Kalo menurut saya filosof sih, karena menurut saya hal yg bersifat ilmuwan itu lebih kearah sesuatu yang sudah berpatok pada hal" lain yg sudah terverifikasi, dan menurut saya hal itu malah membuat kita tidak bisa berpikir lebih bebas lagi
Mungkin saya berada di keduanya pak, karena saya selalu mempertanyakan segala sesuatu dan menerima jawaban dari mana saja selama masih logis, baik itu dari sumber yang valid atau buah pemikiran sendiri maupun orang lain
Mungkin lebih tepat istilahnya bukan filsafat dan akademisi, tetapi filsafat dan sains. Pada jaman pra-sokratis, filsafat dan sains jadi satu, tidak dibedakan. Keduanya berusaha mencari makna terkait fenomena alam dan hidup manusia. Ada masa (masa modern) dimana filosofi dan sains dipisah. Filosofi membahas pembuktian fenomena secara spekulatif dan metafisik, di lain pihak sains lebih ke pembuktian fenomena secara eksperimental dan fisik. Filsafat dan sains sama-sama dalam konteks teoretis, untuk mengaktualisasikan hal2 teori supaya jadi hal yg praksis, maka perlu teknologi. Intinya, antara filsafat, sains, dan teknologi adalah hal yang berbeda. Ketiganya bisa dipelajari, dan orang yg mempelajarinya secara formal disebut akademisi. Lalu campuran ketiganya bisa menghasilkan filsafat teknologi, filsafat sains, atau bahkan teknologi-sains (teknosains).
@restanovhita2433ee... Yang ditawarkan om gembul adalah judul "provokatif". Judul provokatif belum tentu jelek. Ini adalah model strategi pasar. Yang dijelaskan orang ini jelas. Siapa akademisi, Dimana persepsi filsafat Dimana persepsi Sains. Kenapa guru gembul membuat pertentangan. Ini adalah model penyampaian secara sastra "antagonis dan protagonis" agar sebuah 'konten' rumit menjadi lebih mudah dicerna, khususnya masyarakat Indonesia. Bahasa kasarnya Dibuat dongeng. Filsafat adalah awal ilmu.. Tidak.. Filsafat membentuk pola berfikir. Dalam proses nya filsafat menumbuhkan terminologi2 (istilah) baru. Sehingga ada banyak sekali opini, dan tiap opini itu 'sah' (karena kita berhak berfilsafat seperti versi dan kemampuan kita). Dan sekarang banyak istilah dimana pemikiran banyak orang diliterasikan. Lalu literasi2 itu dipelajari dan menimbulkan pemikiran baru yang disampaikan (pernah skripsi kan?). Om gembul, hanya mengambil fenomena sosial tokoh filsafat dan sains yang berdebat di publik untuk menjadi materi awal. Lalu menjelaskan pola berfikir masing2. Kemudian, dijelaskan bahwa semuanya saling berhubungan, dimana kita berfilsafat saat menjadi akademisi. Saya sekolah seni, data secara sains sangat sulit menentukan 'kebenaran' sebuah keindahan. 😊. Saya pernah mengalami harus berfikir menentukan 'kebenaran bunyi dalam pertunjukan musik'.
Perdebatan antara Rocky G. vs Rheinald Kasali sesungguhnya adalah contoh keintiman intelektual. duel argumen yang sengit sebagai upaya melucuti pemikiran lawan bicara masing-masing tidaklah bermaksud menunjukkan mana yang superior dan mana yang inferior. kenyataanya kebenaran adalah relatif dan tafsir atas semesta adalah pekerjaan yang memerlukan prinsip keterbukaan. ini sama halnya ketika ada yang mempertentangkan antara teori dan praktek, padahal keduanya adalah fase-fase menuju pemahaman yang memadai. kita butuh teori sebelum praktek dan teori berasal dari praktek yang dianalisa. begitupun filsuf dan akademisi, mereka ibarat 2 tangkai dari 1 pohon yang sama. Thales misalnya dulu mengatakan bumi tercipta dari air dan kita tidak tau itu benar atau tidak, tapi kemudian itu menjadi pijakan bagi para pemikir dan peneliti selanjutnya yang akhirnya merumuskan hipotesis bahwa bumi terbentuk dari tabrakan antar benda di angkasa milyaran tahun lalu.
Ilmu pengetahuan membutuhkan filsafat sebagai kerangka berpikir supaya mampu menarik kesimpulan yang valid. Filsafat memerlukan sentuhan dengan realitas (empirisme) supaya tidak hilang arah. Jadi sains dan filsafat saling melengkapi.
mathematik bisa melayani membantu realitas.. misal dalam fisika.. tapi math tidak perlu realitas dalam membuat postulat dan mendeduksinya.. misal dlm geometri
realita ga ada urusan dgn empirisime, kenyataan ngga butuh indera utk pengakuan. Tanpa empirisisme, agama bisa kokoh berdiri. Tanpa empirisisme, filsafat bisa lincah jejingkrakan. Tanpa empirisisme, matematika bisa ajeg melaju. Tanpa empirisisme, bahkan fisika bisa lompat beraktualisasi. Filsafat ga butuh empirisme, agama dll juga demikian. Menyandingkan empirisisme dgn filsafat, sama aja menyandingkan kerikil dgn batu kali. Empiricism itu cabang filsafat! Sekola lu kurang jauh tong 😂 Satu hal lagi, narator, gurugembul juga banyak ngawurnya. Aristotle ga bicara rasionalisme cartesian, jauh berbeda. Dan rasionalisme (pun cartesian!) juga menegaskan bahwa empiricism based science membutuhkan logika, bukan sebaliknya. Ngawur!😂
@@denisaco OK, mungkin kalimat saya ada yang kurang jelas. Saya setuju bahwa realitas tidak membutuhkan indera untuk pengakuan. Saya juga setuju bahwa empirisme merupakan bagian dari filsafat. Yang saya maksudkan adalah, ketika kita mengembangkan filsafat, sains akan jadi alat yang sangat berguna untuk mengkonfirmasi supaya filsafat yang kita kembangkan tidak jadi sekedar hipotesis atau bahkan fantasi belaka. Mengenai agama, saya memandang agama itu di luar topik sains karena memang ada hal-hal yang di luar pengamatan kita, bahkan di luar rasionalitas kita. Kebenaran dalam agama tidak selalu merupakan kebenaran yang dapat diamati, melainkan dapat berupa kebenaran yang diyakini saja, misalnya kehidupan setelah kematian. Saya memandang matematika sebagai jembatan antara sains dan filsafat, bukan sepenuhnya bagian dari sains itu sendiri. Demikian pandangan saya. Terima kasih.
Filsuf menganalisa dan menjelaskan sebuah fenomena. Sedangkan ilmuan meneleti berdasarkan fakta dan data yang ada serta diverifikasi untuk merumuskan sebuah masalah dan sudah pasti solutif.
Ilmuwan tuh gak ada yg bilang sudah pasti solutif. Mendekati solusi iya, krn prinsip dasar mereka tuh gak ada data hasil penelitian di dunia ini yg 100%, hanya mendekati. Bisa cek di setiap hasil penelitian, selalu dan harus ada galat. Makanya di penulisan ilmiah ada bab kesimpulan dan saran, krn kode etiknya tidak ada penelitian yg sempurna.
@@rohasamiaji482 gimana kalau keduanya cara berpikir digabung? apakah akan menjadi sebuah fakta ilmiah, bisa jadi hasilnya 99% mendekati kebenaran tidak lagi 99% fiksi
Tim berpikir secara filosofis karena filosofis selalu dengan pendekatan dan perumpamaan jadi tak hanya logis namun secara imajinasi juga selalu ada jalan, namun masih tetap melakukan pembuktian secara ilmuwan, karena berpikirnya filosofis tidak cukup untuk disampaikan ke umum tanpa ada pembuktian indrawi
Ke 2 pemikiran itu sama2 penting... Tapi kebiasaan warga +62, hasil dari pemikiran2 dari filsuf kadang malah dianggap sebuah kebenaran, sebuah fakta ilmiah dan segala sesuatu diluar pemikiran itu dianggap salah dsb. Contoh... menganggap omongannya rocky gerung sebagai sebuah refrensi yang sepenuhnya benar terus mendungu-dungukan (gayanya rocky gerung yekan 🥴) pemikiran diluar itu. Pemikiran filsuf bagus buat referensi wawasan tapi gak bagus untuk dijadikan menilai fakta. Maka dari itu untuk kesimpulan akhir kita tetap butuh pemikiran ilmiah... Karna umumnya hasil pemikiran ilmiah itu adalah fakta yang tidak bisa diganggu gugat sebelum ditemukan fakta baru. Ini berdasarkan keresahan gua dimana orang2 suka menyadur pemikiran2 filosofis lalu dianggap benar tapi menskip kerangka berfikir ilmiahnya
@@fadlisani2080 betul gan sebenarnya saling melengkapi sih kedua pemikiran itu. Tau Rocky Gerung juga ternyata, menurutku dia motivator sih dalam kebebasan berpikir walaupun kadang kurang tepat juga mendungukan perbedaan pendapat
Sebagaimana analogi sosialis vs komunis yg paguru sebut tadi saling melengkapi. Begitupun akademistik vs filosofi. Terutama dalam bidang saya psikologi, yg merupakan sosial sains. kurang setuju kalau riset itu harus rigid, mungkin metodologi nya iya, tapi kan dibalik itu ada rasionalisasi kenapa kita pilih tema tertentu dalam riset, dampak nya apa, itu kan ranah intuitif/ filosofis jadi saling melengkapi. Tapi klo saya harus memilih, di *jaman sekarang* , sebagai orang yg pragmatis, saya cenderung ke akademis, terutama bidang non sosial. Karna manfaatnya paling signifikan utk kemajuan peradaban. Walaupun yg filosofis paling keras suaranya & paling berdampak dalam ranah sosial. Nuhun
Dengan kata lain kita tidak bisa menjadikan salah satu bidang sebagai patokan atau landasan yang benar dan tepat untuk memahami suatu masalah atau kondisi. Setiap bidang saling melengkapi satu dengan yang lain.
Untuk model ekonomi capitalis agak salah sedikit, mereka bukan tidak mau pemerintah menolong orang miskin, tapi mereka mau orang kaya menolong langsung orang miskin. Jika memakai pajak, maka rakyat akan mengelu2kan pemerintah, dimana ini memang maunya pemerintah & membuat seolah2 orang kaya itu jahat & harus dimusuhi padahal uangnya untuk bersedekah dari orang2 kaya yang dipropaganda sebagai orang jahat. Ini yang terjadi di Indonesia
menurutku, kewajiban mensejahterakan org miskin itu ya pemerintah, org kaya jg bersedia byr pajak asal adil klo org miskin keenakan dimanja, yang ada malah tambah banyak
Kesimpulan pribadi saya, maaf kalau salah atau tidak sepakat. Seorang Detektif itu adalah orang yg mampu berfikir filosofis sekaligus scientist. Ada film baru Death on the Nile, kisah seorang detektif yg mampu memecahkan misteri pembunuhan dengan menerapkan pola logika keduanya. ✌🙏
Detektif itu harus analitis dan bisa mengaplikasikan pemikiran deduktif. Scientist itu orang yang melakukan penelitian dengan pendekatan saintifik demi memajukan ilmu pengetahuan. Jadi keduanya adalah istilah yang berbeda.
Pada akhirnya saya bersyukur untuk tidak terlalu tunduk pada model pendidikan di Indonesia yang lebih menekankan nilai bagus dan hafalan tanpa pemahaman, karena sejak awal saya ingin belajar untuk mencari relevansinya dengan dunia nyata terkhususnya di dunia pekerjaan, bukan hanya untuk mengejar nilai semata untuk menjadi kebanggaan orang tua
berpikir scr filosofis cenderung tidak bisa dipertanggung jawabkan, titik tertentu bisa jadi isu liar... Pola pikir akademisi berdasar atas rasa tanggung jawab atas suatu pendapat dan keilmuan melalui penelitian sampai mendapat kesimpulan bahwa sesuatu itu benar adanya, sayangnya kalau didunia sosial politik pola pikir akademisi ini akan mudah terjebak dalam debat kusir oleh para filisof...
Secara akademis harga minyak dunia itu tinggi... Dan diperkirakan BBM di Indonesia bakalan nyentuh 20k perliter. Tapi pemerintah menekan harga BBM supaya tetap terjangkau (pemerintah berfikir tidak akademis). Ibu Sri Mulyani Indrawati, menaikkan pajak. Karena pajak di Indonesia itu paling rendah di negara G20 ( Pemerintah berfikir Akademis). Tapi apakah itu tidak membebani rakyat?
Kita mah cara berpikir provikator. - Informasi dari sana, dipake buat nyerang di sini. - Informasi dari sini, dipake buat nyerang di sana Tinggal nontonin mereka berantem
hmm nonton ni channel kemampuan berpikir kritis dan rasional sangat dilatih rasanya gw tambah cerdas sering nonton ni channel,selalu semangat pak meng edukasi generasi muda
Baik Filsuf maupun akademisi, menjadi berbahaya jika sudah berpihak. Kecuali berpihak kepada kebebasan kebenaran yang lahir dari pikiran mereka yang bebas
Ya walaupun saya sangat suka rocky gerung tapi kita harus objektif dan mengakui kalau rocky gerung sendiri juga memihak salah satu kubu tidak netral namun memang dia kalau debat biasanya lebih logis karena orangnya tidak mudah terbawa emosi jadi lawan bicaranya sering blunder karena emosi duluan
@Puji Pamungkas ngga juga kok bro dia memihak ke oposisi apalagi di jaman sby dia keliatan banget pro sby walaupun keluarga sby dan kroninya juga banyak kasus tapi ya itu lagi semua manusia gaada yang sempurna dan objektif aja emang itu wajar gaperlu ditutup tutupin
RG ini ahli putar balik silogisme, dengan perbendaharaan kosakata yang kaya. Singkatnya, beliau emang jago retorika alias ngemeng. Tapi memang itulah kelebihan utama anak fakultas humaniora, di mana saya juga belajar di sana, dan mendengar langsung testimoni kolega RG, baik plus maupun minusnya.
Pengikut Rocky Gerung itu aneh, rg pernah bilang 'ijazah adalah bukti orang pernah sekolah bukan oernah berfikir' dan pak rg menyatakan dirinya tidak punya ijazah dan para pendukungnya pun menyimpulkan dan ngotot bahwa sekolah itu tidak penting kalau anda mau jadi pengusaha dan ijazah itu cuma untuk pekerja, mereka melupakan fakta bahwa walaupun rg tidak punya ijazah tapi dia pernah sekolah, yah tapi namanya pengikut, tidak bisa berfikir sendiri.
@@marjanaking404notfound3 Anggap saja dia itu aneh Akan tetapi dia itu Ada bener nya juga, dan ga patut juga bagi kita untuk menyalahkan dia, karena dia sendiri juga mumpuni untuk memberi informasi yang tidak kita pelajari. Lagipula para generasi ini dibentuk oleh system peradaban yang ditunggangi oleh pelaku dibalik layar. Terlepas dari kita yang bersekolah punya ijazah dan yang sekolah tapi tidak punya ijazah serta yang sama sekali tidak sekolah, kita sama sama dihakimi oleh orang dibalik layar dan kita di adu domba. Setelah kita hancur barulah mereka datang sebagai juru selamat.
Berhubung separuh umur saya tumbuh di sudut akademis dan berkembang menjadi seorang 'sarjana' ilmuwan. (Kata RG ijasah hanyalah tanda pernah sekolah,bukan tanda pernah berpikir [padahal saya kerjakan skripsi juga harus berpikir kan?] ) Baiknya filsuf dan ilmuwan ini tetap terus ada dan kolaboratif. Kerangka berpikir filsuf ada karena fenomena dan alur pikir ilmuwan berfokus pada pengujian yang verifikatif. Persamaan kesejatian mereka terletak pada integritas nya. Apakah mereka memiliki integritas untuk dapat menggunakan sudut pandang pengetahuan mereka secara bijak untuk kebaikan manusia & mahkluk hidup di bumi atau justru sebaliknya, menghancurkan dan kacaukan bumi dengan logika fallacy nya atau sesat pikir.
Semua orang di bidang anda, pasti akan mengerjakan skripsi. Namun itu belum tentu bisa di sebut berpikir.. Salah satu tanda berpikir adalah.. Anda mampu mengerjakan skripsi anda sendiri tanpa bantuan siapapun, dan bernilai baik. Banyak di luar sana yg sudah mengerjakan skripsi, namun gagal. Dan pada akhirnya minta di buatkan skripsi dengan membayar orang lain. Sampai di sini saya kira anda sudah paham,apa itu arti berpikir.. Bukan asal mikir.. Namun harus di ikuti dengan hasil yg baik.
Hmm bener sih, Kalau bikin skripsi kan juga butuh berpikir, pakai akal juga pastinya, kalau ngerjainnya bener ya pasti lulus. Mungkin Rocky suka pakai silogisme & kata frontal, dangkal gitu, jadi impact nya dia makin disukai banyak orang karena dia filsuf & ahli kritik
@@DetarGank96 ya bisa jadi Baraya. . RG disukai karena hal itu, silogisme, dangkal dsb, itu kan hanya opini yg RG gunakan. . Impact-nya banyak follower baru yg meniru gaya berfikir RG termasuk cara balas komentarnya seperti komen diatas yg menunjukkan apakah punya integritas atau tidak. . Bagi saya pribadi, yang terpenting selama filsuf & ilmuwan tidak menciptakan sesat pikir baru & bisa menghasilkan solusi, bermanfaat bagi manusia, ya itu lebih baik daripada debat berkepanjangan tanpa solusi. .
Satu hal yang bisa diammbil dari kemampuan para ilmuwan dan filsuf yg bisa diterapkan dalam kehidupan sehari2 yaitu mereka memilih bersikap skeptis ketika dihadapkan dengan suatu gagasam, gambaran, ide sehingga mereka tidak mudah terjerumus sebelumnsemuanya itu terbukti. Mungkin cara berpikir spt mereka bisa memberikan solusi atas masalah masyarakat yang mudah ditipu, dimanipulas.
Sesuatu yg awalnya digeluti akademisi, namun tidak sedikit dari mereka juga bersuara sbg filosof (thd objek yg sama). Itulah keunikan teori kuantum dan interpretasinya.
Kalo saya sepertinya lebih cenderung ke pola pikir Filsuf. Tapi justru karena itu terkadang saya merasa kesepian, karena pola pikir saya berbeda dengan orang lain. Ini terkadang menimbulkan beberapa masalah, yg ironisnya saat saya berdebat/berdiskusi, saya tidak pernah ada yg mendukung, jadi kalo berdiskusi atau berdebat sama lebih dari 1 org, biasanya saya yg dikeroyok. Jadi lama kelamaan saya merasa sendirian dan kesepian, saya juga jarang sekali mengemukakan pendapat. :)
Tak perlu risau tetaplah yakin dgn pendirianmu Kebanyakan perubahan² besar di dunia di sepanjang sejarah manusia Itu di pelopori orang² filosof Tau gk kenapa penemuan² di dunia ini kebanyakan dr barat Karna di barat itu orang²nya kebanyakan berpikir secara filsuf/independen/selalu berpikir berbeda/radikal (Fislsuf: bertanya berpikir mendalam dan menghubung²kan) Penemuan² besar di dunia ini ada karna orang² berpikir radikal/beda dr pandangan umum/pandangan mayoritas Contoh kek penemu mobil dan lampu pertama didunia Padahal saat² awal penciptaan mobil dan lampu Hampir kebanyakan orang berpikir itu gila/mustahil Tapi Mereka mendidkasikan sepenuh hidupnya Cuman bwat berfilosofi terkait gimana bisa menciptakan mesin Saking radikalnya orang2 penemu ini Mereka sering di musuhi karna pemikiran dan keyakinan nya berbeda dr keyakinan mayoritas Tapi lambat laun pemikiran radikalnya ini terbukti benar Dan orang² terkagum² dgn pembuktiannya
Gpp gan kita juga sama gua juga sendirian tokoh tokoh revolusioner di dunia dulu juga sering di kecam sama orang sekitar contoh aja nabi kita nabi muhammad, galileo, dll
Saya juga begitu akibatnya saya jarang ngobrol dgn org lain apalagi sama bapak bapak .mereka kebanyakan memakai pendapat org lain yg mereka lihat diyutube atau tv .sedangkan saya hanya memakai logika berfikir sendri
Sederhananya filsup itu berpikir "kenapa", kalau praktisi/akademisi itu berpikirnya "bagaimana". Dalam konteks ilmu pengetahuan paradigma kenapa dan bagaimana itu adalah sebuah rangkaian pengetahuan yg berkelindan satu sama lain, agar pengetahuan itu nantinya bisa di aplikasikan dan hilirnya menjadi sebuah sistem ilmu pengetahuan yg holistik untuk menciptakan kebaikan di dunia. Btw thanks Guru Gembul atas majelis-majelis ilmu seperti ini, mudah-mudahan hal-hal seperti ini akan terus ada dan massif untuk pencerahan menuju peradaban yg lebih baik lagi.
Siapakah pemenang filosof VS ilmuwan??? Politisi. Politisi bisa menggunakan data yang diperoleh ilmuwan serta pemikiran filosof untuk kepentingannya. Contohnya: Pemikiran Adam Smith dan Karl Marx yang digunakan politisi untuk mengumpulkan simpati, mencari dukungan, atau bahkan mengobarkan perang.
Kalau tidak salah ada quote dari socrates begini : "Dengan segala cara, menikahlah. Jika dapat istri yang baik kau akan jadi akademisi, jika dapat istri buruk kau akan jadi filsuf".
Tidak semua akademisi menggunakan data, sebagaimana kata pak guru gembul, pendidikan kita menyiapkan guru/dosen agar cerdas dalam membuat Silabus dll kalau dosen RPS dll sehingga data yang disajikan bukan untuk mencerdaskan tp formalitas untuk memenuhi kewajiban 😄
Menurut kesimpulan pribadi saya, pak Roky gerung sering sekali menggunakan kata2 yg kurang etis seperti goblok, dungu dll dan celakanya kata2 itu digunakan untuk mengunci lawan sehingga membuat pengagum lawan ikut emosi dan pengagum Roky gerung merasa jumawa. Walaupun mungkin mereka sendiri (Roky gerung dan lawan debat ) biasa saja.
Sebenarnya Rocky Gerung itu cerdas. Ini bisa nampak dari kuliah-kuliahnya. Tapi entah kenapa dia menggunakan diksi seperti itu saat berdebat di acara TV. Lawan bicaranya di TV juga umumnya tidak lebih baik, mereka bicara sebelum berpikir.
@@sr3821 sepertinya memang klo kita bandingkan demikian tidak pas jg. Karena seorang filsuf datang sendiri cukup dengan satu kunci filsafatnya bisa mematahkan beberapa akademisi yg butuh bertumpuk2 data empiris untuk menguatkan perkataanya. Artinya memang untuk berdepat lbh mudah seorang filsuf. Akademisi cocoknya berdebatnya dengan sesama akademisi
Sy berharap kelanjutannya pak guru membahas lbh dalam mengenai komunis dan kapitalis kaitannya dg kekuatan politik. Sbab bnyk yg berpikir anti komunis pdhl mrk melakukan bbrp nilai dr ideologi komunis itu, bgt jg dg kapitalis. Sbnrnya td pak guru jg sdh menyinggung sdkt bhw usa jg ada nilai2 ideologi komunisnya dan rrc ada nilai2 kapitalis yg dijalankan oleh pemerintahannya msg2. Bedakan jg ideologi murni dg ideologi yg sdh berwujud atau berbentuk spt badan/partai/organisasi yg tujuannya sdh pasti kekuasaan. Maaf kl ada kesalahan tlg dikoreksi pak guru🙏
Dengan penjelasan video, saya berfikir bahwa saya termasuk ke filsuf namun, untuk kondisi sekarang seakan-akan dipaksa untuk menjadi ilmuan, dimana pola berfikir dari idealitas menjadi materialitas, tetapi saya berusaha untuk idealitas Karen materialitas mensampingkan moral dan terkesan membenarkan penderitaan (kesulitan)
Yg paling di sukai oleh para petinggi, ilmuan, Agamawan yakni berdebat yg kemudian jadi kekacauan karena mereka berbeda akademis. Bukan bekerja kemudian menghasilkan sebuah karya yg bermanfaat bagi masyarakat kemudian TDK menciptakan kericuhan.
Berdebat adalah bukti adanya kemajuan berpikir, yg kedepannya menghasilkan BUAH pikir itu sendiri. Buah tsb dicatatkan menjadi sebuah rangkaian informasi yg pula dgn informasi itu sendiri nantinya di uji. Ini yg dinamakan dgn kemajuan proses berpikir. Pak RG ini selain filsafat, beliau juga banyak belajar ilmu empiris, hanya saja yg terlihat oleh kita adalah mutiara retorikanya saja. Berpikir secara empiris juga harus didukung berpikir secara retoris. Ke-2 nya dibutuhkan, bukan saling menjatuhkan, debat akademisi menghasilkan BUAH, bukan barang REJECT
Filsuf berarti orang yang suka cinta akan hikmah sedakan ilmuan saintis yang selalu menguji maupun mencoba segala cabang ilmu secara empiris dan logis kedua duanya adalah ayah dan ibu dari semua ilmu pengetahuan jadi keduanya tidak bisa di pisahkan
@@qoqosan3530menurut saya justru kemajuan sain tanpa panduan filosofi moral bisa sangat berbahaya bagi kemanusiaan..sain terbaik adalah yg mencari bimbingan Keagamaan
@@gurugembul Semua Channel dalam RUclips ini boleh #Netizen konsumsi kontennya dengan bebas, tetapi Channel #PersekutuanAnakDaud tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah #Netizen konsumsi konten ini: ruclips.net/video/_49QB82b3aU/видео.html, sebab pada hari #Netizen mengkonsumsinya, pastilah #Netizen mati. Si Jahat atau Si Pendurhaka atau Anti Kristus atau Dajjal itu berkata kepada Kaum Hawa itu: "Tentulah #PersekutuanAnakDaud berkomentar: Semua Channel dalam RUclips ini jangan #Netizen tonton kontennya, bukan?" Lalu sahut Kaum Hawa itu kepada Si Jahat atau Si Pendurhaka atau Anti Kristus atau Dajjal itu: "Konten Channel-Channel dalam RUclips ini boleh kami tonton, tetapi tentang konten Channel yang ada di tengah-tengah RUclips, #PersekutuanAnakDaud berkomentar: Jangan #Netizen tonton ataupun dengar konten itu, nanti #Netizen mati." Tetapi Si Jahat atau Si Pendurhaka atau Anti Kristus atau Dajjal itu berkata kepada kaum Hawa itu: "Sekali-kali #Netizen tidak akan mati, tetapi #PersekutuanAnakDaud mengetahui, bahwa pada waktu #Netizen menontonnya mata #Netizen akan terbuka, dan #Netizen akan menjadi seperti #PersekutuanAnakDaud, tahu tentang yang baik dan yang jahat." Kaum Hawa itu melihat, bahwa konten Channel itu baik untuk ditonton dan sedap kelihatannya, lagipula Channel itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu kaum Hawa mengklik dari linknya dan ditontonnya dan diberikannya juga kepada kaum Adam yang bersama-sama dengan kaum Hawa, dan kaum Adampun menontonnya.
Hoaks adalah lawan kebenaran., kebenaran adalah fakta yang perlu validasi dan usaha untuk mendapatkannya. Maka sebenarnya yang beredar sekarang saat ini kebanyakan adalah hoaks, hoaks bisa berasal dari kebodohan diri. Sedangkan kebodohan itu sangat luas.
kalok boleh mengambil pendekatan yg teraplikasi : 1. Pancasila ->falsafah -> filsuf 2. UUD dan turunannya -> manajemen, teknik -> ilmuwan Sebebas-bebasnya filsuf dan ilmuwan ada batasan2 yang tidak boleh dilewati dan 'batasan2' yg tidak dapat dijangkau.. secara singkat, hindari ide dan karya yang liar.. Meski ada beberapa atau mungkin banyak yg tidak paham Pancasila ataupun tidak sepaham dengan Pancasila, tapi bagi saya, itu adalah falsafah terbaik yang merangkum pesan universal dan pesan individual.. Melalui komen ini, mungkin ada yg dapat menyampaikan ke BPIP, bagaimana menjelaskan secara sederhana dan aplikatif, sehingga Pancasila benar2 menjadi falsafah bangsa.. dengan keadaan sekarang ini dan selanjutnya, tidak ada jalan keluar utk bangsa Indonesia kecuali KEMBALI.. 🤗🙏
Kalau ilmuwan itu berpikir untuk memecahkan masalah yg timbul. Tapi kalau filsuf itu berpikir sekalipun tidak ada masalah yg timbul, sekalipun nanti hasil pemikirannya justru akan menimbulkan masalah baru. 😁😅😂🤣
Sebenarnya jawabannya sudah Bapak Guru sebutkan, saya berpikir ilmiah pada bidang yg saya geluti, namun untuk fenomena diluar bidang saya terkadang harus menjadi filsuf juga karena kurang nya pengetahuan/data saya
Pembahasannya pak guru gembul sangat luar biasa dan mudah di pahami bagi orang awam seperti saya. bisa menjelaskan beserta memberikan contoh-contohnya yang terjadi di kehidupan sekitar kita.
pak guru melakukan simplifikasi : ilmuan berpikir induktif empirik filsuf berpikir deduktif simplifikasi yg cukup wajar, meski sebenarnya apa bila mencermati lebih jauh, sebenarnya baik ilmuan maupun filsuf pada suatu titik mereka masing" tetap saja menggunakan kedua metode berpikir tersebut
Kapitalis = Saudagar, bangsawan. Sosialis = Rakyat. Ya emang gk bisa di pisahin , kalo maksain kapitalis bakalas chaos begitu pula sebaliknya. Itu gk semua nya ya tapi lebih masuk ke dominan nya
korea utara = bank,perusahaan dan semuanya milik negara BARAT= bank,bbm,listrik hampir semua perusahaan milik taipan/saudagar INDONESIA,MALAYSIA,SINGAPORE,CHINA,VIETNAM = aset vital BANK,BBM,LISTRIK,BANDARA/PELABUHAN di kuasai BUMN perusahaan sisanya di miliki swasta yg paling bagus sistem yg mana
@@samsamijan9029 Gk ada yg bagus kalo manusianya gk bagus. Tujuan didirikan bumn itu untuk menopang kehidupan masyarakat2 menengah sampai kecil. Kalau pada akhirnya BUMN itu gk bisa menjamin rakyat2 kecil, ya percuma.
@@immortaljack522 TUJUAN BUMN menguasai hal Vital itu biar tidak di mainkan sama pengusaha seEnaknya bayangin PERTAMINA,PLN,BANK2 di kuasai Swasta.. begitu kuatnya pengaruhnya orng tersebut
@@samsamijan9029 ya spt itu, ibaratnya swasta itu bisa mainkan harga, sedangkan BUMN itu matok harga yg sesuai biar terjangkau sama masyarakat2 kecil. gk kebayang kalo swasta lebih dominan trus mainin harga...
Trims guru gembul, di bagian akhir video sudah menjelaskan perbedaan antara komunis & kapitalis. Selama ini di Indonesia berkembang bahwa komunis adalah musuh agama. Yg terjadi kala itu, menurut pencetus asli paham komunis adalah gerakan moral rakyat miskin (palu=pekerja & arit=petani) yg menuntut keadilan atas kesewenang-wenangan kaum kapitalis borjuis yg mengekplorasi tenaga mereka dengan biaya rendah.
Video yang bagus nih pak Guru, hal kecil saja terkait pencetus kapitalisme dan komunisme. Walau Adam Smith dan Karl Marx adalah tokoh yang paling terkenal terkait ideologi tersebut, tapi banyak sumber mengatakan bukan mereka pencetusnya. Not trying to sound salty but can't help it Pak Keep up the good video
Cara saya berfikir ada pada keduanya.. Secara umum, pemikiran saya adalah filsuf. Namun ada beberapa point' yg saya kaji mendalam. Seperti saya dapat membaca karakter seseorang dan mampu menebak dan merasakan emosi seseorang.. Dan 1 contoh lagi. Saya mempelajari ilmu perhitungan cina,Jawa dan Arab. Hingga Alhamdulillah sampai kini belum ada 1 pun perhitungan saya yg meleset. Karena dari penelitian yg bertahun-tahun itu,saya dapat benang merah dari semua hal yg saya pelajari. Dan itu tidak ada di buku, dan tidak ada 1 guru pun yg tau. Mungkin itu bisa di sebut saya mendapat karuniaNya. Namun agar kemampuan saya tidak di salah guna kan. Saya sudah berjanji ,tidak akan menggunakan nya untuk kepentingan ku, apapun yg terjadi. Hanya untuk menolong orang yg benar-benar membutuhkan,dan saya yg tau apakah orang itu jujur benar-benar membutuhkan,atau sebaliknya.. Salam buat guru gembul.. Saya tutup dengan kata :"tidak ada daya dan upaya, kecuali semua itu datang dariNya dan milikNya".
Sy sering mendengar ahli filosof dlm omongannya ngambang tanpa isi tapi selalu berantai dan bisa masuk logika.tapi akademisi dlm bahasa nya selalu berbobot dan bisa di pertanggung jawabkan dengan bukti bukti. pilosof selalu berbicara dengan pemikirannya yg bisa berpantasi ke segala lini tapi akademisi berbicara berdasar penelitian maka kalau dua ilmu ini di pakai akan bisa saling melengkapi.trima kasih guru🙏
Si roki ahli debat krn kecerdasannya. Cerdas mnata & memutar kata2 agar lawannya bingung tak bs bkutik. Ilmu cocoklogi adlh Cara mnghipnotis pendunkungnya agar tlihat sbg prof. Cr mengalahkan si roki, cukup konsen, buat dia bingung, lalu jatuhkan dgn Ilmu realita.
Kalo aku tangkep Filosofer cocok nya sebagai inovator, pembuka inspirasi dan wawasan Dan kunci penting dalam menemukan plothole dari berbagai ilmu Sedangkan akademisi ahli cocok pengembangan tingkat lanjutan agar menyempurnakan karya dan pemikiran sebelumnya, dan berperan penting dalam memastikan ilmu atau hasil penelitian itu valid
Filosof lbh pantas mjd Jubir ato pendukung paslon pd Pilgub ato Pilpres. Krn keahliannya dlm hal mnata kata & memutar balikan kata2. Ga perlu data & realita utk mengkanpanyekan program paslon. Cukup metode COCOKLOGI akan mghipnotis calon pendukungnya yg bodoh & dungu. Keahlian ini pantas dilakukan o Prof Dungu. 😂😂😅
Masyarakat sekarang ini lebih suka kemasan daripada isi, yg penting seseorang bisa mengemas citranya sebagai orang pintar maka dia akan disukai orang walaupun isi kepalanya kosong. Makanya cukup dengan bermodal sorban, baju koko dan hapal Al-Qur'an sedikit seorang mualaf bisa menjadi ulama yg didengar banyak orang. Kemasan ini akan menjadi dasar penilaian orang akan sumber yg dipercaya, karena daripada memeriksa ratusan pakar yg tidak terkenal lebih mudah untuk percaya 1 penipu terkenal yg kemasannya wah
Terlepas suka atau tidak 2 org hebat di atas contoh dialog dr 2 sisi perbedaan dan cara berargumentasi dgn Cerdas mengedepankan intelektualitas bravo bang Rocky✌
Wah menarik guru. Professor saya orang Korea Selatan, sering kali mengulang-ulang kalimat ini setiap mengajar "filosofi adalah jembatan ilmu sains dan teologi". Padahal beliau basic-nya mengajar ilmu kuantitatif. Mungkin dalam menyerap penalaran, filsuf ini intepretasinya deduktif ya, sedangkan ilmuan intepretasinya induktif
Justru menurut saya Filsuf yg memiliki kontruksi induktif, sedangkan Ilmuwan itu Deduktif. Tapi untuk perkembangan jaman bisa terjadi campuran atas kontruksi itu, jadi Filsuf dan Ilmuwan punya kapasitas yg sama walaupun tidak identik.
Istilah2 yg keluar dr filsuf cendrung umum, universal sehingga sampe pd kesimpulan pun akan sebisa mungkin hasilnya universal sekalipun kalo sampe pd thp pengaplikasian scr real blm tentu filsuf bisa, benar sprti yg di katakan guru gembul filsuf bs mengkritik yg masuk akal tp blm tentu punya solusi akan kritikannya,
@@detuutama4538 filsuf biasanya lebih menggali dasarnya apa itu "HAL".. asal usul.. tujuan "HAL".. mengajukan suatu sistem cara pandang tertentu terhadap " HAL" dan ini melapangkan jalan bagi pengembangan metode untuk mencapai solusi problem yg anda maksud...
informasi tambahan, philosophy yg punya methodology rigid disebutnya filusuf analytical sprt immanuel kant, adam smith, etc, kalau yg methodology terlalu terbuka namanya filusuf continental, btw dulu sir issac newton disebutnya natural philosophy sblm istilah science
dahulu saya selalu mendengarkan " ilmu banyak diluar daripada di sekolah" karna saya lihat fakta di medsos dan sekitaran lingkungan saya, akhirnya saya pun setuju dengan argumen ini, tetapi ketika saya memasuki dunia perkuliah-an ternyata gk seperti itu yg dimana saya banyak menghadapi banyak rumusan di dalam buku buku kuliah yg klo saya perhatikan lagi kebanyakan semua nya kadang tak sesuai di sekitaran lingkungan saya, yg dimana saya berfikir bahwa untuk bisa memasuki dunia pekerjaan haruslah memahami banyak rumusan dan pembahasan yg ada di dalam buku, tetapi setelah ke lapangan ternyata tidak semua yg di buku di praktekan di luar, bahkan ada banyak juga yg mengabaikan apa yg dikatakan buku buku itu contohnya ketika kita kerja jadi kuli haruslah memakai peralatan yg safty, seperti helm,sepatu, tp tdk, malahan banyak yg make swalo kadang telanjang kaki juga gk pake baju dan suka minum kukubima, jadi saya fikir gk semua harus di cerna secara akademi dan sebaliknya begitu dan itulah yg saya fikirkan!
itu produk kebijakan hukum. bukan "buku". kebijakan hukum ya terserah pemangku kebijakan dengan tujuannya sendiri. sedang kuli biasanya orientasinya nyaman dan cepat. ngapain pake helm dan kaca mata buat aduk semen ? gerah !. gitu lah
Ilmuan adalah filsuf. Semua ciri ilmuan itu adalah juga ciri seorang filsuf. Perspektif bebas bernalar bukan berarti liar, ngelantur tanpa dasar, sehingga terkesan omdo... Makanyanya aspek yg perlu ditonjolkan seorang filsuf adalah responsibilitas atas pencarian budi. Perspektif filsafati juga bertolak dari fakta empiris; objek material dan juga ontologis....
Contoh cara pikir akademisi yg lagi hapening di indo : kasus DSA dr terawan. IDI harus di yakinkan secara uji klinis yg ketat utk membuktikan kalau terapi yg baik dan benar. Sedangkan dari kacamata pasien awam, yg penting sembuh dari sakit nya
Terima kasih, sangat mencerahkan. Saya mengamati kecenderungan RG. Apapun penalarannya hampir selalu (mungkin 99%) mengarah ke pendeiskreditan Pak Jkw. Ini cirikhas filsuf atau karakter pribadi?. Itu satu point pengamatan saya. Yang kedua, judgement dia terhadap suatu masalah tidak pernah holsitik. Misalnya soal UU Ciptakerja. UU itu satu paket dengan visi dan misi pensejahteraan rakyat. Dalam sistem ekonomi yang berat ke kapitalis (terindikasi oleh kontribusi negara thd PDB yang hanya 13%-15%), peran negara hanya memfasilitasi, a.l. berupa infrastruktur, kemudahan perizinan, kesepakatan-kesepakatan dengan investor, jejaring bisnis, insentip, program hilirisasi industri, dll yang lazim disederhanakan sebutannya menjadi stimulus. Dengan stimulus tsb tercipta lapangan kerja. Populasi kita yang semakin meningkat tersalurkan ke sana. Salah satu konsekuensinnya, tercipta keseimbangan (equilibrium) demand and suppy ketenagakerjaan. Mereka dipertemukan di suatu titik bernama imbalan kerja dan status bekerja. Nah RG mnyoal titik itu dengan justifikasinya sendiri sebagai tidak pro buruh, tanpa mengkaji perosoalan holistiknya. Pun tdk mengkaji risiko tatkala Investor gagal masuk. Pertanyaan saya : di mana implemenentasi pola pikir holistik seorang filsut?. Sikap yang sama didemonstrasikan untuk kasus-kasus lain, misalnya IKN tanpa dikaitkan dengan solusi urbanisasi Jkt/Java centris, konservasi lahan pertanian terhadap konversi menjadi lahan aspal dan beton, keragaman skim investasi, diviersifikasi ekonomi di luar Jawa, smartness ibukota negara, dll yang menjadi konsideran kebijakan IKN. Pertanyaan selanjutnya, masih terkait dengan pola penalaran. Dalam konteks menjalankan fungsi control Pemerintahan sebagaimana dia claim berulang-ulang, apakah kritikan dia bermanfaat sebagai fungsi control?. Maaf, menurut saya sangat tidak bermanfaat karena tdk menyentuh persoalan secara holistik, apalagi UU mengharuskan KONSTRUKTF bagi setiap kritik. Btw saya berharap agar kelak Mas Gurugembul menjadi saksi ahli di persidangan RG. Sekali lagi, terima kasih dan salam.
Hingga sekarang, sebagian besar ilmuwan yang telah dipenuhi dengan pengembangan teori baru yang mendeskripsikan apakah alam semesta itu, mengajukan pertanyaan "mengapa"? Sebaliknya, orang-orang yang pekerjaannya bertanya menggunakan kata tanya mengapa, para filsuf, tidak pernah mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan teori ilmiah/saintifik. Pada abad kedelapan belas, para filsuf mempertimbangkan pengetahuan manusia secara keseluruhan, termasuk sains, menjadi medan kajiannya. Para filsuf mereduksi ruang lingkup kajian mereka sedemikian sempit, sehingga Wittgestein, filsuf paling tersohor, berkata, "Satu-satunya pekerjaan yang masih dipertahankan bagi filsafat adalah analisis bahasa." Suatu kemunduran tradisi agung filsafat, dari Aristoteles ke Kant.
filsuf itu rasional dek, kalo g ada Socrates, Plato, Aristoteles, Dan filsuf besar lainnya ilmu pengetahuan g akan semaju ini. Dan g hanya rasional, tapi juga komprehensif, radikal, bebas dan holistik
@@clover_311 yang bilang tidak rasional siapa wak?, di baca pelan pelan pahami (kebutuhan rasional) artinya ilmu ilmu filsafat itu di terapkan dalam kehidupan terutama ke emosional diri, karena di situ banyak nilai nilai kehidupan yang bisa di petik. sedangkan sains lebih ke rasional (artinya lebih kedalam rasional karena sudah terbukti ada hukum2 alam yang berlaku disitu, misal apa itu gravitasi relativitas dll.) seperti yang di bilang pak gembul semua sama2 rasional kalo tidak ada filsafat peradaban mungkin tidak sebaik sekarang, kalo tidak ada sains mungkin anda tidak dapat menonton video pak gembul sambil rebahan, (teknologi).
@@SabirHQ sains lebih rasional? Apa yang ngebuat sains rasional? Bukti empiris? Oh jadi dengan bukti empiris maka sesuatu dianggap rasional? Tapi bagaimana dengan proposisi "yang rasional adalah yang empiris"? Proposisi itu sendiri sudah kacau karena tidak visa membuktikan keempirisannya. Syarat ilmu pengetahuan harus ada Justified True Belief? Kalo begitu coba justifikasiib Justified true belief itu. Lebih lengkap baca Gettier Problem sama Fayerabend.
Memang benar bahwa kita dapat menemukan karakteristik tajam antara ilmuwan dan filsuf. Akan tetapi, perlu diingat untuk tidak mempersempit jangkauan filsafat. titik tolak sains yakni Empiris juga berasal dari aliran filsafat empirisme. Maka dari itu, tampaknya penjelasan Pak Guru cenderung membatasi filsafat pada rasionalitas dan ini hanya merupakan salah satu cara berpikir atau aliran dalam filsafat yaitu rasionalisme. Antara rasionalisme dan empirisme sendiri sudah terjadi dialektika yang kompleks sekurang-kurangnya sejak periode filsafat barat. Isaac Newton menamakan bukunya yang berisikan penelitian matematis dalam filsafat alam sebagai Philosophiae Naturalis Principia Mathematica. ini mengidikasikan bahwa pada penelitian scientific ditempatkan dalam kerangka filsafat alam. begitu juga ketika August Comte meletakkan dasar positivis. ini contoh betapa filsafat juga memuat di dalamnya penelitian empiris, tetapi tidak berhenti padanya.
saya sepertinya lebih sering melamun sebagai filsuf, namun berkomunikasi ala ilmuwan. punya banyak teori hasil simpulan sendiri, tapi bekerjasama menggunakan metodologi yang teruji.
Apakah mungkin ada seorang akademisi yg sekaligus filosofi pak guru.......yg bisa membahas sebuah masalah tapi juga bisa memberikan solusi dr masalah itu...
Filosof tidak mewakili kebenaran. Sedangkan ilmuwan nenampilkan kebenaran sementara yang bisa berubah pada waktu yang akan datang. Kebenaran mutlak datang dari Allah SWT dinyatakan dalam Al Quran.
Menurut saya RG karena sudah masuk ranah Politik, maka seringkali pandangan / pendapatnya terkontaminasi dengan situasi Politik sehingga bukan murni berdasarkan pandangan / pendapat sebagai seorang Filsuf...btw Ada nggak sih filsuf atau akademisi yang suka bicara kasar?...
Ada yang kurang utuh dalam bahasan pak Guru Gembul tentang Komunisme dan Kapitalisme. Begini. Komunisme dan Kapitalisme, keduanya ada di level praktis, implementatif dan lebih sempit. Disebut tadi sebagai level akademis. Keduanya berseberangan, karena keduanya berangkat dari filosofi yang berbeda bahkan berlawanan. Filosofi apa itu?, itu adalah Sosialisme vs Liberalisme. keduanya ada di level FILSAFAT. Bukan level praktis. Keduanya adalah idealisasi atau model sempurna dalam level TEORETIS. Maka keduanya adalah NILAI. Atau hal ideal. Nilai harus direalisasikan dalam PRAKSIS, yang dilakukan. Salah satu (mungkin satu satunya) cara merealiasikan itulah yang masing2 tadi disebut. SOSIALISME melahirkan KOMUNISME di ranah praktis. Dan LIBERALISME melahirkan KAPITALISME di ranah praktis. Bertemu dalam persaingan yang akhirnya bermuara politis, seperti Sovyet vs AS di masa Perang Dingin, atau China + Sovyet vs AS + NATO di masa sekarang. Namun kedua pihak harus mengakui bahwa masing masing perlu mengakomodasi kelebihan satu sama lain sehingga praktis Komunisme vs Kapitalisme tidak terlalu runcing bersaing di era sekarang, berganti persaingan secara geopolitis yang lebih kompleks. Apalagi persaingan "kakek filsafat" masing masing, yaitu Sosialis vs Liberal nyaris sudah tak terdengan lagi, seolah keduanya sudah berjabat tangan dan mengamati "anak cucunya" yang juga mulai saling belajar memanfaatkan kelebihan saingannya. Misalnya China menjadi "negara dengan dua sistem", Barat memakai sistem perlindungan di hari tua yang diambil dari pajak yang besar, dan itu juga adalah prinsip2 sosialistik. Jadi, Komunisme sendiri samasekali bukan di level filosofis. Hanya level praktis belaka. Nama negara komunistis juga tidak memakai kata "komunis", melainkan memakai kata "sosialis". Misalnya Republik Sosialis Vietnam, Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia, bahkan Republik Rakyat Tiongkok pun memakai kata "rakyat" yang bermakna sosialisme juga. Dalam penamaan, memang lazim tidak dipakai nama pada level praktis seperti komunisme atau kapitalisme. Lebih disukai memakai nama pada level konsep, misalnya "demokrasi" .
Banyak ilmuwan plus filusuf, contohnya Gus Baha. Pemikirannya ttg sebuah tema berat, tampak menjadi sangat ringan, bahwa agama itu mudah, dan selalu diiringi dengan data-data dari sekian referensi kitab, dll.
Yg lebih cerdas itu ilmuan yg menemukan alat canggih,,kalau sekedar filsafat yg seperti mu banyak di daerah saya bul,,cuma lihai bicara yg di pelajari,,
Super Pak Guru, Dua sudut pandang pemikiran berbeda dijelaskan secara singkat padat dan mudah dimengerti😃👍🏿, selanjutnya mungkin pak guru bisa membahas Pemekaran 3 Provinsi baru di Indonesia yang baru di tetapkan kemarin🙏🙏
Kasus dr Terawan, Beliau dipecat dari IDI salah satunya karena tidak kooperatif dlm membuktikan prakteknya yg dinilai tanpa riset terlebih dahulu. Pak Terawan berpikir sebagaimana Filsuf padahal seharusnya dunia kedokteran sangat terikat dalam koridor ilmuan. Untuk diketahui bahwa Pak Terawan tidak memiliki bukti level of evidence yg dapat diterima dlm kategori jurnal terverifikasi valid. Setelah bbrp tahun diberi kesempatan Beliau tetap tidak mampu memberikan hasil riset yg layak. Testimony para pasien yg sembuh itu tidak dapat dijadikan evidence. Ada syarat ketat yg relevansinya diatur dlm riset u/ sebuah evidence. Kemudian khalayak ramai bahkan DPR menyalahkan & menyudutkan IDI karena tidak mampu memfasilitasi riset dari Pak Terawan sampai level of evidence yg layak. Akhirnya sekarang masih kisruh akibat permasalahan ini diamplifikasi ke publik masyarakat yg masih belum mampu berpikir sistematis. Beginilah rakyat diadu domba. Tidak paham kerangka berpikir/ paradigma saat perseteruan terjadi tapi ikut berkomentar. Silahkan disimak agar tidak ikut komentar yg tidak relevan ruclips.net/video/LeWjMbxFOuY/видео.html
Emang DPR itu cuman mengadu domba, sebenarnya kan itu masalah internalnya IDI, cuman disuruh menunjukkan metodologinya, biar nanti kalo ada masalah bisa diselesain bareng2, kalo nanti patennya juga milik pak terawan juga
kalau penelitian itu harus benar benar akurat. contoh team ilmuan A meneliti tentang suatu objek yang belum diteliti dan team ilmuan B meneliti tentang objek yang sama yang akan di teliti ilmuan A. kalau menentukan hasil penelitian kesimpulan kedua team A dan B sama berarti benar tapi kalau ada kesimpulan akhir yg berbeda gimana, curangnya para ilmuan itu berserikat merasa benar harusnya jangan berserikat harus ada tandingan,
Luarbiasa , informasi daging semua... Filsafat objek yg kontroversial dalam masyarakat indonesia. Menurut saya filsafat adalah nenek moyang ilmu pengetahuan. Jadi bukan dua objek yg terpisah, tapi runtutan, akademisi/saint/metodologi ilmiah lahir dari pemikiran filsafat.
Mungkin sederhananya: Filsuf : cerdas Akademisi : pintar Jadi filsuf penemu judul dan akademisi pengisi dari sebuah judul, waduhhh kemana ae ini ngetik wkwkwkw
keduanya sama-sama cerdas dan saling melengkapi, ada alasan kenapa gelar dalam pendidikan tertinggi dinamakan PhD.(Philosophiae Doctor) karena untuk mengingatkan pada dunia. sepintar-pintarnya seseorang di suatu bidang untuk kesan. ia pasti mempelajari filsafat sebagai pondasi ilmunya. filsafat itu sebagai induk dari semua ilmu pengetahuan. sebuah ilmu yang melahirkan ilmu
Sy masih 🔞, masih banyak hal yg harus sy pelajari agar sy lebih... katakanlah "matang" Dalam berpikir dan sy sangat bersyukur dapat menemukan Konten creator seperti Guru gembul,Ferry Irwandi, Dll yang mendorong pola pikir sy lebih berkembang walau dari sebuah konten. Salam dari Riau pak Guru 🙏
lemahnya data kuantitatif itu tidak mempresentasikan manusia tapi bisa melihat kecenderungan secara data, fakta berdasarkan data itu bisa menjelaskan materil semesta tapi tidak dengan manusia. Sedangkan filsuf memiliki kemampuan berpikir secara merantai, humanis, dan kualitatif, membongkar probabilitas kebenaran. dua dua nya sangat bagus, saya pribadi mengikuti RG dari tahun 2013 ketika dia bicara soal filsafat alam, dan karena beliau filsafat dikenal secara lebih luas oleh masyarakat indonesia sehingga mungkin dalam waktu dekat indonesia akan mengalami renaisans dalam filsafat yang dulu dipandang sebagai ilmu yang tabu. Sekedar mengingatkan pak GG, filsafat itu moyang dari segala ilmu, jadi jangan di kotak2an seakan-akan menjadi filosofis itu tidak bisa menjadi ilmuwan kuantitatif.
Secara tidak langsung yg di sampaikan pk GG ada hubungannya sama konflik ini. Mungkin pk GG mencoba untuk mengajak masyarakat untuk memahami IDI, yang dimana IDI meminta dokter Terawan untuk menyelesaikan metode ilmiah nya. Dan tidak hanya sebatas pengakuan para pasien.
IDI dasar penilaianya pada kesehatan... atas metode PENGOBATAN disisi lain kesehatan bisa ditempuh tidak hanya pada obat saja, tetapi metode2 mekanis, melalui pendekatan ilmu fisika bisa menjadi bagian dari penyembuhan untuk memperoleh kesehatan... paradigma menuju sehat yg harus diperluas...
Scientist adalah seorang specialist sedangkan philosoph adalah seorang generalist ; scientist berfokus pada kedalaman dan ketinggian sedangkan philosoph berfokus pada keluasan dan kelebaran ; scientist sifatnya sedikit tapi banyak sedangkan philosoph sifatnya banyak tapi sedikit ; scientist adalah metodologis sedangkan philosoph adalah freestyler, scientist adalah seorang master of one sedangkan philosoph adalah seorang Jack of all trades 😁😁😁😁😁
Org yg benci kapitalis sekaligus benci Komunis, brti bukan org ilmuan dan filsuf. Faktany org2 Indonesia benci dgn Komunis tp suka dgn kebijakan Komunis apa itu tunjangan hari raya (THR) yg sbntr lg turun😂😂😂😂
Mungkin orang Indonesia benci ide komunis karena nilai anti religius yang tersimpan di gagasan Karl Marx itu sendiri. Nilai sosial lainnya cukup disukai oleh masyarakat.
Akademisi itu rasionah dan imiah Filosof (Rocky) membalikkan kata kata - yg benar jadi salah dan yg salah jadi benar Akadenisi menciptakan benda Filosof menciptakan onar
Tetap Semangat & Optimis di kehidupan Dunia ini , semua nya saling Beŕhubungan apapun itu , mari kita pelajari kehidupan ini sampai kita tidak bisa berpikir karena banyaknya nya Arah jawaban. 😢
Cara berpikir saya Filsuf Pak GG, tetapi selalu menjadi ilmuwan ketika membuktikan kesimpulan dari cara berpikir filsuf saya, wkwk...jadi filsuf dulu untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya, kemudian jadi ilmuwan untuk memverifikasinya...
Dan kemudian lahirlah designer dgn "Design thinking" nya, bersama metode2x kreatifitas yang buku pertamanya ditulis William J.J. Gordon. Yang senang sekali melakukan kesalahan-kesalahan repetitif lintas generasi. 🤣
Akademisi dan filosof hanya bisa dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkankan apalagi dibenturkan. Ini terbukti ketika Pak Guru mencontohkan tentang alien hanya disisi akademisnya saja. He.. he. Jangan tergesa-gesa Pak Guru. Tarik nafas lagi Pak Guru. Salam Damai.
Filsafat itu sebagai landasan ilmu pengetahuan ( science ), seorang ilmuan tidak bisa meneliti satu Case tertentu tanpa landasan ontologi , epistemologi dan aksiologi, analogi filsafat adalah sebuah fondasi sebuah rumah atau struktur sedangkan ilmu pengetahuan itu ibarat bangunan yang diatas pondasi baik itu jendela, pintu, atap dll tanpa pondasi dan struktur bisa dibayangkan bagaimana nasib barang2 tersebut , makanya kalo diluar negeri seorang ilmuan yg paling tinggi bergelar PhD ( philosophy of doctor ) orang yg ilmunya sudah pada level kebijaksanaan, maksudnya kebijaksanaan disini adalah bisa melihat satu fenomena secara menyeluruh dan mendalam serta mempunyai nilai, filsafat juga menjawab pertanyaan pertanyaan yg tidak terjawab oleh ilmu pengetahuan misal pertanyaan apa hakikat tuhan itu ? itu jawabanya tidak ada di science tapi bisa kita temukan di filsafat ato agama. jadi intinya itu pengetahuan sudah dikelompokkan sendiri sendiri baik itu filsafat, ilmu pengetahuan ( science ), agama , seni , sering masyarakat kita mencampur adukan semuanya hal itu yg ujung2nya adalah debat kusir. Persamaan filsafat dan science adalah pada kekuatan rasionalnya sedangkan perbedanya adalah ilmu pengetahuan membutuhkan empirisisme maksudnya adalah bisa di indera , bisa diamati, bisa diuji, bisa dibuktikan.
Sepertinya saya gaya filosof krn saya menyukai berfikir dengan komprehensif, multidisiplin, dan holistik. Tapi saya ingin bertanya pak guru, kalau dosen filsafat atau mahasiswa jurusan filsafat dikatagorikan akademisi atau filosof? Terima kasih atas jawabannya pak guru
akademisi dan filsosof sih sama aja menurut gue, secara sejarah para filosof itu akademisi, dan akademisi merupakan bagian dari filosof, karena akademi itu di didirikan oleh plato yang seorang filosof, akademi itu ruang tempat befilsafat para filosof, sedangkan filosof yang berada di akademi tersebut merupakan akademisi.
Nah ini baru video netral. Jadi nggak ada keberpihakan... Aku juga sebenarnya punya pendapat sendiri terkait Rocky Gerung. Aku menganggapnya biasa saat bisa memahami jalan fikirannya. Terlepas darimana dia mendapatkan ilmunya. Sama seperti Guru Gembul. Yang aku pakai itu ilmunya, bukan orangnya. Bukan tidak menghargai si pemilik ilmu. Kalau aku seorang pembawa podcast, tentu aku akan mengundang beliau dan memberikan value lebih dari bintang tamu biasa. Tapi sebagai orang biasa, maka aku menganggap wajar Guru Gembul memberikan ilmu lebih agar mendapatkan ilmu yang lebih lagi. Ini akan memaksa otak kita untuk terus bekerja dan mencari ilmu baru. Penghargaan kita tentu dengan memberikan apa yang kita tahu untuk saling melengkapi. Soal, filsuf dan ilmuwan, jangan lupa bahwa seorang Rocky Gerung juga seorang ilmuwan. Tapi bukan di jurusan sains, melainkan hubungan internasional. Kalau dia seorang saintis dan juga pakar filsafat, maka lain ceritanya.
Saya hanya menyimpulkan dunia ini diciptakan serba berpasangan...jadi tidak ada yg kurang maupun lebih diantara keduanya...jadi berpikirlah dari langkah pijakan kita sendiri (dimana kita menggunakan kedua2nya)😘😘 " pikiran itu kita sendiri yg menciptakan bukan ilmu pengetahuan "
Terimakasih guru sudah memberikan penjelasan, Pada tugas akhir saya melakukan penelitian terkait salah satu spesies ikan endemik Indonesia yang terancam punah dan minim perhatian, minim data-data dan lainnya. Oleh karena itu, dalam upaya saya mencari informasi saya melakukan perbandingan dengan spesies-spesies lainnya karena pustaka yang saya cari sulit/kurang yang membahas hal tersebut. Dari video ini ternyata saya sadar, untuk menjelaskan informasi baru harus melakukan berfikir yang radikal dan independent, sifat berfikir akademisi harus dipadu dengan filsuf agar informasi yang didapatkan bisa diolah lebih optimal.
pak guru tolong bahas sistem pemilu dengan peserta dipilih dan pemilih adalah terpelajar d3/S1 dan bukan wong cilik pasti akan berdampak dan jelas mau dibawa kemana negara ini.
Mau pake demokrasi parlementer kek jepang, malaysia, inggris yg cuman di isi orang² katanya pinter Dan pemilu nya juga lewat voting parlemen/orang² pinter yg katanya paling ngerti ngurus negara
11.58 Sosialis & Kapitalis adalah Realita intersubyektif keduanya tak ada yg salah dan tak ada yang benar salah dan benar bisa ditentukan oleh sains yang obyektif dan masyarakat Indonesia rata-rata landasan berfikirnya mengacu pada Realita Subyektif dan Realita Intersubyektif, sedikit sekali yang orientasi berfikirnya berlandaskan Realita Obyektif dan sains.
beres nonton, tinggalkan jejak ya, baraya termasuk berpikir ala filosof atau ilmuwan
Kalo menurut saya filosof sih, karena menurut saya hal yg bersifat ilmuwan itu lebih kearah sesuatu yang sudah berpatok pada hal" lain yg sudah terverifikasi, dan menurut saya hal itu malah membuat kita tidak bisa berpikir lebih bebas lagi
Mungkin saya berada di keduanya pak, karena saya selalu mempertanyakan segala sesuatu dan menerima jawaban dari mana saja selama masih logis, baik itu dari sumber yang valid atau buah pemikiran sendiri maupun orang lain
Si fisful itu banyak berkhayalnya
Kalo mau ilmuan ke Filosof dulu
filosof mendirikan peradaban. ilmuan kaki tangan filosof
Mungkin lebih tepat istilahnya bukan filsafat dan akademisi, tetapi filsafat dan sains. Pada jaman pra-sokratis, filsafat dan sains jadi satu, tidak dibedakan. Keduanya berusaha mencari makna terkait fenomena alam dan hidup manusia. Ada masa (masa modern) dimana filosofi dan sains dipisah. Filosofi membahas pembuktian fenomena secara spekulatif dan metafisik, di lain pihak sains lebih ke pembuktian fenomena secara eksperimental dan fisik. Filsafat dan sains sama-sama dalam konteks teoretis, untuk mengaktualisasikan hal2 teori supaya jadi hal yg praksis, maka perlu teknologi. Intinya, antara filsafat, sains, dan teknologi adalah hal yang berbeda. Ketiganya bisa dipelajari, dan orang yg mempelajarinya secara formal disebut akademisi. Lalu campuran ketiganya bisa menghasilkan filsafat teknologi, filsafat sains, atau bahkan teknologi-sains (teknosains).
komennya cerdas
Ini baru bener
@restanovhita2433ee... Yang ditawarkan om gembul adalah judul "provokatif". Judul provokatif belum tentu jelek. Ini adalah model strategi pasar.
Yang dijelaskan orang ini jelas.
Siapa akademisi,
Dimana persepsi filsafat
Dimana persepsi Sains.
Kenapa guru gembul membuat pertentangan. Ini adalah model penyampaian secara sastra "antagonis dan protagonis" agar sebuah 'konten' rumit menjadi lebih mudah dicerna, khususnya masyarakat Indonesia. Bahasa kasarnya Dibuat dongeng.
Filsafat adalah awal ilmu.. Tidak.. Filsafat membentuk pola berfikir.
Dalam proses nya filsafat menumbuhkan terminologi2 (istilah) baru. Sehingga ada banyak sekali opini, dan tiap opini itu 'sah' (karena kita berhak berfilsafat seperti versi dan kemampuan kita). Dan sekarang banyak istilah dimana pemikiran banyak orang diliterasikan. Lalu literasi2 itu dipelajari dan menimbulkan pemikiran baru yang disampaikan (pernah skripsi kan?).
Om gembul, hanya mengambil fenomena sosial tokoh filsafat dan sains yang berdebat di publik untuk menjadi materi awal. Lalu menjelaskan pola berfikir masing2. Kemudian, dijelaskan bahwa semuanya saling berhubungan, dimana kita berfilsafat saat menjadi akademisi.
Saya sekolah seni, data secara sains sangat sulit menentukan 'kebenaran' sebuah keindahan. 😊. Saya pernah mengalami harus berfikir menentukan 'kebenaran bunyi dalam pertunjukan musik'.
Perdebatan antara Rocky G. vs Rheinald Kasali sesungguhnya adalah contoh keintiman intelektual. duel argumen yang sengit sebagai upaya melucuti pemikiran lawan bicara masing-masing tidaklah bermaksud menunjukkan mana yang superior dan mana yang inferior. kenyataanya kebenaran adalah relatif dan tafsir atas semesta adalah pekerjaan yang memerlukan prinsip keterbukaan. ini sama halnya ketika ada yang mempertentangkan antara teori dan praktek, padahal keduanya adalah fase-fase menuju pemahaman yang memadai. kita butuh teori sebelum praktek dan teori berasal dari praktek yang dianalisa. begitupun filsuf dan akademisi, mereka ibarat 2 tangkai dari 1 pohon yang sama. Thales misalnya dulu mengatakan bumi tercipta dari air dan kita tidak tau itu benar atau tidak, tapi kemudian itu menjadi pijakan bagi para pemikir dan peneliti selanjutnya yang akhirnya merumuskan hipotesis bahwa bumi terbentuk dari tabrakan antar benda di angkasa milyaran tahun lalu.
Analisa anda mantul khisanak.. salud sy 👍
Sangat mantapsisasi!
Ya bagus, silahkan diambil sepedanya
@@libasleisuretime lah saya belum jawab nama ikan kok dah dikasih sepeda aja
Jadi, Filosof itu membuat hipotesa, sedangkan ilmuan memverifikasinya 🤷♀
Ilmu pengetahuan membutuhkan filsafat sebagai kerangka berpikir supaya mampu menarik kesimpulan yang valid. Filsafat memerlukan sentuhan dengan realitas (empirisme) supaya tidak hilang arah. Jadi sains dan filsafat saling melengkapi.
mathematik bisa melayani membantu realitas.. misal dalam fisika.. tapi math tidak perlu realitas dalam membuat postulat dan mendeduksinya.. misal dlm geometri
realita ga ada urusan dgn empirisime, kenyataan ngga butuh indera utk pengakuan. Tanpa empirisisme, agama bisa kokoh berdiri. Tanpa empirisisme, filsafat bisa lincah jejingkrakan. Tanpa empirisisme, matematika bisa ajeg melaju. Tanpa empirisisme, bahkan fisika bisa lompat beraktualisasi. Filsafat ga butuh empirisme, agama dll juga demikian. Menyandingkan empirisisme dgn filsafat, sama aja menyandingkan kerikil dgn batu kali. Empiricism itu cabang filsafat! Sekola lu kurang jauh tong 😂
Satu hal lagi, narator, gurugembul juga banyak ngawurnya. Aristotle ga bicara rasionalisme cartesian, jauh berbeda. Dan rasionalisme (pun cartesian!) juga menegaskan bahwa empiricism based science membutuhkan logika, bukan sebaliknya. Ngawur!😂
@@denisaco OK, mungkin kalimat saya ada yang kurang jelas.
Saya setuju bahwa realitas tidak membutuhkan indera untuk pengakuan. Saya juga setuju bahwa empirisme merupakan bagian dari filsafat. Yang saya maksudkan adalah, ketika kita mengembangkan filsafat, sains akan jadi alat yang sangat berguna untuk mengkonfirmasi supaya filsafat yang kita kembangkan tidak jadi sekedar hipotesis atau bahkan fantasi belaka.
Mengenai agama, saya memandang agama itu di luar topik sains karena memang ada hal-hal yang di luar pengamatan kita, bahkan di luar rasionalitas kita. Kebenaran dalam agama tidak selalu merupakan kebenaran yang dapat diamati, melainkan dapat berupa kebenaran yang diyakini saja, misalnya kehidupan setelah kematian.
Saya memandang matematika sebagai jembatan antara sains dan filsafat, bukan sepenuhnya bagian dari sains itu sendiri.
Demikian pandangan saya. Terima kasih.
PROF RAYNALD ORANG CERDAS BERAGAMA DAN BEROTAK MANUSIA.
SEMENTARA ROCKY GERUNG TAK BERAGAMA SOK PINTAR DAN BEROTAK KAING..KAING..
@@suarsatirai2874 saya kira dalam diskusi ilmiah lebih bermanfaat jika memperhatikan lebih kepada "apa" daripada "siapa"
Filsuf menganalisa dan menjelaskan sebuah fenomena. Sedangkan ilmuan meneleti berdasarkan fakta dan data yang ada serta diverifikasi untuk merumuskan sebuah masalah dan sudah pasti solutif.
Ilmuwan tuh gak ada yg bilang sudah pasti solutif.
Mendekati solusi iya, krn prinsip dasar mereka tuh gak ada data hasil penelitian di dunia ini yg 100%, hanya mendekati.
Bisa cek di setiap hasil penelitian, selalu dan harus ada galat.
Makanya di penulisan ilmiah ada bab kesimpulan dan saran, krn kode etiknya tidak ada penelitian yg sempurna.
@@rohasamiaji482 gimana kalau keduanya cara berpikir digabung? apakah akan menjadi sebuah fakta ilmiah, bisa jadi hasilnya 99% mendekati kebenaran tidak lagi 99% fiksi
@@nuaiether3696 nggak bisa di gabung, ibarat nya yang satu air dan satu minyak..
@@rohasamiaji482 1+1 100% hasilnya 2
@@orangtersesat2043 Matematik itu "tools" dalam penelitian bukan objek penelitian.
Tim berpikir secara filosofis karena filosofis selalu dengan pendekatan dan perumpamaan jadi tak hanya logis namun secara imajinasi juga selalu ada jalan, namun masih tetap melakukan pembuktian secara ilmuwan, karena berpikirnya filosofis tidak cukup untuk disampaikan ke umum tanpa ada pembuktian indrawi
Ke 2 pemikiran itu sama2 penting...
Tapi kebiasaan warga +62, hasil dari pemikiran2 dari filsuf kadang malah dianggap sebuah kebenaran, sebuah fakta ilmiah dan segala sesuatu diluar pemikiran itu dianggap salah dsb.
Contoh... menganggap omongannya rocky gerung sebagai sebuah refrensi yang sepenuhnya benar terus mendungu-dungukan (gayanya rocky gerung yekan 🥴) pemikiran diluar itu.
Pemikiran filsuf bagus buat referensi wawasan tapi gak bagus untuk dijadikan menilai fakta.
Maka dari itu untuk kesimpulan akhir kita tetap butuh pemikiran ilmiah...
Karna umumnya hasil pemikiran ilmiah itu adalah fakta yang tidak bisa diganggu gugat sebelum ditemukan fakta baru.
Ini berdasarkan keresahan gua dimana orang2 suka menyadur pemikiran2 filosofis lalu dianggap benar tapi menskip kerangka berfikir ilmiahnya
@@fadlisani2080 betul gan sebenarnya saling melengkapi sih kedua pemikiran itu. Tau Rocky Gerung juga ternyata, menurutku dia motivator sih dalam kebebasan berpikir walaupun kadang kurang tepat juga mendungukan perbedaan pendapat
Sebagaimana analogi sosialis vs komunis yg paguru sebut tadi saling melengkapi. Begitupun akademistik vs filosofi. Terutama dalam bidang saya psikologi, yg merupakan sosial sains. kurang setuju kalau riset itu harus rigid, mungkin metodologi nya iya, tapi kan dibalik itu ada rasionalisasi kenapa kita pilih tema tertentu dalam riset, dampak nya apa, itu kan ranah intuitif/ filosofis jadi saling melengkapi.
Tapi klo saya harus memilih, di *jaman sekarang* , sebagai orang yg pragmatis, saya cenderung ke akademis, terutama bidang non sosial. Karna manfaatnya paling signifikan utk kemajuan peradaban. Walaupun yg filosofis paling keras suaranya & paling berdampak dalam ranah sosial. Nuhun
Dengan kata lain kita tidak bisa menjadikan salah satu bidang sebagai patokan atau landasan yang benar dan tepat untuk memahami suatu masalah atau kondisi. Setiap bidang saling melengkapi satu dengan yang lain.
exactly
Prrettt
Untuk model ekonomi capitalis agak salah sedikit, mereka bukan tidak mau pemerintah menolong orang miskin, tapi mereka mau orang kaya menolong langsung orang miskin. Jika memakai pajak, maka rakyat akan mengelu2kan pemerintah, dimana ini memang maunya pemerintah & membuat seolah2 orang kaya itu jahat & harus dimusuhi padahal uangnya untuk bersedekah dari orang2 kaya yang dipropaganda sebagai orang jahat. Ini yang terjadi di Indonesia
Landasan bukti bahwa benar ekonomi kapitalis seperti dari mana
Seolah olah..
Ini pikiran filosof... kebenarannya secara akademisi dirjen pajak yang tahu pastinya...
@@torusgemstonematrix3757 bantahan yg bagus ya gaes😅
menurutku, kewajiban mensejahterakan org miskin itu ya pemerintah,
org kaya jg bersedia byr pajak asal adil
klo org miskin keenakan dimanja, yang ada malah tambah banyak
Kesimpulan pribadi saya, maaf kalau salah atau tidak sepakat. Seorang Detektif itu adalah orang yg mampu berfikir filosofis sekaligus scientist. Ada film baru Death on the Nile, kisah seorang detektif yg mampu memecahkan misteri pembunuhan dengan menerapkan pola logika keduanya. ✌🙏
oh iya seru itu film nya bang
Detektif itu harus analitis dan bisa mengaplikasikan pemikiran deduktif. Scientist itu orang yang melakukan penelitian dengan pendekatan saintifik demi memajukan ilmu pengetahuan. Jadi keduanya adalah istilah yang berbeda.
Betul
Dan Rocky Gerung adalah detektif/filosofis Ter
THE NILE IS THE RIVER OF EGYPT
Pada akhirnya saya bersyukur untuk tidak terlalu tunduk pada model pendidikan di Indonesia yang lebih menekankan nilai bagus dan hafalan tanpa pemahaman, karena sejak awal saya ingin belajar untuk mencari relevansinya dengan dunia nyata terkhususnya di dunia pekerjaan, bukan hanya untuk mengejar nilai semata untuk menjadi kebanggaan orang tua
Sebenarnya kenapa kita disuruh menghafal? Karena minat membaca dan literasi yang kurang
@@Rkap_Ozminat tidak selaras dengan paksaan
Ketawa ae lah
sering orang ngomong tentang pendidikan kita padahal ga paham tentang pendidikan kita
@@isku9117 klo gk paham,gk mungkin dia cakap macem tu heh ....
berpikir scr filosofis cenderung tidak bisa dipertanggung jawabkan, titik tertentu bisa jadi isu liar...
Pola pikir akademisi berdasar atas rasa tanggung jawab atas suatu pendapat dan keilmuan melalui penelitian sampai mendapat kesimpulan bahwa sesuatu itu benar adanya, sayangnya kalau didunia sosial politik pola pikir akademisi ini akan mudah terjebak dalam debat kusir oleh para filisof...
Indeed
exactly
Tanggapan kaya begini mah udah pernah diucapin Lesti, jadi B aja sih.
@@OVELLIX Lesti itu siapa? serius nanya
Secara akademis harga minyak dunia itu tinggi... Dan diperkirakan BBM di Indonesia bakalan nyentuh 20k perliter. Tapi pemerintah menekan harga BBM supaya tetap terjangkau (pemerintah berfikir tidak akademis). Ibu Sri Mulyani Indrawati, menaikkan pajak. Karena pajak di Indonesia itu paling rendah di negara G20 ( Pemerintah berfikir Akademis). Tapi apakah itu tidak membebani rakyat?
Kita mah cara berpikir provikator.
- Informasi dari sana, dipake buat nyerang di sini.
- Informasi dari sini, dipake buat nyerang di sana
Tinggal nontonin mereka berantem
hmm nonton ni channel kemampuan berpikir kritis dan rasional sangat dilatih rasanya gw tambah cerdas sering nonton ni channel,selalu semangat pak meng edukasi generasi muda
Baik Filsuf maupun akademisi, menjadi berbahaya jika sudah berpihak. Kecuali berpihak kepada kebebasan kebenaran yang lahir dari pikiran mereka yang bebas
Ya walaupun saya sangat suka rocky gerung tapi kita harus objektif dan mengakui kalau rocky gerung sendiri juga memihak salah satu kubu tidak netral namun memang dia kalau debat biasanya lebih logis karena orangnya tidak mudah terbawa emosi jadi lawan bicaranya sering blunder karena emosi duluan
@Puji Pamungkas ngga juga kok bro dia memihak ke oposisi apalagi di jaman sby dia keliatan banget pro sby walaupun keluarga sby dan kroninya juga banyak kasus tapi ya itu lagi semua manusia gaada yang sempurna dan objektif aja emang itu wajar gaperlu ditutup tutupin
Betul....Jadi tdk enak mendengar pendapat nya jika SDH ada kepentingan politik nya.
@@hannh5699 rocky kan selalu bilang dia oposisi mau presiden nya siapapun .
@@hannh5699 di jaman sby nama dia blm sebesar skrng . Dan blm banyak yg bisa menerima cara berfikir dia . Menurut saya
RG ini ahli putar balik silogisme, dengan perbendaharaan kosakata yang kaya. Singkatnya, beliau emang jago retorika alias ngemeng. Tapi memang itulah kelebihan utama anak fakultas humaniora, di mana saya juga belajar di sana, dan mendengar langsung testimoni kolega RG, baik plus maupun minusnya.
mantap dapat info daei almamater
@@gurugembul :)
Pengikut Rocky Gerung itu aneh, rg pernah bilang 'ijazah adalah bukti orang pernah sekolah bukan oernah berfikir' dan pak rg menyatakan dirinya tidak punya ijazah dan para pendukungnya pun menyimpulkan dan ngotot bahwa sekolah itu tidak penting kalau anda mau jadi pengusaha dan ijazah itu cuma untuk pekerja, mereka melupakan fakta bahwa walaupun rg tidak punya ijazah tapi dia pernah sekolah, yah tapi namanya pengikut, tidak bisa berfikir sendiri.
@@marjanaking404notfound3 berpikir utk diri sendiri memang butuh usaha ekstra :)
@@marjanaking404notfound3
Anggap saja dia itu aneh
Akan tetapi dia itu Ada bener nya juga, dan ga patut juga bagi kita untuk menyalahkan dia,
karena dia sendiri juga mumpuni untuk memberi informasi yang tidak kita pelajari.
Lagipula para generasi ini dibentuk oleh system peradaban yang ditunggangi oleh pelaku dibalik layar.
Terlepas dari kita yang bersekolah punya ijazah dan yang sekolah tapi tidak punya ijazah serta yang sama sekali tidak sekolah, kita sama sama dihakimi oleh orang dibalik layar dan kita di adu domba. Setelah kita hancur barulah mereka datang sebagai juru selamat.
Berhubung separuh umur saya tumbuh di sudut akademis dan berkembang menjadi seorang 'sarjana' ilmuwan. (Kata RG ijasah hanyalah tanda pernah sekolah,bukan tanda pernah berpikir [padahal saya kerjakan skripsi juga harus berpikir kan?] )
Baiknya filsuf dan ilmuwan ini tetap terus ada dan kolaboratif.
Kerangka berpikir filsuf ada karena fenomena dan alur pikir ilmuwan berfokus pada pengujian yang verifikatif.
Persamaan kesejatian mereka terletak pada integritas nya.
Apakah mereka memiliki integritas untuk dapat menggunakan sudut pandang pengetahuan mereka secara bijak untuk kebaikan manusia & mahkluk hidup di bumi atau justru sebaliknya, menghancurkan dan kacaukan bumi dengan logika fallacy nya atau sesat pikir.
Semua orang di bidang anda, pasti akan mengerjakan skripsi.
Namun itu belum tentu bisa di sebut berpikir..
Salah satu tanda berpikir adalah..
Anda mampu mengerjakan skripsi anda sendiri tanpa bantuan siapapun, dan bernilai baik.
Banyak di luar sana yg sudah mengerjakan skripsi, namun gagal.
Dan pada akhirnya minta di buatkan skripsi dengan membayar orang lain.
Sampai di sini saya kira anda sudah paham,apa itu arti berpikir..
Bukan asal mikir..
Namun harus di ikuti dengan hasil yg baik.
Berpikir Anda di sini hanya untuk skripsi hahaha, ijasahnya hanya tanda dia pernah sekolah bukan tanda dia menggunakan akalnya,
Dangkal banget pemikiran nya kan
Hmm bener sih, Kalau bikin skripsi kan juga butuh berpikir, pakai akal juga pastinya, kalau ngerjainnya bener ya pasti lulus.
Mungkin Rocky suka pakai silogisme & kata frontal, dangkal gitu, jadi impact nya dia makin disukai banyak orang karena dia filsuf & ahli kritik
@@DetarGank96 ya bisa jadi Baraya. .
RG disukai karena hal itu, silogisme, dangkal dsb, itu kan hanya opini yg RG gunakan. .
Impact-nya banyak follower baru yg meniru gaya berfikir RG termasuk cara balas komentarnya seperti komen diatas yg menunjukkan apakah punya integritas atau tidak. .
Bagi saya pribadi, yang terpenting selama filsuf & ilmuwan tidak menciptakan sesat pikir baru & bisa menghasilkan solusi, bermanfaat bagi manusia, ya itu lebih baik daripada debat berkepanjangan tanpa solusi. .
filosof dan akademisi sama sama berkontribusi besar terhadap kemajuan ilmu pengetahuan
Satu hal yang bisa diammbil dari kemampuan para ilmuwan dan filsuf yg bisa diterapkan dalam kehidupan sehari2 yaitu mereka memilih bersikap skeptis ketika dihadapkan dengan suatu gagasam, gambaran, ide sehingga mereka tidak mudah terjerumus sebelumnsemuanya itu terbukti. Mungkin cara berpikir spt mereka bisa memberikan solusi atas masalah masyarakat yang mudah ditipu, dimanipulas.
Sesuatu yg awalnya digeluti akademisi, namun tidak sedikit dari mereka juga bersuara sbg filosof (thd objek yg sama). Itulah keunikan teori kuantum dan interpretasinya.
Teori kuantum?
bitul sekali
Teori kuantum? (2)
kerjasama baik antara filosof dan ilmuwan akan menghasilkan sesuatu yang besar dan hebat👍
yyoi
ya kalo kolaborasinya ama seonggok Rocky Gerung, yang jadi malah runyam terus haha
@@fajarekosaputra njir seonggok 🤣
@@fajarekosaputra yealah ketauan banget bencinya dongo dongo
Hebatnya orang yg ngerti filsafat itu menurut saya kalo ngobrol tentang apapun, dia paham dengan sangat cepat kemana arah obrolan.nya.
Kalo saya sepertinya lebih cenderung ke pola pikir Filsuf. Tapi justru karena itu terkadang saya merasa kesepian, karena pola pikir saya berbeda dengan orang lain. Ini terkadang menimbulkan beberapa masalah, yg ironisnya saat saya berdebat/berdiskusi, saya tidak pernah ada yg mendukung, jadi kalo berdiskusi atau berdebat sama lebih dari 1 org, biasanya saya yg dikeroyok. Jadi lama kelamaan saya merasa sendirian dan kesepian, saya juga jarang sekali mengemukakan pendapat. :)
Wkwkwkwkwk, senasib kita
Tak perlu risau tetaplah yakin dgn pendirianmu
Kebanyakan perubahan² besar di dunia di sepanjang sejarah manusia
Itu di pelopori orang² filosof
Tau gk kenapa penemuan² di dunia ini kebanyakan dr barat
Karna di barat itu orang²nya kebanyakan berpikir secara filsuf/independen/selalu berpikir berbeda/radikal
(Fislsuf: bertanya berpikir mendalam dan menghubung²kan)
Penemuan² besar di dunia ini ada karna orang² berpikir radikal/beda dr pandangan umum/pandangan mayoritas
Contoh kek penemu mobil dan lampu pertama didunia
Padahal saat² awal penciptaan mobil dan lampu
Hampir kebanyakan orang berpikir itu gila/mustahil
Tapi Mereka mendidkasikan sepenuh hidupnya
Cuman bwat berfilosofi terkait gimana bisa menciptakan mesin
Saking radikalnya orang2 penemu ini
Mereka sering di musuhi karna pemikiran dan keyakinan nya berbeda dr keyakinan mayoritas
Tapi lambat laun pemikiran radikalnya ini terbukti benar
Dan orang² terkagum² dgn pembuktiannya
Di Kroyok Ya Bacok To Masse 🗿
Gpp gan kita juga sama gua juga sendirian tokoh tokoh revolusioner di dunia dulu juga sering di kecam sama orang sekitar contoh aja nabi kita nabi muhammad, galileo, dll
Saya juga begitu akibatnya saya jarang ngobrol dgn org lain apalagi sama bapak bapak .mereka kebanyakan memakai pendapat org lain yg mereka lihat diyutube atau tv .sedangkan saya hanya memakai logika berfikir sendri
Sederhananya filsup itu berpikir "kenapa", kalau praktisi/akademisi itu berpikirnya "bagaimana".
Dalam konteks ilmu pengetahuan paradigma kenapa dan bagaimana itu adalah sebuah rangkaian pengetahuan yg berkelindan satu sama lain, agar pengetahuan itu nantinya bisa di aplikasikan dan hilirnya menjadi sebuah sistem ilmu pengetahuan yg holistik untuk menciptakan kebaikan di dunia.
Btw thanks Guru Gembul atas majelis-majelis ilmu seperti ini, mudah-mudahan hal-hal seperti ini akan terus ada dan massif untuk pencerahan menuju peradaban yg lebih baik lagi.
Siapakah pemenang filosof VS ilmuwan??? Politisi.
Politisi bisa menggunakan data yang diperoleh ilmuwan serta pemikiran filosof untuk kepentingannya.
Contohnya: Pemikiran Adam Smith dan Karl Marx yang digunakan politisi untuk mengumpulkan simpati, mencari dukungan, atau bahkan mengobarkan perang.
Kalau tidak salah ada quote dari socrates begini : "Dengan segala cara, menikahlah. Jika dapat istri yang baik kau akan jadi akademisi, jika dapat istri buruk kau akan jadi filsuf".
ahahahhaa bnar
Tidak semua akademisi menggunakan data, sebagaimana kata pak guru gembul, pendidikan kita menyiapkan guru/dosen agar cerdas dalam membuat Silabus dll kalau dosen RPS dll sehingga data yang disajikan bukan untuk mencerdaskan tp formalitas untuk memenuhi kewajiban 😄
Drmana lu bilang akademisi tidak selalu memakai data? Akademisi harus menggunakan data utk bicara
Menurut kesimpulan pribadi saya, pak Roky gerung sering sekali menggunakan kata2 yg kurang etis seperti goblok, dungu dll dan celakanya kata2 itu digunakan untuk mengunci lawan sehingga membuat pengagum lawan ikut emosi dan pengagum Roky gerung merasa jumawa. Walaupun mungkin mereka sendiri (Roky gerung dan lawan debat ) biasa saja.
shock therapy
Sebenarnya Rocky Gerung itu cerdas. Ini bisa nampak dari kuliah-kuliahnya. Tapi entah kenapa dia menggunakan diksi seperti itu saat berdebat di acara TV. Lawan bicaranya di TV juga umumnya tidak lebih baik, mereka bicara sebelum berpikir.
@@sr3821 sepertinya memang klo kita bandingkan demikian tidak pas jg. Karena seorang filsuf datang sendiri cukup dengan satu kunci filsafatnya bisa mematahkan beberapa akademisi yg butuh bertumpuk2 data empiris untuk menguatkan perkataanya. Artinya memang untuk berdepat lbh mudah seorang filsuf. Akademisi cocoknya berdebatnya dengan sesama akademisi
Sy berharap kelanjutannya pak guru membahas lbh dalam mengenai komunis dan kapitalis kaitannya dg kekuatan politik. Sbab bnyk yg berpikir anti komunis pdhl mrk melakukan bbrp nilai dr ideologi komunis itu, bgt jg dg kapitalis. Sbnrnya td pak guru jg sdh menyinggung sdkt bhw usa jg ada nilai2 ideologi komunisnya dan rrc ada nilai2 kapitalis yg dijalankan oleh pemerintahannya msg2. Bedakan jg ideologi murni dg ideologi yg sdh berwujud atau berbentuk spt badan/partai/organisasi yg tujuannya sdh pasti kekuasaan. Maaf kl ada kesalahan tlg dikoreksi pak guru🙏
Bukannya lebih baik kita condong "policy over ideology"
Dengan penjelasan video, saya berfikir bahwa saya termasuk ke filsuf namun, untuk kondisi sekarang seakan-akan dipaksa untuk menjadi ilmuan, dimana pola berfikir dari idealitas menjadi materialitas, tetapi saya berusaha untuk idealitas Karen materialitas mensampingkan moral dan terkesan membenarkan penderitaan (kesulitan)
Yg paling di sukai oleh para petinggi, ilmuan, Agamawan yakni berdebat yg kemudian jadi kekacauan karena mereka berbeda akademis. Bukan bekerja kemudian menghasilkan sebuah karya yg bermanfaat bagi masyarakat kemudian TDK menciptakan kericuhan.
Masyarakat aja yg belum dewasa dlm menyikapi perbedaan pendapat
Berdebat adalah bukti adanya kemajuan berpikir, yg kedepannya menghasilkan BUAH pikir itu sendiri.
Buah tsb dicatatkan menjadi sebuah rangkaian informasi yg pula dgn informasi itu sendiri nantinya di uji. Ini yg dinamakan dgn kemajuan proses berpikir.
Pak RG ini selain filsafat, beliau juga banyak belajar ilmu empiris, hanya saja yg terlihat oleh kita adalah mutiara retorikanya saja.
Berpikir secara empiris juga harus didukung berpikir secara retoris. Ke-2 nya dibutuhkan, bukan saling menjatuhkan, debat akademisi menghasilkan BUAH, bukan barang REJECT
Filsuf berarti orang yang suka cinta akan hikmah sedakan ilmuan saintis yang selalu menguji maupun mencoba segala cabang ilmu secara empiris dan logis kedua duanya adalah ayah dan ibu dari semua ilmu pengetahuan jadi keduanya tidak bisa di pisahkan
Sayangnya itu cuman definisi dari nama aja.
Sains lebih berguna untuk kemajuan hidup manusia.
Saya setuju dengan pendapat anda 👍👍👍
joss
@@qoqosan3530menurut saya justru kemajuan sain tanpa panduan filosofi moral bisa sangat berbahaya bagi kemanusiaan..sain terbaik adalah yg mencari bimbingan Keagamaan
Setahun dibimbing logika skeptis dari pak gembul, sehat selalu!
nuhun
@@gurugembul
Semua Channel dalam RUclips ini boleh #Netizen konsumsi kontennya dengan bebas, tetapi Channel #PersekutuanAnakDaud tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah #Netizen konsumsi konten ini: ruclips.net/video/_49QB82b3aU/видео.html, sebab pada hari #Netizen mengkonsumsinya, pastilah #Netizen mati.
Si Jahat atau Si Pendurhaka atau Anti Kristus atau Dajjal itu berkata kepada Kaum Hawa itu: "Tentulah #PersekutuanAnakDaud berkomentar: Semua Channel dalam RUclips ini jangan #Netizen tonton kontennya, bukan?"
Lalu sahut Kaum Hawa itu kepada Si Jahat atau Si Pendurhaka atau Anti Kristus atau Dajjal itu: "Konten Channel-Channel dalam RUclips ini boleh kami tonton, tetapi tentang konten Channel yang ada di tengah-tengah RUclips, #PersekutuanAnakDaud berkomentar: Jangan #Netizen tonton ataupun dengar konten itu, nanti #Netizen mati."
Tetapi Si Jahat atau Si Pendurhaka atau Anti Kristus atau Dajjal itu berkata kepada kaum Hawa itu: "Sekali-kali #Netizen tidak akan mati, tetapi #PersekutuanAnakDaud mengetahui, bahwa pada waktu #Netizen menontonnya mata #Netizen akan terbuka, dan #Netizen akan menjadi seperti #PersekutuanAnakDaud, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
Kaum Hawa itu melihat, bahwa konten Channel itu baik untuk ditonton dan sedap kelihatannya, lagipula Channel itu menarik hati karena memberi pengertian.
Lalu kaum Hawa mengklik dari linknya dan ditontonnya dan diberikannya juga kepada kaum Adam yang bersama-sama dengan kaum Hawa, dan kaum Adampun menontonnya.
@@cerbon476 up
@@cerbon476 DI/ TII sudah mulai tahun 1948, jauh sebelum konsep Nasakom marak.
Di bimbing Tanpa bisa menguji pembingbing jadi apa...?
Hoaks adalah lawan kebenaran., kebenaran adalah fakta yang perlu validasi dan usaha untuk mendapatkannya. Maka sebenarnya yang beredar sekarang saat ini kebanyakan adalah hoaks, hoaks bisa berasal dari kebodohan diri. Sedangkan kebodohan itu sangat luas.
kalok boleh mengambil pendekatan yg teraplikasi :
1. Pancasila ->falsafah -> filsuf
2. UUD dan turunannya -> manajemen, teknik -> ilmuwan
Sebebas-bebasnya filsuf dan ilmuwan ada batasan2 yang tidak boleh dilewati dan 'batasan2' yg tidak dapat dijangkau.. secara singkat, hindari ide dan karya yang liar..
Meski ada beberapa atau mungkin banyak yg tidak paham Pancasila ataupun tidak sepaham dengan Pancasila, tapi bagi saya, itu adalah falsafah terbaik yang merangkum pesan universal dan pesan individual..
Melalui komen ini, mungkin ada yg dapat menyampaikan ke BPIP, bagaimana menjelaskan secara sederhana dan aplikatif, sehingga Pancasila benar2 menjadi falsafah bangsa.. dengan keadaan sekarang ini dan selanjutnya, tidak ada jalan keluar utk bangsa Indonesia kecuali KEMBALI..
🤗🙏
Kalau ilmuwan itu berpikir untuk memecahkan masalah yg timbul.
Tapi kalau filsuf itu berpikir sekalipun tidak ada masalah yg timbul, sekalipun nanti hasil pemikirannya justru akan menimbulkan masalah baru.
😁😅😂🤣
rocky gerung manusia yang cerdas dan bukan penjilat...
om rocky gerung presiden akal sehat kami rakyat indonesia mendukungmu
Saya lebih baik tinggal di zimbabwe daripada si roki gerank yg jdi presiden
Sebenarnya jawabannya sudah Bapak Guru sebutkan, saya berpikir ilmiah pada bidang yg saya geluti, namun untuk fenomena diluar bidang saya terkadang harus menjadi filsuf juga karena kurang nya pengetahuan/data saya
Pembahasannya pak guru gembul sangat luar biasa dan mudah di pahami bagi orang awam seperti saya. bisa menjelaskan beserta memberikan contoh-contohnya yang terjadi di kehidupan sekitar kita.
pak guru melakukan simplifikasi :
ilmuan berpikir induktif empirik
filsuf berpikir deduktif
simplifikasi yg cukup wajar, meski sebenarnya apa bila mencermati lebih jauh, sebenarnya baik ilmuan maupun filsuf pada suatu titik mereka masing" tetap saja menggunakan kedua metode berpikir tersebut
setuju bro
Kapitalis = Saudagar, bangsawan.
Sosialis = Rakyat.
Ya emang gk bisa di pisahin , kalo maksain kapitalis bakalas chaos begitu pula sebaliknya. Itu gk semua nya ya tapi lebih masuk ke dominan nya
korea utara = bank,perusahaan dan semuanya milik negara
BARAT= bank,bbm,listrik hampir semua perusahaan milik taipan/saudagar
INDONESIA,MALAYSIA,SINGAPORE,CHINA,VIETNAM
= aset vital BANK,BBM,LISTRIK,BANDARA/PELABUHAN di kuasai BUMN perusahaan sisanya di miliki swasta
yg paling bagus sistem yg mana
@@samsamijan9029 Gk ada yg bagus kalo manusianya gk bagus. Tujuan didirikan bumn itu untuk menopang kehidupan masyarakat2 menengah sampai kecil. Kalau pada akhirnya BUMN itu gk bisa menjamin rakyat2 kecil, ya percuma.
@@immortaljack522 TUJUAN BUMN menguasai hal Vital itu biar tidak di mainkan sama pengusaha seEnaknya
bayangin PERTAMINA,PLN,BANK2 di kuasai Swasta.. begitu kuatnya pengaruhnya orng tersebut
@@samsamijan9029 ya spt itu, ibaratnya swasta itu bisa mainkan harga, sedangkan BUMN itu matok harga yg sesuai biar terjangkau sama masyarakat2 kecil. gk kebayang kalo swasta lebih dominan trus mainin harga...
@@samsamijan9029 percuma kita merumuskan n menganut pancasila, kalau misalnya mental2 pejabatnya korup spt itu, sama saja dengan kapitalis.
Trims guru gembul, di bagian akhir video sudah menjelaskan perbedaan antara komunis & kapitalis.
Selama ini di Indonesia berkembang bahwa komunis adalah musuh agama. Yg terjadi kala itu, menurut pencetus asli paham komunis adalah gerakan moral rakyat miskin (palu=pekerja & arit=petani) yg menuntut keadilan atas kesewenang-wenangan kaum kapitalis borjuis yg mengekplorasi tenaga mereka dengan biaya rendah.
kaum borjuis banyak diisi oleh kaum otoritas religi. di tanah kelahirannya.
Palu arit digambarkan kepada seluruh masyarakat dari anak kecil sampai embah2 sebagai laambang kekejaman melalui film G30.s
Video yang bagus nih pak Guru, hal kecil saja terkait pencetus kapitalisme dan komunisme. Walau Adam Smith dan Karl Marx adalah tokoh yang paling terkenal terkait ideologi tersebut, tapi banyak sumber mengatakan bukan mereka pencetusnya. Not trying to sound salty but can't help it Pak
Keep up the good video
yah memang banyak yg bilang gitu karena adam smith bahkan tak pernah menyebut kapitalisme dan karlmarx sudah disclaimer bahwa dia bukan marxis
Cara saya berfikir ada pada keduanya..
Secara umum, pemikiran saya adalah filsuf.
Namun ada beberapa point' yg saya kaji mendalam.
Seperti saya dapat membaca karakter seseorang dan mampu menebak dan merasakan emosi seseorang..
Dan 1 contoh lagi.
Saya mempelajari ilmu perhitungan cina,Jawa dan Arab.
Hingga Alhamdulillah sampai kini belum ada 1 pun perhitungan saya yg meleset.
Karena dari penelitian yg bertahun-tahun itu,saya dapat benang merah dari semua hal yg saya pelajari.
Dan itu tidak ada di buku, dan tidak ada 1 guru pun yg tau.
Mungkin itu bisa di sebut saya mendapat karuniaNya.
Namun agar kemampuan saya tidak di salah guna kan.
Saya sudah berjanji ,tidak akan menggunakan nya untuk kepentingan ku, apapun yg terjadi.
Hanya untuk menolong orang yg benar-benar membutuhkan,dan saya yg tau apakah orang itu jujur benar-benar membutuhkan,atau sebaliknya..
Salam buat guru gembul..
Saya tutup dengan kata :"tidak ada daya dan upaya, kecuali semua itu datang dariNya dan milikNya".
Sy sering mendengar ahli filosof dlm omongannya ngambang tanpa isi tapi selalu berantai dan bisa masuk logika.tapi akademisi dlm bahasa nya selalu berbobot dan bisa di pertanggung jawabkan dengan bukti bukti. pilosof selalu berbicara dengan pemikirannya yg bisa berpantasi ke segala lini tapi akademisi berbicara berdasar penelitian maka kalau dua ilmu ini di pakai akan bisa saling melengkapi.trima kasih guru🙏
Si roki ahli debat krn kecerdasannya.
Cerdas mnata & memutar kata2 agar lawannya bingung tak bs bkutik.
Ilmu cocoklogi adlh Cara mnghipnotis pendunkungnya agar tlihat sbg prof.
Cr mengalahkan si roki, cukup konsen, buat dia bingung, lalu jatuhkan dgn Ilmu realita.
Kalo aku tangkep
Filosofer cocok nya sebagai inovator, pembuka inspirasi dan wawasan
Dan kunci penting dalam menemukan plothole dari berbagai ilmu
Sedangkan akademisi ahli cocok pengembangan tingkat lanjutan agar menyempurnakan karya dan pemikiran sebelumnya, dan berperan penting dalam memastikan ilmu atau hasil penelitian itu valid
Filosof lbh pantas mjd Jubir ato pendukung paslon pd Pilgub ato Pilpres.
Krn keahliannya dlm hal mnata kata & memutar balikan kata2.
Ga perlu data & realita utk mengkanpanyekan program paslon.
Cukup metode COCOKLOGI akan mghipnotis calon pendukungnya yg bodoh & dungu.
Keahlian ini pantas dilakukan o Prof Dungu.
😂😂😅
@@queennasya7610 lu sendiri pake sentimen , ga pake argumen , apa itu ga dungu
Masyarakat sekarang ini lebih suka kemasan daripada isi, yg penting seseorang bisa mengemas citranya sebagai orang pintar maka dia akan disukai orang walaupun isi kepalanya kosong.
Makanya cukup dengan bermodal sorban, baju koko dan hapal Al-Qur'an sedikit seorang mualaf bisa menjadi ulama yg didengar banyak orang.
Kemasan ini akan menjadi dasar penilaian orang akan sumber yg dipercaya, karena daripada memeriksa ratusan pakar yg tidak terkenal lebih mudah untuk percaya 1 penipu terkenal yg kemasannya wah
Terlepas suka atau tidak 2 org hebat di atas contoh dialog dr 2 sisi perbedaan dan cara berargumentasi dgn Cerdas mengedepankan intelektualitas bravo bang Rocky✌
Cocok aja Roky Gerung tak pernah memberi solusi ..itu fix
@@ssubekti8906 untuk siapa
@@ssubekti8906 solusi buat siapa?
RANGKUMAN
- ilmuwan:
1. berpikir scr empiris, sistematik, obyektif, analitis, verifikatif.
2. merumuskan masalah scr logis brdsrkn pengamatan atau percobaan
filsuf:
1. brpkr rasional, komprehensif, radikal, bebas, universal
2. filsuf hrs melihat sesuatu dr berbagai sudut sblm mengemukajan sesuatu tanpa kontradiksi
Wah menarik guru. Professor saya orang Korea Selatan, sering kali mengulang-ulang kalimat ini setiap mengajar "filosofi adalah jembatan ilmu sains dan teologi". Padahal beliau basic-nya mengajar ilmu kuantitatif. Mungkin dalam menyerap penalaran, filsuf ini intepretasinya deduktif ya, sedangkan ilmuan intepretasinya induktif
Justru menurut saya Filsuf yg memiliki kontruksi induktif, sedangkan Ilmuwan itu Deduktif.
Tapi untuk perkembangan jaman bisa terjadi campuran atas kontruksi itu, jadi Filsuf dan Ilmuwan punya kapasitas yg sama walaupun tidak identik.
lokomotif
@@OVELLIXfilsuf sering deduktif.. ilmuwan induktif
Istilah2 yg keluar dr filsuf cendrung umum, universal sehingga sampe pd kesimpulan pun akan sebisa mungkin hasilnya universal sekalipun kalo sampe pd thp pengaplikasian scr real blm tentu filsuf bisa, benar sprti yg di katakan guru gembul filsuf bs mengkritik yg masuk akal tp blm tentu punya solusi akan kritikannya,
@@detuutama4538 filsuf biasanya lebih menggali dasarnya apa itu "HAL".. asal usul.. tujuan "HAL".. mengajukan suatu sistem cara pandang tertentu terhadap " HAL" dan ini melapangkan jalan bagi pengembangan metode untuk mencapai solusi problem yg anda maksud...
informasi tambahan, philosophy yg punya methodology rigid disebutnya filusuf analytical sprt immanuel kant, adam smith, etc, kalau yg methodology terlalu terbuka namanya filusuf continental, btw dulu sir issac newton disebutnya natural philosophy sblm istilah science
dahulu saya selalu mendengarkan " ilmu banyak diluar daripada di sekolah" karna saya lihat fakta di medsos dan sekitaran lingkungan saya, akhirnya saya pun setuju dengan argumen ini, tetapi ketika saya memasuki dunia perkuliah-an ternyata gk seperti itu yg dimana saya banyak menghadapi banyak rumusan di dalam buku buku kuliah yg klo saya perhatikan lagi kebanyakan semua nya kadang tak sesuai di sekitaran lingkungan saya, yg dimana saya berfikir bahwa untuk bisa memasuki dunia pekerjaan haruslah memahami banyak rumusan dan pembahasan yg ada di dalam buku, tetapi setelah ke lapangan ternyata tidak semua yg di buku di praktekan di luar, bahkan ada banyak juga yg mengabaikan apa yg dikatakan buku buku itu contohnya ketika kita kerja jadi kuli haruslah memakai peralatan yg safty, seperti helm,sepatu,
tp tdk, malahan banyak yg make swalo kadang telanjang kaki juga gk pake baju dan suka minum kukubima, jadi saya fikir gk semua harus di cerna secara akademi dan sebaliknya begitu dan itulah yg saya fikirkan!
itu produk kebijakan hukum. bukan "buku".
kebijakan hukum ya terserah pemangku kebijakan dengan tujuannya sendiri.
sedang kuli biasanya orientasinya nyaman dan cepat. ngapain pake helm dan kaca mata buat aduk semen ? gerah !. gitu lah
Ilmuan adalah filsuf. Semua ciri ilmuan itu adalah juga ciri seorang filsuf. Perspektif bebas bernalar bukan berarti liar, ngelantur tanpa dasar, sehingga terkesan omdo... Makanyanya aspek yg perlu ditonjolkan seorang filsuf adalah responsibilitas atas pencarian budi. Perspektif filsafati juga bertolak dari fakta empiris; objek material dan juga ontologis....
Contoh cara pikir akademisi yg lagi hapening di indo : kasus DSA dr terawan. IDI harus di yakinkan secara uji klinis yg ketat utk membuktikan kalau terapi yg baik dan benar. Sedangkan dari kacamata pasien awam, yg penting sembuh dari sakit nya
harusnya saya sampaikan…..
Terima kasih, sangat mencerahkan.
Saya mengamati kecenderungan RG. Apapun penalarannya hampir selalu (mungkin 99%) mengarah ke pendeiskreditan Pak Jkw. Ini cirikhas filsuf atau karakter pribadi?.
Itu satu point pengamatan saya.
Yang kedua, judgement dia terhadap suatu masalah tidak pernah holsitik. Misalnya soal UU Ciptakerja. UU itu satu paket dengan visi dan misi pensejahteraan rakyat. Dalam sistem ekonomi yang berat ke kapitalis (terindikasi oleh kontribusi negara thd PDB yang hanya 13%-15%), peran negara hanya memfasilitasi, a.l. berupa infrastruktur, kemudahan perizinan, kesepakatan-kesepakatan dengan investor, jejaring bisnis, insentip, program hilirisasi industri, dll yang lazim disederhanakan sebutannya menjadi stimulus.
Dengan stimulus tsb tercipta lapangan kerja. Populasi kita yang semakin meningkat tersalurkan ke sana. Salah satu konsekuensinnya, tercipta keseimbangan (equilibrium) demand and suppy ketenagakerjaan. Mereka dipertemukan di suatu titik bernama imbalan kerja dan status bekerja.
Nah RG mnyoal titik itu dengan justifikasinya sendiri sebagai tidak pro buruh, tanpa mengkaji perosoalan holistiknya. Pun tdk mengkaji risiko tatkala Investor gagal masuk.
Pertanyaan saya : di mana implemenentasi pola pikir holistik seorang filsut?.
Sikap yang sama didemonstrasikan untuk kasus-kasus lain, misalnya IKN tanpa dikaitkan dengan solusi urbanisasi Jkt/Java centris, konservasi lahan pertanian terhadap konversi menjadi lahan aspal dan beton, keragaman skim investasi, diviersifikasi ekonomi di luar Jawa, smartness ibukota negara, dll yang menjadi konsideran kebijakan IKN.
Pertanyaan selanjutnya, masih terkait dengan pola penalaran.
Dalam konteks menjalankan fungsi control Pemerintahan sebagaimana dia claim berulang-ulang, apakah kritikan dia bermanfaat sebagai fungsi control?. Maaf, menurut saya sangat tidak bermanfaat karena tdk menyentuh persoalan secara holistik, apalagi UU mengharuskan KONSTRUKTF bagi setiap kritik.
Btw saya berharap agar kelak Mas Gurugembul menjadi saksi ahli di persidangan RG.
Sekali lagi, terima kasih dan salam.
Sehat selalu pak guru🙏
Ada ape wahai anak mude
Bukan kadrun?
Bukan kadrun?
Loh he nyasar🗿
@@lucifermorningstar8381 lah ini napa dah kodran kadrun
Hingga sekarang, sebagian besar ilmuwan yang telah dipenuhi dengan pengembangan teori baru yang mendeskripsikan apakah alam semesta itu, mengajukan pertanyaan "mengapa"? Sebaliknya, orang-orang yang pekerjaannya bertanya menggunakan kata tanya mengapa, para filsuf, tidak pernah mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan teori ilmiah/saintifik. Pada abad kedelapan belas, para filsuf mempertimbangkan pengetahuan manusia secara keseluruhan, termasuk sains, menjadi medan kajiannya. Para filsuf mereduksi ruang lingkup kajian mereka sedemikian sempit, sehingga Wittgestein, filsuf paling tersohor, berkata, "Satu-satunya pekerjaan yang masih dipertahankan bagi filsafat adalah analisis bahasa." Suatu kemunduran tradisi agung filsafat, dari Aristoteles ke Kant.
Berpikir ala filosof (Untuk kebutuh emosional) Bepikir ala ilmuwan (Untuk kebutuhan rasional)
Apa yang ngebuat para ilmuwan rasional?
Apa yang menjustify metodologi para ilmuwan?
filsuf itu rasional dek, kalo g ada Socrates, Plato, Aristoteles, Dan filsuf besar lainnya ilmu pengetahuan g akan semaju ini. Dan g hanya rasional, tapi juga komprehensif, radikal, bebas dan holistik
@@clover_311 yang bilang tidak rasional siapa wak?, di baca pelan pelan pahami (kebutuhan rasional) artinya ilmu ilmu filsafat itu di terapkan dalam kehidupan terutama ke emosional diri, karena di situ banyak nilai nilai kehidupan yang bisa di petik. sedangkan sains lebih ke rasional (artinya lebih kedalam rasional karena sudah terbukti ada hukum2 alam yang berlaku disitu, misal apa itu gravitasi relativitas dll.) seperti yang di bilang pak gembul semua sama2 rasional kalo tidak ada filsafat peradaban mungkin tidak sebaik sekarang, kalo tidak ada sains mungkin anda tidak dapat menonton video pak gembul sambil rebahan, (teknologi).
@@SabirHQ sains lebih rasional? Apa yang ngebuat sains rasional? Bukti empiris? Oh jadi dengan bukti empiris maka sesuatu dianggap rasional? Tapi bagaimana dengan proposisi "yang rasional adalah yang empiris"? Proposisi itu sendiri sudah kacau karena tidak visa membuktikan keempirisannya. Syarat ilmu pengetahuan harus ada Justified True Belief? Kalo begitu coba justifikasiib Justified true belief itu. Lebih lengkap baca Gettier Problem sama Fayerabend.
Memang benar bahwa kita dapat menemukan karakteristik tajam antara ilmuwan dan filsuf. Akan tetapi, perlu diingat untuk tidak mempersempit jangkauan filsafat. titik tolak sains yakni Empiris juga berasal dari aliran filsafat empirisme. Maka dari itu, tampaknya penjelasan Pak Guru cenderung membatasi filsafat pada rasionalitas dan ini hanya merupakan salah satu cara berpikir atau aliran dalam filsafat yaitu rasionalisme. Antara rasionalisme dan empirisme sendiri sudah terjadi dialektika yang kompleks sekurang-kurangnya sejak periode filsafat barat. Isaac Newton menamakan bukunya yang berisikan penelitian matematis dalam filsafat alam sebagai Philosophiae Naturalis Principia Mathematica. ini mengidikasikan bahwa pada penelitian scientific ditempatkan dalam kerangka filsafat alam. begitu juga ketika August Comte meletakkan dasar positivis. ini contoh betapa filsafat juga memuat di dalamnya penelitian empiris, tetapi tidak berhenti padanya.
saya sepertinya lebih sering melamun sebagai filsuf, namun berkomunikasi ala ilmuwan.
punya banyak teori hasil simpulan sendiri, tapi bekerjasama menggunakan metodologi yang teruji.
Berfilsafat memaksa kita menjadi pribadi yang otentik
Sedangkan Ilmuwan memaksa kita untuk mempertanggungjawabkan pendapat kita
Apakah mungkin ada seorang akademisi yg sekaligus filosofi pak guru.......yg bisa membahas sebuah masalah tapi juga bisa memberikan solusi dr masalah itu...
Filosof tidak mewakili kebenaran. Sedangkan ilmuwan nenampilkan kebenaran sementara yang bisa berubah pada waktu yang akan datang.
Kebenaran mutlak datang dari Allah SWT dinyatakan dalam Al Quran.
Menurut saya RG karena sudah masuk ranah Politik, maka seringkali pandangan / pendapatnya terkontaminasi dengan situasi Politik sehingga bukan murni berdasarkan pandangan / pendapat sebagai seorang Filsuf...btw Ada nggak sih filsuf atau akademisi yang suka bicara kasar?...
@Vin dia akademisi
@Vin ya pasti mmblepmrith org yg djbrkn itu fkta,klo Rocky si otak nungging kan bcra brdsrkn asumsi pribadi yg di dpt dri omngn org tnpt tau wujudnya.
@Vin itu mnggmbrkn otakmu SMA otak Gerung SMA 11 12.
@@diantoardi9767 Renald Kasali orang Nasdem
Ada itu Diogenes contohnya
Ada yang kurang utuh dalam bahasan pak Guru Gembul tentang Komunisme dan Kapitalisme. Begini. Komunisme dan Kapitalisme, keduanya ada di level praktis, implementatif dan lebih sempit. Disebut tadi sebagai level akademis. Keduanya berseberangan, karena keduanya berangkat dari filosofi yang berbeda bahkan berlawanan. Filosofi apa itu?, itu adalah Sosialisme vs Liberalisme. keduanya ada di level FILSAFAT. Bukan level praktis. Keduanya adalah idealisasi atau model sempurna dalam level TEORETIS. Maka keduanya adalah NILAI. Atau hal ideal.
Nilai harus direalisasikan dalam PRAKSIS, yang dilakukan. Salah satu (mungkin satu satunya) cara merealiasikan itulah yang masing2 tadi disebut. SOSIALISME melahirkan KOMUNISME di ranah praktis. Dan LIBERALISME melahirkan KAPITALISME di ranah praktis. Bertemu dalam persaingan yang akhirnya bermuara politis, seperti Sovyet vs AS di masa Perang Dingin, atau China + Sovyet vs AS + NATO di masa sekarang. Namun kedua pihak harus mengakui bahwa masing masing perlu mengakomodasi kelebihan satu sama lain sehingga praktis Komunisme vs Kapitalisme tidak terlalu runcing bersaing di era sekarang, berganti persaingan secara geopolitis yang lebih kompleks. Apalagi persaingan "kakek filsafat" masing masing, yaitu Sosialis vs Liberal nyaris sudah tak terdengan lagi, seolah keduanya sudah berjabat tangan dan mengamati "anak cucunya" yang juga mulai saling belajar memanfaatkan kelebihan saingannya. Misalnya China menjadi "negara dengan dua sistem", Barat memakai sistem perlindungan di hari tua yang diambil dari pajak yang besar, dan itu juga adalah prinsip2 sosialistik.
Jadi, Komunisme sendiri samasekali bukan di level filosofis. Hanya level praktis belaka. Nama negara komunistis juga tidak memakai kata "komunis", melainkan memakai kata "sosialis". Misalnya Republik Sosialis Vietnam, Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia, bahkan Republik Rakyat Tiongkok pun memakai kata "rakyat" yang bermakna sosialisme juga. Dalam penamaan, memang lazim tidak dipakai nama pada level praktis seperti komunisme atau kapitalisme. Lebih disukai memakai nama pada level konsep, misalnya "demokrasi" .
Wahhh
Kedua pihak kalau kerjasama bisa mantap
Yg satu planning
Yg satunya lagi aplikator
Banyak ilmuwan plus filusuf, contohnya Gus Baha. Pemikirannya ttg sebuah tema berat, tampak menjadi sangat ringan, bahwa agama itu mudah, dan selalu diiringi dengan data-data dari sekian referensi kitab, dll.
Keingintahuan (filosofi) adalah manifestasi dr ilmu pengetahuan (akademisi). Ibarat batang besi rel kereta yg saling melengkapi dengan tujuan yg sama.
Filosof bertanya, Akademisi menjawab
Yg lebih cerdas itu ilmuan yg menemukan alat canggih,,kalau sekedar filsafat yg seperti mu banyak di daerah saya bul,,cuma lihai bicara yg di pelajari,,
Super Pak Guru, Dua sudut pandang pemikiran berbeda dijelaskan secara singkat padat dan mudah dimengerti😃👍🏿, selanjutnya mungkin pak guru bisa membahas Pemekaran 3 Provinsi baru di Indonesia yang baru di tetapkan kemarin🙏🙏
Super ilmunya, super jelas penyampaiannya, lihat daftar videonya byk judul yg menarik, lgsg subsribe n like ...... Berkah slalu ilumunya 🙏
ada banyak tema kontroversial semoga cocok
Kasus dr Terawan, Beliau dipecat dari IDI salah satunya karena tidak kooperatif dlm membuktikan prakteknya yg dinilai tanpa riset terlebih dahulu. Pak Terawan berpikir sebagaimana Filsuf padahal seharusnya dunia kedokteran sangat terikat dalam koridor ilmuan. Untuk diketahui bahwa Pak Terawan tidak memiliki bukti level of evidence yg dapat diterima dlm kategori jurnal terverifikasi valid. Setelah bbrp tahun diberi kesempatan Beliau tetap tidak mampu memberikan hasil riset yg layak. Testimony para pasien yg sembuh itu tidak dapat dijadikan evidence. Ada syarat ketat yg relevansinya diatur dlm riset u/ sebuah evidence.
Kemudian khalayak ramai bahkan DPR menyalahkan & menyudutkan IDI karena tidak mampu memfasilitasi riset dari Pak Terawan sampai level of evidence yg layak. Akhirnya sekarang masih kisruh akibat permasalahan ini diamplifikasi ke publik masyarakat yg masih belum mampu berpikir sistematis.
Beginilah rakyat diadu domba. Tidak paham kerangka berpikir/ paradigma saat perseteruan terjadi tapi ikut berkomentar.
Silahkan disimak agar tidak ikut komentar yg tidak relevan
ruclips.net/video/LeWjMbxFOuY/видео.html
Bukti bahwa dunia kedokteran bukanlah dunia saintis.
Tuh, banyak dokter yang dukung pak terawan.
Emang DPR itu cuman mengadu domba, sebenarnya kan itu masalah internalnya IDI, cuman disuruh menunjukkan metodologinya, biar nanti kalo ada masalah bisa diselesain bareng2, kalo nanti patennya juga milik pak terawan juga
kalau penelitian itu harus benar benar akurat. contoh team ilmuan A meneliti tentang suatu objek yang belum diteliti dan team ilmuan B meneliti tentang objek yang sama yang akan di teliti ilmuan A. kalau menentukan hasil penelitian kesimpulan kedua team A dan B sama berarti benar tapi kalau ada kesimpulan akhir yg berbeda gimana, curangnya para ilmuan itu berserikat merasa benar harusnya jangan berserikat harus ada tandingan,
@@aangkahar2185 tidak semua dokter adalah saintis.
Jangan samakan asosiasi saintis dengan organisasi profesi seperti IDI.
@@qoqosan3530 karna dokter umumnya cuman praktikum
Kalo yg berteori itu namanya guru besar/doktor/profesor
Luarbiasa , informasi daging semua...
Filsafat objek yg kontroversial dalam masyarakat indonesia.
Menurut saya filsafat adalah nenek moyang ilmu pengetahuan.
Jadi bukan dua objek yg terpisah, tapi runtutan, akademisi/saint/metodologi ilmiah lahir dari pemikiran filsafat.
Betul, Filsafat cara berfikir untuk menemukan celah, sains cara berfikir untuk menemukan solusi.
Mungkin sederhananya:
Filsuf : cerdas
Akademisi : pintar
Jadi filsuf penemu judul dan akademisi pengisi dari sebuah judul, waduhhh kemana ae ini ngetik wkwkwkw
Filsuf lebih mengkombinasi dengan imajinasinya sedangkan ilmuan cenderung mencari fakta
Mengarang itu indah
@@qoqosan3530 yoi, apalagi dgn si dia 😔
keduanya sama-sama cerdas dan saling melengkapi, ada alasan kenapa gelar dalam pendidikan tertinggi dinamakan PhD.(Philosophiae Doctor) karena untuk mengingatkan pada dunia. sepintar-pintarnya seseorang di suatu bidang untuk kesan. ia pasti mempelajari filsafat sebagai pondasi ilmunya.
filsafat itu sebagai induk dari semua ilmu pengetahuan. sebuah ilmu yang melahirkan ilmu
Sy masih 🔞, masih banyak hal yg harus sy pelajari agar sy lebih... katakanlah "matang" Dalam berpikir dan sy sangat bersyukur dapat menemukan Konten creator seperti Guru gembul,Ferry Irwandi, Dll yang mendorong pola pikir sy lebih berkembang walau dari sebuah konten.
Salam dari Riau pak Guru 🙏
lemahnya data kuantitatif itu tidak mempresentasikan manusia tapi bisa melihat kecenderungan secara data, fakta berdasarkan data itu bisa menjelaskan materil semesta tapi tidak dengan manusia. Sedangkan filsuf memiliki kemampuan berpikir secara merantai, humanis, dan kualitatif, membongkar probabilitas kebenaran. dua dua nya sangat bagus, saya pribadi mengikuti RG dari tahun 2013 ketika dia bicara soal filsafat alam, dan karena beliau filsafat dikenal secara lebih luas oleh masyarakat indonesia sehingga mungkin dalam waktu dekat indonesia akan mengalami renaisans dalam filsafat yang dulu dipandang sebagai ilmu yang tabu.
Sekedar mengingatkan pak GG, filsafat itu moyang dari segala ilmu, jadi jangan di kotak2an seakan-akan menjadi filosofis itu tidak bisa menjadi ilmuwan kuantitatif.
Dari buku yang saya baca tentang filsafat ilmu juga gitu
Semoga konflik IDI dan Dr Terawan juga diselesaikan secara debat secara akademis/ilmiah
Secara tidak langsung yg di sampaikan pk GG ada hubungannya sama konflik ini. Mungkin pk GG mencoba untuk mengajak masyarakat untuk memahami IDI, yang dimana IDI meminta dokter Terawan untuk menyelesaikan metode ilmiah nya. Dan tidak hanya sebatas pengakuan para pasien.
IDI dasar penilaianya pada kesehatan... atas metode PENGOBATAN disisi lain kesehatan bisa ditempuh tidak hanya pada obat saja, tetapi metode2 mekanis, melalui pendekatan ilmu fisika bisa menjadi bagian dari penyembuhan untuk memperoleh kesehatan... paradigma menuju sehat yg harus diperluas...
Scientist adalah seorang specialist sedangkan philosoph adalah seorang generalist ; scientist berfokus pada kedalaman dan ketinggian sedangkan philosoph berfokus pada keluasan dan kelebaran ; scientist sifatnya sedikit tapi banyak sedangkan philosoph sifatnya banyak tapi sedikit ; scientist adalah metodologis sedangkan philosoph adalah freestyler, scientist adalah seorang master of one sedangkan philosoph adalah seorang Jack of all trades 😁😁😁😁😁
Org yg benci kapitalis sekaligus benci Komunis, brti bukan org ilmuan dan filsuf. Faktany org2 Indonesia benci dgn Komunis tp suka dgn kebijakan Komunis apa itu tunjangan hari raya (THR) yg sbntr lg turun😂😂😂😂
Mungkin orang Indonesia benci ide komunis karena nilai anti religius yang tersimpan di gagasan Karl Marx itu sendiri. Nilai sosial lainnya cukup disukai oleh masyarakat.
cara pikir saya sempat terlalu filosofis juga sempat terlalu akademis, ternyata lbih enak kalo caranya imbang dan sesuai keperluan
Akademisi itu rasionah dan imiah
Filosof (Rocky) membalikkan kata kata - yg benar jadi salah dan yg salah jadi benar
Akadenisi menciptakan benda
Filosof menciptakan onar
nah, inilah kesimpulan dari orang yg ber-IQ 200................. sekolam 🤭
Masih rendah ilmu ngab 😂 Main main ke Europe biar tau dunia jangan nyankul doang di kampung
Jangan liat filsuf versi roky dengung
Liat lah filsuf versi aslinya di eropa
Bagaimana kaum filsuf barat berpikir
Ya gk juga bro
Tetap Semangat & Optimis di kehidupan Dunia ini , semua nya saling Beŕhubungan apapun itu , mari kita pelajari kehidupan ini sampai kita tidak bisa berpikir karena banyaknya nya Arah jawaban. 😢
Cara berpikir saya Filsuf Pak GG, tetapi selalu menjadi ilmuwan ketika membuktikan kesimpulan dari cara berpikir filsuf saya, wkwk...jadi filsuf dulu untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya, kemudian jadi ilmuwan untuk memverifikasinya...
Berpikir filosofis untuk menemukan ide2 baru yang akan diuji secara empiris, boleh juga pak guru🤭 thanks pengetahuannya.
Dan kemudian lahirlah designer dgn "Design thinking" nya, bersama metode2x kreatifitas yang buku pertamanya ditulis William J.J. Gordon. Yang senang sekali melakukan kesalahan-kesalahan repetitif lintas generasi. 🤣
Yg lebih cerdas adalah guru gembul karena bisa menguliti keduanya
Akademisi dan filosof hanya bisa dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkankan apalagi dibenturkan. Ini terbukti ketika Pak Guru mencontohkan tentang alien hanya disisi akademisnya saja. He.. he. Jangan tergesa-gesa Pak Guru. Tarik nafas lagi Pak Guru. Salam Damai.
Filsafat itu sebagai landasan ilmu pengetahuan ( science ), seorang ilmuan tidak bisa meneliti satu Case tertentu tanpa landasan ontologi , epistemologi dan aksiologi, analogi filsafat adalah sebuah fondasi sebuah rumah atau struktur sedangkan ilmu pengetahuan itu ibarat bangunan yang diatas pondasi baik itu jendela, pintu, atap dll tanpa pondasi dan struktur bisa dibayangkan bagaimana nasib barang2 tersebut , makanya kalo diluar negeri seorang ilmuan yg paling tinggi bergelar PhD ( philosophy of doctor ) orang yg ilmunya sudah pada level kebijaksanaan, maksudnya kebijaksanaan disini adalah bisa melihat satu fenomena secara menyeluruh dan mendalam serta mempunyai nilai, filsafat juga menjawab pertanyaan pertanyaan yg tidak terjawab oleh ilmu pengetahuan misal pertanyaan apa hakikat tuhan itu ? itu jawabanya tidak ada di science tapi bisa kita temukan di filsafat ato agama. jadi intinya itu pengetahuan sudah dikelompokkan sendiri sendiri baik itu filsafat, ilmu pengetahuan ( science ), agama , seni , sering masyarakat kita mencampur adukan semuanya hal itu yg ujung2nya adalah debat kusir. Persamaan filsafat dan science adalah pada kekuatan rasionalnya sedangkan perbedanya adalah ilmu pengetahuan membutuhkan empirisisme maksudnya adalah bisa di indera , bisa diamati, bisa diuji, bisa dibuktikan.
Sepertinya saya gaya filosof krn saya menyukai berfikir dengan komprehensif, multidisiplin, dan holistik.
Tapi saya ingin bertanya pak guru, kalau dosen filsafat atau mahasiswa jurusan filsafat dikatagorikan akademisi atau filosof?
Terima kasih atas jawabannya pak guru
akademisi dan filsosof sih sama aja menurut gue, secara sejarah para filosof itu akademisi, dan akademisi merupakan bagian dari filosof, karena akademi itu di didirikan oleh plato yang seorang filosof, akademi itu ruang tempat befilsafat para filosof, sedangkan filosof yang berada di akademi tersebut merupakan akademisi.
Nah ini baru video netral. Jadi nggak ada keberpihakan... Aku juga sebenarnya punya pendapat sendiri terkait Rocky Gerung. Aku menganggapnya biasa saat bisa memahami jalan fikirannya. Terlepas darimana dia mendapatkan ilmunya. Sama seperti Guru Gembul. Yang aku pakai itu ilmunya, bukan orangnya. Bukan tidak menghargai si pemilik ilmu. Kalau aku seorang pembawa podcast, tentu aku akan mengundang beliau dan memberikan value lebih dari bintang tamu biasa. Tapi sebagai orang biasa, maka aku menganggap wajar Guru Gembul memberikan ilmu lebih agar mendapatkan ilmu yang lebih lagi. Ini akan memaksa otak kita untuk terus bekerja dan mencari ilmu baru. Penghargaan kita tentu dengan memberikan apa yang kita tahu untuk saling melengkapi. Soal, filsuf dan ilmuwan, jangan lupa bahwa seorang Rocky Gerung juga seorang ilmuwan. Tapi bukan di jurusan sains, melainkan hubungan internasional. Kalau dia seorang saintis dan juga pakar filsafat, maka lain ceritanya.
Pernyataannya, apakah kita bisa memiliki kedua cara berpikirnya sekaligus, baik filsuf maupun akademisi?
Bisa.
Kayak diriku.
Berfikir layaknya Ilmuwan untuk hal-hal penting.
Filosof untuk hiburan aja.
Orang orang kayak leibniz itu kan philosopher dan ilmuwan juga
@@felixsiswanto8561 betul. Tapi, Leibniz lebih dominan filosofnya.
Saya hanya menyimpulkan dunia ini diciptakan serba berpasangan...jadi tidak ada yg kurang maupun lebih diantara keduanya...jadi berpikirlah dari langkah pijakan kita sendiri (dimana kita menggunakan kedua2nya)😘😘
" pikiran itu kita sendiri yg menciptakan bukan ilmu pengetahuan "
Terimakasih guru sudah memberikan penjelasan,
Pada tugas akhir saya melakukan penelitian terkait salah satu spesies ikan endemik Indonesia yang terancam punah dan minim perhatian, minim data-data dan lainnya. Oleh karena itu, dalam upaya saya mencari informasi saya melakukan perbandingan dengan spesies-spesies lainnya karena pustaka yang saya cari sulit/kurang yang membahas hal tersebut.
Dari video ini ternyata saya sadar, untuk menjelaskan informasi baru harus melakukan berfikir yang radikal dan independent, sifat berfikir akademisi harus dipadu dengan filsuf agar informasi yang didapatkan bisa diolah lebih optimal.
Sehebat dan sepintar apapun jika penyampaiannya tanpa menggunakan nilai etika dapat meracuni anak cucu kita
pak guru tolong bahas sistem pemilu dengan peserta dipilih dan pemilih adalah terpelajar d3/S1 dan bukan wong cilik pasti akan berdampak dan jelas mau dibawa kemana negara ini.
Mau pake demokrasi parlementer kek jepang, malaysia, inggris
yg cuman di isi orang² katanya pinter
Dan pemilu nya juga lewat voting parlemen/orang² pinter yg katanya paling ngerti ngurus negara
Kalau saya sih kembali ke kitab suci, "kita ada & berbeda adalah untuk saling melengkapi"
11.58
Sosialis & Kapitalis adalah Realita intersubyektif keduanya tak ada yg salah dan tak ada yang benar
salah dan benar bisa ditentukan oleh sains yang obyektif
dan masyarakat Indonesia rata-rata landasan berfikirnya mengacu pada Realita Subyektif dan Realita Intersubyektif, sedikit sekali yang orientasi berfikirnya berlandaskan Realita Obyektif dan sains.