setuju sekali. justru kompartmentalisasi pikiran didapatkan dari filsafat juga. kita mesti menemukan pola itu untuk membatasi bahwasannya kita hidup bukan atas pikiran saja yang seenaknya kita mengolah apapun yang bisa diolah. walaupun itu seperti suatu "asas" yang telah ditentukan juga, tidak ada alasan untuk tidak memilih itu. Anda datang ke video ini karena hal itu juga kan?. kebijaksanaan memang adalah suatu pemuasan batin dan itu hadir sejak lama. Kita bisa mengatasi segala sesuatunya yang sesuatu tersebut sebenarnya hanya dihasilkan oleh kekompleksitasannya pikiran kita
selaam gua nonton youtube , baru di channel ini dan guru gembul yg 95% gua tontol dan nggl gua skip atau prcepat. . mksih ilmu ny bang, and suport orng yg brbgi ilmu ,moga barokah semua amin
"Jangan baper kalau dalam filsafat karena masih ada kehidupan sehari-hari, dan jangan baper dalam kehidupan sehari-hari karena masih ada filsafat" Mantap bang.
"Problem dari kegilaan akan ketidakpastian adalah karena mengharapkan kepastian dengan derajat lebih tinggi daripada yang mungkin dicapai" Nice Quote bang 👍
Terima kasih, sebagai lulusan sekolah filsafat, sy sangat terbantu dan tertarik dengan pembahasan bung MS. Kalau boleh saran, agar memperluas jangkauan pendengar, bahas juga dong hal2 sederhana dan yang sedang viral. Tentunya kajian filsafat ala MS sangat berbeda dan menarik. Salam penuh hikmat
Saya selalu berpikir bahwa guna filsafat adalah dengan membumikannya, yaitu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan ketika Kierkegaard bilang tidak ada pilihan yang benar mutlak. Pilihan yang paling baik adalah pilihan yang dijalani dengan hasrat. Prinsip itulah yang saya pegang ketika saya dihadapkan pada drama eksistenisal, pilihan yang sama baiknya: bekerja dengan penghasilan lumayan tapi jauh dari keluarga atau tetap di rumah tapi bekerja seadanya. Setelah menonton ini saya jadi mempertanyakan ulang: haruskah filsafat tetap terus mengawang? Lantas bagaimana kebijaksanaan itu bisa diterapkan kalau tidak dibumikan?
bung yang ini sungguh berada dilevel tertentu pemahamanya. menjelaskan dan memberi analogi dengan sebats yang santuy. tone suara dari awal sampe akhir yang relatif tenang. Tidak terlalu mengejutkan jika bisa menulis buku super duper tebal adalah santapanya. Terus bergerak bung martin
Ya, saya setuju bahwasanya kita bisa hidup tanpa filsafat, lantaran tanpanya pun hidup tetap berjalan sebagaimana adanya. Namun, satu hal yang mengganggu saya adalah, terkadang filsafat ini menjadi candu, menjadi semacam kebutuhan pada suatu hayal yang tidak perlu. Atau dengan kata lain, terkadang saya sendiri ingin menjadi "gila", karena entah mungkin, saya pikir, saat-saat konslet/gila lah merupakan sesaat saya justru merasakan tenang, percaya diri, lebih produktif (seperti dalam kegiatan menulis dan kritik), dan kadang malah membuat saya bahagia menertawakan kebingungan atau kebuntuan saya sendiri-meski tetap "gila" dalam artian sadar akan teralienasinya diri ini dari masyarakat, atau melek akan fakta bahwa saya kerap terputus dengan kehidupan nyata/praktis, namun sungguh, saya merasa lebih baik begini.
Wah bung MS kali ini masuk dlm filsafat praktis nih, konsep yg bagus dgn vaksin filsafat dan kompartemenasinya..saya termasuk pemilik saklar on off baper, krn hidup memang penuh dgn objek mentriger kesadaran kita, sempat kita tercebur bisa berdampak overthinking dst.. filasafat spt pisau bs bermanfaat atau berbahaya yg ptg kita dpt menjaga dan memakainya dgn benar..
beberapa kali ribut sama beberapa orang, tapi aku coba sabar, lama kelamaan tercipta semacam buffer ruang kosong didalam pikiran dimana kita bisa menumpahkan segalanya tanpa mempengaruhi tindakan di dunia nyata. mungkin bagi sebagian orang agak aneh sih, beberapa kali (tidak sering) aku mengalami seperti pindah dunia. duduk2 santai diatas batu di ruang dan waktu itu bersama orang yang terlibat masalah denganku, beratapkan luar angkasa tanpa atmosfir dan penuh bintang dan aurora, beralaskan pasir, kadang ada api unggun hangat dan segelas kopi, kita ngobrol bareng jujur dan terbuka, beberapa ada yang menjawab kalau tindakan yang mereka lakukan juga sebenarnya tidak sengaja atau mungkin desakan lingkungan dan bukan bermaksud melukai saya, disitu kita sama2 minta maaf mengerti tidak perlu diambil perasaan. sayapun paham akan hal itu dan "ah yasudah lah, hahah" sambil tertawa. tak terasa berjam-jam di alam itu sebenarnya hanya 5 menit di dunia nyata. dan saya hanya duduk dengan pandangan yang lurus kedepan dari tadi dan tiap bertemu orang2 tersebut dimanapun dan siapapun, hati sudah lega dan tidak baper lagi. bahkan beberapa ada yang memang keadaanya persis seperti yang diceritakan oleh dia ketika kita ngobrol di alam tersebut. awalnya sempat merinding karena tahu kebenaran2 dan apa yang terjadi sesungguhnya. aku yakin diluar sana juga ada orang yang bisa seperti itu karena pada dasarnya kita semua terhubung. bisa ber empati dengan orang lain membayangkan ada di posisinya membuat kita tidak mudah baper dan lebih cepat move on mengambil keputusan yang lebih penting
Jangan baper dalam filsafat karena kita punya kehidupan sehari hari Jangan baper di kehidupan sehari hari karena kita punya filsafat Saling backup aja Martin S 2021
Walaupun bung, saya kurang paham sama kenapa anda masih mempertanyakan logika deduktif sebagai self-evident. Maksud saya apa lagi yang dipertanyakan disitu? Apalagi yang diragukan disitu? Bukankah itu cara satu satunya untuk mendekatkan kita kepada kebenaran?
Premis atau variable tentu tidak pasti dan ini saya sepakat hal itu. Tapi, saya agak bingung kenapa anda masih mempertanyakan logika? Bukankah dengan logika kita bisa memperkecil ketidakpastian dari variable itu? Bukankah logika itu memiliki sifat implemensitas yang dapat digunakan dan hasilnya akan tetap sama jika premisnya sama ?
Bagi saya, kita memang tidak bisa mengetahui kebenaran. (karena ada faktor phenomonology, keterbatasan bahasa dsb) Tetapi, dengan the law of noncontradiction tadi, kita bisa setidak-tidaknya memperkecil ketidakpastian dan membuat hidup lebih bermakna. Tidakkah begitu?
Atau maksud video ini bung martin buat adalah bermakna bahwa "Jangan mengkhendaki atau berharap bahwa filsafat bakal terealisasi atau diadopsi atau dimengerti di dunia"? Atau tetap legowo dan have fun aja sama keadaan walaupun kita tahu itu salah? Atau dengan kata lain, jangan berharap variable tersebut akan menurut terhadap pemikiran? Kalau itu saya sepakat bung. Karena relasi kita tidak selamanya mampu memahami pemikiran tersebut. Tapi, kalau jangan terlalu berharap pada logika atau matematika atau law of Noncontrary karena dasarnya ini pun arbitrary adalah hal yang janggal di kepala saya. Logika itu kan jalan satu satunya kita menyaring argumen atau variable yang tidak pasti tadi..
Jika maksud bung Martin adalah bahwa "jangan mencampurkan filsafat dalam dunia sehari-hari" dalam arti tahu kapan bergaul dan tahu kapan berfilosofis, maka ini pun kadang saya menemukan kendala. Bagaimana jika kita tahu bahwa tindakan tersebut bakal merusak kita atau malah memberikan rasa sakit yang lebih dalam kedepannya? Atau dengan kata lain, bagaiamana kita bisa masa bodoh akan hal itu dimana kita tahu relasi yang dibangun oleh di sekitar kita bakal menghalangi eksistensi kita?
intinya sih kerjakan segala sesuatunya dengan sebaik mungkin di dalam hidup ini tanpa berekspektasi terlalu tinggi, namun tidak berarti menghilangkan harapan hanya lebih realistis dan mengubah pola pikir dengan mode "safe mode: seperti yang sudah disebutkan.
nah, saya punya prinsip kalau punya suatu opini atau proposisi, harus diselaraskan dari berbagai asumsi. lalu dipilah dan difilter berdasarkan sumber yang relevan dan paling dekat dengan kasus yang sama. Namun buat bikin keputusan berdasarkan itu keburu lama. saya tidak akan mengambil sebuah pernyataan mentah sebelum melakukan pendalaman nilai yang saya pegang. itu sudah cukup menjaga akal sehat dan menuntun saya tetap dalam jalur dalam resiko yang terukur edit : soal kompartemensasi, gw punya dikotomi yang lebih cocok dgn persepsi gw. yaitu, dunia sehari-hari, area filsafat, dan interpretasi bahasa. jangan salah, karena kadang, ada rangkaian kata yang sifatnya non-argumentatif, tapi lebih ke estetika, terlalu berbahaya kalau dibiarkan membuai 2 area itu tadi. kalo dimasukkan ke dunia sehari2, nantinya kita akan over-romantisasi atas segala hal yang sifatnya esensial, namun jg kalo digabung dalam area filsafat, akan ada potensi bias terhadap kemampuan berpikir kita, sehingga untuk bahasa dan komunikasi itu sendiri harus gw pisahkan dari 2 aspek tadi, dan untuk benar2 melakukan perbandingan subyek sastra dengan 2 aspek lain tersebut, harus selalu ada penyaringan dahulu. we all know how powerful a sentence itself, it could heal and kill at the same time. dan sebenarnya kompartemensasi kata inilah yang penting seperti yang diyakini oleh rene descartes. kata-kata hanyalah berbagai kombinasi konsep yang digabung menjadi pengetahuan, diwakili oleh huruf, ditulis dalam suatu kata, dan dikalimatkan menjadi sebuah ide.
Hidup itu adalah curency bg yg berkesadaran fisik ini suatu saat fisik ini akan lebur ke tanah.. So hidup atau waktumu isi jgn dgn masa pemcaharianmu...dgn keresahan... Skill memisahkan keseharian dan dunia ideal memang diperluan..dlm konteks memisahkan mslh pemaknaan hidup hakiki yg blm clear kdlm kotak tugas nantinya... jd real time..nya ya base on asas pikiran fungsional sj sbg autopilot kesehariaan jika blm mengerti.. ex.. laper ya makan...duit ...ya kerja...nanti multikompleksnya base on naluri dasar.. Saran lbih baik memisahkan ...jika kita baper tinggi.. krn keresahan pikiran ..tombol pemisahan sgt diperlukan.. Menghilangkan keresahan sy rasa jg tdk.. iti adalah api pencaharian.. interest...yg blm tentu dimiliki org lain.. hanya kemampuan tombol pemisahan yg perlu di tingkatkan penempatannya. Suatu waktu switch on dan off dlm mode yg sgt cepat.. dlm seiring kehidupan...
Contoh nyata kemampuan kompartementalisasi pikiran mungkin ada pada sosok Steve Jobs, meski saya cuma menilainya dari filmografi tentangnya, , dimana dia mampu memberi sekat2 antara idealisme, pekerjaan dan keluarganya. Sesaat dia bisa bertengkar hebat dengan istrinya mengenai masalah keluarga dan tak lama kemudian sudah harus tampil di panggung untuk memberikan presentasi atas peluncuran produk baru dari Apple.
Ada filosofi jawa : ILMU IKU TINEMUNE KANTI LAKU. Jadi berfilsafat itu sebuah laku yang diiringi dengan perenungan yang mendalam. Seberapa jauh tingkat pemahaman tentang filsafat, masing2 orang tidaklah sama...🙏
Saya lagi mengalami hal ini realita tak sesuai harapan bener yang kakak sampaikan nggak sengaja muncuk di beranda Sekarang mulai reda habis nonton ini trimakasih ilmunya Saya langsung subcriber sangat bermanfaat
@@insanprokemajuan2740 iya bro ada yang sama kadang. Aku juga pernah liat quotes Al bin Abi Thalib sama kayak Marcus Aurelius juga.. Namanya juga pemaknaan terhadap peristiwa.. Semuanya akan mengeluarkan kata kalimat bijak yang sama pada akhirnya.. Meski dalam waktu atau zaman yang berbeda
Fun fact:pernyataan bahwa A=~A adalah 'unprovable' atau mustahil dibuktikan karena jika kita ingin membuktikan A=~A kita harus membuat asumsi lain untuk membuktikan A=~A tapi kita juga harus membuktikan asumsi lain yang membuktikan bahwa A=~A dan kita kenal ini dengan carrol's paradox meskipun kalo di wikipedia itu modus ponen.Jika sesorang bersikeras ingin membuktikan dia akan berakhir pada 'infinite regression' dimana dia akan selalu membutuhkan asumsi baru untuk membuktikan asumsi lainnya bahkan logika dan matematika yang membutuhkan banyak pembuktian dibangun berawal dari intuisi/akal sehat yang mana modalnya cuma induksi/percaya aja dan mustahil dibuktikan
Kendati baper salah satu sebab gila, bukan berarti Nietzsche gila karena baper. Kalau lo baca buku Filsafat Nietzsche Romo Setyo, lo bakal tahu sebab Nietzsche gila sebenarnya.
Menurut hukum kekekalan energi "energi tidak bisa di ciptakan maupun di musnahkan" Bahwa : kita smua dan (seisi jagad). Belum tercipta. 😂 Dan tidak akan musnah. Kita itu tercipta aja belom.. Trus kita itu lagi ngapain kalau belum tercipta? Dan di mna sebenarnya? Dan akan apa? Lha wong gak akan musnah. 😂😂😂😂😂
Mohon ijin membantah! Kita memang masih bisa hidup tanpa berfilsafat Tapi kita tidak bisa menjadi manusia yang seperti sekarang tanpa filsafat Orang menjadi gila ketika berfilsafat sehari hari belum terbukti secara pengetahuan ini hanya asumsi pribadi Yang saya tahu dalam psychologi bahwa gila/gangguan jiwa disini adalah sebab dari mental yang tidak sehat , Bukan karena berpikir sedangkan landasan filsafat adalah berpikir dan dalam berfilsafat sehari hari sendiri malah membantu menjaga mental dalam hidup di dunia yang penuh ambisi ini (stoik, epicuran , sinicism , nihilsm) ini adalah cara berfilsafat dalam sehari hari Note* filsafat sendiri tidak mencari kepastian melainkan mencari kemungkinan dengan cara berpikir kritis . Kepastian sendiri tidaklah di cari melain dibuktikan Note* kepastian adalah kemungkinan yang belum terbantahkan "semua gagak di dunia berwarna hitam" jika kemungkinan ini terbantahkan maka kepastian akan berubah Dahulu kepastian bumi adalah pusat semesta sekarang terbantahkan , dahulu matahari mengelilingi bumi sekarng terbantahkan . Note*kepastian disini adalah sebuah fakta bukan realita Terkadang realita menjebak pikiran hingga indra . "I think therefore i am" descrates pernah meragukan realita Fakta = kepastian = kemungkinan yang belum terbantahkan Batu di lempar keatas akan kembali kebumi = fakta/pasti = belum terbantahkan Tuhan ada = kemungkinan yang masih terbantahkan =/ fakta (kepastian) dan sebaliknya . tuhan tidak ada =/ fakta Terkadang seseorang berasumsi bahwa sesuatu hal adalah fakta/pasti padahal masih terbantahkan Tuhan mungkin ada , Tuhan mungkin tidak ada , dan mungkin Tuhan ada tapi tiada . ini adalah tujuan berfilsafat meragu sampai tak ragu dengan mencari kemungkinan . Yang selanjutnya membantah setiap kemungkinan hingga kemungkinan itu tak terbantahkan ini adalah mencari pembantahan bukan kepastian Filsafat sendiri adalah tempat bermain pikiran bukan mencari kepastian . Dan semoga kalian bersenang senang
@@paulsiga865 tergantung dr apa yg kita identifikasi sbg DIRI, klo tubuh fisik berhenti bernafas maka itu awal dr kelahiran kehidupan baru yg dimulai oleh bakteri pengurai. Klo identifikasi DIRI sbg kumpulan memori maka itu akan msh berlanjut dg apapun yg pernah berinteraksi dg pikiran kita. Klo identifikasi sbg jiwa yg merupakan misteri dlm kehidupan maka kematian merupakan awal terkuaknya jawaban atas semua misteri, salam
Theory relatiftas bisa disisipkan dalam filsafat.. agar *kepastian* menjadi tidak mutlak tapi berkaitan dengan varian varian yg terhubibg thd konsep logis itu sendiri ( maaf lagi menikmati berpikir aja.. gak ada maksud leboh ngarti kkkk)
Orang bisa Gila bila ambisi mengejar Dunia tetapi sampae mau ajal belum bisa terlaksanakannya .... Gila Harta Tahta Wanita .... Thank you so much love you good happy ....we must keep of thinking in life by to Pray God Allah swt ..... Feeedom .
Ketika sebuah realita tidak sesuai dengan ekspetasi yang kita harapkan, dan kita tidak mampu membatasi diri kita akan ekspetasi yang jauh dari realita kemungkinan besar dan sangat benar seorang itu akan menjadi gila, bahkan lebih parahnya tanpa kita sadari seorang tersebut bisa menjadi psycophat.
Banyak manusia berfilsafat dan berakhir pd pemahaman atas suatu keyakinan secara radikal dlm bidang yg ybs yakini. Kadang fakta yg ada pun mrk gempur sec masif dgn membully kontra parti nya. Ini bs kita lihat dlm bidang agama, ekonomi (ant paham globalist vs antiglobalist), lingkungan hidup, budaya, sosial, dll.
Bang Martin coba sekali kali dilihat fan page fb Kosmologi Indonesia 🙏 Disitu sebagian adminnya anti bgt sama filsafat, katanya filsafat itu ilmu nggedabrus, omong kosong ngalor ngidul tanpa standar ukuran yg jelas sekedar game of words atau akrobat kata kata, beda sama sains dsb dsb gitu katanya. Di Kosmologi Indonesia itu bahasannya seringkali soal mekanika kuantum, teory string, aljabar/geometri tensor/kalkulus dasar/lanjut, dan masih banyak lagi soal matematika, kimia, fisika, genetika, darwinisme dll 🙏
Semua bidang ilmu punya filsafatnya sendiri. Tidak mungkin ada bidang ilmu tanpa filsafat, sebab semua bidang ilmu punya struktur/ cara berpikir. Nah, filsafat yang tidak berguna adalah filsafat yang tidak bersentuhan dengan realita alias hanya mengawang-awang dan menolak kenyataan. Philosophy is to science as masturbation is to sex (Karl Marx).
@@sr3821 yang jadi poinnya adalah ada sekelompok orang katakanlah saintis yg akrab dg ilmu ilmu alam dg dasarnya matematika, mengatakan bahwa filsafat itu bullshit, omong kosong ngalor ngidul, game of word atau sekedar akrobat kata kata. spt yg dikatakan oleh stephen hawking dlm bukunya the brief history of time, bahwa filsafat telah mati, dan narasi ini sering digembar gemborkan dg begitu bangganya oleh pakar neurosciense indonesia lulusan jepang yaitu dr Ryu Hasan, belum lagi oleh sebagian admin yg mengelola fan page fb Kosmologi Indonesia, disitu banyak org org filsafat dijadikan bulan bulanan dlm debat. Harapan pribadi saya sih ada filsuf yg bisa mentacke argumen mereka yg mengatakan bahwa filsafat sdh mati..." sbg contoh, bisa jadi Dr Karlina Supeli yg seorang astronom, matematikawan sekaligus seorang pendidik di bidang filsafat yg mampu mentacle argumen argumen mereka.
@@leosudarmanu2554 Oh begitu. Memang ada filsafat yang "ngalor ngidul" sehingga hanya cocok dijadikan obrolan warung kopi. Ada yang kedengarannya solid tapi tidak cocok dengan realita, jadi ketika diterapkan jadi kacau. Tapi tidak mungkin untuk menyingkirkan filsafat samasekali, sebab filsafat memberikan kerangka berpikir yang membuat suatu ilmu tersusun jadi pengetahuan (knowledge). Tanpa kerangka itu, kita hanya akan memiliki sekumpulan informasi yang acak, tanpa sistem. Ilmuwan-ilmuwan dalam sains pun punya kerangka berpikir ("filsafat") yang beda. Cara berpikir Newton dalam fisika klasik berbeda dengan Einstein dalam fisika modern. Mungkin bisa ditelaah lagi, apa yang mereka maksudkan dengan "filsafat".
Buku logika yg mungkin bisa jadi referensi, Pengantar Logika yang ditulis oleh Prof. Sidharta. Wkt menempuh matkul logika saya diwajibkan tuk memiliki buku ini, mungkin bisa membantu.
Yang "pasti" ......... bagi Descartes adalah "ragu,"/ sadar, berfikir, Hidup itu. (Dia Optimis.) bagi Pengkhotbah (di dlm Bibel) adalah "Hidup" (Optimis.) bagi Heidegger adalah "mati." (Dia pesimis.)
Masa iya dalam hidup tidak ada kepastian? Itulah susahnya kalau kita hanya mengukur suatu kesimpulan dengan logika manusia sedangkan harus diakui bahwa logika manusia itu terbatas maka dari menurut sy kurang lengkap kalau unsur ilmu agamanya tdk dimasukkan . Dan agama sudah memberi satu kepastian dalam hidup yaitu "MATI" . Semoga jadi bahan perenungan kita semua .Terima kasih
Tapi mati itu bukan di ilmu agama saja. Semua filsuf2 pun tau kalau kita terbatas. Ya terbatas umur. Makanya filsuf2 itu terus belajar dan mengajar, supaya kelak akan ada pemikir pemikir baru di lain generasi yang bisa menciptakan teori2 dan pemikiran baru. Kematian itu bukan suatu ilmu yang diciptakan dan hanya ada di agama.
Ini video kedua yang aku tonton setelah "aku = kamu", aku udah subscribe, berharap bahas yang lain seputar filsafat, cara jelasinnya santai aku suka, sukses terus bang!👍🏻
setuju sekali. justru kompartmentalisasi pikiran didapatkan dari filsafat juga. kita mesti menemukan pola itu untuk membatasi bahwasannya kita hidup bukan atas pikiran saja yang seenaknya kita mengolah apapun yang bisa diolah. walaupun itu seperti suatu "asas" yang telah ditentukan juga, tidak ada alasan untuk tidak memilih itu. Anda datang ke video ini karena hal itu juga kan?. kebijaksanaan memang adalah suatu pemuasan batin dan itu hadir sejak lama. Kita bisa mengatasi segala sesuatunya yang sesuatu tersebut sebenarnya hanya dihasilkan oleh kekompleksitasannya pikiran kita
Cara agar tidak gila adalah mengkonsumsi sedikit kegilaan
puncak seluruh filsafat ialah etika atau moralitas
selaam gua nonton youtube , baru di channel ini dan guru gembul yg 95% gua tontol dan nggl gua skip atau prcepat. .
mksih ilmu ny bang, and suport orng yg brbgi ilmu ,moga barokah semua amin
"Jangan baper kalau dalam filsafat karena masih ada kehidupan sehari-hari, dan jangan baper dalam kehidupan sehari-hari karena masih ada filsafat" Mantap bang.
Menit ke berapa ya
Mantappp
@@esteraprianamanik337120:54
sumber dr kegilaan adalah kita mengharapkan kepastian akan segala hal di dalam dunia yg penuh dgn ketidakpastian
bukan hanya mengharapkan kepastian dalam ke tidak pastian , tetapi juga memaksakan ketidak pastian untuk menjadi pasti.
Semua tergantung pola, maka tentukan pola mu sendiri atas segala sesuatu 😉
"Problem dari kegilaan akan ketidakpastian adalah karena mengharapkan kepastian dengan derajat lebih tinggi daripada yang mungkin dicapai"
Nice Quote bang 👍
Aksioma postulat. Andaikan postulat n adalah = a+b
Dan jika n=5 maka a+b adalah ikhtiar 🤭😁
belajar terus tanpa ekspektasi, dan nikmati ketidakpastian
Orang yang tidak tahan dengan ketidak pastian sering dikatakan memiliki resiko menjadi gila. Cakep !!!
Tips kali ini bisa diaplikasikan di semua lini ilmu sih menurut saya 😊 tdk hanya di filsafat
Terima kasih, sebagai lulusan sekolah filsafat, sy sangat terbantu dan tertarik dengan pembahasan bung MS. Kalau boleh saran, agar memperluas jangkauan pendengar, bahas juga dong hal2 sederhana dan yang sedang viral. Tentunya kajian filsafat ala MS sangat berbeda dan menarik. Salam penuh hikmat
Saya dulu pingin sekolah filsafat. Tapi apa daya, jalanya ngak kesana
Untungnya ada channel ini, jadi keturutan deh (:
@@hanifibrahim2896 semua bidang butuh filsafat
@@somplakers730 bener
Saya selalu berpikir bahwa guna filsafat adalah dengan membumikannya, yaitu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan ketika Kierkegaard bilang tidak ada pilihan yang benar mutlak. Pilihan yang paling baik adalah pilihan yang dijalani dengan hasrat.
Prinsip itulah yang saya pegang ketika saya dihadapkan pada drama eksistenisal, pilihan yang sama baiknya: bekerja dengan penghasilan lumayan tapi jauh dari keluarga atau tetap di rumah tapi bekerja seadanya.
Setelah menonton ini saya jadi mempertanyakan ulang: haruskah filsafat tetap terus mengawang? Lantas bagaimana kebijaksanaan itu bisa diterapkan kalau tidak dibumikan?
Kenapa harus ada pilihan?
Iye bang
2 hal yang pasti :
kepastian Tuhan
ketidakpastian makhluk
~ JA
Satu lagi....
Ketidakpastian Cintamu....
bung yang ini sungguh berada dilevel tertentu pemahamanya. menjelaskan dan memberi analogi dengan sebats yang santuy. tone suara dari awal sampe akhir yang relatif tenang. Tidak terlalu mengejutkan jika bisa menulis buku super duper tebal adalah santapanya. Terus bergerak bung martin
Kesimpulan dari saya'intinya hidup ini harus ada on/of yg artinya kita butuh harus pokus,gak butuh ya abaikan.😎
Ilmu pengetahuan, seni dan filsafat itu anti final
Menghadapi ketidakpastian adalah berusaha & berserah diri pada yang maha kuasa.
Filsafat ingin mencari kepastian, tapi ini harus diasumsikan kembali bahwa sang pencari ini telah memiliki common sense tentang apa itu 'kepastian'.
Ya, saya setuju bahwasanya kita bisa hidup tanpa filsafat, lantaran tanpanya pun hidup tetap berjalan sebagaimana adanya. Namun, satu hal yang mengganggu saya adalah, terkadang filsafat ini menjadi candu, menjadi semacam kebutuhan pada suatu hayal yang tidak perlu. Atau dengan kata lain, terkadang saya sendiri ingin menjadi "gila", karena entah mungkin, saya pikir, saat-saat konslet/gila lah merupakan sesaat saya justru merasakan tenang, percaya diri, lebih produktif (seperti dalam kegiatan menulis dan kritik), dan kadang malah membuat saya bahagia menertawakan kebingungan atau kebuntuan saya sendiri-meski tetap "gila" dalam artian sadar akan teralienasinya diri ini dari masyarakat, atau melek akan fakta bahwa saya kerap terputus dengan kehidupan nyata/praktis, namun sungguh, saya merasa lebih baik begini.
tp konsep kegilaan tsb sangat bertentangan dg prinsip agama. seolah terang2 an menolak paham cara BerTuhan.
itu bagaimana Pak
Wah bung MS kali ini masuk dlm filsafat praktis nih, konsep yg bagus dgn vaksin filsafat dan kompartemenasinya..saya termasuk pemilik saklar on off baper, krn hidup memang penuh dgn objek mentriger kesadaran kita, sempat kita tercebur bisa berdampak overthinking dst.. filasafat spt pisau bs bermanfaat atau berbahaya yg ptg kita dpt menjaga dan memakainya dgn benar..
beberapa kali ribut sama beberapa orang, tapi aku coba sabar, lama kelamaan tercipta semacam buffer ruang kosong didalam pikiran dimana kita bisa menumpahkan segalanya tanpa mempengaruhi tindakan di dunia nyata. mungkin bagi sebagian orang agak aneh sih, beberapa kali (tidak sering) aku mengalami seperti pindah dunia. duduk2 santai diatas batu di ruang dan waktu itu bersama orang yang terlibat masalah denganku, beratapkan luar angkasa tanpa atmosfir dan penuh bintang dan aurora, beralaskan pasir, kadang ada api unggun hangat dan segelas kopi, kita ngobrol bareng jujur dan terbuka, beberapa ada yang menjawab kalau tindakan yang mereka lakukan juga sebenarnya tidak sengaja atau mungkin desakan lingkungan dan bukan bermaksud melukai saya, disitu kita sama2 minta maaf mengerti tidak perlu diambil perasaan. sayapun paham akan hal itu dan "ah yasudah lah, hahah" sambil tertawa. tak terasa berjam-jam di alam itu sebenarnya hanya 5 menit di dunia nyata. dan saya hanya duduk dengan pandangan yang lurus kedepan dari tadi dan tiap bertemu orang2 tersebut dimanapun dan siapapun, hati sudah lega dan tidak baper lagi. bahkan beberapa ada yang memang keadaanya persis seperti yang diceritakan oleh dia ketika kita ngobrol di alam tersebut. awalnya sempat merinding karena tahu kebenaran2 dan apa yang terjadi sesungguhnya. aku yakin diluar sana juga ada orang yang bisa seperti itu karena pada dasarnya kita semua terhubung. bisa ber empati dengan orang lain membayangkan ada di posisinya membuat kita tidak mudah baper dan lebih cepat move on mengambil keputusan yang lebih penting
wow, its great experience.
apakah terjadi dalam keadaan sadar atau tidak sadar
Jangan baper dalam filsafat karena kita punya kehidupan sehari hari
Jangan baper di kehidupan sehari hari karena kita punya filsafat
Saling backup aja
Martin S 2021
The great quote ever i heard.
Terimakasih, jadi lebih paham kenapa kita perlu beribadah minimal 5 dalam sehari
Bung martin. Anda psikolog saya yang paling baik ! Baru andalah yang mengerti isi pikiran saya dan pengalaman saya. Terima kasih banyak bung Martin.
Walaupun bung, saya kurang paham sama kenapa anda masih mempertanyakan logika deduktif sebagai self-evident.
Maksud saya apa lagi yang dipertanyakan disitu? Apalagi yang diragukan disitu? Bukankah itu cara satu satunya untuk mendekatkan kita kepada kebenaran?
Premis atau variable tentu tidak pasti dan ini saya sepakat hal itu. Tapi, saya agak bingung kenapa anda masih mempertanyakan logika? Bukankah dengan logika kita bisa memperkecil ketidakpastian dari variable itu? Bukankah logika itu memiliki sifat implemensitas yang dapat digunakan dan hasilnya akan tetap sama jika premisnya sama ?
Bagi saya, kita memang tidak bisa mengetahui kebenaran. (karena ada faktor phenomonology, keterbatasan bahasa dsb) Tetapi, dengan the law of noncontradiction tadi, kita bisa setidak-tidaknya memperkecil ketidakpastian dan membuat hidup lebih bermakna.
Tidakkah begitu?
Atau maksud video ini bung martin buat adalah bermakna bahwa "Jangan mengkhendaki atau berharap bahwa filsafat bakal terealisasi atau diadopsi atau dimengerti di dunia"? Atau tetap legowo dan have fun aja sama keadaan walaupun kita tahu itu salah?
Atau dengan kata lain, jangan berharap variable tersebut akan menurut terhadap pemikiran?
Kalau itu saya sepakat bung.
Karena relasi kita tidak selamanya mampu memahami pemikiran tersebut.
Tapi, kalau jangan terlalu berharap pada logika atau matematika atau law of Noncontrary karena dasarnya ini pun arbitrary adalah hal yang janggal di kepala saya.
Logika itu kan jalan satu satunya kita menyaring argumen atau variable yang tidak pasti tadi..
Jika maksud bung Martin adalah bahwa "jangan mencampurkan filsafat dalam dunia sehari-hari" dalam arti tahu kapan bergaul dan tahu kapan berfilosofis, maka ini pun kadang saya menemukan kendala.
Bagaimana jika kita tahu bahwa tindakan tersebut bakal merusak kita atau malah memberikan rasa sakit yang lebih dalam kedepannya? Atau dengan kata lain, bagaiamana kita bisa masa bodoh akan hal itu dimana kita tahu relasi yang dibangun oleh di sekitar kita bakal menghalangi eksistensi kita?
intinya sih kerjakan segala sesuatunya dengan sebaik mungkin di dalam hidup ini tanpa berekspektasi terlalu tinggi, namun tidak berarti menghilangkan harapan hanya lebih realistis dan mengubah pola pikir dengan mode "safe mode: seperti yang sudah disebutkan.
Bermimpi itu boleh, hanya kalau tidak tercapai bukan ganti mimpinya, tapi ganti strateginya
Yes tepat sekali
Bagus sekali ulasannya Bang.... "menjaga saklar"
Simak dari awal sampai akhir.. Jadi lebih bisa memahami diri sendiri..
Pentingnya Keimanan dan Ketaukhitan sebagai pondasi dalam hidup ... Untuk kuat .
nah, saya punya prinsip kalau punya suatu opini atau proposisi, harus diselaraskan dari berbagai asumsi. lalu dipilah dan difilter berdasarkan sumber yang relevan dan paling dekat dengan kasus yang sama. Namun buat bikin keputusan berdasarkan itu keburu lama. saya tidak akan mengambil sebuah pernyataan mentah sebelum melakukan pendalaman nilai yang saya pegang. itu sudah cukup menjaga akal sehat dan menuntun saya tetap dalam jalur dalam resiko yang terukur
edit : soal kompartemensasi, gw punya dikotomi yang lebih cocok dgn persepsi gw. yaitu, dunia sehari-hari, area filsafat, dan interpretasi bahasa. jangan salah, karena kadang, ada rangkaian kata yang sifatnya non-argumentatif, tapi lebih ke estetika, terlalu berbahaya kalau dibiarkan membuai 2 area itu tadi. kalo dimasukkan ke dunia sehari2, nantinya kita akan over-romantisasi atas segala hal yang sifatnya esensial, namun jg kalo digabung dalam area filsafat, akan ada potensi bias terhadap kemampuan berpikir kita, sehingga untuk bahasa dan komunikasi itu sendiri harus gw pisahkan dari 2 aspek tadi, dan untuk benar2 melakukan perbandingan subyek sastra dengan 2 aspek lain tersebut, harus selalu ada penyaringan dahulu. we all know how powerful a sentence itself, it could heal and kill at the same time. dan sebenarnya kompartemensasi kata inilah yang penting seperti yang diyakini oleh rene descartes. kata-kata hanyalah berbagai kombinasi konsep yang digabung menjadi pengetahuan, diwakili oleh huruf, ditulis dalam suatu kata, dan dikalimatkan menjadi sebuah ide.
Selama ikut mata kuliah filsafat, kepala sering pusing. Tapi nonton video ini kepala saya plong. Puas
Hidup itu adalah curency bg yg berkesadaran fisik ini suatu saat fisik ini akan lebur ke tanah..
So hidup atau waktumu isi jgn dgn masa pemcaharianmu...dgn keresahan...
Skill memisahkan keseharian dan dunia ideal memang diperluan..dlm konteks memisahkan mslh pemaknaan hidup hakiki yg blm clear kdlm kotak tugas nantinya...
jd real time..nya ya base on asas pikiran fungsional sj sbg autopilot kesehariaan jika blm mengerti.. ex.. laper ya makan...duit ...ya kerja...nanti multikompleksnya base on naluri dasar..
Saran lbih baik memisahkan ...jika kita baper tinggi.. krn keresahan pikiran ..tombol pemisahan sgt diperlukan..
Menghilangkan keresahan sy rasa jg tdk.. iti adalah api pencaharian.. interest...yg blm tentu dimiliki org lain.. hanya kemampuan tombol pemisahan yg perlu di tingkatkan penempatannya.
Suatu waktu switch on dan off dlm mode yg sgt cepat.. dlm seiring kehidupan...
endingnyaaaa...hehehe....pas dah ' mengonsumsi dosis kecil kegilaan dibutuhkan tuk kemampuan kompartmentalisasi pikiran ..... '
Saya sangat suka saat prof martin ngasih lampu berwarna di blakang nya 🤩
Contoh nyata kemampuan kompartementalisasi pikiran mungkin ada pada sosok Steve Jobs, meski saya cuma menilainya dari filmografi tentangnya, , dimana dia mampu memberi sekat2 antara idealisme, pekerjaan dan keluarganya. Sesaat dia bisa bertengkar hebat dengan istrinya mengenai masalah keluarga dan tak lama kemudian sudah harus tampil di panggung untuk memberikan presentasi atas peluncuran produk baru dari Apple.
Judul filmnya apa bro?
Ada filosofi jawa : ILMU IKU TINEMUNE KANTI LAKU. Jadi berfilsafat itu sebuah laku yang diiringi dengan perenungan yang mendalam. Seberapa jauh tingkat pemahaman tentang filsafat, masing2 orang tidaklah sama...🙏
Bahas Cinta dalam Filsafat dong!!!!
Kaya Nemu jawaban yg gua pertanyain bahasan x ini. Jadi damai habis dngrin nya.
😝
Saya lagi mengalami hal ini realita tak sesuai harapan bener yang kakak sampaikan nggak sengaja muncuk di beranda
Sekarang mulai reda habis nonton ini trimakasih ilmunya
Saya langsung subcriber sangat bermanfaat
Albert Camus : kepastian dalam hidup adalah bahwa hidup itu tidak pasti
Sebelas duabelas dengan quote berikut ini :
Dunia selalu berubah, tidak ada yg tidak berubah didunia ini, selain perubahan itu sendiri. 😁
✌
@@insanprokemajuan2740 iya bro ada yang sama kadang. Aku juga pernah liat quotes Al bin Abi Thalib sama kayak Marcus Aurelius juga.. Namanya juga pemaknaan terhadap peristiwa.. Semuanya akan mengeluarkan kata kalimat bijak yang sama pada akhirnya.. Meski dalam waktu atau zaman yang berbeda
Kepastian dalam hidup adalah MATI
@@jumey785 hidup ya hidup, mati ya mati😁
PASTI MATI
Hadir nyimak
Fun fact:pernyataan bahwa A=~A adalah 'unprovable' atau mustahil dibuktikan karena jika kita ingin membuktikan A=~A kita harus membuat asumsi lain untuk membuktikan A=~A tapi kita juga harus membuktikan asumsi lain yang membuktikan bahwa A=~A dan kita kenal ini dengan carrol's paradox meskipun kalo di wikipedia itu modus ponen.Jika sesorang bersikeras ingin membuktikan dia akan berakhir pada 'infinite regression' dimana dia akan selalu membutuhkan asumsi baru untuk membuktikan asumsi lainnya bahkan logika dan matematika yang membutuhkan banyak pembuktian dibangun berawal dari intuisi/akal sehat yang mana modalnya cuma induksi/percaya aja dan mustahil dibuktikan
Ph.D (Doctor of Philosophy).
Apathetic-Nihilistic-Materialis.
On-off doll, kegilaan. manusia perlu agama.
Nietzsche adalah contoh filsuf yg "baper" krna dia pernah "gila" tapi "buah" kegilaannya disukai banyak orang.
Kendati baper salah satu sebab gila, bukan berarti Nietzsche gila karena baper. Kalau lo baca buku Filsafat Nietzsche Romo Setyo, lo bakal tahu sebab Nietzsche gila sebenarnya.
@@rifalahmad2153 secara singkat, jadi Nietzsche gila karena apa?
@@rifalahmad2153 spoiler dong penyebabnya krn apa?
@@ilhamazamy5503 karena penyakitnya kayaknya
nietzche gila karena penyakitnya dari sejak masih kecil
Bung Martin, coba membahas " Analis Wacana Kritis"
up
Up
Coba colabs cak martin, sendiri melulu, videonya sangat mengedukasi
Tambah pengetahuan lagi nih
Bang, tutor mind mapping lu bang, soalnya penjelasan lu enak di bayanging bang 🙏🙏🙏
Harus selalu memelihara titik nol..
Menurut hukum kekekalan energi
"energi tidak bisa di ciptakan maupun di musnahkan"
Bahwa : kita smua dan (seisi jagad). Belum tercipta.
😂 Dan tidak akan musnah.
Kita itu tercipta aja belom..
Trus kita itu lagi ngapain kalau belum tercipta?
Dan di mna sebenarnya?
Dan akan apa?
Lha wong gak akan musnah.
😂😂😂😂😂
Mohon ijin membantah!
Kita memang masih bisa hidup tanpa berfilsafat
Tapi kita tidak bisa menjadi manusia yang seperti sekarang tanpa filsafat
Orang menjadi gila ketika berfilsafat sehari hari belum terbukti secara pengetahuan ini hanya asumsi pribadi
Yang saya tahu dalam psychologi bahwa gila/gangguan jiwa disini adalah sebab dari mental yang tidak sehat , Bukan karena berpikir sedangkan landasan filsafat adalah berpikir dan dalam berfilsafat sehari hari sendiri malah membantu menjaga mental dalam hidup di dunia yang penuh ambisi ini (stoik, epicuran , sinicism , nihilsm) ini adalah cara berfilsafat dalam sehari hari
Note* filsafat sendiri tidak mencari kepastian melainkan mencari kemungkinan dengan cara berpikir kritis . Kepastian sendiri tidaklah di cari melain dibuktikan
Note* kepastian adalah kemungkinan yang belum terbantahkan "semua gagak di dunia berwarna hitam" jika kemungkinan ini terbantahkan maka kepastian akan berubah
Dahulu kepastian bumi adalah pusat semesta sekarang terbantahkan , dahulu matahari mengelilingi bumi sekarng terbantahkan .
Note*kepastian disini adalah sebuah fakta bukan realita
Terkadang realita menjebak pikiran hingga indra . "I think therefore i am" descrates pernah meragukan realita
Fakta = kepastian = kemungkinan yang belum terbantahkan
Batu di lempar keatas akan kembali kebumi = fakta/pasti = belum terbantahkan
Tuhan ada = kemungkinan yang masih terbantahkan =/ fakta (kepastian) dan sebaliknya . tuhan tidak ada =/ fakta
Terkadang seseorang berasumsi bahwa sesuatu hal adalah fakta/pasti padahal masih terbantahkan
Tuhan mungkin ada , Tuhan mungkin tidak ada , dan mungkin Tuhan ada tapi tiada . ini adalah tujuan berfilsafat meragu sampai tak ragu dengan mencari kemungkinan . Yang selanjutnya membantah setiap kemungkinan hingga kemungkinan itu tak terbantahkan ini adalah mencari pembantahan bukan kepastian
Filsafat sendiri adalah tempat bermain pikiran bukan mencari kepastian .
Dan semoga kalian bersenang senang
Hmm saya menemukan dua kata kunci : mencari kepastian(video di atas) dan mencari pembantahan(komen mas ini)
Filsafat itu mencari ketidakpastian di dalam kepastian...😄
bravoo,
ya d dunia ini nggak ada yang benar2 Pasti dan benar2 Benar . semua bisa saja ber ubah ubah tak sesuai ekspektasi .
Bung.. Mohon klo berkenan.. Buka sesi filsafat dasar
Tidak ada yg pasti, termasuk perkataan ini... atau ketidakpastiaan adalah hal yg pasti ...
kesimpulannya kepastian tetap ada kan
Matur nuhun bang martin 🙏
Sangat membantu 🌟🌟🌟
kepastian dari pertemuan ialah perpisahan
1 detik kedepan masih"gaib"
#baper
Bahkan KEMATIAN sbg sebuah KEPASTIAN pun ternyata sebuah relativitas...
Mnarik ini mksd nya gmn ya mati yg relatif?
@@paulsiga865 tergantung dr apa yg kita identifikasi sbg DIRI, klo tubuh fisik berhenti bernafas maka itu awal dr kelahiran kehidupan baru yg dimulai oleh bakteri pengurai. Klo identifikasi DIRI sbg kumpulan memori maka itu akan msh berlanjut dg apapun yg pernah berinteraksi dg pikiran kita. Klo identifikasi sbg jiwa yg merupakan misteri dlm kehidupan maka kematian merupakan awal terkuaknya jawaban atas semua misteri, salam
@@pengajianautofagi4241 nggedabrus loe
.....jelas kontradiktif dg pemikiran para filsuf (disiplin ilmu filsafat )
Hidup ini berisi ketidakpastian, yg bisa manusia lakukan adalah bukan menghilangkan ketidakpastian tapi memperkecil ketidakpastian
Yg pasti dalam hidup itu kita pasti mati . Selain itu semua hanyalah doktrin
Justru ketidak pastian itu yg bisa orang merasa punya harapan .
Tercerahkan
Terminologi pikiran dan terminologi perasaan kan memang berbeda.
Jadi bingung ni kata Baper ini dalam filsafat.
Kata² terakhir itu yg menarik
Tp kalo diri ga memenuhi syarat "divaksin", ya sdh karantina dari "virus filsafat", karantina, main "ditempat aman" sj. 😁👍. Tq bro untuk uraiannya...
Semua kebeneran yang ada didunia ini hanya bersifat relatif(tidak absolute)
Karena kebenaran sejati hanya milik tuhan YME
Theory relatiftas bisa disisipkan dalam filsafat.. agar *kepastian* menjadi tidak mutlak tapi berkaitan dengan varian varian yg terhubibg thd konsep logis itu sendiri
( maaf lagi menikmati berpikir aja.. gak ada maksud leboh ngarti kkkk)
Hanya Orang pandae Bersyukur yang akan tetap tenang dalam hidupnya .
Untuk mengatisipasi di dalam hidup dari anak anak sampae tua nantinya tetap ingat pada yang Maha Kuasa Tuhan Semesta Alam .
Orang bisa Gila bila ambisi mengejar Dunia tetapi sampae mau ajal belum bisa terlaksanakannya .... Gila Harta Tahta Wanita .... Thank you so much love you good happy ....we must keep of thinking in life by to Pray God Allah swt ..... Feeedom .
Allahu Akbar .... Thanks Mr Sunjaya .
Thx mas, aku dulu sempat konslet 🙏🏽
Sekarang gue tahu kenapa gue selalu depresi ketika lagi deep think, thanks bro-
bung Martin tolong Buat konten tentang penjelasan Law of atraction dengan hubungannya dengan semesta . Dengan penjelasan Filsafat
Udah nemu bang penjelasan yg pas antara lao dan filsafat?
belum bang karena loa itu metafisik sedangkan filsafat harus ada subjek dan objek
kenapa manusia mudah banget kemakan haraoannya sendiri dan kdg banyak yg sulit nerima kenyataan yg gak sesuai ekspektasi
Kepastian bersyarat
Ketika sebuah realita tidak sesuai dengan ekspetasi yang kita harapkan, dan kita tidak mampu membatasi diri kita akan ekspetasi yang jauh dari realita kemungkinan besar dan sangat benar seorang itu akan menjadi gila, bahkan lebih parahnya tanpa kita sadari seorang tersebut bisa menjadi psycophat.
Banyak manusia berfilsafat dan berakhir pd pemahaman atas suatu keyakinan secara radikal dlm bidang yg ybs yakini. Kadang fakta yg ada pun mrk gempur sec masif dgn membully kontra parti nya. Ini bs kita lihat dlm bidang agama, ekonomi (ant paham globalist vs antiglobalist), lingkungan hidup, budaya, sosial, dll.
Kenapa saya baru nonton ini ya
Konten paling krrenn
Bung , bahas tentang Marx hegel & engel dong
kayanya udah pernah deh, tapi saya lupa dimana ya, coba cari di rekaman philofest 2020 kemaren
Wah penting sekali ini hehe
Pak dosen next bahas tentang dimensi dong pak hhe, dimensi 1 2 3 4 dst juga hakikat dimensi dll
terima kasih sebelumnya pak
hidup adalah Jimat Kalimat Shodho
Wakakar trims boss pencerahannye
Emang lain om Martin nie. Ntaps. Thanks om 🙏
mari membahas buku bertrand russel, sejarah filsafat barat
Matur nuwun ilmunya
Sangat mencerahkan, terima kasih banyak ^^
Keren bgt salut sama penjelasannya!
Mantabbb mas. Sangat membantu 🙏🏽🙏🏽🙏🏽
Bang Martin coba sekali kali dilihat fan page fb Kosmologi Indonesia 🙏 Disitu sebagian adminnya anti bgt sama filsafat, katanya filsafat itu ilmu nggedabrus, omong kosong ngalor ngidul tanpa standar ukuran yg jelas sekedar game of words atau akrobat kata kata, beda sama sains dsb dsb gitu katanya.
Di Kosmologi Indonesia itu bahasannya seringkali soal mekanika kuantum, teory string, aljabar/geometri tensor/kalkulus dasar/lanjut, dan masih banyak lagi soal matematika, kimia, fisika, genetika, darwinisme dll 🙏
Semua bidang ilmu punya filsafatnya sendiri. Tidak mungkin ada bidang ilmu tanpa filsafat, sebab semua bidang ilmu punya struktur/ cara berpikir.
Nah, filsafat yang tidak berguna adalah filsafat yang tidak bersentuhan dengan realita alias hanya mengawang-awang dan menolak kenyataan.
Philosophy is to science as masturbation is to sex (Karl Marx).
@@sr3821
yang jadi poinnya adalah ada sekelompok orang katakanlah saintis yg akrab dg ilmu ilmu alam dg dasarnya matematika, mengatakan bahwa filsafat itu bullshit, omong kosong ngalor ngidul, game of word atau sekedar akrobat kata kata. spt yg dikatakan oleh stephen hawking dlm bukunya the brief history of time, bahwa filsafat telah mati, dan narasi ini sering digembar gemborkan dg begitu bangganya oleh pakar neurosciense indonesia lulusan jepang yaitu dr Ryu Hasan, belum lagi oleh sebagian admin yg mengelola fan page fb Kosmologi Indonesia, disitu banyak org org filsafat dijadikan bulan bulanan dlm debat. Harapan pribadi saya sih ada filsuf yg bisa mentacke argumen mereka yg mengatakan bahwa filsafat sdh mati..." sbg contoh, bisa jadi Dr Karlina Supeli yg seorang astronom, matematikawan sekaligus seorang pendidik di bidang filsafat yg mampu mentacle argumen argumen mereka.
@@leosudarmanu2554 Oh begitu. Memang ada filsafat yang "ngalor ngidul" sehingga hanya cocok dijadikan obrolan warung kopi. Ada yang kedengarannya solid tapi tidak cocok dengan realita, jadi ketika diterapkan jadi kacau. Tapi tidak mungkin untuk menyingkirkan filsafat samasekali, sebab filsafat memberikan kerangka berpikir yang membuat suatu ilmu tersusun jadi pengetahuan (knowledge). Tanpa kerangka itu, kita hanya akan memiliki sekumpulan informasi yang acak, tanpa sistem.
Ilmuwan-ilmuwan dalam sains pun punya kerangka berpikir ("filsafat") yang beda. Cara berpikir Newton dalam fisika klasik berbeda dengan Einstein dalam fisika modern. Mungkin bisa ditelaah lagi, apa yang mereka maksudkan dengan "filsafat".
@@sr3821
iya betul setuju 👍🙏
Kok tidak update lagi Pak.
Tolong referensi bukunya untuk memahami logika bagi pemula🙏 🙏
Buku logika yg mungkin bisa jadi referensi, Pengantar Logika yang ditulis oleh Prof. Sidharta. Wkt menempuh matkul logika saya diwajibkan tuk memiliki buku ini, mungkin bisa membantu.
@@feliciatashya2407 trmksi ya🙏🙏
Nyimak
Yang "pasti" ......... bagi Descartes adalah "ragu,"/ sadar, berfikir, Hidup itu.
(Dia Optimis.)
bagi Pengkhotbah (di dlm Bibel) adalah "Hidup"
(Optimis.)
bagi Heidegger adalah "mati." (Dia pesimis.)
Aku suport bang gue subrekkk .. bermanfaat.
Gue kira narasumber nya cewek lah 😆 anjriitt
Masa iya dalam hidup tidak ada kepastian? Itulah susahnya kalau kita hanya mengukur suatu kesimpulan dengan logika manusia sedangkan harus diakui bahwa logika manusia itu terbatas maka dari menurut sy kurang lengkap kalau unsur ilmu agamanya tdk dimasukkan . Dan agama sudah memberi satu kepastian dalam hidup yaitu "MATI" . Semoga jadi bahan perenungan kita semua .Terima kasih
Tapi mati itu bukan di ilmu agama saja. Semua filsuf2 pun tau kalau kita terbatas. Ya terbatas umur. Makanya filsuf2 itu terus belajar dan mengajar, supaya kelak akan ada pemikir pemikir baru di lain generasi yang bisa menciptakan teori2 dan pemikiran baru. Kematian itu bukan suatu ilmu yang diciptakan dan hanya ada di agama.
Mas mencintai dan menjalin hubungan, serta perselingkuhan dlm ilmu filsat dong
Kalo cinta itu pake logika, makanya cintanya terukur dong....
Sekali lagi tergantung penafsiran
Kepastian hidup.... Adalah mati....mati itu pasti
Ini video kedua yang aku tonton setelah "aku = kamu", aku udah subscribe, berharap bahas yang lain seputar filsafat, cara jelasinnya santai aku suka, sukses terus bang!👍🏻
Kalo surplus baper berlebih beralih ke STOIKISME saja. 😊