Hati-hati jangan sampai dengan uang dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat Bali karena kasta, soroh atau garis keturunan di Bali itu ada tercatat dalam prasasti.
Menurut sy pemahaman yg paling mendasar dlm menjalani hidup dan kehidupan ini yakni melalui pedoman Tri Kaya Parisudha dan Tri Hita Karana .. Pedoman ini kalo dilaksanakan, maka tlh merangkum semuanya berperan sbg insan manusia berbudi luhur ..
SY salut dgn bpk putu, ini .narasumber yg sangat2 mendidik kesadaran2 umat ..tnp merendahkan siapa2..namun berbicara tntg fakta dan data yg ada..yg msh ada di Bali,darii jaman dulu smpai sekarang ..msh digunakan...yg jls sekarang kembali KPD sikon kenyamanan pribadi, masing2..suksma
Allhamdulillah.. harusnya memang begini, orang tua berpengalaman berwawasan luas dari komunitas beda yg beda ngumpul ngobrol tentang sesuatu.. dan kita yg muda" MAU ambil manfaat.. ❤❤❤ makasih buat semua..
Buku KASTA KESALAHAN BERABAD ABAD di tulus oleh almarhum pak KETUT WIANA yg telah membuat tiyang mengerti apa itu WANGSA , WARNA dan KASTA. Buat saya PENGHORMATAN terhadap seseorang entah karena KETURUNAN ato JABATAN adalah KEBAIKAN tetapi MERENDAHKAN orang lain entah karena KETURUNAN ato JABATAN adalah KETIDAKBAIKAN ❤🙏
@@agunkchirs4364itu bukan kasta,tetapi warna,,catur warna itu adalah penggolongan masyarakat berdasarkan profesi,, Tetapi orang yg berkepentingan membelokan maknanya
@@nengahwidiana7004Tapi SOROH atau garis keturunan itu tercatat dalam prasasti dan ada tertulis dalam bisama sebagai ingatan/ wejangan dari Leluhur (kawitan).
yg terpenting itu adalah saling menghormati, karna kita sesungguhnya semua pelayan adalah pelayan, makanya jadi orang bali coba mulai membudayakan membaca supaya tidak ketakutan dan di bodoh bodohi seperti jaman dulu.
Om swastiastu. Suksma untk semua pmaparan2 dri narasumber 🙏 Jka boleh saran, "slanjutnya bisa jga bahas fenomena "sing beling sing nganten" yg ada d bali sekarang2 ini. Yg otomatis kontradiktif dgn kpercayaan betapa mulia nya wanita. Hal ini sring jga d gnakan oleh saudara kita yg beda kyakinan utk mengatakan bahwa hindu bali itu "mengeksploitasi/mrendahkan prempuan". Kmudian d hubungkn dgn adanya fenomena "chlidfree" d tengah kondisi kpercayaan hindu bali yg patriarki n mengutamakan Adanya Sentana/anak dalam kluarga. Suksma 🙏🙏
Ini adalah topik yg sangat sensitif,tidak bisa dipungkiri dalam kenyataan kehidupan sehari hari memang sistem perbedaan nyata adanya,sekarang tinggal bagaimana kita menyikapinya,setiap sesuatu pasti ada positif dan negatifnya,tinggal bagaiamana bijak kita menyikapinya sekali lagi,oknum yg negatif dimana mana ada dalam hal apapun,tapi dilihat dari garis besarnya saya melihat sistem kasta lebih suatu rem,atau unggah ungguh,manner,agar kita selalu waspada,hati hati,bijaksana dalam bersikap dan bertindak dapam keseharian kita sesuai tanggung jawab individu yg harus kita emban merunut dari garis keturunan,yg dilihat dari sisi positifnya adalah satu tanggung jawab dan konsekuensi yg harus kira jaga sebaik baiknya agar memberikan manfaat atau kontribusi yg baik bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya,serta tidak merugikan orang lain maupun lingkungan sekitarnya.rahayu🙏
Kasta akan banyak mengorbankan orang lain akibat ego tinggi menganggap orang lain rendahan dari bahasa pergaulan minta di hargai kasus di di perkawinan menggantikan dgn keris melecehkan orang lain❤
Bali sangat perlu tokoh2 sprt narasumber disini yg menyikapi warisan leluhur dgn pemikiran lurus n bijaksana. Warisan leluhur sdh pasti luih. Tinggal kita menggali maksud baik/sisi positif tanpa mengesampingkan sisi negatifnya. Krn dualitas slalu ada. Top narasumbernya. Bagi tyang sendiri kasta bukan utk tinggi rendah(ego). Tp merujuk ke jalur bakti kpd leluhur. Dgn sll mengingat garis keturunan nya. Shg kt bisa belajar bnyk dari jejak leluhur sesuai dharma soang2. Dari segi administratif di KK jg lbh mudah identitas sesuai kasta/garis keturunan.
Buatkan sebuah diskusi mengenai bali hinduisme dan gempuran ideologi sekuler, melihat saat ini anak" muda sudah condong ke sekulerisme baik agnostik maupun ateisme, bagaimana padangan bapak" terhadap itu terkait bali kedepan
Om Swastyastu, sikapi dgn bijak saja apa itu kasta, wangsa dan warna, semuanya itu akan ada selama dunia ini ada bukan hanya di Bali saja. Di Jawa juga ada seperti, raden, kanjeng, dll. Yg jelas lagi di Tentara, polri, itu kasta mutlak. Yang penting tingkah laku kita tiap hari, cara berpikir yg baik, cara berbicara yg baik, berbuat yg baik. Saya terlahir kebenaran dari kelg Brahmana tapi saya tdk merasa lebih tinggi dari orang lain.
Menarik niki di bahas tentang Kasta.... betul berasal dari Casta(portugis) yg artinya Garis Keturunan. Khusus Bali nguring kita luruskan tentang penomena niki Kasta sering di salah artikan. Catur warna sebagai fungsi/tugas kita sebagai orang Bali (Brahmana, Kesatria, Waisia, Sudra) ini sebenarnya etika hidup jadi orang Bali berbahasa yang benar sebaiknya bahasa halus itu penting untuk sesama kita di Bali. Khusus Anak Agung, Cokorde, Dewa, Gusti, jangan arogan hargai sesama manusia.... ini harus.di pertahankan sebagai budaya kita di Bali. BERBEDA UNTUK BERSATU SEBAGAI ORANG BALI
Banggalah menjadi generasi penerus Agama Hindu, inilah hebatnya para leluhur kita terdahulu dengan adanya Sistem Warna yang berarti bahwa para leluhur telah membagi SUMBER DAYA MANUSIA HINDU itu sesuai dengan tugas/fingsi di dalam kehidupan sosial yaitu " CATUR WARNA " Didalamnya ada nilai nilai luhur tentang ajaran Budhi Pekerti, kita tahu dari cara berbahasa dari masing masing tingkatan dengan yang lainnya. Disini satu dengan yang lainnya saling menghargai sekaligus saling menghormati. Exitensi dari pada Catur Warna itu perlu dipertahankan, disinilah diminta kebesaran jiwa untuk saling menghormati dan bukan berusaha untuk menghilangkan sistim ini. Bali terkenal karena memiliki BUDAYA ADI LUHUNG dan BERBUDI PEKERTI SANGAT LUHUR. Ini efek dari adanya Catur Warna. Kalau disini kita bicara secara ilmiah bahwa semua manusia itu sama , semuanya sama sama makan nasi. berarti akan tidak ada lagi saling menghormati/menghargai satu dengan yang lainnya didalam kehidupan sosial.
Saya sudah berumur 62 tahun pernah ditanya antuk linggih, saya jawab dengan profesi saya. Kasta/ Caste itu bahasa Spanyol, sama bukan bahasa Hindu atau bahasa Bali.
Pertanyaan antuk linggih itu yang dimaksud adalah soroh atau garis keturunan bukan dijawab dengan profesi. Masih beruntung anda tidak menjawabnya pakai mobil, kalau itu terjadi sungguh sangat konyol dan membuat malu sebagai orang Hindu Bali apalagi sudah berumur 62 tahun. Mari kita saling belajar supaya memahami kebenaran !
SUDRA =:yg masih di selimuti DUNIA WI WAISYA = yg Sudah menyadari dan akan kesesatan dunia KESATRIA = yg sedang BERPERANG membebaskan diri dari IKATAN DUNIAWI BRAHMANA : yg sudah TERBEBAS ( mahardika) dari IKATAN DUNIAWI
@@panduwina1 : Keluarkan dong PENDAPAT LO tentang KASTA...BIAR GUE SIMAK...dan Ingat GUE gak akan MENYIMAK dg BAIK ...walau itu tidak sesui dg PENDAPATKU...itu BARU BENER ..BUKANYA LANHSUNG BILANG COCOKLOGI...MANA SELOKANYA ?? yg baik sebagai PELAJARAN yg KURANG COCOK ya di LUPAKAN...
1. Catur Warna : 4 macam fungsi d masyarakat ( Brahmana ,Ksatria , Wesya , Sudra) 2. WANGSA : perbedaan berdasarkan keturunan ( pasek , pande , bendesa manik mas , arya dst....) Apa Wangsamu ? Apa Warna mu ? Bukan apa KASTA mu ? Say NO to KASTA Say YES to WANGSA & WARNA. Kalo ada tanya pak wayan apa kastamu ? Jawab dg tenang : Maaf kami TIDAK PUNYA KASTA kami hanya punya WANGSA & WARNA ❤🙏🙏🙏
@@ekabisnis suksma juga channel ini mengupas ttg WARNA , WANGSA & KASTA. KASTA adalah magic word yg di pakai orang lain utk menjatuhkan HINDU DHARMA Pertanyaan ini jg sering d ajukan oleh wisatawan asing ketika tyg menjelaskan budaya dan agama orang Bali Mantap channel d mitos yg mengupas tuntas berbagai fenomena sosial pd masyarakat kita. ❤️🙏
sama aja ,itu semua artinya kasta, cuma beda pengucapan aja, artinya terap aja membeda bedalan umat hindu bali itu sendiri, kita kan sama sama manusia sama makan nasi , ngapain harus di beda bedakan ,makanya banyak umat hindu bali pindah ke agama lain ,karna hindu bali banyak yg tidak logis tidak masuk akal ,masih katrok kuno, contoh kasta wansa warna,,ngaben , banayak adat upacara, terlalu bamyak pura , banyak beban biaya, banyak melibatakan manusia saat upacara adat sembahyang, dll
@@muchopokito6546 soal wangsa/marga di pulau lain juga ada bahkan cina juga ada... mengenai penilaian anda tentang budaya dan agama hindu itu pendapat anda saja sy pikir % tase pindah karena seperti anda bilang sangatlah minim dijaman sekarang
@@tutwen2461 mungkin di negara ada wanga/kasta saya tudak tahu tapi khusus di bali sangat kental ada perbedaan antara unat biasa dan yg berkasta/berwangsa, jadi seakan diskriminatif/politik dinasti , sehingga umat kasta eendah di nomer 2 kan bahkan di seplekan padahal.kita kan sama sama makan nasi ,bahkan banyak kasta rendah yg lebih pintar ,bagus etikanya tapi tetap aja tidak dii hormati ,
Semua tempat, semua golongan,agama karena manusia menciptakan perbedaan yang berguna untuk kepentingan tertentu di jaman modern ada boss dan karyawan jenjang pangkat juga merupakan Hirarki
Manfaat dari sistim kelompok masyarakat Bali seperti ini adalah: masih terpeliharanya bahasa "sor singgih". Tak terbayang kalau semua di " horisontalkan".
Kalau di pemerintahan brahmana itu pendeta , Ksatria itu tentara, polisi yg bergerak dibidang pengamanan,wesi itu pedagang, dan. Sudra itu ka petani,pedagang peternak dll guru termasuk brahmana6:04
@@yanichi3738catur warna dgn soroh itu beda. Misalnya anda keturunan Gadjah Mada tpi kerja sbg buruh. Berarti soroh anda Gadjah Mada sdgkan anda adalah sudra. Maaf sebelumnya, sudra itu bukan kata hinaan ya.
@@muchopokito6546 Bahan manusia terbentuk dari Roh dan materi(Panca Maha Bhuta) yang sama sama adalah Rekayasa Sang Hyang Widhi,apanya yang perlu dimasalahkan,kalau ada yang menganggap manusia satu dengan lainnya lebih rendah berarti merendahkan ciptaan beliau.Siapakah yang akan dilempar ke Neraka???manusia model begini tergolong halusinasi. 🙏
@@muchopokito6546giri Prasta, Wayan Koster, Nyoman Suwirta? Itu contoh kecil, mereka jadi pemimpin. Apa maslahmu dgn kasta? Apa hak pribadi atau hak dasar mu terganggu
bener bro, pembicara bya cuma main aman aja kayak politikus aja, tufak brani tegas masalh problem kasta jarus di hapiskan di bali , berputar putar ngomongnya kayak cari perbandingan doang
Catur warna, adalah Profesi, pekerjaan, 1. Brahmana adalah guru, atau seorang pendidik 2. Ksatriya adalah tentara, Polisi 3 wyasia adalah pedagang 4. Sudra, tenaga kerja atau pembantu,
Osa (vasudewa Kutum Bakam ) kita semua bersaudara Nunasang antuk Linggih ,/suadarma manut linggih artinya apa profesi anda (sesuai catur warna) hanya itu yang di kenal sebagai profesi(pekerjaan) saya dulu pernah nanya kakek saya kaum Pande itu masuk mana dalam Catur Warna jawabannya ( Pade ya pande ) itu jawabannya renungkan itu .
Sinampure. Wangsa dan Warna berbeda. Wangsa itu adalah Urusan Suku Bangsa Nusantara sebagai identitas Nusantara. Warna adalah Urusan Birokrasi atas Jabatan dan Propesi. Sinampure klo salah.
Ini beda tergantung isi kantongnya,kasta yang kita bicarakan disini menyangkut meninggikan dan merendahkan manusia,padahal semua bahan manusia itu Atma dari Sang Hyang Widi dan materi(Panca Maha Bhuta) juga diciptakan Sang Hyang Widi 🙏
Kasta bukan bahasa Bali dan bukan orang Bali, kalau warna/wangsa itu ada, yg penting prakteknya, bahasa balipun ada tingkatan, Ampura kirang langkung nyane 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Kasta jaman now sudah tidak jelas, tujuannya kan penataan, tapi kini mereka yg seharusnya hidup suci sudah banyak tercemar, jadi namanya saja bagus, gimana mau menurunkan anak suci yg ayah ibunya sdh cemar Makanya kasta sdh ga berlaku lagi krn semua skrg sdh cemar, walaupun msh ada yg taat tp kecil sekali, ngitung kasta skrg sdh tidak relevan, galaknya pas mau nganten saja, tapi prilaku sehari-hari tercela, itu nilainya juga nyerod mecebur, tidak malu masih menganggap diri masih tinggi
Jalankan Ajaran Catur Warna Sesuai ajaran Weda. Jangan Paksakan Ikan Untuk ahli memanjat, atau monyat untuk ahli berenang. Biarkan yg Punya bakat atau kemauan yg Kuat untuk Menjadi Warna tertentu menjalankan Propesinya secara Profesional. Majelis Madya dan PHDI Sebagai Yg bertugas menjaga tatanan adat Budaya dan AGAMA, Harus membuat aturan tentang Pemakain nama seseorang di Bali, agar Tidak ada lagi Pemahaman yg salah Tentang Catur Warna. Masih ada dilapangan Nama Tertentu Boleh bicara apa saja, Sedangkan Soroh Tertentu harus bicara Bahasa halus untuk Soroh yg lain.
pak para admin tolong di bahas """" ngapain adat ,seni, budaya di utamakan di bali dari pada ajaran kitap suci hindu weda "" artinya kitap suci weda di nomer 2 kan ,yg nomer satu adat,seni,dan budaya ????????
@@ekabisnis suksma mewali, tolong ya di bahas tentang " mengapa kitap suci weda di nomer 2 kan sedangkan adat,seni,,budaya dan tradisi di nomer 1 kan ,khususnya di umat hindu bali "" ???
@@muchopokito6546belajar weda tidak bisa di jual di bali pak..adat dan seni yg di cari di bali..jika mau belajar ngk ada yg ngelarang toh juga perjalanan adat istiadat adalah simbol weda.
@@Bucinchennelmaksudnya apa belajar weda tidak bisa di jual di bali ??? tolong di perjelas , soalnya tiang masih bingung dengan umat hindu bali khususnya , ???? punapi nike maksudnya ???
**Ada Kasta di Bali? Mitos atau Fakta?** Jawaban singkatnya adalah **Fakta**. Kasta masih ada di Bali, tetapi tidak sekaku dan seketat seperti di India. Kasta di Bali disebut dengan **Wangsa**, yang terdiri dari empat tingkatan: * **Brahmana:** Kasta tertinggi, yang terdiri dari para pendeta, guru, dan cendekiawan. * **Ksatriya:** Kasta menengah, yang terdiri dari para raja, bangsawan, dan prajurit. * **Waisya:** Kasta menengah, yang terdiri dari para pedagang, petani, dan pengrajin. * **Sudra:** Kasta terendah, yang terdiri dari para pekerja kasar dan pelayan. Pada masa lalu, kasta di Bali sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Setiap kasta memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Kasta Brahmana bertanggung jawab atas urusan keagamaan, kasta Ksatriya bertanggung jawab atas urusan pemerintahan, kasta Waisya bertanggung jawab atas urusan ekonomi, dan kasta Sudra bertanggung jawab atas urusan pelayanan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, pengaruh kasta di Bali semakin berkurang. Saat ini, orang-orang Bali dari berbagai kasta dapat hidup berdampingan dan bekerja sama. Meskipun demikian, kasta masih tetap ada dan masih berpengaruh dalam beberapa aspek kehidupan masyarakat Bali, seperti dalam pernikahan, upacara keagamaan, dan pemilihan pemimpin. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana kasta masih berpengaruh di Bali: * **Pernikahan:** Dalam pernikahan, orang-orang Bali dari kasta yang sama biasanya dianggap lebih cocok untuk menikah satu sama lain. Meskipun demikian, pernikahan antara orang-orang dari kasta yang berbeda juga dapat terjadi, tetapi biasanya membutuhkan persetujuan dari keluarga. * **Upacara keagamaan:** Dalam upacara keagamaan, orang-orang Bali dari kasta yang berbeda biasanya memiliki peran yang berbeda-beda. Misalnya, dalam upacara pernikahan, orang-orang dari kasta Brahmana biasanya bertugas sebagai pendeta. * **Pemilihan pemimpin:** Dalam pemilihan pemimpin, orang-orang Bali dari kasta yang berbeda biasanya memiliki kesempatan yang sama untuk mencalonkan diri. Namun, dalam praktiknya, orang-orang dari kasta Brahmana dan Ksatriya biasanya lebih sering terpilih sebagai pemimpin. Secara keseluruhan, kasta masih ada di Bali, tetapi tidak sekaku dan seketat seperti di India. Kasta masih berpengaruh dalam beberapa aspek kehidupan masyarakat Bali, tetapi pengaruhnya semakin berkurang seiring dengan perkembangan zaman.
Maaf,....faktanya tdk demikian, contoh: Bali di pimpin siapa?...Badung di pimpin siapa? dll. di Br. saya, Bendesa adatnya sekarang seorang I Wayan.... sdh hampir 4 periode menjabat, kasta lain tdk berani mencalonkan diri. Karena itu saya mengajak kita semua mari kita lestarikan "CATUR WARNA" sesuai yg diajarkan dalam Agama kita. Dan saya punya sebuah pertanyaan BESAR, mengapa nama" kelompok di Kasta dan Wangsa itu sama dg nama" kelompok di Catur Warna? Mungkinkah ada politisir disini?.
@@imadepasti-q3m Terima kasih atas komentar dan pandangan Anda. Saya menghargai perhatian Anda terhadap kepemimpinan dan pelestarian "Catur Warna" sesuai ajaran agama kita. Memang benar bahwa di beberapa daerah, seperti Bali dan Badung, kepemimpinan mungkin dipengaruhi oleh tradisi dan struktur sosial yang sudah lama ada. Kepemimpinan yang berulang kali dipegang oleh individu dari kasta atau wangsa tertentu bisa jadi karena berbagai alasan, termasuk pengaruh budaya dan sosial yang masih kuat. Adapun pertanyaan Anda mengenai kesamaan nama kelompok dalam kasta dan Catur Warna, ini adalah topik yang kompleks dan memerlukan pemahaman yang mendalam tentang sejarah dan konteks budaya kita. Ada kemungkinan bahwa kesamaan nama ini adalah hasil dari evolusi sejarah dan sosial di masyarakat kita. Mengenai kemungkinan politisir, kita harus berhati-hati dalam menilai dan memastikan bahwa setiap kesimpulan didasarkan pada fakta yang jelas. Hal ini penting agar kita tidak terjebak dalam asumsi yang bisa memecah belah. Mari kita bersama-sama menjaga dan melestarikan nilai-nilai "Catur Warna" dengan memahami esensi dan maknanya secara mendalam. Diskusi yang terbuka dan konstruktif seperti ini sangat penting untuk kemajuan kita bersama.
Cakep ini konsep dan paparan nya. Sangat sesuai dengan jaman sekarang. Kita saling bekerjasama antar sesama manusia yang berbeda latar belakangnya, pengalamannya, pendidikannya, konsep berpikirnya, berdasarkan cinta kasih yang berarti luas.
Bahasa halus dan Bahasa Biasa.yg mana halus yg mana biasa? Bahasa2 daerah seperti buleleng , Songan , nusa penida , dan daerah2 Bali Kuno lainnya sebelum Kerajaan Gelgel diposisi halus apa biasa? Beberapa literasi bahasa Halus Bali mirip2 Bahasa Jawa.Bahasa Biasa Bali mirip2 Bahasa Sunda. Apakah ada hubungannya Era kekuasaan Kerajaan yg ada di Bali?
menurut catur warna, kasta itu semestinya tidak diturunkan tetapi dicapai. contoh, bayi yang lahir belum ada warnanya, seiring berenjak dewasa baru lah tau oh ternyata dia ksatria (karena dia menjadi pegawai negeri), atau ternyata dia brahmana (karena profesinya sebagai pendeta). Kasta menjadi keturunan karena sudah terdistorsi orang2 yang berkuasa pada jamannya
kita dilahirkan sama darimanapun keturunannya, karena keturunan kasta tinggi tdk semuanya lebih pinter dr kasta rendah dan sebaliknya itu semunya masalah posisi /karier kita ( warna) disini bukan utk saling merendahkan
BRAHMANA, KSATRIA, WAISYA, DAN SUDRA ADALAH BAGIAN DARI CATUR WARNA, BUKAN KASTA Oleh : Ardhana Wijaya Saputra Dalam agama Hindu (kitab suci Veda) tidak dikenal istilah Kasta. Sering kali dalam buku sejarah yang dibaca ketika SD, SMP atau SMA sering menyebutkan bahwa dalam agama Hindu memiliki sistem Kasta. Sistem Kasta yang membeda-bedakan manusia satu dengan yang lain berdasarkan asal usul kelahiran. Miskonsepsi tentang pemahaman Kasta agama Hindu sering kali terjadi sehingga membuat orang Hindu ataupun masyarakat non-Hindu menganggapnya itu hal yang benar. Adanya Kasta dalam Agama Hindu dimulai sejak jamannya Max Muller. Max Muller menterjemahkan Catur Warna sama dengan kata Four cast yang artinya empat colour atau ras manusia. Di berbagai Kitab Hindu, Kasta itu tidak ada. Sebagai contoh, Karna yang merupakan anak kusir kereta, bisa menjadi Ksatria dan menjadi pemimpin daerah Anga (Raja Anga Karna). Rsi Narada yang merupakan anak pelayan juga bisa menjadi Brahmana. Di dalam masyarakat Hindu di kenal dengan adanya sistem Warna, yaitu suatu sistem pengelompokan masyarakat berdasarkan profesi yang ditekuni, bakat dan keahlian yang dikuasai. Pada perkembangannya, sistem Warna dari agama Hindu ini sering diselewengkan oleh penguasa-penguasa feodal dan pengikut-pengikutnya untuk melanggengkan pengaruh politisnya dimasyarakat. Sistem Warna yang merupakan pengelompokan orang berdasarkan tugas dan kewajiban yang dijalankan di dalam kehidupan bermasyarakat berubah menjadi tingkatan-tingkatan yang membedakan derajat seseorang berdasarkan keturunan. Ide dasar dari sistem ini, yaitu pengelompokan masyarakat berdasarkan profesi dan keahlian, sering atau bahkan terabaikan sama sekali. Tingkatan-tingkatan kelas inilah yang kemudian disebut dengan Kasta. Feodalisme dimasyarakat Hindu sendiri muncul dengan menyalah artikan konsep Catur Warna yang diungkapkan dalam Veda. Veda sama sekali tidak mengenal sistem Kasta dan tidak ada satu kalimat pun dalam Veda yang menulis kata Kasta. Catur Warna hanya didasarkan oleh kerja dan kualitas seseorang bukan berdasarkan kelahiran (keturunan) sebagaimana produk Kasta yang selama ini dilontarkan. Kasta ini berbeda dengan sistem Warna yang bersumber dari Veda, sistem Kasta yang sering tersamarkan dengan keberadaan sistem Warna ini, adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Portugis yang berarti tembok pemisah. Kasta itu berstruktur tinggi rendah (meninggikan dan merendahkan). Sistem Kasta manusia dibuat oleh kaum penjajah untuk mempraktekkan politik pemecah belah (Devide Et Impera). Di India Kasta mulai ada semenjak kedatangan Portugis (kerajaan Goa, India jatuh ke tangan Portugis tahun 1511). Kemudian setelah itu istilah Kasta mulai diperkenalkan di India dan dilanjutkan pada masa penjajahan Inggris. Sejak itu para misionaris masuk menyebarkan Kristen di India dengan pola mempelintirkan sistem "Warna" di India menjadi sistem Kasta. Sedangkan penerapan politik Devide Et Impera pada masa pendudukan Hindia-Belanda membuat sistem Kasta dalam masyarakat Hindu Bali menjadi semakin kuat dan bahkan menggeser pengertian sistem Warna yang asli. Kasta di Bali dimulai ketika Bali dipenuhi dengan kerajaan-kerajaan kecil dan Belanda datang mempraktekkan politik pemecah belah (Devide Et Impera), Kasta dibuat dengan nama yang diambil dari ajaran Hindu, Catur Warna. Lama-lama orang Bali pun bingung, yang mana Kasta dan yang mana ajaran Catur Warna. Kesalahan-kesalahan itu terus berkembang karena memang sengaja dibuat rancu oleh mereka yang terlanjur "berkasta tinggi". Pada masyarakat Hindu di Bali, terjadi polimik (pro dan kontra) dalam pemahaman Warna dan Kasta yang berkepanjangan. Padahal dalam Hindu (kitab suci Veda) tidak dikenal istilah Kasta. Dalam Hindu tidak dikenal istilah Kasta. Istilah yang termuat dalam kitab suci Veda adalah Warna. Yang dimaksud dengan Warna adalah Catur Warna, yakni pembagian masyarakat menurut Swadarma (profesi) masing-masing orang. Berdasarkan pekerjaan bukan keturunan. Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra adalah bagian dari Catur Warna, bukan Kasta. Ajaran Catur Warna dalam Hindu adalah menempatkan fungsi sosial seseorang dalam kehidupan di masyarakat. Orang boleh memilih fungsi apa saja sesuai dengan kemampuannya. Fungsi sosial ini bisa berubah-ubah. Pada awalnya semua akan lahir sebagai Sudra (lahir dari rahim ibu). Setelah memperoleh ilmu yang sesuai dengan minatnya, dia bisa meningkatkan diri sebagai pedagang, bekerja di pemerintahan, atau menjadi rohaniawan. Fungsi sosial ini tidak bisa diwariskan dan hanya melekat pada diri orang itu saja. Kalau orang tuanya Brahmana, anaknya bisa Sudra atau Ksatria atau Waisya. Begitu pula kalau orang tuanya Sudra, anaknya bisa saja Brahmana atau Ksatria atau Waisya. Begitu pula dengan Ksatria dan Waisya. Itulah ajaran Catur Warna dalam Hindu. Namun dalam penerapannya terjadi penyimpangan penafsiran menjadi sistem Kasta, yang jauh berbeda dengan konsep Catur Warna. Penyimpangan ajaran Catur Warna yang sangat suci ini sangat meracuni perkembangan agama Hindu dalam menuntun umat Hindu selanjutnya. Banyak kasus yang ditimbulkan akibat penyimpangan itu yang dampaknya benar-benar merusak citra agama Hindu sebagai agama sabda Tuhan. Kalau kita mau jujur dan terbuka, sistem Kasta yang tidak adil ini bukan hanya bertentangan dengan falsafah negara Pancasila dan undang-undang 1945, yaitu "Kemanusiaan yang adil dan beradab", tetapi sistem Kasta yang bukan merupakan sistem yang ada pada agama Hindu tentunya merupakan nista yang nantinya malah akan menodai nilai-nilai yang ada pada ajaran Hindu (kitab suci Veda). Kasta dalam Hindu merupakan kesalahpahaman berabad-abad. Walaupun didasari sebagai budaya salah kaprah, dan kekeliruan dalam penafsiran sistem Warna yang bersumber dari ajaran Veda, tetapi banyak pula yang berusaha untuk tetap melestarikan sistem Kasta ini. Dengan alasan melestarikan adat budaya dan agama, mereka mengungkapkan banyak alas-alasan sebagai pembenaran. "Kiranya perlu ditegaskan di sini bahwa kata "KASTA" tidaklah berasal dari bahasa Sanskerta (India) tetapi dari bahasa orang-orang Portugis "Casta" yang diambil dari bahasa latin "Castus". Yang ada sebenarnya dalam bahasa masyarakat Hindu menentukan golongan dalam masyarakat ialah kata "WARNA" yang berarti memilih dimana setiap orang berhak memilih lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat. Dan lapangan pekerjaan inilah oleh masyarakat ditentukan apakah ia termasuk golongan Brahmana atau Ksatria atau Waisya ataukah Sudra". Jadi pembagian Catur Warna (Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra) itu tidaklah dimaksud untuk menentukan tinggi rendah derajatnya tetapi menurut kepentingan, fungsi dan kesanggupan golongan itu masing-masing. Pembagian ini sebenarnya tidak dimaksud mengagung-agungkan Brahmana atau merendahkan derajat Sudra. Hal ini hanya merupakan simbul belaka. Berdasarkan pekerjaan bukan kelahiran (keturunan). Menurut pandangan Hindu sesungguhnya semua umat manusia sama dihadapan Tuhan. Semua umat manusia bersaudara dalam kesetaraan (Vasudaiva Kutumbakam). Keturunan juga bisa menjadi kebanggaan seseorang. Namun kebanggaan yang berlebihan akan menimbulkan keangkuhan. Kesombongan akan keturunan sehingga akan merasa lebih tinggi dari orang lain. Orang yang mengagung-agungkan keturunan atau kebangsawanan sangatlah tidak baik, apalagi menganggap orang lain lebih rendah. Agama Hindu mengajarkan agar setiap orang saling menghormati dan saling menghargai sesama makhluk ciptaan Tuhan sesuai dengan konsep Tat Twam Asi dan Vasudaiva Kutumbakam. Tuhan menilai seseorang bukan karena keturunan yang dinilai adalah Dharma bhakti dan yajñanya. Demikian pula yang terpenting adalah memiliki etika moral yang tinggi. Satyam Eva Jayate. Dharma Raksati Raksitah. OM Shanti.
Gimana ya😂 Sistem itu ada sewaktu jaman kerajaan .apakah sekarang jaman kerajaan ? Jaman dulu kala okelah raja bertanggung jawab atas kesejahtraan rakyat"nya .patut lebih dihormati oleh orang"yang hidup di masa kerajan. Bukan berarti kita ga saling hormat menghormati hidup di jaman apapun .tapi sekarang kita hidup dimasa republik .tapi kita juga tidak boleh lupa akan sejarah .bukan brarti kita hidup dijaman sejarah . Dalam sejarah dimanapun pasti ada makna baik untuk kehidupan sendiri atau org banyak .di masa sekarang Org hebat terkadang tidak mengandalkan garis keturunan atau apapun lah itu . org hebat menempa dirinya sendiri dengan itensi semesta . Jika ada salah kata mohon di maklumi/dimaafkan Terimakasih
Semestinya kita di Bali jalankan catur warna saja...kasta itu kesalahan praktek yg salah berabat2 lamanya.semisal..bapaknya jendral, apakah anaknya otomatis jendral tanpa mengikuti prosesnya?😢 hendaknya kesalahan pahaman ini jangan diwariskan ke generasi milenial....
Kasta untuk, peribadi, bukan untuk umum, wajar mempertahankan, agar kedepan, selalu ingat, kita ada, ikatan, darah, yg dekat, dengan, keturunan, kita, walau, kita, tinggal, di ujung, dunia, tetap ingat, bukan membedakan, ada kok orang yg, tidak, ada kasta jadi majikan,yg, berkasta, jadi, pekerja, saja
@@NgMt-ub4sq kasta di bali bukan, untuk, membatasi, orang cari kerja, kayak, di india, gitu maksudnya, hanya untuk, mengingat, keturunan, dari turun, temurun, saya, juga, tidak setuju, kalau kasta, di bali di hapus, cepat, atau lambat, akan, tidak saling, mengenal, keluwarga, sendiri, keturunan, kita, makanya, orang bali, di manapun, tinggal, di luwar, bali, sampai, berpuluh" tahun, akan, tetap, ingat dan tau, keluwarga sendiri, dengan menyebutkan, kasta, saja
Kasta di bali hanya, untuk, mengingatkan, keturunannya, bawah, kita masih, ada ikatan, darah, yg dekat, buktinya, banyak, juga, yg tidak berkasta, jadi majikan, di bali, kasta di bali hanya untuk peribadi, bukan, untuk, umum, kayak, di india, kasta rendah, tidak boleh, kerja, di, kasta, yg lebih, tinggi, tidak bisa jadi majikan,
Kalau masalah keturunan berkaitan dengan darah:ada juga satu keturunan darah namanya berbeda'contoh para Arya ada namanya Gusti dan Nama biasa.Dalem ada namanya Cokorda,Anak Agung,Dewa dan Nama biasa.
@@ketutsumiarta8213 maksud saya, apasih, tujuannya, orang yg ingin menghapus, kasta, di bali, toh juga, sudah banyak,dan di bebaskan, nau, nikah, sama, agama, apa, mau kerja, di mana, saja, bagi yg tidak berkasta, sudah tidak ada larangan, di bali kayak di india, yg gak berkasta, nikah, sama yg berkasta, sudah, di restui, yg berkasta, tinggi, nikah, sama lain, agama, juga sudah di restui , apa, lagi, tujuan, orang yg keras, ingin, menghapus, kasta, di bali,?apa pingin, orang bali, tidak mengenal, saudara, dari buyutnya, sendiri?
@@madesudiasih1181 tujuannya agar kita menjalankan agama dengan benar.Kenapa yang tidak ada diadakan menyimpang dari ajaran agama,ini si pembuat kasta berhalusinasi.Bahan manusia itu semuanya sama :Atma dan materi(Panca Maha Bhuta) yang keduanya diciptakan Sang Hyang Widhi,logis kan,lagian tujuan Agama Hindu untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat(Mokshartam Jagadhita ya Ca iti Dharma,apa yang mau kita cari selain yang kita sebutkan di atas,tidak perlu mencari pengakuan yang ujungnya menambah dosa.
@@ketutsumiarta8213Jangan sampai SOROH atau GARIS KETURUNAN dianggap menyimpang dari ajaran agama karena hal tersebut tertulis dalam prasasti dan ada di dalam bhisama Leluhur !
@inyomanmurjaya5725 Saya setuju dengan pernyataan tersebut. Kasta masih sangat kental di Bali, terutama oleh pihak-pihak tertentu, seperti keluarga, adat istiadat, dan agama. Keluarga adalah salah satu pihak yang paling berpengaruh dalam masyarakat Bali. Orang tua biasanya akan mengajarkan nilai-nilai kasta kepada anak-anaknya sejak dini. Hal ini dapat membuat anak-anak tumbuh dengan pemahaman bahwa kasta adalah hal yang penting dalam kehidupan. Adat istiadat juga merupakan salah satu faktor yang memperkuat kasta di Bali. Dalam beberapa upacara adat, kasta seseorang masih menjadi pertimbangan dalam menentukan peran dan tanggung jawabnya. Misalnya, dalam upacara pernikahan, orang-orang dari kasta yang sama biasanya dianggap lebih cocok untuk menikah satu sama lain. Agama juga turut berperan dalam memperkuat kasta di Bali. Dalam agama Hindu, kasta dianggap sebagai salah satu bentuk pembagian tugas dan tanggung jawab dalam masyarakat. Meskipun demikian, agama Hindu juga mengajarkan bahwa setiap orang adalah sama di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, untuk menghilangkan kasta di Bali, perlu dilakukan upaya yang komprehensif dari berbagai pihak. Upaya tersebut dapat berupa: * **Pendidikan:** Pendidikan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mengubah pemahaman masyarakat tentang kasta. Pendidikan harus mengajarkan nilai-nilai kesetaraan dan keadilan, tanpa memandang kasta. * **Hukum:** Hukum juga dapat berperan dalam memperkuat kesetaraan di masyarakat. Hukum harus menjamin bahwa setiap orang memiliki hak dan kesempatan yang sama, tanpa memandang kasta. * **Perubahan sosial:** Perubahan sosial juga dapat berperan dalam menghilangkan kasta. Perubahan sosial dapat mendorong masyarakat untuk lebih terbuka dan toleran terhadap perbedaan. Perlu diingat bahwa menghilangkan kasta di Bali bukanlah hal yang mudah. Diperlukan waktu yang lama dan upaya yang berkelanjutan dari berbagai pihak.
nama made nyoman ketut itu bukan khusus ke sudra tapi semua warna, hanya sudra ga pakai nama sandang, semisal brahmaa nama sandang ida bagus, lengkapnya ida bagus wayan atau ida bagus made, dst, demikian juga dgn yg lain, namun di akhir-akhir ini diberi kesan nama nyoman ketut hanya untuk sudra saja, itu tidak benar, karena itu nama diksa atau abiseka ya setelah tiga bulanan yang diambil dari nama catur sanak
hapus kasta /catur warna di bali biar umat bali merasa nyaman ,tidak membeda bedakan manusia, dan ridak ada kesombongan , apalagi untuk jabatan pemrrintah atau pedande biasanya kebanyakan harus dari kalangan kasta tinggi kayak brahmana jadi memeijokan dan menjegal kasta rendah kayak sudra, intinya tidak cocok jaman now
Ngih ty setuju 1 juta %... jgn malu utk melakukan perubahan demi kebaikan dan tatanan masa depan umat...sekarang apa berani lakukan terobosan apa tidak? Itu intinya, kalau dibiarkan kondisi ini...yahhh...tunggu saja kemunduran peradaban Hindu yg katanya universal itu tapi ternyata tidak...
@@panduwina1 bahkan akan banyak umat hindu bali pindah agama atau tidak mau beragama terutama umat hindu bali yg cerdas, berpendidikan,wawasan luas, pembisnis,berkarir, karna anak muda jaman now sidah kebanyakan pintar2 tidak bisa pagi di bodohi sama agama dan adat yg berat ,rumit , banyak biaya embedakan kasta ,wangsa, warna ,dll
@@panduwina1 biasanya yg brani melakukan terobosan baru adalah anak muda yg perantau tinggal di luar pulau bali ,dan sudah banyak melanglang buana ,pindah pindah tempat tingggal
Mau merusak tatanan agama ya, emang di rugikan apa oleh keturunan brahmana ksatria waisya, kalo di rugikan itu artinya ada pelanggaran hukum bisa di laporkan, tidak ada catur warna merugikan, yg jadi gubernur bupati dll sekarang orang banyak golongan sudra kan, sekarang pemimpin kebanyakan dari sudra, golongan sudra bisa jadi ksatria, waisya, brahmana pandita, empu, jadi sudra jangan merasa tersolimi jangan jadi kaum dengki
@@sangtu104 saya sendiri korbanya pak makamya tiang brani ngomong hapuskan kasta, catur wangsa /warna atau apalah namanya , saya pernah bekerja di hotel bintang 5 di kuta bali , dari pihak.owner dan GM ,memilih saya sebagai asst manager operasional nah yg menjadi bawahan saya , "" maaf"" banyak dari kasta/wangsa brahmana, ksatriya , nah sedangkan saya hanya kasta/wangsa sudra , jadi kalau saya memberi pengarahan pada bawahan saya bahkan kadang saya meberi training , ada beberapa (tidak semua ) bawahan saya yg kasta brahmana dan ksatria ,ngomong nyelekit/menyinggung perasaan saya seakan akan mereka tidak terima atasanya mereka kasta sudra kayak saya ini , karna saya juga ngomong bahasa bali halus kurang lancar 100 % jadi saya ngomog bali alus campur agag sedikit kasar dan kadang pakai bahasa ingris dan jepang, nah disitu.mereka agag keberatan karma saya tidak lancar ngomong bahasa bali alus, karna saya jengkel akhirnya saya bilang pada mereka semua kalo pas jam kerja harus ngomong pakai bahasa ingris saja semuanya kalo ketemu saya sekalian kita belajar tingkatkan biasa ingris kita, disitu saya merasa di remehkan oleh kasta brahmana dan ksatria makanya saya kesal sekali waktu itu,
bener pembicara di video ini ngomongnya cuma umum.nya aja cari aman tidak brani ngomong pedas sama kasta takut di bully atau takut chanelnya tidak ada yg mauenontin kayaknya
Biasa ajalah, mau bilang diri nya Tuhan pun ga masalah, kan hak mereka suka²nya mengagungkan dirinya, agar orang lain kena vibrasinya mau mengagungkan dia.
Khrisna itu Manusia,tapi penuh dengan Energi Kesucian makanya dengan Mudah Ia Menyatu Menjadi Hyang Kuasa,,Rama, Khrisna , Shidartha turun kedunia bukan Bermaksud untuk menyatakan diriNya adalah satu satunya Tuhan yg harus disembah dan yg lain sesat, tapi lebih menjelaskan temtang Dharma /meniti kehidupan dijalan Dharma,,
Dibahaspun untuk apa ? Yg pasti semakin lama semakin menjadi,lumrah sih kita ngomong " adatnya" sedikit dikit adat, dikit dikit adat, tajen adat, minum2 tuak/arak adat, ah....pokoknya adat n adat
Catur warna, adalah Profesi, pekerjaan, 1. Brahmana adalah guru, atau seorang pendidik 2. Ksatriya adalah tentara, Polisi 3 wyasia adalah pedagang 4. Sudra, tenaga kerja atau pembantu,
Suksma De Mitos Gen, bnyak ilmu yg ty dapatkan di sini🙏🙏
Dengan berjalannya waktu,pengetahuan dan lingkungan maka perlu adaptasi dan penyesuaian diri shg tetap terjadi harmonisasi sebagai mahluk ciptaanNYA❤
Uang adalah kasta baru
Hati-hati jangan sampai dengan uang dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat Bali karena kasta, soroh atau garis keturunan di Bali itu ada tercatat dalam prasasti.
Menurut sy pemahaman yg paling mendasar dlm menjalani hidup dan kehidupan ini yakni melalui pedoman Tri Kaya Parisudha dan Tri Hita Karana .. Pedoman ini kalo dilaksanakan, maka tlh merangkum semuanya berperan sbg insan manusia berbudi luhur ..
SY salut dgn bpk putu, ini .narasumber yg sangat2 mendidik kesadaran2 umat ..tnp merendahkan siapa2..namun berbicara tntg fakta dan data yg ada..yg msh ada di Bali,darii jaman dulu smpai sekarang ..msh digunakan...yg jls sekarang kembali KPD sikon kenyamanan pribadi, masing2..suksma
Allhamdulillah.. harusnya memang begini, orang tua berpengalaman berwawasan luas dari komunitas beda yg beda ngumpul ngobrol tentang sesuatu.. dan kita yg muda" MAU ambil manfaat.. ❤❤❤ makasih buat semua..
Buku KASTA KESALAHAN BERABAD ABAD di tulus oleh almarhum pak KETUT WIANA yg telah membuat tiyang mengerti apa itu WANGSA , WARNA dan KASTA.
Buat saya PENGHORMATAN terhadap seseorang entah karena KETURUNAN ato JABATAN adalah KEBAIKAN tetapi MERENDAHKAN orang lain entah karena KETURUNAN ato JABATAN adalah KETIDAKBAIKAN ❤🙏
Suksma ❤
Menurut pendapat tiang tidak ada kasta,,
Karena tiang tahu bahwa itu hanya buatan manusia belaka demi kepentingan pembuatnya
@@nengahwidiana7004Sistem kasta itu di jalankan waktu zaman kerajaann
@@agunkchirs4364itu bukan kasta,tetapi warna,,catur warna itu adalah penggolongan masyarakat berdasarkan profesi,,
Tetapi orang yg berkepentingan membelokan maknanya
@@nengahwidiana7004Tapi SOROH atau garis keturunan itu tercatat dalam prasasti dan ada tertulis dalam bisama sebagai ingatan/ wejangan dari Leluhur (kawitan).
Warna lebih klop di hati
Suksma❤
Mari kita berhati-hati berbicara kasta supaya tidak terjadi penyesatan ajaran !
Suksma komennya nggeh❤❤❤
@@ekabisnisSaya juga menghaturkan suksme, mudah-mudahan kebenaran tersampaikan !
yg terpenting itu adalah saling menghormati,
karna kita sesungguhnya semua pelayan adalah pelayan,
makanya jadi orang bali coba mulai membudayakan membaca
supaya tidak ketakutan dan
di bodoh bodohi seperti jaman dulu.
Podcast Hindu Bali paling keren sepanjang ini yg saya suka ❤❤
Bagus sekali,pencerahan yg luar biasa
Om swastiastu. Suksma untk semua pmaparan2 dri narasumber 🙏
Jka boleh saran, "slanjutnya bisa jga bahas fenomena "sing beling sing nganten" yg ada d bali sekarang2 ini. Yg otomatis kontradiktif dgn kpercayaan betapa mulia nya wanita. Hal ini sring jga d gnakan oleh saudara kita yg beda kyakinan utk mengatakan bahwa hindu bali itu "mengeksploitasi/mrendahkan prempuan". Kmudian d hubungkn dgn adanya fenomena "chlidfree" d tengah kondisi kpercayaan hindu bali yg patriarki n mengutamakan Adanya Sentana/anak dalam kluarga.
Suksma 🙏🙏
Kenyataan dilapang ada kasta
Ini adalah topik yg sangat sensitif,tidak bisa dipungkiri dalam kenyataan kehidupan sehari hari memang sistem perbedaan nyata adanya,sekarang tinggal bagaimana kita menyikapinya,setiap sesuatu pasti ada positif dan negatifnya,tinggal bagaiamana bijak kita menyikapinya sekali lagi,oknum yg negatif dimana mana ada dalam hal apapun,tapi dilihat dari garis besarnya saya melihat sistem kasta lebih suatu rem,atau unggah ungguh,manner,agar kita selalu waspada,hati hati,bijaksana dalam bersikap dan bertindak dapam keseharian kita sesuai tanggung jawab individu yg harus kita emban merunut dari garis keturunan,yg dilihat dari sisi positifnya adalah satu tanggung jawab dan konsekuensi yg harus kira jaga sebaik baiknya agar memberikan manfaat atau kontribusi yg baik bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya,serta tidak merugikan orang lain maupun lingkungan sekitarnya.rahayu🙏
Anak saya tidak mengenal kasta, apalagi cucu saya apalagi anak anak sekarang sudah sekolah dan memakai bahasa Indonesia.
Kasta akan banyak mengorbankan orang lain akibat ego tinggi menganggap orang lain rendahan dari bahasa pergaulan minta di hargai kasus di di perkawinan menggantikan dgn keris melecehkan orang lain❤
Bali sangat perlu tokoh2 sprt narasumber disini yg menyikapi warisan leluhur dgn pemikiran lurus n bijaksana. Warisan leluhur sdh pasti luih. Tinggal kita menggali maksud baik/sisi positif tanpa mengesampingkan sisi negatifnya. Krn dualitas slalu ada. Top narasumbernya. Bagi tyang sendiri kasta bukan utk tinggi rendah(ego). Tp merujuk ke jalur bakti kpd leluhur. Dgn sll mengingat garis keturunan nya. Shg kt bisa belajar bnyk dari jejak leluhur sesuai dharma soang2. Dari segi administratif di KK jg lbh mudah identitas sesuai kasta/garis keturunan.
Suksma komennya nggeh❤
@@ekabisnis suksma mewali.. Konten bermutu👍👍🙏🙏🙏
Nah, ini yang benar menurut saya.
Main Aman nih, Yg Pak Putu Utarakan, Se olah2 melanggeng kan Kasta,
Diluar Bali Kita Diledek soal Kasta ini dan Itu memang Ada...
Buatkan sebuah diskusi mengenai bali hinduisme dan gempuran ideologi sekuler, melihat saat ini anak" muda sudah condong ke sekulerisme baik agnostik maupun ateisme, bagaimana padangan bapak" terhadap itu terkait bali kedepan
Suksma masukannya ❤❤❤
Sebuah IDE YANG CERDAS, sangat setuju.
Kitab Maha Bharata sudah Mengatur ituĺ,,
Om Swastyastu, sikapi dgn bijak saja apa itu kasta, wangsa dan warna, semuanya itu akan ada selama dunia ini ada bukan hanya di Bali saja. Di Jawa juga ada seperti, raden, kanjeng, dll. Yg jelas lagi di Tentara, polri, itu kasta mutlak. Yang penting tingkah laku kita tiap hari, cara berpikir yg baik, cara berbicara yg baik, berbuat yg baik. Saya terlahir kebenaran dari kelg Brahmana tapi saya tdk merasa lebih tinggi dari orang lain.
Suksma komen nya❤
Saya sangat sependapat, terkait kasta kita SIKAPI DENGAN BIJAK.
Cocok sajan
respect the respectable people
Kasta,wangsa,soroh adalah produk budaya/manusia tapi warna/bakat kelahiran produk Tuhan mana yang lebih tinggi ?
Menarik niki di bahas tentang Kasta.... betul berasal dari Casta(portugis) yg artinya Garis Keturunan.
Khusus Bali nguring kita luruskan tentang penomena niki Kasta sering di salah artikan.
Catur warna sebagai fungsi/tugas kita sebagai orang Bali (Brahmana, Kesatria, Waisia, Sudra) ini sebenarnya etika hidup jadi orang Bali berbahasa yang benar sebaiknya bahasa halus itu penting untuk sesama kita di Bali.
Khusus Anak Agung, Cokorde, Dewa, Gusti, jangan arogan hargai sesama manusia.... ini harus.di pertahankan sebagai budaya kita di Bali. BERBEDA UNTUK BERSATU SEBAGAI ORANG BALI
Itu buku pak Wiyana kalau nggak salah...
Catir waryam maya sritham guna karma wibhagasah
Tasya kartaram apimam widi akartaram awiayam
Artinya : catur warna ciptaanku berdasarkan guna dan karma
Catur warna dibikin tuhan spy teratur dunia ini,kasta soroh marga dibikin oleh manusia,,
Om Swasti astu apapun yang di korek digali dibahas ini itu kekayaan orang bali kita harus bangga yng ptng jaga jarak dan batas
Banggalah menjadi generasi penerus Agama Hindu, inilah hebatnya para leluhur kita terdahulu dengan adanya
Sistem Warna yang berarti bahwa para leluhur telah membagi SUMBER DAYA MANUSIA HINDU itu sesuai dengan tugas/fingsi di dalam kehidupan sosial yaitu " CATUR WARNA "
Didalamnya ada nilai nilai luhur tentang ajaran Budhi Pekerti, kita tahu dari cara berbahasa dari masing masing tingkatan dengan yang lainnya. Disini satu dengan yang lainnya saling menghargai sekaligus saling menghormati.
Exitensi dari pada Catur Warna itu
perlu dipertahankan, disinilah diminta kebesaran jiwa untuk saling menghormati dan bukan berusaha untuk menghilangkan sistim ini.
Bali terkenal karena memiliki BUDAYA ADI LUHUNG dan BERBUDI PEKERTI SANGAT LUHUR.
Ini efek dari adanya Catur Warna.
Kalau disini kita bicara secara ilmiah
bahwa semua manusia itu sama , semuanya sama sama makan nasi.
berarti akan tidak ada lagi saling menghormati/menghargai satu dengan yang lainnya didalam kehidupan sosial.
Wah suksma komen nya nggeh❤
Sependapat, TOP komennya. Suksme.
Saya sudah berumur 62 tahun pernah ditanya antuk linggih, saya jawab dengan profesi saya. Kasta/ Caste itu bahasa Spanyol, sama bukan bahasa Hindu atau bahasa Bali.
Pertanyaan antuk linggih itu yang dimaksud adalah soroh atau garis keturunan bukan dijawab dengan profesi. Masih beruntung anda tidak menjawabnya pakai mobil, kalau itu terjadi sungguh sangat konyol dan membuat malu sebagai orang Hindu Bali apalagi sudah berumur 62 tahun. Mari kita saling belajar supaya memahami kebenaran !
Klw hemat sy kasta buat gaduh karena merasa lebih tinggi padahal itu nggak ada❤
Apa yg di gunakan ukuran utk menentukan tinggi rendah kasta itu..
kebanyakankasta itu mengandung unsur dislkriminasi
Masuk islam sjalah 😅
SUDRA =:yg masih di selimuti DUNIA WI
WAISYA = yg Sudah menyadari dan akan kesesatan dunia
KESATRIA = yg sedang BERPERANG membebaskan diri dari IKATAN DUNIAWI
BRAHMANA : yg sudah TERBEBAS ( mahardika) dari IKATAN DUNIAWI
Ini sloka pribadikah? Jangan cocoklogi....kita lihat aplikasi dilapangan...kasta di Bali menyesatkan...😅
@@panduwina1 : DI SOSMED SEMUA BISA KOMENTAR...INI PENDAPATKU...KAU MAU SETUJU SILAHKAN..EMANG GUE PIKIRIN...
@@MadeAdi-km6bb he22....belajar kamu dulu gus...
@@panduwina1 : EMANG LO UDAH PINTER DUL....KAYAK EMAK GUE LO...NYURUH AKU BELAJAR....
@@panduwina1 : Keluarkan dong PENDAPAT LO tentang KASTA...BIAR GUE SIMAK...dan Ingat GUE gak akan MENYIMAK dg BAIK ...walau itu tidak sesui dg PENDAPATKU...itu BARU BENER ..BUKANYA LANHSUNG BILANG COCOKLOGI...MANA SELOKANYA ??
yg baik sebagai PELAJARAN yg KURANG COCOK ya di LUPAKAN...
1. Catur Warna : 4 macam fungsi d masyarakat ( Brahmana ,Ksatria , Wesya , Sudra)
2. WANGSA : perbedaan berdasarkan keturunan ( pasek , pande , bendesa manik mas , arya dst....)
Apa Wangsamu ?
Apa Warna mu ?
Bukan apa KASTA mu ?
Say NO to KASTA
Say YES to WANGSA & WARNA.
Kalo ada tanya pak wayan apa kastamu ? Jawab dg tenang : Maaf kami TIDAK PUNYA KASTA kami hanya punya WANGSA & WARNA ❤🙏🙏🙏
Suksma atas komen nya ❤❤❤
@@ekabisnis suksma juga channel ini mengupas ttg WARNA , WANGSA & KASTA.
KASTA adalah magic word yg di pakai orang lain utk menjatuhkan HINDU DHARMA
Pertanyaan ini jg sering d ajukan oleh wisatawan asing ketika tyg menjelaskan budaya dan agama orang Bali
Mantap channel d mitos yg mengupas tuntas berbagai fenomena sosial pd masyarakat kita. ❤️🙏
sama aja ,itu semua artinya kasta, cuma beda pengucapan aja, artinya terap aja membeda bedalan umat hindu bali itu sendiri, kita kan sama sama manusia sama makan nasi , ngapain harus di beda bedakan ,makanya banyak umat hindu bali pindah ke agama lain ,karna hindu bali banyak yg tidak logis tidak masuk akal ,masih katrok kuno, contoh kasta wansa warna,,ngaben , banayak adat upacara, terlalu bamyak pura , banyak beban biaya, banyak melibatakan manusia saat upacara adat sembahyang, dll
@@muchopokito6546 soal wangsa/marga di pulau lain juga ada bahkan cina juga ada... mengenai penilaian anda tentang budaya dan agama hindu itu pendapat anda saja sy pikir % tase pindah karena seperti anda bilang sangatlah minim dijaman sekarang
@@tutwen2461 mungkin di negara ada wanga/kasta saya tudak tahu tapi khusus di bali sangat kental ada perbedaan antara unat biasa dan yg berkasta/berwangsa, jadi seakan diskriminatif/politik dinasti , sehingga umat kasta eendah di nomer 2 kan bahkan di seplekan padahal.kita kan sama sama makan nasi ,bahkan banyak kasta rendah yg lebih pintar ,bagus etikanya tapi tetap aja tidak dii hormati ,
Semua tempat, semua golongan,agama karena manusia menciptakan perbedaan yang berguna untuk kepentingan tertentu di jaman modern ada boss dan karyawan jenjang pangkat juga merupakan Hirarki
Manfaat dari sistim kelompok masyarakat Bali seperti ini adalah: masih terpeliharanya bahasa "sor singgih".
Tak terbayang kalau semua di " horisontalkan".
Kalau di pemerintahan brahmana itu pendeta , Ksatria itu tentara, polisi yg bergerak dibidang pengamanan,wesi itu pedagang, dan. Sudra itu ka petani,pedagang peternak dll guru termasuk brahmana6:04
Kasta itu di tubuh manusia juga seperti brahmana itu kepala, Ksatria itu hati, wesia itu perut, sudra itu kali tangan
Ajaran Catur Warna dari Weda/Sanatana Dharma dicopypaste sedemikian menjadi kasta,siapa yang menciptakan ini adalah orang berdosa.
Suksma komennya❤❤❤
Apakah orang yang menulis SOROH atau GARIS KETURUNAN itu juga termasuk orang berdosa, karena tercatat dalam prasasti dan bhisama Leluhur ?
@@yanichi3738 jangan disamakan kasta dengan soroh.
@@yanichi3738catur warna dgn soroh itu beda. Misalnya anda keturunan Gadjah Mada tpi kerja sbg buruh. Berarti soroh anda Gadjah Mada sdgkan anda adalah sudra. Maaf sebelumnya, sudra itu bukan kata hinaan ya.
@@ketutsumiarta8213 Saya tidak mengatakan KASTA tapi SOROH atau GARIS KETURUNAN.
Mungkin perlu waktu lama menghilangkan kata kasta di Bali, karena sampai sekarang kasta itu masih sangat kental, terutama oleh pihak-pihak tertentu.
bener bro, susah , kasta masih kental di bali jadi kasta sudra sering di anggap remeh tidak bisa jadi pemimpin
@@muchopokito6546 Bahan manusia terbentuk dari Roh dan materi(Panca Maha Bhuta) yang sama sama adalah Rekayasa Sang Hyang Widhi,apanya yang perlu dimasalahkan,kalau ada yang menganggap manusia satu dengan lainnya lebih rendah berarti merendahkan ciptaan beliau.Siapakah yang akan dilempar ke Neraka???manusia model begini tergolong halusinasi. 🙏
@@ketutsumiarta8213 anda benar bro, gua setuju , kasta warna cuma halunisasi hayalan doang
@@muchopokito6546giri Prasta, Wayan Koster, Nyoman Suwirta? Itu contoh kecil, mereka jadi pemimpin. Apa maslahmu dgn kasta? Apa hak pribadi atau hak dasar mu terganggu
Sepertinya pembicara memilih main aman saja
bener bro, pembicara bya cuma main aman aja kayak politikus aja, tufak brani tegas masalh problem kasta jarus di hapiskan di bali , berputar putar ngomongnya kayak cari perbandingan doang
@@muchopokito6546maslahmu dgn kasta yg di Bali apa? Apakah anda dalam bersosial atau dasar kebutuhan anda terganggu dgn adanya kasta di Bali?
@@Balinesefood banyak masalah ,kalau saya sebutkan pasti tersinghung bahkan kamu lanhaung murka , bilamg kaata rendah bodoh dan miskin
Catur warna, adalah Profesi, pekerjaan,
1. Brahmana adalah guru, atau seorang pendidik
2. Ksatriya adalah tentara, Polisi
3 wyasia adalah pedagang
4. Sudra, tenaga kerja atau pembantu,
Mohon maaf..Kalau saya sebagai driver ojol kastanya jadi apa ya..
Ksatrya,, karena berani ngebut dan trobos jalur dijalan Raya 😂
Osa (vasudewa Kutum Bakam ) kita semua bersaudara Nunasang antuk Linggih ,/suadarma manut linggih artinya apa profesi anda (sesuai catur warna) hanya itu yang di kenal sebagai profesi(pekerjaan) saya dulu pernah nanya kakek saya kaum Pande itu masuk mana dalam Catur Warna jawabannya ( Pade ya pande ) itu jawabannya renungkan itu .
Sinampure.
Wangsa dan Warna berbeda.
Wangsa itu adalah Urusan Suku Bangsa Nusantara sebagai identitas Nusantara.
Warna adalah Urusan Birokrasi atas Jabatan dan Propesi.
Sinampure klo salah.
bukan hanya bali, naik kereta saja ada kastanya, bukan hanya kereta semua kendaraan, tidur di hotel saja berkasta, bahkan asn pun golongan berkasta
Ini beda tergantung isi kantongnya,kasta yang kita bicarakan disini menyangkut meninggikan dan merendahkan manusia,padahal semua bahan manusia itu Atma dari Sang Hyang Widi dan materi(Panca Maha Bhuta) juga diciptakan Sang Hyang Widi 🙏
Ya, dan itu riil kalau berfikirnya material atau duniawi.
Catur warna yg di plesetkn menjadi catur kasta . Ahhhhh.
Kasta bukan bahasa Bali dan bukan orang Bali, kalau warna/wangsa itu ada, yg penting prakteknya, bahasa balipun ada tingkatan, Ampura kirang langkung nyane 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Kasta jaman now sudah tidak jelas, tujuannya kan penataan, tapi kini mereka yg seharusnya hidup suci sudah banyak tercemar, jadi namanya saja bagus, gimana mau menurunkan anak suci yg ayah ibunya sdh cemar
Makanya kasta sdh ga berlaku lagi krn semua skrg sdh cemar, walaupun msh ada yg taat tp kecil sekali, ngitung kasta skrg sdh tidak relevan, galaknya pas mau nganten saja, tapi prilaku sehari-hari tercela, itu nilainya juga nyerod mecebur, tidak malu masih menganggap diri masih tinggi
Jalankan Ajaran Catur Warna Sesuai ajaran Weda. Jangan Paksakan Ikan Untuk ahli memanjat, atau monyat untuk ahli berenang. Biarkan yg Punya bakat atau kemauan yg Kuat untuk Menjadi Warna tertentu menjalankan Propesinya secara Profesional. Majelis Madya dan PHDI Sebagai Yg bertugas menjaga tatanan adat Budaya dan AGAMA, Harus membuat aturan tentang Pemakain nama seseorang di Bali, agar Tidak ada lagi Pemahaman yg salah Tentang Catur Warna. Masih ada dilapangan Nama Tertentu Boleh bicara apa saja, Sedangkan Soroh Tertentu harus bicara Bahasa halus untuk Soroh yg lain.
Ada tuh konten anak pedande gayanya sebagai anak pedande, karena orang berbahasa halus pada dia dan diutamakan.
pak para admin tolong di bahas """" ngapain adat ,seni, budaya di utamakan di bali dari pada ajaran kitap suci hindu weda "" artinya kitap suci weda di nomer 2 kan ,yg nomer satu adat,seni,dan budaya ????????
Suksma masukannya nggeh❤
@@ekabisnis suksma mewali, tolong ya di bahas tentang " mengapa kitap suci weda di nomer 2 kan sedangkan adat,seni,,budaya dan tradisi di nomer 1 kan ,khususnya di umat hindu bali "" ???
@@muchopokito6546belajar weda tidak bisa di jual di bali pak..adat dan seni yg di cari di bali..jika mau belajar ngk ada yg ngelarang toh juga perjalanan adat istiadat adalah simbol weda.
@@Bucinchennel maksudnya punapi nike pak ?? tiang ten ngerti maksud kalimat yg bapak tulis di komen ???
@@Bucinchennelmaksudnya apa belajar weda tidak bisa di jual di bali ??? tolong di perjelas , soalnya tiang masih bingung dengan umat hindu bali khususnya , ???? punapi nike maksudnya ???
salah kaprah pemaknaan kasta
**Ada Kasta di Bali? Mitos atau Fakta?**
Jawaban singkatnya adalah **Fakta**. Kasta masih ada di Bali, tetapi tidak sekaku dan seketat seperti di India. Kasta di Bali disebut dengan **Wangsa**, yang terdiri dari empat tingkatan:
* **Brahmana:** Kasta tertinggi, yang terdiri dari para pendeta, guru, dan cendekiawan.
* **Ksatriya:** Kasta menengah, yang terdiri dari para raja, bangsawan, dan prajurit.
* **Waisya:** Kasta menengah, yang terdiri dari para pedagang, petani, dan pengrajin.
* **Sudra:** Kasta terendah, yang terdiri dari para pekerja kasar dan pelayan.
Pada masa lalu, kasta di Bali sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Setiap kasta memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Kasta Brahmana bertanggung jawab atas urusan keagamaan, kasta Ksatriya bertanggung jawab atas urusan pemerintahan, kasta Waisya bertanggung jawab atas urusan ekonomi, dan kasta Sudra bertanggung jawab atas urusan pelayanan.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, pengaruh kasta di Bali semakin berkurang. Saat ini, orang-orang Bali dari berbagai kasta dapat hidup berdampingan dan bekerja sama. Meskipun demikian, kasta masih tetap ada dan masih berpengaruh dalam beberapa aspek kehidupan masyarakat Bali, seperti dalam pernikahan, upacara keagamaan, dan pemilihan pemimpin.
Berikut adalah beberapa contoh bagaimana kasta masih berpengaruh di Bali:
* **Pernikahan:** Dalam pernikahan, orang-orang Bali dari kasta yang sama biasanya dianggap lebih cocok untuk menikah satu sama lain. Meskipun demikian, pernikahan antara orang-orang dari kasta yang berbeda juga dapat terjadi, tetapi biasanya membutuhkan persetujuan dari keluarga.
* **Upacara keagamaan:** Dalam upacara keagamaan, orang-orang Bali dari kasta yang berbeda biasanya memiliki peran yang berbeda-beda. Misalnya, dalam upacara pernikahan, orang-orang dari kasta Brahmana biasanya bertugas sebagai pendeta.
* **Pemilihan pemimpin:** Dalam pemilihan pemimpin, orang-orang Bali dari kasta yang berbeda biasanya memiliki kesempatan yang sama untuk mencalonkan diri. Namun, dalam praktiknya, orang-orang dari kasta Brahmana dan Ksatriya biasanya lebih sering terpilih sebagai pemimpin.
Secara keseluruhan, kasta masih ada di Bali, tetapi tidak sekaku dan seketat seperti di India. Kasta masih berpengaruh dalam beberapa aspek kehidupan masyarakat Bali, tetapi pengaruhnya semakin berkurang seiring dengan perkembangan zaman.
Suksma komen nya❤
@@ekabisnis You're more than welcome
Maaf,....faktanya tdk demikian, contoh: Bali di pimpin siapa?...Badung di pimpin siapa? dll. di Br. saya, Bendesa adatnya sekarang seorang I Wayan.... sdh hampir 4 periode menjabat, kasta lain tdk berani mencalonkan diri. Karena itu saya mengajak kita semua mari kita lestarikan "CATUR WARNA" sesuai yg diajarkan dalam Agama kita. Dan saya punya sebuah pertanyaan BESAR, mengapa nama" kelompok di Kasta dan Wangsa itu sama dg nama" kelompok di Catur Warna? Mungkinkah ada politisir disini?.
@@imadepasti-q3m
Terima kasih atas komentar dan pandangan Anda. Saya menghargai perhatian Anda terhadap kepemimpinan dan pelestarian "Catur Warna" sesuai ajaran agama kita.
Memang benar bahwa di beberapa daerah, seperti Bali dan Badung, kepemimpinan mungkin dipengaruhi oleh tradisi dan struktur sosial yang sudah lama ada. Kepemimpinan yang berulang kali dipegang oleh individu dari kasta atau wangsa tertentu bisa jadi karena berbagai alasan, termasuk pengaruh budaya dan sosial yang masih kuat.
Adapun pertanyaan Anda mengenai kesamaan nama kelompok dalam kasta dan Catur Warna, ini adalah topik yang kompleks dan memerlukan pemahaman yang mendalam tentang sejarah dan konteks budaya kita. Ada kemungkinan bahwa kesamaan nama ini adalah hasil dari evolusi sejarah dan sosial di masyarakat kita.
Mengenai kemungkinan politisir, kita harus berhati-hati dalam menilai dan memastikan bahwa setiap kesimpulan didasarkan pada fakta yang jelas. Hal ini penting agar kita tidak terjebak dalam asumsi yang bisa memecah belah.
Mari kita bersama-sama menjaga dan melestarikan nilai-nilai "Catur Warna" dengan memahami esensi dan maknanya secara mendalam. Diskusi yang terbuka dan konstruktif seperti ini sangat penting untuk kemajuan kita bersama.
Cakep ini konsep dan paparan nya. Sangat sesuai dengan jaman sekarang. Kita saling bekerjasama antar sesama manusia yang berbeda latar belakangnya, pengalamannya, pendidikannya, konsep berpikirnya, berdasarkan cinta kasih yang berarti luas.
Bahasa halus dan Bahasa Biasa.yg mana halus yg mana biasa? Bahasa2 daerah seperti buleleng , Songan , nusa penida , dan daerah2 Bali Kuno lainnya sebelum Kerajaan Gelgel diposisi halus apa biasa? Beberapa literasi bahasa Halus Bali mirip2 Bahasa Jawa.Bahasa Biasa Bali mirip2 Bahasa Sunda. Apakah ada hubungannya Era kekuasaan Kerajaan yg ada di Bali?
menurut catur warna, kasta itu semestinya tidak diturunkan tetapi dicapai. contoh, bayi yang lahir belum ada warnanya, seiring berenjak dewasa baru lah tau oh ternyata dia ksatria (karena dia menjadi pegawai negeri), atau ternyata dia brahmana (karena profesinya sebagai pendeta). Kasta menjadi keturunan karena sudah terdistorsi orang2 yang berkuasa pada jamannya
Ini pemikiran ga ngerti karmaphala, bayi baru lahir sdh bawa karma gimana bisa sebut belum ada warnanya, emang ga yakin karmaphala punarbawa?
Saya kira sama kayak dibatak jojgja dan babyak didaerah yang lain sama kayak marga
kita dilahirkan sama darimanapun keturunannya, karena keturunan kasta tinggi tdk semuanya lebih pinter dr kasta rendah dan sebaliknya
itu semunya masalah posisi /karier kita ( warna) disini bukan utk saling merendahkan
Seandainya org luar mau masuk Hindhu (bukan karena pernikahan) Di Bali kira" kasta apa yg mereka bisa pakai
BRAHMANA, KSATRIA, WAISYA, DAN SUDRA ADALAH BAGIAN DARI CATUR WARNA, BUKAN KASTA
Oleh : Ardhana Wijaya Saputra
Dalam agama Hindu (kitab suci Veda) tidak dikenal istilah Kasta. Sering kali dalam buku sejarah yang dibaca ketika SD, SMP atau SMA sering menyebutkan bahwa dalam agama Hindu memiliki sistem Kasta. Sistem Kasta yang membeda-bedakan manusia satu dengan yang lain berdasarkan asal usul kelahiran. Miskonsepsi tentang pemahaman Kasta agama Hindu sering kali terjadi sehingga membuat orang Hindu ataupun masyarakat non-Hindu menganggapnya itu hal yang benar.
Adanya Kasta dalam Agama Hindu dimulai sejak jamannya Max Muller. Max Muller menterjemahkan Catur Warna sama dengan kata Four cast yang artinya empat colour atau ras manusia. Di berbagai Kitab Hindu, Kasta itu tidak ada. Sebagai contoh, Karna yang merupakan anak kusir kereta, bisa menjadi Ksatria dan menjadi pemimpin daerah Anga (Raja Anga Karna). Rsi Narada yang merupakan anak pelayan juga bisa menjadi Brahmana.
Di dalam masyarakat Hindu di kenal dengan adanya sistem Warna, yaitu suatu sistem pengelompokan masyarakat berdasarkan profesi yang ditekuni, bakat dan keahlian yang dikuasai. Pada perkembangannya, sistem Warna dari agama Hindu ini sering diselewengkan oleh penguasa-penguasa feodal dan pengikut-pengikutnya untuk melanggengkan pengaruh politisnya dimasyarakat. Sistem Warna yang merupakan pengelompokan orang berdasarkan tugas dan kewajiban yang dijalankan di dalam kehidupan bermasyarakat berubah menjadi tingkatan-tingkatan yang membedakan derajat seseorang berdasarkan keturunan. Ide dasar dari sistem ini, yaitu pengelompokan masyarakat berdasarkan profesi dan keahlian, sering atau bahkan terabaikan sama sekali. Tingkatan-tingkatan kelas inilah yang kemudian disebut dengan Kasta.
Feodalisme dimasyarakat Hindu sendiri muncul dengan menyalah artikan konsep Catur Warna yang diungkapkan dalam Veda. Veda sama sekali tidak mengenal sistem Kasta dan tidak ada satu kalimat pun dalam Veda yang menulis kata Kasta. Catur Warna hanya didasarkan oleh kerja dan kualitas seseorang bukan berdasarkan kelahiran (keturunan) sebagaimana produk Kasta yang selama ini dilontarkan.
Kasta ini berbeda dengan sistem Warna yang bersumber dari Veda, sistem Kasta yang sering tersamarkan dengan keberadaan sistem Warna ini, adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Portugis yang berarti tembok pemisah. Kasta itu berstruktur tinggi rendah (meninggikan dan merendahkan).
Sistem Kasta manusia dibuat oleh kaum penjajah untuk mempraktekkan politik pemecah belah (Devide Et Impera). Di India Kasta mulai ada semenjak kedatangan Portugis (kerajaan Goa, India jatuh ke tangan Portugis tahun 1511). Kemudian setelah itu istilah Kasta mulai diperkenalkan di India dan dilanjutkan pada masa penjajahan Inggris. Sejak itu para misionaris masuk menyebarkan Kristen di India dengan pola mempelintirkan sistem "Warna" di India menjadi sistem Kasta.
Sedangkan penerapan politik Devide Et Impera pada masa pendudukan Hindia-Belanda membuat sistem Kasta dalam masyarakat Hindu Bali menjadi semakin kuat dan bahkan menggeser pengertian sistem Warna yang asli.
Kasta di Bali dimulai ketika Bali dipenuhi dengan kerajaan-kerajaan kecil dan Belanda datang mempraktekkan politik pemecah belah (Devide Et Impera), Kasta dibuat dengan nama yang diambil dari ajaran Hindu, Catur Warna. Lama-lama orang Bali pun bingung, yang mana Kasta dan yang mana ajaran Catur Warna. Kesalahan-kesalahan itu terus berkembang karena memang sengaja dibuat rancu oleh mereka yang terlanjur "berkasta tinggi". Pada masyarakat Hindu di Bali, terjadi polimik (pro dan kontra) dalam pemahaman Warna dan Kasta yang berkepanjangan. Padahal dalam Hindu (kitab suci Veda) tidak dikenal istilah Kasta.
Dalam Hindu tidak dikenal istilah Kasta. Istilah yang termuat dalam kitab suci Veda adalah Warna. Yang dimaksud dengan Warna adalah Catur Warna, yakni pembagian masyarakat menurut Swadarma (profesi) masing-masing orang. Berdasarkan pekerjaan bukan keturunan. Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra adalah bagian dari Catur Warna, bukan Kasta.
Ajaran Catur Warna dalam Hindu adalah menempatkan fungsi sosial seseorang dalam kehidupan di masyarakat. Orang boleh memilih fungsi apa saja sesuai dengan kemampuannya. Fungsi sosial ini bisa berubah-ubah. Pada awalnya semua akan lahir sebagai Sudra (lahir dari rahim ibu). Setelah memperoleh ilmu yang sesuai dengan minatnya, dia bisa meningkatkan diri sebagai pedagang, bekerja di pemerintahan, atau menjadi rohaniawan. Fungsi sosial ini tidak bisa diwariskan dan hanya melekat pada diri orang itu saja. Kalau orang tuanya Brahmana, anaknya bisa Sudra atau Ksatria atau Waisya. Begitu pula kalau orang tuanya Sudra, anaknya bisa saja Brahmana atau Ksatria atau Waisya. Begitu pula dengan Ksatria dan Waisya. Itulah ajaran Catur Warna dalam Hindu.
Namun dalam penerapannya terjadi penyimpangan penafsiran menjadi sistem Kasta, yang jauh berbeda dengan konsep Catur Warna. Penyimpangan ajaran Catur Warna yang sangat suci ini sangat meracuni perkembangan agama Hindu dalam menuntun umat Hindu selanjutnya. Banyak kasus yang ditimbulkan akibat penyimpangan itu yang dampaknya benar-benar merusak citra agama Hindu sebagai agama sabda Tuhan.
Kalau kita mau jujur dan terbuka, sistem Kasta yang tidak adil ini bukan hanya bertentangan dengan falsafah negara Pancasila dan undang-undang 1945, yaitu "Kemanusiaan yang adil dan beradab", tetapi sistem Kasta yang bukan merupakan sistem yang ada pada agama Hindu tentunya merupakan nista yang nantinya malah akan menodai nilai-nilai yang ada pada ajaran Hindu (kitab suci Veda).
Kasta dalam Hindu merupakan kesalahpahaman berabad-abad. Walaupun didasari sebagai budaya salah kaprah, dan kekeliruan dalam penafsiran sistem Warna yang bersumber dari ajaran Veda, tetapi banyak pula yang berusaha untuk tetap melestarikan sistem Kasta ini. Dengan alasan melestarikan adat budaya dan agama, mereka mengungkapkan banyak alas-alasan sebagai pembenaran.
"Kiranya perlu ditegaskan di sini bahwa kata "KASTA" tidaklah berasal dari bahasa Sanskerta (India) tetapi dari bahasa orang-orang Portugis "Casta" yang diambil dari bahasa latin "Castus". Yang ada sebenarnya dalam bahasa masyarakat Hindu menentukan golongan dalam masyarakat ialah kata "WARNA" yang berarti memilih dimana setiap orang berhak memilih lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat. Dan lapangan pekerjaan inilah oleh masyarakat ditentukan apakah ia termasuk golongan Brahmana atau Ksatria atau Waisya ataukah Sudra".
Jadi pembagian Catur Warna (Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra) itu tidaklah dimaksud untuk menentukan tinggi rendah derajatnya tetapi menurut kepentingan, fungsi dan kesanggupan golongan itu masing-masing. Pembagian ini sebenarnya tidak dimaksud mengagung-agungkan Brahmana atau merendahkan derajat Sudra. Hal ini hanya merupakan simbul belaka. Berdasarkan pekerjaan bukan kelahiran (keturunan).
Menurut pandangan Hindu sesungguhnya semua umat manusia sama dihadapan Tuhan. Semua umat manusia bersaudara dalam kesetaraan (Vasudaiva Kutumbakam). Keturunan juga bisa menjadi kebanggaan seseorang. Namun kebanggaan yang berlebihan akan menimbulkan keangkuhan. Kesombongan akan keturunan sehingga akan merasa lebih tinggi dari orang lain. Orang yang mengagung-agungkan keturunan atau kebangsawanan sangatlah tidak baik, apalagi menganggap orang lain lebih rendah. Agama Hindu mengajarkan agar setiap orang saling menghormati dan saling menghargai sesama makhluk ciptaan Tuhan sesuai dengan konsep Tat Twam Asi dan Vasudaiva Kutumbakam. Tuhan menilai seseorang bukan karena keturunan yang dinilai adalah Dharma bhakti dan yajñanya. Demikian pula yang terpenting adalah memiliki etika moral yang tinggi.
Satyam Eva Jayate.
Dharma Raksati Raksitah.
OM Shanti.
Gimana ya😂
Sistem itu ada sewaktu jaman kerajaan .apakah sekarang jaman kerajaan ? Jaman dulu kala okelah raja bertanggung jawab atas kesejahtraan rakyat"nya .patut lebih dihormati oleh orang"yang hidup di masa kerajan. Bukan berarti kita ga saling hormat menghormati hidup di jaman apapun .tapi sekarang kita hidup dimasa republik .tapi kita juga tidak boleh lupa akan sejarah .bukan brarti kita hidup dijaman sejarah . Dalam sejarah dimanapun pasti ada makna baik untuk kehidupan sendiri atau org banyak .di masa sekarang
Org hebat terkadang tidak mengandalkan garis keturunan atau apapun lah itu . org hebat menempa dirinya sendiri dengan itensi semesta .
Jika ada salah kata mohon di maklumi/dimaafkan
Terimakasih
Semestinya kita di Bali jalankan catur warna saja...kasta itu kesalahan praktek yg salah berabat2 lamanya.semisal..bapaknya jendral, apakah anaknya otomatis jendral tanpa mengikuti prosesnya?😢 hendaknya kesalahan pahaman ini jangan diwariskan ke generasi milenial....
Sudra waysia ksatria brahmana.(bodoh.terpelajar.disiplin.bijaksana.)dengan bijaksana berdisiplin diri.menghapus kebodohan.
Kasta untuk, peribadi, bukan untuk umum, wajar mempertahankan, agar kedepan, selalu ingat, kita ada, ikatan, darah, yg dekat, dengan, keturunan, kita, walau, kita, tinggal, di ujung, dunia, tetap ingat, bukan membedakan, ada kok orang yg, tidak, ada kasta jadi majikan,yg, berkasta, jadi, pekerja, saja
@@madesudiasih1181 kasta untuk pribadi bukan untuk umum ? Ini nglmong apa ya ?
makanya harus segera di hapuskan kasta di bali
@@NgMt-ub4sq kasta di bali bukan, untuk, membatasi, orang cari kerja, kayak, di india, gitu maksudnya, hanya untuk, mengingat, keturunan, dari turun, temurun, saya, juga, tidak setuju, kalau kasta, di bali di hapus, cepat, atau lambat, akan, tidak saling, mengenal, keluwarga, sendiri, keturunan, kita, makanya, orang bali, di manapun, tinggal, di luwar, bali, sampai, berpuluh" tahun, akan, tetap, ingat dan tau, keluwarga sendiri, dengan menyebutkan, kasta, saja
Ternyata pak dokter tidak berbasis pada kebenaran tetapi berbasis pada apa laku...?
Kasta, Warna, Wangsa Itu Tdk Baik Ada nya, Soal Tugas2 Kini, Didapat dari Kuliah
Kasta di bali hanya, untuk, mengingatkan, keturunannya, bawah, kita masih, ada ikatan, darah, yg dekat, buktinya, banyak, juga, yg tidak berkasta, jadi majikan, di bali, kasta di bali hanya untuk peribadi, bukan, untuk, umum, kayak, di india, kasta rendah, tidak boleh, kerja, di, kasta, yg lebih, tinggi, tidak bisa jadi majikan,
Kalau masalah keturunan berkaitan dengan darah:ada juga satu keturunan darah namanya berbeda'contoh para Arya ada namanya Gusti dan Nama biasa.Dalem ada namanya Cokorda,Anak Agung,Dewa dan Nama biasa.
@@ketutsumiarta8213 maksud saya, apasih, tujuannya, orang yg ingin menghapus, kasta, di bali, toh juga, sudah banyak,dan di bebaskan, nau, nikah, sama, agama, apa, mau kerja, di mana, saja, bagi yg tidak berkasta, sudah tidak ada larangan, di bali kayak di india, yg gak berkasta, nikah, sama yg berkasta, sudah, di restui, yg berkasta, tinggi, nikah, sama lain, agama, juga sudah di restui , apa, lagi, tujuan, orang yg keras, ingin, menghapus, kasta, di bali,?apa pingin, orang bali, tidak mengenal, saudara, dari buyutnya, sendiri?
@@madesudiasih1181 tujuannya agar kita menjalankan agama dengan benar.Kenapa yang tidak ada diadakan menyimpang dari ajaran agama,ini si pembuat kasta berhalusinasi.Bahan manusia itu semuanya sama :Atma dan materi(Panca Maha Bhuta) yang keduanya diciptakan Sang Hyang Widhi,logis kan,lagian tujuan Agama Hindu untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat(Mokshartam Jagadhita ya Ca iti Dharma,apa yang mau kita cari selain yang kita sebutkan di atas,tidak perlu mencari pengakuan yang ujungnya menambah dosa.
@@ketutsumiarta8213Jangan sampai SOROH atau GARIS KETURUNAN dianggap menyimpang dari ajaran agama karena hal tersebut tertulis dalam prasasti dan ada di dalam bhisama Leluhur !
@@yanichi3738 kasta beda dengan Soroh(garis keturunan),tolong banyak literasi/membaca agar tidak salah paham.
@inyomanmurjaya5725
Saya setuju dengan pernyataan tersebut. Kasta masih sangat kental di Bali, terutama oleh pihak-pihak tertentu, seperti keluarga, adat istiadat, dan agama.
Keluarga adalah salah satu pihak yang paling berpengaruh dalam masyarakat Bali. Orang tua biasanya akan mengajarkan nilai-nilai kasta kepada anak-anaknya sejak dini. Hal ini dapat membuat anak-anak tumbuh dengan pemahaman bahwa kasta adalah hal yang penting dalam kehidupan.
Adat istiadat juga merupakan salah satu faktor yang memperkuat kasta di Bali. Dalam beberapa upacara adat, kasta seseorang masih menjadi pertimbangan dalam menentukan peran dan tanggung jawabnya. Misalnya, dalam upacara pernikahan, orang-orang dari kasta yang sama biasanya dianggap lebih cocok untuk menikah satu sama lain.
Agama juga turut berperan dalam memperkuat kasta di Bali. Dalam agama Hindu, kasta dianggap sebagai salah satu bentuk pembagian tugas dan tanggung jawab dalam masyarakat. Meskipun demikian, agama Hindu juga mengajarkan bahwa setiap orang adalah sama di hadapan Tuhan.
Oleh karena itu, untuk menghilangkan kasta di Bali, perlu dilakukan upaya yang komprehensif dari berbagai pihak. Upaya tersebut dapat berupa:
* **Pendidikan:**
Pendidikan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mengubah pemahaman masyarakat tentang kasta. Pendidikan harus mengajarkan nilai-nilai kesetaraan dan keadilan, tanpa memandang kasta.
* **Hukum:**
Hukum juga dapat berperan dalam memperkuat kesetaraan di masyarakat. Hukum harus menjamin bahwa setiap orang memiliki hak dan kesempatan yang sama, tanpa memandang kasta.
* **Perubahan sosial:**
Perubahan sosial juga dapat berperan dalam menghilangkan kasta. Perubahan sosial dapat mendorong masyarakat untuk lebih terbuka dan toleran terhadap perbedaan.
Perlu diingat bahwa menghilangkan kasta di Bali bukanlah hal yang mudah. Diperlukan waktu yang lama dan upaya yang berkelanjutan dari berbagai pihak.
Suksma komen nya❤❤❤
nama made nyoman ketut itu bukan khusus ke sudra tapi semua warna, hanya sudra ga pakai nama sandang, semisal brahmaa nama sandang ida bagus, lengkapnya ida bagus wayan atau ida bagus made, dst, demikian juga dgn yg lain, namun di akhir-akhir ini diberi kesan nama nyoman ketut hanya untuk sudra saja, itu tidak benar, karena itu nama diksa atau abiseka ya setelah tiga bulanan yang diambil dari nama catur sanak
Manusia Itu Sama, Menusà Padà...😂
hapus kasta /catur warna di bali biar umat bali merasa nyaman ,tidak membeda bedakan manusia, dan ridak ada kesombongan , apalagi untuk jabatan pemrrintah atau pedande biasanya kebanyakan harus dari kalangan kasta tinggi kayak brahmana jadi memeijokan dan menjegal kasta rendah kayak sudra, intinya tidak cocok jaman now
Ngih ty setuju 1 juta %... jgn malu utk melakukan perubahan demi kebaikan dan tatanan masa depan umat...sekarang apa berani lakukan terobosan apa tidak? Itu intinya, kalau dibiarkan kondisi ini...yahhh...tunggu saja kemunduran peradaban Hindu yg katanya universal itu tapi ternyata tidak...
@@panduwina1 bahkan akan banyak umat hindu bali pindah agama atau tidak mau beragama terutama umat hindu bali yg cerdas, berpendidikan,wawasan luas, pembisnis,berkarir, karna anak muda jaman now sidah kebanyakan pintar2 tidak bisa pagi di bodohi sama agama dan adat yg berat ,rumit , banyak biaya embedakan kasta ,wangsa, warna ,dll
@@panduwina1 biasanya yg brani melakukan terobosan baru adalah anak muda yg perantau tinggal di luar pulau bali ,dan sudah banyak melanglang buana ,pindah pindah tempat tingggal
Mau merusak tatanan agama ya, emang di rugikan apa oleh keturunan brahmana ksatria waisya, kalo di rugikan itu artinya ada pelanggaran hukum bisa di laporkan, tidak ada catur warna merugikan, yg jadi gubernur bupati dll sekarang orang banyak golongan sudra kan, sekarang pemimpin kebanyakan dari sudra, golongan sudra bisa jadi ksatria, waisya, brahmana pandita, empu, jadi sudra jangan merasa tersolimi jangan jadi kaum dengki
@@sangtu104 saya sendiri korbanya pak makamya tiang brani ngomong hapuskan kasta, catur wangsa /warna atau apalah namanya , saya pernah bekerja di hotel bintang 5 di kuta bali , dari pihak.owner dan GM ,memilih saya sebagai asst manager operasional nah yg menjadi bawahan saya , "" maaf"" banyak dari kasta/wangsa brahmana, ksatriya , nah sedangkan saya hanya kasta/wangsa sudra , jadi kalau saya memberi pengarahan pada bawahan saya bahkan kadang saya meberi training , ada beberapa (tidak semua ) bawahan saya yg kasta brahmana dan ksatria ,ngomong nyelekit/menyinggung perasaan saya seakan akan mereka tidak terima atasanya mereka kasta sudra kayak saya ini , karna saya juga ngomong bahasa bali halus kurang lancar 100 % jadi saya ngomog bali alus campur agag sedikit kasar dan kadang pakai bahasa ingris dan jepang, nah disitu.mereka agag keberatan karma saya tidak lancar ngomong bahasa bali alus, karna saya jengkel akhirnya saya bilang pada mereka semua kalo pas jam kerja harus ngomong pakai bahasa ingris saja semuanya kalo ketemu saya sekalian kita belajar tingkatkan biasa ingris kita, disitu saya merasa di remehkan oleh kasta brahmana dan ksatria makanya saya kesal sekali waktu itu,
A
Kremasi dua jam. Selesai. Pelayat. Pulang.pagihariya keluarga.datang abu jenasah. Sudah. Dikemas. Dalam. Guci
Pembicaraan yg kurang jelas terlalu cari aman
bener pembicara di video ini ngomongnya cuma umum.nya aja cari aman tidak brani ngomong pedas sama kasta takut di bully atau takut chanelnya tidak ada yg mauenontin kayaknya
hebat pak dokter, ngaku awatara .
hebat apa sombong ia?.
Bkn. Itu biasa saja. Krn kita semua memang percikan Tuhan yg disebut Atman, dlm tubuh manusia. Hanya saja bukan luar biasa.
Yang namanya SOMBONG tentu tidak dibenarkan dalam ajaran Hindu.
Biasa ajalah, mau bilang diri nya Tuhan pun ga masalah, kan hak mereka suka²nya mengagungkan dirinya, agar orang lain kena vibrasinya mau mengagungkan dia.
@@agungayusukreni229 Mengagungkan dia melupakan diri sendiri, begitukah maksudnya ?
Khrisna itu Manusia,tapi penuh dengan Energi Kesucian makanya dengan Mudah Ia Menyatu Menjadi Hyang Kuasa,,Rama, Khrisna , Shidartha turun kedunia bukan Bermaksud untuk menyatakan diriNya adalah satu satunya Tuhan yg harus disembah dan yg lain sesat, tapi lebih menjelaskan temtang Dharma /meniti kehidupan dijalan Dharma,,
Dibahaspun untuk apa ? Yg pasti semakin lama semakin menjadi,lumrah sih kita ngomong " adatnya" sedikit dikit adat, dikit dikit adat, tajen adat, minum2 tuak/arak adat, ah....pokoknya adat n adat
Jangan melihat adat itu dari sisi negatifnya sehingga anda menjadi apatis dengan adat !
@@yanichi3738 betul, tapi jangan kebabalasan
Lu kaya, kastamu tinggi
Catur warna, adalah Profesi, pekerjaan,
1. Brahmana adalah guru, atau seorang pendidik
2. Ksatriya adalah tentara, Polisi
3 wyasia adalah pedagang
4. Sudra, tenaga kerja atau pembantu,