Perlu diketahui bahwa pembelian Rudal Brahmos sudah dikaji sebelum proyek Arrowhead 140. TNI AL sendiri sudah berencana untuk menyematkan rudal buatan India ini untuk Arrowhead 140 TNI AL. Jadi menurut Defenders bagaimana? Lebih baik Brahmos dipasang di Arrowhad tapi harus otak-atik desain lagi atau diimplementasikan untuk rudal pertahanan pantai? Atau lebih baik memilih NSM/EXOCET MM40 block 3 saja? 😁
Kalau menurut saya min lebih baik digunakan untuk ah 140 karena sampai saat ini untuk sistem rudal kapal perang tni selalu jauh dari kata handal dan canggih paling maksimal juga exocet tapi kalau mempertimbangkan dari segi biaya dan lain lain mungkin lebih baik digunakan untuk sistem pertahanan pantai
Tergantung sih dipakainya bentuk vl kaya yakhont apa yg model miring kaya Exo /c series/nsm , kalo vl yah mending Brahmos kalo budget nya kuat dan ga ganggu pembangunan ah 140 , klo ga yah nsm lah yg bagusan 😅,tapi tau dah terserah yg empunya kepentingan bingung gw sama2x bagus sih min 🤣
Jika memang dipasang ke arrowhead, maka kontrak rudal brahmos ini harus dipastikan dahulu statusnya. Jangan nanti arrowhead dicustom sedemikian rupa eh rudal nya gak jadi dibeli....
Saya cocok/setuju Brahmos, untuk rudal pertahanan pantai, yang ditaruh di atas truck, yang bisa bergerak berpindah-pindah. Sedangkan rudal anti kapal exocet mm 40 blok 3 biar ditaruh di atas kapal (KRI). Untuk rudal anti kapal di pesawat terserah aja apa yang cocok ! Yang perlu diingat kita harus punya cukup banyak rudal. Untuk itu kita harus bisa memproduksi sendiri, dengan melalui jalur TOT. Dan perlu dipertimbangkan juga kita membuat dan memproduksi sendiri drone kamikaze anti kapal !
Kalau sebagai coastal defence tentu tidak masalah karena datang dalam keadaan 1 paket lengkap. Kalau sebagai ASW di frigate tentu butuh penyesuaian konstruksi penempatan launcher nya dan integrasi system lagi karena Brahmos belum lazim diterapkan sebagai ASW di luar India.
Kalau penempatan launcher, Arrowhead 140 dari awal sudah didesain untuk bisa nerima Mk.41 VLS (sbg optional capability) Dan ini adl vertical launcher yg dipakai US Navy utk melempar rudal besar spt tomahawk, SM-6, SM-3. Kalau untuk integrasi system, ya itu, apakah bisa full terintegrasi dg combat system utama atau harus nyediakan ruang terpisah utk control panel peluncuran, dll.
Pilihan realistis aja. Ternak Exocet, dan beli NSM kalau mau teknologi terbaru. Gua masih inget Prancis mau ngasih ToT untuk Exocet kan? Kabarnya gimana? Oh iya Reverse Engineering rudal China juga harusnya bisa jalan sih.
Jika tidak ada Transfer of Technology untuk apa beli,Ini senjata yang sangat mahal,lagipun kalau Sudah ada jasa negara yang transfer Teknology,maka Indonesia Wajib Membela penuh Negara yang telah berjasa membantu Negaranya dalam Teknology pertahanan,Baik itu di tingkat Global maupun tingkat Internasional.
Exocet untuk korvet atau kapal kecil saja kayaknya karena perannya cuma anti-kapal, kalau fregat ya minimal NSW Dan bawanya agak banyak karena bisa utk menghantam target di darat, jadi ada daya gentarnya.
Its ok sih asal mampu menginstalnya tanpa ada kendala dan kekurangan di AH kita karna mmng itu Cita2 Besar Kita dan TNI AL yg ingin mampu dan memiliki Real Frigate Rasa Destroyer kita sendiri. Bisa di mix ama NSm Aja
Arrowhead ini nanti rolenya Multirole atau AAW? Kalo AAW menurutku Exocet udah cukup lebih bagus lagi kalo NSM. Untuk kemampuan serang darat bisa dipercayakan pada FREMM(Ya kalo kesampean) boleh tuh minta SCALP.
Kreenn. Mestinya punya 1000 rudal seperti. Ini jadi. Hampir setiap kapal pserang dibelali senjata ini.. spy punya efek getar.. Bagi yg coba2 nantang perang, termasuk kapal2 kcr dibekali senjata ini..
sbnernya klo industri prtahanan kita nau maju dan aman dari gangguan negara blok kanan blok kiri klo pemangku kebijakan kita itu bisa liat situasi geo politik dgn lbih realistis, hrusnya udhlah fokus aja kerjasama dgn negara2 yg minim gesekan politik luar negeri kanan kiri kya misal -Turki: Drone, Kasel, Fregate Amunisi, Sishanud, LHD bahkan TFX -Ceko: alutsista darat -Belgia: alutsista darat -Afrika Selatan: alutsista darat -India: rudal -Thailand: alutsista darat -Mesir: alutsista darat -UEA: Senapan dan alutsista darat -Brazil: teknologi pesawat sipil militer & serang ringan jgn beli dri negars yg itu2 aja, biar kdepannya ga da lgi ancaman smisal caatsa2 club atau embargo2an atau sejenisnya krena negara tdi seenggaknya minim potensi kpntingan politiknya dan qualitynya juga bgus+harga juga msuk akal
Saya bertanya perlu anda ketahui bahwa bocoran cuplikan video dari pt pal Indonesia yang menampilkan kapal fregat merah putih yang memiliki 64 vls vertikal yang rudalnya bukan Exocet atau atmaca mungkin bisa saja Brahmos satu lagi ada lagi loh Brahmos ng yang bisa diluncurkan berbagai jenis jet tempur
Mnurut sy yg krg paham tehnologi pertahanan..sprtix Brahmos.ccok buat pantai..biar mobile..tp klo mmng mau instal ke kapal ..sprtix macing di Destroyer..
Kalo coastal defence gapapa lah pake brahmos, tapi kalau untuk Ashm buat AH140 mending pakai NSM. Kabarnya AH140 dipanjangin dan agak ditinggiain bagian nyimpen ashm alasannya biar pas masukin brahmos, sedangkan Babcock gk mau tanggung jawab kalau desain diubah-ubah dan gk sesuai skema awal.
Bagi saya pecinta militer Indonesia : Apapun pilihannya yg terpenting adalah TOT nya agar setelah membeli Indonesia bisa dan mampu membuat sendiri, untuk #KemandirianAlutsista
Mau TOT sebagaimanapun kalau industri dalam negri tidak bisa menyerap ilmunya ya percuma. Proyek rudal nasional aja gajelas, roket Rhan juga ga selesai-selesai tuh. Lagian mau beli berapa kok mau minta TOT? 😂
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver nah disinilah perlunya komitmen yg jelas antara Negara, BUMN dan pengguna serta terprogram dgn baik jangan Semua karena dadakan masak kaya gini aja harus Jokowi turun tangan !
@@adesaeful902 Saya sudah mengikuti topik militer sejak tahun 80an, dan proyek nasional yang berhasil hanya segelintir bisa dihitung dengan jari. Proyek roket itu bahkan sudah ada sejak tahun 60an, hingga saat ini belum ada yang benar-benar diproduksi massal
Question, bukannya India udah dapat ToT dan Lisensi untuk membuat spare part dan sucad untuk jet sukhoi series min? Apa bisa kita beli sucad utk squadron sukhoi kita ke india?
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver owh gitu ya, kirain udh bener2 mandiri produksi sucadnya, mengingat mereka beli SU dlm jumlah besar😁 Kelam dah masdep si ukoi wkwk
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver Brahmos 80% of all key components are manufactured in india.. Even if Russia can't deliver india has defense production line to replace it but cost will increase.. It's a Brahmos Private aero space limited company established in india So this company takes every decision about brahmos developments , Manufacturing and exports , final clearance comes from india ministry of defense. Russia is second largest partner investor in this company with India
Bukannya gamau memperbaiki atau gimana, dari sekian ribu audience yg komplain hanya anda sendiri lho, speaker nya apa g bermasalah? Saya play sendiri di HP/Laptop/PC gada masalah lho.
100 % Setuju BhraMos untuk AH 140. Otomat untuk Fremm. Jangan lupa juga untuk banyak pilihan buatan nègara lain untuk KCR . A S M.... Norwegia . Swedia . Italya UAE . Turkey .Pakista. Korea . Japan. Singapur . Brazil.
Gak usah aneh" lah mending NSM atau Exocet block 3 yg sudah terintegrasi dengan CMS barat kalau di custom Nanti nambah biaya lagi buat di integrasikan dengan CMS buatan barat...
Kecepatan y yang menakutkan kapal perang musuh Mach 3 , kapal perang musuh hanya punya waktu kesiapan beberapa detik untuk menyadari kedatangan Brahmos ini 🤸🤸🤸, mau untuk coastal defense system' silakan untuk anti ship misil arrowhead 140 m pun tak masalah yg penting jelas arahnya gak blur 💆
Apa bener TNI AL minat beli rudal Brahmos ya min? Seingat ku dulu uji coba nya bukan sekali tapi 2x Nah yg pas penembakan pertama di latihan armada jaya 2011 itu meleset. Karena secara jangkauan P800/yankhot ini bisa 300km tp penginderaan/radar KRI Oswald tidak sampai sejauh 300km alias buta target dibalik cakrawala/Over Horizon Target. pada penembakan yg ke 2 Kasel Cakra yg jd perpanjangan mata untuk ngirim koordinat ke KRI Oswald nah yg kedua ini baru bisa karam itu KRI Teluk Bitung (cmiiw) LST tua buatan Amerika. Setelah di evaluasi akhir nya ada rumor TNI AL kurang puas dg performa rudal P800/yankhot jd hanya sekedar test aja. Nggak ada yg diadopsi buat rudal AShM di KRI Van Speijk class Ya gimana ya.. kapal sudah jadul jg di oprek pakai rudal yg modern, beda produsen juga.. blok barat blok timur 🤣
Yaaa kan...Produk import russia itu downgrade pasti, cuma menurut gua ini bukan ke masalah missilenya tapi platform yang udah tua jadi kalo mau dibanyakin rudalnya kyk sayang aja gitu kapal udah mau pensiun, trus juga setau gua dulu beli yakhont lebih kek test wave (nih indonesia kapal boleh tua tapi nenteng yakhont)...CMIIW....
Sudah tau negara kita darurat rudal pertahanan, tapi mengabaikan TOT yg ditawarkan SAAB untuk bisa memproduksi RBS 15 secara mandiri.. ya sebagai syarat nya kita membeli grippen NG .. negara kita nafsu nya terlalu besar tapi impoten..
Pendapat saya apapun yg dbeli baik brahmos/nsm/exocet yg penting beneran ada kemauan untuk beli dan didukung dgn anggaran yg memadai..klo cm lirik sana sini ujung2nya php ya sami mawon...
menurutku mending di pake buat pertahanan pantai menggantikan pertahanan pantai dari ukraina, karena dulu Indonesia sudah tertarik dengan pertahanan pantai ukraina, tapi dalam keadaan perang jadi kemungkinan susah belinya, jadi mending di alihkan ke yang punya india. kalau bisa sih nanti di tembakkan dari KRI Makassar kayak mlrs vampire dulu pas parade militer kalau mau lebih mobile wkwkwkwk, atau di letakkan di natuna karena bisa nenggelamin kapal sekelah heavy frigate dan destroyer china.
Baru kabar belum dipasang di KRI bungtomo KRI Marta Dinata KRI Sukarno dan Arrohedt merah putih kapal perang prigat mogamii klas 8 unit dipasang rudal Brahmos kalau. Ada kapal perang destroyer 75 dipasangi semua rudal Brahmos setuju sebaiknya dipercepat
Kayak nya kurang cocok min barang barat di sanding barang timur,klo emng untuk isi ar140 masi ada pilihan lain seperti asmp dan tomahawk,bila ambil rudal prindavan pasti kenak monkey product🙃 karena prindavan patungan juga sama russia untuk bikin rudal ini
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver kamu orang mana tole?? klo org indonesia sdh paham TNI AL baru mengakuisisi yakhont sejak 2010... udah habis kemanain....klo gak paham cari tau dulu tole
@@megalmegol2047 dapat berita dari mana KRI oswald siahaan dah pensi??? berita media kera jaan lawak antar bangsa malasya pedengki yg suka burukkan negara org ke cai??🤣🤣 dari 6 A yani class fregates ... yg baru dipensiunkan KRI slamet riyadi 352.... 5 fregates lain masih service aktive...menunggu kapal fregates baru penggantinya selesai dibina.... KRI OS masih aktive di koarmada II ..lu cek sendiri aja gak paham alutsista Indonesia ... sdh jelas kelen bukan org Indonesia tapi mengaku2 orang indonesia... mock up kepala butoh bapak ko berjambul ker?? sampai hati malon seko2 nak kecoh2... hahahahahahaha🤣🤣😂
Ya ngga berat, bisabisa saja. Cuman desain dari awal Arrowhead itu tidak memiliki ruang desain untuk brahmos, rudalnya kan gede itu hampir 2x nya NSM/Exocet.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver itulah sialannya wkwkwk kita beli yg standart beli banyak agar ada TOT trus tehnisi kita buat daya jangkau lebih jauh, tehnisi kita mampu dan kalau buat sendiri gak ada batasan MTCR
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver maaf menanyakan, JIKALAU kira² membeli melisensi dan kerjasama di produksi di indonesia apakah juga terkena limit..?? (Seandainya)
Min...indo sukany mini2 kayak roket kayak bambu runcing gitu apaan rudal jarak jauh itu kayakny aneh g kenal n tauny jarak pendek yg nunggu rudal lawan masuk wilayah indo baru d balas roket mini itu pun klw kena sasarany jika tdk rakyat sengsara menderita hancur.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver Ya benar, tapi dibandingkan dengan yang lainnya Exo sangat masuk akal dan mungkin paling mudah didapatkan karena hubungan perdagangan kita yang baik terlebih banyak aspek item militer Indonesia yang di pasok Frace dan jika mau, Indonesia bisa saja buang rencana mengembangkan missile bersama China dan beralih kepada France karena apa, menurut saya China dapat dengan mudah mengetahui kelemahan Missile Indonesia dan itu mungkin tidak memiliki efek berarti bagi mereka yang ancam kedaulatan laut Indonesia...
Beli ini itu klo dikit juga percuma, berkaca ke perang ukraina, apapun itu yg murah dan bisa di bikin sendiri serta diperbaiki dengan mudah dalam jumlah banyak lebih berguna, daripada mahal tapi dikit2 rusak... canda M777 kwkwkw..
@@kapin9656 iy mungkin begitu tapi kalau yakhnot sudah tak di ragukan lagi kemampuan nya ,,supaya tidak menyinggung barat dalam hal desain kapal maka lebih baik rudal yakhnot di beli dari tangan ke dua
Ngomong2 mang NSM dah datang dan dah teken kontrak?, wkkk belum final masih dikaji dan ada dananya gak, soalnya harganya lbh mahal dri MM40,. Dan paling AShM yang ad di inventaris TNI AL saat ini; MM40, C-802, C-705, dah cma itu aj,. Karena P800 Oniks gak beli lagi dan dah kosong, kenapa gak beli lagi krna bilangnya terlalu mahal harganya bisa 1jt USD,. Makanya TNI-AL tertarik Brahmos gegara Harganya yg kabarnya bisa sama atau lebih murah dari MM40, ya tau sendiri kita nyari yg murah tpi berkwalitas, C-802 sama kyak MM38 kemampuannya jdi gak relevan untuk kedepannya, C-705 terlalu kecil dan warheadnya kecil jga blm lgi hrs di sempurnakan krna ad beberapa mslh,. Maka dari itu TNI-AL awalnya ingin mengadopsi Neptune Ukraina, krna harganya lbh bersahabat dri MM40, dan kabarnya bisa di ToT, cma karena perang ya jadi gagal,. Makanya pilihan yg Murah, Ready saat ini ya Brahmos,. Yg pasti sih Brahmos dikasih murah mungkin ad perjanjian tertentu sma India,. Cma ya blm dengar lgi beritanya,,
rudal untuk Golok itu belum final kok, masih menimang-nimang yang mana. Kalau misalkan mau digantikan untuk Neptune ya berarti Brahmos untuk rudal pertahanan pantai, cocok pas taroh di Natuna.
@looney money sama dri segi sistem pengarah ke sasarannya, coba bongkar dan bandingkan aj hampir sama kok sistem kerja nya, C-802 yg dimiliki TNI-AL kabarnya antara 60-80Km dimana makin jauh tingkat akurasi nya makin buruk, katanya lo, makanya AL China sendiri menggunakan C-803 yg lbh baru dan canggih dri C-802, dan unit2 C-802 yg ad si AL China di ubah sistem pemandu nya atau di ganti agar sama dgn C-803,.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver yups NSM blm ad acc, dan teken kontrak, jdi ya blm ad di TNI-AL, walau sya inginnya sih NSM masuk, cuma dri segi harga yg masuk kantong saat ini ya antara Neptune (kemungkinan tertunda atau gagal krna msh ad perang Ukraina vs Russia) dan Brahmos, (jgn masukkan rudal dri Russia krna NKRI gak berani dgn CAATSA, dripada dollar jdi 70rb)(dan klo AShM Turki blm msk krna ya blm di tawarkan kali, yg ini masih abu2 blm ad berita)(klo rudal AShM China, yg C-705 aj masalah kok mau ambil type yg lain?), Kabarnya sih masih mencari alokasi dana dulu yg bisa buat beli, yg pasti kemungkinan besar rudal yg baru atau akan masuk ya antara NSM atau Brahmos, Klo ingin jujur sih ingin Brahmos msk krna bsa buat latihan pencegatan Rudal Mach 3 dgn MICA AL atau NASAM 2 AD, biar TNI-AL dan TNI-AD sadar baik dari standar pencegatan dan alat untuk mencegat itu sudah ketinggalan jauh sama tetangga segede Jakarta,. Klo NSM lbh cenderung mainnya ke sensor dan jammer, dimana klo sensor dan jammer nya terbaik dan unggul NSM pun akan kelabakan dalam menuju targetnya,.
Perlu diketahui bahwa pembelian Rudal Brahmos sudah dikaji sebelum proyek Arrowhead 140. TNI AL sendiri sudah berencana untuk menyematkan rudal buatan India ini untuk Arrowhead 140 TNI AL.
Jadi menurut Defenders bagaimana? Lebih baik Brahmos dipasang di Arrowhad tapi harus otak-atik desain lagi atau diimplementasikan untuk rudal pertahanan pantai?
Atau lebih baik memilih NSM/EXOCET MM40 block 3 saja? 😁
Kalau menurut saya min lebih baik digunakan untuk ah 140 karena sampai saat ini untuk sistem rudal kapal perang tni selalu jauh dari kata handal dan canggih paling maksimal juga exocet tapi kalau mempertimbangkan dari segi biaya dan lain lain mungkin lebih baik digunakan untuk sistem pertahanan pantai
Nsm saja, takut juga menggangu kinerja dari kapal itu sendiri karena beban dari bharmos itu gede
Tergantung sih dipakainya bentuk vl kaya yakhont apa yg model miring kaya Exo /c series/nsm , kalo vl yah mending Brahmos kalo budget nya kuat dan ga ganggu pembangunan ah 140 , klo ga yah nsm lah yg bagusan 😅,tapi tau dah terserah yg empunya kepentingan bingung gw sama2x bagus sih min 🤣
Jika memang dipasang ke arrowhead, maka kontrak rudal brahmos ini harus dipastikan dahulu statusnya.
Jangan nanti arrowhead dicustom sedemikian rupa eh rudal nya gak jadi dibeli....
Jadi alasan kenapa arrowhead dipanjangin biar bisa nampung brahmos ya min? Yah tambah lama
Saya cocok/setuju Brahmos, untuk rudal pertahanan pantai, yang ditaruh di atas truck, yang bisa bergerak berpindah-pindah.
Sedangkan rudal anti kapal exocet mm 40 blok 3 biar ditaruh di atas kapal (KRI). Untuk rudal anti kapal di pesawat terserah aja apa yang cocok !
Yang perlu diingat kita harus punya cukup banyak rudal. Untuk itu kita harus bisa memproduksi sendiri, dengan melalui jalur TOT.
Dan perlu dipertimbangkan juga kita membuat dan memproduksi sendiri drone kamikaze anti kapal !
Drone kamikaze anti kapal ukurannya bakal besar banget. Pasti kelihatan di radar.
*Eh, era perang dunia 2 sudah ada xD
TOT rudal?
ngimpiiiii....!
Sudahlah mau minta TOT ngga akan kesampaian, baik dari budget untuk pembelian dan penyerapan ilmunya.
Kalau sebagai coastal defence tentu tidak masalah karena datang dalam keadaan 1 paket lengkap. Kalau sebagai ASW di frigate tentu butuh penyesuaian konstruksi penempatan launcher nya dan integrasi system lagi karena Brahmos belum lazim diterapkan sebagai ASW di luar India.
Kalau penempatan launcher, Arrowhead 140 dari awal sudah didesain untuk bisa nerima Mk.41 VLS (sbg optional capability) Dan ini adl vertical launcher yg dipakai US Navy utk melempar rudal besar spt tomahawk, SM-6, SM-3.
Kalau untuk integrasi system, ya itu, apakah bisa full terintegrasi dg combat system utama atau harus nyediakan ruang terpisah utk control panel peluncuran, dll.
Pilihan realistis aja. Ternak Exocet, dan beli NSM kalau mau teknologi terbaru. Gua masih inget Prancis mau ngasih ToT untuk Exocet kan? Kabarnya gimana?
Oh iya Reverse Engineering rudal China juga harusnya bisa jalan sih.
Bismillah aja dulu sambil shalawatin semoga speknya 48 cell MK.41 VLS isinya RIM-162 ESSM buat SAMnya dan RGM-158C LRASM buat AShMnya. 🤣
Jika tidak ada Transfer of Technology untuk apa beli,Ini senjata yang sangat mahal,lagipun kalau Sudah ada jasa negara yang transfer Teknology,maka Indonesia Wajib Membela penuh Negara yang telah berjasa membantu Negaranya dalam Teknology pertahanan,Baik itu di tingkat Global maupun tingkat Internasional.
Untuk rudal berbasis pantai ya boleh sajalah, tapi untuk di pasang di kapal, lebih baik pakai exocet b3 dan NSM pasti jauh lebih mantap.
Exocet untuk korvet atau kapal kecil saja kayaknya karena perannya cuma anti-kapal, kalau fregat ya minimal NSW Dan bawanya agak banyak karena bisa utk menghantam target di darat, jadi ada daya gentarnya.
Its ok sih asal mampu menginstalnya tanpa ada kendala dan kekurangan di AH kita karna mmng itu Cita2 Besar Kita dan TNI AL yg ingin mampu dan memiliki Real Frigate Rasa Destroyer kita sendiri. Bisa di mix ama NSm Aja
Pendapat saya
Kalau untuk coastal darat sih cocok Brahmos
Kalau untuk sekelas kcr lbh cocok Exocet
Kalau tntuk Freegate lbh cocok NSM
C-705 mau kamu kemanain 🙂
@@nafisathallah8646 di abisin aja stok nya, buat praktek latihan juga bisa.
Nggk usah di beli lagi produk impoten.
@@GaMe-777- yg kemarin nembak 2 rudal yg 1 miss ya. Si C705 ini
@@rifqiirsyadi4427 iyap yg gagal malah pas lagi ditonton pakde pula 🤣
@@rifqiirsyadi4427 rudal yg suka delay buat apa di pertahanin
Mantaap brahmos, karena kita dapat tot...bisa ditempatkan di pantai atau disesuaikan dengan kapal perang yg diproduksi
Kapal diisi NSM aja dan Brahmos nya untuk pertahanan pantai
Tapi kalo mau tampil beda
Punya SSM yg bisa pake VLS ya boleh dicoba Brahmos di kapal .
brahmos cocoknya untuk coastal defense di 3 ALKI + natuna
Arrowhead ini nanti rolenya Multirole atau AAW? Kalo AAW menurutku Exocet udah cukup lebih bagus lagi kalo NSM.
Untuk kemampuan serang darat bisa dipercayakan pada FREMM(Ya kalo kesampean) boleh tuh minta SCALP.
Kreenn. Mestinya punya 1000 rudal seperti. Ini jadi. Hampir setiap kapal pserang dibelali senjata ini.. spy punya efek getar.. Bagi yg coba2 nantang perang, termasuk kapal2 kcr dibekali senjata ini..
sbnernya klo industri prtahanan kita nau maju dan aman dari gangguan negara blok kanan blok kiri klo pemangku kebijakan kita itu bisa liat situasi geo politik dgn lbih realistis, hrusnya udhlah fokus aja kerjasama dgn negara2 yg minim gesekan politik luar negeri kanan kiri kya misal
-Turki: Drone, Kasel, Fregate Amunisi, Sishanud, LHD bahkan TFX
-Ceko: alutsista darat
-Belgia: alutsista darat
-Afrika Selatan: alutsista darat
-India: rudal
-Thailand: alutsista darat
-Mesir: alutsista darat
-UEA: Senapan dan alutsista darat
-Brazil: teknologi pesawat sipil militer & serang ringan
jgn beli dri negars yg itu2 aja, biar kdepannya ga da lgi ancaman smisal caatsa2 club atau embargo2an atau sejenisnya krena negara tdi seenggaknya minim potensi kpntingan politiknya dan qualitynya juga bgus+harga juga msuk akal
Yeah Abang upload lagi, semangat terus bang 😊💪
Saya bertanya perlu anda ketahui bahwa bocoran cuplikan video dari pt pal Indonesia yang menampilkan kapal fregat merah putih yang memiliki 64 vls vertikal yang rudalnya bukan Exocet atau atmaca mungkin bisa saja Brahmos satu lagi ada lagi loh Brahmos ng yang bisa diluncurkan berbagai jenis jet tempur
Itu yakhont termasuk blm tua, shg jika platformnya diganti, bisa dipasang ke kri lainnya, khan?
Tetep mahal sih bahkan utk coastal defense system, yg subsonic long range aja belum ada, kiantitas dululah diperbanyak
okelah,tentu ini kabar yg sngt menggembirakan bagi rakyat INDONESIA.
Panjangin sepanjang harapan bangsa min biar bisa diisi SM-6 nanti
apakah mgkn USA mau menjualnya kpda INDONESIA yg sbgi negara nonblok.
Mnurut sy yg krg paham tehnologi pertahanan..sprtix Brahmos.ccok buat pantai..biar mobile..tp klo mmng mau instal ke kapal ..sprtix macing di Destroyer..
Kalo coastal defence gapapa lah pake brahmos, tapi kalau untuk Ashm buat AH140 mending pakai NSM.
Kabarnya AH140 dipanjangin dan agak ditinggiain bagian nyimpen ashm alasannya biar pas masukin brahmos, sedangkan Babcock gk mau tanggung jawab kalau desain diubah-ubah dan gk sesuai skema awal.
Bisa di letakkan di Natuna,NTT, Kalimantan ,Sulawesi.Mentawai ,Aceh. Bagus jika di akuisisi dan dapat TOT.
Bagi saya pecinta militer Indonesia :
Apapun pilihannya yg terpenting adalah TOT nya agar setelah membeli Indonesia bisa dan mampu membuat sendiri, untuk #KemandirianAlutsista
Mau TOT sebagaimanapun kalau industri dalam negri tidak bisa menyerap ilmunya ya percuma. Proyek rudal nasional aja gajelas, roket Rhan juga ga selesai-selesai tuh.
Lagian mau beli berapa kok mau minta TOT? 😂
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver nah disinilah perlunya komitmen yg jelas antara Negara, BUMN dan pengguna serta terprogram dgn baik jangan Semua karena dadakan masak kaya gini aja harus Jokowi turun tangan !
@@adesaeful902 Saya sudah mengikuti topik militer sejak tahun 80an, dan proyek nasional yang berhasil hanya segelintir bisa dihitung dengan jari.
Proyek roket itu bahkan sudah ada sejak tahun 60an, hingga saat ini belum ada yang benar-benar diproduksi massal
Min warheadnya brahmos tu kalo di wiki sekitar 450 kg..ntah kalo situs lain yg bilang 300 kg. Dan kalo versi pertahanan pantai jangkauan bisa 600 km.
ada yang namanya varian domestik dan varian ekspor.
Question, bukannya India udah dapat ToT dan Lisensi untuk membuat spare part dan sucad untuk jet sukhoi series min? Apa bisa kita beli sucad utk squadron sukhoi kita ke india?
Masih belum tau, belum ada rekanan ke arah sana soalnya.
Kan lumayan bisa ngadalin CAATSA yhaaa
Canda caatsa🤣
@@kang_bakso8514 update, India dan Vietnam itu gabisa melakukan 100% jadi mereka masih memutuhkan komponen mayoritas dari Russia.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver owh gitu ya, kirain udh bener2 mandiri produksi sucadnya, mengingat mereka beli SU dlm jumlah besar😁
Kelam dah masdep si ukoi wkwk
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver Brahmos 80% of all key components are manufactured in india..
Even if Russia can't deliver india has defense production line to replace it but cost will increase..
It's a Brahmos Private aero space limited company established in india
So this company takes every decision about brahmos developments , Manufacturing and exports , final clearance comes from india ministry of defense.
Russia is second largest partner investor in this company with India
mikrofonnya jgn di telen kenapa min, kecil bgt audionya... padahal udh di play di hp + laptop
Bukannya gamau memperbaiki atau gimana, dari sekian ribu audience yg komplain hanya anda sendiri lho, speaker nya apa g bermasalah? Saya play sendiri di HP/Laptop/PC gada masalah lho.
Sangat setuju sekali
Yaaah cuman tertarik atau kepincut.
Masalah kelanjutan akuisisi masih penuh ?
Di karenakan banyak golongan orang dalam yg ga suka pertahanan🇮🇩 kuat.
Urusan teknis pst udh dibahas di internal AL..poinny..berkaca dr perang ukraine kebutuhn utk rudal jelajah supersonik jd penting..aplgi dipasang di natuna..
Cocok buat detterence effect di kawasan natuna, asean & selatan jawa
Apapun rudalnya buat stok banyak2.😁
Akhirnya dibahas juga sama IDF Official
IDR siapa ya wkwkwk
100 % Setuju BhraMos untuk AH 140.
Otomat untuk Fremm.
Jangan lupa juga untuk banyak pilihan buatan nègara lain untuk KCR .
A S M....
Norwegia . Swedia . Italya UAE . Turkey .Pakista. Korea . Japan. Singapur . Brazil.
Sungguh lemah kita ini, dari jumlah pesawat sampai dengan jumlah rudal sangat" lemah
Rudal segede gaban Jangkauan > 200km gak punya Oth efektif min?
Oth efektif? Apa ya maksudnya?
Brahmos ini 290km
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver maksudnya beli brahmos yang jaraknya 290 km tapi kapalnya belum mampu OTH Targetting apakah gak mubazir jaraknya
@@haidaralghazi4499 oalaa ya pasti mubazir sih wkwkw kek OWA dulu
Gak usah aneh" lah mending NSM atau Exocet block 3 yg sudah terintegrasi dengan CMS barat kalau di custom Nanti nambah biaya lagi buat di integrasikan dengan CMS buatan barat...
CMS India juga campur tangan ELTA Israel dan thales Prancis jadi ada kemungkinan kalo Brahmos bisa di integrasikan di CMS barat
@@initialr9063 gak usah aneh" lah pilih yg sudah battle proven aja...
@@cyberpunk8409 emg NSM udah battle proven?
@@initialr9063 maksud saya mending yg sudah battle proven aja kaya Exocet...
@@cyberpunk8409 jadi semua barang baru yg sudah sukses uji tembak itu meragukan ya??? Jangan jadi katak dalam tempurung kakak .
Rudal Supersonik bagus juga kalo diinstal di Kapal Perang TNI AL & sebagai Pertahanan Pantai asal belinya tidak satu dua Biji 😂😂
Kecepatan y yang menakutkan kapal perang musuh Mach 3 , kapal perang musuh hanya punya waktu kesiapan beberapa detik untuk menyadari kedatangan Brahmos ini 🤸🤸🤸, mau untuk coastal defense system' silakan untuk anti ship misil arrowhead 140 m pun tak masalah yg penting jelas arahnya gak blur 💆
Indonesia bikin rudal yukk
Nsm buat kri golok kelanjutannya gimana min?
Kan masih dalam tahap penjajakan.
La setelah orang dari Kongsberg dateng, gantian orang dari China dateng wkwk
Apa bener TNI AL minat beli rudal Brahmos ya min?
Seingat ku dulu uji coba nya bukan sekali tapi 2x
Nah yg pas penembakan pertama di latihan armada jaya 2011 itu meleset. Karena secara jangkauan P800/yankhot ini bisa 300km tp penginderaan/radar KRI Oswald tidak sampai sejauh 300km alias buta target dibalik cakrawala/Over Horizon Target. pada penembakan yg ke 2 Kasel Cakra yg jd perpanjangan mata untuk ngirim koordinat ke KRI Oswald nah yg kedua ini baru bisa karam itu KRI Teluk Bitung (cmiiw) LST tua buatan Amerika. Setelah di evaluasi akhir nya ada rumor TNI AL kurang puas dg performa rudal P800/yankhot jd hanya sekedar test aja. Nggak ada yg diadopsi buat rudal AShM di KRI Van Speijk class
Ya gimana ya.. kapal sudah jadul jg di oprek pakai rudal yg modern, beda produsen juga.. blok barat blok timur 🤣
Yaaa kan...Produk import russia itu downgrade pasti, cuma menurut gua ini bukan ke masalah missilenya tapi platform yang udah tua jadi kalo mau dibanyakin rudalnya kyk sayang aja gitu kapal udah mau pensiun, trus juga setau gua dulu beli yakhont lebih kek test wave (nih indonesia kapal boleh tua tapi nenteng yakhont)...CMIIW....
Narasinya keren, sukses mas
Terimakasih banyak sudah mengapresiasi!
Bisa dicek video menarik lainnya dari kami ya.
Sudah tau negara kita darurat rudal pertahanan, tapi mengabaikan TOT yg ditawarkan SAAB untuk bisa memproduksi RBS 15 secara mandiri..
ya sebagai syarat nya kita membeli grippen NG ..
negara kita nafsu nya terlalu besar tapi impoten..
Pendapat saya apapun yg dbeli baik brahmos/nsm/exocet yg penting beneran ada kemauan untuk beli dan didukung dgn anggaran yg memadai..klo cm lirik sana sini ujung2nya php ya sami mawon...
wuih admin satu ini jitu ya hehe
menurutku mending di pake buat pertahanan pantai menggantikan pertahanan pantai dari ukraina, karena dulu Indonesia sudah tertarik dengan pertahanan pantai ukraina, tapi dalam keadaan perang jadi kemungkinan susah belinya, jadi mending di alihkan ke yang punya india. kalau bisa sih nanti di tembakkan dari KRI Makassar kayak mlrs vampire dulu pas parade militer kalau mau lebih mobile wkwkwkwk, atau di letakkan di natuna karena bisa nenggelamin kapal sekelah heavy frigate dan destroyer china.
Iya untuk pertahanan pantai yg lumayan jangkauanya
Pakai ramjet ya?
Bang kenapa GBU-28 dijulukin Deep Throat?
Mungkin pencetus namanya malem itu habis di bj deep throat 😳😳😳
Semangat & Sukses selalu ya Min💪💪
Baru kabar belum dipasang di KRI bungtomo KRI Marta Dinata KRI Sukarno dan Arrohedt merah putih kapal perang prigat mogamii klas 8 unit dipasang rudal Brahmos kalau. Ada kapal perang destroyer 75 dipasangi semua rudal Brahmos setuju sebaiknya dipercepat
Brahmos special di pantai saja, jadi .....rudal pertahanan pantai.
Yang di kapal pakai exocet mm 40 block 3 !
EMANG KAPAN DATANG KAPAL DAN RUDALNYA MIN
klo brahmos nya sea skimming jarak nya merosot berapa ya?
Tetap 290km, sea skimming itu fitur andalan rudal anti kapal yang tidak akan mempengaruhi jarak jangkau rudal.
Kayak nya kurang cocok min barang barat di sanding barang timur,klo emng untuk isi ar140 masi ada pilihan lain seperti asmp dan tomahawk,bila ambil rudal prindavan pasti kenak monkey product🙃 karena prindavan patungan juga sama russia untuk bikin rudal ini
*Ralat MdCm& tomahawk
Belajarlah dari india tentang pembuatan rudal anti kapal
Brahmos sama NSM bagusan mana ya🤔🤔🤔
Plus minus, tapi canggihan NSM, beda cerita lagi kalo Brahmos II muncul. Pertimbangannya jadi berat sebelah.
@TAN MALAKA iyaa betul, konsepnya gitu, gatau finalnya berubah banyak atau tidak soal desainnya.
Yakhont di fregates KRI OS msh aktif sampai skrg ...
Mana ada dipensiunkan
Mana ada rudalnya la gak ada kok, uda habis dari dulu.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver kamu orang mana tole??
klo org indonesia sdh paham TNI AL baru mengakuisisi yakhont sejak 2010...
udah habis kemanain....klo gak paham cari tau dulu tole
@@rianto8876 bisa sebutkan berapa jumlah yakhont yg kita miliki ? Dan digunakan untuk apa saja ?
Itu jika orang seperti anda beneran ngerti 🤭
VLSnya aja dah dibaut , kapalnya dah pensi.
ngomongin yang suka diajak parade? itu cuma mockup
@@megalmegol2047 dapat berita dari mana KRI oswald siahaan dah pensi???
berita media kera jaan lawak antar bangsa malasya pedengki yg suka burukkan negara org ke cai??🤣🤣
dari 6 A yani class fregates ... yg baru dipensiunkan KRI slamet riyadi 352....
5 fregates lain masih service aktive...menunggu kapal fregates baru penggantinya selesai dibina....
KRI OS masih aktive di koarmada II ..lu cek sendiri aja
gak paham alutsista Indonesia ...
sdh jelas kelen bukan org Indonesia tapi mengaku2 orang indonesia...
mock up kepala butoh bapak ko berjambul ker??
sampai hati malon seko2 nak kecoh2...
hahahahahahaha🤣🤣😂
Lah RBS-15 dimana min? udh tersingkir kah? ;"
Sejak kapan RBS mau diambil tni al 🏃🏃🏃
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver Woalahh, lupa min
Kirain kompetitor nya Golok bakal merambah ke arrowhead, ternyata nggak ya wkwkwkwk
Cocok untuk pertahanan pantai saja.
Satelit tukang intip ee ga punya piye ...
Yg penting kemampuan nya hipersonix seperti tudal yakhont buatan rusia
Apakah rudal yakhon sudah tidak digunakan?
Stoknya sudah habis di gudang senjata TNI AL
@@septianryandana8471 emang beli berapa biji?
@@moh.irfanjasuli415 4 doang
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver waw
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver wah banyak ya
Nsm aja lah buat coastal defense system juga bisa
Brahmos juga bisa kalo gak salah
Untuk ukuran 140 berat ga tuh brahmos?
Ya ngga berat, bisabisa saja.
Cuman desain dari awal Arrowhead itu tidak memiliki ruang desain untuk brahmos, rudalnya kan gede itu hampir 2x nya NSM/Exocet.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver emang rudal russia gede gede semua...liat ae itu di kelas Moskva/Slava Class Ampe dipajang di luar luar gitu wkwkwk
@@raihanarkan752 Itu kan rudal obsolete, sekarang kan sudah mengecil.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver oalah gitu min...makasih infonya
Admin IDR:Ukraina sedang mempertahankan kedaulatannya dari penjajah rusia
Pendukung rusia:Nooo itu bukan bla bla blaa bla....
Padahal mah emang lagi ngejajah sih rusia .tapi pens urap denial mulu alesan nya operasi militer 🤣
Gue mah ga peduli ama urusan orang.
Di dalam negeri juga masih sumurawut eeeeh malah ngurusin negara orang.
POV:PP member on their way to tell IDR admin channel why invasion of Ukraine ia justifiable and why this is America fault
Banyakan cocod emang, uda jelas diinvasi masih nyalahin US, gatau bego apa idiot ga paham gueeh
@@spIDerman__123 lmao 😂🤣🤣🤣
Harus punya OTHT. apa mungkin OTHT nya KCR 🤔🤔
Radar OTH
Indonesia kalo berkejasama bikin rudal dengan Rusia maka rudal nya nama nya camos atau cahaya moskwa
Sayangnya mustahil ya
Plot twist : C705 dongfeng kaleng kaleng🗿
Beli BrahMos NG yg mencapai 480'Km mantaap, jgn yg lawas hanya 280 Km
Kalaupun jadi dibeli, bakal kena limit 300 km
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver regulasi nya udah gitu yah ga bisa lebih dari 300 km
@@zxc-ix4ie selagi India dan Federasi Russia jadi partner MTCR, semua rudal yg dijual keluar negeri dibatasi maksimal 300 km
mtcr.info/partners/
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver itulah sialannya wkwkwk kita beli yg standart beli banyak agar ada TOT trus tehnisi kita buat daya jangkau lebih jauh, tehnisi kita mampu dan kalau buat sendiri gak ada batasan MTCR
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver maaf menanyakan, JIKALAU kira² membeli melisensi dan kerjasama di produksi di indonesia apakah juga terkena limit..?? (Seandainya)
Pesanan Filipina baru dikirim 3 thn lagi......
kenapa ga minta tot ama perancisnya aja langsung ya ,mumpung ada pembelian rafale dan kapal selam
Sudah dikasi, kitanya rewel, coba cek video pembahasan rudal nasional 😂👍
Bisa dicek di sini ya:
ruclips.net/video/8CBf1BIXk1o/видео.html
Min...indo sukany mini2 kayak roket kayak bambu runcing gitu apaan rudal jarak jauh itu kayakny aneh g kenal n tauny jarak pendek yg nunggu rudal lawan masuk wilayah indo baru d balas roket mini itu pun klw kena sasarany jika tdk rakyat sengsara menderita hancur.
Tetap milih NSM min
hadir min
shap
mau diabsen juga kah? wkwkwk
Exocet much better untuk Indonesia
Exocet sbenernya sudah bagus, rapi kemampuannya soso, yang bagusan lagi ya si NSM.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver Ya benar, tapi dibandingkan dengan yang lainnya Exo sangat masuk akal dan mungkin paling mudah didapatkan karena hubungan perdagangan kita yang baik terlebih banyak aspek item militer Indonesia yang di pasok Frace dan jika mau, Indonesia bisa saja buang rencana mengembangkan missile bersama China dan beralih kepada France karena apa, menurut saya China dapat dengan mudah mengetahui kelemahan Missile Indonesia dan itu mungkin tidak memiliki efek berarti bagi mereka yang ancam kedaulatan laut Indonesia...
Bramos
sok tau admin.. TNI AL banyak mengoperasikan jenis rudal anti permukaan bkn hanya yg admin sebutkan td
Hayoo sebutkan apa saja kalau memang anda tau 😄😄😁
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver besok di PT PAL ada potong tumpeng min
@@falziyaputra2639 Iya semoga lancar2.
Bakal kena limit kayaknya
290km itu uda mentok, selama sistem integrasi nya tidak maksimal ya bakal merosot jaraknya.
OWA kan ga sampai 200km
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver ok min thx info ❤️👍🏼
yang di lunching dari kapal selam
Mau pakai kaselnya siapa ngeluncurin ginian?
Kenapa indonesia tidak bisa bukin rudal. Berikan ITB kepercayaan penuh untuk membuatnya dsn biayai penuh. Malu negara besar kok tak mampu, lucu ya
Neptun gagal dong brarti 😅
Sudah sangat jelas gagal
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver untung blum teken kontak
@@HJkikir uda kontrak malah
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver Lah terus gimana min udah ada uang yg masuk kesana belum kalok udah bangkrut dong kita
@@HJkikir kontrak doang, bukan kontrak efektif
Wacana nya tinggi tapi endingnya malah pake VLS Mica... chuakkk
MICA tidak untuk anti kapal, kam brahmos untuk anti kapal
Beli ini itu klo dikit juga percuma, berkaca ke perang ukraina, apapun itu yg murah dan bisa di bikin sendiri serta diperbaiki dengan mudah dalam jumlah banyak lebih berguna, daripada mahal tapi dikit2 rusak... canda M777 kwkwkw..
Beli dikit nyinyir
Apalagi kalo g punya ....
@@exgangster843 coba cari postingan gw yg nyinyir klo kita ga ada brahmos 😂
EXOCET atau NSM lebih menarik jangan beli ini lahh
No yakhont no party
tru sangat
Kenapa gak yakhnot saja,,beli dari india,india beli dari rusia
Brahmos buatan India, cmn dalam Pengembangan nya di asistensi oleh Rusia...
@@kapin9656 iy mungkin begitu tapi kalau yakhnot sudah tak di ragukan lagi kemampuan nya ,,supaya tidak menyinggung barat dalam hal desain kapal maka lebih baik rudal yakhnot di beli dari tangan ke dua
MASA KALAH SAMA FILIPINA KALO KITA 200 JUTA DOLAR KAGAK JADI BELI
Ngomong2 mang NSM dah datang dan dah teken kontrak?, wkkk belum final masih dikaji dan ada dananya gak, soalnya harganya lbh mahal dri MM40,.
Dan paling AShM yang ad di inventaris TNI AL saat ini; MM40, C-802, C-705, dah cma itu aj,. Karena P800 Oniks gak beli lagi dan dah kosong, kenapa gak beli lagi krna bilangnya terlalu mahal harganya bisa 1jt USD,.
Makanya TNI-AL tertarik Brahmos gegara Harganya yg kabarnya bisa sama atau lebih murah dari MM40, ya tau sendiri kita nyari yg murah tpi berkwalitas, C-802 sama kyak MM38 kemampuannya jdi gak relevan untuk kedepannya, C-705 terlalu kecil dan warheadnya kecil jga blm lgi hrs di sempurnakan krna ad beberapa mslh,. Maka dari itu TNI-AL awalnya ingin mengadopsi Neptune Ukraina, krna harganya lbh bersahabat dri MM40, dan kabarnya bisa di ToT, cma karena perang ya jadi gagal,.
Makanya pilihan yg Murah, Ready saat ini ya Brahmos,. Yg pasti sih Brahmos dikasih murah mungkin ad perjanjian tertentu sma India,. Cma ya blm dengar lgi beritanya,,
Kalo pelobinya handal bisa tuh di tukar sawit
@looney money 120 km itu versi ori China nya kan tiap versi eksport auto kena sunat jarak nya 😅
rudal untuk Golok itu belum final kok, masih menimang-nimang yang mana.
Kalau misalkan mau digantikan untuk Neptune ya berarti Brahmos untuk rudal pertahanan pantai, cocok pas taroh di Natuna.
@looney money sama dri segi sistem pengarah ke sasarannya, coba bongkar dan bandingkan aj hampir sama kok sistem kerja nya, C-802 yg dimiliki TNI-AL kabarnya antara 60-80Km dimana makin jauh tingkat akurasi nya makin buruk, katanya lo, makanya AL China sendiri menggunakan C-803 yg lbh baru dan canggih dri C-802, dan unit2 C-802 yg ad si AL China di ubah sistem pemandu nya atau di ganti agar sama dgn C-803,.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver yups NSM blm ad acc, dan teken kontrak, jdi ya blm ad di TNI-AL, walau sya inginnya sih NSM masuk, cuma dri segi harga yg masuk kantong saat ini ya antara Neptune (kemungkinan tertunda atau gagal krna msh ad perang Ukraina vs Russia) dan Brahmos, (jgn masukkan rudal dri Russia krna NKRI gak berani dgn CAATSA, dripada dollar jdi 70rb)(dan klo AShM Turki blm msk krna ya blm di tawarkan kali, yg ini masih abu2 blm ad berita)(klo rudal AShM China, yg C-705 aj masalah kok mau ambil type yg lain?),
Kabarnya sih masih mencari alokasi dana dulu yg bisa buat beli, yg pasti kemungkinan besar rudal yg baru atau akan masuk ya antara NSM atau Brahmos,
Klo ingin jujur sih ingin Brahmos msk krna bsa buat latihan pencegatan Rudal Mach 3 dgn MICA AL atau NASAM 2 AD, biar TNI-AL dan TNI-AD sadar baik dari standar pencegatan dan alat untuk mencegat itu sudah ketinggalan jauh sama tetangga segede Jakarta,. Klo NSM lbh cenderung mainnya ke sensor dan jammer, dimana klo sensor dan jammer nya terbaik dan unggul NSM pun akan kelabakan dalam menuju targetnya,.
Mending NSM 🥰 biar sama kayak KRI Golok
NSM untuk KRI Golok belum final loh 🏃
Golok pakek bulava
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver wah, kirain udah final terus bakalan ditest tembak.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver ujung2nya gak jadi.....males dah.
@@ariefhidayat79 SABAAAAARRRR
Mana berani beli rural sprti ini takut dan tunduk dgn amerika nasib 🙏
Bacot hahahah
Berita ga jelas 👎
Exoxet mulu, Nasam lah
Admin IDR:Ukraina sedang mempertahankan kedaulatannya dari penjajah rusia
Pendukung rusia:Nooo itu bukan bla bla blaa bla....
?
Makan dulu sna dek
POV:PP member on their way to tell IDR admin channel why invasion of Ukraine is justifiable and why this is America fault
@@triprastya2463 iyah bang tuwa