Azhida Fuada A (408687)_ Saya setuju sekali dengan apa yang Bapak sampaikan, bahwa memang masih banyak pedagang yang belum dapat melakukan pencatatan terhadap barang dagangnya, apalagi pemisahan antara uang usaha dan uang pribadi. Bahkan tidak jarang kita menemukan pedagang yang menjual barang dagangannya itu tidak menetapkan persentase laba. terkadang asal jual dengan harga yang tinggi, terkadang juga dijual murah sekali asal bisa mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Pedagang di pasar terkadang juga jualan itu hanya untuk sekedar memperluas network mereka, bisa mengobrol dengan sesama pedagang, sehingga tidak terlalu memperdulikan laba apalagi perihal pencatatan keuangan. Namun, baik bagaimanapun memang hal tersebut dapat mempengaruhi kesejahteraan dari si pedagang itu sendiri. Sehingga, memang diperlukan adanya pengajaran kepada para pedagang terkait perubahan dalam hal manajemen keuangan ini. Bahkan mungkin tidak hanya pedagang di pasar ya pak, terkadang penjual-penjual di pinggir jalan atau warung-warung kecil pun masih minim pengetahuan terkait hal seperti ini sehingga memang perlu digenjotkan lagi distribusi ilmu terkait hal ini.
(Saifan Mahdi 365947) Videonya mengingatkan kisah Khalifah Umar bin Khattab RA, yang sangat memisahkan antara harta pribadi dan harta umat. Suatu malam, ketika datang utusan, dinyalakan lilin besar untuk berbincang tentang segala hal seperti keadaan rakyat dan penguasa di daerahnya. Namun ketika utusan tersebut bertanya tentang Umar, dan keluarganya, dan hal-hal pribadi, dengan cepat-cepat Umar mematikan lilin besar, dan menyalakan lilin kecil. Mengapa? Karena lilin satunya adalah lilin yang dibeli Umar untuk digunakan untuk urusannya sebagai Umar. Sedangkan lilin yang besar dibeli memakai uang baitul mal, digunakan Amir al-Mu'minin untuk kepentingan umatnya. Lilin besar itu adalah lilin rakyat. Sama halnya, perlu ada pemisahan antara modal pribadi dan modal bisnis, masing-masing punya hak dan kegunaan sendiri.
Wulida Tsania (411840) Permasalahan-permasalahan yang disebutkan sangat relate dengan kehidupan para pedagang di pasar tradisional dan sekaligus mengimplikasikan alasan mengapa skala usaha berkembang secara lamban. Mungkin satu fenomena lagi yang menggambarkan para pedangang di pasar, yaitu adanya rasa kekeluargaan yang kental di antara para pembeli dan penjual sehingga mereka menentukan harga sesuai dengan hubungan komunikasi. Hal ini terkait dengan permasalahn mental pedagang "yang penting habis dagangannya"
kekeluargaan dan adanya tawar menawar justru itu merupakan bentuk idela pasar menurut Islam, yaitu pasar yang mendekati persaingan sempurna. Yang menjadi permasalahan adalah bukan dagangan atas habis tapi pedagang yang tidak punya catatan keuangan yang bisa mencermikan dan mengendalikan perkembangan usahanya
Khansa Fairuz S (408747) Apa yang disampaikan dalam video ini cukup merepresentasikan realita, yaitu pedagang pasar maupun UMKM yang belum aware terhadap manajemen keuangannya, khususnya pemisahan antara dana pribadi dan dana dagangan atau usahanya. Hal ini tentu berdampak negatif, yaitu berpotensi menjadikan bisnis kecil tidak kunjung berkembang. Kondisi ini disebabkan adanya bias dari pertumbuhan bisnis yang tidak dapat diukur dengan tepat karena dari segi pendapatannya saja tidak dapat terdokumentasi dengan baik. Maka, edukasi seperti ini penting untuk disampaikan kepada pedagang-pedagang kecil agar bisnisnya lebih disiplin dalam mengelola keuangan melalui metode penyampaian yang ringan dan mudah dimengerti.
benar sekali, khansa! meskipun sederhana namun adanya pemisahan dana pribadi dan dana dagangan akan membantu pedagang mengontrol pengeluaran kebutuhan dan modal usaha
Wah menarik, khansa! Lalu sebenernya edukasi yang seperti apa yang efektif dan dapat merubah tatanan perilaku pelaku usaha pasar dan UMKM agar disiplin dalam melakukan manajemen keuangan?
Alvia Sari (408682) Menarik sekali, Pak. Hal-hal seperti ini harusnya bisa menjadi solusi dari permasalahan keuangan di pasar. Akan tetapi cukup sulit untuk merubah perilaku yang sudah tertanam lama pada pelaku pasar. Mungkin, kedepannya hal ini bisa direalisasikan untuk sosialisasi pada pelaku usaha di pasar agar masalah keuangan di pasar teratasi sehingga dapat tercipta keberlanjutan usaha (going concern).
Seperti point terakhir dari langkah perubahan, bahwa perubahan Itu perlu dimulai dari sekarang dan konsisten. Jadi mau ngajarin pedagang ttg hal kayak gini jelas kudu sabar Juga karna perilaku seperti ini sudah menjadi budaya yang sulit diubah
Wella Priscila (411803) Saya setuju terhadap materi yang Bapak sampaikan. Salah satu faktor manajemen keuangan pedagang rakyat yang kurang baik adalah karena tidak adanya pemisahan antara uang pribadi dengan uang usaha. Hal ini dipicu oleh faktor kebiasaan pedagang dimana pada saat ingin membeli dagangan, tak jarang uang yang digunakan adalah uang pribadi bukan uang usaha sehingga pedagang merasa mendapatkan untung yang besar. Pada hal lain, untuk membeli kebutuhan pribadi (bukan untuk usaha), pedagang menggunakan uang hasil keuntungan usaha sehingga pada akhirnya pedagang merasa untung dari penjualan yang dilakukan sangat kecil atau bahkan rugi.
alifah hapsari (411810), Adanya fenomena atap bocor secara implisit emnggambarkan masih perlunya pembelajaran memilah uang yang diperoleh dan digunakan untuk aktivitas berdagang oleh para pedagang, terutama pemilik usaha yang juga bertindak sebagai pelaku usaha. Contoh pemisahan uang yang digunakan seperti, pengembalian modal secara utuh dan keuntungan yang dibagi menjadi tabungan, kebutuhan sehari-hari dan dana cadangan yang disertai catatan sederhana. Hal ini dirasa penting untuk menghindari fenomena atap bocor berulang kembali.
Ahmad Fauzi (396990): Video ini menggambarkan betapa pentingnya pemisahan harta antara harta milik pribadi dengan harta milik usaha. Saya setuju jika permasalahan utama dari masalah keuangan pedagang pasar adalah mental, dan perlu ada perubahan agar para pedagang pasar semakin sadar akan manajemen keuangan untuk kebaikan mereka sendiri.
(Lovieko 411774) Kita semua setuju kalau pemisahan harta perlu dilakukan demi terciptanya keuangan yang sehat. Menurut saya, 1 hal yg membuat pedagang di pasar tidak memisahkan hartanya yaitu karena malas (wegah berbenah / dah nyaman dgn kesehariannya yg gitu2 aja). Tp ga salah juga sih kalo niat dia berjualan cuma ingin sekadar menambah bati paseduluran
arfindo slamet widodo (19/441348/EK/22366) saya setuju dengan presentasi bapak, pedangang seharusnya bisa memisahkan antara uang pribasi dan uang untuk toko, serta jangan itak itik ambil uang toko tapi nanti tidak dicatat dan malah menyalahkan hal lain yang sejatinya itu salah pedagang sendiri.
Diah Rizki Cahyani (17/408591/EK/21263) Terimakasih atas penjelasannya pak, saya setuju bahwa pencatatan itu penting. Banyak pedagang pasar yang mengabaikan pencatatan sehingga berimbas pada kebingungan membedakan uang usaha atau pribadi. Selain itu inovasi itu penting dalam usaha. Menjadi pengusaha yang tidak hanya asal jualan tapi berorientasi pada hasil, value added, dan kesejahteraan.
408688_Menurut saya video ini sangat sesuai dengan mengangkat permasalahan sehari-hari yang dialami oleh para pelaku UMKM, terutama pedagang pasar. Permasalahan pencatatan keuangan menjadi hal yang mendasar sebelum mengekspaniskan bisnis/usahanya lebih luas lagi. p. Pada umumnya, para pedagang tersebut belum mampu menghitung keuntungan yang di dapat secara akurat, hanya berbekal anggapan bahwa yang penting bisa buat jualan lagi, itu sudah dianggap untung. Oleh karena itu dibutuhkan literasi keuangan, pelatihian keuangan dan lainnya secara sistematis, berkala dan membudaya hingga dapat meningkatkan skill manajemen bisnis para pedagang tersebut.
Elqi M.H. (411765) Video ini sangat bermanfaat, terutama bagi para pedagang di mana mereka seringkali mencampur uang hasil jual dagangan mereka dengan uang pribadi dengan tujuan untuk mempermudah dalam menyimpan uang. Selain mengenai uang, video ini juga mengajak para pedagang untuk berinovasi dan melakukan langkah perubahan dalam melakukan perdagangan.
Febri Firmansyah (411279), Saya setuju dengan pemaparan bapak bahwa memang realita yang terjadi adalah pelaku umkm atau pedagang pasar saat ini kurang peduli pada pencatatan keuangan. Uang dagang seringkali dicampuradukkan dengan uang pribadi bahkan uang keluarga. Hal ini membuat perhitungan laba semakin membingungkan, bisa saja pedagang merasa mendapatkan laba, padahal secara akuntansi mungkin justru rugi. Pemahaman terhadap pencatatan keuangan seperti ini memang harus disosialisasikan dan dipahami oleh masyarakat luas. Namun kita pun tahu bahwa para pedagang pasar yang usia nya sudah relatif tua akan sulit menerima ini, mereka sudah sangat terbiasa dengan budaya masing-masing, mereka sudah terbiasa dengan hal-hal yang simpel dan tidak mau ribet. Alternatifnya, kita bisa menanamkan pemahaman pencatatan ini pada generasi muda (milenial dan setelahnya), karena pemikiran mereka cenderung terbuka sehingga saat mereka tua nanti juga bisa mengajarkan ke anak dan cucunya tentang pentingnya pencatatan keuangan dalam bisnis.
Dita Carissa (411762) Keren sekali videonya, ini sangat membantu terutama bagi pedagang yang masih belum mengerti konsep kesatuan usaha. Menurut saya, pemisahbukuan antara individu dengan usahanya merupakan suatu jalan untuk kemudian menjadi lompatan bagi pedagang untuk memiliki mental "entrepreneur". Dari pembukuan tersebut, paling tidak pedagang bisa mengetahui jumlah biaya yang dikeluarkan, jumlah penghasilan yang dihasilkan, dan jumlah laba yang didapatkan. Ketiga hal tersebut dapat dikatakan inovasi apabila dibandingkan dengan kekurangan sistem pembukuan yang memadai. Mantap sekali 👍👍👍
memang kalau dicampu menjadi berkorelasi antara keuangan keluarga dan usaha, maju mundurnya usaha menjadi tidak terukur dan sangat dipengaruhi permasalahan keuangan rumah tangga
Muhammad Vakollad Wibowo (411781) Video yang sangat menarik. Analogi tuyul dan guyonan filosofis pak basiyo mengenai keuangan keluarga juga sangat relevan dengan apa yang terjadi pada masyarakat saat ini. Mengubah persepsi masyarakat serta pedagang kecil mengenai literasi dan manajemen keuangan juga sangatlah penting. Namun perlu diingat bahwasanya para pedagang pasar rakyat memiliki pendidikan yang tidak terlalu tinggi. Karenanya pendekatan yang dilakukan untuk mengedukasi pedagang pasar tersebut tentu tidak bisa disamakan dengan karyawan kantoran maupun mahasiswa. Menurut bapak bagaimana cara agar edukasi yang dilakukan kepada pedagang pasar rakyat tersebut dapat diterima dengan baik?
mantabs, dengan pendekatan pesugihan jadi lebih mengena
Yes, woyo woyo
@@duddybelajar5320 weseh
Juzzz
Azhida Fuada A (408687)_ Saya setuju sekali dengan apa yang Bapak sampaikan, bahwa memang masih banyak pedagang yang belum dapat melakukan pencatatan terhadap barang dagangnya, apalagi pemisahan antara uang usaha dan uang pribadi. Bahkan tidak jarang kita menemukan pedagang yang menjual barang dagangannya itu tidak menetapkan persentase laba. terkadang asal jual dengan harga yang tinggi, terkadang juga dijual murah sekali asal bisa mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Pedagang di pasar terkadang juga jualan itu hanya untuk sekedar memperluas network mereka, bisa mengobrol dengan sesama pedagang, sehingga tidak terlalu memperdulikan laba apalagi perihal pencatatan keuangan.
Namun, baik bagaimanapun memang hal tersebut dapat mempengaruhi kesejahteraan dari si pedagang itu sendiri. Sehingga, memang diperlukan adanya pengajaran kepada para pedagang terkait perubahan dalam hal manajemen keuangan ini. Bahkan mungkin tidak hanya pedagang di pasar ya pak, terkadang penjual-penjual di pinggir jalan atau warung-warung kecil pun masih minim pengetahuan terkait hal seperti ini sehingga memang perlu digenjotkan lagi distribusi ilmu terkait hal ini.
yup, pada umumnya memang tidak punya perencanaan dan pencatatan
Biasanya pelaku pasar menganut prinsip "yang penting 'bathi'", padahal bathi dan untung berbeda 🤔
Nah benar sekali Pak Duddy dan Alvia👍🏻
Suka banget 👍👍👍
Matur nwn Mbak
(Saifan Mahdi 365947)
Videonya mengingatkan kisah Khalifah Umar bin Khattab RA, yang sangat memisahkan antara harta pribadi dan harta umat. Suatu malam, ketika datang utusan, dinyalakan lilin besar untuk berbincang tentang segala hal seperti keadaan rakyat dan penguasa di daerahnya. Namun ketika utusan tersebut bertanya tentang Umar, dan keluarganya, dan hal-hal pribadi, dengan cepat-cepat Umar mematikan lilin besar, dan menyalakan lilin kecil. Mengapa? Karena lilin satunya adalah lilin yang dibeli Umar untuk digunakan untuk urusannya sebagai Umar. Sedangkan lilin yang besar dibeli memakai uang baitul mal, digunakan Amir al-Mu'minin untuk kepentingan umatnya. Lilin besar itu adalah lilin rakyat. Sama halnya, perlu ada pemisahan antara modal pribadi dan modal bisnis, masing-masing punya hak dan kegunaan sendiri.
terima kasih, mungkin aset bercampur tidak manjadi masalah karena pedagang adalah direksi sekaligus komisaris, yang penting keuangannya terpisah
Wulida Tsania (411840) Permasalahan-permasalahan yang disebutkan sangat relate dengan kehidupan para pedagang di pasar tradisional dan sekaligus mengimplikasikan alasan mengapa skala usaha berkembang secara lamban. Mungkin satu fenomena lagi yang menggambarkan para pedangang di pasar, yaitu adanya rasa kekeluargaan yang kental di antara para pembeli dan penjual sehingga mereka menentukan harga sesuai dengan hubungan komunikasi. Hal ini terkait dengan permasalahn mental pedagang "yang penting habis dagangannya"
kekeluargaan dan adanya tawar menawar justru itu merupakan bentuk idela pasar menurut Islam, yaitu pasar yang mendekati persaingan sempurna. Yang menjadi permasalahan adalah bukan dagangan atas habis tapi pedagang yang tidak punya catatan keuangan yang bisa mencermikan dan mengendalikan perkembangan usahanya
Khansa Fairuz S (408747) Apa yang disampaikan dalam video ini cukup merepresentasikan realita, yaitu pedagang pasar maupun UMKM yang belum aware terhadap manajemen keuangannya, khususnya pemisahan antara dana pribadi dan dana dagangan atau usahanya. Hal ini tentu berdampak negatif, yaitu berpotensi menjadikan bisnis kecil tidak kunjung berkembang. Kondisi ini disebabkan adanya bias dari pertumbuhan bisnis yang tidak dapat diukur dengan tepat karena dari segi pendapatannya saja tidak dapat terdokumentasi dengan baik. Maka, edukasi seperti ini penting untuk disampaikan kepada pedagang-pedagang kecil agar bisnisnya lebih disiplin dalam mengelola keuangan melalui metode penyampaian yang ringan dan mudah dimengerti.
benar sekali, khansa! meskipun sederhana namun adanya pemisahan dana pribadi dan dana dagangan akan membantu pedagang mengontrol pengeluaran kebutuhan dan modal usaha
Mantap sekali mba khansa, cuma kurang 1, ada tulisan "edited"nya
Yuk realisasikan haha
Wah menarik, khansa!
Lalu sebenernya edukasi yang seperti apa yang efektif dan dapat merubah tatanan perilaku pelaku usaha pasar dan UMKM agar disiplin dalam melakukan manajemen keuangan?
Waah keren sekali pendapat Sdr Khansa. Sangat mencerminkan Ekonom Rabbani. 👍
Alvia Sari (408682)
Menarik sekali, Pak. Hal-hal seperti ini harusnya bisa menjadi solusi dari permasalahan keuangan di pasar. Akan tetapi cukup sulit untuk merubah perilaku yang sudah tertanam lama pada pelaku pasar. Mungkin, kedepannya hal ini bisa direalisasikan untuk sosialisasi pada pelaku usaha di pasar agar masalah keuangan di pasar teratasi sehingga dapat tercipta keberlanjutan usaha (going concern).
Seperti point terakhir dari langkah perubahan, bahwa perubahan Itu perlu dimulai dari sekarang dan konsisten. Jadi mau ngajarin pedagang ttg hal kayak gini jelas kudu sabar Juga karna perilaku seperti ini sudah menjadi budaya yang sulit diubah
mereka tidak hanya butuh pelatihan, tetapi juga pendampingan yang kontinyu
Wella Priscila (411803)
Saya setuju terhadap materi yang Bapak sampaikan. Salah satu faktor manajemen keuangan pedagang rakyat yang kurang baik adalah karena tidak adanya pemisahan antara uang pribadi dengan uang usaha. Hal ini dipicu oleh faktor kebiasaan pedagang dimana pada saat ingin membeli dagangan, tak jarang uang yang digunakan adalah uang pribadi bukan uang usaha sehingga pedagang merasa mendapatkan untung yang besar. Pada hal lain, untuk membeli kebutuhan pribadi (bukan untuk usaha), pedagang menggunakan uang hasil keuntungan usaha sehingga pada akhirnya pedagang merasa untung dari penjualan yang dilakukan sangat kecil atau bahkan rugi.
dalam bahasa akuntansi sering terjadi prive/withdraw
@@duddybelajar5320 iya benar Pak, itu maksud saya. Sebagaimana Bapak membahas tentang prive di dalam video tersebut
alifah hapsari (411810), Adanya fenomena atap bocor secara implisit emnggambarkan masih perlunya pembelajaran memilah uang yang diperoleh dan digunakan untuk aktivitas berdagang oleh para pedagang, terutama pemilik usaha yang juga bertindak sebagai pelaku usaha. Contoh pemisahan uang yang digunakan seperti, pengembalian modal secara utuh dan keuntungan yang dibagi menjadi tabungan, kebutuhan sehari-hari dan dana cadangan yang disertai catatan sederhana. Hal ini dirasa penting untuk menghindari fenomena atap bocor berulang kembali.
Sepakat sekali, Alifah 👍
terima kasih, memang untuk UMKM fenomena seperti ini masih banyak terjadi
Ahmad Fauzi (396990):
Video ini menggambarkan betapa pentingnya pemisahan harta antara harta milik pribadi dengan harta milik usaha. Saya setuju jika permasalahan utama dari masalah keuangan pedagang pasar adalah mental, dan perlu ada perubahan agar para pedagang pasar semakin sadar akan manajemen keuangan untuk kebaikan mereka sendiri.
banyak pedagang kecil yang bersifat subsisten
(Lovieko 411774)
Kita semua setuju kalau pemisahan harta perlu dilakukan demi terciptanya keuangan yang sehat. Menurut saya, 1 hal yg membuat pedagang di pasar tidak memisahkan hartanya yaitu karena malas (wegah berbenah / dah nyaman dgn kesehariannya yg gitu2 aja). Tp ga salah juga sih kalo niat dia berjualan cuma ingin sekadar menambah bati paseduluran
ya, memang akar masalahnya adalah mindset yang tak terlepas dari budaya
arfindo slamet widodo (19/441348/EK/22366)
saya setuju dengan presentasi bapak, pedangang seharusnya bisa memisahkan antara uang pribasi dan uang untuk toko, serta jangan itak itik ambil uang toko tapi nanti tidak dicatat dan malah menyalahkan hal lain yang sejatinya itu salah pedagang sendiri.
ya, sering terjadi prive/withdraw sehingga sebetulnya bisnisnya untung tapi kasnya minim
Diah Rizki Cahyani (17/408591/EK/21263)
Terimakasih atas penjelasannya pak, saya setuju bahwa pencatatan itu penting. Banyak pedagang pasar yang mengabaikan pencatatan sehingga berimbas pada kebingungan membedakan uang usaha atau pribadi. Selain itu inovasi itu penting dalam usaha. Menjadi pengusaha yang tidak hanya asal jualan tapi berorientasi pada hasil, value added, dan kesejahteraan.
QS Al Baqarah: 282 yang berisi tentang pentingnya pencatatan adalah ayat yang paling panjan dalam Al Qur'an dan jarang sekali dibahas.
408688_Menurut saya video ini sangat sesuai dengan mengangkat permasalahan sehari-hari yang dialami oleh para pelaku UMKM, terutama pedagang pasar. Permasalahan pencatatan keuangan menjadi hal yang mendasar sebelum mengekspaniskan bisnis/usahanya lebih luas lagi. p. Pada umumnya, para pedagang tersebut belum mampu menghitung keuntungan yang di dapat secara akurat, hanya berbekal anggapan bahwa yang penting bisa buat jualan lagi, itu sudah dianggap untung. Oleh karena itu dibutuhkan literasi keuangan, pelatihian keuangan dan lainnya secara sistematis, berkala dan membudaya hingga dapat meningkatkan skill manajemen bisnis para pedagang tersebut.
Mantap. Setuju sekali saya dengan Berliana👍
Terimakasih saudara Khansa atas feedback nya. Mari kita bersemangat menjadi agen agen perubahan utk mewujudkan kesejahteraan umat
dan banyak pedagang yang tidak memperhitungkan cost tertentu, seperti menggaji diri sendiri
Elqi M.H. (411765)
Video ini sangat bermanfaat, terutama bagi para pedagang di mana mereka seringkali mencampur uang hasil jual dagangan mereka dengan uang pribadi dengan tujuan untuk mempermudah dalam menyimpan uang. Selain mengenai uang, video ini juga mengajak para pedagang untuk berinovasi dan melakukan langkah perubahan dalam melakukan perdagangan.
mayoritas pedagang kecil tidak punya jiwa enterprener/kewirausahaan
Febri Firmansyah (411279), Saya setuju dengan pemaparan bapak bahwa memang realita yang terjadi adalah pelaku umkm atau pedagang pasar saat ini kurang peduli pada pencatatan keuangan. Uang dagang seringkali dicampuradukkan dengan uang pribadi bahkan uang keluarga. Hal ini membuat perhitungan laba semakin membingungkan, bisa saja pedagang merasa mendapatkan laba, padahal secara akuntansi mungkin justru rugi. Pemahaman terhadap pencatatan keuangan seperti ini memang harus disosialisasikan dan dipahami oleh masyarakat luas. Namun kita pun tahu bahwa para pedagang pasar yang usia nya sudah relatif tua akan sulit menerima ini, mereka sudah sangat terbiasa dengan budaya masing-masing, mereka sudah terbiasa dengan hal-hal yang simpel dan tidak mau ribet. Alternatifnya, kita bisa menanamkan pemahaman pencatatan ini pada generasi muda (milenial dan setelahnya), karena pemikiran mereka cenderung terbuka sehingga saat mereka tua nanti juga bisa mengajarkan ke anak dan cucunya tentang pentingnya pencatatan keuangan dalam bisnis.
cocok, terima kasih, mata rantai keterbelakangan generasi harus diputus
Dita Carissa (411762)
Keren sekali videonya, ini sangat membantu terutama bagi pedagang yang masih belum mengerti konsep kesatuan usaha. Menurut saya, pemisahbukuan antara individu dengan usahanya merupakan suatu jalan untuk kemudian menjadi lompatan bagi pedagang untuk memiliki mental "entrepreneur". Dari pembukuan tersebut, paling tidak pedagang bisa mengetahui jumlah biaya yang dikeluarkan, jumlah penghasilan yang dihasilkan, dan jumlah laba yang didapatkan. Ketiga hal tersebut dapat dikatakan inovasi apabila dibandingkan dengan kekurangan sistem pembukuan yang memadai. Mantap sekali 👍👍👍
memang kalau dicampu menjadi berkorelasi antara keuangan keluarga dan usaha, maju mundurnya usaha menjadi tidak terukur dan sangat dipengaruhi permasalahan keuangan rumah tangga
Muhammad Vakollad Wibowo (411781)
Video yang sangat menarik. Analogi tuyul dan guyonan filosofis pak basiyo mengenai keuangan keluarga juga sangat relevan dengan apa yang terjadi pada masyarakat saat ini. Mengubah persepsi masyarakat serta pedagang kecil mengenai literasi dan manajemen keuangan juga sangatlah penting. Namun perlu diingat bahwasanya para pedagang pasar rakyat memiliki pendidikan yang tidak terlalu tinggi. Karenanya pendekatan yang dilakukan untuk mengedukasi pedagang pasar tersebut tentu tidak bisa disamakan dengan karyawan kantoran maupun mahasiswa. Menurut bapak bagaimana cara agar edukasi yang dilakukan kepada pedagang pasar rakyat tersebut dapat diterima dengan baik?
justru dengan pendekatan basiyo akan mudah dipahami, basiyo adalah pelawak paling legendaris di jogja yang erak kejayaanya pada era 70an