Mimin ngerti kalau sekolah dan pendidikan itu sangatlah susah untuk kita semua :( tapi tenang aja kalau lo butuh bantuan, dalam arti kata curhat sama kita, kita siap membantu. Buat lo yang butuh teman bicara untuk cerita semua masalah lo, bisa cek link di bawah ini ya. • Life Coaching (sebelumnya Mentoring) satu.bio/curhat-yuk • Konseling satu.bio/konseling-yuk Kalau mau ingin tau diri sendiri lebih dalam secara mandiri, lo bisa coba berbagai pilihan psikotes premium ini. • Psikotes Premium satu.bio/psikotes-premium Kita juga rutin ngadain kelas setiap minggunya dengan topik-topik yang relate dengan berbagai problem lo. • Webinar (Online) satu.bio/webinar • Seminar (Offline) satu.bio/seminar
Bagi yang tidak suka matematika atau sains, mungkin video ini bisa memberikan gambaran mengenai konsekuensi buruk jika bangsa ini terus mengabaikan matematika dan sains. (menit 5:30) ruclips.net/video/Q4JQmTHfWkY/видео.html
@@cybermechid9181 hidup itu pilihan. Pasti ada yg disukai dan yg tidak disukai. Mempelajari banyak hal sama saja seperti memilih keduanya. Sedangkan mempelajari 1 hal, pasti kita akan memilih hal yg kita sukai. PALING KITA SUKAI. Atau bisa juga disebut bakat. Seseorang kalau sudah menemukan bakatnya, jangan diremehkan lagi kemampuannya dalam bidang yg dia tekuni. Intinya, orang pintar akan kalah dengan orang yg berbakat.
Menurut gua pendidikan di Indo terlalu kemakan sama ilusi buat "knowing everthing", dari kecil dikasih semua pelajaran kesannya biar tau semua, padahal setiap orang beda2 dan GABAKAL BISA JAGO di semua bidang, gua tau kita gabisa ngebuat pendidikan jadi personal gitu, makanya solusinya adalah belajar untuk belajar, ngajarin gimana caranya hidup, critical thinking, reasoning, literasi, memahami, dll. dan sekolah harusnya ngebantu anak buat nemuin jawaban anak tentang "siapa aku", bukannya ngebebanin buat belajar semua pelajaran dan ngehapalin hal yang sia2. Belum lagi ngebentuk moral, mulai dari jujur, disiplin, ramah dll, dan menurut gua harusnya ini dimulai dari keluarga ga cuma dari sekolah aja. Semoga Mendikbud baru bisa ngerubah pendidikan indonesia jadi lebih baik lagi, yakin bisa kalo orang tua dan semuanya saling bantu!! Indonesia bakal maju kalo pendidikannya dibenahi!! APBN udah 20% oy banyak wkwkw
Alhamdulillaah kalau sy tipe guru yg tidak mempermasalahkan nilai siswa. Nilai kecil atau besar, yg penting mereka sudah berusaha mengerjakan dengan baik dan kejujuran lebih sy utamakan.
Gak hanya di sekolah tapi di kuliah seperti penelitian akhir harus dicari sampai akhir dan tepat padahal penelitian gak mesti ke arah yang lebih baik tapi dapat digunakan sebagai acuan penelitian ke depannya
Harusnya pendidikan indonesia itu bisa milih salah satu mata pelajaran sejak sd , banyakin praktek, hapus sistem ranking, hapus un, hapus ulangan di ganti tes minat bakat👍
yang penting adalah "praktek" bukan ngerjain soal gak jelass Teori hanya membuat murid stress Sedangkan Praktek akan Mengalami Pengalaman langsung Pengalaman Itulah yang akan berguna untuk masa Depan CMIIW
Tapi gw pandai di semua pelajaran gimana dong 😗 dari SD sampe SMP selalu dapet ranking karena ya ini Indonesia gw juga harus beradaptasi sama yg ada di sekitar gw gpp lah menurut gw if you don't know
Menurut saya sendiri sebagai siswa smp aja banyak banget dari temen saya yang bahkan suka sekali mengeluh karena banyaknya tugas. Menurut saya, alasan mengapa murid - murid suka malas itu adalah 1. Sekolah lebih mengkepentingkan nilai daripada proses Kalo seperti ini saya suka berpikir kenapa mereka nggak nilai dari proses mereka mengerjakan tugas? Sehingga membuat murid biasanya lebih memilih untuk menyontek daripada mengerjakan sendiri. Padahal dalam kehidupan proses menyelesaikan masalah lah yang penting, karena hasil juga akan sama dengan proses. 2. Tidak memfokuskan murid kepada pelajaran Hal ini membuat saya suka bingung dengan pelajaran di Sekolah, karena banyaknya mata pelajaran itu artinya harus membagi waktu mata pelajaran dengan yang lain. Saya sering banget nih ngalamin hal dimana ketika saya sudah memfokuskan diri kepada pelajaran misal mat, tapi tiba - tiba dipaksa untuk pindah ke fisika karena memang sudah waktunya. Menurut saya ini malah membuat kadang waktu belajar dan minat murid terbuang percuma, seolah - olah waktu untuk belajar di sekolah itu hanya sia - sia 3. Metode pembelajaran yang kadang membosankan Kalo metodenya membosankan itu akan membuat materi yang disampaikan oleh guru - guru tidak dapat masuk ke otak. Sehingga lebih kasian untuk dikelas 6, 9, ataupun 12 untuk mengulang materi dari kelas rendah sampai atas untuk menjalani UN (untuk di jaman saya) Dan kebiasaan untuk lebih mengejar materi yang tidak memfokuskan itu tadi. 4. Pelajaran kebanyakan tidak terlalu berguna untuk kehidupan Terkadang saya suka berpikir, bukankah sekolah itu digunakan agar bisa sukses dimasa depan? Kalo semisal ingin sukses, maka harus bisa membuat inovasi untuk memajukan perusahaan, seharusnya diajarkan juga dong skill dalam bekerja sesuai cita - cita? Karena seperti yang dibilang, dunia itu semakin lama semakin berubah dan maju. Jadi seseorang harus bisa melakukan inovasi yang berguna untuk dimasa depan juga. Tapi di Sekolah tidak diajarkan hal tersebut, sehingga rasanya sekolah menjadi kurang berguna untuk masa depan. Mungkin itu yang saya bisa lihat dari sisi membosankan sekolah, jadi apakah ada yang berminat mengubah?
Goodluck ya Dek!! Penjabaranmu luar biasa menggambarkan apa yg dirasakan siswa jaman skrg... Saya sbg org tua jd lebih berfikir dan merencanakan apa yg akan saya berikan ke anak2 saya.. Good job adek!! 👍 Kamu pasti akan jadi org sukses 😊😊😊
Dan memang kenyataannya seperti itu. Tapi apakah kita hanya menyalahkan pemerintah dan nggak berbuat apa-apa? Well sekarang ada internet misal kita ingin belajar skill/keterampilan lain kita bisa usaha sendiri untuk mempelajarinya. Jadi ya jangan berpasrah dengan keadaan,ya kita harus usaha sendiri untuk ningkatin skill atau keterampilan kita sendiri. Inisiatif itu penting.
Otakmu pekok!!!! Kalau kita belajar semua pelajaran dan gak kepakai sama sekali gimana? pendidikan dasar emang penting, contohnya, setiap siswa wajib belajar matematika mengenai materi tambah kali kurang bagi (yang mendasar), dan kita gak perlu belajar sin cos tan.useless
@@sabarsbb6585 maksud aku itu, penting belajar semua pelajaran-pelajaran mendasar yang berguna dikehidupan. gak perlu belajar sampai tingkat lanjutan, yang lanjutan khusus buat yang minat
@@sabarsbb6585 anda ngomong begitu sekarang anda sudah jadi apa? Sebesar apa penghasilannya? Sudah sebermanfaat apa sama orang banyak? Apa keahlian anda?
Ya karena kita sebenarnya dipaksa menyeragamkan dan menyeimbangkan tingkat pengetahuan kita, padahal dari masing-masing individu dari kita punya latar belakang minat dan kemampuan kapasitas masing-masing yang berbeda, tapi kita Ndak diberi kesempatan untuk belajar detail riset praktek langsung tentang topik yang jadi minat kita itu.
Emang bener bgt sih:) ngerasa tertekan harus bisa semua mapel apalagi matematika , kalau gak pintar matematika pasti di anggap gak pintar...murid yang pintar matematika pas di kelas lebih dominan di sukai guru-guru:) .. semuanya pasti diliat dari nilai , sampai sampai aku yang gak jago mtk pas aku bisa ngerjain itu di kira nyontek :( padahal itu hasil usaha aku sendiri, kebanyakan orang-orang nyontek ya karena sekarang bukan sekarang sih dari dulu nilai tinggi dianggap paling penting padahal menurut aku prosesnya , jadi wajar kenapa anak anak sekarang males belajar ketika mereka melakukan sesuatu dengan usaha sendiri tapi gak dihargai jadi mereka memutuskan untuk gak usaha lagi
ngapain dikejar kalo nggak bisa, fokus aja ke yang kamu bisa. Dulu aku anak ipa tapi matematika jelek nilainya cuman 2 ya cuek aja yang penting kalo ujian kagak nyontek. jujur aja bodo amat orang emang udah nggak minat plus nggak ada baka,t kalo aku nggak usah dipaksain. Kejar yang sesuai passion kamu aja. Aku mah bomat dibilang bodoh lah inilah, yang penting mapel sekolah yang aku bisa, itu kalo ujian dan pembelajaran dimaksimalkan. Nanti sehabis lulus bakal guna kok, bukan mapelnya, tapi cara kamu nyikapin mapel itu sendiri.
Berarti cara penyampaiannya yg hrs diubah, soalnya beda orang beda cara penyampaian. Saya dl jg bbrp kali dibilang sok pintar, setelah itu saya coba ubah cara penyampaiannya, nurut dia akhirnya.
Gw sebagai seorang pelajar dari "Kota Pelajar" ngerasa pendidikan yg gw terima terutama saat ini (smp) terlalu membual. Contohnya : 1. kurikulum k13 revisi, yg katanya murid yg aktif dan guru hanya seorang fasilitator gk dijalankan bahkan sedikitpun, kenyataannya guru tetap menjejalkan soal soal. 2. Guru selalu memaksa siswa untuk bisa semua pelajaran dengan melihat dari aspek nilai ujian. Nih ya gw ngerasa dieksploitasi oleh sekolah gw untuk memenuhi target dinas dari nilai lah (UN) yg harus bagus menyebabkan gw dikekang oleh nilai belaka 3. Lama belajar, lama belajar di sekolah gw sekitar 8 jam/hari 5hari dalam seminggu (40 jam/Minggu) ditambah tugas yang gk tanggung tanggung, les sana sini, tambahan pelajaran wajib selam 1,5 jam. Terus kapan kita bisa mengembangkan potensi/bakat ku? Padahal bakat ku mungkin lebih berperan dan berpengaruh dalam dunia karier ku nanti ketimbang nilai nilai pelajaran. Saya sangat berharap terhadap menteri pendidikan yg baru dengan pola pikir milenial nya mampu membawa Indonesia ke jenjang pendidikan yang lebih berkembang. Pemikiran kritisi dan kreativitas yang menjadi potensi menonjol dalam diri saya tidak bisa dilihat dan dikembangkan oleh sekolah, saat saya mencoba menjadi kritis sekolah malah memandang saya anak nakal dan tidak bermoral
Soal lama belajar ,di negara yang pendidikannya maju kaya korea lama belajarnya melebihi kita dan membuat mereka stress kok ,di indonesia ini termasuk sedikit jam belajarnya
@@kimseok3215 iya memang mereka pulang sekolah les sampe malem malahan ,menurutku orang" jangan cuma menyalahkan guru dan kurikulum karena anak" juga harus di didik dengan moral sejak dini karena sekarang banyak anak" nggak peduli ama sekolah karena mereka pikir nggak penting dan mereka pun berlaku seenaknya
problem utama pendidikan di Indonesia ada 3 menurut gw. 1 terlalu banyak hafalan padahal dibeberapa mapel justru yg utama harusnya praktek. 2 sekolah juga kebanyakan yg diberikan adalah soal dan jawabannya, bukan masalah dan solusinya. 3 murid kurang aktif, semua diberikan sekolah, mestinya di didik juga untuk bisa mencari solusi diluar dari materi yg diberikan
Saya seorang Guru SD, akan menjadi PR besar unk saya memperbaiki pendidikan ni. Semoga lewat chanel saya bisa memperbaiki pendidikan di indonesia walau hanya perubahan kecil 🙏
Izinkan saya sebagai part of generasi Milenial (yang kini status sudah berkarir) untuk membuka ruang diskusi dan komentar mengenai kondisi pendidikan kita saat ini. Sedikit cerita latar belakang pendidikan saya, yang mungkin cukup unik karena dari SD hingga lulus kuliah saya melewati sistem pendidikan yang sangat beragam mulai dari SD & SMP Islami, SMA di Jepang (kebetulan dapat sekolah semi internasional dimana siswa mix 80% orang jepang dan 20% orang asing) dan kelas 3 SMA pindah ke Indonesia lagi, kuliah IPA dengan lulusan IPS, studi di UI lalu transfer ke Australia hingga lulus. Saya coba rangkum apa yang pahami dengan pola pendidikan di 3 negara tersebut, dan Culture Shock yang saya alami : - SMA di Jepang sejak kelas 1 sudah dibimbing untuk "apa yang akan kamu lakukan setelah lulus", jadi kuliah bukan wacana yang wajib dan banyak yang setelah lulus mereka bekerja dulu baru mengambil kuliah (hal yang sama dengan pola di australia) -Sistem belajar sudah seperti perkuliahan dimana mulai kelas 2 kita mulai diarahkan ke pelajaran yang terkait dengan minat studi kita, tetapi kita masih boleh mengambil 1-2 mata pelajaran lain yang tidak relevan - semisal fokus ke jurusan kedokteran, kita harus ambil fisika, kimia dan biologi tetapi masih boleh belajar ilmu sosial atau yang lainnya. (kebebasan untuk menekuni ilmu yang kita tertarik) -Kepercayaan diri sudah ditanamkan sejak SMA tidak hanya di jepang ataupun australia, banyak aktifitas dari sekolah ataupun dari mahasiswa yang memancing murid untuk memiliki self-esteem/kepercayaan diri. Diskusi dan mengutarakan opini sangat direspon baik oleh para pendidik. Tidak ada yang benar dan Tidak ada yang salah semua diterima dan diolah dengan cara yang baik. Maaf saya jadi kebablasan bahas ini hehe, karena saya sudah sangat lama prihatin dengan kondisi pendidikan kita, dan menurut saya pribadi pendidikan kita sudah hilang tujuan dan arah. Tut wuri Handayani nya sudah luntur, Guru cenderung kaku dan terpaku dengan sistem yang sangat normatif dan tidak membuka potensi. Saya tidak mengatakan semua, karena dibalik para guru-guru tersebut banyak juga yang sangat baik tetapi terkadang justru terhambat oleh sang guru di "Rumah" alias para orang tua. PR diluncurkan sebanyak-banyaknya, anak pulang harus selesaikan PR, les biar lebih paham pelajaran, orang tua pun pulang kerja sudah cape dan lelah..sehingga tidak ada yang namanya kualitas hidup berkeluarga yang baik. Jadi bisa bayangkan di rumah sumpek plus di sekolah sumpek. Apa pengaruh efek-efek diatas? murid cenderung mencari jalan pintas untuk menyelesaikan alias "googling atau nyontek", dan kenapa sebegitu "Niat"-nya untuk nyontek, karena kalau nilai jelek dimarahin orang tua atau diolok-olok di sekolah. Hasilnya jadilah sumber daya manusia yang tidak memiliki kepercayaan diri. Jujur dalam kementrian om Nadiem sekarang, besar harapan saya ada perubahan yang drastis dari sistem pendidikan kita, dan menurut saya pribadi yang saya harapkan : Sistem IPA-IPS di tiadakan, UAN di tiadakan(kasihan 3 tahun ditentukan oleh satu ujian yang menurut saya sangat tidak fair), Semua intrumen pendidikan mulai dari guru, murid dan para orang tua harus sadar kalau tujuan mencari pendidikan itu bukan sekedar sebuah gelar semata, apa arti sarjana hukum kalau dia pakar korupsi, apa arti professor ekonomi kalau para petani masih kesusahan..Tujuan pendidikan itu menurut saya ya balik ke Tut Wuri handayani itu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani..Kita memberikan Tauladan baik, membangun semangat dan mendorong anak-anak kita supaya sadar hidup bukan sekedar mengenyangkan perut, tapi memberi manfaat untuk sesama, alam dan seisinya. Mohon maaf kalau panjang gak karuan dengan tata bahasa yang setengah nyeleneh hehe, kalau ada yang baca sampai habis, saya haturkan maturnuwun, Terima kasih :)
@@kuzan9913 Generasi Boomer saat ini yang paling muda sudah umur 55 Tahun, mereka sudah akan memasuki umur non-produktif. Kecepatan perubahan zaman akan dengan sendirinya menyingkirnya para generasi Boomer dengan pola pemikiran yang kaku, Generasi Milenial pun sebenarnya hanya sebagai "Bridge" atau "Jembatan" untuk membuka peluang dan pintu kepada para Generasi Z.
SPP adalah salah satu konsekuensi kewajiban yang telah diketahui oleh orang tua siswa sejak awal (sebelum siswa mendapatkan hak-nya), mengingat pada dasarnya, kewajiban orang tua siswa merupakan hak guru dan kewajiban guru merupakan hak siswa. Rasanya kurang baik jika kita (sebagai orang tua siswa) untuk mencari pembenaran serta menuntut hak kita, tanpa menunaikan kewajiban kita (yang notabene merupakan hak orang lain) yang kita abaikan :)
Kak saya siswa kelas 2 SMP sekarang lagi pandemi dan pastinya belajar online, menurut saya sendiri kak saya sudah tidak menyukai sistem pendidikan di indonesia bahkan sejak saya kecil di sd karena bisa dibilang lingkungan dikeluarga saya itu modern tidak terlalu mengekang.. sejak kecil saya sekolah di sekolah suwasta yang dimana gurunya itu benar benar mengajarkan terutama bahasa yang langsung mendatangkan guru dari luar , gurunya bagus.. tapi saat smp saya sekolah di sekolah negri dan jujur sejak bulan pertama sekolahpun serasa di tampar perbedaan, mulai dari cara berbahasa, terutama cara pembelajaran dan lain lain. Di awal pun saya syok dengan guru-guru yang bahkan tidak menerangkan pelajaran dengan benar, mereka memberikan materi dan mencontohkan soal tapi itu malah membuat saya pusing dengan tugas yang banyak di berikan bahkan saya jadi berpikir kemana otak saya yang dulu? Dimana saya bisa dengan cepat menangkap pelajaran dengan baik, mungkin juga karena upah kerjanya yah. Saya orangnya introvert jadi saya tidak banyak bergaul juga karena pergaulan yang saya lihat itu menurut saya tidak benar, jadi saya menghindar. Tahun pertama belajar saya berusaha beradaptasi kak.. di tahun kedua itu corona menyerang, dan kita belajar di rumah hal pertama yang saya notis adalah guru-guru selama pandemi tidak menerangkan pelajaran dgn baik! Kami hanya dikasih materi kemudian video pembelajaran DARI RUclips dan soal luar biasa banyak, biasa minimal 5 soal 1 mata pelajaran disetiap pertemuan dan 1 hari itu ada 5 mapel, saat itu saya bahkan bisa bergadang hanya untuk tugas karena tidak mengerti materinya. Bahkan hobi dan juga kesukaan saya pun untuk sementara saya tinggalkan. Tapi itu terus berlanjut.. jujur saya muak hingga saya memutuskan setidaknya mengerjakan 3 dari 5 tugas yang diberikan. Dan memberbanyak waktu demi apa yang saya suka dan kuasai yaitu Bisnis, dan bahasa luar; English, Chinese, Korean juga Japanese, saya mempelajari saham dan lain lain dengan reverensi yang saya dapat/punya karena well, sekolah tidak memberikan pelajaran seperti itu. Namun yang saya dapat adalah surat BK ya.. saya tau saya tidak mengerjakan tugas terutama dibidang yang saya tidak kuasai, jadi terkumpul terlambat. Saat saya bertanya langsung pada guru pun dia hanya menuntut saya untuk menyetorkan tugas agar ada nilainya. Sejak saat itu saya jadi harus meluangkan lebih banyak waktu untuk hal yang saya tidak kuasai padalah saya tau apa kelebihan saya dan kekurang saya kak.. itu jujur membuat saya stress disisi lain saya ingin raport yang bagus tapi disisi lain mimpi saya harus tertunda. Saya belajar untuk menjadi entreprenure, dan saya juga sering memdengar perkataan "don't waise your time" huh.. saya bahkan sekarang meluangkan 3/4 hari saya demi tugas sekolah.. malamnya mencoba setidaknya membaca 1 buku tentang bisnis setiap harinya namun saya malahan terlalu capek.. Saya bukan orang yang suka sosmed saya lebih mementingkan masa depan saya sendiri dan berusaha agar itu tercapai walau banyak rintangan yang harus saya lewati.. maka dari itu saya sangat berharap pendidikan di Indonesia bisa lebih baik begitu juga Ekonominya. Maaf ya kak saya malah curhat, hehehe mungkin karena saya tidak punya orang bisa diajak curhat masalah ini teman teman saya bahkan mungkin pola pikirnya jauh dari saya, sering saya iri sama mereka yang bisa dengan santai hanya menerima dari guru dan setelah selesai bisa bebas sedangkan saya berpikir kenapa saya punya otak yang pikiran jauh gini.. malah bikin stress.. wkwkwkw😅 Saya yakin 1% itu pasti akan bertambah hingga 99,9% kak.. world chance, people change, kita sebagai generasi milenial harus maju karna masa depat kita, harus kitalah yang menentukannya. By: Archindya kelas 8 tahun 2020
Sama seperti saya, saya sekarang kelas 2 SMP, saya seorang introvert dan saya juga tidak menyukai pendidikan Indonesia yang selalu mementingkan nilai. Ketika saya SD saya mendapatkan dukungan dari semua guru dari sekolah saya karena bakat saya dalam pelajaran MTK dan mereka tidak pernah memaksa untuk mempelajari hal-hal yang tidak saya kuasai. Tetapi ketika saya di SMP, saya merasa di paksakan atas semua tugas pelajaran yang saya kuasai dan yang tidak saya kuasai. Berbeda seperti dulu di SD yang berfokus dalam pengembangan bakat dan sebaliknya di SMP malah hanya untuk mengejar deadline dan nilai (paham ataupun tidak paham harus memiliki nilai yang terbaik dan lulus). Ketika awal SMP saya beradaptasi dengan kesibukan yang tiada hentinya, Senin sampai Jumat harus sekolah sampai sore dan malamnya harus mengerjakan tugas, dan Sabtu Minggu untuk tugas kelompok. Dikarenakan kesibukan tersebut saya menjadi kurang paham dengan materi yang diterangkan guru sehingga ketika saya dulu di SD selalu ranking 3 besar, sekarang masuk 10 besar. Ketika saya kelas 8 terjadilah pandemi yang menyebabkan untuk school from home, saya pikir karena diadakannya PJJ (pembelajaran jarak jauh) guru akan meringankan tugas tugas yang ada dan ternyata guru malah memberikan tugas yang tiada hentinya. Saya sempat stress, depresi, dan pernah berniat untuk bunuh diri. Saya sempat berhenti untuk mengerjakan tugas dan mulai mengembangkan bakat yang saya sukai yaitu ilmu astronomi dan matematika secara diam diam. Saya sempat diperingatkan oleh guru sehingga memaksa saya untuk mengerjakan tugas yang saya sempat tinggalkan (sekitar 60 tugas yang harus saya kerjakan dalam waktu tenggat 3 hari). Saya merasa guru di sekolah saya itu terkesan pilih kasih (maaf pak dan Bu guru yang membaca komentar ini). Saya merasa para guru hanya fokus mengajar ke siswa yang lebih pintar dan berprestasi. Bagi saya kepahaman materi pelajaran itu berdasarkan guru yang menerangkan materi tersebut, saya lebih cocok dengan guru yang menerangkan materi pelajaran secara detail daripada guru yang hanya menulis semua materi di papan tulis dan langsung memberikan tugas demi mengejar deadline Mohon maaf kalau ada perkataan yang salah
Ngeliat video dari 1% ini mengingatkan videonya om dedy corbuzier tentang pendidikannya waktu sd dimana dia jago gambar tapi matematika dia anjlok terus di kasih les,,,nilai dari 4 jadi 5.5 .. gak jauh naik .... Kata om dedi "seandainya gw les gambar mungkin gw jadi pelukis terkenal sekarang" Artinya semua orang memiliki kelebihan masing,,jika suatu bidang ia tidak cocok maka lebih baik mengasah yg cocok, begitu juga pendidikan. Tugas pendidikan membentukan siswa yg kenal akan kemampuan,,gak mesti harus pintar disegala bidang ,, pintar memahami dan betul2 mengerti terhadap suatu bidang yg di sukai ,,dan diaplikasi dalam kehidupan itu yg terpenting Bagi gw sendiri setelah liat video ini,, Pendidikan itu seperti "Kuas" yg gak mesti khusus harus pake "warna" tertentu,,tapi bisa pake "warna" apa aja biar lebih indah n bermakna😁😁🤗
Nah pertanyaan, apa kah orang orang indonesia ini emang bakatnya bukan pada logika, matematika hitungan... Kok di kelas rata rata yg jago matematika cuma 3an orang dari puluhan?
Semua tergantung hobi kalo itu menurutku doang. Misal ga suka matematika bisa aja jadi suka karena ketemu hal baru . Tergantung mind set orangnya seh menurutku. Ada juga yang gak mau sekolah 🙃
bener bgt nih, sistem pelajaran indonesia lebih mementingkan nilai daripada kejujuran, nyatanya aja banyak bgt kan pas ujian sekolah murid" pada nyontek demi nilainya bagus, terus naik kelas.dan skrg aku masih kelas 8 SMP, dan sampe sekarang aku gatau punya bakat dibidang apa
@Eky Rianta kalau gua Dirumah tapi mengasah ilmu matematika ,,,, Alhamdulillah nya sekarang gw udh kelas 9 dan ya mengertilah apa yang gua gak ngerti selama belajar di sekolah
Banyak yang nyesatin buat nolep. Percayalah, tetaplah bersosialisasi karena ketika kau dalam kesulitan pasti ada yang membantumu jika kau bersosialisasi. Bukankah itu dasar pelajaran IPS?
Gimana mau gak nurun coba Dari sd aja udah di beri 9-12 mata pelajaran dan juga mata pelajaran sekarang makin jauh dari ketiga aspek tersebut,ujung ujungnya stres di waktu kecil :v
Menurut opini gw sih ya, yang memperburuk pelajaran anak Indonesia itu ada 3, yaitu : 1. Terlalu dipaksa untuk mempelajari 10-12 blom juga hafalan agama dan hafalan ketika mau ulangan 2. Sekolah lembur bagai kerja (set 7-2 sore). Yaa ente bayangin, udh kek kerja rodi tapi versi junior bukan? 3. Murid dipaksa oleh ortunya mendapat nilai bagus untuk mendapatkan gelar bagus sebagai bentuk masuk Pekerjaan Kantor di kemudian hari (yaa sesuai dri ortunya sih, kan setiap keluarga berbeda tujuan hidupnya) Catatan : "Mencari ilmu tidak harus memakai dasi dan bersekolah. Cukup memahami apa itu kehidupan di Dunia/Lingkungan sekitar. Ambil sisi positifnya, buang sisi negatifnya"
faiz Shadow untuk point 3 tidak berlaku di daerahku 😀 di tempatku jual barang berharga buat modal usaha itu wajar, jual barang berharga buat sekolah tdk ada itu ceritanya 🤣 maklum kota berbudaya pedagang jiwa perantauan penakluk pasar, PNS saja banyakan dari luar daerahku akhirnya nikah sama orang sini 🤣🤣
Akhirnya nemu channel yang mau speak up mengenai pendidikan di indonesia :) Pengalaman saya tentang sekolah juga buruk, saya sekolah di daerah pelosok yang sudah pasti sistem pendidikannya sedikit tertinggal, angkatan saya seharusnya ikut k13 tapi karena banyak keterbatasan, jadi kami tetap menggunakan ktsp, lalu saat saya masuk univ di kota, saya merasa sangat tertinggal jauh, saya ambil jurusan pendidikan bahasa inggris, saya kira saya siap untuk kuliah, tapi ternyata hanya 1% kesiapan saya, teman saya dari sekolah lain sudah memiliki sertifikat toefl, mereka juga sudah menguasai sedikit ilmu tentang komputer, sedangkan saya yang berasal dari pelosok bahkan tidak tau apa itu toefl, guru saya pun tak pernah menjelaskan apa apa tentang komputer, saya ingat dulu pernah ada mata pelajaran TIK, tapi yang diajarkan hanya materi mengenai mc.word dll, itupun hanya materi, tak pernah ada praktik. Saat masuk univ, lalu bertemu banyak orang, barulah saya menyadari bahwa selama ini cara saya memandang dunia itu salah, saya kira hanya dengan mendapatkan nilai sempurna sudah cukup menjamin masa depan saya, justru sekarang semua piagam dan piala ranking saya sudah berdebu, tidak ada satu dosen pun yang menanyakan saya ranking berapa disekolah. Skill yang harusnya saya dapat dari sekolah malah tidak pernah diajarkan disekolah, saya harap pendidikan di indonesia bisa merata, sedih sekali jika mengingat masa SMA saya dulu, bahkan saat UNKP diubah menjadi UNBK, sekolah kami kewalahan, hanya ada 10 laptop hasil meminjam dan 2 laptop dari sekolah, kami harus bergilir sampai ada yang kebagian sore hari. Dan salah satu alasan saya ambil jurusan pendidikan itu karena saya ingin sekali ikut memajukan setidaknya 0,1% pendidikan di indonesia :)
hai mbak/mas.. saya mau jelasin dikit.. utk sertifikat toefl/IELTS ga begitu mutlak ya.. *kecuali kukiah di univ international program.. sertifikat TOEFL/IELTS/kemampuan berkomputer itu hanya buat tambahan aj.. yg utama ttp nilai sklh.. CMIIW.. selama kuliah semester 1 kamu msh bs bljr dl ttg komputer kok (basicnya aj dl dikuatin)..
oh ya btw mslh piagam dll.. kamu bs pake buat aply beasiswa atau lembaga organisasi kampus.. trus kamu bs manfaatin byat ikut kompetisi2 slm kuliah lg.. SEMANGAATT!!!
@@Developersmart ya, tapi di SMP itu seharusnya kan udah ada minat bakat dan dari tes itu setiap mata pelajaran yang sesuai dengan bakat minat siswa maka akan difokuskan. Dan untuk mata pelajaran lain masih dipelajari tapi gak difokuskan seperti mata pelajaran yang diminati oleh siswa
Dunia upgrade, gadget upgrade, otak juga upgrade begitu jg dengan kurikulum, Aku jg resah dengan Hal2 Ini nih, 12 tahun sekolah, buang sampah Masih bisa aja smbarangan. Skill ga punya, moral juga. Yang tamat kuliah jg gtu, tamat kuliah kebanyakan jd sales marketing doang, Maaf nih bukan merendahkan pekerjaan nya tetapi belajar 16 tahun rasanya sedih banget.
iya kayak membuang waktu 16 tahun kita buat menekuni pendidikan , tapi pas kita udah mau 'hidup' malah kayak ga kepake semua ilmunya dan ya kayak sia2 aja gitu
@@simbathelion123 Karena Sistem pembelajaran Indonesia terlalu kuno atau lebih tepatnya menghilangkan Minat murid muridnya kayak Temen W dulu, Dia disuruh Pinter semua pelajaran Dari SD sampe² Pulangnya 8 malem terus,Pas SMP dan SMA pas ditanya Mau masuk jurusan Apa jawabnya selalu berubah rubah.
Terima kasih ya 1 persen. Sudah mau bersusah susah mengubah pola pikir anak muda indonesia yg cuek, malas, dan ga punya tujuan. Bener banget kalau diliat liat masalah besar di indonesia ya SDM ini. Ada gap yang terlalu besar antara industri dan dunia pendidikan. Kedua bidang ini sama-sama tidak mau berubah dan seringnya menyalahkan satu sama lain. Jadi berharap besar banget keberadaan 1 persen ini bisa membantu setidaknya sedikit orang menjadi sdm berkualitas. Kemudian dari mereka bisa membantu untuk memperluas gerakan ini. Maju terus 1 persen!!!!
Saya setuju sekali dengan Anda. Itulah mengapa saya muak sekolah hingga kuliah di tanah air. Betul betul tingkat kesabaran saya sudah habis dan ingin segera meninggalkan tanah air untuk karir yang lebih maju. Sudah tidak ada lagi yang namanya sumbangsih untuk Indonesia, karena jujur pendidikan kita terlalu menuntut, memaksa, dan membatasi skill / kemampuan seseorang yang sebetulnya sudah layak bisa menjadi sukses tapi karena alasan embel embel (padahal saya yakin ini karena yg senior tidak ingin disaingi oleh junior) makanya timbul lah hal hal yang seperti ini, sehingga edukasi negara Indonesia sangat mengecewakan sekali. Pantas saja anak anak yang genius dari Indonesia hampir semua melanjutkan studi ke Luar Negeri dan berkembang di negara tersebut, Saya sangat bangga dengan Anda. Bravo.
Gw beruntung sih punya ortu yang terserah sama anak nya soal pendidikan, bahkan gw pernah bilang sama ortu gw kalo gw pengen jadi petani atau seniman dan mereka nge dukung, dan soal ranking mereka ngga pernah masalahin yang penting naik kelas aja dulu, dan soal minat mereka pengertian banget, gw masuk sma milih ips dan ntah kenapa ada mapel mtk, gw ulangan mtk ngasal dan gw bilang ke ibu gw dan jawaban ibu gw bilang gpp 😆.
Kadang efek negatif dr sistem pareting ini ya anak jdnya bertindak suka hati, usaha gak maksimal apalagi bru targetnya naik kls. Broo, smp apalagi sma nilai lu gak boleh pas2san. Gak masuk persyaratan nanti klo misalnya tidak mencukupi. Jangan akhirnya terpuruk dalam kebebasan selama ini. Kasi target semaksimal mungkin. Tentu dengan orang tua seperti ini kamu akan lebih fokus, rileks, lebih enjoy tanpa tekanan
Yg tadi nya gw bisa ngingetin banyak hal, sekarang malah susah ngingetin. Yg tadi nya gw bisa menghafalin banyak lagu, sekarang 1 lagu aja susah banget hafalin nya
gua semenjak masuk SMA udah sadar dan GK mau nyontek untuk nilai, karena sifatnya peduli sama nilai itu defisit moral, mengorbankan kredibilitas untuk sesuatu yang disebut 'ijazah'. tetapi karena hal ini nilai gua terdegradasi secara signifikan, orang tua mulai marah-marah gua mulai dianggap orang bodoh dan kurang kompeten oleh guru dan temen sekelas. Gua salah satu orang yang lumayan aktif bertanya dan lumayan bisa ngomong kalau presentasi, permasalahannya nilai ulangan gua selalu kecil itu dikarenakan gua anti nyontek dan juga GK suka menghafal sesuatu yang tadi pada akhirnya dilupain dengan cepat. Dan ini sering menjadikan gua stress, gua menyadari kalau sesungguhnya diskriminasi sudah diajarkan di sekolah dimana mayoritas sering membeda-bedakan orang berdasarkan nilai yang mereka manifestasikan sebagai kecerdasan. Dan gua sebagai seseorang yang mengerti edukasi ingin menyampaikan aspirasi bahwa nilai seharusnya ditiadakan, atau mungkin dibuat seimplisit mungkin
Jadikan membaca sebagai kebutuhan,bukan kewajiban. Tanamkan kebiasaan membaca sedini mgkn. Banyak baca,bnyk tau. Bnyk tau membuat kita jd open minded. . 😊
Ga juga sih dijaman sekarang membaca kurang terlalu relevan dan membosankan. Malah lebih baik lewat nrasi video atau di praktekan secara langsung agar lebih evektif, dijaman sekarang bnyak pembahasan yang disertai animasi prosesnya atau wujud bendanya sehinggga memudahakan buat belajar. Yang pling penting menurut saya sih rasa ingin tau karena dari ingin tau kita jadi research dan belajar fidak dengn paksaan sehingga hati senang menerima infomasi dsn mengingatnya
@@Erka1140 : saudara Rizani, 3 aspek yg menentukan total skor PISA adlh membaca, pengetahuan matematika dan science. Dan berdasarkan skor PISA tingkat membaca mendapat skor terendah diantara 3 aspek tersebut. Membaca / literasi yg dimaksud disini membaca yg disertai hots.
@@fifinafisah4866 Membaca itu gampang, yang susah itu memahami isi bacaan. Anggaplah Text Book yang isinya teori yang bejibun isi penjelasannya, dengan pembahasan materi tingkat tinggi. Baik Siswa ataupun Mahasiswa seringkali gagal dalam bernalar, serta gagal memahami isi buku. Padahal kalau mau pinter ya harus mau membaca dan paham isi bacaannya. Kalau gua pribadi sih seringkali baca text book materi perkuliahan tapi ya kagak paham, nalar gua nggak nyampe alias gua nya dungu karena kagak ngerti mengenai materi yang gua baca. Padahal tes IQ ku 110 🤔. Sesuatu yang nampaknya besar sekali permasalahannya dalam dunia pendidikian di negara kita ini. Padahal permasalahan utamanya ada pada bagaimana siswa mampu memahami dan bernalar soal teori2 dalam mata pelajaran, dengan yang paling utama manghapus kedunguan dalam belajar. Percuma belajar, dikasih penjelasan materi bejibun tapi kalo siswanya Dungu ya percuma aja diajarin 🙄🙄🙄
Menurut gue, indonesia itu ngga males baca. Tapi buta huruf fungsional, gue suka kok baca. Tapi baca novel, komik, webtoon dll. Gue baca buku pelajaran, cuma buat kebutuhan ngeresume tugas kampus doang, kalo gada tugas mah jarang baca buku pelajaran. Lebih suka yg bersifat video, entah youtube, film dll buat kebutuhan knowledge gue. Gituuu.. tapi menurut gue, skill praktek itu jauh lebih penting daripada skill sains = pengetahuan.
Klu gue pribadi perbanyak sekolah-sekolah SMK dengan guru-guru yg mahir di bidang usaha or bisnis. Kurikulum pendidikan di perbanyak materi tentang usaha/financial dan skill. Dari pengalaman gue kuliah TATA BUSANA masih sangat kurang materi kewirausahaan,usaha,bisnis Skill menjahit gk cukup kalau tidak punya mental pengusaha
pendidikan indonesia memang harus diperbaiki karena fokus sekolah hanya memberikan sebayak-banyaknya pelajaran kepada siswa tapi tidak diajarkan cara berpikir yang benar dan kritis . makanya pelajar diindonesia sebagian cuma pintar menghafal aja .
Saya setuju sekali dengan Anda. Itulah mengapa saya muak sekolah hingga kuliah di tanah air. Betul betul tingkat kesabaran saya sudah habis dan ingin segera meninggalkan tanah air untuk karir yang lebih maju. Sudah tidak ada lagi yang namanya sumbangsih untuk Indonesia, karena jujur pendidikan kita terlalu menuntut, memaksa, dan membatasi skill / kemampuan seseorang yang sebetulnya sudah layak bisa menjadi sukses tapi karena alasan embel embel (padahal saya yakin ini karena yg senior tidak ingin disaingi oleh junior) makanya timbul lah hal hal yang seperti ini, sehingga edukasi negara Indonesia sangat mengecewakan sekali. Pantas saja anak anak yang genius dari Indonesia hampir semua melanjutkan studi ke Luar Negeri dan berkembang di negara tersebut, Saya sangat bangga dengan Anda. Bravo.
Saya setuju sekali dengan Anda. Itulah mengapa saya muak sekolah hingga kuliah di tanah air. Betul betul tingkat kesabaran saya sudah habis dan ingin segera meninggalkan tanah air untuk karir yang lebih maju. Sudah tidak ada lagi yang namanya sumbangsih untuk Indonesia, karena jujur pendidikan kita terlalu menuntut, memaksa, dan membatasi skill / kemampuan seseorang yang sebetulnya sudah layak bisa menjadi sukses tapi karena alasan embel embel (padahal saya yakin ini karena yg senior tidak ingin disaingi oleh junior) makanya timbul lah hal hal yang seperti ini, sehingga edukasi negara Indonesia sangat mengecewakan sekali. Pantas saja anak anak yang genius dari Indonesia hampir semua melanjutkan studi ke Luar Negeri dan berkembang di negara tersebut, Saya sangat bangga dengan Anda. Bravo.
Google classroom aja ratingnya 2, padahal apk nya bagus, cuman merekanya aja yg GK suka sama guru yang cuman ngespam tugas. Tapi yang disalahin kenapa aplikasinya? Dari situ dah keliatan betapa tololnya mereka
Mungkin pikiran mereka gini "Andai kata gaada classroom, tugas gaakan sebanyak gini. Walaupun pke wa, seengaknya wa ga secanggih sistem pembelajaran classroom." 😂
@@TheDesta82 yang salah nya siswa nya coy, coba aja ganti ke sistem finland, yang sekolah cuma beberapa jam + suka suka sendiri jadwalnya, apakah bagus kalo di indo? Nggak, malah ngelunjak siswanya, kek temen gw, sekolah privat tapi malah lebih males bet, bukan salah sistemnya, siswanya yang kurang disiplin
Hebatnya Kurmer mampu menurunkan peringkat pendidikan Indonesia di Dunia😊 Guru disibukkan dgn administrasi dan workshop sehingga tugas pokoknya sebagai pendidik dan mengajar diabaikan.
Halo, saya mahasiswa semester 7 pendidikan bahasa inggris. Saat ini saya sedang mengajar privat anak kelas 2 SD. Anak ini susah sekali untuk duduk diam menulis dan membaca. Dia selalu mengeluh bosan dan bilang tidak suka membaca. Saya ingat perkataan dosen saya. Ada bermacam kecerdasan dan cara belajar yang dimiliki manusia. Hal itu sebenarnya sudah diajarkan dari semenjak dosen2 saya masih kuliah. Tapi kami para guru di lapangan tidak punya pilihan selain mengikuti kurikulum yang ditetapkan. Kami jadi terkesan memaksa siswa memenuhi kriteria penilaian, yang sebenarnya kita tidak semua siswa akan mempunyai skor yang baik. Harapan saya pribadi, semoga pembenahan kurikulum itu dilakukan dengan pertimbangan lapangan yang matang, tidak memandang semua siswa sebagai orang yg sama, dan lebih menghargai setiap proses daripada angka pada nilai saja. Terima kasih.
Saya sebagai guru bk paham bahwa setiap individu unik, bahkan saya sendiri pernah mengalami hal yang berat semasa SMA karena harus TUNTAS untuk semua pelajaran. Sampai harus les private supaya bisa ngikuti kecepatan teman-teman yang diatas rata-rata. Sering depresi, sakit, hampir tiap tahun masuk RS. Jujur merasa tidak mampu untuk semua itu. Thats why saya menjadi guru bk hadir agar siswa-siswi yang merasa bahwa ada guru yang siap menerima kelemahan mereka, benar-benar memahami yang mereka rasakan dan mengupayakan dukungan kepada mereka. Semoga kurikulum di Indonesia benar-benar dirombak total, bukan hanya sekedar ganti judul. Tetapi lebih difokuskan pada siswa secara individu.
Sistem Pendidikan Di Indonesia _"Ibarat sekumpulan Gajah,Kucing,Ayam,Monyet,Badak,Jerapah yang DIKUMPULKAN,dan di Ajarkan bagaimana cara memanjat yang Benar"_ Deddy Corbuzier
Baru nemu video ini saat sekolah lagi berbasis online, jujur itu susah banget soalnya yang di pelajari itu gk sesuai minat kita dan guru tinggal foto bilang kerjain ini itu dan sebagainya. Dan waktu itu masih mulai sekolah woii!!! ,Gimana gk emosi belum tau apa2 di kasi tugas . Kita ini belajar atau di hukum sih? .iya saya tau guru2 nya sibuk tapi guru juga harus bertanggung jawab atas muridnya .and nyatanya sekolah gk membuat kita pintar kecuali bagi orang2 yang bisa di bilang "pintar" dan nyatanya yang nilai bagus karena belajar itu kebanyakan hoax belaka bro Makanya Indonesia banyak koruptor soalnya rata2 mereka "nyontek" pas jaman sekolah Kalo pas ujian menurutku ujian tu bukan untuk dapat nilai bagus tapi untuk mengetes siswa tersebut mampu di pelajaran mana . Di Indonesia ujianya dempet2, dan kalo mau belajar bukunya tebel2 dan isinya tulisan2 yang di ulang2 untuk memberikan kesan menjelaskan lebih detail, nyatanya itu hanya mengurangi waktu belajar untuk mata pelajaran lain dan hasil ujian gw jelek dongg 😭😭😌 Dan tugas gw masih numpuk karena gak ngerti sama sekali karna yang di kirim guru cuma contoh. Contohnya matematika hanya di foto pas penjumlahanya dan jujur gw sebagai murid gk tau itu angka2nya dari mana 😭😭 Akhirnya bisa curhat😌
Pertanyaan pertama: apakah Lo sendiri sudah siap dengan tantangan dan perubahan yang terjadi nanti? Jawab: siap sih bang 🥲 Pertanyaan kedua: apakah generasi muda Indonesia siap menghadapi perubahan tersebut? Jawab: mungkin iya 🙃
Bagi yang tidak suka matematika atau sains, mungkin video ini bisa memberikan gambaran mengenai konsekuensi buruk jika bangsa ini terus mengabaikan matematika dan sains. (menit 5:30) ruclips.net/video/Q4JQmTHfWkY/видео.html
Saya masih SMP, kak, tapi udah stress sendiri ma pelajaran sekolah 😭 Sebenernya saya merasa terbebani bukan karena 9 pelajaran itu, tapi lebih ke TUNTUTAN dari ortu, ditambah lingkungan teman" saya yg banyak toxic. Ortu itu kek, KAMU HARUS DAPET 9-10 SEMUA MAPEL, HARUS JADI DOKTER, dsb. Nanti kita ngejawab dikit, mereka bilang DURHAKA, KAMI JUGA PERNAH NGERASAIN KAMI DULUAN SEKOLAH DARIPADA KAMU, blablabla. Saya tahu pasti setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya..tapi klo begini, bukannya termotivasi saya malah merasa rendah, sedih dan patah semangat :"( // maaf curhat... siapa tau ada yg sama, hehe. Jadi saran saya, sih, perlu juga untuk mengedukasi orang tua kita tentang hal ini...penting juga bukan (?) // atau emang saya aja yg mentalnya lemah :") Terimakasih ya, Satu Persen, dengan menonton video ini membuat wawasan saya bertambah ^^ Semoga kita bisa semakin semangat belajar untuk meraih cita" dan menjadi orang sukses~
Wkwk, w dulu waktu smp juga gitu, w masuk ke kelas buangan trus dimaki maki ortu. Jadi setiap w masuk ke kelas itu w selalu semangat buat bales dendam terhadap makian ortu gua, buat ngebuktiin kalo mereka salah, bener-bener salah. Dan alhasil nilai w langsung stonks. Intinya cari semangat bales dendam, cocok buat pendidikan di lingkungan kyk gitu
Bagi yang tidak suka matematika atau sains, mungkin video ini bisa memberikan gambaran mengenai konsekuensi buruk jika bangsa ini terus mengabaikan matematika dan sains. (menit 5:30) ruclips.net/video/Q4JQmTHfWkY/видео.html
"self knowledge" adalah salah satu hal yg seharusnya bisa disampaikan dan diajarkan di sekolah formal, sebagai landasan mereka berpijak menghadapi masa depan
Nilai lebih dihargai dari pada usaha Apalagi pas daring guru apa tau kalau banyak yang copas dan dapet nilai bagus Sedangkan yang usaha untuk mencari jawaban nya dan nilainya GK sebagus yang copas pasti dipandang sebelah mata
Waktu daring guru kewirausahaan ngasih soal yg pake rumus pdhl guru ku gak paham caranya cuma di tanda tangani terus di centang di laporan nilai ( kesel gw Guru pemrograman disuruh ngajar IPA (walau cuma kelas 1) guru MYOB disuruh ngajar SBK(walau cuma kelas 1dan 2 ) dan disuruh ngajar bahasa jawa ini terjadi di sekolah ku
"Ingatlah, sekolah itu yang paling penting itu ilmunya. Proses lu belajar dari tidak bisa jadi bisa. Bukannya lu harus dapat nilai tinggi mulu, menghalalkan segala cara agar nilainya bagus, dapat ranking satu. Apa gunanya nilai A atau 100 tapi ilmunya 0" - Some student, 2021
Ini sedikit cerita pengalaman yg gue alamin. Setelah lulus gw kerja sbg juru gambar di firma arsitek, dan cukup ilmu juga di lapangan, wktu itu gue masi lulusan smk, dn ada niat buat kuliah dimana krjaan gw hrus stay, gw daftar kuliah smester awal kls karyawan. N gw milih ngajar less, smpe akhirny d tawarin jdi guru. Dan trnyata stlah ngejalanin profesi ini pandangan gw tntang pndidikan skrng itu kesan nya aneh, knp krna rata" mreka yg udh jdi Spd dimana mesti nya dri segi ilmu yg didapet itu mumpuni untuk mengajar, justru yg gw liat sebaliknya. Profesi guru itu di jadikan sprti bukan mengajar gitu, gw susah jelasin ny. Pointny guru skrng itu seolah" jdiin profesi akademis sbgai matapencaharian. (Nyari cuan) jdi mrka ngajar kya yg ga bner" ngajar gitu. Tapi ada sih bbrp yg msih baik, bnr" mengajar. Hanya sedikit berbagi pengalaman
@BananaMolen klo dri sudut pandang lain, yg saya alamin. tapi ada bbrpa faktor lain klo mnurut saya ka, ya kya masalah upah pembayaran yang mnurut saya untuk guru honor itu terbilang kurang cukup, jdi ya sprti yg kaka bilang " yg pnting saya udh mengajar" soalny untuk guru honor buat cari lebih nya itu ya ngajar ny bkn cmn di satu sekolah tapi ad d bbrp tmpat lain.
waktu SMA gw diajari bikin surat lamaran pekerjaan pake teknik tulis tangan, kata guru gw katanya perusahaan bisa melihat karakter dari tulisan tangan kita.. dan akhirnya pas gw lulus semua surat lamaran atau CV diketik semua wkwkwk malah sekarang banyak web online untuk membuat CV 😂😂 kayaknya selain sistem, faktor guru juga sih yg terlalu old school banget mindset nya terlalu terpaku atau kaku.
Pendidikan Indonesia tidak pernah menghawatirkan proses, aku belajar bahasa Inggris prosesnya lama bgt+susah ga di apresiasi sama sekolah, ikut lomba ampe puluhan. Lah temen gw ikut lomba sekali trs tiba-tiba menang langsung di puji-puji sampe naik panggung.
Saya sangat setuju kalo pengurus Chanel 1% jadi mentri pendidikan atau setidaknya jadi staf kementrin pendidikan lah,dengan pikiran yg luas,tidak menolak prubahan,lebih pleksibel,oke pendidikan Indonesia pasti maju Semoga Chanel 1% bisa semakin berkembang Dan dikenal orang banyak,hingga 1% ini yg menjadi patokan dinegara kita #love1%
@@zhealty1155 kokbisa itu cuma nyebarin fakta yang udah diteliti oleh kokbisa nya langsung nah ini kan bahasnya pelajaran yak jadinya gak masuk akal dong?
*Kita sadar g c?!* 1. Rata-rata sekolah SD ampe lulus SMU di Indonesia, cuman dpt ilmu yg masi di inget diskolahan tu cuman *BACA, NULIS, sama NGITUNG* (G main2.. tu 12th lho) 2. Rata-rata kuliah jurusan guru, adalah jurusan yg (maaf) paling kurang diminati orang = yang masuk tu jurusan adalah orang yang g keterima dijurusan yang faforit. Atau bahasa kasarnya agak begok dikit 🤦🏻♂️ 3. Pengalaman pribadi/cerita dari temen atau kluarga, butuh nyogok buat masuk kesebagian sekolah bergengsi = yang nyogok tu otaknya kurang mampu cuman dipaksa2ain mampu. Bayangin dr poin dua dan tiga *mereka calon pengajar generasi kedepan* 🤦🏻♂️ (no2) *Dosen/guru beneran bakal ngadepin orang yang kurang mampu otaknya* (no3) 4. Kenapa tadi kita tambahin kata “beneran” di dosen and guru. Karena byk guru and dosen jadi2an. Kayak contoh - “Nak ayo tulis ini” dan dia pergi g tau kemana - “Maaf jam kuliah kita pindah ke jam ini” padahal tu dosen bukan mau pergi operasi orang - Jelasin pelajaran bhodo amat murid ngerti atau g? Atau sebenernya saya ragu _”ne orang guru atau apa ya”_ - yang rajin / sering kasi hadiah guru nilainya bagus. Padahal nilai matematika g ada urusan di hadiah sama rajin. Sopan santun kali masuk akal 5. Yang paling disayangkan “pak bu.. anak adalah aset anda yang paling berharga” apa kita sudah mengenal calon guru/guru anak kita sampe percaya bgt mau nitipin aset terbaik?!. Bank aj mau minjemin orang duit pke di cek segala, padahal yg bakal dipinjemin tu duit nasabah. La kok aset terbaik kita mau dititipin + kita bayaar pula malah g dicek dgn super seksama?! Dan tu anak secara g sadar dia paling byk ngabisin wkt nya diskolah (ujung2nya cuman bs baca nulis ngitung.. 🤦🏻♂️ rata2 mksdnya g smua ya)
sekolah Indo maksa muridnya buat nguasain semua mata pelajaran. padahal, di sekolah satu guru hanya menguasai satu pelajaran. dan itu sesuai keahlian mereka masing-masing. kenapa murid nggak gitu... maksudnya, setiap murid kan pasti punya bakat yang berbeda, punya keahlian masing-masing. ada yang bisa di kesenian, tapi kurang di olahraga. ada yang sebaliknya, dsb. kenapa mereka gak difokusin ke satu mata pelajaran itu aja. bukankah dengan begitu anak bangsa dapat lebih mudah menggapai cita-cita mereka? boleh sehari/dua hari belajar mata pelajaran yang umum-umum. seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Agama. Matematika cukup diajari yang dasar-dasarnya aja, kayak tambahan, kalian, kurangan, bagian, pangkat. gak usah masuk ke aljabar, dsb. karena juga gak bakal kepake nantinya pas kerja. itu pendapat saya pribadi sih sebagai murid😉
Kalau bagi saya sd itu tempat belajar melatih kedisiplinan,moral, kejujuran,dan ilmu sosial lainnya.minimal sampe kelas 3 SD lah.kalau soal minat dan bakat tinggal fasilitas dari sekolahnya.
Kita gka tau pelajaran mana dan buku mana yg akan mengembangkan potensi anak. Jd gpp untuk belajar banyak pelajaran. Mungkin sistemnya aja dibuat lebih menyenangkan ☺️
Sering banget mikir gini kalo lagi ada guru yang mentingin mapelnya sendiri, tanpa gak peduli keadaan muridnya yang juga lagi ada beban tugas dari banyak mapel lain.
Tidak sesederhana itu, Kesimpulannya semestinya: kualitas pendidikan Indonesia secara rata2 di bawah untuk tes internasional tersebut (PISA) Orang tua yang mengirim anaknya ke luar Indonesia, anak2 kita mendapat nilai PISA yang tinggi juga. Indonesia menjunjung tinggi bahasa Indonesia, dan tes PISA ini memakai bahasa Inggris dalam setiap soalnya. Semestinya - tes PISA dilakukan untuk sampling di sekolah negeri dan seasta yang bagus saja dulu - Buat soal PISA dalam bahasa lokal negara tersebut - Paling bagus, Indonesia membuat tes yang sama bagusnya dengan PISAsecara lokal
Dri SD udh heran knp pelajaran TIK di hapus, di SMP bingung mata pelajaran banyak banget pdhl ujung²nya bakal lupa. Pendidikan di Indonesia gak Objektif
Saya sebagai mahasiswa fkip dan calon guru sangat setuju dengan isi konten 1%. Banyak materi yg menurut saya tidak sesuai dengan kebutuhan zaman sekarang
Saya setuju sekali dengan Anda. Itulah mengapa saya muak sekolah hingga kuliah di tanah air. Betul betul tingkat kesabaran saya sudah habis dan ingin segera meninggalkan tanah air untuk karir yang lebih maju. Sudah tidak ada lagi yang namanya sumbangsih untuk Indonesia, karena jujur pendidikan kita terlalu menuntut, memaksa, dan membatasi skill / kemampuan seseorang yang sebetulnya sudah layak bisa menjadi sukses tapi karena alasan embel embel (padahal saya yakin ini karena yg senior tidak ingin disaingi oleh junior) makanya timbul lah hal hal yang seperti ini, sehingga edukasi negara Indonesia sangat mengecewakan sekali. Pantas saja anak anak yang genius dari Indonesia hampir semua melanjutkan studi ke Luar Negeri dan berkembang di negara tersebut, Saya sangat bangga dengan Anda. Bravo.
Tepat sekali, masalahnya mayoritas guru kita saat ini (sampai 2025 lahh) adalah para boomer yg emg sulit adaptasi dan masih "kolot" dalam perubahan (entah gaptek, merasa senior, dsb)... Hal itu saya alami sendiri sbg seorang guru... Ketika saya usulkan saat rapat, utk tidak memberikan PR pada siswa di rumah, tapi mengoptimalkan waktu belajar di kelas dgn latihan soal secara berkelompok/ada tutor sebaya (temen siswa yg lebih pinter jd ketua kelompoknya), malah dicibir oleh para guru senior boomer, dgn dalih klo gak dikasih PR siswa bakal kurang fokus belajar dan nanti waktu luangnya akan dipake kelayapan bahkan tawuran... Saya sampe dikatain sok tau dan sok ngatur, padahal saya sgt memikirkan sisi humanis siswa, dmn mrk hampir 8 jam berada d sekolah utk belajar, baiknya sampai rumah bisa beristirahat dan bersosialisasi dgn lingkungan rumah dan orang tuanya... Bisa lebih rileks saat esok hari kembali ke sekolah krn istirahat yg cukup, punya waktu utk hobby lainnya agar pengalaman hidup mrk makin kaya... Tapi saya optimis, minimal selepas 2025, ketika guru2 boomer pada pensiun, hal2 baik akan datang seiring byk bergabungnya guru2 gen Z dan milenial...
@@rickysudrajat saya juga pernah komplen ke sekolah anak saya SD soal jam sekolah anak dari jam setengah 8 sampai jam setengah 3 sore sedangkan anak juga habis itu masih ada ngaji. Ada PR lagi setiap hari bahkan setiap mata pelajaran hari itu masing masing ada PR. Saya aja ngelihatnya capek. Anak mau istirahat, mau main juga kan. Tapi ya gitu gak diterima, udah dari sekolah dan ortu murid gak ada komplen. Harusnya lebih di tekankan bagaimana anak mengenal bakatnya, bagaimana bersosialisasi, dan mengolah soal soal di sekolah. Sekolah kasih tugas, pr dan pelajaran udah orang dikejar target. Padahal anak belum tentu juga paham.
Gua yakin anak muda sekarang dengan berfikiran sama, Bisa mengatur dan membimbing negara dengan konsep yang kita pegang dari pada orang2 tua sebelumnya. Never give up Indonesia generation!
saran saya simple aja,perdikit mapel.simpla af kan ,buat apa coba 14an mapel harus kita kuasain gk ada gunanya jg,cuman bisa membuat skola sebagai penjara bukan sebagai tempat mencari ilmu. coba contoh kurikulum internasional ,mereka cuman make 6 sampai 7 mapel (7 mapel itu untuk orang yang bener2 pinter) kemudian misal klo kita milih matematika, matematikany itupun udh dibagi jdi brp level sesuai dgn minat kita dalam berkerja jdi pastiny mapel itu berguna secara lgsg dalam bekerja bukan cuman mapel yang ujung2ny dilupain begitu saja. Kemudian sistem pendidikan indonesia ini kek sistem pendidikan balas dendam,mungkin karna guru2 pada masih skola merasakan hal yang sama yaitu stress dll makany guru2 skrg balas dendam ke murid dgn memberi PR yang melimpah kemudian soal2 yang bahkan blom pernah diajarin pun masuk dalam ujian.Jdi intiny untuk mengembangkan pendidikan di indonesia ,kurangi mapel2 yang tidak dibutuhkan dan fokuskan dalam penjurusan jgn hanya di KULIAH tpi lgsg di SMA,karna klo di kuliah nih coba cek brp persentasi anak2 kuliah yang diDO karna salah pilih jurusan.
Sekolah seharusnya jadi tempat yang menyenangkan bukan membosankan dan menakutkan. Di sekolah aku gk pernah sama sekali buat jawab satu soal di papan karna kalau salah ya pastinya diketawain. Guru yang harusnya mendukung malah menertawai. Terus tiap apel selalu bilang harus percaya diri. Percaya diri gimana kalau salah sedikit langsung ditertawakan?
Terima kasih telah membuat Channel ini, sy sebagai guru di sekolah optimis pendidikan Indonesia ke depan bakal lebih baik. Semoga rencana2 mulia anak muda seperti ini berjalan lancar dan mendapat banyak dukungan.. jikalau pun banyak hambatan birokrasi, sy harap tetap maju
Menurut gw pendidikan smk sekarang udh paling parah,ditambah dengan ketertinggalan fasilitas sekolah tapi masih tetap memaksakan kurikulum Ditambah sistim kapitalis guru yang menurut gw terlalu menyebalkan,dan di sekolah gw masih mempunyai anggota osis yang selalu menggunakan sistim "babi" dalam melakukan suatu kegiatan organisasinya Sekolah gw sendiri udh gw pastikan bakal jadi penyumbang pengangguran di tempat gw sendiri,dikarenakan pelajaran umum dan pelajaran produktif itu tidak seimbang. Dari 13 pelajaran yang diajarkan,pelajaran produktif hanya ada 3 buah.dan ditambah lagi nilai kkm yang benar benar engga ngotak.nilai kkm harus diatas 80,dan itu semua materi harus mengerti. Ditambah lagi beberapa oknum guru yang bertindak seenaknya, Pengalaman gw yang belajar 6 bab,namun saat uas tidak ada soal sama sekali yg keluar. ..
halo kak, saya juga miris. tapi untungnya skrg kkm di smk saya sudah turun. dari minimal 83 menjadi 75. jadinya saya waktu kelas 10 sering banget remidi. kalau dulu kelas 10 untuk mendapat B saja harus mendapat nilai 86, dan A dicapai dengan 91 keatas. betapa mengerikan. but its pass. skrg sdh normal :'v
Sama nih yang lebih aneh adalah ketika SMK tapi masih mempunyai kurikulum layaknya SMA. Maksa banget... Udah gitu FYI, lulusan SMK ternyata menyumbang pengangguran paling banyak di Indonesia. Pertanyaannya, kenapa itu bisa terjadi? Padahal kurikulum SMK "katanya" relevan dg dunia kerja. Hmmm. Sekarang lulusan SMK sudah banyak yg kuliah lagi. Krn kebutuhan industri ternyata tdk mengharapkan anak SMK menduduki jabatan tinggi krn pelaku usaha tentu memiliki pandangan kalau anak lulusan SMK belum cukup mumpuni. Kalau yg tidak melanjutkan kuliah biasanya anak SMK jadi maaf kasarnya "Buruh Pabrik" (Tdk bermaksud mendeskritkan perkerjaan ya). Maka dari itu perlu pengkajian ulang soal hal tersebut. Apakah lulusan SMK itu efektif dan relevan ke dunia kerja. Ambil saja jurusan Akuntansi. Mereka emang diberi skill tp apakah lantas banyak peluang kerja dalam bid. Akuntansi? Jawabannya, ada tapi sedikit. Karena apa? Lulusan akuntansi yg benar2 dibutuhkan perusahaan adalah lulusan Diploma atau S1. Maka dari itu, pengalaman saya sendiri ya, kebanyakan lulusan SMK akuntansi yg benar2 ingin menekuni dunia tsb harus melanjutkan ke perkuliahan. Hanya sekadar intermezo saja. Terima kasih.
@@oriza3027 memang kurang sinkron kalau kata guru saya. bahkan ada beberapa perusahaan yg memiliki sekolah sendiri untuk mendidik secara khusus yg tentunya diajarkan sesuai dengan perkembangan perusahaan tsb. memang untuk muridnya sendiri dianjurkan lanjut kuliah karena saingannya banyak yg lulusan dari sarjana maupun diploma. saya jg ingin kuliah dan punya keinginan kuliah di luar negeri, semoga tercapai. aamiin.
Kepala sekolahku hanya mengutamakan MTK, Karena dia adalah guru matematika yang pintar.. Sehingga dia lebih meninggi2kan dan membanggakan jurusan IPA dari pada IPS.
Apapun jadi buruk di negeri antah brantah karena yang memegang kekuasaan mikirin perutnya sendiri aka serakah n tamak. Contoh terkini China, di saat banyak yang menghujat China silahkan cari sumber-sumber informasi bagaimana China bangkit/membangun perekonomiannya demi negara atau rakyatnya. Guru honorer 300K - 350K ada pula yang dibayar 3 bulan sekali. Mau duduk jadi kepsek ada setorannya, dana pembangunan sekolah atau operasional disunat dari atas sampai bawah.
Saya lulus management informatika 2016, kemudian sempat kerja di Jepang. Dengan pengalam tsb, Sekarang saya sedang kuliah lagi banting stir ke fakultas pendidikan karena ada keinginan untuk menerapkan kultur pendidikan Jepang di Indonesia
Gokil ! Keren ! Gw tambah yakin sama tim 1% gw,Lo, kita semua pasti bisa! Mewujudkan kurikulum Indonesia menjadi lebih baik lagi dimasa depan nanti. Terus terang, 1% merubah pola pikir gw dan kehidupan yg sekarang gw jalanin.dari 1% otak gw punya gambaran jelas kemana,kenapa,dimana,apa yg harus gw lakukan.ini channel LUAR BIASA mengubah semua cara berfikir gw dan pandangan hidup gw !!!! Thx 1% baik buat kita semua. Gbu
Dari kecil aku memang sudah sering berpikir Apakah setelah lulus nanti Kita semua akan rata rata bisa atau siap dalam dunia kerja dengan pembekalan formal seperti ini terus...dan semakin kesini memng sya semakin melihat dan merasa itu..semoga ada perubahan
Kan menyesuaikan dengan tahapan perkembangan otak, pembahasannya semakin ke atas semakin luas. Memang benar, sekolah tidak mengajarkan semua pengetahuan di dunia ini, karena keterbatasan waktu. Itu tugas masing" induvidu untuk menemukan pasionnya. Mau jadi apa dan mau kemana, namun modal dasar sudah diberikan di sekolah.
Bangun mimpi masyarakat/cita".. Step by step Trus kasih tau apa yg haru mereka lakukan untk menggapai itu Ketika ada yg ingin diraih,makan mereka akan usaha
- masih pakai kurikulum lama? - guru mendiskriminasi murid yang disleksia atau lambat menangkap pembelajaran dengan bangga dan membanding²kan - Pendidikan yang sangat lambat, kebanyakan hanya fokus kurikulum/visi misi yg sama dengan sebelum²nya (kalau gitu mah belajar otodidak di rumah jg bisa dengan diajari keluarga sendiri) - gaji guru tidak sesuai (tapi kalau mau dinaikkan sesuai UMR atau di atas UMR, cara pendidikan, SPP dll harus seimbang) - apakah ada test/pelatihan untuk guru? - Nilai adalah segalanya :v tak peduli itu nyontek atau hasil sendiri, yang pasti tak bagus ya dikucilkan guru atau teman² di sekolah. - berbagai motivasi dan nasihat harusnya dijajalkan sejak SD kelas 2 - pengurangan pengangguran dll Aku ngaku, aku sendiri tidak pintar dan tidak suka bersekolah karena sering tidak nyaman. Akhirnya sekolah cuma jd rutinitas aja.
Aku pikir ketika kuliah aku akan benar-benar dibina dengan untuk menjadi manusia dengan passionku. Namun, ketika matkul pun dalam satu semester hanya pernah masuk satu kali, bahkan ada yang tak pernah masuk sama sekali. Hal ini yang kadang bikin aku bete, jadi males buat belajar, akhirnya aku menekuni apa yang aku suka, bisnis. Tapi di sisi lain, aku tidak lupa pada cita-citaku, aku mencoba mencari banyak referensi, aku belajar otodidak. Kalo aku udah bener bener bingung, aku buka RUclips, nyari referensi dari RUclips. Semangat buat para calon penerus bangsa. Tingkatkan kualitas diri kalian, kamu adalah apa yang kamu baca, apa yang kamu makan, apa yang kamu katakan. Setelah aku menyimak ini, aku menemukan berbagai keluhan yang hampir sama, metode pembelajaran guru, materi yang dirasa kurang relevan dengan keadaan, sistem pendidikan, fasilitas, dsbg. Untuk permasalahan guru, mungkin itu hal yang kompleks, bisa dari dirinya sendiri yang memang tak benar-benar menguasai ilmu keguruan, bisa jadi karena kebutuhan lain (uang misalnya) ataupun hal lain yang tak pernah kita tahu. Semangat semuanya, semoga ada perubahan kedepannya yaa
di Indonesia banyak orang yang peduli tentang pendidikan, namun tidak tau harus berbuat apa untuk kemajuan bangsa, semoga dengan wadah ini dapat menjadi langkah awal untuk mencapai Indonesia yang lebih baik 👍
Penilaian PISA menjadi indikator quality & equity pendidikan satu negara. Jadi yg menjadi masalah bukan hanya kualitas belajar & mengajar (quality) namun juga pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia (equity) ...which is sejalan dgn pemerataan pembangunan, akses informasi dan teknologi. It’s very complex. Mari kita bergerak bersama dgn menjadi agen perubahan yg dimulai dari diri kita sendiri.
penjurusan untuk SMA dipecah lagi, jangan hanya MIPA dan SOSHUM. Hasilnnya mata pelajaran yang diikutiti jadi bisa berkurang dan siswa akan mengikuti pelajaran yang mereka sukai lebih dalam. Spesifik lebih baik daripada banyak tapi ga guna. Rubah mindset sekolah memaksa siswa dapat nilai bagus di seluruh pelajaran menjadi siswa yang mencari kebutuhan pelajaran. Beritahu output dan persyaratan yang dibutuhkan dalam mempelajari mata pelajaran tersebut dari SMP, sehingga mereka tidak salah pilih saat SMA. Selama ada keinginan disitu ada jalan
Kejadian nih sama gw. Suruh masuk IPA, udah sampe sekolahnya milih bahasa. Bodoamat gue gabakal sanggup di IPA, gue sukanya di Bahasa. Kita kalo udah suka apapun pasti di lakuin kan? Yaudah. Nilai bahasa gue pas SMA jadi nutupin rendahnya nilai Ipa. Wkwkwk. Intinya fokus ajasih. Tapi semuanya berubah pas milih jurusan kuliah 😁
Iya,bener banget,gua dulu sewaktu SD di kekang banget sama guru gua,sama pelajaran MTK,sering banget di suruh maju kedepan dan nggak bisa malah di omelin,dan pernah sampai mau nangis,kan disuruh bawa kardus buat di hitung ruas" nya,dan itu gua bawa dari rumah,malah disobek sobek,bener" di kekang banget,padahal waktu SD gua lebih unggul di bhs inggris,dan gara" gua selalu dikekang pelajaran MTK,dan sekarang gua jadi kurang bisa bhs inggris,karna sangking stress nya,gua harap,sistem pendidikan di Indonesia dirubah,jangan berpikir siswa atau siswi harus bisa semua pelajaran,tapi bantu dan dukung siswa atau siswi dalam pelajaran yang dia unggulin.GUA DUKUNG 1% INI
Daftar 26 mapel di kls gw: -matematika wajib -matematika minat -fisika -kimia -biologi -bahasa Inggris wajib -bahasa Inggris minat -ekonomi -penjaskes -pkn -seni budaya -prakarya/kewirausahaan -bahasa Indonesia -bahasa Arab -bahasa Jawa -fiqih -alquran hadis -aqidah akhlaq -qiraatul kutub -qowaidul fiqih -faraidl -lubul Ushul -nahwu -ski -sejarah Indonesia Sekian:)
Di SD banyak banget:),ada i'rob, shorof,nahwu,alqur'an, tajwid, tauhid, tarikh, fiqih, PAI, B. Arab, B. Indo, B. Jawa, B. Inggris,Ipa,IPS,PKN,olga,MTK,SBKAl-qur'an,dll. (itupun gw pas masih SD:)
Pasti madrasah ini, btw w juga ngalamin hal yang sama, jadi sekarang gua "bodo amat" sama pelajaran yg gk bakal kepake di cita cita karir gua, daripada fokus gua kebelah dan malah jadi gk maksimal dalam meraih cita cita
Keluhan murid: 1. PR dan ujian terlalu banyak Kalau yang berprofesi menjadi guru tahu sebabnya. Karena ketika menilai ada standarnya, dan standarnya itu mengharuskan mengambil dari beberapa nilai. Tapi kalau sudah belajar kan evaluasi itu penting, supaya bisa memahami kemampuan sendiri. Bagi murid, mungkin tipe PR dan ulangan yang diberikan kurang inovatif atau terlalu banyak. Bagi guru, takutnya kebanyakan murid itu tidak belajar kalau tidak ada pr. Apakah komitmen si murid ada kalau tidak ada pr? Kebanyakan di Indonesia ini sangat dilema. Tapi, sadar nggak sih, bahwa di dalam satu kelas itu ada murid-murid yang emang nggak pernah ditanyakan belajarnya? Karena tanggung jawab studinya dianggap ada oleh gurunya.. Kelihatan bertanggung jawab. Anehnya, kadang gurunya sudah kasih pr yang inovatif, dibilangnya merepotkan. Agak aneh juga. 2. Nilai KKM tidak realistis Nilai KKM di Indonesia tidak mencerminkan kemampuan sama sekali dan sudah jadi rahasia umum bahwa banyak nilai yang hanya jadi nilai saja. Ini dikarenakan nilainya terlalu tinggi. Padahal seharusnya tidak setinggi sekarang. Tapi standar KKM itu tetap penting, karena itu perwakilan nyata dari apa yang kita sudah pahami. Rasanya nggak pantas kalau seandainya KKM sudah masuk akal tapi kita tetap tidak memenuhi hal itu. Apa iya nggak yakin sama diri sendiri bahwa 40%-50% pelajaran bisa kita serap asalkan kita coba belajar? 3. Harus jago semua mata pelajaran Sebenarnya yang membuat berat karena KKMnya tinggi, bukan karena harus jago semua mata pelajaran. Seandainya KKMnya tidak tinggi, tidak akan ada pemikiran begitu. Gurunya menuntut sesuai KKM, berhubung KKM sangat tinggi, jadi sulit untuk mencapainya. Coba KKMnya 20%, aman damai aja tuh. Tapi jangan 20% juga lah ya, itu kalo ada 10 soal cuma betul dua dong. :) Kalau mengenai orang tua yang mesti bagus semua mata pelajaran, itu juga ada hubungannya dengan KKM. Lalu, orang tua juga cenderung mengoverestimate kemampuan anak. Tapi bisa dipahami. Namanya juga anak sendiri. Masa iya mau mikir anaknya nggak bisa? Masa iya nggak mau anaknya berprestasi? Pasti maunya yang terbaik, dan memang kalau jadi yang terbaik di antara sekian orang itu luar biasa. Yang nggak sehat, ya overestimate itu. Boleh mengharapkan dan mendorong anak supaya berprestasi, tapi harus tetap realistis dan jangan gampang kecewa. Tapi jangan juga lantas mengunderestimate anak. Sama-sama nggak bagus. 4. Kurikulum dan pembelajaran kurang mengena ke life skill. Kurikulum itu yang buat kemendikbud, sedangkan yang mengajar guru. Banyak yang di kalangan kemdikbud sendiri bisa jadi kurang bersentuhan dengan praktik keguruan yang ada, jadi ini masalah ketidaksepahaman antara kemdikbud dan guru. Mungkin kalau ditanya ke murid ada 101 keluhan yang bisa didengar, tapi ketika 101 keluhan itu sudah mulai diatasi, apakah murid-murid di Indonesia siap berubah? Nyatanya, terlepas dari sistem pendidikan yang kurang ramah, sikap siswa terhadap hal tersebut juga terkadang kurang baik. Praktik seperti menyontek, numpang nugas, tidak mengerjakan tugas, bolos, dll juga masih banyak. Padahal masih banyak juga guru yang masih bisa diajak berbicara, tapi sudah negative thinking duluan. Mengubah sistem itu adalah perubahan besar, tapi perubahan kecil bisa dimulai dari sendiri. Mulai dari sikap terhadap proses pembelajaran. Penuhi kehadiran dengan baik, kerjakan tugas sendiri dengan baik, kerjakan ulangan sendiri dengan baik, belajar dari berbagai sumber (kalau gurunya ndak bisa ditanya baik2 mbok ya belajar sama temen yg pinter atau mbah yutub), ikuti semua proses terlepas dari jago atau nggaknya karena nggak ada yg rugi dari belajar asalkan penerimaan kita positif. Keluhan orang tua maupun guru itu pasti ada waktunya berlalu. Tinggal kita yang memilih untuk move on atau terus-terusan menyalahkan keadaan. Bukan berarti keadaan harus dibiarkan, hanya saja proses perbaikannya panjang dan mungkin bukan kita yang merasakan, tapi generasi selanjutnya.
Mimin ngerti kalau sekolah dan pendidikan itu sangatlah susah untuk kita semua :( tapi tenang aja kalau lo butuh bantuan, dalam arti kata curhat sama kita, kita siap membantu.
Buat lo yang butuh teman bicara untuk cerita semua masalah lo, bisa cek link di bawah ini ya.
• Life Coaching (sebelumnya Mentoring) satu.bio/curhat-yuk
• Konseling satu.bio/konseling-yuk
Kalau mau ingin tau diri sendiri lebih dalam secara mandiri, lo bisa coba berbagai pilihan psikotes premium ini.
• Psikotes Premium satu.bio/psikotes-premium
Kita juga rutin ngadain kelas setiap minggunya dengan topik-topik yang relate dengan berbagai problem lo.
• Webinar (Online) satu.bio/webinar
• Seminar (Offline) satu.bio/seminar
Pengen ikut tapi gak punya CV
Bodo teuing aing mah
Selain jabodetabek ada gak kak? Kalimantan misalnya 😂
Jabotabek ....gk mau di ajak demo aja bagus...
Mau ikut tapi bukan warga jaboritabek :(
Hampir 90 % siswa tidak enjoy di sekolah, mereka hanya pingin ketemu temen dan Rutinitas biasa
hm iya bener banget , kaga enjoy di sekolah
Betul. Meskipun aku suka belajar, tapi aku benci sekolah
Iy bener
Bagi yang tidak suka matematika atau sains, mungkin video ini bisa memberikan gambaran mengenai konsekuensi buruk jika bangsa ini terus mengabaikan matematika dan sains. (menit 5:30)
ruclips.net/video/Q4JQmTHfWkY/видео.html
true mint🗿
"orang yang berlatih 100 jenis tendangan setiap hari akan kalah dengan orang yg berlatih satu jenis tendangan 100 kali setiap hari." - BRUCE LEE
mantul
@@cybermechid9181 hidup itu pilihan. Pasti ada yg disukai dan yg tidak disukai. Mempelajari banyak hal sama saja seperti memilih keduanya. Sedangkan mempelajari 1 hal, pasti kita akan memilih hal yg kita sukai. PALING KITA SUKAI. Atau bisa juga disebut bakat. Seseorang kalau sudah menemukan bakatnya, jangan diremehkan lagi kemampuannya dalam bidang yg dia tekuni. Intinya, orang pintar akan kalah dengan orang yg berbakat.
Maksud nya satu jenis seratus tendangan
Hidup damai Dan sederhana jauh lebih membahagiakan Dari pada mengejar kesuksesan berbalut kegelisahan terus menerus"albret Einstein ngendiko"
@@khairunachmad5619 tetapi yg berbakat akan kalah dengan yg bersunguh sungguh Dan niat
Menurut gua pendidikan di Indo terlalu kemakan sama ilusi buat "knowing everthing", dari kecil dikasih semua pelajaran kesannya biar tau semua, padahal setiap orang beda2 dan GABAKAL BISA JAGO di semua bidang, gua tau kita gabisa ngebuat pendidikan jadi personal gitu, makanya solusinya adalah belajar untuk belajar, ngajarin gimana caranya hidup, critical thinking, reasoning, literasi, memahami, dll. dan sekolah harusnya ngebantu anak buat nemuin jawaban anak tentang "siapa aku", bukannya ngebebanin buat belajar semua pelajaran dan ngehapalin hal yang sia2. Belum lagi ngebentuk moral, mulai dari jujur, disiplin, ramah dll, dan menurut gua harusnya ini dimulai dari keluarga ga cuma dari sekolah aja.
Semoga Mendikbud baru bisa ngerubah pendidikan indonesia jadi lebih baik lagi, yakin bisa kalo orang tua dan semuanya saling bantu!! Indonesia bakal maju kalo pendidikannya dibenahi!! APBN udah 20% oy banyak wkwkw
Upvote
@Maya K aku juga padamu
Me 2
Up
Sebenarnya orang bisa jago banyak bidang, contohnya polymath. Ingat, mereka tidak dipaksa belajar, tapi tertarik
siswa indonesia cuman mau tenang dan senang saat sekolah, bukan stress.
ruclips.net/video/wtbcaWnybzs/видео.html
Jadi pembelajaran skolah anak gue di negara luar di indo ogah kalau blm berubah
Terlalu mementingkan nilai dibandingkan proses negara kita ini :(
Kaya gw gan ulangan kalo nila jelek auto stress pantes luar lebih maju karena cuma mikirin proses dan Indonesia milih nilai
@@memeincredible8733 omelin itu kulikum :v indonesia yg jual nilai bukan yg lain lain
banyak yg mandang hasilnya sj tapi ngax mandang usahanya Ini ni yg ngax bisa ngebuat indonesia ngax maju
Alhamdulillaah kalau sy tipe guru yg tidak mempermasalahkan nilai siswa. Nilai kecil atau besar, yg penting mereka sudah berusaha mengerjakan dengan baik dan kejujuran lebih sy utamakan.
Gak hanya di sekolah tapi di kuliah seperti penelitian akhir harus dicari sampai akhir dan tepat padahal penelitian gak mesti ke arah yang lebih baik tapi dapat digunakan sebagai acuan penelitian ke depannya
Harusnya pendidikan indonesia itu bisa milih salah satu mata pelajaran sejak sd , banyakin praktek, hapus sistem ranking, hapus un, hapus ulangan di ganti tes minat bakat👍
iya setuju , pengen banget gw sistem pendidikan di Indonesia jadi kayak gitu :(
yang penting adalah "praktek" bukan ngerjain soal gak jelass
Teori hanya membuat murid stress
Sedangkan Praktek akan Mengalami Pengalaman langsung
Pengalaman Itulah yang akan berguna untuk masa Depan
CMIIW
I really agree
Menurut gw sih diajarin dulu smua dasarnya, smakin gede baru smakin fokus ke minat bakat nya
@@afifihsan3918 yes
Welcome to Indonesia
Dimana murid harus pandai di semua pelajaran
indonesia cukup 1 ja lainya cuma tambahan
Padahal gurunya aja fokus 1 mapel ya, guru biologi, kimia, fisika, bahasa, ips, kesenian pasti beda guru
:'))
Ini lah orang bodoh,yang cuma ikut ikutan,emang itu harus bodoh,ini lah indo gak maju orang orang nya kyak gini dan gak disiplin haduhh...:)
Tapi gw pandai di semua pelajaran gimana dong 😗 dari SD sampe SMP selalu dapet ranking karena ya ini Indonesia gw juga harus beradaptasi sama yg ada di sekitar gw gpp lah menurut gw if you don't know
Fun fact: anak anak indo selalu ditekan oleh gurunya dan lebih tidak nyaman, dan pilih kasih (kadang kagak angkat tangan tiba-tiba dipilih v:)
Menurut saya sendiri sebagai siswa smp aja banyak banget dari temen saya yang bahkan suka sekali mengeluh karena banyaknya tugas. Menurut saya, alasan mengapa murid - murid suka malas itu adalah
1. Sekolah lebih mengkepentingkan nilai daripada proses
Kalo seperti ini saya suka berpikir kenapa mereka nggak nilai dari proses mereka mengerjakan tugas? Sehingga membuat murid biasanya lebih memilih untuk menyontek daripada mengerjakan sendiri. Padahal dalam kehidupan proses menyelesaikan masalah lah yang penting, karena hasil juga akan sama dengan proses.
2. Tidak memfokuskan murid kepada pelajaran
Hal ini membuat saya suka bingung dengan pelajaran di Sekolah, karena banyaknya mata pelajaran itu artinya harus membagi waktu mata pelajaran dengan yang lain. Saya sering banget nih ngalamin hal dimana ketika saya sudah memfokuskan diri kepada pelajaran misal mat, tapi tiba - tiba dipaksa untuk pindah ke fisika karena memang sudah waktunya. Menurut saya ini malah membuat kadang waktu belajar dan minat murid terbuang percuma, seolah - olah waktu untuk belajar di sekolah itu hanya sia - sia
3. Metode pembelajaran yang kadang membosankan
Kalo metodenya membosankan itu akan membuat materi yang disampaikan oleh guru - guru tidak dapat masuk ke otak. Sehingga lebih kasian untuk dikelas 6, 9, ataupun 12 untuk mengulang materi dari kelas rendah sampai atas untuk menjalani UN (untuk di jaman saya) Dan kebiasaan untuk lebih mengejar materi yang tidak memfokuskan itu tadi.
4. Pelajaran kebanyakan tidak terlalu berguna untuk kehidupan
Terkadang saya suka berpikir, bukankah sekolah itu digunakan agar bisa sukses dimasa depan? Kalo semisal ingin sukses, maka harus bisa membuat inovasi untuk memajukan perusahaan, seharusnya diajarkan juga dong skill dalam bekerja sesuai cita - cita? Karena seperti yang dibilang, dunia itu semakin lama semakin berubah dan maju. Jadi seseorang harus bisa melakukan inovasi yang berguna untuk dimasa depan juga. Tapi di Sekolah tidak diajarkan hal tersebut, sehingga rasanya sekolah menjadi kurang berguna untuk masa depan.
Mungkin itu yang saya bisa lihat dari sisi membosankan sekolah, jadi apakah ada yang berminat mengubah?
Goodluck ya Dek!!
Penjabaranmu luar biasa menggambarkan apa yg dirasakan siswa jaman skrg...
Saya sbg org tua jd lebih berfikir dan merencanakan apa yg akan saya berikan ke anak2 saya..
Good job adek!! 👍
Kamu pasti akan jadi org sukses 😊😊😊
Dan memang kenyataannya seperti itu. Tapi apakah kita hanya menyalahkan pemerintah dan nggak berbuat apa-apa? Well sekarang ada internet misal kita ingin belajar skill/keterampilan lain kita bisa usaha sendiri untuk mempelajarinya.
Jadi ya jangan berpasrah dengan keadaan,ya kita harus usaha sendiri untuk ningkatin skill atau keterampilan kita sendiri. Inisiatif itu penting.
Otakmu pekok!!!! Kalau kita belajar semua pelajaran dan gak kepakai sama sekali gimana? pendidikan dasar emang penting, contohnya, setiap siswa wajib belajar matematika mengenai materi tambah kali kurang bagi (yang mendasar), dan kita gak perlu belajar sin cos tan.useless
@@sabarsbb6585 maksud aku itu, penting belajar semua pelajaran-pelajaran mendasar yang berguna dikehidupan. gak perlu belajar sampai tingkat lanjutan, yang lanjutan khusus buat yang minat
@@sabarsbb6585 anda ngomong begitu sekarang anda sudah jadi apa? Sebesar apa penghasilannya? Sudah sebermanfaat apa sama orang banyak? Apa keahlian anda?
ketika lu sangat pintar di bidang ips dan lu bodoh di matimatika disitulah lu akan di leskan matimatika
Kayak gw jelek bhs.inggris dan mtk malah dilesin tpi nilai cuma naik dikit :)
Semangat bro 🔥🔥
Gak tau pokoknya semangat aja
Ya karena kita sebenarnya dipaksa menyeragamkan dan menyeimbangkan tingkat pengetahuan kita,
padahal dari masing-masing individu dari kita punya latar belakang minat dan kemampuan kapasitas masing-masing yang berbeda, tapi kita Ndak diberi kesempatan untuk belajar detail riset praktek langsung tentang topik yang jadi minat kita itu.
Sama kayak gua
@@rafifsuryaf7242 beda ortu bro
Emang bener bgt sih:) ngerasa tertekan harus bisa semua mapel apalagi matematika , kalau gak pintar matematika pasti di anggap gak pintar...murid yang pintar matematika pas di kelas lebih dominan di sukai guru-guru:) .. semuanya pasti diliat dari nilai , sampai sampai aku yang gak jago mtk pas aku bisa ngerjain itu di kira nyontek :( padahal itu hasil usaha aku sendiri, kebanyakan orang-orang nyontek ya karena sekarang bukan sekarang sih dari dulu nilai tinggi dianggap paling penting padahal menurut aku prosesnya , jadi wajar kenapa anak anak sekarang males belajar ketika mereka melakukan sesuatu dengan usaha sendiri tapi gak dihargai jadi mereka memutuskan untuk gak usaha lagi
Sama:)
Gue Yg pintar Sejarah tapi gak jago Matematika saja dianggap goblok... Jancuk
ngapain dikejar kalo nggak bisa, fokus aja ke yang kamu bisa. Dulu aku anak ipa tapi matematika jelek nilainya cuman 2 ya cuek aja yang penting kalo ujian kagak nyontek. jujur aja bodo amat orang emang udah nggak minat plus nggak ada baka,t kalo aku nggak usah dipaksain. Kejar yang sesuai passion kamu aja. Aku mah bomat dibilang bodoh lah inilah, yang penting mapel sekolah yang aku bisa, itu kalo ujian dan pembelajaran dimaksimalkan. Nanti sehabis lulus bakal guna kok, bukan mapelnya, tapi cara kamu nyikapin mapel itu sendiri.
Gua malah bagus matematika. Lainnya B atau C matematika A+
@@muhfadhilramadhanmfr8994 gw bisa kimia tapi tetep dilihat bodoh gara2 kurang suka mtk
Kalau menurutku sekolah bukan hanya cari ilmu, tapi sekolah juga untuk membuat pola pikir dan ilmu adalah bonusnya.
"Sok pintar"
Sakit aja dengernya kalo ada yg bilang gitu. Padahal udah dikasih tau yg bener🙂 pas salah aja nyalahin
"Ga ngasih tau sih"
Berarti cara penyampaiannya yg hrs diubah, soalnya beda orang beda cara penyampaian. Saya dl jg bbrp kali dibilang sok pintar, setelah itu saya coba ubah cara penyampaiannya, nurut dia akhirnya.
@@inya.wey. gimana caranya
@@anakrantau4330 jawab yes sama no doang taunya
Mungkin cara penyampaiannya kurang tepat mba
@@alvirousman321 nah aku tanya gimana cara nyampain
“Sebuah pohon mangga tidak dapat menghasilkan buah selain mangga”
True
Anjay quotes nya mantab bro
Simpel tapi bener
Aaaa suka banget quetos nya
tp pohon mangga bs jd tempat ratusan mahluk hidup selain bs berbuah mangga
Gw sebagai seorang pelajar dari "Kota Pelajar" ngerasa pendidikan yg gw terima terutama saat ini (smp) terlalu membual. Contohnya :
1. kurikulum k13 revisi, yg katanya murid yg aktif dan guru hanya seorang fasilitator gk dijalankan bahkan sedikitpun, kenyataannya guru tetap menjejalkan soal soal.
2. Guru selalu memaksa siswa untuk bisa semua pelajaran dengan melihat dari aspek nilai ujian. Nih ya gw ngerasa dieksploitasi oleh sekolah gw untuk memenuhi target dinas dari nilai lah (UN) yg harus bagus menyebabkan gw dikekang oleh nilai belaka
3. Lama belajar, lama belajar di sekolah gw sekitar 8 jam/hari 5hari dalam seminggu (40 jam/Minggu) ditambah tugas yang gk tanggung tanggung, les sana sini, tambahan pelajaran wajib selam 1,5 jam. Terus kapan kita bisa mengembangkan potensi/bakat ku? Padahal bakat ku mungkin lebih berperan dan berpengaruh dalam dunia karier ku nanti ketimbang nilai nilai pelajaran.
Saya sangat berharap terhadap menteri pendidikan yg baru dengan pola pikir milenial nya mampu membawa Indonesia ke jenjang pendidikan yang lebih berkembang.
Pemikiran kritisi dan kreativitas yang menjadi potensi menonjol dalam diri saya tidak bisa dilihat dan dikembangkan oleh sekolah, saat saya mencoba menjadi kritis sekolah malah memandang saya anak nakal dan tidak bermoral
Elunya aja males isi yt aja cuma game
Soal lama belajar ,di negara yang pendidikannya maju kaya korea lama belajarnya melebihi kita dan membuat mereka stress kok ,di indonesia ini termasuk sedikit jam belajarnya
@@warsitocebret680 tapi korea lebih banyak sama less
@@kimseok3215 iya memang mereka pulang sekolah les sampe malem malahan ,menurutku orang" jangan cuma menyalahkan guru dan kurikulum karena anak" juga harus di didik dengan moral sejak dini karena sekarang banyak anak" nggak peduli ama sekolah karena mereka pikir nggak penting dan mereka pun berlaku seenaknya
@@warsitocebret680 kalo gitu kayak sistem belajar jepang kan anak nggak ujian sampe umur 10 thn tapi belajar moral dan tatakrama
problem utama pendidikan di Indonesia ada 3 menurut gw.
1 terlalu banyak hafalan padahal dibeberapa mapel justru yg utama harusnya praktek.
2 sekolah juga kebanyakan yg diberikan adalah soal dan jawabannya, bukan masalah dan solusinya.
3 murid kurang aktif, semua diberikan sekolah, mestinya di didik juga untuk bisa mencari solusi diluar dari materi yg diberikan
Dikira di luar negeri gaada hafalan 🤣
😁😁😁
Saya seorang Guru SD, akan menjadi PR besar unk saya memperbaiki pendidikan ni. Semoga lewat chanel saya bisa memperbaiki pendidikan di indonesia walau hanya perubahan kecil 🙏
Mantap pak keep it up,menjadi guru yg sabar dan perhatian adalah kunci utama👍👍
mantap
terimakasih atas niat baiknya bu guru^^,,semangattt
Yok jangan kasih hapalan ke muridnya
@@MrZooplankton_ hapalan juga penting cil
Izinkan saya sebagai part of generasi Milenial (yang kini status sudah berkarir) untuk membuka ruang diskusi dan komentar mengenai kondisi pendidikan kita saat ini.
Sedikit cerita latar belakang pendidikan saya, yang mungkin cukup unik karena dari SD hingga lulus kuliah saya melewati sistem pendidikan yang sangat beragam mulai dari SD & SMP Islami, SMA di Jepang (kebetulan dapat sekolah semi internasional dimana siswa mix 80% orang jepang dan 20% orang asing) dan kelas 3 SMA pindah ke Indonesia lagi, kuliah IPA dengan lulusan IPS, studi di UI lalu transfer ke Australia hingga lulus.
Saya coba rangkum apa yang pahami dengan pola pendidikan di 3 negara tersebut, dan Culture Shock yang saya alami :
- SMA di Jepang sejak kelas 1 sudah dibimbing untuk "apa yang akan kamu lakukan setelah lulus", jadi kuliah bukan wacana yang wajib dan banyak yang setelah lulus mereka bekerja dulu baru mengambil kuliah (hal yang sama dengan pola di australia)
-Sistem belajar sudah seperti perkuliahan dimana mulai kelas 2 kita mulai diarahkan ke pelajaran yang terkait dengan minat studi kita, tetapi kita masih boleh mengambil 1-2 mata pelajaran lain yang tidak relevan - semisal fokus ke jurusan kedokteran, kita harus ambil fisika, kimia dan biologi tetapi masih boleh belajar ilmu sosial atau yang lainnya. (kebebasan untuk menekuni ilmu yang kita tertarik)
-Kepercayaan diri sudah ditanamkan sejak SMA tidak hanya di jepang ataupun australia, banyak aktifitas dari sekolah ataupun dari mahasiswa yang memancing murid untuk memiliki self-esteem/kepercayaan diri. Diskusi dan mengutarakan opini sangat direspon baik oleh para pendidik. Tidak ada yang benar dan Tidak ada yang salah semua diterima dan diolah dengan cara yang baik.
Maaf saya jadi kebablasan bahas ini hehe, karena saya sudah sangat lama prihatin dengan kondisi pendidikan kita, dan menurut saya pribadi pendidikan kita sudah hilang tujuan dan arah. Tut wuri Handayani nya sudah luntur, Guru cenderung kaku dan terpaku dengan sistem yang sangat normatif dan tidak membuka potensi. Saya tidak mengatakan semua, karena dibalik para guru-guru tersebut banyak juga yang sangat baik tetapi terkadang justru terhambat oleh sang guru di "Rumah" alias para orang tua. PR diluncurkan sebanyak-banyaknya, anak pulang harus selesaikan PR, les biar lebih paham pelajaran, orang tua pun pulang kerja sudah cape dan lelah..sehingga tidak ada yang namanya kualitas hidup berkeluarga yang baik. Jadi bisa bayangkan di rumah sumpek plus di sekolah sumpek.
Apa pengaruh efek-efek diatas? murid cenderung mencari jalan pintas untuk menyelesaikan alias "googling atau nyontek", dan kenapa sebegitu "Niat"-nya untuk nyontek, karena kalau nilai jelek dimarahin orang tua atau diolok-olok di sekolah. Hasilnya jadilah sumber daya manusia yang tidak memiliki kepercayaan diri.
Jujur dalam kementrian om Nadiem sekarang, besar harapan saya ada perubahan yang drastis dari sistem pendidikan kita, dan menurut saya pribadi yang saya harapkan : Sistem IPA-IPS di tiadakan, UAN di tiadakan(kasihan 3 tahun ditentukan oleh satu ujian yang menurut saya sangat tidak fair), Semua intrumen pendidikan mulai dari guru, murid dan para orang tua harus sadar kalau tujuan mencari pendidikan itu bukan sekedar sebuah gelar semata, apa arti sarjana hukum kalau dia pakar korupsi, apa arti professor ekonomi kalau para petani masih kesusahan..Tujuan pendidikan itu menurut saya ya balik ke Tut Wuri handayani itu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani..Kita memberikan Tauladan baik, membangun semangat dan mendorong anak-anak kita supaya sadar hidup bukan sekedar mengenyangkan perut, tapi memberi manfaat untuk sesama, alam dan seisinya.
Mohon maaf kalau panjang gak karuan dengan tata bahasa yang setengah nyeleneh hehe, kalau ada yang baca sampai habis, saya haturkan maturnuwun, Terima kasih :)
Mantap ulasannya
Sistem pendidikan seperti ini semoga berubah di era pak nadiem 🙏
Uan sudah bukan penentu kelulusan
Ttp aja para Boomer gk akan terima Pendapatmu bro, mereka udh Sangad bersikukuh sm Pemikiran kuno nya
@@kuzan9913 Generasi Boomer saat ini yang paling muda sudah umur 55 Tahun, mereka sudah akan memasuki umur non-produktif. Kecepatan perubahan zaman akan dengan sendirinya menyingkirnya para generasi Boomer dengan pola pemikiran yang kaku, Generasi Milenial pun sebenarnya hanya sebagai "Bridge" atau "Jembatan" untuk membuka peluang dan pintu kepada para Generasi Z.
Kenapa pendidikan indonesia buruk? Ya orang mau ujian semester bukannya disuruh belajar malah disuruh lunasin uang spp:)
Ahahahaha Lunasin dulu spp baru bisa ujian 😭
Gk bayar ndak boleh ikut ujian :)
"Belum bayar,gak bisa ikut ujian."suatu kebijakan yang sangat saya tolak dalam kehidupan saya.dan menyayat hati ini😭
Di sekolah ku gak pake spp
SPP adalah salah satu konsekuensi kewajiban yang telah diketahui oleh orang tua siswa sejak awal (sebelum siswa mendapatkan hak-nya), mengingat pada dasarnya, kewajiban orang tua siswa merupakan hak guru dan kewajiban guru merupakan hak siswa.
Rasanya kurang baik jika kita (sebagai orang tua siswa) untuk mencari pembenaran serta menuntut hak kita, tanpa menunaikan kewajiban kita (yang notabene merupakan hak orang lain) yang kita abaikan :)
Kak saya siswa kelas 2 SMP sekarang lagi pandemi dan pastinya belajar online, menurut saya sendiri kak saya sudah tidak menyukai sistem pendidikan di indonesia bahkan sejak saya kecil di sd karena bisa dibilang lingkungan dikeluarga saya itu modern tidak terlalu mengekang.. sejak kecil saya sekolah di sekolah suwasta yang dimana gurunya itu benar benar mengajarkan terutama bahasa yang langsung mendatangkan guru dari luar , gurunya bagus.. tapi saat smp saya sekolah di sekolah negri dan jujur sejak bulan pertama sekolahpun serasa di tampar perbedaan, mulai dari cara berbahasa, terutama cara pembelajaran dan lain lain. Di awal pun saya syok dengan guru-guru yang bahkan tidak menerangkan pelajaran dengan benar, mereka memberikan materi dan mencontohkan soal tapi itu malah membuat saya pusing dengan tugas yang banyak di berikan bahkan saya jadi berpikir kemana otak saya yang dulu? Dimana saya bisa dengan cepat menangkap pelajaran dengan baik, mungkin juga karena upah kerjanya yah. Saya orangnya introvert jadi saya tidak banyak bergaul juga karena pergaulan yang saya lihat itu menurut saya tidak benar, jadi saya menghindar. Tahun pertama belajar saya berusaha beradaptasi kak.. di tahun kedua itu corona menyerang, dan kita belajar di rumah hal pertama yang saya notis adalah guru-guru selama pandemi tidak menerangkan pelajaran dgn baik! Kami hanya dikasih materi kemudian video pembelajaran DARI RUclips dan soal luar biasa banyak, biasa minimal 5 soal 1 mata pelajaran disetiap pertemuan dan 1 hari itu ada 5 mapel, saat itu saya bahkan bisa bergadang hanya untuk tugas karena tidak mengerti materinya. Bahkan hobi dan juga kesukaan saya pun untuk sementara saya tinggalkan. Tapi itu terus berlanjut.. jujur saya muak hingga saya memutuskan setidaknya mengerjakan 3 dari 5 tugas yang diberikan. Dan memberbanyak waktu demi apa yang saya suka dan kuasai yaitu Bisnis, dan bahasa luar; English, Chinese, Korean juga Japanese, saya mempelajari saham dan lain lain dengan reverensi yang saya dapat/punya karena well, sekolah tidak memberikan pelajaran seperti itu. Namun yang saya dapat adalah surat BK ya.. saya tau saya tidak mengerjakan tugas terutama dibidang yang saya tidak kuasai, jadi terkumpul terlambat. Saat saya bertanya langsung pada guru pun dia hanya menuntut saya untuk menyetorkan tugas agar ada nilainya. Sejak saat itu saya jadi harus meluangkan lebih banyak waktu untuk hal yang saya tidak kuasai padalah saya tau apa kelebihan saya dan kekurang saya kak.. itu jujur membuat saya stress disisi lain saya ingin raport yang bagus tapi disisi lain mimpi saya harus tertunda. Saya belajar untuk menjadi entreprenure, dan saya juga sering memdengar perkataan "don't waise your time" huh.. saya bahkan sekarang meluangkan 3/4 hari saya demi tugas sekolah.. malamnya mencoba setidaknya membaca 1 buku tentang bisnis setiap harinya namun saya malahan terlalu capek..
Saya bukan orang yang suka sosmed saya lebih mementingkan masa depan saya sendiri dan berusaha agar itu tercapai walau banyak rintangan yang harus saya lewati.. maka dari itu saya sangat berharap pendidikan di Indonesia bisa lebih baik begitu juga Ekonominya.
Maaf ya kak saya malah curhat, hehehe mungkin karena saya tidak punya orang bisa diajak curhat masalah ini teman teman saya bahkan mungkin pola pikirnya jauh dari saya, sering saya iri sama mereka yang bisa dengan santai hanya menerima dari guru dan setelah selesai bisa bebas sedangkan saya berpikir kenapa saya punya otak yang pikiran jauh gini.. malah bikin stress.. wkwkwkw😅
Saya yakin 1% itu pasti akan bertambah hingga 99,9% kak.. world chance, people change, kita sebagai generasi milenial harus maju karna masa depat kita, harus kitalah yang menentukannya.
By: Archindya kelas 8 tahun 2020
Widihhhhh mantap. Gua baca curhatan lu nyampe akhirr dongg 😂
Demi apsi curhatan lu tu mirip Ama yg terjadi di hidup ku juga dan juga kita beda satu tahun ak Masi kelas 7 soalnya
Gw malah seneng sekolah di negri karna bebas :v Btw gw kls 3 smp :)
Sama seperti saya, saya sekarang kelas 2 SMP, saya seorang introvert dan saya juga tidak menyukai pendidikan Indonesia yang selalu mementingkan nilai. Ketika saya SD saya mendapatkan dukungan dari semua guru dari sekolah saya karena bakat saya dalam pelajaran MTK dan mereka tidak pernah memaksa untuk mempelajari hal-hal yang tidak saya kuasai. Tetapi ketika saya di SMP, saya merasa di paksakan atas semua tugas pelajaran yang saya kuasai dan yang tidak saya kuasai. Berbeda seperti dulu di SD yang berfokus dalam pengembangan bakat dan sebaliknya di SMP malah hanya untuk mengejar deadline dan nilai (paham ataupun tidak paham harus memiliki nilai yang terbaik dan lulus). Ketika awal SMP saya beradaptasi dengan kesibukan yang tiada hentinya, Senin sampai Jumat harus sekolah sampai sore dan malamnya harus mengerjakan tugas, dan Sabtu Minggu untuk tugas kelompok. Dikarenakan kesibukan tersebut saya menjadi kurang paham dengan materi yang diterangkan guru sehingga ketika saya dulu di SD selalu ranking 3 besar, sekarang masuk 10 besar.
Ketika saya kelas 8 terjadilah pandemi yang menyebabkan untuk school from home, saya pikir karena diadakannya PJJ (pembelajaran jarak jauh) guru akan meringankan tugas tugas yang ada dan ternyata guru malah memberikan tugas yang tiada hentinya. Saya sempat stress, depresi, dan pernah berniat untuk bunuh diri. Saya sempat berhenti untuk mengerjakan tugas dan mulai mengembangkan bakat yang saya sukai yaitu ilmu astronomi dan matematika secara diam diam. Saya sempat diperingatkan oleh guru sehingga memaksa saya untuk mengerjakan tugas yang saya sempat tinggalkan (sekitar 60 tugas yang harus saya kerjakan dalam waktu tenggat 3 hari).
Saya merasa guru di sekolah saya itu terkesan pilih kasih (maaf pak dan Bu guru yang membaca komentar ini). Saya merasa para guru hanya fokus mengajar ke siswa yang lebih pintar dan berprestasi.
Bagi saya kepahaman materi pelajaran itu berdasarkan guru yang menerangkan materi tersebut, saya lebih cocok dengan guru yang menerangkan materi pelajaran secara detail daripada guru yang hanya menulis semua materi di papan tulis dan langsung memberikan tugas demi mengejar deadline
Mohon maaf kalau ada perkataan yang salah
@@novtorianofauziwibowo3878 bener banget nih.. sama dulu aku juga selalu 5 besar sekarang turun drastis bangett..
Mengapa siswa banyak yang curang saat ujian?
Karena nilai lebih penting dibanding kejujuran!
Setuju!
Palingan kalo gw jujur,emak gw be like:"Makanya belajar yang bener"
Karena nilai lebih dihargai daripada kejujuran dan usaha kita
Sedih banget sih..
Kyak ga adil aja gitu
Kita jujur tapi nilai jlek tetep nggak di hargai
Indonesia begitu ya?
Ngeliat video dari 1% ini mengingatkan videonya om dedy corbuzier tentang pendidikannya waktu sd dimana dia jago gambar tapi matematika dia anjlok terus di kasih les,,,nilai dari 4 jadi 5.5 .. gak jauh naik ....
Kata om dedi "seandainya gw les gambar mungkin gw jadi pelukis terkenal sekarang"
Artinya semua orang memiliki kelebihan masing,,jika suatu bidang ia tidak cocok maka lebih baik mengasah yg cocok, begitu juga pendidikan.
Tugas pendidikan membentukan siswa yg kenal akan kemampuan,,gak mesti harus pintar disegala bidang ,, pintar memahami dan betul2 mengerti terhadap suatu bidang yg di sukai ,,dan diaplikasi dalam kehidupan itu yg terpenting
Bagi gw sendiri setelah liat video ini,, Pendidikan itu seperti "Kuas" yg gak mesti khusus harus pake "warna" tertentu,,tapi bisa pake "warna" apa aja biar lebih indah n bermakna😁😁🤗
Nah pertanyaan, apa kah orang orang indonesia ini emang bakatnya bukan pada logika, matematika hitungan... Kok di kelas rata rata yg jago matematika cuma 3an orang dari puluhan?
Itulah kesalahan guru/org tua.setiap anak yg pastinya punya kelebihan masing-masing. nggak mungkin juga anak harus ahli di semua pelajaran
@@mikiqbal9361 mungkin.. masing2 nagara warganya punya keahlian tersendiri..
ruclips.net/video/evURuos2cQU/видео.html
Semua tergantung hobi kalo itu menurutku doang. Misal ga suka matematika bisa aja jadi suka karena ketemu hal baru . Tergantung mind set orangnya seh menurutku. Ada juga yang gak mau sekolah 🙃
Menurut saya pendidikan di indonesia terlalu memakan ilusi buat "knowing everthing", dari kecil dikasih semua pelajaran kesannya biar tau semua.
bener bgt nih, sistem pelajaran indonesia lebih mementingkan nilai daripada kejujuran, nyatanya aja banyak bgt kan pas ujian sekolah murid" pada nyontek demi nilainya bagus, terus naik kelas.dan skrg aku masih kelas 8 SMP, dan sampe sekarang aku gatau punya bakat dibidang apa
Hindari pergaulan mending nolep guamah itu si menurur gw kalau mau gaul yaa sama orang introvert
Trumint di sekolah gw aja rata rata pas ujian murid murid pada nyontek
@Eky Rianta kalau gua Dirumah tapi mengasah ilmu matematika ,,,, Alhamdulillah nya sekarang gw udh kelas 9 dan ya mengertilah apa yang gua gak ngerti selama belajar di sekolah
Sama gan, gw juga masih bingung bakat dan skill gw di bidang apa
Banyak yang nyesatin buat nolep. Percayalah, tetaplah bersosialisasi karena ketika kau dalam kesulitan pasti ada yang membantumu jika kau bersosialisasi. Bukankah itu dasar pelajaran IPS?
Gimana mau gak nurun coba
Dari sd aja udah di beri 9-12 mata pelajaran dan juga mata pelajaran sekarang makin jauh dari ketiga aspek tersebut,ujung ujungnya stres di waktu kecil :v
Bener kak, ini sy lagi ngisi nilai UAS siswa. Sy udah males sbenarny dg sisitem model gini. Egh pas ada notif tntg pndidikan ondonesia😂
@@dwifarmrbs2000 ayo bu bawa perubahan di kelas walaupun sedikit. Pak mentri udah pasang badan tuh
Terus gimana,,harus fokus apa yg disuka murid, ?, Yakin dr SD udh bs nentuin mau kemana,jadi apa?
Eh lu pada d indo mah masih mending, lihat d korea sana bahkan yg SD saja belajar nya sdh sampe malam
@@nano1320 saya laki bos, jgn panggil bu🤣
Menurut opini gw sih ya, yang memperburuk pelajaran anak Indonesia itu ada 3, yaitu :
1. Terlalu dipaksa untuk mempelajari 10-12 blom juga hafalan agama dan hafalan ketika mau ulangan
2. Sekolah lembur bagai kerja (set 7-2 sore). Yaa ente bayangin, udh kek kerja rodi tapi versi junior bukan?
3. Murid dipaksa oleh ortunya mendapat nilai bagus untuk mendapatkan gelar bagus sebagai bentuk masuk Pekerjaan Kantor di kemudian hari (yaa sesuai dri ortunya sih, kan setiap keluarga berbeda tujuan hidupnya)
Catatan : "Mencari ilmu tidak harus memakai dasi dan bersekolah. Cukup memahami apa itu kehidupan di Dunia/Lingkungan sekitar. Ambil sisi positifnya, buang sisi negatifnya"
faiz Shadow untuk point 3 tidak berlaku di daerahku 😀 di tempatku jual barang berharga buat modal usaha itu wajar, jual barang berharga buat sekolah tdk ada itu ceritanya 🤣 maklum kota berbudaya pedagang jiwa perantauan penakluk pasar, PNS saja banyakan dari luar daerahku akhirnya nikah sama orang sini 🤣🤣
@@muhammadnasir3347 daerah nya dimana bro klo boleh tau? Hehe
Suvander Siregar Pekalongan 😀
Waduh opini lu yg ke-2 yg jadi Daendelsnya siapa?
Padahal hafalan ga terlalu penting 2 hari lupa🙂🔥
Akhirnya nemu channel yang mau speak up mengenai pendidikan di indonesia :)
Pengalaman saya tentang sekolah juga buruk, saya sekolah di daerah pelosok yang sudah pasti sistem pendidikannya sedikit tertinggal, angkatan saya seharusnya ikut k13 tapi karena banyak keterbatasan, jadi kami tetap menggunakan ktsp, lalu saat saya masuk univ di kota, saya merasa sangat tertinggal jauh, saya ambil jurusan pendidikan bahasa inggris, saya kira saya siap untuk kuliah, tapi ternyata hanya 1% kesiapan saya, teman saya dari sekolah lain sudah memiliki sertifikat toefl, mereka juga sudah menguasai sedikit ilmu tentang komputer, sedangkan saya yang berasal dari pelosok bahkan tidak tau apa itu toefl, guru saya pun tak pernah menjelaskan apa apa tentang komputer, saya ingat dulu pernah ada mata pelajaran TIK, tapi yang diajarkan hanya materi mengenai mc.word dll, itupun hanya materi, tak pernah ada praktik.
Saat masuk univ, lalu bertemu banyak orang, barulah saya menyadari bahwa selama ini cara saya memandang dunia itu salah, saya kira hanya dengan mendapatkan nilai sempurna sudah cukup menjamin masa depan saya, justru sekarang semua piagam dan piala ranking saya sudah berdebu, tidak ada satu dosen pun yang menanyakan saya ranking berapa disekolah.
Skill yang harusnya saya dapat dari sekolah malah tidak pernah diajarkan disekolah, saya harap pendidikan di indonesia bisa merata, sedih sekali jika mengingat masa SMA saya dulu, bahkan saat UNKP diubah menjadi UNBK, sekolah kami kewalahan, hanya ada 10 laptop hasil meminjam dan 2 laptop dari sekolah, kami harus bergilir sampai ada yang kebagian sore hari.
Dan salah satu alasan saya ambil jurusan pendidikan itu karena saya ingin sekali ikut memajukan setidaknya 0,1% pendidikan di indonesia :)
hai mbak/mas.. saya mau jelasin dikit.. utk sertifikat toefl/IELTS ga begitu mutlak ya.. *kecuali kukiah di univ international program.. sertifikat TOEFL/IELTS/kemampuan berkomputer itu hanya buat tambahan aj.. yg utama ttp nilai sklh.. CMIIW.. selama kuliah semester 1 kamu msh bs bljr dl ttg komputer kok (basicnya aj dl dikuatin)..
oh ya btw mslh piagam dll.. kamu bs pake buat aply beasiswa atau lembaga organisasi kampus.. trus kamu bs manfaatin byat ikut kompetisi2 slm kuliah lg.. SEMANGAATT!!!
"Saran saya sih Belajar sesuai bakat dan keterampilan mu,sebab kehebatan dan kecerdasan itu beda², rata² orang menekan mempelajari semua aspek *
Nah baruuu!
Tapi pelajaran lain juga harus bisa dasar-dasarnya
@@adrifarakyntajunto3796 Kan udh bro di SD,Ini mah di SMP ,di Amerika mereka mempelajari sesuai kemampuan mereka
@@Developersmart ya, tapi di SMP itu seharusnya kan udah ada minat bakat dan dari tes itu setiap mata pelajaran yang sesuai dengan bakat minat siswa maka akan difokuskan. Dan untuk mata pelajaran lain masih dipelajari tapi gak difokuskan seperti mata pelajaran yang diminati oleh siswa
Akibat warisan orde baru
Dunia upgrade, gadget upgrade, otak juga upgrade begitu jg dengan kurikulum, Aku jg resah dengan Hal2 Ini nih, 12 tahun sekolah, buang sampah Masih bisa aja smbarangan. Skill ga punya, moral juga. Yang tamat kuliah jg gtu, tamat kuliah kebanyakan jd sales marketing doang, Maaf nih bukan merendahkan pekerjaan nya tetapi belajar 16 tahun rasanya sedih banget.
Menurut saya jika dunia makin upgrade maka otak yg tidak upgrade,kenapa??? Krna segala hal makin mudah,ga perlu banyak mikir...
iya kayak membuang waktu 16 tahun kita buat menekuni pendidikan , tapi pas kita udah mau 'hidup' malah kayak ga kepake semua ilmunya dan ya kayak sia2 aja gitu
@@simbathelion123 Karena Sistem pembelajaran Indonesia terlalu kuno atau lebih tepatnya menghilangkan Minat murid muridnya kayak Temen W dulu, Dia disuruh Pinter semua pelajaran Dari SD sampe² Pulangnya 8 malem terus,Pas SMP dan SMA pas ditanya Mau masuk jurusan Apa jawabnya selalu berubah rubah.
Terima kasih ya 1 persen.
Sudah mau bersusah susah mengubah pola pikir anak muda indonesia yg cuek, malas, dan ga punya tujuan.
Bener banget kalau diliat liat masalah besar di indonesia ya SDM ini. Ada gap yang terlalu besar antara industri dan dunia pendidikan. Kedua bidang ini sama-sama tidak mau berubah dan seringnya menyalahkan satu sama lain.
Jadi berharap besar banget keberadaan 1 persen ini bisa membantu setidaknya sedikit orang menjadi sdm berkualitas. Kemudian dari mereka bisa membantu untuk memperluas gerakan ini.
Maju terus 1 persen!!!!
Dan presiden pun gak peduli
Saya setuju sekali dengan Anda. Itulah mengapa saya muak sekolah hingga kuliah di tanah air. Betul betul tingkat kesabaran saya sudah habis dan ingin segera meninggalkan tanah air untuk karir yang lebih maju. Sudah tidak ada lagi yang namanya sumbangsih untuk Indonesia, karena jujur pendidikan kita terlalu menuntut, memaksa, dan membatasi skill / kemampuan seseorang yang sebetulnya sudah layak bisa menjadi sukses tapi karena alasan embel embel (padahal saya yakin ini karena yg senior tidak ingin disaingi oleh junior) makanya timbul lah hal hal yang seperti ini, sehingga edukasi negara Indonesia sangat mengecewakan sekali. Pantas saja anak anak yang genius dari Indonesia hampir semua melanjutkan studi ke Luar Negeri dan berkembang di negara tersebut, Saya sangat bangga dengan Anda. Bravo.
Gw beruntung sih punya ortu yang terserah sama anak nya soal pendidikan, bahkan gw pernah bilang sama ortu gw kalo gw pengen jadi petani atau seniman dan mereka nge dukung, dan soal ranking mereka ngga pernah masalahin yang penting naik kelas aja dulu, dan soal minat mereka pengertian banget, gw masuk sma milih ips dan ntah kenapa ada mapel mtk, gw ulangan mtk ngasal dan gw bilang ke ibu gw dan jawaban ibu gw bilang gpp 😆.
Sama
Kadang efek negatif dr sistem pareting ini ya anak jdnya bertindak suka hati, usaha gak maksimal apalagi bru targetnya naik kls. Broo, smp apalagi sma nilai lu gak boleh pas2san. Gak masuk persyaratan nanti klo misalnya tidak mencukupi. Jangan akhirnya terpuruk dalam kebebasan selama ini. Kasi target semaksimal mungkin. Tentu dengan orang tua seperti ini kamu akan lebih fokus, rileks, lebih enjoy tanpa tekanan
@@zifebort8245 nasib ku kok sama
Beruntung banget:)
Sama
apalagi pandemi sekarang.kyk makin menurun fungsi otak :')
Lebih banyak maen hp
Edit: biasanya aku maen hp 2-4jam karna korona jadi ngaco
Yg tadi nya gw bisa ngingetin banyak hal, sekarang malah susah ngingetin.
Yg tadi nya gw bisa menghafalin banyak lagu, sekarang 1 lagu aja susah banget hafalin nya
Hem waktu pandemi gini harusnya cari waktu buat belajar hal baruu
@@rayhanarron4456 tapi itu harus yang bisa dilakuin sendiri... kan susah juga gada yg ajarin
@@kittenmimi5326 iyh, banyak tempat belajar gak yg buka ;
Nilai akademis 🚫
Nilai Kehidupan ✅ nilai kehidupan jauh lebih penting menurut gw dan mentor gw
Top banget
UP!
UP !
Setuju bgt sih
gua semenjak masuk SMA udah sadar dan GK mau nyontek untuk nilai, karena sifatnya peduli sama nilai itu defisit moral, mengorbankan kredibilitas untuk sesuatu yang disebut 'ijazah'. tetapi karena hal ini nilai gua terdegradasi secara signifikan, orang tua mulai marah-marah gua mulai dianggap orang bodoh dan kurang kompeten oleh guru dan temen sekelas. Gua salah satu orang yang lumayan aktif bertanya dan lumayan bisa ngomong kalau presentasi, permasalahannya nilai ulangan gua selalu kecil itu dikarenakan gua anti nyontek dan juga GK suka menghafal sesuatu yang tadi pada akhirnya dilupain dengan cepat. Dan ini sering menjadikan gua stress, gua menyadari kalau sesungguhnya diskriminasi sudah diajarkan di sekolah dimana mayoritas sering membeda-bedakan orang berdasarkan nilai yang mereka manifestasikan sebagai kecerdasan. Dan gua sebagai seseorang yang mengerti edukasi ingin menyampaikan aspirasi bahwa nilai seharusnya ditiadakan, atau mungkin dibuat seimplisit mungkin
Jadikan membaca sebagai kebutuhan,bukan kewajiban. Tanamkan kebiasaan membaca sedini mgkn. Banyak baca,bnyk tau. Bnyk tau membuat kita jd open minded. . 😊
Ga juga sih dijaman sekarang membaca kurang terlalu relevan dan membosankan. Malah lebih baik lewat nrasi video atau di praktekan secara langsung agar lebih evektif, dijaman sekarang bnyak pembahasan yang disertai animasi prosesnya atau wujud bendanya sehinggga memudahakan buat belajar. Yang pling penting menurut saya sih rasa ingin tau karena dari ingin tau kita jadi research dan belajar fidak dengn paksaan sehingga hati senang menerima infomasi dsn mengingatnya
@@Erka1140 : saudara Rizani, 3 aspek yg menentukan total skor PISA adlh membaca, pengetahuan matematika dan science. Dan berdasarkan skor PISA tingkat membaca mendapat skor terendah diantara 3 aspek tersebut. Membaca / literasi yg dimaksud disini membaca yg disertai hots.
@@fifinafisah4866 Membaca itu gampang, yang susah itu memahami isi bacaan. Anggaplah Text Book yang isinya teori yang bejibun isi penjelasannya, dengan pembahasan materi tingkat tinggi. Baik Siswa ataupun Mahasiswa seringkali gagal dalam bernalar, serta gagal memahami isi buku. Padahal kalau mau pinter ya harus mau membaca dan paham isi bacaannya. Kalau gua pribadi sih seringkali baca text book materi perkuliahan tapi ya kagak paham, nalar gua nggak nyampe alias gua nya dungu karena kagak ngerti mengenai materi yang gua baca. Padahal tes IQ ku 110 🤔.
Sesuatu yang nampaknya besar sekali permasalahannya dalam dunia pendidikian di negara kita ini. Padahal permasalahan utamanya ada pada bagaimana siswa mampu memahami dan bernalar soal teori2 dalam mata pelajaran, dengan yang paling utama manghapus kedunguan dalam belajar. Percuma belajar, dikasih penjelasan materi bejibun tapi kalo siswanya Dungu ya percuma aja diajarin 🙄🙄🙄
@@IchBin53 : iya.it salah satu aspek membaca disertai hots.tidak sekedar membaca tp hrs paham isi dan konteksnya.
Menurut gue, indonesia itu ngga males baca. Tapi buta huruf fungsional, gue suka kok baca. Tapi baca novel, komik, webtoon dll. Gue baca buku pelajaran, cuma buat kebutuhan ngeresume tugas kampus doang, kalo gada tugas mah jarang baca buku pelajaran. Lebih suka yg bersifat video, entah youtube, film dll buat kebutuhan knowledge gue. Gituuu.. tapi menurut gue, skill praktek itu jauh lebih penting daripada skill sains = pengetahuan.
Klu gue pribadi perbanyak sekolah-sekolah SMK dengan guru-guru yg mahir di bidang usaha or bisnis. Kurikulum pendidikan di perbanyak materi tentang usaha/financial dan skill.
Dari pengalaman gue kuliah TATA BUSANA masih sangat kurang materi kewirausahaan,usaha,bisnis
Skill menjahit gk cukup kalau tidak punya mental pengusaha
pendidikan indonesia memang harus diperbaiki karena fokus sekolah hanya memberikan sebayak-banyaknya pelajaran kepada siswa tapi tidak diajarkan cara berpikir yang benar dan kritis . makanya pelajar diindonesia sebagian cuma pintar menghafal aja .
Bener bgt sih, gw udh sekolah hampir 9tahun masi aja g pinter, dapet ranking pun blm pernah: (
Saya setuju sekali dengan Anda. Itulah mengapa saya muak sekolah hingga kuliah di tanah air. Betul betul tingkat kesabaran saya sudah habis dan ingin segera meninggalkan tanah air untuk karir yang lebih maju. Sudah tidak ada lagi yang namanya sumbangsih untuk Indonesia, karena jujur pendidikan kita terlalu menuntut, memaksa, dan membatasi skill / kemampuan seseorang yang sebetulnya sudah layak bisa menjadi sukses tapi karena alasan embel embel (padahal saya yakin ini karena yg senior tidak ingin disaingi oleh junior) makanya timbul lah hal hal yang seperti ini, sehingga edukasi negara Indonesia sangat mengecewakan sekali. Pantas saja anak anak yang genius dari Indonesia hampir semua melanjutkan studi ke Luar Negeri dan berkembang di negara tersebut, Saya sangat bangga dengan Anda. Bravo.
yaps dan yg jago ngehafal blm tentu ngerti sm materinya :)
Nahhh ini yang saya pikirkan sejak smp, sekarang pas sma, gw mau mengajak temen² buat memajukan indonesia... Ehh malah diketawain:(
Saya setuju sekali dengan Anda. Itulah mengapa saya muak sekolah hingga kuliah di tanah air. Betul betul tingkat kesabaran saya sudah habis dan ingin segera meninggalkan tanah air untuk karir yang lebih maju. Sudah tidak ada lagi yang namanya sumbangsih untuk Indonesia, karena jujur pendidikan kita terlalu menuntut, memaksa, dan membatasi skill / kemampuan seseorang yang sebetulnya sudah layak bisa menjadi sukses tapi karena alasan embel embel (padahal saya yakin ini karena yg senior tidak ingin disaingi oleh junior) makanya timbul lah hal hal yang seperti ini, sehingga edukasi negara Indonesia sangat mengecewakan sekali. Pantas saja anak anak yang genius dari Indonesia hampir semua melanjutkan studi ke Luar Negeri dan berkembang di negara tersebut, Saya sangat bangga dengan Anda. Bravo.
Indonesia takut akan perubahan dan itulah mengapa Indonesia gak maju maju asik itu aja terus setiap hari seperti itu saja mana mungkin maju
@@canitravelcommunity2450 Thanks ya bro
Lawak teman kau, semoga anda berhasil
@@gugawokaw1870 iya bilangnya kapan ya indonesia maju?padahal kan bisa dimulau dari diri sendiri
Google classroom aja ratingnya 2, padahal apk nya bagus, cuman merekanya aja yg GK suka sama guru yang cuman ngespam tugas. Tapi yang disalahin kenapa aplikasinya? Dari situ dah keliatan betapa tololnya mereka
Bener juga ya hmm
Iya woy gw ngakak😭👍protes ke apk bkn ke gurunya
Ya itu salah satunya betapa tidak bergunanya kurikulum di indonesia...Sekolah malah pada jadi stress 🤣
Mungkin pikiran mereka gini "Andai kata gaada classroom, tugas gaakan sebanyak gini. Walaupun pke wa, seengaknya wa ga secanggih sistem pembelajaran classroom." 😂
@@TheDesta82 yang salah nya siswa nya coy, coba aja ganti ke sistem finland, yang sekolah cuma beberapa jam + suka suka sendiri jadwalnya, apakah bagus kalo di indo? Nggak, malah ngelunjak siswanya, kek temen gw, sekolah privat tapi malah lebih males bet, bukan salah sistemnya, siswanya yang kurang disiplin
Hebatnya Kurmer mampu menurunkan peringkat pendidikan Indonesia di Dunia😊
Guru disibukkan dgn administrasi dan workshop sehingga tugas pokoknya sebagai pendidik dan mengajar diabaikan.
Halo, saya mahasiswa semester 7 pendidikan bahasa inggris. Saat ini saya sedang mengajar privat anak kelas 2 SD. Anak ini susah sekali untuk duduk diam menulis dan membaca. Dia selalu mengeluh bosan dan bilang tidak suka membaca.
Saya ingat perkataan dosen saya. Ada bermacam kecerdasan dan cara belajar yang dimiliki manusia. Hal itu sebenarnya sudah diajarkan dari semenjak dosen2 saya masih kuliah. Tapi kami para guru di lapangan tidak punya pilihan selain mengikuti kurikulum yang ditetapkan. Kami jadi terkesan memaksa siswa memenuhi kriteria penilaian, yang sebenarnya kita tidak semua siswa akan mempunyai skor yang baik.
Harapan saya pribadi, semoga pembenahan kurikulum itu dilakukan dengan pertimbangan lapangan yang matang, tidak memandang semua siswa sebagai orang yg sama, dan lebih menghargai setiap proses daripada angka pada nilai saja. Terima kasih.
Saya sebagai guru bk paham bahwa setiap individu unik, bahkan saya sendiri pernah mengalami hal yang berat semasa SMA karena harus TUNTAS untuk semua pelajaran. Sampai harus les private supaya bisa ngikuti kecepatan teman-teman yang diatas rata-rata. Sering depresi, sakit, hampir tiap tahun masuk RS. Jujur merasa tidak mampu untuk semua itu. Thats why saya menjadi guru bk hadir agar siswa-siswi yang merasa bahwa ada guru yang siap menerima kelemahan mereka, benar-benar memahami yang mereka rasakan dan mengupayakan dukungan kepada mereka. Semoga kurikulum di Indonesia benar-benar dirombak total, bukan hanya sekedar ganti judul. Tetapi lebih difokuskan pada siswa secara individu.
Hai kak boleh minta nomor gk :))
ig ada kk :*
@@yektiadyastri738 ❤
@@AbdiKhairil @aziizahra_
Sistem Pendidikan Di Indonesia
_"Ibarat sekumpulan Gajah,Kucing,Ayam,Monyet,Badak,Jerapah yang DIKUMPULKAN,dan di Ajarkan bagaimana cara memanjat yang Benar"_
Deddy Corbuzier
Monyet be like: are u challenge me
@@twistle 😅🤣
Karena kriteria PISA adalah MEMANJAT
Baru nemu video ini saat sekolah lagi berbasis online, jujur itu susah banget soalnya yang di pelajari itu gk sesuai minat kita dan guru tinggal foto bilang kerjain ini itu dan sebagainya.
Dan waktu itu masih mulai sekolah woii!!! ,Gimana gk emosi belum tau apa2 di kasi tugas . Kita ini belajar atau di hukum sih? .iya saya tau guru2 nya sibuk tapi guru juga harus bertanggung jawab atas muridnya .and nyatanya sekolah gk membuat kita pintar kecuali bagi orang2 yang bisa di bilang "pintar" dan nyatanya yang nilai bagus karena belajar itu kebanyakan hoax belaka bro
Makanya Indonesia banyak koruptor soalnya rata2 mereka "nyontek" pas jaman sekolah
Kalo pas ujian menurutku ujian tu bukan untuk dapat nilai bagus tapi untuk mengetes siswa tersebut mampu di pelajaran mana . Di Indonesia ujianya dempet2, dan kalo mau belajar bukunya tebel2 dan isinya tulisan2 yang di ulang2 untuk memberikan kesan menjelaskan lebih detail, nyatanya itu hanya mengurangi waktu belajar untuk mata pelajaran lain dan hasil ujian gw jelek dongg 😭😭😌
Dan tugas gw masih numpuk karena gak ngerti sama sekali karna yang di kirim guru cuma contoh. Contohnya matematika hanya di foto pas penjumlahanya dan jujur gw sebagai murid gk tau itu angka2nya dari mana 😭😭
Akhirnya bisa curhat😌
Heh!lu tugas numpuk berapa bulan? Gw ini mau kerjain tugas numpuk 5 bulan
@@yu_binnee9724 😂
Alhamdulillah guru aku mementingkan jujur
@@yu_binnee9724 gw udh mau sebulan 😂
Gud
Pertanyaan pertama: apakah Lo sendiri sudah siap dengan tantangan dan perubahan yang terjadi nanti?
Jawab: siap sih bang 🥲
Pertanyaan kedua: apakah generasi muda Indonesia siap menghadapi perubahan tersebut?
Jawab: mungkin iya 🙃
I chose believe in "Orang dalam" they are much useful in career development and growth
Mmg sesuai dg Indonesiaku saat ini 😄
Bener, menjadi wakil rakyat pun harus punya orng dalam brow
Nerf orang dalam :U
Bagi yang tidak suka matematika atau sains, mungkin video ini bisa memberikan gambaran mengenai konsekuensi buruk jika bangsa ini terus mengabaikan matematika dan sains. (menit 5:30)
ruclips.net/video/Q4JQmTHfWkY/видео.html
Tolong translate
Saya masih SMP, kak, tapi udah stress sendiri ma pelajaran sekolah 😭 Sebenernya saya merasa terbebani bukan karena 9 pelajaran itu, tapi lebih ke TUNTUTAN dari ortu, ditambah lingkungan teman" saya yg banyak toxic. Ortu itu kek, KAMU HARUS DAPET 9-10 SEMUA MAPEL, HARUS JADI DOKTER, dsb. Nanti kita ngejawab dikit, mereka bilang DURHAKA, KAMI JUGA PERNAH NGERASAIN KAMI DULUAN SEKOLAH DARIPADA KAMU, blablabla.
Saya tahu pasti setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya..tapi klo begini, bukannya termotivasi saya malah merasa rendah, sedih dan patah semangat :"(
// maaf curhat... siapa tau ada yg sama, hehe.
Jadi saran saya, sih, perlu juga untuk mengedukasi orang tua kita tentang hal ini...penting juga bukan (?) // atau emang saya aja yg mentalnya lemah :")
Terimakasih ya, Satu Persen, dengan menonton video ini membuat wawasan saya bertambah ^^ Semoga kita bisa semakin semangat belajar untuk meraih cita" dan menjadi orang sukses~
Wkwk, w dulu waktu smp juga gitu, w masuk ke kelas buangan trus dimaki maki ortu. Jadi setiap w masuk ke kelas itu w selalu semangat buat bales dendam terhadap makian ortu gua, buat ngebuktiin kalo mereka salah, bener-bener salah. Dan alhasil nilai w langsung stonks. Intinya cari semangat bales dendam, cocok buat pendidikan di lingkungan kyk gitu
@@andiworld trs lo maki balik ortu lu?wkwkwkwk
@@anjingbangsat1597 kalo udah trauma malah ortu yg dosa
@@anjingbangsat1597 kalo aku di gituin lebih baik aku mati aja
Bagi yang tidak suka matematika atau sains, mungkin video ini bisa memberikan gambaran mengenai konsekuensi buruk jika bangsa ini terus mengabaikan matematika dan sains. (menit 5:30)
ruclips.net/video/Q4JQmTHfWkY/видео.html
bismillah pak nadiem bisa mengubah sistem pendidikan😇😇😇
Amiiiiin
ga mungkin
@@user-pj1ce4ke2o kenapa?
@@user-pj1ce4ke2o memangnya kenapa?
@@atha9933 kenapa gimana .... Lihat aja pake mata
"self knowledge" adalah salah satu hal yg seharusnya bisa disampaikan dan diajarkan di sekolah formal, sebagai landasan mereka berpijak menghadapi masa depan
"dunia ini terlalu besar untuk menjadi pintar dalam segala bidang dan hal"
~mak gua hahahahaha
Mak lu bijak njirr....
@@sepidermen1012 Mak gua Lao Tzu Cok wkwkkwkwkw
Dunia sangat luas untuk apa kau belajar otak mu tak sebesar dunia
@@zethharun9765 yilling?😭
@@kuahsop bner
Nilai lebih dihargai dari pada usaha
Apalagi pas daring guru apa tau kalau banyak yang copas dan dapet nilai bagus
Sedangkan yang usaha untuk mencari jawaban nya dan nilainya GK sebagus yang copas pasti dipandang sebelah mata
Waktu daring guru kewirausahaan ngasih soal yg pake rumus pdhl guru ku gak paham caranya cuma di tanda tangani terus di centang di laporan nilai ( kesel gw
Guru pemrograman disuruh ngajar IPA (walau cuma kelas 1) guru MYOB disuruh ngajar SBK(walau cuma kelas 1dan 2 ) dan disuruh ngajar bahasa jawa ini terjadi di sekolah ku
@@nenengnadiaharyanti5076 MYOB itu apa?
Menarik nih! Suka nontonnya
Suka semua di channel ini, ap lagi Chanel mu 😂😂
Wahh,,,ketemu Lagi nihh😂
Wah Kaka...suka nih liat kaka komen disini😀 ga di kontennya aj, disini ketemu pemilik channel kesukaanku❤️
Oh
"Ingatlah, sekolah itu yang paling penting itu ilmunya. Proses lu belajar dari tidak bisa jadi bisa.
Bukannya lu harus dapat nilai tinggi mulu, menghalalkan segala cara agar nilainya bagus, dapat ranking satu. Apa gunanya nilai A atau 100 tapi ilmunya 0"
- Some student, 2021
Gw mau nanya malah di marahin gmn anjir
Ini sedikit cerita pengalaman yg gue alamin. Setelah lulus gw kerja sbg juru gambar di firma arsitek, dan cukup ilmu juga di lapangan, wktu itu gue masi lulusan smk, dn ada niat buat kuliah dimana krjaan gw hrus stay, gw daftar kuliah smester awal kls karyawan. N gw milih ngajar less, smpe akhirny d tawarin jdi guru.
Dan trnyata stlah ngejalanin profesi ini pandangan gw tntang pndidikan skrng itu kesan nya aneh, knp krna rata" mreka yg udh jdi Spd dimana mesti nya dri segi ilmu yg didapet itu mumpuni untuk mengajar, justru yg gw liat sebaliknya. Profesi guru itu di jadikan sprti bukan mengajar gitu, gw susah jelasin ny. Pointny guru skrng itu seolah" jdiin profesi akademis sbgai matapencaharian. (Nyari cuan) jdi mrka ngajar kya yg ga bner" ngajar gitu.
Tapi ada sih bbrp yg msih baik, bnr" mengajar.
Hanya sedikit berbagi pengalaman
exactly, kebayakan pola asuh baby boomer uneducated seperti yg anda bilang
@BananaMolen klo dri sudut pandang lain, yg saya alamin. tapi ada bbrpa faktor lain klo mnurut saya ka, ya kya masalah upah pembayaran yang mnurut saya untuk guru honor itu terbilang kurang cukup, jdi ya sprti yg kaka bilang " yg pnting saya udh mengajar" soalny untuk guru honor buat cari lebih nya itu ya ngajar ny bkn cmn di satu sekolah tapi ad d bbrp tmpat lain.
@BananaMolen dan ada juga yang berfikir *yg penting gajih saya tetap ada*
Satu kata buat video ini "BENAR!"
fbryan Van Dugecraff dan di Papua masih banyak anak-anak yg gak ikut sekolah, memilih membantu pekerjaan orang tuanya sendiri
pak nadiem must watch this video.
Up
up
Up
Up
Up
waktu SMA gw diajari bikin surat lamaran pekerjaan pake teknik tulis tangan, kata guru gw katanya perusahaan bisa melihat karakter dari tulisan tangan kita.. dan akhirnya pas gw lulus semua surat lamaran atau CV diketik semua wkwkwk malah sekarang banyak web online untuk membuat CV 😂😂 kayaknya selain sistem, faktor guru juga sih yg terlalu old school banget mindset nya terlalu terpaku atau kaku.
Bener,
Pendidikan Indonesia tidak pernah menghawatirkan proses, aku belajar bahasa Inggris prosesnya lama bgt+susah ga di apresiasi sama sekolah, ikut lomba ampe puluhan. Lah temen gw ikut lomba sekali trs tiba-tiba menang langsung di puji-puji sampe naik panggung.
Saya sangat setuju kalo pengurus Chanel 1% jadi mentri pendidikan atau setidaknya jadi staf kementrin pendidikan lah,dengan pikiran yg luas,tidak menolak prubahan,lebih pleksibel,oke pendidikan Indonesia pasti maju
Semoga Chanel 1% bisa semakin berkembang Dan dikenal orang banyak,hingga 1% ini yg menjadi patokan dinegara kita
#love1%
Se7 😄
@@zhealty1155 kokbisa itu cuma nyebarin fakta yang udah diteliti oleh kokbisa nya langsung nah ini kan bahasnya pelajaran yak jadinya gak masuk akal dong?
Betul cekLeee, pendapat sy,
1.Pola Asuh
2.Pola Makan
3.Pola Belajar
4.System
*Kita sadar g c?!*
1. Rata-rata sekolah SD ampe lulus SMU di Indonesia, cuman dpt ilmu yg masi di inget diskolahan tu cuman *BACA, NULIS, sama NGITUNG*
(G main2.. tu 12th lho)
2. Rata-rata kuliah jurusan guru, adalah jurusan yg (maaf) paling kurang diminati orang = yang masuk tu jurusan adalah orang yang g keterima dijurusan yang faforit. Atau bahasa kasarnya agak begok dikit 🤦🏻♂️
3. Pengalaman pribadi/cerita dari temen atau kluarga, butuh nyogok buat masuk kesebagian sekolah bergengsi = yang nyogok tu otaknya kurang mampu cuman dipaksa2ain mampu.
Bayangin dr poin dua dan tiga
*mereka calon pengajar generasi kedepan* 🤦🏻♂️ (no2)
*Dosen/guru beneran bakal ngadepin orang yang kurang mampu otaknya* (no3)
4. Kenapa tadi kita tambahin kata “beneran” di dosen and guru. Karena byk guru and dosen jadi2an. Kayak contoh
- “Nak ayo tulis ini” dan dia pergi g tau kemana
- “Maaf jam kuliah kita pindah ke jam ini” padahal tu dosen bukan mau pergi operasi orang
- Jelasin pelajaran bhodo amat murid ngerti atau g? Atau sebenernya saya ragu _”ne orang guru atau apa ya”_
- yang rajin / sering kasi hadiah guru nilainya bagus. Padahal nilai matematika g ada urusan di hadiah sama rajin. Sopan santun kali masuk akal
5. Yang paling disayangkan “pak bu.. anak adalah aset anda yang paling berharga” apa kita sudah mengenal calon guru/guru anak kita sampe percaya bgt mau nitipin aset terbaik?!. Bank aj mau minjemin orang duit pke di cek segala, padahal yg bakal dipinjemin tu duit nasabah. La kok aset terbaik kita mau dititipin + kita bayaar pula malah g dicek dgn super seksama?!
Dan tu anak secara g sadar dia paling byk ngabisin wkt nya diskolah (ujung2nya cuman bs baca nulis ngitung.. 🤦🏻♂️ rata2 mksdnya g smua ya)
sekolah Indo maksa muridnya buat nguasain semua mata pelajaran. padahal, di sekolah satu guru hanya menguasai satu pelajaran. dan itu sesuai keahlian mereka masing-masing. kenapa murid nggak gitu... maksudnya, setiap murid kan pasti punya bakat yang berbeda, punya keahlian masing-masing. ada yang bisa di kesenian, tapi kurang di olahraga. ada yang sebaliknya, dsb. kenapa mereka gak difokusin ke satu mata pelajaran itu aja. bukankah dengan begitu anak bangsa dapat lebih mudah menggapai cita-cita mereka?
boleh sehari/dua hari belajar mata pelajaran yang umum-umum. seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Agama. Matematika cukup diajari yang dasar-dasarnya aja, kayak tambahan, kalian, kurangan, bagian, pangkat. gak usah masuk ke aljabar, dsb. karena juga gak bakal kepake nantinya pas kerja.
itu pendapat saya pribadi sih sebagai murid😉
iya setuju banget , tertuama buat Matematika , gw yakin ntar juga yang kepake juga , kalaupun kepake , ga sering dan cuman kadang - kadang doang
Kalau bagi saya sd itu tempat belajar melatih kedisiplinan,moral, kejujuran,dan ilmu sosial lainnya.minimal sampe kelas 3 SD lah.kalau soal minat dan bakat tinggal fasilitas dari sekolahnya.
Kita gka tau pelajaran mana dan buku mana yg akan mengembangkan potensi anak. Jd gpp untuk belajar banyak pelajaran. Mungkin sistemnya aja dibuat lebih menyenangkan ☺️
Gk ada yg salah buat pelajari banyak mata pelajaran krn toh ya minat itu bisa berubah seiring berjalannya waktu. Yg salah emg di sistemnya sih.
Sering banget mikir gini kalo lagi ada guru yang mentingin mapelnya sendiri, tanpa gak peduli keadaan muridnya yang juga lagi ada beban tugas dari banyak mapel lain.
"imagination is more important than knowledge"
But imagination without knowledge means hitting blank.
Albert Einstein quotes
Mungkin imajinasi itu sebagai ide dan ilmu adalah cara untuk mewujudkannya
True. But if combined, it will be effective to make one stuff. Hah hah hah!
@@cosmobane6995 up
Tidak sesederhana itu,
Kesimpulannya semestinya: kualitas pendidikan Indonesia secara rata2 di bawah untuk tes internasional tersebut (PISA)
Orang tua yang mengirim anaknya ke luar Indonesia, anak2 kita mendapat nilai PISA yang tinggi juga.
Indonesia menjunjung tinggi bahasa Indonesia, dan tes PISA ini memakai bahasa Inggris dalam setiap soalnya.
Semestinya
- tes PISA dilakukan untuk sampling di sekolah negeri dan seasta yang bagus saja dulu
- Buat soal PISA dalam bahasa lokal negara tersebut
- Paling bagus, Indonesia membuat tes yang sama bagusnya dengan PISAsecara lokal
Cuma mau ngingetin, kita sebagai siswa siswi juga harus sadar diri :)
😀
Klo males ya, mau seberapa sedikit pun pelajaran kalo males ya , tau lah ya
Setuju, bilangnya gak mau guru mentingin nilai tapi proses. Giliran disuruh belajar gak mau.
Iya
pada mengharapkan finland tapi semangatnya..
ya gituh
Dri SD udh heran knp pelajaran TIK di hapus, di SMP bingung mata pelajaran banyak banget pdhl ujung²nya bakal lupa. Pendidikan di Indonesia gak Objektif
Saya sebagai mahasiswa fkip dan calon guru sangat setuju dengan isi konten 1%. Banyak materi yg menurut saya tidak sesuai dengan kebutuhan zaman sekarang
Wah Abang mau jadi guru apa?
Semangat... Semoga cita-citanya tercapai
Contohnya?
Saya setuju sekali dengan Anda. Itulah mengapa saya muak sekolah hingga kuliah di tanah air. Betul betul tingkat kesabaran saya sudah habis dan ingin segera meninggalkan tanah air untuk karir yang lebih maju. Sudah tidak ada lagi yang namanya sumbangsih untuk Indonesia, karena jujur pendidikan kita terlalu menuntut, memaksa, dan membatasi skill / kemampuan seseorang yang sebetulnya sudah layak bisa menjadi sukses tapi karena alasan embel embel (padahal saya yakin ini karena yg senior tidak ingin disaingi oleh junior) makanya timbul lah hal hal yang seperti ini, sehingga edukasi negara Indonesia sangat mengecewakan sekali. Pantas saja anak anak yang genius dari Indonesia hampir semua melanjutkan studi ke Luar Negeri dan berkembang di negara tersebut, Saya sangat bangga dengan Anda. Bravo.
Tepat sekali, masalahnya mayoritas guru kita saat ini (sampai 2025 lahh) adalah para boomer yg emg sulit adaptasi dan masih "kolot" dalam perubahan (entah gaptek, merasa senior, dsb)...
Hal itu saya alami sendiri sbg seorang guru... Ketika saya usulkan saat rapat, utk tidak memberikan PR pada siswa di rumah, tapi mengoptimalkan waktu belajar di kelas dgn latihan soal secara berkelompok/ada tutor sebaya (temen siswa yg lebih pinter jd ketua kelompoknya), malah dicibir oleh para guru senior boomer, dgn dalih klo gak dikasih PR siswa bakal kurang fokus belajar dan nanti waktu luangnya akan dipake kelayapan bahkan tawuran... Saya sampe dikatain sok tau dan sok ngatur, padahal saya sgt memikirkan sisi humanis siswa, dmn mrk hampir 8 jam berada d sekolah utk belajar, baiknya sampai rumah bisa beristirahat dan bersosialisasi dgn lingkungan rumah dan orang tuanya... Bisa lebih rileks saat esok hari kembali ke sekolah krn istirahat yg cukup, punya waktu utk hobby lainnya agar pengalaman hidup mrk makin kaya...
Tapi saya optimis, minimal selepas 2025, ketika guru2 boomer pada pensiun, hal2 baik akan datang seiring byk bergabungnya guru2 gen Z dan milenial...
@@rickysudrajat saya juga pernah komplen ke sekolah anak saya SD soal jam sekolah anak dari jam setengah 8 sampai jam setengah 3 sore sedangkan anak juga habis itu masih ada ngaji.
Ada PR lagi setiap hari bahkan setiap mata pelajaran hari itu masing masing ada PR.
Saya aja ngelihatnya capek. Anak mau istirahat, mau main juga kan.
Tapi ya gitu gak diterima, udah dari sekolah dan ortu murid gak ada komplen.
Harusnya lebih di tekankan bagaimana anak mengenal bakatnya, bagaimana bersosialisasi, dan mengolah soal soal di sekolah.
Sekolah kasih tugas, pr dan pelajaran udah orang dikejar target. Padahal anak belum tentu juga paham.
Bayangan deh dulu aku sejak kecil nonton film barat iri pengen banget masuk SD karena kirain bakal "bagus" dan sekecewa apa aku abis itu...
Wkwk disuruh bisa semua mata pelajaran, cara gurunya ngajar juga ngebosenin, terus tugas numpuk
Gua yakin anak muda sekarang dengan berfikiran sama, Bisa mengatur dan membimbing negara dengan konsep yang kita pegang dari pada orang2 tua sebelumnya. Never give up Indonesia generation!
saran saya simple aja,perdikit mapel.simpla af kan ,buat apa coba 14an mapel harus kita kuasain gk ada gunanya jg,cuman bisa membuat skola sebagai penjara bukan sebagai tempat mencari ilmu. coba contoh kurikulum internasional ,mereka cuman make 6 sampai 7 mapel (7 mapel itu untuk orang yang bener2 pinter) kemudian misal klo kita milih matematika, matematikany itupun udh dibagi jdi brp level sesuai dgn minat kita dalam berkerja jdi pastiny mapel itu berguna secara lgsg dalam bekerja bukan cuman mapel yang ujung2ny dilupain begitu saja. Kemudian sistem pendidikan indonesia ini kek sistem pendidikan balas dendam,mungkin karna guru2 pada masih skola merasakan hal yang sama yaitu stress dll makany guru2 skrg balas dendam ke murid dgn memberi PR yang melimpah kemudian soal2 yang bahkan blom pernah diajarin pun masuk dalam ujian.Jdi intiny untuk mengembangkan pendidikan di indonesia ,kurangi mapel2 yang tidak dibutuhkan dan fokuskan dalam penjurusan jgn hanya di KULIAH tpi lgsg di SMA,karna klo di kuliah nih coba cek brp persentasi anak2 kuliah yang diDO karna salah pilih jurusan.
Support 1%
Mulailah dari diri sendiri dahulu
Kalau bukan kita, siapa lagi
Sekolah seharusnya jadi tempat yang menyenangkan bukan membosankan dan menakutkan. Di sekolah aku gk pernah sama sekali buat jawab satu soal di papan karna kalau salah ya pastinya diketawain. Guru yang harusnya mendukung malah menertawai. Terus tiap apel selalu bilang harus percaya diri. Percaya diri gimana kalau salah sedikit langsung ditertawakan?
Karena org tua selalu blg, "belajar yg bener biar bisa cari duit." bukannya buat cari ilmu. Lol
Iya setuju. Stereotype kebanyakan ortu harus bisa nyari duit. Pokonya berduit, bodoamat soal proses pokoknya hasilnya mesti duit.
karena budaya dan sistem sudah seperti itu. yg survive itu yg berduit
pendidikan yg terbaik bermula di rumah
Se7 parah
Padahal ortu gw pengen gw kerja kantoran dulu biar dapet pengalaman baru build empire sendiri...
Perwakilan😂
Terima kasih telah membuat Channel ini, sy sebagai guru di sekolah optimis pendidikan Indonesia ke depan bakal lebih baik.
Semoga rencana2 mulia anak muda seperti ini berjalan lancar dan mendapat banyak dukungan.. jikalau pun banyak hambatan birokrasi, sy harap tetap maju
Menurut gw pendidikan smk sekarang udh paling parah,ditambah dengan ketertinggalan fasilitas sekolah tapi masih tetap memaksakan kurikulum
Ditambah sistim kapitalis guru yang menurut gw terlalu menyebalkan,dan di sekolah gw masih mempunyai anggota osis yang selalu menggunakan sistim "babi" dalam melakukan suatu kegiatan organisasinya
Sekolah gw sendiri udh gw pastikan bakal jadi penyumbang pengangguran di tempat gw sendiri,dikarenakan pelajaran umum dan pelajaran produktif itu tidak seimbang.
Dari 13 pelajaran yang diajarkan,pelajaran produktif hanya ada 3 buah.dan ditambah lagi nilai kkm yang benar benar engga ngotak.nilai kkm harus diatas 80,dan itu semua materi harus mengerti.
Ditambah lagi beberapa oknum guru yang bertindak seenaknya,
Pengalaman gw yang belajar 6 bab,namun saat uas tidak ada soal sama sekali yg keluar.
..
halo kak, saya juga miris. tapi untungnya skrg kkm di smk saya sudah turun. dari minimal 83 menjadi 75. jadinya saya waktu kelas 10 sering banget remidi. kalau dulu kelas 10 untuk mendapat B saja harus mendapat nilai 86, dan A dicapai dengan 91 keatas. betapa mengerikan. but its pass. skrg sdh normal :'v
Wah parah sih smk lo😂 semangat bray
Sama nih yang lebih aneh adalah ketika SMK tapi masih mempunyai kurikulum layaknya SMA. Maksa banget... Udah gitu FYI, lulusan SMK ternyata menyumbang pengangguran paling banyak di Indonesia. Pertanyaannya, kenapa itu bisa terjadi? Padahal kurikulum SMK "katanya" relevan dg dunia kerja. Hmmm. Sekarang lulusan SMK sudah banyak yg kuliah lagi. Krn kebutuhan industri ternyata tdk mengharapkan anak SMK menduduki jabatan tinggi krn pelaku usaha tentu memiliki pandangan kalau anak lulusan SMK belum cukup mumpuni. Kalau yg tidak melanjutkan kuliah biasanya anak SMK jadi maaf kasarnya "Buruh Pabrik" (Tdk bermaksud mendeskritkan perkerjaan ya). Maka dari itu perlu pengkajian ulang soal hal tersebut. Apakah lulusan SMK itu efektif dan relevan ke dunia kerja. Ambil saja jurusan Akuntansi. Mereka emang diberi skill tp apakah lantas banyak peluang kerja dalam bid. Akuntansi? Jawabannya, ada tapi sedikit. Karena apa? Lulusan akuntansi yg benar2 dibutuhkan perusahaan adalah lulusan Diploma atau S1. Maka dari itu, pengalaman saya sendiri ya, kebanyakan lulusan SMK akuntansi yg benar2 ingin menekuni dunia tsb harus melanjutkan ke perkuliahan.
Hanya sekadar intermezo saja.
Terima kasih.
Ini jadi dilema sih... Tp kalau yang lulus SMK mau buka usaha ya Monggo. Justru itu lbh baik.
@@oriza3027 memang kurang sinkron kalau kata guru saya. bahkan ada beberapa perusahaan yg memiliki sekolah sendiri untuk mendidik secara khusus yg tentunya diajarkan sesuai dengan perkembangan perusahaan tsb. memang untuk muridnya sendiri dianjurkan lanjut kuliah karena saingannya banyak yg lulusan dari sarjana maupun diploma. saya jg ingin kuliah dan punya keinginan kuliah di luar negeri, semoga tercapai. aamiin.
Kepala sekolahku hanya mengutamakan MTK,
Karena dia adalah guru matematika yang pintar..
Sehingga dia lebih meninggi2kan dan membanggakan jurusan IPA dari pada IPS.
Gw putus sekolah min,tp ttp semangat belajar biar g ketinggalan jmn, termasuk mantengin channel ini. Sukses terus 1%
No skip sumpah klo nonton video 1%. Channel kayak gini yang harusbtrending dan dpt nominasi Channel menginspirasi
Apapun jadi buruk di negeri antah brantah karena yang memegang kekuasaan mikirin perutnya sendiri aka serakah n tamak.
Contoh terkini China, di saat banyak yang menghujat China silahkan cari sumber-sumber informasi bagaimana China bangkit/membangun perekonomiannya demi negara atau rakyatnya.
Guru honorer 300K - 350K ada pula yang dibayar 3 bulan sekali. Mau duduk jadi kepsek ada setorannya, dana pembangunan sekolah atau operasional disunat dari atas sampai bawah.
Saya lulus management informatika 2016, kemudian sempat kerja di Jepang. Dengan pengalam tsb, Sekarang saya sedang kuliah lagi banting stir ke fakultas pendidikan karena ada keinginan untuk menerapkan kultur pendidikan Jepang di Indonesia
Gokil !
Keren !
Gw tambah yakin sama tim 1% gw,Lo, kita semua pasti bisa! Mewujudkan kurikulum Indonesia menjadi lebih baik lagi dimasa depan nanti.
Terus terang, 1% merubah pola pikir gw dan kehidupan yg sekarang gw jalanin.dari 1% otak gw punya gambaran jelas kemana,kenapa,dimana,apa yg harus gw lakukan.ini channel LUAR BIASA mengubah semua cara berfikir gw dan pandangan hidup gw !!!!
Thx 1% baik buat kita semua.
Gbu
Dari kecil aku memang sudah sering berpikir
Apakah setelah lulus nanti
Kita semua akan rata rata bisa atau siap dalam dunia kerja dengan pembekalan formal seperti ini terus...dan semakin kesini memng sya semakin melihat dan merasa itu..semoga ada perubahan
Kalau disekolah sd-smp-sma, menurut gw pelajaran cuma diulang-ulang doang ngga inovasi² :D
Bener banget ngab, gua aja bosen sama pelajaran sekolah jadinya gua harus belajar hal-hal baru di internet
Kan menyesuaikan dengan tahapan perkembangan otak, pembahasannya semakin ke atas semakin luas.
Memang benar, sekolah tidak mengajarkan semua pengetahuan di dunia ini, karena keterbatasan waktu.
Itu tugas masing" induvidu untuk menemukan pasionnya.
Mau jadi apa dan mau kemana, namun modal dasar sudah diberikan di sekolah.
Bangun mimpi masyarakat/cita"..
Step by step
Trus kasih tau apa yg haru mereka lakukan untk menggapai itu
Ketika ada yg ingin diraih,makan mereka akan usaha
The problem is most of Indonesian always use "Mager Mode : On". Jadi agak susah juga kalo kebanyakan orang kayak gini.
Saya punya teori tersendiri kalo melihat taksonomi bloom: Solving problem oriented, jadi siswa berfokus pada pemecahan masalah.
pantes mas nadiem di rapat komisi X kemarin nyinggung bener tentang PISA assesment...
Nyinggung gmn?
Kayanya pak nadiem coba memperbaikinya agar nilai pisanya meningkat(dan sistem pendidikannya jg)
- masih pakai kurikulum lama?
- guru mendiskriminasi murid yang disleksia atau lambat menangkap pembelajaran dengan bangga dan membanding²kan
- Pendidikan yang sangat lambat, kebanyakan hanya fokus kurikulum/visi misi yg sama dengan sebelum²nya (kalau gitu mah belajar otodidak di rumah jg bisa dengan diajari keluarga sendiri)
- gaji guru tidak sesuai (tapi kalau mau dinaikkan sesuai UMR atau di atas UMR, cara pendidikan, SPP dll harus seimbang)
- apakah ada test/pelatihan untuk guru?
- Nilai adalah segalanya :v tak peduli itu nyontek atau hasil sendiri, yang pasti tak bagus ya dikucilkan guru atau teman² di sekolah.
- berbagai motivasi dan nasihat harusnya dijajalkan sejak SD kelas 2
- pengurangan pengangguran dll
Aku ngaku, aku sendiri tidak pintar dan tidak suka bersekolah karena sering tidak nyaman. Akhirnya sekolah cuma jd rutinitas aja.
Wanjir baru muncul setelah 1 tahun yg lalu di beranda gw 😂 padahal menarik nih video nya....
Sama😂
Sama
@@astadenata sama
Trus?
@@Game-ut6zo ah terus terus bae kek tukang parkir 😂
Aku pikir ketika kuliah aku akan benar-benar dibina dengan untuk menjadi manusia dengan passionku. Namun, ketika matkul pun dalam satu semester hanya pernah masuk satu kali, bahkan ada yang tak pernah masuk sama sekali. Hal ini yang kadang bikin aku bete, jadi males buat belajar, akhirnya aku menekuni apa yang aku suka, bisnis. Tapi di sisi lain, aku tidak lupa pada cita-citaku, aku mencoba mencari banyak referensi, aku belajar otodidak. Kalo aku udah bener bener bingung, aku buka RUclips, nyari referensi dari RUclips. Semangat buat para calon penerus bangsa. Tingkatkan kualitas diri kalian, kamu adalah apa yang kamu baca, apa yang kamu makan, apa yang kamu katakan. Setelah aku menyimak ini, aku menemukan berbagai keluhan yang hampir sama, metode pembelajaran guru, materi yang dirasa kurang relevan dengan keadaan, sistem pendidikan, fasilitas, dsbg. Untuk permasalahan guru, mungkin itu hal yang kompleks, bisa dari dirinya sendiri yang memang tak benar-benar menguasai ilmu keguruan, bisa jadi karena kebutuhan lain (uang misalnya) ataupun hal lain yang tak pernah kita tahu. Semangat semuanya, semoga ada perubahan kedepannya yaa
di Indonesia banyak orang yang peduli tentang pendidikan, namun tidak tau harus berbuat apa untuk kemajuan bangsa, semoga dengan wadah ini dapat menjadi langkah awal untuk mencapai Indonesia yang lebih baik 👍
Penilaian PISA menjadi indikator quality & equity pendidikan satu negara. Jadi yg menjadi masalah bukan hanya kualitas belajar & mengajar (quality) namun juga pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia (equity) ...which is sejalan dgn pemerataan pembangunan, akses informasi dan teknologi. It’s very complex. Mari kita bergerak bersama dgn menjadi agen perubahan yg dimulai dari diri kita sendiri.
penjurusan untuk SMA dipecah lagi, jangan hanya MIPA dan SOSHUM. Hasilnnya mata pelajaran yang diikutiti jadi bisa berkurang dan siswa akan mengikuti pelajaran yang mereka sukai lebih dalam. Spesifik lebih baik daripada banyak tapi ga guna. Rubah mindset sekolah memaksa siswa dapat nilai bagus di seluruh pelajaran menjadi siswa yang mencari kebutuhan pelajaran.
Beritahu output dan persyaratan yang dibutuhkan dalam mempelajari mata pelajaran tersebut dari SMP, sehingga mereka tidak salah pilih saat SMA. Selama ada keinginan disitu ada jalan
Mak indo be like:"Kamu pokoknya harus masuk Jurusan IPA,supaya bisa jadi dokter"
Me:"Bjir, padahal aku maunya jadi pengusaha industri"
Nggak semua mak kayak gitu, tapi ya juga sih wkwkwk
Kejadian nih sama gw. Suruh masuk IPA, udah sampe sekolahnya milih bahasa. Bodoamat gue gabakal sanggup di IPA, gue sukanya di Bahasa. Kita kalo udah suka apapun pasti di lakuin kan? Yaudah. Nilai bahasa gue pas SMA jadi nutupin rendahnya nilai Ipa. Wkwkwk. Intinya fokus ajasih.
Tapi semuanya berubah pas milih jurusan kuliah 😁
@@trielvia5655padahal gw maunya ke sman 2, gw udah berjuang lomba demi bisa masuk jalur prestasi, eh malah diminta ke pondok gontor, broken home
@@rafifsuryaf7242 mantab wkwkkwkw
Seharusnya anak anak itu bisa independen memilih sendiri
Wah skor pisa kita menurun, saatnya menambah kesulitan soal tanpa mengubah sistem dan cara mengajar guru
Sarkas yg bagus nak, sekarang KERJAIN TUGAS.
"saya buat soal seperti ini tuh buat kebaikan kamu sendiri. biar kamu tu kreatif"
kreatif ndasmu
Sarkas trus😂😂😂
@@tsaniaasla8018 saya membuat soal ini itu sendiri susah bikin soal itu!
Brainly: menampilkan 1000 jawaban tentang siapa itu Hitler
Iya,bener banget,gua dulu sewaktu SD di kekang banget sama guru gua,sama pelajaran MTK,sering banget di suruh maju kedepan dan nggak bisa malah di omelin,dan pernah sampai mau nangis,kan disuruh bawa kardus buat di hitung ruas" nya,dan itu gua bawa dari rumah,malah disobek sobek,bener" di kekang banget,padahal waktu SD gua lebih unggul di bhs inggris,dan gara" gua selalu dikekang pelajaran MTK,dan sekarang gua jadi kurang bisa bhs inggris,karna sangking stress nya,gua harap,sistem pendidikan di Indonesia dirubah,jangan berpikir siswa atau siswi harus bisa semua pelajaran,tapi bantu dan dukung siswa atau siswi dalam pelajaran yang dia unggulin.GUA DUKUNG 1% INI
Saya kagum dengan orang-orang cerdas yang walau sistemnya seperti ini, tetap menemukan passionnya.
Indonesia harus mengembangkan ilmu filsafat untuk pendidikan, cara berpikir masyarakat, dan perkembangan diri
Daftar 26 mapel di kls gw:
-matematika wajib
-matematika minat
-fisika
-kimia
-biologi
-bahasa Inggris wajib
-bahasa Inggris minat
-ekonomi
-penjaskes
-pkn
-seni budaya
-prakarya/kewirausahaan
-bahasa Indonesia
-bahasa Arab
-bahasa Jawa
-fiqih
-alquran hadis
-aqidah akhlaq
-qiraatul kutub
-qowaidul fiqih
-faraidl
-lubul Ushul
-nahwu
-ski
-sejarah Indonesia
Sekian:)
main game buset dah mantab gila 🤣
Di SD banyak banget:),ada i'rob, shorof,nahwu,alqur'an, tajwid, tauhid, tarikh, fiqih, PAI, B. Arab, B. Indo, B. Jawa, B. Inggris,Ipa,IPS,PKN,olga,MTK,SBKAl-qur'an,dll. (itupun gw pas masih SD:)
Pasti madrasah ini, btw w juga ngalamin hal yang sama, jadi sekarang gua "bodo amat" sama pelajaran yg gk bakal kepake di cita cita karir gua, daripada fokus gua kebelah dan malah jadi gk maksimal dalam meraih cita cita
Wah otak gua meninggal😂😂😂
BELAJAR 26 MAPEL CUMA JADI PEGAWAI KANTORAN, LAH YANG CUMA SEKOLAH SAMPAI SD BISA JADI PENGUSAHA KAYA, KOK BISA YA?
Pendidikan di Indonesia lebih menuntut siswa harus bisa bukan harus paham dan mengerti terhadap hal yang dipelajari
Keluhan murid:
1. PR dan ujian terlalu banyak
Kalau yang berprofesi menjadi guru tahu sebabnya. Karena ketika menilai ada standarnya, dan standarnya itu mengharuskan mengambil dari beberapa nilai. Tapi kalau sudah belajar kan evaluasi itu penting, supaya bisa memahami kemampuan sendiri.
Bagi murid, mungkin tipe PR dan ulangan yang diberikan kurang inovatif atau terlalu banyak.
Bagi guru, takutnya kebanyakan murid itu tidak belajar kalau tidak ada pr. Apakah komitmen si murid ada kalau tidak ada pr? Kebanyakan di Indonesia ini sangat dilema. Tapi, sadar nggak sih, bahwa di dalam satu kelas itu ada murid-murid yang emang nggak pernah ditanyakan belajarnya? Karena tanggung jawab studinya dianggap ada oleh gurunya.. Kelihatan bertanggung jawab.
Anehnya, kadang gurunya sudah kasih pr yang inovatif, dibilangnya merepotkan. Agak aneh juga.
2. Nilai KKM tidak realistis
Nilai KKM di Indonesia tidak mencerminkan kemampuan sama sekali dan sudah jadi rahasia umum bahwa banyak nilai yang hanya jadi nilai saja. Ini dikarenakan nilainya terlalu tinggi. Padahal seharusnya tidak setinggi sekarang. Tapi standar KKM itu tetap penting, karena itu perwakilan nyata dari apa yang kita sudah pahami. Rasanya nggak pantas kalau seandainya KKM sudah masuk akal tapi kita tetap tidak memenuhi hal itu. Apa iya nggak yakin sama diri sendiri bahwa 40%-50% pelajaran bisa kita serap asalkan kita coba belajar?
3. Harus jago semua mata pelajaran
Sebenarnya yang membuat berat karena KKMnya tinggi, bukan karena harus jago semua mata pelajaran. Seandainya KKMnya tidak tinggi, tidak akan ada pemikiran begitu. Gurunya menuntut sesuai KKM, berhubung KKM sangat tinggi, jadi sulit untuk mencapainya. Coba KKMnya 20%, aman damai aja tuh. Tapi jangan 20% juga lah ya, itu kalo ada 10 soal cuma betul dua dong. :)
Kalau mengenai orang tua yang mesti bagus semua mata pelajaran, itu juga ada hubungannya dengan KKM. Lalu, orang tua juga cenderung mengoverestimate kemampuan anak. Tapi bisa dipahami. Namanya juga anak sendiri. Masa iya mau mikir anaknya nggak bisa? Masa iya nggak mau anaknya berprestasi? Pasti maunya yang terbaik, dan memang kalau jadi yang terbaik di antara sekian orang itu luar biasa. Yang nggak sehat, ya overestimate itu. Boleh mengharapkan dan mendorong anak supaya berprestasi, tapi harus tetap realistis dan jangan gampang kecewa. Tapi jangan juga lantas mengunderestimate anak. Sama-sama nggak bagus.
4. Kurikulum dan pembelajaran kurang mengena ke life skill.
Kurikulum itu yang buat kemendikbud, sedangkan yang mengajar guru. Banyak yang di kalangan kemdikbud sendiri bisa jadi kurang bersentuhan dengan praktik keguruan yang ada, jadi ini masalah ketidaksepahaman antara kemdikbud dan guru.
Mungkin kalau ditanya ke murid ada 101 keluhan yang bisa didengar, tapi ketika 101 keluhan itu sudah mulai diatasi, apakah murid-murid di Indonesia siap berubah? Nyatanya, terlepas dari sistem pendidikan yang kurang ramah, sikap siswa terhadap hal tersebut juga terkadang kurang baik. Praktik seperti menyontek, numpang nugas, tidak mengerjakan tugas, bolos, dll juga masih banyak. Padahal masih banyak juga guru yang masih bisa diajak berbicara, tapi sudah negative thinking duluan.
Mengubah sistem itu adalah perubahan besar, tapi perubahan kecil bisa dimulai dari sendiri. Mulai dari sikap terhadap proses pembelajaran. Penuhi kehadiran dengan baik, kerjakan tugas sendiri dengan baik, kerjakan ulangan sendiri dengan baik, belajar dari berbagai sumber (kalau gurunya ndak bisa ditanya baik2 mbok ya belajar sama temen yg pinter atau mbah yutub), ikuti semua proses terlepas dari jago atau nggaknya karena nggak ada yg rugi dari belajar asalkan penerimaan kita positif. Keluhan orang tua maupun guru itu pasti ada waktunya berlalu. Tinggal kita yang memilih untuk move on atau terus-terusan menyalahkan keadaan. Bukan berarti keadaan harus dibiarkan, hanya saja proses perbaikannya panjang dan mungkin bukan kita yang merasakan, tapi generasi selanjutnya.
Benar sekali apa yg anda sampaikan
Kita belajar bukan untuk sukses tapi unt menjadi pintar.
Pintar dalam mengarungi kehiduoan ini