Saya dulu belajar kepada guru saya,dengan furjah.. Dan qodarullah saya merasa kesulitan,sehingga saya memilih pendapat yg merapatkan karna itu lebih mudah
Ya syaikh...sy mutusin nonton bab qiroah sj krn bosen liat org berdebat ttg musik dh debat yg 'syadiidan'..trnyata bnyak khilaf jg di bab qiroah...mmg kita hrs banyak melapangkan dada ttg bab khilaf.sambil terus belajar...jazakumullahukhairan ya syaikh...
ulama dan imam makkah madinah semua membaca dengan renggang tidak di rapatkan saat membaca ikhfa' syafawi, karena alasannya bukan kalimat tarmihim yang akhir kalimat mim, lalu di sambung bihijaroh, alasannya karna arti ikhfa' itu samar, kalau di baca rapat maka bukan samar lagi tapi jelas, ibarat membaca minndunillah... saat baca min ketemu huruf du, maka harus di samar jangan di rapatkan.. menurut saya kembali ini ikhtilaf, yang merapatkan seperti syech ini, dan yang renggang juga memiliki alasan... Karna riwayat nya tidak ada dalam jelas dalam hadits saat pembacaan tersebut. semoga allah membenarkan semuanya❤❤❤❤❤
Waktu ak kecil ak rapat, beberapa tahun belakangan ak renggang kan karena tes tahsin yg ngetes ber pendapat renggang (furjah) dan setelah nonton video ini insyaa Allah ruju' ke rapat lagi.. Ditambah sepanjang saya belajar 5 bahasa asing Eropa (Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol) memang jika ada huruf "M" bertemu "B" semuanya me-rapatkan bibir. Ingat,, Al Qur'an turun dgn bahasa Arab, bahasa Arab masih bersaudara dgn bahasa-bahasa Eropa (Latin) dri rumpun bahasa Semit. Wallaahu a'lam
@@mistertommorningdew7780 dari mana dalil bahasa arab bersaudara dengan bahasa asing lainnya... bahasa al Qur'an hanya satu, kalau cocok logi dengan bahasa asing malah akan timbul masalah, misal bahasa daerah sangat banyak di dunia ini terlalu jauh kita membandingkan dengan bahasa eropa!! 😃 berbeda pendapat boleh namun tidak bole mengambil dalil karna berasalan bahasa qrab bersaudara dengan bahasa eropa. antum meraptkan tidak masalah, karna memiliki logika,saya mengikuti ulama imam imam Masjidil haram dan imam madinah Majid nabawi jumhur semua tenggang.. karna alasannya ikhfa artinya samar, jika di rapatkan mimba'di atau tarmihim maka di baca jelas tidak sesuai ilmu tajwid. namun hal ini tidak mengapa merapatkan juga bole karna ada ulama berpendapat membolehkan ,,😉
@@Bigbozalgarabacaan Alqur"an yang benar harus di bacakan secara talaqqi atau di hadapan seorang guru yang mumpuni apalagi silsilah nya bersambung kepada rosulalloh ,ada nya Ilmu Tajwid hasil Ijtihad para ulama sedangkan bacaan Alqur'an itu riwayat bukan hasil Ijtihad atau pemahaman .
makanya kau harus tau ikhfa itu ada tingkatannya , ikhfa syafawi itu ikhfa yg rapat dan itu mudah sesuai tempat keluarnya huruf , bukan renggang , kalau renggang pasti kau akan kesulitan mengikhfakannya , bukankah quran itu dimudahkan ?!
Kita harus fahami bahwa secara istilah, makna ikhfa adalah membunyikan antara idzhar dan idgham. Dia ada kesamaan dengan idzhar dalam merapatkan bibirnya saat mim diucapkan dengan jelas tapi ada perbedaan dalam meng-ghunnahkan dengan sempurnanya dimana kalau idzhar itu tidak menambahkan ghunnah. Dan juga ada kesamaan dalam idgham pada merapatkan 2 bibir tapi ada perbedaan dengan idgham, karena kalau idgham itu menjadi hanya 1 makhroj karena mim masuk ke dalam ba, dan kalau idgham tentunya akan dibaca dengan tarmiihibbihijaaroh. Dan tidak ada riwayat yang membaca demikian. Intinya, kita harus fahami bahwa ikhfa adalah bacaan antara idzhar dan idgham. Dan yang terpenting adalah bahwa riwayat harus didahulukan daripada dirayat.
Ada kaidah dalam tajwid, riwayat harus di dahulukan daripada dirayat. Meskipun secara dirayat (teori) furjah itu tampak benar, kita harus tetap membaca sesuai riwayat. Syaikh yang mengajarkan furjah pertama kali saat ditanya: "apakah kamu mendapatkan bacaan furjah ini dari gurumu?" Beliau menjawab: "tidak". Jadi beliau melakukannya karena qiyas kepada makna "ikhfa". Namun masalah furjah ini sudah terlanjur meluas kemana-mana hingga saat ini. Kenapa riwayat lebih didahulukan daripada dirayat? Karena Rasulullah mengajarkan al Quran kepada sahabat itu memang tanpa dirayat, saat itu belum ada teori tajwid (baru ada di masa tabi'in). Beliau mentalaqqi sahabat secara langsung. Dirayat disusun oleh ulama dari kalangan tabiin utk memudahkan non arab membaca al Quran dimana al Quran semakin tersebar ke luar arab. Inilah alasan syaikh Ayman meninggalkan furjah. Wallahu a'lam.
Saya dulu belajar kepada guru saya,dengan furjah..
Dan qodarullah saya merasa kesulitan,sehingga saya memilih pendapat yg merapatkan karna itu lebih mudah
Masyaa Allah Barokallahufiikum wajazakumullahu Khair ilmunya Syaikh DR.Aiyman suwaib ilmunya.dn Syukron sebelumnya yg sdh me aplotnya kembali🙏🙏🙏
MaSya Allaah.. semoga Allah memudahkan utk belajar tahsin ini.. Jazakillah khair..
Alhamdulillah Bandar Lampung menyimak.. Barakallah fiikum..
اللهم إني أسألك علمًا نافعاً ورزقاً طيبًا وعملاً متقبلاً
قل لو كان البحر مدادا لكلمت ربي لنفد البحر... اليخ.
بارك الله فيكم
MasyaaAllah baru sadar setelah nonton videonya
بارك الله فيكم
Ya syaikh...sy mutusin nonton bab qiroah sj krn bosen liat org berdebat ttg musik dh debat yg 'syadiidan'..trnyata bnyak khilaf jg di bab qiroah...mmg kita hrs banyak melapangkan dada ttg bab khilaf.sambil terus belajar...jazakumullahukhairan ya syaikh...
ulama dan imam makkah madinah semua membaca dengan renggang tidak di rapatkan saat membaca ikhfa' syafawi, karena alasannya bukan kalimat tarmihim yang akhir kalimat mim, lalu di sambung bihijaroh, alasannya karna arti ikhfa' itu samar, kalau di baca rapat maka bukan samar lagi tapi jelas, ibarat membaca minndunillah... saat baca min ketemu huruf du, maka harus di samar jangan di rapatkan..
menurut saya kembali ini ikhtilaf, yang merapatkan seperti syech ini, dan yang renggang juga memiliki alasan...
Karna riwayat nya tidak ada dalam jelas dalam hadits saat pembacaan tersebut.
semoga allah membenarkan semuanya❤❤❤❤❤
Waktu ak kecil ak rapat, beberapa tahun belakangan ak renggang kan karena tes tahsin yg ngetes ber pendapat renggang (furjah) dan setelah nonton video ini insyaa Allah ruju' ke rapat lagi.. Ditambah sepanjang saya belajar 5 bahasa asing Eropa (Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol) memang jika ada huruf "M" bertemu "B" semuanya me-rapatkan bibir. Ingat,, Al Qur'an turun dgn bahasa Arab, bahasa Arab masih bersaudara dgn bahasa-bahasa Eropa (Latin) dri rumpun bahasa Semit. Wallaahu a'lam
@@mistertommorningdew7780 dari mana dalil bahasa arab bersaudara dengan bahasa asing lainnya... bahasa al Qur'an hanya satu, kalau cocok logi dengan bahasa asing malah akan timbul masalah, misal bahasa daerah sangat banyak di dunia ini terlalu jauh kita membandingkan dengan bahasa eropa!! 😃 berbeda pendapat boleh namun tidak bole mengambil dalil karna berasalan bahasa qrab bersaudara dengan bahasa eropa. antum meraptkan tidak masalah, karna memiliki logika,saya mengikuti ulama imam imam Masjidil haram dan imam madinah Majid nabawi jumhur semua tenggang.. karna alasannya ikhfa artinya samar, jika di rapatkan mimba'di atau tarmihim maka di baca jelas tidak sesuai ilmu tajwid. namun hal ini tidak mengapa merapatkan juga bole karna ada ulama berpendapat membolehkan ,,😉
آمين يارب العالمين...
@@Bigbozalgarabacaan Alqur"an yang benar harus di bacakan secara talaqqi atau di hadapan seorang guru yang mumpuni apalagi silsilah nya bersambung kepada rosulalloh ,ada nya Ilmu Tajwid hasil Ijtihad para ulama sedangkan bacaan Alqur'an itu riwayat bukan hasil Ijtihad atau pemahaman .
makanya kau harus tau ikhfa itu ada tingkatannya , ikhfa syafawi itu ikhfa yg rapat dan itu mudah sesuai tempat keluarnya huruf , bukan renggang , kalau renggang pasti kau akan kesulitan mengikhfakannya , bukankah quran itu dimudahkan ?!
Masya Alloh
Alhamdulillah
Berarti krg pas kalo dinamakan ikhfa Syafawi
Kita harus fahami bahwa secara istilah, makna ikhfa adalah membunyikan antara idzhar dan idgham. Dia ada kesamaan dengan idzhar dalam merapatkan bibirnya saat mim diucapkan dengan jelas tapi ada perbedaan dalam meng-ghunnahkan dengan sempurnanya dimana kalau idzhar itu tidak menambahkan ghunnah.
Dan juga ada kesamaan dalam idgham pada merapatkan 2 bibir tapi ada perbedaan dengan idgham, karena kalau idgham itu menjadi hanya 1 makhroj karena mim masuk ke dalam ba, dan kalau idgham tentunya akan dibaca dengan tarmiihibbihijaaroh. Dan tidak ada riwayat yang membaca demikian.
Intinya, kita harus fahami bahwa ikhfa adalah bacaan antara idzhar dan idgham.
Dan yang terpenting adalah bahwa riwayat harus didahulukan daripada dirayat.
Ada kaidah dalam tajwid, riwayat harus di dahulukan daripada dirayat. Meskipun secara dirayat (teori) furjah itu tampak benar, kita harus tetap membaca sesuai riwayat. Syaikh yang mengajarkan furjah pertama kali saat ditanya: "apakah kamu mendapatkan bacaan furjah ini dari gurumu?" Beliau menjawab: "tidak". Jadi beliau melakukannya karena qiyas kepada makna "ikhfa". Namun masalah furjah ini sudah terlanjur meluas kemana-mana hingga saat ini.
Kenapa riwayat lebih didahulukan daripada dirayat? Karena Rasulullah mengajarkan al Quran kepada sahabat itu memang tanpa dirayat, saat itu belum ada teori tajwid (baru ada di masa tabi'in). Beliau mentalaqqi sahabat secara langsung.
Dirayat disusun oleh ulama dari kalangan tabiin utk memudahkan non arab membaca al Quran dimana al Quran semakin tersebar ke luar arab. Inilah alasan syaikh Ayman meninggalkan furjah.
Wallahu a'lam.