sahabat, Sudah lama saya ingin membalas komentar tentang pembahasan penonton yang hadir di acara pembacaan puisi ini. maafkanlah. mudah-mudahan tidak mengurangi rasa hormat saya. tabe. . banyak yang mengatakan bahwa penonton yang hadir tidak mengindahkan kekhusuan pembacaan puisi dan dianggap mengganggu. anggapan ini mungkin saja benar adanya, bila kita memakai sudut pandang dengan konvensi ketertiban pertunjukan di kota-kota dan konvensi pertunjukan modern, dimana ruang pertunjukan tidak bisa diintervensi oleh penonton. sekali lagi, pandangan model ini syah-syah saja. . namun, ada kalanya pertunjukan bisa diintervensi oleh penonton, dan rujukannya model pertunjukan tradisi, katakanlah pertunjukan Lenong di Jakarta, Ludruk, Longser, dll.. bahkan keterlibatan penonton menjadi sisi yang unik dan keren. syah juga kok. . lantas, bagaimana posisi penonton di video pembacaan puisi ini? mari kita sepakati, bahwa model pembacaan puisi ini adalah model pertunjukan yang disajikan kedapa penonton. nah, kebetulan. pertunjukan baca puisi ini dilakukan di kampung Ledeng-Bandung. dimana masyarakat lekat dan bersahabat dengan tradisi kesenian dan mereka terbiasa menonton pertunjukan tradisi. . saya sebagai pembaca tidak bisa membendung diri untuk sengaja diam dan tertib, bahkan saya sengaja mengajak mereka berinteraksi. tujuannya tidak lain adalah memasyarakatkan puisi. . moga hal ini maklum adanya dan membuat kita terbuka pada masyarakat yang terbiasa memegang erat konvensi pertunjukan tradisi. . terimakasih atas interaksi yang sahabat jalin selama ini di kolom komentar. salam
sip bang...terlepas dri apapun alasannya, nampaknya bang peri ini berusaha utk menangkap ''energi'' dri para pnonton yg hadir yah bang? hehehe.....keren2
Awal2 sih memang seperti mengganggu. Tapi, diliat2 lagi, ternyata penonton dan pembacanya sama2 mengapresiasi. Penonton walau berisik pun, mereka hanya teriak kalau sudah pada koma atau titik. Kemudian kembali diam kalau pembawa puisi sudah bersuara. Dan pembawa puisi pun cerdas memainkan jeda, menunggu penonton diam. Mudah2an energi positif ini menular ke siapapun. ManTul!
awalnya saya tidak terlalu tertarik dengan puisi,tetapi setelah saya menonton puisi ini,baru saya merasakan indahnya sebuah puisi,mulai dari isi dan gaya panggungnya.dan puisi inilah yg menginspirasi saya untuk membuat kegiatan baca puisi di tempat saya.sehat dan sukses slalu,semoga suatu saat kami bisa menghadirkan bang peri dalam acara kami. tabe maraja.
kenapa banyak yg berdebat tentang tertawa saat berinteraksi dengan sastra , bukankah tertawa juga bagian dari sastra itu sendiri . ketika orang yg mengalami getaran sastra orang yg hatinya menangis sangat sedih dia akan tertawa dan juga sebaliknya . sastra memang ruwet tapi kenapa terasa nikmat
bersemangat, berbobot dan lucu pol. yang paling khas adalah suara latar, dari celotehan kanak kanak sampai respon penonton perempuan, akrab dan ringan.
Pertama kali tau karya besar almarhum ws Rendra ini di th 90 an lewat membaca saya sudah takjub dengan kedalaman makna monolognya, dan kini di 2019 saya ketemu video ini melihatnya serasa pecah ketakjuban saya, suasana dan pembacanya benar benar Amazing. Salut hormat
Sitti, kini aku makin ngerti keadaanmu Tak ‘kan lagi aku membujukmu untuk nikah padaku dan lari dari lelaki yang miaramu Nasibmu sudah lumayan Dari babu dari selir kepala jawatan Apalagi? Nikah padaku merusak keberuntungan Masa depanku terang repot Sebagai copet nasibku untung-untungan Ini bukan ngesah Tapi aku memang bukan bapak yang baik untuk bayi yang lagi kau kandung Cintamu padaku tak pernah kusangsikan Tapi cinta cuma nomor dua Nomor satu carilah keslametan Hati kita mesti ikhlas berjuang untuk masa depan anakmu Janganlah tangguh-tangguh menipu lelakimu Kuraslah hartanya Supaya hidupmu nanti sentosa Sebagai kepala jawatan lelakimu normal suka disogok dan suka korupsi Bila ia ganti kau tipu itu sudah jamaknya Maling menipu maling itu biasa Lagi pula di masyarakat maling kehormatan cuma gincu Yang utama kelicinan Nomor dua keberanian Nomor tiga keuletan Nomor empat ketegasan, biarpun dalam berdusta Inilah ilmu hidup masyarakat maling Jadi janganlah ragu-ragu Rakyat kecil tak bisa ngalah melulu Usahakan selalu menanjak kedudukanmu Usahakan kenal satu menteri dan usahakan jadi selirnya Sambil jadi selir menteri tetaplah jadi selir lelaki yang lama Kalau ia menolak kau rangkap sebagaimana ia telah merangkapmu dengan isterinya itu berarti ia tak tahu diri Lalu depak saja dia Jangan kecil hati lantaran kurang pendidikan asal kau bernafsu dan susumu tetap baik bentuknya Ini selalu menarik seorang menteri Ngomongmu ngawur tak jadi apa asal bersemangat, tegas, dan penuh keyakinan Kerna begitulah cermin seorang menteri Akhirnya aku berharap untuk anakmu nanti Siang malam jagalah ia Kemungkinan besar dia lelaki Ajarlah berkelahi dan jangan boleh ragu-ragu memukul dari belakang Jangan boleh menilai orang dari wataknya Sebab hanya ada dua nilai: kawan atau lawan Kawan bisa baik sementara Sedang lawan selamanya jahat nilainya Ia harus diganyang sampai sirna Inilah hakikat ilmu selamat Ajarlah anakmu mencapai kedudukan tinggi Jangan boleh ia nanti jadi propesor atau guru itu celaka, uangnya tak ada Kalau bisa ia nanti jadi polisi atau tentara supaya tak usah beli beras kerna dapat dari negara Dan dengan pakaian seragam dinas atau tak dinas haknya selalu utama Bila ia nanti fasih merayu seperti kamu dan wataknya licik seperti saya-nah! Ini kombinasi sempurna Artinya ia berbakat masuk politik Siapa tahu ia bakal jadi anggota parlemen Atau bahkan jadi menteri Paling tidak hidupnya bakal sukses di Jakarta
Sumpah gw ngefans sama bang perisandi pengen ketemu langsung Krna membaca puisi dg penuh jiwa Serta intonasi yg membuat pendengar menghayati Beeehhh keren dah gada obat
Saya menganggap bahwa gelak tawa penonton, menunjukkan kemampuan pembaca cukup hebat hingga audience berinteraksi dengan puisinya... Beginilah perawakan/pembawaan karakter yang berhasil, daripada penonton menguap sampai tertidur.
PACARNYA - RENDRA Sitti, kini aku makin ngerti keadaanmu Tak ‘kan lagi aku membujukmu untuk nikah padaku dan lari dari lelaki yang miaramu Nasibmu sudah lumayan Dari babu dari selir kepala jawatan Apalagi? Nikah padaku merusak keberuntungan Masa depanku terang repot Sebagai copet nasibku untung-untungan Ini bukan ngesah Tapi aku memang bukan bapak yang baik untuk bayi yang lagi kau kandung Cintamu padaku tak pernah kusangsikan Tapi cinta cuma nomor dua Nomor satu carilah keslametan Hati kita mesti ikhlas berjuang untuk masa depan anakmu Janganlah tangguh-tangguh menipu lelakimu Kuraslah hartanya Supaya hidupmu nanti sentosa Sebagai kepala jawatan lelakimu normal suka disogok dan suka korupsi Bila ia ganti kau tipu itu sudah jamaknya Maling menipu maling itu biasa Lagi pula di masyarakat maling kehormatan cuma gincu Yang utama kelicinan Nomor dua keberanian Nomor tiga keuletan Nomor empat ketegasan, biarpun dalam berdusta Inilah ilmu hidup masyarakat maling Jadi janganlah ragu-ragu Rakyat kecil tak bisa ngalah melulu Usahakan selalu menanjak kedudukanmu Usahakan kenal satu menteri dan usahakan jadi selirnya Sambil jadi selir menteri tetaplah jadi selir lelaki yang lama Kalau ia menolak kau rangkap sebagaimana ia telah merangkapmu dengan isterinya itu berarti ia tak tahu diri Lalu depak saja dia Jangan kecil hati lantaran kurang pendidikan asal kau bernafsu dan susumu tetap baik bentuknya Ini selalu menarik seorang menteri Ngomongmu ngawur tak jadi apa asal bersemangat, tegas, dan penuh keyakinan Kerna begitulah cermin seorang menteri Akhirnya aku berharap untuk anakmu nanti Siang malam jagalah ia Kemungkinan besar dia lelaki Ajarlah berkelahi dan jangan boleh ragu-ragu memukul dari belakang Jangan boleh menilai orang dari wataknya Sebab hanya ada dua nilai: kawan atau lawan Kawan bisa baik sementara Sedang lawan selamanya jahat nilainya Ia harus diganyang sampai sirna Inilah hakikat ilmu selamat Ajarlah anakmu mencapai kedudukan tinggi Jangan boleh ia nanti jadi propesor atau guru itu celaka, uangnya tak ada Kalau bisa ia nanti jadi polisi atau tentara supaya tak usah beli beras kerna dapat dari negara Dan dengan pakaian seragam dinas atau tak dinas haknya selalu utama Bila ia nanti fasih merayu seperti kamu dan wataknya licik seperti saya-nah! Ini kombinasi sempurna Artinya ia berbakat masuk politik Siapa tahu ia bakal jadi anggota parlemen Atau bahkan jadi menteri Paling tidak hidupnya bakal sukses di Jakarta
Kalo gua disana auto terdiam dan tak dengar kata per kata,,detik per detik gerakan dan mimik mukanya.. Sebuah masterpiece yg dinikmati dengan cara yg keliru..
Betul. Penontonnya awam sastra. Pria yang tepat, di tempat yang tidak tepat. Sangat tidak tepat.. jangankan ketawa. saya justru mau nangis lihat dia membawakan puisi ws rendra seperti itu. Luar biasa.
Puisi pesan pencopet dibaca dua kali oleh abang Peri di chanelnya ini. aku tonton dua duanya. bagi ku versi yang ini jauh sempurna. sebagai penonton saya menikmati. aktingnya sebagai pencopet benar benar masuk. mantap abang
Pertama kali liat ini 2014 apa 2015 gtu.. Mash biasanya aj.. Setelah diulang², hampir dengerin semua puisi bg sandi.. Daan.. baru bisa nangkap pesannya puisi yg ini sekarang.. Soalnya dulu keikut ketawa juga sama suara yg di videonya.. Nilai sastra ternyata ga bisa langsung di nikmati ya, sekali liat, ga bisa langsung dapat pesannya.. Aaah mantap.. Gak ada sih yg mengecewakan kalo bg peri sandi udah bacain.. Pesan dan feelnya dapat bgt..
Pesan dalam untuk tubuh kosong yang mati kian terhanyut juga tenggelam. Semaraknya terdengar menusuk Roh hingga memisahkan Tulang dan Jiwa. Hey kawanku, teruslah engkau menjadi jiwa yang mati itu. Karena lambat laun kebenaran pasti menjadi sandarannya.
Deklamasi yang sangat bagus dibawakan Peri Sandi Huizche, sangat menarik dan mebawa audien terbawa arus cerita isi puisi, dibawakan Peri, puisi ini memberi suguhan disamping pesan juga sisi hiburan yang bermutu, demikian apresiasi ku pada Mas Peri.
Pertama kali lihat video ini saat saya masih duduk dibangku smp kelas 8, sekarang saya sudah berumur 23 tahun dan tetap masih sama seperti dulu, keren! Makasih sudah mengenalkan saya pada puisi.
Sitti, kini aku makin ngerti keadaanmu Tak ‘kan lagi aku membujukmu untuk nikah padaku dan lari dari lelaki yang miaramu Nasibmu sudah lumayan Dari babu dari selir kepala jawatan Apalagi? Nikah padaku merusak keberuntungan Masa depanku terang repot Sebagai copet nasibku untung-untungan Ini bukan ngesah Tapi aku memang bukan bapak yang baik untuk bayi yang lagi kau kandung
Bung mantap postingnya jarang bangat sekarang orang muda yg suka teterik karena semua lebih suka yg instan seperti stasiun TV. coba yg lain gi bung yg melow instrumenya.ship maju terus.
Hampir tiap hari liat puisi2yg dibawakan Abang. Jdi sangat ingin ada org yg ngajari saya saat membawa puisi. Puisi alm Rendra yg sangat bagus dibawakan dengan cara yg sangat Keren oleh Abang ❤❤❤❤❤❤❤
Tertawa mmng wajar dalam suatu seni, tawa mmng salah satu respon/emosional yng diimplementasikan oleh penikmat seni, namun agak kurang ajar jika membalas ucapan orng yg sedang mmbawa puisi, itu akan merusak isi dan intuisi si pembaca. Dasar kalian tak menghargai seni!!
'Hujan di bulan maulid' Kapan Butir hujan 🌧️ jatuh, mengobati dahaga ikan gabus. Sudah hampir menyerah. Lelah... Pori-porinya hampir kering sampai ke daging. Ohh hujan 🌧️ tidaklah kau iba melihat gabus yg hampir mampus? Di setiap penantiannya dia korbankan lendir kulitnya. Agar penantian dihitung sebagai obat. Rindu... Suara gemericik terdengar dari balik terik. Dia bergegas naik seraya memekik. Ohh rintik kerinduanku sudah mencekik. Datanglah, kusambut dengan sisa tenaga yg tinggal sedikit. Rinduku... Kudekati suara gemericik, kulitku sudah tidak punya daya licin yg baik. Semakin kunaik semakin perih kulitku sampai merambat ke daging. Aku sudah tidak perduli dengan sakit yg menggerogoti. Sakit... Suara gemericik terdengar mulai samar diganti dinding yg mulai memanas. Aku tidak menyerah, semakin bergegas naik agar segera ku dekap ricik. Tenagaku sudah habis, ekorku sudah tak bisa kugerakan untuk mendorong naik. Ku kerutkan perutku agar usahaku tak menjadi buntu. Sakit... Tapi lorong dinding sudah muali menahanku. Berisik.... pulanglah, Ini bukan ricik melainkan jilat api 🔥 dari dahan basah sehingga menyerupai rintik ricik. Aku tidak percaya, Kukerutkan perutku sampai jantungku kehilangan ruang denyut. Sampai benar kulihat bara api dari dahan basah menuruni lorong begitu sombong. aku di ujung lorong. Kulihat jilat api 🔥 sudah tidak terkendali. Aku mengutuk diriku begitu naif. Kubiarkan tubuhku diujung lorong. Kubiarkan jilat api 🔥 membakar tubuhku agar menjadi kudapan. Aku... Hanya tersisa denyut jantung. Tubuhku meluncur hebat seperti jilat api 🔥 yg didorong hembusan angin. Sampailah aku di dasar lorong. Seluruh tubuhku sudah tak bisa kugerakan hanya detak jantung yg masih bergerak tanpa aku perintah. Kuselipkan kata hujan 🌧️ disetiap detak jantungku karena hanya itu yg bisa kulakukan. Sampai tak terdengar detak jantungku yg ada hanya suara hujan 🌧️ memenuhi bilik jantungku. Hujan... Perih di kulitku membuat suara di jantungku semakin keras. Mungkin ini adalah akhir dari pengorbananku menunggu hujan 🌧️. Kemudian suara ricik memecahkan keheningan dari suara hujan 🌧️ yg begitu keras di jantungku. Kurasakan air mulai mengisi luka di kulitku membuat perih yg begitu hebat. Perih... Lantunan maulid mengobati perih di sela kulitku yg menganga. Aku sudah tergenang air hujan 🌧️ dibulan maulid. ❤️🌧️ Muhammad 🔥❤️ Maafkanlah aku yg hanya memanggil hujan di seluruh bilik jantungku. Aku lupa bahwa engkaulah sang pembawa hujan. Hujan yg memberikan aku kesempatan untuk hidup dan beraanak pinak. Maafkanlah aku duhai Muhammad ❤️
sahabat,
Sudah lama saya ingin membalas komentar tentang pembahasan penonton yang hadir di acara pembacaan puisi ini. maafkanlah. mudah-mudahan tidak mengurangi rasa hormat saya. tabe.
.
banyak yang mengatakan bahwa penonton yang hadir tidak mengindahkan kekhusuan pembacaan puisi dan dianggap mengganggu.
anggapan ini mungkin saja benar adanya, bila kita memakai sudut pandang dengan konvensi ketertiban pertunjukan di kota-kota dan konvensi pertunjukan modern, dimana ruang pertunjukan tidak bisa diintervensi oleh penonton. sekali lagi, pandangan model ini syah-syah saja.
.
namun, ada kalanya pertunjukan bisa diintervensi oleh penonton, dan rujukannya model pertunjukan tradisi, katakanlah pertunjukan Lenong di Jakarta, Ludruk, Longser, dll.. bahkan keterlibatan penonton menjadi sisi yang unik dan keren. syah juga kok.
.
lantas, bagaimana posisi penonton di video pembacaan puisi ini? mari kita sepakati, bahwa model pembacaan puisi ini adalah model pertunjukan yang disajikan kedapa penonton. nah, kebetulan. pertunjukan baca puisi ini dilakukan di kampung Ledeng-Bandung. dimana masyarakat lekat dan bersahabat dengan tradisi kesenian dan mereka terbiasa menonton pertunjukan tradisi.
.
saya sebagai pembaca tidak bisa membendung diri untuk sengaja diam dan tertib, bahkan saya sengaja mengajak mereka berinteraksi. tujuannya tidak lain adalah memasyarakatkan puisi.
.
moga hal ini maklum adanya dan membuat kita terbuka pada masyarakat yang terbiasa memegang erat konvensi pertunjukan tradisi.
.
terimakasih atas interaksi yang sahabat jalin selama ini di kolom komentar.
salam
Keren mas sandi pembawaan puisinya.
sip bang...terlepas dri apapun alasannya, nampaknya bang peri ini berusaha utk menangkap ''energi'' dri para pnonton yg hadir yah bang? hehehe.....keren2
Awal2 sih memang seperti mengganggu. Tapi, diliat2 lagi, ternyata penonton dan pembacanya sama2 mengapresiasi. Penonton walau berisik pun, mereka hanya teriak kalau sudah pada koma atau titik. Kemudian kembali diam kalau pembawa puisi sudah bersuara. Dan pembawa puisi pun cerdas memainkan jeda, menunggu penonton diam. Mudah2an energi positif ini menular ke siapapun.
ManTul!
Terus berkarya bung, kami sangat merindukan nya
awalnya saya tidak terlalu tertarik dengan puisi,tetapi setelah saya menonton puisi ini,baru saya merasakan indahnya sebuah puisi,mulai dari isi dan gaya panggungnya.dan puisi inilah yg menginspirasi saya untuk membuat kegiatan baca puisi di tempat saya.sehat dan sukses slalu,semoga suatu saat kami bisa menghadirkan bang peri dalam acara kami.
tabe maraja.
kenapa banyak yg berdebat tentang tertawa saat berinteraksi dengan sastra , bukankah tertawa juga bagian dari sastra itu sendiri . ketika orang yg mengalami getaran sastra orang yg hatinya menangis sangat sedih dia akan tertawa dan juga sebaliknya . sastra memang ruwet tapi kenapa terasa nikmat
Menikmati sastra itu seperti meminum kopi bung, tak ada hukum baku nya, santai saja
Silahkan tertawa atau menangis atau guling2. Tapi jangan banyak bunyi.
Ndak juga, karena ada kaidah etika dan kaidah estetika yang tidak bisa ditinggal begitu saja atas nama seni atau apapun.
Kocak lo bang asli
terimakasih, semuanya...
salam bahagia...
salam sejahtera....
Bang,kenapa kualitasnya gambarnya bisa jadi jelek ya ? Beberapa tahun yang lalu masih bisa jelas di 480P
Terima kasih untuk membuat saya menangis
Iya makasih
Jang ngrokok trus lho bang,paru paru lho bang
Salam budaya 🙏
Salam dr surabaya
bersemangat, berbobot dan lucu pol. yang paling khas adalah suara latar, dari celotehan kanak kanak sampai respon penonton perempuan, akrab dan ringan.
salam, kang...
terimakasih...
sebuah realita yang dibawakan begitu apik oleh si "pencopet". sederhana dan ringan namun sangat menusuk "mereka".
Etha C terimakasih.... amiiiiin
Pertama kali tau karya besar almarhum ws Rendra ini di th 90 an lewat membaca saya sudah takjub dengan kedalaman makna monolognya, dan kini di 2019 saya ketemu video ini melihatnya serasa pecah ketakjuban saya, suasana dan pembacanya benar benar Amazing. Salut hormat
Sitti,
kini aku makin ngerti keadaanmu
Tak ‘kan lagi aku membujukmu
untuk nikah padaku
dan lari dari lelaki yang miaramu
Nasibmu sudah lumayan
Dari babu dari selir kepala jawatan
Apalagi?
Nikah padaku merusak keberuntungan
Masa depanku terang repot
Sebagai copet nasibku untung-untungan
Ini bukan ngesah
Tapi aku memang bukan bapak yang baik
untuk bayi yang lagi kau kandung
Cintamu padaku tak pernah kusangsikan
Tapi cinta cuma nomor dua
Nomor satu carilah keslametan
Hati kita mesti ikhlas
berjuang untuk masa depan anakmu
Janganlah tangguh-tangguh menipu lelakimu
Kuraslah hartanya
Supaya hidupmu nanti sentosa
Sebagai kepala jawatan lelakimu normal
suka disogok dan suka korupsi
Bila ia ganti kau tipu
itu sudah jamaknya
Maling menipu maling itu biasa
Lagi pula
di masyarakat maling kehormatan cuma gincu
Yang utama kelicinan
Nomor dua keberanian
Nomor tiga keuletan
Nomor empat ketegasan, biarpun dalam berdusta
Inilah ilmu hidup masyarakat maling
Jadi janganlah ragu-ragu
Rakyat kecil tak bisa ngalah melulu
Usahakan selalu menanjak kedudukanmu
Usahakan kenal satu menteri
dan usahakan jadi selirnya
Sambil jadi selir menteri
tetaplah jadi selir lelaki yang lama
Kalau ia menolak kau rangkap
sebagaimana ia telah merangkapmu dengan isterinya
itu berarti ia tak tahu diri
Lalu depak saja dia
Jangan kecil hati lantaran kurang pendidikan
asal kau bernafsu dan susumu tetap baik bentuknya
Ini selalu menarik seorang menteri
Ngomongmu ngawur tak jadi apa
asal bersemangat, tegas, dan penuh keyakinan
Kerna begitulah cermin seorang menteri
Akhirnya aku berharap untuk anakmu nanti
Siang malam jagalah ia
Kemungkinan besar dia lelaki
Ajarlah berkelahi
dan jangan boleh ragu-ragu memukul dari belakang
Jangan boleh menilai orang dari wataknya
Sebab hanya ada dua nilai: kawan atau lawan
Kawan bisa baik sementara
Sedang lawan selamanya jahat nilainya
Ia harus diganyang sampai sirna
Inilah hakikat ilmu selamat
Ajarlah anakmu mencapai kedudukan tinggi
Jangan boleh ia nanti jadi propesor atau guru
itu celaka, uangnya tak ada
Kalau bisa ia nanti jadi polisi atau tentara
supaya tak usah beli beras
kerna dapat dari negara
Dan dengan pakaian seragam
dinas atau tak dinas
haknya selalu utama
Bila ia nanti fasih merayu seperti kamu
dan wataknya licik seperti saya-nah!
Ini kombinasi sempurna
Artinya ia berbakat masuk politik
Siapa tahu ia bakal jadi anggota parlemen
Atau bahkan jadi menteri
Paling tidak hidupnya bakal sukses di Jakarta
sy pernah buat puisi sepanjang puisi ini
Mata Luka Sengkon Karta
ini pembacaan puisi Mata Luka Sengkon Karta
puisi pemenang lomba puisi esai 2013
peri sandi huizche maksudnya gmna ya? Mas nya yang menang apa gimana ya?
Aku tidak bosan menyimak puisi Mata Luka bung.
puisi in udah lama banget , pernah ditunjukin sama guru bahasa Indonesia, sekarang ditonton lagi, g pernah bosen. keren 😶😶
Sumpah gw ngefans sama bang perisandi pengen ketemu langsung
Krna membaca puisi dg penuh jiwa
Serta intonasi yg membuat pendengar menghayati
Beeehhh keren dah gada obat
harusnya yang kayak gini yang sering muncul di tv,biar gak tenggelam hilang oleh gempuran produk alay
Se7 ada ga sih tv yg isinya edukasi ( wawasan )
Karya anak2 Bangsa
mantap nih.. pembacaannya sangat sempurna, puisinya mengandung banyak makna
Sy suka bgt dgn cara Anda membaca puisi, menginspirasi saya
Saya menganggap bahwa gelak tawa penonton, menunjukkan kemampuan pembaca cukup hebat hingga audience berinteraksi dengan puisinya...
Beginilah perawakan/pembawaan karakter yang berhasil, daripada penonton menguap sampai tertidur.
maling menipu maling itu biasa. Kehormatan di masyarakat maling itu cuma gincu. ... Memang bener adanya... Maju terus bang peri.
Ahahah ini yang datang ke sekolah saya, emang bagus nih. Kalau denger secara visual pasti merinding
PACARNYA - RENDRA
Sitti,
kini aku makin ngerti keadaanmu
Tak ‘kan lagi aku membujukmu
untuk nikah padaku
dan lari dari lelaki yang miaramu
Nasibmu sudah lumayan
Dari babu dari selir kepala jawatan
Apalagi?
Nikah padaku merusak keberuntungan
Masa depanku terang repot
Sebagai copet nasibku untung-untungan
Ini bukan ngesah
Tapi aku memang bukan bapak yang baik
untuk bayi yang lagi kau kandung
Cintamu padaku tak pernah kusangsikan
Tapi cinta cuma nomor dua
Nomor satu carilah keslametan
Hati kita mesti ikhlas
berjuang untuk masa depan anakmu
Janganlah tangguh-tangguh menipu lelakimu
Kuraslah hartanya
Supaya hidupmu nanti sentosa
Sebagai kepala jawatan lelakimu normal
suka disogok dan suka korupsi
Bila ia ganti kau tipu
itu sudah jamaknya
Maling menipu maling itu biasa
Lagi pula
di masyarakat maling kehormatan cuma gincu
Yang utama kelicinan
Nomor dua keberanian
Nomor tiga keuletan
Nomor empat ketegasan, biarpun dalam berdusta
Inilah ilmu hidup masyarakat maling
Jadi janganlah ragu-ragu
Rakyat kecil tak bisa ngalah melulu
Usahakan selalu menanjak kedudukanmu
Usahakan kenal satu menteri
dan usahakan jadi selirnya
Sambil jadi selir menteri
tetaplah jadi selir lelaki yang lama
Kalau ia menolak kau rangkap
sebagaimana ia telah merangkapmu dengan isterinya
itu berarti ia tak tahu diri
Lalu depak saja dia
Jangan kecil hati lantaran kurang pendidikan
asal kau bernafsu dan susumu tetap baik bentuknya
Ini selalu menarik seorang menteri
Ngomongmu ngawur tak jadi apa
asal bersemangat, tegas, dan penuh keyakinan
Kerna begitulah cermin seorang menteri
Akhirnya aku berharap untuk anakmu nanti
Siang malam jagalah ia
Kemungkinan besar dia lelaki
Ajarlah berkelahi
dan jangan boleh ragu-ragu memukul dari belakang
Jangan boleh menilai orang dari wataknya
Sebab hanya ada dua nilai: kawan atau lawan
Kawan bisa baik sementara
Sedang lawan selamanya jahat nilainya
Ia harus diganyang sampai sirna
Inilah hakikat ilmu selamat
Ajarlah anakmu mencapai kedudukan tinggi
Jangan boleh ia nanti jadi propesor atau guru
itu celaka, uangnya tak ada
Kalau bisa ia nanti jadi polisi atau tentara
supaya tak usah beli beras
kerna dapat dari negara
Dan dengan pakaian seragam
dinas atau tak dinas
haknya selalu utama
Bila ia nanti fasih merayu seperti kamu
dan wataknya licik seperti saya-nah!
Ini kombinasi sempurna
Artinya ia berbakat masuk politik
Siapa tahu ia bakal jadi anggota parlemen
Atau bahkan jadi menteri
Paling tidak hidupnya bakal sukses di Jakarta
Kalo gua disana auto terdiam dan tak dengar kata per kata,,detik per detik gerakan dan mimik mukanya..
Sebuah masterpiece yg dinikmati dengan cara yg keliru..
Ekspresi nya itu loh,, super sekali,, aq bangga bang
lelaki itu sedang bersajak, naas penonton menganggapnya seperti seorang pelawak.
Kadang juga saya selalu berpikir demikian. Dengan berat hati selalu berprasangka apa yang mereka nikmati.
menikmati puisi tidak harus hening tapi bisa juga menanggapi dg gelak tawa sbg bentuk bahagia dan apresiasi
Naomi Yunita memaknai puisi itu bebas kan 😆
Naomi Yunita setuju neng, kalo paham sastra pasti lebih cerdas penontonnya.
Betul. Penontonnya awam sastra. Pria yang tepat, di tempat yang tidak tepat. Sangat tidak tepat.. jangankan ketawa. saya justru mau nangis lihat dia membawakan puisi ws rendra seperti itu. Luar biasa.
Puisi pesan pencopet dibaca dua kali oleh abang Peri di chanelnya ini. aku tonton dua duanya. bagi ku versi yang ini jauh sempurna. sebagai penonton saya menikmati. aktingnya sebagai pencopet benar benar masuk. mantap abang
Ini nyindir kondisi sekarang, tak beda dg jaman Orba, saat WS Rendra msh segar bugar.
Sangat menginspirasi... Th 2018 membacakan puisi pd acara pensi pmi di donohudan solo... Alhamdulillah dapat peringkat... Terimakasih bang sandi...
Pikiranku sekarang terbuka Bang, terima kasih telah mencerahkan dalam menghayati dan mengekspresiasikan Puisi dengan sebaik2nya...
terimakasih, kang....
salam kenal...
jgn jadi guru.. itu celaka! karna uangnya ta ada.
saya guru honorer pak.. 😂 emang bener ga ada... hahaha
terima kasih sudah mewakili suara hati kami 😀
hidup terus puisi anak bangsa.....
taufik asalam amiiiins...
Salut gw bang... keren lu baca puisinya..smoga bs mengispirasi kaula muda... semngat bang..
salam dari malaysia.. bagus penghayatannya. semoga karyanya di upload lagi.
Pertama kali liat ini 2014 apa 2015 gtu.. Mash biasanya aj.. Setelah diulang², hampir dengerin semua puisi bg sandi.. Daan.. baru bisa nangkap pesannya puisi yg ini sekarang.. Soalnya dulu keikut ketawa juga sama suara yg di videonya.. Nilai sastra ternyata ga bisa langsung di nikmati ya, sekali liat, ga bisa langsung dapat pesannya.. Aaah mantap..
Gak ada sih yg mengecewakan kalo bg peri sandi udah bacain.. Pesan dan feelnya dapat bgt..
entertain banget mas.tetapi sangat mendalam. respect to YOU...
sajak ini berkelas, dibawakan dengan elegan. Sayang yang hadir, tak paham harganya sebuah sajak.
Pesan dalam untuk tubuh kosong yang mati kian terhanyut juga tenggelam.
Semaraknya terdengar menusuk Roh hingga memisahkan Tulang dan Jiwa.
Hey kawanku, teruslah engkau menjadi jiwa yang mati itu. Karena lambat laun kebenaran pasti menjadi sandarannya.
Keren abis Bang.... terkenang 20 thn lalu di SMA bikin teater. Jadi kangen akting.
seni bertutur yang telaten, emejying
Seriusnya dapet. humornya apalagi. Keren banget.
Menjiwai bak lagi mengutarakan isi hatimu bang. Kek org curhat
Sebuah penyelasan baru dapat menonton ini. Terima kasih atas pembacaan yang begitu indah. Izinkan aku memuja!
Wew! Aya Akang Perisandi ti youtube. Keren!
sedap sekali bang puisi bisa jadi sebuah monolog yang sangat menggugah rasa :D
bukan monolog tapi deklamasi
Keren mas... Saya pertama nonton langsung saya cari videonya, saya cari channel-nya, saya subscribe..
Deklamasi yang sangat bagus dibawakan Peri Sandi Huizche, sangat menarik dan mebawa audien terbawa arus cerita isi puisi, dibawakan Peri, puisi ini memberi suguhan disamping pesan juga sisi hiburan yang bermutu, demikian apresiasi ku pada Mas Peri.
Iya pak RT Bagus. Keren bngt ini puisi
asyik euy... asyik pisan....
Pertama kali lihat video ini saat saya masih duduk dibangku smp kelas 8, sekarang saya sudah berumur 23 tahun dan tetap masih sama seperti dulu, keren! Makasih sudah mengenalkan saya pada puisi.
Mudah-mudahan jadi artis bintang film papan atas kamu Bang Sandi Huizche .. amiin
Kang puisi terbaik
Sitti,
kini aku makin ngerti keadaanmu
Tak ‘kan lagi aku membujukmu
untuk nikah padaku
dan lari dari lelaki yang miaramu
Nasibmu sudah lumayan
Dari babu dari selir kepala jawatan
Apalagi?
Nikah padaku merusak keberuntungan
Masa depanku terang repot
Sebagai copet nasibku untung-untungan
Ini bukan ngesah
Tapi aku memang bukan bapak yang baik
untuk bayi yang lagi kau kandung
Keren pisan....
luar biasa kang...
Penonton nya ngecewain, padahal pembawaan puisi nya keren bangeet! Salut!
Ini gaya berpuisi paling keren dan paling saya suka dari beberapa puisi sampeyan yang sudah saya liyak. Kerenlah keren. ❤❤❤
Mantap, ini baru sastrawan.
Salam mas, keren bnget suara nya lantang dan wibawanya dapet, , sukses slalu
Sangking ga tau banyak informasi, kukira bg sandi itu WS Rendra Muda.. Belakangan baru tau.. The best kali bg ini
Pembaca Puisi terbaik yg pernah kutahu ❤
Ampun.
Keren Banget Kang!!!!!!
Puitis. Artis Puisi RUclips, Wow, keren.
Anjir Penghayatan Dan Teaterikalnya Keren Bang. Salam Sesama Pujangga😊
Keren karakter suaranya, kalau naskahnya bgs tentu alurnya akan asik dan nikmat.
Saya sangat menikmatinya, btl2 pas.
zulfikar zulkarnain nuhuuuuns... moga terus bisa berkarya...
Berkali-kali lihat video ini,,, suka sekali dg penjiwaannya,, top
Mantap betul ini hahahaha. Udeh di liat berkali kali masih oke
Bung mantap postingnya jarang bangat sekarang orang muda yg suka teterik karena semua lebih suka yg instan seperti stasiun TV. coba yg lain gi bung yg melow instrumenya.ship maju terus.
Hampir tiap hari liat puisi2yg dibawakan Abang.
Jdi sangat ingin ada org yg ngajari saya saat membawa puisi.
Puisi alm Rendra yg sangat bagus dibawakan dengan cara yg sangat Keren oleh Abang ❤❤❤❤❤❤❤
penuh penghayatan. luar biasa!
Waaaaahhhh kereeennn...tapi penontonnya kok gitu ya, tak apalah mungkin penontonnya bahagia karena terhibur.
Sejak menyaksikan puisi puisi yg dibacakan sy jd ikut seneng baca puisi
Perlu ada pembelajaran mengapresiasi pembacaan puisi pada penonton....
Kesekian kalinya aku tonton tapi tetep suka ❤️❤️
gak bosan nntn nyaa
mantap mntap
Tertawa mmng wajar dalam suatu seni, tawa mmng salah satu respon/emosional yng diimplementasikan oleh penikmat seni, namun agak kurang ajar jika membalas ucapan orng yg sedang mmbawa puisi, itu akan merusak isi dan intuisi si pembaca. Dasar kalian tak menghargai seni!!
Greget dengernya. Tapi asik. Senyum sendiri tiap nontonnya 😁
yg nonton ketawa silahkan, tapi intervensi sampai menjawab bait bait puisinya seperti ini menurut saya agak kurang ber etika
Puisi ini baik untuk di nikmati. bukan untuk dipraktikkan
Salam saya dari NTT bang...sy suka melihat bang peri membacakan puisi2bang🙏😍
I'm your fan. Keren banget. Saya selalu suka dengan cara pembacaan puisi kisanak, sumber inspirasi. Keren...😊
Panutanku memang,mudahan ajha dikasih notif
Sumpah merinding gw dengarnya.
Terus semangat bung.
iya, kang....
terimakasih atas saran dan masukannya...
salam
Gila. Mantap, keren!!
Yang Masih dengar 2021 puisi indah ini. angkat tangan...
Teu bosenn asli kang...hatur nuhunn.di antos maen di Bandung ayeuna ayeuna aminnn
Mantap,,, perbanyak lagi kontennya
Aku suka semoga sehat dan sukses selalu
berkali-kali nonton....ga bosen2...
gila mas, keren banget lu!
RORS terimakasih...nuhuuuuns... salam hormat...
Patut di contoh pemuda seperti ini👍
apa aku sedang melihat kembaran chairil anwar, btw nice mas
Absen ah Nembe Nonton hehe :d
Suka suka suka, duh saya kesindir nih saya guru tak ada uangnya
'Hujan di bulan maulid'
Kapan Butir hujan 🌧️ jatuh, mengobati dahaga ikan gabus. Sudah hampir menyerah.
Lelah...
Pori-porinya hampir kering sampai ke daging.
Ohh hujan 🌧️ tidaklah kau iba melihat gabus yg hampir mampus?
Di setiap penantiannya dia korbankan lendir kulitnya. Agar penantian dihitung sebagai obat.
Rindu...
Suara gemericik terdengar dari balik terik. Dia bergegas naik seraya memekik.
Ohh rintik kerinduanku sudah mencekik. Datanglah, kusambut dengan sisa tenaga yg tinggal sedikit.
Rinduku...
Kudekati suara gemericik, kulitku sudah tidak punya daya licin yg baik. Semakin kunaik semakin perih kulitku sampai merambat ke daging. Aku sudah tidak perduli dengan sakit yg menggerogoti.
Sakit...
Suara gemericik terdengar mulai samar diganti dinding yg mulai memanas. Aku tidak menyerah, semakin bergegas naik agar segera ku dekap ricik. Tenagaku sudah habis, ekorku sudah tak bisa kugerakan untuk mendorong naik. Ku kerutkan perutku agar usahaku tak menjadi buntu.
Sakit...
Tapi lorong dinding sudah muali menahanku.
Berisik....
pulanglah, Ini bukan ricik melainkan jilat api 🔥 dari dahan basah sehingga menyerupai rintik ricik. Aku tidak percaya, Kukerutkan perutku sampai jantungku kehilangan ruang denyut. Sampai benar kulihat bara api dari dahan basah menuruni lorong begitu sombong. aku di ujung lorong. Kulihat jilat api 🔥 sudah tidak terkendali. Aku mengutuk diriku begitu naif. Kubiarkan tubuhku diujung lorong. Kubiarkan jilat api 🔥 membakar tubuhku agar menjadi kudapan.
Aku...
Hanya tersisa denyut jantung. Tubuhku meluncur hebat seperti jilat api 🔥 yg didorong hembusan angin. Sampailah aku di dasar lorong. Seluruh tubuhku sudah tak bisa kugerakan hanya detak jantung yg masih bergerak tanpa aku perintah. Kuselipkan kata hujan 🌧️ disetiap detak jantungku karena hanya itu yg bisa kulakukan. Sampai tak terdengar detak jantungku yg ada hanya suara hujan 🌧️ memenuhi bilik jantungku.
Hujan...
Perih di kulitku membuat suara di jantungku semakin keras. Mungkin ini adalah akhir dari pengorbananku menunggu hujan 🌧️.
Kemudian suara ricik memecahkan keheningan dari suara hujan 🌧️ yg begitu keras di jantungku.
Kurasakan air mulai mengisi luka di kulitku membuat perih yg begitu hebat.
Perih...
Lantunan maulid mengobati perih di sela kulitku yg menganga. Aku sudah tergenang air hujan 🌧️ dibulan maulid.
❤️🌧️ Muhammad 🔥❤️
Maafkanlah aku yg hanya memanggil hujan di seluruh bilik jantungku. Aku lupa bahwa engkaulah sang pembawa hujan. Hujan yg memberikan aku kesempatan untuk hidup dan beraanak pinak.
Maafkanlah aku duhai Muhammad ❤️
dramatisasinya asik banget bang >,< kerenn..kerenn..
ekspresi penyampaiannya jempolan banget bang !
Siyalan. Bergairah sekalii kandaaa.
menarik...ga bosan bosan nont nya...maknanya daleeem
Mantap yg ini
Luar biasa A Peri 👍🏻 sukses selalu yaa seniorku 😁👍🏻
Kereeeeeen bgt...
beautiful
mantep Bang,,,
pas banget ekspresi dan intonasinya, bisa dijadikan acuan ni Bang...
Asli sy salut denganmu mas (y) begitu menghayati hehe
Joko Fathur Rahman makasih... salam kreatif...
emang gokiel puisi om rendra.
coba donk om perry, tampilin "SAJAK ANAK MUDA" nie sajak yg paling saya "kagumi"
Saya belajar baca puisi dari Video ini, untuk persiapan FLS2N, terimaksih bang.
gwa tonton lagi nih... hahaha
kalo saja kalian tau artinya ini pastinya kalian tidak akan menertawakan puisi ini karena ini menyinggung tentang pendidikan di indonesia