Hasil UN sementara waktu digunakan utk seleksi PPDB karena setiap Tahun sistem zonasi bermasalah. Permasalahannya adalah membuat banyak kecurigaan. Anak dari keluarga miskin dan lebih dekat dengan Sekolah, malah TIDAK diterima di Sekolah itu.
Ujian itu perlu untuk evaluasi. Ujian itu perlu saat seleksi PTN Ujian itu perlu saat seleksi CPNS Ujian itu perlu saat mau dapat SIM Ujian itu perlu saat kita mau lulus mata kuliah apa pun. Ujian itu perlu saat melihat kompetensi seseorang. Ujian itu perlu untuk mengasah mental kompetitif, bukan cuma di olahraga saja. Ujian itu perlu saat kita dihadapkan oleh ketentuan Tuhan. Jadi, jadilah manusia yang baik yang mau diuji atas hal apa pun sehingga membuat kita menjadi lebih manusia yang lebih baik, lebih baik, lebih baik lagi.
Jika murid SD tidak bisa membaca diluluskan maka mereka di SMP akan sangat stres karena pelajarannya jauh lebih sulit dari pada SD. Kesulitan dalam belajar di SMP akan sangat banyak, terakumulasi, serta TIDAK terselesaikan. Akhirnya mereka TIDAK mampu belajar sama sekali karena tidak bisa membaca itu. Mereka bisa 6o doh selama lamanya. Jika mereka TIDAK diluluskan karena tidak bisa membaca itu maka peluang mereka untuk jadi cerdas masih terbuka.
JiIKA JUJUR... Selama ini ada kecurangan.. walu ada 5 soal yg berbeda sampai 20 soal yang berbeda... Setuju jika untuk pemetaan sepereti di jaman EBTANAS di era suharto..
@@cakmuhaimin66Muhaimin Penyelenggara UN wajib menjamin TIDAK ada kebocoran kunci dan soal UN sebelum dan saat UN dilaksanakan. Mengantisipasi kebocoran cukup mudah. Kami yakin penyelenggara aka mampu mengatasinya.
Lihat realita saja... Sebelum UN di hapus dengan setelah UN di hapus..., apa dampaknya bagi siswa?.. Dan ternyata banyak siswa sekelas SMA, SMK, tidak bisa menyelesaikan perhitungan sederhana bahkan banyak juga yang masih terbata bata dalam membaca.. Mereka bukan mengalami ganguan belajar seperti disleksia atau diskalkulia, tapi mereka emang malas untuk belajar.. Karena mereka merasa yakin bisa atau gak bisa, pintar gak pintar pasti di lulusin sekolah yang penting absensi rajin..
Antara yang Pro dan kontra ujian, saya termasuk yang kontra UN. Penjelasan Ibu Retno L, sangat jelas dan membuka mindset. Perlu evaluasi dan perbaiki kekurangan yang ada dari yang sudah berjalan sekarang. Terutama sarana sekolah untuk daerah selain Jakarta. Perlu dibenahi. Jakarta sudah bagus ada PPDB bersama. Semoga Pak Mendik mendengar masing2 pihak yang pro dan kontra dengan alasan dan bukti 2 yang ada.😊 Dan UN hanya mengakomodir Siswa dari kepintaran akademik saja. Padahal anak pintar bukan hanya dari kemampuan akademik. Ada kepintaran2 lainnya. Ada yang pintar musik, pintar olahraga sehingga punya prestasi dibidang olahraga dan lain2nya. Ini orangtua mesti tahu dan paham. Paham anaknya pintar dalam hal apa.
Makin sering seseorang lulus dari ujian makin tinggi pula derajatnya baik di mata masyarakat maupun Tuhan. Dalam kehidupan selalu ada ujian. Misalnya utk Pemohon mengemudi wajib menempuh ujian terlebih dulu untuk menghindari kecelakaan lalu lintas. Yang takut dengan ujian berarti dia TIDAK siap menghadapi kehidupan. Seseorang yang takut sama ujian pasti akan menghadapi banyak kesulitan dalam kehidupan. Setiap orang harus siap menghadapi ujian jika dia ingin sukses dalam kehidupannya. Oleh karena itu jangan sampai berusaha menghindari ujian. Hadapi ujian itu jika menghindarinya maka akan menimbulkan masalah dikemudian hari.
Sebagai guru saya mengharapkan UN TIDAK LAGI MENJADI PENENTU KELULUSAN. Alasannya sbb : 1. Ada diskriminasi matapelajaran dimana tidak semua Mapel diUNkan. Hanya guru mapel UN yg berjibaku agar siswa lulus UN, mapel yg tdk diUNkan santai saja. 2. Penyelenggaraan UN menghasikan KETIDAK-JUJURAN dari seluruh stake-holder. Apakah ini yg kita inginkan? 3. Biaya penyelenggaraan UN itu mahal dan itu lebih untuk biaya penggandaan, pengepakan soal, pengamanan naskah soal dan monev UN. Guru yg membimbing siswa tidak dapat honor dari dana itu padahal guru yg paleng capek untuk persiapan UN. 4. Sebagai guru saya sangat tersinggung karena kami selalu dicurigai berlaku tidak jujur oleh kepolisian padahal anak" ini selalu kami ajari untuk jujur kapan saja dan dimana saja. 5. Lanjutkan Asesmen Nasional bagi semua siswa, bukan sebagian siswa yg dipilih secara acak oleh kemendikbud. Asesmen Nasional di awal dan akhir masa belajar di satu jenjang pendidikan. Trims 🙏🙏
Teori nya bagus banget buu.. Padahal kita di daerah tau banget kalau yg di sosmed itu bener. Banyak anak-anak malas baca, malas belajar, dan pengetahuan umum kurang. Modal berpikir aja gak ada, mereka disuruh merdeka belajar. Teori bagus, tp jekardah oriented. Kalau dipraktikkan di jkt saya percaya bisa..
terima kasih penjelasannya bunda. semoga pendidikan di negri ini semakin baik. teruskan perjuangan bunda. banyak guru dn irg tua yg belum faham hakekat pendidikan ini
Kan UN untuk standarisasi bukan untuk menentukan kelulusan. Kalau tidak setuju mau terus seperti sekarang....? Lihat dong ke lapangan. Anak sekolah gak punya semangat belajar karena sudah tahu PASTI LULUS DENGAN NILAI YG BAIK karena SEKOLAH BEBAS BUAT NILAI.
@@rian-iu3txSetuju kolaborasi di atas kompetisi. Tapi Ujian Nasional tujuannya bukan untuk kompetisi/bersaing. Tujuannya adalah untuk standarisasi kurikulum se-Indonesia sekaligus mendorong anak-anak untuk mau belajar. Karena tanpa adanya UN, siswa tidak merasa harus belajar. Sangat berbahaya padahal lulus SMA nanti orang harus terbiasa/terpacu untuk terus belajar scr mandiri entah itu untuk kuliah atau untuk kerja.
Kami ingin para guru cerdas agar anak cucu kami bisa jadi cerdas. TAPI selama ini para guru dibo dohi oleh pemerintah bersama DPR RI. Makanya sebagian besar guru takut dengan ujian. Mereka tidak siap menghadapi Ujian Nasional. Mereka TIDAK mampu menyiapkan anak cucu kami untuk jadi cerdas. Satu orang guru yang TAKUT UN, puluhan sampai ratusan peserta didik akan dirugikan. Satu juta guru yang takut UN maka puluhan juta sampai ratusan juta peserta didik akan dikorbankan.
Sistem zonasi dengan segala tujuannya baik. Hanya saja perlu disiapkan/dibenahi dulu instrument pendukungnya. Pastikan azaz keadilan dan pemerataan benar benat terpenuhi. Pastikan ada sekolah negeri di tiap kelurahan/desa/kecamatan dengan kualitas pembelajaran dan guru yang setara juga. Baru itu namanya ADIL.
ANBK tidak menguji siswa berkualitas, dampaknya tidak efektif. Sedangkan Ujian Nasional memberikan dampak sangat positif, karena memicu ortu dan siswa lebih terpacu untuk belajar lebih giat
Klo berdasarkan argumen ibu ini, maka baiknya tdk perlu lg ada ujian SIM, krn buat apa ujian SIM jikalau ada peserta yg bagus ujian praktek namun jeblok di teori apa ttp harus diluluskan & diberi SIM oleh polisi? Efeknya ya pengemudi bisa mengendarai mobil tapi gak ngerti rambu2 ya jdnya ugal2an dijalan (begitupun klo ada yg pinter ujian teori SIM tp buruk di ujian praktek ya ujung2nya pengemudi cuma ngerti rambu2, namun jg berpotensi besar membahayakan dijalan raya). Btw, itu ibunya sebelum jd guru / kepsek ikut ujian dl atau gak? Dan kira2 apa dia rela ada guru / kepsek yg diangkat pemerintah / yayasan swasta tanpa melalui ujian?? ... Jd mhon maaf buat yg kontra ujian nasional utk anak2, ketahuilah bahwa anak2 itu suatu saat akan dewasa & bermasyarakat, mereka akan menjalani kehidupannya yg penuh kompetisi. Jadi naif sekali klo meniadakan ujian hanya demi rasa sayang / iba kepada anak2 (pdhl rasa sayang yg baik adalah mengajarkan seorang anak bgmn mereka bisa survive di kehidupan dewasanya nanti, seprti halnya ibu elang hrs merelakan anak elangnya jatuh/ hampir jatuh dr ketinggian dahulu bbrpa kali sblm mereka berhasil mengepakkan sayapnya utk terbang)
uujian nasional tidk berguba, anak sekokah ahanya utk mencari nilai saja. moral urusan belakang. ujian sim juga harus tidk ada kasi lukus dong. tapi ujian sim neda konteks karena sim mmg utk mengukur kemmpuan mengemudi sedang sekolah bukan hanya utk mengukur 1 kemampuan saja
UN Penting,Ujian itu penting mau masuk perusahaan ada ujian,masuk kerja apapun ada ujian,masuk pns pppk di uji baik pedagogik,skil dan karakter kepribadian,kehidupanpun ada ujian mau mati pun akan di uji jd ujian sbg alat ukur kemampuan manusia ,sedangkan ANBK itu sbg alat evaluasi BPMPTK/Stackholder/penyelenggara penddkan guna mengukur kualitas belajar siswa dan mengajar guru.namun tdk berupa alat untuk menekan semangat guru dan siswa dalam belajar mengajar.
Ada anak berpikir : 1. Belajar ga belajar juga naik kelas 2. Belajar ga belajar juga lulus 3. Ngapain belajar rumah saya deket sekolah, udah pasti dapet sekolah unggulan
Pembicara ini ambigu. Ketika ngomongin kurikulum sekarang bicaranya kekurangannya mari kita perbaiki. Ketika bicara UN malah menjabarnkan kekurangannya UN dan seolah kekuranganya itu parah banget. Ngga berimbang jadinya. Yang belum dibahas dalam pembicaraan ini adalah permasalahan pendidikan kita dalam pandangan negera lain. Bahkan ada negara yang semacam mem black list siswa Indonesia yang mau melanjutkan pendidikan ke negaranya. Bicara pendidikan di Indonesia, ini kan bicara pendidikan umum. Ya namanya umum tentunya yang diukur hal yang umum, yaitu akademis. Kalo mau yang diukur bukan akademis ya jangan masuk sekolah umum. Jangan memaksa sekolah umum untuk bisa mengakomodir 9 kecerdasan versi Howard Gardner, tidak pada tempatnya. Hayu satuka visi, satukan pemikiran agar pendidikan kita tidak simpang siur jadinya.
menurut saya, UN masih sangat perlu diterapkan dalam sistem pendidikan kita namun saya kurang setuju jika UN menjadi standar kelulusan. UN perlu untuk mengukur keterjacaian proses pembelajaran siswa, jadi siswa memiliki refleksi proses pembelajarannya selama ini sudah sampai mana dan dapat menetapkan target belajar kedepannya. UN juga sangat penting bagi guru dan sekolah untuk melihat keadaan peserta didik yang masuk ke sekolah, karena mengandalkan US saja dan rapot dengan standar beragam dan nilai di "up" sekolah dan guru menjadi ambigu melihat dasar siswa. Karena sekarang sangat aneh anak anak yang masuk SMP dan SMA nilai matematikanya di ijazah 80 bahkan 90 tapi perkalian dan pembagian sederhana saja belum bisa.
@AGUNGPRIYAMBODO-v6z catatan saya dari ANBK yg sudah dilaksanakan itu hanya sampling dari populasi 200 peserta didik yg melakukan hanya 15 - 30 orang belum lagi beberapa sekolah terkadang menggiring anak2nya untuk mengisi survei lingkungan belajar sebagus mungkin dengan dalih "menjaga citra sekolah". Memang UN TDK menjadi satu2nya solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tapi TDK dapat dipungkiri juga lulusan kita TDK ada tolak ukur ketercapaiannya yang dapat dipercaya. Kasus lulusan kita yang ingin berkuliah di luar negeri misalnya menjadi contoh.
Tetap adakan lagi.. untuk ukur kualitas... soal jadi standar kelulusan itu soal beda.... Sudah tdk ada UN, tambah ada Zonasi,,, anak SD SMP pada malas belajar... toh akhirnya lanjut jg ke SMP SMA / K
@@Citramidias07Hasibuanyang dinilai sekolah yang jadi alat ukur anaknya. Anaknya ndk bisa baca dan nulis anaknya ndk ada dampak apa2. Anak2 ndk serius jawab ndk da efek jera.
Penyebab anak tidak ada motivasi belajar: * Di kurikulum merdeka semua anak harus naik kelas. * Ada remedial, yang hasilnya bisa melebihi nilai anak yang tidak remedial (krn boleh buka buku). Lebih baik nilai yang diperoleh anak-anak saat ulangan/ ujian, maka nilai tsb yang dicantumkan, tidak perlu lagi ada remedial. Utk nilai yg di rapor, lebih baik mencakup nilai pengetahuan dan nilai ketrampilan, mengingat tidak semua anak memiliki kemampuan untuk menghapal. Mengenai UN, jika ingin diadakan kembali, maka perlu ada pengawasan yg super super ketat krn rawan sekali terjadi kebocoran soal
UN itu memotivasi anak urk belajar dan guru juga termotivasi utk memberikan yg terbaik. Disamping itu standar kelulusan ngak jelas. Kl ngak mau UN berati ngak siap bersaing akademik. Dg tidak adanya UN tingkat stress anak jd tinggi, krn hidup dg medsos terus.
Klw di sekolah tdk ada ujian, masuk pns tdk usah ada ujian, cari pekerjaan tdk usah ada ujian. Ada ujian sj anak2 tdk bljr apalagi tdk ada. Kpn belajarx.
Maaf, diatas kertas sebagai ide / gagasan sudah bagus tetapi implementasinya di lapangan banyak masalah. Contoh : 1. Dengan UN sebagai penentu kelulusan. Implementasi di lapangan membocorkan jawaban / contek masal. 2. Dengan ANBK . Implemtasi di lapangan Malas mengajar dan belajar siswa dan guru merdeka. Hanya kumpul di sekolah saja. 3. Dengan Zonasi. Implentasinya : Pindah alamat dan titipan tidak perlu nilai bagus . Solusinya : Pakai sistim dan big Data Seperti yang diterapkan Pertamina untuk BBM Bersubsidi. Langkahnya : 1. Identifikasi Sapras 2. Identifikasi cheating 3. Identifikasi Guru 4. Identifikasi Siswa Trima kasih
saya setuju UN diberlakukan kembali dan menolak kalau ujian sekolah penggantian UN seperti pernyataan pakar ini, karena bisa jadi sekolah meluskan anak karena rasa kasihan kalau siswanya tidak Lulus. Apa itu namanya adil dapat nilai bagus hanya supaya bisa lulus bukan karena daya juang dari siswa untuk mencapai kualitas dirinya karena dia belajar dengan tekun.
Kalo gak lulus di mapel tertentu ya dianggep gak lulus aja di mapel tsb, bukan gak adil. Ya jelas adil itu konsep UN, yg gak adil itu mbocorin soal UN secara terstruktur, sistematis, dan masif.
Di kasi pilihan aja, yang mau ikut UN silahkan, yang tidak juga bisa. Kalau bicara tentang kualitas dan motivasi belajar, apakah ada sekolah yang kualitas dan motivasi muridnya tetap tinggi? Jawabannya ADA, bahkan tamatannya melanjutkan ke luar negeri juga banyak.
Sejak UNBK diterapkan, objektivitas hasil ujiannya dapat dipertanggungjawabkan, dan ujian bukanlah satu-satunya kriteria kelulusan. Jadi ujian sangat perlu agar menumbuhkan semangat berkompetisi sejak dini.
UN sangat penting diterapkan,,!! Bukti nyata dilapangan,,Tanpa UN siswa sekarang jadi malas belajar,,dan siswa cuma fokus bermain main saja,,!! Menyebabkan kecerdesan siswa menurun,,!!
Yg di cari ank yg pintar di dlm kehidupan sosialnya ,karna kelak dia bs mandiri dlm kehidupannya,tdk tergantung pd org lain,mengasah bakat dan ketrampilan lebih utama,karna tdk semua ank pinter di akademik,sy punya adek perempuan yg tdk pinter, lulus smp tdk lanjut ke sma,ibu sy memasukkan dia les nari dan jahit,skrg dia jd guru nari profesional, ngajar di byk sklh,bs menciptakan tarian kreasi dia sendiri,membuat kostum nari sendiri,punya pegawai ,menyewakan kostum nari dan make up,penghasilannya 1 bln bs belasan sampai pulihan juta,dlu dia gk bs msk sma negeri karna nemnya cm 23,gk lulus,Alhamdulillah sy punyanibu yg hebat dia tdk marah,tp ttp mendukung adek sy,pengalaman itu yg buat sy tdk setuju UN menentukan kelulusan,tiap org berbeda,UN memaksakan tiap orn hrs sm,terimakasih
@@PujiAstuti-ek6rf Ya kalo anaknya lebih pinter nari atau kerajinan kenapa dulu gak dimasukkan ke SMK dengan jurusan Seni Tari? Ujian Nasional tetap penting. Btw saya dulu pas SMP-SMA lemah di matematika, tapi bukan alasan untuk ga belajar. Nilai UN Matematika saya di SMA hanya 79, tapi nilai UN Ekonomi, Bahasa Inggris, dan Geografi saya tertinggi seangkatan (dapet nilai 96-98). Materi di UN juga berguna karena keluar di tes SBMPTN (tes masuk univ negeri). Intinya UN itu bisa belajar & diusahakan.
@@Krisna-iv6lb UN dan segala bentuk ujian lainnya sangat penting,,!! Tujuan untuk memotivasi siswa semangat belajar,,,dan juga turut memotivasi guru dan ortu siswa untuk mendorong siswa semangat belajar,,!! Tanpa UN dan jenis ujian lainnya, bukan cuma siswa saja menurun semangat belajar,,!!, Semangat guru dan orangtua siswa juga turut menurun untuk mendorong siswa semangat belajar,, karena guru dan ortu siswa taunya,, semua anak pasti lulus atau naik kelas semua,,itu fakta pengaruh pisokologis,,!! Itulah yang membuat siswa sekarang malas belajar dan maunya cuma bermain saja.!!!
Masalahnya ada pada assesmentnya mau seperti apa? Standar yg mau di capai seperti apa? Klo yg akhir² ini sistem yg dipakai tanpa UN, malah banyak katrol nilai raport. Siswa cenderung pasif. Klo mau Adil pakai sistem unbk seperti masuk kampus negeri untuk seleksi masuk sekolah selanjutnya.
UN tetap harus ada karena jadi STANDAR KEMAMPUAN,DAN KESERAGAMAN MATERI PEMBELAJARAN.Tapi jangan dipakai SATU SATU syarat kelulusan.Dan UN harus jujur jangan ada kecurangan. Sekarang tanpa UN ada sekolah ,guru tidak mengajarkan secara lengkap,sak tekane.
Pernah nonton quiz di TV ada peserta2 yg mengeja saja tdk bisa, nama pahlawan tdk tahu, galaksi itu apa tdk tahu, bhkn kata2 bhs Inggris simpel sj tdk tahu. Pdhl smua itu pelajaran dasar di SD-SMP yg puluhan thn lalu sdh ada. Mau heran tp itu fakta.. Dunia nyata bukan teori bu. Sy produk pendidikan jadul dari SD-Kuliah, sy rasakan manfaat sistem ujian bhkn smp kini. Dunia kerja bisa dibilang tiap hari itu "ujian". Sy bergelut dgn olah data, tentu bnyk terkait dgn kemampuan verifikasi fakta, kalkulasi angka dan analisa. Salah sedikit sj fatal akibatnya, bisa ngaruh ke periuk nasi org banyak. Kalau ibu merasa kasihan pd anak2x krn UN , apa ibu ngga kasihan jk anak2 yg kurang digebleng ini di masa dpn mentalnya ngga kuat dgn kerasnya realitas kehidupan? Ngga ada instan bu, ngga ada itu zonasi. Msk kerja jg hrs ikuti mcm2 tes. Saat lolos kerja, dari hari 1 sj sdh dinilai . Setiap tindakan kita bisa berpengaruh bagi diri sendiri & org bnyk krn dunia nyata itu bkn kisah dongeng yg selalu heppy ending bu.
UN,harus ada agar tidak terjadi manipulasi nilainya UN nilai murni dari anak ,shingga guru dlm mengajar ada dedikasi bagaimana agar siswa mndot nilai UN setinggi tingginya ,siswa mau bljr secara maksimal lh a sekarang hanya ujian sekolah siswa sangat santai sekali sehingga siswa berpanpat walaupun tidak belajar mesti lulus /naik
UN wajib dilaksanakan kembali. Akibat dari tidak ada UN sebagian besar siswa tidak ada minat belajar kerna mereka udah tau pasti lulus. Guru guru pun tidak dihargai mengajar di dalam kelas.
Setiap proses belajar mengajar itu harus ada capaian pembelajaran.....proses pembelajaran....dan harus diketahui hasil pembelajaran.... apapun bentuknya... Jika proses belajar mengajar berlangsung dengan baik maka hasilnya minimal 90% yg lolos.....dari seluruh peserta didik....
Saya seorang guru sdh 23 th bertugas, sy lebih cenderung UN kembali diadakan tp tdk mnentukan kelulusn agar siswa ad motivasi belajar, nilai UN itu menjadi nilai murni saat kelulusan dn sulingjar ttp ada untk melihat kondisi sekolah
Kalo menurut saya UN (Ujian Nasional )ada lagi ga jadi masalah, hanya konsep dan juknisnya harus beda dari yang dulu jadi bukan patokan kelulusan is Oke, tapi syarat patok masuk Fakultas, jadi anak2 itu kalo mau masuk fakultas yang di inginkan anak itu bisa melakukan UN untuk nilai kembali, kalo ujian oleh pihak sekolah kami jujur tidak setuju 😅😅😅, kalo sekolah Swasta bisa lebih malassss🙏
Justru UN harus ada tapi bukan persyaratan kelulusan 100% tapi sebgai tolak ukur Dan harus dilaksanakan sejujur-jujurnya Dari dulu orng² yg nolak UN itu kaya yg gak mau upgrade .memang sudh ada ANBK tapi kenapa terkesan tidak serius ,mau tidk mau suka atau tidak suka belajar itu perlu keseriusan dan tekanan tertentu Yg rame juga dimedsos universitas luar negeri katanya gk mau nerima dari Indonesia karena gk ada UN nya
Ini yg di podcast juga harusnya melihat klo mau pake SIM aja hrus ujian, CPNS ujian, jadi perangkat desa ujian, semua harus diujikan. Lah lulusan SMA/SMK lulus lulus doang mentalnya nolll
Anak-anak lebih cerdas pasti ngasihnya second akun instagramnya ke guru karena takut ketahuan gaya bahasa mereka yang suka berkata kasar, indikasi bully, body shaming, dll.
UN penggantinya adalah A N B K sama sama alat pengukur keberhasilan siswa belajar,tapi kelebihan A N B K hasilnya bukan salah satu syarat kelulusan siswa, syarat kelulusan diambil dari berbagai sumber seperti dari ulangan formatif,ulangan tengah semester dll. Dan mengenai banyak anak sudah kelas 4'5 belum bisa baca atau perkalian itu lemahnya dari k k m nilai syarat kenaikan anak terlalu tinggi, misal nilai sarat nilai anak paling rendah 65, 70, 75,padahal anak anak di kelas itu bermacam macam , sehingga mau tidak mau nilai anak mengikuti nilai k k m yang sudah ditentukan,sebaiknya nilai terendah syarat kenaikan seperti dulu yaitu nilai 60 sehingga akan menjadi motivasi anak untuk belajar jadi akan kelihatan anak yang rajin belajar dan yang malas belajar,kalau k k m nilai tinggi anak yang malas belajar dan rajin belajar nilai hasil belajarnya akan kelihatan tidak jauh beda,sehingga anak yang malas belajar akan tenang tenang saja.Dan mengenai buku paket anak sebaiknya kembali pada kurikulum K T S P isinya padat berkualitas buat pengetahuan anak ,memudahkan buat anak,memudahkan buat guru,jadi intinya K T S P didalamnya atau materinya sudah lengkap tidak merepotkan anak atau pun guru, apalagi guru itu disamping mengajar,mendidik,ada lagi tugas lainnya mengerjakan administrasi sekolah.
Tabiat manusia ingin bebas tanpa beban..... Kl tdk ada pendorong yg bersifat memaksa maka manusia akan condong memilih yg enak enak saja. Manusia dijanjikan knikmatan surga dan diancam masuk neraka Saja byk yg tdk mau shalat apalagi tdk ada ancaman neraka...... Nah begitu jg dgn UN..... Anak akan memilih tdk ada yg memberatkan
Setuju Pak,klo alasan potensi kecurangan ,yg curang curang itu dibenahi,sy yakin ga semua daerah.. Org indo emang mls mikir maunya yang gampang2 aja.....ya dicari solusinya ,tindak tegas dmn yg curang,bkn dg cari gampangnya trs no UN... MISAL di jln bnyk pengendara motor tdk taat lampu merah,trs masak motor dilarang beredar😅
Kami ingin para guru cerdas agar anak cucu kami bisa jadi cerdas. TAPI selama ini para guru dibo dohi oleh pemerintah bersama DPR RI. Makanya sebagian besar guru takut dengan ujian. Mereka tidak siap menghadapi Ujian Nasional. Mereka TIDAK mampu menyiapkan anak cucu kami untuk jadi cerdas. Satu orang guru yang TAKUT UN, puluhan sampai ratusan peserta didik akan dirugikan. Satu juta guru yang takut UN maka puluhan juta sampai ratusan juta peserta didik akan dikorbankan. Jadi jika UN ditiadakan maka mutu pendidikan nasional tidak meningkat.
@@kimjongun007 Kami berharap kepada para guru yang TIDAK mampu menyiapkan peserta didik menghadapi UN, mundur saja sebagai guru Kalian sangat merugikan anak cucu kami.
saya setuju UN ada agar kualitas SDM kita baik .... tidak hanya sikap yang baik ... tetapi kualitas pengetahuan juga sangat penting .... tidak semua anak tahu potensi yang dimiliki untuk itu perlu ada yang menggalinya ... yang tidak disukai anak bisa jadi itu adalah hal yang terbaik buat dirinya ... ibarat jamu akan terasa pahit, karena itu baik untuk dirinya, maka orang tetap meminumnya.
Tidak ada hubungannya kualitas SDM dengan UN, ada atau tidaknya UN kualitas pendidikan tetap saja rendah. Sulit untuk saya jelaskan masalah pendidikan di negeri ini disini, masalah pendidikan di negeri ini terlalu kompleks.
Kami ingin para guru cerdas agar anak cucu kami bisa jadi cerdas. TAPI selama ini para guru dibo dohi oleh pemerintah bersama DPR RI. Makanya sebagian besar guru takut dengan ujian. Mereka tidak siap menghadapi Ujian Nasional. Mereka TIDAK mampu menyiapkan anak cucu kami untuk jadi cerdas. Satu orang guru yang TAKUT UN, puluhan sampai ratusan peserta didik akan dirugikan. Satu juta guru yang takut UN maka puluhan juta sampai ratusan juta peserta didik akan dikorbankan.
Pakar pendidikan protes soal UN. Guru pro soal UN. Yg berhadapan langsung dng siswa, pakar atau guru ..... UNBK, yg ikut hanya sebagian siswa dan tidak ada efek jangka panjang kedepannya
Yang aku tahu, sejak th 2015 nilai UN tidak menjadi satu2nya penentu kelulusan. Koreksi kalok salah.... Dan bahkan anak saya yg bukan anak yg secara akademis bagus, lebih suka ada UN. Krn dia bisa berusaha dan mempersiapkan diri untuk mendaptkan nilai UN yg bagus untuk mendapatkan smpn atau sman yg bagus.
betul bujab jadi penentu taoi menjadi ancaman efektif guru utk menakut2i anak2 agar mau belajar. jadi anak mnjadi ketakutan, mencari jalam pintas dan sebgainya. guru hanya taunya menakut2i tidj berusaha mencari tau mungkin anak ounya maslah dlm bljar. hanya bisa menakut2i. sperti org tua yg menghalamhi anaknya utk ke suatu tempat dgn menakuti2i ada ular di situ. padahal g ada. ini tidk adil
Assalamualikum dan selamat malam, Pertanyaan saya mengapa tidak semua siswa di ikutkan ANBK, sedangkan orang tua merasa anaknya tidak dianggap. Sedangkan ANBK itu bukan siswa yg mengerjakan ,melainkan harus dibantu protor karena tidak mampu mengoprasikan perangkat. Cobalah Bu Retno terjun langsung ke pelosok tanah air ,Biar tau seperti apa keadaan .Bicara itu mudah namun membuktikan ,melaksanakan di lapangan tak semudah anda berbicara. Mohon ma,af tidak semua sekolah cukup media Ibu 🙏.
Diadakan ujian nasional dengan di sesuaikan dengan tingkat literasi dan numerasi dan dengan standar nilai 3,0 sehingga tidak memberatkan siswa kecuali siswa berkebutuhan khusus yang sekolah di sekolah normal
Boleh saja UN ada tapi untuk asesment point2nya ada soal bentuk Literasi, numerasi dan poiint lainnya. Ini untuk membantu siswa mengukur kemampuannya..Dan untuk siswa SMA kemampuan ini harus diperkuat dan disinkronkan dwngan tes masuk di perguruan tinggi.
kenapa ibu ga setuju , apa ibu salah satu yg dulu gagal un sekarang guru harus mengajar didalam kelas, bukan nengasih tugas lewar wa , trus guru bisa kemana mana , guru harus dikelas mengajar, biar anak2 tau arti sebuah pelajaran. disini kelihatan dimana letak kelemahan seorang murid. guru harus berperan penting dalam mendidik murid .
Sy uda tau anak product UN,dan tanpa UN,yg tanpa UN bikin pusing ortu,malesnya merembet ke sektor lain... True story,dg UN itu bentuk tanggung jwb anak.
Un penting jg... Cmn jangan nilai jangan jadi penghambat kelulusan ataupun untuk melanjutkan ke jenjang di atasnya.. Karna nilai di sekolah tidak jadi penentu untuk bisa menjadi profesional nantinya di saat dia bekerja.
Zonasi intinya adalah berebut kursi sekolah negeri spt un.... Bedanya, zonasi itu bkn berdasar prestasi belajar, sedangkan un berebut sekolah negeri berdasar nilai prestasi belajar..... Akibatnya adalah jk menggunakan zonasi, mk sekolah2 negeri tdk hanya diisi anak2 berprestasi, anak2 pintar dipaksa utk sekolah swasta.... Jadi biasanya sekolah2 negeri ingin menggunakan un.... Sekolah2 swasta ingin menggunakan zonasi, walau ia sendiri tdk mau menggunakan zonasi..... Selain itu... Jika pelaksanaan un bersih dr kebocoran dan dilaksanakan dng komputerisasi spt tes cpns, maka un adalah cara yg tepat utk ppdb atau penerimaan maba ptn.... Menggunakan nem utk ppdb dan tes masuk ptn... Sedangkan zonasi itu lbh rawan kecurangan dan sdh umum dibisniskan dng byk cara.... Oleh sebab itu un hrs digagalkan, agar ppdb bs dibisniskan.... 😂😂😂
yang jelek itu orang berprestasi kurang dihargai pada jenjang berikutnya,bukan zonasi yang harus didahulukan tetapi prestasi(itu yang harus diperhatikan.Cara masuk ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi itu yang jadi perkeliruan/banyak yang main di sana,Adapun kekurangan dari UN, jika ada perkeliruan itu maka sekolah dapat mengajukan masalahnya agar bisa diselesaikan lewat jalur khusus(maka waktu UN dan kelulusan harus cukup waktu). Penilai harus ada Dewan ETIK dari Dewan yang sudah ada.
UN tidak perlu jika hanya dijadikan alat kelulusan Hanya fomalitas.. karena ada joki Selama ini ada lomba antar BSNP dan Panitia Pelakasan Ujian di Sekolah Soal dobel, ganil genap.... ada joki ganji genap Meningkat jadi soal 5 soal yang berbeda, masih ada joki dan bocor.. Sampai akhirnya satu ruang 20 soal yang berbeda.. masih saja tidak jujut... Kenapa Karaena masing sekolah pining melulskan 100%... yang jadi korban adalah anak.. gak usah belajar karena nanti ada yang ngajari.. Baik jika sepertai EBTANA di era orde baru..
Makanya Bu,guru di kota2 harus mau ngajar di desa2 dan di pelosok,jgn mau nya di kota terus,itu lah yg membuat pendidikan kita ni TDK merata di Indonesia , contoh Vietnam , daerah nya sama dgn kita jg,tp pendidikan merata,Krn guru kota sama guru desa sama levelnya,guru didesa dan di pelosok harus lebih besar di banding guru di kota,biar semangat ngajarnya, Vietnam bisa kita harus bisa
Tanpa UN, bgmn mengukur standart Nasional, bahkan Lulusan indonesia di negara tetangga sj meragukan bahkan menolak lulusan indonesia utk melanjutkan pendidikan di LN
Gunakan instrumen ANBK sebagai UN yang harus dilalui oleh seluruh siswa bukan hanya sampel beberapa siswa untuk satu sekolah sehingga, guru punya tuntutan untuk meningkatkan kualitas diri.
UN itu urgen. Banyak siswa/i SMP tidak membaca karena UN dihapus. Jika UN masih ada maka permasalahan ini TIDAK akan ada. Jika UN ada maka semua peserta didik akan lebih giat belajar tentu akan meningkatkan mutu pendidikan nasional. Jika UN ditiadakan maka akan pesimis karena mutu pendidikan nasional TIDAK akan berkualitas tinggi. Hasil UN hanya akan digunakan seleksi PPDB dan pemetaan. Setiap tahun PPDB bermasalah karena.menimbulkan kecuriagaan. Jadi hasil UN sebaiknya digunakan untuk seleksi PPDB.
@@AGUNGPRIYAMBODO-v6z Baca dulu dengan teliti sebelum menanggapi komentar agar anda TIDAK dinilai TIDAK cerdas, bro. Sikap anda ini akan memperbanyak siswa/i SMP yang TIDAK bisa membaca akibat UN diganti dengan AN, bro.
Masalahnya di karakter pwngawas UN, bukan d UN... sebagai seorang guru UN sangat memotivasi siswa untuk belajar, pemerintah harus memberikan sanksi yang tegas untuk orang yg melakukan kecurangan pada UN baik sekolah, siswa ataupun guru.
UN ITU MEMBERI MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN MEMBERIKAN TANTANGAN BAGI GURU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MENGAJAR. UN ITU DPAT DIGUNAKAN UNTUK MENYATUKAN BANGSA. UN ITU UNTUK MENGUKUR DISPARITAS KUALITAS PENDIDIKAN. KELEMAHAN UN YANG LALU ITU PADA SIKAP PEJABAT YANG HANYA MELIHAT ANGKA ANGKA HASIL UN SAJA KESALAHAN UN YANG LALU ITU ADA TARGET HASIL YANG SAMA UNTUK SEKOLAH YANG BERBEDA DALAM 8 STANDAR PENDIDIKAN. HARUSNYA SEKOLAH YANG TER AKREDITASI A TARGET HASIL UN NYA TIDAK SAMA DENGAN SEKOLAH YANG TERAKREDITASI DIBAWAH A. HARUSNYA ADA KISI KISI UN NASIONAL YANG SAMA SUPAYA TIDAK ADA MAIN TEBAK TEBAKAN. SEPERTI PENDIDIKAN DI PESANTREN KLO NGAJI NYA HAFALAN JURMIAH MAKA UJIANYA YA SEBATAS HAFALNYA DULU BUKAN PENERAPAN NYA.
Heiiiii... Pada kenyataanya, Ujian CPNS dan Ujian Kedinasan Juga perlu pemahaman yang mendalam terkait TIU,TWK, Dan TKP. jadi TDK masalah juga kalo adakan UJIAN NASIONAL supaya mengukur kemampuan anak sejak Dini. Agar supaya anak TDK merasa Takut disaat adanya Tes CPNS nnti. Saya sebagai guru setuju adanya Ujian nasional. Krna melihat pada kenyataanya ini, jika diterapkan Deep learning melalui minat anak, apakah nnti pasal tesnya anak. Hxa di sesuaikan dgn kempuan anak? . Kan TDK mungkin sekali.
Saya setuju ujian nasional setiap kebijakan semakin berubah supaya ada tulak ukur siswa resiko lulus tidak itu buk kalau skg ini siswa banyak bisa baca naik kelas,tidak baca matematika naik kelas dan lulus ,karna guru dikarenakan ada tekanan harus naik dan lulus sehingga siswa tidak beretika dan sopan santun
UN itu perlu diadakan untuk melihat dimana posisi kita. Kalau memang nilai pendidikan formal kita nggak bagus ya kita bisa evaluasi diri sendiri kira2 skil apa yang sebaiknya kita optimalkan dalam diri kita untuk menghadapi kehidupan di dunia nyata. Bukan seperti sekarang banyak ordal dan nilai yg dikarang karang sehingga banyak yang kecerdasan intelektual nya kurang, kecerdasan beretika nya kurang (tidak punya sopan santun) tapi lulus sekolah langsung ngajar, langsung jadi guru. Terus mau jadi apa bangsa ini? Tolong adakan UN agar orang2 yg didalam profesi nya memang dituntut harus pandai secara akademis ya pandai sehingga negara ini menjadi negara yg bermutu, berkualitas. Bukan negara yg amburadul. Karena pengalaman sebagai murid ada guru bahasa Inggris yg tingkat kepandaiannya kalah dari muridnya. Padahal beliau adalah guru SD. Alhasil anak jauh lebih percaya guru lesnya ketimbang guru disekolah. Beruntung pada waktu itu saya masih generasi UN jadi dalam belajar anak sangat berlomba2 dan semangat dalam mencari sumber sehingga dapat mengoreksi gurunya yg kurang tepat.
Teteplah ada UN, agar ada indikator utk bisa di ukur sehingga bisa digunakan sebagai data evaluasi guna perbaikan kedepannya, akan tetapi bukan penentu kelulusan, klo takut akan adanya kecurangan, emg dg tdk adaanya UN yakin tidak ada kecurangan? Wong salah satu indikator kelulusan "minimal sikap terkategori baik" Bahkan cukup baik sja belum bisa diluluskan, fakta di lapangan? Banyak anak yg sikapnya dibawah baik, bahkan kurang, bahkan darurat moral, trs anda paksa kami tulis di rapot siswa kategori sikapnya baik? Karena anak hrs naik kelas? Apakah itu bukan kecurangan yg masif? Fokus sajalah pendidikan moral, akhlak, adap dan budaya dr kelas 1-3 SD, jgn fokus berhitung dan membaca dlu, jika pondasi berbudi pekerti luhur yg sebagai pondasi sudah tertanam..bisa tu UN diadakan, insyaallah semua jujur.. Hasilnya bisa dijadikan tolok ukur dan bahan evaluasi kedepannya, jgn apa² naik kelas, apa² lulus, iy bener banyak yg lulus tp kurang berkualitas, jika mentingin kuantitas dr pd kualitas..siap² sja bukannya dapat Indonesia emas yg ada Indonesia cemas
Saya dukung bu tdk ada UN. Saya praktisi pendidikan merasa UN tidak mengukur daya serap siswa yg bervariasi di setiap daerah di Indonesia dan logikanya aneh siapa yg mengajar, siapa yg menguji.
UJIAN itu emang harus ada Buat bencmarking sampai mana kemampuan siswa itu Tapi memaksakan siswa harus pandai semua mata pelajaran itu yang gak masuk akal . . Nggak akan ada orang yang ahli matematika fisika kimia tapi pinta sejarah seni dan sebagainga Dan sebaliknya sorang seniman pasti kesulitan menghitung aritmatika lanjutan
Pertanyaannya untuk ntuk mengetahui kompetensi seseorang tanpa ujian terus bagaimana ❗❗❓❓ untuk masuk perguruan tinggi atau pegawai harus melaksanakan ujian dgn grade tertentu 😅😅😅😅😅 ini bertolak belakang dgn kebijakan yang dibuat di negara ini
Ada UN atau tidak? Tapi lihatlah fakta di lapangan. Anak2 sekolah santai, nongkrong, rebahan bahkan tidur di kelas meski ada gurunya. Saya juga pernah sekolah. Jika saya malas belajar resiko buat saya jika saya TIDAK LULUS. Pendidikan jangan dibuat main-main !!!
anak malas belajar juga belum tentu karena tidak ada UN banyak faktor lain, sudah ada ANBK yang mewakili penilaian sekolah tidak hanya literasi dan numerasi siswa tetapi juga ada survey lingkungan
UN wajib ada tapi bukan satu-satunya persyaratan kelulusan. UN itu kan cuma ranah pengetahuan masih ada sikap dan keterampilan. Kuatkan sikap jujur.
Hasil UN sementara waktu digunakan utk seleksi PPDB karena setiap Tahun sistem zonasi bermasalah. Permasalahannya adalah membuat banyak kecurigaan. Anak dari keluarga miskin dan lebih dekat dengan Sekolah, malah TIDAK diterima di Sekolah itu.
@@sugiyat5567 bener banget un wajib ada Untuk mengukur kemampuan dg standarisasi Nasional, sedangkan kelulusan harus banyak aspek di gunakan,
Ujian itu perlu untuk evaluasi.
Ujian itu perlu saat seleksi PTN
Ujian itu perlu saat seleksi CPNS
Ujian itu perlu saat mau dapat SIM
Ujian itu perlu saat kita mau lulus mata kuliah apa pun.
Ujian itu perlu saat melihat kompetensi seseorang.
Ujian itu perlu untuk mengasah mental kompetitif, bukan cuma di olahraga saja.
Ujian itu perlu saat kita dihadapkan oleh ketentuan Tuhan.
Jadi, jadilah manusia yang baik yang mau diuji atas hal apa pun sehingga membuat kita menjadi lebih manusia yang lebih baik, lebih baik, lebih baik lagi.
Jika murid SD tidak bisa membaca diluluskan maka mereka di SMP akan sangat stres karena pelajarannya jauh lebih sulit dari pada SD. Kesulitan dalam belajar di SMP akan sangat banyak, terakumulasi, serta TIDAK terselesaikan. Akhirnya mereka TIDAK mampu belajar sama sekali karena tidak bisa membaca itu. Mereka bisa 6o doh selama lamanya. Jika mereka TIDAK diluluskan karena tidak bisa membaca itu maka peluang mereka untuk jadi cerdas masih terbuka.
JiIKA JUJUR...
Selama ini ada kecurangan.. walu ada 5 soal yg berbeda sampai 20 soal yang berbeda...
Setuju jika untuk pemetaan sepereti di jaman EBTANAS di era suharto..
@@cakmuhaimin66Muhaimin
Penyelenggara UN wajib menjamin TIDAK ada kebocoran kunci dan soal UN sebelum dan saat UN dilaksanakan. Mengantisipasi kebocoran cukup mudah. Kami yakin penyelenggara aka mampu mengatasinya.
Lihat realita saja... Sebelum UN di hapus dengan setelah UN di hapus..., apa dampaknya bagi siswa?.. Dan ternyata banyak siswa sekelas SMA, SMK, tidak bisa menyelesaikan perhitungan sederhana bahkan banyak juga yang masih terbata bata dalam membaca.. Mereka bukan mengalami ganguan belajar seperti disleksia atau diskalkulia, tapi mereka emang malas untuk belajar.. Karena mereka merasa yakin bisa atau gak bisa, pintar gak pintar pasti di lulusin sekolah yang penting absensi rajin..
Soalnya soal yg buat sekolah, jadi bisa di permudah 😂😂😂
Karena kurikulum merdeka semua anak naik dan lulus
Antara yang Pro dan kontra ujian, saya termasuk yang kontra UN.
Penjelasan Ibu Retno L, sangat jelas dan membuka mindset.
Perlu evaluasi dan perbaiki kekurangan yang ada dari yang sudah berjalan sekarang.
Terutama sarana sekolah untuk daerah selain Jakarta. Perlu dibenahi.
Jakarta sudah bagus ada PPDB bersama.
Semoga Pak Mendik mendengar masing2 pihak yang pro dan kontra dengan alasan dan bukti 2 yang ada.😊
Dan UN hanya mengakomodir Siswa dari kepintaran akademik saja.
Padahal anak pintar bukan hanya dari kemampuan akademik. Ada kepintaran2 lainnya. Ada yang pintar musik, pintar olahraga sehingga punya prestasi dibidang olahraga dan lain2nya. Ini orangtua mesti tahu dan paham.
Paham anaknya pintar dalam hal apa.
Coba ibu ke sekolah lihatlah betapa malasnya siswa sekarang semenjak tidak ada UN ...tidak ada motivasi belajar ...
Klo siswa malas yg di perhatikan gurunya pak,.. Jgn" dia gk ngajar
Ini orang pinter banget, anak malas belajar solusinya UN. Tanya gurunya ngajarnya sdh bener belum
nahh ya bener, teorinya bagus tapi diterapkan malah amburadul.
ini lagi malah nyalahin gurunya, ngga pernah dikenyataa apa cuman dicekokin teori aja.
Jadi pak, anak harus di takut2 ti dengan UN supaya termotivasi belajar? Hadeh...
@@rian-iu3txhidup harus ada ketakutan, takut melarat-kerja, takut neraka-ibadah, takut hukuman-tertib, takut digebukin warga-bersikap baik, takut gak lulus-belajar...
Ujian itu selallu ada. Justru ini melatih anak dan memotivasi.
Ujian tidak harus UN seperti kemarin.
Di negara maju ujian gak spt UN kita kemarin.
Hati² agenda penjajahan modern
@@Krisna-iv6lbHidup ini keras...hidup harus ada ketakutan, takut melarat-kerja, takut neraka-ibadah, takut hukuman-tertib, takut digebukin warga-bersikap baik, takut gak lulus-belajar.
Makin sering seseorang lulus dari ujian makin tinggi pula derajatnya baik di mata masyarakat maupun Tuhan. Dalam kehidupan selalu ada ujian. Misalnya utk Pemohon mengemudi wajib menempuh ujian terlebih dulu untuk menghindari kecelakaan lalu lintas. Yang takut dengan ujian berarti dia TIDAK siap menghadapi kehidupan. Seseorang yang takut sama ujian pasti akan menghadapi banyak kesulitan dalam kehidupan. Setiap orang harus siap menghadapi ujian jika dia ingin sukses dalam kehidupannya. Oleh karena itu jangan sampai berusaha menghindari ujian. Hadapi ujian itu jika menghindarinya maka akan menimbulkan masalah dikemudian hari.
@@kimjongun007pantesan anak2 pada stres. Pada jd org2 penakut gegara apa2 takut.
@@nurisadiandalu4382 itulah hidup, yg mampu menghadapi ujian akan bertahan,
Sebagai guru saya mengharapkan UN TIDAK LAGI MENJADI PENENTU KELULUSAN. Alasannya sbb :
1. Ada diskriminasi matapelajaran dimana tidak semua Mapel diUNkan. Hanya guru mapel UN yg berjibaku agar siswa lulus UN, mapel yg tdk diUNkan santai saja.
2. Penyelenggaraan UN menghasikan KETIDAK-JUJURAN dari seluruh stake-holder. Apakah ini yg kita inginkan?
3. Biaya penyelenggaraan UN itu mahal dan itu lebih untuk biaya penggandaan, pengepakan soal, pengamanan naskah soal dan monev UN. Guru yg membimbing siswa tidak dapat honor dari dana itu padahal guru yg paleng capek untuk persiapan UN.
4. Sebagai guru saya sangat tersinggung karena kami selalu dicurigai berlaku tidak jujur oleh kepolisian padahal anak" ini selalu kami ajari untuk jujur kapan saja dan dimana saja.
5. Lanjutkan Asesmen Nasional bagi semua siswa, bukan sebagian siswa yg dipilih secara acak oleh kemendikbud. Asesmen Nasional di awal dan akhir masa belajar di satu jenjang pendidikan. Trims 🙏🙏
Teori nya bagus banget buu.. Padahal kita di daerah tau banget kalau yg di sosmed itu bener. Banyak anak-anak malas baca, malas belajar, dan pengetahuan umum kurang. Modal berpikir aja gak ada, mereka disuruh merdeka belajar. Teori bagus, tp jekardah oriented. Kalau dipraktikkan di jkt saya percaya bisa..
Coba buk, teorinya di praktekkan.. .
Narsum bayaran
UN bisa jadi solusi ???
malas karena guru tak mampu mmbimbing utk membangkitkan kesadaran pentingnya beljr
terima kasih penjelasannya bunda. semoga pendidikan di negri ini semakin baik. teruskan perjuangan bunda. banyak guru dn irg tua yg belum faham hakekat pendidikan ini
Kan UN untuk standarisasi bukan untuk menentukan kelulusan.
Kalau tidak setuju mau terus seperti sekarang....?
Lihat dong ke lapangan. Anak sekolah gak punya semangat belajar karena sudah tahu PASTI LULUS DENGAN NILAI YG BAIK karena SEKOLAH BEBAS BUAT NILAI.
@@tuhanmahatahu7172Kan sudah ada ANBK bu..
UN penting utk membangun jiwa kompetisi, asalkan jujur
Kompetisi mengajarkan kita untuk mengalahkan semua pesaing, zaman sekarang lebih diutamakan kolaborasi.
@@rian-iu3txSetuju kolaborasi di atas kompetisi. Tapi Ujian Nasional tujuannya bukan untuk kompetisi/bersaing. Tujuannya adalah untuk standarisasi kurikulum se-Indonesia sekaligus mendorong anak-anak untuk mau belajar. Karena tanpa adanya UN, siswa tidak merasa harus belajar. Sangat berbahaya padahal lulus SMA nanti orang harus terbiasa/terpacu untuk terus belajar scr mandiri entah itu untuk kuliah atau untuk kerja.
Kompetisi dengan UN ???
Kami ingin para guru cerdas agar anak cucu kami bisa jadi cerdas. TAPI selama ini para guru dibo dohi oleh pemerintah bersama DPR RI. Makanya sebagian besar guru takut dengan ujian. Mereka tidak siap menghadapi Ujian Nasional. Mereka TIDAK mampu menyiapkan anak cucu kami untuk jadi cerdas. Satu orang guru yang TAKUT UN, puluhan sampai ratusan peserta didik akan dirugikan. Satu juta guru yang takut UN maka puluhan juta sampai ratusan juta peserta didik akan dikorbankan.
ga semua murid dunianya ada di eksakta, bagaimana mereka yang dominan ke bidang kreatif?
Sistem zonasi dengan segala tujuannya baik. Hanya saja perlu disiapkan/dibenahi dulu instrument pendukungnya. Pastikan azaz keadilan dan pemerataan benar benat terpenuhi. Pastikan ada sekolah negeri di tiap kelurahan/desa/kecamatan dengan kualitas pembelajaran dan guru yang setara juga. Baru itu namanya ADIL.
ANBK tidak menguji siswa berkualitas, dampaknya tidak efektif. Sedangkan Ujian Nasional memberikan dampak sangat positif, karena memicu ortu dan siswa lebih terpacu untuk belajar lebih giat
Ternyata Asesmen Nasional berperan besar dalam perbaikan sekolah...
Klo berdasarkan argumen ibu ini, maka baiknya tdk perlu lg ada ujian SIM, krn buat apa ujian SIM jikalau ada peserta yg bagus ujian praktek namun jeblok di teori apa ttp harus diluluskan & diberi SIM oleh polisi? Efeknya ya pengemudi bisa mengendarai mobil tapi gak ngerti rambu2 ya jdnya ugal2an dijalan (begitupun klo ada yg pinter ujian teori SIM tp buruk di ujian praktek ya ujung2nya pengemudi cuma ngerti rambu2, namun jg berpotensi besar membahayakan dijalan raya).
Btw, itu ibunya sebelum jd guru / kepsek ikut ujian dl atau gak? Dan kira2 apa dia rela ada guru / kepsek yg diangkat pemerintah / yayasan swasta tanpa melalui ujian??
... Jd mhon maaf buat yg kontra ujian nasional utk anak2, ketahuilah bahwa anak2 itu suatu saat akan dewasa & bermasyarakat, mereka akan menjalani kehidupannya yg penuh kompetisi. Jadi naif sekali klo meniadakan ujian hanya demi rasa sayang / iba kepada anak2 (pdhl rasa sayang yg baik adalah mengajarkan seorang anak bgmn mereka bisa survive di kehidupan dewasanya nanti, seprti halnya ibu elang hrs merelakan anak elangnya jatuh/ hampir jatuh dr ketinggian dahulu bbrpa kali sblm mereka berhasil mengepakkan sayapnya utk terbang)
Benar
jangan samakan Ujian Nasional dengan Ujian SIM beda konteksnya
uujian nasional tidk berguba, anak sekokah ahanya utk mencari nilai saja. moral urusan belakang. ujian sim juga harus tidk ada kasi lukus dong. tapi ujian sim neda konteks karena sim mmg utk mengukur kemmpuan mengemudi sedang sekolah bukan hanya utk mengukur 1 kemampuan saja
Sekarang Sekolah juga ada ujiannya berupa Ujian Sekolah
@@hamzahchannel2560 berarti belajarnya belum bener sekala sekolah kalau pola pikirnya masih begini.
UN Penting,Ujian itu penting mau masuk perusahaan ada ujian,masuk kerja apapun ada ujian,masuk pns pppk di uji baik pedagogik,skil dan karakter kepribadian,kehidupanpun ada ujian mau mati pun akan di uji jd ujian sbg alat ukur kemampuan manusia ,sedangkan ANBK itu sbg alat evaluasi BPMPTK/Stackholder/penyelenggara penddkan guna mengukur kualitas belajar siswa dan mengajar guru.namun tdk berupa alat untuk menekan semangat guru dan siswa dalam belajar mengajar.
Setuju mewakili saia
saya tidak setuju UN diadakan lagi, ANBK sudah lebih baik dengan asesmen yang lebih menyeluruh.
Ada anak berpikir :
1. Belajar ga belajar juga naik kelas
2. Belajar ga belajar juga lulus
3. Ngapain belajar rumah saya deket sekolah, udah pasti dapet sekolah unggulan
Betul.....
Fakta
Fakta dan nyata..
Bahkan ada murid yang sering bolos dan pura² sakit tetap dinaikin
Pembicara ini ambigu. Ketika ngomongin kurikulum sekarang bicaranya kekurangannya mari kita perbaiki. Ketika bicara UN malah menjabarnkan kekurangannya UN dan seolah kekuranganya itu parah banget. Ngga berimbang jadinya. Yang belum dibahas dalam pembicaraan ini adalah permasalahan pendidikan kita dalam pandangan negera lain. Bahkan ada negara yang semacam mem black list siswa Indonesia yang mau melanjutkan pendidikan ke negaranya.
Bicara pendidikan di Indonesia, ini kan bicara pendidikan umum. Ya namanya umum tentunya yang diukur hal yang umum, yaitu akademis. Kalo mau yang diukur bukan akademis ya jangan masuk sekolah umum. Jangan memaksa sekolah umum untuk bisa mengakomodir 9 kecerdasan versi Howard Gardner, tidak pada tempatnya.
Hayu satuka visi, satukan pemikiran agar pendidikan kita tidak simpang siur jadinya.
menurut saya, UN masih sangat perlu diterapkan dalam sistem pendidikan kita namun saya kurang setuju jika UN menjadi standar kelulusan. UN perlu untuk mengukur keterjacaian proses pembelajaran siswa, jadi siswa memiliki refleksi proses pembelajarannya selama ini sudah sampai mana dan dapat menetapkan target belajar kedepannya. UN juga sangat penting bagi guru dan sekolah untuk melihat keadaan peserta didik yang masuk ke sekolah, karena mengandalkan US saja dan rapot dengan standar beragam dan nilai di "up" sekolah dan guru menjadi ambigu melihat dasar siswa. Karena sekarang sangat aneh anak anak yang masuk SMP dan SMA nilai matematikanya di ijazah 80 bahkan 90 tapi perkalian dan pembagian sederhana saja belum bisa.
saya tidak setuju UN diadakan lagi, ANBK sudah lebih baik dengan asesmen yang lebih menyeluruh.
@AGUNGPRIYAMBODO-v6z catatan saya dari ANBK yg sudah dilaksanakan itu hanya sampling dari populasi 200 peserta didik yg melakukan hanya 15 - 30 orang belum lagi beberapa sekolah terkadang menggiring anak2nya untuk mengisi survei lingkungan belajar sebagus mungkin dengan dalih "menjaga citra sekolah". Memang UN TDK menjadi satu2nya solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tapi TDK dapat dipungkiri juga lulusan kita TDK ada tolak ukur ketercapaiannya yang dapat dipercaya. Kasus lulusan kita yang ingin berkuliah di luar negeri misalnya menjadi contoh.
Tetap adakan lagi.. untuk ukur kualitas... soal jadi standar kelulusan itu soal beda....
Sudah tdk ada UN, tambah ada Zonasi,,, anak SD SMP pada malas belajar... toh akhirnya lanjut jg ke SMP SMA / K
saya tidak setuju UN diadakan lagi, ANBK sudah lebih baik dengan asesmen yang lebih menyeluruh.
@@AGUNGPRIYAMBODO-v6zBenar Pak. Sepakat. Justru ANBK itu bisa melihat masalah yang ada ditiap sekolah seperti apa.
@@Citramidias07Hasibuanyang dinilai sekolah yang jadi alat ukur anaknya. Anaknya ndk bisa baca dan nulis anaknya ndk ada dampak apa2. Anak2 ndk serius jawab ndk da efek jera.
Penyebab anak tidak ada motivasi belajar:
* Di kurikulum merdeka semua anak harus naik kelas.
* Ada remedial, yang hasilnya bisa melebihi nilai anak yang tidak remedial (krn boleh buka buku).
Lebih baik nilai yang diperoleh anak-anak saat ulangan/ ujian, maka nilai tsb yang dicantumkan, tidak perlu lagi ada remedial.
Utk nilai yg di rapor, lebih baik mencakup nilai pengetahuan dan nilai ketrampilan, mengingat tidak semua anak memiliki kemampuan untuk menghapal.
Mengenai UN, jika ingin diadakan kembali, maka perlu ada pengawasan yg super super ketat krn rawan sekali terjadi kebocoran soal
UN itu memotivasi anak urk belajar dan guru juga termotivasi utk memberikan yg terbaik. Disamping itu standar kelulusan ngak jelas. Kl ngak mau UN berati ngak siap bersaing akademik. Dg tidak adanya UN tingkat stress anak jd tinggi, krn hidup dg medsos terus.
Ujian nasional sangat penting utk mengukur kompetensi siswa. Mengenai kelulusan itu serahkan ke sekolah
Klw di sekolah tdk ada ujian, masuk pns tdk usah ada ujian, cari pekerjaan tdk usah ada ujian. Ada ujian sj anak2 tdk bljr apalagi tdk ada. Kpn belajarx.
Sepakat
Maaf, diatas kertas sebagai ide / gagasan sudah bagus tetapi implementasinya di lapangan banyak masalah.
Contoh :
1. Dengan UN sebagai penentu kelulusan.
Implementasi di lapangan membocorkan jawaban / contek masal.
2. Dengan ANBK .
Implemtasi di lapangan
Malas mengajar dan belajar siswa dan guru merdeka. Hanya kumpul di sekolah saja.
3. Dengan Zonasi.
Implentasinya : Pindah alamat dan titipan tidak perlu nilai bagus .
Solusinya : Pakai sistim dan big
Data
Seperti yang diterapkan
Pertamina untuk BBM
Bersubsidi.
Langkahnya :
1. Identifikasi Sapras
2. Identifikasi cheating
3. Identifikasi Guru
4. Identifikasi Siswa
Trima kasih
saya setuju UN diberlakukan kembali dan menolak kalau ujian sekolah penggantian UN seperti pernyataan pakar ini, karena bisa jadi sekolah meluskan anak karena rasa kasihan kalau siswanya tidak Lulus. Apa itu namanya adil dapat nilai bagus hanya supaya bisa lulus bukan karena daya juang dari siswa untuk mencapai kualitas dirinya karena dia belajar dengan tekun.
saya tidak setuju UN diadakan lagi, ANBK sudah lebih baik dengan asesmen yang lebih menyeluruh.
Kalo gak lulus di mapel tertentu ya dianggep gak lulus aja di mapel tsb, bukan gak adil. Ya jelas adil itu konsep UN, yg gak adil itu mbocorin soal UN secara terstruktur, sistematis, dan masif.
Faktanya sebaliknya... teorinya bagus.. dilapangan gagal... Emang harus ada standarisasi..un harus ada
INTERVIEWWERNYA mangut2 saja....oooo gitu ya buk...betul ya buk...
Ini seperti pembicaraan satu arah....gak ada kontranya...
Wkk betul. Kurang wawasan. Jadi kurang menggali info. Ya setuju hmm. Pendengar budimnan.
Di kasi pilihan aja, yang mau ikut UN silahkan, yang tidak juga bisa.
Kalau bicara tentang kualitas dan motivasi belajar,
apakah ada sekolah yang kualitas dan motivasi muridnya tetap tinggi?
Jawabannya ADA, bahkan tamatannya melanjutkan ke luar negeri juga banyak.
Ga tegas
Bener bgt bu retno....
Terima kasih ibu2, menjadikan saya paham
cukup dengan pengesan sistem kenaikan kelas, udah pasti anak anak mau belajar
Setuju
...Bu...,❤
Sejak UNBK diterapkan, objektivitas hasil ujiannya dapat dipertanggungjawabkan, dan ujian bukanlah satu-satunya kriteria kelulusan. Jadi ujian sangat perlu agar menumbuhkan semangat berkompetisi sejak dini.
UN sangat penting diterapkan,,!!
Bukti nyata dilapangan,,Tanpa UN siswa sekarang jadi malas belajar,,dan siswa cuma fokus bermain main saja,,!! Menyebabkan kecerdesan siswa menurun,,!!
Yg di cari ank yg pintar di dlm kehidupan sosialnya ,karna kelak dia bs mandiri dlm kehidupannya,tdk tergantung pd org lain,mengasah bakat dan ketrampilan lebih utama,karna tdk semua ank pinter di akademik,sy punya adek perempuan yg tdk pinter, lulus smp tdk lanjut ke sma,ibu sy memasukkan dia les nari dan jahit,skrg dia jd guru nari profesional, ngajar di byk sklh,bs menciptakan tarian kreasi dia sendiri,membuat kostum nari sendiri,punya pegawai ,menyewakan kostum nari dan make up,penghasilannya 1 bln bs belasan sampai pulihan juta,dlu dia gk bs msk sma negeri karna nemnya cm 23,gk lulus,Alhamdulillah sy punyanibu yg hebat dia tdk marah,tp ttp mendukung adek sy,pengalaman itu yg buat sy tdk setuju UN menentukan kelulusan,tiap org berbeda,UN memaksakan tiap orn hrs sm,terimakasih
@@PujiAstuti-ek6rf Ya kalo anaknya lebih pinter nari atau kerajinan kenapa dulu gak dimasukkan ke SMK dengan jurusan Seni Tari? Ujian Nasional tetap penting. Btw saya dulu pas SMP-SMA lemah di matematika, tapi bukan alasan untuk ga belajar. Nilai UN Matematika saya di SMA hanya 79, tapi nilai UN Ekonomi, Bahasa Inggris, dan Geografi saya tertinggi seangkatan (dapet nilai 96-98). Materi di UN juga berguna karena keluar di tes SBMPTN (tes masuk univ negeri). Intinya UN itu bisa belajar & diusahakan.
Dulu ada UN juga banyak anak malas dan bodoh
Coba cek lagi, anak² malas karena apa ?
UN solusinya ?
Di negara maju ujian gak seperti UN.
@@Krisna-iv6lb
UN dan segala bentuk ujian lainnya sangat penting,,!! Tujuan untuk memotivasi siswa semangat belajar,,,dan juga turut memotivasi guru dan ortu siswa untuk mendorong siswa semangat belajar,,!! Tanpa UN dan jenis ujian lainnya, bukan cuma siswa saja menurun semangat belajar,,!!, Semangat guru dan orangtua siswa juga turut menurun untuk mendorong siswa semangat belajar,, karena guru dan ortu siswa taunya,, semua anak pasti lulus atau naik kelas semua,,itu fakta pengaruh pisokologis,,!!
Itulah yang membuat siswa sekarang malas belajar dan maunya cuma bermain saja.!!!
Trimakasih atas informasinya.setuju bu
Harusnya bukan di tolak Ujian nya...tapi di perbaiki penyelenggaraannya sehingga minim kecurangan....
saya tidak setuju UN diadakan lagi, ANBK sudah lebih baik dengan asesmen yang lebih menyeluruh.
Masalahnya ada pada assesmentnya mau seperti apa? Standar yg mau di capai seperti apa? Klo yg akhir² ini sistem yg dipakai tanpa UN, malah banyak katrol nilai raport. Siswa cenderung pasif. Klo mau Adil pakai sistem unbk seperti masuk kampus negeri untuk seleksi masuk sekolah selanjutnya.
Dengan tidak adanya UN, sekolah berlomba-lomba membuat nilai tertinggi, padahal sesungguhnya siswa tersebut hanya memiliki nilai yang standar
UN tetap harus ada karena jadi STANDAR KEMAMPUAN,DAN KESERAGAMAN MATERI PEMBELAJARAN.Tapi jangan dipakai SATU SATU syarat kelulusan.Dan UN harus jujur jangan ada kecurangan. Sekarang tanpa UN ada sekolah ,guru tidak mengajarkan secara lengkap,sak tekane.
saya tidak setuju UN diadakan lagi, ANBK sudah lebih baik dengan asesmen yang lebih menyeluruh.
@AGUNGPRIYAMBODO-v6z Apa hasil ANBK ?
Pernah nonton quiz di TV ada peserta2 yg mengeja saja tdk bisa, nama pahlawan tdk tahu, galaksi itu apa tdk tahu, bhkn kata2 bhs Inggris simpel sj tdk tahu. Pdhl smua itu pelajaran dasar di SD-SMP yg puluhan thn lalu sdh ada. Mau heran tp itu fakta..
Dunia nyata bukan teori bu. Sy produk pendidikan jadul dari SD-Kuliah, sy rasakan manfaat sistem ujian bhkn smp kini. Dunia kerja bisa dibilang tiap hari itu "ujian". Sy bergelut dgn olah data, tentu bnyk terkait dgn kemampuan verifikasi fakta, kalkulasi angka dan analisa. Salah sedikit sj fatal akibatnya, bisa ngaruh ke periuk nasi org banyak. Kalau ibu merasa kasihan pd anak2x krn UN , apa ibu ngga kasihan jk anak2 yg kurang digebleng ini di masa dpn mentalnya ngga kuat dgn kerasnya realitas kehidupan? Ngga ada instan bu, ngga ada itu zonasi. Msk kerja jg hrs ikuti mcm2 tes. Saat lolos kerja, dari hari 1 sj sdh dinilai . Setiap tindakan kita bisa berpengaruh bagi diri sendiri & org bnyk krn dunia nyata itu bkn kisah dongeng yg selalu heppy ending bu.
Sangat bagus. 👍
UN,harus ada agar tidak terjadi manipulasi nilainya UN nilai murni dari anak ,shingga guru dlm mengajar ada dedikasi bagaimana agar siswa mndot nilai UN setinggi tingginya ,siswa mau bljr secara maksimal lh a sekarang hanya ujian sekolah siswa sangat santai sekali sehingga siswa berpanpat walaupun tidak belajar mesti lulus /naik
UN wajib dilaksanakan kembali. Akibat dari tidak ada UN sebagian besar siswa tidak ada minat belajar kerna mereka udah tau pasti lulus. Guru guru pun tidak dihargai mengajar di dalam kelas.
UUJIAN NASIONAL SEBAGAI STANDAR masional td usah utk kelulusan, biar keliatan mana yg pintar dan lebih pintar
UN sangat penting untuk meningkatkan mutu pendidikan, karena siswa ada motivasi belajar
Setiap proses belajar mengajar itu harus ada capaian pembelajaran.....proses pembelajaran....dan harus diketahui hasil pembelajaran.... apapun bentuknya...
Jika proses belajar mengajar berlangsung dengan baik maka hasilnya minimal 90% yg lolos.....dari seluruh peserta didik....
Saya seorang guru sdh 23 th bertugas, sy lebih cenderung UN kembali diadakan tp tdk mnentukan kelulusn agar siswa ad motivasi belajar, nilai UN itu menjadi nilai murni saat kelulusan dn sulingjar ttp ada untk melihat kondisi sekolah
Kalo menurut saya UN (Ujian Nasional )ada lagi ga jadi masalah, hanya konsep dan juknisnya harus beda dari yang dulu jadi bukan patokan kelulusan is Oke, tapi syarat patok masuk Fakultas, jadi anak2 itu kalo mau masuk fakultas yang di inginkan anak itu bisa melakukan UN untuk nilai kembali, kalo ujian oleh pihak sekolah kami jujur tidak setuju 😅😅😅, kalo sekolah Swasta bisa lebih malassss🙏
Un perlu untuk memacu gu4u tuk mengajar dng baik.Un itu mendorong pendidik untuk mengajar sesuai profesinya.untuk kelul7san ditentukan sekolah.
Justru UN harus ada tapi bukan persyaratan kelulusan 100% tapi sebgai tolak ukur
Dan harus dilaksanakan sejujur-jujurnya
Dari dulu orng² yg nolak UN itu kaya yg gak mau upgrade .memang sudh ada ANBK tapi kenapa terkesan tidak serius ,mau tidk mau suka atau tidak suka belajar itu perlu keseriusan dan tekanan tertentu
Yg rame juga dimedsos universitas luar negeri katanya gk mau nerima dari Indonesia karena gk ada UN nya
Ini yg di podcast juga harusnya melihat klo mau pake SIM aja hrus ujian, CPNS ujian, jadi perangkat desa ujian, semua harus diujikan.
Lah lulusan SMA/SMK lulus lulus doang mentalnya nolll
Anak-anak lebih cerdas pasti ngasihnya second akun instagramnya ke guru karena takut ketahuan gaya bahasa mereka yang suka berkata kasar, indikasi bully, body shaming, dll.
UN ditiadakan maka hilanglah jiwa kompetensi para siswa karena mereka sudah pasti naik kelas dan lulus
saya tidak setuju UN diadakan lagi, ANBK sudah lebih baik dengan asesmen yang lebih menyeluruh.
UN penggantinya adalah A N B K sama sama alat pengukur keberhasilan siswa belajar,tapi kelebihan A N B K hasilnya bukan salah satu syarat kelulusan siswa, syarat kelulusan diambil dari berbagai sumber seperti dari ulangan formatif,ulangan tengah semester dll. Dan mengenai banyak anak sudah kelas 4'5 belum bisa baca atau perkalian itu lemahnya dari k k m nilai syarat kenaikan anak terlalu tinggi, misal nilai sarat nilai anak paling rendah 65, 70, 75,padahal anak anak di kelas itu bermacam macam , sehingga mau tidak mau nilai anak mengikuti nilai k k m yang sudah ditentukan,sebaiknya nilai terendah syarat kenaikan seperti dulu yaitu nilai 60 sehingga akan menjadi motivasi anak untuk belajar jadi akan kelihatan anak yang rajin belajar dan yang malas belajar,kalau k k m nilai tinggi anak yang malas belajar dan rajin belajar nilai hasil belajarnya akan kelihatan tidak jauh beda,sehingga anak yang malas belajar akan tenang tenang saja.Dan mengenai buku paket anak sebaiknya kembali pada kurikulum K T S P isinya padat berkualitas buat pengetahuan anak ,memudahkan buat anak,memudahkan buat guru,jadi intinya K T S P didalamnya atau materinya sudah lengkap tidak merepotkan anak atau pun guru, apalagi guru itu disamping mengajar,mendidik,ada lagi tugas lainnya mengerjakan administrasi sekolah.
Sekolah perlu evaluasi jangan biarkan anak malas belajar akibat berdampak daya fikir rendah akhlaq turun
EBTANAS itu bukan tentukan kelulusan tapi untuk seleksi masuk sekolah negeri bu....
Tabiat manusia ingin bebas tanpa beban..... Kl tdk ada pendorong yg bersifat memaksa maka manusia akan condong memilih yg enak enak saja. Manusia dijanjikan knikmatan surga dan diancam masuk neraka Saja byk yg tdk mau shalat apalagi tdk ada ancaman neraka...... Nah begitu jg dgn UN..... Anak akan memilih tdk ada yg memberatkan
Setuju Pak,klo alasan potensi kecurangan ,yg curang curang itu dibenahi,sy yakin ga semua daerah..
Org indo emang mls mikir maunya yang gampang2 aja.....ya dicari solusinya ,tindak tegas dmn yg curang,bkn dg cari gampangnya trs no UN...
MISAL di jln bnyk pengendara motor tdk taat lampu merah,trs masak motor dilarang beredar😅
Sering bolos jg gak masalah, ujung2nya ttp naik kelas kok .. t4i emang otak siswa jaman skrng
Kami ingin para guru cerdas agar anak cucu kami bisa jadi cerdas. TAPI selama ini para guru dibo dohi oleh pemerintah bersama DPR RI. Makanya sebagian besar guru takut dengan ujian. Mereka tidak siap menghadapi Ujian Nasional. Mereka TIDAK mampu menyiapkan anak cucu kami untuk jadi cerdas. Satu orang guru yang TAKUT UN, puluhan sampai ratusan peserta didik akan dirugikan. Satu juta guru yang takut UN maka puluhan juta sampai ratusan juta peserta didik akan dikorbankan. Jadi jika UN ditiadakan maka mutu pendidikan nasional tidak meningkat.
@rasulhamidi772 justru kebalikan, sebagian besar guru ingin ada UN
@@kimjongun007
Kami berharap kepada para guru yang TIDAK mampu menyiapkan peserta didik menghadapi UN, mundur saja sebagai guru Kalian sangat merugikan anak cucu kami.
Betul pendidikan di sekolah dipaksakan anak anak harus menguasai semua ilmu karena orang cerdaspun tidak mampu memborong ilmu 😅
Sebagai Guru SD.saya sepakat tdk dilaksanakan UN,karena penuh dgn kebocoran, UNBK saja..lbh baik
saya setuju UN ada agar kualitas SDM kita baik .... tidak hanya sikap yang baik ... tetapi kualitas pengetahuan juga sangat penting .... tidak semua anak tahu potensi yang dimiliki untuk itu perlu ada yang menggalinya ... yang tidak disukai anak bisa jadi itu adalah hal yang terbaik buat dirinya ... ibarat jamu akan terasa pahit, karena itu baik untuk dirinya, maka orang tetap meminumnya.
Tidak ada hubungannya kualitas SDM dengan UN, ada atau tidaknya UN kualitas pendidikan tetap saja rendah. Sulit untuk saya jelaskan masalah pendidikan di negeri ini disini, masalah pendidikan di negeri ini terlalu kompleks.
Terlalu dangkal, tak sesimpel itu
Berkualitas dengan UN ???
Kami ingin para guru cerdas agar anak cucu kami bisa jadi cerdas. TAPI selama ini para guru dibo dohi oleh pemerintah bersama DPR RI. Makanya sebagian besar guru takut dengan ujian. Mereka tidak siap menghadapi Ujian Nasional. Mereka TIDAK mampu menyiapkan anak cucu kami untuk jadi cerdas. Satu orang guru yang TAKUT UN, puluhan sampai ratusan peserta didik akan dirugikan. Satu juta guru yang takut UN maka puluhan juta sampai ratusan juta peserta didik akan dikorbankan.
saya tidak setuju UN diadakan lagi, ANBK sudah lebih baik dengan asesmen yang lebih menyeluruh.
Tidak perlulah ujian Nasional tapi pakai ujian rayon/lokal perdaerah. Yang buat soal guru-guru di daerah yg bersangkutan
Pakar pendidikan protes soal UN. Guru pro soal UN. Yg berhadapan langsung dng siswa, pakar atau guru .....
UNBK, yg ikut hanya sebagian siswa dan tidak ada efek jangka panjang kedepannya
Yang aku tahu, sejak th 2015 nilai UN tidak menjadi satu2nya penentu kelulusan. Koreksi kalok salah....
Dan bahkan anak saya yg bukan anak yg secara akademis bagus, lebih suka ada UN. Krn dia bisa berusaha dan mempersiapkan diri untuk mendaptkan nilai UN yg bagus untuk mendapatkan smpn atau sman yg bagus.
betul bujab jadi penentu taoi menjadi ancaman efektif guru utk menakut2i anak2 agar mau belajar. jadi anak mnjadi ketakutan, mencari jalam pintas dan sebgainya. guru hanya taunya menakut2i tidj berusaha mencari tau mungkin anak ounya maslah dlm bljar. hanya bisa menakut2i. sperti org tua yg menghalamhi anaknya utk ke suatu tempat dgn menakuti2i ada ular di situ. padahal g ada. ini tidk adil
Assalamualikum dan selamat malam, Pertanyaan saya mengapa tidak semua siswa di ikutkan ANBK, sedangkan orang tua merasa anaknya tidak dianggap. Sedangkan ANBK itu bukan siswa yg mengerjakan ,melainkan harus dibantu protor karena tidak mampu mengoprasikan perangkat.
Cobalah Bu Retno terjun langsung ke pelosok tanah air ,Biar tau seperti apa keadaan .Bicara itu mudah namun membuktikan ,melaksanakan di lapangan tak semudah anda berbicara. Mohon ma,af tidak semua sekolah cukup media Ibu 🙏.
Diadakan ujian nasional dengan di sesuaikan dengan tingkat literasi dan numerasi dan dengan standar nilai 3,0 sehingga tidak memberatkan siswa kecuali siswa berkebutuhan khusus yang sekolah di sekolah normal
Terserah mau UN atau tidak, yang penting pendidikan adab didahulukan.
Boleh saja UN ada tapi untuk asesment point2nya ada soal bentuk Literasi, numerasi dan poiint lainnya. Ini untuk membantu siswa mengukur kemampuannya..Dan untuk siswa SMA kemampuan ini harus diperkuat dan disinkronkan dwngan tes masuk di perguruan tinggi.
Guru yg PPG harus mengikuti UP, klo mereka malas2an siap gak lulus. Mendapatkan serdik butuh motivasi.
kenapa ibu ga setuju , apa ibu salah satu yg dulu gagal un
sekarang guru harus mengajar didalam kelas, bukan nengasih tugas lewar wa , trus guru bisa kemana mana ,
guru harus dikelas mengajar, biar anak2 tau arti sebuah pelajaran.
disini kelihatan dimana letak kelemahan seorang murid. guru harus berperan penting dalam mendidik murid .
Sy uda tau anak product UN,dan tanpa UN,yg tanpa UN bikin pusing ortu,malesnya merembet ke sektor lain...
True story,dg UN itu bentuk tanggung jwb anak.
Un penting jg... Cmn jangan nilai jangan jadi penghambat kelulusan ataupun untuk melanjutkan ke jenjang di atasnya..
Karna nilai di sekolah tidak jadi penentu untuk bisa menjadi profesional nantinya di saat dia bekerja.
Zonasi intinya adalah berebut kursi sekolah negeri spt un....
Bedanya, zonasi itu bkn berdasar prestasi belajar, sedangkan un berebut sekolah negeri berdasar nilai prestasi belajar.....
Akibatnya adalah jk menggunakan zonasi, mk sekolah2 negeri tdk hanya diisi anak2 berprestasi, anak2 pintar dipaksa utk sekolah swasta....
Jadi biasanya sekolah2 negeri ingin menggunakan un....
Sekolah2 swasta ingin menggunakan zonasi, walau ia sendiri tdk mau menggunakan zonasi.....
Selain itu...
Jika pelaksanaan un bersih dr kebocoran dan dilaksanakan dng komputerisasi spt tes cpns, maka un adalah cara yg tepat utk ppdb atau penerimaan maba ptn....
Menggunakan nem utk ppdb dan tes masuk ptn...
Sedangkan zonasi itu lbh rawan kecurangan dan sdh umum dibisniskan dng byk cara....
Oleh sebab itu un hrs digagalkan, agar ppdb bs dibisniskan....
😂😂😂
Betul
yang jelek itu orang berprestasi kurang dihargai pada jenjang berikutnya,bukan zonasi yang harus didahulukan tetapi prestasi(itu yang harus diperhatikan.Cara masuk ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi itu yang jadi perkeliruan/banyak yang main di sana,Adapun kekurangan dari UN, jika ada perkeliruan itu maka sekolah dapat mengajukan masalahnya agar bisa diselesaikan lewat jalur khusus(maka waktu UN dan kelulusan harus cukup waktu). Penilai harus ada Dewan ETIK dari Dewan yang sudah ada.
UN tidak perlu jika hanya dijadikan alat kelulusan
Hanya fomalitas.. karena ada joki
Selama ini ada lomba antar BSNP dan Panitia Pelakasan Ujian di Sekolah
Soal dobel, ganil genap.... ada joki ganji genap
Meningkat jadi soal 5 soal yang berbeda, masih ada joki dan bocor..
Sampai akhirnya satu ruang 20 soal yang berbeda.. masih saja tidak jujut...
Kenapa
Karaena masing sekolah pining melulskan 100%... yang jadi korban adalah anak.. gak usah belajar karena nanti ada yang ngajari..
Baik jika sepertai EBTANA di era orde baru..
Makanya Bu,guru di kota2 harus mau ngajar di desa2 dan di pelosok,jgn mau nya di kota terus,itu lah yg membuat pendidikan kita ni TDK merata di Indonesia , contoh Vietnam , daerah nya sama dgn kita jg,tp pendidikan merata,Krn guru kota sama guru desa sama levelnya,guru didesa dan di pelosok harus lebih besar di banding guru di kota,biar semangat ngajarnya, Vietnam bisa kita harus bisa
Mohon maaf ya Bu, belajar online telah banyak memenuhi kebutuhan akademis anak bangsa Indonesia terutama korban bullying. Jangan di-underestimate.
Tanpa UN, bgmn mengukur standart Nasional, bahkan Lulusan indonesia di negara tetangga sj meragukan bahkan menolak lulusan indonesia utk melanjutkan pendidikan di LN
Hallo Bu...Kalau gak ada UN itu gurunya keenakan.
Dengan UN lebih banyak dampak positipnya bagi siswa
Gunakan instrumen ANBK sebagai UN yang harus dilalui oleh seluruh siswa bukan hanya sampel beberapa siswa untuk satu sekolah sehingga, guru punya tuntutan untuk meningkatkan kualitas diri.
UN itu urgen. Banyak siswa/i SMP tidak membaca karena UN dihapus. Jika UN masih ada maka permasalahan ini TIDAK akan ada. Jika UN ada maka semua peserta didik akan lebih giat belajar tentu akan meningkatkan mutu pendidikan nasional. Jika UN ditiadakan maka akan pesimis karena mutu pendidikan nasional TIDAK akan berkualitas tinggi. Hasil UN hanya akan digunakan seleksi PPDB dan pemetaan. Setiap tahun PPDB bermasalah karena.menimbulkan kecuriagaan. Jadi hasil UN sebaiknya digunakan untuk seleksi PPDB.
saya tidak setuju UN diadakan lagi, ANBK sudah lebih baik dengan asesmen yang lebih menyeluruh.
@@AGUNGPRIYAMBODO-v6z
Baca dulu dengan teliti sebelum menanggapi komentar agar anda TIDAK dinilai TIDAK cerdas, bro. Sikap anda ini akan memperbanyak siswa/i SMP yang TIDAK bisa membaca akibat UN diganti dengan AN, bro.
Masalahnya di karakter pwngawas UN, bukan d UN... sebagai seorang guru UN sangat memotivasi siswa untuk belajar, pemerintah harus memberikan sanksi yang tegas untuk orang yg melakukan kecurangan pada UN baik sekolah, siswa ataupun guru.
Ujian nasionalpun jika tidak jujur yaaa sama saja malah menghabiskan banyak uang, yg pokok itu yaa gurunya serta pengawasannya.
Sekarang ibu bisa lihat, apa yang terjadi di sekolahan setelah tidak ada UN, anak jadi malas belajar,.
anak malas belajar juga belum tentu karena tidak ada UN banyak faktor lain
UN diperlukan, untuk kualitas lulusan sekolah di Indonesia. Tetapi praktek nya memang perlu diawasi agar tidak ada kecurangan, jual beli jawaban, dll
UN ITU MEMBERI MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN MEMBERIKAN TANTANGAN BAGI GURU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MENGAJAR.
UN ITU DPAT DIGUNAKAN UNTUK MENYATUKAN BANGSA.
UN ITU UNTUK MENGUKUR DISPARITAS KUALITAS PENDIDIKAN.
KELEMAHAN UN YANG LALU ITU PADA SIKAP PEJABAT YANG HANYA MELIHAT ANGKA ANGKA HASIL UN SAJA
KESALAHAN UN YANG LALU ITU ADA TARGET HASIL YANG SAMA UNTUK SEKOLAH YANG BERBEDA DALAM 8 STANDAR PENDIDIKAN.
HARUSNYA SEKOLAH YANG TER AKREDITASI A TARGET HASIL UN NYA TIDAK SAMA DENGAN SEKOLAH YANG TERAKREDITASI DIBAWAH A.
HARUSNYA ADA KISI KISI UN NASIONAL YANG SAMA SUPAYA TIDAK ADA MAIN TEBAK TEBAKAN. SEPERTI PENDIDIKAN DI PESANTREN KLO NGAJI NYA HAFALAN JURMIAH MAKA UJIANYA YA SEBATAS HAFALNYA DULU BUKAN PENERAPAN NYA.
Heiiiii... Pada kenyataanya, Ujian CPNS dan Ujian Kedinasan Juga perlu pemahaman yang mendalam terkait TIU,TWK, Dan TKP. jadi TDK masalah juga kalo adakan UJIAN NASIONAL supaya mengukur kemampuan anak sejak Dini. Agar supaya anak TDK merasa Takut disaat adanya Tes CPNS nnti.
Saya sebagai guru setuju adanya Ujian nasional. Krna melihat pada kenyataanya ini, jika diterapkan Deep learning melalui minat anak, apakah nnti pasal tesnya anak. Hxa di sesuaikan dgn kempuan anak? .
Kan TDK mungkin sekali.
Saya setuju ujian nasional setiap kebijakan semakin berubah supaya ada tulak ukur siswa resiko lulus tidak itu buk kalau skg ini siswa banyak bisa baca naik kelas,tidak baca matematika naik kelas dan lulus ,karna guru dikarenakan ada tekanan harus naik dan lulus sehingga siswa tidak beretika dan sopan santun
Faktor utama itu guru nya. Seberapa peduli guru trhadap pendidikan. Lebih takut skolah nya dapat nilai jelek akhirnya berlomba2 katrol nilai
UN itu perlu diadakan untuk melihat dimana posisi kita. Kalau memang nilai pendidikan formal kita nggak bagus ya kita bisa evaluasi diri sendiri kira2 skil apa yang sebaiknya kita optimalkan dalam diri kita untuk menghadapi kehidupan di dunia nyata. Bukan seperti sekarang banyak ordal dan nilai yg dikarang karang sehingga banyak yang kecerdasan intelektual nya kurang, kecerdasan beretika nya kurang (tidak punya sopan santun) tapi lulus sekolah langsung ngajar, langsung jadi guru. Terus mau jadi apa bangsa ini? Tolong adakan UN agar orang2 yg didalam profesi nya memang dituntut harus pandai secara akademis ya pandai sehingga negara ini menjadi negara yg bermutu, berkualitas. Bukan negara yg amburadul. Karena pengalaman sebagai murid ada guru bahasa Inggris yg tingkat kepandaiannya kalah dari muridnya. Padahal beliau adalah guru SD. Alhasil anak jauh lebih percaya guru lesnya ketimbang guru disekolah. Beruntung pada waktu itu saya masih generasi UN jadi dalam belajar anak sangat berlomba2 dan semangat dalam mencari sumber sehingga dapat mengoreksi gurunya yg kurang tepat.
Teteplah ada UN, agar ada indikator utk bisa di ukur sehingga bisa digunakan sebagai data evaluasi guna perbaikan kedepannya, akan tetapi bukan penentu kelulusan, klo takut akan adanya kecurangan, emg dg tdk adaanya UN yakin tidak ada kecurangan? Wong salah satu indikator kelulusan "minimal sikap terkategori baik" Bahkan cukup baik sja belum bisa diluluskan, fakta di lapangan? Banyak anak yg sikapnya dibawah baik, bahkan kurang, bahkan darurat moral, trs anda paksa kami tulis di rapot siswa kategori sikapnya baik? Karena anak hrs naik kelas? Apakah itu bukan kecurangan yg masif? Fokus sajalah pendidikan moral, akhlak, adap dan budaya dr kelas 1-3 SD, jgn fokus berhitung dan membaca dlu, jika pondasi berbudi pekerti luhur yg sebagai pondasi sudah tertanam..bisa tu UN diadakan, insyaallah semua jujur.. Hasilnya bisa dijadikan tolok ukur dan bahan evaluasi kedepannya, jgn apa² naik kelas, apa² lulus, iy bener banyak yg lulus tp kurang berkualitas, jika mentingin kuantitas dr pd kualitas..siap² sja bukannya dapat Indonesia emas yg ada Indonesia cemas
Klo ad UN Seluruh gurunya jg hrus d uji n orangtua wajib Tau. Hrus uji trtulis krena itu yg lbih objektif.
Sy GURU 28 tahun tp bukan PAKAR.
Sy setuju UN walau TDK jd acuan kelulusan.
Saya dukung bu tdk ada UN.
Saya praktisi pendidikan merasa UN tidak mengukur daya serap siswa yg bervariasi di setiap daerah di Indonesia dan logikanya aneh siapa yg mengajar, siapa yg menguji.
UJIAN itu emang harus ada
Buat bencmarking sampai mana kemampuan siswa itu
Tapi memaksakan siswa harus pandai semua mata pelajaran itu yang gak masuk akal
.
.
Nggak akan ada orang yang ahli matematika fisika kimia tapi pinta sejarah seni dan sebagainga
Dan sebaliknya sorang seniman pasti kesulitan menghitung aritmatika lanjutan
Pertanyaannya untuk ntuk mengetahui kompetensi seseorang tanpa ujian terus bagaimana ❗❗❓❓
untuk masuk perguruan tinggi atau pegawai harus melaksanakan ujian dgn grade tertentu 😅😅😅😅😅 ini bertolak belakang dgn kebijakan yang dibuat di negara ini
Ada UN atau tidak? Tapi lihatlah fakta di lapangan. Anak2 sekolah santai, nongkrong, rebahan bahkan tidur di kelas meski ada gurunya. Saya juga pernah sekolah. Jika saya malas belajar resiko buat saya jika saya TIDAK LULUS. Pendidikan jangan dibuat main-main !!!
anak malas belajar juga belum tentu karena tidak ada UN banyak faktor lain, sudah ada ANBK yang mewakili penilaian sekolah tidak hanya literasi dan numerasi siswa tetapi juga ada survey lingkungan
Setuju UN, hanya mungkin yang dibahas, adalah sistem penilaiannya. Peta mutu secara Nasional pasti.
saya tidak setuju UN diadakan lagi, ANBK sudah lebih baik dengan asesmen yang lebih menyeluruh.
Perlunya kolaborasi antar guru dengan sungguh2 guna menyelesaikan masalah pengajaran yang terjadi dilapangan