.menurut saya, orang yang memilih tidak memproduksi anak dewasa ini adalah keputusan dari orang yang realistis dengan kehidupan ditengah petaka demografi yang akan melanda. Dan justru orang yang memproduksi tanpa bisa memberikan fasilitas yang baik untuk menunjang tumbuh kembang anak adalah orang yang sangat egois dan akan membuat petaka demografi terus berlanjut
dan yang diatas semua itu adalah orang orang yang bersunggh sungguh menyiapkan finansial dan mental untuk memfasilitasi anaknya kelak. tapi org org yang cuma beranak pinak tanpa mikir kedepannya gimana sering ngaku ngaku sebagai orang yang saya sebutun di kalimat awal.
Di pulau Jawa, populasi manusianya mencapai 145 juta jiwa di tahun 2020 sementara Australia sebagai benua yang luas datarannya berkali-kali lipat pulau Jawa, populasinya sebanyak 25 - 30 juta jiwa. Kalau memang benci childfree, bencilah pula manusia2 yang seenak jidat membuat anak namun ditelantarkan, mulai dari remaja2 hamil (entah suka sama suka atau perkosaan), laki2 kurang ajar yang menelantarkan anaknya demi gundiknya, ekonomi sulit namun memaksakan mempunyai banyak anak, enggan kontrasepsi dst.
Di australia itu tanah luas tapi banyak yang tandus/memang tidak layak huni. Makanya warganya tinggal di pinggiran pulau, di pulau jawa itu padatnya cuma di kota besar aja. Semua orang ngumpul di satu titik yg namanya jakarta. Wajar kalo padat. Faktanya masih banyak lahan kosong di pulau jawa yg bisa di tempati. Lagipula kalo mau childfree silahkan, gak ada yg larang. Tapi gak perlu menjudge seolah-olah orang yang gak childfree itu salah & jahat.
Menelantarkan anak blm tentu krn gundik,,,, ada juga yg menelantarkan anak demi ibunya...... Itulah laki2...... Itulah ibu dr laki2...... Sll menekan memaksa anak mantu cucu
Kocak lu bandingin ma Australia lu nulis gituan biar berasa pintar? Sok² pake data tapi data nya cacat, lu tau gak berapa wilayah yg layak huni disana? Mau membenarkan Childfree bg? Kocakkkkk
ini mirip si tante w juga blum nikah usia udah masuk 50an tiap taun umroh wisata mulu ambil cuti dan gaada beban sih hidupnya, gua juga sempet punya pemikiran mau adop anak aja pasca punya pasangan alesannya banyak anak diluar sana yg dibuang kenapa ga di adp kan asli watchdoc thanks buat nambah sudut pandang akan "childfree" ini 🙏
Respect Kak Victoria Tunggono & Pak Ahmad Nafalul Umam☺😇 Kalau saya pribadi lebih melihat kesempatan pengembangan diri pada penduduk usia produktivitas dari 25-50 tahun, apalagi sudah mengenal lifelong education. Daripada fokus menambah angka kelahiran yang mana saat ini aja sudah overload ditambah pasca pandemi covid19. Penduduk dengan usia produktivitas kerja terkini saja sedang berjuang untuk hidup dalam rangka keberlangsungan masa depannya. Sebenernya masalah menikah atau tidak menikah, punya anak atau childfree adalah pilihan individu (pribadi) dengan kesadaran diri baik secara; mental health, kesehatan jasmani, lingkungan, kepribadian, trauma,dan pengalaman individu tersebut. Saya paham bahwa pilihan seperti childfree, tidak menikah, atau mengadopsi seringkali ditentang /mendapatkan tanggapan (respon) negatif terutama dari orang terdekat. Bahkan ada yang cukup memaksakan kehendaknya agar menerima lazimnya (pada umumnya) yang terjadi sesuai norma "Keyakinan + Sosial" yang ada. Pakem yang sudah mengakar dan sebetulnya tidak salah juga, asalkan mampu dengan mengimbangi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dari pusat sentral (Institusi) ke unit terkecil (keluarga) serta menciptakan wadah (lingkungan) yang ramah dan aman. Saya pribadi menghormati semboyan " Anak adalah Rezeki dari Tuhan ", walaupun saya memiliki kecenderungan pilihan yang sama dengan tema video Team Watchdoc Image kali ini. Sehat & Ayem selalu Team Watchdoc Id 😇Aamiin
Benar, kak. Jangankan Childfree, memutuskan adopsi saja sering kali dianggap buruk seolah setiap manusia harus melahirkan. Padahal banyak sekali anak yang gak dapat hak mereka dan membutuhkan uluran tangan.
kelahiran dan kematian itu bukan manusia yang atur, tapi Tuhan, faktanya banyak orang yang sudah menikah ingin punya anak sudah promil kemana-mana tapi tetap tidak punya anak. ada orang yang berhubungan sex di luar nikah tidak ingin punya anak malah hamil, ketika ingin mengugurkan anaknya ternyata anaknya tetap lahir sehat. overload itu istilah manusia, karena manusia banyak berkumpul di satu titik yang bernama kota besar dan fokus kita hanya kesitu, padahal jika mau buka mata lebih luas masih banyak daerah kosong di bumi ini yang gak di huni sama manusia semua sudah di ciptahan Tuhan sesuai porsinya. menurut saya semua manusia yang lahir di bumi ini sudah ketentuan Tuhan, bukan atas kendali manusia, kalopun Tuhan mau cabut ribuan nyawa manusia secara serentak juga mudah kok, bisa lewat tsunami, gempa bumi, badai, dan bencana lainnya.
Yang Childfree Mantap karena Mengurangi Beban Pemerintah Mengurus Rakyatnya, Yang Punya Anak Bagus Juga Karena memproduksi Manusia "pembayar pajak” yang nanti uangnya juga buat gaji pemerintah..Gw cuma lihat sisi positif nya aja bagi yg mau Childfree atau Anti Chilfree moga setiap keputusan nya dapat dijalani dengan positif
yang banyak anak kebanyakan kalangan menengah bawah sampe miskin, justru malah jadi beban negara. bansos yang diberi gak sebanding dengan pajak yang dibayar belum lagi orang2 kek gitu nerusin kemiskin secara struktural
Dengan penjelasan dan penyampaiannya Mbak Victoria Tunggono, konsep Childfree lebih bisa dipahami dan diterima oleh saya. Kerasa banget semua yg disampaikan keluar dari hati dan tujuan yg mulia. Malah saya sendiri jadi sadar, mungkin saat ini saya sedang berada di dalam konsep childfree itu sendiri karena selama ini selalu berdoa untuk diberikan anak disaat yg tepat dan disaat menurut Tuhan bahwa saya sudah benar-benar siap.
Ya intinya kebahagian tiap orang beda2. yang childfree bahagia ada yang punya anak bahagia banyak. Life is choice, kita sekarang adalah hasil dari pilihan - pilihan kita di masa lalu
Watchdoc memang berbedaa dari yang lain , kajian ilmiah yang selalu dirangkum dalam bentuk film dokumenter itu menjadi nilai tambah bahwa Chanel ini patut dijadikan referensi diskusi ,baik kaum intelektualitas, ataupun masyarakat umum .
Setahun terakhir saya suka mengulik terkait childfree. Menurut saya, sekalipun pada suatu individu tidak lantas memilih childfree, ada beberapa individu yang memulai memikirkannya. Penyebabnya yang saya tahu adalah ketakutan horizontal. Bonus demografi berubah menjadi petaka demografi, belum lagi perihal innerchild atau trauma masa kecil. Sebagai individu harus bijak. Semoga pilihan masing-masing adalah yang terbaik, terlepas pro kontranya
@@a.t.arianto.1979 yg jadi masalah tuh ngajak", anak jaman sekarang kan banyak yg fomo. hidup belum ngerasaain tua sendiri tanpa anak banyak ikut", kalo ingin cildfree mah diem aja gk perlu koar"
childfree adalah sebuah pilihan, setiap orang bebas memilih mau childfree atau tidak. punya anak juga bukanlah sebuah kewajiban untuk setiap individu, dan punya anak itu gak gampang loh, harus siap mental, fisik, finansial (pendidikan di indonesia mahal banget), perencanaan yang benar" matang. yang saya sesali, banyak saya temui orang tua yang punya anak tapi tidak bisa menjadi orang tua yang baik, jadi tidak semua orang bisa jadi orang tua. jadi jangan hakimi orang yang memilih childfree, ketahui dulu kualitas diri kita sebagai orang apakah kita cukup baik untuk anak" kita sendiri atau tidak.
susah krn sdm konoha ud tertanam byk anak byk rezeki. menikah harus wajib pny anak.ga pny anak d sngka mandul baik dr pihak cowo ap cewe.blm dr pihak kel cewe apa cowo kl ud nikah bertahun2 blm pny anak kek kurang.bhkn bs ke aib. sm kek org yg telat atau blm mau nikah.kek aib.pdhl yg jalanin hdp mereka .yg ribet bin repot org2 sakitar. pdhl susah ga mnta tolong sm mereka.😅😅😅
Memutuskan untuk punya anak atau tidak, pasti ada alasan di balik itu. Tidak selalu benar untuk memutuskan punya anak, begitu juga sebaliknya. Kenyataannya banyak orang tua yang sebenarnya mereka tidak siap punya anak. Banyak anak yang terlantar, atau bahkan menjadi korban kekerasan yang dilakukan orang tua. Baik atau buruk childfree? Itu subyektif🙂
Dgn melihat kondisi lapangan kerja dan sosial saja saat ini, memang lebih berat tantangannya untuk membesarkan dan mendidik anak di zaman ini ketimbang di zaman generasi orang tua dulu.
Keren banget Watchdoc dalam memaparkan satu topik yg cukup sensitif skr krn mmg betul kurang adanya literasi yg cukup ttg childfree shg masyarakat Indo terlalu berpikir one-sided dan mudah bersinggungan dgn yg berbeda pandangan. Risetnya betul2 berkualitas, tidak menyudutkan satu pihak dan membuka cakrawala penonton untuk lebih demokratis dalam menilai sesuatu.
Orang yg childfree atau enggak sama2 egois karena mereka punya tujuan masing2, kata siapa orang nikah atau punya anak gak egois? Kita liat kasus di sekitar kita, yg sudah nikah pasti akan cuman ngurusin keluarga dan anak nya? Trus untuk menjaga lingkungan, kontribusi untuk inovasi di bidang nya masing2 untuk Indonesia atau dunia akan lupa, mereka akan lupa segala2 nya, jadi intinya emang tidak ada yg salah, yg childfree sdh benar ada di jalan nya dengan prinsip nya. Related juga sama kata “Islam Kenapa mengalami kemunduran? Karena pemeluk agamanya gak berinovasi, tujuan hidup nya cuman nikah dan punya anak, trus masuk surga” udah kelarr
Kata siapa Islam mengalami kemunduran ?, Di eropa & Amerika islam lagi berkembang, Islam sampai detik ini masih jadi agama yg mampu bertahan dari propaganda LGBT. Lihat UEA, Qatar, bahrain & Arab saudi. Semua jadi negara kaya & maju. Kalo anda pro childfree silahkan tapi gak usah merendahkan agama. Bukan Islam yang mengalami kemunduran, tapi anda yg kurang buka wawasan. Terus apa salahnya kalo orang mau masuk surga?. Emang ada yg lebih indah dari surga ?
@@n.sonicmix9208 Anda ini salah paham, "Kemunduran" disini bukan dalam jumlah populasi atau moral. Tapi dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Inovasi perkembangan IPTEK saat ini sudah dikuasai Orang Atheis/Agama KTP. Silahkan dicek sendiri Ilmuan2 hebat didunia saat ini, berapa banyak yg dari kalangan muslim, berapa banyak yg dari negara muslim. Tidak perlu denial, Islam memang mengalami kemunduran dibanding 500 tahun lalu...
Banyak anak, tapi kalau jumlah orang yang bisa lulus perguruan tinggi (s1,s2,s3) tidak sampai 5%, artinya hanya menambah kemungkinan pengusaha besar punya banyak pekerja kasar ikhlas diberi gaji rendah.
Pengalaman spiritual dan lingkungan masing2 individu itu berbeda. Jadi kita harus berusaha memahami dan menghormati masing-masing keputusan seseorang 😊
"Kalau childfree terus kalau tua yg ngurus siapa?" Buset ternyata anak dilahirkan supaya bisa urus dia di masa tua padahal anak juga punya dunia dan bebannya sendiri. Gws deh lo pada yg mikir anak adalah investasi
lho, lu gak mau ngurus orang tua lu waktu mereka tua bang? tobat bang.. kasian ortumu yg udah ngurus dari lahir.. investasi bagus, memang iya lu gak mau diurus anak dan mau hidup dipanti jompo sampe mati? ya klo itu tujuanmu ya smoga sukses dah..
@@chernpedd2182Maka dari itu, ada baiknya mulai sekarang setiap manusia harus punya persiapan (tabungan/passive income/investasi) untuk masa tua. Karena jalan hidup orang (terutama anak) bisa saja berbeda.
Anak adalah investasi akhirat buat kita,karena doa" anak Sholeh dan Sholehah lah yang akan menolong kita ketika besok kita di alam kubur. itu di menurut gua 🙂
Memiliki anak adalah sebuah tanggung jawab besar bukan sekedar memenuhi siklus kehidupan setidaknya begitu yang saya rasakan sebagai Seorang Suami dengan 1 orang istri dan 3 orang anak. menantangnya biaya kehidupan, pengobatan, pendidikan dan manajemen emosi dan lingkungan bukanlah hal mudah. meskipun saya beraliran Naturalis tapi saya cukup memahami orang/pasangan yang memilih childfree , karena saya sudah merasakan tantangan berat itu
kalo orang yang menyadari betul apa arti sebuah tanggung jawab & kewajiban gw rasa akan miriki ber kali2 sebelum menciptakan sebuah kehidupan baru, karena memang gk gampang
inti dari adanya suatu peradaban adalah penduduk / manusia itu sendiri. manusia sebagai subjek peradaban. jika tidak ada penerus peradaban maka terputus warisan budaya dan nilai-nilai kultural yang melekat dalam peradaban itu. kalau memang ada individu yang memilih childfree maka ada solusi untuk tetap memelihara berjalannya suatu peradaban. caranya bisa berperan dengan meningkatkan kualitas SDM di sekitarnya agar bisa menjadi individu yang unggul untuk berperan di peradaban manusia dewasa ini. karena manusia memiliki hati. sekeras apapun hati ini menetapkan pilihan, seiring berjalannya waktu akan berubah juga keputusan yang diambil. ini yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain.
gimana kalau standarisasi parent ya, yg boleh punya anak minimal s1, dan minimal kekayaan yg di atur. "mungkin" bisa membantu mengurangi stunting, dan masalah sosial lain kedepannya. kedengaran kejam sih tapi ya kasian juga kalau liat anak yg jadi pemulung, atau tinggal di gerobak di jalan.
Childfree, tidak menikah atau menikah, dan punya anak banyak, adalah hak masing2 manusia. Tdk perlu saling menjudge dan saling merasa benar. Semua keputusan diatas punya konsekuensi dan masalahnya masing2. Ayo jalani hidup kita sendiri2, yang masalah kita pun pasti ada yang belum terselesaikan.
susahny sdm konoha itu ga kepo urusan org ga kenyang. org blm nikah atau ga mau nikah.d sngka member kaum pelangi alias ga suka sm lawan jenis. blm pny anak or childfree d sngka mandul. byk anak byk rezeki.nikah kl ga pny anak bak aib. anak adalah investasi kl ud gede dn kerja jd atm berjalan jd generasi sandwich.politik balas budi sm keluarga.pdhl anak g usah d suruh balas budi jg tahu diri. kl susah tgl ngarap bansos pemerintah.
Chdfree mungkin blom bisa diterima dilingkungan masyarakat saat ini, tapi menunda mmiliki kturunan untuk membangun kesiapan mental & finansial akan lebih bijaksana diterapkan
Menurut sy, childfree bukan berarti egois juga sih... beberapa merasa dunia ini terlalu kacau dan mungkin akan semakin sulit dihidupi kedepannya, merasa tidak mampu menghidupi anaknya, tidak mau menjadikan anak sebagai investasi hari tua, takut anak2nya menanggung efek perbuatan manusia sekarang (global warming) dsb. Rata2 orang yang memutuskan childfree pun adl orang2 yang berpendidikan tinggi, karena mereka tahu tanggung jawab apa yang harus diemban oleh orang tua terhadap anaknya. Misalnya harus bisa mendidik, mencukupi kebutuhan hidupnya di zaman yang serba mahal, menyekolahkan.. dll. They love their future children so much that they don't want them to be born. LIfe is hard, kkkk
@@Upload-video-terserah-guekamu jempool 👍👍 jarang ada yg sadar kalo dunia gak layak diperjuangkan, emang terlalu dark. Cahaya ada di tempat lain, kamu hidup itu utk memperjuangkan dirimu agak suatu saat layak masuk ke 'tempat cahaya'
Simpel aja, ekonomi dipersulit org jdi susah punya anak, childfree atau engga itu keputusan orang masing tapi propagandakan yg maksa orang jadi childfree itu bodoh sekali menurut saya, karena dasar masalahnya bukan dri family unit melainkan sistem kapitalisnya yg ga diseimbangkan dengan sosialisme, justru kalau serentak orang malas punya anak makin individual aja orang ekonomi kolektif jdi gaada, susah serentak makin nyusruk ke jurang
Salah satu akun yt yang sangat berkualitas. Semoga makin banyak akun yang berbobot kayak gini, jadi masyarakat juga bisa lebih terbuka pola pikirnya, kalau hal-hal yang "gak lumrah" itu gak semuanya negatif
Kalo masa kecilnya sangat bahagia tentunya akan ingin mengulang masa lalu lewat anak-anaknya, yang tentu saja tidak menginginkan childfree. Di luar lingkungan keluarga pernah mengalami di-bully, kepala bocor, patah tulang, belum lagi kekurangan uang alhamdulillah telah dilalui dengan baik. Masa sekolah jualan, profit bersih awalnya cuma cukup uang jajan, sambil belajar terus akhirnya bisa melampaui UMR. Intinya hidup jangan lembek.
Banyak yg mengatakan bahwa childfree adalah egois, padahal itu adalah sebuah pilihan dan perlu diingat bahwa banyak manusia-manusia juga terus melahirkan anak tanpa memikirkan ke depannya. Menjadi childfree tidak akan sia-sia, lebih sia-sia apabila memiliki anak yg banyak namun tidak berkualitas.
@@hanihumaeriyah apa manusia juga tidak egois kalau melahirkan banyak manusia ke bumi tapi anak keturunan mereka lebih banyak menimbulkan kerusakan? sekarang ini, lebih sedikit manusia di bumi yg benar bertanggung jawab dan bisa mendidik anaknya menjadi generasi yang berkualitas!
@@hanihumaeriyah agama memang egois.... Skrg agama menghalal kan ibunya suami melakukan apapun tanpa batas,,,,, tp tdk memikirkan kondisi ekonomi anak mantu cucu,,,, bagaimana mungkin si istri tertarik hamil lagi, kalau ibunya suami kalau minta uang tdk Terima kata "tidak" Dan harus ada......! Nyatanya emang agama itu egois.......... d tambah para ibu dr suami kebanyakan ga punya hati nurani. . . . Jd jgn salahkan childfree..... Childfree muncul salah satunya adalah akibat dr ibunya suami yg beerkuasa dan bertindak tanpa batasan.............!!!!!!!!
@@nonibelanda507 😱 Agama yg egois atau orng kurang belajar memahami agama sehingga dia berfikir orng yg memiliki agama itu egois? Klo sy tanya, kmu sedang bicara semua penduduk di dunia itu harus KB atau hrs Childfree agar tdk mengikuti keegoisan agama? Pantes ya, sy baru sadar kenapa ada yg mengatakan kiamat akan datang nanti. Ya jelas, orng orang pada ngga mau punya anak. Penduduknya mana ada, bumi nanti kosong😅
Sebenarnya orang yg child free ini cuma pengen mengatakan kalau dalam pernikahan itu prinsipnya enggak harus punya anak atau menghasilkan keturunan, sedangkan di kehidupan sosial masyarakat kebanyakan masih menganut sistem kalau nikah harus punya anak, kalau enggak berarti salah satunya ada yg mandul atau penyakit lainnya. Padahal memang ada pasangan yg ditakdirkan tidak punya anak, dan itu hal wajar. Dan solusinya seperti kata mba Victoria tadi mungkin ada anak2 lain yg harus dirawat atau diadopsi, atau anak2 sekitar yg butuh perhatian dari kita.
Menurut saya dengan adanya dokumenter ini, semua wanita semakin saling menghargai satu sama lain sesama wanita bukan semakin saling menjatuhkan saling merendahkan. 🌻🙏 toh keduanya sama2 tidak mudah❤
Bebas aja mau jadi childfree. Tapi masalahnya para Childfree ini biasanya juga benci anak2nya orang lain. Sedikit keganggu oleh anak kecil langsung ngamuk. Dan kengamukannya biasa didukung oleh para childfree2 lainnya. Keegoisan bisa dibantah tapi gak bisa disembunyikan.
mau childfree atau tidak semua kembali ke masing2 individu, yg penting tidak ngajak2 yg lain dan g perlu saling menyalahkan. tapi Hebatnya di negara ini semua2 dijadiin bahan omongan, selama bukan masalahnya sendiri dighibahin terus tp masalahnya sendiri ditutup rapat2.
Harusnya di 𝗜𝗻𝗱𝗼𝗻𝗲𝘀𝗶𝗮 digalakkan program 𝗰𝗵𝗶𝗹𝗱 𝗳𝗿𝗲𝗲 , demi mengurangi pengangguran,premanisme,dan kejahatan lainnya.. Sudah saatnya 𝗽𝗲𝗺𝗲𝗿𝗶𝗻𝘁𝗮𝗵 𝗥𝗜 melakukan program pengurangan anak salah satunya dgn 𝗰𝗵𝗶𝗹𝗱 𝗳𝗿𝗲𝗲.
Kiamat sesungguhnya karena penurunan populasi manusia , karena manusia ngak punya predator alami maka , populasinya akan sampai puncak dan suatu ketika akan mulai menurun dengan cepat karena perubahan mental dan pola pandang terhadap keturunan . Dulu orang beranak banyak , kemudian semakin sedikit kedepan ngak mau beranak , karena merasa tidak ngak ada waktu buat dirinya sendiri , semua buat anak termasuk biaya yang tidak sedikit
Di negara lain, pemerintah-nya ada yang menetapkan aturan ketat soal jumlah anak dalam satu keluarga, kalau melebihi jumlah yang ditetapkan, orang tua-nya harus bayar pajak lebih mahal, kalau tidak sanggup bayar...siap-siap pakai baju oranye.
Childfree seperti cerai. Konsep yg diterapkan oleh agama adl sama. Jk itu adalah keputusan tepat dg tujuan semakin dekat dg Tuhannya, maka itu diperbolehkan. Pd bberapa alasan tertentu, itu akan bersifat wajib jg. Miris sekali, jk selalu menggunakan tameng agama untuk menghakimi keputusan mereka. Tanpa sadar mereka telah menunjukkan scara jelas kalo yg mengaku beragama itu tak semuanya mau belajar ttg agama.
Orang orang tua kita selalu bilang tujuan nikah ya untuk punya anak. Tapi satu sisi standar lifestyle makin hari makin naik, karena tuntutan masyarakat, pergaulan, cicle kita, dll. Untuk beberapa orang mungkin menakutkan untuk punya anak, berkaca dari diri mereka sendiri yang kurang bisa memenuhi kebutuhan lifestyle mereka. Dan memutuskan untuk tidak punya anak. Tapi untuk di Indonesia yang orangya libido nya pada tinggi yang sangat suka "bercocok tanam", trend childfree ini menurut saya ga bakal berlangsung lama.
Child free di Indonesia belum terlihat kalau dibandingkan dengan negara lain seperti Jepang dan Korea Selatan. Jadi kalau dibilang "ga bertahan lama" ya blm bisa, mulai aja belum signifikan 😂
yg mau childfree saya menghormati keputusan kalian yg mau punya anak juga saya menghormati keputusan kalian krn sejatinya nasib dan kehidupan tiap orang berbeda2, ada yg hidupnya sejak kecil sampai dewasa menderita sehingga dia ingin childfree ada juga yg menderita sedikit dan bnyk bahagianya sehingga dia ingin punya anak.
11:38 " Kan ada Tuhan ya, Tuhan itu kan yang menjaga keseimbangan dunia ini....". Semua yang terjadi di alam adalah kehendak Tuhan, regenarasi merupakan salah satu cara Tuhan untuk menjaga agar alam ini tetap seimbang. Namun nyatanya, tingginya angka kelahiran dituding menyebabkan banyak ketidakseimbangan terjadi. Apakah ini Root Cause nya?
membahas "child free" secara realistis dengan kondisi yang ada saat ini, apalagi kita di Indonesia ini adalah "ladangnya bercocok tanam" di luar hubungan nikah. Banyak anak-anak terlantar dan hidup di panti asuhan. Mending kalau bisa asuh/adopt anak aja dari panti asuhan.
saya pribadi memilih punya anak & memang punya anak..tapi apabila ada yg memilih childfree ya gapapa sih saya menghargai itu mengingat kepadatan penduduk yg tinggi, cuma yg agak disayangkan penganut paham ini kebanyakan dari kalangan yg cukup bagus secara ekonomi & pendidikan sehingga potensi penerus yg berkualitas menurun. tapi kembali lagi itu pilihan masing2 selama tidak mengusik kehidupan kita pribadi ya sah2 saja.
Ada yang punya anak, karena memang pengen, atau "gak sengaja", ada yang gak bisa punya anak, ada yang gak pengen punya anak, bahkan gak pengen menikah, bebas bebas saja. kalau sampai jadi bahan julid, ya itulah kehidupan, terutama kita yang tinggal di Indonesia. julid sudah ada sejak dulu, dan akan selalu ada, temukan saja jalan keluarnya bagi masing-masing.
childfree banyak variabelnya dimana ada ketergangguan, ketidak nyamanan, ketidak siapan, dsb. ini lah 2 mata pedang kehidupan semua ada efeknya dan entah takdir/kebetulan/apapun namanya orang tugasnya bahagia/menderita/22nya
Mau childfree atau tidak menurut saya harus introspeksi diri sendiri karena cuma kita sendiri yg tau kemampuan kita dari segi fisiologis, pendidikan, dan kemampuan finansial. Apapun keputusannya jangan cuma karena ngikutin trend dan gausah juga ngajak2 sampe bikin campaign atau apalah itu. Ironisnya orang2 yg literasinya rendah malah punya banyak anak, sedangkan orang2 yg tingkat literasinya tinggi malah memilih untuk childfree. Kan kasihan kalo generasi penerus bangsa lebih banyak dari orang2 yg ga bisa mendidik anak, liat aja makin banyak kasus kriminal anak di bawah umur, bocil kematian, tiktoker yg kontennya ga guna, haduhhh miris.
gw suka opininya, kalo kalian gak suka gpp. Gk butuh disukai sama orang kaya kalian juga. Gk penting. Toh yg nyari duit dia sendiri. Bukan netijen yg hate komen. Cocot netijen hate komen gk bakal paham indahnya childfree. :)
yg bikin banyak pengangguran dan kemiskinan adalah terlalu banyak anak dan anak tidak mendapatkan pendidikan yang layak... Alasannya g kuat memberikan pendidikan yg maksimal...
yg paling bener emang slogan dr Pemerintah KB 2 Anak Cukup yg sekarang jd KB 2 Anak Sehat, bukan aturan yg mengikat tp anjuran terbaik untuk kedepannya,
beberapa tahun ini terlibat di kawasan yang tidak dilindungi oleh pemerintah karena daerah pendatang kalangan menengah bawah, anak2 tidak bisa sekolah karena ortu tidak diberi akses kartu tanda penduduk, sibuk mencari uang demi makan buat hari ini, anak-anak jadi putus sekolah dan tidak dipedulikan karena masalah perut semata. anak-anak ini waktu diminta menggambar, suram sekali kreativitas mereka, bunuh diri, pembunuhan, tidak bahagia. lalu buat apa anak-anak ini ada?
Kamu hanya takut pada pikiranmu, namun persiapan punya anak harus matang. . Saya memutuskan nikah umur 30, punya anak 31 tahun. . Namun scra ekonomi, spiritual, dan mental udah siap. . Dah menyiapkan yg terbaik buat anak. .
Saya sarjana teknik lingkungan, dan dulunya semakin banyak membaca buku ilmu lingkungan saya setuju dengan konsep childfree, atau setidak-tidaknya konsep keluarga berencananya adalah 1 kucing lebih baik 😁
yg paling bagus harusnya dari 1970an diadakan kebijakan usia minimum menikah pria 30 tahun, wanita 25 tahun, sehingga bisa menunda kenaikan angka kelahiran dan juga supaya bisa mapan dulu, jadi dalam rentang umur 10 tahun dewasa awal adalah masa produktif puncak manusia. tapi khusus tentara pangkat tamtama bisa dikasih dispensasi pria menikah umur 25, karena resiko kematian yg lebih tinggi
Ngomong gampang, Indonesia ini luas, bukan cuma perkotaan aja. Banyak juga suku2 yg memiliki kebiasaan tersendiri. Masa iya dipaksa nikah 30/25thn, Bisa2 Digulingkan itu pemerintahan... Cara yg paling benar ya pemaksaan KB 2 Anak dan Tingkatkan kualitas pendidikan. Coba aja cek yg pro childfree kan rata2 pendidikannya tinggi. Btw sebaiknya difokuskan di wilayah yg padat penduduk seperti Jawa, Kalau di Papua pada Childfree bisa habis itu populasinya 😅
Childfree Melambangkan pemerintahan yg gagal menekan harga Basic food, housing, education, seperti Jepang terlalu fokus membangun Industri Peralatan modern sampai lupa Industri pertanian dan kebun, akhirnya bahan baku pangan di import semuma untuk memenuhi kebutuhan populasi, semua serba mahal, akhirnya generasi penerus kerja bagai kuda sampai lupa dan malas nikah, ga mau punya anak karna memiliki anak termasuk hal Mewah, Kalau populasi Jepang tidak di Intervensi negara, saya yakin tahun 2200 jepang akan mencapai "Population Zero", punah cok. Noh lo lihat Vietnam 10 tahun ini lagi gilagilaan membangun induatri peralatan modern, GDP nya juga loncat tinggi, kita saksikan saja 20 tahun lagi Populasi mereka pasti Turun Drastis, kenapa ? Karna ga ada lagi anak muda yg mau bertani dan berkebun😂
Kasian banget ya, semakin tinggi sekolah justru semakin banyak tahu dan akhirnya jadi takut. Bahkan takut memiliki anak. Tidak selamanya memang kemajuan dan modernisasi membahagiakan. Bahwa manusia yang merasa hidupnya sudah modern dan kemampuan akademisnya jauh di atas orang biasa justru kehilangan keberanian untuk melanjutkan hidup. Childfree adalah bentuk dari ketakutan melanjutkan kehidupan di bumi. Takut merasakan beban menjadi orang tua, dan takut masa kecilnya yang buruk terjadi pada anaknya.
Bukan ketakutan memang buat anak tidak ada biaya apa ,memangnya gratis ingat anak itu akan dewasa maka dia harus cari kerja tapi di indonesia saja masih banyak pengangguran dan kurang lapangan kerja . Punya anak maka harus punya duit kalau menurut saya minimal punya anak itu harus punya uang 1m ,itu sebagai biaya membeli susu jika masih kecil ,memberi mainan dan makanan sehat sempurna ,memberikan guru privat jika anak merasa pendidikan nya kurang memberikan support jika anaknya ingin jadi atlit atau pengusaha .orang tua masih akan punya tanggung jawab jika anaknya masih dirasa kurang untuk menjalani hidup . Perencanaan keuangan itu penting dilakukan sebelum menikah . Saran saya punya duit dulu minimal 1 m hidup sederhana pasti bahagia
Masa kecil aku juga penuh trauma krena orangtua… berat sekali waktu itu tp aku memaafkan kedua orangtuaku…dan aku ga memilih childfree… karena aku muslim dan aku butuh doa dr anakku ketika aku ga ada
Pernah ada waktu pingin steril saja biar ga punya anak. Ibuku yang memperlakukanku sebagai alter ego. Yang memaksaku menggapai cita cita ibuku yang belum tercapai. Tapi akhirnya aku belajar tentang Resiliensi. Memang ibuku agak f*ck. Tapi yang sudah ya sudah. Ibuku punya keterbatasan sebagai manusia. Dan aku maafkan. Aku relakan. Dan sekarang aku ingin punya anak. Seperti terpukul itu sakit, aku tidak ingin memukul, agar tidak ada yang merasakan sakit sepertiku.
Ciri ciri orang yang tidak berfikir adalah menyalahkan orang lain dan mengambil hal yg sdh jelas baik untuk kedepan bangsam. dengan alasan childfree dan ujung2nya mengadopsi kan aneh.
Indonesia terlalu bangga dengan pedoman hidup yang paling penting beriman dan taqwa. Hidup sudah ada yang mengatur dari atas. Kadrun monaslimin banyak yang punya anak 5-6 bocah. Pendidikannya cukup dikirim ke pondok pesantren gratisan yang kebanyakan dikelola oleh para islamis radikal.
Ada masa nya beberapa tahun enggan menikah, punya anak apalagi. Pada akhirnya hidup beneran kerasa hampa bgt, merasa tdk seimbang. Harta banyak juga percuma.. tapi skrng udh punya anak, puji Tuhan menemukan kebahagiaan yg bener2 sepenuhnya. Memang ada perjuangannya, tapi disitulah merasa hidup lebih hidup. Ada lagu harta yg paling berharga, adalah keluarga. Itu bener bgt, jadi menurut sy rugi klo hidup di dunia ini, tapi tdk memiliki harta yg paling berharga tsb. Dlm hidup memang ada yg perlu dihindari, tapi memiliki keluarga yg hangat jelas bukan salah satunya. Pelajari, perjuangkan dan selami bagaimana caranya mendapatkan itu, instead of dihindari.
Lu sih agamanya Kristen,,, klo d islam ibunya suami halal melakukan apapun tanpa batasan.... Jd istri mau nmbah anak tu takut,krn ibunya suami klo minta duid harus ada, tdk Terima kata "tidak"
@@nonibelanda507apa hubungannya sama agama? Di India mayoritas agamanya Hindu, dan ibu mertua dan keluarga suami lebih kejam dan otoriter dibanding di sini. Korea, Jepang, Cina yg kebanyakan ateis jg sama aja.
Childfree masih jauh lebih baik dibanding org2 ga bertanggungjawab yg beranak banyak tpi ga mampu memenuhi hak anak baik dri pendidikan, kesejahteraan, psikis dan mental.
Childfree= ketika tidak ada yang bisa diwariskan, baik gen terbaik,ilmu harta dan benda ... Kalau saya sehat,kaya dan berpengetahuan, sayang jika tak punya anak.
Nah. Yg sono udah pinter kuliah di luar negri, kaya, cakep, komplit dah. Tapi malah kaga mau punya anak. Sedangkan ada yg udah miskin, mohon maaf kurang berpendidikan (lulusan sd/smp doang), ga ada perawatan diri. Tapi malah punya anak minimal 4 🤦♂️
Iya mudah²an yang seperti itu anak² nya tidak seperti orang tua nya, lebih ke kuantitas anak dan mengabaikan kwalitas anak. Kuantitas harus dibarengi dengan kwalitas ketika ingin punya keturunan.
@wilkersekupang2350 perumpamaan, 100 pria dan 100 wanita disuatu pulau dalam jangka bebebrapa ratus tahun kedepan akan tercipta masyarakat,tua,muda,remaja,balita,dan bayi ... Tapi jika 100 pria dan 100 transgender disebuah pulau dalam beberapa ratus akan tinggal tulang belulang.
13:30 "sia sia hidup jika tidak punya anak" "malang" nasib pasangan suami istri yang tidak bisa punya keturunan, jika mindset semua orang seperti ini.. hhhh
Saya tetep tim mau punya anak cumaa ga mau banyak. Dua maksimal. Berbakti atau kaga urusan dia sama pencipta. Gimana pun anak darah daging, mereka ga mau direpotkan tapi pasti ujung2nya repot utk org tua karna ga tega ama darah daging. Jadi yes aku mending pnya anak, yg penting aku mampu besarinnya, dan ga bikin susah pas mereka berkeluarga, setidaknya ada yg silahturami kumpul2 daripada childfree sepi. Childfree mah utk kaum tak mampu aja yg gaji UMR makanya ga mau pusing pnya anak, tapi kalo saya bukan kaum gaji UMR.
tmn sy yg gajinh umur anakny ad yg 3 smp 5 malah. bkn prkara dr gaji umr ga nya.tp mindset alias pola pikir org tsb.kl kakanya gajiny ga umr.y gpp itu hak km. gada yg larang jg .
Gpp sih yg py pengalaman traumatic dan paranoid seperti mbak ini, pengen childfree. Nanti juga stop di mereka aja. Kan mereka ga punya keturunan yg akan meneruskan idealisme dan pemikiran mereka. Mungkin mereka jg sdh planning: muda childfree dan seneng2, tua di panti jompo sampai meninggal dunia. Selesai. Di negara2 maju kan banyak yg seperti ini. Seleksi alam akan berlaku, nanti yg tersisa adalah orang2 yg optimis, berani hidup dan berani mengemban tanggungjawab, dan mereka inilah yang akan menurunkan sikap optimis ini kepada anak keturunannya dan yakin pada Allah sebagai maha pemberi rejeki. InsyaAllah kehidupan akan membaik.
Ternyata alasannya krn py pengalaman traumatis dan jd paranoid. Seharusnya malah jadi motivasi ke depan untuk bisa membuktikan bahwa dia bisa jd ortu yg lebih baik.
Mungkin bisa dibilang jika anda ingin Childfree "setidaknya" anda cukup mapan untuk menghidupi diri anda sendiri tanpa bantuan tanggungan dari orang lain, mayoritas orang indonesia adalah "Sandwich Generation" yang hidupnya dari kecil sampai dewasa masih di urus sama ortu meski itu hal pribadi dan keputusan hidup mereka, jika kalian memilih hidup dengan cara berbeda itu akan dianggap salah.
.menurut saya, orang yang memilih tidak memproduksi anak dewasa ini adalah keputusan dari orang yang realistis dengan kehidupan ditengah petaka demografi yang akan melanda. Dan justru orang yang memproduksi tanpa bisa memberikan fasilitas yang baik untuk menunjang tumbuh kembang anak adalah orang yang sangat egois dan akan membuat petaka demografi terus berlanjut
dan yang diatas semua itu adalah orang orang yang bersunggh sungguh menyiapkan finansial dan mental untuk memfasilitasi anaknya kelak. tapi org org yang cuma beranak pinak tanpa mikir kedepannya gimana sering ngaku ngaku sebagai orang yang saya sebutun di kalimat awal.
Betul banget.
Di pulau Jawa, populasi manusianya mencapai 145 juta jiwa di tahun 2020 sementara Australia sebagai benua yang luas datarannya berkali-kali lipat pulau Jawa, populasinya sebanyak 25 - 30 juta jiwa. Kalau memang benci childfree, bencilah pula manusia2 yang seenak jidat membuat anak namun ditelantarkan, mulai dari remaja2 hamil (entah suka sama suka atau perkosaan), laki2 kurang ajar yang menelantarkan anaknya demi gundiknya, ekonomi sulit namun memaksakan mempunyai banyak anak, enggan kontrasepsi dst.
Di australia itu tanah luas tapi banyak yang tandus/memang tidak layak huni. Makanya warganya tinggal di pinggiran pulau, di pulau jawa itu padatnya cuma di kota besar aja. Semua orang ngumpul di satu titik yg namanya jakarta. Wajar kalo padat. Faktanya masih banyak lahan kosong di pulau jawa yg bisa di tempati. Lagipula kalo mau childfree silahkan, gak ada yg larang. Tapi gak perlu menjudge seolah-olah orang yang gak childfree itu salah & jahat.
Menelantarkan anak blm tentu krn gundik,,,, ada juga yg menelantarkan anak demi ibunya......
Itulah laki2......
Itulah ibu dr laki2...... Sll menekan memaksa anak mantu cucu
Ngomong apaan sih lu tong
Yaudah, kan tinggal pindah ke Australia. Toh banyak sekarang yang merantau ke luar negeri. Hidup nggak sesempit itu
Kocak lu bandingin ma Australia lu nulis gituan biar berasa pintar? Sok² pake data tapi data nya cacat, lu tau gak berapa wilayah yg layak huni disana? Mau membenarkan Childfree bg? Kocakkkkk
ini mirip si tante w juga blum nikah usia udah masuk 50an tiap taun umroh wisata mulu ambil cuti dan gaada beban sih hidupnya, gua juga sempet punya pemikiran mau adop anak aja pasca punya pasangan alesannya banyak anak diluar sana yg dibuang kenapa ga di adp kan asli watchdoc thanks buat nambah sudut pandang akan "childfree" ini 🙏
Respect Kak Victoria Tunggono & Pak Ahmad Nafalul Umam☺😇
Kalau saya pribadi lebih melihat kesempatan pengembangan diri pada penduduk usia produktivitas dari 25-50 tahun, apalagi sudah mengenal lifelong education. Daripada fokus menambah angka kelahiran yang mana saat ini aja sudah overload ditambah pasca pandemi covid19. Penduduk dengan usia produktivitas kerja terkini saja sedang berjuang untuk hidup dalam rangka keberlangsungan masa depannya.
Sebenernya masalah menikah atau tidak menikah, punya anak atau childfree adalah pilihan individu (pribadi) dengan kesadaran diri baik secara; mental health, kesehatan jasmani, lingkungan, kepribadian, trauma,dan pengalaman individu tersebut. Saya paham bahwa pilihan seperti childfree, tidak menikah, atau mengadopsi seringkali ditentang /mendapatkan tanggapan (respon) negatif terutama dari orang terdekat. Bahkan ada yang cukup memaksakan kehendaknya agar menerima lazimnya (pada umumnya) yang terjadi sesuai norma "Keyakinan + Sosial" yang ada. Pakem yang sudah mengakar dan sebetulnya tidak salah juga, asalkan mampu dengan mengimbangi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dari pusat sentral (Institusi) ke unit terkecil (keluarga) serta menciptakan wadah (lingkungan) yang ramah dan aman.
Saya pribadi menghormati semboyan " Anak adalah Rezeki dari Tuhan ", walaupun saya memiliki kecenderungan pilihan yang sama dengan tema video Team Watchdoc Image kali ini.
Sehat & Ayem selalu Team Watchdoc Id 😇Aamiin
Benar, kak. Jangankan Childfree, memutuskan adopsi saja sering kali dianggap buruk seolah setiap manusia harus melahirkan. Padahal banyak sekali anak yang gak dapat hak mereka dan membutuhkan uluran tangan.
kelahiran dan kematian itu bukan manusia yang atur, tapi Tuhan, faktanya banyak orang yang sudah menikah ingin punya anak sudah promil kemana-mana tapi tetap tidak punya anak. ada orang yang berhubungan sex di luar nikah tidak ingin punya anak malah hamil, ketika ingin mengugurkan anaknya ternyata anaknya tetap lahir sehat.
overload itu istilah manusia, karena manusia banyak berkumpul di satu titik yang bernama kota besar dan fokus kita hanya kesitu, padahal jika mau buka mata lebih luas masih banyak daerah kosong di bumi ini yang gak di huni sama manusia semua sudah di ciptahan Tuhan sesuai porsinya.
menurut saya semua manusia yang lahir di bumi ini sudah ketentuan Tuhan, bukan atas kendali manusia, kalopun Tuhan mau cabut ribuan nyawa manusia secara serentak juga mudah kok, bisa lewat tsunami, gempa bumi, badai, dan bencana lainnya.
@@n.sonicmix9208aaa stujuu❤❤
Klu saya pribadi sih...childfree atau punya keturunan itu adl pilihan hidup. Yg penting saling menghargai & jgn menghujat.
Yang Childfree Mantap karena Mengurangi Beban Pemerintah Mengurus Rakyatnya, Yang Punya Anak Bagus Juga Karena memproduksi Manusia "pembayar pajak” yang nanti uangnya juga buat gaji pemerintah..Gw cuma lihat sisi positif nya aja bagi yg mau Childfree atau Anti Chilfree moga setiap keputusan nya dapat dijalani dengan positif
yang banyak anak kebanyakan kalangan menengah bawah sampe miskin, justru malah jadi beban negara. bansos yang diberi gak sebanding dengan pajak yang dibayar belum lagi orang2 kek gitu nerusin kemiskin secara struktural
Iya pak saya setuju tergantung persepektif kita sendiri berani berbuat harus berani bertanggung jawab
Dengan penjelasan dan penyampaiannya Mbak Victoria Tunggono, konsep Childfree lebih bisa dipahami dan diterima oleh saya. Kerasa banget semua yg disampaikan keluar dari hati dan tujuan yg mulia.
Malah saya sendiri jadi sadar, mungkin saat ini saya sedang berada di dalam konsep childfree itu sendiri karena selama ini selalu berdoa untuk diberikan anak disaat yg tepat dan disaat menurut Tuhan bahwa saya sudah benar-benar siap.
Ya intinya kebahagian tiap orang beda2. yang childfree bahagia ada yang punya anak bahagia banyak.
Life is choice, kita sekarang adalah hasil dari pilihan - pilihan kita di masa lalu
Watchdoc memang berbedaa dari yang lain , kajian ilmiah yang selalu dirangkum dalam bentuk film dokumenter itu menjadi nilai tambah bahwa Chanel ini patut dijadikan referensi diskusi ,baik kaum intelektualitas, ataupun masyarakat umum .
Saya setuju, saya juga suka film Dokumenter
Up ❤
Sedjak kapan hidup terasa semakin susah?
Ini bukan kajian ilmiah bung, ini pendapat subjektif. Jika kajian ilmiah harus disertai dengan metodologi yang memadai dan data2 yang berkaitan
Setahun terakhir saya suka mengulik terkait childfree. Menurut saya, sekalipun pada suatu individu tidak lantas memilih childfree, ada beberapa individu yang memulai memikirkannya. Penyebabnya yang saya tahu adalah ketakutan horizontal. Bonus demografi berubah menjadi petaka demografi, belum lagi perihal innerchild atau trauma masa kecil. Sebagai individu harus bijak. Semoga pilihan masing-masing adalah yang terbaik, terlepas pro kontranya
@@a.t.arianto.1979 yg jadi masalah tuh ngajak", anak jaman sekarang kan banyak yg fomo. hidup belum ngerasaain tua sendiri tanpa anak banyak ikut", kalo ingin cildfree mah diem aja gk perlu koar"
@@IndraArsendy-ng5gq yg harus diem aja tu orang2 yg berprinsip banyak Anak bnyak rezeki. Kaum kolot. Biang kerok Indo gak maju2.
@@hehemerdeka7865 keputusan bunuh diri dan moral, urusan pribadi masing-masing. kita harus menghormati keputusan setiap pribadi.
@@IndraArsendy-ng5gq anda tau siapa penghuni paling banyak Panti Lansia? Orang² yg memiliki anak
childfree adalah sebuah pilihan, setiap orang bebas memilih mau childfree atau tidak. punya anak juga bukanlah sebuah kewajiban untuk setiap individu, dan punya anak itu gak gampang loh, harus siap mental, fisik, finansial (pendidikan di indonesia mahal banget), perencanaan yang benar" matang. yang saya sesali, banyak saya temui orang tua yang punya anak tapi tidak bisa menjadi orang tua yang baik, jadi tidak semua orang bisa jadi orang tua.
jadi jangan hakimi orang yang memilih childfree, ketahui dulu kualitas diri kita sebagai orang apakah kita cukup baik untuk anak" kita sendiri atau tidak.
Yang menghakimi siapa ka? Dari kaum mana?
tetangganya pasti 😅@@happyactivity1475
susah krn sdm konoha ud tertanam byk anak byk rezeki. menikah harus wajib pny anak.ga pny anak d sngka mandul baik dr pihak cowo ap cewe.blm dr pihak kel cewe apa cowo kl ud nikah bertahun2 blm pny anak kek kurang.bhkn bs ke aib. sm kek org yg telat atau blm mau nikah.kek aib.pdhl yg jalanin hdp mereka .yg ribet bin repot org2 sakitar. pdhl susah ga mnta tolong sm mereka.😅😅😅
Memutuskan untuk punya anak atau tidak, pasti ada alasan di balik itu. Tidak selalu benar untuk memutuskan punya anak, begitu juga sebaliknya. Kenyataannya banyak orang tua yang sebenarnya mereka tidak siap punya anak. Banyak anak yang terlantar, atau bahkan menjadi korban kekerasan yang dilakukan orang tua.
Baik atau buruk childfree? Itu subyektif🙂
Dgn melihat kondisi lapangan kerja dan sosial saja saat ini, memang lebih berat tantangannya untuk membesarkan dan mendidik anak di zaman ini ketimbang di zaman generasi orang tua dulu.
zaman dulu ancaman mati karena kekerasan. jaman sekarang ancaman psikologis karena kalah saing akibat jumlah demografi
Ya jaman dulu paling disekolahkan SD saja trus sudah dilepas kerja
Memangnya jaman dulu ga ada tantangan nya ? 😂
Keren banget Watchdoc dalam memaparkan satu topik yg cukup sensitif skr krn mmg betul kurang adanya literasi yg cukup ttg childfree shg masyarakat Indo terlalu berpikir one-sided dan mudah bersinggungan dgn yg berbeda pandangan. Risetnya betul2 berkualitas, tidak menyudutkan satu pihak dan membuka cakrawala penonton untuk lebih demokratis dalam menilai sesuatu.
Orang yg childfree atau enggak sama2 egois karena mereka punya tujuan masing2, kata siapa orang nikah atau punya anak gak egois? Kita liat kasus di sekitar kita, yg sudah nikah pasti akan cuman ngurusin keluarga dan anak nya? Trus untuk menjaga lingkungan, kontribusi untuk inovasi di bidang nya masing2 untuk Indonesia atau dunia akan lupa, mereka akan lupa segala2 nya, jadi intinya emang tidak ada yg salah, yg childfree sdh benar ada di jalan nya dengan prinsip nya.
Related juga sama kata “Islam Kenapa mengalami kemunduran? Karena pemeluk agamanya gak berinovasi, tujuan hidup nya cuman nikah dan punya anak, trus masuk surga” udah kelarr
Kata siapa Islam mengalami kemunduran ?, Di eropa & Amerika islam lagi berkembang, Islam sampai detik ini masih jadi agama yg mampu bertahan dari propaganda LGBT. Lihat UEA, Qatar, bahrain & Arab saudi. Semua jadi negara kaya & maju. Kalo anda pro childfree silahkan tapi gak usah merendahkan agama. Bukan Islam yang mengalami kemunduran, tapi anda yg kurang buka wawasan.
Terus apa salahnya kalo orang mau masuk surga?. Emang ada yg lebih indah dari surga ?
Suka kalimat terakhirmu kak. Kenyataan pahit yg mngkin bnyak yg denial😂
@@n.sonicmix9208 Anda ini salah paham, "Kemunduran" disini bukan dalam jumlah populasi atau moral.
Tapi dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Inovasi perkembangan IPTEK saat ini sudah dikuasai Orang Atheis/Agama KTP. Silahkan dicek sendiri Ilmuan2 hebat didunia saat ini, berapa banyak yg dari kalangan muslim, berapa banyak yg dari negara muslim. Tidak perlu denial, Islam memang mengalami kemunduran dibanding 500 tahun lalu...
@@Chrnx4333 zaman sekarang iptek bisa di kendalikan oleh uang. Mampir lah ke qatar & Uni Emirate Arab. Biar paham.
@@n.sonicmix9208 surga itu Fiksi
Banyak anak, tapi kalau jumlah orang yang bisa lulus perguruan tinggi (s1,s2,s3) tidak sampai 5%, artinya hanya menambah kemungkinan pengusaha besar punya banyak pekerja kasar ikhlas diberi gaji rendah.
Pengalaman spiritual dan lingkungan masing2 individu itu berbeda. Jadi kita harus berusaha memahami dan menghormati masing-masing keputusan seseorang 😊
*_CHILDFREE,_* _FREELANCE_ _work,_ _FRUGAL_ _Life,_ _Investasi,_ _kejar_ _passion&hobies,_ dan _Traveling._
*_Live_* *_your_* *_Life_* *_at_* *_the_* *_Fullest_*
Yassss🤟🤟
AMINNNNNN. And FINANCIAL FREEDOM BABYYYY
Masih banyak yang primitif disini bro, nanti di susupi ayat agama trus di judge pake itu padahal belum tentu dia seiman😂
"Kalau childfree terus kalau tua yg ngurus siapa?"
Buset ternyata anak dilahirkan supaya bisa urus dia di masa tua padahal anak juga punya dunia dan bebannya sendiri.
Gws deh lo pada yg mikir anak adalah investasi
lho, lu gak mau ngurus orang tua lu waktu mereka tua bang?
tobat bang.. kasian ortumu yg udah ngurus dari lahir..
investasi bagus, memang iya lu gak mau diurus anak dan mau hidup dipanti jompo sampe mati?
ya klo itu tujuanmu ya smoga sukses dah..
@@chernpedd2182Maka dari itu, ada baiknya mulai sekarang setiap manusia harus punya persiapan (tabungan/passive income/investasi) untuk masa tua.
Karena jalan hidup orang (terutama anak) bisa saja berbeda.
@@chernpedd2182 makanya punya uang itu penting untuk bayar orang, bukan hanya berharap pada anak untuk urus diri sendiri dengan dalih berbakti
Anak adalah investasi akhirat buat kita,karena doa" anak Sholeh dan Sholehah lah yang akan menolong kita ketika besok kita di alam kubur. itu di menurut gua 🙂
@@afriandwi2091 Hanya berlaku untuk *_"AGAMA_* _dan_ *_KEPERCAYAAN"_* tertentu, tidak bisa *_"di-GENERALISASI"_*
dikemas dengan simpel dan mudah, menyerap literasi dengan santai dan cepat. makasih ye watchdoc udah sejak 2017 menikmati hasil karya tim watchdoc🙂
Memiliki anak adalah sebuah tanggung jawab besar
bukan sekedar memenuhi siklus kehidupan
setidaknya begitu yang saya rasakan sebagai Seorang Suami dengan 1 orang istri dan 3 orang anak.
menantangnya biaya kehidupan, pengobatan, pendidikan dan manajemen emosi dan lingkungan bukanlah hal mudah.
meskipun saya beraliran Naturalis tapi saya cukup memahami orang/pasangan yang memilih childfree , karena saya sudah merasakan tantangan berat itu
kalo orang yang menyadari betul apa arti sebuah tanggung jawab & kewajiban gw rasa akan miriki ber kali2 sebelum menciptakan sebuah kehidupan baru, karena memang gk gampang
Iya mikir berkali-kali, jadinya berhenti di mikir...karena sudah ada ketakutan yang menguasai pikiran sebelum berani action...
inti dari adanya suatu peradaban adalah penduduk / manusia itu sendiri. manusia sebagai subjek peradaban. jika tidak ada penerus peradaban maka terputus warisan budaya dan nilai-nilai kultural yang melekat dalam peradaban itu. kalau memang ada individu yang memilih childfree maka ada solusi untuk tetap memelihara berjalannya suatu peradaban. caranya bisa berperan dengan meningkatkan kualitas SDM di sekitarnya agar bisa menjadi individu yang unggul untuk berperan di peradaban manusia dewasa ini. karena manusia memiliki hati. sekeras apapun hati ini menetapkan pilihan, seiring berjalannya waktu akan berubah juga keputusan yang diambil. ini yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain.
gimana kalau standarisasi parent ya, yg boleh punya anak minimal s1, dan minimal kekayaan yg di atur. "mungkin" bisa membantu mengurangi stunting, dan masalah sosial lain kedepannya.
kedengaran kejam sih tapi ya kasian juga kalau liat anak yg jadi pemulung, atau tinggal di gerobak di jalan.
Childfree, tidak menikah atau menikah, dan punya anak banyak, adalah hak masing2 manusia.
Tdk perlu saling menjudge dan saling merasa benar.
Semua keputusan diatas punya konsekuensi dan masalahnya masing2.
Ayo jalani hidup kita sendiri2, yang masalah kita pun pasti ada yang belum terselesaikan.
susahny sdm konoha itu ga kepo urusan org ga kenyang. org blm nikah atau ga mau nikah.d sngka member kaum pelangi alias ga suka sm lawan jenis. blm pny anak or childfree d sngka mandul. byk anak byk rezeki.nikah kl ga pny anak bak aib. anak adalah investasi kl ud gede dn kerja jd atm berjalan jd generasi sandwich.politik balas budi sm keluarga.pdhl anak g usah d suruh balas budi jg tahu diri. kl susah tgl ngarap bansos pemerintah.
Chdfree mungkin blom bisa diterima dilingkungan masyarakat saat ini, tapi menunda mmiliki kturunan untuk membangun kesiapan mental & finansial akan lebih bijaksana diterapkan
Menurut sy, childfree bukan berarti egois juga sih... beberapa merasa dunia ini terlalu kacau dan mungkin akan semakin sulit dihidupi kedepannya, merasa tidak mampu menghidupi anaknya, tidak mau menjadikan anak sebagai investasi hari tua, takut anak2nya menanggung efek perbuatan manusia sekarang (global warming) dsb. Rata2 orang yang memutuskan childfree pun adl orang2 yang berpendidikan tinggi, karena mereka tahu tanggung jawab apa yang harus diemban oleh orang tua terhadap anaknya. Misalnya harus bisa mendidik, mencukupi kebutuhan hidupnya di zaman yang serba mahal, menyekolahkan.. dll. They love their future children so much that they don't want them to be born. LIfe is hard, kkkk
setuju
Pemikiran seperti saya , dunia ini tidak layak diperjuangkan menurut saya. Terlalu dark.
@@Upload-video-terserah-guekamu jempool 👍👍 jarang ada yg sadar kalo dunia gak layak diperjuangkan, emang terlalu dark. Cahaya ada di tempat lain, kamu hidup itu utk memperjuangkan dirimu agak suatu saat layak masuk ke 'tempat cahaya'
Simpel aja, ekonomi dipersulit org jdi susah punya anak, childfree atau engga itu keputusan orang masing tapi propagandakan yg maksa orang jadi childfree itu bodoh sekali menurut saya, karena dasar masalahnya bukan dri family unit melainkan sistem kapitalisnya yg ga diseimbangkan dengan sosialisme, justru kalau serentak orang malas punya anak makin individual aja orang ekonomi kolektif jdi gaada, susah serentak makin nyusruk ke jurang
Dan anak anak SMP malah asik asikan bikin anak
Terima kasih banyak Watchdoc, sekali lagi kamu menyuarakan isi hati kami. 🙏
Salah satu akun yt yang sangat berkualitas. Semoga makin banyak akun yang berbobot kayak gini, jadi masyarakat juga bisa lebih terbuka pola pikirnya, kalau hal-hal yang "gak lumrah" itu gak semuanya negatif
Kalo masa kecilnya sangat bahagia tentunya akan ingin mengulang masa lalu lewat anak-anaknya, yang tentu saja tidak menginginkan childfree. Di luar lingkungan keluarga pernah mengalami di-bully, kepala bocor, patah tulang, belum lagi kekurangan uang alhamdulillah telah dilalui dengan baik. Masa sekolah jualan, profit bersih awalnya cuma cukup uang jajan, sambil belajar terus akhirnya bisa melampaui UMR. Intinya hidup jangan lembek.
Banyak yg mengatakan bahwa childfree adalah egois, padahal itu adalah sebuah pilihan dan perlu diingat bahwa banyak manusia-manusia juga terus melahirkan anak tanpa memikirkan ke depannya. Menjadi childfree tidak akan sia-sia, lebih sia-sia apabila memiliki anak yg banyak namun tidak berkualitas.
Apa agama egois ketika manusia lahir tujuannya untuk memakmurkan bumi?
@@hanihumaeriyah apa manusia juga tidak egois kalau melahirkan banyak manusia ke bumi tapi anak keturunan mereka lebih banyak menimbulkan kerusakan? sekarang ini, lebih sedikit manusia di bumi yg benar bertanggung jawab dan bisa mendidik anaknya menjadi generasi yang berkualitas!
@@baguspribagus60 sedikit manusia tdk akan menunjukkan baik buruknya kualitas
Lagian kmu sedang bicara mengenai Childfree atau KB???
@@hanihumaeriyah agama memang egois.... Skrg agama menghalal kan ibunya suami melakukan apapun tanpa batas,,,,, tp tdk memikirkan kondisi ekonomi anak mantu cucu,,,, bagaimana mungkin si istri tertarik hamil lagi, kalau ibunya suami kalau minta uang tdk Terima kata "tidak" Dan harus ada......!
Nyatanya emang agama itu egois.......... d tambah para ibu dr suami kebanyakan ga punya hati nurani. . . . Jd jgn salahkan childfree..... Childfree muncul salah satunya adalah akibat dr ibunya suami yg beerkuasa dan bertindak tanpa batasan.............!!!!!!!!
@@nonibelanda507 😱
Agama yg egois atau orng kurang belajar memahami agama sehingga dia berfikir orng yg memiliki agama itu egois?
Klo sy tanya, kmu sedang bicara semua penduduk di dunia itu harus KB atau hrs Childfree agar tdk mengikuti keegoisan agama?
Pantes ya, sy baru sadar kenapa ada yg mengatakan kiamat akan datang nanti. Ya jelas, orng orang pada ngga mau punya anak. Penduduknya mana ada, bumi nanti kosong😅
Sebenarnya orang yg child free ini cuma pengen mengatakan kalau dalam pernikahan itu prinsipnya enggak harus punya anak atau menghasilkan keturunan, sedangkan di kehidupan sosial masyarakat kebanyakan masih menganut sistem kalau nikah harus punya anak, kalau enggak berarti salah satunya ada yg mandul atau penyakit lainnya. Padahal memang ada pasangan yg ditakdirkan tidak punya anak, dan itu hal wajar. Dan solusinya seperti kata mba Victoria tadi mungkin ada anak2 lain yg harus dirawat atau diadopsi, atau anak2 sekitar yg butuh perhatian dari kita.
Menurut saya dengan adanya dokumenter ini, semua wanita semakin saling menghargai satu sama lain sesama wanita bukan semakin saling menjatuhkan saling merendahkan. 🌻🙏 toh keduanya sama2 tidak mudah❤
Bebas aja mau jadi childfree.
Tapi masalahnya para Childfree ini biasanya juga benci anak2nya orang lain. Sedikit keganggu oleh anak kecil langsung ngamuk. Dan kengamukannya biasa didukung oleh para childfree2 lainnya.
Keegoisan bisa dibantah tapi gak bisa disembunyikan.
mau childfree atau tidak semua kembali ke masing2 individu, yg penting tidak ngajak2 yg lain dan g perlu saling menyalahkan. tapi Hebatnya di negara ini semua2 dijadiin bahan omongan, selama bukan masalahnya sendiri dighibahin terus tp masalahnya sendiri ditutup rapat2.
Harusnya di 𝗜𝗻𝗱𝗼𝗻𝗲𝘀𝗶𝗮 digalakkan program 𝗰𝗵𝗶𝗹𝗱 𝗳𝗿𝗲𝗲 , demi mengurangi pengangguran,premanisme,dan kejahatan lainnya..
Sudah saatnya 𝗽𝗲𝗺𝗲𝗿𝗶𝗻𝘁𝗮𝗵 𝗥𝗜 melakukan program pengurangan anak salah satunya dgn 𝗰𝗵𝗶𝗹𝗱 𝗳𝗿𝗲𝗲.
Saya childfree berterima kasihlah kepada saya
@@Upload-video-terserah-gueterima kasih 🎉
@@Upload-video-terserah-gue setuju
Kiamat sesungguhnya karena penurunan populasi manusia , karena manusia ngak punya predator alami maka , populasinya akan sampai puncak dan suatu ketika akan mulai menurun dengan cepat karena perubahan mental dan pola pandang terhadap keturunan .
Dulu orang beranak banyak , kemudian semakin sedikit kedepan ngak mau beranak , karena merasa tidak ngak ada waktu buat dirinya sendiri , semua buat anak termasuk biaya yang tidak sedikit
Siapapun lo, itu pilihanmu dan tak masalah bagiku. Carilah kebahagianmu to km sendiri yg jalani.
Di negara lain, pemerintah-nya ada yang menetapkan aturan ketat soal jumlah anak dalam satu keluarga, kalau melebihi jumlah yang ditetapkan, orang tua-nya harus bayar pajak lebih mahal, kalau tidak sanggup bayar...siap-siap pakai baju oranye.
Childfree seperti cerai.
Konsep yg diterapkan oleh agama adl sama. Jk itu adalah keputusan tepat dg tujuan semakin dekat dg Tuhannya, maka itu diperbolehkan. Pd bberapa alasan tertentu, itu akan bersifat wajib jg.
Miris sekali, jk selalu menggunakan tameng agama untuk menghakimi keputusan mereka. Tanpa sadar mereka telah menunjukkan scara jelas kalo yg mengaku beragama itu tak semuanya mau belajar ttg agama.
Orang orang tua kita selalu bilang tujuan nikah ya untuk punya anak. Tapi satu sisi standar lifestyle makin hari makin naik, karena tuntutan masyarakat, pergaulan, cicle kita, dll. Untuk beberapa orang mungkin menakutkan untuk punya anak, berkaca dari diri mereka sendiri yang kurang bisa memenuhi kebutuhan lifestyle mereka. Dan memutuskan untuk tidak punya anak. Tapi untuk di Indonesia yang orangya libido nya pada tinggi yang sangat suka "bercocok tanam", trend childfree ini menurut saya ga bakal berlangsung lama.
Child free di Indonesia belum terlihat kalau dibandingkan dengan negara lain seperti Jepang dan Korea Selatan. Jadi kalau dibilang "ga bertahan lama" ya blm bisa, mulai aja belum signifikan 😂
@@YudasTadeus-qg6llpunya anak butuh siap lahir, batin, krn komitmen+tanggungjawabnya besar
_Libido_ _tinggi_ dan _suka_
*_"Bercocok_* *_Tanam"_*
_Jawabannya_ *_Kontrasepsi_* _aka_ *_K0ND0M_*
@@aprilianimevysta4454 meskipun di Indo childfree masih "tabu" tapi aku tetap memilih childfree karna diriku sendiri aja belum sejahtera 😂
kembali kepada masing masing, punya anak bukan kewajiban, sebagaimana juga menikah
yg mau childfree saya menghormati keputusan kalian yg mau punya anak juga saya menghormati keputusan kalian krn sejatinya nasib dan kehidupan tiap orang berbeda2, ada yg hidupnya sejak kecil sampai dewasa menderita sehingga dia ingin childfree ada juga yg menderita sedikit dan bnyk bahagianya sehingga dia ingin punya anak.
11:38 " Kan ada Tuhan ya, Tuhan itu kan yang menjaga keseimbangan dunia ini....". Semua yang terjadi di alam adalah kehendak Tuhan, regenarasi merupakan salah satu cara Tuhan untuk menjaga agar alam ini tetap seimbang. Namun nyatanya, tingginya angka kelahiran dituding menyebabkan banyak ketidakseimbangan terjadi. Apakah ini Root Cause nya?
Ketidak pastian apa lagi melibatkan tuhan cuma hanya bisa di jawab sama ketidakpastian..
banyak anak banyak rezeki
Bukan jumlahnya yg jadi masalah, tapi kualitasnya. Jadi menyediakan pendidikan itu penting. Makanya pemerintah itu harus berperan di situ
membahas "child free" secara realistis dengan kondisi yang ada saat ini, apalagi kita di Indonesia ini adalah "ladangnya bercocok tanam" di luar hubungan nikah. Banyak anak-anak terlantar dan hidup di panti asuhan. Mending kalau bisa asuh/adopt anak aja dari panti asuhan.
saya pribadi memilih punya anak & memang punya anak..tapi apabila ada yg memilih childfree ya gapapa sih saya menghargai itu mengingat kepadatan penduduk yg tinggi, cuma yg agak disayangkan penganut paham ini kebanyakan dari kalangan yg cukup bagus secara ekonomi & pendidikan sehingga potensi penerus yg berkualitas menurun. tapi kembali lagi itu pilihan masing2 selama tidak mengusik kehidupan kita pribadi ya sah2 saja.
Ada yang punya anak, karena memang pengen, atau "gak sengaja", ada yang gak bisa punya anak, ada yang gak pengen punya anak, bahkan gak pengen menikah, bebas bebas saja. kalau sampai jadi bahan julid, ya itulah kehidupan, terutama kita yang tinggal di Indonesia. julid sudah ada sejak dulu, dan akan selalu ada, temukan saja jalan keluarnya bagi masing-masing.
childfree banyak variabelnya dimana ada ketergangguan, ketidak nyamanan, ketidak siapan, dsb. ini lah 2 mata pedang kehidupan semua ada efeknya dan entah takdir/kebetulan/apapun namanya orang tugasnya bahagia/menderita/22nya
Pulang kerja liat anak dan istri berasa semangat lg🙏 itu energi yg tuhan berikan
Salah satu nikmat yg tidak ada duanya itu ya ....hehehe
Mau childfree atau tidak menurut saya harus introspeksi diri sendiri karena cuma kita sendiri yg tau kemampuan kita dari segi fisiologis, pendidikan, dan kemampuan finansial. Apapun keputusannya jangan cuma karena ngikutin trend dan gausah juga ngajak2 sampe bikin campaign atau apalah itu.
Ironisnya orang2 yg literasinya rendah malah punya banyak anak, sedangkan orang2 yg tingkat literasinya tinggi malah memilih untuk childfree. Kan kasihan kalo generasi penerus bangsa lebih banyak dari orang2 yg ga bisa mendidik anak, liat aja makin banyak kasus kriminal anak di bawah umur, bocil kematian, tiktoker yg kontennya ga guna, haduhhh miris.
gw suka opininya, kalo kalian gak suka gpp. Gk butuh disukai sama orang kaya kalian juga. Gk penting. Toh yg nyari duit dia sendiri. Bukan netijen yg hate komen. Cocot netijen hate komen gk bakal paham indahnya childfree. :)
yg bikin banyak pengangguran dan kemiskinan adalah terlalu banyak anak dan anak tidak mendapatkan pendidikan yang layak...
Alasannya g kuat memberikan pendidikan yg maksimal...
Sebenarnya memutuskan untuk mempunyai anak pun juga bentuk ke egois an orang tua
Banyak anak ujung2nya jd lahan bisnis industri makanan dan obat2an... didisain jd pekerja dan lupa terhadap hakikat passion diri 😢
sempit sekali pemikiran mu bos
@@thelonelyguy4852 kek nama u wkwkwk..🤣🤣🤣
@@thelonelyguy4852*_"CHILDFREE"_* itu untuk melawan *_KAPITALISME_*
*_KAPITALISME_* butuh *_"pekerja_* *_murah"_* dan pasar yang luas.
Mas rizal pekerja?
@@BabaDongeng kalau iya knp? Kalau tidak knp? 😆
yg paling bener emang slogan dr Pemerintah KB 2 Anak Cukup yg sekarang jd KB 2 Anak Sehat, bukan aturan yg mengikat tp anjuran terbaik untuk kedepannya,
Program Cukup 2 Anak sekarang ga mengikat, childwanters kebanyakan beranaknya sampe 3 orang atau lebih. 😅
childfree memang pilihan, semoga pilihan kita selalu mendapatkan ridhoNYa
Saya berharap Mempunyai Anak, Membesarkan & Mendidik sebagaimana semestinya.
Tidak ingin Berakhir Di Panti Jompo atau menua dalam Kesendirian.
Emang semua yg dipanti jompo itu pasti tidak punya anak ?
@@rahmii290 Logikanya Yang punya keturunan saja ada yang menitipkan Orangtuanya di Panti Jompo, Apalagi yang tidak memiliki keturunan.
beberapa tahun ini terlibat di kawasan yang tidak dilindungi oleh pemerintah karena daerah pendatang kalangan menengah bawah, anak2 tidak bisa sekolah karena ortu tidak diberi akses kartu tanda penduduk, sibuk mencari uang demi makan buat hari ini, anak-anak jadi putus sekolah dan tidak dipedulikan karena masalah perut semata. anak-anak ini waktu diminta menggambar, suram sekali kreativitas mereka, bunuh diri, pembunuhan, tidak bahagia. lalu buat apa anak-anak ini ada?
Ya Allah ...kalau boleh tau kawasan itu di daerah mana kak?
Menjadi orang tua tidak selalu membahagiakan. Kalau selalu bahagia, tidak akan ada Post Partum Depression
Childfree atau tidak itu pilihan hidup masing masing silakan jalankan dengan pilihannya dan konsekuensinya masing-masing juga.
Kamu hanya takut pada pikiranmu, namun persiapan punya anak harus matang. . Saya memutuskan nikah umur 30, punya anak 31 tahun. . Namun scra ekonomi, spiritual, dan mental udah siap. . Dah menyiapkan yg terbaik buat anak. .
Ya kalo kismin ya lebih baik CF
Malah menurutku orang-orang yang childfree adalah orang yang paham mengenai perkembangan zaman.
Saya sarjana teknik lingkungan, dan dulunya semakin banyak membaca buku ilmu lingkungan saya setuju dengan konsep childfree, atau setidak-tidaknya konsep keluarga berencananya adalah 1 kucing lebih baik 😁
Cb disurvei jenis kelamin yang mendukung childfree atau tidak.
Banyak bapak2 muda ngeluh cicilan naik sejak punya anak
yg paling bagus harusnya dari 1970an diadakan kebijakan usia minimum menikah pria 30 tahun, wanita 25 tahun, sehingga bisa menunda kenaikan angka kelahiran dan juga supaya bisa mapan dulu, jadi dalam rentang umur 10 tahun dewasa awal adalah masa produktif puncak manusia. tapi khusus tentara pangkat tamtama bisa dikasih dispensasi pria menikah umur 25, karena resiko kematian yg lebih tinggi
Ngomong gampang, Indonesia ini luas, bukan cuma perkotaan aja.
Banyak juga suku2 yg memiliki kebiasaan tersendiri.
Masa iya dipaksa nikah 30/25thn, Bisa2 Digulingkan itu pemerintahan...
Cara yg paling benar ya pemaksaan KB 2 Anak dan Tingkatkan kualitas pendidikan.
Coba aja cek yg pro childfree kan rata2 pendidikannya tinggi.
Btw sebaiknya difokuskan di wilayah yg padat penduduk seperti Jawa, Kalau di Papua pada Childfree bisa habis itu populasinya 😅
Childfree Melambangkan pemerintahan yg gagal menekan harga Basic food, housing, education, seperti Jepang terlalu fokus membangun Industri Peralatan modern sampai lupa Industri pertanian dan kebun, akhirnya bahan baku pangan di import semuma untuk memenuhi kebutuhan populasi, semua serba mahal, akhirnya generasi penerus kerja bagai kuda sampai lupa dan malas nikah, ga mau punya anak karna memiliki anak termasuk hal Mewah, Kalau populasi Jepang tidak di Intervensi negara, saya yakin tahun 2200 jepang akan mencapai "Population Zero", punah cok. Noh lo lihat Vietnam 10 tahun ini lagi gilagilaan membangun induatri peralatan modern, GDP nya juga loncat tinggi, kita saksikan saja 20 tahun lagi Populasi mereka pasti Turun Drastis, kenapa ? Karna ga ada lagi anak muda yg mau bertani dan berkebun😂
Dapat hal baru di sini. Tentang skandinavia
Punya anak itu bukan sekadar mau atau engga loh… itu sebuah tanggung jawab
Kasian banget ya, semakin tinggi sekolah justru semakin banyak tahu dan akhirnya jadi takut. Bahkan takut memiliki anak. Tidak selamanya memang kemajuan dan modernisasi membahagiakan. Bahwa manusia yang merasa hidupnya sudah modern dan kemampuan akademisnya jauh di atas orang biasa justru kehilangan keberanian untuk melanjutkan hidup. Childfree adalah bentuk dari ketakutan melanjutkan kehidupan di bumi. Takut merasakan beban menjadi orang tua, dan takut masa kecilnya yang buruk terjadi pada anaknya.
Bukan ketakutan memang buat anak tidak ada biaya apa ,memangnya gratis ingat anak itu akan dewasa maka dia harus cari kerja tapi di indonesia saja masih banyak pengangguran dan kurang lapangan kerja .
Punya anak maka harus punya duit kalau menurut saya minimal punya anak itu harus punya uang 1m ,itu sebagai biaya membeli susu jika masih kecil ,memberi mainan dan makanan sehat sempurna ,memberikan guru privat jika anak merasa pendidikan nya kurang memberikan support jika anaknya ingin jadi atlit atau pengusaha .orang tua masih akan punya tanggung jawab jika anaknya masih dirasa kurang untuk menjalani hidup .
Perencanaan keuangan itu penting dilakukan sebelum menikah .
Saran saya punya duit dulu minimal 1 m hidup sederhana pasti bahagia
Wkwkwkwk minimal 1m pasti bahagia??? Wkwkwkwk PASTI??@@weiforce3552
Menurutku 2 anak cukup itu udah yg paling mantap sih..
Berdua dengan istri
Tanpa anak uang buat bantu2 dan senang2 bareng sepupu
Tua diurus sama sepupu
Hidup impian
Masa kecil aku juga penuh trauma krena orangtua… berat sekali waktu itu tp aku memaafkan kedua orangtuaku…dan aku ga memilih childfree… karena aku muslim dan aku butuh doa dr anakku ketika aku ga ada
Semoga kita bisa jadi orang tua yg baik buat anak kita ya kak ❤
Gmn klau anaknya meninggal duluan?
@@nuja8046anaknya bakal jadi tabungan di akhirat untuk orang tuanya, apalagi kalo orang tuanya bersabar bisa jadi penyebab masuk surga nanti
@@nuja8046 org tuanya yg doain
Pernah ada waktu pingin steril saja biar ga punya anak. Ibuku yang memperlakukanku sebagai alter ego. Yang memaksaku menggapai cita cita ibuku yang belum tercapai. Tapi akhirnya aku belajar tentang Resiliensi. Memang ibuku agak f*ck. Tapi yang sudah ya sudah. Ibuku punya keterbatasan sebagai manusia. Dan aku maafkan. Aku relakan. Dan sekarang aku ingin punya anak. Seperti terpukul itu sakit, aku tidak ingin memukul, agar tidak ada yang merasakan sakit sepertiku.
Yang ditakutkan manusia.. adalah kesepian....
Byangkan menua dalam kesendirian...
Makanya punya temen dong bang, bertentangan biar ga kesepian
Warga 78,4 yg mabok percaya memang pancen oye 👍❤
Senangnya banyak komentar yg support. Terimakasih ❤
Ciri ciri orang yang tidak berfikir adalah menyalahkan orang lain dan mengambil hal yg sdh jelas baik untuk kedepan bangsam. dengan alasan childfree dan ujung2nya mengadopsi kan aneh.
Angkat kasus reklamasi di Makassar dong parah banget warga pulau2 kecil sekitar sana
Semoga tuhan memberikanmu hidayah sodaraku dan saudariku
Indonesia terlalu bangga dengan pedoman hidup yang paling penting beriman dan taqwa. Hidup sudah ada yang mengatur dari atas. Kadrun monaslimin banyak yang punya anak 5-6 bocah. Pendidikannya cukup dikirim ke pondok pesantren gratisan yang kebanyakan dikelola oleh para islamis radikal.
Ada masa nya beberapa tahun enggan menikah, punya anak apalagi. Pada akhirnya hidup beneran kerasa hampa bgt, merasa tdk seimbang. Harta banyak juga percuma.. tapi skrng udh punya anak, puji Tuhan menemukan kebahagiaan yg bener2 sepenuhnya. Memang ada perjuangannya, tapi disitulah merasa hidup lebih hidup. Ada lagu harta yg paling berharga, adalah keluarga. Itu bener bgt, jadi menurut sy rugi klo hidup di dunia ini, tapi tdk memiliki harta yg paling berharga tsb. Dlm hidup memang ada yg perlu dihindari, tapi memiliki keluarga yg hangat jelas bukan salah satunya. Pelajari, perjuangkan dan selami bagaimana caranya mendapatkan itu, instead of dihindari.
Lu sih agamanya Kristen,,, klo d islam ibunya suami halal melakukan apapun tanpa batasan.... Jd istri mau nmbah anak tu takut,krn ibunya suami klo minta duid harus ada, tdk Terima kata "tidak"
Sengsara lah jadi umat islam.... Tp sya sendiri juga islam......dan tdk mau murtad..... Tp sya akui sya sengsara dgn beberapa hal dlm islam.,.....
Well maybe.. Good news nya disaat anak anda sudah dewasa :D
@@fikriansyahfikri2001 brp banyak anak yg belum dewasa ud mninggal
@@nonibelanda507apa hubungannya sama agama? Di India mayoritas agamanya Hindu, dan ibu mertua dan keluarga suami lebih kejam dan otoriter dibanding di sini. Korea, Jepang, Cina yg kebanyakan ateis jg sama aja.
Childfree = ga mau direpotin anak
Childfree masih jauh lebih baik dibanding org2 ga bertanggungjawab yg beranak banyak tpi ga mampu memenuhi hak anak baik dri pendidikan, kesejahteraan, psikis dan mental.
14:15 yg ada buat penngguran makin banyak.
Childfree= ketika tidak ada yang bisa diwariskan, baik gen terbaik,ilmu harta dan benda ...
Kalau saya sehat,kaya dan berpengetahuan, sayang jika tak punya anak.
Nah. Yg sono udah pinter kuliah di luar negri, kaya, cakep, komplit dah. Tapi malah kaga mau punya anak. Sedangkan ada yg udah miskin, mohon maaf kurang berpendidikan (lulusan sd/smp doang), ga ada perawatan diri. Tapi malah punya anak minimal 4 🤦♂️
Iya mudah²an yang seperti itu anak² nya tidak seperti orang tua nya, lebih ke kuantitas anak dan mengabaikan kwalitas anak.
Kuantitas harus dibarengi dengan kwalitas ketika ingin punya keturunan.
@wilkersekupang2350 perumpamaan, 100 pria dan 100 wanita disuatu pulau dalam jangka bebebrapa ratus tahun kedepan akan tercipta masyarakat,tua,muda,remaja,balita,dan bayi ...
Tapi jika 100 pria dan 100 transgender disebuah pulau dalam beberapa ratus akan tinggal tulang belulang.
@wilkersekupang2350mau punya anak / gk, yaa choice, yg penting tingkatin kapabilitas u/ memanagr stress, mendidik anak
@wilkersekupang2350Tidak ada hubungannya. Pasangan LGBT ada juga yang punya anak, entah melalui program adopsi, bayi tabung, atau surrogate mother.
Terimakasih insightnya
Untung aja ortu dia dulu gak memilih Childfree, Gak mungkin di wawancarai skrg. ^_^
Sepertinya penganut childfree pengen hidup nyaman, enak, pokoknya me time, awet muda, menikmati hidup, traveling, nongkrong2....
EMANG BENER, EMANG LU GAK MAU HIDUP ENAK? WKWK
13:30 "sia sia hidup jika tidak punya anak"
"malang" nasib pasangan suami istri yang tidak bisa punya keturunan, jika mindset semua orang seperti ini.. hhhh
Kalau ada seorang yg masih single dan mengetahui organ reproduksinya ada masalah, sepertinya cocok mencari pasangan yg komitmen childree
Mau kamu nikah atau enggak ya urusan sendiri
Mau punya anak atau ga ya silahkan ..itu pilihan,
Pilihan mu ya untukmu dan itu prisnsip masing2.
byk yg lbh kontra ke childfree drpd pro nya. krn mindset sdm konoha ud susah.ga nikah ga pny anak.itu kek mana gitu
Saya tetep tim mau punya anak cumaa ga mau banyak. Dua maksimal. Berbakti atau kaga urusan dia sama pencipta. Gimana pun anak darah daging, mereka ga mau direpotkan tapi pasti ujung2nya repot utk org tua karna ga tega ama darah daging. Jadi yes aku mending pnya anak, yg penting aku mampu besarinnya, dan ga bikin susah pas mereka berkeluarga, setidaknya ada yg silahturami kumpul2 daripada childfree sepi. Childfree mah utk kaum tak mampu aja yg gaji UMR makanya ga mau pusing pnya anak, tapi kalo saya bukan kaum gaji UMR.
tmn sy yg gajinh umur anakny ad yg 3 smp 5 malah. bkn prkara dr gaji umr ga nya.tp mindset alias pola pikir org tsb.kl kakanya gajiny ga umr.y gpp itu hak km. gada yg larang jg .
Di Indonesia ada kampanye child free. Di Jepang dan Korea malah disuruh punya anak.
Gpp sih yg py pengalaman traumatic dan paranoid seperti mbak ini, pengen childfree. Nanti juga stop di mereka aja. Kan mereka ga punya keturunan yg akan meneruskan idealisme dan pemikiran mereka. Mungkin mereka jg sdh planning: muda childfree dan seneng2, tua di panti jompo sampai meninggal dunia. Selesai. Di negara2 maju kan banyak yg seperti ini. Seleksi alam akan berlaku, nanti yg tersisa adalah orang2 yg optimis, berani hidup dan berani mengemban tanggungjawab, dan mereka inilah yang akan menurunkan sikap optimis ini kepada anak keturunannya dan yakin pada Allah sebagai maha pemberi rejeki. InsyaAllah kehidupan akan membaik.
Ikut militer kek saya lebih baik daripada anak pertama jadi politik orang, anak selebihnya bisnis orang lain
5:39
Motif terbesar
Ternyata alasannya krn py pengalaman traumatis dan jd paranoid. Seharusnya malah jadi motivasi ke depan untuk bisa membuktikan bahwa dia bisa jd ortu yg lebih baik.
Mungkin bisa dibilang jika anda ingin Childfree "setidaknya" anda cukup mapan untuk menghidupi diri anda sendiri tanpa bantuan tanggungan dari orang lain, mayoritas orang indonesia adalah "Sandwich Generation" yang hidupnya dari kecil sampai dewasa masih di urus sama ortu meski itu hal pribadi dan keputusan hidup mereka, jika kalian memilih hidup dengan cara berbeda itu akan dianggap salah.
gw childfree. respect sama sesama yang memilih childfree
Alasanku Childfree karena benci sama yg namanya Anak Kecil..
Aku neng keneh yo mbah ❤❤❤ yutub ❤❤❤
Jika kita semua child free musnahlah peradaban manusia
Itu lebih baik. Terkadang jadi manusia gak enak.
Tanpa ada child free pun peradaban manusia bakal punah karena ulahnya sendiri 🤣🤣, yang terpenting itu kualitas bukan kuantitas