pelafalan alfabetnya malah diadaptasi negeri sebelah, bikin pengejaan kata jadi sulit dinalar 🗿 kita tertolong ejaan latin~belanda warisan kolonial yang dikembangkan lagi sehingga lumayan konsisten dan mudah dimengerti dan dinalar. kita ~ be u bu de i di = budi negeri sebelah ~ bi i bi i kei = bebek hah? bukannya bibik, karena rulesnya e dieja i, dan i dieja ai 🤔 wkwk 😆 secara logic kalau pakai alfabet yang ngejanya ala english, nulis 'bebek' harusnya behbeck, nulis 'budi' harusnya 'boodee' etc. 😆 ______ kidding, ini sesuatu yang saya pernah diskusikan ama rekan kerja yang berasal dari sana. dan lumayan menggugah pikiran beliau, bikin beliau tertegun sambil bergumam "iya ya?" 😆
Lebih tepatnya karena memudahkan pengucapan krn baca ikut lebih blibetnya ..atau alasan lain utk mempertahankan tulisan ketika terjadi imbuhan atau transitif dan intransitif.... Ada bahasa daerah yg dipakai di timor Leste Indonesia juga kalau baca lurus2 malas susah dn blibet maka dibaca yg mudahnya saja... Misalnya dalam bahasa ini: Hit Asu Ana (red:Hit as an'a) Artinya Anak Anjing 🐕 punya kita... Lebih simpel kan kalau tdak baca ikuti tulisannya. Lalu mungkin kita bertanya kenapa tidak tulis lurus saja kayak baca tapi masalahnya nanti ketika kalimat transtif dan intransitif justru sush dibedakan asal kata dari kata tsb. Misal ketika kalimatnya tidak membutuhkan objek pelengkap maka dibaca lurus lurus ..jadi intinya disini adalah justru karena kalimat atau kaluasa tidk memiliki tambahan maka mudah diucapkan tapi kalau ditambahkan kan panjang dan untuk mengucapkan kan blibet jadinya mending huruf awal yg mudah kedegarannya saja
pelafalan alfabetnya malah diadaptasi negeri sebelah, bikin pengejaan kata jadi sulit dinalar 🗿
kita tertolong ejaan latin~belanda warisan kolonial yang dikembangkan lagi sehingga lumayan konsisten dan mudah dimengerti dan dinalar.
kita ~ be u bu de i di = budi
negeri sebelah ~ bi i bi i kei = bebek
hah? bukannya bibik, karena rulesnya e dieja i, dan i dieja ai 🤔
wkwk 😆
secara logic kalau pakai alfabet yang ngejanya ala english,
nulis 'bebek' harusnya behbeck,
nulis 'budi' harusnya 'boodee' etc. 😆
______
kidding, ini sesuatu yang saya pernah diskusikan ama rekan kerja yang berasal dari sana. dan lumayan menggugah pikiran beliau,
bikin beliau tertegun sambil bergumam "iya ya?" 😆
Lebih tepatnya karena memudahkan pengucapan krn baca ikut lebih blibetnya ..atau alasan lain utk mempertahankan tulisan ketika terjadi imbuhan atau transitif dan intransitif....
Ada bahasa daerah yg dipakai di timor Leste Indonesia juga kalau baca lurus2 malas susah dn blibet maka dibaca yg mudahnya saja...
Misalnya dalam bahasa ini:
Hit Asu Ana (red:Hit as an'a)
Artinya Anak Anjing 🐕 punya kita...
Lebih simpel kan kalau tdak baca ikuti tulisannya.
Lalu mungkin kita bertanya kenapa tidak tulis lurus saja kayak baca tapi masalahnya nanti ketika kalimat transtif dan intransitif justru sush dibedakan asal kata dari kata tsb.
Misal ketika kalimatnya tidak membutuhkan objek pelengkap maka dibaca lurus lurus ..jadi intinya disini adalah justru karena kalimat atau kaluasa tidk memiliki tambahan maka mudah diucapkan tapi kalau ditambahkan kan panjang dan untuk mengucapkan kan blibet jadinya mending huruf awal yg mudah kedegarannya saja
GG bang
Car = kar