GUE NGAJAR LESS PRIVAT SUDAH 37 TAHUN... ANEKA VARIAN KURIKULUM SUDAH SAYA MAKAN !!! KURIKULUM TER-JOZZ ADALAH KURIKULUM'94... BENER-BENER "OTAK" PENDIDIK / GURU... DAN... MURID / SISWA "MAEN TOTAL"... TOTAL BEKERJAAA... OTAKNYAAA !!! KURIKULUM "TERAMBURADUL" SEPANJANG SEJARAH PENDIDIKKAN ADALAH KURIKULUM... "MERDEKAAA" KEHADIRAN GURU DIRASA "KURANG" HADIR DI SANUBARI SISWAAA !!! GURU "SIBUK" DG...AGENDA "KEGURUANNYA" NGAJAR MASIH NYAMBI KULIAH !!! *GURU STREEESSS *MURID JUGA STREESS *APALAGIII... ORANG TUA MURID... TAMBAH STRESS "TINGKAT DEWA" !!! SATU TAHUN MURID HARUS MAKAN "MATERI" BUKU CETAK TEMA 9 BUAH... PAHAM SYUKUR !!! KAGAK PAHAM YA... BODO AMAAT !!! 😮😮😮😮😭😭😭 SEKOLAH CUMA DIKEJAR TARGET 9 BUKU TEMA...SEBELUM LIBURAN TAHUN AJARAN BARU...UDAAAH SELESAI / THE END !!! SEKOLAH CUMA... KAYAK DIKEJAR "MONSTER" !!! CERDAAAS KAGAK !!! GOBLOK...BAHLULLL UDAH PASTIII !!! BALIKIN KE KURIKULUM '94 BIAR PADA PINTER SEMUA...!!! YA GURUNYA... YA MURIDNYA... ❤❤❤🥰🥰🥰 MATUR NUWUN
Kembalikan aja sistem kaya taun 90an, sekolah negri pakai NEM, buku sekolah bisa di pakai utk adik kelas dan hapuskan larang wisuda di tingkat tk,sd,smp,sma..sangat memberatkan
Pendidikan harus di rubah, mengikuti perkembangan jaman, Apa yang di pelajari sudah tidak relevan dengan dunia saat ini.. Jangan pakai sistem nilai buat kompetisi ,setiap siswa punya keistimewaan masing masing. Kalau berdasarkan nilai mata pelajaran akan tidak berguna juga bagi kehidupan.. Kuatkan karakter anak anak, disiplin TK itu tidak belajar calistung...
saya sangat shock ketika membaca buku seni budaya kelas 4, masak anak sd disuruh belajar apa itu birama, nada , dan teman-temannya.. untuk apa anak sekecil itu perlu tahu detil tentang seni musik dan sebagainya.. apa outcome yang diharapkan.. tolong jangan jejali anak dengan informasi yang belum perlu.. anak sd dan smp itu cukup ditanamkan hal-hal mendasar seperti budaya bersih dan disiplin .. utk keilmuan cukup yang dasar dasar saja.. bukti tujuan pendidikan dasar gagal.. manusia Indonesia masih banyak yang suka buang sampah sembarangan dan tidak taat aturan
Dalam buku bahasa daerah anakku kemarin ada banyak sekali yang bukan bahasa daerah digunakan. Contohnya, dalam bahasa sunda nyamuk itu reungit, tapi dibuku tersebut tetap nyamuk. Kasus lainnya ada sebuah percakapan bla bla bla bla doang. Doang kan bukan bahasa sunda. Dan masih banyak lagi kata-kata yang tidak seharusnya. Yang saya bingung, apa tidak ada lembaga yang mengawasi pembuatan buku untuk anak anak, baik buku cetak maupun LKS. Terlihat sepele namun itu kan menyesatkan.
Saya guru, benar benar guru, bukan mengaku ngaku guru. Sebetulnya, dan saya yakin semua guru saat ini dalam kebingungan, tapi mau bersuara takut dikenai sangsi. Dalam pikiran kami : 1. Dihapusnya UN sekolah tidak mempunyai standar ketulusan, sehingga dalam pembuatan nilai ijazah semua gue, 2. Dari 1 yang dirugikan sekolah di tingkat atasnya, karena secara otomatis nilai tinggi akan masuk sistem dan diterima di sekolah itu, padahal itu dari sekolah pinggiran yang tidak perhitungkan 3. Guru yang tugas utamanya fokus ke anak, saat ini berkurang jauh karena banyaknya tugas di luar tupoksi. guru juga manusia yang kemampuannya ada batasnya 4. Kalau membuat peraturan, kontrol dalam pelaksanaannya ke bawah, apa manfaat dan dampaknya. 5. Saat ini diktator muncul di semua lini, asal buat peraturan, wajib dilaksanakan 6. Mohon para cendekiawan untuk bersatu memikirkan kelanjutan pendidikan di NKR Iini.
Saya dosen di institusi pendidikan tinggi. Terus terang, mahasiswa tingkat awal yang masuk -- sebagian ilmu dasar yang semestinya diajarkan di SMP dan SMA (matematika, biologi, fisika, kimia) tidak kuat. Mereka dinina-bobokan dengan sistem pendidikan dasar yang mengutamakan 'semua lulus' sehingga meskipun nilai jelek pun.. masih bisa lulus. Akhirnya, dasar mereka tidak kuat untuk mengikuti matakuliah di pendidikan tinggi, dan dosen harus bekerja ekstra untuk mengulang ilmu-ilmu dasar ini
Sama kami guru di tingkat menengah juga mengalami kesulitan karena anak anak sulit di motifasi seakan seenaknya sendiri karena tidak boleh tinggal kelas dan harus lulus juga, Ujian Nasional ditiadakan sangat besar dampaknya ke arah negatif, termasuk sistem zonasi yg membuat sekolah negeri unggulan menjadi rancu
@@MuhFahrodin jika dipahami dgn benar, aspek belajar yg mnyenangkan di kelas dlm kurikulum mrdeka sehingga sesuai tujuan pendidikan... Setiap jenjang pendidikan dasar guru harus ada tanggungjawab mjd fasilitator bagi siswa untuk belajar dgn baik, Sehingga sd, smp, sma berkelanjutan materi yg diajarkan sesuai tahapsn yg dibutuhkan... Kalau ada ansk yg belum mampu mjd kewajiban guru untuk mjd media pembantu, jadi paradigma lama tentang UN yg mjd acuan pendidikan tidak terjadi,
Pak, saya guru ... Negor anak pacaran di sekolah dan didatangkan ortunya malah saya yg kena semprot ortunya. "Ibu gimana sih? Macam tak pernah muda saja. Harusnya sbg guru tahu dong, dan diberi tahu saja tdk perlu panggilan orangtua. Saya kan sibuk". Lalu setelah itu si anak atau murid jd tak sopan ke saya, lalu saya tegor. 1x 2x 3x diulang lagi ... Saya kasih konsekuensi untuk tidak ikut pelajaran saya ... Saya memang salah, hrsnya tdk mengeluarkan siswa Tp perilaku siswa tsb sdh berulangkali. Lalu ortu datang ke sekolah protes. Saya dimaki² "Guru macam apa ini?? Anak mau belajar malah disuruh keluar .." Padahal anaknya menghina saya dengan kata² kotor .... Dan teman²nya (anak² jaman sekarang) sama aja . . . Bela temannya ... Akhirnya aku yg penting absen dan ngasih materi aja dan gak peduli
@@MuhFahrodin akhirnya mahasiswa di prodi kami 'dipaksa' bekerja keras di tahun pertama untuk relearning pengetahuan dasar serta belajar dengan kultur pendidikan di perguruan tinggi (sangat jarang ada kesempatan remidi dan nilai D dan E bisa diberikan pada mahasiswa yang berkasus) Begitu di tahun kedua biasanya sudah terbiasa dan attitude yang baik sudah terbentuk
@@reisychrov1668 sama saja, membaca harus tuntas dibelajarkan di sekolah dasar. Tapi ada saja anak maksuk SMP membaca masih di eja, satu bares saja beberapa menit. Saya berikan layanan khusus untuk anak tersebut. Untuk bahasa Indonesia teks cukup banyak kalau baca saja masih di eja bisa dibayangkan bagaimana mengerjakan soal bahas Indonesia yg selalu teks panjang di soal ujian
Pendapat saya pribadi tentang pendidikan di Indonesia Berdasarkan: 1. pengalaman sendiri sekolah 12tahun, kuliah 5th mengajar privat dan 5th mengamati sekolahan. 2. Adek saya yg mengalami pergantian kurikulum kelas 1-3 beda kurikulum 4-6 beda kurikulum, smp beda kutikulum, sekarang SMA pun beda kurikulum. 3. Ayah dan budhe saya yg dulu seorang guru dan pas kecil saya sering diajak ke sekolahan 4. Abang saya yg guru PNS, istrinya dan kakak perempuan saya yg guru P3K. Saya ga bisa bilang pendidikan kita bagus dari dulu, tapi memang ada penurunan beberapa tahun terakhir. Dengan poin-poin sbb: 1. Kurikulum yg berganti-ganti tanpa standar yg jelas. Pendidikan dasar kita itu 12th, yg artinya kurikulum baru bisa kelihatan hasilnya setelah 12 tahun, itupun baru 1 generasi, tapi tiap ganti menteri ganti kurikulum, itu membingungkan bagi siswa seperti yg dialami adik saya. 2. Beban guru di luar mengajar Guru sekarang terutama SD yg tidak ada manajemen TU terpisah, terlalu banyak beban yg diberikan kepada guru atasnama kesejahteraan seperti sertivikasi dll. Padahal tugas dan fungsi guru itu sangat jelas yaitu belajar dan mengajar. Ilmu pengetahuan itu suatu yg terus berkembang, makanya guru harus terus belajar untuk mengimbangi itu. Walaupun ilmunya ga berubah, tapi metode dalam mengajar tentu ada perkembangan. Yg harusnya bisa diterapkan untuk menjadi lebih baik. 3. Mindset Guru yg anti perkembangan Guru kita selain mendapat beban berlebih, tapi juga kolot, karena bertahun2 mengajarnya demikian ya terus demikian tidak peduli hasilnya. Kalau profesi dokter, ada STR dan dia wajib ikut beberapa kali seminar dalam waktu tertentu supaya STRnya tetap belaku, harusnya dispendik juga harus memperlakukan hal yg sama kepada guru2. 4. Kebobrokan manajemen sekolah Kita sering mendengar demo guru honorer belum sejahtera, minta diangkat PNS, masalahnya kebanyakan guru honorer di jawa ini, ya keluarga kepsek, guru dan staff senior, tidak ada standar kemampuan atau kebutuhan dalam menerima guru/pegawai honorer, tapi berdasar koneksi. Abang saya yg kebetulan lulus test PNS setelah resign dari pabrik, tanpa pernah mengabdi, dikucilkan dan mengalami penolakan dari sekolahnya. Seperti itu juga kakak saya yg lolos p3k setelah mengabdi di sekolah berbeda, ditempatkan di sekolah berbeda juga, ga dikasih kelas sama kepseknya. Dan permainan tsb juga ada sampai dinas, makanya misal 1 sekolah kekurangan guru, diajukan ke dinas, diisi p3k setahun dua tahun akhirnya pindah dari sekolahan tersebut, pindah dekat rumahnya, akhirnya sekolahnya kekurangan guru lagi padahal baru diisi. Itu rahasia umum baik di dispendik maupun depag. Solusi Menurut saya sistem kita perlu dirombak total, tentu berdasar kajian bukan keinginan. Beberapa yg menurut saya ideal. A. Kejelasan standar di setiap tingkatan. Menurut saya PAUD dan TK tetaplah pendidikan non formal sehingga tidak perlu diwajibkan, karena sangat memberatkan orangtua murid. Sehingga dimulai dari: SD Masuk SD 0 total ga perlu sekolah lain dulu, lulus SD cukup bisa Baca, Tulis, Hitung, logika ditambah pengenalan komputer dan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Pengetahuan umum yg dulu jaman saya sekolah dari RPAL dan RPUL tidak akan mampu dipahami anak kelas 4-6 SD mungkin sebagian bisa menghapal, bisa jawab soal tapi mereka tidak paham. Maka pelajarannya cukup tadi: Bahasa Indonesia; membaca dan menulis Matematika; aritmatika dasar dan logika Teknologi: pengenalan komputer Bahasa asing: pengenalan bahasa inggris Pendidikan Pancasila: cinta tanah air Pendidikan Agama: akhlak Olahraga: main Cukup itu saja SMP Pengenalan Ilmu-ilmu dasar: sejarah, ekonomi, kewarganegaraan, biologi, fisika, kimia dll Kalo matematika ya mulai aljabar, SMA Baru ilmu lanjutannya, bahkan kalau bisa SMP dan SMA dijadiin 1 karena bahasannya sama, cuma tingkatnya saja yg berbeda. Cuma yg perlu dipikir adalah posisi SMK. B. Beban Kerja dan kontrol Kualitas Guru, Guru harusnya tidak diberikan beban lain selain belajar dan mengajar, urusan penatausahaan, majemen harus dibentuk tenaga lain selain guru. Guru tahunya dia perlu belajar perlu mengajar, perlu peralatan disediakan, tidak perlu diribetkan dengan urusan lain-lain. Tapi kontrol kualitas guru juga diperlukan, guru sekarang mentang-mentang ga ada UN seenaknya, asal dinaikkan asal diluluskan, karena sekolah malu kalau ada siswa yg tidak lulus, akhirnya masuk tingkat selanjutnya ga bisa mengikuti. Saya pernah mengajar privat matematika, yg saya ajar kelas 3 SMA persiapan UN, saya harus mengulas pelajaran mulai aljabar yg itu pelajaran kelas 1 SMP, ngajar ulang dari awal, jadi sekolah 6tahun saya harus mengajarkan ulang selama 6 bulan, karena guru SMAnya ternyata tidak peduli, pokoknya anaknya yg bodoh, dan ternyata anaknya juga mampu setelah diajar. Bayangkan berapa banyak anak lain yg dicap bodoh hanya karena dia tidak mendapat pondasi yg baik. Maka kualitas pengajaran guru wajib juga diawasi. C. SKM yg masuk akal SKM kita kadang tidak masuk akal, di jepang yg maju saja nilai kelulusan itu cuma 40, dan nilai real. Di kita ada yg 70, 75, 80, 85, bahkan 90, tapi nilainya hasil mengarang bebas guru2 dan itu yg wajib diperbaiki dan dikontrol.
Secara teknis memang guru sekarang kewalahan, ibu saya kebetulan kepsek sd dia sering mengeluh banyaknya beban kerja diluar belajar mengajar yang dikerjakan tapi tidak dibarengi dengan kenaikan upah yang signifikan sehingga guru merasa kerja kerasnya tidak sesuai dengan apa yg mereka dapatkan, mungkin ini terdengar tidak ikhlas akan tetapi memang tidak bisa munafik uanglah motivasi terbesar dalam melakukan sesuatu, disaat kondisi guru itu sendiri luntang lantung memikirkan nasib ekonominya bagaimana mungkin bisa mereka memikirkan kesejahteraan anak orang
Saya sangat setuju dgn pendapat kakak ini. Bahwa benar ada nya tenaga honorer hanya di isi oleh kerabat dan keluarga dri dinas/kementrian tsb. Itu pun disemua sektor. Perekrutan karyawan untuk PNS menurut sya tidak fair.
Menurut gua di SD science (IPA) dan pengetahuan umum sosial (IPS) perlu. PKN menurut ku jgn dlm bentuk pelajar, tetapi dalam bentuk anak² harus mengikuti ekskul Pramuka kah, Palang Merah kah, atau Petugas upacara. Utk Math di SD sudah harus memiliki kerangka framework aljabar, yg kalau gua liat kurikulum Singapore pandai memasukkan kerangka tsb sejak SD4. Menggunakan perpaduan logika gambar dan berhitung. Jadi begitu masuk SMP kerangka aljabar mulai dibuka dan dibreakdown jika sebelumnya menggunakan gambar, visual itu sudah harus bisa digambarkan secara abstrak di kepala.
@@xueueux kalo ipa-ips perlulah tapi ga perlu kimia, biologi, fisika, geografi, ekonomi, sosiologi dll, perlunya cukup kulitan ipa ips aja. Kalo PKN gua ga setuju, PKN itu wajib diajarkan dengan detil sedetil2nya, masalahnya karena anak2 akan dewasa menjadi rakyat,dan rakyat yg bisa ngawasi pemerintah, rerata orang dan mungkin juga anda buta politik, seperti, tupoksi presiden, dpr, mpr, dll. Misal coba anda jawab: 1. Apa anda tahu kalau presiden yg 1 orang itu adalah statusnya adalah lembaga negara, setara dengan DPR, MPR, MA, MK, KY yg isinya banyak orang? 2. Apa anda sadar kalau sistem pileg kita itu menguntungkan partai besar daripada tokoh besar dalam partai kecil? 3. Apa anda tahu kalau NKRI ini punya tujuan negara? 4. Dan apakah anda kemarin memilih capres yg visi misinya sesuai dengan tujuan negara? Itulah pentingnya PKN, orang salah mengira pkn itu pelajaran supaya menjadi manusia yg baik, sedangkan sebenarnya pkn itu pendidikan supaya menjadi rakyat yg baik dan benar, yaitu yg tidak membiarkan pemerintah atau kelompok mendzoliminya. Makanya rocky gerung bilang IKN itu bukti nyata kedzoliman pemerintahan presiden jokowi, yg beliau adalah lembaga eksekutif yg menjalankan negara ini, kenapa rocky gerung bilang demikian? Karena IKN murni ambisi Jokowi secara pribadi, bukan tanggungjawab karena bukan janji politik, juga secara tujuan negara tidak signifikan dibandingkan dengan dana yg dikeluarkan, yg jika dana itu dikelola dengan cara lain demi tujuan negara, dampaknya akan jauh lebih signifikan. Bayangkan 18,9 T, yg itu 43,1% APBN 2024, habis di IKN, bayangkan dana tersebut dapat berapa rumahsakit yg bisa diupgrade setara RSCM? Berapa Univ yg bisa diupgrade setara UI? Berapa pelabuhan, berapa kapal, berapa pasar induk yg bisa dibangun?
Setuju banget sih dengan podcast ini. menurut saya semakin ke sini buku sekolah semakin random isinya, acak gitu, kalau kita baca isi otak jadi acak juga, jadi sepertinya anak2 semakin susah untuk bisa mengintegrasi dari pelajaran2 yg didapat, jadi yg udh slse ya udh lupa ga bisa mengingat lagi. Apa lagi di model tematik kurtilas seolah2 menyambungkan antar materi pelajaran, tapi malah makin acak, kurikulum merdeka juga susah dipahami bukunya. Kalau katanya zaman sekarang harus belajar sendiri mengembangkan pemahaman dari berbagai sumber. Dari mana lagi siswa belajar, katanya guru tdk boleh menjelaskan sepenuhnya supaya anak2 belajar mengembangkan pengetahuan sendiri. Lalu dari buku nya tdk boleh terlalu lengkap biar mencari sendiri dari media lain, sementara internet pun juga tdk boleh menjadi sumber utama karena tdk dapat dipertanggungjawabkan juga isinya. Makin bingung kalau lihat anak2 sekolah sekarang, kasian banget berusaha mengikuti saja susah, apalagi memahami isi pelajaran. Itu pendapat saya dari yg saya amati 🙏
Inilah keluh kesah yang selalu dikeluhkan banyak siswa,guru dan orang tua,,,,,kadang saya juga merasa kasihan,prihatin, sebab itu berusaha bagaimana cara untuk bisa mencari solusi supaya para guru,siswa dan orang tua tidak kesulitan,,,,,saya pribadi,tetap memakai kurikulum lama,karena yang saya rasa di zaman Saya sekolah dulu pembelajaran sangat mudah di fahami,menyenangkan,harmonis,hasilpun berkualitas,,,,ketika saya terapkan kembali di pembelajaran sekarang Alhamdulillah hasilnya juga sama seperti dulu
Saya dan tim akan temui anggota DPR membahas pemaksaan mendikbud untuk memakai applikasi tertentu dalam pembelajaran, orang tua siswa sampai berteriak-teriak terhadap perkara ini, dasar Mendikbud mau cari keuntungan, siapa yang setujuh silahkan like!!!!
para guru SD wajib bertanggungjawab atas rendahnya SEMANGAT BELAJAR anak, KETAKUTAN akan mapel MTK & Sejarah! fyi. banyak dari mereka yg tdk bisa menjawab 1/2+3/4=.... atau 2^0=.... 🤔
Ketika saya SD dan SMP era 70-80 an , guru2 saya adalah pendongeng2 yang hebat terutama pelajaran ilmu bumi , siswa merasa dibawa ke kota2 , sungai2 , stasiun , gunung2 , tarian2 , kota hujan , angin Gending , angin Bohorok , salju abadi di Irian Jaya eh Papua dll . Sekolah waktu itu tidak berat tas saya , buku2 pelajaran dari 3 kakak saya turun temurun , sangat menyenangkan dan gembira , walau saya pernah kena hukum dipukul pakai penggaris kayu , saya nggak berani mengadu karena bakalan kena hukum lagi sama ibu saya . Efek sekolah jaman dulu , di usia tua , saya masih suka membaca dan update
Super sekali Pak, itu benar karena model pembelajaran dulu saya juga senang baca, anak sekarang jangankan senang baca, membaca pun sudah SMP banyak yang tidak tau baca padahal daerah/kampungnya sudah dekat kota dan semua akses lancar
Saya juga Guru dan bahkan Guru di pedalaman yang signal tidak menenentu dan listrik hanya 12 jam, tetapi saya bersyukur dengan adanya pmm, untuk mendapatkan pelatihan dan ilmu tidak harus ikut pertemuan secara langsung. Bahkan mempermudah guru mendapatkan modul ajar.
Astagaaaaa baru gue mau komen seperti ini, eh ketemu anjrit. Kayanya udah jodoh nih gw ketemu komen ini. Sebenernya penuh konspirasi bro, intinya rakyat kita sengaja dibuat bodoh agar bobrok, rapuh, dan hancur tujuannya untuk agar bisa dikendalikan oleh oknum elite negara
Intinya semua textbook di sekolah kita hanya mengajarkan _HOW: "Bagaimana Proses Pencernaan Manusia, Bagaimana Terjadinya Perang Dunia II, Bagaimana Menggunakan Bahasa Baku dalam Kalimat"_ bukannya _WHY: "Kenapa Kita Harus Mempelajari Sistem Pencernaan Kita, Apa Pentingnya Mempelajari Tentang Perang Dunia, Kenapa Kita Harus Belajar Bahasa Baku"._ Sehingga yg ada siswa hanya seperti disuapi saja, tidak ada proses bernalar secara kritis. Kemudian siswa dengan daya nalar tumpul tadi malah disuruh menentukan mau belajar apa (KuMer)... Sama halnya membiarkan bayi memilih makanan apa saja yg disukai.. Alhasil siswanya pada 'keracunan', gurunya panik, bingung, akhirnya memilih masa bodoh, yg hasilnya tentu saja siswanya tetap bodoh. Maka Solusi Logisnya: 1. Menteri Pendidikan harus minimal Master dalam Ilmu Filsafat Pendidikan/Sains, Pedagogi, dan Ilmu Sains. 2. Minimal IQ untuk menjadi pendidik adalah 115. 3. Kurikulum paling awal yang diterapkan bukan HOW tapi WHY!
Wah luar biasa kak sependapat.Jarang ada yang menyoroti pertanyaan kakak karena memang selama ini dipelajari adalah bagaimana bukan mengapa.Satu satunya pengalaman saya ditanya menggunakan pertanyaan Why adalah ketika saya dipanggil direktur utama perusahaan tempat saya bekerja.Beliau selalu menanyakan Why?
Sy berpikir sangat liar. Menurut sy kalo anak2 dipaksa berpikir kritis nanti bangsa ini jadi pintar. Kalau pintar nanti tidak para penguasa tidak dapat memanfaatkan mereka. Karena selama ini kebodohan menjadi peluang besar bagi para penguasa untuk bertindak semena2
Tp pendidikan sekuler bukannya emg begitu dmn2 yaa? Hanya sekedar membahas what dan how. Knp sekolah? Untuk dpt nilai bagus, lulus ujian, dapet kerja, dapet gaji/reward. Selesai 😅
Dulu jaman pa Harto buku itu diberikan ke siswa adalah buku yg mutunya terjamin, sebab buku itu di terbitkan dari berbagai penelitian yang akurat dan kwalitas sangat terjamin ,sy lebih bahagia buku di bagikan dari pemerintah langsung ... memajukan pendidikan butuh ke ikhlasan para pelaku pendidikan....terjaminnya kwalitas pendidikan, guru tidak disibukkan oleh hal yg menurut saya diluar undang"Sisdiknas....
Dulu jaman pak harto beliau ingin jadi pemimpin seutuhnya tetapi jarang membuat rakyat menderita seperti masalah kelaparan, begitu surplusnya Indonesia kala itu bahkan dari kalangan keluarga nya tidak sengotot sekarang yang bener bener harus jadi bagian pemerintah hingga ubah aturan lho
saya kok nggak betah menahan diri utk tdk komen, saya termasuk org yg tidak setuju dg sistem pendidikan sekarang ini, tp saya juga tdk sependapat 100 persen dg isi pembicaraan ini, karena saya yakin seandainya bang zulfan atau nara sumber ini dijadikan mentri pendidikan pasti keaadaan pendidikan tdk akan banyak berubah, kenapa? karena masalah pendidikan kita tdk sesimpel yg dibicarakan ini, banyak sekali fariabel yg terkait dgnnya🙏
Indonesia cmn gonta ganti kurikulum, dan reformasi cmn di politik, hrsnya pendidikan jg diREFORMASI total! Reformasi politik it cmn menguntungkan para pejabat doang
Blitar Hadir,. Saya Alumnus SPG NEGERI Blitar th 1987. Seleksi masuk utk jd Murid SPGN.wakt itu sangat ketat.sistem pendidikan waktu itu luar biasa. Utk mengajar pakai sistim SP(Satuan Pelajaran) kwalitas Gurunya mumpuni semua.Mutu Lulusan sangat berkwalitas. Waktu itu fasilitas belajar mengajar terbatas.tapi kwalitas anak didik luar biasa.banyak melahirkan anak"unggul.dulu ada pendidikan PMP(Pendidikan Moral Pancasila.ada P4(Pedoman Penghayatan Pengamalan Pencasila)skrng sdh di ubah semua. Sistem Pendidikan yg dulu sudah Berjalan tetaplah di pertahankan asal Relevan,knr perkembangan zaman dan teknologi bisa di kembangakan menyempurnakan.bukan merubah . Yg akhirnya AMBURADUL.
Betul ,Pk ,anak² sekarang itu pinternya cuma,karna gugel ,coba kalau gk pake gugel yo ngalor ngidul, dan ank sekarang gk tau P4. Boro² pengamalanya. Aku setuju usulan Bpk.terima kasih Pk
kalo system masuknya kayak jaman saya dulu 80% siswa sekarang nggak bakal lanjutin ke SMU atau UN. sekarag semua orang wajib sekolah tapi hasilnya nol besar. minggu lalu cek tes tertulis untuk karyawanbaru anak baru lulusan smu/ stm dasar matematika bilangan pecahan aja kaga bisa...
Menarik sekali. Ternyata Pendidikan Indonesia selama ini merupakan keroyokan dari berbagai kepentingan kementrian, termasuk dalam anggarannya. Setuju dan sepakat dengan poin-poin yang disampaikan Prof Baedowi bahwa untuk perubahan pendidikan di Indonesia perlu Tata Kelola yang tertib dan terintegrasi dengan 5 Kementrian yang berkepentingan sehingga tercipta sistem pendidikan yang unggul. Tidak sendiri-sendiri sehingga membingungkan pengelola pendidikan bahkan masyarakat awam. Betul, selama ini kurikulum tersegmentasi. Sangat perlu review kurikulum dari hulu ke hilir secara nasional, sehingga lahir rangkaian kesatuan (continuum) kurikulum dari mulai PAUD, SD, SMP, SMA sampai ke Universitas. Tidak ada pengulangan materi, lebih relevant dan significant sesuai dengan kebutuhan terkini (dan industri global). Setuju jika pendidikan idealnya 30% teori 70% praktik/ hands-on sehingga lulusan siap kerja dan tahu lapangan (terutama calon guru, harus siap kerja menjadi guru -banyak yang tidak). Pendidikan pun harus melekat dengan spread research dan proyeksi untuk capacity building guru, kepala sekolah, dosen, direktorat, calon guru, dll. Riset dimulai dari level pendidikan terendah dengan mengembangkan keterampilan riset dan berpikir. Literasi tidak saja membaca namun menulis. Buku teks sebagai salah satu sumber pelajaran (salah satu, sebab resources itu banyak macamnya) perlu juga di review sesuai dengan logical framework, synergy and continuity tema belajar, dan kesesuaian dengan teori tumbuh kembang anak. Sumber belajar perlu kontekstual. Terimakasih, Prof.
Pergantian buku teks yang sebelumnya sudah bagus, sering - sering diganti, tetapi tidak ditelaah esensi materi apa yang harus menjadi pedoman untuk pembekalan, karena itu di kurikulum 2013 setelah direfisi dan dilatih dengan pembelajaran paradigma baru, guru di satuan pendidikan guru bekerja untuk analisis KI, KD, IPK dalam persiapan pelaksanaan pembelajaran, Melaksanakan proses, Bimbing siswa, Latih dan didik siswa, menyusun kisi-kisi, Kartu soal, Soal, pedoman penskoran, menyiapkan format- format, menilai, merekap, mengevaluasi dan membenahi, memperbaiki langkah kerja di lakukan secara berkala. Para pembicara harusnya jangan anggap remeh pekerjaan guru.
Buku teks untuk dipakai latiih anak anak itu penting, lihat dulu esensi materi yang ditulis sebelum diperjualbelikan belikan ke sekolah sekolah. Dan buku buku itu harus layak untuk di pakai, dan jangan suruh guru mengajar sambil menulis buku segala, tidak fokus, rekrut senior difasilitasi waktu untuk menulis, mereviu, menyiapkan format-format untuk menolong guru-guru di sekolah. Itu solusi guru menolong guru jangan orang yang bukan guru, Karena hanya guru yang mengerti bahwa pekerjaan guru itu mulia.
setelah lulus universitas dengan hasil akademik baik, melihat buku2 SD, SMP tu beh... isinya... sangat tidak relevan dengan pengetahuan sekarang, singkat cerita kesampingkan masalah sistem, buku2 pelajaran di sekolah sangat tertinggal
Ini maksud pemerintah sebenernya bagus,zaman memang sudah berubah jadi pola pendidikan juga harus berevolusi... Yg salah dari pemerintah adalah perubahan nya yg terkesan buru2,kurang persiapan,kurang riset,kurang pelatihan dan kurang ancang ancangnya. Indonesia itu luas pak mentri, perlu riset dan pelatihan yg dalam agar sebuah perubahan bisa cocok untuk diterapkan secara keseluruhan.
Saya adalah guru disekolah dasar di sebuah pedesaan.. Menurut saya banyak yg melatarbelakangi tidak majunya pendidikan di Indonesia, diantaranya yang paling mencolok jika dilihat dari situasi disekolah saya adalah : 1. Banyak Guru hanya sebatas menjalankan kewajiban dan tidak merasa bertanggung jawab untuk kemajuan anak, guru lebih memikirkan kesejahteraan sosial mereka ketimbang kemajuan yang diraih anak. 2. Guru disibukkan dengan administrasi ini itu, sebaiknya guru difokuskan untuk mempersiapkan bahan ajar, bagian administrasi serahkan kepada operatir/TU disekolah, seharusnya disekolah disiapkan 3 TU bgian kesiswaan, sekolah dan kepala sekolah, serta guru, pemerintah menyeleksi untuk pengangkatan ASN dibidang operator sekolah. 3. Orang tua murid di perkampungan masih kurang peduli terhadap pendidikan anak, bagi mereka yg penting sekolah, naik kelas dan lulus.
NO 3 SETUJU BANGET, SAYA SBG OPS SIBUK BANGET NGURUS ADMINISTRATIF DAN JG DAPODIK TRUS PMM. SAMPE SISWA SAYA PUN SAYA GAK KENAL 😂😂 LUCU KAN SISTEM PENDIDIKAN SKRG
Guru killer SD sekolah ku ada yg meninggal, gara² apa? Gara² dia tarik menarik tas dgn begal di jalan. Tas yang dia tarik isinya kertas ulangan semester akhir matematika anak² kelas 6. Kebetulan guru ini terkenal killer, tp dia baek sama anak² ranking. Gua denger kejadian ini pas gua uda SMA. Segitu dedikasinya tuh ibu yg terkenal "killer" demi nyelametin kertas ujian "doang"
Saya juga menangis pak..... anak saya SD pelajaran tdk masuk akal... anak sekecil itu di ajari hal2 susah yg tdk di pahamai... akhirnya percuma saja... yg ngerjain ayah ibunya.... anaknya gak paham sama sekali..... menurut saya... emang BANGSAT oknum 2 yg mengambil untung dari buku...tapi tdk peduli isi bukunya cocok atau tdk utk anak SD...😡
bener bgt. waktu itu ak blm nikah. tp tmn2 ku sekantor mengeluh pelajaran anaknya yg rata2 anak mereka masih SD dikerjakan sama ibunya bpknya. ak pun mikir yg sekolah siapa yg ngerjain siapa. tp pas ponakan ku SD. malah suamiku yg diminta ngajarin. yg mmg lulusan S1. bpk ibunya gak bisa ngerjain yg cm lulusan SD dan SMA 😂
Trima kasih, Sangat menginspirasi semoga kdpan pemerintah yg baru bisa memperbaiki kbijakan pada prsoalan fundamental masalah pendidikan buku ajar,Pentingya riset, reformasi angaran, efisiensi kurikulum kmpus, 70% praktek dan 30% terori, partisipasi masyarakat untuk dunia pendidikan, dan kompetensi pendidik dengan menulis...
Saya sangat setuju dengan poin-poin yang disampaikan dalam video ini. Tata kelola anggaran yang efisien dan transparan memang sangat krusial untuk memastikan dana pendidikan digunakan dengan tepat. Selain itu, saya sebagai seorang guru subject, mengatakan bahwa evaluasi menyeluruh terhadap buku teks juga penting agar materi yang diajarkan relevan dan mendukung perkembangan pendidikan nasional. Lalu, kolaborasi antarinstansi serta penelitian serius juga perlu dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi berbagai masalah dalam sistem pendidikan kita. Fokus pada perbaikan pendidikan, partisipasi masyarakat, dan peningkatan kualitas guru akan membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik. Jujur, tiap kali saya menghadiri workshop atau global conference, saya selalu mendapatkan ilmu baru yang bisa saya bagikan ke guru lain. Alhamdulillah, knowledgenya sangat bermanfaat dan applicable untuk proses teaching and learning bersama murid-murid. Perubahan dalam struktur anggaran, sarana prasarana, dan rekrutmen guru juga sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Terima kasih atas wawasan yang sangat berharga ini.
Terima kasih bang telah menjadi guru yang terus ingin mengupgrade pengetahuan nya dan jangan sampai lelah memberikan pendidikan yang berkualitas ke muridnya. Semoga makin banyak guru yang berintegritas dan benar" mendidik muridnya
Pentingnya pendidikan tidak hanya melalui bu teks, namun life skills dan aksi nyata tidak terlalu diperdulikan, instansi pendidikan hanya mengedepankan bentuk2 teks serta laporan-laporan yang tiada henti oleh tenaga pengajar, kadang membuat lupa bahwa tugas pengajar yang sesungguhnya adalah mendidik siswa, bua sekedar mengisi administrasi. Pelatihan yang berkesinambungan dan mengatur kurikulum yang sesuai, reformasi besar dalam perumusan buku panduan sehingga siswa lebih dinamis, berakhlak serta dapat mengaplikasikan ilmunya dalam kehidupan sehari2.
Gimana mau maju kalo guru skrg tukar posisi jadi operator bukan guru hehe...guru itu kiamat tugasnya cuma satu profesional di bidangnya dan bisa kembangkan kemampuan mengajar yg baik hingga siswa mudah menyerap ilmu yg dia ajarkan...
Ideal nya memang guru harus memberi variasi sumber pembelajaran, tapi masalahnya selama ini buku teks selalu dipakai dan dijadikan andalan mudah sebagian guru, karena guru itu sudah tersibukkan dg administrasi dan kerja sampingannya. Dg merubah buku teks minimal bisa merubah konten pembelajaran lebih bermanfaat, arah belajarnya jelas , dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan usianya. Meski demikian pelatihan guru juga tetap penting untuk dilakukan
Sekolah itu sebenarnya sederhana yang penting bisa baca, nulis, berhitung Yang tetpenting dari pendidikan yaitu membentuk karakter anak, tidak pantang menyerah, bisa menyelesaikan masalah sesuai usianya, berfikir kritis, bisa menyampaikan ide dan mempertahankan idenya, tidak mudah baper, jujur Intinya pelajari adab maka engkau akan mudah memahami ilmu
Sumberdaya alam Indonesia tidak boleh diprivatisasi ke asing, SDA inilah untuk kepentingan pendidikan, jadi kita ini sudah habis SDA, sehingga pajak dari rakyat yg dikuras untuk membiayai pendidikan, jadi rombak semua tata negara kita, dah hancur semua
Ini semua terintegrasi dalam kurikulum merdeka. Pengalaman saya 1 tahun menjadi fasilitator sekolah penggerak, saya lalu berpikir, seandainya kurikukum dulu sprti kurikulum merdeka, maka pserta didiknya punya solver yang baik, kritis, kreatif, dn mandiri. Apalgi melalui program P5, peserta didik benar-benar diasah kemandirian, sikap kritis, wawasan globalnya, kegotongroyangannnya, sikap sosiologisnya. Dengan kata lain, karakter kinerja maupun moralnya benar-benar dikembangkan.
disiplin, tidak kkn, toleransi, tdk fanatik sempit, tdk menyerap budaya asing tapi melestarikan budaya tanah air. itu yg wajib. krn pemerintahan itu cerminan rakyatnya.
Setuju 1000%, buku teks pelajaran di Indonesia perlu dikaji ulang secara komprehensif. Tolong Pak Ahmad Baedowi, suarakan terus pemikiran Anda mengenai buku teks pelajaran di sekolah2 kita. Sebagai guru, kami betul2 merasakan begitu kocar kacirnya alur pemikiran dalam buku2 teks pelajaran yang beredar di sekolah-sekolah pada saat ini. Tolong Pak. 🙏🙏🙏🙏
Sepertinya Prof. Ahmad Baidhowi sangat berkompeten untuk menjadi Mendikbud, intinya sesuai cita2 dlm Pembukaan UUD 1945 yakni 'Mencerdaskan Kehidupan Bangsa' dengan memajukan pendidikan dan kebudayaan Indonesia.
Saya setuju dengan Prof. Baidhowi pendidikan di Indonesia perlu diperbaiki dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan dan agar para anak didik bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih baik dari segi pendidikan formal maupun informal. Karena kualitas pendidikan yang baik menjadi kunci utama untuk membentuk generasi bangsa yang bertanggung jawab, cerdas, serta kreatif. Selain itu, dengan adanya kurikulum atau buku teks yang relevan sesuai dengan tingkatan pendidikan, siswa dapat memiliki wawasan dan pemikiran yang sejalan. Yuk Indonesiaa semangatt dalam membangun pendidikan agar lebih baik untuk masa mendatang.
Maksud hati pak Nadim ini mungkin ingin bikin gebrakan baru. aku ini Mentri paling berani merombak sistem yg lama. Padahal sistem yg lama dunia pendidikan tidak heboh para guru dan murid tidak banyak yg uring2an seperti sekarang ini banyak keluhan.bukan berarti yg lama monoton.tetap ngikutin perkembangan jaman.sekarang malah sebaliknya.bikin kurikulum baru tapi ga bermanfaat.tujuannya apa dan kemana? Mapel agama .IPS . Pramuka.di hapus( aneh)padahal ini penting.hemat kami( ortu murid yg kurang mampu) sebaiknya sistem sidiknas kembalikan seperti semula.kakaian seragam sekolah terlampau mahal.kalo anak cuma 1 ga terlalu berat.tapi anak lebih dari 1 stres pak.
Saya sangat setuju ... pendidikan d sekolah skrg tujuannya bukan mmbuat siswa mnjadi pintar....tapi pembodohan....yg jelas kmbalikan kurikulum tahun 90 an.... perbanyak jam pelajaran Agama....Pmp...pspb....karena d sekolah skrg kurang pngajaran mngenai ahklak....etitud.... sangat jauh beda .....aktifkn kembali SPG...PGA
What an Eye-Opening Podcast! Sebagai bagian dari dunia pendidikan, setelah menonton podcast ini merasa sangat terwakili keresahan yang dirasakan sebagai pendidik sekaligus pembelajar. Setuju sekali, belum adanya sinkronisasi dan sinergitas dari hulu dan ke hilir sistem pendidikan di Indonesia, mulai dari resources, konektivitas antar tema, kesesuaian dengan tumbuh kembang anak, dan keberlanjutan aspek kualitas pedagogi yang bisa dianggap sebagai alasan mengapa output dan kualitas pendidikan Indonesia masih seperti ini. Semoga awareness ini bisa lebih disuarakan dan dijadikan sebagai input untuk perbaikan sistem pendidikan dan menjadi hal yang prioritas untuk memajukan Indonesia. Insya Allah.
Abis baca banyak komentar. Cukup menarik pembahasan pendidikan di Indonesia saat ini. Komentar berasal dari pelaku original❤ luv you buat semua guru di Indonesia Saya SD kls 1-2 pakai buku CAWU²an, kelas 3 sampe SMP, SMA k13, kuliah jurusan mtk pelajarin K13 revisi. Dan skrg ngajar dg kurmer Waktu kuliah dulu, selalu bahas PISA, kemampuan berpikir logis, dan semua per-thinking²-an 😅 Tapi nyatanya di lapangan keadaan nya emg heterogen. Ada yg gak mampu, gak minat, minat, minat banget---- terhadap mtk wkwk Cukup speechless dengan soal ANBK 😢 bahkan anak Olimpiade MTK pun belum tentu mampu mengisi semuanya Harapan saya, semoga para pemimpin kami berkesempatan utk terjun langsung ke lapangan dan mencoba secara langsung semua kebijakan yg mereka buat. Aamiin. Alfaatihah
MEMANG BETUUUUL PAK...KURIKULAM PENYESATAN ITU SEJAK KETIKA JOKOWIDODO JADI PRESIDEN SYDAH 10 TAHUN YANG LALU PAK...MAKANYA SATA KELUAR DARI PNS DARI GURU...KARENA KATA HATI SAYA SEBAGAI SEORANG PENDIDIK...TELAH BERTENTANGAN KURIKULUM TANG DI KELUARKAN OLEH MENTRI PENDIDIKAN WAKTU ITU REZIM JOKOWI PERIODE PERTAMA KEPEMIMPINANNYA...DEMI ALLAH SWT...SAYA KATAKAN SEORANG GIRU PERTANGGUNGJAWABANNYA KELAK DI AKHIRAT SANGAT BERAT... KETIKA ITU PAKAR PAKAR PENDIDIKAN DI SELURUH INDONESIA...GURU GURU SEMINAR DI DATANGKAN PAKAR PAKAR PENDIDIK KAPIRALUS PKURALIS KOMUNUS...KATA HATI SATA BERBICARA BERTENTANGAN DENGAN SEHARUSNYA SEBAGAI SEORANG PENDIDIK APALAGI SUDAH KELUAR DARI KORIDOR TUNTUNAN AGAMA YANG SEHARUSYA...DAN ANEHNYA...KENAPA SEMUA GURU NURUT NURUT AJA DENGAN KURIKULUM MIRIS ITU...?
Serba salah, ga nurut mereka takut dengan sanksi administratif (terutama ASN), khusus untuk sekolah swasta masih lebih fleksibel, meski yaaah ngikut saja tapi ga begitu tertarik dg webinar2 yang abal2 karena swasta kadang mengadakan pelatihan sesuai kebutuhan.
Wong bukan ahlinya suruh ngurus pendidikan nasional jadi Mentri yang profesor pendidikan banyak kok pilih ahli ngurus ojek makanya setiap bergerak pakai dana untung..wis ora genah rezim ini rakyatnya Kon bodo alias goblok biar mudah diatur dengan bansos.semoga cepat lengser wae sudah muak saya.
Maka nya Organisasi Muhamadiyah punya kurikulum sendiri yg sdh lama mengurusi pendidikan sblm indonesia Merdeka ... Cek aja sendiri lbh baik apa lbh buruk tanpa minta anggaran pendidikan dari pemerintah...
Konten yang sangat bermutu, bang Zulfan perlu perbanyak narasumber seperti Profesor i ni, tidak menyalahkan tapi justru sangat banyak memberi masukan dan ide ide
Saya setuju dg Bpk. Kami sebagai orang tua bingung harus mengadu kemana, bahasa yang digunakan di buku-buku jaman sekarang sangat sulit untuk dipahami, jangankan untuk anak-anak, kami orang tua saja butuh berkali-kali mengulangi membaca buku anak supaya mengerti. Tolong yang ber kewenangan menerbitkan buku ditinjau kembali Semoga Bpk jadi mentri pendidikan biar pendidikan kita semakin baik
Ada dua poin menarik yang dibahas disini. Pertama, adalah tentang menyusun kurikulum. Perlu RELEVANSI di setiap jenjang & KONEKTIVITAS di antar jenjang. Di sistem pendidikan kita saat ini, perlu sekali riset tentang 2 aspek ini. Sehingga apa yang didapat murid selama sekolah benar benar signifikan, relevan, menantang, menarik di setiap levelnya. Kedua, saya suka dengan statement kenali diri dulu (Who We Are) sebelum mengenal entitas diluar diri mereka spt: hewan, tumbuhan dsb (Sharing the Planet). Sehingga apa yang diajarkan sesuai dengan logika tumbuh kembang anak 👍 Semoga semakin banyak pembahasan seperti ini dan semakin banyak orang yang peduli. Mudah mudahan sistem pendidikan kita semakin lebih baik.
Jujur saya miris dgn sistem pendidikan skrg, ini bukan hanya membicarakan kurikulum merdeka ya,tp dgn dberlakukannya zonasi justru byk ortu siswa yg berjuang mati2an kumpulin uang buat memperlicin anaknya masuk n dterima di sekolah negeri favorit.Marwah masuk sekolah negeri berdasarkan prestasi dan nilai ujian akhir sekolah sudah tidak ada.Skrg hanya berd nilai raport,tp menurutku nilai raport itu kurang objektif.Kalo jaman dulu menjelang masuk smp n sma negeri itu anak2 sekolah bener2 berjuang belajar sungguh2 untuk masuk diterima di sekolah negeri favorit, skrg pd santai.Krn pakai sistem zonasi, dgn dalih kedekatan lokasi rumah dan sekolah.Helowww, diluar sana byk ortu2 yg cemas anaknya hanya diterima di sekolah negeri yg kurang favorit krn kualitas nya msh meragukan.Dan ujung2nya ortu2 lah yg berjuang secara gerilya, pakai jalur apapun untuk masuk ke sekolah negeri favorit.Dana yg diminta oleh sekolah negeri favorit jg ga main2, kisaran 15-20jt.Kacau sih ini,miris.Oknum kepala sekolah, dinas pendidikan, anggota dewan yg bermain seharusnya klo ada OTT bisa kena pidana.Pun dgn ortu yg terlibat.Tp mau bagaimana lg, chaos nya kondisi ini krn sistem zonasi jg,disamping kurikulum merdeka yg drasa terlalu berat buat anak2 skrg
JIka ditelaah betul, konten kurikulum merdeka sebenarnya bagus karena dia berfokus pada materi esensial dan lebih mengunggulkan pengalaman langsung siswa. Jadi ribut adalah ketika oleh pelaksana lapangan (DInas, Pengawas, dll), hal yang sederhana ini dibuat rumit oleh administrasi yang masih bau-bau birokrasi lama. PMM yang sebenarnya untuk belajar mandiri jadi dipaksakan karena Dinas kota tertentu ingin terlihat nomor satu penyerapannya. Padahal untuk belajar yang benar tentu butuh waktu dan guru tidak boleh melupakan tugas utamanya di kelas. Seandainya bapak ibu pimpinan (yang produk lama ini) menyadari bahwa birokrasi tidak seharusnya membebani guru, tentunya pendidikan akan lebih bisa berjalan sebagaimana mestinya
Dlm pendidikan yg utama adalah guru. Guru harus berkualitas, kreatif, inovatif, tulus, dan ada keinginan memajukan siswa. Ini perlu ada dukungan penuh dari pemerintah demi terwujudnya bangsa yg cerdas dan beradab.
Sungguh menarik podcast ini, daging sih (penuh manfaat). Belajar, mempelajari, adalah sebagai pembelajar sepanjang hayat dikandung badan. Untuk mengurusi kependidikan dan sistem memang juga sesuatu yang tidak mudah. Sebagai seorang guru yang juga masih banyak belajar maka riset dan development sangat penting. Guru perlu membekali dirinya agar mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, teknologi dan ilmu pengetahuan. Apapun yang nanti jadinya kami sebagai guru harus siap beradaptasi. Mudah-mudahan pemerintah dan sistem dapat bersinergi dengan baik juga lancar. Insya Allah.
Mendikbud mohon sperti jamanya PK Harto dulu, buku pelajaran di setiap sekolah itu ber tumpuk" untuk smua mata pelajaran, jadi untuk beberapa th bukunya tetap, murid gk usah beli buku muridnya ada yg jadi presiden gubnr, bupati , TNI polri, pns dokter dsb, kita hrs akui itu, bisakah pemerintah skarang sperti itu
siswa sekarang banyak yg malas membawa buku paket karena tebal & berat. siswa sekarang lebih suka mencari jawaban langsung di internet drpd mencari dng runtut dari buku. siswa lebih mementingkan hasil drpd proses. ibarat pelajaran matematika, mereka akan menggunakan kalkulator untuk mendapatkan hasil tanpa peduli bagaimana urutan cara berhitung yg benar
Ada kesalahan pendidikan meniru ala barat boleh tapi di sesuaikan dgn kondisi NKRI.....yg dulu baik sebelum kurikulum ini dikita lanjutkn, dihapus itu tdk bijak. Permudah warga dlm pendidikan & luruskan utk bagus. Jika jonasi bagus tapi tes bagus bisa padukan & atasi dampak buruknya bkn termagu dgn hanya nunggu takdir.
Setuju Prof... saya sbg selama k.l. 30 tahun sangat setuju dgn apa Prof sampaikan yg salah satunya ttg isi buku pelajaran siswa dari masa ke masa.jd mohon kpd pihak pemerintah agar dipertimbangkan masukan dari Prof ini demi kemajuan pendidikan kita.
Terima kasih sdh sharing problem secara terbuka dari budget sharing, sdm sharing , dana gedung, kurikulum progress, buku yg tdk support vertical horizontal continuum K12. Semoga terus keterbukaan spy semua bisa ikut berpikir utk solusi demi masa depan. Btw, input intern senior mahasiswa utk mengajar/sharing pd mahasiswa awal utk penghematan sekaligus mengabdi berbagi pd masyarakat bagus sekali. Slim curriculum spy kualitas juga setuju. Kontribusi masyarakat luas baik ilmu mau pun dana sangat membantu. Kolaborasi dari seluruh masyarakat sekaligus jd amal jariyah perlu dibiasakan. What we can give to the country and not what we can take. Semoga pendidikan bukan hanya sambilan (again) but priority. Mari kita kawal bersama.
saya banyak setuju dengan pendapat Prof Baidhowi, terutama perihal reviu kurikulum perguruan tinggi dan buku paket. berbagi pengalaman, saya sekolah SD-SMA di kabupaten kecil di Jatim, tumbuh dengan kurikulum KTSP, jauh dari kemudahan akses buku dan informasi penunjang lain (mahal dan jaraknya cukup jauh sementara perpus umum kurang memadai) jadi belajar hanya mengandalkan buku paket serta penjelasan guru. belum ada akses internet yang masif waktu itu. karena itu saya masih hafal struktur isi buku dari SD-SMA yang mostly berupa pointers dan cenderung kurang elaboratif. bertahun-tahun saya belajar mengandalkan substansi pengetahuan yg terstruktur seperti itu apalagi dimanjakan dengan cara pengujian menggunakan soal pilihan ganda, bagi saya waktu itu mudah sekali mendapat nilai bagus (yg saya jadikan acuan untuk mengukur pemahaman thd topik pembelajaran). kadang saya merasa sebal jika menemukan soal ujian yang tidak ada di buku teks maupun penjelasan guru. tapi semua menjadi terasa sulit dan mengagetkan ketika kuliah (soshum) dengan bacaan yg menggunung, tidak terstruktur, serta perlu kemampuan analisis yang tajam untuk bisa memilah milih informasi serta mencernanya sebagai satu pengetahuan utuh. kareanya, saya kira review buku paket sudah seharusnya dilakukan minimal untuk membantu anak-anak yg memiliki keterbatasan seperti saya dulu
Jadi ingat ungkapan bahwa ganti menteri ganti kurikulum. Saat jadi mahasiswa dulu hal ini jadi hal yang menarik untuk dianalisis perbedaannya. Namun, saat saya mulai menjadi pendidik saya menyadari bahwa yang menjadi dasar perubahan kurikulum bukan karena ide yang harus dipaksakan ada saat menteri itu menjabat agar berbeda dengan meteri sebelumnya tapi "perubahan" harus berdasar pada riset keterbutuhan dan hasil evaluasi dari kurikulum sebelumnya. Hal ini saya rasa senada dengan apa yang disampaikan oleh Prof Baidowi. Maka sebagai pendidik saya juga setuju dengan pernyataan prof agar yang menjadi Menteri Pendidikan nantinya bukan atas dasar kepentingan politik. Sisi lain saya juga tertarik dengan pernyataan mengenai membaca buku akan mengubah mental. Sehingga buku itu harus sesuai dengan logical framework dan umur mental dari siswa. Perlu ada perhatian khusus mengenai hal ini. Akhirnya, hal kedua ini juga akan berujung pada hal yang dinamakan riset. Terima kasih sudah membagikan pengalaman menarik dan ilmu dalam podcast yang luar biasa bermanfaat ini. Semooga ke depannya Indonesia bisa memiliki pendidikan yang memperhatikan hal-hal yang dibahas dalam podcast ini.
Harus dibuat reformasi lagi Satu. Harus dibuat undang undang PIDANA ke arah PEMILU dari PILPRES sampai PILKADES. Dua. Yang menunjuk siapa yang duduk DI KOMISI DPR adalah rakyat. Bukan partai.
😢Selama Jokowi ber kuasa 10 th.. pendidikan TDK di perhatikan amburadul..biaya kuliah sangat mahal apa lagi jurusan kesehatan..habis ratusan juta hutang bank jual sawah jual kebon..udah lulus susah cari kerja.. nganggur akhir nya kerja ke luar negeri jadi TKW...cari Duit untuk bayaran hutang. Bekas biaya kuliah..jurusan perawat...oh nasib orang kecil ..susah banget ..sisa gaji tinggal 500 rbu..terpaksa jadi ojeg..di pasar...
Sangat susah pendidikan NKRI ini,.ngak sesuai dg tujuan nasional lulus kuliah. yoo ngak menjurus ke bidang keahlianya. amburaduul sebab di dlm nya hanya untuk bisnis yg berkepintingan dari hulu sampai hiliir yoo hanya berputar putar thook.
Sarjana tdk 100% dididik jd pencari kerja.. tapi mciptakan lap kerja..atau pemimpin kerja spt supervisor, manajer.. masalah nya sarjana byk yg tidak mampu jd manajer.. jd pekerja gaji sarjana mahal.. Jadi kualitas sarjana kita byk yg tidak berkualitas..
@@PakHerwanto Dia itu fokus pencitraan bikin proyek IKN, dan melanggengkan dinastinya bro. Anak-anak bangsa ini gak boleh pinter, nanti klo pinter membahayakan dinastinya.
Maaf, dr sejak Indonesia Merdeka apa yg Anda katakan sudah terjadi. Hanya belum ada HP jadi tidak dikoar-koarkan. Jumlah sarjana sekarang banyak sekali, berlipat2 dari jaman Pak Harto. Jaman Pak Harto, sekampung saya hanya lulus SD, jaman setelahnya mulai meningkat banyak yang lulus SMA. Sekarang dari sekitar 800an penduduk, ada sekitar 20 yang kuliah, ada 1 yg sampai S3 dengan beasiswa dr Pemwrintah Pak Jokowi. Dulu beras hanya 600 rupiah, tapi susahnya beli beras, gak ada uang. Dulu, premium cuma 800 rupiah, tapi satu kampung cuma 1 yang punya motor.. Sebenarnya yang terjadi, orang dahulu tidak banyak mengeluh, orang sekarang banyak mengeluh. Itu saja.
Kita selalu menganggap pendidikan negara luar negeri khususnya amerika dan eropa pasti lebih maju, padahal budaya kita ada perbedaan . Galilah sungguh2 yang menjadi filosofi pendidikan kita
79 tahun merdeka sampai saat ini tidak ada system pendidikan yang baku!!! Singapore dan Malaysia yang belakangan merdeka sudah mempunyai system pendidikan yang maju Mengadopsi system pendidikan negara yang pernah menjahah mereka dan duakomodir oleh negara Singapore dan Malaysia beda dengan Indonesia yang dulunya dikuasai oleh Belanda dan mencetak pemimpin2 Indonesia mengapa tidak mengacu*??? Pemerintah Indonesia hanya cari2 yang ingin menciptakan system pendidikan terapi hanya menghabiskan anggaran untuk kepentingan diri sendiri oleh pejabat2 dadan jelompok2 tertentu!!! Pendidikan hanya lumbung korupsi???
Terima kasih atas podcast yang cukup relevan tentang dunia pendidikan yang penuh tantangan di Indonesia. Serangkaian pemikiran yang juga mampu mewakili sejumlah keresahan saya sebagai pendidik. Permasalahan pendidikan di Indonesia memang betul bersifat multidimensi. Saat saya mendengarkan video ini, saya berpikir langsung tentang beragam keterampilan yang harus mampu didemonstrasikan oleh para pemimpin nasional, khususnya pemimpin Indonesia dalam dunia pendidikan. - keterampilan penelitian: pengambilan keputusan harus berbasis penelitian, bukan terbatas atas pengalaman pribadi yang bersifat personal. Ini yang akan menghindarkan kita dari stigma 'ganti menteri, ganti kurikulum.' - keterampilan berpikir: bagaimana menyusun kurikulum berkelanjutan dari usia dini hingga perguruan tinggi yang signifikan dan sesuai kontinum pertumbuhan anak secara kognitif, afektif dan psikomotorik, sesuai dengan perkembangan zaman. - keterampilan manajemen: bagaimana mengatur dana besar 20% APBN secara efektif dan transparan - keterampilan sosial: berkoordinasi dengan segenap kementerian lain untuk kepentingan warga negara seoptimal mungkin; bukan berdasarkan segmentasi kepentingan. - keterampilan komunikasi: mengkomunikasikan tujuan dasar secara keseluruhan (desentralisasi vs sentralisasi) Pendidikan di Indonesia harus terpusat pada kepentingan pembelajaran siswa yang disokong 3 hal utama, yaitu (1) tujuan (melalui Sistem Pendidikan Nasional), lingkungan (infrastruktur, buku teks, anggaran, dll) dan budaya (belajar perlu modal dasar, tidak ada lagi pola pikir sekolah gratis, kerjasama solid antar kementerian, kontribusi masyarakat, penelitian berbasis literasi, dll). Semua orang peduli. Semua orang sayang Indonesia. Mari saling mendukung melalui langkah dan peran kita masing-masing. Saling memberi ide untuk Indonesia yang kian baik. Aamiin YRA.
Salm dri 🇲🇾..sbelum mnggubal kurikulum untuk skolah ini perlulah diperhalusi di antara para jabatan di kmenterian pendidikan segala aspek harus diambilkira untuk mmbntuk kemenjadian murid2 selari dgn peredaran zaman semasa trmasuklah dri segi pedagogi,keperluan murid, benchmark yg digunakn untuk dijadikn sbgai tnda aras dan bnyk lgi aspek yg lain..bkn senang untuk mnggubal kurikulum untuk pndidikan kerana ianya memerlukn kajian, penelitian, kesesuaian serta kesan dan hasil dripada apa yg dirancang dlm kurikulum itu jika ianya dibuat sembrono maka dampak hasilnya akn dapat dilihat pada murid..itulah sbb mngapa kurikulum itu perlu dihasilkan dgn teliti ,berkesan dan mngikut peredaran semasa..
Roh pendidikan di Indonesia ketika dipimpin oleh orang yg bukan ahlinya maka hancurlah sistim pendidikan di negara ini..lebih lebih sekarang ini di pimpin oleh orang yg nggk paham sama sekali tentang pendidikan..sy sebagai guru les terasa sangat mengena dampaknya..anak anak tidak fokus pada pelajaran alias tidak greget yg artinya siswa masa bodoh terhadap ilmu.yg penting naik kelas,,,lulus...tapi mutu ilmu dari pendidikan itu sendiri akirnya jeblok...ambur adul...sy biasanya sehari bisa 6/7 siswa..sekarang gara gara nadiem karim les sy berkurang dratis ...oooo menteri tidak paham teentang pendidikan.... apa yg namanya kurikulum merdeka itu menyesatkan...nggk usah di pakai menteri itu lagi..muak dengan komennya..
@@LeestariWuri Iyo memang salah pilih mendikbudnya tetapi guru sekarang sudah canggih cara berpikirnya semua guru sudah sarjana, perkara ada yg malas yo diingatkan. thn 1990 nggak ada dhuwit. Guru skr walaupun hanya dihonor rp 100.000,- tetep jalan kang, saya ini guru angkatan 1979. Sekolahan nggak ada dhuwit untuk kelola sekolah, sbb pemerintah menggratiskan spp tapi pemerintah nggak mau cucul dhuwit.
Sengaja di buat bodoh,biar kalo pemerintahnya rusak di ajaj joged hoah ho oh aja...gitulah potret generasi kitaa,entahlah ....setidaknya dari lini terkecil kita jgn sampe bodoh
Sisdiknas utk generasi penerus bangsa harus diubah secara fundamental, ajak para alim ulama', ahli, praktisi, lembaga2 sosial-swasta, psikolog & para motivator kelas nasional.
Pendidikan awal terbaik adalah keluarga. Budi pekerti dan nilai agama yang kuat menjadikan anak berkarakter. Namun saat ini miris banyak sekolah2 yang mengedepankan pengetahuan namun mengesmpingkan nilai2 budi perkerti yang baik.
Terima kasih atas poin-poin yang disampaikan oleh Profesor Baidhowi dan Pak Zul mengenai dilema pendidikan di negara ini. Pendidikan adalah praktek seumur hidup. Memang banyak hal yang perlu kita usahakan bersama. Sehingga, saya sangat setuju atas poin dari Prof Baidhowi bahwa dunia pendidikan itu adalah semua tentang riset. Sebagai salah seorang tenaga pendidik, saya sangat percaya bahwa RISET dalam pendidikan itu sangat penting. Riset adalah aktivitas yang begitu kritis di mana semua keterampilan dasar digunakan: berpikir, berkomunikasi, kemampuan mengatur hal, bahkan sekecil bersosialisasi. Dari mana saya bisa percaya hal demikian? Sebab alhamdulillah lingkungan saya mendukung saya untuk mengikuti pelatihan eksternal dengan pihak profesional sehingga hal yang saya terima tersebut bisa saya lakukan dengan siswa-siswa di kelas. Kesejahteraan guru untuk mengikuti pelatihan profesional sebagai bagian dari riset pun menjadi bekal saya untuk bisa menciptakan ekosistem yang menyenangkan dan bermanfaat dalam dunia literasi. Serta, saya pun mengakui bahwa literasi memang menjadi tantangan bagi saya untuk bisa membuat siswa menikmati literasi sebagaimana mestinya. Semoga ke depannya siapapun nanti yang menjadi pemangku kebijakan ini benar-benar bisa membawa generasi muda bangsa ini ke jalan terbaik🙏🏻
Salah satu parameter kesiapan menuju Indonesia Maju 2045 adalah siapa yg akan ditunjuk menjadi Menteri Pendidikan pada kabinet Prabowo Gibran, sebagai institusi yg akan menyiapkan SDM Indonesia Unggul dari generasi Z (1996-2010) dan generasi Alpha (2010- sekarang) Generasi ini yang akan mengelola dan memimpin bangsa ini kedepan karena pada 2045 usia mereka 35-49 Menteri Pendidikan Nasional yg dibutuhkan adalah orang yg mampu menyiapkan sistem pendidikan yg dibutuhkan kedua generasi tersebut. Catatan untuk kanda Zulfan, undang narsum yg memiliki kapabilitas bidang pendidikan di unpacking agar publik mendapatkan edukasi juga mengetahui siapa sosok yg mampu melahirkan generasi Indonesia Unggul.
Masya Allah pak, perihal tanggung jawab menjaga buku ini, saya salah salah satu emak yang prihatin dengan kondisi buku tema yang di gunakan di anak saya, tolong juga cek bahan yang di gunakan pak, anak-anak yang lagi aktif-aktifnya ini di kasih buku dengan bahan yang setipis itu, katarik sekali aja covernya udah lepas mau bagaimana , tiap hari ribut kondisi buku aja, belum lagi isi bukunya jadi tanda tanya
Miris melihat pendidikan di Negeri ini melatih anak2 belajar menggunakan HP/Android, dimana Teknologi Digital ini mempunyai Efek Negatif yang sangat besar dan menimbulkan masalah, seperti Judi Online, Situs Porn, Permasalah akibat Medsos, Game Tak terbatas, dll, Teknologi Digital sangat rentan bisa digunakan senjata perusak masal generasi bangsa, baiknya penggunaan Hp/Android dibatasi/di stop. Ditambah dengan kurikulum yang tidak efektif. Pendidikan makin kesini makin ancur aja. Bagaimana mau mempunyai generasi berqualitas kalau begini.
26:20 waktu aku SD dan SMP juga seperti ini. ada buku dibagikan gratis, tapi tidak boleh dicorat coret. dipinjamkan saja. namun ada juga buku yang bisa dibeli di pasaran bebas. tidak dikoordinir oleh guru nya. ada juga sih murid yang nitip ke guru.
Namanya skrg ini kurikukumnya kurikulum MERDEKA. ternyata sesuai dg makna merdeka yaitu BEBAS. jdi murid saat ini tdk boleh dibebani dg PR Pekrjaan Rumah. Bebas tdk belajar dirumah. Dsuruh bermain sj kt ttnggaku yg anaknya msih di esde. Pdhl dr jmn dulu.kalo anak tsk diberi pe er Mana mau nyentuh buku kalo dirumah.
Para Guru guru pun mengambil kesempatan lebih enak lebih santai kerjanya dg para orangtuapun banyak yg malas mengetahui kemampuan anaknya karena sibuk kerja keras. Anti PR. Sedangkan kita kita yg bisa pandai berwawasan karena dahulu Guru guru rajin kasih PR spy kita rajin belajar. Waktu belajar di sekolah kan tidak bisa cukup dari dahulu. Itulah makanya yg kasihan generasi2 anak2 cucu bangsa generasi saat ini
Klo saya, tetep ngasih PR walau udah dilarang. PR emang dilarang sama seperti kurikulum di Finlandia, tp untuk seperti Finlandia masih jauh dari kata mimpi, di Konoha, anak2 malas baca buku, belajar dan bereksperimen di rumahnya. Malah sibuk main gadget
Guru bisnis ingin cepet naik pangkat, soalnya menteri pembisnis jd anak bangsa yg jd korban,secara umum negara yg di rugikan dg kepentingan ".Guru " bingung.
Mudah2an sistem pendidikan ini benar-benar di perhatikan oleh pemerintah jangan di abaikan... sejahterakan gurunya, jangan di bikin pusing gurunya oleh adm... materi kurikulumnya sesuai dengan tingkatan anaknya khawatir masa depan anak tidak jelas arah nya klw kurikulumnya berubah-ubah...kita ingin memiliki generasi yang pintar dan berakhlak yang mulia.... Kita semua berdoa semoga negeri ini ada perubahan yang lebih signifikan dan pemerintah betul-betul memperhatikan pendidikan intinya semua pemimpin haruslah sesuai dengan bidang yang di embannya.
Sangat setuju untuk mentri adalah yang Asli dalam Dunia pendidikan Dan juga sangat setuju aktifkan lagi SPG (sekolah pendidikan guru) insya Alloh pendidikan di indonesia maju karena seorang guru harus Dari Asli pendidikan guru,sehingga Akan tahu ilmu pendidikan Dan psikologi pendidikan
Saya sudah lihat buku terbaru, khususnya buku paket BHS inggris, kualitas kertasnya, gambarnya sungguh sangat memprihatinkan. Bagusan yang jauh jauh sebelum skrg 10 tahun ke belakang justru lebih bagus
Makin Negara tidak peduli dengan pendidikan,maka dampaknya kita tidak akan punya sistem/landasan pendidikan yang baik, ujung-ujungnya penyediaan SDM untuk mendukung berbagai keperluan pembangunan dan akhirnya berakhir pada rendahnya peningkatan daya saing Bangsa...Masyarakat akan jadi korbannya dan tidak bisa lagi kritis pada Pemerintah, karena "kan elo elo pada yang milih ane,jadi gak boleh kritis dong"...
sistem zonasi bikin anak anak yang dekat sekolah negri malas belajar karena tanpa belajar mereka dapat sekolah dengan mudah,tolong dengarkan kami yang dilapangan ini,sebelum pendidikan kita makin hancur
@@jokoandi2105betul sekali saya jg berfikir begitu, pendidikan koh dikaitkan dgn dtks, lokasi sekolah, maksudnya apa, memberikan kesempatan yg sama bukan begitu tp berikan kesempatan bersaing yg sama, kok jadi seperti mempertentangkan kaya miskin... Kuota untuk anak2 cerdas sangat sedikit
Sekolah alam bisa dijadikan contoh menurut saya, tdk ada PR, pelajarannya tdk memberatkan siswa, belajarnya ngak hrs duduk manis serius, anak" hepi nggak stres kalo masuk sekolah..
Menarik pak Sulfan, dulu di zaman sy SD, SMP, dan SMA biasa ada perkunjungan dari kementrian tdk hanya dari kemdikbud, tp jg dari bbrp kementrian lain. Dan sy selalu termotivasi dan terinspirasi dari perkunjungan mereka itu. Salam Peduli untuk Pendidikan Indonesia. Semoga diskusi ini dapat dilihat dan dijadikan pembelajaran oleh presiden dan wapres terpilih kita kelak.
Anak2 sekolah sekarang disuruh mencari ilmu sendiri, bukannya dipandu dan diajarkan. Pendidikan di negara ini semakin mundur dan sangat buruk, kurikulum yg buruk di ikuti dengan guru yg juga kebanyakan buruk. Sekolah hanya mementingkan acara2 yg gak penting dan membebani wali murid, acara perpisahan, seragam tambahan dan lainnya.
PR dibanyakin, kaya orang tua yang sekolah, orang tua harus belajar lagi, mending home schooling skalian daripada yanng pinter orang tuanya. Pendidikan juga loncat-loncat, pingin anak bisa bahasa inggris tapi basic bahasa inggris ga diajarin , langsung loncat bikin kalimat, ngaco.
Di hardiknas, Mentri langsung instruksi, guru dan siswa pake baju kebaya,ntah apalah.akhirnya habis upacara, PBM ga ada,karena siswa pada bersolek pamer baju kebaya😂 jadi kepanasan.larena di kelas juga ga ada kipas angin.dan ga mungkin juga belajar dengan siswa yang bersolek bak gaya ibu negara
@@sukarmidasukarmida564 pendidikan sekarang lebih mementingkan bungkus daripada isi. Benar kata prof kassali sekarang ini eranya strawberry generation, dari luar terlihat indah tapi aslinya gampang hancur jika di pijak atau ditekan.
Kunci pendidikan yg sukses ada 5: 1. Pemerintah, 2. Kurikulum, 3. Anggaran, 4. Guru, dan 5. Siswa itu sendiri. Pemerintah: fokus ke pendidikan Kurikulum: ini visi pendidikan Anggaran: tidak boleh kecil (dua puluh persen patokan umum, Yang bisa dikatakan "kurang") Guru: harus pandai "mengAJAR" Murid: sekurang2nya suka Membaca buku. Minimal anggaran pendidikan Adalah 26%; maksimal 30%; Limit di bawah 5%. Namun, Secara hukum diberikan nilai Minimum: 20% (paling rendah).
Betul sekali Pak bahwa pendidikan itu bukan hanya kesalahan seorang menteri saja tapi juga sistem juga ikut andil janganlah seperti seorang emak emak anggota DPR koar koar sok paling pintar paling paham terus nyrocos bentak bentak Mentri pendidikan coba emak emak itu yang jadi Mentri pendidikan baru tau seperti apa sistem pendidikan di Indonesia seperti apa bijaksanalah bila berbicara tidak perlu koar koar brisik
Tahun ini anak saya baru mulai sekolah SD, anak pertama. saya kaget dengan pelajaran anak Kelas 1 SD, kalau dizaman saya dulu mungkin soal seperti itu untuk kelas 4-5 SD, tapi sekrng malah untuk anak yang baru beberapa hari belajar diSD, membaca dn menulis saja mereka belum beres. malah disuruh membuat kesimpulan dari soal. setelah saya tanya bagaimana caranya mejawab soal kalau disekolah, jawabannya dituliskan ibu guru dipapan tulis. 😢
Siapa yg menanam kebaikan se kecil apa pun, utk bngs ini, pasti dia akan mendapatkn balasan kebaikan yg tak terhingga di dunia dn akhirat . Siapa pun menanam keburukan se kecil ap pun utk bangsa ini,, maka dia akan mendapat knkeburukan ,, kesusahan,, dn penderitaan di dunia smpe akhirat, Maka jangan mentang2 mumpung lg berkuasa , membuat peraturan se enak nya sendiri, tdk memperdulikan dampak buruk yg akn di timbulkn. KUMER adlh kurikulum yg paling buruk dampak nya utk perkembangan moral anak. Smg pak mentri cpt bertaubat dnbisa memperbaiki sistim pendidikan di negri ini. Agar generasi mendatang menjadi generasi yg berakhlaq karimah, bermoral tinggi,, beragam bagus,, cerdas, kreatif, berwawasan luas dn berwibawa.
Selama kualitas sekolah belum merata kembalikan ke sistem NEM lebih adil untuk siswa yang pintar, kita belum bisa ngomong pemerataan pendidikan selama kualitas masih timpang
Betul pak pendidikan itu bukan sambilan tapi yang terpenting di negara ini karena harus menghasilkan manusia yg berkualitas jadi semoga pak Prabowo dan mas Gibran memperhatikan hal ini terima kasih 🙏👍
Sudah bagus dari dulu kurikulum nya, mata pelajaran yg seharusnya ada kok jadi hilang, jangan karena sdh jaman modern / digital, tapi interaksi guru dan murid intens sangat penting, karena jadi tau watak masing masing anak
SEMOGA PEJABAT YANG DI BERI AMANAH DI NEGARA INDONESIA RAYA, APABILA DIA MENJALANKAN AMANAHNYA SENGAJA TIDAK BENAR, SUPAYA DI BELASKAN SETIMPA PERBUATANNYA, BAIK DI DUNIA APALAGI DI AKHIRAT, AAAAAAAAMIIIIIN.
Saya berpikir Menteri Pendidikan saat ini sedang memperbaiki , menyesuaikan sistem pendidikan yg sinkron dgn situasi kondisi 🇮🇩 dan hubungannya dgn tantangan Indonesia ke depan untuk menjadi negara maju.Tentunya berbagai kebijakan yg dimunculkan belum bisa menyentuh apalagi menyelesaikan semua permasalahan yg sudah ada sebelumnya.Pastinya tidak semudah membalik telapak tangan. Saya justru khawatir jika di pemerintahan selanjutnya ada pergantian menteri lagi. Kemungkinan ada kmmperubahan mendasar yg belum tentu bisa menyelesaikan permasalahan ataupun memuaskan semua pihak.
Sepakat . Kalangan pendidikan terutama pendidikan dasar dan menengah sepertinya belum siap atau tdk.siap atau memang tdk.mau bersiap untuk bersama membenahi dan meningkatkan kwalitas pendidikan di Indonesia . Sementara pemerintah dan menterinya mempunyai ide-ide yang progresive dan inovatif .
Balik lagi kuncinya di pengawasan anggaran dan penegakan hukum yg tegas bagi pelaku penyimpangan. Klo urusan teknis pembagian anggaran pendidikan ke lembaga/ institusi non Kemendikbudristek saya rasa bisa ditinjau kembali , duduk bersama atas dasar keterbukaan dan kebutuhannya masing", dan komunikasi pemerintah ke publik perlu dijalankan. Hal ini untuk mencegah munculnya asumsi" liar seperti kepentingan politik, apalagi menghakimi salah satu pihak tertentu.
GUE NGAJAR LESS PRIVAT SUDAH 37 TAHUN...
ANEKA VARIAN KURIKULUM SUDAH SAYA MAKAN !!!
KURIKULUM TER-JOZZ
ADALAH KURIKULUM'94...
BENER-BENER "OTAK"
PENDIDIK / GURU...
DAN...
MURID / SISWA "MAEN TOTAL"...
TOTAL BEKERJAAA... OTAKNYAAA !!!
KURIKULUM "TERAMBURADUL"
SEPANJANG SEJARAH PENDIDIKKAN ADALAH KURIKULUM...
"MERDEKAAA"
KEHADIRAN GURU DIRASA "KURANG" HADIR DI SANUBARI SISWAAA !!!
GURU "SIBUK" DG...AGENDA
"KEGURUANNYA"
NGAJAR MASIH NYAMBI KULIAH !!!
*GURU STREEESSS
*MURID JUGA STREESS
*APALAGIII...
ORANG TUA MURID...
TAMBAH STRESS
"TINGKAT DEWA" !!!
SATU TAHUN MURID HARUS MAKAN "MATERI" BUKU CETAK TEMA 9 BUAH...
PAHAM SYUKUR !!!
KAGAK PAHAM YA... BODO AMAAT !!!
😮😮😮😮😭😭😭
SEKOLAH CUMA DIKEJAR TARGET 9 BUKU TEMA...SEBELUM LIBURAN TAHUN AJARAN BARU...UDAAAH SELESAI / THE END !!!
SEKOLAH CUMA...
KAYAK DIKEJAR "MONSTER" !!!
CERDAAAS KAGAK !!!
GOBLOK...BAHLULLL
UDAH PASTIII !!!
BALIKIN KE KURIKULUM '94
BIAR PADA PINTER SEMUA...!!!
YA GURUNYA...
YA MURIDNYA...
❤❤❤🥰🥰🥰
MATUR NUWUN
Sangat setuju Bang
setuju
Setujuuu
Menterinya ....
Tema ini apa enggak udah dr kurikulum 13 ya?
Kembalikan aja sistem kaya taun 90an, sekolah negri pakai NEM, buku sekolah bisa di pakai utk adik kelas dan hapuskan larang wisuda di tingkat tk,sd,smp,sma..sangat memberatkan
Jamanku dulu tahun 90 an sekolah negeri bukunya beli sendiri
Gak ada manfaatnya dan gak ada faedahnya, tk, SD, SMP, SMA itu diadakannya wisuda ini pemborosan hanya orang tua tidak menyadari bahwa ini pemborosan
Betul
tapi buku sekolah kita ketinggalan berabad abad tau ga, malah mau dibalikin.. yg dipelajarin apa yg bakal kepake apa,
Pendidikan harus di rubah, mengikuti perkembangan jaman,
Apa yang di pelajari sudah tidak relevan dengan dunia saat ini..
Jangan pakai sistem nilai buat kompetisi ,setiap siswa punya keistimewaan masing masing. Kalau berdasarkan nilai mata pelajaran akan tidak berguna juga bagi kehidupan..
Kuatkan karakter anak anak, disiplin TK itu tidak belajar calistung...
saya sangat shock ketika membaca buku seni budaya kelas 4, masak anak sd disuruh belajar apa itu birama, nada , dan teman-temannya.. untuk apa anak sekecil itu perlu tahu detil tentang seni musik dan sebagainya.. apa outcome yang diharapkan.. tolong jangan jejali anak dengan informasi yang belum perlu.. anak sd dan smp itu cukup ditanamkan hal-hal mendasar seperti budaya bersih dan disiplin .. utk keilmuan cukup yang dasar dasar saja.. bukti tujuan pendidikan dasar gagal.. manusia Indonesia masih banyak yang suka buang sampah sembarangan dan tidak taat aturan
Dalam buku bahasa daerah anakku kemarin ada banyak sekali yang bukan bahasa daerah digunakan. Contohnya, dalam bahasa sunda nyamuk itu reungit, tapi dibuku tersebut tetap nyamuk. Kasus lainnya ada sebuah percakapan bla bla bla bla doang. Doang kan bukan bahasa sunda. Dan masih banyak lagi kata-kata yang tidak seharusnya.
Yang saya bingung, apa tidak ada lembaga yang mengawasi pembuatan buku untuk anak anak, baik buku cetak maupun LKS.
Terlihat sepele namun itu kan menyesatkan.
Itu lah maka di ajar ri dari kecil sehingga menjadi dewasa.
Kita senasib dan sepaham
Ahhhh cakeppp.... #budayabersih... parah bgt di masyarakat kita, kurang sekali kesadaran utk kebersihan... dan tdk pernah ada yg peduli... 😢
sangat setuju. menanamkan hal mendasar. buang ilmu yg belum perlu, hanya menambah beban si anak saja.
Saya guru, benar benar guru, bukan mengaku ngaku guru.
Sebetulnya, dan saya yakin semua guru saat ini dalam kebingungan, tapi mau bersuara takut dikenai sangsi. Dalam pikiran kami :
1. Dihapusnya UN sekolah tidak mempunyai standar ketulusan, sehingga dalam pembuatan nilai ijazah semua gue,
2. Dari 1 yang dirugikan sekolah di tingkat atasnya, karena secara otomatis nilai tinggi akan masuk sistem dan diterima di sekolah itu, padahal itu dari sekolah pinggiran yang tidak perhitungkan
3. Guru yang tugas utamanya fokus ke anak, saat ini berkurang jauh karena banyaknya tugas di luar tupoksi. guru juga manusia yang kemampuannya ada batasnya
4. Kalau membuat peraturan, kontrol dalam pelaksanaannya ke bawah, apa manfaat dan dampaknya.
5. Saat ini diktator muncul di semua lini, asal buat peraturan, wajib dilaksanakan
6. Mohon para cendekiawan untuk bersatu memikirkan kelanjutan pendidikan di NKR Iini.
Poin 3 sangat benar, trlalu byk administrasi ini itu jadi GK fokus sm mengajar
Kan sengaja disetting oleh ELIT GLOBAL untuk menghancurkan generasi
Ya ..
Amburadul terlalu banyak acara yg gak perlu saat ini...
Betuull itu
Klu saya pribadi setuju cepat " mentri pendidikan secepatnya di ganti dg orang yg bener " menguasai tentang pendidikan dan nujur 🙏
Sangat setuju.. kembalikan ke rel yang benar jangan mengkotak kotakan guru
Mau ganti Menteri yaa tetep gitu2 saja
Guru sama murid korban kurikulum
Orang tua nya puyeng 😂
Nadim Mentri terburuk sepanjang sejarah, dy cuma bisa cari muka, cari sensasi,dan menjilat
se 7
Sngt s7 skli ... 100% s7 ....
Saya dosen di institusi pendidikan tinggi. Terus terang, mahasiswa tingkat awal yang masuk -- sebagian ilmu dasar yang semestinya diajarkan di SMP dan SMA (matematika, biologi, fisika, kimia) tidak kuat. Mereka dinina-bobokan dengan sistem pendidikan dasar yang mengutamakan 'semua lulus' sehingga meskipun nilai jelek pun.. masih bisa lulus. Akhirnya, dasar mereka tidak kuat untuk mengikuti matakuliah di pendidikan tinggi, dan dosen harus bekerja ekstra untuk mengulang ilmu-ilmu dasar ini
Sama kami guru di tingkat menengah juga mengalami kesulitan karena anak anak sulit di motifasi seakan seenaknya sendiri karena tidak boleh tinggal kelas dan harus lulus juga, Ujian Nasional ditiadakan sangat besar dampaknya ke arah negatif, termasuk sistem zonasi yg membuat sekolah negeri unggulan menjadi rancu
@@MuhFahrodin jika dipahami dgn benar, aspek belajar yg mnyenangkan di kelas dlm kurikulum mrdeka sehingga sesuai tujuan pendidikan...
Setiap jenjang pendidikan dasar guru harus ada tanggungjawab mjd fasilitator bagi siswa untuk belajar dgn baik,
Sehingga sd, smp, sma berkelanjutan materi yg diajarkan sesuai tahapsn yg dibutuhkan...
Kalau ada ansk yg belum mampu mjd kewajiban guru untuk mjd media pembantu, jadi paradigma lama tentang UN yg mjd acuan pendidikan tidak terjadi,
Pak, saya guru ... Negor anak pacaran di sekolah dan didatangkan ortunya malah saya yg kena semprot ortunya.
"Ibu gimana sih? Macam tak pernah muda saja.
Harusnya sbg guru tahu dong, dan diberi tahu saja tdk perlu panggilan orangtua. Saya kan sibuk".
Lalu setelah itu si anak atau murid jd tak sopan ke saya, lalu saya tegor. 1x 2x 3x diulang lagi ... Saya kasih konsekuensi untuk tidak ikut pelajaran saya ...
Saya memang salah, hrsnya tdk mengeluarkan siswa
Tp perilaku siswa tsb sdh berulangkali.
Lalu ortu datang ke sekolah protes.
Saya dimaki²
"Guru macam apa ini?? Anak mau belajar malah disuruh keluar .."
Padahal anaknya menghina saya dengan kata² kotor ....
Dan teman²nya (anak² jaman sekarang) sama aja . . .
Bela temannya ...
Akhirnya aku yg penting absen dan ngasih materi aja dan gak peduli
@@MuhFahrodin akhirnya mahasiswa di prodi kami 'dipaksa' bekerja keras di tahun pertama untuk relearning pengetahuan dasar serta belajar dengan kultur pendidikan di perguruan tinggi (sangat jarang ada kesempatan remidi dan nilai D dan E bisa diberikan pada mahasiswa yang berkasus)
Begitu di tahun kedua biasanya sudah terbiasa dan attitude yang baik sudah terbentuk
@@reisychrov1668 sama saja, membaca harus tuntas dibelajarkan di sekolah dasar. Tapi ada saja anak maksuk SMP membaca masih di eja, satu bares saja beberapa menit. Saya berikan layanan khusus untuk anak tersebut. Untuk bahasa Indonesia teks cukup banyak kalau baca saja masih di eja bisa dibayangkan bagaimana mengerjakan soal bahas Indonesia yg selalu teks panjang di soal ujian
Aktifkan lagi SPG (Sekolah Pendidikan Guru), pasti Indonesia maju ...
Gaji guru harus tinggi melebihi anggota DPR, pasti Indonesia maju ...
jangankan naik, tunjangan sertifikasi saja selalu terlambat, sudah dibayarkan tiga bulanan, telat lagi
@@Guswin308disini sudah 6 bln baru cair triwulan 1 bapak.
Tapi tunjangan DPR cair dengan kecepatan cahaya 😅
@@linakusharjanti6902 tingkat SD ya bg, nyangkut di Bupati ya angarannya ?
Blm tentu gaji besar guru lebih baik
pengawasan dan pelatihan pelatihan guru yg diperlukan.
byk guru dikelas mengajarnya duduk dan main hp. fakta
Saya pribadi khawatir anak2 dibodohkan secara sengaja oleh politik
Betul, seolah2 mau dibalikin jaman belanda. Hanya yg berduit yg bisa sekolah..
Curiga begitu niatnya
Pendapat saya pribadi tentang pendidikan di Indonesia
Berdasarkan:
1. pengalaman sendiri sekolah 12tahun, kuliah 5th mengajar privat dan 5th mengamati sekolahan.
2. Adek saya yg mengalami pergantian kurikulum kelas 1-3 beda kurikulum 4-6 beda kurikulum, smp beda kutikulum, sekarang SMA pun beda kurikulum.
3. Ayah dan budhe saya yg dulu seorang guru dan pas kecil saya sering diajak ke sekolahan
4. Abang saya yg guru PNS, istrinya dan kakak perempuan saya yg guru P3K.
Saya ga bisa bilang pendidikan kita bagus dari dulu, tapi memang ada penurunan beberapa tahun terakhir. Dengan poin-poin sbb:
1. Kurikulum yg berganti-ganti tanpa standar yg jelas.
Pendidikan dasar kita itu 12th, yg artinya kurikulum baru bisa kelihatan hasilnya setelah 12 tahun, itupun baru 1 generasi, tapi tiap ganti menteri ganti kurikulum, itu membingungkan bagi siswa seperti yg dialami adik saya.
2. Beban guru di luar mengajar
Guru sekarang terutama SD yg tidak ada manajemen TU terpisah, terlalu banyak beban yg diberikan kepada guru atasnama kesejahteraan seperti sertivikasi dll. Padahal tugas dan fungsi guru itu sangat jelas yaitu belajar dan mengajar. Ilmu pengetahuan itu suatu yg terus berkembang, makanya guru harus terus belajar untuk mengimbangi itu. Walaupun ilmunya ga berubah, tapi metode dalam mengajar tentu ada perkembangan. Yg harusnya bisa diterapkan untuk menjadi lebih baik.
3. Mindset Guru yg anti perkembangan
Guru kita selain mendapat beban berlebih, tapi juga kolot, karena bertahun2 mengajarnya demikian ya terus demikian tidak peduli hasilnya. Kalau profesi dokter, ada STR dan dia wajib ikut beberapa kali seminar dalam waktu tertentu supaya STRnya tetap belaku, harusnya dispendik juga harus memperlakukan hal yg sama kepada guru2.
4. Kebobrokan manajemen sekolah
Kita sering mendengar demo guru honorer belum sejahtera, minta diangkat PNS, masalahnya kebanyakan guru honorer di jawa ini, ya keluarga kepsek, guru dan staff senior, tidak ada standar kemampuan atau kebutuhan dalam menerima guru/pegawai honorer, tapi berdasar koneksi. Abang saya yg kebetulan lulus test PNS setelah resign dari pabrik, tanpa pernah mengabdi, dikucilkan dan mengalami penolakan dari sekolahnya. Seperti itu juga kakak saya yg lolos p3k setelah mengabdi di sekolah berbeda, ditempatkan di sekolah berbeda juga, ga dikasih kelas sama kepseknya.
Dan permainan tsb juga ada sampai dinas, makanya misal 1 sekolah kekurangan guru, diajukan ke dinas, diisi p3k setahun dua tahun akhirnya pindah dari sekolahan tersebut, pindah dekat rumahnya, akhirnya sekolahnya kekurangan guru lagi padahal baru diisi. Itu rahasia umum baik di dispendik maupun depag.
Solusi
Menurut saya sistem kita perlu dirombak total, tentu berdasar kajian bukan keinginan. Beberapa yg menurut saya ideal.
A. Kejelasan standar di setiap tingkatan.
Menurut saya PAUD dan TK tetaplah pendidikan non formal sehingga tidak perlu diwajibkan, karena sangat memberatkan orangtua murid. Sehingga dimulai dari:
SD
Masuk SD 0 total ga perlu sekolah lain dulu, lulus SD cukup bisa Baca, Tulis, Hitung, logika ditambah pengenalan komputer dan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.
Pengetahuan umum yg dulu jaman saya sekolah dari RPAL dan RPUL tidak akan mampu dipahami anak kelas 4-6 SD mungkin sebagian bisa menghapal, bisa jawab soal tapi mereka tidak paham. Maka pelajarannya cukup tadi:
Bahasa Indonesia; membaca dan menulis
Matematika; aritmatika dasar dan logika
Teknologi: pengenalan komputer
Bahasa asing: pengenalan bahasa inggris
Pendidikan Pancasila: cinta tanah air
Pendidikan Agama: akhlak
Olahraga: main
Cukup itu saja
SMP
Pengenalan Ilmu-ilmu dasar: sejarah, ekonomi, kewarganegaraan, biologi, fisika, kimia dll
Kalo matematika ya mulai aljabar,
SMA
Baru ilmu lanjutannya, bahkan kalau bisa SMP dan SMA dijadiin 1 karena bahasannya sama, cuma tingkatnya saja yg berbeda.
Cuma yg perlu dipikir adalah posisi SMK.
B. Beban Kerja dan kontrol Kualitas Guru,
Guru harusnya tidak diberikan beban lain selain belajar dan mengajar, urusan penatausahaan, majemen harus dibentuk tenaga lain selain guru. Guru tahunya dia perlu belajar perlu mengajar, perlu peralatan disediakan, tidak perlu diribetkan dengan urusan lain-lain.
Tapi kontrol kualitas guru juga diperlukan, guru sekarang mentang-mentang ga ada UN seenaknya, asal dinaikkan asal diluluskan, karena sekolah malu kalau ada siswa yg tidak lulus, akhirnya masuk tingkat selanjutnya ga bisa mengikuti.
Saya pernah mengajar privat matematika, yg saya ajar kelas 3 SMA persiapan UN, saya harus mengulas pelajaran mulai aljabar yg itu pelajaran kelas 1 SMP, ngajar ulang dari awal, jadi sekolah 6tahun saya harus mengajarkan ulang selama 6 bulan, karena guru SMAnya ternyata tidak peduli, pokoknya anaknya yg bodoh, dan ternyata anaknya juga mampu setelah diajar.
Bayangkan berapa banyak anak lain yg dicap bodoh hanya karena dia tidak mendapat pondasi yg baik.
Maka kualitas pengajaran guru wajib juga diawasi.
C. SKM yg masuk akal
SKM kita kadang tidak masuk akal, di jepang yg maju saja nilai kelulusan itu cuma 40, dan nilai real. Di kita ada yg 70, 75, 80, 85, bahkan 90, tapi nilainya hasil mengarang bebas guru2 dan itu yg wajib diperbaiki dan dikontrol.
Secara teknis memang guru sekarang kewalahan, ibu saya kebetulan kepsek sd dia sering mengeluh banyaknya beban kerja diluar belajar mengajar yang dikerjakan tapi tidak dibarengi dengan kenaikan upah yang signifikan sehingga guru merasa kerja kerasnya tidak sesuai dengan apa yg mereka dapatkan, mungkin ini terdengar tidak ikhlas akan tetapi memang tidak bisa munafik uanglah motivasi terbesar dalam melakukan sesuatu, disaat kondisi guru itu sendiri luntang lantung memikirkan nasib ekonominya bagaimana mungkin bisa mereka memikirkan kesejahteraan anak orang
Makanya murid2 terlantar. Ilmu pun mencar. Indonesia darurat anak-anak. Serius kalau tidak segera diperbaiki, bahaya untuk generasi kdepannya
Saya sangat setuju dgn pendapat kakak ini. Bahwa benar ada nya tenaga honorer hanya di isi oleh kerabat dan keluarga dri dinas/kementrian tsb. Itu pun disemua sektor. Perekrutan karyawan untuk PNS menurut sya tidak fair.
Menurut gua di SD science (IPA) dan pengetahuan umum sosial (IPS) perlu.
PKN menurut ku jgn dlm bentuk pelajar, tetapi dalam bentuk anak² harus mengikuti ekskul Pramuka kah, Palang Merah kah, atau Petugas upacara.
Utk Math di SD sudah harus memiliki kerangka framework aljabar, yg kalau gua liat kurikulum Singapore pandai memasukkan kerangka tsb sejak SD4. Menggunakan perpaduan logika gambar dan berhitung.
Jadi begitu masuk SMP kerangka aljabar mulai dibuka dan dibreakdown jika sebelumnya menggunakan gambar, visual itu sudah harus bisa digambarkan secara abstrak di kepala.
@@xueueux kalo ipa-ips perlulah tapi ga perlu kimia, biologi, fisika, geografi, ekonomi, sosiologi dll, perlunya cukup kulitan ipa ips aja.
Kalo PKN gua ga setuju, PKN itu wajib diajarkan dengan detil sedetil2nya, masalahnya karena anak2 akan dewasa menjadi rakyat,dan rakyat yg bisa ngawasi pemerintah, rerata orang dan mungkin juga anda buta politik, seperti, tupoksi presiden, dpr, mpr, dll.
Misal coba anda jawab:
1. Apa anda tahu kalau presiden yg 1 orang itu adalah statusnya adalah lembaga negara, setara dengan DPR, MPR, MA, MK, KY yg isinya banyak orang?
2. Apa anda sadar kalau sistem pileg kita itu menguntungkan partai besar daripada tokoh besar dalam partai kecil?
3. Apa anda tahu kalau NKRI ini punya tujuan negara?
4. Dan apakah anda kemarin memilih capres yg visi misinya sesuai dengan tujuan negara?
Itulah pentingnya PKN, orang salah mengira pkn itu pelajaran supaya menjadi manusia yg baik, sedangkan sebenarnya pkn itu pendidikan supaya menjadi rakyat yg baik dan benar, yaitu yg tidak membiarkan pemerintah atau kelompok mendzoliminya.
Makanya rocky gerung bilang IKN itu bukti nyata kedzoliman pemerintahan presiden jokowi, yg beliau adalah lembaga eksekutif yg menjalankan negara ini, kenapa rocky gerung bilang demikian? Karena IKN murni ambisi Jokowi secara pribadi, bukan tanggungjawab karena bukan janji politik, juga secara tujuan negara tidak signifikan dibandingkan dengan dana yg dikeluarkan, yg jika dana itu dikelola dengan cara lain demi tujuan negara, dampaknya akan jauh lebih signifikan.
Bayangkan 18,9 T, yg itu 43,1% APBN 2024, habis di IKN, bayangkan dana tersebut dapat berapa rumahsakit yg bisa diupgrade setara RSCM? Berapa Univ yg bisa diupgrade setara UI? Berapa pelabuhan, berapa kapal, berapa pasar induk yg bisa dibangun?
Setuju banget sih dengan podcast ini. menurut saya semakin ke sini buku sekolah semakin random isinya, acak gitu, kalau kita baca isi otak jadi acak juga, jadi sepertinya anak2 semakin susah untuk bisa mengintegrasi dari pelajaran2 yg didapat, jadi yg udh slse ya udh lupa ga bisa mengingat lagi. Apa lagi di model tematik kurtilas seolah2 menyambungkan antar materi pelajaran, tapi malah makin acak, kurikulum merdeka juga susah dipahami bukunya. Kalau katanya zaman sekarang harus belajar sendiri mengembangkan pemahaman dari berbagai sumber. Dari mana lagi siswa belajar, katanya guru tdk boleh menjelaskan sepenuhnya supaya anak2 belajar mengembangkan pengetahuan sendiri. Lalu dari buku nya tdk boleh terlalu lengkap biar mencari sendiri dari media lain, sementara internet pun juga tdk boleh menjadi sumber utama karena tdk dapat dipertanggungjawabkan juga isinya. Makin bingung kalau lihat anak2 sekolah sekarang, kasian banget berusaha mengikuti saja susah, apalagi memahami isi pelajaran. Itu pendapat saya dari yg saya amati 🙏
Realitanya seperti itu memang....
Tp katanya kurikulum merdeka udh dipisah2 pelajarannya sesuai subyek. Udh nggak tematik lg spt K13
Inilah keluh kesah yang selalu dikeluhkan banyak siswa,guru dan orang tua,,,,,kadang saya juga merasa kasihan,prihatin, sebab itu berusaha bagaimana cara untuk bisa mencari solusi supaya para guru,siswa dan orang tua tidak kesulitan,,,,,saya pribadi,tetap memakai kurikulum lama,karena yang saya rasa di zaman Saya sekolah dulu pembelajaran sangat mudah di fahami,menyenangkan,harmonis,hasilpun berkualitas,,,,ketika saya terapkan kembali di pembelajaran sekarang Alhamdulillah hasilnya juga sama seperti dulu
Lebih enak mapel seperti dulu drpada tematik
Sistim yg terbaik adalah sistim pesantren mandiri.
Ada , hafalan, praktek , mutholaah, diskusi, sorogab
Saya dan tim akan temui anggota DPR membahas pemaksaan mendikbud untuk memakai applikasi tertentu dalam pembelajaran, orang tua siswa sampai berteriak-teriak terhadap perkara ini, dasar Mendikbud mau cari keuntungan, siapa yang setujuh silahkan like!!!!
Mentri dr politisi..mntri dr pedagang yahhh...😅😅😅
@@tutikarwati3247 masih banyak penduduk kita yg cari makan susah
para guru SD wajib bertanggungjawab atas rendahnya SEMANGAT BELAJAR anak, KETAKUTAN akan mapel MTK & Sejarah!
fyi. banyak dari mereka yg tdk bisa menjawab 1/2+3/4=.... atau 2^0=.... 🤔
Ya maklum... Basic menteri kan online ujung-ujung kuantitas (duit) bukan kwalitas
@@iki8340 para guru, murid, ortu semua mengeluh
Ketika saya SD dan SMP era 70-80 an , guru2 saya adalah pendongeng2 yang hebat terutama pelajaran ilmu bumi , siswa merasa dibawa ke kota2 , sungai2 , stasiun , gunung2 , tarian2 , kota hujan , angin Gending , angin Bohorok , salju abadi di Irian Jaya eh Papua dll . Sekolah waktu itu tidak berat tas saya , buku2 pelajaran dari 3 kakak saya turun temurun , sangat menyenangkan dan gembira , walau saya pernah kena hukum dipukul pakai penggaris kayu , saya nggak berani mengadu karena bakalan kena hukum lagi sama ibu saya . Efek sekolah jaman dulu , di usia tua , saya masih suka membaca dan update
Sekarang yang lomba mendongeng muridnya mengundang pelatih 😂
Super sekali Pak, itu benar karena model pembelajaran dulu saya juga senang baca, anak sekarang jangankan senang baca, membaca pun sudah SMP banyak yang tidak tau baca padahal daerah/kampungnya sudah dekat kota dan semua akses lancar
Yg paham luar dalamnya menjadi Guru adalah Guru. Bukan mentrinya.
Kami Guru sdh tdk sanggup lg mengurus PMM
Setuju, sampe bingung guru ini tugasnya mengajar murid apa merangkap jadi staf administrasi juga yah 😢
Saya juga Guru dan bahkan Guru di pedalaman yang signal tidak menenentu dan listrik hanya 12 jam, tetapi saya bersyukur dengan adanya pmm, untuk mendapatkan pelatihan dan ilmu tidak harus ikut pertemuan secara langsung. Bahkan mempermudah guru mendapatkan modul ajar.
menterinya bukan pendidik jadi gatau rasanya ngajar murid
PMM itu tdk wajib, kecuali buat SKP di PMM itu wajib, kita kan ASN
@@koriyantina9001BETUL PAKE BANGET😂
Mudah² an .... INDONESIA BISA BEBAS DARI SKENARIO PEMBODOHAN YANG DI SENGAJA. AGAR GENERASI PENERUS RAPUH DAN MUDAH DIKONTROL
Astagaaaaa baru gue mau komen seperti ini, eh ketemu anjrit. Kayanya udah jodoh nih gw ketemu komen ini. Sebenernya penuh konspirasi bro, intinya rakyat kita sengaja dibuat bodoh agar bobrok, rapuh, dan hancur tujuannya untuk agar bisa dikendalikan oleh oknum elite negara
Iya..dibuat stress pelajaran susah susah banget..bayak pula anak jadi tdk enjoy psikisnya..mgk disengaja merusak mental anak
@@MetyAndriani betul emang disengaja ini karena emang tujuannya untuk kepentingan pribadi para oknum elite negara
Intinya semua textbook di sekolah kita hanya mengajarkan _HOW: "Bagaimana Proses Pencernaan Manusia, Bagaimana Terjadinya Perang Dunia II, Bagaimana Menggunakan Bahasa Baku dalam Kalimat"_ bukannya _WHY: "Kenapa Kita Harus Mempelajari Sistem Pencernaan Kita, Apa Pentingnya Mempelajari Tentang Perang Dunia, Kenapa Kita Harus Belajar Bahasa Baku"._ Sehingga yg ada siswa hanya seperti disuapi saja, tidak ada proses bernalar secara kritis.
Kemudian siswa dengan daya nalar tumpul tadi malah disuruh menentukan mau belajar apa (KuMer)... Sama halnya membiarkan bayi memilih makanan apa saja yg disukai..
Alhasil siswanya pada 'keracunan', gurunya panik, bingung, akhirnya memilih masa bodoh, yg hasilnya tentu saja siswanya tetap bodoh.
Maka Solusi Logisnya:
1. Menteri Pendidikan harus minimal Master dalam Ilmu Filsafat Pendidikan/Sains, Pedagogi, dan Ilmu Sains.
2. Minimal IQ untuk menjadi pendidik adalah 115.
3. Kurikulum paling awal yang diterapkan bukan HOW tapi WHY!
Wah luar biasa kak sependapat.Jarang ada yang menyoroti pertanyaan kakak karena memang selama ini dipelajari adalah bagaimana bukan mengapa.Satu satunya pengalaman saya ditanya menggunakan pertanyaan Why adalah ketika saya dipanggil direktur utama perusahaan tempat saya bekerja.Beliau selalu menanyakan Why?
Sy berpikir sangat liar. Menurut sy kalo anak2 dipaksa berpikir kritis nanti bangsa ini jadi pintar. Kalau pintar nanti tidak para penguasa tidak dapat memanfaatkan mereka. Karena selama ini kebodohan menjadi peluang besar bagi para penguasa untuk bertindak semena2
@@rubenwicaksono2586spekup dong jangan diam klo diam ancur nih generasi sekarang
Tp pendidikan sekuler bukannya emg begitu dmn2 yaa? Hanya sekedar membahas what dan how. Knp sekolah? Untuk dpt nilai bagus, lulus ujian, dapet kerja, dapet gaji/reward. Selesai 😅
Cerdass
Dulu jaman pa Harto buku itu diberikan ke siswa adalah buku yg mutunya terjamin, sebab buku itu di terbitkan dari berbagai penelitian yang akurat dan kwalitas sangat terjamin ,sy lebih bahagia buku di bagikan dari pemerintah langsung ... memajukan pendidikan butuh ke ikhlasan para pelaku pendidikan....terjaminnya kwalitas pendidikan, guru tidak disibukkan oleh hal yg menurut saya diluar undang"Sisdiknas....
👍👍👍👍👍👍👍👍 sekarang disusun dg terburu buru, banyak salah ketik
Sekarang akses ke buku atau informasi banyak, tp saking banyaknya sulit membedakan mana yang kredibel mana yg ngga
Dulu jaman pak harto beliau ingin jadi pemimpin seutuhnya tetapi jarang membuat rakyat menderita seperti masalah kelaparan, begitu surplusnya Indonesia kala itu
bahkan dari kalangan keluarga nya tidak sengotot sekarang yang bener bener harus jadi bagian pemerintah hingga ubah aturan lho
@@toshareknowledgesekarang di susun SWASTA
Punya Dikbud sudah kadaluarsa luuuaaaaamaaa
@@muchsinjamhari4117 pak Harto lagi pak Harto lagi, katanya jokowi presiden terbaik bang?
saya kok nggak betah menahan diri utk tdk komen, saya termasuk org yg tidak setuju dg sistem pendidikan sekarang ini, tp saya juga tdk sependapat 100 persen dg isi pembicaraan ini, karena saya yakin seandainya bang zulfan atau nara sumber ini dijadikan mentri pendidikan pasti keaadaan pendidikan tdk akan banyak berubah, kenapa? karena masalah pendidikan kita tdk sesimpel yg dibicarakan ini, banyak sekali fariabel yg terkait dgnnya🙏
Indonesia cmn gonta ganti kurikulum, dan reformasi cmn di politik, hrsnya pendidikan jg diREFORMASI total! Reformasi politik it cmn menguntungkan para pejabat doang
Pkoe guru siswa korban kurikulum.,😢
Kurikulum merdeka sesuai tuntutan pendidikan zaman now..cenah pdhl asa preeert
Sama saya juga demikian, sistem pendidikan mmg pembodohan dan perbudakan rakyat / anakml didik
Cocoooookkkk👍👍👍👍
Ini diskusi yg konsepsional, satu2 alur jelas soal pendidikan yg baik utk Indonesia
Blitar Hadir,. Saya Alumnus SPG NEGERI Blitar th 1987. Seleksi masuk utk jd Murid SPGN.wakt itu sangat ketat.sistem pendidikan waktu itu luar biasa. Utk mengajar pakai sistim SP(Satuan Pelajaran) kwalitas Gurunya mumpuni semua.Mutu Lulusan sangat berkwalitas. Waktu itu fasilitas belajar mengajar terbatas.tapi kwalitas anak didik luar biasa.banyak melahirkan anak"unggul.dulu ada pendidikan PMP(Pendidikan Moral Pancasila.ada P4(Pedoman Penghayatan Pengamalan Pencasila)skrng sdh di ubah semua. Sistem Pendidikan yg dulu sudah Berjalan tetaplah di pertahankan asal Relevan,knr perkembangan zaman dan teknologi bisa di kembangakan menyempurnakan.bukan merubah . Yg akhirnya AMBURADUL.
Betul ,Pk ,anak² sekarang itu pinternya cuma,karna gugel ,coba kalau gk pake gugel yo ngalor ngidul, dan ank sekarang gk tau P4. Boro² pengamalanya. Aku setuju usulan Bpk.terima kasih Pk
Sistim pesantren mandiri .
Gurunya tanggung jawab dunia ahirat.
kalo system masuknya kayak jaman saya dulu 80% siswa sekarang nggak bakal lanjutin ke SMU atau UN. sekarag semua orang wajib sekolah tapi hasilnya nol besar. minggu lalu cek tes tertulis untuk karyawanbaru anak baru lulusan smu/ stm dasar matematika bilangan pecahan aja kaga bisa...
Setuju, salam dari alumni SPG Negeri SUMEDANG tahun 1990.
@@monetgity3422gini ada yg bilang pendidikan harus menyesuaikan perkembangan jaman, tapi kenyataan out put pendidikannya malah banyak yg goblok
Menarik sekali. Ternyata Pendidikan Indonesia selama ini merupakan keroyokan dari berbagai kepentingan kementrian, termasuk dalam anggarannya.
Setuju dan sepakat dengan poin-poin yang disampaikan Prof Baedowi bahwa untuk perubahan pendidikan di Indonesia perlu Tata Kelola yang tertib dan terintegrasi dengan 5 Kementrian yang berkepentingan sehingga tercipta sistem pendidikan yang unggul. Tidak sendiri-sendiri sehingga membingungkan pengelola pendidikan bahkan masyarakat awam.
Betul, selama ini kurikulum tersegmentasi. Sangat perlu review kurikulum dari hulu ke hilir secara nasional, sehingga lahir rangkaian kesatuan (continuum) kurikulum dari mulai PAUD, SD, SMP, SMA sampai ke Universitas. Tidak ada pengulangan materi, lebih relevant dan significant sesuai dengan kebutuhan terkini (dan industri global). Setuju jika pendidikan idealnya 30% teori 70% praktik/ hands-on sehingga lulusan siap kerja dan tahu lapangan (terutama calon guru, harus siap kerja menjadi guru -banyak yang tidak).
Pendidikan pun harus melekat dengan spread research dan proyeksi untuk capacity building guru, kepala sekolah, dosen, direktorat, calon guru, dll. Riset dimulai dari level pendidikan terendah dengan mengembangkan keterampilan riset dan berpikir. Literasi tidak saja membaca namun menulis.
Buku teks sebagai salah satu sumber pelajaran (salah satu, sebab resources itu banyak macamnya) perlu juga di review sesuai dengan logical framework, synergy and continuity tema belajar, dan kesesuaian dengan teori tumbuh kembang anak. Sumber belajar perlu kontekstual.
Terimakasih, Prof.
Pergantian buku teks yang sebelumnya sudah bagus, sering - sering diganti, tetapi tidak ditelaah esensi materi apa yang harus menjadi pedoman untuk pembekalan, karena itu di kurikulum 2013 setelah direfisi dan dilatih dengan pembelajaran paradigma baru, guru di satuan pendidikan guru bekerja untuk analisis KI, KD, IPK dalam persiapan pelaksanaan pembelajaran, Melaksanakan proses, Bimbing siswa, Latih dan didik siswa, menyusun kisi-kisi, Kartu soal, Soal, pedoman penskoran, menyiapkan format- format, menilai, merekap, mengevaluasi dan membenahi, memperbaiki langkah kerja di lakukan secara berkala. Para pembicara harusnya jangan anggap remeh pekerjaan guru.
Buku teks untuk dipakai latiih anak anak itu penting, lihat dulu esensi materi yang ditulis sebelum diperjualbelikan belikan ke sekolah sekolah. Dan buku buku itu harus layak untuk di pakai, dan jangan suruh guru mengajar sambil menulis buku segala, tidak fokus, rekrut senior difasilitasi waktu untuk menulis, mereviu, menyiapkan format-format untuk menolong guru-guru di sekolah. Itu solusi guru menolong guru jangan orang yang bukan guru, Karena hanya guru yang mengerti bahwa pekerjaan guru itu mulia.
wow makin banyak kemntrian yg terkait makin banyak yg akan korup di pndidikan
setelah lulus universitas dengan hasil akademik baik, melihat buku2 SD, SMP tu beh... isinya... sangat tidak relevan dengan pengetahuan sekarang, singkat cerita kesampingkan masalah sistem, buku2 pelajaran di sekolah sangat tertinggal
Gerasah gerusuh
Ini maksud pemerintah sebenernya bagus,zaman memang sudah berubah jadi pola pendidikan juga harus berevolusi...
Yg salah dari pemerintah adalah perubahan nya yg terkesan buru2,kurang persiapan,kurang riset,kurang pelatihan dan kurang ancang ancangnya. Indonesia itu luas pak mentri, perlu riset dan pelatihan yg dalam agar sebuah perubahan bisa cocok untuk diterapkan secara keseluruhan.
Semoga menteri yg baru bisa mendengar paparan bp Baedowi , bahwa tidak ada SEKOLAH GRATIS yg rancu .
Saya adalah guru disekolah dasar di sebuah pedesaan..
Menurut saya banyak yg melatarbelakangi tidak majunya pendidikan di Indonesia, diantaranya yang paling mencolok jika dilihat dari situasi disekolah saya adalah :
1. Banyak Guru hanya sebatas menjalankan kewajiban dan tidak merasa bertanggung jawab untuk kemajuan anak, guru lebih memikirkan kesejahteraan sosial mereka ketimbang kemajuan yang diraih anak.
2. Guru disibukkan dengan administrasi ini itu, sebaiknya guru difokuskan untuk mempersiapkan bahan ajar, bagian administrasi serahkan kepada operatir/TU disekolah, seharusnya disekolah disiapkan 3 TU bgian kesiswaan, sekolah dan kepala sekolah, serta guru, pemerintah menyeleksi untuk pengangkatan ASN dibidang operator sekolah.
3. Orang tua murid di perkampungan masih kurang peduli terhadap pendidikan anak, bagi mereka yg penting sekolah, naik kelas dan lulus.
no 1, harusnya guru digaji layak. biar fokus ngajar ga nyari cuan di tpt lain
@@yongsunflower1288 guru kalau mau digaji layak, jangan mau sistem honorer.
NO 3 SETUJU BANGET, SAYA SBG OPS SIBUK BANGET NGURUS ADMINISTRATIF DAN JG DAPODIK TRUS PMM. SAMPE SISWA SAYA PUN SAYA GAK KENAL 😂😂 LUCU KAN SISTEM PENDIDIKAN SKRG
akhirnya kecolongan...bnyk siswa yg lulus SD gk bisa apa2...krna yg penting lulus...dan hrs lulus..
Guru killer SD sekolah ku ada yg meninggal, gara² apa? Gara² dia tarik menarik tas dgn begal di jalan. Tas yang dia tarik isinya kertas ulangan semester akhir matematika anak² kelas 6.
Kebetulan guru ini terkenal killer, tp dia baek sama anak² ranking. Gua denger kejadian ini pas gua uda SMA. Segitu dedikasinya tuh ibu yg terkenal "killer" demi nyelametin kertas ujian "doang"
Saya juga menangis pak..... anak saya SD pelajaran tdk masuk akal... anak sekecil itu di ajari hal2 susah yg tdk di pahamai... akhirnya percuma saja... yg ngerjain ayah ibunya.... anaknya gak paham sama sekali..... menurut saya... emang BANGSAT oknum 2 yg mengambil untung dari buku...tapi tdk peduli isi bukunya cocok atau tdk utk anak SD...😡
Betul bngt.dan itulah yg trjadi.
Harus kemana aku mengadu😢
Masa? Padahal justru kurikulum merdeka itu disesuaikan kemampuan anak, Krn perkembangan otak dan fisik anka itu berbeda walaupun umur sama
@@asribelajarjaya88setuju, tapi kenyataan di lapangan, masih banyak guru yg blum paham ttg hal itu bang
bener bgt. waktu itu ak blm nikah. tp tmn2 ku sekantor mengeluh pelajaran anaknya yg rata2 anak mereka masih SD dikerjakan sama ibunya bpknya. ak pun mikir yg sekolah siapa yg ngerjain siapa. tp pas ponakan ku SD. malah suamiku yg diminta ngajarin. yg mmg lulusan S1. bpk ibunya gak bisa ngerjain yg cm lulusan SD dan SMA 😂
Trima kasih, Sangat menginspirasi semoga kdpan pemerintah yg baru bisa memperbaiki kbijakan pada prsoalan fundamental masalah pendidikan buku ajar,Pentingya riset, reformasi angaran, efisiensi kurikulum kmpus, 70% praktek dan 30% terori, partisipasi masyarakat untuk dunia pendidikan, dan kompetensi pendidik dengan menulis...
Saya sangat setuju dengan poin-poin yang disampaikan dalam video ini. Tata kelola anggaran yang efisien dan transparan memang sangat krusial untuk memastikan dana pendidikan digunakan dengan tepat. Selain itu, saya sebagai seorang guru subject, mengatakan bahwa evaluasi menyeluruh terhadap buku teks juga penting agar materi yang diajarkan relevan dan mendukung perkembangan pendidikan nasional.
Lalu, kolaborasi antarinstansi serta penelitian serius juga perlu dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi berbagai masalah dalam sistem pendidikan kita. Fokus pada perbaikan pendidikan, partisipasi masyarakat, dan peningkatan kualitas guru akan membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik.
Jujur, tiap kali saya menghadiri workshop atau global conference, saya selalu mendapatkan ilmu baru yang bisa saya bagikan ke guru lain. Alhamdulillah, knowledgenya sangat bermanfaat dan applicable untuk proses teaching and learning bersama murid-murid.
Perubahan dalam struktur anggaran, sarana prasarana, dan rekrutmen guru juga sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Terima kasih atas wawasan yang sangat berharga ini.
Terima kasih bang telah menjadi guru yang terus ingin mengupgrade pengetahuan nya dan jangan sampai lelah memberikan pendidikan yang berkualitas ke muridnya. Semoga makin banyak guru yang berintegritas dan benar" mendidik muridnya
Pentingnya pendidikan tidak hanya melalui bu teks, namun life skills dan aksi nyata tidak terlalu diperdulikan, instansi pendidikan hanya mengedepankan bentuk2 teks serta laporan-laporan yang tiada henti oleh tenaga pengajar, kadang membuat lupa bahwa tugas pengajar yang sesungguhnya adalah mendidik siswa, bua sekedar mengisi administrasi.
Pelatihan yang berkesinambungan dan mengatur kurikulum yang sesuai, reformasi besar dalam perumusan buku panduan sehingga siswa lebih dinamis, berakhlak serta dapat mengaplikasikan ilmunya dalam kehidupan sehari2.
Gimana mau maju kalo guru skrg tukar posisi jadi operator bukan guru hehe...guru itu kiamat tugasnya cuma satu profesional di bidangnya dan bisa kembangkan kemampuan mengajar yg baik hingga siswa mudah menyerap ilmu yg dia ajarkan...
Ideal nya memang guru harus memberi variasi sumber pembelajaran, tapi masalahnya selama ini buku teks selalu dipakai dan dijadikan andalan mudah sebagian guru, karena guru itu sudah tersibukkan dg administrasi dan kerja sampingannya. Dg merubah buku teks minimal bisa merubah konten pembelajaran lebih bermanfaat, arah belajarnya jelas , dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan usianya.
Meski demikian pelatihan guru juga tetap penting untuk dilakukan
Di tunggu lagi untuk obrolan kedepannya bersama pak Prof Ahmad Baidhowi, sangat-sangat berisi sekali berbicaraannya....sehat selalu Prof.
Sekolah itu sebenarnya sederhana yang penting bisa baca, nulis, berhitung
Yang tetpenting dari pendidikan yaitu membentuk karakter anak, tidak pantang menyerah, bisa menyelesaikan masalah sesuai usianya, berfikir kritis, bisa menyampaikan ide dan mempertahankan idenya, tidak mudah baper, jujur
Intinya pelajari adab maka engkau akan mudah memahami ilmu
Benar sekali,kita harus fokus kepada tujuan2 ini
Sumberdaya alam Indonesia tidak boleh diprivatisasi ke asing, SDA inilah untuk kepentingan pendidikan, jadi kita ini sudah habis SDA, sehingga pajak dari rakyat yg dikuras untuk membiayai pendidikan, jadi rombak semua tata negara kita, dah hancur semua
Setuju
Ini semua terintegrasi dalam kurikulum merdeka. Pengalaman saya 1 tahun menjadi fasilitator sekolah penggerak, saya lalu berpikir, seandainya kurikukum dulu sprti kurikulum merdeka, maka pserta didiknya punya solver yang baik, kritis, kreatif, dn mandiri. Apalgi melalui program P5, peserta didik benar-benar diasah kemandirian, sikap kritis, wawasan globalnya, kegotongroyangannnya, sikap sosiologisnya. Dengan kata lain, karakter kinerja maupun moralnya benar-benar dikembangkan.
disiplin, tidak kkn, toleransi, tdk fanatik sempit, tdk menyerap budaya asing tapi melestarikan budaya tanah air. itu yg wajib. krn pemerintahan itu cerminan rakyatnya.
Setuju 1000%, buku teks pelajaran di Indonesia perlu dikaji ulang secara komprehensif. Tolong Pak Ahmad Baedowi, suarakan terus pemikiran Anda mengenai buku teks pelajaran di sekolah2 kita. Sebagai guru, kami betul2 merasakan begitu kocar kacirnya alur pemikiran dalam buku2 teks pelajaran yang beredar di sekolah-sekolah pada saat ini. Tolong Pak. 🙏🙏🙏🙏
Penulis bukunya bukan orang pendidikan
@@menaksopal6957 Udah gitu nulisnya pakai A.I. chatGPT pula
Sepertinya Prof. Ahmad Baidhowi sangat berkompeten untuk menjadi Mendikbud, intinya sesuai cita2 dlm Pembukaan UUD 1945 yakni 'Mencerdaskan Kehidupan Bangsa' dengan memajukan pendidikan dan kebudayaan Indonesia.
Saya setuju dengan Prof. Baidhowi pendidikan di Indonesia perlu diperbaiki dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan dan agar para anak didik bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih baik dari segi pendidikan formal maupun informal. Karena kualitas pendidikan yang baik menjadi kunci utama untuk membentuk generasi bangsa yang bertanggung jawab, cerdas, serta kreatif.
Selain itu, dengan adanya kurikulum atau buku teks yang relevan sesuai dengan tingkatan pendidikan, siswa dapat memiliki wawasan dan pemikiran yang sejalan.
Yuk Indonesiaa semangatt dalam membangun pendidikan agar lebih baik untuk masa mendatang.
Maksud hati pak Nadim ini mungkin ingin bikin gebrakan baru. aku ini Mentri paling berani merombak sistem yg lama. Padahal sistem yg lama dunia pendidikan tidak heboh para guru dan murid tidak banyak yg uring2an seperti sekarang ini banyak keluhan.bukan berarti yg lama monoton.tetap ngikutin perkembangan jaman.sekarang malah sebaliknya.bikin kurikulum baru tapi ga bermanfaat.tujuannya apa dan kemana? Mapel agama .IPS . Pramuka.di hapus( aneh)padahal ini penting.hemat kami( ortu murid yg kurang mampu) sebaiknya sistem sidiknas kembalikan seperti semula.kakaian seragam sekolah terlampau mahal.kalo anak cuma 1 ga terlalu berat.tapi anak lebih dari 1 stres pak.
MasyaAllooh..Luar biasa gagasan pak Prof Ahmad Baidowi terhadap dunia pendidikan di Indonesia semoga bisa terlaksana gagasan nya... Aamiin
Betul Pak Prof. Semua dilibatkan dalam pengawasan. Sistem Yg di jalankan. Di semua Bidang harus dilibatkan .Masyarakat, Kadus, Tokoh Masyarakat.
Saya sangat setuju ... pendidikan d sekolah skrg tujuannya bukan mmbuat siswa mnjadi pintar....tapi pembodohan....yg jelas kmbalikan kurikulum tahun 90 an.... perbanyak jam pelajaran Agama....Pmp...pspb....karena d sekolah skrg kurang pngajaran mngenai ahklak....etitud.... sangat jauh beda .....aktifkn kembali SPG...PGA
Bagaimana dengan fakta Sangat banyak pejabat sekarang yg korup dan kejahatan² lain yg itu adalah hasil dr pendidikan yg lalu?
Itu tandanya mereka pintar namun kepintaranya disalahgunakan@@pondoklemang-sekolahnyamas9412
What an Eye-Opening Podcast! Sebagai bagian dari dunia pendidikan, setelah menonton podcast ini merasa sangat terwakili keresahan yang dirasakan sebagai pendidik sekaligus pembelajar. Setuju sekali, belum adanya sinkronisasi dan sinergitas dari hulu dan ke hilir sistem pendidikan di Indonesia, mulai dari resources, konektivitas antar tema, kesesuaian dengan tumbuh kembang anak, dan keberlanjutan aspek kualitas pedagogi yang bisa dianggap sebagai alasan mengapa output dan kualitas pendidikan Indonesia masih seperti ini. Semoga awareness ini bisa lebih disuarakan dan dijadikan sebagai input untuk perbaikan sistem pendidikan dan menjadi hal yang prioritas untuk memajukan Indonesia. Insya Allah.
Abis baca banyak komentar. Cukup menarik pembahasan pendidikan di Indonesia saat ini. Komentar berasal dari pelaku original❤ luv you buat semua guru di Indonesia
Saya SD kls 1-2 pakai buku CAWU²an, kelas 3 sampe SMP, SMA k13, kuliah jurusan mtk pelajarin K13 revisi. Dan skrg ngajar dg kurmer
Waktu kuliah dulu, selalu bahas PISA, kemampuan berpikir logis, dan semua per-thinking²-an 😅
Tapi nyatanya di lapangan keadaan nya emg heterogen. Ada yg gak mampu, gak minat, minat, minat banget---- terhadap mtk wkwk
Cukup speechless dengan soal ANBK 😢 bahkan anak Olimpiade MTK pun belum tentu mampu mengisi semuanya
Harapan saya, semoga para pemimpin kami berkesempatan utk terjun langsung ke lapangan dan mencoba secara langsung semua kebijakan yg mereka buat. Aamiin. Alfaatihah
MEMANG BETUUUUL PAK...KURIKULAM PENYESATAN ITU SEJAK KETIKA JOKOWIDODO JADI PRESIDEN SYDAH 10 TAHUN YANG LALU PAK...MAKANYA SATA KELUAR DARI PNS DARI GURU...KARENA KATA HATI SAYA SEBAGAI SEORANG PENDIDIK...TELAH BERTENTANGAN KURIKULUM TANG DI KELUARKAN OLEH MENTRI PENDIDIKAN WAKTU ITU REZIM JOKOWI PERIODE PERTAMA KEPEMIMPINANNYA...DEMI ALLAH SWT...SAYA KATAKAN SEORANG GIRU PERTANGGUNGJAWABANNYA KELAK DI AKHIRAT SANGAT BERAT... KETIKA ITU PAKAR PAKAR PENDIDIKAN DI SELURUH INDONESIA...GURU GURU SEMINAR DI DATANGKAN PAKAR PAKAR PENDIDIK KAPIRALUS PKURALIS KOMUNUS...KATA HATI SATA BERBICARA BERTENTANGAN DENGAN SEHARUSNYA SEBAGAI SEORANG PENDIDIK APALAGI SUDAH KELUAR DARI KORIDOR TUNTUNAN AGAMA YANG SEHARUSYA...DAN ANEHNYA...KENAPA SEMUA GURU NURUT NURUT AJA DENGAN KURIKULUM MIRIS ITU...?
Tah eta... rezim ini harus dibersihkan dulu sampai ke akar2nya..
Serba salah, ga nurut mereka takut dengan sanksi administratif (terutama ASN), khusus untuk sekolah swasta masih lebih fleksibel, meski yaaah ngikut saja tapi ga begitu tertarik dg webinar2 yang abal2 karena swasta kadang mengadakan pelatihan sesuai kebutuhan.
Demi Fulus.... Bukan demi generasi penerus
Wong bukan ahlinya suruh ngurus pendidikan nasional jadi Mentri yang profesor pendidikan banyak kok pilih ahli ngurus ojek makanya setiap bergerak pakai dana untung..wis ora genah rezim ini rakyatnya Kon bodo alias goblok biar mudah diatur dengan bansos.semoga cepat lengser wae sudah muak saya.
Maka nya Organisasi Muhamadiyah punya kurikulum sendiri yg sdh lama mengurusi pendidikan sblm indonesia Merdeka ...
Cek aja sendiri lbh baik apa lbh buruk tanpa minta anggaran pendidikan dari pemerintah...
Konten yang sangat bermutu, bang Zulfan perlu perbanyak narasumber seperti Profesor i ni, tidak menyalahkan tapi justru sangat banyak memberi masukan dan ide ide
Saya setuju dg Bpk. Kami sebagai orang tua bingung harus mengadu kemana, bahasa yang digunakan di buku-buku jaman sekarang sangat sulit untuk dipahami, jangankan untuk anak-anak, kami orang tua saja butuh berkali-kali mengulangi membaca buku anak supaya mengerti.
Tolong yang ber kewenangan menerbitkan buku ditinjau kembali
Semoga Bpk jadi mentri pendidikan biar pendidikan kita semakin baik
Ada dua poin menarik yang dibahas disini.
Pertama, adalah tentang menyusun kurikulum. Perlu RELEVANSI di setiap jenjang & KONEKTIVITAS di antar jenjang.
Di sistem pendidikan kita saat ini, perlu sekali riset tentang 2 aspek ini.
Sehingga apa yang didapat murid selama sekolah benar benar signifikan, relevan, menantang, menarik di setiap levelnya.
Kedua, saya suka dengan statement kenali diri dulu (Who We Are) sebelum mengenal entitas diluar diri mereka spt: hewan, tumbuhan dsb (Sharing the Planet). Sehingga apa yang diajarkan sesuai dengan logika tumbuh kembang anak 👍
Semoga semakin banyak pembahasan seperti ini dan semakin banyak orang yang peduli. Mudah mudahan sistem pendidikan kita semakin lebih baik.
Saya seorang guru sekolah dasar, dan harus diakui bahwa banyak buku-buku pelajaran memakai bahasa yang susah dicerna dan difahami oleh anak
Jujur saya miris dgn sistem pendidikan skrg, ini bukan hanya membicarakan kurikulum merdeka ya,tp dgn dberlakukannya zonasi justru byk ortu siswa yg berjuang mati2an kumpulin uang buat memperlicin anaknya masuk n dterima di sekolah negeri favorit.Marwah masuk sekolah negeri berdasarkan prestasi dan nilai ujian akhir sekolah sudah tidak ada.Skrg hanya berd nilai raport,tp menurutku nilai raport itu kurang objektif.Kalo jaman dulu menjelang masuk smp n sma negeri itu anak2 sekolah bener2 berjuang belajar sungguh2 untuk masuk diterima di sekolah negeri favorit, skrg pd santai.Krn pakai sistem zonasi, dgn dalih kedekatan lokasi rumah dan sekolah.Helowww, diluar sana byk ortu2 yg cemas anaknya hanya diterima di sekolah negeri yg kurang favorit krn kualitas nya msh meragukan.Dan ujung2nya ortu2 lah yg berjuang secara gerilya, pakai jalur apapun untuk masuk ke sekolah negeri favorit.Dana yg diminta oleh sekolah negeri favorit jg ga main2, kisaran 15-20jt.Kacau sih ini,miris.Oknum kepala sekolah, dinas pendidikan, anggota dewan yg bermain seharusnya klo ada OTT bisa kena pidana.Pun dgn ortu yg terlibat.Tp mau bagaimana lg, chaos nya kondisi ini krn sistem zonasi jg,disamping kurikulum merdeka yg drasa terlalu berat buat anak2 skrg
Sangat senang mendengar suara dari orang2 Professional di bidang Pendidikan--semoga sehat selalu Bapa Berdua.
JIka ditelaah betul, konten kurikulum merdeka sebenarnya bagus karena dia berfokus pada materi esensial dan lebih mengunggulkan pengalaman langsung siswa. Jadi ribut adalah ketika oleh pelaksana lapangan (DInas, Pengawas, dll), hal yang sederhana ini dibuat rumit oleh administrasi yang masih bau-bau birokrasi lama. PMM yang sebenarnya untuk belajar mandiri jadi dipaksakan karena Dinas kota tertentu ingin terlihat nomor satu penyerapannya. Padahal untuk belajar yang benar tentu butuh waktu dan guru tidak boleh melupakan tugas utamanya di kelas. Seandainya bapak ibu pimpinan (yang produk lama ini) menyadari bahwa birokrasi tidak seharusnya membebani guru, tentunya pendidikan akan lebih bisa berjalan sebagaimana mestinya
Dlm pendidikan yg utama adalah guru. Guru harus berkualitas, kreatif, inovatif, tulus, dan ada keinginan memajukan siswa. Ini perlu ada dukungan penuh dari pemerintah demi terwujudnya bangsa yg cerdas dan beradab.
Sungguh menarik podcast ini, daging sih (penuh manfaat).
Belajar, mempelajari, adalah sebagai pembelajar sepanjang hayat dikandung badan. Untuk mengurusi kependidikan dan sistem memang juga sesuatu yang tidak mudah.
Sebagai seorang guru yang juga masih banyak belajar maka riset dan development sangat penting. Guru perlu membekali dirinya agar mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, teknologi dan ilmu pengetahuan. Apapun yang nanti jadinya kami sebagai guru harus siap beradaptasi.
Mudah-mudahan pemerintah dan sistem dapat bersinergi dengan baik juga lancar. Insya Allah.
Bagusnya untuk mentri pendidikan harus seorang pendidik atau akademisi yang mengerti lapangan kaitan dengan pendidikan
ini saya setuju
Setuju
Setuju, harusnya rektor atau dosen2 berprestasi😊
Mendikbud mohon sperti jamanya PK Harto dulu, buku pelajaran di setiap sekolah itu ber tumpuk" untuk smua mata pelajaran, jadi untuk beberapa th bukunya tetap, murid gk usah beli buku muridnya ada yg jadi presiden gubnr, bupati , TNI polri, pns dokter dsb, kita hrs akui itu, bisakah pemerintah skarang sperti itu
siswa sekarang banyak yg malas membawa buku paket karena tebal & berat. siswa sekarang lebih suka mencari jawaban langsung di internet drpd mencari dng runtut dari buku. siswa lebih mementingkan hasil drpd proses. ibarat pelajaran matematika, mereka akan menggunakan kalkulator untuk mendapatkan hasil tanpa peduli bagaimana urutan cara berhitung yg benar
Itu karena dari awal sdh tidak paham dan sulit memahami isi buku makanya buku menjadi tdk menarik lagi
Partisipasi masyarakat perlu untuk mendukung pendidikan.
Sepakat
Sudah jalan kali
Benar, selama ini bahkan yg sering muncul wartawan bodrek
Ada kesalahan pendidikan meniru ala barat boleh tapi di sesuaikan dgn kondisi NKRI.....yg dulu baik sebelum kurikulum ini dikita lanjutkn, dihapus itu tdk bijak. Permudah warga dlm pendidikan & luruskan utk bagus. Jika jonasi bagus tapi tes bagus bisa padukan & atasi dampak buruknya bkn termagu dgn hanya nunggu takdir.
Setuju Prof... saya sbg selama k.l. 30 tahun sangat setuju dgn apa Prof sampaikan yg salah satunya ttg isi buku pelajaran siswa dari masa ke masa.jd mohon kpd pihak pemerintah agar dipertimbangkan masukan dari Prof ini demi kemajuan pendidikan kita.
Terima kasih sdh sharing problem secara terbuka dari budget sharing, sdm sharing , dana gedung, kurikulum progress, buku yg tdk support vertical horizontal continuum K12. Semoga terus keterbukaan spy semua bisa ikut berpikir utk solusi demi masa depan. Btw, input intern senior mahasiswa utk mengajar/sharing pd mahasiswa awal utk penghematan sekaligus mengabdi berbagi pd masyarakat bagus sekali. Slim curriculum spy kualitas juga setuju. Kontribusi masyarakat luas baik ilmu mau pun dana sangat membantu. Kolaborasi dari seluruh masyarakat sekaligus jd amal jariyah perlu dibiasakan. What we can give to the country and not what we can take. Semoga pendidikan bukan hanya sambilan (again) but priority. Mari kita kawal bersama.
saya banyak setuju dengan pendapat Prof Baidhowi, terutama perihal reviu kurikulum perguruan tinggi dan buku paket.
berbagi pengalaman, saya sekolah SD-SMA di kabupaten kecil di Jatim, tumbuh dengan kurikulum KTSP, jauh dari kemudahan akses buku dan informasi penunjang lain (mahal dan jaraknya cukup jauh sementara perpus umum kurang memadai) jadi belajar hanya mengandalkan buku paket serta penjelasan guru. belum ada akses internet yang masif waktu itu. karena itu saya masih hafal struktur isi buku dari SD-SMA yang mostly berupa pointers dan cenderung kurang elaboratif. bertahun-tahun saya belajar mengandalkan substansi pengetahuan yg terstruktur seperti itu apalagi dimanjakan dengan cara pengujian menggunakan soal pilihan ganda, bagi saya waktu itu mudah sekali mendapat nilai bagus (yg saya jadikan acuan untuk mengukur pemahaman thd topik pembelajaran). kadang saya merasa sebal jika menemukan soal ujian yang tidak ada di buku teks maupun penjelasan guru.
tapi semua menjadi terasa sulit dan mengagetkan ketika kuliah (soshum) dengan bacaan yg menggunung, tidak terstruktur, serta perlu kemampuan analisis yang tajam untuk bisa memilah milih informasi serta mencernanya sebagai satu pengetahuan utuh. kareanya, saya kira review buku paket sudah seharusnya dilakukan minimal untuk membantu anak-anak yg memiliki keterbatasan seperti saya dulu
Jadi ingat ungkapan bahwa ganti menteri ganti kurikulum. Saat jadi mahasiswa dulu hal ini jadi hal yang menarik untuk dianalisis perbedaannya. Namun, saat saya mulai menjadi pendidik saya menyadari bahwa yang menjadi dasar perubahan kurikulum bukan karena ide yang harus dipaksakan ada saat menteri itu menjabat agar berbeda dengan meteri sebelumnya tapi "perubahan" harus berdasar pada riset keterbutuhan dan hasil evaluasi dari kurikulum sebelumnya. Hal ini saya rasa senada dengan apa yang disampaikan oleh Prof Baidowi. Maka sebagai pendidik saya juga setuju dengan pernyataan prof agar yang menjadi Menteri Pendidikan nantinya bukan atas dasar kepentingan politik.
Sisi lain saya juga tertarik dengan pernyataan mengenai membaca buku akan mengubah mental. Sehingga buku itu harus sesuai dengan logical framework dan umur mental dari siswa. Perlu ada perhatian khusus mengenai hal ini. Akhirnya, hal kedua ini juga akan berujung pada hal yang dinamakan riset.
Terima kasih sudah membagikan pengalaman menarik dan ilmu dalam podcast yang luar biasa bermanfaat ini. Semooga ke depannya Indonesia bisa memiliki pendidikan yang memperhatikan hal-hal yang dibahas dalam podcast ini.
Benahi dunia pendidikan kita dan terutama yg lebih penting bersihkan dunia pendidikan kita dr Korupsi, saat ini korupsi malah semakin menjadi-jadi.
Harus dibuat reformasi lagi
Satu. Harus dibuat undang undang PIDANA ke arah PEMILU dari PILPRES sampai PILKADES.
Dua. Yang menunjuk siapa yang duduk DI KOMISI DPR adalah rakyat. Bukan partai.
Selama Politik mencampuri pendidikan, selama Otonomi daerah mempengaruhi pendidikan. Selama itulah pendidikan Indonesia akan terbenam
😢Selama Jokowi ber kuasa 10 th.. pendidikan TDK di perhatikan amburadul..biaya kuliah sangat mahal apa lagi jurusan kesehatan..habis ratusan juta hutang bank jual sawah jual kebon..udah lulus susah cari kerja.. nganggur akhir nya kerja ke luar negeri jadi TKW...cari Duit untuk bayaran hutang. Bekas biaya kuliah..jurusan perawat...oh nasib orang kecil ..susah banget ..sisa gaji tinggal 500 rbu..terpaksa jadi ojeg..di pasar...
Sangat susah pendidikan NKRI ini,.ngak sesuai dg tujuan nasional lulus kuliah. yoo ngak menjurus ke bidang keahlianya. amburaduul sebab di dlm nya hanya untuk bisnis yg berkepintingan dari hulu sampai hiliir yoo hanya berputar putar thook.
Sengaja tidak dididik supaya bodoh dan bisa dikibulin😢
Sarjana tdk 100% dididik jd pencari kerja.. tapi mciptakan lap kerja..atau pemimpin kerja spt supervisor, manajer.. masalah nya sarjana byk yg tidak mampu jd manajer.. jd pekerja gaji sarjana mahal.. Jadi kualitas sarjana kita byk yg tidak berkualitas..
@@PakHerwanto Dia itu fokus pencitraan bikin proyek IKN, dan melanggengkan dinastinya bro.
Anak-anak bangsa ini gak boleh pinter, nanti klo pinter membahayakan dinastinya.
Maaf, dr sejak Indonesia Merdeka apa yg Anda katakan sudah terjadi. Hanya belum ada HP jadi tidak dikoar-koarkan. Jumlah sarjana sekarang banyak sekali, berlipat2 dari jaman Pak Harto. Jaman Pak Harto, sekampung saya hanya lulus SD, jaman setelahnya mulai meningkat banyak yang lulus SMA. Sekarang dari sekitar 800an penduduk, ada sekitar 20 yang kuliah, ada 1 yg sampai S3 dengan beasiswa dr Pemwrintah Pak Jokowi. Dulu beras hanya 600 rupiah, tapi susahnya beli beras, gak ada uang. Dulu, premium cuma 800 rupiah, tapi satu kampung cuma 1 yang punya motor.. Sebenarnya yang terjadi, orang dahulu tidak banyak mengeluh, orang sekarang banyak mengeluh. Itu saja.
Kita selalu menganggap pendidikan negara luar negeri khususnya amerika dan eropa pasti lebih maju, padahal budaya kita ada perbedaan . Galilah sungguh2 yang menjadi filosofi pendidikan kita
Sudah jengah saya...tolong angkat mentri pendidikan yg mengerti pendidikan dari level pelosok sampai level metro politan.
Iyaaa, smua diganti2. Baju muslim di ganti. Gimana sih otakny
79 tahun merdeka sampai saat ini tidak ada system pendidikan yang baku!!! Singapore dan Malaysia yang belakangan merdeka sudah mempunyai system pendidikan yang maju Mengadopsi system pendidikan negara yang pernah menjahah mereka dan duakomodir oleh negara Singapore dan Malaysia beda dengan Indonesia yang dulunya dikuasai oleh Belanda dan mencetak pemimpin2 Indonesia mengapa tidak mengacu*??? Pemerintah Indonesia hanya cari2 yang ingin menciptakan system pendidikan terapi hanya menghabiskan anggaran untuk kepentingan diri sendiri oleh pejabat2 dadan jelompok2 tertentu!!! Pendidikan hanya lumbung korupsi???
Tolong yg ikhlas dalam mencerdaskan anak bangsa ga usah pake intrik ini itu merasalah sebagai orang tua yg amanah terhadap semua anak2 indonesia
Terima kasih atas podcast yang cukup relevan tentang dunia pendidikan yang penuh tantangan di Indonesia. Serangkaian pemikiran yang juga mampu mewakili sejumlah keresahan saya sebagai pendidik. Permasalahan pendidikan di Indonesia memang betul bersifat multidimensi.
Saat saya mendengarkan video ini, saya berpikir langsung tentang beragam keterampilan yang harus mampu didemonstrasikan oleh para pemimpin nasional, khususnya pemimpin Indonesia dalam dunia pendidikan.
- keterampilan penelitian: pengambilan keputusan harus berbasis penelitian, bukan terbatas atas pengalaman pribadi yang bersifat personal. Ini yang akan menghindarkan kita dari stigma 'ganti menteri, ganti kurikulum.'
- keterampilan berpikir: bagaimana menyusun kurikulum berkelanjutan dari usia dini hingga perguruan tinggi yang signifikan dan sesuai kontinum pertumbuhan anak secara kognitif, afektif dan psikomotorik, sesuai dengan perkembangan zaman.
- keterampilan manajemen: bagaimana mengatur dana besar 20% APBN secara efektif dan transparan
- keterampilan sosial: berkoordinasi dengan segenap kementerian lain untuk kepentingan warga negara seoptimal mungkin; bukan berdasarkan segmentasi kepentingan.
- keterampilan komunikasi: mengkomunikasikan tujuan dasar secara keseluruhan (desentralisasi vs sentralisasi)
Pendidikan di Indonesia harus terpusat pada kepentingan pembelajaran siswa yang disokong 3 hal utama, yaitu (1) tujuan (melalui Sistem Pendidikan Nasional), lingkungan (infrastruktur, buku teks, anggaran, dll) dan budaya (belajar perlu modal dasar, tidak ada lagi pola pikir sekolah gratis, kerjasama solid antar kementerian, kontribusi masyarakat, penelitian berbasis literasi, dll).
Semua orang peduli. Semua orang sayang Indonesia. Mari saling mendukung melalui langkah dan peran kita masing-masing. Saling memberi ide untuk Indonesia yang kian baik. Aamiin YRA.
Berharap banget suatu hari ada mata pelajaran adab. dr tk, sd, smp, sma, kuliah dg prakteknya yg lbh banyak dr materi.
Salm dri 🇲🇾..sbelum mnggubal kurikulum untuk skolah ini perlulah diperhalusi di antara para jabatan di kmenterian pendidikan segala aspek harus diambilkira untuk mmbntuk kemenjadian murid2 selari dgn peredaran zaman semasa trmasuklah dri segi pedagogi,keperluan murid, benchmark yg digunakn untuk dijadikn sbgai tnda aras dan bnyk lgi aspek yg lain..bkn senang untuk mnggubal kurikulum untuk pndidikan kerana ianya memerlukn kajian, penelitian, kesesuaian serta kesan dan hasil dripada apa yg dirancang dlm kurikulum itu jika ianya dibuat sembrono maka dampak hasilnya akn dapat dilihat pada murid..itulah sbb mngapa kurikulum itu perlu dihasilkan dgn teliti ,berkesan dan mngikut peredaran semasa..
Roh pendidikan di Indonesia ketika dipimpin oleh orang yg bukan ahlinya maka hancurlah sistim pendidikan di negara ini..lebih lebih sekarang ini di pimpin oleh orang yg nggk paham sama sekali tentang pendidikan..sy sebagai guru les terasa sangat mengena dampaknya..anak anak tidak fokus pada pelajaran alias tidak greget yg artinya siswa masa bodoh terhadap ilmu.yg penting naik kelas,,,lulus...tapi mutu ilmu dari pendidikan itu sendiri akirnya jeblok...ambur adul...sy biasanya sehari bisa 6/7 siswa..sekarang gara gara nadiem karim les sy berkurang dratis ...oooo menteri tidak paham teentang pendidikan.... apa yg namanya kurikulum merdeka itu menyesatkan...nggk usah di pakai menteri itu lagi..muak dengan komennya..
Karena kurikulumnya punya elit global
yg jadi biang kerok masalah adalah Kurikulum Merdeka , Guru dan Murid belum siap
Menteri nya gak ngerti Pendidikan , pintar sendirian di mercusuar
Kurikulum merdeka... merdeka gak ada PR...wkwkwk
@@LeestariWuri Iyo memang salah pilih mendikbudnya tetapi guru sekarang sudah canggih cara berpikirnya semua guru sudah sarjana, perkara ada yg malas yo diingatkan. thn 1990 nggak ada dhuwit. Guru skr walaupun hanya dihonor rp 100.000,- tetep jalan kang, saya ini guru angkatan 1979. Sekolahan nggak ada dhuwit untuk kelola sekolah, sbb pemerintah menggratiskan spp tapi pemerintah nggak mau cucul dhuwit.
Sengaja di buat bodoh,biar kalo pemerintahnya rusak di ajaj joged hoah ho oh aja...gitulah potret generasi kitaa,entahlah ....setidaknya dari lini terkecil kita jgn sampe bodoh
Sisdiknas utk generasi penerus bangsa harus diubah secara fundamental, ajak para alim ulama', ahli, praktisi, lembaga2 sosial-swasta, psikolog & para motivator kelas nasional.
Kan sudah dilakukan Mas Mentri tu
Pendidikan awal terbaik adalah keluarga. Budi pekerti dan nilai agama yang kuat menjadikan anak berkarakter. Namun saat ini miris banyak sekolah2 yang mengedepankan pengetahuan namun mengesmpingkan nilai2 budi perkerti yang baik.
Terima kasih atas poin-poin yang disampaikan oleh Profesor Baidhowi dan Pak Zul mengenai dilema pendidikan di negara ini.
Pendidikan adalah praktek seumur hidup. Memang banyak hal yang perlu kita usahakan bersama. Sehingga, saya sangat setuju atas poin dari Prof Baidhowi bahwa dunia pendidikan itu adalah semua tentang riset.
Sebagai salah seorang tenaga pendidik, saya sangat percaya bahwa RISET dalam pendidikan itu sangat penting. Riset adalah aktivitas yang begitu kritis di mana semua keterampilan dasar digunakan: berpikir, berkomunikasi, kemampuan mengatur hal, bahkan sekecil bersosialisasi. Dari mana saya bisa percaya hal demikian? Sebab alhamdulillah lingkungan saya mendukung saya untuk mengikuti pelatihan eksternal dengan pihak profesional sehingga hal yang saya terima tersebut bisa saya lakukan dengan siswa-siswa di kelas. Kesejahteraan guru untuk mengikuti pelatihan profesional sebagai bagian dari riset pun menjadi bekal saya untuk bisa menciptakan ekosistem yang menyenangkan dan bermanfaat dalam dunia literasi. Serta, saya pun mengakui bahwa literasi memang menjadi tantangan bagi saya untuk bisa membuat siswa menikmati literasi sebagaimana mestinya.
Semoga ke depannya siapapun nanti yang menjadi pemangku kebijakan ini benar-benar bisa membawa generasi muda bangsa ini ke jalan terbaik🙏🏻
Menarik nih bang.... Tolong didorong terus pokok2 pemikiran nya...
ini pembicaraan daging semua isinya.... boom! mindblowing... terimakasih untuk pencerahannya prof!
Salah satu parameter kesiapan menuju Indonesia Maju 2045 adalah siapa yg akan ditunjuk menjadi Menteri Pendidikan pada kabinet Prabowo Gibran, sebagai institusi yg akan menyiapkan SDM Indonesia Unggul dari generasi Z (1996-2010) dan generasi Alpha (2010- sekarang)
Generasi ini yang akan mengelola dan memimpin bangsa ini kedepan karena pada 2045 usia mereka 35-49 Menteri Pendidikan Nasional yg dibutuhkan adalah orang yg mampu menyiapkan sistem pendidikan yg dibutuhkan kedua generasi tersebut.
Catatan untuk kanda Zulfan, undang narsum yg memiliki kapabilitas bidang pendidikan di unpacking agar publik mendapatkan edukasi juga mengetahui siapa sosok yg mampu melahirkan generasi Indonesia Unggul.
Yohanes Surya calon menterinya hehr
Masya Allah pak, perihal tanggung jawab menjaga buku ini, saya salah salah satu emak yang prihatin dengan kondisi buku tema yang di gunakan di anak saya, tolong juga cek bahan yang di gunakan pak, anak-anak yang lagi aktif-aktifnya ini di kasih buku dengan bahan yang setipis itu, katarik sekali aja covernya udah lepas mau bagaimana , tiap hari ribut kondisi buku aja, belum lagi isi bukunya jadi tanda tanya
Miris melihat pendidikan di Negeri ini melatih anak2 belajar menggunakan HP/Android, dimana Teknologi Digital ini mempunyai Efek Negatif yang sangat besar dan menimbulkan masalah, seperti Judi Online, Situs Porn, Permasalah akibat Medsos, Game Tak terbatas, dll, Teknologi Digital sangat rentan bisa digunakan senjata perusak masal generasi bangsa, baiknya penggunaan Hp/Android dibatasi/di stop. Ditambah dengan kurikulum yang tidak efektif. Pendidikan makin kesini makin ancur aja. Bagaimana mau mempunyai generasi berqualitas kalau begini.
26:20 waktu aku SD dan SMP juga seperti ini. ada buku dibagikan gratis, tapi tidak boleh dicorat coret. dipinjamkan saja. namun ada juga buku yang bisa dibeli di pasaran bebas. tidak dikoordinir oleh guru nya. ada juga sih murid yang nitip ke guru.
Namanya skrg ini kurikukumnya kurikulum MERDEKA. ternyata sesuai dg makna merdeka yaitu BEBAS. jdi murid saat ini tdk boleh dibebani dg PR Pekrjaan Rumah.
Bebas tdk belajar dirumah. Dsuruh bermain sj kt ttnggaku yg anaknya msih di esde. Pdhl dr jmn dulu.kalo anak tsk diberi pe er
Mana mau nyentuh buku kalo dirumah.
Para Guru guru pun mengambil kesempatan lebih enak lebih santai kerjanya dg para orangtuapun banyak yg malas mengetahui kemampuan anaknya karena sibuk kerja keras. Anti PR. Sedangkan kita kita yg bisa pandai berwawasan karena dahulu Guru guru rajin kasih PR spy kita rajin belajar. Waktu belajar di sekolah kan tidak bisa cukup dari dahulu.
Itulah makanya yg kasihan generasi2 anak2 cucu bangsa generasi saat ini
Klo saya, tetep ngasih PR walau udah dilarang. PR emang dilarang sama seperti kurikulum di Finlandia, tp untuk seperti Finlandia masih jauh dari kata mimpi, di Konoha, anak2 malas baca buku, belajar dan bereksperimen di rumahnya. Malah sibuk main gadget
Benar sekali
Guru bisnis ingin cepet naik pangkat, soalnya menteri pembisnis jd anak bangsa yg jd korban,secara umum negara yg di rugikan dg kepentingan ".Guru " bingung.
Mudah2an sistem pendidikan ini benar-benar di perhatikan oleh pemerintah jangan di abaikan... sejahterakan gurunya, jangan di bikin pusing gurunya oleh adm... materi kurikulumnya sesuai dengan tingkatan anaknya khawatir masa depan anak tidak jelas arah nya klw kurikulumnya berubah-ubah...kita ingin memiliki generasi yang pintar dan berakhlak yang mulia.... Kita semua berdoa semoga negeri ini ada perubahan yang lebih signifikan dan pemerintah betul-betul memperhatikan pendidikan intinya semua pemimpin haruslah sesuai dengan bidang yang di embannya.
Semoga Prof Baedowi jadi menteri pendidikan kita nanti di kabinetnya pak Prabowo.
Setuju apa yg disampaikan oleh pak ahmad baiduwi,karena pendidikan kita saat ini sangat -- sangat menyedihkan menyedihkan sekali...........
Luar biasa pendapat dan steteman pemikiran dari pak Prof,Mantap !!!
Semoga secepatnya menteri sekarang di ganti dari kalangan profesional
Sangat setuju untuk mentri adalah yang Asli dalam Dunia pendidikan Dan juga sangat setuju aktifkan lagi SPG (sekolah pendidikan guru) insya Alloh pendidikan di indonesia maju karena seorang guru harus Dari Asli pendidikan guru,sehingga Akan tahu ilmu pendidikan Dan psikologi pendidikan
Saya sudah lihat buku terbaru, khususnya buku paket BHS inggris, kualitas kertasnya, gambarnya sungguh sangat memprihatinkan. Bagusan yang jauh jauh sebelum skrg 10 tahun ke belakang justru lebih bagus
Makin Negara tidak peduli dengan pendidikan,maka dampaknya kita tidak akan punya sistem/landasan pendidikan yang baik, ujung-ujungnya penyediaan SDM untuk mendukung berbagai keperluan pembangunan dan akhirnya berakhir pada rendahnya peningkatan daya saing Bangsa...Masyarakat akan jadi korbannya dan tidak bisa lagi kritis pada Pemerintah, karena "kan elo elo pada yang milih ane,jadi gak boleh kritis dong"...
sistem zonasi bikin anak anak yang dekat sekolah negri malas belajar karena tanpa belajar mereka dapat sekolah dengan mudah,tolong dengarkan kami yang dilapangan ini,sebelum pendidikan kita makin hancur
Sistem zonasi itu gagasannya orang pikun bro....Islam sih ngakunya tapi tidak paham FASTABIKUL KHOIROT.
Gagasannya persis "...... SAMA RATA SAMA RASA
Betul anak anak jadi malas dan tdk pny semangat untuk berprestasi, bahkan yg blm bisa baca aja bisa lulus SD dan masuk smp negri
@@jokoandi2105betul sekali saya jg berfikir begitu, pendidikan koh dikaitkan dgn dtks, lokasi sekolah, maksudnya apa, memberikan kesempatan yg sama bukan begitu tp berikan kesempatan bersaing yg sama, kok jadi seperti mempertentangkan kaya miskin... Kuota untuk anak2 cerdas sangat sedikit
Gagasan utamanya biar jalan gak macet@@yantosuryakumara2179
Sebaiknya dicopot dari jabatan menteri pendidikan,ganti jadi menteri pertanian dan pergojekan
Sekolah alam bisa dijadikan contoh menurut saya, tdk ada PR, pelajarannya tdk memberatkan siswa, belajarnya ngak hrs duduk manis serius, anak" hepi nggak stres kalo masuk sekolah..
Menarik pak Sulfan, dulu di zaman sy SD, SMP, dan SMA biasa ada perkunjungan dari kementrian tdk hanya dari kemdikbud, tp jg dari bbrp kementrian lain. Dan sy selalu termotivasi dan terinspirasi dari perkunjungan mereka itu. Salam Peduli untuk Pendidikan Indonesia. Semoga diskusi ini dapat dilihat dan dijadikan pembelajaran oleh presiden dan wapres terpilih kita kelak.
Anak2 sekolah sekarang disuruh mencari ilmu sendiri, bukannya dipandu dan diajarkan.
Pendidikan di negara ini semakin mundur dan sangat buruk, kurikulum yg buruk di ikuti dengan guru yg juga kebanyakan buruk. Sekolah hanya mementingkan acara2 yg gak penting dan membebani wali murid, acara perpisahan, seragam tambahan dan lainnya.
Betul....... Anak2 ada yg bisa mencari sendiri ada juga yg harus dibimbing belajarnya...
PR dibanyakin, kaya orang tua yang sekolah, orang tua harus belajar lagi, mending home schooling skalian daripada yanng pinter orang tuanya. Pendidikan juga loncat-loncat, pingin anak bisa bahasa inggris tapi basic bahasa inggris ga diajarin , langsung loncat bikin kalimat, ngaco.
ah, gk semua seperti itu......
Di hardiknas, Mentri langsung instruksi, guru dan siswa pake baju kebaya,ntah apalah.akhirnya habis upacara, PBM ga ada,karena siswa pada bersolek pamer baju kebaya😂 jadi kepanasan.larena di kelas juga ga ada kipas angin.dan ga mungkin juga belajar dengan siswa yang bersolek bak gaya ibu negara
@@sukarmidasukarmida564 pendidikan sekarang lebih mementingkan bungkus daripada isi.
Benar kata prof kassali sekarang ini eranya strawberry generation, dari luar terlihat indah tapi aslinya gampang hancur jika di pijak atau ditekan.
Kunci pendidikan yg sukses ada 5:
1. Pemerintah,
2. Kurikulum,
3. Anggaran,
4. Guru, dan
5. Siswa itu sendiri.
Pemerintah: fokus ke pendidikan
Kurikulum: ini visi pendidikan
Anggaran: tidak boleh kecil
(dua puluh persen patokan umum,
Yang bisa dikatakan "kurang")
Guru: harus pandai "mengAJAR"
Murid: sekurang2nya suka
Membaca buku.
Minimal anggaran pendidikan
Adalah 26%; maksimal 30%;
Limit di bawah 5%. Namun,
Secara hukum diberikan nilai
Minimum: 20% (paling rendah).
Betul sekali Pak bahwa pendidikan itu bukan hanya kesalahan seorang menteri saja tapi juga sistem juga ikut andil janganlah seperti seorang emak emak anggota DPR koar koar sok paling pintar paling paham terus nyrocos bentak bentak Mentri pendidikan coba emak emak itu yang jadi Mentri pendidikan baru tau seperti apa sistem pendidikan di Indonesia seperti apa bijaksanalah bila berbicara tidak perlu koar koar brisik
Itu kan emak2 yg dari sono , yang lagi galau berat .
Betul banget
Jadi jelas ...jargon para politikus Pendidikan gratis hanya utk menarik suara saja.
Kenapa ga bisa?? 400T buat jadi wapres aja bisa😂😂
Tahun ini anak saya baru mulai sekolah SD, anak pertama. saya kaget dengan pelajaran anak Kelas 1 SD, kalau dizaman saya dulu mungkin soal seperti itu untuk kelas 4-5 SD, tapi sekrng malah untuk anak yang baru beberapa hari belajar diSD, membaca dn menulis saja mereka belum beres. malah disuruh membuat kesimpulan dari soal. setelah saya tanya bagaimana caranya mejawab soal kalau disekolah, jawabannya dituliskan ibu guru dipapan tulis. 😢
Siapa yg menanam kebaikan se kecil apa pun, utk bngs ini, pasti dia akan mendapatkn balasan kebaikan yg tak terhingga di dunia dn akhirat . Siapa pun menanam keburukan se kecil ap pun utk bangsa ini,, maka dia akan mendapat knkeburukan ,, kesusahan,, dn penderitaan di dunia smpe akhirat,
Maka jangan mentang2 mumpung lg berkuasa , membuat peraturan se enak nya sendiri, tdk memperdulikan dampak buruk yg akn di timbulkn.
KUMER adlh kurikulum yg paling buruk dampak nya utk perkembangan moral anak. Smg pak mentri cpt bertaubat dnbisa memperbaiki sistim pendidikan di negri ini. Agar generasi mendatang menjadi generasi yg berakhlaq karimah, bermoral tinggi,, beragam bagus,, cerdas, kreatif, berwawasan luas dn berwibawa.
Selama kualitas sekolah belum merata kembalikan ke sistem NEM lebih adil untuk siswa yang pintar, kita belum bisa ngomong pemerataan pendidikan selama kualitas masih timpang
Betul pak pendidikan itu bukan sambilan tapi yang terpenting di negara ini karena harus menghasilkan manusia yg berkualitas jadi semoga pak Prabowo dan mas Gibran memperhatikan hal ini terima kasih 🙏👍
Sudah bagus dari dulu kurikulum nya, mata pelajaran yg seharusnya ada kok jadi hilang, jangan karena sdh jaman modern / digital, tapi interaksi guru dan murid intens sangat penting, karena jadi tau watak masing masing anak
Kata guru gembul sistim pendidikan kt sdh tertinggal jauh ,krn sistim pendidikan lebih mengingat dan menghafal sehingga sedikit yg kreatif
Anda betul...makanya kurikulum ganti nama bukan kurmer ganti dgn kurikulum berbasis project...
SEMOGA PEJABAT YANG DI BERI AMANAH DI NEGARA INDONESIA RAYA, APABILA DIA MENJALANKAN AMANAHNYA SENGAJA TIDAK BENAR, SUPAYA DI BELASKAN SETIMPA PERBUATANNYA, BAIK DI DUNIA APALAGI DI AKHIRAT, AAAAAAAAMIIIIIN.
Saya berpikir Menteri Pendidikan saat ini sedang memperbaiki , menyesuaikan sistem pendidikan yg sinkron dgn situasi kondisi 🇮🇩 dan hubungannya dgn tantangan Indonesia ke depan untuk menjadi negara maju.Tentunya berbagai kebijakan yg dimunculkan belum bisa menyentuh apalagi menyelesaikan semua permasalahan yg sudah ada sebelumnya.Pastinya tidak semudah membalik telapak tangan. Saya justru khawatir jika di pemerintahan selanjutnya ada pergantian menteri lagi. Kemungkinan ada kmmperubahan mendasar yg belum tentu bisa menyelesaikan permasalahan ataupun memuaskan semua pihak.
Sepakat . Kalangan pendidikan terutama pendidikan dasar dan menengah sepertinya belum siap atau tdk.siap atau memang tdk.mau bersiap untuk bersama membenahi dan meningkatkan kwalitas pendidikan di Indonesia . Sementara pemerintah dan menterinya mempunyai ide-ide yang progresive dan inovatif .
Sudah pastilah mendikbudnya diganti memangnya pada ngga minta jatah para koalisinya😂😂😂
Pendidikan kita ini hancur karena kepentingan politik penguasa...! Baik level nasional ataupun daerah...
Balik lagi kuncinya di pengawasan anggaran dan penegakan hukum yg tegas bagi pelaku penyimpangan. Klo urusan teknis pembagian anggaran pendidikan ke lembaga/ institusi non Kemendikbudristek saya rasa bisa ditinjau kembali , duduk bersama atas dasar keterbukaan dan kebutuhannya masing", dan komunikasi pemerintah ke publik perlu dijalankan. Hal ini untuk mencegah munculnya asumsi" liar seperti kepentingan politik, apalagi menghakimi salah satu pihak tertentu.
@@suwitasuwita9482prut