Ralat kesilapan data yang saya sampaikan di monolog awal terkait lulusan S3 di AS: 1. Data tersebut adalah data pemegang visa sementara (temporary visa holder) yang memperoleh gelar S3 tahun 2018 di AS, bukan data lulusan S3 di AS tahun 2021 pada bidang STEM saja. 2. Untuk negara Turki pada tahun 2018, jumlahnya bukan 4500 namun 450. 3. Data tahun 2021 lebih memprihatinkan. Lulusan S3 dari Indonesia berkurang menjadi 76 orang saja, dari 82 orang tahun 2018; Tiongkok, 6148 orang; India, 2291 orang; Korea Selatan, 1026 orang; dan Turki, 330 orang (sumber: ncses.nsf.gov/pubs/nsf23300/data-tables) Referensi selengkapnya ada dalam risalah yang telah disiapkan tim editorial kami pada tautan berikut: sgpp.me/eps152notes. Selamat menyimak dan semoga bermanfaat🙏🏼
Pak Gita, saya mau sampaikan bahwa saya adalah salah satu penerima Beasiswa LPDP 2023 yang rencananya akan melanjutkan S2 di University of Oxford (Pilihan-1) pada tahun 2024. Saya punya kenyakinan besar bahwa salah satu faktor kelulusan saya adalah narasi besar yang saya tulisankan di essai saya yang banyak diinspirasi oleh Pak Gita di Podcast End-Game tentang Indonensia has very little representation in high and quality educational institution. Saya juga sebagai anak muda Indonesia merasa sangat cemburu ketika orang Indonesia sangat under representative di kampus-kampus top dunia jika dibandingkan dengan mahasiswa dari Singapura, Korea Selatan, India dan China. Terimakasih sudah membakar semangat dan mengajak kami anak-anak muda untuk memiliki mental pejuang dan berhati Indonesiasentris.
ada cara memaksa sih pak biar pendidikan indo maju. paksa pakai bahasa inggris mulai jenjang smp. nanti bakal banyak bimbel yang fokus untuk hal itu. sama ujian masuk universitas, soalnya format gre aja pake bahasa inggris. bakal terbentuk banyak bimbel yang mempersiapkan hal tersebut juga, saya yakin. atau kasih waktu tambahan 1 tahun bimbel english dan gre dari guru, pasti bakal banyak anak indo yang kuliah ke luar negeri.
Selalu mencerahkan berdiskusi dengan Sasti, Haryadi, dan the very articulate, Gita Wirjawan. Stop politisasi riset dan edukasi; ikutsertakan KOMPETENSI-sebagai parameter terukur-dalam kriteria kepemimpinan 2024.
Bangga masih di berikan kesempatan untuk melihat endgame episode ini, mudah mudahan para diaspora tidak hanya bisa membawa anak anak bangsa untuk belajar di luar negeri, tapi juga bisa mengangkat temuan temuan lokal anak bangsa ke internasional. BIOSAKA contoh nya. temuan bermanfaat besar untuk petani, yang ditentang ilmuan birokrat indonesia
Terima kasih utk kesempatannya di interview bareng, Yth. Pak Gita. Sangat senang juga bisa berdiskusi dengan ilmuwan muda seperti Mba Sastia dan Mas Bagus. Semoga diskusi santai ini bisa berguna. 🙏
Saya perempuan, kelahiran 93 dr sebuah kampung kecil di Jawa. SD saya dulu bahkan tdk ada perpustakaan. Saya suka science dan suka baca buku. Tp krn hidup di kampung dg kakek dn nenek yg sudah tua, saya hny bisa baca2 baliho, iklan pupuk, buku pelajaran, dan koran2 bungkus makanan. Cita2 saya dulu menjadi ahli data analisis di Nasa, krn saya jg suka tentang ilmu angkasa. Namun, pd saat itu, keluarga tdk setuju jika saya masuk informatika, krn saya WANITA dn takut jika saya ditindas murid2 lain yg mayoritas laki2. Jd pak, menurut sy, banyak perempuan2 yg suka science, sempat ingin menjadi ilmuwan. Tp realitanya, banyak hal yg tdk mendukung, terutama dukungan keluarga, finansial, sarana, dn prasarana. Skrg sy menempuh S2 di luar negeri di bidang IT dg susah payah, berusaha mendapatkan privilege. Kami yg punya rasa suka dan passion ini, perlu untuk didukung secara moral dan moril. Butuh diberi kesempatan. Bagaimana bisa anak2 suka baca buku kl orang tua masih kesulitan dlm memenuhi kebutuhan dasar seperti makan dan rumah. Sejauh yg saya bisa adlh membantu anak2 dg memberi seragam bekas layak pakai dn buku2 untuk sekolah. Semoga semua pihak bisa saling membantu.
ini baru pendapat sementara, tapi tidak mendukung mungkin faktor keawaman. tidak mengetahui bidang tersebut, tidak tahu masa depannya jadi apa, bidang bidang sekarang itu soalnya sangat beda dibanding dengan bidang yang ada pada saat orang tua kita muda
Ringkasan 10 Poin dari Video "Jalan Panjang dan Sunyi Saintis | Endgame #152": 1. Pembicara berbicara tentang peran Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia dalam mengatasi masalah sains yang praktis seperti polusi. 2. Kebijakan sains Indonesia dianggap reaktif, dan perlu perubahan untuk mendukung pengembangan sains dan teknologi. 3. Indonesia memiliki jumlah ilmuwan yang sangat kecil dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Tiongkok, India, dan Korea Selatan. 4. Pendidikan dalam STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika) di Indonesia harus ditingkatkan untuk bersaing di tingkat global. 5. Tantangan dalam mengembangkan sains di Indonesia termasuk kurangnya ilmuwan yang terlibat dalam masalah-masalah praktis seperti banjir dan masalah saintifik lainnya. 6. Pola pikir saintifik yang berbasis eksperimen dan skeptisisme harus dipromosikan. 7. Pendidikan di keluarga dan masyarakat juga penting dalam mengembangkan minat dalam ilmu pengetahuan. 8. Diaspora ilmuwan Indonesia memiliki potensi besar untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. 9. Perlu ada dukungan pemerintah dan kebijakan yang mendukung penelitian dan pendidikan di bidang sains. 10. Pentingnya berkolaborasi dengan universitas di luar negeri untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di Indonesia. Pesan utama dalam video ini adalah perlunya perubahan dalam pendekatan sains di Indonesia, dengan fokus pada pendidikan STEM, pengembangan ilmuwan, dan kolaborasi dengan diaspora ilmuwan untuk mendukung perkembangan sains dan teknologi di negara tersebut.
Alhamdulillah saya bersyukur punya orang tua yang walaupun orang ngga punya tapi concern soal pendidikan anaknya, mereka support perjuangan saya buat menempuh pendidikan, ngga buru-buru pgn nikmatin penghasilan anaknya, sekedar sharing saya lulus SMK thn 2018 pgn kuliah ga bisa gara-gara bapak saya ketipu, tabungan kuliah saya sebagian habis, terpaksa saya setahun kerja jadi montir, 2019 saya akhirnya bisa kuliah walaupun cuma D3, 2022 lulus dapet bonus cumlaude, pgn langsung transfer S1 ga bisa gara-gara bapak kecelakaan kerja, saya harus kerja lagi setahun buat bantu pengobatan dan ekonomi keluarga, dan akhirnya bulan ini saya dapet kesempatan transfer S1 sambil kerja buat biayain kuliah saya sendiri, memang perjalanan saya buat sekedar kuliah S1 harus lewat banyak tantangan, ngga se-lancar kawan-kawan yang lain, but my will to learning its not a joke, saya susah dapet beasiswa, but i choose to stop crying and whining, maybe im not that smart, but i have a guts to change my life to be better 🔥🔥
its really inspiring!! behind your difficulties to get your bachelor degree, I believe the lesson learned that you gain is more than those who can graduate bachelor degree smoothly
Sebagai eks-WNI dan seniman, saya sangat ingin pulang untuk membangun dunia seni, tetapi saya merasa Indonesia hanya mendukung seniman yang suka memuji-muji bangsa daripada menggunakan seni sebagai alat untuk refleksi dan membangun kesadaran dan memajukan cara pikir rakyat. Kepekatan politik dalam dunia seni Indonesia terlalu rumit untuk menjadi produktif dan berkembangnya unsur fasisme dalam identitas ke-Indonesiaan membuat saya enggan untuk pulang berkarya bila saya diperlakukan sebagai orang asing oleh pendatang di kampung saya sendiri.
justru Anda bisa jadi yg pertama memulai dan merubah. impact tidak serta merta harus terlihat saat itu juga. bisa jadi karya Anda yg bertahanlah penentu nasib seniman. maaf saya tidak terlalu paham perkembangan dunia seni saat ini. tapi, pasti banyak seniman seperti Anda yg juga punya pemikiran yg sama. kumpulkan mereka dan bangun kesenian Indonesia.
Kami para guru di daerah pelosok kabupaten sangat berupaya utk membudayakan literasi membaca dan digital literacy saat ini. Kami jg bisa membuat local stories yg sesuai dgn kearifan lokal. Namun konkretnya kami butuh real support baik dana maupun any tools to encourage people
emang betul sih kata panji orang itu mau baca kalau dia menemukan minatnya, jika seseorang memiliki minat yg dalam pada suatu hal maka ia akan mencari informasi tentang hal yg diminati itu pada buku conyohnya jika ada orang yg meminati seni lukis paling tidak dia beli buku teori warna atau aliran seni. y kalo dana terbatas minimal bantu anak murid menemukan minatnya
Mari kita di 2024 pilih pemimpin executive yg pernah jadi Menteri Pendidikan.... setuju deh tentang: cari tahu dulu sebelum bertanya, tapi memang kebanyakan rakyat Indonesia saat ini belum sampai ke taraf itu. Makanya butuh patron yg ngerti masalah literasi ini... Jangan lagi punya presiden yg tidak pandai berliterasi. Caleg juga kudu banget dipilih yg literasi nya tinggi biar ga kayak beo doank di rapat paripurna
Sebagai pustakawan, terharu sekali saat para ilmuwan ini membahas tentang pentingnya membaca buku di 17:30. Terutama untuk anak-anak, dan harus dimulai dari sekarang. Satu hal yang kita tau pasti, bangsa kita sekarang memang tidak semembaca itu.
Jarang sekali ada tokoh macam Pak Gita yang betul-betul memberi ruang ilmuwan bicara. Terimakasih Pak Gita telah menaikkan narasi kemajuan berbasis STEM untuk menambah khazanah narasi-narasi lain.
Sebagai mahasiswa yg sedang studi di luar negeri, jujur saya berkaca kaca. Merasa kerdil sekali, belum mampu berkontribusi apapun terhadap negara indonesia. In the other hand, i felt relieved since we have great people who consistently manifesting their energy for better indonesia in the future. Shout out to you guys, and thanks to pak gita sudah undang mereka. Semoga bisa ikut serta mendorong indonesia menjadi negara yang lebih baik untuk semua.
Intinya, political willnya belum ada, politisi kita belum menganggap bahwa sains harus dikedepankan, banyak public policy didorong hanya karena kepentingan politik semata. Selain itu, masyarakat kebanyakan juga bukan orang-orang yang percaya pada sains, tapi justru lebih percaya pada mitos, kepercayaan yang seringnya tidak ada kausalitasnya secara sains. Again, politisi jadi tidak merasa menyusun public policy dengan basis sains menjadi tidak urgent karena tidak dibutuhkan oleh masyarakat selaku konstituen mereka. Menurut saya, solusinya adalah akademisi yang mengerti jangan berhenti pada aspek sainsnya saja, tapi juga harus gain power melalui politik, bangun kontrak politik dengan pihak-pihak yang dipercaya bisa mengedepankan sains dalam pengambilan keputusan politik. Semoga dipinned sama Pak Gita.
Fungsi BRIN dalam persiapan Indonesia emas 2045 dengan bonus demografinya perlu di-encourage kembali, berbicara tentang meritokrasi sangat penting menjadi base line dari setiap lembaga pendidikan, karena kita perlu membudayakan "Manusia yang berdaya guna" bukan lagi bertumpu pada etika keberpihakan. University yang ada di Indonesia perlu dikawal dari sisi kurikulum dan metode evaluasi, kami lulusan pertanian di bidang bioteknologi tidak mampu mengawal mimpi kami menjadi saintis karena peluang itu tidak nyata di depan kami, pada akhirnya saya bekerja di salah satu airline dan ingin mengawal kemajuan bidang STEM di bidang keilmuan baru yakni ilmu kedirgantaraan. Dan mimpi kami dahulu di kampus masih kami simpan sampai pada akhirnya akan ada rumah bagi kami untuk maju menjadi representasi Indonesia Emas 2045.
Diskusi yang selalu memberi semangat bagi saya personal sebagai anak muda yang berfokus pada STEM. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan Master di Imperial College London dengan fokus Gene Therapy, semoga 5-10 tahun kedepan dapat memberi kontribusi nyata bagi Indonesia seperti narasumber semua. Terimakasih inspirasinya Pak Gita dan rekan-rekan semua
Nonton ini ga terasa jatuh air mata melihat inspirator-inspirator muda ini. Saya hanya seorang PNS biasa yang kadang-kadang iri dengan orang-orang dengan pengaruh yang luar biasa, terlebih bagi anak-anak muda penerus bangsa. Semoga masa depan bangsa kita cerah dengan adanya semangat mbak2 dan mas2 keren seperti ini :))
saya juga "hanya" PNS mas, tapi mimpi saya belum putus dan saya masih mau berjuang semaksimal mungkin buat diri saya sendiri dan Indonesia. Target saya tetap melanjutkan Master di Harvard, semoga tercapai.
Setelah nonton video ini saya semakin yakin kalau kami stay on the right path. Anak saya usia 8 dan 2 tahun, saya encourage orang tua buat menagajarkan anak-anak untuk bisa menguasai bahasa inggris sejak kecil dari rumah (meskipun banyak yang nyinyir 🤭, ngapain anak kecil diajarin bahsa inggris wkwkwk). Tapi ketika melihat anak saya sangat menikmati membaca buku-buku bahasa inggris (yang entah kenapa sangat kids friendly) saya bersyukur. Inilah usaha kami menanamkan literasi pada anak-anak kami.
Keren banget! Ada mbak Sastia Putri, Mas Bagus Muljadi, dan mas Haryadi Gunawi !!. Senang sekali bisa menyimak ini. Terima kasih banyak pak Gita Wirjawan sudah menghadirkan perbicangan bersama 3 ilmuwan hebat ini. Salam sehat selalu semua! === Conversation 1. Building An Epistemic Community 07:00 - Sastia raises the lack of number of specialists in Indonesia 08:07 - Women in STEM 10:15 - Epistemic community 14:46 - Haryadi Gunawi: Information is powerful 2. Grow Despite, Not Because 17:46 - Budaya literasi: “Cari tahu sebelum bertanya” 23:33 - Way out of the sense of hopelessness 27:35 - #GitaWirjawanLecture: Structural course to equip talents in Indonesia as the special force 3. Brain Drain 29:45 - Bagus Muljadi: Orang yang ke luar negeri harus bisa jadi jembatan dan institusionalisasi 33:47 - Brain linkage and circulation 36:58 - #GitaWirjawanLecture: Breaking the chain of political cycle in education 4. Politicization in Education 37:54 - Politicization of education and research 35:49 - Role specialization 39:16 - Grassroots movements 49:35 - i4 + researchers in Indonesia 5. West vs East Approach 52:38 - Mutual relationship 57:56 - Narasi saintifik ala Indonesia 1:01:54 - Flexibility 6. Field of the Future 1:04:20 - Gita Wirjawan: Berapa mahasiswa Indonesia yang ada di universitas Anda 10 tahun lagi? 1:11:57 - Openness 1:22:36 - STEM of the future 1:32:39 - Final statements sgpp.me/eps152notes
Point - 4. Grassroots movement : ini tantangan yg susah dan hampir mustahil mengingat majority society kita ini Feodal dan Apatis, suka main aman dan cari untung sendiri , bahkan setingkat mahasiswa aja pd gontok2an sesama teman terdidik, apalagi yg dibawah! Society kita ini saling menikam gak mudah untuk kerjasama demi bangsa! Yg diatas aja mikirin politik mulu, yg bawah mikirin keuntungan diri sendiri.
saya hanya seorang siswa yang duduk di bangku sma (sekarang menuju kelas XI), sungguh pembicaraan yang sangat luar biasa, walaupun banyak kosakata yang kurang saya pahami, tapi saya tetap berusaha "memaksa" memahaminya. Memang di zaman sekarang ini, jarang sekali saya jumpai remaja yang begitu cinta dengan buku, banyak dari mereka lebih asik dengan gadget nya sendiri (termasuk saya sendiri). Karena hal tersebut saya mencoba alternatif lain dengan mendengar podcast yang insightfull setidaknya membuat saya terjauhi dari konten" yang tidak bermutu (walaupun saya saya yakin dengan membaca buku memberikan sudut pandang yang berbeda bagi kita) Sulitnya memahami pembicaraan dalam podcast ini karena memang keterbatasan ilmu yang saya miliki, sangat jarang sekali orang" didekat saya yang membahas hal dengan sciencetiffic seperti itu. Tapi Alhamdulillah sekolah saya termasuk sekolah yang mendukung dalam bidang science, contohnya dengan mengikuti beberapa lomba karya tulis ilmiah. Yahh walaupun itu baru langkah kecil, tetapi dengan membiasakan hal tersebut saya kira bisa membuat kita lebih terbuka dengan ilmu pengetahuan. Sangat menarik bisa menjadi ilmuwan di masa depan nanti!
dulu jaman saya masih SMA, juga begitu, sulit memahami kalimat dan istilah yang kompleks. Tapi dengan terus dikenali dan dilatih lama kelamaan pasti jadi paham. Keep up the good work!
Saya seorang mahasiswa PhD di Jepang yang juga menekuni Environmental Biotechnology. Menyenangkan sekali bisa menyimak video yang sangat insightful ini. Saya ingat betul sewaktu saya SMP dan SMA, science was underestimated even by the teacher who teaches science. Saya pernah dipermalukan oleh seorang guru di depan murid2 yang lain karena membuat esai tentang lapisan ozon (O3) dan bagaimana lapisan ozon dipengaruhi oleh polusi udara. Reaksi beliau pada saat itu adalah "apa ini ozon ozon jangan mengada2". Tidak heran sih banyak orang Indo tidak tertarik dengan science karena sedari SMP, science diperlakukan seperti "some other nonsense"oleh beberapa tenaga pendidiknya sendiri.
Keluarga awal pendidikan di mulai. Anak akan menentukan arah hidupnya jika sejak kecil dibimbing untuk mencintai buku sesuai usianya. Putri kami membiayai sekolahnya dari bea siswa dari KAIST, Financial Enginering/Msc, Economics behaviour/Chicago University dan saat ini bekerja di AECOM dalam Tim Revitalisasi kota di beberapa negara bagian. Karena tertarik di bidang publik policy dan bekerja di advisory. Tidak melanjutkanPhd, karena tidak akan terjun karir di bidang Akademis. Seperti mas Agus sampaikan, udara kotor dan takut sakit sinusitis. Rencana akan pulang dan memperoleh mentor and coaching yg cocok dan semoga bisa berkontribusi di negara yg kita cintai berma.
Di Jepang itu banyak banget buku-buku kecil seukuran komik dan bisa dibawa dimana-mana. Sangat membantu orang untuk tidak merasa berat untuk membaca. Buku-buku kecil itu bukan hiburan atau novel saja, tapi segala macam jenis buku. Sebenarnya konsep video shorts, TikTok, X/Twitter, reels, sudah membuktikan bahwa bacaan atau tontonan pendek malah mendorong orang tidak bosan untuk mencari informasi lainnya.
Sebagai seorang mahasiswa yang bercita-cita menjadi scientist or researcher, semua poin yang di paparkan oleh semua pembicara sangat relate dan itu lah yang terjadi di lapangan. Kita terbentur dengan kebijakan dan aturan. Dan untuk hal tersebut jika di bahas tidak akan ada habis nya, satu-satu nya untuk tetap maju ialah cari jalan alternative lainnya. Point yang di sampaikan dalam episode kali ini semacam mengeluarkan unek-unek yang sudah tertahan lama. Good luck Pag Gita, Endgame dan Para Guest!
Bu Sasti terima kasih sudah menyentil minimnya kerjasama antar kementerian. Semoga kementerian yg pernah Pak Gita pimpin mau menyamakan data dulu dg Kementan agar tidak impor saat petani panen raya.
MasyaaAllah ini podcast di Indonesia yang High value bnget. Kita dapat wawasan baru dari orang2 yg selama ini g pernah ketemu di real life. Bangga banget melihat orang2 yg jenius dari negara sendiri. Terima ksih menjadikan sya orang yg berpikir, pak Gita 😊
Saya setuju dengan yang di sampaikan mas agus. Saya lulusan Sarjana di bidang Electrical engineering, sebelum mendapat gelar sarjana orang tua saya hanya mampu membiayai pendidikan saya hingga lulus D3 di bidang Electrical engineering. Untuk mendapatkan gelar S1 saya baru selesaikan di tahun 2023 karena keterbatasan biaya dan harus bekerja untuk mendapatkan dana melanjutkan jenjang pendidikan, ohiya saya bekerja sebagai Foreman Electrician. Saya bahkan ingin sekali melanjutkann pendidikan secara linier di jenjang S2, namun mungkin kondisi belum memungkinkan. Pendapat yang bisa saya berikan tentang pendidikan adalah Banyak dari saya bahkan mungkin anak muda lain memiliki kendala dalam menempuh pendidikan, entahh dalam biaya atau hal laiin, ada banyak hal yg ternyata perlu di korbankan. Bahkan untuk saya dapat kuliahh, adik saya harus tidak kuliah. Tapi untungnya adik saya jauh lebih pintar di banding saya, sehingga dia mendapatkan beasiswa untuk pendidikan Sarjana yang dia tempuh, selain itu di dunia pendidikan yang saya jalani saya merasa sulit untuk mengerti tentang Matematika Terapan dan juga hal yang bersifat matematis, karena hal yang di sampaikan oleh tenaga pengajar sangat sulit saya pahami. Jdi benar yang di sampaikan mas agus, ada beberapa orang yang berfikir secara visual dan beberapa pengajar tidak peduli dengan hal itu. Seolah hanya menunaikan tanggung jawab sebagai pengajar tanpa peduli mahasiswa yang dia ajar mengerti atau tidak dengan mata kuliah yang di sampaikan.
Baru pertamakali nonton podcast saya nangis 😭. Dengan perbandingan negara besar untuk menuju indonesia emas 2045 kayanya masih jauh dan sulit. Kalo syarat pendidikan nya masih jauh. Kemajuan sebuah nagara bisa diukur lewat sistem pendidikan nya 😭
Identifikasi Solusi, 1. Perbaiki mental masyarakat mengenai pentingnya sebuah pendidikan bagi suatu bangsa bila ingin maju di Mulai dr Pre-school - College. 2. Budaya bersaing yang positif dan kritis untuk "thinking out box" untuk mau menjadi pribadi yang intelektual dengan resources yang empiris. 3. Niat suatu seseorang, opurtunity dan penyerapan harus dibantu dengan support system yang baik di mulai dari keluarga - pemerintah. Berusaha memberi solusi dan jangan pernah menyerah🎉
Nonton ini bikin mrinding karena mereka memikirkan indonesia sedetail ini. Dan memiliki dream yang gede banget untuk bangsa ini untuk lebih baik lagi kedepannya. Semoga yg nonton ini utamanya temen2 yg masih muda benar2 bisa terinspirasi untuk mengutamakan pendidikan. Bisa menjadi ilmuan2 baru yang bakal lahir untuk indonesia...👍
Salah satu penyebab sedikitnya kiprah ilmuan Indonesia adalah mereka setelah selesai sekolah langsung diwajibkan pulang. Kebayang kan kalau dulu pak Habibie langsung pulang 😊
Betul. Bekal untuk belajar 2 atau 4 tahun di luar negri belum cukup memberi pengalaman bagi mahasiswa kita. Akan lebih baik jika ditambah juga dengan mencari pengalaman kerja di luar negri dulu lalu mengimport ilmu dan teknologi lalu bawa pulang ke indonesia beserta bawa investor luar masuk ke indo juga.
Jika boleh menyarankan Pak Gita, teman2 ilmuan bisa memasifkan konten motivasi untuk studi disemua platform sosial media, buat dengan bahasa sederhana dan menarik. Kemudian, bantu mereka yang termotivasi untuk meningkatkan kemampuan bahasa asing dengan beasiswa kursus bahasa. Selanjutkan kasih mentoring sampai dia mandiri. Ketika dia berhasil wajibkan mereka mengait minimal 1 orang untuk dia bantu hingga mencapai hasil yang sama. Untuk orang2 di kampung, pak gita. Pemenuhan ekonomi harian menjadi lebih utama, dibanding sekolah tinggi. Tapi, tetap saja dalam ketidak mampuan itu ada orangtua2 yang tercerahkan dan bersemangat dengan segala keterbatasan untuk memperbaiki diri dan keturunan melalui pendidikan. Betul gerakan ini harus masif dan pemerintah mestinya juga mengambil peran, secara sederhana misalnya membangun pustaka kotak kecil disetiap desa dan rt. Butuh modal, dan kenapa tidak CSR perusahaan, dan dana pemerintah dialokasikan barang sedikit untuk program ini. Terimakasih podcast nya Pak, sangat menginspirasi
Yang paling penting agar jalan saintis tidak sunyi maka sejak dini kita mempersiapkan anak-anak kita untuk menjadikan sains sebagai passion mereka karena itu kita perlu guru yang dapat mengajarkan sains Matematika, Biologi, Fisika, kimia dengan sederhana.
Terima kasih banyak Pak Gita. Saya merasa dapat pacuan semangat. Saat ini sedang mencoba untuk apply beasiswa master degree in STEM. Semoga di kemudian hari bisa menjadi frontliner dalam memajukan STEM di Indonesia 🙌
Saya lulusan 2023, sangat merasakan dampak positif MBKM. Waktu saat melaksanakan itu benar benar berharga untuk pengembangan diri saya ❤😊, saya yakin seluruh mahasiswa yang mampu memahami ini akan terpicu untuk mengembangkan ilmu lebih tinggi lagi, syukur bisa abroad. Saya pribadi ingin mencari peluang studi abroad, applied science. Semoga tercapai, aamiinn🫡🙏🏻 ❤❤
Baru ngeuh Pak Gita ini mau meniru perannya Nick Fury di Marvel Avengers. Ngumpulin dan mengkonsolidasikan para "superhero". Ahahha baru paham kenapa belio selalu pake turtleneck hitam dan nama youtube-nya endgame 😂😂
Vive L'I4! Semoga I4 berjaya "mempersatukan" ilmuan dan keilmuan Indonesia di seluruh dunia untuk kemajuan Indonesia. Dari Indonesia, oleh Indonesia untuk Indonesia.
Pak Gita, ketika Bapak membahas ini dg pembukaan info ttg PISA kemudian yg dibicarakan pendidikan tinggi dan ketiga tamu tidak ada yg membahas pendidikan dasar, maka tidak terlalu nyambung. Ketika hasil PISA itu buruk, maka yg harus dipertanyakan adalah kualitas pendidikan di TK dan SD kelas 1 dan 2. Silakan Bapak tanya ke Mendikbud bagaimana kualitas pendidikan di level tersebut. Ada datanya yg tidak terbuka. Numerasi dan Literasi SD itu buruk. Banyak riset menyatakan bahwa kompetensi numerasi dasar ini prediksi dari kompetensi numerasi di jenjang pendidikan selanjutnya di SMP dan seterusnya. Jadi kalau melihat hasil PISA maka itu adalah puncak dari proses pendidikan di TK dan SD. Tamu-tamu Pak Gita adalah pencilan, kalau dalam statistika, mereka itu data paling kanan yg tidak menggambarkan kondisi Indonesia. Tamu Bapak menyebut dirinya beruntung atau yg mendapatkan previlese. Saya sepakat dg dia. 2045 tinggal 22 tahun lagi. Indonesia bisa tertolong jika pendidikan dasar saat ini diperbaiki total. Jika ingin bonus demografi itu tercapai, bukan bencana demografi karena penduduk usia kerja yg tidak berkualitas.
Usaha untuk mempopulerkan konten kayak gini bener-bener harus didorong. Sakit kepala liat konten-konten yg viral di Indonesia tuh gak ada yg berbobot. Tapi, konten berbobot emang susah bgt populernya, video ini aja kontennya super berkualitas yg nonton under 100k. Kalo konten kayak gini bisa didorong sampe minimal ditonton 1juta orang deh, kayaknya kualitas SDM di Indonesia bakal upgrade. Apa justru kebalikan ya? Karena kualitas SDM di Indonesia rendah, makanya konten berbobot begini kurang laku..
Setuju banget kalo pendekatan kebijakan Indonesia kurang tepat karena banyak mengadaptasi kebijakan continental region bukan melihat fakta bahwa Indonesia adalah archipelago country 🇮🇩 🇮🇩 🇮🇩 🇮🇩
Popkes seperti inilah yang harus diperbanyak agar masyarakat Indonesia dan pemerintah bisa teredukasi untuk kemajuan Indonesia di masa datang. Tujuannya untuk meletakkan sistem planning yang sustainable yang lebih mendasar dan sistematis. Contoh penerapan pendidikan pada anak usia dini harus dimulai dengan cara edukasi rancangan belajar dengan merangsang keinginan anak-anak untuk membaca, BUKAN sistem dengan mencekoki anak-anak dengan bacaan yang sifatnya academis, yang akhirnya anak-anak menjadi malas membaca.
Periode sekarang, leadernya kelilipan g bisa lihat orang yang kompeten seperti pak Gita, waktu menjadi menteri perdagangan n BKPM era Sby sukses banget, dibandingkan era sekarang 😮😮
Sehat slalu semua nya, mari jadikan Indonesia Emas, walaupun kita merasa Indonesia cEMAS.....terus berkarya.....jgn biarkan orang2 rakus dan tolol kuasai negri ini.....bravo scientist...
Mas bagus, saya suka sekali pembawaan diri dan gaya bicara anda. Terlihat sekali khas orang kelas atas UK😅 dan sedikit mengingatkan saya pada gaya bicara bung Rocky gerung. Salam sukses dan sehat selalu ilmuwan baik dan diaspora dari Indonesia dimanapun berada🎉
Sekaliah di Luar Negri perlu untk batas IQ dgn IQ tinggi dan spiritual tinggi maka sekolah di luar Negri akan mendapatkan manusia berkualitas unggul dgn pembimbing berpola pikir baik maka di harapkan lulusan Luar Negri akan lebih baik dgn kinerja yg baik dan untk mengajarkan kinerja yg baik.
Elemen yang sangat penting tapi hilang dari bangsa kita adalah eksplorasi. Kita bukan exploring nation, sedangkan tidak mungkin suatu bangsa menjadi bangsa besar tanpa terlebih dahulu menjadi exploring nation. Kita negara berpenduduk terbesar no 4. Tiga negara di atas kita India, China, US adalah exploring nations yang berjiwa penjelajahan dari dasar laut sampai ke bulan, mars, and beyond. Kita tidak memiliki jiwa eksplorasi spt itu. Orientasi kita masih berdagang saja. Yang harus diciptakan dengan skala masif dan berkelanjutan adalah program eksplorasi yang membangkitkan jiwa seluruh bangsa. Eksplorasi ilmiah (dan inovasi sains yg diakibatkan) bukan cost, tapi investasi untuk suatu bangsa. Itu akan mengangkat brand bangsa tersebut. GDP per capita India jauh di bawah Indonesia, tp mereka berinvestasi di program luar angkasa untuk menciptakan branding yg luar biasa. China sudah melakukan itu terlebih dahulu. Kebangkitan china bukan sekedar kebangkitan ekonomi, tapi kebangkitannya menjadi exploring nation. Dulu made in china kesannya jelek, tapi sekarang tidak lagi
Menerjemahkan sisi-sisi ilmiah ke masyarakat juga perlu jadi perhatian kita. Bisa dengan mengurangi jarak 'menara gading' dan terus berkolaborasi. Lama-lama, masyarakat Indonesia akan lebih memahami apa saja yang perlu dilakukan dalam mengkritisi kebijakan dengan basis keilmuan, tidak sekadar politis.
Hal pertama yg menurut saya penting adalah mengizinkan anak-anak muda untuk bertanya "why?" kepada senior mereka. Lingkungan yang mengizinkan pertanyaan "mengapa" tanpa harus dicap pembangkang, tidak nurut, dan hal-hal feodal lainnya memungkinkan eksplorasi dan rasa ingin tahu untuk tumbuh.
Saya sebagai orng awam liat dan denger podcast seperti ini sangat bahagia , karna mendengar percakapan dan pandangan orng2 berilmu, yang bisa mengedukasi, sebenarnya percakapan percakapn seperti ini lah yg mesti diperbnyak di republik, ini sungguh jika bisa dibilamg semua podcast yg ada di republik ini podcast pak gita yg paling baik, karna pak gita juga dalam bertanya ke narasumbernya memiliki kedalaman dalam pertanyaannya, Panjang umur hal hal baikk..
Inspired banget para speakers nih. 3 profesor yang Nasionalis banget. Yang di Indonesia para professor masih sibuk mikirin perut dan politik praktis ;( 😢
bukan hanya keren obrolan ini, tapi perlu dimasifkan. Syukur Pak Gita bisa moderatorin yg lintas sektoral di tempat ini dengan berawal dari individual viewnya..terus nyentuh great policynya....#sehat selalu pak G
1:11:07 Menarik juga itu spesial force karena kalau melihat brin itu sudah terlalu gemuk, apalagi jumlah Professor. Jika ada spesial force/badan riset strategis or Whatever you name it ini dapat menjadi komunitas yang lebih spesial dengan perwakilan ilmuan di tiap bidang. Namun dalam hal riset bisa mengambil dari brin sebagai asisten dan sekaligus wadah kaderisasi. Selain tentunya lembaga-lembaga di luar brin. Kemudian brin sebagai main-stakeholder dalam kapasitas menerjemahkan kpi riset, pendanaan, dan merawat sdm, serta kebutuhan administrasi negara. Tapi untuk aplikasi riset dan penentuan topik, penunjukan tim adalah wewenang dari spesial force. Tentu mengacu pada meritokrasi dan riset-riset yang direct untuk menyelesaikan masalah atau menjawab kebutuhan pemerintah. Not so exclusive like lemhanas that driven by president's special order. Tetapi lebih pas terasosiasi dengan bapenas.
Podcast terbaik nomor 1 bagi saya di Indonesia, episode-episodenya yang sangat memberikan insight baru dan bermanfaat. Pokoknya keren banget dan terimakasih pak Gita sudah memberikan asupan luar biasa yang tidak bisa saya dapatkan dengan keterbatasan yang saya miliki
Izin merekap analisa saya pak terkait Anak muda sekarang Yg paling banyak asik main medsos . Terkena kanker hoax negatif terhadap pemerintahan Dipemikiran nya masih mikirin perut sendiri sama kerjaan susah buat didapat ,kebanyakan over percintaan terkena dilema film film Waktu luang handphone ga bisa lepas, Lebih asik main game ketimbang baca buku Dari segi para Orangtua juga masih lulusan SD SMP belum bisa maksimal mengajarkan kepada anak itu pendidikan yg relevan Terakhir adalah faktor uang dan kesempatan minimal beasiswa buat anak anak bangsa yang mau bersungguh sungguh bukan hanya yg cerdas. Sebelumnya Terimakasih atas informasinya sangat bermanfaat sekali pa bnyk mengundang orang orang hebat
Apapun media ny yg serba open source, sperti ny yg mendasar itu cmn satu "Bahasa Inggris" saya yakin klo smua org bisa menggunakan ny, apapun medianya, apapun aktivitasny, mau baca buku, menonton, atau mendengar, pasti akhirnya jadi semua.
Di umur yang mau 40 tahun ini, saya merasa terharu dan bangga dengan beliau2 yang berdiskusi, saya merasa kalo saya hanya penonton atau pendengar yang paling belakang, dan bermimpi kalo kelak ada anak turunanku yang bisa seperti beliau2... berpikir terbuka, dan tak ragu untuk memulai mewujudkan ide yang lebih baik, serta komitmen dan integritas tinggi untuk kemajuan sesama yang berketuhanan...! Amin.
ini fakta menyedihkan. 20 tahun yang lalu. jauh sebelum ada lpdp. kakak saya bagian dari 300-an pelajar indonesia di prancis rata rata adalah biaya sendiri sebagian kecil beasiswa. tapi hari ini karir mereka bisa di bilang rata rata mirip lulusan lokal. ga ada bedanya dan ilmunya 95% ga kepakai. bahkan dulu ahli bikin kereta cepat orangnya udah meninggal ilmunya tidak terpakai. eh kereta cepat indonesia malah dibuat cina yang belajar dari prancis juga.
Sebuah berkah dan kemewahan bagi saya bisa menyimak obrolan sekeren ini meskipun saya cuma masyarakat biasa pengguna gas melon 3kg. At least dari podcast2 endgame sudah banyak merubah cara pandang saya terhadap dunia dan kehidupan. Terimakasih Pak Gita
Membiasakan anak membaca akan mengasah otak dalam berpikir, menganalisa dan memecahkan masalah. Jika sukses menerapkan budaya baca hingga anak besar (kuliah), saya rasa perkuliahan akan lebih seru krn diisi dg pertanyaan dr para mahasiswa. 3 narasumber yg pak gita hadirkan semoga menginspirasi anak muda untuk lebih aware thd kebiasaan membaca buku.
Saya senang menyimak tayangan seperti ini ,salut kpd 3 ilmuwan yg hadir dan di menit ke 17 saya paham pembicaraan tsb dan sjk kedua anak saya kecil hingga sekarang sudah berkarya dan berumahtangga,budaya cinta baca buku itu tetap kami jaga dengan baik dilingkungan rumah kami. trimakasih kepada bpk Gita Wiryawan mantan menteri kabinet NKRI, yg tetep berkarya berdedikasi dengan penuh rendah hati dan tanpa pamrih demi kemajuan pembangunan NKRI
Semoga pak Gita jadi Menteri pendidikan, buka sebanyak mgkin kesempatan belajar/ kuliah ke luar negeri bagi anak bangsa. Agar pendidikan kita bisa dibenahi dari paling dasar hingga ke tingkat univ. Jadi pendidikan bukan lg soal gelar asal2an
keren banget, banyak banget semua pelajaran, yang diambil dari sini, dari mulai akal jernih tentang pemikiran mencerdaskan kehidupan bangsa, supaya garis besarnya, lebih banyak lagi orang indonesia yang berani untuk bersaing di dunia global, yang sifatnya universal, tertantang lagi kedepannya untuk semakin yakin, terciptanya bibit intrepeuner interdisiplin sukses, dalam kata luas, untuk pendidhikan terlebih agar terciptanya lulusan, yang lebih banyak lagi, terlebih dalam persaingan gglobalisasi yang maju di era sekarang, thanks pak gita wirjawan.
Percakapan yang sungguh lezat.. saya dengarkan sampai habis. Beberapa bagian malah kuulang dengar. Yang mengharukan, terasa benar tiga anak muda ini cinta dan sayang pada Indonesia, dan mereka bekerja untuk ide Indonesia yang mereka sayangi itu.. semoga pengarusutamaan paradigma saintifik yang mereka imani, jadi wujud di negeri ini
Jgn terlalu muluk2 dulu membenahi universitas Indonesia jd klas dunia, yg ada ranking uni kita menurun. Saya tinggal d Jerman, sy lulus master beasiswa dsini, menurut sy benahi dulu sistem pendidikan dr TK & SD sluruh Indo, itu bibit tumbuh manusia utk bercara pandang yg sangat krusial. Dsini anak2 umur 3th sdh dianggap "manusia mini"(apa itu fungsi sosial, toleransi, menghargai pendapat org, perbedaan itu ada, pantas, tdk pantas dll). Blm ada smp skg yg concern soal itu. Pemerintah yg slma kita merdeka tdk pernah memikirkan secara serius soal itu. Dan jgn berharap byk jika kita ga pernah concern soal ini, salam cinta Indonesiaku.
Semoga nanti terealisasi kan pasukan pasukan khususnya pa Gita . Dan semoga anak anak sy yg masih kelas 1 dan 2 SD bisa berpartisipasi Kedepan bisa jadi asset bangsa yg bermanfaat #indonesiaberbakat#indonesiamaju
Kenapa orang hebat seperti ini yang tidak hadirkan di TV untuk mencerdaskan kehidupan Bangsa. Malah yang dihadirkan terus itu penghibur2 yang penuh sensasi kosong tanpa esensi hidup masa depan Bangsa.
Terima kasih Pak Gita karena telah menyajikan tontonan yang berkualitas bagi kami semua khususnya warga Indonesia. Saya sangat terharu mengikuti percakapannya dan membuat diri menjadi sangat terpacu untuk belajar dan menjadi manusia yg bermanfaat bagi sesama. Semoga Indonesia mengarah ke arah yg lebih baik dan semua ide dan narasi yang disampaikan dapat terealisasikan🙏🙏
Pak @gwirjawan Banyak juga diaspora indonesia yang muda dan menjadi asosiat professor di RUG Groningen , mungkin bisa diundang Pak Bayu Jayawardhana, Bu Dina Maniar Dan salah satu svp rti pertamina Pak Oki Muraza
Betul sekali.. menjadi saiyentis memang harus mengambil Jalan Sunyi dan panjang... Apalagi Saiyentis 'Jalan Lain'...Harus mengambil Jalan sunyi Lain di dalam Jalan Sunyi...
Setelah menyimak, ,, melihat, Indonesia punya LIPI, ,, diaspora indonesia tidak harus pulang tapi harus jadi agen indonesia di luar untuk kepentingan indonesia, ,, wajib di perkuat dan di danai, ,, itu cara cerdas untuk menciptakan agen dari luar, ,, itu jadi satu kunci untuk mewujudkan impian 2045, ,, Indonesia harus punya jalan sendiri, ,, Indonesia maju berdaulat mandiri bebas aktif berpijak di antara timur dan barat, ,, semoga ibu kota baru jadi wujud peradaban baru yang lebih manusiawi
hehe menarik ketika banyak org (mungkin pak gita juga) punya perspektif bahwa indikasi negara dg SDM maju adalah berapa jumlah siswa indonesia yg kuliah di top global university, mas bagus malah punya ide sabaliknya bahwa dunialah yg harus belajar ke Indonesia. Good point😊
Saya sebagai S1 di Indonesia, it's very touching to know that our milenials are very concious for Indonesia's future, especially the young generation. I agree with some points of the video, that the government has to push a grand narrative to initiate a collaborative structure that won't be swayed by short term political regulations and figures. In my opinion, what Indonesia really needs, which is exactly what Pak Gita mentioned, is a beacon or organisation that rallies the national standard for education. This initiative can start from the government, but it's more likely that it'd be formed by local communities. The main takeaway I'd hope for our young generation is that they're nurtured by core disciplinaries. Which are curiousity, open-mindfulness, and collaboration. The current education system as I've experienced rigged us through personal assignments that we percieve as chores, since inherently they're only assigned to 'train' us. What I hope for future assesments are case studies in our local communities, or group collaborations. This way, it'll expose students to multi-disceplinary knowledge that isn't by the books, so students would realise how STEM and non-STEM materials can be so intertwined. Practically, this is hard to implement. Especially now with the new curriculum 'merdeka', students are often intimidated by the immediate choices that they'll have to commit. But slowly and surely, even without the support of the government, I hope we can inspire an entire generation by empowering curiousity and mindfulness, because its truly a character of an individual that becomes an inspiration to their social environment. Terima kasih Pak Gita for such a wonderful podcast, can't wait to listen to more 😊
Ralat kesilapan data yang saya sampaikan di monolog awal terkait lulusan S3 di AS:
1. Data tersebut adalah data pemegang visa sementara (temporary visa holder) yang memperoleh gelar S3 tahun 2018 di AS, bukan data lulusan S3 di AS tahun 2021 pada bidang STEM saja.
2. Untuk negara Turki pada tahun 2018, jumlahnya bukan 4500 namun 450.
3. Data tahun 2021 lebih memprihatinkan. Lulusan S3 dari Indonesia berkurang menjadi 76 orang saja, dari 82 orang tahun 2018; Tiongkok, 6148 orang; India, 2291 orang; Korea Selatan, 1026 orang; dan Turki, 330 orang (sumber: ncses.nsf.gov/pubs/nsf23300/data-tables)
Referensi selengkapnya ada dalam risalah yang telah disiapkan tim editorial kami pada tautan berikut: sgpp.me/eps152notes.
Selamat menyimak dan semoga bermanfaat🙏🏼
Undang dr. Bambang Suhiharto, dosen filsafat dong pak gita.
Pak Gita, saya mau sampaikan bahwa saya adalah salah satu penerima Beasiswa LPDP 2023 yang rencananya akan melanjutkan S2 di University of Oxford (Pilihan-1) pada tahun 2024. Saya punya kenyakinan besar bahwa salah satu faktor kelulusan saya adalah narasi besar yang saya tulisankan di essai saya yang banyak diinspirasi oleh Pak Gita di Podcast End-Game tentang Indonensia has very little representation in high and quality educational institution. Saya juga sebagai anak muda Indonesia merasa sangat cemburu ketika orang Indonesia sangat under representative di kampus-kampus top dunia jika dibandingkan dengan mahasiswa dari Singapura, Korea Selatan, India dan China. Terimakasih sudah membakar semangat dan mengajak kami anak-anak muda untuk memiliki mental pejuang dan berhati Indonesiasentris.
@@marulinainggolan3473 ada kontak yang bisa saya hubungi kak? saya ingin tanya tanya
Mantap Pakk..
Baru tau juga sampai 80% peluang belajar disana
ada cara memaksa sih pak biar pendidikan indo maju. paksa pakai bahasa inggris mulai jenjang smp. nanti bakal banyak bimbel yang fokus untuk hal itu. sama ujian masuk universitas, soalnya format gre aja pake bahasa inggris. bakal terbentuk banyak bimbel yang mempersiapkan hal tersebut juga, saya yakin. atau kasih waktu tambahan 1 tahun bimbel english dan gre dari guru, pasti bakal banyak anak indo yang kuliah ke luar negeri.
Selalu mencerahkan berdiskusi dengan Sasti, Haryadi, dan the very articulate, Gita Wirjawan. Stop politisasi riset dan edukasi; ikutsertakan KOMPETENSI-sebagai parameter terukur-dalam kriteria kepemimpinan 2024.
Well said bro
Terima kasih pak bagus, sudah berbagi
Superb
Bangga masih di berikan kesempatan untuk melihat endgame episode ini, mudah mudahan para diaspora tidak hanya bisa membawa anak anak bangsa untuk belajar di luar negeri, tapi juga bisa mengangkat temuan temuan lokal anak bangsa ke internasional. BIOSAKA contoh nya. temuan bermanfaat besar untuk petani, yang ditentang ilmuan birokrat indonesia
❤
Terima kasih utk kesempatannya di interview bareng, Yth. Pak Gita. Sangat senang juga bisa berdiskusi dengan ilmuwan muda seperti Mba Sastia dan Mas Bagus. Semoga diskusi santai ini bisa berguna. 🙏
Terima kasih atas ilmunya :)
Kalian HEBAT ❤
Yang seperti ini harusnya masif diinformasikan sejak anak² SD dstnya
Awesome❤❤
Wonderful..generation..
Belajar banyak dari podcast ini, terima kasih banyak!
Thanks, Jerome!
Saya perempuan, kelahiran 93 dr sebuah kampung kecil di Jawa. SD saya dulu bahkan tdk ada perpustakaan. Saya suka science dan suka baca buku. Tp krn hidup di kampung dg kakek dn nenek yg sudah tua, saya hny bisa baca2 baliho, iklan pupuk, buku pelajaran, dan koran2 bungkus makanan. Cita2 saya dulu menjadi ahli data analisis di Nasa, krn saya jg suka tentang ilmu angkasa. Namun, pd saat itu, keluarga tdk setuju jika saya masuk informatika, krn saya WANITA dn takut jika saya ditindas murid2 lain yg mayoritas laki2.
Jd pak, menurut sy, banyak perempuan2 yg suka science, sempat ingin menjadi ilmuwan. Tp realitanya, banyak hal yg tdk mendukung, terutama dukungan keluarga, finansial, sarana, dn prasarana. Skrg sy menempuh S2 di luar negeri di bidang IT dg susah payah, berusaha mendapatkan privilege. Kami yg punya rasa suka dan passion ini, perlu untuk didukung secara moral dan moril. Butuh diberi kesempatan. Bagaimana bisa anak2 suka baca buku kl orang tua masih kesulitan dlm memenuhi kebutuhan dasar seperti makan dan rumah.
Sejauh yg saya bisa adlh membantu anak2 dg memberi seragam bekas layak pakai dn buku2 untuk sekolah. Semoga semua pihak bisa saling membantu.
Maju trus riuriu...kita ini sangat berpotensi utk menggenggam dunia
ini baru pendapat sementara, tapi tidak mendukung mungkin faktor keawaman. tidak mengetahui bidang tersebut, tidak tahu masa depannya jadi apa, bidang bidang sekarang itu soalnya sangat beda dibanding dengan bidang yang ada pada saat orang tua kita muda
Semangat riuriuriu2062... 👍 Gempur Terus Literasi sesuuulit apapun Harus diperjuangkan.
Kisah riuriuriu2062 gambaran real problematika yg butuh pendekatan solutif.
🌱
Keren, semangat !!!
Up to pak gita
Ringkasan 10 Poin dari Video "Jalan Panjang dan Sunyi Saintis | Endgame #152":
1. Pembicara berbicara tentang peran Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia dalam mengatasi masalah sains yang praktis seperti polusi.
2. Kebijakan sains Indonesia dianggap reaktif, dan perlu perubahan untuk mendukung pengembangan sains dan teknologi.
3. Indonesia memiliki jumlah ilmuwan yang sangat kecil dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Tiongkok, India, dan Korea Selatan.
4. Pendidikan dalam STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika) di Indonesia harus ditingkatkan untuk bersaing di tingkat global.
5. Tantangan dalam mengembangkan sains di Indonesia termasuk kurangnya ilmuwan yang terlibat dalam masalah-masalah praktis seperti banjir dan masalah saintifik lainnya.
6. Pola pikir saintifik yang berbasis eksperimen dan skeptisisme harus dipromosikan.
7. Pendidikan di keluarga dan masyarakat juga penting dalam mengembangkan minat dalam ilmu pengetahuan.
8. Diaspora ilmuwan Indonesia memiliki potensi besar untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.
9. Perlu ada dukungan pemerintah dan kebijakan yang mendukung penelitian dan pendidikan di bidang sains.
10. Pentingnya berkolaborasi dengan universitas di luar negeri untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di Indonesia.
Pesan utama dalam video ini adalah perlunya perubahan dalam pendekatan sains di Indonesia, dengan fokus pada pendidikan STEM, pengembangan ilmuwan, dan kolaborasi dengan diaspora ilmuwan untuk mendukung perkembangan sains dan teknologi di negara tersebut.
Alhamdulillah saya bersyukur punya orang tua yang walaupun orang ngga punya tapi concern soal pendidikan anaknya, mereka support perjuangan saya buat menempuh pendidikan, ngga buru-buru pgn nikmatin penghasilan anaknya, sekedar sharing saya lulus SMK thn 2018 pgn kuliah ga bisa gara-gara bapak saya ketipu, tabungan kuliah saya sebagian habis, terpaksa saya setahun kerja jadi montir, 2019 saya akhirnya bisa kuliah walaupun cuma D3, 2022 lulus dapet bonus cumlaude, pgn langsung transfer S1 ga bisa gara-gara bapak kecelakaan kerja, saya harus kerja lagi setahun buat bantu pengobatan dan ekonomi keluarga, dan akhirnya bulan ini saya dapet kesempatan transfer S1 sambil kerja buat biayain kuliah saya sendiri, memang perjalanan saya buat sekedar kuliah S1 harus lewat banyak tantangan, ngga se-lancar kawan-kawan yang lain, but my will to learning its not a joke, saya susah dapet beasiswa, but i choose to stop crying and whining, maybe im not that smart, but i have a guts to change my life to be better 🔥🔥
you deserve a great destiny bro!
Keren mas
Keren akakk semangat!!!
its really inspiring!! behind your difficulties to get your bachelor degree, I believe the lesson learned that you gain is more than those who can graduate bachelor degree smoothly
Hi! I dont know who you are. Tapi keren banget udah mau berjuang sampai sekarang. I strongly believe km bakal jadi orang hebat👏🏻
Sebagai eks-WNI dan seniman, saya sangat ingin pulang untuk membangun dunia seni, tetapi saya merasa Indonesia hanya mendukung seniman yang suka memuji-muji bangsa daripada menggunakan seni sebagai alat untuk refleksi dan membangun kesadaran dan memajukan cara pikir rakyat. Kepekatan politik dalam dunia seni Indonesia terlalu rumit untuk menjadi produktif dan berkembangnya unsur fasisme dalam identitas ke-Indonesiaan membuat saya enggan untuk pulang berkarya bila saya diperlakukan sebagai orang asing oleh pendatang di kampung saya sendiri.
Pasar di indo beda untuk upgrade butuh waktu. Coba kontribusi mulai dari Quora
Wn mana pak kalo boleh tau 🙏
Setuju pak
justru Anda bisa jadi yg pertama memulai dan merubah. impact tidak serta merta harus terlihat saat itu juga. bisa jadi karya Anda yg bertahanlah penentu nasib seniman.
maaf saya tidak terlalu paham perkembangan dunia seni saat ini. tapi, pasti banyak seniman seperti Anda yg juga punya pemikiran yg sama. kumpulkan mereka dan bangun kesenian Indonesia.
Kami para guru di daerah pelosok kabupaten sangat berupaya utk membudayakan literasi membaca dan digital literacy saat ini. Kami jg bisa membuat local stories yg sesuai dgn kearifan lokal. Namun konkretnya kami butuh real support baik dana maupun any tools to encourage people
emang betul sih kata panji orang itu mau baca kalau dia menemukan minatnya, jika seseorang memiliki minat yg dalam pada suatu hal maka ia akan mencari informasi tentang hal yg diminati itu pada buku conyohnya jika ada orang yg meminati seni lukis paling tidak dia beli buku teori warna atau aliran seni. y kalo dana terbatas minimal bantu anak murid menemukan minatnya
coba berkolaborasi ke pihak swasta melalui program CSR, dalam development tidak cukup juga harus kontektual tapi bisa dimulai dari creativity
Mari kita di 2024 pilih pemimpin executive yg pernah jadi Menteri Pendidikan.... setuju deh tentang: cari tahu dulu sebelum bertanya, tapi memang kebanyakan rakyat Indonesia saat ini belum sampai ke taraf itu. Makanya butuh patron yg ngerti masalah literasi ini... Jangan lagi punya presiden yg tidak pandai berliterasi. Caleg juga kudu banget dipilih yg literasi nya tinggi biar ga kayak beo doank di rapat paripurna
@@ilmasafitrizunnuraini1144 bagaimana skrnng mbak?
Sebagai pustakawan, terharu sekali saat para ilmuwan ini membahas tentang pentingnya membaca buku di 17:30. Terutama untuk anak-anak, dan harus dimulai dari sekarang. Satu hal yang kita tau pasti, bangsa kita sekarang memang tidak semembaca itu.
Jarang sekali ada tokoh macam Pak Gita yang betul-betul memberi ruang ilmuwan bicara. Terimakasih Pak Gita telah menaikkan narasi kemajuan berbasis STEM untuk menambah khazanah narasi-narasi lain.
Sebagai mahasiswa yg sedang studi di luar negeri, jujur saya berkaca kaca. Merasa kerdil sekali, belum mampu berkontribusi apapun terhadap negara indonesia. In the other hand, i felt relieved since we have great people who consistently manifesting their energy for better indonesia in the future. Shout out to you guys, and thanks to pak gita sudah undang mereka. Semoga bisa ikut serta mendorong indonesia menjadi negara yang lebih baik untuk semua.
Aamiin
Amiin
Aamiinn
Saya bisa merasakan getaran hati anda saat menuliskan setiap kata diatas 😢
Kuncinya harus punya pemimpin yg paham dgn ilmu , carilah yg cerdas
Intinya, political willnya belum ada, politisi kita belum menganggap bahwa sains harus dikedepankan, banyak public policy didorong hanya karena kepentingan politik semata.
Selain itu, masyarakat kebanyakan juga bukan orang-orang yang percaya pada sains, tapi justru lebih percaya pada mitos, kepercayaan yang seringnya tidak ada kausalitasnya secara sains.
Again, politisi jadi tidak merasa menyusun public policy dengan basis sains menjadi tidak urgent karena tidak dibutuhkan oleh masyarakat selaku konstituen mereka.
Menurut saya, solusinya adalah akademisi yang mengerti jangan berhenti pada aspek sainsnya saja, tapi juga harus gain power melalui politik, bangun kontrak politik dengan pihak-pihak yang dipercaya bisa mengedepankan sains dalam pengambilan keputusan politik.
Semoga dipinned sama Pak Gita.
Fungsi BRIN dalam persiapan Indonesia emas 2045 dengan bonus demografinya perlu di-encourage kembali, berbicara tentang meritokrasi sangat penting menjadi base line dari setiap lembaga pendidikan, karena kita perlu membudayakan "Manusia yang berdaya guna" bukan lagi bertumpu pada etika keberpihakan. University yang ada di Indonesia perlu dikawal dari sisi kurikulum dan metode evaluasi, kami lulusan pertanian di bidang bioteknologi tidak mampu mengawal mimpi kami menjadi saintis karena peluang itu tidak nyata di depan kami, pada akhirnya saya bekerja di salah satu airline dan ingin mengawal kemajuan bidang STEM di bidang keilmuan baru yakni ilmu kedirgantaraan. Dan mimpi kami dahulu di kampus masih kami simpan sampai pada akhirnya akan ada rumah bagi kami untuk maju menjadi representasi Indonesia Emas 2045.
Diskusi yang selalu memberi semangat bagi saya personal sebagai anak muda yang berfokus pada STEM. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan Master di Imperial College London dengan fokus Gene Therapy, semoga 5-10 tahun kedepan dapat memberi kontribusi nyata bagi Indonesia seperti narasumber semua. Terimakasih inspirasinya Pak Gita dan rekan-rekan semua
Nonton ini ga terasa jatuh air mata melihat inspirator-inspirator muda ini. Saya hanya seorang PNS biasa yang kadang-kadang iri dengan orang-orang dengan pengaruh yang luar biasa, terlebih bagi anak-anak muda penerus bangsa. Semoga masa depan bangsa kita cerah dengan adanya semangat mbak2 dan mas2 keren seperti ini :))
"Hanya" PNS. Tetapi sebenarnya kontribusi Bapak secara tidak langsung utk kemajuan negara, Pak. 👍👍
saya juga "hanya" PNS mas, tapi mimpi saya belum putus dan saya masih mau berjuang semaksimal mungkin buat diri saya sendiri dan Indonesia. Target saya tetap melanjutkan Master di Harvard, semoga tercapai.
Gotta be grateful dude, do what you can do.. that's big contribution as well
Walau belum bisa banyak. Minimal dengan nonton orang2 cerdas pikiran ku makin open dan semangat untuk menuntut ilmu yang banyak. 💪
Setelah nonton video ini saya semakin yakin kalau kami stay on the right path. Anak saya usia 8 dan 2 tahun, saya encourage orang tua buat menagajarkan anak-anak untuk bisa menguasai bahasa inggris sejak kecil dari rumah (meskipun banyak yang nyinyir 🤭, ngapain anak kecil diajarin bahsa inggris wkwkwk). Tapi ketika melihat anak saya sangat menikmati membaca buku-buku bahasa inggris (yang entah kenapa sangat kids friendly) saya bersyukur. Inilah usaha kami menanamkan literasi pada anak-anak kami.
Keren banget! Ada mbak Sastia Putri, Mas Bagus Muljadi, dan mas Haryadi Gunawi !!. Senang sekali bisa menyimak ini. Terima kasih banyak pak Gita Wirjawan sudah menghadirkan perbicangan bersama 3 ilmuwan hebat ini. Salam sehat selalu semua!
===
Conversation
1. Building An Epistemic Community
07:00 - Sastia raises the lack of number of specialists in Indonesia
08:07 - Women in STEM
10:15 - Epistemic community
14:46 - Haryadi Gunawi: Information is powerful
2. Grow Despite, Not Because
17:46 - Budaya literasi: “Cari tahu sebelum bertanya”
23:33 - Way out of the sense of hopelessness
27:35 - #GitaWirjawanLecture: Structural course to equip talents in Indonesia as the special force
3. Brain Drain
29:45 - Bagus Muljadi: Orang yang ke luar negeri harus bisa jadi jembatan dan institusionalisasi
33:47 - Brain linkage and circulation
36:58 - #GitaWirjawanLecture: Breaking the chain of political cycle in education
4. Politicization in Education
37:54 - Politicization of education and research
35:49 - Role specialization
39:16 - Grassroots movements
49:35 - i4 + researchers in Indonesia
5. West vs East Approach
52:38 - Mutual relationship
57:56 - Narasi saintifik ala Indonesia
1:01:54 - Flexibility
6. Field of the Future
1:04:20 - Gita Wirjawan: Berapa mahasiswa Indonesia yang ada di universitas Anda 10 tahun lagi?
1:11:57 - Openness
1:22:36 - STEM of the future
1:32:39 - Final statements
sgpp.me/eps152notes
Point - 4. Grassroots movement : ini tantangan yg susah dan hampir mustahil mengingat majority society kita ini Feodal dan Apatis, suka main aman dan cari untung sendiri , bahkan setingkat mahasiswa aja pd gontok2an sesama teman terdidik, apalagi yg dibawah! Society kita ini saling menikam gak mudah untuk kerjasama demi bangsa! Yg diatas aja mikirin politik mulu, yg bawah mikirin keuntungan diri sendiri.
TErima kasih telah merangkumnya.
Terima kasih udah merangkum Isa Lutfi. Selamat udah dapat dukungan dari Tim endgame 🎉
irony but true you said sir @@bombombimbim440
saya hanya seorang siswa yang duduk di bangku sma (sekarang menuju kelas XI), sungguh pembicaraan yang sangat luar biasa, walaupun banyak kosakata yang kurang saya pahami, tapi saya tetap berusaha "memaksa" memahaminya. Memang di zaman sekarang ini, jarang sekali saya jumpai remaja yang begitu cinta dengan buku, banyak dari mereka lebih asik dengan gadget nya sendiri (termasuk saya sendiri). Karena hal tersebut saya mencoba alternatif lain dengan mendengar podcast yang insightfull setidaknya membuat saya terjauhi dari konten" yang tidak bermutu (walaupun saya saya yakin dengan membaca buku memberikan sudut pandang yang berbeda bagi kita)
Sulitnya memahami pembicaraan dalam podcast ini karena memang keterbatasan ilmu yang saya miliki, sangat jarang sekali orang" didekat saya yang membahas hal dengan sciencetiffic seperti itu. Tapi Alhamdulillah sekolah saya termasuk sekolah yang mendukung dalam bidang science, contohnya dengan mengikuti beberapa lomba karya tulis ilmiah. Yahh walaupun itu baru langkah kecil, tetapi dengan membiasakan hal tersebut saya kira bisa membuat kita lebih terbuka dengan ilmu pengetahuan. Sangat menarik bisa menjadi ilmuwan di masa depan nanti!
mantap!
memiliki banyak wawasan itu juga sebuah pilihan
dulu jaman saya masih SMA, juga begitu, sulit memahami kalimat dan istilah yang kompleks. Tapi dengan terus dikenali dan dilatih lama kelamaan pasti jadi paham. Keep up the good work!
Saya seorang mahasiswa PhD di Jepang yang juga menekuni Environmental Biotechnology. Menyenangkan sekali bisa menyimak video yang sangat insightful ini. Saya ingat betul sewaktu saya SMP dan SMA, science was underestimated even by the teacher who teaches science. Saya pernah dipermalukan oleh seorang guru di depan murid2 yang lain karena membuat esai tentang lapisan ozon (O3) dan bagaimana lapisan ozon dipengaruhi oleh polusi udara. Reaksi beliau pada saat itu adalah "apa ini ozon ozon jangan mengada2".
Tidak heran sih banyak orang Indo tidak tertarik dengan science karena sedari SMP, science diperlakukan seperti "some other nonsense"oleh beberapa tenaga pendidiknya sendiri.
karena gaji guru tidak menarik sehingga orang-orang terbaik jarang sekali ditemukan di sana, imbasnya generasi selanjutnya juga kena
Hahh? Bagaimana bisa? 😵💫
Kuliahnya di Universitas apa pak...anak saya lagi ngambil master di jepang
Kualitas pendidik juga harus dibenahi ya, pengaruh besar terhadap kualitas murid
Konten-konten seperti ini yang harus diperbanyak, bayangkan video ini ditayangkan di TV nasional dan disaksikan oleh banyak orang. Kerenn.❤
Keluarga awal pendidikan di mulai.
Anak akan menentukan arah hidupnya jika sejak kecil dibimbing untuk mencintai buku sesuai usianya. Putri kami membiayai sekolahnya dari bea siswa dari KAIST, Financial Enginering/Msc, Economics behaviour/Chicago University dan saat ini bekerja di AECOM dalam Tim Revitalisasi kota di beberapa negara bagian. Karena tertarik di bidang publik policy dan bekerja di advisory. Tidak melanjutkanPhd, karena tidak akan terjun karir di bidang Akademis. Seperti mas Agus sampaikan, udara kotor dan takut sakit sinusitis. Rencana akan pulang dan memperoleh mentor and coaching yg cocok dan semoga bisa berkontribusi di negara yg kita cintai berma.
Di Jepang itu banyak banget buku-buku kecil seukuran komik dan bisa dibawa dimana-mana.
Sangat membantu orang untuk tidak merasa berat untuk membaca.
Buku-buku kecil itu bukan hiburan atau novel saja, tapi segala macam jenis buku.
Sebenarnya konsep video shorts, TikTok, X/Twitter, reels, sudah membuktikan bahwa bacaan atau tontonan pendek malah mendorong orang tidak bosan untuk mencari informasi lainnya.
Mantap ziii
Opo iyo Ora Percoyo😂😅😂
@@rafyogajehanpratamairsadan743 lah wkwk baru sadar reply ini 😆
Sebagai seorang mahasiswa yang bercita-cita menjadi scientist or researcher, semua poin yang di paparkan oleh semua pembicara sangat relate dan itu lah yang terjadi di lapangan. Kita terbentur dengan kebijakan dan aturan. Dan untuk hal tersebut jika di bahas tidak akan ada habis nya, satu-satu nya untuk tetap maju ialah cari jalan alternative lainnya. Point yang di sampaikan dalam episode kali ini semacam mengeluarkan unek-unek yang sudah tertahan lama. Good luck Pag Gita, Endgame dan Para Guest!
Bu Sasti terima kasih sudah menyentil minimnya kerjasama antar kementerian. Semoga kementerian yg pernah Pak Gita pimpin mau menyamakan data dulu dg Kementan agar tidak impor saat petani panen raya.
MasyaaAllah ini podcast di Indonesia yang High value bnget. Kita dapat wawasan baru dari orang2 yg selama ini g pernah ketemu di real life. Bangga banget melihat orang2 yg jenius dari negara sendiri. Terima ksih menjadikan sya orang yg berpikir, pak Gita 😊
Setuju. Ini satu-satunya podcast yang paling mengedukasi di Indonesia
Saya setuju dengan yang di sampaikan mas agus. Saya lulusan Sarjana di bidang Electrical engineering, sebelum mendapat gelar sarjana orang tua saya hanya mampu membiayai pendidikan saya hingga lulus D3 di bidang Electrical engineering.
Untuk mendapatkan gelar S1 saya baru selesaikan di tahun 2023 karena keterbatasan biaya dan harus bekerja untuk mendapatkan dana melanjutkan jenjang pendidikan, ohiya saya bekerja sebagai Foreman Electrician.
Saya bahkan ingin sekali melanjutkann pendidikan secara linier di jenjang S2, namun mungkin kondisi belum memungkinkan. Pendapat yang bisa saya berikan tentang pendidikan adalah Banyak dari saya bahkan mungkin anak muda lain memiliki kendala dalam menempuh pendidikan, entahh dalam biaya atau hal laiin, ada banyak hal yg ternyata perlu di korbankan. Bahkan untuk saya dapat kuliahh, adik saya harus tidak kuliah. Tapi untungnya adik saya jauh lebih pintar di banding saya, sehingga dia mendapatkan beasiswa untuk pendidikan Sarjana yang dia tempuh, selain itu di dunia pendidikan yang saya jalani saya merasa sulit untuk mengerti tentang Matematika Terapan dan juga hal yang bersifat matematis, karena hal yang di sampaikan oleh tenaga pengajar sangat sulit saya pahami. Jdi benar yang di sampaikan mas agus, ada beberapa orang yang berfikir secara visual dan beberapa pengajar tidak peduli dengan hal itu. Seolah hanya menunaikan tanggung jawab sebagai pengajar tanpa peduli mahasiswa yang dia ajar mengerti atau tidak dengan mata kuliah yang di sampaikan.
Baru pertamakali nonton podcast saya nangis 😭. Dengan perbandingan negara besar untuk menuju indonesia emas 2045 kayanya masih jauh dan sulit. Kalo syarat pendidikan nya masih jauh. Kemajuan sebuah nagara bisa diukur lewat sistem pendidikan nya 😭
woww......ada mbak Sastia Putri.... sudah duga someday mba Sastia akan ada di endgame
Walau ngga trending, serius ini berharga banget. Makasi Pak channel RUclipsnya
Identifikasi Solusi,
1. Perbaiki mental masyarakat mengenai pentingnya sebuah pendidikan bagi suatu bangsa bila ingin maju di Mulai dr Pre-school - College.
2. Budaya bersaing yang positif dan kritis untuk "thinking out box" untuk mau menjadi pribadi yang intelektual dengan resources yang empiris.
3. Niat suatu seseorang, opurtunity dan penyerapan harus dibantu dengan support system yang baik di mulai dari keluarga - pemerintah.
Berusaha memberi solusi dan jangan pernah menyerah🎉
Nonton ini bikin mrinding karena mereka memikirkan indonesia sedetail ini. Dan memiliki dream yang gede banget untuk bangsa ini untuk lebih baik lagi kedepannya. Semoga yg nonton ini utamanya temen2 yg masih muda benar2 bisa terinspirasi untuk mengutamakan pendidikan. Bisa menjadi ilmuan2 baru yang bakal lahir untuk indonesia...👍
Kepakaran Indonesia dalam ilmu management sudah diakui dunia.
Spesifiknya management korupsi.
Salah satu penyebab sedikitnya kiprah ilmuan Indonesia adalah mereka setelah selesai sekolah langsung diwajibkan pulang. Kebayang kan kalau dulu pak Habibie langsung pulang 😊
pulang lah kali kali bang, untuk mempererat bondiing biar dikira ga lepas... balik keluar lagi gampang sambil minta duit..
Betul. Bekal untuk belajar 2 atau 4 tahun di luar negri belum cukup memberi pengalaman bagi mahasiswa kita. Akan lebih baik jika ditambah juga dengan mencari pengalaman kerja di luar negri dulu lalu mengimport ilmu dan teknologi lalu bawa pulang ke indonesia beserta bawa investor luar masuk ke indo juga.
Jika boleh menyarankan Pak Gita, teman2 ilmuan bisa memasifkan konten motivasi untuk studi disemua platform sosial media, buat dengan bahasa sederhana dan menarik. Kemudian, bantu mereka yang termotivasi untuk meningkatkan kemampuan bahasa asing dengan beasiswa kursus bahasa. Selanjutkan kasih mentoring sampai dia mandiri. Ketika dia berhasil wajibkan mereka mengait minimal 1 orang untuk dia bantu hingga mencapai hasil yang sama. Untuk orang2 di kampung, pak gita. Pemenuhan ekonomi harian menjadi lebih utama, dibanding sekolah tinggi. Tapi, tetap saja dalam ketidak mampuan itu ada orangtua2 yang tercerahkan dan bersemangat dengan segala keterbatasan untuk memperbaiki diri dan keturunan melalui pendidikan. Betul gerakan ini harus masif dan pemerintah mestinya juga mengambil peran, secara sederhana misalnya membangun pustaka kotak kecil disetiap desa dan rt. Butuh modal, dan kenapa tidak CSR perusahaan, dan dana pemerintah dialokasikan barang sedikit untuk program ini. Terimakasih podcast nya Pak, sangat menginspirasi
Yang paling penting agar jalan saintis tidak sunyi maka sejak dini kita mempersiapkan anak-anak kita untuk menjadikan sains sebagai passion mereka karena itu kita perlu guru yang dapat mengajarkan sains Matematika, Biologi, Fisika, kimia dengan sederhana.
Terima kasih banyak Pak Gita. Saya merasa dapat pacuan semangat. Saat ini sedang mencoba untuk apply beasiswa master degree in STEM. Semoga di kemudian hari bisa menjadi frontliner dalam memajukan STEM di Indonesia 🙌
saya berharap capres2 yang ada saat ini menonton video diskusi ini dan menjadikan epistemologi sebagai prioritas dalam progam kerja mereka.
Saya lulusan 2023, sangat merasakan dampak positif MBKM. Waktu saat melaksanakan itu benar benar berharga untuk pengembangan diri saya ❤😊, saya yakin seluruh mahasiswa yang mampu memahami ini akan terpicu untuk mengembangkan ilmu lebih tinggi lagi, syukur bisa abroad. Saya pribadi ingin mencari peluang studi abroad, applied science. Semoga tercapai, aamiinn🫡🙏🏻 ❤❤
Baru ngeuh Pak Gita ini mau meniru perannya Nick Fury di Marvel Avengers. Ngumpulin dan mengkonsolidasikan para "superhero". Ahahha baru paham kenapa belio selalu pake turtleneck hitam dan nama youtube-nya endgame 😂😂
Budaya membaca Indonesia boleh rendah tapi budaya menghafal luar biasa.
cuma jika hafalan kita keluarnya sporadis, ga efektif mas.. ayo catat poin poin pentingnya biar ga ke reset lagi...
Good idea duduk barang berkolaborasi membahasa bagaimana anak-anak Indonesia kedepannya maju
Ya Allah engkau tahu apa yang aku Aamiinkan saat dan setelah lihat podcast ini. Aamiin
Vive L'I4! Semoga I4 berjaya "mempersatukan" ilmuan dan keilmuan Indonesia di seluruh dunia untuk kemajuan Indonesia. Dari Indonesia, oleh Indonesia untuk Indonesia.
Pak Gita,,saya suka sekali dengan episode ini. Dialog yang luar biasa antara 3 akademisi hebat dan Pak Gita.
I will remember this conversation as my guidepost for my scientist career.
Thank you for wonderful insights from all the speakers.
Pak Gita, ketika Bapak membahas ini dg pembukaan info ttg PISA kemudian yg dibicarakan pendidikan tinggi dan ketiga tamu tidak ada yg membahas pendidikan dasar, maka tidak terlalu nyambung. Ketika hasil PISA itu buruk, maka yg harus dipertanyakan adalah kualitas pendidikan di TK dan SD kelas 1 dan 2. Silakan Bapak tanya ke Mendikbud bagaimana kualitas pendidikan di level tersebut. Ada datanya yg tidak terbuka. Numerasi dan Literasi SD itu buruk. Banyak riset menyatakan bahwa kompetensi numerasi dasar ini prediksi dari kompetensi numerasi di jenjang pendidikan selanjutnya di SMP dan seterusnya. Jadi kalau melihat hasil PISA maka itu adalah puncak dari proses pendidikan di TK dan SD. Tamu-tamu Pak Gita adalah pencilan, kalau dalam statistika, mereka itu data paling kanan yg tidak menggambarkan kondisi Indonesia. Tamu Bapak menyebut dirinya beruntung atau yg mendapatkan previlese. Saya sepakat dg dia. 2045 tinggal 22 tahun lagi. Indonesia bisa tertolong jika pendidikan dasar saat ini diperbaiki total. Jika ingin bonus demografi itu tercapai, bukan bencana demografi karena penduduk usia kerja yg tidak berkualitas.
Usaha untuk mempopulerkan konten kayak gini bener-bener harus didorong. Sakit kepala liat konten-konten yg viral di Indonesia tuh gak ada yg berbobot. Tapi, konten berbobot emang susah bgt populernya, video ini aja kontennya super berkualitas yg nonton under 100k. Kalo konten kayak gini bisa didorong sampe minimal ditonton 1juta orang deh, kayaknya kualitas SDM di Indonesia bakal upgrade.
Apa justru kebalikan ya? Karena kualitas SDM di Indonesia rendah, makanya konten berbobot begini kurang laku..
Pak Gita tolong kumpulin yang banyak orang2 seperti ini...Indo bisa maju nih bos
Setuju banget kalo pendekatan kebijakan Indonesia kurang tepat karena banyak mengadaptasi kebijakan continental region bukan melihat fakta bahwa Indonesia adalah archipelago country 🇮🇩 🇮🇩 🇮🇩 🇮🇩
nenek moyangku pelaut tersenyum melihat ini, cuma sedih kapan kejadianya punya armada buatan sendiri
Popkes seperti inilah yang harus diperbanyak agar masyarakat Indonesia dan pemerintah bisa teredukasi untuk kemajuan Indonesia di masa datang. Tujuannya untuk meletakkan sistem planning yang sustainable yang lebih mendasar dan sistematis.
Contoh penerapan pendidikan pada anak usia dini harus dimulai dengan cara edukasi rancangan belajar dengan merangsang keinginan anak-anak untuk membaca, BUKAN sistem dengan mencekoki anak-anak dengan bacaan yang sifatnya academis, yang akhirnya anak-anak menjadi malas membaca.
Salut dgn para ilmuwan diaspora yg ingin memajukan SDM nya bangsa 🙏
Semoga bp @gitawirjawan bersedia diangkat menjabat Mendikbud periode mendatang 🙏
Periode sekarang, leadernya kelilipan g bisa lihat orang yang kompeten seperti pak Gita, waktu menjadi menteri perdagangan n BKPM era Sby sukses banget, dibandingkan era sekarang 😮😮
Sehat slalu semua nya, mari jadikan Indonesia Emas, walaupun kita merasa Indonesia cEMAS.....terus berkarya.....jgn biarkan orang2 rakus dan tolol kuasai negri ini.....bravo scientist...
Mas bagus, saya suka sekali pembawaan diri dan gaya bicara anda. Terlihat sekali khas orang kelas atas UK😅 dan sedikit mengingatkan saya pada gaya bicara bung Rocky gerung. Salam sukses dan sehat selalu ilmuwan baik dan diaspora dari Indonesia dimanapun berada🎉
Sekaliah di Luar Negri perlu untk batas IQ dgn IQ tinggi dan spiritual tinggi maka sekolah di luar Negri akan mendapatkan manusia berkualitas unggul dgn pembimbing berpola pikir baik maka di harapkan lulusan Luar Negri akan lebih baik dgn kinerja yg baik dan untk mengajarkan kinerja yg baik.
Elemen yang sangat penting tapi hilang dari bangsa kita adalah eksplorasi. Kita bukan exploring nation, sedangkan tidak mungkin suatu bangsa menjadi bangsa besar tanpa terlebih dahulu menjadi exploring nation. Kita negara berpenduduk terbesar no 4. Tiga negara di atas kita India, China, US adalah exploring nations yang berjiwa penjelajahan dari dasar laut sampai ke bulan, mars, and beyond. Kita tidak memiliki jiwa eksplorasi spt itu. Orientasi kita masih berdagang saja. Yang harus diciptakan dengan skala masif dan berkelanjutan adalah program eksplorasi yang membangkitkan jiwa seluruh bangsa. Eksplorasi ilmiah (dan inovasi sains yg diakibatkan) bukan cost, tapi investasi untuk suatu bangsa. Itu akan mengangkat brand bangsa tersebut. GDP per capita India jauh di bawah Indonesia, tp mereka berinvestasi di program luar angkasa untuk menciptakan branding yg luar biasa. China sudah melakukan itu terlebih dahulu. Kebangkitan china bukan sekedar kebangkitan ekonomi, tapi kebangkitannya menjadi exploring nation. Dulu made in china kesannya jelek, tapi sekarang tidak lagi
Menerjemahkan sisi-sisi ilmiah ke masyarakat juga perlu jadi perhatian kita. Bisa dengan mengurangi jarak 'menara gading' dan terus berkolaborasi. Lama-lama, masyarakat Indonesia akan lebih memahami apa saja yang perlu dilakukan dalam mengkritisi kebijakan dengan basis keilmuan, tidak sekadar politis.
Hal pertama yg menurut saya penting adalah mengizinkan anak-anak muda untuk bertanya "why?" kepada senior mereka. Lingkungan yang mengizinkan pertanyaan "mengapa" tanpa harus dicap pembangkang, tidak nurut, dan hal-hal feodal lainnya memungkinkan eksplorasi dan rasa ingin tahu untuk tumbuh.
Agree!
Saya sebagai orng awam liat dan denger podcast seperti ini sangat bahagia , karna mendengar percakapan dan pandangan orng2 berilmu, yang bisa mengedukasi, sebenarnya percakapan percakapn seperti ini lah yg mesti diperbnyak di republik, ini sungguh jika bisa dibilamg semua podcast yg ada di republik ini podcast pak gita yg paling baik, karna pak gita juga dalam bertanya ke narasumbernya memiliki kedalaman dalam pertanyaannya,
Panjang umur hal hal baikk..
Inspired banget para speakers nih. 3 profesor yang Nasionalis banget. Yang di Indonesia para professor masih sibuk mikirin perut dan politik praktis ;( 😢
bukan hanya keren obrolan ini, tapi perlu dimasifkan. Syukur Pak Gita bisa moderatorin yg lintas sektoral di tempat ini dengan berawal dari individual viewnya..terus nyentuh great policynya....#sehat selalu pak G
1:11:07 Menarik juga itu spesial force karena kalau melihat brin itu sudah terlalu gemuk, apalagi jumlah Professor. Jika ada spesial force/badan riset strategis or Whatever you name it ini dapat menjadi komunitas yang lebih spesial dengan perwakilan ilmuan di tiap bidang. Namun dalam hal riset bisa mengambil dari brin sebagai asisten dan sekaligus wadah kaderisasi. Selain tentunya lembaga-lembaga di luar brin. Kemudian brin sebagai main-stakeholder dalam kapasitas menerjemahkan kpi riset, pendanaan, dan merawat sdm, serta kebutuhan administrasi negara. Tapi untuk aplikasi riset dan penentuan topik, penunjukan tim adalah wewenang dari spesial force. Tentu mengacu pada meritokrasi dan riset-riset yang direct untuk menyelesaikan masalah atau menjawab kebutuhan pemerintah. Not so exclusive like lemhanas that driven by president's special order. Tetapi lebih pas terasosiasi dengan bapenas.
Podcast terbaik nomor 1 bagi saya di Indonesia, episode-episodenya yang sangat memberikan insight baru dan bermanfaat. Pokoknya keren banget dan terimakasih pak Gita sudah memberikan asupan luar biasa yang tidak bisa saya dapatkan dengan keterbatasan yang saya miliki
Potcasht terrr the bast Indonesia penuh dengan ilmu orang orang hebat
37:08 Turning Point... Very Smoth dan Flexible.
Ada keyakinan diatas kemungkinan.
Jaga kesehatan terus Pak Gita.
Sehat Selalu Untuk Kita Semua.
Kolaborasi epic, scientis kerap dikesempangkan dengan para politisi
💯👌
Keren Banget Mas Bagus...Maju & Sukses terus....
Chanel yotutube ini terbaik, isinya selalu berbobot.
Izin merekap analisa saya pak terkait Anak muda sekarang
Yg paling banyak asik main medsos . Terkena kanker hoax negatif terhadap pemerintahan
Dipemikiran nya masih mikirin perut sendiri sama kerjaan susah buat didapat ,kebanyakan over percintaan terkena dilema film film
Waktu luang handphone ga bisa lepas, Lebih asik main game ketimbang baca buku
Dari segi para Orangtua juga masih lulusan SD SMP belum bisa maksimal mengajarkan kepada anak itu pendidikan yg relevan
Terakhir adalah faktor uang dan kesempatan minimal beasiswa buat anak anak bangsa yang mau bersungguh sungguh bukan hanya yg cerdas.
Sebelumnya Terimakasih atas informasinya sangat bermanfaat sekali pa bnyk mengundang orang orang hebat
episode terbaik untuk tahun ini pak gita!! luas biasa brilian hampir 2 jam tak henti menikmati topik high value bangett..
terima kasih untuk anda-anda yg berpikir jauh untuk Anak Cucu kita Bangsa Indonesia 🇮🇩
Bangga sekali dgn akademisi muda Indonesia. Mari maju menuju Indonesia Emas
Baru bisa full nonton, biasa sepotong2 karena sambil kerja mendengarkan. Dan sangat terinspirasi dr senior2 anak muda dan Pak Gita. Mantap.
Insightful this content, especially for me.. Thank you Mr. Gita
Apapun media ny yg serba open source, sperti ny yg mendasar itu cmn satu "Bahasa Inggris" saya yakin klo smua org bisa menggunakan ny, apapun medianya, apapun aktivitasny, mau baca buku, menonton, atau mendengar, pasti akhirnya jadi semua.
Selalu menyenangkan kalo ngobrol dengan atau liat org pinter lg ngobrol, mencerahkan
Di umur yang mau 40 tahun ini, saya merasa terharu dan bangga dengan beliau2 yang berdiskusi, saya merasa kalo saya hanya penonton atau pendengar yang paling belakang, dan bermimpi kalo kelak ada anak turunanku yang bisa seperti beliau2... berpikir terbuka, dan tak ragu untuk memulai mewujudkan ide yang lebih baik, serta komitmen dan integritas tinggi untuk kemajuan sesama yang berketuhanan...! Amin.
ini fakta menyedihkan. 20 tahun yang lalu. jauh sebelum ada lpdp. kakak saya bagian dari 300-an pelajar indonesia di prancis rata rata adalah biaya sendiri sebagian kecil beasiswa. tapi hari ini karir mereka bisa di bilang rata rata mirip lulusan lokal. ga ada bedanya dan ilmunya 95% ga kepakai. bahkan dulu ahli bikin kereta cepat orangnya udah meninggal ilmunya tidak terpakai. eh kereta cepat indonesia malah dibuat cina yang belajar dari prancis juga.
Sebuah berkah dan kemewahan bagi saya bisa menyimak obrolan sekeren ini meskipun saya cuma masyarakat biasa pengguna gas melon 3kg. At least dari podcast2 endgame sudah banyak merubah cara pandang saya terhadap dunia dan kehidupan. Terimakasih Pak Gita
Video lama, tp baru nonton. Luar biasa, latar belakang ilmu yg berbeda2 untuk Indonesia maju
Membiasakan anak membaca akan mengasah otak dalam berpikir, menganalisa dan memecahkan masalah. Jika sukses menerapkan budaya baca hingga anak besar (kuliah), saya rasa perkuliahan akan lebih seru krn diisi dg pertanyaan dr para mahasiswa. 3 narasumber yg pak gita hadirkan semoga menginspirasi anak muda untuk lebih aware thd kebiasaan membaca buku.
Saya senang menyimak tayangan seperti ini ,salut kpd 3 ilmuwan yg hadir dan di menit ke 17 saya paham pembicaraan tsb dan sjk kedua anak saya kecil hingga sekarang sudah berkarya dan berumahtangga,budaya cinta baca buku itu tetap kami jaga dengan baik dilingkungan rumah kami.
trimakasih kepada bpk Gita Wiryawan mantan menteri kabinet NKRI, yg tetep berkarya berdedikasi dengan penuh rendah hati dan tanpa pamrih demi kemajuan pembangunan NKRI
Semoga pak Gita jadi Menteri pendidikan, buka sebanyak mgkin kesempatan belajar/ kuliah ke luar negeri bagi anak bangsa. Agar pendidikan kita bisa dibenahi dari paling dasar hingga ke tingkat univ. Jadi pendidikan bukan lg soal gelar asal2an
keren banget, banyak banget semua pelajaran, yang diambil dari sini, dari mulai akal jernih tentang pemikiran mencerdaskan kehidupan bangsa, supaya garis besarnya, lebih banyak lagi orang indonesia yang berani untuk bersaing di dunia global, yang sifatnya universal, tertantang lagi kedepannya untuk semakin yakin, terciptanya bibit intrepeuner interdisiplin sukses, dalam kata luas, untuk pendidhikan terlebih agar terciptanya lulusan, yang lebih banyak lagi, terlebih dalam persaingan gglobalisasi yang maju di era sekarang, thanks pak gita wirjawan.
Percakapan yang sungguh lezat.. saya dengarkan sampai habis. Beberapa bagian malah kuulang dengar. Yang mengharukan, terasa benar tiga anak muda ini cinta dan sayang pada Indonesia, dan mereka bekerja untuk ide Indonesia yang mereka sayangi itu.. semoga pengarusutamaan paradigma saintifik yang mereka imani, jadi wujud di negeri ini
Belajar banyak dari podcast ini. Saya rasa siapapun yg sedang mempersiapkan beasiswa perlu menonton ini
Tq pa Gita sharing nya, sangat bermanfaat bagi generasi muda untuk mencapai Indonesia Maju 2045 👍🙏👍
Jgn terlalu muluk2 dulu membenahi universitas Indonesia jd klas dunia, yg ada ranking uni kita menurun. Saya tinggal d Jerman, sy lulus master beasiswa dsini, menurut sy benahi dulu sistem pendidikan dr TK & SD sluruh Indo, itu bibit tumbuh manusia utk bercara pandang yg sangat krusial. Dsini anak2 umur 3th sdh dianggap "manusia mini"(apa itu fungsi sosial, toleransi, menghargai pendapat org, perbedaan itu ada, pantas, tdk pantas dll). Blm ada smp skg yg concern soal itu. Pemerintah yg slma kita merdeka tdk pernah memikirkan secara serius soal itu. Dan jgn berharap byk jika kita ga pernah concern soal ini, salam cinta Indonesiaku.
Semoga nanti terealisasi kan pasukan pasukan khususnya pa Gita . Dan semoga anak anak sy yg masih kelas 1 dan 2 SD bisa berpartisipasi Kedepan bisa jadi asset bangsa yg bermanfaat #indonesiaberbakat#indonesiamaju
berharap sekali narasumber dari ilmu humaniora yang masih sedikit dibicarakan di End Game
Pernah ketemu Mba Sastia di acara diaspora, orgnya memang briliyan bgt
Anak - anak Indonesia harus bisa berbahasa inggris, dimanapun mereka berada dan bagaimanapun keadaanya. ❤
Kenapa orang hebat seperti ini yang tidak hadirkan di TV untuk mencerdaskan kehidupan Bangsa.
Malah yang dihadirkan terus itu penghibur2 yang penuh sensasi kosong tanpa esensi hidup masa depan Bangsa.
Terima kasih Pak Gita karena telah menyajikan tontonan yang berkualitas bagi kami semua khususnya warga Indonesia. Saya sangat terharu mengikuti percakapannya dan membuat diri menjadi sangat terpacu untuk belajar dan menjadi manusia yg bermanfaat bagi sesama.
Semoga Indonesia mengarah ke arah yg lebih baik dan semua ide dan narasi yang disampaikan dapat terealisasikan🙏🙏
Pak @gwirjawan
Banyak juga diaspora indonesia yang muda dan menjadi asosiat professor di RUG Groningen , mungkin bisa diundang Pak Bayu Jayawardhana, Bu Dina Maniar
Dan salah satu svp rti pertamina Pak Oki Muraza
Betul sekali.. menjadi saiyentis memang harus mengambil Jalan Sunyi dan panjang... Apalagi Saiyentis 'Jalan Lain'...Harus mengambil Jalan sunyi Lain di dalam Jalan Sunyi...
Setelah menyimak, ,, melihat, Indonesia punya LIPI, ,, diaspora indonesia tidak harus pulang tapi harus jadi agen indonesia di luar untuk kepentingan indonesia, ,, wajib di perkuat dan di danai, ,, itu cara cerdas untuk menciptakan agen dari luar, ,, itu jadi satu kunci untuk mewujudkan impian 2045, ,, Indonesia harus punya jalan sendiri, ,, Indonesia maju berdaulat mandiri bebas aktif berpijak di antara timur dan barat, ,, semoga ibu kota baru jadi wujud peradaban baru yang lebih manusiawi
hehe menarik ketika banyak org (mungkin pak gita juga) punya perspektif bahwa indikasi negara dg SDM maju adalah berapa jumlah siswa indonesia yg kuliah di top global university, mas bagus malah punya ide sabaliknya bahwa dunialah yg harus belajar ke Indonesia. Good point😊
Saya sebagai S1 di Indonesia, it's very touching to know that our milenials are very concious for Indonesia's future, especially the young generation.
I agree with some points of the video, that the government has to push a grand narrative to initiate a collaborative structure that won't be swayed by short term political regulations and figures.
In my opinion, what Indonesia really needs, which is exactly what Pak Gita mentioned, is a beacon or organisation that rallies the national standard for education. This initiative can start from the government, but it's more likely that it'd be formed by local communities.
The main takeaway I'd hope for our young generation is that they're nurtured by core disciplinaries. Which are curiousity, open-mindfulness, and collaboration.
The current education system as I've experienced rigged us through personal assignments that we percieve as chores, since inherently they're only assigned to 'train' us. What I hope for future assesments are case studies in our local communities, or group collaborations.
This way, it'll expose students to multi-disceplinary knowledge that isn't by the books, so students would realise how STEM and non-STEM materials can be so intertwined.
Practically, this is hard to implement. Especially now with the new curriculum 'merdeka', students are often intimidated by the immediate choices that they'll have to commit. But slowly and surely, even without the support of the government, I hope we can inspire an entire generation by empowering curiousity and mindfulness, because its truly a character of an individual that becomes an inspiration to their social environment.
Terima kasih Pak Gita for such a wonderful podcast, can't wait to listen to more 😊