Catatan Pendidikan Indonesia: Evaluasi, Solusi, & Ekspektasi | Satu Insight Episode 50

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 23 июл 2024
  • Video ini Satu Persen persembahkan sebagai bentuk kepedulian anak bangsa terhadap pendidikan di Indonesia. So, tonton videonya sampai habis, ya!
    00:00 Prolog
    01:12 Part 1 - Pros & Cons Pendidikan Indonesia
    04:59 Part 2 - Peluang & Potensi Pendidikan Indonesia
    07:36 Part 3 - Apakah Pendidikan Indonesia Siap Menyambut 2045?
    09:40 Part 4 - Harapan & Ekspektasi Pendidikan Indonesia di 2023
    11:55 Epilog
    Pengen tau isi kurikulum Satu Persen? Akses di sini:
    satu.bio/kurikulum-satupersen
    Suka nunda-nunda pekerjaan? Cek level prokrastinasi disini yuk:
    satu.bio/tes-prokrastinasi
    Mau worksheet Satu Persen GRATIS? Klik link ini ya:
    satu.bio/free-worksheet
    Selain itu, lo juga bisa akses playlist satu insight lainnya di sini:
    satu.bio/playlist-satu-insight
    Dan buat lo yang pengen diskusi bareng Perseners lainnya, lo bisa banget ikutan grup komunitas kita di link berikut ini: satu.bio/komunitas-perseners
    References:
    1) Statistik Pendidikan (Indonesia) 2021
    www.bps.go.id/publication/dow...
    2) Country overview of the education system (EAG 2022)
    gpseducation.oecd.org/
    3) Education at Glance 2021: Finland
    www.oecd-ilibrary.org/sites/2...
    4) Belum Ideal, Rasio Murid-Guru di SMK Timpang
    databoks.katadata.co.id/datap....
    5) Rapor guru dalam hasil uji kompetensi
    lokadata.id/artikel/rapor-gur...
    6) The hard truth: Challenges of primary education in rural and remote Indonesia
    blogs.worldbank.org/eastasiap...
    7) Countries in the world by population (2022)
    www.worldometers.info/world-p...
    8) Countries with Declining Population 2022
    worldpopulationreview.com/cou...
    9) Daya saing tenaga kerja Indonesia masih ketinggalan! Yakin siap bersaing di era MEA?
    sertifikasiku.com/daya-saing-...
    10) Siapkah Kamu jadi Generasi Emas 2045
    indonesiabaik.id/infografis/s....
    11) Angka Kehamilan Tinggi kala Pandemi
    news.unika.ac.id/2021/01/angk...
    ━━━━━━━━━━━━━━
    APA ITU SATU PERSEN?
    ▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀
    Satu Persen-Indonesian Life School adalah startup pendidikan yang mengajarkan tentang pengetahuan dan kemampuan penting dalam hidup yang belum diajarkan di sekolah dan masyarakat luas.
    1) Konsultasi dengan Mentor: satu.bio/mentoring-satupersen
    2) Konseling dengan Psikolog: satu.bio/konselingpsikolog
    3) Webinar, Workshop dan Bootcamp: satu.bio/webinar-kami
    4) Kelas Online: satu.bio/kelas-online-kami
    ━━━━━━━━━━━━━━
    BUSINESS INQUIRIES
    ▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀
    Email : partnership@satupersen.net
    Speaking Engagement: satu.bio/satumitra-yt
    Content Collaboration: bit.ly/satumitra2
    In-House Training: satu.bio/inhouse-yt
    ━━━━━━━━━━━━━━
    SOCIAL MEDIA UTAMA SATU PERSEN
    ▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀
    Instagram Satu Persen: satu.bio/igsatupersen
    Twitter Satu Persen: satu.bio/twitterofficialkami
    LinkedIn Satu Persen: satu.bio/linkedin-kami
    ━━━━━━━━━━━━━━
    SOCIAL MEDIA LAINNYA
    ▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀
    Instagram Satu Persen for Career: satu.bio/kenali-spforcareer
    Instagram Buku Self Knowledge: satu.bio/buku-self-knowledge-...
    Instagram Mental Health Training: satu.bio/bmht-instagram
    Instagram Cerita Konsultasi: satu.bio/cek-ceritakonsultasi
    ━━━━━━━━━━━━━━
    TIM PENYUSUN VIDEO
    ▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀
    Scriptwriter: Danang C. Andaru
    Audio Editor: Ananda Luchiano
    Video Editor: Ananda Luchiano
    Presenter: Ifandi Khainur Rahim
    Thumbnail Designer: Jovan Hendriawan
    ━━━━━━━━━━━━━━
    Jangan lupa like, comment, share, dan subscribe ya!
    Kalau lo mau drop saran soal topik, lo bisa ke link ini:
    satupersen.net/page/content-d...
    Satu Persen
    Lebih Baik Setiap Harinya
    #SatuPersen​ #SatuInsight #pendidikan #pendidikanindonesia #evaluasipendidikan #evaluasi

Комментарии • 1 тыс.

  • @mazmuz987
    @mazmuz987 Год назад +522

    Gw mau sharing pengalaman gw soal mindset "Salah jurusan, gka sesuai minat" dsb dsb,. Pengalaman gw related banget sama yg namanya "salah jurusan". Tapi, kenyataannya berbanding terbalik sama ekspektasi gw yg negtif. Gw malah ibarat terselamatkan gara-gara salah jurusan ini.
    Awal masuk kuliah gw merasa salah jurusan karena jurusan yg gw ambil gak sesuai sama minat gw.
    Gw mikir buat terusin aja, karena kalau gw keluar/pindah juga gak menjamin keinginan gw, jadi gw milih yakinkan diri aja ya kan.
    6 semester berlalu, dan belum ada rasa yang signifikan dari minat gw. IPK gw juga naik turun dan kalau dibandingkan sama rata-rata ikp temen seangkatan itu gw di bawah rata rata.
    Sampai di sini, di suruh ngajar aja gw ogah-ogahan... takut, minder, dsb.
    Sampai di suatu titik, di semester 7 dimana gw menjalani PLP (Praktik Latihan Profesi). Gw mau gak mau datang ke sekolah negeri dan membantu guru di situ (dan juga ngajar pastinya). Dan tebak apa yg terjadi? Gw seolah di hadapkan dengan ribuan potensi gw yg selama ini tersembunyi. Yg selama ini gw anggap gak bisa, pas udah terjun di lapangan, ternyata semua ilmu itu gak ada yg sia sia... ternyata gw cuma perlu 'sekop' untuk menggali potensi yg udah gw bangun selama 7 semester.
    Setelah PLP gw jadi nyesel, bukan karena nyesel salah jurusan, tapi nyesel karena pernah mikir kenapa salah jurusan, padahal sebenarnya gw sedang di tempa ke arah yang bener-bener sesuai dengan passion gw.
    Sekarang, gw semester 8. Yg awalnya gw pikir gw gak bakal bisa lulus tepat waktu, sekarang gw udah habis teori dan baru baru ini, salah satu dosen gw pun menunjuk gw menjadi salah satu asisten dosen.
    Gw jadi semangat buat belajar lebih lanjut tentang bagaimana membangun pendidikan, termasuk video ini gw klik atas kemauan sendiri, ingin mencari jawaban. Seandainya gw ketemu video ini pas masih semester 6, mungkin video semacam ini bakal gw skip secara instan.
    Pola pikir gw berubah ketika gw dimintai bantuan secara langsung di lapangan, keadannya asli, bukan settingan.
    Jadi yg mau gw tekankan adalah, yang namanya salah jurusan itu sebenarnya lebih ke; berani kah kita menjadikan ini untuk menggali potensi lebih lanjut?
    Boleh jadi banyak sekali orang yg ternyata membutuhkan orang seperti kamu lebih dari yang kamu tahu, (karena ini yg gw rasakan).
    Mindset gw berubah dari "Apa yg gw butuhkan di jalan ini" menjadi "Apa yg orang lain butuhkan dari gw melalui jalan ini"
    Kalau dari sudut pandang agama, Ikhlas saja dengan semua yg Tuhan berikan, karena Tuhan maha mengetahui yang terbaik buat kamu.
    Namun, bukan berarti kita gak berhak buat pindah jurusan. Boleh - boleh aja pindah jurusan, karena itu juga hak kita. Alasannya bisa dari segi biaya, geografis, mental, dan sebagainya yg emang urrgent.
    Do'a gw sih yang terbaik buat kemajuan pendidikan di Indonesia, semoga semua impian bisa terwujud.
    Maaf kalau kepanjangan hehe, pengalaman kita semua memang beda-beda, tapi inilah pengalaman gw

    • @sheefayahmad8882
      @sheefayahmad8882 Год назад +25

      Pengalaman yang sangat indah dengan sudut pandang baru yang jarang terlihat namun terkadang begitulah realita kehidupan yang terjadi. Komen terbaik yang pernah aku lihat di youtube.

    • @fikrisuryapratama97
      @fikrisuryapratama97 Год назад +5

      Pengalaman kita sama banget

    • @NVM3
      @NVM3 Год назад +12

      Bisa dimengerti dari sudut pandang mahasiswa tingkat akhir.
      .
      Mereka yg merasa salah jurusan kupikir masih mampu lah untuk beradaptasi, masalah selanjutnya yg lbh besar adalah setelah lulus, ya tingkat lapangan pekerjaan yg sempit, saling sikut saling jilat.
      .
      Betapa besar minat & potensi mu tapi perut juga harus di isi, sedangkan setiap tahun berapa ratus mahasiswa baru yg dicetak.
      Berapa banyak yg kerja lewat jalur KKN(Korup, Kolusi, Nepotism)?
      .
      Ya km pasti masih bisa optimis & berpendapat rejeki tak akan tertukar.
      Semoga orang² baik sepertimu yg benar² punya niat baik mencerdaskan bangsa tidak kalah oleh manusia² curang

    • @mazmuz987
      @mazmuz987 Год назад

      @@NVM3
      Terimakasih masukannya, bisa jadi pegangan gw

    • @BenitoiteBaTiSi
      @BenitoiteBaTiSi Год назад +3

      kayanya saya lagi punya mindset salah jurusan sekarang masalahnya saya entah kenapa malah kayak bingung ini gimana itu gimana.

  • @faisalrochman2871
    @faisalrochman2871 Год назад +790

    Menurut gua perlu juga diwajibkan peran orang tua dalam kegiatan pendidikan anak, khususnya usia SD-SMP. Seperti peningkatan forum orang tua dengan sekolah. Bukan sekedar ttg rapat komite, study tour, pembayaran. Tapi lebih ke hal yang berdampak langsung ke pendidikan anak, seperti forum pengenalan ttg peraturan sekolah, cara mendidik anak, memahami minat anak dsb. Karena pengalaman saya menangani anak yg bermasalah itu karena orang tuanya kurang peduli dengan pendidikan anak didalam keluarga. Entah tidak peduli atau yg terlalu memanjakan anak.

    • @farahshibafadhilah9322
      @farahshibafadhilah9322 Год назад +58

      Setuju. Banyak kasus pendisiplinan anak disekolah yang nggak ditindak lanjuti oleh orang tuanya di rumah. Jadinya ya cuma sebatas tegas di sekolah. Pendidikan itu kuncinya sinergi; orang tua, guru, sekolah, siswa, dinas pendidikan, dan masyarakat sekitar.

    • @Radenayujenar
      @Radenayujenar Год назад +9

      ngga bisa, ortu yg pemikirannya 1% otomatis kalah, lagi lagi uangggggg

    • @hmm1122
      @hmm1122 Год назад +12

      Setuju banget, orang tua harus lebih partisipatif dalam pendidikan anak Indonesia

    • @dewinikki
      @dewinikki Год назад +9

      Stuju klo ortu harus ikut serta dalam pendidikan anak, tapi kedepannya bisa jadi masalah kayak jepang, kabarnya rapat komite itu membebani ortu, akhirnya sang ibu cuma bisa jadi IRT atau part time (penghasilan rendah, kemampuan ekonomi rendah pasti mikir2 buat bikin anak ke 2 & seterusnya). Kalau yg cari uang suami dan istri cuma IRT pasti bisa, tapi zaman skrg suami istri harus sama2 kerja full time krn pemasukan dr 1 pihak saja ga cukup. Rapat komite 1x per bbrp bulan mungkin masih oke, dan klo bisa dilaksanakan hari libur, bukan hari biasa. Forum juga bagus, tapi jangan dibikin jadi kewajiban, atau di adakan via online.

    • @putrisimanjuntak4550
      @putrisimanjuntak4550 Год назад +3

      Setuju bangat, karna banyak anak gak mau dengerin orang lain

  • @ainunnajib7862
    @ainunnajib7862 Год назад +1152

    Saya sebagai guru SD, yang bikin kita tidak fokus membimbing, mendidik dan dalam proses pembelajaran adalah administrasi yang banyak apalagi kalau ada tambahan tugas seperti membuat laporan BOS, Operator maupun aset. Sangat menganggu waktu guru untuk melaksanakan pembelajaran

    • @yudicupu6622
      @yudicupu6622 Год назад +16

      Ini juga salah satu penyebabnya

    • @syee797
      @syee797 Год назад +8

      @@yudicupu6622 setuju..

    • @dannuakbar565
      @dannuakbar565 Год назад +34

      ini yang menyebabkan saya mundur dari guru di sekolah formal dan beralih ke lembaga yang bermitra ke sekolah-sekolah

    • @dianasaraswatirahayu452
      @dianasaraswatirahayu452 Год назад +31

      Betul bu, klo tidak dilingkungan itu ya tidak tahu bahwa pekerjaan guru ndak ngajar saja, kerjaan lain yang nuntut untuk diselesaikan. Administrasi sekolah dan juga BOS yang sekarang tambah ribet ngurusnya. Mau ngajar jadi ndak maksimal. Ya klo mau pendidikan baik ya dibantu dong bagian administrasinya. Padahal guru SD harus nguasain semua mapel.

    • @kingabrohman4470
      @kingabrohman4470 Год назад +11

      Kalau gua yang bikin gak fokus adalah ngajar di daerah terpencil pak.. ber gelut dengan jalan yang belum layak melewati hutan muara laut dan hewan2 buas gajah liar.. ditengah hutan...

  • @rizkykw1174
    @rizkykw1174 Год назад +269

    1. Memperketat pengawasan untuk para staff guru, karna banyak guru yang males²an kadang masuk cuman absen doang atau ngasih catatan terus pergi. Guru² kyk gitu harus dikasih sanksi tegas.
    2. Menaikan gaji para guru. Masih berhubungan dengan yang pertama menurut saya guru² salah satu alasan males ngajar karna bayaran nya yang kureng, ada juga sih alasannya karna murid yang ngeselin dan susah diatur tapi ya itulah tugas guru untuk mendidik anak-anak menjadi pribadi yang lebih baik.
    3. Ubah sistem pelajaran. Saya sarankan untuk anak TK-SD bisa difokuskan untuk memperbaiki Tata Krama yang baik dan menghormati sesama.
    Untuk anak SMP sudah mulai diberikan edukasi dan pelajaran tentang bahaya pornografi, seksual dan menikah dibawah umur. Kita ambil pelajaran dari kasus kemarin².
    Lalu untuk anak SMA sederajat bisa difokuskan untuk minat bakat jangan terlalu banyak teori aneh dan hafalan, minat bakat adalah hal yang paling penting untuk kelanjutan mereka dalam dunia kerja ataupun perguruan tinggi
    4. Peran penting juga bagi para orang tua dalam mendidik sang anak.

    • @boyboyboy4719
      @boyboyboy4719 Год назад +15

      Iyalah apalagi yang kerjanya udah tetap...paham donk🤣bisanya cuma nerangin per bab...masa bodo miridnya paham apa kaga...penting udah kelar jam kerja...santuy...mau dapet bocoran ya tinggal tambah jam kerja...dapet deh bocoran soal🤣tai kek gt...yang kaga ikut les...siap"nilai jelek...di cap anak bloon...giliran nyari kerja susah...kerja pilih"...nyari nilai doank si...pinter d kelas....belum tentu sukses d kerjaan...karena duit bermain bos....fakta....

    • @rizkykw1174
      @rizkykw1174 Год назад +2

      @@boyboyboy4719 iya cuy, muridnya kan jadi gundah gulana. Nilai mereka jelek salah satu faktornya karna guru nya gak asik, gk bener² ngajarin nya. Ujungnya waktu ulangan murid² malah belajar lewat yt. Tapi kalo nilai kecil yang kecewa ya para murid, jatuhnya putus asa ngapain belajar ujung² nya nilainya kecil.

    • @syee797
      @syee797 Год назад +8

      yang nomer 3 penting banget. contoh jepang. budi pekerti udah dipupuk sejak dini. apalagi jaman sekarang moral dan adab anak" kecil bikin miris. bukan tambah baik tapi malah tambah buruk

    • @chaizafaza7071
      @chaizafaza7071 Год назад +5

      Tambahan :
      Jumlah siswa dlm 1 kelas 15-20 aja. Biar bisa lebih kehandle dan fokus.
      Kasihan klo 1 guru (tingkat SD) ngajar dlm 1 kelas yg murid nya bisa nyampe 32 siswa, apalagi luas ruangan nya tidak sesuai dgn jumlah siswa yg smpe 32, jadi kyk dijejelin gtu, ga ada ruang untuk bergerak krn udh penuh dgn bangku2 yg berdempetan.
      Dan dgn murid sebanyak itu, metode mengajar jg jadi tidak terimplementasikan dgn baik. Bayangkan aja ngajar kelas 1 SD dgn murid hampir 32, ngap2an dah, ditambah lg materinya udh mengharuskan untuk bisa memahami teks. Sedangkan bnyk lo yg blm bisa basic membaca dan menghitung. Nah disini ada gap, klo katanya di TK ga boleh diajarin calistung, tp di SD udh dituntut pemahaman (tidak sekedar membaca, tulis, hitung). Klo dgn murid yg banyak dlm 1 kelas, gimana handle per individu untuk bisa membaca tulis hitung dan memahami. Dgn murid 15-20, setidaknya bisa lebih terfokus.

    • @boyboyboy4719
      @boyboyboy4719 Год назад

      @@chaizafaza7071 entah dana kurang atau dana d korupsi...ya gini"aja pendidikan di indo...nilai jadi kunci utama...padahal yang penting itu cari tau skill yang cocok untuk anak"...jadi naik tingkat itu gak ikut temen...dari dasar aja g ada konsep...makannya ya gini"aaj...belum lagi kan masuk dunia kerja...skill yang d bangun dari bawah sampai atas tu d kumpulin buat bekal kelangsungan hidup...tapi rata"gak tentu arah...

  • @fifinafisah4866
    @fifinafisah4866 Год назад +315

    If I were Education Ministry (Jika saya menjadi menteri pendidikan) kebijakan yg coba saya terapkan adalah:
    1. Memastikan jika org2 yg ingin menjadi guru adalah benar2 ingin membagikan ilmunya, yg benar2 ingin mengajar dan mendidik generasi penerus bangsa. Agar profesi guru bukan untuk pekerjaan ala kadarnya, jd jika bukan bidangnya mohon untk tidak mengisi profesi ini.
    2. Memberikan gaji yg pantas bagi guru/dosen/guru ngaji dan segenap stekholder pendidikan yg ada dari jenjang dasar dan menengah keatas.
    3. Memfasilitasi dan berusaha menciptakan budaya senang membaca. Berdasarkan seminar yg pernah saya ikuti, salah satu cara membangun critical thinking adalah dgn membiasakan membaca sejak dini. Terima kasih satu persen atas insightnya, semoga pendidikan kita bisa lbh baik.

    • @hityo7488
      @hityo7488 Год назад +13

      Setuju utk poin 1 sama 3. Sebagai siswa SMA beberapa guru di sekolah saya susah diajak diskusi dan sekali diskusi kadang ngga berdasarkan informasi/ilmu terupdate. Padahal gurunya itu ngajarin mapel penting buat saya.
      Jadi ngga puas:(

    • @anjaswahyu6102
      @anjaswahyu6102 Год назад +17

      Kunci utamanya ada di no 2 dan pengetatan sertifikasi guru si, karena org2 skrg msh nganggap jadi guru itu semua org juga bisa dan dianggap remeh temeh krn gajinya juga ga seberapa (malah aslinya miris si klo ga nyambi ama kerjaan lain). Guru2 di Indonesia ga akan pernah bisa naik taraf ngajarnya klo taraf hidup mereka juga ga dinaikin, dan ini berimbas ke gimana performa mereka dalam ngajar anak2. Yakali guru mcm malaikat yg cmn mau dibayar pake pahala dsb, heck no. Tingkatin kualitas hidup guru dulu, hapus anggapan remeh temeh semua org bisa jdi guru dan perketat sertifikasi guru agar bisa ngehasilin guru2 dgn penguasaan materi setingkat dosen bahkan guru besar.

    • @affmhd
      @affmhd Год назад +5

      Minister kak bukan ministry, ministry kementerian.

    • @danielhandika8767
      @danielhandika8767 Год назад +2

      susah, makin tinggi pejabat makin banyak koruptor dan mafia di sekitarnya

    • @Different_Perspective05
      @Different_Perspective05 Год назад +5

      Come on girl... Sebaiknya kamu turun ke bumi dan melihat realitas yang ada. Semua itu sudah dicoba untuk diterapkan oleh para mentri dan pemimpin sebelumnya, tapi apa hasilnya...

  • @pakputra7552
    @pakputra7552 Год назад +252

    Mengapa pendidikan Indonesia sulit berkembang? (Berdasarkan pengalaman pribadi)
    1. Banyak guru yang memiliki kompetensi tidak sesuai bidangnya. Misal: lulusan SMA atau S1 jurusan lain, bekerja sebagai guru.
    2. Kurikulum yang sering berubah-ubah. Sebenarnya bagus sih demi kemajuan, tapi mari kita lihat realitanya. Ganti-ganti kurikulum seperti sia-sia karena pada kenyataannya hanya brandingnya saja yang berubah, tapi praktik di lapangannya sama. Pemangku kebijakan, dinas pendidikan, dan guru masih belum paham kurikulum yang lama, eh kok malah sudah ganti.
    3. Indonesia adalah negara yang luas dan penduduknya beragam. Jika pendidikan distandarkan, tentunya akan menyulitkan. Kebijakan yang berhasil di suatu tempat, belum tentu berhasil di tempat yang lain.

    • @RizkhyDestatama
      @RizkhyDestatama Год назад +15

      ada penyebab yang ada diatas itu semua, malah paling berpengaruh. yaitu pesanan pemda untuk menerima siswa sebanyak mungkin dan meluluskan semuanya entah kompetensi sudah sesuai atau belum. contoh karena anak naik kelas terus banyak yang kualitas pengetahuan masih di kelas 4 tapi sudah di bangku smp, sekolah mau buat dia tinggal kelas juga tidak bisa karena ditekan dan di doktrin bahwa anak tinggal kelas itu menyerang mental anak, selain itu di dominasi oleh masyarakat kurang mampu jadi sekolah di doktrin lagi bahwa mereka itu sudah kalangan bawah setidaknya mereka memiliki ijazah walaupun ga pinter.

    • @bungakelima5480
      @bungakelima5480 Год назад +2

      @@RizkhyDestatama realita yg menyedihkan memang

    • @berbagiilmu6935
      @berbagiilmu6935 Год назад +5

      plus birokrasi pendidikan guru yg ruwet. masalah pendidikan tpi diselesaikan dng birokrasi kantoran

    • @mayaregna
      @mayaregna Год назад

      @@RizkhyDestatama lo itu betul

    • @danichannelmedia7491
      @danichannelmedia7491 Год назад

      Paling mengena itu yang no 1 ama no 2...

  • @_yourfriend
    @_yourfriend Год назад +38

    Mnurut sy, sistem pendidikan yang baru justru bikin siswa di indonesia lebih males(pengalaman pribadi), kalau kerja kelompok slalu mengandalkan beberapa orang saja sedangkan sisanya numpang nama. Dan juga semenjak ujian nasional dihapus, bnyk teman2 yng ga peduli dengn pemahaman materi dan terlalu bergantung dengan nilai(yng kadang tidk jujur)

    • @chichiocy
      @chichiocy Год назад +3

      Setuju dengan pendapatmu. Cukup sering sekelompok sama yang numpang nama, walau guru bilang nanti nilainya dikurangi ya gak kapok juga sih orangnya :"

  • @upnormalthinker
    @upnormalthinker Год назад +150

    Doa Untuk pendidikan Indonesia Semoga Lebih Baik lagi kedepannya ☺

    • @gudangilmu7
      @gudangilmu7 Год назад +2

      Setuju, Semoga pendidikan Indonesia lebih Berkarakter lagi kedepannya 🙏

    • @upnormalthinker
      @upnormalthinker Год назад +3

      @@gudangilmu7 Betul Biar kita Punya SDM yang berkualitas buat Negara Ini Kedepannya

    • @gudangilmu7
      @gudangilmu7 Год назад +2

      Yaps biar ga Mafia doang Isinya tuh bangku Pejabat di negara Konoha 😂

    • @upnormalthinker
      @upnormalthinker Год назад +1

      @@gudangilmu7 njir Negara Konoha 😅

    • @gudangilmu7
      @gudangilmu7 Год назад

      Sama2 tau lah ya 🙈

  • @yudiarsyad1822
    @yudiarsyad1822 Год назад +23

    Kerjaan guru di indonesia
    20% mengajar
    80% menangani administrasi

  • @pakfitra8434
    @pakfitra8434 Год назад +19

    Gw optimis pendidikan indonesia kualitasnya akan meningkat drastis begitu sistemnya berubah
    Skrg kondisinya pimpinan nyalahin kualitas guru, guru nyalahin sistem pendidikan dan murid, murid nyalahin guru dan sarana endidikan
    Memang masalahnya, banyak guru yg ga mau belajar lebih, pimpinan cuma mikirin administrasi dan nama baik, murid ga ada motivasi belajar
    Perubahan kurikulum ujung2nya perubahan administrasi doang
    Ekpektasi gw kurikulum merdeka bakal membebaskan siswa memilih sesuai minat dan bakatnya, mata pelajaran berkurang dan siswa lebih fokus dan bertanggung jawab terhadap nilainya krn mapel sesuai pilihannya
    Ternyata, mapelnya tetep banyak dan ditambah tugas proyek yg seringkali dipaksakan
    Perubahan kurikulum harusnya membuat guru lebih baik dalam belajar dan mengajar, update wawasannya, administrasi belakangan
    Yg terjadi sekarang, kurikulum merdeka membuat guru harus belajar membuat administrasi sesuai kurikulum merdeka, tp mengajarnya tetep gitu2 aja, akhirnya perubahan kurikulum ga membuat perubahan pada guru saat berhadapan dengan siswa

  • @singgihbayu2324
    @singgihbayu2324 Год назад +28

    Jangan cuma menyalahkan sistem. Evaluasi juga kualitas dan kuantitas GURU. Sebagian besar guru di Indonesia hanya HONORER. Hal ini udah pasti menjatuhkan minat sesorang menjadi guru, dan yang sudah menjadi guru akhirnya malah membatasi diri sendiri dan sulit berkembang karena terbatas pada status honorer.
    Di negara maju, guru sekolah dasar dan menengah aja upahnya termasuk di atas rata2 pendapatan pekerja, apalagi kalo dosen perguruan tinggi. Karena guru sejahtera makanya semangat mengajarnya juga tinggi, sehingga mendukung sistem pendidikan negara nya.
    Malah di beberapa negara guru itu seperti dokter yang bisa mengajar di beberapa tempat/sekolah. Mereka punya sertifikat mengajar kelas tertentu yang berlaku secara nasional. Hal ini membuat mereka merasa lebih bermanfaat dan diakui di masyarakat.
    Sistem pendidikan canggih tanpa Guru berkualitas dan sejahtera ibarat Lamborghini pakai mesin Carry.

  • @rullyganesha1397
    @rullyganesha1397 Год назад +103

    Evaluasinya kuantitatif sekali mas. Disini disebutkan indikator KKM yang mana sebenarnya sudah harus ditinggalkan (sudah usang) karena merenggut kebebasan guru berinovasi dalam mengajar. Disini juga tidak ada sedikit ulasan mengenai kurikulum merdeka saat ini. Kurikulum ini cukup menjanjikan untuk menghadapi tantangan bonus demografi 2045 yad, asalkan benar2 diimplementasikan.
    Di kurikulum merdeka tidak menyeragamkan kemampuan siswa dalam bentuk nilai sehingga menimbulkan kompetisi antar mereka, namun menekankan eksplorasi minat serta kolaborasi antar siswa. Harusnya kita cukup optimis bila kurikulum ini berhasil dilaksanakan.

    • @bungakelima5480
      @bungakelima5480 Год назад +6

      tapi kenyataannya guru tetap dibebankan pada statement "inget PPDB jenjang berikutnya, masak iya nilai rapornya di bawah 70"

    • @wiwinkrifz4807
      @wiwinkrifz4807 Год назад +3

      @@bungakelima5480 saya rasa statment seperti itu adalah sekolah2 yang belum benar2 menerapkan kurikulum merdeka. kami saja tidak memaksakan calon murid baru kami harus bisa membaca, bahkan ketika meraka sudah jadi siswa kami, kami tidak memaksakan ketika kelas 2 mereka harus bisa membaca. karena kami percaya, setiap murid kami punya potensi yang berbeda-beda, jadi kami pun menyesuaikan pengajaran kami sesuai dengan potensi dan cara belajar murid2 kami. tak jarang dalam satu kelas kami mengajar dengan 3 gaya belajar, dan 3 tingkatan pengetahuan yang berbeda. jadi kalau masih ada sekolah yang lebih mengedepankan nilai yang dimiliki siswanya, itu tidak sejalan dengan kurikulum merdeka. selain itu UN sekarang sudah tidak ada. yang ada adalah ANBK dan yang diukur di ANBK bukan mata pelajarannya, tapi tingkat literasi dan numerasi. percuma dapat nilai 90, tapi pada saat asesmen literasi mereka tidak bisa.

    • @LinaaChaow
      @LinaaChaow Год назад +3

      Untuk kurikulum merdeka saya rasa Cukup bagus namun kerja sama dengan orang tua penting sekali karena kurikulum merdeka cukup sulit apa lagi bagi anak2 yg kurang bisa mengikutinya

    • @siibud4339
      @siibud4339 Год назад +1

      Tetap aja ukuran kesuksesan dalam akademik pakai yg namanya nilai dan peringkat. PISA juga sama pakai skor dan peringkat. Kuliah juga pake ipk. Tes dimana mana pakai skor. Ga usah takut dengan kompetisi. Dari jaman dahulu hidup intu persaingan dan kompetisi.

    • @pethellepetruk1458
      @pethellepetruk1458 Год назад +1

      KKM atau apapun namanya tapi punya kondisi yg sama itu adalah penipuan masif utk suatu penilaian kepada siswa. Karena guru guru "dipaksa" untuk memberikan nilai dengan jumlah standard tertentu utk satu sekolah kepada siswa yang belum tentu si siswa (dan biasanya pasti) benar benar menguasai mata pelajaran itu. Tetapi karena ditarget harus tuntas oleh kurikulum, kepala sekolah , pengawas, dinas pendidikan maka guru cenderung manut, ya sudahlah diberi nilai sesuai KKM di rapot kenaikan. Padahal siswa jika di uji benar benar sebetulnya belum bisa. Itu ibaratnya seorang pilot bisa menerbangkan pesawat /take off tapi tidak bisa mendarat/ landing. Ada gugatan khan sudah di remidiasi atau perbaikan. Yakin dalam satu semester bisa meremidiasi semua siswa yg tidak tuntas dalam satu kelas pd tiap subyek pembahasan jika kegagalan siswa lebih dari 50%. Jika di kelas rata2 jumlah siswanya 30 siswa, mau berapa lama.

  • @firginfathan9028
    @firginfathan9028 Год назад +36

    kalau aku jadi menteri pendidikan, yg bakal aku lakuin:
    1. Mengurangi jam mata pelajaran, 1 hari hanya fokus di 1 mata pelajaran. 7.30 - 8.00 waktunya membaca bersama, guru dan siswa tnpa terkecuali. 08.00-10.00 diajarkan 1 mata pelajaran saja berupa teori secara keseluruhan. 10.00 sampai 12.00 melanjutkan praktek terkait teori yg telah di berikan yang berkaitan dgn lifeskill sederhana sekaligus refleksi dari kegiatan tersebut, karna jujur tugas rumah itu tidak efektif sama sekali. Tidak seperti dulu, anak-anak sekarang terlalu terekpos dengan yang namanya gadget dan internet. Dan kebanyakan orang tua kurang begitu peduli dengan anak-anak mereka ketika dirumah karena sibuk untuk mencari nafkah. Setidaknya di sekolah mereka memahami betul apa yang mereka pelajari. Guru-guru juga bisa ada kelonggaran waktu sehingga tidak terlalu memforsir tenaganya dalam mengajar sehingga mereka bisa fokus ke satu hal.
    2. Paperless administration
    3. dan pleaseeee.... pemerataan guru disekolah. Sekolah yang dekat dengan pusat kota, guru-gurunya terlalu banyak jumlahnya. Bahkan ada guru yg biarpun tidak mendapatkan jam mengajar sesuai mata pelajaran yang di ampu sebelumnya ttp memaksakan untuk pindah ke sekolah tersebut. Dan sekolah yang jaraknya jauh dari pusat kota selalu saja kekurangan guru.
    it's just my opinion. feel free to correct me 😁

    • @jatmawebid
      @jatmawebid 17 дней назад

      Bener setuju sih ini, dan gak usah ada PR. kalau ada yg kurang paham bisa di diskusikan bersama. Jadi murid sudah tidak perlu les di luar.

  • @asbunkoplo
    @asbunkoplo Год назад +22

    Saya bangga dengan system pendidikan sekarang.
    Ini kebanyakan terjadi di sekolah2 negeri.
    Terutama setingkat SMP dan SMA.
    Nggak tahu apakah perintah dari dinas, kepala sekolah atau memang gurunya yg terlalu pintar.
    Setiap hari, semua mata pelajaran ada PR.
    Nggak tanggung2, bisa 2 atau 3 halaman setiap mata pelajaran.
    Belum lagi tugas kelompok yg bikin banyak hal nggak berguna, cuma buang2 duit.
    Tujuan nggak jelas.
    Giliran ada Ujian Tengah Semester atau Ujian Semester, soal-soal yg keluar malah topiknya nggak pernah diajarkan oleh gurunya.
    Mantab, kan?
    Mungkin itu yg bikin anak sekolah sekarang tambah pinter-pinter.

    • @see5757
      @see5757 Год назад

      Wkwk setujuu

  • @farahshibafadhilah9322
    @farahshibafadhilah9322 Год назад +63

    Terima kasih Satu Persen atas videonya yang luar biasa. Terkait kualitas guru, coba dikulik lebih dalam lagi di akar rumputnya alias LPTK atau Universitas pencetak calon guru. 2019 lalu, saat gue masih maba, dosen mata kuliah Landasan Pendidikan gue membuat survei kecil-kecilan di kelas terkait minat menjadi guru. Dari 46 mahasiswa yang hadir, yang benar-benar berminat dan ingin melanjutkan karier sebagai guru hanya sekitar 6-7 orang. Jadi memang harus diperketat lagi seleksi masuk Perguruan Tinggi LPTK terkhusus di jurusan kependidikan. Sangat disayangkan kalau di suatu prodi dengan jumlah mahasiswa >40 per angkatan, saat lulus nggak semuanya jadi guru (gaji dan jenjang karier jadi alasan). Atau pahitnya yang jadi guru adalah mahasiswa yang asal pilih ketika masuk perguruan tinggi sehingga minat mengajar dan kemampuan pedagogisnya rendah.

    • @smaislamterpadudaaraluluum2509
      @smaislamterpadudaaraluluum2509 Год назад +5

      saya juga kuliah di keguruan, dan memang benar banyak mahasiswa kelas saya yang tidak benar-benar berminat menjadi guru, daripada tidak kuliah, kuliah guru punjadi kata mereka. dan terbukti memang banyak dari mereka yang tidak menjadi guru setelah tamat.
      di kampus juga tidak linear antara teori dan praktik di lapangan. dosen bahkan tidak benar benar memahami situasi pendidikan dasar dari sd-sma. mereka teori banyak yang jago, tapi begitu kita kerja menjadi seorang guru, wah wah, apa yang kita pelajari di kampus banyak sekali yang masih kurang.

    • @onisuryaman408
      @onisuryaman408 Год назад +2

      Lalu kenapa mereka masuk FKIP? Karena tidak ada pilihan lain? Atau asal bisa kuliah?

    • @prasmetapramesta644
      @prasmetapramesta644 Год назад

      @@onisuryaman408 mungkin karena pas sbm atau snm. itu yg tergolong aman untuk dipilih. bagaimanapun kuliah jalur mandiri mahal. biasanya ngincar yg ada kesempatan masuk lewat sbm dan snm.

    • @prasmetapramesta644
      @prasmetapramesta644 Год назад +1

      santai, walau ga ada niat jadi guru. beberapa lulusan pendidikan juga ada yg jadi guru honorer, les, dan eskul.

  • @ndusss-5038
    @ndusss-5038 Год назад +28

    Saya sebagai anak dari seorang guru mengikuti perkembanga terkait dunia pendidikan di Indonesia. Salah satunya di bidang teknologi pendidikan, saya dan ibu sering berdiskusi bagaimana materi yang ibu ajarkan tidak membuat siswa siswanya ngantuk dan cenderung malah tidak ingat dengan apa yang diajarkan gurunya. Itu membuat ibu saya berbenah, sebagai guru ibu juga lelah karena mengajar dengan metode 'lawas' itu melelahkan dan membosankan, ia juga sedih anak didiknya nggak paham apa yang sudah beliau jelaskan berjam-jam. Sekarang metode yang ibu ajarkan lebih bervariasi, malah mengajak siswa siswinya bermain permainan dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Dan hasilnya anak didik ibu saya lebih paham dengan materi yang diajarkan karena mereka bahagia dan sesuai dengan zaman di mana mereka tumbuh sekarang. Jadi ibu mengubah banyak hal dalam metode belajarnya, dari hasil diskusi kami bahwa mengajar di era 4.0 bukan lagi menjelaskan hampir 2/3 jam, mencatat di papan tulis, dan siswa menyalin lagi. Tapi mengajar di era sekarang adalah bagaimana caranya siswa mengerti apa yang diajarkan, siswa paham tapi tidak bosan. Selain itu tidak setiap anak punya gaya belajar yang sama, jadi saya menyarankan kepada ibu untuk terus mengganti model pembelajaran nya mungkin minggu ini game yang mengasah visual, minggu depannya mengasah auditori, lalu selanjutnya mengasah kinestetik siswa. Saya cukup senang, karena setidaknya mereka punya pengalaman belajar yang menyenangkan di sekolah tidak kayak saya semasa sekolah dulu. Terlepas dari itu ini pendapat pribadi saya saja, mantan siswa yang kebetulan menyalurkan aspirasinya ke adik-adik kelas. Semoga pendidikan di Indonesia lebih ranum dari sebelum-sebelumnya ❤️❤️

    • @mihan4549
      @mihan4549 10 месяцев назад

      Wah hebat bgt Kaka nya, dan salut sama ibu Kaka yang mau terus belajar menjadi pengajar yang perduli kepada siswa nya dan mengikuti zaman

  • @aditd.s9150
    @aditd.s9150 Год назад +36

    Menurutku pendidikan karakter juga perlu masuk ke kurikulum sih, terus bisa diajarkan dari tingkat pendidikan yg paling dasar, soalnya buat kehidupan kedepannya, buat gimana kita menyikapi banyak hal dalam kehidupan, bagaimana kita bersikap, bagaimana kita berfikir. Sekarang sih memang ada mapel semacam "Budi pekerti" di sekolah tapi menurutku masih kurang efektif. Kalo kita berkaca ke pendidikan di negara maju, di usia TK itu mereka bukan belajar membaca dan menulis tapi lebih fokus ke membangun pemikiran buat jadi anak2 yg baik, punya empati, problem solving sederhana dll.
    Well yah itu sih cuman unekku aja yah. Memang ada beberapa hal juga yg harus dibenahi, tapi tetep optimis bahwa pendidikan Indonesia bakal maju walaupun perlahan2.

    • @oujyaenenterprise5422
      @oujyaenenterprise5422 Год назад +1

      sekarang di kurikulum merdeka sudah ada projek penguatan profil pelajar pancasila atau disingkat p5 yang menekankan pada pendidikan karakter mas

  • @kevinakbar4395
    @kevinakbar4395 Год назад +3

    yg jelas pertama itu, sistem dan peraturan untuk pihak pengajar nya. mulai dr kurikulum nya, seleksi untuk menjadi guru nya, peraturan nya, gaji nya. setelah semua itu, baru sistem dan peraturan untuk siswa nya, mulai dr siswa nya peraturan sekolah nya, subsidi pendidikan untuk warga yg kurang secara finansial dr tingkat dasar sampai atas atau bahkan sampai ke perguruan tinggi. klo menurut gw untuk soal pendidikan butuh semua pihak terkait sih, seumpama klo sekolah dan guru sudah perfect, tp jika akses jalan menuju sekolah masih sulit kek di timur" jg masih sulit untuk berkembang, mangkanya butuh dr segala aspek untuk memajukan pendidikan

  • @jaenalabidin6182
    @jaenalabidin6182 Год назад +58

    Bang saya salah satu calon guru profesional skrng sedang mengikuti ppg prajabatan , semoga setelah lulus nanti bisa berkontribusi untuk memajukan pendidikan di Indonesia .

    • @agungprabowo1319
      @agungprabowo1319 Год назад

      paling 1 2 tahun idealis, lama lama juga ditampol sama guru seniornya

    • @unique.animal
      @unique.animal Год назад

      Aamiin Aamiin, semoga dilancarkan kedepannya untuk bertranformasi menjadi lebih baik..

    • @msampemsitumorang7479
      @msampemsitumorang7479 Год назад +1

      Dunia pendidikan di Indonesia ibarat lingkaran setan yg mengelilingi dari tingkat menteri sampai tingkat kandep . Guru menjadi ibarat sapi perahan para pejabat pendidikan .
      Tunjangan pendidikan yg beberapa tahun berlaku juga jadi ajang koruptor pejabat pendidikan & pejabat pemerintah yg secara rahasia berjalan mulus dibalik layar .
      Dosa siapa & salah siapa , marilah siap siap koreksi diri dan bertobat sebelum terlambat dan marilah kita tilik lagi apa anjuran/PILSAPFAT SOCRATES .

  • @latifgamingyt7461
    @latifgamingyt7461 Год назад +12

    Menurut saya sebagai siswa dan melihat mindset kebanyakan guru kebanyakan gamau explore kemampuan siswa cenderung hanya menjalankan yang di kurikulum dan solusinya menurut saya perketat untuk jadi guru dan gunakan sistem feedback dari siswa dan liat hasil ajarnya jika bagus naikin gajinya jika buruk kasih aja semacam surat peringatan biar tercipta daya kompetitif antar guru dan jadinya mengajar secara maksimal

  • @yohanessiadari1762
    @yohanessiadari1762 Год назад +4

    Kualitas guru mesti ditingkatkan masih banyak guru yg justru tidak mampu mengajar, fasilitas pendukung yg memadai, kembangkan ilmu pengetahuan alam, bahasa terutama bahasa inggris karena hampir semua literatur dan informasi yg bagus disajikan dalam bahasa inggris, berikan layanan makanan sehat disekolah terutama bagi anak agar perkembangan fisik nya baik.
    Lakukan pengawasan terhadap penggunaan dana pendidikan...

  • @anakzerdadu
    @anakzerdadu Год назад +10

    setuju banget sama tidak adanya pendidikan yg mengandung critical thinking. Indonesia ranking PISA nya kicep banget dan setelah gw lihat soal2 yg diujiin emang sangat membutuhkan nalar dan pikiran yg kritis

  • @lemaripinguin7037
    @lemaripinguin7037 Год назад +1

    hadeuhh, pas udh llus kuliah baru nemu ini d fyp.
    bagus banget ini kontennya, buat referensi, apalagi buat gw yg jurusan pendidikan

  • @amaliadyahputri155
    @amaliadyahputri155 Год назад +5

    Gimana ya ,bingung juga.Aku salah satu mahasiswa jurusan pendidikan.Rata rata temenku masuk itu cerita masuk jurusan ini karena di paksa ,dan yang paling sering "biar masa depannya terjamin".Bener bener butuh orang yang punya panggilan jiwa buat terjun di bidang kaya gini.Soalnya pernah denger salah satu guru yg ngajar aku tuh jadi guru karena disuruh akhirnya asal asalan kalo ngajar.

  • @user-fp6pg8bw8d
    @user-fp6pg8bw8d 10 месяцев назад +3

    Menurutku salah satu faktor nya adalah murid
    Ini pengalamanku waktu sma. 1) dari 40 siswa yang serius mengikuti pelajaran cuma 5-6 siswa termasuk aku, angka ini tentu kurang dari 50%/setengah siswa, kebanyakan siswa saat pelajaran juga pada tidur dan ngabrol sendiri dan hanya sedikit yang mendengarkan.
    2) Dan pada saat ujian hanya ada 5 termasuk aku dari 40 siswa yang mengerjakan sisanya mencontek semua alhasil satu kelas nilainya sama semua padahal yang mengerjakan cuma 5 siswa.
    3)Pada saat ditanyai satu persatu tentang cita cita kebanyakan temenku menjawab tidak memiliki cita cita seolah olah tidak mempunyai tujuan hidup/ visi.
    4) banyak siswa yang kalo lagi pelajaran ketika diterangkan guru malah membantah seolah olah tidak menghargai guru padahal guru itu merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
    5) banyak juga siswa yang bolos pelajaran seolah olah sekolah itu tidak penting
    6) rata rata siswa (temanku) sekolah hanya ingin lulus dan dapat ijazah seolah olah yang dipentingkan bukan ilmu tapi sebatas ijazah.
    dari 60 juta lebih murid di indonesia terbabanyak ke 4 di dunia cuma ada beberapa persen saja yang serius, ibaratnya dari 60 juta murid yang serius cuma 50%nya ya sama saja seperti 30 juta murid sisanya cuman numpang. Kesimpulannya : percuma punya banyak murid kalo yang serius cuma minoritas

  • @mikuneedtherapy6014
    @mikuneedtherapy6014 Год назад +5

    ini salah satu alasan kenapa kalau belajar suatu hal yang baru aku lebih suka sendiri, yah ga sering sering juga sih.
    kalau menurut aku ya guru guru juga harus diperbaiki cara mengajar nya begitu juga dengan para murid yang menemukan gaya belajar mereka sendiri agar dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
    yaa intinya sama sama memperbaiki diri lah wkwk

  • @AthenaEnglishCourse
    @AthenaEnglishCourse Год назад +30

    Pengalaman saya sebagai pengajar, kerasa banget critical thinking sama character building di pendidikan Indonesia kurang banget. Banyak yang berasa "terjun bebas" setelah lulus sekolah. Kurangnya perbekalan, baik dari segi soft and hard skills, minimnya media mengasah kemampuan semasa sekolah, dan juga cara mengambil keputusan mereka juga sangat keliatan masih dependent. Karna sudah terbiasa dapet materi, tugas, soal, ujian, jadi generasi sekarang lebih ngerasa nyaman ngikutin arahan, ketimbang memiliki inisiatif. Miris bisa dibilang, tapi saya yakin semua tenaga pengajar diluar sana banyak yang selalu berusaha yang terbaik buat anak didik kita masing masing. Semoga generasi yang akan datang bisa lebih baik dari yang sebelumnya.

  • @isalutfi
    @isalutfi Год назад +3

    Yass, selalu menunggu konten Satu Persen tiap pekannya dan yuhuu, kali ini ngebahas harapan pendidikan di Indonesia. Sangat menarik untuk diikuti. Menyimak dulu. Terima kasih tim Satu Persen sudah menyajikan konten edukasi yg berkualitas ini. Dan pastinya : "well, gue Evan dari Satu Persen, thanks" 😊

  • @taufikerlanggas98
    @taufikerlanggas98 Год назад +4

    saya sebagai guru BK sudah lama , bnyak banget siswa yg ngeluh ke saya tentang matapelajaran , merasa bosen ,selalu di kekang kasian banget sma murid saya ,
    padahal di dalam kehidupan mata pelajaran yg di pelajari di sekolah engga relevan , dan guru nya pun engga tau bagaimana matapelajaran itu supaya biar relevan ...

  • @sigitsudarmanto4259
    @sigitsudarmanto4259 Год назад +5

    ADA 2 kelompok guru.
    1.Yang penting saya jadi guru dan dpt gaji.
    2.Guru yg punya kopetensi tinggi.
    Solusinya...... Adakan pengamatan/ observasi langsung dan pensiunkan kelompok guru nomor 1.
    Ini salah satu faktor yg sangat besar pengaruhnya dan kurangi jenis pekerjaan administrasi guru yg menumpuk.

  • @RevanDpk
    @RevanDpk Год назад +3

    Pendidikan di Indonesia harus dimajukan agar negara ikut maju, karena rata" negara maju memiliki akses pendidikan yg bagus

  • @a_gift
    @a_gift Год назад +37

    Setuju, Artificial Intelligent (AI) sangat powerful di zaman sekarang ini.
    Mungkin bisa menggantikan pekerjaan manusia di beberapa bidang, namun tidak untuk di semua bidang.
    "Let's be the best version of ourselves"💪
    #forindonesia🇮🇩

    • @reasky74
      @reasky74 Год назад

      Belum saatnya Ai menguasai semua bidang, tapi sebentar lagi....

    • @Nedwin
      @Nedwin Год назад

      Hny teori. AI msh butuh mnusia utk pemrogramannya

  • @hindun1270
    @hindun1270 Год назад +5

    Peran orang tua sangat penting untuk keberhasilan anak dalam pendidikan, jika mengandalkan sekolah saja hasilnya tidak akan maksimal. Maka dari itu pihak sekolah/guru harus sering sharing dengan orang tua murid untuk membahas perkembangan anaknya disekolah.

  • @Hacker-ou1fj
    @Hacker-ou1fj Год назад +4

    Negara kita memang berkembang - kempis
    Bukan urus tingkatin SDM bermutu lebih kepada proyak proyek sana sini.
    Banyak sekolah itu juga yayasan, paham lah. Bisnis branding sekolah itu nyata.

    • @natasyamaharani7709
      @natasyamaharani7709 Год назад

      Menurut gue knp lagi banyak proyek itu salah satu cara ningkatin ekonomi misalnya bangun proyek jalan toll ya itu kan buat mempermudah jalur distributor melalui darat yang bisa jadi meningkatkan ekonomi indonesia lagian bangun proyek udah ada dananya sendiri... kalau tingkatin sdm itu beda lagi kurang ada hubungannya sama bangun proyek... karena misal bangun proyek itu kerjaanya kementerian PUPR, kalau Tingkatin SDM kerjaanya kementerian pendidikan dan SDM... skrang gini diri kamu sendiri udah ada effort buat tingkatin pendidikan di diri kamu sendiri belum? Misalnya mulai rajin baca buku, belajar self awareness, Self love, belajar merencakanan tujuan hidup dan lainnya... karena perubahan itu dimulai dari diri sendiri yang nantinya akan dicontohkan oleh orang lain. Semangat❤️

  • @rudipratama3397
    @rudipratama3397 Год назад +1

    Semoga vidionya ditonton oleh pejabat dan orang orang yang ada di institusi pendidikan yang peduli dengan pendidikan di indonesia supaya makin maju SDM kita.

  • @satriagalih6790
    @satriagalih6790 Год назад +4

    Gw sebagai pelajaran juga merasakan hal seperti itu, apa lagi gw masih SMP kelas 1 . Pertama kali masuk SMP negri gw merasa udah aneh dengan model dan kualitas gurunya, tak sedikit guru yang suka membandingkan dan selalu menekan untuk pintar di seluruh mata pelajaran.
    Gak cuman gw yang merasakan tapi banyak temen temen gw yang protes dengan itu, tapi gitulah guru guru tuh gak mau merubah model yang mereka ajarkan malahan memarahi bahkan memaki murid yang mengeritik makanya dari itu banyak temen gw yang diem aja ga mau berpendapat atau mengritik, cuman gw yang berani menurut gw mengritik itu sebuah kebaikan guru yang perlu diapresiassi karena dengan itu sistem pembelajaran menjadi lebih baik, Oh ya terakhir hal yang paling gw kesel adalah menyontek saat ujian, gw pernah mengadu 1,2 bahkan sampe puluhan kali kepada guru saya bahwa yang harapab say a saat itu biar guru saya mengatasi masalah yang saya adukan tapi bukanya diatasi atau , malahan guru tersebut membiarkanya..... Ini lah salah satu sdm indo tu rendah

  • @indrasuprayogo3381
    @indrasuprayogo3381 Год назад +5

    setelah baca komen dibawah dapat disimpulkan bahwa :
    1. Guru, yap ini SDM terdepan di dunia pendidikan, mulai dari gaji, kompetensi dan soal administrasi yang membelegu mereka.
    2. Kurikulum yang ibarat kata ganti pemerintah ganti kurikulum, benar benar menyita energi kita yang seharusnya fokus mengajar tetapi direcoki perubahan yang sangat drastis di kurikulum
    3. Walaupun anggaran di APBN 20% buktinya belum ampuh juga untuk kualitas pendidikan di indonesia bahkan untuk tingkat dasar saja SD banyak tenaga pendidik dll merangkap semua.
    the conclusion with these comment, perbaiki dulu Jiwa dan Raga guru kita dengan tunjangan dan kompetensi yang tinggi sehingga menghasilkan siswa yang bersaing. itu langkah pertama menurut saya

  • @debyechintiasitepu8110
    @debyechintiasitepu8110 Год назад +67

    Sebagai seorang guru, aku setuju bahwa guru bakalan lebih bertanggungjawab akan pekerjaannya bila diberikan apresiasi dan gaji yang cukup, apalagi guru honorer.
    Selain itu peran orangtua juga penting untuk menciptakan generasi yang lebih baik lagi.
    Semoga pendidikan lebih baik dan lebih maju lagi.

    • @cahyonosuko7786
      @cahyonosuko7786 11 месяцев назад +1

      Gaji guru hrsnya lebih tinggi. Gaji DPR n pejabat negara hrsnya komplit dgn tunjangan setara UMR. Toh DPR jg kerjanya nol....

    • @nasywaa0631
      @nasywaa0631 7 месяцев назад

      Mau perubahan pilihlah pemimpin yg tepat yg sudah ada rekam jejak jelas no fake.
      Btw byk guru skrg yg dikejar gaji aplg VE EN ES ada yg ngajar cm bertele2 tidak dan maksimal. Gaji oke Sistem mengajar Bad

    • @nasywaa0631
      @nasywaa0631 7 месяцев назад

      Menurutku kejarlah bagaimana kamu bisa mencerdaskan murid buk , kalo yg diincer duit doang mnding buka usaha aj skalian gausah jd guru🤣

  • @benedictkick6086
    @benedictkick6086 Год назад +2

    hal paling mendasar seperti moral yang masi rendah, attitude, keserakahan, manipulasi, korup, saling menjatuhkan dan hanya fokus untuk materi dan juga prestise membuat sekolah menjadi lingkungan dan contoh buruk buat anak anak

  • @iwanbudis6684
    @iwanbudis6684 Год назад

    Mudah²an lwt chanel ini bisa memberi masukan para stick holder dunia pendidikan kita.. dan ga setiap ganti mentri ganti pula system nya ... amiin..

  • @zuzucafaga5568
    @zuzucafaga5568 Год назад +4

    Indonesia sebenarnya sudah ada solusi tentang sistem pendidikan Indonesia dan itu udah disusun tahun 2006 an. Sistem ini namanya adalah SKS buat anak SMA bahkan kedepannya bisa ke SMP atau mungkin saja SD dan disesuaikan dengan kebutuhan. SKS ini memudah siswa untuk belajar tiap bab sampai bener bener paham, dan klopun belum mereka harus sampai paham dengan adanya remidial.
    Guru dalam sistem SKS ini juga harus aktif terhadap siswa dengan membuat modul pembelajaran. Modul ini sifatnya berbeda-beda untuk setiap mata pelajaran. Modul ini akan membantu cara berfikir siswa yang mana mengatur pola critical thinking itu sendiri pada siswa.
    SKS ini mempermudah siswa untuk belajar namun karena nanti jadi guru berat bebannya (karena jadi harus aktif menanyakan progres tiap bab mata pelajaran pada siswa beserta bikin modul) jadi kebanyakan sekolah engga mau terkhusus sekolah di kota (karena mereka udah nyaman dengan kualitas sumber daya siswa yg tercukupi dengan berbagai fasilitas pendukung). Klo untuk sekolah didesa mereka menyambut baik karena itu sudah ada buktinya dan siswa berkembang secara baik dari segi moral dan cara belajarnya. Justru guru didesa aslinya mau bekerja keras dan mau berusaha baik untuk perkembangan siswanya walaupun ya masalah gaji mereka amat rendah.
    Selain itu, pada tingkat Kemendikbud terkesan juga ga merangkul. Ini sebabnya karena Kemdikbud diisi orang orang yang cenderung ga mau menerima usulan dari tingkat bawah dari guru guru di desa yg bahkan sudah tau kekurangan dan kelemahan pendidikan di Indonesia. Didorong dengan pemerintahan yg terkesan pengen punya program baru pada setiap era pendidikan.
    SKS bisa jadi solusi dibandingkan kaya sekarang kurikulum merdeka belajar namun sebenarnya cuman cover aja sama seperti K13. Implementasi Kurikulum merdeka yaitu K13 ya sebenarnya sistem SKS ini. Tapi, sekarang justru dimatikan karena dianggap seperti akselerasi. Padahal engga.
    Sistem SKS ini klo diimplementasikan dengan benar sesuai panduan membuat siswa berfikir kritis dan logis serta bebas terhadap materi yg sedang dipelajari. Beberapa siswa yg bisa lulus lebih cepat dalam satu bab misal bab 1 bisa lanjut ke Bab 2 mendahului temannya apabila mampu. Jadi ini, seperti pembelajaran di kampus atau perkuliahan namun disesuaikan dengan siswa SMA/SMP/SD.
    Dalam sistem SKS ini, siswa untuk bisa menyelesaikan bab lebih cepat tidak harus ada tes khusus macam jaman akselerasi dulu. Ga ada namanya syarat test IQ atau sejenisnya sebagai syarat dalam mengikuti SKS ini. Jadi, ini beneran kebebasan mengajar yang harus diperhatikan oleh kementerian pendidikan saat ini.

  • @randoscience4756
    @randoscience4756 Год назад +4

    Ane rasa sebagai praktisi tuh evaluasi ini perlu bngt di pelatihan dan pemantauan kualitas yang ketat. Pada faktanya satu-satunya evaluasi pendidikan yang dilakukan di sekolah itu cuma ngumpulin dokumen kelengkapan administrasi. Pelatihan itu cuman ikut orang ngebacot di webinar g jelas.
    Budaya birokrasi pendidikan juga masih tinggi bngt, sering bgt ide2 kehambat cuma gara2 senior gak se-value ama ide2 baru yg lagi dikembangkan. Kek kurikulum merdeka tuh keren tapi pada g mau pake karena udah keenakan ngajar dengan low quality yang modal nyuruh nyatet tes hapalan doang guru2nya. Ntar aja pake nya kalau ada pengawas supervisi ke bbrp guru. In practice jg ntar yg di ambil anak yg pinter semua.

  • @rifauna2294
    @rifauna2294 Год назад +3

    Saya sebagai pelajar di masa sekarang tidak menuntut guru yang pintar yang selalu benar tapi saya butuh guru yang kreatif yang bikin kita kecanduan sama pelajaran yang di bawakan

  • @mayasari8769
    @mayasari8769 Год назад

    MasyaAllah saya sebagai guru SMKN sangat beterima kasih mendapat ilmu untuk kualitas saya sebagai guru inovatif

  • @seciliaenjelikak.l3495
    @seciliaenjelikak.l3495 Год назад +15

    Saya seorang pelajar SMA. Menurut saya, banyak siswa/siswi sekarang yang hanya memikirkan nilai pelajaran bagus, tapi tidak berusaha memahami bagaimana manfaat yang ia rasakan selama mempelajari ini. Semua orang punya minat di bidang yang berbeda, tidak semua orang bisa hebat disemua mapel. Saya juga terpikir bagaimana mengkombinasikan ketertarikan kita masing-masing dengan pelajaran yang akan kita pelajari. Sembari mengetahui minat, kita jg bisa belajar pengetahuan baru. ini pendapat sayaa, terimakasih

  • @willdancuy9375
    @willdancuy9375 Год назад +2

    Kalau gw jadi Mentri pendidikan gw bakal rekrut anak2 pintar yang masih SMA dari tiap daerah khususnya daerah terpencil. gw tawarin jadi Guru kelak dan auto PNS pastinya. Setelah lulus gw sekolahin 2 s/d 4 tahun ditempa untuk jadi guru2 profesional. Begitu lulu langsung ditempatkan di daerah asalnya biar gak ada cerita guru2 minta mutasi

  • @nandapramudiya4786
    @nandapramudiya4786 Год назад

    Semoga kita menjadi orang orang sukses dan membanggakan orang tua kita. aamiin😊

  • @haniyahchannel2923
    @haniyahchannel2923 Год назад

    Saya setuju, menjelaskan minat dan tujuan kedepan tentang manfaat ilmu yg kita pelajari itu penting...

  • @defirachmafuri4015
    @defirachmafuri4015 Год назад +12

    Semoga kedepan lebih baik, semakin selaras antara pemerintah, guru, orang tua dan siswa. Sebab pendidikan tentu bukan hanya tentang 'sekolah' tapi jauh lebih awal dari itu, pendidikan dimulai sejak anak masih dalam kandungan. Banyak hal yang harus dirapihkan, mari mulai dari lingkup terkecilnya, ranah yang dapat kita jangkau sebagai apapun peranannya.

  • @ryannainggolan8464
    @ryannainggolan8464 Год назад +3

    Ya emang bener sih bang, sudah ada AI, tapi kalau g punya dasar yang baik, kita bakalan didikte sama AI tanpa paham dasar, proses,output, apalagi outcome. Personaly AI itu cuma tools.
    Guru lulusa SMA atau lulusan Sarjana, yang ngajar anak SD menurut gue bakalan sama aja soal tools dan kurikulum, tapi sudut pandang soal pengembangan basic yang diajarin ke anak anak yg bakalan beda.
    Exm: anak esde tau 2x2 itu 4, tapi fungsi dan aplikasi di kehidupan nyata dan pengembangan dari 2x2 itu banyak, dan gue yakin itu bakalan lebih menarik minat mereka.
    Perihal apbn sudah cukup besar, mungkin kita perlu liat rinciannya sih, itu dipake untuk pembangunan fisik sekolah, yang jujur aja nasih banyak kondisi sekolah yang miris terutama dipedalaman, atau digunakan untuk pengembangan kompetensi dari pelaku pendidikan.
    Tapi gue setuju banget soal tidak relevannya soal sistem pendidikan dengan world nowaday, bukan berarti merombak total, tapi kita perlu improve soal sudut pandang pendidikan kita, mau menghasilkan anak SD yg tau basic math doank, atau aplikasi basic math sewaktu bantuin mamanya jaga warung dengan mengetahui bruto penjualan, modal belanja berikutnya serta target netto pendapatan.
    Once again, its my personal opinion bang 🙏🏻

  • @lutfhidiniari1595
    @lutfhidiniari1595 Год назад +1

    Problematika yang terjadi adalah guru tidak hanya menangani murid tetapi juga menangani wali murid yang rewel, banyak wali murid yang kurang awere pentingnya pendampingan belajar ketika anak di rumah, dengan banyaknya trends sekarang seperti ‘km nanyak’ dan jga trends lainnya itu sangatlah mengganggu. Walaupun guru sudah memberikan edukasi untuk mendampingi anak-anak selama dirumah nyatanya org tua hanya sibuk dengan handphone dan jika anak rewel pun akan diberikan handphone.
    Sopan santun berkurang dan trends semakin merajaleka, mariii kita sama-sama memberikan konten yg mendidik karna pada kenyataannya anak satu tahun sudah kecanduan handphone.
    Semoga semakin banyak channel yg mendidik seperti ini

  • @wrvsabirin
    @wrvsabirin Год назад +2

    Guru gw bnyk yg ga berkualiatas (menurut gw) krna menrut gw mereka ga niat mengajar melainkan kerja, betul sih kata mimin klau mau jd guru itu tes nya harus ketat,gmna mau anak muridnya pinter" klau guru nya aja ga berkualitas
    Dan 1 lg sih
    Masalah mental murid kaya nya juga harus di perhatiin deh

  • @andrewijaya_
    @andrewijaya_ Год назад +10

    Naikan gaji dan fasilitas guru honorer, pemerintah harus ikut andil baik dilembaga pendidikan negeri maupun swasta 💯

    • @simpelgehade2773
      @simpelgehade2773 Год назад

      Bukan melulu tentang gaji, sarana pendidikan tidak merata, itu utamanya.

  • @cimengnyimeng7564
    @cimengnyimeng7564 Год назад +7

    Saya juga Guru SD.
    menurut saya ada beberapa faktor kenapa guru tidak/kurang fokus membimbing siswa antara lain :
    1. Ada banyak administrasi lain yg harus dibuat guru padahal sudah disediakan buku guru beserta RPP didalamnya.
    2. Tugas tambahan seperti Bendahara dan Tim BOS, DAPODIK yg harusnya ada pegawai lain yg bukan guru mengerjakan itu.
    3. Motivasi guru untuk mengajar berbeda beda. kalau guru yg semangat mengajar pasti dia ga akan pakai LKS dan suka menjelaskan. tapi kalau guru malas pasti tugasnya LKS mulu terus ditinggal dan malas menjelaskan.
    4. Kurangnya sarana dan prasarana untuk pembelajaran. dikarenakan belanja modal yg kurang terbuka dan jujur oleh Bendahara dan Tim BOS

    • @illan2225
      @illan2225 Год назад +2

      Benar sekali. selain mengajar banyak yang tidak tau klo guru itu wajib ada jam tambahan selain mengajar blm lagi berkaitan dengan perangkat apalagi perubahan kurikulum

  • @user-gb8jb7gx1j
    @user-gb8jb7gx1j 11 месяцев назад

    Luar biasa 👍 saya juga mikir sejak dulu.harus ada evaluasi pendidikan di negeri kita tercinta

  • @heitiyo5881
    @heitiyo5881 Год назад +1

    Semoga masyarakat kita semakin sadar akan pentingnya pendidikan

  • @gurumotret9752
    @gurumotret9752 Год назад +3

    Terkadang saya mikir hara yang paling murah itu adalah jasa guru, bayangkan ada beberapa guru yang gaji perbulan saja tidak sampai 500 ribu.
    Coba bayangkan, bagaimana guru bisa fokus mendidik dan mengajar siswa/siswi.
    Itu mestinya harus jadi perhatian pemerintah

  • @firdausrakbar
    @firdausrakbar Год назад +3

    Jika saya menjadi Mendikbudristek :
    1. Menghitung rasio guru dan dosen serta tenaga pendidikan (administrasi) secara detail dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi pada setiap demografi. Menghitung Infrastruktur, Sarana dan Prasarana yang standar pendidikan yang merata dan sesuai dengan perkembangan jaman
    2. Gaji Guru dan Dosen sesuai dengan nilai kehidupan perbulannya, diharapkan guru fokus untuk mengajar di satu tempat (Guru Swasta atau Negeri Ada standar gaji yang sama, bedanya adalah kompetensi yang dimilikinya)
    3. Media Sosial jangan menampilkan gaya hedonisme, kapitalis secara berlebihan munculnya persaingan dan halusinasi tidak sehat.
    4. Pendidikan berbasis Customer Experience di setiap level pendidikan dan adanya Sosialisasi kepada masyarakat untuk dapat mengerti tujuan pendidikan yang sesuai dengan keahlian dan bakat anak didiknya, karena adanya tipe pendidikan teori dan praktikal, di akhir pendidikan diberikan kebebasan untuk menentukan perjalanan kehidupannya (melanjutkan pendidikan ke theory atau praktikal atau menambahkan keahlian)
    5. Adanya Kurikulum yang state dan kurikulum merdeka serta peraturan standar nasional pendidikan yang fleksibel terhadap VUCA.
    6. Selalu adaptif pada proses bisnis pada setiap level pendidikan dengan menerapkan 7C untuk saat ini.
    7. Membuat Peta Okupasi disetiap daerahbekerjasama dengan Kadin dan disesuaikan dengan kurikulum dan prodi pada perguruan tinggi setempat dan disesuaikan dengan peraturan perudangan yang berlaku yang bersifat fleksibel.
    8. Kerjasama dengan Industri untuk penyelaasan kurikulum dan pekerjaan
    9. Membuat kebijakan lainnya yang sesuai dengan perubahan market

    • @researcherBIS
      @researcherBIS Год назад +1

      Sesuai dengan penelitian saya ini

    • @tatabilqis
      @tatabilqis 9 месяцев назад

      haloo, bole ngga ya saya lebih dalam dengan progam kerja anda ini? saya tertarik untuk saya jadikan tugas saya

  • @edison89saja
    @edison89saja 11 месяцев назад

    Semoga di setiap sekolah ada seorang psikolog yang bisa mencari tahu kelebihan dan minat setiap generasi muda sehingga mereka terarah sampai percaya diri jadi emang kita butuh banget orang yang ahli dalam mempelajari kemampuan manusia itu sendiri, semoga satu persen bisa mengumpulkan banyak psikolog ahli supaya bisa mengubah masa depan anak muda 😊👉

  • @juandilubisofficial1816
    @juandilubisofficial1816 29 дней назад

    Guru yang profesional. BK yang benar² memberikan Bimbingan dan Konseling

  • @brojack3571
    @brojack3571 Год назад +21

    Gw bisa bilang Pendidikan Indonesia lebih mementingkan uang dibandingkan pendidikan

  • @AndiDermawan
    @AndiDermawan Год назад +4

    Jangan lupa bang, 20% APBN itu total anggaran. Sedangkan untuk proses dan sarpras serta pengembangan SDM nilainya sangat terbatas.

  • @catchat5975
    @catchat5975 Год назад

    Saya bersyukur dapat mengajar 432 orang anak + 1 orang anak kandung dengan segala keunikannya... semoga mereka semua menjadi anak shaleh/shalehah yang mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi tingginya di dunia dan akhirat..aamiin

  • @praptoari
    @praptoari Год назад

    ya ya ya, mungkin 3 kata itu yg bisa diucapkan setelah nonton video ini 👍😊 terus berkarya agar semakin baik keadaan negeri

  • @jaharqaulani
    @jaharqaulani Год назад +3

    Salah satu agar pendidikan indonesia bisa maju adalah bebas dari korupsi dan mental korup di dunia pendidikan.

  • @nuriastuti4076
    @nuriastuti4076 Год назад +6

    Saya guru di SD swasta yang menerapkan active learning. Alhamdulillah siswa siswi saya keren2.. berpikir kritis, bahkan kalau saya memberi materi, banyak yang lebih seperti klarifikasi pengetahuan daripada mendapatkan materi. "Saya sudah pernah baca miss, jadi petir itu ..... iya kan miss?".
    Mungkin bapak ibu guru bisa mencoba menerapkan active learning sesuai dg kondisi sekolah. Maaf hanya bermaksud untuk berbagi 🙏🙏🙏🙏🙏.

    • @mariaalqib_
      @mariaalqib_ Год назад

      Kerennn. memang harus didukung dari lingkungan orang tua nya juga ya bu 😊

    • @tauhidawaludin5705
      @tauhidawaludin5705 Год назад

      emng beda yh cara ngajar di sklh negeri dan swasta. lebih maju swasta sepertinya... mantap

  • @databanyumas3349
    @databanyumas3349 Год назад +2

    Pendidikan yang universal:
    1. Bisa baca, tulis, hitung (tambah kurang kali bagi). Harus diakui inilah hasil pendidikan yang kepake sampe kapanpun
    2. Manusia sejatinya scientist karena punya kepo tak terbatas, segala ditanyakan, segala dipikirkan. Karenanya latih critical thinking terhadap fenomena/problem dengan memahami scientific methods. Ini harus ditanamkan sejak kecil.
    3. Manusia sejatinya engineer (baik teknologi maupun sosial), karena inovasinya tak terbatas, selalu tercipta teknologi baru, selalu ada penyempurnaan teknologi lama, selalu ada penyempurnaan sistem sosial, hukum. Inovasi dengan rekayasa teknologi maupun rekayasa sosial merupakan hirarki tertinggi untuk mencari solusi atas permasalahan dengan pertimbangan banyak sisi. Karenanya sejak kecil harus ditanamkan engineering design process untuk create inovasi.
    4. Selain ketiga hal tsb. Buatlah anak tumbuh dengan hal yang mereka sukai.
    5. Hilangkan persyaratan ribet utk bangun sekolah. Kita masih fokus pada tersedia infrastruktur fisik, harus serba Standar shg makan waktu n biaya. Fokuskan anggaran utk bangun SDM.
    Pendidikan adalah problem multifaset sehingga mencari solusinya jg multifaset.

  • @thyanrahayaan3490
    @thyanrahayaan3490 Год назад

    Tentang kualitas guru ini sy sependapat, sebagai seorang pendidik sy pun melihat hal yg sama

  • @SJ-wp1bd
    @SJ-wp1bd Год назад +6

    Dana pendidikan Indonesia itu sebenarnya besar, tapi uang pendidikan itu mandek ke Pemda.

    • @betterly700
      @betterly700 Год назад

      Permainan dana pun banyak apalagi smk swasta

    • @M1K0G3
      @M1K0G3 Год назад +1

      @@kingki1953 Sekolah islam cuma mengagungkan yayasan doang, sementara siswa dan gurunya sengsara, beda dengan sekolah Kristen walau sepi tapi sejahtera siswa dan gurunya(Gua ngak maksud SARA ya, namun kenyataannya emang gitu)

  • @HPbigfannn
    @HPbigfannn Год назад +5

    Videonya keren 😍
    Btw, aku jadi guru SDN baru 4 bulan, dan megang kelas 1 dgn jmlh siswa 17.. Awalnya gamau pegang kls 1 dan 6 krn bagiku mereka itu penentu (in dan out). Kebetulan pd saat itu ada ASN yg bilang bhw syarat mengajar ASN minimal 25 siswa (kalau tidak salah) .. Sehingga akhirnya beliau lepasin kls 1.
    Menurutku, akan lebih maksimal seorang guru mengajar siswa dibawah 20 org, karena banyak guru yg pegang 1 rombel dgn jumlah 30 lebih siswa. Apa tidak pusing? SANGAT 😂 .. Itulah yg menurutku kembali lg ke aturan pemerintah, kalo mau maksimal guru mengajar ya jangan dibebani dgn jmlh minimal siswa yg terlalu banyak (bagi ASN), belum lg administrasi yg setumpuk, belum kalo mereka gajian suka banyak potongan (diluar tagihan pinjaman) hehe
    Semoga pendidikan Indonesia lebih baik lagiii 😊

    • @silvia_jnnh
      @silvia_jnnh Год назад

      @Amelia Riyant Setuju, terlalu banyak siswa guru juga kesulitan untk memahami karakter belajar siswa dng waktu pembelajaran yg terbatas

  • @AhmadFajar-oi6wn
    @AhmadFajar-oi6wn Год назад +2

    Menurut saya siswa siswi di Indonesia itu harus didukung dengan perbanyak praktek supaya para siswa siswinya itu tidak bosen 😊😊

  • @tedysetiawan8081
    @tedysetiawan8081 Год назад

    Selalu ditunggu konten ttg pendidikan di Indonesia..

  • @myramx
    @myramx Год назад +14

    Sharing dikit,krn saya Salah satu pndidik yg memutuskan tidak menjd pendidik dsekolah2.
    Saya stuju bgt dari segi kualitas guru dulu. Byk yg bkn jurusan guru jd guru.
    Krn minat yg mw jd guru udah minim selain kurikulum tertulis hmpir sulit diterapkan scara real.
    Kbykan guru yg berkulitas yg memang berdedikasi itu minim krn pengaruh internal sprti pendapatan,training intensive,supervise in the fieldnya. Dan jg memilih sekolah swasta ato suatu institiusi yg lbh bisa menjamin.
    Sbnarnya kemendikbud sudah brusaha smaksimal mgkn. Tp anggaran itu makin hilang2 you know lah kmana yg miris di negara trcinta kita ini. Pdhl teori akhlak Dan agama makin ksini makin significant tp perilaku tdk semua trcerminkan.
    Blm lagi Indonesia ini besar, trdiri byk pulau dsbnya. Utk meratakan kepelosok aja sulit. Dan saya pernah merasakan keterbelakangan pendidikan disana.
    Jujur sdih sih.. saya pun yg skrng hny mengajar di institiusi trtntu selalu tny perkembangan belajar Dan mengajar dsekolahnya. Mewadahi mreka brpkir kritis Dan explore apa yg mreka minati sembari apa yg mreka cari ke institiusi .

  • @greenever8960
    @greenever8960 Год назад +8

    Setiap manusia itu unik, harusnya pendidikan lebih mendukung minat dan bakat siswa, menyediakan fasilitas dan pelatihan pelatihan yg dibutuhkan siswa.

  • @rei_459
    @rei_459 Год назад +1

    Ibarat main MOBA setiap orang punya Role nya masing-masing. Kalo udah tau Role/bakatnya apa, ya item/ilmu nya harus disesuaikan dong. Kalo mage pake item magic, kalo kank pake item defence, kalo Assasin pake item phisical burst.
    Yg jadi pertanyaan dari awal apakah anak" Indonesia dikasih wadah eksplorasi minat bakat? Kalo udah tau minat bakatnya apa, apakah kalo sekolah belajar sesuai minat bakat? kalo gak bisa ngembangin bakat dari sekolahan apakah bisa mengembangkan bakat sendiri?
    Masih banyak PR buat sistem pendidikan di Indonesia dengan banyak drama kepentingan disana-sini karena menjadi negara maju butuh 1 abad lebih agar bisa terjadi

  • @giestone
    @giestone Год назад +1

    Ada game GOTY th 2022 yang gue rasa lumayan relate. Di awal kita disuruh milih class. Seiring bertambahnya experience kalo ngerasa class yang kita pilih itu gak sesuai, bisa kok ganti build ke class lain.

  • @helloiamhere3181
    @helloiamhere3181 Год назад +5

    Saya sebagai salah satu mahasiswa jurusan pendidikan. Saya sempat belajar tentang mata kuliah dasar dasar pendidikan dan masalahnya. Saya juga sempat membuat jurnal serta meriset tentang penyebab masalah pendidikan di Indonesia. Menurut jurnal serta pemikiran saya ada banyak faktor yang menyebabkan kualitas pendidikan Indonesia blm berkembang / masih kalah sama negara lain.
    1. Orang tua. Orang tua merupakan salah satu pondasi awal dalam pendidikan. Seperti pepatah pernah mengatakan orang tua adalah pendidikan pertama bagi anak anaknya. Banyak orang tua di Indonesia yang masih memiliki pemikiran kolot. Mereka memiliki pemikiran bahwa pendidikan itu tidak penting. Yang terpenting itu bagaimana caranya bisa makan dan bertahan hidup. Memang pandangan tersebut tidak salah. Namun, karena pandangan tersebut itulah yang menghambat anak anak di Indonesia pendidikannya tidak berkembang. Seharusnya orang tua di Indonesia mendukung anak anaknya dalam menempuh pendidikan. Memang pendidikan tidak membuat kita kaya, tapi pendidikan yang baik, akan membuat seseorang memiliki pemikiran yang kritis dan pemikiran yang lebih berkembang. Agar pada saat menghadapi permasalahan, kita dapat memikirkan jalan keluar yang lebih baik, terstruktur dan lebih terarah. Seharusnya orang tua juga memantau perkembangan anaknya dalam prose pembelajaran. Karena kalau di rumah, tidak di tanyakan apakah ada pr, atau mengevaluasi apa yang di pelajari di sekolah tadi. Itu akan membuat siswa menjadi malas dan cepat lupa. Sehingga menyebabkan perkembangan materi pembelajaran tidak berjalan dengan baik. Orang tua seharusnya berkerja sama dengan guru, dengan cara menanyakan kembali apakah anaknya ada pr atau tidak. Dan materi apa yang tadi kamu pelajari. Jika orang tua yang sibuk bekerja tidak sempat, setidaknya dia dapat memberikan guru pembimbing di rumah untuk anaknya.
    2. Terjadinya kesenjangan.
    Jumlah kuantitas dan kualitas pendidikan Indonesia mengalami kesenjangan. Terlebih lagi di daerah terpencil. Saya sempat membaca salah satu jurnal yang membahas tentang kesenjangan kuantitas dan kualitas pendidikan di daerah terpencil. Banyak sekali di daerah 3T (Terdepan, terluar, tertinggal) jumlah guru yang mengajar dengan jumlah murid yang diajar tidak seimbang. Hal ini dapat menyebabkan proses pembelajaran tidak dapat berjalan secara efisien.
    3. Sarana dan prasarana fisik di dunia pendidikan Indonesia masih jauh dari standarisasi yang ada.
    Di Indonesia masih banyak sarana dan prasarana fisik yang blm memadai. Contoh, seperti bangunan untuk melakukan pembelajaran. Masih banyak di Indonesia, gedung sekolah yang blm layak terlebih lagi di daerah 3T. Kualitas sarana pendukung pembelajaran juga masih kurang. Contoh seperti jumlah layar proyektor, buku pembelajaran, dan papan tulis. Di sekolah sekolah masih blm memadai serta merata dalam pembagiannya. Misal kelas A ingin menggunakan layar proyektor tapi ternyata layar proyektor di pakai kelas lain. Maka kelas A akan mengalami keterlambatan dalam pembelajaran materi. Karena harus menunggu giliran dengan kelas yang lain. Atau semisal layar proyektor di kelas mereka rusak, itu akan membuat mereka harus meminjam dari kelas lain. Dan akan menyebabkan proses pembelajaran menjadi tidak efisien. Menurut sumber yang saya baca, pada tahun 2021 di daerah 3T. Jumlah gedung sekolah masih blm merata. Menurut jurnal yang saya baca, gedung sekolah hanya akan fokus di bangun di kota besarnya saja, tapi di daerah terpencil sangat jarang di bangun gedung sekolah. Sehingga akan menyulitkan siswa dalam menempuh pendidikan. Para siswa akan membutuhkan waktu tempuh yang lama agar bisa belajar, sehingga pada saat sudah sampai di sekolah mereka akan mengalami kelelahan. Dan pada akhirnya mereka menjadi tidak fokus dalam menyerap materi pembelajaran. Seharusnya pemerintah dapat fokus pembangunan di daerah 3T baik dari segi infrastruktur jalan dan jumlah gedung sekolah. Jangan hanya, fokus membangun di kota besarnya saja, tapi di daerah 3T tidak di perhatikan.
    4. Kalau kata dosen saya kak, bukan kualitas gurunya yang jelek tapi kualitas calon gurunya yang perlu dibenahi. Memang di Indonesia masih banyak tenaga pengajar yang latar pendidikan nya blm sesuai. Tetapi, yang perlu di perbaiki harus pada calon gurunya. Kenapa ? Karena percuma kalau kita fokus kepada hal yang sudah terjadi. Seharusnya kita bisa lebih fokus kepada hal hal yang blm terjadi. Contohnya yaitu membenahi calon gurunya. Para calon guru seharusnya sadar, bahwa pada saat dia berkuliah, dia harus sungguh sungguh belajar. Karena kelak dia akan menjadi salah satu dasar penting agar pendidikan di Indonesia dapat berkembang. Para calon guru seharusnya di beri arahan serta bimbingan dari yang lebih berpengalaman. Agar kelak dapat menjadi tenaga pengajar yang berkualitas. Para calon guru seharusnya di buatkan forum untuk saling bertukar pikiran serta inovasi dalam mengajar. Agar kelak metode pembelajaran yang digunakan dapat bervariatif. Sehingga kelak pada saat mengajar suasana kelas dapat berjalan dengan baik dan efektif.

    • @dwiiderahayu3028
      @dwiiderahayu3028 Год назад +1

      Nah ini. Setuju banget sama semua poinnya.
      1. Mayoritas ortu abai sama proses pendidikan dan pembelajaran anak di sekolah.
      2. Kesenjangan di semua lini: Sarpras sekolah nya, kualitas gurunya, kualitas dinas pendidikannya, kesejahteraan gurunya, dll dll.

  • @rpgsgamer7850
    @rpgsgamer7850 Год назад +5

    Pros :
    1. Yes, it's true.
    Karena pendidikan kita itu lebih berfokus pada buku2 dan kurikulum yang terlalu banyak. Itu seakan-akan menghambat kita untuk menjadi kreatif karena harus mempelajari semua mata pelajaran.
    2. Ya, kenapa ngk ikuti pendidikan luar negeri yang bisa dipelajari? Itupun sesuai dengan individunya.
    3. Ok, nasionalisme memang perlu tapi harus sesuai dengan perkembangan sekarang yang sudah globalisasi.
    Cons:
    1. Yes, karena banyak pengetahuan baru yang belum digali juga skill baru yang belum ada ditambah personality yang belum dipelajari banyak orang.
    2. Berpikir kritis, itu memang harus cuma kita tuh mau berdebat tapi malah tidak menerima pendapat yang diluar pemikiran orang2.
    Itulah mengapa kita merasa harus sama seperti yang lain.
    3. Ya itu benar, karena seakan-akan seperti mengubur minat, bakat dan keterampilan yang sudah ada sejak lahir yang harus diikuti buku dan guru ke levelnya orang yang mengajar.
    Istilah seperti murid harus mengikuti buku dan kata2nya. Itulah mengapa seperti robot, mengikuti arahan orang lain.

  • @marhayusan1545
    @marhayusan1545 Год назад +1

    Biaya sekolah tinggi kadang pendapatan rendah, mau kuliah biayanya tinggi sampai ada kasus mahasiswi asal Purbalingga yg kuliah di Yogyakarta, meninggal pecah pembuluh darah stress karena dia nggak bisa bayar biaya kuliah. trus kualitas gurunya bobrok itu sumber dr guruku yg udah jd PNS, dia nyeritain mau jd kepala sekolah harus nyogok pake Avanza bukan di lihat dr kualitasnya, jd gue cuma berdoa semoga kita diberikan pemimpin yang amanah kedepannya.

  • @muhammadfaishal4915
    @muhammadfaishal4915 Год назад +1

    Kalo menurut gua sih, masalah pendidikan itu bisa banyak hal. Tetapi jika ingin ubah pendidikan tentunya harus dlu hilangin akar dari seluruh masalah masalah itu. Mulai dari pemerintah, dari guru, serta dari aturan pendidikan itu sendiri. Tapi tentunya itu tidak mudah. Maka, jika tidak bisa seperti kita perlu fokus sja kepada generasi selanjutnya dengan mengajarkan mereka pendidikan yang baik. Harapan agar mereka bisa membersihkan akar dari seluruh masalah pendidikan dengan menjadi manusia yang jujur, amanah, segala perbuatannya seolah olah hanya untuk Indonesia bisa menjadi lebih baik

  • @lemlemart9659
    @lemlemart9659 Год назад +3

    Salah satu permasalahan terbesar Indonesia yaitu terlalu kental nya agama
    Karna agama itu menghambat kita untuk berfikir bebas dan memper sulit kita untuk berkembang. Apa² bawa agama bawa tuhan kapan maju nya kalo gitu

    • @minionfbi3814
      @minionfbi3814 Год назад +1

      Ilmu agama sangat penting,justru tidak masalah bagi gw jika menuntut ilmu agama,sangat penting ilmu agama untuk menambah keimanan kita terhadap Tuhan

    • @ameeraka2464
      @ameeraka2464 29 дней назад

      Kalau menurut saya, kebanyakan pengajar atau orang yang "lebih sepuh/tua" tidak benar benar meresapi makna dan tujuan dari agama. Semacam hanya menghafal dan rutinitas yang tidak dilaksanakan dengan 'hati'. Kemudian, seiringnya waktu berjalan, mereka akan mengajar lebih sebagai pekerjaan, bukan dengan dedikasi, bukan ajar mengajar yang sebenarnya. Sehingga anak didiknya yang melihat hal hal seperti itu dan menganggap bahwa itu 'normal' akan mengikuti jejak guru² terdahulu tersebut.

  • @ainulyaqin6526
    @ainulyaqin6526 Год назад +3

    inilah jaman dimana semua orang bisa berkomentar, menyampaikan opini dan membuat kesimpulan satu arah. Kita tidak menutup mata memang masih banyak PR yang harus dilakukan, dan ini tidak adil jika hanya dibebankan kepada satu aspek saja, pendidikan. Kenyataannya, seluruh aspek di dalam bangsa kita saling terkait dan saling memberikan dampak maupun kontribusi. Keluarga, Masyarakat, Pemerintah, Pelaku Bisnis, Tokoh Agama, faktor ekonomi dsb adalah diantara sekian banyak penyebab mandeknya pendidikan di Indonesia. Saya guru, saya tau persis yang terjadi di lapangan seperti apa. Luxurious education mostly belongs to rich people, while the others don't have those privilages. Jangan ngomong data kuantitatif kalau belum pernah masuk secara langsung sebagai bagian dari Pendidikan itu sendiri, tidak adil. Tidak lanjutnya jenjang pendidikan anak tidak hanya terjadi karena mindset si anak, boleh jadi karena memang banyak faktor yang membuatnya berpikir lebih baik bekerja dan ikut membantu menopang ekonomi keluarga. Guru yang tidak bisa mengejar perubahan kurikulum, boleh jadi karena keterbatasan akses karena mereka di pedalaman. Jangan hanya lihat dari satu sisi negatifnya saja, coba angkat secara berimbang dan proporsional, ikutlah bergerak untuk perbaikan pendidikan di Indonesia. Kalau ujung-ujungnya hanya sekedar mau promosi dagangan webinar, kursus berbayar mah ... sedih
    Tolong bijaksana sebelum membuat konten, karena opini anda membuat banyak isi kepala menjadi semakin pesimis dengan perkembangan pendidikan di Indonesia. Apalagi kalau hanya untuk menarik viewer dan menambah subs, pliss.

  • @Rivaldiak
    @Rivaldiak Год назад +2

    Pendidikan kita dipegang Kemendikbud, Kemristekdikti, dan Kemenag (bisa dikoreksi). Gimana kualitas pendidikan dibawah kementrian tersebut? Seharusnya merata semua untuk mencerdaskan bangsa. Namun mungkin ada lembaga pendidikan yang motifnya bukan kecerdasan dan kekritisan berpikir, misalnya malah mencari profit

  • @xred.5320
    @xred.5320 Год назад +1

    Tapi selama beberapa tahun ke belakang gua fokus tentang "orangtua" dan "sosmed". Orangtua jadi pendukung, tempat bersandar, bercerita dan sebagainya, lalu sosmed yang harusnya bisa jadi jembatan, malah menjadi "perusak" generasi sekarang. Kenapa? Karena nggak banyak dari anak anak sekarang nggak filter apapun yang akan mereka konsumsi disana. Akhir akhir ini banyak banget dari mereka, atau dari generasi lain yang membuat "sensasi" di medsos agar viral hanya karena ingin pengakuan, di lain kasus ada yang mencari sesuap nasi dengan cara yang nggak lazim dan di luar nalar.
    Filter di sosmed ini menurut gua harus banget di ajarin ke generasi sekarang, bahkan untuk kalangan yang belum paham betul tentang sosmed. Ya walaupun ada konsep filter di platform nya, tapi ga banyak yang gunain fitur nya itu. Menurut gua sosmed juga berperan besar dalam pembentukan generasi sekarang, jadi gua bener2 setuju tentang platform yang bakal filter konten untuk user yang nggak verif KTP atau tanda identitas, walaupun agak was2 bocor datanya hihi.
    Jadi itu pendapat gua, baca dulu baik baik, jangan ngebiasain langsung hujat. Semuanya bisa di bicarakan baik baik.

  • @Ilham-014
    @Ilham-014 Год назад +4

    Antara tahun 2016 waktu masih sekolah, dana BOS sekolah gua numpuk sampai 5M, anehnya biaya pembangunan, perawatan dll mengandalkan dari iuran infaq yang dibebankan kesemua siswa.
    Info ini gua dapat dari mantan kelapa TU
    Gila cuy

  • @doabundo6067
    @doabundo6067 Год назад +3

    Collab dengan guru gembul dong

  • @allinramadhania241
    @allinramadhania241 Год назад +1

    Yup aku setuju tentang ini masalah terbesar di Indonesia adalah pendidikan yang masih rendah selain karena faktro guru faktor siswa juga berperan di sini seharusnya guru bs menerapkan ilmu kepada muridnya dengan baik dan benar bukan hanya memberikan tugas setiap masuk dan tiba" ulangan tanpa menjelaskan apapun, dan untuk para siswa seharusnya kalian bs lebih menghargai guru dan meningkatkan kesadaran dalam pendidikan,karena pendidikan akan sangat penting dalam kehidupan.Itu semua bisa d latih dan di perbaiki dri generasi muda

  • @TaniaAndhita
    @TaniaAndhita Год назад +2

    Saya masih seorang murid SMA, saya tidak mengalami kejadian ini secara langsung tapi ini dialami langsung oleh adik kelas saya yang mungkin memang agak kurang pintar, dia setiap nanya selalu diacuhkan oleh beberapa guru. Saya tahu kalau mungkin para guru ingin mengejar materi apalgi saya di Pesantren yang memang cuman ngejar Paket persamaan, saya ngerasa terlalu tidk adil bagi adik kelas saya malah diacuhkan
    Dan ini saya pengen curhat sedikit tentang pesantren saya dimana pendaftaran hanya dikhususkan bagi yang ber IQ lebih dari rata-rata saya merasa kalau sekolah kini sudah bukan untuk mencerdaskan siswa/i. Tapi justru kini banyak sekolah yang terasa khusus bagi orang yang pintar saja/ ber IQ tinggi. Jika sekolah-sekolah begini terus maka dimana tempat bagi orang-orang yang agak terlambat dalam pendidikan/ IQ rendah?

  • @syahladheandrazahraan4068
    @syahladheandrazahraan4068 Год назад

    Saya sebagai siswi dan video ini memang sangat amat relevan sama pendidikan saat ini, terkadang kami juga telah dipengaruhi oleh pergantian kurikulum yang menjadi penghambat untuk para siswa mengeksplorasi pendidikan nya, atau bisa juga karena terlalu banyak tugas sekolah yang dijadikan pr itu stress nya menjadi jadi. Harapan untuk pendidikan di Indonesia ini saya ingin menjadikan pendidikan Indonesia sebagai pembangkit para siswa dan siswi untuk belajar menuntut ilmu tanpa ada halangan seperti pergantian kurikulum terbaru yang hanya membuat siswa dan siswi nya terhanyut dalam kejanggalan kurikulum tersebut.

  • @momochiochiochi
    @momochiochiochi Год назад +1

    Banyak yg komen masalah sistem pendidikan yg amburadul / kurikulum segala macem tapi aku ngeliat emang sdm kita aja yg ketinggalan sih pengalaman aja banyak anak menormalisasi mencontek, bolos sekolah, tawuran segala macem... ga bakal bisa kita 'dibebasin' macem Findlandia/Denmark atau mau dicoba 'extrim' macem Jepang Korea dll

  • @ristyblackmore508
    @ristyblackmore508 Год назад +1

    Satu peningkatan pokok, sangat perlu, namun tdk begitu disinggung di video ini adlh MOTIVASI SISWA UTK BELAJAR DAN INGIN TAHU.
    Orang (siswa,guru,masyarakat) bisa nyari pengetahuan yg narasi +penyajiannya "terbaik versi dia", bejibun di yutup. Tp apa yg dicari?...hiburan, hiburan, dan hiburan saja
    Siswa nyari (dgn sengaja) konten mikir, itu kenyataannya ga sebanyak frekuensi nyari hiburan, musik, movie, obrolan, selebriti, games, dll
    Ini didukung oleh situasi org² tua jaman skrg yg sedari bangun tidur udah kasih gadget ke si bocil supaya ga rewel. Ga ganggu si ortu katanya. Lalu membudaya lah sampe dewasa,, kecanduan games/sosmed itu. Otak malas mikir, malas rumit, malas berkreasi.
    Saat negara² maju sibuk nyari cara agar graphene bisa murah dgn produksi masal, dia masih mikir bagaimana caranya push rank dgn cepat.

  • @putriokema7822
    @putriokema7822 Год назад

    Relatet banget sih ya banyak minat bakat yang terhambat dikarenakan sistem pendidikan yang terlalu monoton

  • @Radenayujenar
    @Radenayujenar Год назад +1

    klo aku sih, no.1 bikin guru yg berkwalitas....itu aja. menurutku sih,anak cuma butuh pendamping,yg bisa ngeliat, oh,ini mau kemana ni... ,karena setiap anak punya bakat istimewa,kita sebagian besar orang tua,tanpa sengaja atau ngga, menghambat atau bahkan membunuh bakat itu !

  • @kevin-qe9vf
    @kevin-qe9vf Год назад +2

    Masalah yang menurut saya penting tapi saya bahkan tidak pernah mendengar ada yang mengeluhkan hal ini :
    1. Sadar ga sih selain susahnya akses pendidikan buat semua orang ada hal yang ga kalah penting, akses materi pembelajaran. Ya karena faktanya pembelajaran terutama tingkat yang sudah di atas sekolah(sd/smp/sma) itu banyak/mayoritas memakai bahasa selain indonesia(sebenernya yang indonesia ada cumen kurang aja dari kuantitas dan kualitas). Jadi secara ga langsung kalo mau belajar = bisa bahasa Inggris, padahal banyak yang ngomong "cintai bahasa indonesia" tapi nyatanya pembelajaran banyak yang serba basisnya inggris. Yang jadi poin, bahasa itu ga semudah yang dikira untuk dipelajari, kalo dibiasain dari kecil mungkin bisa tapi masalahnya ga semua orang begitu. Saya sendiri ngerasain susahnya belajar, karena inggris saya cupu. Ini masalah yang saya yakin ga saya doang, pasti ada yang berargumen "yaudah salah sendiri ga bisa inggris".
    Ya terus masa negara dengan jumlah warga terbanyak ke-4 kalo mau belajar harus bergantung dari bahasa luar, kenapa ga dipermudah saja akses belajar mandiri dengan pengajaran yang memakai bahasa indonesia.
    "lu kira cari orang jago gampang yang mau ngajar bahasa indonesia", ya memang gampang karena pasti banyak orang indo yang jago tapi karena ga nguntungin mereka aja jadi males buat bikin video pendidikan basis indonesia. "duit dari mana??" anggaran apbn gede, jadi bisa tuh dipake buat hire orang indo yang jago di bidangnya buat koordinasiin pembelajaran jangan cumen bangun fasilitas aja percuma fasilitas ada tapi belajar masih susah + jangan dikorup.
    2. Pendidikan di Indonesia itu banyak yang dijadiin bisnis, ya taulah kalo pendidikan aja dijadiin bisnis kek gimana ujungnya. Semisal di bursa saham ada sektor "Pendidikan", itu pasti laporan kuangannya pasti bagus banget karena labanya besar atau mungkin bisa gantiin Big 4 banking yang gerakin ihsg. (cumen sarkas aja sih)
    Ya lebih ke arah keluhan aja sih, oh sama satu lagi kayak video di atas pendidikan di indo fokusnya ke banyak pelajaran. Saya pernah nanya "kenapa sih kita harus belajar banyak pelajaran padahal kan ga semua kepake", terus dijawab "bapak ibu juga dulu belajar semua pelajaran, jadi jan ngeluh dong". Banyak yang setuju jawaban itu, mungkin juga karena pertanyaan&jawaban tersebut yang bikin pendidikan indonesia di situ situ aja.

  • @RezaGilangpradewa
    @RezaGilangpradewa Год назад

    mungkin cara yang paling bisa sedikit ngebantu, kita ngedukasi orang orang terdekat di keluarga buat wawasan pendidikan dan pekerjaan di indonesia sama sekalian prospek kerja kedepannya biar mereka bisa lebih punya gambaran di dunia kuliah dan kerja.

  • @bahaulfahmialhaq4948
    @bahaulfahmialhaq4948 Год назад

    membangun sejak dini fundamental dasar manusaia berpendidikan. cara belajar, membaca, dan menulis, dan berpikir kritis kemudian menguatkan kembali fundamental dibidang akhlak dan agama, dan juga di bidang matematika, sains, ilmu sosial.

  • @wiandryadiwasistio2062
    @wiandryadiwasistio2062 Год назад

    gw ada satu usul: tata letak tempat duduk siswa. coba dibuat kaya ampiteater dmn meja2 murid ditata biar ngelingkarin panggung yg bakal jadi tempat guru mengajar. nanti yg mau ngobrol/turu/ngelamun keliatan semua deh

  • @IWAYANRENTANU
    @IWAYANRENTANU Год назад

    Dasar pendidikan kita menurut Ki Hajar Dewantara masih relevan sampai sekarang. Intinya yukk kita kerjasama saling menguatkan dan mengingatkan. Jika titik beratnya di guru dan pemerintah disalahkan okelah, tapi bapak/ibu di rumah juga ya, masyarakat juga ya. Setuju untuk sekarang dan ke depan kalau mau jadi Indonesia emas, belajar itu perlu menekanlan PBL dan PJBL. Semangat para guru2 hebat.

  • @rialamsitumorang4337
    @rialamsitumorang4337 Год назад

    Trimakasih sudah membahas soal pendidikan kita, saya yang sudah lama jadi guru, berharap orang yang mau jadi guru itu harus memang diminati jangan jadi profesi alternatif, sehingga dia akan mendidik dan mengajar dengan hati soal kurikulum selalu diganti memang agak menggangu begitu kita masih mulai paham K13 sudah diganti, dulu ada istilah suplemen , mengurangi atau menambah materi pelajaran sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan atau metode-metode yang perlu diubah tanpa mengubah kurikulumnya, jadi kurikulumnya dibuat fleksibel , hal lain juga yang mengkhawatirkan kita menjadikan guru hanya sebatas perjanjian kerja semacam guru kontrak ini akan sangat mempengaruhi minat orang orang muda jadi guru, kedepannya pendidikan Indonesia bagaimana, ini perlu dikaji ulang.

  • @muhammadhamsah8336
    @muhammadhamsah8336 Год назад

    Jadilah guru dan dosen yang berwawasan luas, maka tercipta keterbukaan dan kemerdekaan berpikir siswa