WS RENDRA - SAJAK BURUNG-BURUNG KONDOR | SASTRA INDONESIA

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 12 сен 2024
  • Sajak Burung-Burung Kondor - WS Rendra
    Angin gunung turun merembes ke hutan,
    lalu bertiup di atas permukaan kali yang luas,
    dan akhirnya berumah di daun-daun tembakau.
    Kemudian hatinya pilu
    melihat jejak-jejak sedih para petani - buruh
    yang terpacak di atas tanah gembur
    namun tidak memberi kemakmuran bagi penduduknya.
    Para tani - buruh bekerja,
    berumah di gubug-gubug tanpa jendela,
    menanam bibit di tanah yang subur,
    memanen hasil yang berlimpah dan makmur
    namun hidup mereka sendiri sengsara.
    Mereka memanen untuk tuan tanah
    yang mempunyai istana indah.
    Keringat mereka menjadi emas
    yang diambil oleh cukong-cukong pabrik cerutu di Eropa.
    Dan bila mereka menuntut perataan pendapatan,
    para ahli ekonomi membetulkan letak dasi,
    dan menjawab dengan mengirim kondom.
    Penderitaan mengalir
    dari parit-parit wajah rakyatku.
    Dari pagi sampai sore,
    rakyat negeriku bergerak dengan lunglai,
    menggapai-gapai,
    menoleh ke kiri, menoleh ke kanan,
    di dalam usaha tak menentu.
    Di hari senja mereka menjadi onggokan sampah,
    dan di malam hari mereka terpelanting ke lantai,
    dan sukmanya berubah menjadi burung kondor.
    Beribu-ribu burung kondor,
    berjuta-juta burung kondor,
    bergerak menuju ke gunung tinggi,
    dan disana mendapat hiburan dari sepi.
    Karena hanya sepi
    mampu menghisap dendam dan sakit hati.
    Burung-burung kondor menjerit.
    Di dalam marah menjerit,
    tersingkir ke tempat-tempat yang sepi.
    Burung-burung kondor menjerit
    di batu-batu gunung menjerit
    bergema di tempat-tempat yang sepi
    Berjuta-juta burung kondor mencakar batu-batu,
    mematuki batu-batu, mematuki udara,
    dan di kota orang-orang bersiap menembaknya.
    #PUISI #WSRENDRA #SAJAK #INDONESIA #OMNIBUSLAW #RUUCILAKA

Комментарии • 5