Saya mantan WNI, Sekarang saya sudah jadi Warga Negara Rusia, tinggal di Kota bagian selatan Rusia bernama Rostov. Kalau anda suka sepak bola mungkin tahu FK Rostov. Saya dari kota dimana tim sepak bola tersebut berbasis. Apa yang di katakan Mbanya di menit 25:45 ini benar benar sangat dekat dengan apa yang sering saya katakan ke teman" dan keluarga di Indonesia saat saya pindah WN. Yang kita cari saat pindah WN adalah mendapatkan kesempatan yang sama. Saya atau banyak dari kita adalah middle class yang hidup seperti orang biasa di negara ini. Saya saat pertama kali pindah ke Rusia juga karena scholarship pemerintah Rusia karena saya bukan dari keluarga mampu. Sekarang sudah jadi WN juga kerja di kerjaan biasa yang kami cari adalah garasi sosial dan standart hidup yang "sekedar cukup". Dimana safety net tarkhir kita adalah negara bukan keluarga terdekat karena kita bayar pajak.
Kisah yg hampir mirip dgn saya... Saya mantan WNI jg, anak penjual gorengan yg lumayan berprestasi secara akademik. Kesempatan datang saat saya dpt melanjutkan kuliah di salah satu universitas terbaik di AS dgn beasiswa (bkn dr pemerintah Indonesia). Setelah lulus, saya langsung bekerja profesional di AS di salah satu perusahaan terbesar di dunia. Meskipun sering dibilang sbg pengkhianat, saya tetap pindah WN krn masa depan saya ada di tangan saya sendiri. Bkn ditangan orang2 yg mencibir saya....
Pada dasrnya sebagian orang diaspora itu hnya menginkan hidup yang lebih layak, gaji yang cukup, kemandirian, pokoknya hidup lebih layak dari tempat aslinya, tapi nasionalisme dlm darah itu tidak pernah terlepas bangga jadi orang Indonesia. Salam dari NTT Semoga bisa menjadi lebih mandiri
Sekarang itu orang pintar gk d pakai d Indonesia yg penting bapaknya presiden,pejabat d Carikan kerjaan sekalipun merubah konstitusi hukum tertinggi d negri ini ,itu katanya hukum tertinggi tapi masih d rubah demi kepentingan pribadi atau klompok.hancur lah tatanan negara klau hukum tertinggi d acak acak , seharusnya Indonesia bubar sdh dasar hukum sdh d rubah .d lihat orang luar gk etis ,makanya sdh gk menarik Indonesia untuk investasi.
*NEGARA itu semacam kendaraan yang sangat besar sekali dan gak akan Bergerak jk gk digerakan.!!!* *Para Pengelolah NEGARA yang ngrusak system Etikabilitas & Intelektualitas dalam Pemerintahan & Masyarakat.!!!* *System dan Peraturan berlaku hanya utk Masyarakat Menengah ke bawah dan yang High class bebas aturan..🤷*
Kita harus justru menyambut positif tawaran dari negara negara seperti Singapura. Di Indonesia, Untuk 10-20 tahun kedepan , kesempatan maju lebih terbuka bagi yg well connected, punya modal, anak pejabat dll… dan itu pilhan yg diambil oleh “sistem” di negara Indonesia. Sedangkan bagi generasi muda yg lebih memilih berkarya berdasarkan kerja keras dan meritokrasi, negara lain memberikan kesempatan lebih terbuka untuk maju. Intinya jangan biarkan negara “mendikte” nasib atau “menghalangi” kemajuan warga nya, karena setiap individu (warga negara) punya pilihan untuk maju - termasuk menjadi diaspora.
Banyak yang « nkri harga mati nkri harga mati »an di Indonesia , males. Dikit2 « nationalisme » tapi buang sampah sembarangan, ngak ngantri, asal serobot, ngak bisa ngaku salah. Kadang2 emang kita bosen diterjang negativitas sepanjang hari, bertahun2. Digaslight terus sampe tua. Ngapain? Loe ngak bisa mengubah orang lain tapi loe bisa mengubah loe mau tinggal di mana
@@keyboard-bender realitanya pertanyaan tersebut punya komplikasi yang luas di indonesia.... bisa berbaur? ktp minoritas didaerah masih banyak praktek diskriminasi.... kolom agama di KK sengaja dirubah bilangnya kesalahan administrasi... pas mau rubaah dipersulit sampe 2 bulan.... nepotisme di jabatan pemerintah harus seukhuwah.... jangan buta tutup mata...
November kemarin tepat 10 tahun saya udah ngga tinggal di Indonesia (Jakarta) dan ngeboyong keluarga tinggal di KL, Singapore, HK, Sydney dan London, sejak tahun lalu. Selain duit yang lebih gede (offer pertama di Malaysia langsung naik gaji 3x lipat), ada benefit non finansial seperti eksposure yang bagus utk anak2 saya dari segi pendidikan (tidak hanya menghafal tapi memahami, socratic method sejak SD), sosial (teman2nya diverse dan anak saya sedikit menguasai bahasa perancis dan jepang karena pergaulan dan hobby, selain bahasa Indonesia dan Inggris tentunya), infrastruktur yang baik (banyak alternatif moda transportasi dan tidak habis waktu dijalan commuting dari bintaro ke scbd 😅), akhir pekan tidak monoton ke mall (walau sekarang di Jkt sudah lebih banyak pilihan) Soal kerjaan di luar negeri, kurang lebih sama, tapi mgkn bedanya kalau kita kerja di perusahaan multinasional di Indonesia, kadang orang lokal suka dipandang sebelah mata (level direksi preferensi ke expat), di luar negeri koneksi ngga begitu penting kyk di Indonesia, lembur sifatnya sukarela dan orang2 super ga enakan kalau ngasih kerjaan mendekati jam 5 sore (walau ga harus selesai hari ini) Sebagai diaspora saya lebih cinta dan sayang sama Indonesia ketika tinggal diluar negeri. Pulang ke Jakarta atau liburan ke Bali, yang kita inget cukup yang manis2nya aja.
kalau negara tidak bisa mensejahterakan Rakyatnya , kebijakan / peraturan dibuat hanya untuk kepentingan elit2 politik & oligarki dan mereka sibuk memperkaya diri sendiri & golongannya dan rakyat dirampas hak2 nya berarti rasa nasionalis Rakyat itu sudah diperkosa oleh mereka
Komen dari temen - Sempat iseng nonton, few facts are not right to me.. 1. NS itu beda dengan Wamil.. regardless artinya.. 2. There is no options for student to get PR directly.. yang ada dulu mereka yg studi di NUS NTU pakai scholarship, begitu dapat kerja langsung ditawarin PR atau kalau apply PR langsung diapproved.. sekarang no more.. 3. So gak ada itu yg laki2 milih jadi PR setelah kerja sementara yg perempuan bisa sejak sekolah langsung PR.. I am talking about 1st generation PR here. Yang ada para ortu PR yg punya anak laki2 ada yg gak mau anaknya jadi PR supaya bisa avoid NS, dengan harapan nantinya anak laki2nya itu apply PR sendiri sebagai 1st generation 4. Gaji 5500 itu buat minimum dapat EP. Banyak yg kabur ke sg kerja dengan gaji di bawah itu.. bukan berarti ke SG pasti langsung dapat 5500
Few facts are not right: 1. NS itu beda dengan Wamil.. regardless artinya 2. There is no options for student to get PR directly.. yang ada dulu mereka yg studi di NUS NTU pakai scholarship, begitu dapat kerja langsung ditawarin PR atau kalau apply PR langsung diapproved.. sekarang no more.. 3. So gak ada itu yg laki2 milih jadi PR setelah kerja sementara yg perempuan bisa sejak sekolah langsung PR.. I am talking about 1st generation PR here. Yang ada para ortu PR yg punya anak laki2 ada yg gak mau anaknya jadi PR supaya bisa avoid NS, dengan harapan nantinya anak laki2nya itu apply PR sendiri sebagai 1st generation 4. Gaji 5500 itu buat minimum dapat EP. Banyak yg kabur ke sg kerja dengan gaji di bawah itu.. bukan berarti ke SG pasti langsung dapat 5500
Poinnya menurut saya: 1. Nationalisme seharusnya adalah "two-way street", warga butuh negara, negara butuh warga. Sama sama saling membutuhkan 2. Setiap warga adalah aset bangsa yang "enreaching the bigger picture of the nation." BUKAN THREAT / ancaman bagi negara tersebut.
Sistem di indo yg salah tiap 5 tahun berubah, gak konsisten mensejahterakan rakyatnya, mementingkan keluarga partai, kemajuan sdm sangat lambat, literasi semakin rendah, mudah terprovokasi, sangat rentan tersulut kerusuhan, sering demo2 dijalan, intinya politik yg tidak stabil, demokrasi kebablasan, mending kabur dulu tiap 5th, klo sukses diluar ya netap, ke indo pas liburan aja😂
Ya bukan hanya sekarang lah... semua orang Indo kalo punya kesempatan kerja ke singapore ya pastin pindah, orang gaji nya 10x. makan siang jkt-spore hampir sama. Koq malah hub dengan politik , bla bla bla...
Masya Allah ini spt pengalaman kami ketika mengantarkan anak kami ke Singapore krn dapat ASEAN Scholarship dr Pemerintah Singapore.. kami disana secara otomatis jadi mengikuti sistem contohnya jd lbh tertib. Tapi justru kami sangat nyaman dgn keteraturan disana dan berharap kelak indonesia bisa spt itu. Kontennya sangat informatif dan edukatif, terimakasih, sukses selalu 😊
Gak ada salahnya jg sih. Kalau zaman sekarang balik ke indo kan gampang. Bisa stay 60 hari. Bisa diperpanjang lagi. Jadi, pindah warga negara maju sangat worth it, klau bisa dapat kerjaan remote, kemudian stay di Indonesia 60 hari dan bisa diperpanjang berkala. Gaji singapore, biaya hidup indo, tentu cukup nikmat. Yang berat itu, gaji indo gaya hidup Singapore Saya yakin banyak yg begini sih, orang Australia aja udah begitu, kerja remote, gaji standar Australia, tp biaya hidup di indo alias di bali.
Cuma mau kasih tau, chindo banyak yang diam2 berkewarganegaraan ganda Singapura..saya sekeluarga salah satunya. Di bandung yang anaknya sekolah di international school cabang Singapura hampir pasti juga punya paspor Singapura. Lha Kok bisa? Kan Indonesia raya merdeka NKRI Pancasila harga mati TIDAK menerima warga negara ganda. Jawabnya sekali lagi... Ini Indonesia bung, ada duit ada barang.
gak cuma chindo, teman saya yang di ostrali juga, apalagi yang di amrik... buanyakk... berbagai suku.. sebenarnya bisa aja dicek ama pemerentah, tergantung boss. gak bisa inisiatip pribadi pns nya, kerjaan udah banyak & gak beraturan, masa mau nambah2 kerjaan yang gak ada duidnya.
@@Redaksi074 katanya di konoha surat bisa beli dari banyak oknum. so, baiknya pihak2 yang gatel (berkeberatan) bisa meminta otoritas singgapur untuk meminta keterangan ke negara asal peminta kewarganegaraan sebelum sumpah diadakan.
Gue pindah saat biaya hidup sudah sama dengan singapur, dan kelihatanya PPN naik, BBM naik, listrik naik bakal sama jadi negara yang biaya hidupnya tinggi, indonesia naturalisasinya cuman pemain sepak bola aja 😂😂, buat ngawinin wanita lokal 😂😂
National Service/wajib militer 20 bulan, itu wajib bagi pemegang PR selain citizen Bagi jalur academic invitation dari gov Singapore sampai di level PhD ditawarin mengambil citizenship setelah ikatan Dinas 2 tahun kerja/ ditugaskan ke luar negeri.
Sisi gelap Singapura; sudah diungkapkan oleh Elon Musk,.....20 th ke depan Singapura menuju proses kepunahannya. Ini akibat krisis demografi yg parah, .. generasi mudanya sdh tdk mau melahirkan lg, klo tokh ada prosentasenya sdh tdk berimbang. Manusia produktifnya makin lama makin menyusut, ....menua bersama waktu. Stelah itu layuuuu....🤣🤣🤣😂😂😂😂
Soalnya aturan,dasar negara,uud saja dimainkan aplgi yg tidak mendasar buat berdirinya sebuah negara. Shg spti bukan negara lelucon TAPI sistem pemerintahan dan politisinya banyak menjadi pemain SIRKUS.😅
Karena kalau di Indonesia, anak anak lulusan S1 yang pinter gajinya paling 5 sampai 8 juta, dan pastinya tiap bulan habis, tanpa tabungan. Kalau di Singapura mereka gajinya bisa sampai 18 sampai 20 juta per bulan. Misal biaya tinggal 7,5 juta, transport dan makan 7,5 juta, masih ada sisa 5 juta buat tabungan.
Kalo dapat kerja di bidang profesional, minimal S$5000 atau sekitar 55 juta. Sisanya masih banyak sekali. Makanya banyak yg langsung beli rumah begitu dpt PR atau citizenship.
Saya termasuk yang "kabur" karena tidak menemukan pekerjaan riset di Indonesia. Pernah kerja di Amerika Serikat selama 8 tahun. Sekarang kerja di Jerman. Jadi....
Baca juga berita lainnya di kompas.id:
Talenta Terbang Sesuai Penghargaan - komp.as/3Vy839L
melihat kondisi indonesia sekarang saya mendukung anak2 cerdas berbakti keluar negri demi kesejahteraan
Saya mantan WNI, Sekarang saya sudah jadi Warga Negara Rusia, tinggal di Kota bagian selatan Rusia bernama Rostov.
Kalau anda suka sepak bola mungkin tahu FK Rostov. Saya dari kota dimana tim sepak bola tersebut berbasis.
Apa yang di katakan Mbanya di menit 25:45 ini benar benar sangat dekat dengan apa yang sering saya katakan ke teman" dan keluarga di Indonesia saat saya pindah WN.
Yang kita cari saat pindah WN adalah mendapatkan kesempatan yang sama. Saya atau banyak dari kita adalah middle class yang hidup seperti orang biasa di negara ini.
Saya saat pertama kali pindah ke Rusia juga karena scholarship pemerintah Rusia karena saya bukan dari keluarga mampu. Sekarang sudah jadi WN juga kerja di kerjaan biasa yang kami cari adalah garasi sosial dan standart hidup yang "sekedar cukup". Dimana safety net tarkhir kita adalah negara bukan keluarga terdekat karena kita bayar pajak.
Wah. Mksih Mas sudah berbagi. Msh blik ke Indo gk mas?
Sedikit ada kemiripan dengan saya, cuma saya ada di kepulauan Tasman dan sudah pindah WN juga. Sudah menyerah jadi WNI. Pindah sejak 2008.
Kisah yg hampir mirip dgn saya... Saya mantan WNI jg, anak penjual gorengan yg lumayan berprestasi secara akademik. Kesempatan datang saat saya dpt melanjutkan kuliah di salah satu universitas terbaik di AS dgn beasiswa (bkn dr pemerintah Indonesia). Setelah lulus, saya langsung bekerja profesional di AS di salah satu perusahaan terbesar di dunia. Meskipun sering dibilang sbg pengkhianat, saya tetap pindah WN krn masa depan saya ada di tangan saya sendiri. Bkn ditangan orang2 yg mencibir saya....
@@Redaksi074 dulu iya pak. Skrng sudah tidak. Di Indonesia orang tua sudah berpulang. Saya anak tunggal.
kalau mau belajar bahasa russia bagusnya dari mana dulu pak? dapat scholarship dri pemerintah russia harus bisa bahasa russia dlu?
Di hari yg sama MK meloloskan gibran, hasil test kewarganegaraan JERMAN saya kluar dg lulus 100%...so ..
Pada dasrnya sebagian orang diaspora itu hnya menginkan hidup yang lebih layak, gaji yang cukup, kemandirian, pokoknya hidup lebih layak dari tempat aslinya, tapi nasionalisme dlm darah itu tidak pernah terlepas bangga jadi orang Indonesia. Salam dari NTT Semoga bisa menjadi lebih mandiri
Nasionalisme harus DUA-ARAH. jangan hanya dituntut berbakti saja. Tapi harus ada imbal-balik dr negara.
Sekarang itu orang pintar gk d pakai d Indonesia yg penting bapaknya presiden,pejabat d Carikan kerjaan sekalipun merubah konstitusi hukum tertinggi d negri ini ,itu katanya hukum tertinggi tapi masih d rubah demi kepentingan pribadi atau klompok.hancur lah tatanan negara klau hukum tertinggi d acak acak , seharusnya Indonesia bubar sdh dasar hukum sdh d rubah .d lihat orang luar gk etis ,makanya sdh gk menarik Indonesia untuk investasi.
Pejabat, aparat dan parpol2 di Indonesia banyak pengkhianat nya. Rakyat disuruh loyal, dijejali jargon cinta negeri, sedangkan mereka berkhianat.
*NEGARA itu semacam kendaraan yang sangat besar sekali dan gak akan Bergerak jk gk digerakan.!!!*
*Para Pengelolah NEGARA yang ngrusak system Etikabilitas & Intelektualitas dalam Pemerintahan & Masyarakat.!!!*
*System dan Peraturan berlaku hanya utk Masyarakat Menengah ke bawah dan yang High class bebas aturan..🤷*
Kita harus justru menyambut positif tawaran dari negara negara seperti Singapura. Di Indonesia, Untuk 10-20 tahun kedepan , kesempatan maju lebih terbuka bagi yg well connected, punya modal, anak pejabat dll… dan itu pilhan yg diambil oleh “sistem” di negara Indonesia.
Sedangkan bagi generasi muda yg lebih memilih berkarya berdasarkan kerja keras dan meritokrasi, negara lain memberikan kesempatan lebih terbuka untuk maju.
Intinya jangan biarkan negara “mendikte” nasib atau “menghalangi” kemajuan warga nya, karena setiap individu (warga negara) punya pilihan untuk maju - termasuk menjadi diaspora.
Banyak yang « nkri harga mati nkri harga mati »an di Indonesia , males. Dikit2 « nationalisme » tapi buang sampah sembarangan, ngak ngantri, asal serobot, ngak bisa ngaku salah. Kadang2 emang kita bosen diterjang negativitas sepanjang hari, bertahun2. Digaslight terus sampe tua. Ngapain? Loe ngak bisa mengubah orang lain tapi loe bisa mengubah loe mau tinggal di mana
Karena dikonoha yg pertama ditanya Agamanya apa?
serius, gitu aja pindah negara? lebay
betul bg , trus yg kristen sering ditindas
amin semoga saya bisa pindah kelak 👍
@@keyboard-bender realitanya pertanyaan tersebut punya komplikasi yang luas di indonesia.... bisa berbaur? ktp minoritas didaerah masih banyak praktek diskriminasi.... kolom agama di KK sengaja dirubah bilangnya kesalahan administrasi... pas mau rubaah dipersulit sampe 2 bulan.... nepotisme di jabatan pemerintah harus seukhuwah.... jangan buta tutup mata...
@@kakakriskurang bersyukur anda... minoritas di negara lain dibantai
@@keyboard-benderWah hebat ya agamanya ANDA..
November kemarin tepat 10 tahun saya udah ngga tinggal di Indonesia (Jakarta) dan ngeboyong keluarga tinggal di KL, Singapore, HK, Sydney dan London, sejak tahun lalu.
Selain duit yang lebih gede (offer pertama di Malaysia langsung naik gaji 3x lipat), ada benefit non finansial seperti eksposure yang bagus utk anak2 saya dari segi pendidikan (tidak hanya menghafal tapi memahami, socratic method sejak SD), sosial (teman2nya diverse dan anak saya sedikit menguasai bahasa perancis dan jepang karena pergaulan dan hobby, selain bahasa Indonesia dan Inggris tentunya), infrastruktur yang baik (banyak alternatif moda transportasi dan tidak habis waktu dijalan commuting dari bintaro ke scbd 😅), akhir pekan tidak monoton ke mall (walau sekarang di Jkt sudah lebih banyak pilihan)
Soal kerjaan di luar negeri, kurang lebih sama, tapi mgkn bedanya kalau kita kerja di perusahaan multinasional di Indonesia, kadang orang lokal suka dipandang sebelah mata (level direksi preferensi ke expat), di luar negeri koneksi ngga begitu penting kyk di Indonesia, lembur sifatnya sukarela dan orang2 super ga enakan kalau ngasih kerjaan mendekati jam 5 sore (walau ga harus selesai hari ini)
Sebagai diaspora saya lebih cinta dan sayang sama Indonesia ketika tinggal diluar negeri. Pulang ke Jakarta atau liburan ke Bali, yang kita inget cukup yang manis2nya aja.
Disana unggul SDM, unggul duitnya...
Bagus nih diskusinya 👍👍
Indonesia akan selalu jadi ladang, pemilik modalnya adalah Singapore
Kita yg menanam, Singapore yg menuai
Dan modal2 yg ada di Singapore jg Sbgaian dr modal CHINDO,......🤣🤣😆😆🤣😀😄.
kalau negara tidak bisa mensejahterakan Rakyatnya , kebijakan / peraturan dibuat hanya untuk kepentingan elit2 politik & oligarki dan mereka sibuk memperkaya diri sendiri & golongannya dan rakyat dirampas hak2 nya berarti rasa nasionalis Rakyat itu sudah diperkosa oleh mereka
Negriku cap paspor aja minta duit....wahai Tuhan...jadikanlah aku anak Mulyono
Komen dari temen - Sempat iseng nonton, few facts are not right to me..
1. NS itu beda dengan Wamil.. regardless artinya..
2. There is no options for student to get PR directly.. yang ada dulu mereka yg studi di NUS NTU pakai scholarship, begitu dapat kerja langsung ditawarin PR atau kalau apply PR langsung diapproved.. sekarang no more..
3. So gak ada itu yg laki2 milih jadi PR setelah kerja sementara yg perempuan bisa sejak sekolah langsung PR.. I am talking about 1st generation PR here. Yang ada para ortu PR yg punya anak laki2 ada yg gak mau anaknya jadi PR supaya bisa avoid NS, dengan harapan nantinya anak laki2nya itu apply PR sendiri sebagai 1st generation
4. Gaji 5500 itu buat minimum dapat EP. Banyak yg kabur ke sg kerja dengan gaji di bawah itu.. bukan berarti ke SG pasti langsung dapat 5500
Yg talenta nya pas2an gabisa kabur dulu.
Masih setia jadi sapi perah nya penguasa 😅
Anak saya, kalo gak inget orangtuanya, malas pulang ke Indonesia 😊
Mungkin sudah saatnya Indonesia mengkaji wacana RUU Dwi Kewarganegaraan...
Ide bagus kah? Atau multiple?
Soale di sana ilmu mereka ke pakek, dihargai dan penghasilan juga sepadan...🥱☕
🤔
Few facts are not right:
1. NS itu beda dengan Wamil.. regardless artinya
2. There is no options for student to get PR directly.. yang ada dulu mereka yg studi di NUS NTU pakai scholarship, begitu dapat kerja langsung ditawarin PR atau kalau apply PR langsung diapproved.. sekarang no more..
3. So gak ada itu yg laki2 milih jadi PR setelah kerja sementara yg perempuan bisa sejak sekolah langsung PR.. I am talking about 1st generation PR here. Yang ada para ortu PR yg punya anak laki2 ada yg gak mau anaknya jadi PR supaya bisa avoid NS, dengan harapan nantinya anak laki2nya itu apply PR sendiri sebagai 1st generation
4. Gaji 5500 itu buat minimum dapat EP. Banyak yg kabur ke sg kerja dengan gaji di bawah itu.. bukan berarti ke SG pasti langsung dapat 5500
Poinnya menurut saya:
1. Nationalisme seharusnya adalah "two-way street", warga butuh negara, negara butuh warga. Sama sama saling membutuhkan
2. Setiap warga adalah aset bangsa yang "enreaching the bigger picture of the nation." BUKAN THREAT / ancaman bagi negara tersebut.
Sistem di indo yg salah tiap 5 tahun berubah, gak konsisten mensejahterakan rakyatnya, mementingkan keluarga partai, kemajuan sdm sangat lambat, literasi semakin rendah, mudah terprovokasi, sangat rentan tersulut kerusuhan, sering demo2 dijalan, intinya politik yg tidak stabil, demokrasi kebablasan, mending kabur dulu tiap 5th, klo sukses diluar ya netap, ke indo pas liburan aja😂
Buset basi banget. 15> taun lalu udah boom. dulu pas di Kanisius Tier 1 kuliah itu di NUS, 2 NTU, nah lowest tier ini baru lah ITB, UI.
Ya bukan hanya sekarang lah... semua orang Indo kalo punya kesempatan kerja ke singapore ya pastin pindah, orang gaji nya 10x. makan siang jkt-spore hampir sama. Koq malah hub dengan politik , bla bla bla...
yang pasti baca beritanya masih kompas :)
Kalo anda dr kalangan profesional, baiknya pindah singapura saja. Atau setidaknya siapkan anak2 utk pindah.
Masya Allah ini spt pengalaman kami ketika mengantarkan anak kami ke Singapore krn dapat ASEAN Scholarship dr Pemerintah Singapore.. kami disana secara otomatis jadi mengikuti sistem contohnya jd lbh tertib. Tapi justru kami sangat nyaman dgn keteraturan disana dan berharap kelak indonesia bisa spt itu.
Kontennya sangat informatif dan edukatif, terimakasih, sukses selalu 😊
Gak ada salahnya jg sih. Kalau zaman sekarang balik ke indo kan gampang. Bisa stay 60 hari. Bisa diperpanjang lagi.
Jadi, pindah warga negara maju sangat worth it, klau bisa dapat kerjaan remote, kemudian stay di Indonesia 60 hari dan bisa diperpanjang berkala. Gaji singapore, biaya hidup indo, tentu cukup nikmat.
Yang berat itu, gaji indo gaya hidup Singapore
Saya yakin banyak yg begini sih, orang Australia aja udah begitu, kerja remote, gaji standar Australia, tp biaya hidup di indo alias di bali.
Good Point 👍
Gak dipakai, wajib punya KTA, mau berkembang sendiri ketutup juga ..
Cuma mau kasih tau, chindo banyak yang diam2 berkewarganegaraan ganda Singapura..saya sekeluarga salah satunya. Di bandung yang anaknya sekolah di international school cabang Singapura hampir pasti juga punya paspor Singapura. Lha Kok bisa? Kan Indonesia raya merdeka NKRI Pancasila harga mati TIDAK menerima warga negara ganda. Jawabnya sekali lagi... Ini Indonesia bung, ada duit ada barang.
Di singapuranya memangnya ga dicek ya ?
Itu sudah pelanggaran aturan. Karena di imigrasi singapura, diminta surat pelepasan warga-negara.
gak cuma chindo, teman saya yang di ostrali juga, apalagi yang di amrik... buanyakk... berbagai suku..
sebenarnya bisa aja dicek ama pemerentah, tergantung boss. gak bisa inisiatip pribadi pns nya, kerjaan udah banyak & gak beraturan, masa mau nambah2 kerjaan yang gak ada duidnya.
Bukannya pas disumpah jd WN Singapura mesti ngasih surat pelepasan kewarganegaraan RI dulu ya bu/pa?
@@Redaksi074 katanya di konoha surat bisa beli dari banyak oknum. so, baiknya pihak2 yang gatel (berkeberatan) bisa meminta otoritas singgapur untuk meminta keterangan ke negara asal peminta kewarganegaraan sebelum sumpah diadakan.
Singapure itu kurang tepat klo disebut negara, lbh tepatnya disebut perusahaan 😂
Persis ini
Outsourcing lg,.......
Bisa lebih dijelaskan tolong?
Gue pindah saat biaya hidup sudah sama dengan singapur, dan kelihatanya PPN naik, BBM naik, listrik naik bakal sama jadi negara yang biaya hidupnya tinggi, indonesia naturalisasinya cuman pemain sepak bola aja 😂😂, buat ngawinin wanita lokal 😂😂
Baguslah kalau banyak yang pindah keluar. Diaspora Indonesia sangat sedikit dibanding bangsa lain. Pada nggak berani keluar kecuali kepepet
Jelas di Indo cuma pekerjaan pns yang ada, kerja di manufaktur banyak yang tutup
National Service/wajib militer 20 bulan, itu wajib bagi pemegang PR selain citizen
Bagi jalur academic invitation dari gov Singapore sampai di level PhD ditawarin mengambil citizenship setelah ikatan Dinas 2 tahun kerja/ ditugaskan ke luar negeri.
Nasionalisme Buta 🤎🫶💕
Sisi gelap Singapura; sudah diungkapkan oleh Elon Musk,.....20 th ke depan Singapura menuju proses kepunahannya. Ini akibat krisis demografi yg parah, .. generasi mudanya sdh tdk mau melahirkan lg, klo tokh ada prosentasenya sdh tdk berimbang. Manusia produktifnya makin lama makin menyusut, ....menua bersama waktu. Stelah itu layuuuu....🤣🤣🤣😂😂😂😂
Makanya mereka mempertahankan populasi bukan dr kelahiran tp mendatangkan imigran yg punya SDM unggul.
Gramedia emang beda wkwkwk hayooo siapa yg pernah kerja di sanaaaa.... hahaha
Cari uang disana dapat duit disana gak papa. Tapi kalau bikin perusahaan disana dan lini bisnis/sapi perahnya diindonesia wah harus dapet hadiah tuh😄
Soalnya aturan,dasar negara,uud saja dimainkan aplgi yg tidak mendasar buat berdirinya sebuah negara.
Shg spti bukan negara lelucon TAPI sistem pemerintahan dan politisinya banyak menjadi pemain SIRKUS.😅
HDB(Housing & Development Board) om. Bukan HBD
otw norway
Rakyat pileh tidak suka pinter2 biar aman2 saja.
Org2 pindah ke negara lain bkn skrg2 aja
Sdh sejak dulu 😂
singapur ga ada UMR :p
Beda namanya, PROGRESSIVE WAGE. Dan beda2 tergantung sektornya.
Ya klo nilai kamu di atas UMR knp harus berpatokan sama UMR ?
@@Mu-dg3zi tanya sama yg bikin video dunk
cuma beberapa sektor doank... kebanyakan sektor ga diregulate.
yg diregulate itu untuk foreign worker supaya ga mengganggu local workers
Kesadaran nya parah ga nasionalis cuman untuk ekonomi pikirannya jgn balek yaa ke Indonesia lagi diharamkan bagimu ke NKRI
Karena kalau di Indonesia, anak anak lulusan S1 yang pinter gajinya paling 5 sampai 8 juta, dan pastinya tiap bulan habis, tanpa tabungan.
Kalau di Singapura mereka gajinya bisa sampai 18 sampai 20 juta per bulan. Misal biaya tinggal 7,5 juta, transport dan makan 7,5 juta, masih ada sisa 5 juta buat tabungan.
Kalo dapat kerja di bidang profesional, minimal S$5000 atau sekitar 55 juta. Sisanya masih banyak sekali. Makanya banyak yg langsung beli rumah begitu dpt PR atau citizenship.
Di AS, gaji awal saya (lulusan S1 teknik elektro) US$ 80.000/thn. Itu 10 thn yg lalu
Saya termasuk yang "kabur" karena tidak menemukan pekerjaan riset di Indonesia. Pernah kerja di Amerika Serikat selama 8 tahun. Sekarang kerja di Jerman. Jadi....
Ingin pindah pindah aja gk usah jelekin bangsa sendiri