Bang Apriyadi yang saya hormati.. Untuk objection yang pertama, Fallacy of Composition punya lawannya yaitu Fallacy of Division. Tahun 2015 Maurice Finocchiario teliti bahwa jauh lebih sering berlaku Fallacy of Division daripada Fallacy of Composition. Kalau kita selalu salahkan suatu pengambilan simpulan dengan Fallacy of Composition tanpa memperhatikan syarat-syaratnya, maka bisa batallah beragam hasil penelitian di bidang fisika, biologi, dsb, serta batal pulalah pengambilan simpulan dengan Categorical Syllogism. Cara membedakannya ialah bila predikabelnya aksidental (contohnya tidak terlihat akibat kecil ukuran), maka terbuka kemungkinan melakukan Fallacy of Composition. Tapi kalau predikabelnya esensia (seperti contingency), maka tidak terjadi Fallacy of Composition di situ. Justru mengingkarinya membawa kita pada Fallacy of Division. Adapun untuk objection yang kedua, saya jadi ingat Austin Ferrer pernah bilang bahwa ujung-ujungnya diskusi antara Theist dengan Non-Theist adalah apa yang Necessary: Tuhan nan transenden ataukah Alam semesta? Tapi ingat bahwa menyatakan sesuatu itu Necessary bukan sembarang label yang bisa kita sematkan pada apapun sesuka kita. Ada syarat-syaratnya sesuatu disebut Necessary. Alam semesta tidaklah Necessary. Kita sendiri ada dalam alam semesta. Kita contingent. Apa mungkin sesuatu yang contingent ada di dalam sesuatu yang Necessary. Apalagi penyusun tubuh kita dengan penyusun semua bagian dari alam semesta ini sama. Alam semesta terdiri dari bagian-bagian yang terpisah dan bisa dipisah. Apakah itu memenuhi syarat Necessary Being. Belum lagi dalam alam semesta ini kita saksikan ada yang sirna. Ada yang muncul. Ada yang berubah. Semua itu tak memenuhi syarat Necessary Being. Masih banyak pertanyaan-pertanyaan rumit yang tak terselesaikan dengan menetapkan bahwa alam semesta ini Necessary. Daniel Dennett malah menyatakan bahwa alam semesta ini ada titik mulanya. Kerumitan tadi akan menjadi sederhana manaka kita tetapkan Tuhan nan transenden sebagai sesuatu yang Necessary. Ingat pula Ocham's Razor. Terima kasih, Abang Apriyadi.
@@nfajrirom terima kasih atas kritiknya, mas. Di kesempatan selanjutnya, saya akan lanjutin video ini untuk memperdebatkan soal apakah necessary foundation itu harus Tuhan (lebih spesifik, Abrahamic God) 🙏
@@God_and_Beyond untuk tuhan yang dipersonifikasikan seperti dalam tuhan abrahamik,, sy sendiri beranggapan jika pun dianggap argumen kontingensi ini benar,, maka bisa jadi pantheis itu yg lebih mendekati konsepnya,,, karena yang niscaya itu akan jadi kontradiktif jika dipersonifikasikan,, misalnya mengatakan bahwa yang niscaya itu memiliki perasaan dan kehendak,, bisa sedih marah cinta dll,, jika yang niscaya memiliki emosi itu artinya dia bergantung pada faktor luar, karena emosi adalah respon thd stimulasi eksternal.. dan jika berkehendak maka ada konsep sebelum dan sesudah maka yang necessary itu tidak lagi necessary
Saya sih simple, mengapa Tuhan itu pasti Allah, seperti yang dipahami oleh islam dan Tuhan abrahamik pada umumnya, Pada prakteknya, Tuhan itu esa, dan PetunjukNya konsisten, artinya jika ada kesesatan, Dia pasti akan kritik Kita bisa melihat, ada 4300an agama di dunia, agama tersebut secara eksplisit dikritik oleh Tuhan melalui ciri-ciri kesesatannya, mulai dari politheisme, tuhan punya anak dsb Tapi anehnya, dari 4300an agama itu, tidak ada kritik eksplisit dari Tuhan terhadap agama yang memiliki ciri ciri seperti islam, dalam perihal ini, mengesakan Tuhan, ibadah kepada Tuhan dsb. Semua kritik yg disampaikan, oleh pihak diluar Islam, justru lahir dari pandangan tafsir dan interpretasi dari kitab suci yg ada, tidak eksplisit 'menyerang' islam, seperti islam yang mengkritik trinitas, contohnya. Maka, dengan ini saya bisa pastikan, bahwa Islam agama yang diridhai Tuhan itu benar adanya, alasannya: "Karena Islam tidak dikritik Tuhan kapanpun, dan di kitab suci manapun." Karena kalau islam dianggap salah, tentulah islam yg akan dikritik Tuhan, mengeliminasi klaim "Hanya Islam agama di sisi Tuhan". Faktanya kita gak pernah melihat Tuhan mengkritik klaim itu, pada agama lain terkait kritiknya pada agama yang seperti Islam.
SOal contingent dan necessary, adalah sebuah pemikian brilian untuk menganggap bahwa Tuhan itu tidak sama dengan ciptaannya. Jadi menjadikan alam semesta sebagai Tuhan, maka kita telah cacat logika, karena alam semesta itu bekerja dgn waktu, dia menua, dan berakhir. Necessary tidak membutuhkan waktu. DIa abadi. Maka itulah Dia esa. Karena gak ada ruang dan waktu yang memungkinkan adanya kekuasaan lain selain Dia.
@@pick-upartist8268Izin menjawab sbg atheist, tujuan hidup saya hanyalah untuk hidup itu sendiri, menjadikan hidup saya bermanfaat dan bermakna. Saya pikir itu cukup. Ngga peduli habis mati mau ke mana, soalnya yang saya punya secara konkret adakah saat ini, kehidupan ini.
secara antropologis.. dlm sejarah manusia tercatat lebih kurang ada 18000 Tuhan, dgn live timenya pd masing2.., mengapa manusia menciptakan gagasan tentang Tuhan ? 1. Penghiburan: Untuk menemukan penghiburan dalam menghadapi penderitaan 2. Penjelasan: Untuk menjelaskan proses yang tidak diketahui atau sulit 3. Makna dan tujuan: Untuk menemukan makna dan tujuan dalam hidup 4. Kontrol: Untuk merasakan adanya kontrol atau perlindungan dari sosok super 6. Moralisasi: Untuk menyatukan ide ttg moral yang beragam 7. Ruang "rasa" yang lebih nyaman: Untuk merasakan bahwa agama dan spiritualitas adalah ruang rasa yang lebih nyaman ketika hadapi suatu krisis
Katakanlah OS. OS tersimpan di dalam komputer. Tapi, apakah OS tersebut bisa berada di dalam komputer tanpa adanya software instalasinya? Banyak atheis menyangka, bahwa Tuhan itu buatan manusia. Karena ada di pikiran manusia. Kalau memang tuhan itu buatan manusia, bagaimana mungkin manusia memiliki IDE tentang apa yang tidak bisa dijangkau mereka, dan tidak mereka lihat? Komputer seperti Ai mungkin saja bisa bikin OS sendiri. Tapi untuk memiliki kecerdasan seperti Ai, perlu IDE yang membuatnya termungkinkan untuk membuat OS. Bukan karena ketiadaan alasan. Sama seperti manusia, bagaimana manusia bisa mengenal Tuhan, dan menerima Tuhan, kalau bukan Tuhan yang kasih idenya? Dan atheispun tidak pernah yakin dgn pendapatnya.
@vanza-z saya merasa anda tidak yakin dgn argumen anda. Saya biaa mengujinya. Skrg buktikan di depan saya, bagaimana sesuatu dari gak ada, bisa menjadi alam semesta sebesar ini, tanpa Tuhan. Saya tunggu.
Alam semesta itu merupakan bentuk bagian dari the game in immortality. Hukum alam sudah ada algoritmanya tersendiri untuk mencapai titik tertentu, dan itu sangat linier dengan hukum pasti alam, juga gak ada kekuatan ghaib yang mengendalikan apalagi merancangnya, itu naturalistik. Manusia dengan pongahnya seolah-olah itu ada yang menciptakan, padahal semua mekanismenya itu adalah bebas nilai. Hanya manusia yang butuh makna, mahkluk hidup lainnya gak butuh itu. Seharusnya pijakan berpikirnya itu rasional, logis dan realistis, penjelasan metafisik itu masalah rasa yang berarti subjektif dan itu gak akan ketemu, karena didasari oleh background yang berbeda, thanks....
Energy memenuhi kriteria necessary yang saya pahami: - Energy tidak dapat dibuat - Energy tidak dapat dimusnahkan - Energy sudah ada dari sebelum big bang ada - Energy bisa berubah, namun secara holistik jumlahnya selalu sama di semua kemungkinan Jadi, apakah energy itu tuhan? Kalau definisi tuhan yg dimaksud hanya mensyaratkan "necessary", maka iya energy adalah tuhan. Tapi knp hanya itu yg dr dulu ditanyakan? Coba pertanyakan jg ini: - Jika "awal" itu ada, apakah "akhir" juga ada? - Jika ada "sebab" yg tdk bersebab (prime cause), apakah "akibat" yg tdk berakibat (atau akibat terakhir yg tdk sebabkan apapun lg) jg ada? Catatan dari saya, coba sesekali para agamawan, filsuf itu main ke fisika untuk melihat dunia nyata itu seperti apa. Jangan hanya berkhayal terus di pikiran. Alam semesta jauh lebih menakjubkan & jauh lebih liar dari apapun yang kita bayangkan. Manusia tidak mendikte aturan, alam semesta lah yang melakukannya.
Setahuku Tuhan di agama samawi menganggap bumi adalah pusatnya alam semesta yg berbentuk datar, kemudian matahari dan bulan berputar mengelilingi bumi, sedangkan langit yang berlapis 7 dihiasi dengan bintang2, dan penciptaan alam semesta terjadi hanya sekitar 6.000 thn yg lalu ☺️
Tambahan bang pada bagian "Sains bekerja mengandaikan PSR" itu hanya bersifat umum sebelum ditemukannya subcabang fisika, yaitu fisika kuantum yang di mana "fluktuasi kuantum" menjadi landasan dasarnya dan terlibat dalam beberapa penjelasan salah satu fenomena asal - usul komponen pembentukan alam semesta kita ini yaitu Kemunculan "spontanitas" pasangan partikel "materi dan antimateri".Yang menjelaskan bahwa tidak semua event yang terjadi di dunia real membutuhkan sebab - akibat jika kita telisik dalam ranah yang lebih detail dari atom yaitu kuantum.Bahkan event spontanitas lazim terjadi dalam realita kita pada cakupan kosmos. Sedangkan dalam permasalahan sekarang, banyak agamawan yang sebenarnya hatinya gusar akan eksistensi keimanan di dalam hati mereka sendiri disebabkan oleh salah satunya kemajuan yang pesat dalam "Science Development" yang menyebabkan hatinya sendirilah yang bertanya akan validitas keimanannya dalam dunia yang sudah semakin maju dan absurd sehingga banyak dari mereka melakukan upaya validasi dan justifikasi layaknya "Ibrahim mempertanyakan (menegaskan) ekstistensi tuhan-nya" namun dalam konteks yang berbeda dan dipublikasikan dengan tujuan melihat efek cermin cekung dengan ia sebagai pusatnya.Sekian dan terimakasih
Saya tidak begitu paham bagaimana sebuah kebetulan bisa membentuk sekelompok atom untuk membentuk sel tunggal, yg menjadi cikal bakal setiap mahluk kompleks saat ini. Saya tdk mengerti bagaimana sel tunggal ini muncul dan bertahan dari kondisi bumi yg barangkali pada saat itu belum stabil, baik suhu dan komposisi gas di udaranya. Saya tidak mengerti kenapa seseorang atau seekor mahluk dikatakan mati, kenapa jantungnya tidak berdetak kembali sehingga otak kehilangan suplai darah dan oksigen serta nutrisi lainnya, dimana kemudian dia harus mengalami kematian! Kenapa seseorang yg kehilangan nafas lalu dipaksa mendapatkan nafas buatan sehingga jantungnya kembali berdetak masih memiliki potensi besar mati? Bukankah sudah diberi nafas buatan, bukankah jantungnya kembali berdetak yg mengindikasikan otak kembali mendapatkan suplai darah dan oksigen? Lalu kenapa tetap mati? Bukankah darah dan oksigen di otak menjadi syarat utama otak untuk tetap hidup? Kenapa orang mati tdk diambil otaknya? Diberi kondisi yg memungkinkan otak tersebut hidup, sehingga kesadaran dgn segala ingatannya bisa abadi di dalan jaringan otak? Kenapa sel manusia yg sudah tua tdk beregenerasi kembali dan membentuk jaringan baru yg dpt membuat seseorang jdi muda kembali? Di saat yg sama kenapa seorang pria yg sudah berumur 60 tahun lebih masih bisa berketurunan? Bukankah sel tubuhnya sudah menua, artinya seharusnya sperma yg dihasilkan tentu berasal dari sel-sel yg sudah tua juga? Jika dikatakan karena sel yg membentuk sperma adalah sel yg baru diproduksi, lalu kenapa tubuh manusia tua tersebut tdk melakukan hal yg sama keapada badannya sendiri? Apa tubuh manusia memiliki kesadaran sendiri untuk menolak abadi, sedangkan sang tuan si pemilii tubuh justru ingin abadi! Emangnya orang mati itu yg mati apanya sih? Para penhanut Athesime dgn segala turunannya cenderung menghakimi keberadaan Tuhan, tapi lupa untuk menghakimi ketiadaan Tuhan di saat yg sama. Tidak logisnya Tuhan bagi orang Atheis, sama dgn tidak logisnya "kebetulan" yg mereka percayai. Jika Tuhan tidak ada, dan setelah kematian adalah ruang kosong dan ketiadaan, maka kasihan sekali manusia-manusia yg mati dalam kondisi diperkosa, dibunuh, dimutilasi, para korban perang, dan segala ketidakadilan di dunia ini. Entah Hitler akan tersenyum bahagia di ketiadaan sana, atau para korbannya yg menangis di ruang kosong hampa.
kehidupan ini mmg tdk adil? Itu faktanya Tujuan agama di buat utk mengatur moral manusia (kontrol sosial) dgn atribut ( tuhan,nabi,surga,neraka dsb). Agama mengajarkan kita utk ttp berprasangka baik dr kenyataan yg pahit,agama memberikan kita harapan ttg ada,y keadilan (hari penghakiman) stlh kematian,dan ego kita ingin meyakini itu mmg ada.
dan apa motivasi para nabi2 jaman dahulu, apa untungnya mengaku nabi, seberapa yakin mereka bahwa keyakinan yang mereka bawa akan tetap besar sampai sekarang?.
di ruang kosong hampa sepertinya tidak ada yang bisa menangis karena ya sudah tidak ada kesadaran lagi,, hitler pun tidak bisa tersenyum karena ketiadaan adalah ketiadaan, ketiadaan emosi ketiadaan pikiran ketiadaan kesadaran,,, memang benar sampai saat ini masih banyak sekali yang tidak kita ketahui dlm hidup dan semesta,, suatu saat nanti kita bisa tau atau bisa juga tetap tidak tau,,, tetapi jika ketidak tauan ini langsung dijawab dgn jawaban tuhan maka itulah god of the gaps
Berdasarkan penjelasan yang aku dapat dari pesantren, alasan mengapa yang dianggap necessity adalah Tuhan, bukan alam semesta, karena sifat alam semesta itu "baharu." Dalam istilah Islam, "baharu" merujuk pada sesuatu yang terikat oleh ruang dan waktu serta sifatnya berubah. Contohnya, manusia lahir, tumbuh dewasa, lalu mati; daun-daun tumbuh, berkembang, gugur, dan akhirnya hancur; benda-benda mengalami perubahan sifat seiring waktu. Sebaliknya, sesuatu yang necessity harus bebas dari sifat-sifat tersebut.
Tp ada hukum kekekalan energi. Di mata manusia makhluk hidup itu mati padahal berubah energi. Buktinya misal daun/tumbuhan mati jd kompos buat pupuk diserap oleh tumbuhan baru. Energi berputar² berubah wujud.
@@agsidkr aku juga sempat mikir kayak gitu, tapi pengetahuan fisika aku cetek jadi aku nanya ChatGPT, kata doi sih, energi tetap dianggap contingent, karena masih terikat ruang-waktu
@@agsidkr aw4... Selaw kawan, makhluk hidup itu hidup mati, bukan sekedar perubahan energi, ada namanya jiwa dan nyawa, bila itu lenyap pada manusia maka manusia itu mati, lenyapnya nyawa/jiwa ini hanya Tuhan yg punya kuasa, makanya manusia itu bukan sekedar makhluk materi tapi jg makhluk biologis , makhluk sosial , makhluk peradaban, dsb. Yg pasti manusia diberi akal oleh untuk berpikir, berpikir itu mencari tau/pengetahuan, pengetahuan alam semesta, pengetahuan diri sendiri dan pengetahuan/mengenal Tuhan. 😅
Sanggahan pertama bisa dijawab dengan membuktikan seluruh alam semesta itu mumkin (contigent). Alasannya : seluruh alam semesta tidak terlepas dari 4 hal : 1. bergerak 2. diam 3. Berkumpul 4. Terpisah Enpat sifat ini meniscayakan alam semesta itu contingent. Karena bergerak adalah akhir dari diam, begitu juga sebaliknya. Artinya sebuah benda sebelum dia bergerak, maka bergerak itu adalah sebuah kemungkinan. Ketika dia bergerak maka dia menerima ketiadaan (yaitu tidak diam krn bergerak adalah tidak diam). Setiap yang bisa menerima ketiadaan maka ketiadaan itu adalah contigent (kemungkinan) baginya. Setiap yang mungkin tiada juga mungkin sebaliknya (ada). Maka, setiap yang bergerak atau diam, maka dia adalah contigent. Seluruh alam semesta bergerak dan diam, maka seluruh alam semesta adalah contigent.
Jika alam semesta ini memang di ciptakan oleh tuhan, yg jadi pertanyaan apakah tuhan itu seperti tuhan yg di bayangkan manusia selama ini ? dan apakah tuhan yg maha pencipta itu minta di sembah manusia ?
Kl saya simpel saja. Saya akan menolak ide agama ttg tuhan yg sifat2nya digambarin mirip raja jaman dulu, minta disembah2 dan menghukum dg menyiksa yg katanya ciptaannya. Itu adalah pemahaman yg sangat rendah kl menurut saya. Kita saja human di jaman skrg anti kekerasan kok tuhan yg diposisikan di atas manusia kok malah mengancam dg kekerasan. Semacam itu mau dipercaya? Absurd itu.
Saat ngobrol soal ketuhanan, gw pernah bilang ke teman Kalo lu bilang Tuhan itu qadim (gak berawal), kenapa lu ga bisa bilang juga bahwa alam semesta ini gak berawal juga dan gak butuh penyebab/penjelasan adanya seketika dia terdiam😀 skrg gw baru tau ternyata ini argumennya Graham Oppy "Pilihan2 yg dimiliki oleh theism utk menjelaskan Tuhan itu dimiliki juga oleh naturalis utk menjelaskan semesta" "Jika theism menjawab bahwa Tuhan exist out of necessity, maka naturalist juga memiliki pilihan untuk bilang bahwa semesta exist out of necessity, niscaya keberadaannya"
@@halfdemons4318 kalau ternyata alam semesta itu sendiri tidak berakhir juga? Karena sampai sekarang kita juga belum tahu apakah alam semesta kita ini ada akhirnya, sama seperti kita belum tahu apakah alam semesta yang kita tinggali saat ini ada awalnya.
11:38 sangat mirip sekali dengan ukapan Buddha Gautama Üdana, VIII: 3 “Para bhikkhu, ada Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Menjelma, Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Para bhikkhu, bila tak ada Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Menjelma, Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka tak ada Kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan,pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi, para bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Menjelma, Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu”.
wkwkwkw ustadz pongah yg hidup di echo chamber, hal ini sudah banyak di bantah secara scientific, ya kalo dia debat nya sama org bukan scientist ya di iya iya in aja, pongah dan hidup di echo chamber
Izin komentar bang, kalau objection kedua di video ini benar, maka itu akan membantah objection yang pertama, karena kita berhenti pada tidak adanya penjelasan sejak awal, ngapai percaya principle of sufficient reason, ketika penjelasan tersimpel adalah penjelasan tanpa principle apa pun, yg nnti nya kita akan jatuh ke dalam paradoks (karena berpikir kalau penjelasan tidak perlu ada merupakan sebuah penjelasan juga) Kalau mau meragukan logika induktif boleh juga sih bang, tapi jatuhnya kita yaa jadi beriman juga jadinya, apa memangnya basis seluruh kebenaran kita selain logika induktif? Aku tutup komentarku dengan kata² ini bg, kesimpulan sementara setelah lama belajar filsafat, "andai pun manusia g beriman pada tuhan, mereka akan tetap beriman pada hal² lainnya, minimal satu prinsip untuk fondasi keilmuan atau pengetahuan mereka"
bagus nih bang argumennya, kalau basisnya induktif, untuk menelaah kontingen butuh contoh kecil yang bersifat pribadi, kadang deduktif jadi agak dikesampingkan, padahal mnrt gue klo induktif dan deduktif bisa kita cari irisan point yg berhubungan, kita bakal menemukan satu dasar pondasi berpikir terkait sesuatu yang kita masih skeptis.. izin menanggapi
Betul....contoh lagi apabila kita dihadapkan pada 2 pilihan. Pilih A atau B, ketika kita memilih untuk tidak memilih diantara keduanya (A atau B) ya itu namanya pilihan juga...artinya kita memilih pilihan ketiga, yaitu tidak memilih....cmiwwww
Menurut saya, kesalahan fatal agama ada 2: yaitu salah dalam mejelaskan bahwa alam semesta diciptakan oleh Tuhan. Kedua, agama salah dalam menjelaskan bahwa manusia juga diciptakan oleh Tuhan. Mengapa salah? berikut penjelasan saya. 1. Asal-Usul Alam Semesta: Fluktuasi Kuantum dan Big Bang Dalam penjelasan ilmiah modern, alam semesta dapat muncul secara spontan tanpa memerlukan pencipta supernatural. Hal ini dijelaskan oleh fluktuasi kuantum yang memainkan peran penting dalam menginisiasi Big Bang, peristiwa yang memulai ekspansi alam semesta. 1.1. Fluktuasi Kuantum Ruang hampa tidak benar-benar kosong. Dalam mekanika kuantum, vakum dipenuhi dengan partikel virtual yang muncul dan lenyap secara spontan. Ini adalah konsekuensi dari prinsip ketidakpastian Heisenberg, yang memungkinkan keberadaan energi sementara dalam ruang kosong. Pada skala mikroskopis, fluktuasi kuantum dapat menciptakan ketidakseimbangan energi yang sangat kecil, menghasilkan gangguan dalam ruang hampa yang berpotensi memicu fenomena besar. 1.2. Hubungan Fluktuasi Kuantum dengan Big Bang Dalam skenario awal alam semesta, fluktuasi kuantum pada ruang hampa di tingkat subatomik menciptakan singularitas kuantum, sebuah titik dengan densitas energi yang sangat tinggi. Singularitas ini adalah awal dari Big Bang, yaitu peristiwa ekspansi luar biasa cepat yang menciptakan ruang, waktu, energi, dan materi. Inflasi kosmik yang terjadi sesaat setelah Big Bang memperbesar fluktuasi kecil dalam energi vakum, membentuk struktur awal alam semesta seperti galaksi dan gugus galaksi. 1.3. Energi Total Alam Semesta Alam semesta kita memiliki energi total yang mendekati nol. Energi positif dari materi dan radiasi diseimbangkan oleh energi negatif dari gravitasi. Hal ini memungkinkan alam semesta muncul secara spontan tanpa melanggar hukum kekekalan energi. Dalam konteks ini, fluktuasi kuantum memberikan mekanisme alami untuk menciptakan alam semesta dari ketiadaan. 2. Terbentuknya Alam Semesta Setelah Big Bang, alam semesta mulai berkembang melalui tahapan-tahapan berikut: 2.1. Fase Inflasi Dalam waktu 10^-35 detik setelah Big Bang, alam semesta mengalami fase inflasi kosmik, yaitu ekspansi eksponensial yang sangat cepat. Inflasi memperbesar fluktuasi energi vakum, yang kemudian menjadi benih pembentukan struktur besar seperti galaksi. 2.2. Fase Pendinginan Setelah inflasi, alam semesta mulai mendingin. Partikel-partikel elementer seperti kuark, elektron, dan foton terbentuk. Dalam waktu sekitar 380.000 tahun setelah Big Bang, suhu cukup rendah sehingga proton dan elektron dapat bersatu membentuk atom-atom pertama (proses rekombinasi). Cahaya yang dilepaskan pada saat ini masih dapat diamati hari ini sebagai Radiasi Latar Belakang Gelombang Mikro Kosmis (CMB). 2.3. Pembentukan Struktur Dengan waktu, gaya gravitasi menarik materi ke dalam wilayah dengan densitas tinggi, membentuk galaksi, bintang, dan planet. Fluktuasi kuantum awal yang diperbesar oleh inflasi menjadi pola dasar distribusi materi di alam semesta. 3. Asal-Usul Kehidupan dan Evolusi Manusia Agama sering menjelaskan manusia sebagai ciptaan langsung dari Tuhan, tetapi sains menunjukkan bahwa manusia adalah hasil dari proses evolusi yang panjang melalui seleksi alam. 3.1. Abiogenesis: Awal Kehidupan Kehidupan dimulai dari molekul organik sederhana yang terbentuk melalui proses kimia di lingkungan awal Bumi. Proses ini menghasilkan RNA atau molekul mirip RNA, yang mampu mereplikasi diri dan menjadi dasar evolusi biologis. 3.2. Evolusi Melalui Seleksi Alam Charles Darwin menjelaskan bahwa organisme berkembang melalui proses mutasi genetik dan seleksi alam. Organisme dengan karakteristik yang lebih adaptif memiliki peluang lebih besar untuk bertahan dan berkembang biak. Fosil dan data genetik menunjukkan hubungan evolusi antara manusia dan spesies lain, seperti simpanse, dengan kesamaan DNA mencapai 98,8%. 3.3. Manusia sebagai Produk Evolusi Fosil manusia purba, seperti Australopithecus afarensis, Homo erectus, dan Homo sapiens, menunjukkan tahapan evolusi manusia dari nenek moyang bersama primata. Evolusi manusia tidak memerlukan perancangan supernatural, tetapi hasil dari adaptasi selama jutaan tahun terhadap perubahan lingkungan. 4. Kesimpulan: Fluktuasi Kuantum, Big Bang, dan Evolusi Penjelasan ilmiah tentang alam semesta dan manusia menunjukkan bahwa: 4.1. Alam semesta dapat muncul secara spontan dari fluktuasi kuantum yang memicu Big Bang, menghasilkan ruang, waktu, dan materi tanpa memerlukan pencipta supernatural. 4.2. Kehidupan dan manusia adalah hasil dari proses evolusi yang panjang, dimulai dari molekul sederhana hingga organisme kompleks melalui seleksi alam. Sains memberikan pandangan alternatif yang berbasis bukti terhadap asal-usul segala sesuatu, meskipun tidak menolak kepercayaan spiritual secara langsung. Perspektif ini menunjukkan bahwa keberadaan alam semesta dan kehidupan dapat dipahami melalui hukum-hukum alam tanpa memerlukan intervensi ilahi. Salam, Akmaluddin Said
agama akan punah dan di gantikan oleh ideologi atau filsafat walaupun memang sudah digantikan sih, banyak korban dari agama, manusia akan digantikan robot atau menjadi setengah robot, lagi-lagi membantah agama
Salam bang said sangat menarik untuk penjelasannya namun hal itu juga tidak menafikan keberadaan tuhan itu sendiri... Karena ibarat semua cara dan runtutan perkembangan alam yang anda sebutkan diatas itu adalah metode dari tuhan membentuk alam ini, Secara simple akan saya analogikan maksud dari ust Nuruddin : Ketika anda membangun rumah bisa saja anda membangunnya dengan bahan kayu , semen, batu batuan gua dll.... Metode yang dipakai Bun bisa beda beda entah dengan cara kuno, tradisional, maupun modern Namun hal itu semua tetap butuh seorang mandor,arsitek,tukang dll yang menentukan arah pembuatan rumah supaya tidak kacau dalam pembangunannya..... Coba anda bayangkan semisal ada baha dan peralatan tersedia semua,namun tidak ada mandor, arsitek ataupun tukang apakah rumah itu bisa terbangun dengan sendirinya dengan begitu indahnya?? Kalau itu saja tidak bisa ,bagaimana terbentuknya alam semesta yang begitu tertata seperti ini????...... Silahkan dijawab #PEACE
@@ahmadaufa6785 Salam damai juga bro, tapi faktanya tuhan itu gak ada kok, karena apa, pertama tuhan yang katanya maha besar, tapi di panggil tidak akan datang, ke 2 katanya manusia terbuat dari tanah, nyatanya kita hewan, terus gak boleh makan daging babi, faktanya dna kita sama babi 80% karena najis tapi ? kita sama sapi aja dekat secara genetik dan kucing 90% bahkan bukan dari kera tapi dna kita sama dengan chimpz 98% dan anjing 80% cukup tinggi bukan, juga semua sudah di debunk sama ilmuan sekalipun dan bahkan orang yang ikut membuat kebaikan dan agama akan punah. Kalo tuhan maha besar, berarti dia bisa membasmi orang jahat di dunia, kalo tuhan maha baik, kok ada pengikutnya yang jahat? kenapa gak semua nya baik aja?? mau bilang itu kan tergantung orang. Oke terus jadi kontradiktif dong?. Oh iya tentang bumi datar, nyatanya tidak datar. Banyak hal yang di debunk dan dalam agama juga tidak sejalan dengan sains bahkan sains selalu memperbarui. Kalo tuhan maha besar, orang jahat hilang sekejap ketika di doakan. Masuk?
@@LIVETOYS-h3kKalau koruptor atau penjahat lain meninggal, nasibnya akan sama dengan manusia-manusia lain, terdekomposisi. Tidak ada pengadilan gaib ataupun alam lain.
kalau di pikir" kita ini adalah kemungkinan" kalau bahas quantum, mungkin saja kita tidak nyata, yang nyata cuman sang pencipta, orang" mencari melalui rasa, batin, pikiran ga menemukannya karena yang ada hanya sang pencipta, maybe
Tuhan ada ato tdk apakah penting? Didogma ada Tuhan saja dunia ini tdk semakin baik... Malah makin parah.. Banyak pertikaian dan kejahatan... Yg perlu dibahas adalah mengapa sudah ada agama tapi dunia makin kacau? Dan bagaimana cara pemeluk agama bisa mempraktekan ajarannya dalam hati.. Itu yg dibahasa adalah awal manusia menciptakan konsep Tuhan.. dan itu sudah lewat...
Karena kesombongan manusia, n tdk mau menerima kebenaran ....... Maaf Rasul terakhir dizholimi kafir krn tdk terima keberadaan ISLAM, so mau nyalahin siapa? Udah lahhh sbg makhluk, pke otak bae bae, biar selamat di dunia n di alam kematian
Pusing dengernya, saya bingung kalo alam semesta tidak boleh dianggap niscaya mengapa tuhan boleh? ini sebenernya cuman kayak paradox prima causa ga sih? Trs kok bisa langsung menuduh pencipta alam semesta ini adalah sosok? Bukankah itu jumping conclusion?
bagus banget.. ini yang dibahas dalam masalah sains tentang fluktuasi kuantum (materi tercipta dari ketiadaaan) yang kemungkinanya alam semesta muncul karena fluktuasi probabilitas juga. Di LHC materi bisa diciptakan.. tetapi membutuhkan energi. Untuk alam semesta mungkin tercipta sendiri.. Tapi dimana energi untuk mewujudkan alam semesta datang? belum terpecahkan.. atau mekanismenya belum dipahami saja
sy cenderung ke naturalist..walaupun misal tuhan ada, keberadaan tuhan tidak membuktikan keberadaan tuhanya nasrudin..nasrudin dan para agamawan masih jauh dan gak bakal bisa membuktikan bahwa tuhan versi agamnya itu yg bener-benar tuhan..
@@muhariefayif ya logika aja, apa iya Tuhan itu punya sifat2 manusia seperti tukang ngambek (kalo gak begini nanti bapakmu masuk neraka), tukang ngamuk, (kalo kamu gak begini nanti masuk neraka) tukang ngancem (kalo kamu gak nurut nanti gak dapet pahala), ngurusin perintilan (cara cebok, cara ibadah, cara ini itu) wkwkwk kenapa Tuhan punya sifat2 seperti manusia? Ya karena manusia yg menciptakan Tuhan mereka sendiri, melalui agama 😂
Sangat menarik@@LalaLasthia...izin menjawab Untuk hukuman yang diberikan itu bukanlah bentuk marah dari Tuhan melainkan adalah sifat keadilan......kita misalkan saja •ayah anda dibu*uh •ibu anda di perk*s@ •anak anda di culik Apakah anda akan diam saja dan membiarkan pelakunya? Kalau didunia ada beberapa orang yang disitu punya pangkat,atau harta yang banyak....yang kemungkinan akan sulit untuk diberi hukuman..... Makannya tuhan membuat akhirat sebagai bentuk hukuman dunia yang belum terealisasi kepada pelaku kejahatan didunia..... Silahkan dijawab
@@LalaLasthia Kata orang scandanavia: We prioritize what works over dogma and ideology. We help each other out, when needed. We work together to find solutions that work well for as many as possible. Our political systems are based on and favours broad compromises instead of two opposite poles fighting each other
The problem is ust nuruddin probably ashari, buat ashari islam contingency argument dasarnya adalah universe yg eternal, makanya kata al ghazali itu udah bukan doktrin islam (universe eternal), yg artinya antara aqidah dia sama argumen yg dia pakai ga konsisten, dan diceramah dia yg lain dia jelas2 bilang bahwa science modern confirm universe ga eternal, lah ya kalo gitu ngapain pake argumen contingency?, ini argumennya pak nurudin self defeating dan kontradiksi, buat lebih detail liat perbandingan aqidah islam by khalil andani
Dia emg dikenal ga konsisten, soal aqidah dia kekeh nganggep aqidahnya bisa dijelaskan secara ilmiah tapi soal nasab habib dia memilih beriman 🤦♂️ hal yang ga bisa dibuktikan langsung dia kritisi, hal yang bisa dibuktikan dia memilih beriman😂
Lu punya bukti gak kalau al ghazali berpendapat univers itu eternal. M. Nuruddin Dia nantang debat ilmiah soal aqidah ke GG yang seorang muslim (yang yakin Tuhan itu ada, yaitu Allah), tapi yang dibahas malah argumen rasional tentang keberadaan Tuhan
Dia banyak bahas Logical Fallacy tapi sendirinya pake argumen “Nabi dikenal jujur, tidak mungkin bohong, maka semua yg dikatakannya otomatis benar” sebagai dasar pembenaran agamanya, padahal itu juga Logical Fallacy “Appeal to Authority”. 😂
G ada teologi yang konsisten bg, walaupun aku percaya teologi Islam yang paling sedikit inkonsistensinya Bahkan teologi ibnu Sina pun bercacat, dan punya inkonsistensi, tuhan g benar² maha tahu dalam pandangan Ibnu Sina dari argumen contingency ini, tuhan cuma tau yg universal, dan itu cukup aneh sebenarnya, bagaimana tuhan yg maha tau cuma tau yang universal bukan partikular (pengetahuan tuhan hanya pada yg universal adalah akibat dari divine simplicity hasil pembuktian kontingensi)
kalau bisa ada dan bisa tidak ada dianalogikan dengan timbangan yang setara.. maka yang niscaya atau disebut tuhan itu juga memiliki kemungkinan apakah dia mau atau tidak mau menciptakan,, kemauan tuhan tersebut bukan niscaya.. lalu juga memerlukan faktor penyebab,, jadi dalam keniscayaan tuhan tersebut terdapat kemungkinan,, tetapi jika kehendak menciptakan tersebut adalah juga niscaya maka tuhan tidak bisa berkehendak atau tuhan tidak punya pilihan harus menciptakan,, agak paradoks?
tuhan itu manusia itu sendiri, karena siapa yang bisa menghukum manusia atau berbuat baik terhadap manusia? ya manusianya sendiri lah, manusia itu apex predator puncak rantai makanan, berdoa sama tuhan yang maha kuasa tidak ada gunanya dan percuma, karena tuhan itu ya manusia, ini sama seperti megalodon atau trex mereka adalah tuhan dulunya.
Hahaa.. benar Bagimu agamamu, bagiku agak maksa.. mereka senangnya maksa2 orang lain mengikuti pemahamannya.. Bagiku itu tidak lebih baik dari "pemerkosaan"
Kenapa alam semesta tidak bisa dianggap necessary atau niscaya seperti penciptanya? Pertama salah satu sifat pencipta alam semesta tidak berkembang/bertambah sementara alam semesta luasnya berkembang serta isinya bertambah dan pencipta alam semesta tidak berkurang/hilang sementara isi dari alam semesta ini ada yang berkurang/hilang.
Tidak bisa molekul atom menjadi kesatuan yang aktif tanpa perantara. Dan tidak bisa juga suatu benda menjadi kendaran misal motor yang aktif tanpa prantara. "Sesungguhnya Alloh menciptakan hewan itu dari air, kemudian mereka ada yang berjalan dengan perutnya, ada juga yang berjalan dengan dua kaki, dan yang lainnya berjalan dengan empat kaki" qs annur "Hanya di sisinya kunci² hal yang ghaib, tidak ada yang mengetahui kecuali Dia" qs al anam
keren bang.. tdi sy sempet pikir klo pola mungkin dan tidak mungkin itu bs jdi bukan dianalogi seperti timbangan yg seimbang.. tapi masing masing kemungkinan ya terjadi.. ada alam semesta yg terjadi seperti di sini.. dan juga yg tidak terjadi.. nah yg tdk terjadi krn tidak ada ya ga bs dibahas.. jdi semua kemungkinan yg terjadi telah terjadi
Saya bukan atheis, tapi argumen Nuruddin ini GAK NYAMBUNG. Argumennya hanya menjelaskan penciptaan alam semesta, bukan membuktikan (ataupun menolak) Eksistensi Tuhan, apalagi akidahnya, kejauhan. Saya punya analogi : "Batagor ini punya citarasa tinggi, karena memiliki resep khusus yg dibuat oleh chef handal". Apakah kalimat di atas membuktikan eksistensi Pak Sukardi ? Jawabannya : Gak nyambung, gak membuktikan (ataupun menolak) eksistensi Pak Sukardi. Kalau ada penganut agama tertentu yg MEYAKINI chef handal yg dimaksud adalah Pak Sukardi, yaitu keyakinannya pribadi. Gak ada masalah, kecuali kalau keyakinannya DIPAKSAKAN sebagai logika umum yg harus diterima semua orang. 🙏🏻
@@AmadBudi39 argumen contingency yang dibawa Nurrudin itu membuktikan Tuhan secara umum, itu dipakai di semua diskursus teologi di jaman manapun, dari Agustinus sampai Plantinga juga kepake Pemikiran filosofis gak bisa direduksi jadi sesimple itu
@marvelinosaktihatmahutama2765 Sorry, teologi gak bisa dijadikan patokan Ilmiah. Juga Tuhan secara umum itu maksudnya gimana ? Manusia membuat konsensi untuk mengklasifikasikan Tuhan ? 🤣 Apa Alien A, Alien B, dll juga termasuk klasifikasi "Tuhan secara umum" ?
Alasan dibalik kenapa tuhan itu tak berawal (qadim) dan alam semesta itu berawal (hadis), berikut adalah bukti rasionalnya; Pm) Alam adalah gejala material PM) Semua gejala material itu bergerak melalui ruang dan waktu K) Alam itu bergerak melalui ruang dan waktu Pm) Alam itu bergerak melalui ruang (jarak) dan waktu (usia) PM) Segala yang bergerak melalui ruang (jarak) dan waktu (usia) adalah perubahan K) Alam itu berubah Pm) Alam itu berubah PM) Setiap yang berubah itu baharu K) Alam itu baharu Pm) Alam itu baharu PM) Setiap yang baharu pasti ada yang mengadakan (berkausa) K) Alam itu pasti ada yang mengadakan (berkausa) Jadi kita tidak bisa menuntut; kenapa alam juga “tidak bergerak” “tidak berubah”, “tidak baharu”, dan pada akhirnya “tidak ada yang mengadakan” sebagaimana tuhan-nya kaum theis? Karena keniscayaan yang dihasilkan dari permis minor dan kesimpulan dalam silogisme pertama; “alam adalah gejala material” “alam itu bergerak melalui ruang (jarak/pindah) dan waktu (usia/umur)” Tantangan atheis adalah menunjukkan bahwa “tidak semua gejala material itu bersifat baharu (berawal)” atau “ada gejala material yang bersifat dahulu (tak berawal)” dalam arti tidak bergerak melalui ruang (jarak/pindah) dan waktu (usia/umur)”. Bagaimana dengan teori big bang? Ketika alam semesta ada di fase materi sub partikel (proton-neutron) tidak memiliki ketetapan dalam pembentukannya? Meskipun demikian tetap saja para theis tidak akan menemukan jejak (atsar) tuhan ketika alam semesta berada di fase permulaannya secara ilmiah. Tapi ketika ilmuwan dapat membuktikan fase permulaan bagi alam semesta, itu sudah cukup untuk memuaskan/memenuhi kebutuhan ‘iman’-nya kaum theis, yaitu bahwa alam itu hadis (berawal) dan fana (berakhir) yang mana kedua ini merupakan sifat mustahil bagi tuhan dalam ketetapan iman-nya kaum theis.
Kalo alam harus ada yg menciptakan , begitu pula tuhan. Tapi itu akan ada konsekuensi infinite loop. Paling masuk akal itu tuhan = alan. Tuhannya spinoza
@@officiallandreformBig bang itu hanya teori, Kl pgn tau sebelum big bang ada apa, silahkan berusaha hidup panjang untuk melihat perkembangan ilmu cosmology! atau instead of nanya, cari tau sendiri!
Kita hanya bisa mengamati dalam jangkauan waktu kita, kita tak dapat mengamati diluar waktu yang kita miliki. Kita dapat mengamati perubahan yang kita lihat selama kita hidup, seperti mengamati siklus amoba, hewan2 yang umurnya kurang lebih dengan umur manusia. Dan dapat diwariskan melalui catatan misal mengamati alam. Maka ada berhubungan dengan Dharma hidup ini seperti kita terkena panah beracun, yang mana berlomba2 untuk mencari obat untuk racun ini, percuma mencari sumber pemanah ini😊
Sejak dulu orang selalu memperdebatkan Tuhan itu ada atau tidak. Sebab orang mengangap Tuhan itu sebagai sosok di.....? Tuhan sebagai sosok yang diangap sumber pertama tiba2 muncul sendiri = kebetulan Aku sendiri 100℅ percaya adanya Tuhan, namun TUHAN yang universal bukan Tuhan sosok.🙏
Kelemahan argumen alam necessary adalah alam ini tdk kekal, matahari akan redup, bumi akan dingin dan mati. Alam ini menuju kematian. Sesuatu yg tdk kekal tidak bisa mengadakan dirinya sendiri ataupun mencipta kekekalan, jadi alam hrs contingent. Apakah dr kekosongan bisa muncul keberadaan kalau tidak ada yg mengada? Sedang dr sesuatu yg kekal baru bisa ada keberadaan yg diadakan oleh yg kekal itu. Alam tdk bisa menjadi spt Tuhan yg mencipta krn tidak kekal. Sesuatu yg tidak kekal tdk bisa muncul secara tiba2 tanpa pengada. Sedang Tuhan kekal. Tuhan tdk butuh pengada. Tuhan bisa mencipta kekekalan krn dia kekal,spt roh manusia yg dicipta kekal oleh Tuhan (kekal yg diadakan), sedang roh binatang tdk kekal dan mrk akan lenyap. Nanti di langit dan dunia baru binatang akan dicipta lagi bukan dibangkitkan spt manusia. Dan seperti awal penciptaan manusia dan binatang akan makan buah2an dan tumbuhan, tdk ada mangsa memangsa spt sblm manusia jatuh dlm dosa.
Aku selalu berfikir argumentasi terkuat keberadaan tuhan ya manusia itu sendiri manusia selalu mencari eksisiensi keberadaan tuhan sejatinya mereka sedang mempertahankan eksistensi dirinya sendiri! Terdapat milyaran galaksi di alam semesta tidak terhitung lagi berapa itu sistem tatasurya di dalamnya jika bumi hancur seluruh manusia mati bahkan sistem tatasurya atau galaksi kita hancur itu sebenarnnya tidak pengaruh apa2 untuk alam semseta toh masih ada milyaran galaksi lain yang bertebaran! Manusia tau mereka pasti mati hancur lenyap tapi manusia tidak mau eksistensi mereka juga lenyap
aku juga selalu berfikir, dalam diri manusia ada yang namanya kesadaran atau consciousness, di sisi lain ada yg namanya kekekalan energi, kemana kesadaran ini pergi ketika manusia mati.
Tuhan adalah energi terkecil yang menggerakkan gelombang hingga membentuk partikel quark, quark membentuk atom dan seterusnya hingga menciptakan alam semesta
@@hafizh6424 paradox nya, semakin kita banyak tau, semakin kita tidak tau. tuhan tidak bisa di jabarkan dengan kata2. jika dijabarkan, akan melimitasi Nya.
Tidak ada yang rekayasa,Semuanya alami, karena manusia itu juga bagian dari alam,jadi perbuatan manusia juga alami.hanya saja manusia memandang dirinya sangat tinggi, padahal manusia buat rumah atau mobil itu tidak ada bedanya denga semut buat sarang.
Sebelum nanya tentang Tuhan, lebih baik atheis selesaikan diri dulu dengan bertanya tentang diri kalian sendiri. Misal : "Sudahkah saya membayar cicilan motor bulan ini?" 🤣
Memperdebatkan tuhan itu bagi saya debat kusir. Karna ini seperti kita yg di dimensi 3 membayangkan bagaimana bentuk dimensi 4, sampai kapanpun akan mustahil.. yg bisa diperdebatkan sebenarnya adalah tuhan yg di gambarkan agama2 yg ada. Itu lebih punya dasar, karna agama2 punya penjabaran tentang tuhan yg lebih spesifik, semakin spesifik sesuatu semakin mudah menilai itu benar atau salah..
Menurut argumen Ibnu Taimiyah bahwa alam semesta yang bersifat CONTINGENT memerlukan penyebab yang wajib ada, yaitu Tuhan, yang eksistensinya tidak bergantung pada apapun dan menjadi penyebab pertama yang mengatur serta menciptakan segala sesuatu, menolak pandangan bahwa Tuhan hanya sebagai prinsip pertama yang tidak terlibat langsung dalam penciptaan.
Pemisalan deretan buku, adalah pemisalan sebab dari akibat sesudahnya. Kalau sebuah buku jatuh dan kena ke suatu buku, maka buku itu juga akan jatuh, dan begitu seterusnya. Infinite regresi hendak menjelaskan bahwa secara logika semesta tdk mungkin abadi atau tdk ada permulaannya. Karena kalau deretan buku itu adalah tak terhingga, maka jatuhnya buku di ujung sana, sampai kapanpun tdk akan membuat buku paling depan jatuh. Jadi kalau contigent itu tdk punya ujung, maka alam semesta ini tdk akan pernah ada... Maka alam semesta untuk ada perlu ada ujungnya, perlu ada permulaannya. Dan penyebab awalnya adalah Tuhan. Pembandingan antara alam semesta dng Tuhan dari argumen Graham Oppie.... utk sesuatu menjadi ada, maka perlu ada Kehendak. Nah Tuhan bisa punya kehendak untuk mengadakan alam semesta. Apakah alam semesta punya kehendak utk mengadakan dirinya sendiri??
Luar biasa anda semua...argumen anda semua dikolom komentar sangat cerdas cerdas,.😂😂😂😂....jika anda mengumpulkan isi semesta ini,.siapakah intensitas kecerdasan tsb?.. 😂😂😂
Itu argumennya naturalis tuhan itu adalah kumpulan dari alam semesta, kalau alam semesta diciptakan berarti tuhan itu di ciptakan, main lagi ni argumen ke kontingensi.
Menurut saya ni ya: Sanggahannya gak nyambung: cuma opini tanpa alasan. - Fallacy of composition: Nggak ada argumen dan penjelasan tentang fallacy nya. - You bilang Teori Ust Nuruddin bisa jadi gak berlaku di luar alam semesta? Apa yang dimaksud "di luar alam semesta" - Terus you bilang: Bisa jadi alam ini necessity being, mana buktinya? - Sekali lagi saya belum menemukan argumen yang logis dari bantahan anda. Jangan2 memang udah terjebak di fallacy of rationalization 😂
- 12:08 coba dilihat - Tuhan kan dikatakan berada di luar alam semesta; karena berperan sebagai penyebab dan pencipta. Koreksi kalo aku salah, tp ust Nuruddin juga menyatakan bahwa sesuatu tidak dapat menciptakan dirinya sendiri serta mengafirmasi kemustahilan infinite regress. Jadi, Tuhan berada di luar alam semesta. - Theist mengasumsikan kalau Tuhan adalah necessary being, kemudian di menit 15:14 , Bang Yadi berusaha menyajikan alternatif lain, karena tidak ada alasan mengapa semesta harus contingent dan Tuhan harus necessary. Sanggahan ini, bahwa boleh jadi semesta itu necessary, punya kelebihan karena lebih simple; tidak mempostulasikan adanya sesuatu yang lain yang membutuhkan penjelasan (Occam’s razor)
- "Tuhan berada di alam semesta" itu kata siapa? Tuhan itu dalam Aqidah Islam tidak bertempat (jadi tidak akan ada pertanyaan "dimana tuhan?" dan pernyataan "Tuhan berada di suatu tempat"). Maka, tidak perlu ada pernyataan Tuhan berada di luar alam semesta. Pernyataan Ustadz Nuruddin yang anda kemukakan sudah sangat logis. - Semesta itu "mumkinul wujud", dan Tuhan itu "wajibul wujud". Inilah alasannya kenapa Tuhan itu necessary dan alam itu contingent. @@EdiJartoyo
Kalau cuma membuktikan Adanya Tuhan itu tidak terlalu penting untuk manusia, Tuhan yang bisa membuat umatNya menjadi seperti Beliau "dalam sifat2Nya" bukan dalam hakikiNya... Itu baru ufusan penting dalam beragama...
Cobalah sekali utk tidak fokus pada argumen, sekali seumur hidupmu cobalah walaupun sekali.. yaitu.. timing bicara dan atau ritme bicara, dalam hal ini memotong spasi rekaman yg tidak sesuai dengan ritme bicara manusia akan membuat argumen itu sendiri menjadi aneh. ini bukan tentang ahli atau tidak ahli tentang editing video tapi hanya ritme yang tidak biasa, karenanya ini hanya tugas rasa dan itu gampang jika tidak malas. YANG PENTING PENONTON FAHAM! yaa tulis aja dgn format teks 😂😂
bagaimanapun juga akal ataupun logika tidak akan bisa menjangkau tuhan, terserah percaya atau tidak, atau ada yang menganggap tuhan diciptakan oleh manusia itu sendiri, ujung2nya akan mengalami kebuntuan. memang ini ranah keyakinan dan kepercayaan. ranah logika dan akal lebih berguna saat menilai dari siapa atau instusi apa yang memperkenalkan konsep tuhan tersebut bagaimana sejarahnya bagaimana keutuhan ajarannya dipertahankan, sehingga keyakinan itu sendiri hadir. ini menurut saya saja, bisa benar atau tidak
apakah Semesta bisa dimknai seceara sederhana adalah kolektif komulatif dari semua sifat dan mmeteri dan semua unsur yang ada di alam. secara universal energi yg terkandung didalamnya (bagi kesepakatan suatu kelompok yang tdk mampu menjangkaunya menyebutnya sebagai Tuhan ... Alloh)
Sebenernya soal terserah aja si ,, Ilmuwan tidak bisa secara eksplisit mengatakan Tuhan ada atau tidak ada , Selagi Relativitas Umum dan Mekanika Quantum belum kawin ,, Jika pun kelak sudah kawin ke 2 teori itu , Adatnya adalah selalu ada Misteri lain yang akan menanti setelah temuan teori baru , Sebagaimana Relativitas Umum amat banyak lulus dalam berbagai ujian , namun gagal dalam menjelaskan realitas mekanika quantum juga informasi yang hilang di dalam Blackhole , informasi terbatas pada horizon peristiwa , Kita tak tau sebelum BigBang itu apa dan bagaimana , kita juga tak tau di dalam blackhole seperti apa , Ya mungkin iya mungkin tidak , akan selalu jadi misteri sampai kapanpun , karena informasi di batasi oleh kecepatan cahaya ,
15:50 Sains modern udh ngasih teori klo awal mula semesta kita ini dr Big Bang (kita ga bahas kmungkinan ada semesta lain slain semesta kita).. Teori ini ga bs ato blom bs dibuktiin scr pasti n detail, tp jg ga bs dibantah (stidaknya di Abad ini).. Artinya, semesta ini pernah berawal n pernah tdk ada.. Nahh Ust Nuruddin jg bilang klo sesuatu yg tdnya tdk ada kok tiba² menjadi ada, itu artinya mustahil dia mengadakan dirinya sendiri.. Artinya dia hrs ada yg mengadakan ato membuat dia menjadi ada, ya kan soalnya awalnya ngga ada.. Jd semesta ini mustahil niscaya.. Keniscayaan semesta ini jg dibantah oleh Ust Nuruddin.. Siapa, Apa, ato Bagaimana beyond the Big Bang itu?? Sejauh ini yg bs jawab ya kaum Theistik.. Bahwa ada keniscayaan yg dulu ada, skrng ada, akan selalu ada n yg mengadakan.. N itulah yg disebut sbg "Tuhan"..
Umumnya para teolog mengatakan kalau bukti Tuhan itu ada adalah bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini pasti memiliki sebab, dan runtutan sebab itu kalau ditarik tak terhingga ke belakang bakalan absurd dan mustahil. Umumnya bantahan terhadap premis segala sesuatu yang ada di alam semesta ini memiliki sebab adalah fenomena kuantum di mana ada partikel2 virtual itu sering muncul dan lenyap tanpa sebab yang jelas, dan segala fenomena sub-atomik yang serba probabilitas. Tapi dalam perspektif teologi Kalam, itu tidak bersifat membatalkan. Karena menurut Kalam, pengertian dari perbuatan Tuhan itu adalah segala yang terjadi di alam semesta ini. Misalnya ada debu pindah dari titik A ke titik B, itu adalah perbuatan Tuhan. Begitu juga hal2 probabilistik itu juga bisa dianggap sebagai perbuatan Tuhan. Jadi pengertian dari Tuhan sebagai ujung dari rantai sebab-akibat itu adalah "fakta bahwa di alam semesta ini bisa terjadi sesuatu". Tapi para naturalis melihat itu semua sebagai bagaimana cara alam bekerja, bukan perbuatan Tuhan. Kenyataan yang dilihat sama, penafsirannya berbeda. Harusnya sebelum mengkritik argumen contingency versi mutakallim, dasarnya harus maqulat al asyrar (ten categories) versi mutakallim, bukan Aristoteles, juga harus mengerti Umur Ammah (Ontologi kalam). Tanpa mengerti itu semua, jadinya cuma Strawman argument. Adapun teorinya William Lane Craig itu juga sebenarnya tidak sama dengan apa yang dipahami mutakallim. Saran saya baca Existence and Quiddity karya Mohd Zaidi Ismail dan baca buku Ma'qulat karyanya Nurrudin dulu.
@@marvelinosaktihatmahutama2765 kiranya di video saya udah cukup jelas mengatakan bahwa argumen kontingensi itu ada beberapa versi dan yg saya bahas adalah punya Leibniz'. Di deskripsi pun saya udah kasih sumber essay-nya Leibniz yg bisa dibaca. Jika video ini merupakan strawman untuk argumen kontingensi (hanya karena tidak sesuai dengan versi kontingensi yg anda maksud), maka kontingensi versi Pruss, Rasmussen, Aquinas, dll kayaknya juga merupakan strawman.
@@God_and_Beyond yaa karena videonya membahas Nurrudin. Tentunya biar fair kritikannya harus pakai versi mutakallim, bukan filsuf Barat, karena dasar teori ontologinya berbeda. Kalau diteliti bener2, bahkan diskursus theistik Barat dan kalam itu berbeda jauh. Misalnya problem of evil itu tidak ada polemik dari sudut pandang Kalam, karena yang percaya cinta adalah esensi Tuhan itu cuma orang Kristen. Masih banyak lagi perbedaannya. Buat referensi saja.
@@God_and_Beyond saya sendiri mantan apologist. Sekarang saya melihat teologi itu sebagai ilmu yang netral saja, dan menarik Bukan karena bias saya sebagai Muslim, tapi memang teologi Kalam itu berbeda dari diskursus theistik Barat. Diskursus theistik Barat itu ujug2 langsung ke argumen, gak bahas dulu apa itu "ada" apa itu "substansi" dll. Kalaupun ada, itu pembahasan yang terpisah, yang kita ga tau sinkron sama yang kita baca apa engga Sedangkan di Kalam itu ada konsensus. Apa itu "ada", Substansi itu apa, aksiden ada berapa, yang nyata berapa, yang abstraksi pikiran saja berapa, derajat eksistensi ada berapa, dll. Sayangnya kebanyakan referensi berbahasa Arab. Tapi dua buku yang saya sebut sudah bisa jadi pengantar yang bagus, walaupun di bukunya Nurrudin ada sedikit kesalahan di bagian metafisika Avicennean.
@@marvelinosaktihatmahutama2765 kenapa harus kalam bro? orang agama islam aja juga agama termuda dan terinspirasi dari kristen juga dan kristen itu ada hubungan nya dengan barat.
@@vanza-z gaada hubungannya sama Islam. Kalam di bagian Ontologi sama Maqulat itu universal. Itu hasil penelitian yang bersambung dari sejak Ibnu Sina meneliti Aristoteles. Kalau di Barat, penelitiannya gak bersambung. Ambil aja Thomas Aquinas, gak semua setuju dia orang lurus. Agustinus aja gak semua orang setuju. Jadi gaada berkesinambungan.
bang, mungkin gini ngga sih, semesta itu tidak bisa dipastikan sebagai necessity karena keterbatasan kita.. atom tidak bisa kita lihat, tapi kumpulan atom dapat kita lihat, sama juga dengan semesta, semesta tidak dapat kita lihat, tapi bagian kecil (atom) dari semesta dapat kita peroleh dengan sains.. klo dari filsafat kesadaran yg dijelaskan bang rezza wattimena, itu termasuk the illusion of seperation, ilusi keterpisahan, karena kita abstrak untuk melihat sesuatu yang diluar batas kemampuan kita.. gmana mnrt lu bang, kita diskusi yaa
•Salam damai bang.....saya mau ikut berdiskusi juga karena saya juga paham kitab yang dipakai ust Nuruddin karena saya juga satu univ dengannya.... Jawaban untuk statement 2 itu sudah biasa pada kitab orang terdahulu, yang jadi referensi ,yaitu : kenapa alam itu TDK bisa menjadi necessary thing dikarenakan dia selalu berubah setiap saat dan sesuatu yang berubah itu adalah tanda bahwa hal itu tidak kekal ....argumen golongan Islam bagi sesuatu yang menjadi neseccary thing adalah dia yang senantiasa tidak akan berubah dalam kondisi apapun sedangkan alam masih terpengaruh masa kemasa dan bertambah ataupun berkurang,jadi ada potensi hancur( di agama biasa disebut dengan kiamat),ini juga bisa membantah argumen kristen dll yang menyatakan tuhan mereka itu dilahirkan atau tumbuh dewasa ,karena dia pasti akan mati sedangkan tuhan tidak mungkin mati .....untuk statement 1 saya kira alasannya saya kira kira bisa saksikan sehari hari bahwa alam semesta itu selalu berubah ubah dan perubahan ini menunjukkan adanya sesuatu yang merubah yaitu tuhan,alasan ini biasanya disebutkan dikitab dengan bahasa(مشاهدة)...... Jadi semua statement ini sudah terjawab..... Silahkan kalau ada sanggahan lanjutan bisa disampaikan..... #btw saya suka dengan penyampaiannya dan silahkan berdiskusi dengan sopan
@@rizalwicaksono3695ga bisa disaksikan gimana?.....kamu lihat setiap harinya sumber daya itu berkurang/berubah ubah dari satu bentuk kebentuk lain itu jelas butuh penyebab😂😂😂......
Kebenaran yang kita pahami di dunia ini sebenarnya adalah hasil dari subjektivitas pengalaman indrawi. Ini sejalan dengan gagasan "Guru Gembul" bahwa tanpa pengalaman indrawi, rasionalitas kehilangan fondasinya untuk membuktikan apa pun. Bahkan hukum matematika sederhana seperti 2 + 2 = 4 berawal dari pengamatan kita terhadap benda-benda, yang kemudian kita simpulkan melalui hitungan. Begitu pula hukum kontradiksi, yang pada dasarnya lahir dari pengalaman kita mengamati dunia. Jika pengetahuan berakar pada pengalaman indrawi, maka upaya untuk mencapai kebenaran objektif menjadi mustahil, karena segala kebenaran selalu diproses dan disaring oleh subyektivitas kita.
Kesalahan guru gembul adalah mengklaim rasionalitas ketuhanan harus dimulai dari mengindra tuhan. Jika kita tidak bisa melihat tuhan maka tuhan tidak bisa dibuktikan scr rasional. Padahal kita masih bisa melihat dampak/jejak dari tuhan yaitu alam semesta. Dengan membuktikan bahwa alam ini bersifat mungkin(contingent) dengan argumen sebab akibat dan kemustahilan infinite regress.
@Senecanism dari awal perdebatan guru gembul tidak pernah mengklaim, merasionalkan Tuhan harus bisa mengindera tuhan,, 🤔 Jika kita bisa mengindera Tuhan kenapa harus menggunakan rasional ??? Guru gembul menekankan bahwa rasional tidak akan bisa membuktikan apa-apa tanpa dimulainya dengan pengalaman Indrawi. Yang lucunya ustad Nuruddin malah mengatakan kebalik Padahal memang kenyataannya seseorang tidak akan bisa merasionalkan sesuatu bila tidak dimulai dengan pengalaman Indrawi, seperti membaca Alquran dan melihat jejak jejaknya
@NicoAndre-k3x iya, memang gugem mengatakan rasionalitas mesti dimulai dengan pengalaman indrawi. Tapi dari sini dia menyimpulkan bahwa tuhan tidak bisa dirasionalkan. Karena inilah ust nuruddin mau memenuhi tantangan debat gugem.
@@Senecanism coba anda lihat di menit 58 sampe 1 jam Tidak ada narasi guru gembul yang menyatakan bahkan menyimpulkan bahwa Tuhan tidak bisa di rasionalkan. Seperti yang saya bilang di atas tadi sebelumnya guru gembul menekankan bahwa rasional tidak bisa membuktikan apa-apa tanpa adanya pengalaman indrawi terlebih dahulu, jadi bukan mengatakan bahwa tuhan tidak bisa di rasionalkan, tapi yang lucunya ustad Nuruddin malah blunder, yang di mana dia menolak ketika guru gembul mengatakan "berarti rasional tidak bisa membuktikan apapun tanpa adanya pengalaman Indrawi" Tapi orang-orang banyak yang tidak sadar, Coba lihat di menit 1 jam lewat 20an detik .
@NicoAndre-k3x klaim gugem bahwa tuhan tidak bisa dibuktikan secara ilmiah termasuk dng metode rasional bisa kita temukan dng mudah di banyak videonya di youtube. Bahkan ada video khusus dia membantah ust felix siauw yg mengatakan tuhan bisa dibuktikan scr rasional. Kurang bukti apa lagi?
Untuk objection pertama, masih muter2 dan agak sulit dipahami. Sesuatu yang benar untuk sebagian, sering kok kita jadikan sebagai pembenaran untuk seluruhnya. Itulah kenapa konsep sampling diterima di berbagai disiplin ilmu. Pun itu yang dipakai dalam arkeologi dan studi asal mula bumi, kebenaran2 yang diambil dari sekelumit kecil bukti yang dihasilkan sains dan manusia, kita gunakan untuk menyebut 13an milyar tahun usia semesta. Untuk objection ke dua, bahwa keberadaan Tuhan tidak memberikan keuntungan penjelasan apapun, itu ada kurangnya juga. Menghentikan pencarian dan memotong ketakterbatasan penjelasan menjadi Tuhan, digunakan setidaknya oleh banyak manusia untuk membenarkan kesepakatan-kesepakatan yang dibuat oleh sapiens. Pada akhirnya, mayoritas sapiens memang lebih diuntungkan kok dengan adanya Tuhan. Di berbagai peradaban, ketika sapiens berhenti memperdebatkan Tuhan dengan memanfaatkan konsep penghentian ketidakpastian, maka mereka bisa mengembangkan hal-hal lain. Tapi ya, kalau manfaat Tuhan justru diperdalam terus menerus, kadang theist2 malah mendukung Argumen Om Oppy sih wkwkwkwk
Kalau tuhan niscaya itu sudah dibuktikan dengan hukum kausalitas itu sendiri, kalau alam semesta itu niscaya apa argumen nya, apa premisnya yang bisa menyatakan bahwa alam semesta ini niscaya?
Alam semesta adalah sesuatu yang sampai saat ini blm diketahui secara final/pasti cara kerjanya, mekanismenya, maupun eksistensinya. Jadi tdk layak jika ada yang mengklaim bahwa alam semesta itu pasti kontingen ataupun niscaya. Sehingga segala klaim tentang alam semesta (apakah kontingen ataupun niscaya) blm bisa diterima sebagai kepastian mutlak.
niscaya itu apasih? ada dengan tiba-tiba? la big bang kan ada dengan tiba-tiba.. alam semesta itu niscaya kan ? waktu itu ada awalnya. awalnya ya big bang.
@@maungansorullohproject4150 alam semesta berubah akibat memiliki dimensi waktu. pengetahuan kita tentang alam semesta dan bagian²nya seperti ruang, waktu, dan gravitasi muncul dari hasil pengamatan manusia, namun masih banyak yg dari alam semesta ini yg blm bisa diamati manusia sehingga muncullah dugaan tentang dimensi ke-5/6/..., dan dari dimensi² tersebut tdk bisa dijelaskan dengan akal manusia. Sehingga saya pribadi blm berani memastikan alam semesta itu kontingen atau niscaya.
@@Mr-yu8tj semua kan sepakat alam itu ada permulaan, berangkat dari ketiadaan, nah perkara yang berangkat dari ketiadaan itu mungkin ada mungkin saja tidak ada,
Kata dr ryu hasan secara biologis nyawa itu tidak ada,,yang ada hanya aktifitas otak manusia,jika beliau benar maka segala macam cerita tentang perjalanan ruh manusia baik sebelum hidup atau sesudah mati menjadi hangus dong 😂,,bagaimana itu
Kalau saya menanggapi teis yang memakai argumen of contigency, saya akan bilang kapan agama dan tuhanmu muncul dan kapan big bang itu terjadi. Tuhan yang baru muncul tidak mungkin menciptakan yang ada sebelumnya. Kalau pakai argumen murni filosofis kurang nendang menurut saya.
Teori Science dan teori Teologi dalam menjelaskan Tuhan. Silahkan dipilih. Mau Tuhannya timur tengah atau barat. Mau percaya nabi timur tengah atau nabi nya barat.
Yg pertama. "Mengasumsikan apa yg benar untuk bagian-bagian tertentu juga pasti benar keseluruhan." Kan ngomong sendiri,setiap entitas yg ada di alam semesta memiliki penjelasan atas keberadaannya. Nah yg namanya alam semesta ya semua ini,lu kira terompet kosong lalu tiba-tiba ada isinya gitu? Ya bagian-bagian tertentu itu yg kalau digabungin semua,itu namanya alam semesta (the totality of things). Emang ada yg tidak contingent di alam semesta? Kalau nggak ada,ya berarti alam semesta contingent. Yg kedua. "Alam semesta itu niscaya" Kok bisa niscaya? IMANI AJA....😂😂 Kalau dicari tau alasannya,justru itu malah jadi contingent. Coba kalau nggak ada bigbang,apakah semua ini (alam semesta) akan ada?
Kok aneh ya yg ribut soal tuhan cuman binatang yg namanya manusia. Kok ya hewan lain tumbuhan lain bakteri jamur protista monera nggak ada yg ngeributin soal tuhan, ada yg tau kenapa? 😂😂😂
@@jimdoor1277 bro tidak, manusia tidak spesial, tuhan tidak ada, kalo manusia itu spesial, kenapa kita berevolusi? tidak langsung jadi sekejap jaman ? misal nya kalo manusia itu spesial, kenapa kita harus mikir dulu ? manusia juga akan menjadi robot di masa depan kok, dan evolusi menjadi robot tidak sekejap, masih dipikirkan sains dan tidak sekejap terbuat. Ingat kita seperti ini sejak jaman purba dan itu evolusi. Tuhan tidak ada. Hewan pun berakal, walaupun tidak sama seperti manusia, kita berasal dari evolusi bukan penciptaan, kalo anda tidak percaya, kemungkinan anda meremehkan nenek moyang manusia yang membuat kita sejauh ini.
Analogi... awalnya bumi tidak ada dinosaurus lalu munculah dinosaurus dan saat ini dinosaurus tidak ada tinggal tulang belulang.... munculnya dinosaurus yang menciptakan siapa???
@@vanza-z ngak masalah robot" itu bukan evolusi alami, darwinpun ngk percaya evolusi manusia dari monyet orang" yg benci dia yang bkin itu semua, ya eksistensi tuhan itu emg tidak bisa di benarnya makanya saya bilang tuhan itu kehidupan, aku jga percaya evolusi mahluk" lain
sanggahan dari sanggahan 1. menurut science seluruh alam semesta beserta isinya awalnya satu (singularitas) bahkan tubuh manusia, tumbuhan, hewan itu adalah energi yang sama dalam dunia quantum yang terdapat di alam semesta, jadi tidak dapat di pisahkan. alam semesta tidak bersifat necessity. 2. segala sesuatu di alam semesta (termasuk bintang) yang bersifat hidup dan mati dan terikat waktu tidak bisa di definisikan “ devine necessity” dan ini membantah konsep naturalist. karena manusia termasuk bagian dari alam semesta (dalam ruang quantum)😊
justru di dunia kuantum tidak berlaku hukum kontigensi,, misalnya peluruhan radioaktif yang tidak dapat diprediksi dan spontan (tidak dapat diprediksi dan lebih berupa probablilitas),, juga ttg superposisi yg tidak ada penyebabnya elektron yg awalnya gelombang akan menjadi partikel ketika diamati dan dia akan memilih salah satu dari celah ganda karena tidak lagi bisa masuk lewat kedua celah,, dan tidak ada penyebab si elektron mau lewat celah yang mana
@ ini masuk bahasan lain bang. sesuatu yang “random” dan tidak bisa di predikisi di dunia quantum tidak ada hubunganya sama penjelasan saya tentang semua di alam semesta ini terdiri dari partikel yang sama dan tidak bisa di pisah mau bintang neuron ataupun pisang yang kita makan dalam dunia quantum semua energi yang sama. mudah mudahan bisa mengerti kalimat sederhana saya🙂
@ sesuatu yang spontan, tidak bisa di prediksi dan random bukan cuma di dunia quantum, teori evolusi terjadi karena random mutasi, 3 body problem pun ga bisa memecahkan masalah hubungan gravitasi antar planet atau bintang lebih dari 2, makanya dalam islam sesuatu yang terjadi random dan sempurna dan terjaga karena ada yang berkehendak. ini belum masuk ke fibonacci dan fractal pada alam. ide ini justru memoerkuat argumen ketuhanan
@@gnoviandy3148 semua di alam semesta ini terdiri dari partikel yang sama dan tidak bisa di pisah itu kan ngga menyanggah sanggahan pertama bahwa sekalipun terdiri dari materi yg sama dengan skala yg berbeda.. maka hukum yg berlaku bisa berbeda (ya intinya kontigensi yg berlaku dlm satu hal bisa tidak berlaku di skala lain) dlm skala kuantum elektron bisa ada di dua tempat sekaligus tapi dalam skala bola tenis dia tidak bisa berada di dua tempat sekaligus
@ saya coba perjelas lagi, contingent itu “keberadaan” yang tergantung ada tidaknya pada zat lain. electron ada itu contingent, superposition itu bukan contingent, itu hanya sifat yang dalam science belum bisa di jelaskan. itu 2 premis yang berbeda. electron ada itu contingent, sifat electron yang unik itu bukan urusan contingent, contoh lain, planet ada itu contingent, sedangkan sifat massa nya yang tarik menarik dalam 3 body problem itu bukan contingent, hanya sifatnya saja yang belum di ketahui. sekali lagi ini 2 premis yang berbeda
Tujuh belas menit adalah waktu yang anda pakai untuk berceloteh tentang tuhan. Sialnya seluruh isi celotehan bukanlah fakta, hanya kumpulan teori untuk menggiring opini bahwa imajinasi adalah fakta
Aq hanya bisa bengong mendengar argumen argumen kalian. Cuma satu hal yg aa yakini adalah, Tuhan itu tdk ada. Sama dengan keyakinan para theistem tentang tuhan.
Saya sbtulnya masih bingung tuhan itu ada atau tidak ,, namun stlh dipikir” kok mustahil jika semua ini bisa terjadi kalau bkn ada “entitas” yg mengatur ,, dan bbrpa sains di alquran sprti bagaiamna proses hujan,janin manusia,bumi berjalan di poros,alam semesta terus meluas dll yg baru dibuktikan oleh sains abad 21 namun sudha dijelaskan 1400 tahun lalu oleh orang yg buta membaca di gurun pasir dizaman jahilia tdk ada ilmu pengetahuan .. ini yg membuat saya akhirnya kembali percaya tuhan dn tidak jadi ateis .. yah buat mrka yg tdk beragama silahkan itu pilihan kalian saya hormati saja
Jangan lupa juga, meskipun beliau buta membaca, beliau punya circle loh. Kedua, kitab tsb bukan tiba² jadi satu jilid kitab, tapi bertahap kurleb 23 tahun. Ketiga, sains tentang janin, air laut yg tidak menyatu, juga sudah ada di Yunani Kuno. Bukan hanya 1400 tahun. Tapi 2300 tahun yang lalu.
@ circle yg sprti apa bg berikan contoh teman filsuf dan ilmuwan yunani yg muhammad kenal? Lgipla klopun ada kenalan apa untungnya membawa hal sprti itu ke komunitas yg lgi “bodoh” pada zamannya?? Soal janin di quran jauh lebih komplek krna menerangkan secara detail berurutan sprti daging dahulu tangan lalu kuping dll dan itu sesuai sains.. Belum lagi ada api dibawah laut, perluasan alam semesta ,, memangnya muhammad pernah nyelem dimana? Lalu pernah baca astronomi di perpustakaan eropa mana?
@@fajrireynaldo5858 circle yg saya maksud bukan orang Yunani, tapi sahabat yang bisa membaca, yang punya wawasan luas. Yg sedikit banyak mereka mengerti tentang ilmu pengetahuan, politik, budaya, sosial dll dari membaca dan dari komunitas. Salah satunya pengaruh Yunani Kuno. Konsep embriologi mereka lebih mirip konsepnya Galen daripada sains modern. Come on 😁
Tuhan itu tidak ada. Alam semesta bukan ciptaan Tuhan. Keberadaan alam semesta kok diibaratkan dengan timbangan di pasar😂. Kok diibaratkan seperti orang memasak air, air mendidih karena terkena panasnya api. Alam semesta itu tidak ada yang menciptakan. Bagaimana mungkin jagad Raya tanpa batas diciptakan oleh sosok yang disebut Tuhan yang memiliki keterbatasan?
Sebenarnya kebenaran apa sih yang dicari? Memangnya sesuatu yang wajar kita saksikan keseharian tuh dalam kemampuan manusia ? Coba bikin entutas baru tanpa mengandalkan hal yg sudah ada Pasti tdk bisa😅
Pertanyaanku agak melenceng. Kalau memang Tuhan ada, untuk apa ya kita dan semua ini di adakan? Kyk ga jelas gitu 😅 Intinya kenapa sih kesadaran ini mesti ada, bikin capek aja hehe
Premisnya argumen kontigen tidak berbunyi "segala entitas yang ada, mesti ada alasan yang menjelaskan keberadaannya", Ini adalah premis yang keliru, para ulama itu bahkan dari kalangan falasifah sprti Ibn Sina tidak menggunakan premis ini. Premis yang benar adalah segala sesuatu yang baru dan berubah, mesti ada yang merubahnya atau menjadikannya baru. Apa sih alasan kami menganggap Tuhan itu penyebab utama yang tidak disebabkan? Alasannya adalah karena mustahilnya tasalsul ilal wal ma'lulat, anda bisa membaca kembali perihal tasalsul ilal ini dalam kitabnya para ulama. Kita mengatakan Tuhan sebagai causa prima tidak sembarangan ya tpi dengan bukti2 rasional. Kemudian yang perlu anda ketahui bahwa argumen kontigen ini bukan satu-satu nya argumen untuk membuktikan ada nya Tuhan, argumen ini sendiri dalam dunia islam hanya dipakai oleh kaum falasifah sprti Ibn Sina dan argumen ini bisa dibilang kurang. Sedangkan dari kalangan ulama Ahlul Kalam sprti Ust Nuruddin, mereka punya argumen a'rodh atau huduts ajsam, nah argumen a'rodh dan huduts ajsam ini digunakan para ulama ahlul kalam untuk menbuktikan kebaruan alam semesta, so sanggahan tadi yang dinyatakan oleh kaum naturalis bahwa semesta azali (niscaya keberadaannya), gak akan berlaku kalau mau dihadapkan ke ahli kalam sprti Ust Nuruddin. Btw saya atsariyyah salafi, jdi saya sendiri tidak semadzhab dengan ust Nuruddin, kami punya pandangan berbeda tpi disini beliau saya bela. Dan kalau mau tau bagaimana Ahlussunnah Atsariyyah buktikan ada nya Tuhan, bisa baca kitab-kitabnya Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah.
Salam dari Asy'ariyah, Mas. Agak aneh td di atas ada yg bilang Asy'ariyah mendalilkan alam semesta ini kekal dan dengan demikian ust Nuruddin kontradiktif saat membawakan contingency argument 😅
Percaya youtube ada yang buat tapi ga percaya bumi, pergantian siang dan malam, udara yang dihirup makhluk yang tinggal di bumi, air hujan dll ada yang buat. Sungguh atheist apa yang menyebabkan aqal mereka seperti ini?
Maaf, false analogy. CEO RUclips atau programmer, atau pekerja di kantor RUclips (pencipta RUclips) bisa dibuktikan secara objektif; semua orang bisa lihat dan membuktikannya. Gimana dengan pencipta bumi?
@@YandiGiandi Salam damai bro, ini sudah di bahas berkali kali, dan anda kalo berakal itu pasti tau perbedaan nya, kalo tuhan bisa membuat dan menciptakan, ini sudah dijawab beribu ribu kali oleh ateis dan sudah di debunk 😄 kalo anda berpikir seperti itu, ya jatuhnya looping, tuhan juga di ciptakan oleh tuhan lain dan tuhan lain lain lain kalo seperti itu. Looping. Salam damai
@ justru ini yang saya mau jelaskan, bedanya pencipta youtube itu adalah manusia (ciptaan juga) oleh "Pencipta". Justru harus berhenti di 1 hal. Seperti B bilang ke C "saya tidak akan menembak A, kecuali setelah anda (C) perintahkan", kemudian C bilang ke D semisalnya dan seterusnya, kalau ga ada berhentinya apakah A tertembak?. Keberadaan kita ini adalah A. Kalau masih nanya berati siapa yang menciptakan Pencipta alam? Itu sama aja kayak dia nanya "roti apa yang membuat manusia?" Justru akal atheis yang aneh Lebih masuk aqal sistem tubuh manusia, otak, pernafasan, ginjal, sistem reproduksi, feses, pergantian siang malam terjadi tanpa kesengajaan dibandingkan sistem youtube ada secara tiba2 ya?
Bang Apriyadi yang saya hormati..
Untuk objection yang pertama, Fallacy of Composition punya lawannya yaitu Fallacy of Division. Tahun 2015 Maurice Finocchiario teliti bahwa jauh lebih sering berlaku Fallacy of Division daripada Fallacy of Composition. Kalau kita selalu salahkan suatu pengambilan simpulan dengan Fallacy of Composition tanpa memperhatikan syarat-syaratnya, maka bisa batallah beragam hasil penelitian di bidang fisika, biologi, dsb, serta batal pulalah pengambilan simpulan dengan Categorical Syllogism.
Cara membedakannya ialah bila predikabelnya aksidental (contohnya tidak terlihat akibat kecil ukuran), maka terbuka kemungkinan melakukan Fallacy of Composition. Tapi kalau predikabelnya esensia (seperti contingency), maka tidak terjadi Fallacy of Composition di situ. Justru mengingkarinya membawa kita pada Fallacy of Division.
Adapun untuk objection yang kedua, saya jadi ingat Austin Ferrer pernah bilang bahwa ujung-ujungnya diskusi antara Theist dengan Non-Theist adalah apa yang Necessary: Tuhan nan transenden ataukah Alam semesta? Tapi ingat bahwa menyatakan sesuatu itu Necessary bukan sembarang label yang bisa kita sematkan pada apapun sesuka kita. Ada syarat-syaratnya sesuatu disebut Necessary. Alam semesta tidaklah Necessary. Kita sendiri ada dalam alam semesta. Kita contingent. Apa mungkin sesuatu yang contingent ada di dalam sesuatu yang Necessary. Apalagi penyusun tubuh kita dengan penyusun semua bagian dari alam semesta ini sama. Alam semesta terdiri dari bagian-bagian yang terpisah dan bisa dipisah. Apakah itu memenuhi syarat Necessary Being. Belum lagi dalam alam semesta ini kita saksikan ada yang sirna. Ada yang muncul. Ada yang berubah. Semua itu tak memenuhi syarat Necessary Being. Masih banyak pertanyaan-pertanyaan rumit yang tak terselesaikan dengan menetapkan bahwa alam semesta ini Necessary. Daniel Dennett malah menyatakan bahwa alam semesta ini ada titik mulanya.
Kerumitan tadi akan menjadi sederhana manaka kita tetapkan Tuhan nan transenden sebagai sesuatu yang Necessary. Ingat pula Ocham's Razor.
Terima kasih, Abang Apriyadi.
@@nfajrirom terima kasih atas kritiknya, mas. Di kesempatan selanjutnya, saya akan lanjutin video ini untuk memperdebatkan soal apakah necessary foundation itu harus Tuhan (lebih spesifik, Abrahamic God) 🙏
@@God_and_Beyond untuk tuhan yang dipersonifikasikan seperti dalam tuhan abrahamik,, sy sendiri beranggapan jika pun dianggap argumen kontingensi ini benar,, maka bisa jadi pantheis itu yg lebih mendekati konsepnya,,, karena yang niscaya itu akan jadi kontradiktif jika dipersonifikasikan,, misalnya mengatakan bahwa yang niscaya itu memiliki perasaan dan kehendak,, bisa sedih marah cinta dll,,
jika yang niscaya memiliki emosi itu artinya dia bergantung pada faktor luar, karena emosi adalah respon thd stimulasi eksternal..
dan jika berkehendak maka ada konsep sebelum dan sesudah maka yang necessary itu tidak lagi necessary
Saya sih simple, mengapa Tuhan itu pasti Allah, seperti yang dipahami oleh islam dan Tuhan abrahamik pada umumnya,
Pada prakteknya, Tuhan itu esa, dan PetunjukNya konsisten, artinya jika ada kesesatan, Dia pasti akan kritik
Kita bisa melihat, ada 4300an agama di dunia, agama tersebut secara eksplisit dikritik oleh Tuhan melalui ciri-ciri kesesatannya, mulai dari politheisme, tuhan punya anak dsb
Tapi anehnya, dari 4300an agama itu, tidak ada kritik eksplisit dari Tuhan terhadap agama yang memiliki ciri ciri seperti islam, dalam perihal ini, mengesakan Tuhan, ibadah kepada Tuhan dsb. Semua kritik yg disampaikan, oleh pihak diluar Islam, justru lahir dari pandangan tafsir dan interpretasi dari kitab suci yg ada, tidak eksplisit 'menyerang' islam, seperti islam yang mengkritik trinitas, contohnya.
Maka, dengan ini saya bisa pastikan, bahwa Islam agama yang diridhai Tuhan itu benar adanya, alasannya:
"Karena Islam tidak dikritik Tuhan kapanpun, dan di kitab suci manapun."
Karena kalau islam dianggap salah, tentulah islam yg akan dikritik Tuhan, mengeliminasi klaim "Hanya Islam agama di sisi Tuhan". Faktanya kita gak pernah melihat Tuhan mengkritik klaim itu, pada agama lain terkait kritiknya pada agama yang seperti Islam.
SOal contingent dan necessary, adalah sebuah pemikian brilian untuk menganggap bahwa Tuhan itu tidak sama dengan ciptaannya. Jadi menjadikan alam semesta sebagai Tuhan, maka kita telah cacat logika, karena alam semesta itu bekerja dgn waktu, dia menua, dan berakhir. Necessary tidak membutuhkan waktu. DIa abadi. Maka itulah Dia esa. Karena gak ada ruang dan waktu yang memungkinkan adanya kekuasaan lain selain Dia.
@@pick-upartist8268Izin menjawab sbg atheist, tujuan hidup saya hanyalah untuk hidup itu sendiri, menjadikan hidup saya bermanfaat dan bermakna. Saya pikir itu cukup. Ngga peduli habis mati mau ke mana, soalnya yang saya punya secara konkret adakah saat ini, kehidupan ini.
secara antropologis.. dlm sejarah manusia tercatat lebih kurang ada 18000 Tuhan, dgn live timenya pd masing2..,
mengapa manusia menciptakan gagasan tentang Tuhan ?
1. Penghiburan:
Untuk menemukan penghiburan dalam menghadapi penderitaan
2. Penjelasan:
Untuk menjelaskan proses yang tidak diketahui atau sulit
3. Makna dan tujuan:
Untuk menemukan makna dan tujuan dalam hidup
4. Kontrol:
Untuk merasakan adanya kontrol atau perlindungan dari sosok super
6. Moralisasi:
Untuk menyatukan ide ttg moral yang beragam
7. Ruang "rasa" yang lebih nyaman:
Untuk merasakan bahwa agama dan spiritualitas adalah ruang rasa yang lebih nyaman ketika hadapi suatu krisis
Katakanlah OS. OS tersimpan di dalam komputer.
Tapi, apakah OS tersebut bisa berada di dalam komputer tanpa adanya software instalasinya?
Banyak atheis menyangka, bahwa Tuhan itu buatan manusia. Karena ada di pikiran manusia.
Kalau memang tuhan itu buatan manusia, bagaimana mungkin manusia memiliki IDE tentang apa yang tidak bisa dijangkau mereka, dan tidak mereka lihat?
Komputer seperti Ai mungkin saja bisa bikin OS sendiri. Tapi untuk memiliki kecerdasan seperti Ai, perlu IDE yang membuatnya termungkinkan untuk membuat OS.
Bukan karena ketiadaan alasan.
Sama seperti manusia, bagaimana manusia bisa mengenal Tuhan, dan menerima Tuhan, kalau bukan Tuhan yang kasih idenya?
Dan atheispun tidak pernah yakin dgn pendapatnya.
@@MatematikaTauhid memang tuhan buatan manusia bro, siapa yang awalnya bilang pertama kali? apakah kamu pikir iblis ?
@vanza-z saya merasa anda tidak yakin dgn argumen anda.
Saya biaa mengujinya.
Skrg buktikan di depan saya, bagaimana sesuatu dari gak ada, bisa menjadi alam semesta sebesar ini, tanpa Tuhan.
Saya tunggu.
Alam semesta itu merupakan bentuk bagian dari the game in immortality. Hukum alam sudah ada algoritmanya tersendiri untuk mencapai titik tertentu, dan itu sangat linier dengan hukum pasti alam, juga gak ada kekuatan ghaib yang mengendalikan apalagi merancangnya, itu naturalistik. Manusia dengan pongahnya seolah-olah itu ada yang menciptakan, padahal semua mekanismenya itu adalah bebas nilai. Hanya manusia yang butuh makna, mahkluk hidup lainnya gak butuh itu. Seharusnya pijakan berpikirnya itu rasional, logis dan realistis, penjelasan metafisik itu masalah rasa yang berarti subjektif dan itu gak akan ketemu, karena didasari oleh background yang berbeda, thanks....
Energy memenuhi kriteria necessary yang saya pahami:
- Energy tidak dapat dibuat
- Energy tidak dapat dimusnahkan
- Energy sudah ada dari sebelum big bang ada
- Energy bisa berubah, namun secara holistik jumlahnya selalu sama di semua kemungkinan
Jadi, apakah energy itu tuhan?
Kalau definisi tuhan yg dimaksud hanya mensyaratkan "necessary", maka iya energy adalah tuhan. Tapi knp hanya itu yg dr dulu ditanyakan? Coba pertanyakan jg ini:
- Jika "awal" itu ada, apakah "akhir" juga ada?
- Jika ada "sebab" yg tdk bersebab (prime cause), apakah "akibat" yg tdk berakibat (atau akibat terakhir yg tdk sebabkan apapun lg) jg ada?
Catatan dari saya, coba sesekali para agamawan, filsuf itu main ke fisika untuk melihat dunia nyata itu seperti apa. Jangan hanya berkhayal terus di pikiran. Alam semesta jauh lebih menakjubkan & jauh lebih liar dari apapun yang kita bayangkan.
Manusia tidak mendikte aturan, alam semesta lah yang melakukannya.
Setahuku Tuhan di agama samawi menganggap bumi adalah pusatnya alam semesta yg berbentuk datar, kemudian matahari dan bulan berputar mengelilingi bumi, sedangkan langit yang berlapis 7 dihiasi dengan bintang2, dan penciptaan alam semesta terjadi hanya sekitar 6.000 thn yg lalu ☺️
Tambahan bang pada bagian "Sains bekerja mengandaikan PSR" itu hanya bersifat umum sebelum ditemukannya subcabang fisika, yaitu fisika kuantum yang di mana "fluktuasi kuantum" menjadi landasan dasarnya dan terlibat dalam beberapa penjelasan salah satu fenomena asal - usul komponen pembentukan alam semesta kita ini yaitu Kemunculan "spontanitas" pasangan partikel "materi dan antimateri".Yang menjelaskan bahwa tidak semua event yang terjadi di dunia real membutuhkan sebab - akibat jika kita telisik dalam ranah yang lebih detail dari atom yaitu kuantum.Bahkan event spontanitas lazim terjadi dalam realita kita pada cakupan kosmos. Sedangkan dalam permasalahan sekarang, banyak agamawan yang sebenarnya hatinya gusar akan eksistensi keimanan di dalam hati mereka sendiri disebabkan oleh salah satunya kemajuan yang pesat dalam "Science Development" yang menyebabkan hatinya sendirilah yang bertanya akan validitas keimanannya dalam dunia yang sudah semakin maju dan absurd sehingga banyak dari mereka melakukan upaya validasi dan justifikasi layaknya "Ibrahim mempertanyakan (menegaskan) ekstistensi tuhan-nya" namun dalam konteks yang berbeda dan dipublikasikan dengan tujuan melihat efek cermin cekung dengan ia sebagai pusatnya.Sekian dan terimakasih
Saya tidak begitu paham bagaimana sebuah kebetulan bisa membentuk sekelompok atom untuk membentuk sel tunggal, yg menjadi cikal bakal setiap mahluk kompleks saat ini.
Saya tdk mengerti bagaimana sel tunggal ini muncul dan bertahan dari kondisi bumi yg barangkali pada saat itu belum stabil, baik suhu dan komposisi gas di udaranya.
Saya tidak mengerti kenapa seseorang atau seekor mahluk dikatakan mati, kenapa jantungnya tidak berdetak kembali sehingga otak kehilangan suplai darah dan oksigen serta nutrisi lainnya, dimana kemudian dia harus mengalami kematian!
Kenapa seseorang yg kehilangan nafas lalu dipaksa mendapatkan nafas buatan sehingga jantungnya kembali berdetak masih memiliki potensi besar mati? Bukankah sudah diberi nafas buatan, bukankah jantungnya kembali berdetak yg mengindikasikan otak kembali mendapatkan suplai darah dan oksigen? Lalu kenapa tetap mati? Bukankah darah dan oksigen di otak menjadi syarat utama otak untuk tetap hidup?
Kenapa orang mati tdk diambil otaknya? Diberi kondisi yg memungkinkan otak tersebut hidup, sehingga kesadaran dgn segala ingatannya bisa abadi di dalan jaringan otak?
Kenapa sel manusia yg sudah tua tdk beregenerasi kembali dan membentuk jaringan baru yg dpt membuat seseorang jdi muda kembali? Di saat yg sama kenapa seorang pria yg sudah berumur 60 tahun lebih masih bisa berketurunan? Bukankah sel tubuhnya sudah menua, artinya seharusnya sperma yg dihasilkan tentu berasal dari sel-sel yg sudah tua juga? Jika dikatakan karena sel yg membentuk sperma adalah sel yg baru diproduksi, lalu kenapa tubuh manusia tua tersebut tdk melakukan hal yg sama keapada badannya sendiri? Apa tubuh manusia memiliki kesadaran sendiri untuk menolak abadi, sedangkan sang tuan si pemilii tubuh justru ingin abadi!
Emangnya orang mati itu yg mati apanya sih?
Para penhanut Athesime dgn segala turunannya cenderung menghakimi keberadaan Tuhan, tapi lupa untuk menghakimi ketiadaan Tuhan di saat yg sama.
Tidak logisnya Tuhan bagi orang Atheis, sama dgn tidak logisnya "kebetulan" yg mereka percayai.
Jika Tuhan tidak ada, dan setelah kematian adalah ruang kosong dan ketiadaan, maka kasihan sekali manusia-manusia yg mati dalam kondisi diperkosa, dibunuh, dimutilasi, para korban perang, dan segala ketidakadilan di dunia ini.
Entah Hitler akan tersenyum bahagia di ketiadaan sana, atau para korbannya yg menangis di ruang kosong hampa.
kehidupan ini mmg tdk adil? Itu faktanya
Tujuan agama di buat utk mengatur moral manusia (kontrol sosial) dgn atribut ( tuhan,nabi,surga,neraka dsb).
Agama mengajarkan kita utk ttp berprasangka baik dr kenyataan yg pahit,agama memberikan kita harapan ttg ada,y keadilan (hari penghakiman) stlh kematian,dan ego kita ingin meyakini itu mmg ada.
dan apa motivasi para nabi2 jaman dahulu, apa untungnya mengaku nabi, seberapa yakin mereka bahwa keyakinan yang mereka bawa akan tetap besar sampai sekarang?.
Ateis cuma bisa ngejawab pertanyaan bagaimana itu pun mereka ragu, tapi ga bisa jawab pertanyaan "kenapa"/"dalam rangka apa"/"apa maknanya"
Pencarian yg luar biasa ......❤
di ruang kosong hampa sepertinya tidak ada yang bisa menangis karena ya sudah tidak ada kesadaran lagi,, hitler pun tidak bisa tersenyum karena ketiadaan adalah ketiadaan, ketiadaan emosi ketiadaan pikiran ketiadaan kesadaran,,,
memang benar sampai saat ini masih banyak sekali yang tidak kita ketahui dlm hidup dan semesta,, suatu saat nanti kita bisa tau atau bisa juga tetap tidak tau,,, tetapi jika ketidak tauan ini langsung dijawab dgn jawaban tuhan maka itulah god of the gaps
Makasih mas penjelasanmu pwenak tenan aku dengerinnya 👍🏼👍🏼
Tuhan, dewa, agama, kepercayaan, adalah produk budaya. Budaya adalah hasil karya manusia.
Seni
@@vanza-zpasar
Perkataan yang kurang literasi
Tapi kepo jg kan ya ttg TUHAN ...... MUDAH2AN PENCARIAN ABANK BERAKHIR HIDAYAH .....AAMIIN😅😅😅😅
@@williamsomerset8649 tuhan yg maha gabut
Berdasarkan penjelasan yang aku dapat dari pesantren, alasan mengapa yang dianggap necessity adalah Tuhan, bukan alam semesta, karena sifat alam semesta itu "baharu." Dalam istilah Islam, "baharu" merujuk pada sesuatu yang terikat oleh ruang dan waktu serta sifatnya berubah. Contohnya, manusia lahir, tumbuh dewasa, lalu mati; daun-daun tumbuh, berkembang, gugur, dan akhirnya hancur; benda-benda mengalami perubahan sifat seiring waktu. Sebaliknya, sesuatu yang necessity harus bebas dari sifat-sifat tersebut.
Tp ada hukum kekekalan energi. Di mata manusia makhluk hidup itu mati padahal berubah energi. Buktinya misal daun/tumbuhan mati jd kompos buat pupuk diserap oleh tumbuhan baru. Energi berputar² berubah wujud.
@@agsidkr sok tau
Kenapa Tuhan harus necessity
@@agsidkr aku juga sempat mikir kayak gitu, tapi pengetahuan fisika aku cetek jadi aku nanya ChatGPT, kata doi sih, energi tetap dianggap contingent, karena masih terikat ruang-waktu
@@agsidkr aw4... Selaw kawan, makhluk hidup itu hidup mati, bukan sekedar perubahan energi, ada namanya jiwa dan nyawa, bila itu lenyap pada manusia maka manusia itu mati, lenyapnya nyawa/jiwa ini hanya Tuhan yg punya kuasa, makanya manusia itu bukan sekedar makhluk materi tapi jg makhluk biologis , makhluk sosial , makhluk peradaban, dsb. Yg pasti manusia diberi akal oleh untuk berpikir, berpikir itu mencari tau/pengetahuan, pengetahuan alam semesta, pengetahuan diri sendiri dan pengetahuan/mengenal Tuhan. 😅
Sanggahan pertama bisa dijawab dengan membuktikan seluruh alam semesta itu mumkin (contigent).
Alasannya : seluruh alam semesta tidak terlepas dari 4 hal :
1. bergerak
2. diam
3. Berkumpul
4. Terpisah
Enpat sifat ini meniscayakan alam semesta itu contingent. Karena bergerak adalah akhir dari diam, begitu juga sebaliknya. Artinya sebuah benda sebelum dia bergerak, maka bergerak itu adalah sebuah kemungkinan. Ketika dia bergerak maka dia menerima ketiadaan (yaitu tidak diam krn bergerak adalah tidak diam).
Setiap yang bisa menerima ketiadaan maka ketiadaan itu adalah contigent (kemungkinan) baginya. Setiap yang mungkin tiada juga mungkin sebaliknya (ada).
Maka, setiap yang bergerak atau diam, maka dia adalah contigent.
Seluruh alam semesta bergerak dan diam, maka seluruh alam semesta adalah contigent.
Jika alam semesta ini memang di ciptakan oleh tuhan, yg jadi pertanyaan apakah tuhan itu seperti tuhan yg di bayangkan manusia selama ini ? dan apakah tuhan yg maha pencipta itu minta di sembah manusia ?
Tuhan berbeda dengan makhluknya termasuk pikiran manusia yang berfikir Tuhan itu seperti apa, dari situlah Tuhan tidak teridentifikasi
@@ezzximak9567 Kontradiksi: Tuhan "Tidak Bisa Dipahami" Tetapi Dipercaya itu aneh banget bro. Berarti terlalu halusinasi itu.
@@vanza-zkarena anda tdk pernah myempatkan diri mencari HAKIKAT TUHAN, belajar donk dr org2 pencari TUHAN ......
@@vanza-z tapi Tuhan bisa di rasakan keberadaannya coba belajar ilmu tasawuf biar tahu
@@ezzximak9567 Ya karna emang lu lagi dalam satu kesatuan alam semesta yang disebut tuhan dek wkwkwkwkk
Kl saya simpel saja. Saya akan menolak ide agama ttg tuhan yg sifat2nya digambarin mirip raja jaman dulu, minta disembah2 dan menghukum dg menyiksa yg katanya ciptaannya. Itu adalah pemahaman yg sangat rendah kl menurut saya. Kita saja human di jaman skrg anti kekerasan kok tuhan yg diposisikan di atas manusia kok malah mengancam dg kekerasan. Semacam itu mau dipercaya? Absurd itu.
apakah kamu ingin dihajar habib bahar?
@@titinyuliana3841 nah ini ni nongol orang "beragama kejahatan".
Saat ngobrol soal ketuhanan, gw pernah bilang ke teman
Kalo lu bilang Tuhan itu qadim (gak berawal), kenapa lu ga bisa bilang juga bahwa alam semesta ini gak berawal juga dan gak butuh penyebab/penjelasan adanya
seketika dia terdiam😀
skrg gw baru tau ternyata ini argumennya Graham Oppy
"Pilihan2 yg dimiliki oleh theism utk menjelaskan Tuhan itu dimiliki juga oleh naturalis utk menjelaskan semesta"
"Jika theism menjawab bahwa Tuhan exist out of necessity, maka naturalist juga memiliki pilihan untuk bilang bahwa semesta exist out of necessity, niscaya keberadaannya"
sok tau
Alam semesta ada dengan sendirinya terus hancur dengan sendirinya gitu?
@@halfdemons4318 kalau ternyata alam semesta itu sendiri tidak berakhir juga? Karena sampai sekarang kita juga belum tahu apakah alam semesta kita ini ada akhirnya, sama seperti kita belum tahu apakah alam semesta yang kita tinggali saat ini ada awalnya.
Carl Sagan juga ngomong gitu
@@halfdemons4318Ya dibahas bukan realitasnya, karena jawaban dari realitasnya sendir manusia "tidak tahu", yg dibahas proposional logikanya.
11:38 sangat mirip sekali dengan ukapan Buddha Gautama
Üdana, VIII: 3 “Para bhikkhu, ada Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Menjelma, Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Para bhikkhu, bila tak ada Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Menjelma, Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka tak ada Kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan,pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi, para bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Menjelma, Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu”.
Benar sekali 🙏
wkwkwkw ustadz pongah yg hidup di echo chamber, hal ini sudah banyak di bantah secara scientific, ya kalo dia debat nya sama org bukan scientist ya di iya iya in aja, pongah dan hidup di echo chamber
Izin komentar bang, kalau objection kedua di video ini benar, maka itu akan membantah objection yang pertama, karena kita berhenti pada tidak adanya penjelasan sejak awal, ngapai percaya principle of sufficient reason, ketika penjelasan tersimpel adalah penjelasan tanpa principle apa pun, yg nnti nya kita akan jatuh ke dalam paradoks (karena berpikir kalau penjelasan tidak perlu ada merupakan sebuah penjelasan juga)
Kalau mau meragukan logika induktif boleh juga sih bang, tapi jatuhnya kita yaa jadi beriman juga jadinya, apa memangnya basis seluruh kebenaran kita selain logika induktif?
Aku tutup komentarku dengan kata² ini bg, kesimpulan sementara setelah lama belajar filsafat, "andai pun manusia g beriman pada tuhan, mereka akan tetap beriman pada hal² lainnya, minimal satu prinsip untuk fondasi keilmuan atau pengetahuan mereka"
Keren bg paragraf terakhir. Jd inget omongan Rousseau, dikutip scr sewenang2, "manusia terlahir bebas merdeka, tapi setelahnya terbelenggu oleh rantai2 di sekitarnya"
bagus nih bang argumennya, kalau basisnya induktif, untuk menelaah kontingen butuh contoh kecil yang bersifat pribadi, kadang deduktif jadi agak dikesampingkan, padahal mnrt gue klo induktif dan deduktif bisa kita cari irisan point yg berhubungan, kita bakal menemukan satu dasar pondasi berpikir terkait sesuatu yang kita masih skeptis.. izin menanggapi
Betul....contoh lagi apabila kita dihadapkan pada 2 pilihan. Pilih A atau B, ketika kita memilih untuk tidak memilih diantara keduanya (A atau B) ya itu namanya pilihan juga...artinya kita memilih pilihan ketiga, yaitu tidak memilih....cmiwwww
Menurut saya, kesalahan fatal agama ada 2: yaitu salah dalam mejelaskan bahwa alam semesta diciptakan oleh Tuhan. Kedua, agama salah dalam menjelaskan bahwa manusia juga diciptakan oleh Tuhan. Mengapa salah? berikut penjelasan saya.
1. Asal-Usul Alam Semesta: Fluktuasi Kuantum dan Big Bang
Dalam penjelasan ilmiah modern, alam semesta dapat muncul secara spontan tanpa memerlukan pencipta supernatural. Hal ini dijelaskan oleh fluktuasi kuantum yang memainkan peran penting dalam menginisiasi Big Bang, peristiwa yang memulai ekspansi alam semesta.
1.1. Fluktuasi Kuantum
Ruang hampa tidak benar-benar kosong. Dalam mekanika kuantum, vakum dipenuhi dengan partikel virtual yang muncul dan lenyap secara spontan. Ini adalah konsekuensi dari prinsip ketidakpastian Heisenberg, yang memungkinkan keberadaan energi sementara dalam ruang kosong.
Pada skala mikroskopis, fluktuasi kuantum dapat menciptakan ketidakseimbangan energi yang sangat kecil, menghasilkan gangguan dalam ruang hampa yang berpotensi memicu fenomena besar.
1.2. Hubungan Fluktuasi Kuantum dengan Big Bang
Dalam skenario awal alam semesta, fluktuasi kuantum pada ruang hampa di tingkat subatomik menciptakan singularitas kuantum, sebuah titik dengan densitas energi yang sangat tinggi.
Singularitas ini adalah awal dari Big Bang, yaitu peristiwa ekspansi luar biasa cepat yang menciptakan ruang, waktu, energi, dan materi.
Inflasi kosmik yang terjadi sesaat setelah Big Bang memperbesar fluktuasi kecil dalam energi vakum, membentuk struktur awal alam semesta seperti galaksi dan gugus galaksi.
1.3. Energi Total Alam Semesta
Alam semesta kita memiliki energi total yang mendekati nol. Energi positif dari materi dan radiasi diseimbangkan oleh energi negatif dari gravitasi.
Hal ini memungkinkan alam semesta muncul secara spontan tanpa melanggar hukum kekekalan energi. Dalam konteks ini, fluktuasi kuantum memberikan mekanisme alami untuk menciptakan alam semesta dari ketiadaan.
2. Terbentuknya Alam Semesta
Setelah Big Bang, alam semesta mulai berkembang melalui tahapan-tahapan berikut:
2.1. Fase Inflasi
Dalam waktu 10^-35 detik setelah Big Bang, alam semesta mengalami fase inflasi kosmik, yaitu ekspansi eksponensial yang sangat cepat.
Inflasi memperbesar fluktuasi energi vakum, yang kemudian menjadi benih pembentukan struktur besar seperti galaksi.
2.2. Fase Pendinginan
Setelah inflasi, alam semesta mulai mendingin. Partikel-partikel elementer seperti kuark, elektron, dan foton terbentuk.
Dalam waktu sekitar 380.000 tahun setelah Big Bang, suhu cukup rendah sehingga proton dan elektron dapat bersatu membentuk atom-atom pertama (proses rekombinasi). Cahaya yang dilepaskan pada saat ini masih dapat diamati hari ini sebagai Radiasi Latar Belakang Gelombang Mikro Kosmis (CMB).
2.3. Pembentukan Struktur
Dengan waktu, gaya gravitasi menarik materi ke dalam wilayah dengan densitas tinggi, membentuk galaksi, bintang, dan planet.
Fluktuasi kuantum awal yang diperbesar oleh inflasi menjadi pola dasar distribusi materi di alam semesta.
3. Asal-Usul Kehidupan dan Evolusi Manusia
Agama sering menjelaskan manusia sebagai ciptaan langsung dari Tuhan, tetapi sains menunjukkan bahwa manusia adalah hasil dari proses evolusi yang panjang melalui seleksi alam.
3.1. Abiogenesis: Awal Kehidupan
Kehidupan dimulai dari molekul organik sederhana yang terbentuk melalui proses kimia di lingkungan awal Bumi.
Proses ini menghasilkan RNA atau molekul mirip RNA, yang mampu mereplikasi diri dan menjadi dasar evolusi biologis.
3.2. Evolusi Melalui Seleksi Alam
Charles Darwin menjelaskan bahwa organisme berkembang melalui proses mutasi genetik dan seleksi alam. Organisme dengan karakteristik yang lebih adaptif memiliki peluang lebih besar untuk bertahan dan berkembang biak.
Fosil dan data genetik menunjukkan hubungan evolusi antara manusia dan spesies lain, seperti simpanse, dengan kesamaan DNA mencapai 98,8%.
3.3. Manusia sebagai Produk Evolusi
Fosil manusia purba, seperti Australopithecus afarensis, Homo erectus, dan Homo sapiens, menunjukkan tahapan evolusi manusia dari nenek moyang bersama primata.
Evolusi manusia tidak memerlukan perancangan supernatural, tetapi hasil dari adaptasi selama jutaan tahun terhadap perubahan lingkungan.
4. Kesimpulan: Fluktuasi Kuantum, Big Bang, dan Evolusi
Penjelasan ilmiah tentang alam semesta dan manusia menunjukkan bahwa:
4.1. Alam semesta dapat muncul secara spontan dari fluktuasi kuantum yang memicu Big Bang, menghasilkan ruang, waktu, dan materi tanpa memerlukan pencipta supernatural.
4.2. Kehidupan dan manusia adalah hasil dari proses evolusi yang panjang, dimulai dari molekul sederhana hingga organisme kompleks melalui seleksi alam.
Sains memberikan pandangan alternatif yang berbasis bukti terhadap asal-usul segala sesuatu, meskipun tidak menolak kepercayaan spiritual secara langsung. Perspektif ini menunjukkan bahwa keberadaan alam semesta dan kehidupan dapat dipahami melalui hukum-hukum alam tanpa memerlukan intervensi ilahi.
Salam,
Akmaluddin Said
agama akan punah dan di gantikan oleh ideologi atau filsafat walaupun memang sudah digantikan sih, banyak korban dari agama, manusia akan digantikan robot atau menjadi setengah robot, lagi-lagi membantah agama
pakai chat gpt bang?
Salam bang said sangat menarik untuk penjelasannya namun hal itu juga tidak menafikan keberadaan tuhan itu sendiri...
Karena ibarat semua cara dan runtutan perkembangan alam yang anda sebutkan diatas itu adalah metode dari tuhan membentuk alam ini,
Secara simple akan saya analogikan maksud dari ust Nuruddin :
Ketika anda membangun rumah bisa saja anda membangunnya dengan bahan kayu , semen, batu batuan gua dll....
Metode yang dipakai Bun bisa beda beda entah dengan cara kuno, tradisional, maupun modern
Namun hal itu semua tetap butuh seorang mandor,arsitek,tukang dll yang menentukan arah pembuatan rumah supaya tidak kacau dalam pembangunannya.....
Coba anda bayangkan semisal ada baha dan peralatan tersedia semua,namun tidak ada mandor, arsitek ataupun tukang apakah rumah itu bisa terbangun dengan sendirinya dengan begitu indahnya??
Kalau itu saja tidak bisa ,bagaimana terbentuknya alam semesta yang begitu tertata seperti ini????......
Silahkan dijawab
#PEACE
@@ahmadaufa6785 Salam damai juga bro, tapi faktanya tuhan itu gak ada kok, karena apa, pertama tuhan yang katanya maha besar, tapi di panggil tidak akan datang, ke 2 katanya manusia terbuat dari tanah, nyatanya kita hewan, terus gak boleh makan daging babi, faktanya dna kita sama babi 80% karena najis tapi ? kita sama sapi aja dekat secara genetik dan kucing 90% bahkan bukan dari kera tapi dna kita sama dengan chimpz 98% dan anjing 80% cukup tinggi bukan, juga semua sudah di debunk sama ilmuan sekalipun dan bahkan orang yang ikut membuat kebaikan dan agama akan punah. Kalo tuhan maha besar, berarti dia bisa membasmi orang jahat di dunia, kalo tuhan maha baik, kok ada pengikutnya yang jahat? kenapa gak semua nya baik aja?? mau bilang itu kan tergantung orang. Oke terus jadi kontradiktif dong?. Oh iya tentang bumi datar, nyatanya tidak datar. Banyak hal yang di debunk dan dalam agama juga tidak sejalan dengan sains bahkan sains selalu memperbarui. Kalo tuhan maha besar, orang jahat hilang sekejap ketika di doakan. Masuk?
@@LIVETOYS-h3kKalau koruptor atau penjahat lain meninggal, nasibnya akan sama dengan manusia-manusia lain, terdekomposisi. Tidak ada pengadilan gaib ataupun alam lain.
Tuhan adalah alam itu sendiri
Sadar bahwa spesies kita memanglah benalu😔
Alam dan kita adalah pantulan cermin yang di depannya ada Tuhan... sedang bercermin
@@razdeyruslin3085 manusia nya itu tuhan sendiri, karena apex predator
kalau di pikir" kita ini adalah kemungkinan" kalau bahas quantum, mungkin saja kita tidak nyata, yang nyata cuman sang pencipta, orang" mencari melalui rasa, batin, pikiran ga menemukannya karena yang ada hanya sang pencipta, maybe
Alam itu akan hancur saat kiamat. Tinggal di simpulkan
Tuhan ada ato tdk apakah penting? Didogma ada Tuhan saja dunia ini tdk semakin baik... Malah makin parah.. Banyak pertikaian dan kejahatan... Yg perlu dibahas adalah mengapa sudah ada agama tapi dunia makin kacau? Dan bagaimana cara pemeluk agama bisa mempraktekan ajarannya dalam hati.. Itu yg dibahasa adalah awal manusia menciptakan konsep Tuhan.. dan itu sudah lewat...
Karena kesombongan manusia, n tdk mau menerima kebenaran ....... Maaf Rasul terakhir dizholimi kafir krn tdk terima keberadaan ISLAM,
so mau nyalahin siapa?
Udah lahhh sbg makhluk, pke otak bae bae, biar selamat di dunia n di alam kematian
Bang Yadi,, sepertinya akan menarik kalau dibahas di next video ttg god of the gaps,, krn ini tampaknya masih berkaitan dgn PSR
Pusing dengernya, saya bingung kalo alam semesta tidak boleh dianggap niscaya mengapa tuhan boleh? ini sebenernya cuman kayak paradox prima causa ga sih? Trs kok bisa langsung menuduh pencipta alam semesta ini adalah sosok? Bukankah itu jumping conclusion?
Jawabannya gampang. Sebab adanya alam semesta tidak harus Tuhan. Selesai. Nuruddin Nuruddin ...
Iya kah?
Apa ajalah yg penting jangan tuhan😅
Ateis Close minded gini amat ya
sok tau
ini bukan jawaban, tapi pertanyaan lagi. makanya di video di jelaskan infinite contingent
@romadonarudiansyah3503 hahahaaaa
Terima kasih bang sudah menjelaskan secara mudah dipahami oleh masyarakat awam
bagus banget.. ini yang dibahas dalam masalah sains tentang fluktuasi kuantum (materi tercipta dari ketiadaaan) yang kemungkinanya alam semesta muncul karena fluktuasi probabilitas juga. Di LHC materi bisa diciptakan.. tetapi membutuhkan energi. Untuk alam semesta mungkin tercipta sendiri.. Tapi dimana energi untuk mewujudkan alam semesta datang? belum terpecahkan.. atau mekanismenya belum dipahami saja
Penjelasannya keren, aku suka gaya lo kak.
sy cenderung ke naturalist..walaupun misal tuhan ada, keberadaan tuhan tidak membuktikan keberadaan tuhanya nasrudin..nasrudin dan para agamawan masih jauh dan gak bakal bisa membuktikan bahwa tuhan versi agamnya itu yg bener-benar tuhan..
Apa alasannya?
mending atheist dari pada musyrik ( nyembah tuhan yang salah) claim tuhan abrahamic, cemburu tuhan abrahamic kalau kita sembah tuhan yang lain
@@muhariefayif ya logika aja, apa iya Tuhan itu punya sifat2 manusia seperti tukang ngambek (kalo gak begini nanti bapakmu masuk neraka), tukang ngamuk, (kalo kamu gak begini nanti masuk neraka) tukang ngancem (kalo kamu gak nurut nanti gak dapet pahala), ngurusin perintilan (cara cebok, cara ibadah, cara ini itu) wkwkwk kenapa Tuhan punya sifat2 seperti manusia? Ya karena manusia yg menciptakan Tuhan mereka sendiri, melalui agama 😂
Sangat menarik@@LalaLasthia...izin menjawab
Untuk hukuman yang diberikan itu bukanlah bentuk marah dari Tuhan melainkan adalah sifat keadilan......kita misalkan saja
•ayah anda dibu*uh
•ibu anda di perk*s@
•anak anda di culik
Apakah anda akan diam saja dan membiarkan pelakunya?
Kalau didunia ada beberapa orang yang disitu punya pangkat,atau harta yang banyak....yang kemungkinan akan sulit untuk diberi hukuman.....
Makannya tuhan membuat akhirat sebagai bentuk hukuman dunia yang belum terealisasi kepada pelaku kejahatan didunia.....
Silahkan dijawab
@@LalaLasthia Kata orang scandanavia:
We prioritize what works over dogma and ideology.
We help each other out, when needed.
We work together to find solutions that work well for as many as possible.
Our political systems are based on and favours broad compromises instead of two opposite poles fighting each other
The problem is ust nuruddin probably ashari, buat ashari islam contingency argument dasarnya adalah universe yg eternal, makanya kata al ghazali itu udah bukan doktrin islam (universe eternal), yg artinya antara aqidah dia sama argumen yg dia pakai ga konsisten, dan diceramah dia yg lain dia jelas2 bilang bahwa science modern confirm universe ga eternal, lah ya kalo gitu ngapain pake argumen contingency?, ini argumennya pak nurudin self defeating dan kontradiksi, buat lebih detail liat perbandingan aqidah islam by khalil andani
Dia emg dikenal ga konsisten, soal aqidah dia kekeh nganggep aqidahnya bisa dijelaskan secara ilmiah tapi soal nasab habib dia memilih beriman 🤦♂️ hal yang ga bisa dibuktikan langsung dia kritisi, hal yang bisa dibuktikan dia memilih beriman😂
Lu punya bukti gak kalau al ghazali berpendapat univers itu eternal.
M. Nuruddin Dia nantang debat ilmiah soal aqidah ke GG yang seorang muslim (yang yakin Tuhan itu ada, yaitu Allah), tapi yang dibahas malah argumen rasional tentang keberadaan Tuhan
@@wibuyahudikomunisemang ga jelas 😂
Dia banyak bahas Logical Fallacy tapi sendirinya pake argumen “Nabi dikenal jujur, tidak mungkin bohong, maka semua yg dikatakannya otomatis benar” sebagai dasar pembenaran agamanya, padahal itu juga Logical Fallacy “Appeal to Authority”. 😂
G ada teologi yang konsisten bg, walaupun aku percaya teologi Islam yang paling sedikit inkonsistensinya
Bahkan teologi ibnu Sina pun bercacat, dan punya inkonsistensi, tuhan g benar² maha tahu dalam pandangan Ibnu Sina dari argumen contingency ini, tuhan cuma tau yg universal, dan itu cukup aneh sebenarnya, bagaimana tuhan yg maha tau cuma tau yang universal bukan partikular (pengetahuan tuhan hanya pada yg universal adalah akibat dari divine simplicity hasil pembuktian kontingensi)
mantap, pagi pagi tercerahkan
kalau bisa ada dan bisa tidak ada dianalogikan dengan timbangan yang setara.. maka yang niscaya atau disebut tuhan itu juga memiliki kemungkinan apakah dia mau atau tidak mau menciptakan,, kemauan tuhan tersebut bukan niscaya.. lalu juga memerlukan faktor penyebab,, jadi dalam keniscayaan tuhan tersebut terdapat kemungkinan,, tetapi jika kehendak menciptakan tersebut adalah juga niscaya maka tuhan tidak bisa berkehendak atau tuhan tidak punya pilihan harus menciptakan,, agak paradoks?
Tiada Yang MAHA KUASA & NYATA selain ALAM SEMESTA.
sok tau
@@MikiSigar yang maha kuasa dan nyata cuman manusia bro untuk skrg. bisa ancurin bumi kalau mau maha kuasa kan
tuhan itu manusia itu sendiri, karena siapa yang bisa menghukum manusia atau berbuat baik terhadap manusia? ya manusianya sendiri lah, manusia itu apex predator puncak rantai makanan, berdoa sama tuhan yang maha kuasa tidak ada gunanya dan percuma, karena tuhan itu ya manusia, ini sama seperti megalodon atau trex mereka adalah tuhan dulunya.
Sains : Untuk percaya butuh bukti.
Agama/Kepercayaan : Bukti tidak diperlukan. Yang penting main klaim dengan ancaman2 jika tidak mempercayainya. 😄.
Hahaa.. benar
Bagimu agamamu, bagiku agak maksa.. mereka senangnya maksa2 orang lain mengikuti pemahamannya..
Bagiku itu tidak lebih baik dari "pemerkosaan"
Kenapa alam semesta tidak bisa dianggap necessary atau niscaya seperti penciptanya? Pertama salah satu sifat pencipta alam semesta tidak berkembang/bertambah sementara alam semesta luasnya berkembang serta isinya bertambah dan pencipta alam semesta tidak berkurang/hilang sementara isi dari alam semesta ini ada yang berkurang/hilang.
Tidak bisa molekul atom menjadi kesatuan yang aktif tanpa perantara.
Dan tidak bisa juga suatu benda menjadi kendaran misal motor yang aktif tanpa prantara.
"Sesungguhnya Alloh menciptakan hewan itu dari air, kemudian mereka ada yang berjalan dengan perutnya, ada juga yang berjalan dengan dua kaki, dan yang lainnya berjalan dengan empat kaki" qs annur
"Hanya di sisinya kunci² hal yang ghaib, tidak ada yang mengetahui kecuali Dia" qs al anam
keren bang.. tdi sy sempet pikir klo pola mungkin dan tidak mungkin itu bs jdi bukan dianalogi seperti timbangan yg seimbang.. tapi masing masing kemungkinan ya terjadi.. ada alam semesta yg terjadi seperti di sini.. dan juga yg tidak terjadi.. nah yg tdk terjadi krn tidak ada ya ga bs dibahas.. jdi semua kemungkinan yg terjadi telah terjadi
Saya bukan atheis, tapi argumen Nuruddin ini GAK NYAMBUNG.
Argumennya hanya menjelaskan penciptaan alam semesta, bukan membuktikan (ataupun menolak) Eksistensi Tuhan, apalagi akidahnya, kejauhan.
Saya punya analogi :
"Batagor ini punya citarasa tinggi, karena memiliki resep khusus yg dibuat oleh chef handal".
Apakah kalimat di atas membuktikan eksistensi Pak Sukardi ?
Jawabannya : Gak nyambung, gak membuktikan (ataupun menolak) eksistensi Pak Sukardi. Kalau ada penganut agama tertentu yg MEYAKINI chef handal yg dimaksud adalah Pak Sukardi, yaitu keyakinannya pribadi. Gak ada masalah, kecuali kalau keyakinannya DIPAKSAKAN sebagai logika umum yg harus diterima semua orang. 🙏🏻
Analogi loe gak nyambung .. karna loe tiba2 ngambil sosok seseorang yg tanpa syarat kualifikasi tertentu (kualifikasi sebagai chef yg handal) ..
@@kebeleteeek4227
Begitulah argumen Nuruddin, gak nyambung. Cuma kau belum ngeh aja.
@@kebeleteeek4227
Nah betul, begitulah argumen Nuruddin, gak nyambung.
@@AmadBudi39 argumen contingency yang dibawa Nurrudin itu membuktikan Tuhan secara umum, itu dipakai di semua diskursus teologi di jaman manapun, dari Agustinus sampai Plantinga juga kepake
Pemikiran filosofis gak bisa direduksi jadi sesimple itu
@marvelinosaktihatmahutama2765
Sorry, teologi gak bisa dijadikan patokan Ilmiah. Juga Tuhan secara umum itu maksudnya gimana ? Manusia membuat konsensi untuk mengklasifikasikan Tuhan ? 🤣 Apa Alien A, Alien B, dll juga termasuk klasifikasi "Tuhan secara umum" ?
Si nurudin itu jago simplifikasi😂
@@GaganGege yg digiring kan kaya hewan ternak
Alasan dibalik kenapa tuhan itu tak berawal (qadim) dan alam semesta itu berawal (hadis), berikut adalah bukti rasionalnya;
Pm) Alam adalah gejala material
PM) Semua gejala material itu bergerak melalui ruang dan waktu
K) Alam itu bergerak melalui ruang dan waktu
Pm) Alam itu bergerak melalui ruang (jarak) dan waktu (usia)
PM) Segala yang bergerak melalui ruang (jarak) dan waktu (usia) adalah perubahan
K) Alam itu berubah
Pm) Alam itu berubah
PM) Setiap yang berubah itu baharu
K) Alam itu baharu
Pm) Alam itu baharu
PM) Setiap yang baharu pasti ada yang mengadakan (berkausa)
K) Alam itu pasti ada yang mengadakan (berkausa)
Jadi kita tidak bisa menuntut; kenapa alam juga “tidak bergerak” “tidak berubah”, “tidak baharu”, dan pada akhirnya “tidak ada yang mengadakan” sebagaimana tuhan-nya kaum theis? Karena keniscayaan yang dihasilkan dari permis minor dan kesimpulan dalam silogisme pertama;
“alam adalah gejala material”
“alam itu bergerak melalui ruang (jarak/pindah) dan waktu (usia/umur)”
Tantangan atheis adalah menunjukkan bahwa “tidak semua gejala material itu bersifat baharu (berawal)” atau “ada gejala material yang bersifat dahulu (tak berawal)” dalam arti tidak bergerak melalui ruang (jarak/pindah) dan waktu (usia/umur)”.
Bagaimana dengan teori big bang? Ketika alam semesta ada di fase materi sub partikel (proton-neutron) tidak memiliki ketetapan dalam pembentukannya?
Meskipun demikian tetap saja para theis tidak akan menemukan jejak (atsar) tuhan ketika alam semesta berada di fase permulaannya secara ilmiah.
Tapi ketika ilmuwan dapat membuktikan fase permulaan bagi alam semesta, itu sudah cukup untuk memuaskan/memenuhi kebutuhan ‘iman’-nya kaum theis, yaitu bahwa alam itu hadis (berawal) dan fana (berakhir) yang mana kedua ini merupakan sifat mustahil bagi tuhan dalam ketetapan iman-nya kaum theis.
Kalo alam harus ada yg menciptakan , begitu pula tuhan. Tapi itu akan ada konsekuensi infinite loop. Paling masuk akal itu tuhan = alan. Tuhannya spinoza
Semesta kan dr Big Bang.. Big Bang dr mana?? Sebelum Big Bang, apa??
@@officiallandreformBig bang itu hanya teori, Kl pgn tau sebelum big bang ada apa, silahkan berusaha hidup panjang untuk melihat perkembangan ilmu cosmology! atau instead of nanya, cari tau sendiri!
Kita hanya bisa mengamati dalam jangkauan waktu kita, kita tak dapat mengamati diluar waktu yang kita miliki.
Kita dapat mengamati perubahan yang kita lihat selama kita hidup, seperti mengamati siklus amoba, hewan2 yang umurnya kurang lebih dengan umur manusia. Dan dapat diwariskan melalui catatan misal mengamati alam.
Maka ada berhubungan dengan Dharma hidup ini seperti kita terkena panah beracun, yang mana berlomba2 untuk mencari obat untuk racun ini, percuma mencari sumber pemanah ini😊
Sejak dulu orang selalu memperdebatkan Tuhan itu ada atau tidak. Sebab orang mengangap Tuhan itu sebagai sosok di.....?
Tuhan sebagai sosok yang diangap sumber pertama tiba2 muncul sendiri = kebetulan
Aku sendiri 100℅ percaya adanya Tuhan, namun TUHAN yang universal bukan Tuhan sosok.🙏
Ya beberapa bahasa yg sulit sudah dijelaskan.. tadi ada yg terlewat untuk di jelaskan takutnya pada gk tau "ka toel" itu apa.. hehe
Keknya penjelasan tentang argunen contingent nya kurang lengkap dan sanggahan ke argumen contingent nya pun gak nyambung
Kelemahan argumen alam necessary adalah alam ini tdk kekal, matahari akan redup, bumi akan dingin dan mati. Alam ini menuju kematian. Sesuatu yg tdk kekal tidak bisa mengadakan dirinya sendiri ataupun mencipta kekekalan, jadi alam hrs contingent. Apakah dr kekosongan bisa muncul keberadaan kalau tidak ada yg mengada? Sedang dr sesuatu yg kekal baru bisa ada keberadaan yg diadakan oleh yg kekal itu. Alam tdk bisa menjadi spt Tuhan yg mencipta krn tidak kekal. Sesuatu yg tidak kekal tdk bisa muncul secara tiba2 tanpa pengada. Sedang Tuhan kekal. Tuhan tdk butuh pengada. Tuhan bisa mencipta kekekalan krn dia kekal,spt roh manusia yg dicipta kekal oleh Tuhan (kekal yg diadakan), sedang roh binatang tdk kekal dan mrk akan lenyap. Nanti di langit dan dunia baru binatang akan dicipta lagi bukan dibangkitkan spt manusia. Dan seperti awal penciptaan manusia dan binatang akan makan buah2an dan tumbuhan, tdk ada mangsa memangsa spt sblm manusia jatuh dlm dosa.
Aku selalu berfikir argumentasi terkuat keberadaan tuhan ya manusia itu sendiri manusia selalu mencari eksisiensi keberadaan tuhan sejatinya mereka sedang mempertahankan eksistensi dirinya sendiri! Terdapat milyaran galaksi di alam semesta tidak terhitung lagi berapa itu sistem tatasurya di dalamnya jika bumi hancur seluruh manusia mati bahkan sistem tatasurya atau galaksi kita hancur itu sebenarnnya tidak pengaruh apa2 untuk alam semseta toh masih ada milyaran galaksi lain yang bertebaran! Manusia tau mereka pasti mati hancur lenyap tapi manusia tidak mau eksistensi mereka juga lenyap
aku juga selalu berfikir, dalam diri manusia ada yang namanya kesadaran atau consciousness, di sisi lain ada yg namanya kekekalan energi, kemana kesadaran ini pergi ketika manusia mati.
Tuhan adalah energi terkecil yang menggerakkan gelombang hingga membentuk partikel quark, quark membentuk atom dan seterusnya hingga menciptakan alam semesta
sok tau
@romadonarudiansyah3503 koreksi aja klo salah sepuh
@@hafizh6424 paradox nya, semakin kita banyak tau, semakin kita tidak tau. tuhan tidak bisa di jabarkan dengan kata2. jika dijabarkan, akan melimitasi Nya.
@@romadonarudiansyah3503 ya itu tuhan menurut mu, tuhan menurut ku ya energi
@@hafizh6424 ah sok tempe
Yang kita lihat, dan teramati adalah perubahan.
Perubahan ada 2:
1. Perubahan secara alami
2. Perubahan akibat rekayasa.
Tidak ada yang rekayasa,Semuanya alami, karena manusia itu juga bagian dari alam,jadi perbuatan manusia juga alami.hanya saja manusia memandang dirinya sangat tinggi, padahal manusia buat rumah atau mobil itu tidak ada bedanya denga semut buat sarang.
Alam ini ada dg sendiri nya. Karena alam ini Tuhan
Pantheism? Bener bukan
@doelabdul_ yes
Apakah itu saintifik? Menurut teori ilmuwan siapa?
@@achbasuki6214 konsep ketuhanan ala Spinosa
Sedihnya, spesies kita memanglah benalu bagi Alam ini😔
Sebelum nanya tentang Tuhan, lebih baik atheis selesaikan diri dulu dengan bertanya tentang diri kalian sendiri.
Misal : "Sudahkah saya membayar cicilan motor bulan ini?" 🤣
Apa necessary itu prima kausa?
Memperdebatkan tuhan itu bagi saya debat kusir. Karna ini seperti kita yg di dimensi 3 membayangkan bagaimana bentuk dimensi 4, sampai kapanpun akan mustahil.. yg bisa diperdebatkan sebenarnya adalah tuhan yg di gambarkan agama2 yg ada. Itu lebih punya dasar, karna agama2 punya penjabaran tentang tuhan yg lebih spesifik, semakin spesifik sesuatu semakin mudah menilai itu benar atau salah..
Menurut argumen Ibnu Taimiyah bahwa alam semesta yang bersifat CONTINGENT memerlukan penyebab yang wajib ada, yaitu Tuhan, yang eksistensinya tidak bergantung pada apapun dan menjadi penyebab pertama yang mengatur serta menciptakan segala sesuatu, menolak pandangan bahwa Tuhan hanya sebagai prinsip pertama yang tidak terlibat langsung dalam penciptaan.
Pemisalan deretan buku, adalah pemisalan sebab dari akibat sesudahnya. Kalau sebuah buku jatuh dan kena ke suatu buku, maka buku itu juga akan jatuh, dan begitu seterusnya.
Infinite regresi hendak menjelaskan bahwa secara logika semesta tdk mungkin abadi atau tdk ada permulaannya. Karena kalau deretan buku itu adalah tak terhingga, maka jatuhnya buku di ujung sana, sampai kapanpun tdk akan membuat buku paling depan jatuh. Jadi kalau contigent itu tdk punya ujung, maka alam semesta ini tdk akan pernah ada... Maka alam semesta untuk ada perlu ada ujungnya, perlu ada permulaannya. Dan penyebab awalnya adalah Tuhan.
Pembandingan antara alam semesta dng Tuhan dari argumen Graham Oppie.... utk sesuatu menjadi ada, maka perlu ada Kehendak. Nah Tuhan bisa punya kehendak untuk mengadakan alam semesta. Apakah alam semesta punya kehendak utk mengadakan dirinya sendiri??
Luar biasa anda semua...argumen anda semua dikolom komentar sangat cerdas cerdas,.😂😂😂😂....jika anda mengumpulkan isi semesta ini,.siapakah intensitas kecerdasan tsb?..
😂😂😂
Itu argumennya naturalis tuhan itu adalah kumpulan dari alam semesta, kalau alam semesta diciptakan berarti tuhan itu di ciptakan, main lagi ni argumen ke kontingensi.
Berarti klo neccessry being masuk dunia contingent itu kontradiksi dan udah pasti necesssry false ya bang 😢 aduh gimana nih
Menurut saya ni ya:
Sanggahannya gak nyambung: cuma opini tanpa alasan.
- Fallacy of composition: Nggak ada argumen dan penjelasan tentang fallacy nya.
- You bilang Teori Ust Nuruddin bisa jadi gak berlaku di luar alam semesta? Apa yang dimaksud "di luar alam semesta"
- Terus you bilang: Bisa jadi alam ini necessity being, mana buktinya?
- Sekali lagi saya belum menemukan argumen yang logis dari bantahan anda. Jangan2 memang udah terjebak di fallacy of rationalization 😂
You bilang tuhan itu ada di luar semesta ini trus dia mana sekarang?😮
You bilang tuhan itu necessary being mana buktinya? 😮
Jangan2 you sudah terjebak
Sanggahanya sangat nyambung cuma lu aja Yang mikir ga pake otak😂
Necessary being Yang katanya tuhan tersebut bisa digonta ganti dengan big bang, naga, Alien, dll😊
- 12:08 coba dilihat
- Tuhan kan dikatakan berada di luar alam semesta; karena berperan sebagai penyebab dan pencipta. Koreksi kalo aku salah, tp ust Nuruddin juga menyatakan bahwa sesuatu tidak dapat menciptakan dirinya sendiri serta mengafirmasi kemustahilan infinite regress. Jadi, Tuhan berada di luar alam semesta.
- Theist mengasumsikan kalau Tuhan adalah necessary being, kemudian di menit 15:14 , Bang Yadi berusaha menyajikan alternatif lain, karena tidak ada alasan mengapa semesta harus contingent dan Tuhan harus necessary. Sanggahan ini, bahwa boleh jadi semesta itu necessary, punya kelebihan karena lebih simple; tidak mempostulasikan adanya sesuatu yang lain yang membutuhkan penjelasan (Occam’s razor)
- "Tuhan berada di alam semesta" itu kata siapa? Tuhan itu dalam Aqidah Islam tidak bertempat (jadi tidak akan ada pertanyaan "dimana tuhan?" dan pernyataan "Tuhan berada di suatu tempat"). Maka, tidak perlu ada pernyataan Tuhan berada di luar alam semesta. Pernyataan Ustadz Nuruddin yang anda kemukakan sudah sangat logis.
- Semesta itu "mumkinul wujud", dan Tuhan itu "wajibul wujud". Inilah alasannya kenapa Tuhan itu necessary dan alam itu contingent.
@@EdiJartoyo
"Ahli agama dan ateis harus khawatir, karena semua argumen mereka bisa terbantahkan oleh AI."
kita sih yang harus khawatir pada ai
Jika Tuhan Maha Tahu mengapa perlu menguji manuisa, wong Dia udah tahu hasilnya? 😊
Kalau cuma membuktikan Adanya Tuhan itu tidak terlalu penting untuk manusia, Tuhan yang bisa membuat umatNya menjadi seperti Beliau "dalam sifat2Nya" bukan dalam hakikiNya... Itu baru ufusan penting dalam beragama...
Cobalah sekali utk tidak fokus pada argumen, sekali seumur hidupmu cobalah walaupun sekali..
yaitu.. timing bicara dan atau ritme bicara, dalam hal ini memotong spasi rekaman yg tidak sesuai dengan ritme bicara manusia akan membuat argumen itu sendiri menjadi aneh. ini bukan tentang ahli atau tidak ahli tentang editing video tapi hanya ritme yang tidak biasa, karenanya ini hanya tugas rasa dan itu gampang jika tidak malas.
YANG PENTING PENONTON FAHAM! yaa tulis aja dgn format teks 😂😂
bagaimanapun juga akal ataupun logika tidak akan bisa menjangkau tuhan, terserah percaya atau tidak, atau ada yang menganggap tuhan diciptakan oleh manusia itu sendiri, ujung2nya akan mengalami kebuntuan. memang ini ranah keyakinan dan kepercayaan. ranah logika dan akal lebih berguna saat menilai dari siapa atau instusi apa yang memperkenalkan konsep tuhan tersebut bagaimana sejarahnya bagaimana keutuhan ajarannya dipertahankan, sehingga keyakinan itu sendiri hadir. ini menurut saya saja, bisa benar atau tidak
apakah Semesta bisa dimknai seceara sederhana adalah kolektif komulatif dari semua sifat dan mmeteri dan semua unsur yang ada di alam. secara universal energi yg terkandung didalamnya (bagi kesepakatan suatu kelompok yang tdk mampu menjangkaunya menyebutnya sebagai Tuhan ... Alloh)
mencerdaskan bangsa bang Yadi
Sebenernya soal terserah aja si ,,
Ilmuwan tidak bisa secara eksplisit mengatakan Tuhan ada atau tidak ada ,
Selagi Relativitas Umum dan Mekanika Quantum belum kawin ,,
Jika pun kelak sudah kawin ke 2 teori itu ,
Adatnya adalah selalu ada Misteri lain yang akan menanti setelah temuan teori baru ,
Sebagaimana Relativitas Umum amat banyak lulus dalam berbagai ujian , namun gagal dalam menjelaskan realitas mekanika quantum juga informasi yang hilang di dalam Blackhole , informasi terbatas pada horizon peristiwa ,
Kita tak tau sebelum BigBang itu apa dan bagaimana , kita juga tak tau di dalam blackhole seperti apa ,
Ya mungkin iya mungkin tidak , akan selalu jadi misteri sampai kapanpun , karena informasi di batasi oleh kecepatan cahaya ,
15:50 Sains modern udh ngasih teori klo awal mula semesta kita ini dr Big Bang (kita ga bahas kmungkinan ada semesta lain slain semesta kita).. Teori ini ga bs ato blom bs dibuktiin scr pasti n detail, tp jg ga bs dibantah (stidaknya di Abad ini).. Artinya, semesta ini pernah berawal n pernah tdk ada.. Nahh Ust Nuruddin jg bilang klo sesuatu yg tdnya tdk ada kok tiba² menjadi ada, itu artinya mustahil dia mengadakan dirinya sendiri.. Artinya dia hrs ada yg mengadakan ato membuat dia menjadi ada, ya kan soalnya awalnya ngga ada.. Jd semesta ini mustahil niscaya.. Keniscayaan semesta ini jg dibantah oleh Ust Nuruddin.. Siapa, Apa, ato Bagaimana beyond the Big Bang itu?? Sejauh ini yg bs jawab ya kaum Theistik.. Bahwa ada keniscayaan yg dulu ada, skrng ada, akan selalu ada n yg mengadakan.. N itulah yg disebut sbg "Tuhan"..
Kenapa tidak di sebut alien?
@@Stuckindetable by definition, yg niscaya itu disebutnya ya "Tuhan/God/Theos".. hla klo "Alien", itu by definition-nya apa/bagaimana emang??
Umumnya para teolog mengatakan kalau bukti Tuhan itu ada adalah bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini pasti memiliki sebab, dan runtutan sebab itu kalau ditarik tak terhingga ke belakang bakalan absurd dan mustahil.
Umumnya bantahan terhadap premis segala sesuatu yang ada di alam semesta ini memiliki sebab adalah fenomena kuantum di mana ada partikel2 virtual itu sering muncul dan lenyap tanpa sebab yang jelas, dan segala fenomena sub-atomik yang serba probabilitas.
Tapi dalam perspektif teologi Kalam, itu tidak bersifat membatalkan. Karena menurut Kalam, pengertian dari perbuatan Tuhan itu adalah segala yang terjadi di alam semesta ini. Misalnya ada debu pindah dari titik A ke titik B, itu adalah perbuatan Tuhan. Begitu juga hal2 probabilistik itu juga bisa dianggap sebagai perbuatan Tuhan.
Jadi pengertian dari Tuhan sebagai ujung dari rantai sebab-akibat itu adalah "fakta bahwa di alam semesta ini bisa terjadi sesuatu". Tapi para naturalis melihat itu semua sebagai bagaimana cara alam bekerja, bukan perbuatan Tuhan. Kenyataan yang dilihat sama, penafsirannya berbeda. Harusnya sebelum mengkritik argumen contingency versi mutakallim, dasarnya harus maqulat al asyrar (ten categories) versi mutakallim, bukan Aristoteles, juga harus mengerti Umur Ammah (Ontologi kalam). Tanpa mengerti itu semua, jadinya cuma Strawman argument. Adapun teorinya William Lane Craig itu juga sebenarnya tidak sama dengan apa yang dipahami mutakallim. Saran saya baca Existence and Quiddity karya Mohd Zaidi Ismail dan baca buku Ma'qulat karyanya Nurrudin dulu.
@@marvelinosaktihatmahutama2765 kiranya di video saya udah cukup jelas mengatakan bahwa argumen kontingensi itu ada beberapa versi dan yg saya bahas adalah punya Leibniz'. Di deskripsi pun saya udah kasih sumber essay-nya Leibniz yg bisa dibaca.
Jika video ini merupakan strawman untuk argumen kontingensi (hanya karena tidak sesuai dengan versi kontingensi yg anda maksud), maka kontingensi versi Pruss, Rasmussen, Aquinas, dll kayaknya juga merupakan strawman.
@@God_and_Beyond yaa karena videonya membahas Nurrudin. Tentunya biar fair kritikannya harus pakai versi mutakallim, bukan filsuf Barat, karena dasar teori ontologinya berbeda. Kalau diteliti bener2, bahkan diskursus theistik Barat dan kalam itu berbeda jauh.
Misalnya problem of evil itu tidak ada polemik dari sudut pandang Kalam, karena yang percaya cinta adalah esensi Tuhan itu cuma orang Kristen.
Masih banyak lagi perbedaannya. Buat referensi saja.
@@God_and_Beyond saya sendiri mantan apologist. Sekarang saya melihat teologi itu sebagai ilmu yang netral saja, dan menarik
Bukan karena bias saya sebagai Muslim, tapi memang teologi Kalam itu berbeda dari diskursus theistik Barat. Diskursus theistik Barat itu ujug2 langsung ke argumen, gak bahas dulu apa itu "ada" apa itu "substansi" dll. Kalaupun ada, itu pembahasan yang terpisah, yang kita ga tau sinkron sama yang kita baca apa engga
Sedangkan di Kalam itu ada konsensus. Apa itu "ada", Substansi itu apa, aksiden ada berapa, yang nyata berapa, yang abstraksi pikiran saja berapa, derajat eksistensi ada berapa, dll.
Sayangnya kebanyakan referensi berbahasa Arab. Tapi dua buku yang saya sebut sudah bisa jadi pengantar yang bagus, walaupun di bukunya Nurrudin ada sedikit kesalahan di bagian metafisika Avicennean.
@@marvelinosaktihatmahutama2765 kenapa harus kalam bro? orang agama islam aja juga agama termuda dan terinspirasi dari kristen juga dan kristen itu ada hubungan nya dengan barat.
@@vanza-z gaada hubungannya sama Islam. Kalam di bagian Ontologi sama Maqulat itu universal. Itu hasil penelitian yang bersambung dari sejak Ibnu Sina meneliti Aristoteles. Kalau di Barat, penelitiannya gak bersambung. Ambil aja Thomas Aquinas, gak semua setuju dia orang lurus. Agustinus aja gak semua orang setuju. Jadi gaada berkesinambungan.
bang, mungkin gini ngga sih, semesta itu tidak bisa dipastikan sebagai necessity karena keterbatasan kita.. atom tidak bisa kita lihat, tapi kumpulan atom dapat kita lihat, sama juga dengan semesta, semesta tidak dapat kita lihat, tapi bagian kecil (atom) dari semesta dapat kita peroleh dengan sains.. klo dari filsafat kesadaran yg dijelaskan bang rezza wattimena, itu termasuk the illusion of seperation, ilusi keterpisahan, karena kita abstrak untuk melihat sesuatu yang diluar batas kemampuan kita.. gmana mnrt lu bang, kita diskusi yaa
•Salam damai bang.....saya mau ikut berdiskusi juga karena saya juga paham kitab yang dipakai ust Nuruddin karena saya juga satu univ dengannya....
Jawaban untuk statement 2 itu sudah biasa pada kitab orang terdahulu, yang jadi referensi ,yaitu : kenapa alam itu TDK bisa menjadi necessary thing dikarenakan dia selalu berubah setiap saat dan sesuatu yang berubah itu adalah tanda bahwa hal itu tidak kekal ....argumen golongan Islam bagi sesuatu yang menjadi neseccary thing adalah dia yang senantiasa tidak akan berubah dalam kondisi apapun sedangkan alam masih terpengaruh masa kemasa dan bertambah ataupun berkurang,jadi ada potensi hancur( di agama biasa disebut dengan kiamat),ini juga bisa membantah argumen kristen dll yang menyatakan tuhan mereka itu dilahirkan atau tumbuh dewasa ,karena dia pasti akan mati sedangkan tuhan tidak mungkin mati
.....untuk statement 1 saya kira alasannya saya kira kira bisa saksikan sehari hari bahwa alam semesta itu selalu berubah ubah dan perubahan ini menunjukkan adanya sesuatu yang merubah yaitu tuhan,alasan ini biasanya disebutkan dikitab dengan bahasa(مشاهدة)......
Jadi semua statement ini sudah terjawab.....
Silahkan kalau ada sanggahan lanjutan bisa disampaikan.....
#btw saya suka dengan penyampaiannya dan silahkan berdiskusi dengan sopan
Sebenarnya itu ga menjawab apapun karena itu cuma persepsi manusia tanpa bisa dibuktikan sama sekali
@@rizalwicaksono3695ga bisa disaksikan gimana?.....kamu lihat setiap harinya sumber daya itu berkurang/berubah ubah dari satu bentuk kebentuk lain itu jelas butuh penyebab😂😂😂......
Kebenaran yang kita pahami di dunia ini sebenarnya adalah hasil dari subjektivitas pengalaman indrawi. Ini sejalan dengan gagasan "Guru Gembul" bahwa tanpa pengalaman indrawi, rasionalitas kehilangan fondasinya untuk membuktikan apa pun. Bahkan hukum matematika sederhana seperti 2 + 2 = 4 berawal dari pengamatan kita terhadap benda-benda, yang kemudian kita simpulkan melalui hitungan. Begitu pula hukum kontradiksi, yang pada dasarnya lahir dari pengalaman kita mengamati dunia. Jika pengetahuan berakar pada pengalaman indrawi, maka upaya untuk mencapai kebenaran objektif menjadi mustahil, karena segala kebenaran selalu diproses dan disaring oleh subyektivitas kita.
Kesalahan guru gembul adalah mengklaim rasionalitas ketuhanan harus dimulai dari mengindra tuhan. Jika kita tidak bisa melihat tuhan maka tuhan tidak bisa dibuktikan scr rasional.
Padahal kita masih bisa melihat dampak/jejak dari tuhan yaitu alam semesta. Dengan membuktikan bahwa alam ini bersifat mungkin(contingent) dengan argumen sebab akibat dan kemustahilan infinite regress.
@Senecanism dari awal perdebatan guru gembul tidak pernah mengklaim, merasionalkan Tuhan harus bisa mengindera tuhan,, 🤔
Jika kita bisa mengindera Tuhan kenapa harus menggunakan rasional ???
Guru gembul menekankan bahwa rasional tidak akan bisa membuktikan apa-apa tanpa dimulainya dengan pengalaman Indrawi.
Yang lucunya ustad Nuruddin malah mengatakan kebalik
Padahal memang kenyataannya seseorang tidak akan bisa merasionalkan sesuatu bila tidak dimulai dengan pengalaman Indrawi, seperti membaca Alquran dan melihat jejak jejaknya
@NicoAndre-k3x iya, memang gugem mengatakan rasionalitas mesti dimulai dengan pengalaman indrawi. Tapi dari sini dia menyimpulkan bahwa tuhan tidak bisa dirasionalkan. Karena inilah ust nuruddin mau memenuhi tantangan debat gugem.
@@Senecanism coba anda lihat di menit 58 sampe 1 jam
Tidak ada narasi guru gembul yang menyatakan bahkan menyimpulkan bahwa Tuhan tidak bisa di rasionalkan.
Seperti yang saya bilang di atas tadi sebelumnya guru gembul menekankan bahwa rasional tidak bisa membuktikan apa-apa tanpa adanya pengalaman indrawi terlebih dahulu, jadi bukan mengatakan bahwa tuhan tidak bisa di rasionalkan, tapi yang lucunya ustad Nuruddin malah blunder, yang di mana dia menolak ketika guru gembul mengatakan "berarti rasional tidak bisa membuktikan apapun tanpa adanya pengalaman Indrawi"
Tapi orang-orang banyak yang tidak sadar,
Coba lihat di menit 1 jam lewat 20an detik .
@NicoAndre-k3x klaim gugem bahwa tuhan tidak bisa dibuktikan secara ilmiah termasuk dng metode rasional bisa kita temukan dng mudah di banyak videonya di youtube. Bahkan ada video khusus dia membantah ust felix siauw yg mengatakan tuhan bisa dibuktikan scr rasional. Kurang bukti apa lagi?
Argument orang2 Konoha paling kembali ke asumsi
Untuk objection pertama, masih muter2 dan agak sulit dipahami. Sesuatu yang benar untuk sebagian, sering kok kita jadikan sebagai pembenaran untuk seluruhnya. Itulah kenapa konsep sampling diterima di berbagai disiplin ilmu. Pun itu yang dipakai dalam arkeologi dan studi asal mula bumi, kebenaran2 yang diambil dari sekelumit kecil bukti yang dihasilkan sains dan manusia, kita gunakan untuk menyebut 13an milyar tahun usia semesta.
Untuk objection ke dua, bahwa keberadaan Tuhan tidak memberikan keuntungan penjelasan apapun, itu ada kurangnya juga. Menghentikan pencarian dan memotong ketakterbatasan penjelasan menjadi Tuhan, digunakan setidaknya oleh banyak manusia untuk membenarkan kesepakatan-kesepakatan yang dibuat oleh sapiens. Pada akhirnya, mayoritas sapiens memang lebih diuntungkan kok dengan adanya Tuhan. Di berbagai peradaban, ketika sapiens berhenti memperdebatkan Tuhan dengan memanfaatkan konsep penghentian ketidakpastian, maka mereka bisa mengembangkan hal-hal lain. Tapi ya, kalau manfaat Tuhan justru diperdalam terus menerus, kadang theist2 malah mendukung Argumen Om Oppy sih wkwkwkwk
Tuhan jelas perlu penjelasan dan Tuhan menjelaskan dengan detil dalam Al-Quran. Sila dibaca Al-Qurannya.
Problem of evil.
Kalau tuhan niscaya itu sudah dibuktikan dengan hukum kausalitas itu sendiri, kalau alam semesta itu niscaya apa argumen nya, apa premisnya yang bisa menyatakan bahwa alam semesta ini niscaya?
Alam semesta adalah sesuatu yang sampai saat ini blm diketahui secara final/pasti cara kerjanya, mekanismenya, maupun eksistensinya. Jadi tdk layak jika ada yang mengklaim bahwa alam semesta itu pasti kontingen ataupun niscaya. Sehingga segala klaim tentang alam semesta (apakah kontingen ataupun niscaya) blm bisa diterima sebagai kepastian mutlak.
niscaya itu apasih? ada dengan tiba-tiba? la big bang kan ada dengan tiba-tiba.. alam semesta itu niscaya kan ? waktu itu ada awalnya. awalnya ya big bang.
@@Mr-yu8tj alam itu kontingen, sebab dia berubah
@@maungansorullohproject4150 alam semesta berubah akibat memiliki dimensi waktu. pengetahuan kita tentang alam semesta dan bagian²nya seperti ruang, waktu, dan gravitasi muncul dari hasil pengamatan manusia, namun masih banyak yg dari alam semesta ini yg blm bisa diamati manusia sehingga muncullah dugaan tentang dimensi ke-5/6/..., dan dari dimensi² tersebut tdk bisa dijelaskan dengan akal manusia. Sehingga saya pribadi blm berani memastikan alam semesta itu kontingen atau niscaya.
@@Mr-yu8tj semua kan sepakat alam itu ada permulaan, berangkat dari ketiadaan, nah perkara yang berangkat dari ketiadaan itu mungkin ada mungkin saja tidak ada,
Apakah ketiadaan itu ada ?
Kalau ada pasti ada gunung yg tidak berlereng 😊😊😊
gunung yang tidak berlereng itu mungkin ada di dalam dunia yang mungkin.
Kata dr ryu hasan secara biologis nyawa itu tidak ada,,yang ada hanya aktifitas otak manusia,jika beliau benar maka segala macam cerita tentang perjalanan ruh manusia baik sebelum hidup atau sesudah mati menjadi hangus dong 😂,,bagaimana itu
Apa manfaatnya percaya adanya tuhan?.. apakah bisa menjadikan kehidupan manusia lebih baik?.. faktanya malah semakin memicu konflik 😂
Kalau saya menanggapi teis yang memakai argumen of contigency, saya akan bilang kapan agama dan tuhanmu muncul dan kapan big bang itu terjadi. Tuhan yang baru muncul tidak mungkin menciptakan yang ada sebelumnya.
Kalau pakai argumen murni filosofis kurang nendang menurut saya.
Teori Science dan teori Teologi dalam menjelaskan Tuhan. Silahkan dipilih. Mau Tuhannya timur tengah atau barat. Mau percaya nabi timur tengah atau nabi nya barat.
Yg pertama. "Mengasumsikan apa yg benar untuk bagian-bagian tertentu juga pasti benar keseluruhan."
Kan ngomong sendiri,setiap entitas yg ada di alam semesta memiliki penjelasan atas keberadaannya. Nah yg namanya alam semesta ya semua ini,lu kira terompet kosong lalu tiba-tiba ada isinya gitu?
Ya bagian-bagian tertentu itu yg kalau digabungin semua,itu namanya alam semesta (the totality of things). Emang ada yg tidak contingent di alam semesta? Kalau nggak ada,ya berarti alam semesta contingent.
Yg kedua. "Alam semesta itu niscaya" Kok bisa niscaya? IMANI AJA....😂😂 Kalau dicari tau alasannya,justru itu malah jadi contingent.
Coba kalau nggak ada bigbang,apakah semua ini (alam semesta) akan ada?
Kok aneh ya yg ribut soal tuhan cuman binatang yg namanya manusia. Kok ya hewan lain tumbuhan lain bakteri jamur protista monera nggak ada yg ngeributin soal tuhan, ada yg tau kenapa? 😂😂😂
karena emang gak ada tuhan itu bro, bahkan hewan seperti gajah atau gagak aja menghargai kematian tanpa tuhan.
manusia tuh berAKAL dan cerdas di banding hewan lainnya, ada tuhan buatan ada tuhan sungguhan, tuhan sungguhan tuh kehidupan
@@jimdoor1277 bro tidak, manusia tidak spesial, tuhan tidak ada, kalo manusia itu spesial, kenapa kita berevolusi? tidak langsung jadi sekejap jaman ? misal nya kalo manusia itu spesial, kenapa kita harus mikir dulu ? manusia juga akan menjadi robot di masa depan kok, dan evolusi menjadi robot tidak sekejap, masih dipikirkan sains dan tidak sekejap terbuat. Ingat kita seperti ini sejak jaman purba dan itu evolusi. Tuhan tidak ada. Hewan pun berakal, walaupun tidak sama seperti manusia, kita berasal dari evolusi bukan penciptaan, kalo anda tidak percaya, kemungkinan anda meremehkan nenek moyang manusia yang membuat kita sejauh ini.
Analogi... awalnya bumi tidak ada dinosaurus lalu munculah dinosaurus dan saat ini dinosaurus tidak ada tinggal tulang belulang.... munculnya dinosaurus yang menciptakan siapa???
@@vanza-z ngak masalah robot" itu bukan evolusi alami, darwinpun ngk percaya evolusi manusia dari monyet orang" yg benci dia yang bkin itu semua,
ya eksistensi tuhan itu emg tidak bisa di benarnya makanya saya bilang tuhan itu kehidupan, aku jga percaya evolusi mahluk"
lain
sanggahan dari sanggahan
1. menurut science seluruh alam semesta beserta isinya awalnya satu (singularitas) bahkan tubuh manusia, tumbuhan, hewan itu adalah energi yang sama dalam dunia quantum yang terdapat di alam semesta, jadi tidak dapat di pisahkan. alam semesta tidak bersifat necessity.
2. segala sesuatu di alam semesta (termasuk bintang) yang bersifat hidup dan mati dan terikat waktu tidak bisa di definisikan “ devine necessity” dan ini membantah konsep naturalist. karena manusia termasuk bagian dari alam semesta (dalam ruang quantum)😊
justru di dunia kuantum tidak berlaku hukum kontigensi,, misalnya peluruhan radioaktif yang tidak dapat diprediksi dan spontan (tidak dapat diprediksi dan lebih berupa probablilitas),, juga ttg superposisi yg tidak ada penyebabnya elektron yg awalnya gelombang akan menjadi partikel ketika diamati dan dia akan memilih salah satu dari celah ganda karena tidak lagi bisa masuk lewat kedua celah,, dan tidak ada penyebab si elektron mau lewat celah yang mana
@ ini masuk bahasan lain bang. sesuatu yang “random” dan tidak bisa di predikisi di dunia quantum tidak ada hubunganya sama penjelasan saya tentang semua di alam semesta ini terdiri dari partikel yang sama dan tidak bisa di pisah mau bintang neuron ataupun pisang yang kita makan dalam dunia quantum semua energi yang sama. mudah mudahan bisa mengerti kalimat sederhana saya🙂
@ sesuatu yang spontan, tidak bisa di prediksi dan random bukan cuma di dunia quantum, teori evolusi terjadi karena random mutasi, 3 body problem pun ga bisa memecahkan masalah hubungan gravitasi antar planet atau bintang lebih dari 2, makanya dalam islam sesuatu yang terjadi random dan sempurna dan terjaga karena ada yang berkehendak. ini belum masuk ke fibonacci dan fractal pada alam. ide ini justru memoerkuat argumen ketuhanan
@@gnoviandy3148 semua di alam semesta ini terdiri dari partikel yang sama dan tidak bisa di pisah itu kan ngga menyanggah sanggahan pertama bahwa sekalipun terdiri dari materi yg sama dengan skala yg berbeda.. maka hukum yg berlaku bisa berbeda (ya intinya kontigensi yg berlaku dlm satu hal bisa tidak berlaku di skala lain) dlm skala kuantum elektron bisa ada di dua tempat sekaligus tapi dalam skala bola tenis dia tidak bisa berada di dua tempat sekaligus
@ saya coba perjelas lagi, contingent itu “keberadaan” yang tergantung ada tidaknya pada zat lain. electron ada itu contingent, superposition itu bukan contingent, itu hanya sifat yang dalam science belum bisa di jelaskan. itu 2 premis yang berbeda. electron ada itu contingent, sifat electron yang unik itu bukan urusan contingent, contoh lain, planet ada itu contingent, sedangkan sifat massa nya yang tarik menarik dalam 3 body problem itu bukan contingent, hanya sifatnya saja yang belum di ketahui. sekali lagi ini 2 premis yang berbeda
semua ada karena "kebetulan"
bagaimana menentukan Tuhan real adalah Tuhan suatu agama tertentu. apakah real Tuhan beragama?
akhirnya...
Tujuh belas menit adalah waktu yang anda pakai untuk berceloteh tentang tuhan. Sialnya seluruh isi celotehan bukanlah fakta, hanya kumpulan teori untuk menggiring opini bahwa imajinasi adalah fakta
Bang bahas ajaran Buddha lagi bang
Aq hanya bisa bengong mendengar argumen argumen kalian.
Cuma satu hal yg aa yakini adalah, Tuhan itu tdk ada.
Sama dengan keyakinan para theistem tentang tuhan.
Saya sbtulnya masih bingung tuhan itu ada atau tidak ,, namun stlh dipikir” kok mustahil jika semua ini bisa terjadi kalau bkn ada “entitas” yg mengatur ,, dan bbrpa sains di alquran sprti bagaiamna proses hujan,janin manusia,bumi berjalan di poros,alam semesta terus meluas dll yg baru dibuktikan oleh sains abad 21 namun sudha dijelaskan 1400 tahun lalu oleh orang yg buta membaca di gurun pasir dizaman jahilia tdk ada ilmu pengetahuan .. ini yg membuat saya akhirnya kembali percaya tuhan dn tidak jadi ateis .. yah buat mrka yg tdk beragama silahkan itu pilihan kalian saya hormati saja
Jangan lupa juga, meskipun beliau buta membaca, beliau punya circle loh.
Kedua, kitab tsb bukan tiba² jadi satu jilid kitab, tapi bertahap kurleb 23 tahun.
Ketiga, sains tentang janin, air laut yg tidak menyatu, juga sudah ada di Yunani Kuno. Bukan hanya 1400 tahun. Tapi 2300 tahun yang lalu.
@@rembihnutur156 ya berarti Tuhan ada sebelum itu semua ada.
@ circle yg sprti apa bg berikan contoh teman filsuf dan ilmuwan yunani yg muhammad kenal? Lgipla klopun ada kenalan apa untungnya membawa hal sprti itu ke komunitas yg lgi “bodoh” pada zamannya??
Soal janin di quran jauh lebih komplek krna menerangkan secara detail berurutan sprti daging dahulu tangan lalu kuping dll dan itu sesuai sains..
Belum lagi ada api dibawah laut, perluasan alam semesta ,, memangnya muhammad pernah nyelem dimana? Lalu pernah baca astronomi di perpustakaan eropa mana?
@@fajrireynaldo5858 circle yg saya maksud bukan orang Yunani, tapi sahabat yang bisa membaca, yang punya wawasan luas. Yg sedikit banyak mereka mengerti tentang ilmu pengetahuan, politik, budaya, sosial dll dari membaca dan dari komunitas. Salah satunya pengaruh Yunani Kuno.
Konsep embriologi mereka lebih mirip konsepnya Galen daripada sains modern. Come on 😁
@@fajrireynaldo5858 saya mau tanya. Kamu bilang kembali percaya Tuhan, lalu ngga jadi ateis.
Kira², dulu apa alasan sempat mau jadi ateis?
Ada tetapi tdk berujud tak sama dan tak bisa dibayangkan serupa dgn apapun. artinya ??????
dibagian mana Tuhan tidak berwujud bang ?
Tuhan itu tidak ada. Alam semesta bukan ciptaan Tuhan. Keberadaan alam semesta kok diibaratkan dengan timbangan di pasar😂. Kok diibaratkan seperti orang memasak air, air mendidih karena terkena panasnya api.
Alam semesta itu tidak ada yang menciptakan. Bagaimana mungkin jagad Raya tanpa batas diciptakan oleh sosok yang disebut Tuhan yang memiliki keterbatasan?
Sebenarnya kebenaran apa sih yang dicari?
Memangnya sesuatu yang wajar kita saksikan keseharian tuh dalam kemampuan manusia ? Coba bikin entutas baru tanpa mengandalkan hal yg sudah ada
Pasti tdk bisa😅
Pertanyaanku agak melenceng.
Kalau memang Tuhan ada, untuk apa ya kita dan semua ini di adakan?
Kyk ga jelas gitu 😅
Intinya kenapa sih kesadaran ini mesti ada, bikin capek aja hehe
Benar sekali
Jika ingin memahami tentang Tuhan, cobalah pelajari Buddhisme
170 cm Mas
Premisnya argumen kontigen tidak berbunyi "segala entitas yang ada, mesti ada alasan yang menjelaskan keberadaannya", Ini adalah premis yang keliru, para ulama itu bahkan dari kalangan falasifah sprti Ibn Sina tidak menggunakan premis ini. Premis yang benar adalah segala sesuatu yang baru dan berubah, mesti ada yang merubahnya atau menjadikannya baru.
Apa sih alasan kami menganggap Tuhan itu penyebab utama yang tidak disebabkan? Alasannya adalah karena mustahilnya tasalsul ilal wal ma'lulat, anda bisa membaca kembali perihal tasalsul ilal ini dalam kitabnya para ulama. Kita mengatakan Tuhan sebagai causa prima tidak sembarangan ya tpi dengan bukti2 rasional.
Kemudian yang perlu anda ketahui bahwa argumen kontigen ini bukan satu-satu nya argumen untuk membuktikan ada nya Tuhan, argumen ini sendiri dalam dunia islam hanya dipakai oleh kaum falasifah sprti Ibn Sina dan argumen ini bisa dibilang kurang. Sedangkan dari kalangan ulama Ahlul Kalam sprti Ust Nuruddin, mereka punya argumen a'rodh atau huduts ajsam, nah argumen a'rodh dan huduts ajsam ini digunakan para ulama ahlul kalam untuk menbuktikan kebaruan alam semesta, so sanggahan tadi yang dinyatakan oleh kaum naturalis bahwa semesta azali (niscaya keberadaannya), gak akan berlaku kalau mau dihadapkan ke ahli kalam sprti Ust Nuruddin.
Btw saya atsariyyah salafi, jdi saya sendiri tidak semadzhab dengan ust Nuruddin, kami punya pandangan berbeda tpi disini beliau saya bela. Dan kalau mau tau bagaimana Ahlussunnah Atsariyyah buktikan ada nya Tuhan, bisa baca kitab-kitabnya Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah.
Salam dari Asy'ariyah, Mas. Agak aneh td di atas ada yg bilang Asy'ariyah mendalilkan alam semesta ini kekal dan dengan demikian ust Nuruddin kontradiktif saat membawakan contingency argument 😅
Allah itu kekal abadi, timeless bukan dari bagian2 terpisah dari bagian2 PERISTIWA jadi GAK PAS kalo disamakan/disebut dengan REGRESI
Hahaha ustad sok jelekin ateis padahal god of the gaps paling pasaran
Percaya youtube ada yang buat tapi ga percaya bumi, pergantian siang dan malam, udara yang dihirup makhluk yang tinggal di bumi, air hujan dll ada yang buat.
Sungguh atheist apa yang menyebabkan aqal mereka seperti ini?
Maaf, false analogy. CEO RUclips atau programmer, atau pekerja di kantor RUclips (pencipta RUclips) bisa dibuktikan secara objektif; semua orang bisa lihat dan membuktikannya. Gimana dengan pencipta bumi?
@ mana sesuatu yang lebih hebat yang bikin youtube atau youtube itu sendiri?
@@YandiGiandi Salam damai bro, ini sudah di bahas berkali kali, dan anda kalo berakal itu pasti tau perbedaan nya, kalo tuhan bisa membuat dan menciptakan, ini sudah dijawab beribu ribu kali oleh ateis dan sudah di debunk 😄 kalo anda berpikir seperti itu, ya jatuhnya looping, tuhan juga di ciptakan oleh tuhan lain dan tuhan lain lain lain kalo seperti itu. Looping. Salam damai
@ justru ini yang saya mau jelaskan, bedanya pencipta youtube itu adalah manusia (ciptaan juga) oleh "Pencipta". Justru harus berhenti di 1 hal.
Seperti B bilang ke C "saya tidak akan menembak A, kecuali setelah anda (C) perintahkan", kemudian C bilang ke D semisalnya dan seterusnya, kalau ga ada berhentinya apakah A tertembak?.
Keberadaan kita ini adalah A.
Kalau masih nanya berati siapa yang menciptakan Pencipta alam? Itu sama aja kayak dia nanya "roti apa yang membuat manusia?"
Justru akal atheis yang aneh
Lebih masuk aqal sistem tubuh manusia, otak, pernafasan, ginjal, sistem reproduksi, feses, pergantian siang malam terjadi tanpa kesengajaan dibandingkan sistem youtube ada secara tiba2 ya?
sanggahan kurang banget
Udh bosan sebenarnya dg perdebatan ada atau tidak adanya tuhan ini, karena bagiku tuhan itu melampaui ada dan tidak ada.