolah, universitas, dan rumah sakit.
LEBELNYA SUDAH JELAS BAHWA MEREKA ADALAH PENGHIANAT.
PUBLIKASIKAN SAJA DENGAN JELAS , SANGSI HUKUM ATAU ADMINISTRASI TIDAK MEMPAN LEBELISASI DENGAN SANGSI SOSIAL BILA HARUS SERTAKAN JUGA NAMA ORANG TUANYA.
Kalo memang diperlukan tindakan tegas jangan nanggung nanggung
Dibayari dr uang rakyat, ngga mau balik mengabdi untuk rakyat... Kebangetan bangettt ngga tau terimakasihnya...
yg tdk mau pulang diminta mengembalikan uang lpdp aja. hitung" mereka sdh di pinjamkan untuk kuliah dan hidupnya. fair itu
Orang pintar kuliah diluar negri dg dibiayai negara setelah selesai tdk mau pulang,Itu orang tidak Nasianalis,seharusnya ada perjanjian dari pemerintah untuk kembali ke Indonesia kl tdk mau harus mau mengembalikan biaya yg telah diberikan pemerintah,disamping itu pemerintah harus memberikan gaji yg cukup berikut fasilitas yg diperlukan agar pada mau bekerja di Indonesia
Penerima LPDP yg tidak kembali ke Indonesia mereka adalah penghianat bangsa dan negara,
Kadang...di indonesianya sendiri ilmunya ga kepake. Kerena ga ada wadah pengaplikasian nya. Misal lulusan fisika quantum, microbiologi, Thermonuklir, robotik, virologi.dll...disini mereka ngapain? Ujung² nya mereka melakukan penelitian independen dan ironis nya...penelitian mereka justru banyak diapresiasi negara lain daripada di negara nya sendiri cuma sekedar jadi gorengan politikus.
Sedang orang² yg jenius seperti itu sangat gatal sekali ingin segera menerapkan apa² yg telah dipelajarinya. Sangat logis aja sih mereka mencari tempat dimana lingkungan & infrastruktur untuk mendukung penelitian nya sangat memadai.
Tapi kurang etis aja.
Sisi lain memang seperti itu tapi intinya sudah dipertegas oleh Bu Sri Mulyani kalau penerima LPDP yang kuliah di luar negeri harus balik ke RI.
@@ahmadsulvifafiru31 Makanya itu....sayang aja disekolahin tinggi² tapi ga ada follow up nya di sini.
Iya Bang. bbrp (tidak semua) lulusan LPDP mau jadi tenaga ahli dan karier. Pas kami ajak terjun ke bawah rada menghindar. cuma ngasih tau arah aja. Mungkin merasa "gw S2 di Amrik masak diajakin turun pilah sampah dan masuk got?" Padahal bidang ilmunya memang sanitasi dan lingkungan...
microbiologi, virologi ini pasti banyak di pakai di manapun kaliaan berada
@@54wibo Di indonesia punya ga virus vault & lab yg ber skala internasional? Kemarin Vaksin Nusantara untuk Covid 19 kepake ga? Baik di dosis 1, 2 maupun booster?
Jadi memberikan beasiswa justru ga ada gunanya bila infrastruktur penunjang penelitian nya masih jalan ditempat. Bahkan...anak² berbakat yg tanpa beasiswa negara pun (baik yg ambil bidang bisnis, startup, maupun iptek), banyak yg cabut dari indonesia karena mereka mencari lingkungan & support sistem yg lebih memadai di negara lain.
Antara SDM berkualitas & infrastruktur penunjang nya yg selalu updade, keduanya itu harus berjalan berimbang & berkelanjutan. Karena sains itu ga jalan ditempat.
Pendidikan tinggi di biayai oleh negara (rakyat)
Setelah merasa hebat/pintar malah gak mau balik untuk membangun negeri......
Heiiii.....
Kalian boleh pintar, Cuma moral rendah 👎🏻
Bila benar itu terjadi patut pemerintah menggunakan hak paksa KPD mereka itu utk kembali berbakti ke negri yg SDH memanjakan mereka jika TDK mau rebus dg air hangat..
Ini krn program beasiswa nya tak terbuka ....coba yg ikut program ujian wawasan kebangsaan dulu secara terbuka dan di ikat scr pidana ...klo ga pulang langsung di laporin ke interpol sebagai buronan ....
Didalam negri tidak dihargai, yg dihargai itu yg seperti WAN KIBUL, DOKTOR TAPI JADI POLITIKUS TUKANG NGIBUL!!!!! Kalau seperti itu budayanya buat apa pulang????
Tapi apa bedanya mereka juga yang menerima dana ini akhirnya kerja di LN? Apa itu juga korupsi?
Byk org pintar yg jd koruptor stlah dpt jabatan, menipu, berhianat dll. Ini termasuk ingkar thd perjanjian beasiswa, bhw hrs pulang stlh lulus. Berarti menipu anggaran yg sdh dikluarkan...artinya memakai anggaran dgn tdk bertanggung jwb, sama dgn KORUPTOR. Tangkap dan pidanakan.
Ga usah salahin mahasiswa lpdpnya donk. Salahin sistemnya, coba aturannya diubah siapa yg tidak kembali ke Indonesia akan di pidana. Lagipula kalo orgnya pinter dan punya potensi ngapain tinggal di indonesia, lama2 jadi bodohlah mereka.
Mahasiswa jenis ini memang memalukan dan tidak punya ahklak yg baik. Demikian juga keluarganya,,, sama liciknya. Apapun alasannya, mereka wajib benerapkan ilmunya bagi Negara, sesuai dg NIAT AWAL saat menerima beasiswa. Pertanyaan nya, apakah tidak ada peluang dimana mereka tetap bekerja di Luar Negeri tetap berkaitan dg sesuatu utk membantu Indonesia? Misalkan penelitiannya di Luarnegeri, tetapi aplikasinya di dalam negeri. dll.
Bukti yang korup bukan hanya pejabat, rakyatpun juga korup kalau ada kesempatan
Harusnya pemerintah RI,kerja sama seluruh instansi,perusahaan dimana penerima beasiswa bekerja.potong gaji tiap bulan pengganti dana beasiswanya.
Kalo gitu harusnya sebelum dapat beasiswa selain kepintarannya harus tes wawasan kebangsaan juga ,takutnya mereka memang penghianat seperti Veronika koman
Semua Kembali pada jiwa nasionalis penerima beasiswa, sejauh mana kecinta'an pada negaranya. Kalau Veronica koman cukup dipenjara sepuasnya bangsa ini saja.
HRS ADA " PERJANJIAN MENGIKAT" antara pmrintah dg para penerima beasiswa. n hrs ada sanksi tegas bgi pelanggarnya.
yang harus dikritik ya pemerintah,, pengawasannya ngak bener...
kalo individu nya dituntut ya cuma menuh2in penjara,, kasus narkoboy aja udah penuh...
dan tentang pengabdian.. itu soal lain lagi...nggak usah kebolak balik
mengabdi itu urutannya
1. pertama buat diri sendiri... kalo lu orang mati, ya ngak bisa berbuat apa2 buat yang lain
2. keluarga... kalo lu orang susah,, perusahaan/negara nggak akan peduli, keluarga yang peduli
3. berbagai stake holder yang sudah menolong lu sampai ke titik lu sekarang,,, ntah itu temen kuliah / kantor, bos, klien
urutan ke 4.576... baru negara............
He lu orang indonesia bukan klw lu kuliah di luarsana pake duit pribadi bodo amat lo mo balik apa nga ga ngurus ini duit rakyat faham ga lu yg bayar pajak tu dari yg miskin smp yg kaya pantesan sekolah tinggi2 otak ga jln ...jgn2 lu yg kabur itu yaa yg ga balik lagi 👹👹👹👹👹👹
Sebab kepastian hukum dan aparaturnya dinegara ini masih suka main bawah meja.
Hal yang menjadi masalah yakni kenapa mereka tidak mengambil "government scholarship" yang diselenggarakan oleh pemerintah negara disana?
Yup.. lumayan banyak yg ga balik. Mungkin perlu dibuat perjanjian. Kalo kerja di luar negeri ya ganti duitnya. Fair kan...
Tidak boleh terjadi. mungkin harus ada perjanjian harus pulang dan bekerja sekian tahun (kalsu di singapore 2 tahun) bila tidak pulang harus mengembalikan biaya tentu dengsn perhitungan
Pemerintah hrs merubah tata kelola Kepegawaian (PNS)
Saya punya keponakan sdh menyelesaikan S3 (Posdok) sebagai peneliti di Zurich University (Swis) dia sdh bekerja di Swis dg gajih diatas 100 juta/bulan.
Krn ingin mengabdi utk negara dia balik ke Indonesia dan melamar di sebuah Departeman dan diterima sebagai peneliti, hanya saja gajih nya tdk sampai 5 juta/bulan dan setiap dia bikin jurnal nama dia tdk boleh dicantumkan sebagai pembuat jurnal, hrs nama kepala kantor nya.
Kalau seperti itu penghargaan Negara, siapa yg tahan dan mau balik ke Indonesia...??
Akhirnya keponakan saya keluar dan balik kerja di luar negeri.
Menurut keponakan saya, di Zurich University ada 2 profesor orang Indonesia dan mereka juga tdk mau balik ke Indonesia dg alasan takut keahlian mereka tdk dihargai dg wajar di negaranya sendiri.
Semoga ini menjadi masukan bagi Pemerintah yg saya yakin pemerintah tahu masalah ini.
Jika tdk dibenahi maka akan terus seperti ini yakni orang² pintar Indonesia akan dipakai oleh negara lain.
Catatan:
Keponakan saya tdk pakai fasilitas LPDP, tapi cari sponsor sendiri.
Kalau dibiayai oleh negara/uni tempat belajar atau agency LN (senior saya ngambil doktor di Ostrali tapi scholarship dari GTZ (now GiZ) Jerman) sih ga masalah bro. Itu hak nya sepenuhnya, apalagi lingkungan kerja kita emang belum cukup kondusif untuk sebagian lulusan LN. Gausah merasa bersalah. 👍
Nyang ngomongin pengkhianat bangsa pengkhianat bangsa, ente2 selama ini kemane aje, noh banyak pejabat korup juga pengkhianat bangsa, cth dari kepala desa yg ngemplang uang dana pembangunan desa untuk bangun kontrakan/kost2, ampe mega korupsi cth century dan hambalang, ente2 kemane aje bang.
Biayai Mahasiswa yg setelah Lulus, ilmunya bisa langsung diaplikasikan di Indonesia. Sarana, Prasarana dan Programnya harus sudah disiapkan Negara lalu rewardnya harus disesuaikan, jangan diplot sbg pegawai negeri yg digaji sesuai kepangkatan karena mereka mmg punya kualitas lebih. Apabila semua itu sudah ter fasilitasi tapi mereka masih tak mau mengabdi pd Negara, jadikan TO (Target Operation) dan beri Cap sbg Penghianat Bangsa dan Negara umumkan keseluruh Pelosok Negeri, begitu baru fair.
Justru mereka di sekolahkan gratis sampai 3M pulang2 harus nya bisa memberikan sumbangsih dan solutif jangan malah jadi beban negara. Kalau mau PNS gak usah pakai LPDP orang2 non LPDP juga banyak di LN tarik aia mereka daripada buat program LPDP abis lulus jadi beban negara.
Namun, apakah pemerintah jg sdh mempersiapkan lapangan kerja guna pengabdiannya stlh plng dr studinya..?
Sdhkah ada koordinasi yg baik antar berbagai kementrian utk benar2 mendayagunakan lulusan lpdp tsb? Ada jg kasus lulusan lpdp yg sepulang dr studinya hrs krj krs mecari krj kesana kemari, terkesan disia2kan..!
cabut KTPnya dan tidak boleh balik Ke Indonesia..tertutup sudah bagi Indonesia.Ijasahnya ambil sebelum wisuda.
Harusnya ada kontrak kerja sama...
Stlh lulus dpt jabatan sesuai dgn ilmunya,klo gak mau denda 100 x lipat
Harusnya dibuat perjanjian kesanggupan ikatan dinas selama 10 th sebelum me.nerima beasiswa lpdp.....ato mengembalikan 2x biaya....pendidikan....
Tergantung sifat nasionalisme seseorang lah,,,
Ingat kasus anak muda yg belajar fusion nuclear di jepang dgn dana BPPT..... Balik ke Indonesia di BPPT tidak diberikan job..... Bila sudah seperti ini wajar mereka tidak mau pulang. Cara lain itu tidak pulang.....istri nya hamil dan melahirkan disana. Banyak negara yg menberikan kewarganegaraan bagi yg lahir disana (Ireland sdh mencabut itu beberapa tahun yg lalu) lalu ortunya tinggal mengikuti anaknya
Tambahan info yg mencerahkan...
Ini sdh termasuk kriteria penghianat Negara ! Jadi Negara harus sanksi tegas
Awalnya hrs dibuat aturan yg tegas, apabila tidak kembali diwajibkan mengembalikan Dana yg sudah di pakai mereka, jangan bermental si Malin Kundang udah berhasil lupa pulang!!
Yaa....sebelum menerima lpdp wajib teken kontrak dong...dan isi kontrak salah satunya mengganti rugi lpdp dan pidana...
Penerima LPDP justru mereka adalah golongan kaya. Kalau tidak percaya buktikan sendiri
Ya juga sih... buktinya si Veronica Koman kan orang kaya.
@@ahmadsulvifafiru31 penerima lpdp itu orang ( strata yang punya akses lebih).
Mana ada anak /mahasiswa dari bawah garis kemiskinan yang dapat program lpdp, karen mereka tidak punya akses. Yang punya akses mereka yang berkasta preyayi ( pejabat) pembisnis atau dari petinggi di dunia pendidikan.simpel
LPDP hanya mensejahterakan segelintir warga Negara indonesia tapi lupa dng Negara mending dianggarkan kapada warga indonesia yg mbutuhkan.
Yg di pake uang rakyat , klu gak mau plg org tuanya suruh mulangin uang , klu gak mau lapotin polisi
Veronika koman manusia tdk tau diuntung, sdh dibantu uang pendidikan justru menyokong pemberontak NKRI. Buang kelaut jo...
Pemerintah harus kaji persyaratan penerima beasiswa LPDP,syarat Ketika telah menamatkan pendidikandi luar negri,si penerima wajib kembali ke Indonesia untuk bekerja baik di lembaga pemerintah maupun swasta disertai dengan menunjukkan bukti2 surat atau vidio/foto bahwa ybs sudah mempergunakan ilmu yg dimiliki bermamfaat,jika si penerima tidak kembali denda 2x total biaya pendidikan harus dibayarkan pd negara/kantorperbendaharaan negara...nah begitu syarat yg mesti dipenuhi oleh siapapun penerima beasiswa LPDP,jangan setelah penerima dapat mamfaat malah tidak kembali ke tanah air tapi bekerja pd perusahaan di luarnegri,sangat tidak nasionalis,tidak tahu diri,sudah enak sekolah gratis,sudah dapet gelar kerja di negri orang..
Student debt perlu diberlakukan kepada mereka yang melanggar janji bekerja di Indonesia setelah lulus kuliah
Mantab saya setuju yg melanggar harus ganti rugi biaya selama kuliah Nwgara cepat bertindak.p
tragedi yang luarbisa, lulusannya mentereng tapi negrinya ditinggal. memang bukti kalo orang pinter ga humanis buanyak bgt
Yg dpt schoolarship di luar negeri mmg hrs kerja dulu disana spy ada pengalaman kerja, paling tdk utk maksimal 5 thn sblm ditarik pulang,,,, sayang kan bgtu selesai kuliah langsung ditarik pulang,, ibarat buah msh mentah,,,aturan hrs dibuat mengikat ,,
Ini seperti minta bantu ngutang di tempat kita.... Tp setelah ada uang malah belanja cash di tempat lain. Krn tempat lain menawarkan diskon dan bonus.
Banyak banget kejadian seperti ini. Setelah mereka susses, mereka memilih berkarir dan lupa isi motivation letter yang debut sebelumnya ketika apply LPDP...
Beasiswa banyakin utk Pendidikan Dalam Negeri saja, Lulusan beasiswa LN Ijazah Asli nanti diberikan/dikirim setelah mahasiswanya kembali ke Indonesia....
Drpd uang ngr uang rakyat buat biayai beasiswa tp buat kerja di luar ngri trs apa manfaatnya...mending buat meng gratiskan sklh SMA2 di seluruh indonesia...soalnya slm ini masih bayar SPP...masy kurang mampu masih bnyk yg tdk bisa tdk mampu menyekolahkan masih bnyk masy indonesia yg tdk bisa sklh...asas keadilan dmn...miris bngt...kasus LPDP beasiswa ini bikin emosi masy...aja...pemeribtah kok tutup mata sih...menghambur2kan anggaran tdk penting...kýk bgn...harusnya di indonesia sekolah jenjang SD,SMP,SMA sdh harus di gratiskan...tp sampai skrg SMA masih ada bayar SPP...miris bngt...coba kl dana LPDP ini buat mengratiskan jenjang SMA sdh bisa...menjijikan program kek bgn ...di biarkan aja berlangsung...kadang2 sy jg heran jokowi bagus hebat dlm keadilan pemerataan pembangunan dll cm ada satu yg bikin sy kecewa kurang tegasnya dlm membrantas ketdk adilan di bidang hukum dan orng2 yg menyelewengakan jabatannya spt kasus2 spt ini..jg kurang tegas dlm menghadapi grombolan radikalisme intoleransi...ini meresagkan masy...n sngt merugikan masy.
LPDP.... hrs ditinjau ulang.... Klo cm Hasilkan org2 spt hnw... Mardani. Pks...Ismail y.. Fadli zon . Nkri makin cpt bubar
Rata-rata penerima LPDP kadrun oleh interviewer yang kadrun juga, kurang nasionalis
Saya sebagai guru SD berpandangan mahasiswa seperti itu tidak tahu berterima kasih dan disangsikan nasionalismenya...
Seharusnya LPDP juga melakukan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) bagi calon penerima beasiswa tersebut.
Hal yang menjadi uneg-uneg saya, kenapa mereka yang kuliah di luar negeri tidak minta beasiswa sama pemerintahan di luar negeri sana yang mereka tuju untuk belajar?
Sbnrnya saya punya bbrp teman yg spt ini, bahkan ada yg ga lulus2 tp uda kerja..
Seharusnya mereka memikirkan nasip tanah air dan hutang budi moral
dan teman saya nyari LPDP untuk dokter spesialis di uni dalam negeri aja tidak ada apa masih belom sadar ratio tenaga kesehatan di Indonesia masih di peringkat bawah? :)
dan yg menerima LPDP di luar negeri tidak mau pulang
banyak hal ironis yg ga perlu terjadi
Apapun alasannya ybs tms golongan yg "ingkar janji/penipu". Perlu dievaluasi & ketegasan sanksi bagi pelanggar komitmen!!!
Membahas langit dengan kapasitas dengkul ditubuh yg kerdil.. ya wasalam .
Harus ada UU nya biyar gk terulang lagi juga harus di tindak karna org semacam ini sebenarnya sampah gak tau trimakasih.
KLO MAU JUJUR KEBANYAKAN YG DAPAT LPDP ITU ORANG MAMPU.DAN ORANG2 TERTENTU.
Mana ada nama Veronika tipe nama orang miskin ya kan bang?
Maju terus Sist.....
Kalo kata SMI itu sih Wrong Mindset, krn gak balik ke NKRI dipertanyakan jg apakah mrk mirip Koruptor jg dgn lewat sekolah? Ato gak tahu diri akan Tanah Air yg didirikan dgn darah dan air mata?..
Politisi Busuk dan Pejabat2 Korup yg sesungguhnya PENGHIANAT BANGSA dan PERAMPOK UANG RAKYAT
Bagaimana mau pulang ,di Indonesia tdk dapat JOB,. ini jg harus di pikirkan
Penghianat Bangsa itu namanya dan harus bertanggung jawab kepada rakyat indonesia
saya punya ide kepada bu Sri Mulyani : Bu, daripada situ bingung memberikan beasiswa kepada mahasiswa kurang ajar, kenapa tidak memberikan beasiswa kepada dosen-dosen di kampus Indonesia untuk menaikkan standar kualitas pendidikan di Indonesia sendiri ??? kenapa tidak memberikan misalnya beasiswa dan gaji layak kepada guru-guru SD-SMA di daerah-daerah?
kenapa tidak merangsang industri maju untuk datang ke Indonesia, biar orang2 pintar hasil lulusan universitas Indonesia ini ada pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan nya ? Masak kuliah kimia industri berarkhir jaga Indomaret? atau ada juga lulusan sastra Rusia malah jadi anggota DPR? ada lagi yang hanya sekedar lulusan Sarjana Ekonomi (S1) bisa jadi menteri telekomunikasi ????
Setuju
Kurangnya jiwa Patriotisme,Kebangsaan dan Cinta Tanah Air.Diri yang masih dikuasai oleh sifat keduniawian,tidak sadar kalau biaya yang dia pakai dari uang Rakyat Indonesia.Perlu program pendidikan Cinta Tanah Air sejak dini dari SD sampai SMU.Kalau zaman dulu siswa wajib menyanyikan lagu Perjuangan,lagu kebangsaan,Penataran P4,Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa.
Ada perjanjian diatas meterai nfak mau pulang suruh kembalikan biaya itu ...
@@mnrserut6928 Lebih baik bila memiliki kesadaran cinta dan bela Tanah Air..Kan tujuan Utama Ibu Sri Mulyani agar bisa membangun Indonesia .
Bangke emang si Vero Kuman :v