@@canopy5653 semua argumen yg menyerang childless kl udah mentok pasti "siapa yg bakal ngurus kamu kalau tua nanti". Listen to this shit, punya anak untuk ngurus nanti. Krg egois apa ini?
@@canopy5653 egois dari sisi pandang setiap personal itu berbeda, kita tdk bisa memaksa ataupun dipaksa sesuai jalan hdp orang lain terhadap kita begitu pula sebaliknya.
Saya & suami jg childfree krn kami sdh capek sejak kecil, mengurus adik, membantu ortu cari uang dan skrg saat sdh pny uang kami ingin menikmati jerih payah kami, kami sangat bahagia.
Wah sama bgt sisss saya jg dr kecil disuruh urus adik dr br lahir dan urusan rumah tabgga nyuci baju smua org, dll nya yg org dewasa aja kewalahan aplg saya yg msh SD sgt minim bantuan dan bimbingan saya hrs lngsng benar klo ga saya disiksa, tnp itupun sllu diksh kekerasan fisik dan verbal, dagang jg , ditmbah apa2 hrs pakai uang sndri dr saya TK, smp skrg msh krjain hal2 itu dan rasanya sgt cape bgt ky udh ga sanggup klo nnt nikah hrs lakuin hal2 gt, wlaupn suami bantu ttp saya ga mau krjain hal2 gt lagi mkanya saya mau childfree dtimbah khidupan didunia ini ga enak, wlaupn untuk org yg msa kcil enak dan bhagia ttp di dunia ini ada derita, kehilangan, brduka kesedihan kasian klo undang anak untuk dunia yg ga mnyenangkan ini, lbh baik hbisin brdua sm pasangan dg leluasa tnp anak
@@bear2008 saya pun berpikir dunia ini begitu kejam... anak terlahir kedunia ini mesti berjuang utk hidup dan itu ga mudah... buat apa mendatangkan manusia lagi ke bumi ini...
Buat yg broken home àtaupun ada luka inner child pasti rasanya pgn banget childfree. Bukan karena pengen bebas tapi trauma masa kecil dan proses perjalanan hidup yang tidak mudah. Nyatanya di indonesia banyak orang tua yg sebenernya blm dewasa pemikirannya saat punya anak. Akhirnya anak dibesarkan bersamaan dgn proses pendewasaan ibu dan ayahnya.
Sy ibu dr 3 org anak. Sy mengerti klo ada org yg punya keputusan untk cf. Menikah dan memiliki anak itu project seumur hidup, harus siap terus belajar dan bertanggungjawab atas smua pilihan. Orang hrs benar² sadar dan paham akan tiap pilihannya. Saat ini pun dgn kondisi anak² yg sdh besar, sy hrs trs belajar. Ketika kita punya ilmu (ilmu agama ataupun parenting), tantangan² kehidupan jd lbh bisa diatasi, dan sy ttp bisa menemukan kebahagian disepanjang proses itu. Hidup itu pilihan, semoga tiap org bertanggungjawab dan berbahagia atas pilihannya tsb ❤️
Kk ini bijak sekali ya.... memiliki anak tetapi ga jumawa dgn org2 yg melilih cf. Semoga anak2nya mjd org yg sukses yaaa & kk sekeluarga sll dalam lindunganNYA... Aamiin 😇
Kedewasaan dan kecerdasan seseorang dinilai dr kesadaran atas kapasitas akan pengenalan dirinya sendiri. What do they want. Not what others want. Buat saya childfree marriage sangat sehat, bertanggungjawab dan sangat tidak egois. Two thumbs up for all of you.
Punya anak/tidak ga menjamin masa tua lebih baik/buruk. Karena anak2 saat sudah dewasa punya tanggung jawab sendiri. Sebagai ortu, tugas kita hanya memberi cinta, bukan mengharapkan pengabdian mereka. Itu disebut unconditional love. Tp kalo kita ngarepin masa tua ditangan anak, berarti ngarep timbal balik alias bukan cinta.
@@imeldastefanny9783 ngarepin masa tua di tanggung anak? Itu sih mindset kamu saja. Kenyataannya keluarga mapan yg anak2 nya telah mandiri dan berkeluarga mereka pun ttp merasa kesepian. Dari fakta itu saja akan lebih jelas jika memilih tidak mau punya anak dimasa tuanya.
@@wahyufitriani9812 punya tetangga sebatang kara gak? Sy punya dan orgnya telah tiada. Akan sangat merepotkan jika seorang diri jauh dari sanak sodara usia senja dan sakit3an yg direpotkan adalah org lain. Sebatang kara karena istrinya sudah meninggal duluan dan tidak punya anak karena bukan mau childfree tp memang blm rezekinya. Org2 negara itu emg sukanya latah apapun itu ikut2an.
Saya orang konservatif, namun mereka yang child free lebih bertanggung jawab daripada yang beranak pinal banyak tetapi tidak memenuhi gizi, menyekolahkan tinggi, dan memenuhi kebahagiaan anak.
Setuju bgtt . Ak sendiri punya banyak bgt orang disekitar yg ak kenal dan tau. Punya anak sampe 7 8 orang semua ga ada yg keurus dengan benar malah kasian anaknya
@@penjualburaslebaran5054 menurut saya bertanggung jawabnya lebih ke personal org itu sendiri. krn org itu sudah bisa membuat keputusan utk childfree, dan pastinya org tsb tau resiko dan gmn planning nya kedepan. dibandingkan dgn org yg memutuskan punya anak tapi tdk mampu merawat, kaya yg ditulis mas nya di atas.
Pentingnya segala sesuatu diawali dengan ILMU. Anda mengatakan hal tersebut menjadi tidaklah tepat, sebab bersifat generalisasi. Tak semua yang punya anak banyak menelantarkan anak. Tak semua yang childfree pun bahagia dengan keputusannya di masa tua. Jadi, jangan mudah menggeneralisasikan sesuatu. Contoh lainnya, ada polisi yang melakukan tindak kejahatan dengan membela pelaku kejahatan, apakah semua polisi begitu? Jelas tidak. Juga seorang dokter yang lalai menangani seorang pasien karena sibuk bermain game dan menyebabkan sang pasien meninggal dunia akibat telatnya penanganan, lalu apakah wajar kita menyebutkan semua dokter tak profesional seperti itu? Itulah oknum yang tak bertanggungjawab, maka citranya dapat menjadi gelap hanya karena segelintir kasus, namun jangan digeneralisir.
Seharusnya demikianlah alasan pernikahan, karena aku ingin bersama kamu, bukan karena ingin punya anak. Kita harus ciptakan kebahagiaan diri kita sendiri bukan menghadirkan anak sebagai alasan kebahagiaan kita
01:00 sisi psikologi (dari analisa widyaningrum) 05:43 victoria tunggono 10:20 linda henty kusnoto (ibu victoria tunggono) 14:00 reaksi pacar victoria 16:00 penelitian alasan cf di Indonesia & luar negeri 18:10 respon ortu victoria 21:40 riset alasan cf 23:30 gita savitri & paul partohap (istri & suami) 25:45 opini gita 26:22 opini paul 28:30 profil gita&paul 33:33 kapan mereka memutuskan untuk childfree? 37:45 masa tua mereka sebagai childfree 41:03 sisi psikologi (dari erik erikson tentang perkembangan sosial & emosi) 42:40 gita tidak ingin mengadopsi anak 45:40 citra hayu (chibi) & arief maulana 50:10 proses chibi menjadi childfree 50:48 profil chibi & arief 51:25 R.A Badiah (ibu arief) 51:50 Erlina Adiantari (ibu chibi) 52:54 alasan arief childfree 54:30 alasan chibi childfree 55:15 riset childfree 56:30 arief memilih childfree 57:00 chibi memilih pernikahan dari pada memilih punya anak 58:10 arief & chibi berusaha mencegah kehamilan 59:40 meyakinkan keluarga besar 1:01:00 Kesimpulan dari Ana tentang childfree (psikolog) 1:02:40 chibi & arief mewarisankan harta & tubuh ke sosial 1:04:50 penutup dari host
Punya trust issue soal berkeluarga/berumah tangga dan trauma yang terlalu rumit jd memutuskan untuk childfree. Saya sangat suka anak2 bahkan saya kadang ngajar juga buat anak2 tp untuk punya anak sendiri ada kekhawatiran dan ketakutan tersendiri.
Ketika pilihan tidak memiliki anak (child free) bertujuan atas dasar kebahagiaan diri dan kemanusiaan, maka itu jauh lebih mulia daripada memiliki anak karena keegoisan, pengaruh sosial dan tidak mengerti tujuan memiliki anak itu sendiri.
Banyakkkkkkkkk disini sih (Indonesia) punya anak krn keegoisan, tekanan sosial dan rata2 emang pada gak paham tujuan punya anak dan apa yg dibutuhkan dan harus dipikirkan ketika memilih punya anak.. Aku sayang sama anak2 tapi bukan berarti aku harus punya anak juga.. pilihan hidup kita hanya kita yang berhak menentukan, bukan orang lain, keluarga atau masyarakat.. ❤️
Saya bapak 2 anak ikut urus bangun tiap 2 jem ksh susu, anter skolah, beresin rumah, siapin tas skolah bareng sama istri. Saya ngerti dan dukung napa pasangan milih childfree. Byk ortu yg sebenarnya tidak cocok Jd ortu tp dipaksakan krn tekanan sosial biar dianggap “normal”. Jdnya lose lose situation, anak stress lahir dikluarga yg gk siap atau gk 100% hepi ama kehadiran dia dan ortu jg stress krn gk cocok atau tidak siap. Makin byk org sadar jd ortu bkn buat semua org makin sedikit penderitaan di dunia ini semoga
Gw 30th, unmarried, termasuk yg milih childfree karena trauma dan luka batin dr masa kecil. First born, ortu gw blum ckup kuat secara ekonomi waktu gw lahir, Jd gw dititipin ke sodara. Gw sdh alami hal2 yg ckup untuk buat org mati bunuh diri. Dan karena itu gw sadar diri ga punya kapasitas mental yg ckup sehat buat punya anak, walaupun secara finansial, gw ckup diatas rata2. Plis deh, ngapain gw mau anak gw, darah daging gw, separuh nyawa gw, untuk lahir ke dunia yg sakit dan berat ini? Klo memang gw dijatah punya anak, biarlah ia tetap nyaman dan aman di surga sana sj. Soal siapa yg akan nemenin gw saat tua? Gua skrg fokus nyari duit bangun usaha biar masa tua gua ada kesibukan atau minimal gw bisa bayar panti jompo eksklusif. Dan gw rasa, pemikiran dan keputusan ini ga merugikan siapapun untuk bisa dianggap egois 😁
Saya memutuskan childfree sejak di sekolah menengah, dan diusia hampir 30 tahun, saya tahu bahwa pilihan saya tepat. Tidak ada trauma apapun, tidak untuk melampiaskan rasa sakit. Saya sadar dengan penuh saya tidak mempunyai kapasitas untuk memiliki anak, merawat dan membesarkan seorang anak manusia. Saya sangat mengerti saya tidak akan pernah menjadi orang tua yang dapat memberikan semua hal terbaik bagi anak saya. Alasan kedua, bumi semakin padat, over populasi, alam semakin rusak, dan makin banyak anak yang terlantar sejak saat dalam kandungan. Alasan ketiga, saya tidak ingin mengalami proses mengandung dan melahirkan. Kebahagiaan tidak dapat diukur dari memiliki anak atau memilih untuk tidak. Semoga kebahagiaan dan kesehatan bagi kita semua 💕
Menarik keputusan mbak, pertanyaan saya (kalau boleh nanya), apakah mbak melakukan hub sex (kalau ada pasangan) atau ada tindakan preventif misalnya KB? Makasih 🙏🏽
@@ladida8349 terima kasih atas pertanyaannya, tindakan preventif sementara masih dengan kontrasepsi. Masih mempertimbangkan untuk melakukan tubektomi. Partner saya selama ini juga memiliki keinginan yang sama yaitu childfree, jadi tidak merasa keberatan jika suatu hari nanti melakukan vasektomi.
@@sunflowerinyourheart berarti memang sudah matang dipikirkan ya mbak bukan cuma emosi sesaat. Keadaan spt ini mungkin bisa bikin orang lain yang memang engga bisa punya anak “feel better” karena secara emosional mereka ada teman “senasib” (gak punya keturunan). Kebetulan bbrp pasien saya ada pasangan lansia sudah usia 80 an dan mereka memutuskan child free and they’re happy. Kalo ditempat saya (Jerman) keadaan kayak gini org bisa nerima tapi di Indonesia masih susah ya terutama keluarga. Terima kasih sharingnya, Sukses dan bahagia selalu ya mbak. 😊
@@ladida8349 Keputusan memiliki dan membesarkan anak ataupun childfree menurut saya memang harus benar benar dipikirkan dengan matang dan sadar sepenuhnya itu keputusan pribadi, bukan karena permintaan atau bahkan tekanan sekitar, keluarga maupun partner hidup. Karena yang menjalankan diri sendiri atau pasangan itu sendiri. Kedua pilihan ini sama-sama butuh pertimbangan sebaik-baiknya karena akan mengubah hidup setiap individu.
trauma dari keluarga sampe akhirnya nyokap meninggal diumur 11 tahun, dan akhirnya saya diumur 12 tahun memilih untuk gak akan mau punya anak, karena perasaan saat proses sebagai anak yang ternyata tidak semembahagiakan itu yang sebenernya itu tanggung jawab orang tua tapi ternyata diabaikan. sekarang umur 21, pilihan itu tidak pernah berubah. berkat nonton ini, i'm happy for a some people to make a "different" choice than a "normal" choice.
Anak adalah tanggung jawab dan komitmen seumur hidup, benar2 harus dipertimbangkan sebelum memutuskan mau punya anak atau engga.... Janganlah menjudge orang childfree dengan stigma negatif karena itu pilihan hidup masing2 individu, saya sendiri punya anak 1 dan memutuskan hanya 1 anak, karena itulah kemampuan saya dan saya sangat bahagia dengan satu anak.
I already have one daughter, sometimes I think to have another one and really hope its a son, but finally My husband n I decided only have one cause we would just give everything to her, only her. N we are very enjoy having one child 🥰 Childfree when you enjoy with it, its not a problem thou, its just a choice 🤗
Saya termasuk orang yang senang dan tertarik akan topik Childfree ini. Tentunya siaran ini bisa memberikan referensi atau gambaran dan pengetahuan tentang bagaiman hidup secara childfree. Tidak harus untuk ditiru namun meluaskan wawasan dengan preferensi. Karena sejatinya keputusan berbahagia yg bagaimana itu ada disetiap individu sendiri dan itu baik tentunya. Terimakasih sudah memberikan perbincangan yg menarik ini.
Knpsih Childfree itu dipermasalahin/jd kontra diindo org" pd ngehakimin sana-sini itu kan pilihan yg penting punya tanggungjawab kpd dirinya sendiri & gk nyakitin siapapun. Kenapa yg gk dipermasalahin itu org" yg bikin anak apalagi banyak tp gk sanggup memenuhi kebutuhan hidup anaknya. Banyak kasus diindo anak yang terlantar, putus sekolah, ngemis" dijalan bahkan banyak kasus anak dibunuh ortunya contohnya ada anaknya dilelepin sampe mati trus ada lagi kasus anak digorok emaknya sendiri entah itu karna masalah faktor mental/finasial.
yap, oleh karena itu, tolong, calon ortu kalo ga sanggup nafkahi dan atur anak jangan sok ikut2an punya anak. Cek, dulu apakah sanggup makan 3x sehari dan punya atap saat tidur.
@@y.gotosea9202 bner bnget, bnyk org gk mikir ketika punya ank sanggup gk ngasi makan/ngasi tempat tinggal yg kondusif utk ank"nya. Tp gmn lagi kita tinggal diindo yg punya mindset/statement "banyak anak banyak rejeki" trus ada lagi yg bilang "gk usah tkut punya ank dan menganalogikan kucing yg dijalan aja dikasih makan sm tuhan". Emg sih kata"nya terlihat bagus tp sbnrnya menjerumuskan bikin calon ortu gk bertanggungjawab ke anaknya kelak
Ya pantes aja banyak anak terlantar di indo orang yang punya pilihan CF aja dijulidin sampe mampus. Sini gue teriakin.. “Kebalik goblok” yang harus jadi perhatian itu justru yang milih punya anak tp gak bertanggung jawab penuh!!!!
Setuju banget bang, tapi ya percuma. Di sini mah udah tau akar permasalahannya tapi terlalu keras kepala untuk mengakuinya. Jelas-jelas overpopulasi itu nyata dan jadi penyebab utama krisis ekonomi tapi tetap aja masih nggak mau ngaku.
Mempunyai anak itu tidak untuk semua orang… dan Child free atau tanpa anak juga bukan untuk setiap orang. Kebahagiaan itu tergantung pada standardisasi personal. Yang penting masih bisa berguna bagi lingkungan sekitar, berhubungan baik dengan Yang Maha dan masih bisa berbahagia duanya akhirat.
Saya berasal dari keluarga yg broken home, dulu waktu kcl saya juga pernah bilang ke mama saya, kalo tau hidup sepeerti ini mending ga di "lahirkan" to me life isn't fair. Saya suka baby & anak2 tapi hinga usia saya saat ini lebih dari kepala 3 masih sangat takut untuk punya anak sendiri & i'm also to scared to get married. Pernah pacaran & putus karna ketidak jujuran dari mantan waktu itu & itu bikin saya cape pikiran. Sekarang sudah bertahun2 saya stay single rasanya lebih sangat nyaman.
"Pernah pacaran & putus karena ketidak jujuran mantan waktu itu & itu bikin cape pikiran" True... Bikin cape pikiran sekali. Karena aku juga pernah mengalami ini kak 😭 Sending hug for u and wish we always happy in our life ❤️
Kalau lihat orang tua atau nenek2 di sekitar rumah. Mereka sendirian di masa tua meskipun ada anak dan cucu kalau mendidik yg benar nenek2 itu bakalan bahagia. Kalau didikannya hanya biasa aja ya gt. Meskipun punya keluarga besar aku yakin dia pun merasa kesepian. Itu pendapat ku sih
Saya juga cenderung utk tidak mau menikah dan membangun keluarga. Karena tidak percaya diri untuk menanggung beban dari membangun keluarga. Utamanya sisi ekonomi, kedua dari sisi psikologi. Sangat menarik pembahasan episode ini
@@johnsonjohnson3122 tidak punya keluarga tidak masalah.. yang penting jangan jadi beban orangtua. manusia itu yang penting mandiri finansial, mandiri segalanya. tinggal beda kota dengan ortu lebih baik lagi
Do what makes you AND your partner happy. Bukan kamu aja yang happy tapi pasangan juga harus happy. Kalau orang lain selama ga numpang hidup sama mereka ya biarin aja. Kamu ga bisa bikin semua orang senang kok. Saya sendiri lagi menunggu manusia kecil lahir dan saya dan pasangan memang mau punya anak. Udah ngobrol dari sebelum menikah. Hamil banyak bgt tantangan dan bukan ekonomi aja, ya dari perubahan fisik sampai mental. Prioritas 180 derajat berubah. Apalagi nanti kalau sudah lahir. Tapi kalau sudah komitmen, dijalaninnya dengan ikhlas dan malah happy and super excited. Sadar ga bakal jadi ortu yang sempurna juga tapi bakal coba berikan yang terbaik. Tapi kalau ada yang ga mau berjuang memberikan yang terbaik, lebih baik pikirin lagi. Karena punya anak itu komitmen seumur hidup, bukan asuransi apalagi jaminan masa tua kita. Intinya ga bakal ada yang siap punya anak kok, tapi kita bisa memilih mau berkomitmen atau engga membesarkan manusia kecil titipan seumur hidup itu. Semangat buat para ortu, calon ortu, pejuang garis dua dan yang memutuskan untuk cf. You only live once, choose wisely what you want to do with it.
Saya sudah menikah lebih dari 8 tahun, kebetulan saya & suami sepakat Untuk Child free sebelum fenomena in jadi tren. kebetulan pekerjaan suami saya berhubungan dengan rantai pasok makanan, Dan dia tahu bener efek global warming. Kita Sekarang aja ngerasa kalo hidup semakin berat, inflasi, dll. kalo diceritain panjang lah, intinya jangan hujat pasangan childfree, kita ini menyelamatkan anak2 kalian di masa depan dari ledakan populasi, semakin berkurang saingan anak kalian Untuk bertahan hidup Kan :)
Dengan anda punya blm mempengaruhi secara signifikan jumlah populasi manusia di dunia. Dunia ini sudah ada system untuk menjaga balance antara hidup mati makhluk hidup.
Allah yg atur semua itu kok, bukan kapasitas kita sbg manusia.. bukti nya anak sy meninggal d usia 2th9bln dan masih bnyak anak² lain juga yg meninggal dunia.. dr anak sy meninggal, udah ada puluhan bahkan hampir 100 org yg meninggal d kubur d tpu yg sm, ini baru 1 tpu.. Jd gak usah khawatir soal populasi, fokus aja bahwa Allah melaknat org² yg gk mau punya keturunan.. apa jd nya kalo adam dan hawa child free juga.. kalo anda muslim, yg d perbolehkan hanya menjaga jarak usia kehamilan / menunda..
gk punya anak kok egois njir?? yang dirugikan disini siapa kalau orang gk mau punya anak?? justru yang egois itu orang belum mampu punya anak tapi memkasa punya anak ujung ujungnya orang tua yang dirugikan, anak dirugikan. hal kekgini jadi hal penting di Indo seharusnya kalau belum mampu punya anak jangan punya anak
Dalam lingkup mikro (interaksi individu) mungkin ga merugikan siapapun. Tapi jika dibawa ke makro (jml populasi, piramida penduduk - kaitannya dg umur produktif dsb), maka utk skala besar (bayanginnya kalo cf ini byk atau ekstrimnya semua menganut cf) ada dampak negatifnya. Sekedar urun perspektif.
Actually overpopulation is the main problem faced by human being. It results lack of food and water, unbalance ecosystem, war, pandemi/epydemy, lack of precious natural resource, high unemployment, poverty, increasement of crime, especially in developing countries due to minimal standard healthy life and crowded living area.This is true a reality not just overthinking.
Gw juga childless tp argumen ini tidak tepat. Pulau jawa padat, yg lain kosong. 1/3 bagian china dihuni ole 94% penduduk china. Yg jd masalah bukan ini. Tp keserakahan yg berujung pada kerusakan alam.
@@integreetkonstruksi4628 nah ini yg bener, saya jg lbh milih childfree tp menggunakan statement overpopulation tdk tepat. Kecuali klo mksd overpopulasi nya di kota.. Karna faktanya msh byk pulau kosong dan pastinya karna kita udh terbiasa tinggal di tempat yg ramai org, akan sulit kan, kalo pindah ke pulau koong terpencil? Yg saya khawatirkan adalah lapangan pekerjaan yg tdk merata klo semua org pingin beranak. Rezeki memang sudah diatur tp rezeki bkn cuma didoakan, tp juga DIUSAHAKAN.
Banyak anak banyak rejeki. Pdhl rejeki dlm bentuk materi khususnya ga dtg terus2an, seringkali bikin mentok. Seringnya malah pengeluaran... sayang banget utk membuka topik ini msh jd hal yg tabu. Pdhl sangat penting apalagi dalam masyarakat yg kesenjangan sosialnya demikian tajam.
Tapi kan anak itu generasi penerus bangsa. terus kalo skrg mayoritas penduduk indonesia kepikiran pada pgn child free gk mau punya anak, karna takut gak bisa mendidik anak dengan baik, misal.... nanti giliran udh mendekati umur pensiun , mau import pekerja dari luar gitu ?? terus kalo banyak import tenaga muda dari luar .. gk khawatir negara kita dikuasai negara lain ? wkwkwkw
@@Elsonnewgate Childless itu berbeda dengan program 1 atau 2 anak saja cukup. Childess itu gak akan ada generasi penerus bangsa. gak akan ada tenaga kerja muda .gak akan ada yg memelihara budaya. digantikan oleh tenaga kerja asing import, budaya asing import. kan kamu bakal pensiun. Terus kalo negara butuh tenaga perang.. ya kamu yg tua tua ini yg bakal maju berperang, kan namanya jg childess (bukan program 1 atau 2 anak saja cukup)
Emang sekarang pemerintah ga import pekerja dari cina? Emang sekarang semua aset negara Indonesia 100% dikuasai pemerintah? Udah pada banyak yang asing semua sejak jaman Soeharto kalaupun punya anak ya cuma jadi pekerja & pembayar pajak untuk mengisi perut para anggota dewan saja liat aja kasus BBM naik sekarang ngorbanin rakyat kan? Kalo ga bisa masuk anggota DPR anakmu yang nanti berperan jadi rakyatnya
Senang sekali ada bahasan tentang childfree ini yang sangat mengedukasi dan dibahas dengan cukup dalam dari berbagai nara sumber. Terima kasih Bang Andi. Sukses selalu 🙏😊
Content banget semua orang dan pasangan yang diwawancarai. Terasa banget mereka mindfullness nya untuk diri dan pasangannya. Bagus banget topik ini diangkat bg Andy, membuka wawasan orang yang selama ini belum bisa berpikir dari sudut pandang di luar dirinya
Memilih childfree terutama karena pertimbangan kesehatan, saya punya riwayat anemia yg cukup parah, akan sangat beresiko jika hamil (baik bagi ibu ataupun bayi), keluarga saya punya riwayat cancer dan diabetes, rasanya ngga tega kalau punya anak & nanti malah menurunkan penyakit. Belum lagi punya anak itu sebuah tanggung jawab yg besar. Jika suatu saat saya berubah pikiran, saya ingin anak saya mendapat semua yg terbaik untuk dia.
Ini bner jga sy malah kasian sama ank2 yg trlhir brbeda krn genetik org tuanya misal ya maaf dwarf. Pdhl si anak g mnta d lahirkan sekalinya lahir gt . Ya emg sih it haknya dia dan pngen pny kturunan tp kan dia mrasakan gmn ktika dia brbeda knp ga meng adopsi aja kl mau pny anak kan g harus darah daging wong sm2 manusia
walau aku bukan penganut childfree tapi ku sangat menghargai pasangan2 yg memilih untuk childfree. ini sangat menarik untuk ditonton jadi tau sudut pandang pasangan2 mengapa childfree. tapi satu lagi yg pengen ku ingin tau lebih jauh bagaimana dampak/resiko kesehatan terutama kesehatan reproduksi wanita bagi mereka yg childfree, apakah perlu treatment khusus dgn hormon2 tertentu atau seperti apa. atau adakah plus minusnya dari segi medis bagi wanita2 yg memilih untuk childfree.
keknya enggak klo pun ada, itu adalah dukungan psikologis untuk individu yang bersangkutan karena tahu sendiri lah, lingkungan sekitar masih konservatif dan sering memaksakan kehendak untuk menjadi sama dengan komunitasnya ( harus menikah dan punya anak dll )
Pertanyaan menarik dan penting, kak Vigia @@agunganggayuhutomo423 setau sy, risiko wanita terkena endometriosis bisa lebih tinggi jk blm pernah melahirkan.
1. Bisa punya anak 2. Tidak bisa punya anak 3. Mau punya anak tapi gk bisa 4. Punya anak tapi kebanyakan 5. Menutup aib kekurangan dirinya dg tidak punya anak Kesimpulan Kembali ke pilihan masing2. Intinya kita yg punya anak. Sdh mengalami KEBAHAGIAN yg pernah mereka jalani. Begitu sebaliknya mereka tidak akan pernah mengalami nikmatnya KEBAHAGIAN ketika ada anak.
saya menjelaskan ada orang dengan mindset childfree ke orang tua dengan notabene mereka adalah baby boomers saya langsung dicap dosa dan orang tua nggak mau mendengarkanya lebih lanjut , kata ortu itu hal doda tidak menikah atau tidak menginginkan anak karena orang itu kodratnya punya keturunan. padahal jika ditelaah orang di kampung atau di kota pinggiran enggak peduli dengan karirnya tapi pengen anak yang banyak biar anak bisa memberikan sebuah feedback ketika orang tua sudah enggak mampu buat merawat sendiri kelak kalau mereka tua, sehingga mindset2 kemiskinan strukturan sudah menjadi culture dan diwariskan
Hargai pilihan hidup masing2 manusia.. jangan banyak ngejudge... Kalo ada manusia yang berbeda keputusan dari lu.. hargai itu.. just it.. gak usah banyak debat cincong...you know nothing... " ( Nasehat gua buat gua ) "
Nah, sayangnya yg terjadi sebaliknya. Banyak org yg egois. Mentang2 kaya lalu beranak pinak kayak kelinci TANPA pertimbangan. Contohnya sutradara film HM. Banyak juga pemuka agama yg beranak 7-9 dari istri2nya yang jumlahnya lebih dari satu itu. Wow
🤝I'm into it. Be realistic about ourself&having kid is about commitment to be responsible on teaching kids by showing them into our actions to have morale first before being smart. Ofc, It needs two to tango with our partner of life how to rise the kids
Adalah sebuah sikap yang mendukung salah satu dari population control yang di mana salah satunya mengatur penundaan dan pengurangan populasi. Mereka yang memilih jalan Childfree adalah orang - orang yang akan disisakan dan didukung penuh karena sangat berpengaruh besar dalam population control.
Saya sudah menikah 8 tahun. Dan kami memutuskan childfree. kami bahagia dengan pilihan kami. Tutup telinga dgn semua suara² negatif baik dari keluarga sendiri atau orang lain. Krn mereka bisanya cuma komentar.
jangankan topik child free, topik menjadi orang tua yang memutuskan untuk dimasa tua ingin hidup terpisah dari anak semisal hidup di panti jompo aja dianggap aneh. saya adalah orangtua yang ingin hidup nyaman dan bahagia di masa tua dengan teman seusia saya. karena saya juga sadar setiap dari kita ( termasuk anak kita ) memiliki kehidupan nya sendiri. tugas saya adalah menyiapkan anak-anak saya untuk menjadi manusia yg bertanggung dengan hidupnya dan keluarganya bila mereka punya keluarga sendiri
Menurut saya klo merasa diri tdk mampu utk mampu urus anak, pilihan child free adalah keputusan hebat. Betapa banyak anak2 yg jangankan makan gizi seimbang dan sekolah di tmpt yg bagus, mendapat kasih syg yg utuh saja tidak dr org tua kandungnya. Child abuse banyak sekali terjadi di sekeliling kita. Kasian. Mungkin akan ada yg brpndapat bahwa "begitu ada anak, apa yg kamu pikir ga bisa mau gamau pasti bisa". Itu pendapat yg krg relevan menurut sy untuk kasus ini Punya anak/tidak, tdk menjamin dihari tua kelak akan ada yg urus/tdk kesepian, akan ada byk faktor yg mempengaruhi. Sy fikir jaman skg segelintir org yg memilih childfree malah org dgn latar belakang yg cukup mapan baik ekonomi dan pendidikan. Mereka jg pasti punya planning jangka panjang, bagaimana jika nnti pasangan sy pergi lebih dulu, bgaimana jk nnti sy sebatang kara dll, psti sudah terpikir dan langkah selanjutnya yg diambil akan bagaimana utk mengatasi itu. Sama spt org yg akan pny anak pst terpikir nnti pengen anaknya bisa ini itu, sekolah di tmpt bagus dll. Tentu saja ada resiko bahwa semua tdk akan semulus yg di rencanakan. Balik lagi semua adalah pilihan. Tdk ada yg lebih benar dan lebih baik, kondisi tiap orang berbeda yg penting jangan judge keputusan hidup org lain.
Benar. Saya bukan tidak mau menikah tapi saat saya cukup kuat secara fisik dan mental, saya sangat ingin mengadopsi anak. Hanya saja, saya tidak yakin kalau akan ada pria yang cocok, menerima dan mendukung keputusan saya serta akan mencintai anak saya kelak. Di sisi lain, adopsi hanya bisa dilakukan oleh suami dan istri. 😢
Saya bapak dari 2 anak dan suami dari Istriku yg bahagia, dan kepala keluarga dari little happy family. Menghormati dg kalian yg berfikir dan hidup dg childfree. Karena menghidupi Dan membesarkan anak2 Itu berat dan byk pengorbanan, byk ujiannya. Tp sebanding dengan value dan kebahagiaannya. Lahir dari keluarga miskin dan toxic, tdk membuatku takut py anak, apalagi takut menikah. Tp belajar dari kesalahan ortu, dan perbaikan setiap hari, dari belajar parenting sampai investasi, agar py anak tak seberat bila tak melakukannya. Dana Darurat, dana pendidikan pun sdh dicicil dari sekarang. Cobaan external pun gk kalah berat, dari mertua, ipar yg campuri urusan keluarga sampai urusan anak2, tp kami sadar itu diluar kendali kami, tp kami tau caranya mengoptimalkan hal2 yg bs kami kendalikan u/ menanganinya.
Keren, mas...👍👍.. Semoga bahagia dan sehat selalu bersama keluarga tercinta... Saya ibu tiga anak perempuan..dan menjalani hidup ini dg baik (menurut saya..😊) Suami sudah pensiun..dan berusaha sebaiknya untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri..tanpa membebani anak².. Sebetulnya..bahagia itu kita sendiri yg bisa mengaturnya... Sukses selalu, ya...🙏..
Aku bukan penganut childfree, krna aku sudah punya 1 anak dan memutuskan untuk tidak mau nambah anak. Aku sangat menghargai keputusan org2 yg chidfree. Urusan ekonomi menurutku itu alasan kesekian kenapa orang childfree. Yg paling penting adalah psikis. Pengalamanku membesarkan 1 anak bnyk bgt yg bikin aku sampai trauma (trauma psikis ya mksdnya, krna justru kalau fisik kayak mengandung dan melahirkannya sama sekali aku gk trauma). Jd udh bertekad utk 1 anak aja. Nah, keputusan utk 1 anak aja aku dinyinyirin sama keluarga dan temen2, alasan mereka adalah kasian anaknya ga ada temennya, masa cuma 1?, rejeki gak akan kemana, dll. Aku cuma mesem2 aja klo denger itu. Mereka gk tau traumanya aku ngurus anak. Makanya skrg aku jaga bener anak aku, perhatian, kasih sayangku full bgt ke dia. Akunya sendiri bahkan gak rela kalo perhatianku terbagi2 utk anak ke-2 dst. Skrg adikku nyeletuk mau childfee, jwbanku it's ok, gpp kalau itu maumu dan udh dipikir matang2.... Carilah kebahagiaanmu sendiri :)
sama banget mbak. suami jg setuju utk ga nambah dulu. keknya klo paham soal childfree dari sebelumnya bakalan kek gitu jg. ngurus anak emang bener2 harus 1000 persen. byk hal yg harus dikorbankan..sampe diri sendiri tersisih.
Semoga banyak bahasan tentang hal-hal semacam ini untuk menambah pengetahuan tentang pilihan setiap orang, apapun itu setiap orang tentu punya alasan masing-masing. Semoga setiap orang bisa menemukan makna dan bahagianya dalam hidup...
Pas pasangan terakhir ditanya warisan, seketika saya ingin marah. Kaya gini lu tuduh childless itu egois??? gelo sugan. Hey yg egois tuh elu pada yg miskin harta, mental dan ilmu tapi branak mulu. kesal
Ada juga doa-doa anak shalih yg selalu mendoakan kedua orgtua.. jadi orgtua itu mulia.. jangan takut untuk punya anak.. insyaa Allah ketika Allah takdirkan kita punya anak artinya kata Allah itu mampu..
Saya merasa sudah ada kecenderungan childfree sejak SMA. Childhood emotional neglect salah satu sebabnya. Selain itu orang tua yg cerai sejak saya usia 9 tahun. Sejak itu saya merasa kebahagiaan saya adalah saat saya bisa mengeksplor diri dan berpetualang ke tempat/kultur/komunitas baru dan memiliki cause dalam hidup. Cukup membahagiakan. Tanpa perlu anak☺️✌🏼
Saya menikah, dan tidak menghendaki childfree, namun belum memiliki keturunan. Menjadi anak memang tidak mudah, selalu dituntut untuk membalas budi orang tua, saya salah satunya, dan tekanan hidup lainya karena kesalahan orang tua. Hal itu tidak menjadikan Saya lantas ingin childfree, namun saya ingin menjadi orang tua yg lebih baik. Saya menghargai keputusan orang lain, karena teman teman semua memiliki hak yang sama dengan saya yg tidak memilih untuk childfree. Kewarasan dan kebahagiaan memang nomor satu dalam hidup. Tetap bahagia untuk kita semua.
Saya yg memutuskan hanya ingin punya anak 1 saja.. Sana sini nyuruh nambah dan nambah.. Padahal saya melihat keuangan keluarga kecil saya ini, itu cuma cukup untuk 3 orang. Saya, suami dan anak.. Setiap kasih alasan soal ekonomi. Orang selalu bilang anak bawa rezeki nya masing2.. Memang betul. Tapi gaji dan rezeki itu 2 hal yg berbeda..
Sebenarnya saya penganut prinsip "punya anak nggak lebih dari satu dan nggak harus anak kandung" tapi saya cukup menghormati keinginan orang-orang yang memang ingin hidup bersama pasangan tanpa satu anak pun, keputusan ini sangat tidak gampang tapi manfaatnya bisa sangat besar. Ini saya lihat di kolom komentar masih ada saja yang menentang, kalau memang mau punya anak ya go for it, nggak ada yang larang kok selama bisa bertanggungjawab sampai si anak benar-benar sukses. Kok mereka yang memang mau childfree malah dilarang?
Saya dan suami memilih childfree, keputusan yg kami sepakati sejak sebelum menikah Karna kami merasa belum cukup bahagia dalam kehidupan kami, maka kami tidak mau mewariskan kurangnya kebahagian kepada seorang anak. Anak tidak minta dilahirkan, tapi kami bisa memilih
itu hak mereka memilih punya anak atau nggak.....mungkin mereka ada pertimbangan : kesehatan dan usia, bayar sekolah dan kuliah jg mahal, mendidik anak tidak mudah, pergaulan yang sekarang makin mengerikan utk membesarkan anak menjadi anak baik, dll.....kita belajar menghargai perbedaan pendapat dan juga belajar menghargai hak asasi orang utk tidak sama dgn maunya kita.....itu adalah keputusan masing2 orang atas jalan hidupnya
Saya juga orang yang suka keheningan. Tapi saya tetap termotivasi punya anak, bukan karena dorongan lingkungan tapi karena keyakinan saya bahwa jika kami mendidik anak-anak menjadi anak yang baik. Maka, dunia akan bertambah manusia baik. Dan di akhirat, pahala kebaikan itu akan mengalir untuk kami orang tua nya meski kami sudah di alam kubur. 🤗 . Motivasi akhirat kami perkuat, insya Allah, Allah yang akan memudahkan 🤗. Kami masih terus belajar menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak. Wallahu'alam
Sebagai penganut childfree yg blm menikah aku bnr2 setuju bgt sama mereka smua. Cuma yg bingungnya gimana bisa menemukan cowo kek bang arief ini begitu dewasa dan bijaksana. Cowo yg menganut childfree itu serius rare gem banget🙏🙏🙏
Ada sis udh byk kynya krn saya pernah baca postingan di IG soal childfree mlah pr cowo2 yg ngecap msh ssh cewe2 yg pingin childfree, aplg pr pria mkin sadar jg pny anak itu ga gampang di jman skrg byk tekanan dr biaya, keuangan, pkerjaan/karir.. blm pendidikan dan pengasuhan
Ketika agama tidak dijadikan pegangan dalam menjalankan hidup, ketika Sang Maha Pencipta tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam kehidupan kita, maka akan muncul banyak kecemasan atau bahkan over estimate trhadap kehidupannya tanpa memikirkan di ujung kehidupan nanti akan spt apa. Di satu sisi dia bilang ngapain berandai2 ssuatu yg blm pasti, tp di sisi lain dia pun sbenernya sdg berandai2 krn buktinya ada kecemasan.
Saya mendukung gerakan Childfree, terutama untuk di Indonesia.. Saya sudah punya keluarga dan punya seorang anak. Sebelum ini sy teerus terang biasa saja dengan keputusan orang lain untuk Childfree dll.. Namun belakangan ini Saya mendukung kalau memang ada pasangan yang memang mau childfree. Bisa dilihat kalau ada topic seperti ini, selalu pembahasan utamanya adalah topic tentang " Larangan dari golongan Agama".. Dari sini bisa saya tarik kesimpulan bahwa Orang Indonesia pada umumnya masih belum bisa menerima mana ranah publik dan pribadi karena memang tdk ada dampak buruk bagi orang lain soal childfree.. Masyarakat kita yg cenderung Judgmental dan menganggap dirinya / Golongan Agama sendiri yang paling benar sehingga merasa punya "TUGAS" untuk merubah pandangan orang lain yg salah di mata mereka / golongannya. Jadi kenapa sy dukung Child-free? Karena sy muak dengan orang orang "Anti - Childfree" yg selalu membawa bawa Agama untuk orang lain, Sehingga topic ini bisa sekaligus upaya untuk mendewasakan golongan manusia INDONESIA yg kerjaanya dakwah dakwah ketika tidak diminta dan HANYA sesuai dgn rulebooknya mereka.. Semoga Indonesia bisa lebih dewasa.. Semoga Indonesia bisa lebih paham kalau kita itu Heterogen, baik Agama, Suku, Ras & POLA PIKIR..
Hahaa kalau punya agama, semua agama menganjurkan keturunan, childfree ini free value ideologi liberal. Seorang atheis pun butuh Tuhan. Buktinya ktka tenggelam di tengah laut gak ada siapa siapa, apa yg dikatakan? Oh my God....
Ya klo anda ingin childfree itu anda keep untuk diri anda sendiri jngan anda sampaikan di ranah publik yg menimbulkan pro dan kontra. Ini seakan-akan untuk menjudge orang yg ingin punya anak.
Ya gimana ya bang, islam mah emang tujuan hidupnya buat dakwah, dakwah tuh kewajiban. Kalau non islam ya ngiranya kita tuh memaksa, padahal ngingetin tujuan hidup di islam tuh begimana. Begitu kiranya
gw menghargai bgt org2 yg CF. tp dr sisi lain gw iseng berfikir,kl org2 dengan pemikiran hebat seperti itu sayang sekali kalau tidak ada genetic yg di turunkan melalui anak. padahal bs jadi org2 yg merubah dunia.😊
@@yopiandrian3208 Benar apa kata anda, dan itu yang menurut saya merupakan pola pikir yang harus dijauhi. Saya tahu kalau itu akan menjadi hal bagus bila kita berhasil berkontribusi terhadap dunia, tapi kalau orang itu melakukannya secara terpaksa, kan bisa rugi diri juga.
Berapa banyak anak stunting karena KEMISKINAN? Berapa banyak anak terlantar? Disuruh ngamen atau jualan dan gak bisa sekolah? Anak yang diabaikan dan bahkan dianiaya ortunya (dari segala strata ekonomi)? Amat sangat banyak! Lebih baik pemerintah memfokuskan perhatian pada anak2 yang sudah lahir itu, tidak usah merecoki orang2 childfree karena mereka tidak menyakiti anak2 mana pun.
Oh iya kah? Bukannya kebanyakan penentang childfree dari muslim ya, terutama yg konservatif? Karna kata mereka, rasulullah saw pernah bersabda kalau beliau suka apabila umatnya banyak.
Disclaimer: saya muslim. Tapi saya yakin tiap org berhak memilih. Menurut saya pun, orgtua yg memilih childfree dengan alasan apapun lebih bertanggungjwb dibanding orgtua yg memiliki anak tapi tidak bertanggungjwb sama anaknya. Saya bertanya hanya memastikan saja 🙏🏻
@@asepnurulaprianto9421 yg gua masalah tu kata "tanggung jawab" ya tanggung jawab kan macam2 ya!!, trus gimana cara tau bertanggung jawab sama anak sementara gak punya anak?
Menit-menit terakhir membuat saya terharu. Disaat mayoritas orang tua pengen punya anak dengan pikiran "supaya pas tua ada yang merawat/mengurus, dlll", namun mereka mau memberikan manfaat bagi kehidupan sosial.
Makasih om Andi & Mba Psikolog. Pelajaran utama, berarti untuk jadi Orang tua yg baik dan benar, HATI HATI dengan perilaku, perkataan, masukkan, dan atau teori2 ke anak terutama ttg paham negatif mengenai pemahaman KEHIDUPAN Berkeluarga. Efeknya sepertinya kalau disadari akan menimbulkan trauma yang besar. Izin🙏
Sbenernya nikah ato ga nikah...punya ato ga punya anak itu personal decision. Its ok klo tidak nikah n tidak mau punya anak. Punya anak itu tanggungjawab yg sangat besar n seumur hidup qta akan terus menerus mengkuatirkan anak2 qta. Klo orang jawa bilang...mendidik anak itu lebih berat daripada nyonggo langit
@@nadeshiko10100 lagian mana mau, cuma cowo yg abnormal yg mau childfree Klopun ada ya pikirannya cocok, malas ngurus anak sendiri, tp cowo macam itu sangat sedikit krn yaaa biasanya cowo abnormal
Stigma masyarakat yg meresahkan membuat keputusan childfree terkesan egois. Padahal kalau di kaji lebih dalam tujuan keputusan childfree memiliki sisi baik juga. Toh keputusan setiap orang adalah hak masing-masing individu. Kebebasan pilihan juga adalah hak setiap individu.
Menurutku mbak Gita masih terlalu muda dalam pernikahan untuk menjadi narasumber tentang childfree. Masih merasakan pahit manis pernikahan 4 tahun, masih seumur jagung. Apalagi mbak Tori belum merasakan rumah tangga. Semoga ada interview dengan narasumber yang sudah menjalani pernikahan puluhan tahun, mampu memiliki anak namun memilih untuk childfree. Lalu mampu menceritakan suka maupun duka dalam kehidupan rumahtangga menyangkut pemilihan mereka utk childfree.
Saya udah nikah hampir 10 tahun dan childfree, keputusan diambil bersama suami sebelum fenomena ini tren. Banyak bro sebetulnya orang childfree di sekitar, agak jauh aja mainnya biar kenal, jangan di circle itu2 saja.
Pasangan childfree atau gak harus jaga kesehatan jg supaya tetap fit sampai tua, klo sakit2an repot nantinya. Takutnya ngerepotin orang lain. Tapi klo punya uang cukup ya aman2 aja ya.
@@sandyape2155 dia kan suruh pasangan childfree jaga kesehatan,biar gak nyusahain orang lain,lah gue ortu yg punya anak juga jaga kesehatan,biar gak nyusahin anak ataupin sodara / org lain kelak Paham????gue rasa kagak Krn lu ngatain diri lu semdiri 🤣🤣
@@neca6664 "pasangan childfree atau gak" dia bilang dua2nya harus jaga kesehatan. Kita sudah jaga bgt kesehatan, emg jaminan bakal ga bermasalah di masa tua? Bawaan tubuh org beda2. Jgn takabur. Blm tentu kita diumur tua punya tabungan buat bayar panti jompo Ky kasus tante sy yg sudah tinggal sendiri tanpa punya anak tabungan sudah amblas krn boros setelah pensiun, ketika sakit2an dimasa tuanya, malah merepotkan kerabat yg lain, udh tau kan kerabat jauh pasti punya urusan sendiri Jdnya ga terurus dengan baik
Sejak th 75an..di Jakarta ,saya sudah melihat beberapa rekan kerja wanita yg memilih hidup sendiri atau kalaupun married mereka tidak juga mendambakan anak / keturunan. Bahkan saya/ kala itu masih sendiri sempat terpikir bhwa kalaupun nnti berkluarga tidak harus memiliki anak ,kalaupun punya tidak harus dari keturunan sendiri. Karena saya lihat banyak bisa mengambil anak yg tidak memiliki kluarga. Dalam perjalanan ternyata pasangan saya tidak sepakat dgn alasan kalau bisa dpt anak dari sendiri knp harus dari orang lain...,akhirnya sepakat cukup satu dgn harapan membentuk kwalitas hidup yg baik. Perihal childfree.. terlepas itu adalah pilihan individual..konon secara tidak disadari sebetulnya juga menghentikan populasi manusia di dlm alam semesta ... betulkah begitu...? 🙈😊 Sukses bung Andy dan semua . 👍🙏
Aku uda melakukan survey ke lebih dari 30 pasangan yg punya anak..dan semuanya tdk bisa jawab kenapa mereka pengen punya anak..jadi kesimpulannya, punya anak itu antara "dianggap lumrah" atau kebobolan atau memang krn tidak KB.. Akhirnya di tahun ke3 pernikahan aku memutuskan utk mencoba menghilangkan keinginan childfree ku.. Entah happy atau ngga, dijalani saja sbgai salah satu dari peristiwa dalam hidup
I asked my mom, apa yg membuat mom n dad mau punya anak? Sblumnya sudah ada plan ABC gak? Anak tdk minta dilahirkan. Parents yg tdk siap secara financial justru telah merampas kbutuhan dan hak sbg anak utk sehat jasmani rohani. My dad passed away when i was 11, masih ada adik dan kakak. Hidup nomaden. Anak tdk bisa dipaksakan utk mengerti keadaan, krn bukan kapasitasnya. SMP 1 umur 13, pas sedang nonton channel Asia, japan dan korea aja sudah byk yg ambil kputusan pacaran saja, tdk nikah dan atau tdk punya anak. Why? Krn hidup struggling dgn pekerjaan dan gaji yg tidak mumpuni. Mrk masih hrs stay sama ortu dan menjaga ortunya saat sudah tua nanti. Its good decision, memutuskan mata rantai ini. Be realistic sih! Manusia bertambah. Apa sih nilai hidup ini? Hidup yg sehat, yg tenang, dan tdk memaksakan diri, yg berkualitas, bukan skedar ubah status demi Kata org lain atau lingkungan.
Klo kamu muslim.. nih aku kasi tau. tapi kalo kamu non muslim bisa skip aja karna ajarannya berbeda. di islam, anak juga minta di lahirkan, karna saat anak masih janin, dia membuat perjanjian dengan Allah. Kalo si anak menyanggupi perjanjian tsb, maka dia akan dilahirkan menjalani kehidupan. kalo enggak .. ya gak kan lahir. ibu mu akan keguguran atau apa lah. Jadi ortu emg berusaha pengen punya anak.. tapi anak jg ikut andil ingin lahir di dunia. ada di Quran dan hadist. Nah tugas ortu lah mendidik anak dengan baik dan benar. Realisticly childless ialah tidak punya anak sama skali, beda dengan punya program 1 atau 2 anak saja. Bila mayoritas penduduk memilih childless maka generasi muda akan sedikit .. yg ada tinggal generasi tua, generasi kamu. kamu gak akan muda selamanya, kamu akan pensiun. Negara akan kekurangan tenaga kerja, jadi resiko nya import tenaga krja Import tenaga kerja, resikonya negara kamu bisa dikuasai bangsa asing. Culture,budaya jg bisa diubah. kalo ada perang , nanti yg tua tua ini yg akan maju. Inget, childless itu beda dengan program 1 atau 2 anak saja cukup.
Benar, tapi itu biasanya memang hasil dari pemikiran lebih dalam, atau kalau tidak, itu bisa juga berasal dari kesadaran diri orang yang membuat keputusan tersebut, jadi itu bisa jadi berasal dari kedua atau salah satu faktor tersebut.
sayang ya tidak membahas orang child free karena faktor kesadaran jumlah penduduk bumi yang sudah mulai over populasi. di Indonesia setiap tahun bertambah sekitar 2,8 juta, sementara luas tanah selalu berkurang karena efek rumah kaca.
Yang membahas ini mah banyak, di platform merah udah basi malah saking seringnya dibahas. Emang dasar orang-orang aja yang denial karena kecekok doktrin menyimpang dari para ulama.
Saia pengen bilang egois, tapi ko aneh... saia juga pengen bilang ga bersyukur, juga aneh. Krena pada dasarnya mereka tidak merugikan orang lain. Bahkan secara sains, mereka membantu dunia dalam mencegah overpupilasi (meski tidak terlalu signifikan). Jadi, saia ingin cerita sedikit saja. Saia seorang ayah dengan 1 anak gadis kecil. . Saia mendapatkan anak setelah 4 tahun menjalani rumah tangga dengan istri saia tercinta. Masa-masa 4 tahun tersebut, saia tidak terlalu memikirkan tentang anak. Karena saia beranggapan bahwa jika Tuhan belum memberikan saia anak, maka itu artinya saia belum layak, ditambah saia hidup cukup bahagia dengan istri saia. Baik itu jalan-jalan, kulineran, sampai nonton bokep bareng dan bercinta. Tentu saia juga mengalami berbagai kegiatan receh dan serius lainya yang sangat berkesan. . Saia merasa, bahwa hidup dengan istri saia di rumah sederhana dengan perabotan seadanya merupakan anugrah yang luar biasa dari Tuhan. Saia selalu bersyukur terhadap apa yang sudah saia lalui dengan istri saia selama 4 tahun semenjak pernikahan, saia benar-benar merasa bahagia waktu itu. tapi, TERNYATA saia SALAH. . . Setelah bayi perempuan saia lahir, saia baru sadar, ternyata kebahagian sebelumnya belum lah apa-apa dibanding melihat wajah bayi perempuan saia. Seakan-akan saia mendapatkan rejeki super melimpah dari Tuhan, harta yang tidak ada bandinganya, dan tentu level kebahagian saia yang jauh meningkat. Memang merepotkan, anak nangis, rewel, poop, dll. tapi entah mengapa, semua hal merepotkan tadi seakan tidak ada apa-apanya dibanding dengan melihat senyum sumringah pada bayi saia, meskipun cuma sebentar. Apalagi ketika si anak sakit aduh, heboh sekali saia dan ibunya, beli ini-itu, berobat dengan uang yang tidak sedikit, belum lagi ganti shift jaga ketika bocah rewel. Dan berbagai cerita "repot"nya mengurus anak. Saia dan istri juga mengurangi waktu jalan-jalan kami, tidak lagi nonton bioskop, kurangi jalan-jalan ke tempat jauh, kulineran juga dikurangi frekuensinya.. . Lalu, apakah kami bahagia? Banget!..Kami bahagia tiap kali melihat wajah anak kami tersenyum ataupun tertawa, kami sangat bahagia melihat tumbuh kembang anak kami yang semakin besar, kami juga bahagia dapat sedikit berkorban waktu uang dan kesenangan kami untuk anak kami tercinta. Dari sini Saia baru sadar tentang apa yang dirasakan kedua orang tua saia, ketika saia dibelikan bakso ketika dapat ranking 1 disekolah. Saia merasa bahwa ternyata inilah "kebahagiaan hidup" yang sesungguhnya. . Terimakasih sudah membaca, Saia tidak bisa mendukung gerakan childfree, tapi bagi kakak2 yang sudah mengambil keputusan saia berdoa supaya Tuhan mengubah pendirian tersebut...🙏🏻🙏🏻 btw, saia emang tidak mendukung gerakan childfree, tapi bukan berarti saia benci ya., please jangan salah paham...☺☺☺
Aku jg bukan penganut chilfree. Tapi kok ada ya manusia seperti anda, yang medoakan mengubah pendirian seseorang.. hanya berdasarkan pengalaman anda. Keputusan childfree atau g pasti bukan keputusan sesaat, pasti udah banyak pertimbangan dan prosesnya panjang .. Standar dan kebahagian orang beda2 bos, dan ga harus semua orang harus sama.
@@sukakomentarinhiduporg9303 saia tidak memaksa, saia mendoakan... Namanya jg doa, bisa trkabul bisa enggak. Lagi pula d akhir paragraf saia sudah jelaskan...bahwa saia tidak bisa mendukung gerakan ini, tapi bukan berarti saia membenci orang2 yg menganut gerakan ini. Bebas2 saja mengambl keputusan untuk diri sendiri, kita yg tahu ttg diri kita..🙏🏻 Saia kira jg mendoakan org lain tidak ada salahnya, toh doa saia tidaklah doa yg buruk.. 🤗🤗
gw sndiri adlh manusia yg tumbuh hancur krn masa kecil gw d lecehin dari umur 1 dan d perkosa rame2 wkt umur 4. gw d asuh dg 2 art yg g capable ngurus anak krn ortu gw 2"nya kerja dan ekonomi sulit. slh 1 art lesbi, gw d lecehin 24/7. krn tetangga gw ngeliat gw d lecehin, tetangga itu merkosa gw terus ikut jg supir tetangga dan ttngga lain yg g gw kenal persis. gw memilih child free kl bisa mati sekarang. tolong org biadab bisa d kondisikn. minimal g ngerugiin org lain. dan manusia yg mw punya anak tolong belajar parenting, sukses kaya dlu baru punya anak. jgn percaya siapapun utk rawat anak. please gw mohonn
hei kamu, saya tidak kenal kamu, saya cuma mau bilang kamu luar biasa kuat, semoga ada semakin banyak kebahagiaan & ketenangan hidup di masa mendatang untuk mu
Kalau menurutku, alasan orang gak bisa jawab kenapa ingin punya anak, adalah karena manusia punya naluri untuk meneruskan keturunan, meneruskan peradaban. Naluri bertahan untuk meneruskan kehidupan agar tidak "punah". Diluar itu, pilihan orang untuk childfree itu adalah pilihan masing-masing.
Bagaimana kalau marriagefree? Unbelieve marriage life pernah terjadi di saya... I love to have a baby... But have marriage? No thank you.... Sampai bilang ke mama untuk gak menikah tapi mau punya anak... Fenomena yg mungkin hampir sama seperti childfeee version di luar negeri... Klo di Indo pasti bakal lebih banyak kontranya daripada kontra untuk childfree 😁
Wah sama banget mba, saya juga mikirnya kultur dan paradigma pernikahan diindo itu terlalu rumit... Banyak pandangan2 yang akhirnya bkin saya dlu merasa pernikahan itu tidak akan punya privasi yang membuat kita lebih merasa saling "memiliki".
Saya childfree bukan karena pilihan sendiri tetapi karena kehendak Tuhan, dan tetap bahagia dengan itu. Apabila disuatu saat nanti dipercaya Tuhan mempunyai anak akan saya rawat dan besarkan sebaik-baiknya, dan akan bersyukur sedalam-dalamnya. Manut kersane Gusti adalah inti kebahagiaan.
Tetangga nenekku anaknya nikah sama orang eropa,mereka berdua kerja di kapal persiar. Nah,mereka mutusin belum punya anak karena finansial belum matang menurut mereka. Ortunya di Indonesia ribet maksa suruh cepet ngasi cucu pdhl ortu lakinya di Eropa biasa aja
Keponya masyarakat indonesia itu bisa lintas benua, sepupu gue aja melahirkan di jerman, tetangga ortunya komporin ortunya di jkt supaya anaknya lahirna normal jgn cesar wkwkwk
Menurut pendapat saya, lebih egois memiliki anak hanya karena tekanan sosial dan bukan karena anda benar-benar menginginkannya
Ada cukup banyak orang tua yang buruk di dunia, jangan berkontribusi pada angka ini
setuju sekali
Memilih tidak mempunyai anak utk kebahagian pada diri sendiri. Apa tidak termasuk egois juga
@@canopy5653 semua argumen yg menyerang childless kl udah mentok pasti "siapa yg bakal ngurus kamu kalau tua nanti". Listen to this shit, punya anak untuk ngurus nanti. Krg egois apa ini?
@@canopy5653 egois dari sisi pandang setiap personal itu berbeda, kita tdk bisa memaksa ataupun dipaksa sesuai jalan hdp orang lain terhadap kita begitu pula sebaliknya.
Saya & suami jg childfree krn kami sdh capek sejak kecil, mengurus adik, membantu ortu cari uang dan skrg saat sdh pny uang kami ingin menikmati jerih payah kami, kami sangat bahagia.
Semangat 🔥
Aww sama!!! males bgt menghadapi lingkaran setan itu lagi. Mending menikmati uang sendiri skrg.... happy2
Wah sama bgt sisss saya jg dr kecil disuruh urus adik dr br lahir dan urusan rumah tabgga nyuci baju smua org, dll nya yg org dewasa aja kewalahan aplg saya yg msh SD sgt minim bantuan dan bimbingan saya hrs lngsng benar klo ga saya disiksa, tnp itupun sllu diksh kekerasan fisik dan verbal, dagang jg , ditmbah apa2 hrs pakai uang sndri dr saya TK, smp skrg msh krjain hal2 itu dan rasanya sgt cape bgt ky udh ga sanggup klo nnt nikah hrs lakuin hal2 gt, wlaupn suami bantu ttp saya ga mau krjain hal2 gt lagi mkanya saya mau childfree dtimbah khidupan didunia ini ga enak, wlaupn untuk org yg msa kcil enak dan bhagia ttp di dunia ini ada derita, kehilangan, brduka kesedihan kasian klo undang anak untuk dunia yg ga mnyenangkan ini, lbh baik hbisin brdua sm pasangan dg leluasa tnp anak
@@bear2008 saya pun berpikir dunia ini begitu kejam... anak terlahir kedunia ini mesti berjuang utk hidup dan itu ga mudah... buat apa mendatangkan manusia lagi ke bumi ini...
Semangat mbaak, semoga bahagia selalu. 🥰
Buat yg broken home àtaupun ada luka inner child pasti rasanya pgn banget childfree. Bukan karena pengen bebas tapi trauma masa kecil dan proses perjalanan hidup yang tidak mudah. Nyatanya di indonesia banyak orang tua yg sebenernya blm dewasa pemikirannya saat punya anak. Akhirnya anak dibesarkan bersamaan dgn proses pendewasaan ibu dan ayahnya.
Aku anak broken home. Aku guru. Aku sk ngajar anak2. Tp entah knp, sll dlm pikiranku ingin menikah dgn laki2 yg sdh py anak.
@@kahfial2507 alhamdulilah kakak itu jg hal baik, semoga keinginan harapan kaka dimudahkan yaa aamiinn🤲
Sini Febri aku hamilin, dikit kok, cuma 50, nanti kmu urus sendiri ya anakku, aku tinggal jadinya aja 🤣
Sy ibu dr 3 org anak. Sy mengerti klo ada org yg punya keputusan untk cf. Menikah dan memiliki anak itu project seumur hidup, harus siap terus belajar dan bertanggungjawab atas smua pilihan. Orang hrs benar² sadar dan paham akan tiap pilihannya. Saat ini pun dgn kondisi anak² yg sdh besar, sy hrs trs belajar. Ketika kita punya ilmu (ilmu agama ataupun parenting), tantangan² kehidupan jd lbh bisa diatasi, dan sy ttp bisa menemukan kebahagian disepanjang proses itu. Hidup itu pilihan, semoga tiap org bertanggungjawab dan berbahagia atas pilihannya tsb ❤️
Kakak dan kakak ipar saya juga memutuskan untuk childfree. Saya seandainya menikah, pasti juga childfree. Karena saya sudah tidak mempunyai womb.
komen yang terbijak
Kk ini bijak sekali ya.... memiliki anak tetapi ga jumawa dgn org2 yg melilih cf.
Semoga anak2nya mjd org yg sukses yaaa & kk sekeluarga sll dalam lindunganNYA... Aamiin 😇
Seru bgt nonton ini sambil baca2 comment ,, jdi merasa ga sendiri di dunia ini yg mutusin buat childfree🙏🏻🙏🏻
Setiap hidup punya pilihan hidup masing2, kita harus hormati/hargai keputusan dan jalan hidup. Dalam hal ini konsep childfree,,,,sangat personal ini
Kedewasaan dan kecerdasan seseorang dinilai dr kesadaran atas kapasitas akan pengenalan dirinya sendiri. What do they want. Not what others want. Buat saya childfree marriage sangat sehat, bertanggungjawab dan sangat tidak egois. Two thumbs up for all of you.
Hari tua nya nanti kesepian apa kamu sudah siap?
Punya anak/tidak ga menjamin masa tua lebih baik/buruk. Karena anak2 saat sudah dewasa punya tanggung jawab sendiri. Sebagai ortu, tugas kita hanya memberi cinta, bukan mengharapkan pengabdian mereka. Itu disebut unconditional love. Tp kalo kita ngarepin masa tua ditangan anak, berarti ngarep timbal balik alias bukan cinta.
@@imeldastefanny9783 ngarepin masa tua di tanggung anak? Itu sih mindset kamu saja. Kenyataannya keluarga mapan yg anak2 nya telah mandiri dan berkeluarga mereka pun ttp merasa kesepian. Dari fakta itu saja akan lebih jelas jika memilih tidak mau punya anak dimasa tuanya.
Saya mendukung child free meskipun saya ngga termasuk kedalaman nya
Karena itu hak pilihan hidup masing-masing
@@wahyufitriani9812 punya tetangga sebatang kara gak? Sy punya dan orgnya telah tiada. Akan sangat merepotkan jika seorang diri jauh dari sanak sodara usia senja dan sakit3an yg direpotkan adalah org lain. Sebatang kara karena istrinya sudah meninggal duluan dan tidak punya anak karena bukan mau childfree tp memang blm rezekinya. Org2 negara itu emg sukanya latah apapun itu ikut2an.
Saya orang konservatif, namun mereka yang child free lebih bertanggung jawab daripada yang beranak pinal banyak tetapi tidak memenuhi gizi, menyekolahkan tinggi, dan memenuhi kebahagiaan anak.
Setuju bgtt . Ak sendiri punya banyak bgt orang disekitar yg ak kenal dan tau. Punya anak sampe 7 8 orang semua ga ada yg keurus dengan benar malah kasian anaknya
Cara ngukur "lebih bertanggung jawab" itu kayak mana? Kan harus punya anak dulu baru kelihatan bertanggung jawab apa tidak?!
@@penjualburaslebaran5054 menurut saya bertanggung jawabnya lebih ke personal org itu sendiri. krn org itu sudah bisa membuat keputusan utk childfree, dan pastinya org tsb tau resiko dan gmn planning nya kedepan.
dibandingkan dgn org yg memutuskan punya anak tapi tdk mampu merawat, kaya yg ditulis mas nya di atas.
Anda mengakui konservatif, tetapi bias menyatakan pembenaran pemahaman yang cukup opposite with a conservative value, LOL.
Pentingnya segala sesuatu diawali dengan ILMU. Anda mengatakan hal tersebut menjadi tidaklah tepat, sebab bersifat generalisasi. Tak semua yang punya anak banyak menelantarkan anak. Tak semua yang childfree pun bahagia dengan keputusannya di masa tua. Jadi, jangan mudah menggeneralisasikan sesuatu.
Contoh lainnya, ada polisi yang melakukan tindak kejahatan dengan membela pelaku kejahatan, apakah semua polisi begitu? Jelas tidak. Juga seorang dokter yang lalai menangani seorang pasien karena sibuk bermain game dan menyebabkan sang pasien meninggal dunia akibat telatnya penanganan, lalu apakah wajar kita menyebutkan semua dokter tak profesional seperti itu? Itulah oknum yang tak bertanggungjawab, maka citranya dapat menjadi gelap hanya karena segelintir kasus, namun jangan digeneralisir.
suka bgt sama konsepsi kebahagiaan menurut mbak gita& suami 🥺 sweet sekali!
Seharusnya demikianlah alasan pernikahan, karena aku ingin bersama kamu, bukan karena ingin punya anak. Kita harus ciptakan kebahagiaan diri kita sendiri bukan menghadirkan anak sebagai alasan kebahagiaan kita
01:00 sisi psikologi (dari analisa widyaningrum)
05:43 victoria tunggono
10:20 linda henty kusnoto (ibu victoria tunggono)
14:00 reaksi pacar victoria
16:00 penelitian alasan cf di Indonesia & luar negeri
18:10 respon ortu victoria
21:40 riset alasan cf
23:30 gita savitri & paul partohap (istri & suami)
25:45 opini gita
26:22 opini paul
28:30 profil gita&paul
33:33 kapan mereka memutuskan untuk childfree?
37:45 masa tua mereka sebagai childfree
41:03 sisi psikologi (dari erik erikson tentang perkembangan sosial & emosi)
42:40 gita tidak ingin mengadopsi anak
45:40 citra hayu (chibi) & arief maulana
50:10 proses chibi menjadi childfree
50:48 profil chibi & arief
51:25 R.A Badiah (ibu arief)
51:50 Erlina Adiantari (ibu chibi)
52:54 alasan arief childfree
54:30 alasan chibi childfree
55:15 riset childfree
56:30 arief memilih childfree
57:00 chibi memilih pernikahan dari pada memilih punya anak
58:10 arief & chibi berusaha mencegah kehamilan
59:40 meyakinkan keluarga besar
1:01:00 Kesimpulan dari Ana tentang childfree (psikolog)
1:02:40 chibi & arief mewarisankan harta & tubuh ke sosial
1:04:50 penutup dari host
Makasih banyak
Detail kali kao memperhatikan waktu dalam tayangannya😂😂
@@sangputuhendrasaputra9074 tepatnya nganggur banget haha
@@olivegunung 🤫🤫ssssttt jangan dibilang bilang dong🤣🤣🤣
Pin..keyen nih dikasih keterangan..maaci
Punya trust issue soal berkeluarga/berumah tangga dan trauma yang terlalu rumit jd memutuskan untuk childfree. Saya sangat suka anak2 bahkan saya kadang ngajar juga buat anak2 tp untuk punya anak sendiri ada kekhawatiran dan ketakutan tersendiri.
Itu bisikan setan, jangan dituruti.
@@reinamasaya898 ini bisikan setan, jangan dituruti
@@reinamasaya898 setan gk salah apa2 maen lu salah2in aja tong.. tong.. wkwkwk
@@reinamasaya898 loe setan n iblis nya
@@reinamasaya898 lo lebih jahat dari setan,maen judge aja,.....
Ketika pilihan tidak memiliki anak (child free) bertujuan atas dasar kebahagiaan diri dan kemanusiaan, maka itu jauh lebih mulia daripada memiliki anak karena keegoisan, pengaruh sosial dan tidak mengerti tujuan memiliki anak itu sendiri.
Banyakkkkkkkkk disini sih (Indonesia) punya anak krn keegoisan, tekanan sosial dan rata2 emang pada gak paham tujuan punya anak dan apa yg dibutuhkan dan harus dipikirkan ketika memilih punya anak.. Aku sayang sama anak2 tapi bukan berarti aku harus punya anak juga.. pilihan hidup kita hanya kita yang berhak menentukan, bukan orang lain, keluarga atau masyarakat.. ❤️
Saya bapak 2 anak ikut urus bangun tiap 2 jem ksh susu, anter skolah, beresin rumah, siapin tas skolah bareng sama istri. Saya ngerti dan dukung napa pasangan milih childfree. Byk ortu yg sebenarnya tidak cocok Jd ortu tp dipaksakan krn tekanan sosial biar dianggap “normal”. Jdnya lose lose situation, anak stress lahir dikluarga yg gk siap atau gk 100% hepi ama kehadiran dia dan ortu jg stress krn gk cocok atau tidak siap. Makin byk org sadar jd ortu bkn buat semua org makin sedikit penderitaan di dunia ini semoga
@Pine Apple Studio thanks berat apresiasinya. Sayangnya byk yg salah kira anti anak pdhl demi kebaikan anak dan ortu
Let's respect each other. Keputusan apapun Dari seseorang Kita harus hargai
44:43 Alasan traumatis keputusan childfree
47:03 Beban pengasuhan anak paling banyak berada pada pihak perempuan
Gw 30th, unmarried, termasuk yg milih childfree karena trauma dan luka batin dr masa kecil. First born, ortu gw blum ckup kuat secara ekonomi waktu gw lahir, Jd gw dititipin ke sodara. Gw sdh alami hal2 yg ckup untuk buat org mati bunuh diri. Dan karena itu gw sadar diri ga punya kapasitas mental yg ckup sehat buat punya anak, walaupun secara finansial, gw ckup diatas rata2. Plis deh, ngapain gw mau anak gw, darah daging gw, separuh nyawa gw, untuk lahir ke dunia yg sakit dan berat ini? Klo memang gw dijatah punya anak, biarlah ia tetap nyaman dan aman di surga sana sj. Soal siapa yg akan nemenin gw saat tua? Gua skrg fokus nyari duit bangun usaha biar masa tua gua ada kesibukan atau minimal gw bisa bayar panti jompo eksklusif. Dan gw rasa, pemikiran dan keputusan ini ga merugikan siapapun untuk bisa dianggap egois 😁
Terkadang.. yg punya anak banyak jg berakhir di panti jompo.. kalau ujung2nya sama ya lebih baik pilihan CF...
Wish you all the best💖
Putus mata rantai is a wise decision
Tetap semangat, Penyertaan Tuhan sempurna sampai akhir hayat💪💪💪
semangat!!!
👍👍👍
Saya memutuskan childfree sejak di sekolah menengah, dan diusia hampir 30 tahun, saya tahu bahwa pilihan saya tepat. Tidak ada trauma apapun, tidak untuk melampiaskan rasa sakit. Saya sadar dengan penuh saya tidak mempunyai kapasitas untuk memiliki anak, merawat dan membesarkan seorang anak manusia. Saya sangat mengerti saya tidak akan pernah menjadi orang tua yang dapat memberikan semua hal terbaik bagi anak saya.
Alasan kedua, bumi semakin padat, over populasi, alam semakin rusak, dan makin banyak anak yang terlantar sejak saat dalam kandungan.
Alasan ketiga, saya tidak ingin mengalami proses mengandung dan melahirkan.
Kebahagiaan tidak dapat diukur dari memiliki anak atau memilih untuk tidak.
Semoga kebahagiaan dan kesehatan bagi kita semua 💕
Menarik keputusan mbak, pertanyaan saya (kalau boleh nanya), apakah mbak melakukan hub sex (kalau ada pasangan) atau ada tindakan preventif misalnya KB? Makasih 🙏🏽
@@ladida8349 terima kasih atas pertanyaannya, tindakan preventif sementara masih dengan kontrasepsi. Masih mempertimbangkan untuk melakukan tubektomi. Partner saya selama ini juga memiliki keinginan yang sama yaitu childfree, jadi tidak merasa keberatan jika suatu hari nanti melakukan vasektomi.
@@sunflowerinyourheart berarti memang sudah matang dipikirkan ya mbak bukan cuma emosi sesaat. Keadaan spt ini mungkin bisa bikin orang lain yang memang engga bisa punya anak “feel better” karena secara emosional mereka ada teman “senasib” (gak punya keturunan). Kebetulan bbrp pasien saya ada pasangan lansia sudah usia 80 an dan mereka memutuskan child free and they’re happy. Kalo ditempat saya (Jerman) keadaan kayak gini org bisa nerima tapi di Indonesia masih susah ya terutama keluarga. Terima kasih sharingnya, Sukses dan bahagia selalu ya mbak. 😊
@@ladida8349 Keputusan memiliki dan membesarkan anak ataupun childfree menurut saya memang harus benar benar dipikirkan dengan matang dan sadar sepenuhnya itu keputusan pribadi, bukan karena permintaan atau bahkan tekanan sekitar, keluarga maupun partner hidup. Karena yang menjalankan diri sendiri atau pasangan itu sendiri. Kedua pilihan ini sama-sama butuh pertimbangan sebaik-baiknya karena akan mengubah hidup setiap individu.
@@sunflowerinyourheart setuju mbak 😊
Ini pilihan yg sangat individu. Saling menghargai keputusan personal seseorang aja😊
Kekeliruan terbesar yang mungkin dilakukan seseorang adalah menggantungkan kebahagiaannya kepada orang lain. Happiness come within. You do you ❤️
trauma dari keluarga sampe akhirnya nyokap meninggal diumur 11 tahun, dan akhirnya saya diumur 12 tahun memilih untuk gak akan mau punya anak, karena perasaan saat proses sebagai anak yang ternyata tidak semembahagiakan itu yang sebenernya itu tanggung jawab orang tua tapi ternyata diabaikan. sekarang umur 21, pilihan itu tidak pernah berubah. berkat nonton ini, i'm happy for a some people to make a "different" choice than a "normal" choice.
Kalau saya mulai punya pilihan ini di umur sekitar 14/15. Dipaksa dewasa karena keadaan.
Waw banyak ternyata ya
ga ada istilah normal choice sih... setiap org berhak memutuskan utk hidupnya apapun itu
@@colorfulflowers574 kalo di agama masalahnya dibilang melanggar kodrat sbg manusia mba, mangkanya dibilang "normal"
@@asrianugerahgustini9648 oh sy ga peduli sm agama
Anak adalah tanggung jawab dan komitmen seumur hidup, benar2 harus dipertimbangkan sebelum memutuskan mau punya anak atau engga.... Janganlah menjudge orang childfree dengan stigma negatif karena itu pilihan hidup masing2 individu, saya sendiri punya anak 1 dan memutuskan hanya 1 anak, karena itulah kemampuan saya dan saya sangat bahagia dengan satu anak.
I already have one daughter, sometimes I think to have another one and really hope its a son, but finally My husband n I decided only have one cause we would just give everything to her, only her. N we are very enjoy having one child 🥰
Childfree when you enjoy with it, its not a problem thou, its just a choice 🤗
Saya termasuk orang yang senang dan tertarik akan topik Childfree ini. Tentunya siaran ini bisa memberikan referensi atau gambaran dan pengetahuan tentang bagaiman hidup secara childfree. Tidak harus untuk ditiru namun meluaskan wawasan dengan preferensi. Karena sejatinya keputusan berbahagia yg bagaimana itu ada disetiap individu sendiri dan itu baik tentunya. Terimakasih sudah memberikan perbincangan yg menarik ini.
Knpsih Childfree itu dipermasalahin/jd kontra diindo org" pd ngehakimin sana-sini itu kan pilihan yg penting punya tanggungjawab kpd dirinya sendiri & gk nyakitin siapapun. Kenapa yg gk dipermasalahin itu org" yg bikin anak apalagi banyak tp gk sanggup memenuhi kebutuhan hidup anaknya. Banyak kasus diindo anak yang terlantar, putus sekolah, ngemis" dijalan bahkan banyak kasus anak dibunuh ortunya contohnya ada anaknya dilelepin sampe mati trus ada lagi kasus anak digorok emaknya sendiri entah itu karna masalah faktor mental/finasial.
yap, oleh karena itu, tolong, calon ortu kalo ga sanggup nafkahi dan atur anak jangan sok ikut2an punya anak. Cek, dulu apakah sanggup makan 3x sehari dan punya atap saat tidur.
Perfect!
Karna memiliki anak itu sangat besar tanggung jawabnya, gak semua orang perpikir sejauh itu
@@y.gotosea9202 bner bnget, bnyk org gk mikir ketika punya ank sanggup gk ngasi makan/ngasi tempat tinggal yg kondusif utk ank"nya. Tp gmn lagi kita tinggal diindo yg punya mindset/statement "banyak anak banyak rejeki" trus ada lagi yg bilang "gk usah tkut punya ank dan menganalogikan kucing yg dijalan aja dikasih makan sm tuhan". Emg sih kata"nya terlihat bagus tp sbnrnya menjerumuskan bikin calon ortu gk bertanggungjawab ke anaknya kelak
Kl mnrt sy besarin anak itu tgjwb lahir dan batinnya bkn hya mkn sandang papan Krn anak adl Titipan Tuhan, bayangin dititipin loh sama Tuhan.
Ya pantes aja banyak anak terlantar di indo orang yang punya pilihan CF aja dijulidin sampe mampus. Sini gue teriakin.. “Kebalik goblok” yang harus jadi perhatian itu justru yang milih punya anak tp gak bertanggung jawab penuh!!!!
Setuju banget bang, tapi ya percuma. Di sini mah udah tau akar permasalahannya tapi terlalu keras kepala untuk mengakuinya. Jelas-jelas overpopulasi itu nyata dan jadi penyebab utama krisis ekonomi tapi tetap aja masih nggak mau ngaku.
Mempunyai anak itu tidak untuk semua orang… dan Child free atau tanpa anak juga bukan untuk setiap orang. Kebahagiaan itu tergantung pada standardisasi personal. Yang penting masih bisa berguna bagi lingkungan sekitar, berhubungan baik dengan Yang Maha dan masih bisa berbahagia duanya akhirat.
Saya berasal dari keluarga yg broken home, dulu waktu kcl saya juga pernah bilang ke mama saya, kalo tau hidup sepeerti ini mending ga di "lahirkan" to me life isn't fair. Saya suka baby & anak2 tapi hinga usia saya saat ini lebih dari kepala 3 masih sangat takut untuk punya anak sendiri & i'm also to scared to get married.
Pernah pacaran & putus karna ketidak jujuran dari mantan waktu itu & itu bikin saya cape pikiran.
Sekarang sudah bertahun2 saya stay single rasanya lebih sangat nyaman.
Sending big hug to u
Sama ya kak aku juga lagi menenangkan fikiran itu mana keputusan yg tepat 🥺
"Pernah pacaran & putus karena ketidak jujuran mantan waktu itu & itu bikin cape pikiran"
True... Bikin cape pikiran sekali. Karena aku juga pernah mengalami ini kak 😭
Sending hug for u and wish we always happy in our life ❤️
Kalau lihat orang tua atau nenek2 di sekitar rumah. Mereka sendirian di masa tua meskipun ada anak dan cucu kalau mendidik yg benar nenek2 itu bakalan bahagia. Kalau didikannya hanya biasa aja ya gt. Meskipun punya keluarga besar aku yakin dia pun merasa kesepian. Itu pendapat ku sih
@@cumiindo6014 sama kek nenek gua, anak nya 9... 1 mninggal,, tpi keknya hdpnya ga bahagia walau anak bnyak
Saya juga cenderung utk tidak mau menikah dan membangun keluarga. Karena tidak percaya diri untuk menanggung beban dari membangun keluarga. Utamanya sisi ekonomi, kedua dari sisi psikologi. Sangat menarik pembahasan episode ini
Familyfree dong
@@evisstory80 ga pas juga disebut family free karena kan saya masih ada ortu.
@@johnsonjohnson3122 jadi apa sebutannya bagi yang ga mau berumah tangga
@@johnsonjohnson3122 tidak punya keluarga tidak masalah.. yang penting jangan jadi beban orangtua.
manusia itu yang penting mandiri finansial, mandiri segalanya.
tinggal beda kota dengan ortu lebih baik lagi
@@sumarsonopardiman9528 ada yg benar sih dari apa yg kamu katakan.
Do what makes you AND your partner happy. Bukan kamu aja yang happy tapi pasangan juga harus happy. Kalau orang lain selama ga numpang hidup sama mereka ya biarin aja. Kamu ga bisa bikin semua orang senang kok. Saya sendiri lagi menunggu manusia kecil lahir dan saya dan pasangan memang mau punya anak. Udah ngobrol dari sebelum menikah. Hamil banyak bgt tantangan dan bukan ekonomi aja, ya dari perubahan fisik sampai mental. Prioritas 180 derajat berubah. Apalagi nanti kalau sudah lahir. Tapi kalau sudah komitmen, dijalaninnya dengan ikhlas dan malah happy and super excited. Sadar ga bakal jadi ortu yang sempurna juga tapi bakal coba berikan yang terbaik. Tapi kalau ada yang ga mau berjuang memberikan yang terbaik, lebih baik pikirin lagi. Karena punya anak itu komitmen seumur hidup, bukan asuransi apalagi jaminan masa tua kita. Intinya ga bakal ada yang siap punya anak kok, tapi kita bisa memilih mau berkomitmen atau engga membesarkan manusia kecil titipan seumur hidup itu. Semangat buat para ortu, calon ortu, pejuang garis dua dan yang memutuskan untuk cf. You only live once, choose wisely what you want to do with it.
Saya sudah menikah lebih dari 8 tahun, kebetulan saya & suami sepakat Untuk Child free sebelum fenomena in jadi tren. kebetulan pekerjaan suami saya berhubungan dengan rantai pasok makanan, Dan dia tahu bener efek global warming. Kita Sekarang aja ngerasa kalo hidup semakin berat, inflasi, dll. kalo diceritain panjang lah, intinya jangan hujat pasangan childfree, kita ini menyelamatkan anak2 kalian di masa depan dari ledakan populasi, semakin berkurang saingan anak kalian Untuk bertahan hidup Kan :)
Selamat siang Kak Intan, Kalau tidak keberatan, apakah boleh sharing" mengenai childfree lewat sosial media Kak? Terima kasih 🙏
Bumi tidak akan over populasi karena setiap hari akan ada yg meninggal
Dengan anda punya blm mempengaruhi secara signifikan jumlah populasi manusia di dunia.
Dunia ini sudah ada system untuk menjaga balance antara hidup mati makhluk hidup.
Allah yg atur semua itu kok, bukan kapasitas kita sbg manusia.. bukti nya anak sy meninggal d usia 2th9bln dan masih bnyak anak² lain juga yg meninggal dunia.. dr anak sy meninggal, udah ada puluhan bahkan hampir 100 org yg meninggal d kubur d tpu yg sm, ini baru 1 tpu..
Jd gak usah khawatir soal populasi, fokus aja bahwa Allah melaknat org² yg gk mau punya keturunan.. apa jd nya kalo adam dan hawa child free juga.. kalo anda muslim, yg d perbolehkan hanya menjaga jarak usia kehamilan / menunda..
gk punya anak kok egois njir?? yang dirugikan disini siapa kalau orang gk mau punya anak??
justru yang egois itu orang belum mampu punya anak tapi memkasa punya anak ujung ujungnya orang tua yang dirugikan, anak dirugikan. hal kekgini jadi hal penting di Indo seharusnya kalau belum mampu punya anak jangan punya anak
Biasa yg ngomong gt cm kaum2 sirik yg sok pengen pny anak atau udh pny anak .. pdhl ga ada yg dirugikan klo anak ga lahir , mnt biaya mrk jg ga 😄
Setujuu. Tidak ada yang dirugikan dan malah menguntungkan, porsi makan muat buat diri sendiri tanpa harus bagi2. 😂
Dalam lingkup mikro (interaksi individu) mungkin ga merugikan siapapun. Tapi jika dibawa ke makro (jml populasi, piramida penduduk - kaitannya dg umur produktif dsb), maka utk skala besar (bayanginnya kalo cf ini byk atau ekstrimnya semua menganut cf) ada dampak negatifnya. Sekedar urun perspektif.
@@NengWildun punten kak, statement kk "tidak harus bagi2" ini bisa ditafsirkan org sbg egois :) fyi.
SAY IT LOUDER!!
Actually overpopulation is the main problem faced by human being. It results lack of food and water, unbalance ecosystem, war, pandemi/epydemy, lack of precious natural resource, high unemployment, poverty, increasement of crime, especially in developing countries due to minimal standard healthy life and crowded living area.This is true a reality not just overthinking.
Betul,, sya sndiri klo udh nikah juga ga pengen punya anak
"No kids" for control Over population. So, we're heroes for those who have kids.
Gw juga childless tp argumen ini tidak tepat. Pulau jawa padat, yg lain kosong. 1/3 bagian china dihuni ole 94% penduduk china. Yg jd masalah bukan ini. Tp keserakahan yg berujung pada kerusakan alam.
@@integreetkonstruksi4628 nah ini yg bener, saya jg lbh milih childfree tp menggunakan statement overpopulation tdk tepat. Kecuali klo mksd overpopulasi nya di kota.. Karna faktanya msh byk pulau kosong dan pastinya karna kita udh terbiasa tinggal di tempat yg ramai org, akan sulit kan, kalo pindah ke pulau koong terpencil? Yg saya khawatirkan adalah lapangan pekerjaan yg tdk merata klo semua org pingin beranak. Rezeki memang sudah diatur tp rezeki bkn cuma didoakan, tp juga DIUSAHAKAN.
This is just overthinking.
Banyak anak banyak rejeki. Pdhl rejeki dlm bentuk materi khususnya ga dtg terus2an, seringkali bikin mentok. Seringnya malah pengeluaran... sayang banget utk membuka topik ini msh jd hal yg tabu. Pdhl sangat penting apalagi dalam masyarakat yg kesenjangan sosialnya demikian tajam.
Menikah karena pingin punya temen hidup aja, cerita bareng, saling jaga bareng sampe mati karena semua ga ada yang kekal.
Tapi kan anak itu generasi penerus bangsa. terus kalo skrg mayoritas penduduk indonesia kepikiran pada pgn child free gk mau punya anak, karna takut gak bisa mendidik anak dengan baik, misal.... nanti giliran udh mendekati umur pensiun , mau import pekerja dari luar gitu ??
terus kalo banyak import tenaga muda dari luar .. gk khawatir negara kita dikuasai negara lain ? wkwkwkw
@@sayachara3429 semua ga ada yg kekal kak. Mau urusan duniawi serumit apapun kita akan berlalu.
@@Elsonnewgate Childless itu berbeda dengan program 1 atau 2 anak saja cukup.
Childess itu gak akan ada generasi penerus bangsa. gak akan ada tenaga kerja muda .gak akan ada yg memelihara budaya. digantikan oleh tenaga kerja asing import, budaya asing import. kan kamu bakal pensiun.
Terus kalo negara butuh tenaga perang.. ya kamu yg tua tua ini yg bakal maju berperang, kan namanya jg childess (bukan program 1 atau 2 anak saja cukup)
@@sayachara3429 tenang aja. Yang mau punya anak lebih banyak drpd yang mau menikmati kesendirian berdua aja 👍
Emang sekarang pemerintah ga import pekerja dari cina? Emang sekarang semua aset negara Indonesia 100% dikuasai pemerintah? Udah pada banyak yang asing semua sejak jaman Soeharto kalaupun punya anak ya cuma jadi pekerja & pembayar pajak untuk mengisi perut para anggota dewan saja liat aja kasus BBM naik sekarang ngorbanin rakyat kan? Kalo ga bisa masuk anggota DPR anakmu yang nanti berperan jadi rakyatnya
Semua anak berhak mendapatkan orang tua namun tidak semua orang layak menjadi orang tua.
Betul sekali.
Senang sekali ada bahasan tentang childfree ini yang sangat mengedukasi dan dibahas dengan cukup dalam dari berbagai nara sumber. Terima kasih Bang Andi. Sukses selalu 🙏😊
Content banget semua orang dan pasangan yang diwawancarai. Terasa banget mereka mindfullness nya untuk diri dan pasangannya.
Bagus banget topik ini diangkat bg Andy, membuka wawasan orang yang selama ini belum bisa berpikir dari sudut pandang di luar dirinya
Memilih childfree terutama karena pertimbangan kesehatan, saya punya riwayat anemia yg cukup parah, akan sangat beresiko jika hamil (baik bagi ibu ataupun bayi), keluarga saya punya riwayat cancer dan diabetes, rasanya ngga tega kalau punya anak & nanti malah menurunkan penyakit. Belum lagi punya anak itu sebuah tanggung jawab yg besar. Jika suatu saat saya berubah pikiran, saya ingin anak saya mendapat semua yg terbaik untuk dia.
👍👍
Ini bner jga sy malah kasian sama ank2 yg trlhir brbeda krn genetik org tuanya misal ya maaf dwarf. Pdhl si anak g mnta d lahirkan sekalinya lahir gt . Ya emg sih it haknya dia dan pngen pny kturunan tp kan dia mrasakan gmn ktika dia brbeda knp ga meng adopsi aja kl mau pny anak kan g harus darah daging wong sm2 manusia
walau aku bukan penganut childfree tapi ku sangat menghargai pasangan2 yg memilih untuk childfree. ini sangat menarik untuk ditonton jadi tau sudut pandang pasangan2 mengapa childfree. tapi satu lagi yg pengen ku ingin tau lebih jauh bagaimana dampak/resiko kesehatan terutama kesehatan reproduksi wanita bagi mereka yg childfree, apakah perlu treatment khusus dgn hormon2 tertentu atau seperti apa. atau adakah plus minusnya dari segi medis bagi wanita2 yg memilih untuk childfree.
keknya enggak
klo pun ada, itu adalah dukungan psikologis untuk individu yang bersangkutan karena tahu sendiri lah, lingkungan sekitar masih konservatif dan sering memaksakan kehendak untuk menjadi sama dengan komunitasnya ( harus menikah dan punya anak dll )
Pertanyaan menarik dan penting, kak Vigia
@@agunganggayuhutomo423 setau sy, risiko wanita terkena endometriosis bisa lebih tinggi jk blm pernah melahirkan.
@@cinto1394 dilematis juga klo gitu, ini baru pertamakali saya dengar
1. Bisa punya anak
2. Tidak bisa punya anak
3. Mau punya anak tapi gk bisa
4. Punya anak tapi kebanyakan
5. Menutup aib kekurangan dirinya dg tidak punya anak
Kesimpulan
Kembali ke pilihan masing2.
Intinya kita yg punya anak. Sdh mengalami KEBAHAGIAN yg pernah mereka jalani. Begitu sebaliknya mereka tidak akan pernah mengalami nikmatnya KEBAHAGIAN ketika ada anak.
saya menjelaskan ada orang dengan mindset childfree ke orang tua dengan notabene mereka adalah baby boomers saya langsung dicap dosa dan orang tua nggak mau mendengarkanya lebih lanjut , kata ortu itu hal doda tidak menikah atau tidak menginginkan anak karena orang itu kodratnya punya keturunan. padahal jika ditelaah orang di kampung atau di kota pinggiran enggak peduli dengan karirnya tapi pengen anak yang banyak biar anak bisa memberikan sebuah feedback ketika orang tua sudah enggak mampu buat merawat sendiri kelak kalau mereka tua, sehingga mindset2 kemiskinan strukturan sudah menjadi culture dan diwariskan
Hargai pilihan hidup masing2 manusia.. jangan banyak ngejudge... Kalo ada manusia yang berbeda keputusan dari lu.. hargai itu.. just it.. gak usah banyak debat cincong...you know nothing... " ( Nasehat gua buat gua ) "
Di dunia ini juga sudah kebanyakan manusianya. Orang--orang seperti ini harus tambah terus nih..
cerdasssss
Idealnya butuh tiga bumi lagi untuk banyak manusia sekarang...
Kebanyakan manusia...udah gitu banyak yang g bermutu.
Overpopulation is really dangerous problem to human being actually.
Nah, sayangnya yg terjadi sebaliknya. Banyak org yg egois. Mentang2 kaya lalu beranak pinak kayak kelinci TANPA pertimbangan. Contohnya sutradara film HM. Banyak juga pemuka agama yg beranak 7-9 dari istri2nya yang jumlahnya lebih dari satu itu. Wow
🤝I'm into it.
Be realistic about ourself&having kid is about commitment to be responsible on teaching kids by showing them into our actions to have morale first before being smart. Ofc, It needs two to tango with our partner of life how to rise the kids
mba Ana hebat banget, di Kick Andy sekalian penelitian kualitatif
Adalah sebuah sikap yang mendukung salah satu dari population control yang di mana salah satunya mengatur penundaan dan pengurangan populasi.
Mereka yang memilih jalan Childfree adalah orang - orang yang akan disisakan dan didukung penuh karena sangat berpengaruh besar dalam population control.
Siapakah pihak yg mendukung penuh para childfree?
Saya sudah menikah 8 tahun. Dan kami memutuskan childfree. kami bahagia dengan pilihan kami. Tutup telinga dgn semua suara² negatif baik dari keluarga sendiri atau orang lain. Krn mereka bisanya cuma komentar.
@Pine Apple Studio hahaha Good
@Pine Apple Studio ini epic sih 🤣
@Pine Apple Studio bilang ke tetangganya yang saya butuh duit untuk membesarkan anak dengan layak sampai dia dewasa
Harusnya mbk jadi narasumber nih.. karena nikahnya udah cukup lama .
@@geomasindoid iya mau, haha
Ya Allah semoga kami segera dikarunia anak yang sholeh, sehingga menjadi amal jariyah kami kelak di akhirat. Amiiinn
jangankan topik child free, topik menjadi orang tua yang memutuskan untuk dimasa tua ingin hidup terpisah dari anak semisal hidup di panti jompo aja dianggap aneh. saya adalah orangtua yang ingin hidup nyaman dan bahagia di masa tua dengan teman seusia saya. karena saya juga sadar setiap dari kita ( termasuk anak kita ) memiliki kehidupan nya sendiri. tugas saya adalah menyiapkan anak-anak saya untuk menjadi manusia yg bertanggung dengan hidupnya dan keluarganya bila mereka punya keluarga sendiri
Bnr bgt
sebagaimana pasangan yg memutuskan childfree ingin dihargai keputusannya, maka hargai pula pasangan yg memilih untuk memiliki anak...
Menurut saya klo merasa diri tdk mampu utk mampu urus anak, pilihan child free adalah keputusan hebat. Betapa banyak anak2 yg jangankan makan gizi seimbang dan sekolah di tmpt yg bagus, mendapat kasih syg yg utuh saja tidak dr org tua kandungnya. Child abuse banyak sekali terjadi di sekeliling kita. Kasian. Mungkin akan ada yg brpndapat bahwa "begitu ada anak, apa yg kamu pikir ga bisa mau gamau pasti bisa". Itu pendapat yg krg relevan menurut sy untuk kasus ini
Punya anak/tidak, tdk menjamin dihari tua kelak akan ada yg urus/tdk kesepian, akan ada byk faktor yg mempengaruhi. Sy fikir jaman skg segelintir org yg memilih childfree malah org dgn latar belakang yg cukup mapan baik ekonomi dan pendidikan. Mereka jg pasti punya planning jangka panjang, bagaimana jika nnti pasangan sy pergi lebih dulu, bgaimana jk nnti sy sebatang kara dll, psti sudah terpikir dan langkah selanjutnya yg diambil akan bagaimana utk mengatasi itu. Sama spt org yg akan pny anak pst terpikir nnti pengen anaknya bisa ini itu, sekolah di tmpt bagus dll. Tentu saja ada resiko bahwa semua tdk akan semulus yg di rencanakan.
Balik lagi semua adalah pilihan. Tdk ada yg lebih benar dan lebih baik, kondisi tiap orang berbeda yg penting jangan judge keputusan hidup org lain.
Benar. Saya bukan tidak mau menikah tapi saat saya cukup kuat secara fisik dan mental, saya sangat ingin mengadopsi anak. Hanya saja, saya tidak yakin kalau akan ada pria yang cocok, menerima dan mendukung keputusan saya serta akan mencintai anak saya kelak. Di sisi lain, adopsi hanya bisa dilakukan oleh suami dan istri. 😢
Saya bapak dari 2 anak dan suami dari Istriku yg bahagia, dan kepala keluarga dari little happy family. Menghormati dg kalian yg berfikir dan hidup dg childfree. Karena menghidupi Dan membesarkan anak2 Itu berat dan byk pengorbanan, byk ujiannya. Tp sebanding dengan value dan kebahagiaannya. Lahir dari keluarga miskin dan toxic, tdk membuatku takut py anak, apalagi takut menikah. Tp belajar dari kesalahan ortu, dan perbaikan setiap hari, dari belajar parenting sampai investasi, agar py anak tak seberat bila tak melakukannya. Dana Darurat, dana pendidikan pun sdh dicicil dari sekarang. Cobaan external pun gk kalah berat, dari mertua, ipar yg campuri urusan keluarga sampai urusan anak2, tp kami sadar itu diluar kendali kami, tp kami tau caranya mengoptimalkan hal2 yg bs kami kendalikan u/ menanganinya.
Keren, mas...👍👍..
Semoga bahagia dan sehat selalu bersama keluarga tercinta...
Saya ibu tiga anak perempuan..dan menjalani hidup ini dg baik (menurut saya..😊)
Suami sudah pensiun..dan berusaha sebaiknya untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri..tanpa membebani anak²..
Sebetulnya..bahagia itu kita sendiri yg bisa mengaturnya...
Sukses selalu, ya...🙏..
Aku bukan penganut childfree, krna aku sudah punya 1 anak dan memutuskan untuk tidak mau nambah anak. Aku sangat menghargai keputusan org2 yg chidfree. Urusan ekonomi menurutku itu alasan kesekian kenapa orang childfree. Yg paling penting adalah psikis. Pengalamanku membesarkan 1 anak bnyk bgt yg bikin aku sampai trauma (trauma psikis ya mksdnya, krna justru kalau fisik kayak mengandung dan melahirkannya sama sekali aku gk trauma). Jd udh bertekad utk 1 anak aja. Nah, keputusan utk 1 anak aja aku dinyinyirin sama keluarga dan temen2, alasan mereka adalah kasian anaknya ga ada temennya, masa cuma 1?, rejeki gak akan kemana, dll. Aku cuma mesem2 aja klo denger itu. Mereka gk tau traumanya aku ngurus anak. Makanya skrg aku jaga bener anak aku, perhatian, kasih sayangku full bgt ke dia. Akunya sendiri bahkan gak rela kalo perhatianku terbagi2 utk anak ke-2 dst. Skrg adikku nyeletuk mau childfee, jwbanku it's ok, gpp kalau itu maumu dan udh dipikir matang2.... Carilah kebahagiaanmu sendiri :)
sama banget mbak. suami jg setuju utk ga nambah dulu. keknya klo paham soal childfree dari sebelumnya bakalan kek gitu jg. ngurus anak emang bener2 harus 1000 persen. byk hal yg harus dikorbankan..sampe diri sendiri tersisih.
@@shachan9370 semangat ya mom 🤗🤗🤗
lah ekonomi juga menjadi salah satu faktor childfree
Semoga banyak bahasan tentang hal-hal semacam ini untuk menambah pengetahuan tentang pilihan setiap orang, apapun itu setiap orang tentu punya alasan masing-masing. Semoga setiap orang bisa menemukan makna dan bahagianya dalam hidup...
Pas pasangan terakhir ditanya warisan, seketika saya ingin marah. Kaya gini lu tuduh childless itu egois??? gelo sugan. Hey yg egois tuh elu pada yg miskin harta, mental dan ilmu tapi branak mulu. kesal
I guess this is the reason why the couple even answered they would like to donate their body 🤔
Benar bgttt
Bnr bgt
"Your body your rules"
Ada juga doa-doa anak shalih yg selalu mendoakan kedua orgtua.. jadi orgtua itu mulia.. jangan takut untuk punya anak.. insyaa Allah ketika Allah takdirkan kita punya anak artinya kata Allah itu mampu..
Saya merasa sudah ada kecenderungan childfree sejak SMA. Childhood emotional neglect salah satu sebabnya. Selain itu orang tua yg cerai sejak saya usia 9 tahun. Sejak itu saya merasa kebahagiaan saya adalah saat saya bisa mengeksplor diri dan berpetualang ke tempat/kultur/komunitas baru dan memiliki cause dalam hidup. Cukup membahagiakan. Tanpa perlu anak☺️✌🏼
Saya menikah, dan tidak menghendaki childfree, namun belum memiliki keturunan. Menjadi anak memang tidak mudah, selalu dituntut untuk membalas budi orang tua, saya salah satunya, dan tekanan hidup lainya karena kesalahan orang tua. Hal itu tidak menjadikan Saya lantas ingin childfree, namun saya ingin menjadi orang tua yg lebih baik. Saya menghargai keputusan orang lain, karena teman teman semua memiliki hak yang sama dengan saya yg tidak memilih untuk childfree. Kewarasan dan kebahagiaan memang nomor satu dalam hidup. Tetap bahagia untuk kita semua.
Saya yg memutuskan hanya ingin punya anak 1 saja.. Sana sini nyuruh nambah dan nambah.. Padahal saya melihat keuangan keluarga kecil saya ini, itu cuma cukup untuk 3 orang. Saya, suami dan anak.. Setiap kasih alasan soal ekonomi. Orang selalu bilang anak bawa rezeki nya masing2.. Memang betul. Tapi gaji dan rezeki itu 2 hal yg berbeda..
Hidup adalah pilihan masing2 ya gaess.... be kind to others❤
Sebenarnya saya penganut prinsip "punya anak nggak lebih dari satu dan nggak harus anak kandung" tapi saya cukup menghormati keinginan orang-orang yang memang ingin hidup bersama pasangan tanpa satu anak pun, keputusan ini sangat tidak gampang tapi manfaatnya bisa sangat besar. Ini saya lihat di kolom komentar masih ada saja yang menentang, kalau memang mau punya anak ya go for it, nggak ada yang larang kok selama bisa bertanggungjawab sampai si anak benar-benar sukses. Kok mereka yang memang mau childfree malah dilarang?
Itulah susahnya kalau mau memutuskan seperti itu klo di +62,entar mereka malah hujat dengan kata² "egois" lah,"mandul" lah,dsb
Katanya melawan kodrat dan takut kekurangan populasi manusia kyk jepang 🤮
@@tiyarastiya3928 g mungkin kaya di jepang, jepang kaya gitu akibat PD2 dan berimbas setelahnya
Saya dan suami memilih childfree, keputusan yg kami sepakati sejak sebelum menikah
Karna kami merasa belum cukup bahagia dalam kehidupan kami, maka kami tidak mau mewariskan kurangnya kebahagian kepada seorang anak.
Anak tidak minta dilahirkan, tapi kami bisa memilih
Astaghfirullah. Tuhanmu adalah Maha Pemberi. Jangan takuti anak-anak, mereka adalah rezeki dan bukti cinta Allah.
itu hak mereka memilih punya anak atau nggak.....mungkin mereka ada pertimbangan : kesehatan dan usia, bayar sekolah dan kuliah jg mahal, mendidik anak tidak mudah, pergaulan yang sekarang makin mengerikan utk membesarkan anak menjadi anak baik, dll.....kita belajar menghargai perbedaan pendapat dan juga belajar menghargai hak asasi orang utk tidak sama dgn maunya kita.....itu adalah keputusan masing2 orang atas jalan hidupnya
Saya juga orang yang suka keheningan. Tapi saya tetap termotivasi punya anak, bukan karena dorongan lingkungan tapi karena keyakinan saya bahwa jika kami mendidik anak-anak menjadi anak yang baik. Maka, dunia akan bertambah manusia baik. Dan di akhirat, pahala kebaikan itu akan mengalir untuk kami orang tua nya meski kami sudah di alam kubur. 🤗
.
Motivasi akhirat kami perkuat, insya Allah, Allah yang akan memudahkan 🤗. Kami masih terus belajar menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak. Wallahu'alam
Kalo begitu meninggal anaknya pindah agama gimana tuh kak?
@@ikaputrialfina527 kalau anaknya udah baligh dosanya ditanggung sendiri.. tp kebaikan orangtuanya Allaah yg balas
Sebagai penganut childfree yg blm menikah aku bnr2 setuju bgt sama mereka smua. Cuma yg bingungnya gimana bisa menemukan cowo kek bang arief ini begitu dewasa dan bijaksana. Cowo yg menganut childfree itu serius rare gem banget🙏🙏🙏
yeeey saya rare gem juga dong
Mari saling mengenal
Wkwkwk menghibur diri rare gem, ga kebalik?
betul say
Ada sis udh byk kynya krn saya pernah baca postingan di IG soal childfree mlah pr cowo2 yg ngecap msh ssh cewe2 yg pingin childfree, aplg pr pria mkin sadar jg pny anak itu ga gampang di jman skrg byk tekanan dr biaya, keuangan, pkerjaan/karir.. blm pendidikan dan pengasuhan
Sending soo much hug for whatever decisions that we’ve made🤍
Semakin banyak pasangan memutuskan child free
Kenapa yang begini nggak rame? Sumpah ini perlu lebih terblow up sih..
Hei metro.. zaman sekarang masih upload 480p di youtube ? sakit mata lihatnya...
ngegas?
@@SandiShila iya
ngakakkkkk
Ketika agama tidak dijadikan pegangan dalam menjalankan hidup, ketika Sang Maha Pencipta tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam kehidupan kita, maka akan muncul banyak kecemasan atau bahkan over estimate trhadap kehidupannya tanpa memikirkan di ujung kehidupan nanti akan spt apa. Di satu sisi dia bilang ngapain berandai2 ssuatu yg blm pasti, tp di sisi lain dia pun sbenernya sdg berandai2 krn buktinya ada kecemasan.
Saya mendukung gerakan Childfree, terutama untuk di Indonesia.. Saya sudah punya keluarga dan punya seorang anak.
Sebelum ini sy teerus terang biasa saja dengan keputusan orang lain untuk Childfree dll.. Namun belakangan ini Saya mendukung kalau memang ada pasangan yang memang mau childfree.
Bisa dilihat kalau ada topic seperti ini, selalu pembahasan utamanya adalah topic tentang " Larangan dari golongan Agama"..
Dari sini bisa saya tarik kesimpulan bahwa Orang Indonesia pada umumnya masih belum bisa menerima mana ranah publik dan pribadi karena memang tdk ada dampak buruk bagi orang lain soal childfree..
Masyarakat kita yg cenderung Judgmental dan menganggap dirinya / Golongan Agama sendiri yang paling benar sehingga merasa punya "TUGAS" untuk merubah pandangan orang lain yg salah di mata mereka / golongannya.
Jadi kenapa sy dukung Child-free?
Karena sy muak dengan orang orang "Anti - Childfree" yg selalu membawa bawa Agama untuk orang lain, Sehingga topic ini bisa sekaligus upaya untuk mendewasakan golongan manusia INDONESIA yg kerjaanya dakwah dakwah ketika tidak diminta dan HANYA sesuai dgn rulebooknya mereka..
Semoga Indonesia bisa lebih dewasa..
Semoga Indonesia bisa lebih paham kalau kita itu Heterogen, baik Agama, Suku, Ras & POLA PIKIR..
Memang banyak orang yang merasa mereka dekat dengan Tuhan dan agamis selalu merasa diri Benar dan memaksakan pendapat mereka atas dasar Dalil Agama.
Hahaa kalau punya agama, semua agama menganjurkan keturunan, childfree ini free value ideologi liberal. Seorang atheis pun butuh Tuhan. Buktinya ktka tenggelam di tengah laut gak ada siapa siapa, apa yg dikatakan? Oh my God....
Ya klo anda ingin childfree itu anda keep untuk diri anda sendiri jngan anda sampaikan di ranah publik yg menimbulkan pro dan kontra.
Ini seakan-akan untuk menjudge orang yg ingin punya anak.
Ya gimana ya bang, islam mah emang tujuan hidupnya buat dakwah, dakwah tuh kewajiban. Kalau non islam ya ngiranya kita tuh memaksa, padahal ngingetin tujuan hidup di islam tuh begimana. Begitu kiranya
@@SitiAminah-fu1yy Semua agama menganjurkan punya keturunan? Tidak juga.
Menikah itu adalah sunah, childfree adalah pilihan. Bermanfaat sbg manusia adalah wajib...krn ibadah.
gw menghargai bgt org2 yg CF. tp dr sisi lain gw iseng berfikir,kl org2 dengan pemikiran hebat seperti itu sayang sekali kalau tidak ada genetic yg di turunkan melalui anak. padahal bs jadi org2 yg merubah dunia.😊
tujuan punya anak kalau seperti itu , hanya untuk memuaskan tujuan pribadi si orang tua donk ?
anak belum tentu memiliki karakter yang sama dengan orang tua, yang mirip hanya kepandaian dan fisik nya saja
Keturunan Albert Einstein kan juga ga ada yang sejenius dia. Karena generasi dan pengalaman hidupnya beda... Itu faktor penting
@@ngegamekuy2264 Mereka cukup sukses, sih, tapi iya, saya paham maksud anda.
@@yopiandrian3208 Benar apa kata anda, dan itu yang menurut saya merupakan pola pikir yang harus dijauhi. Saya tahu kalau itu akan menjadi hal bagus bila kita berhasil berkontribusi terhadap dunia, tapi kalau orang itu melakukannya secara terpaksa, kan bisa rugi diri juga.
Berapa banyak anak stunting karena KEMISKINAN? Berapa banyak anak terlantar? Disuruh ngamen atau jualan dan gak bisa sekolah? Anak yang diabaikan dan bahkan dianiaya ortunya (dari segala strata ekonomi)? Amat sangat banyak! Lebih baik pemerintah memfokuskan perhatian pada anak2 yang sudah lahir itu, tidak usah merecoki orang2 childfree karena mereka tidak menyakiti anak2 mana pun.
Sering kelewatan nontonnya..eh ada di yutub..alhamdulillah
Dalam agamaku (Islam) gk punya anak tidak haram. Kalo yg haram adalah berhubungan suami istri tnpa ikatan pernikahan atau berzina.
Juga haram klo mendzolimi anak dg tdk mmberikan haknya
Oh iya kah? Bukannya kebanyakan penentang childfree dari muslim ya, terutama yg konservatif? Karna kata mereka, rasulullah saw pernah bersabda kalau beliau suka apabila umatnya banyak.
Disclaimer: saya muslim. Tapi saya yakin tiap org berhak memilih. Menurut saya pun, orgtua yg memilih childfree dengan alasan apapun lebih bertanggungjwb dibanding orgtua yg memiliki anak tapi tidak bertanggungjwb sama anaknya. Saya bertanya hanya memastikan saja 🙏🏻
@@asepnurulaprianto9421 Kebanyakan iya. Yang nentang ya itu merek2a yang terlalu dan terlalu konservatif.😂
@@asepnurulaprianto9421 yg gua masalah tu kata "tanggung jawab" ya tanggung jawab kan macam2 ya!!, trus gimana cara tau bertanggung jawab sama anak sementara gak punya anak?
Menit-menit terakhir membuat saya terharu. Disaat mayoritas orang tua pengen punya anak dengan pikiran "supaya pas tua ada yang merawat/mengurus, dlll", namun mereka mau memberikan manfaat bagi kehidupan sosial.
Makasih om Andi & Mba Psikolog.
Pelajaran utama, berarti untuk jadi Orang tua yg baik dan benar, HATI HATI dengan perilaku, perkataan, masukkan, dan atau teori2 ke anak terutama ttg paham negatif mengenai pemahaman KEHIDUPAN Berkeluarga. Efeknya sepertinya kalau disadari akan menimbulkan trauma yang besar. Izin🙏
Sbenernya nikah ato ga nikah...punya ato ga punya anak itu personal decision.
Its ok klo tidak nikah n tidak mau punya anak.
Punya anak itu tanggungjawab yg sangat besar n seumur hidup qta akan terus menerus mengkuatirkan anak2 qta.
Klo orang jawa bilang...mendidik anak itu lebih berat daripada nyonggo langit
apapun pilihannya yang terpenting adalah Bahagia
Aku bahagia menikah tanpa anak. I choose that way.
YES!!! Me too sis 🥰
Sis. Gimana ya menemukan cowo yg sm2 chilfree?keknya susah dan rare gem banget ;-;
@@nadeshiko10100 cukup bicarain sama cowo lu, kalo gamau dan kekeh pengen punya anak ya tinggalin
Kebahagian semu, pasti hatimu sangat hampa
@@nadeshiko10100 lagian mana mau, cuma cowo yg abnormal yg mau childfree
Klopun ada ya pikirannya cocok, malas ngurus anak sendiri, tp cowo macam itu sangat sedikit krn yaaa biasanya cowo abnormal
Mbak Cibi, Mas Amal adalah yang terbaik, jarang sekali laki laki seperti beliau :)
Stigma masyarakat yg meresahkan membuat keputusan childfree terkesan egois. Padahal kalau di kaji lebih dalam tujuan keputusan childfree memiliki sisi baik juga. Toh keputusan setiap orang adalah hak masing-masing individu. Kebebasan pilihan juga adalah hak setiap individu.
Menurutku mbak Gita masih terlalu muda dalam pernikahan untuk menjadi narasumber tentang childfree. Masih merasakan pahit manis pernikahan 4 tahun, masih seumur jagung. Apalagi mbak Tori belum merasakan rumah tangga. Semoga ada interview dengan narasumber yang sudah menjalani pernikahan puluhan tahun, mampu memiliki anak namun memilih untuk childfree. Lalu mampu menceritakan suka maupun duka dalam kehidupan rumahtangga menyangkut pemilihan mereka utk childfree.
Nonton mbok sampe selesai
Saya udah nikah hampir 10 tahun dan childfree, keputusan diambil bersama suami sebelum fenomena ini tren. Banyak bro sebetulnya orang childfree di sekitar, agak jauh aja mainnya biar kenal, jangan di circle itu2 saja.
Pasangan childfree atau gak harus jaga kesehatan jg supaya tetap fit sampai tua, klo sakit2an repot nantinya. Takutnya ngerepotin orang lain. Tapi klo punya uang cukup ya aman2 aja ya.
Ya kali gue yg punya anak juga jaga kesehatan biar gak nyusahin anak kelak 😂
Takut ngerepotin orang lain tapi gak takut ngerepotin anak sendiri 🙄🙄
@@neca6664 pahami kalimatnya bodok
@@sandyape2155 dia kan suruh pasangan childfree jaga kesehatan,biar gak nyusahain orang lain,lah gue ortu yg punya anak juga jaga kesehatan,biar gak nyusahin anak ataupin sodara / org lain kelak
Paham????gue rasa kagak
Krn lu ngatain diri lu semdiri 🤣🤣
@@neca6664 "pasangan childfree atau gak" dia bilang dua2nya harus jaga kesehatan. Kita sudah jaga bgt kesehatan, emg jaminan bakal ga bermasalah di masa tua? Bawaan tubuh org beda2. Jgn takabur. Blm tentu kita diumur tua punya tabungan buat bayar panti jompo
Ky kasus tante sy yg sudah tinggal sendiri tanpa punya anak tabungan sudah amblas krn boros setelah pensiun, ketika sakit2an dimasa tuanya, malah merepotkan kerabat yg lain, udh tau kan kerabat jauh pasti punya urusan sendiri
Jdnya ga terurus dengan baik
@@sandyape2155 lelah bestie
Ya lu nabung aja kali dr skrg,produk asuransi investasi juga banyak 😏😏
Bhay
Sejak th 75an..di Jakarta ,saya sudah melihat beberapa rekan kerja wanita yg memilih hidup sendiri atau kalaupun married mereka tidak juga mendambakan anak / keturunan.
Bahkan saya/ kala itu masih sendiri sempat terpikir bhwa kalaupun nnti berkluarga tidak harus memiliki anak ,kalaupun punya tidak harus dari keturunan sendiri. Karena saya lihat banyak bisa mengambil anak yg tidak memiliki kluarga. Dalam perjalanan ternyata pasangan saya tidak sepakat dgn alasan kalau bisa dpt anak dari sendiri knp harus dari orang lain...,akhirnya sepakat cukup satu dgn harapan membentuk kwalitas hidup yg baik.
Perihal childfree.. terlepas itu adalah pilihan individual..konon secara tidak disadari sebetulnya juga menghentikan populasi manusia di dlm alam semesta ... betulkah begitu...? 🙈😊
Sukses bung Andy dan semua . 👍🙏
Aku uda melakukan survey ke lebih dari 30 pasangan yg punya anak..dan semuanya tdk bisa jawab kenapa mereka pengen punya anak..jadi kesimpulannya, punya anak itu antara "dianggap lumrah" atau kebobolan atau memang krn tidak KB..
Akhirnya di tahun ke3 pernikahan aku memutuskan utk mencoba menghilangkan keinginan childfree ku..
Entah happy atau ngga, dijalani saja sbgai salah satu dari peristiwa dalam hidup
I asked my mom, apa yg membuat mom n dad mau punya anak? Sblumnya sudah ada plan ABC gak?
Anak tdk minta dilahirkan. Parents yg tdk siap secara financial justru telah merampas kbutuhan dan hak sbg anak utk sehat jasmani rohani.
My dad passed away when i was 11, masih ada adik dan kakak. Hidup nomaden. Anak tdk bisa dipaksakan utk mengerti keadaan, krn bukan kapasitasnya.
SMP 1 umur 13, pas sedang nonton channel Asia, japan dan korea aja sudah byk yg ambil kputusan pacaran saja, tdk nikah dan atau tdk punya anak. Why? Krn hidup struggling dgn pekerjaan dan gaji yg tidak mumpuni.
Mrk masih hrs stay sama ortu dan menjaga ortunya saat sudah tua nanti. Its good decision, memutuskan mata rantai ini.
Be realistic sih! Manusia bertambah. Apa sih nilai hidup ini?
Hidup yg sehat, yg tenang, dan tdk memaksakan diri, yg berkualitas, bukan skedar ubah status demi Kata org lain atau lingkungan.
Klo kamu muslim.. nih aku kasi tau. tapi kalo kamu non muslim bisa skip aja karna ajarannya berbeda.
di islam, anak juga minta di lahirkan, karna saat anak masih janin, dia membuat perjanjian dengan Allah.
Kalo si anak menyanggupi perjanjian tsb, maka dia akan dilahirkan menjalani kehidupan. kalo enggak .. ya gak kan lahir. ibu mu akan keguguran atau apa lah.
Jadi ortu emg berusaha pengen punya anak.. tapi anak jg ikut andil ingin lahir di dunia.
ada di Quran dan hadist.
Nah tugas ortu lah mendidik anak dengan baik dan benar.
Realisticly childless ialah tidak punya anak sama skali, beda dengan punya program 1 atau 2 anak saja.
Bila mayoritas penduduk memilih childless maka generasi muda akan sedikit .. yg ada tinggal generasi tua, generasi kamu.
kamu gak akan muda selamanya, kamu akan pensiun.
Negara akan kekurangan tenaga kerja, jadi resiko nya import tenaga krja
Import tenaga kerja, resikonya negara kamu bisa dikuasai bangsa asing. Culture,budaya jg bisa diubah. kalo ada perang , nanti yg tua tua ini yg akan maju.
Inget, childless itu beda dengan program 1 atau 2 anak saja cukup.
Hidup sendiri saja susah, apalagi berkeluarga
mantap realistis
😂😂😂 bener
Betul sekalii
Semangat bang!
Apalagi kerja banting tulang kebutuhan sehari2 , nafkahin adik2, bayar utang, dll
Keputusan childfree tentu butuh pemikiran lebih dalam. Sama seperti keputusan punya anak, semua ada efek jangka panjang
Benar, tapi itu biasanya memang hasil dari pemikiran lebih dalam, atau kalau tidak, itu bisa juga berasal dari kesadaran diri orang yang membuat keputusan tersebut, jadi itu bisa jadi berasal dari kedua atau salah satu faktor tersebut.
sayang ya tidak membahas orang child free karena faktor kesadaran jumlah penduduk bumi yang sudah mulai over populasi.
di Indonesia setiap tahun bertambah sekitar 2,8 juta, sementara luas tanah selalu berkurang karena efek rumah kaca.
Seperti alasan nya Cinta Laura
@@saridamayanti7163 yoi mbak
Yang membahas ini mah banyak, di platform merah udah basi malah saking seringnya dibahas. Emang dasar orang-orang aja yang denial karena kecekok doktrin menyimpang dari para ulama.
Saia pengen bilang egois, tapi ko aneh... saia juga pengen bilang ga bersyukur, juga aneh. Krena pada dasarnya mereka tidak merugikan orang lain. Bahkan secara sains, mereka membantu dunia dalam mencegah overpupilasi (meski tidak terlalu signifikan). Jadi, saia ingin cerita sedikit saja. Saia seorang ayah dengan 1 anak gadis kecil.
.
Saia mendapatkan anak setelah 4 tahun menjalani rumah tangga dengan istri saia tercinta. Masa-masa 4 tahun tersebut, saia tidak terlalu memikirkan tentang anak. Karena saia beranggapan bahwa jika Tuhan belum memberikan saia anak, maka itu artinya saia belum layak, ditambah saia hidup cukup bahagia dengan istri saia. Baik itu jalan-jalan, kulineran, sampai nonton bokep bareng dan bercinta. Tentu saia juga mengalami berbagai kegiatan receh dan serius lainya yang sangat berkesan.
.
Saia merasa, bahwa hidup dengan istri saia di rumah sederhana dengan perabotan seadanya merupakan anugrah yang luar biasa dari Tuhan. Saia selalu bersyukur terhadap apa yang sudah saia lalui dengan istri saia selama 4 tahun semenjak pernikahan, saia benar-benar merasa bahagia waktu itu. tapi,
TERNYATA saia SALAH.
.
.
Setelah bayi perempuan saia lahir, saia baru sadar, ternyata kebahagian sebelumnya belum lah apa-apa dibanding melihat wajah bayi perempuan saia. Seakan-akan saia mendapatkan rejeki super melimpah dari Tuhan, harta yang tidak ada bandinganya, dan tentu level kebahagian saia yang jauh meningkat. Memang merepotkan, anak nangis, rewel, poop, dll. tapi entah mengapa, semua hal merepotkan tadi seakan tidak ada apa-apanya dibanding dengan melihat senyum sumringah pada bayi saia, meskipun cuma sebentar. Apalagi ketika si anak sakit aduh, heboh sekali saia dan ibunya, beli ini-itu, berobat dengan uang yang tidak sedikit, belum lagi ganti shift jaga ketika bocah rewel. Dan berbagai cerita "repot"nya mengurus anak. Saia dan istri juga mengurangi waktu jalan-jalan kami, tidak lagi nonton bioskop, kurangi jalan-jalan ke tempat jauh, kulineran juga dikurangi frekuensinya..
.
Lalu, apakah kami bahagia? Banget!..Kami bahagia tiap kali melihat wajah anak kami tersenyum ataupun tertawa, kami sangat bahagia melihat tumbuh kembang anak kami yang semakin besar, kami juga bahagia dapat sedikit berkorban waktu uang dan kesenangan kami untuk anak kami tercinta. Dari sini Saia baru sadar tentang apa yang dirasakan kedua orang tua saia, ketika saia dibelikan bakso ketika dapat ranking 1 disekolah. Saia merasa bahwa ternyata inilah "kebahagiaan hidup" yang sesungguhnya.
.
Terimakasih sudah membaca,
Saia tidak bisa mendukung gerakan childfree, tapi bagi kakak2 yang sudah mengambil keputusan saia berdoa supaya Tuhan mengubah pendirian tersebut...🙏🏻🙏🏻
btw, saia emang tidak mendukung gerakan childfree, tapi bukan berarti saia benci ya., please jangan salah paham...☺☺☺
iya ntr kalo ada perang .. yg maju yg tua tua semua karna generasi muda nya sedikit ..hahah kalo mayoritas penduduk pilih child free yaaa.
Aku jg bukan penganut chilfree.
Tapi kok ada ya manusia seperti anda, yang medoakan mengubah pendirian seseorang.. hanya berdasarkan pengalaman anda.
Keputusan childfree atau g pasti bukan keputusan sesaat, pasti udah banyak pertimbangan dan prosesnya panjang ..
Standar dan kebahagian orang beda2 bos, dan ga harus semua orang harus sama.
saya benci 'SAYA' ditulis 'SAIA' aja kok
Huruf "y" nya rusak ya bang?
@@sukakomentarinhiduporg9303 saia tidak memaksa, saia mendoakan...
Namanya jg doa, bisa trkabul bisa enggak. Lagi pula d akhir paragraf saia sudah jelaskan...bahwa saia tidak bisa mendukung gerakan ini, tapi bukan berarti saia membenci orang2 yg menganut gerakan ini.
Bebas2 saja mengambl keputusan untuk diri sendiri, kita yg tahu ttg diri kita..🙏🏻
Saia kira jg mendoakan org lain tidak ada salahnya, toh doa saia tidaklah doa yg buruk.. 🤗🤗
gw sndiri adlh manusia yg tumbuh hancur krn masa kecil gw d lecehin dari umur 1 dan d perkosa rame2 wkt umur 4.
gw d asuh dg 2 art yg g capable ngurus anak krn ortu gw 2"nya kerja dan ekonomi sulit. slh 1 art lesbi, gw d lecehin 24/7. krn tetangga gw ngeliat gw d lecehin, tetangga itu merkosa gw terus ikut jg supir tetangga dan ttngga lain yg g gw kenal persis.
gw memilih child free kl bisa mati sekarang.
tolong org biadab bisa d kondisikn. minimal g ngerugiin org lain.
dan manusia yg mw punya anak tolong belajar parenting, sukses kaya dlu baru punya anak. jgn percaya siapapun utk rawat anak.
please gw mohonn
hei kamu, saya tidak kenal kamu, saya cuma mau bilang kamu luar biasa kuat, semoga ada semakin banyak kebahagiaan & ketenangan hidup di masa mendatang untuk mu
heii mba, yang kuat yaa mba 🥰 aku tau kamu bisa, terimakasih sudah bertahan sejauh ini mba
Semangat ka...
Kalau menurutku, alasan orang gak bisa jawab kenapa ingin punya anak, adalah karena manusia punya naluri untuk meneruskan keturunan, meneruskan peradaban. Naluri bertahan untuk meneruskan kehidupan agar tidak "punah". Diluar itu, pilihan orang untuk childfree itu adalah pilihan masing-masing.
Well said, Mba
disini saya liat itu keputusan si istri yg terlalu keras, dan dipaul karena saking cintanya jadi yaudah nrima keputusan si istri
Bagaimana kalau marriagefree? Unbelieve marriage life pernah terjadi di saya... I love to have a baby... But have marriage? No thank you.... Sampai bilang ke mama untuk gak menikah tapi mau punya anak... Fenomena yg mungkin hampir sama seperti childfeee version di luar negeri... Klo di Indo pasti bakal lebih banyak kontranya daripada kontra untuk childfree 😁
maksudnya pengen adopsi anak tiri dan bebas dari ikatan pernikahan gitu ya mbak?
Yups betul...
Wah sama, Mbak. Sy jg pengen punya anak tapi gak pingin nikah karna menurutku kehidupan pernikahan itu rumit
Wah sama banget mba, saya juga mikirnya kultur dan paradigma pernikahan diindo itu terlalu rumit... Banyak pandangan2 yang akhirnya bkin saya dlu merasa pernikahan itu tidak akan punya privasi yang membuat kita lebih merasa saling "memiliki".
Kalau di luar negeri gak perlu adopsi bisa lahir sendiri juga pakai bayi tabung dengan sperma donor
Saya childfree bukan karena pilihan sendiri tetapi karena kehendak Tuhan, dan tetap bahagia dengan itu. Apabila disuatu saat nanti dipercaya Tuhan mempunyai anak akan saya rawat dan besarkan sebaik-baiknya, dan akan bersyukur sedalam-dalamnya. Manut kersane Gusti adalah inti kebahagiaan.
Tetangga nenekku anaknya nikah sama orang eropa,mereka berdua kerja di kapal persiar. Nah,mereka mutusin belum punya anak karena finansial belum matang menurut mereka. Ortunya di Indonesia ribet maksa suruh cepet ngasi cucu pdhl ortu lakinya di Eropa biasa aja
doktrin masyarakat kita memang sekejam itu
Minta cucu biayain kagak mau wkwkwk
Keponya masyarakat indonesia itu bisa lintas benua, sepupu gue aja melahirkan di jerman, tetangga ortunya komporin ortunya di jkt supaya anaknya lahirna normal jgn cesar wkwkwk
@@Sriwijaya888 wkwk pengen ibunya menderita semaksimal mungkin