Kami mahasiswa di Universitas Cendrawasih Papua, tertinggal jauh dalam literasi krn kekurangan buku juga fasilitas tidak memadai. Saya menyaksikan perbincangan ini kemudian membandingkan saya sedih untuk nasib kami🙏🙏🙏
Kaka dorang bisa buat gerakan baca disana, ajukan permintaan donasi utk buku disana, masalahnya sudah ada : kurang buku. Tinggal cari solusinya saja, itu tugas mahasiswa kan 😊
Pak Gita, tolong undang Abinaya Ghina Jamela, sastrawan cilik yang berwawasan sangat luas. Lahir 2009, dia pernah menulis buku puisi Resep Membuat Jagat Raya yang masuk nominasi Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2017. Dari puisi Resep Membuat Jagat Raya sendiri, kita bisa melihat betapa beragam sumber bacaannya. Puisi itu diawali dengan baris, "Ambil sebutir proton" dan menceritakan proses terbentuknya semesta dengan ilmiah sekaligus kreatif. Selain puisi, dia juga banyak menulis esai, novel, dan cerita pendek. Mengingat usianya yang sangat muda, saya sangat kagum dengan buku-buku yang dia baca-Orwell, Kawakami Mieko, Wisława Szymborska, dan banyak lagi. Saya yakin dia pasti bisa memberi perspektif segar dan penting terhadap perbincangan literasi di Indonesia. Tahun ini dia diundang ke Ubud Writers and Readers Festival. Akan menarik juga jika Pak Gita mengundang Feby Indirani, penulis Bukan Perawan Maria dan Memburu Muhammad. Dia termasuk aktivis literasi yang tidak percaya bahwa minat baca di Indonesia itu rendah, lebih menekankan ke akses yang sulit didapat dan tidak merata. Terima kasih. Semoga Pak Gita berkesempatan melihat komentar ini dan mengundang kedua narasumber tersebut.
Terima kasih atas podcast ini, Pak Gita. Kebetulan saat ini saya sedang merintis usaha perpustakaan digital, Lentera App, yang bisa diakses gratis oleh pembaca namun juga memberikan royalti kepada para penulisnya. Meski bukunya dapat dinikmati dengan gratis, namun kami melakukan kurasi atas buku-buku tersebut. Kami pun aktif menggalakkan kegiatan membaca bersama klub-klub buku baik on line maupun offline. Saat ini populasinya masih sedikit, namun growth-nya cukup signifikan. Berawal dari 200 user di Februari 2023 hingga sekarang 2.000-an user di Oktober 2023. Mohon dukungannya. Terima kasih. 🙏🙏
Halo Pak Gita. Saya seorang guru. Saya sangat setuju bahwa budaya membaca itu harus berawal dari keluarga. Selain itu, menurut saya guru juga harus bisa menjadi role model dan mendorong siswa untuk membaca. Akan tetapi, mirisnya jumlah guru yang hobi membaca sangat sedikit, Pak. 😢
Sepertinya hanya saya di keluarga yang suka membaca, saya pun kuliah di sastra dan sekarang meski bekerja di NGO saya tetap tidak bisa meninggalkan komunitas sastra walau kebanyakan mereka adalah angkatan tua yang teman dosen, saya di sana berusaha ingin melengkapi. Saya Sabtu Minggu membuka lapak buku di lapangan dekat rumah nenek di Depok, memang ada yang tertarik tetapi kadang sepi tapi saya akan tetap jalan terus. Memang perlu peran dari masyarakat juga dari keluarga atau dari tokoh masyarakat sayangnya banyak yang tidak peduli padahal menurut saya orang dewasa perlu mencontohkan kegemaran membaca biar yang lebih muda bisa meniru. Saya dan Komunitas Dapur Sastra Jakarta sedang berupaya menerbitkan majalah sastra bersama Pusat Dokumentasi HB Jassin, Apresiasi Sastra, karena berbahaya jika sebuah bangsa tidak lagi ada majalah sastra. Kami juga mengadakan Forum Diskusi Meja Panjang selama beberapa bulan ini tetapi memang masih orang-orang dalam satu gelembung yang hadir. Masih PR juga mempopulerkan sesuatu yang memang dianggap berat. Mari berkolaborasi agar jalan sunyi ini mampu bertahan dan lebih ramai lagi.
Sejak SD sy sdh senang membaca buku2 cerita yg sy dptkan dr teman sy yg keturunan Tionghoa. Dan dari masa itu, sy ingin jd an author, it's my big dream dan sebelas tahun yg lalu sy resign from my job and started to write seriously...Dalam waktu sekian lama sy sdh menyelesaikan satu seri novel adventure. Karena sy berdarah Flores, novel adventure pertama sy ini mengangkat budaya dan sejarah purba Flores. Sembari menulis seri terakhirnya, sy jg menulis dua novel dengan tema yg berbeda, salah satunya sy menulis ttg descendants of nusantara kingdoms, novel dengan 3 tema: past, present and future, penelitiannya sy lakukan sejak 2013 until today, tapi terus terang sulit sekali mendapatkan catatan2 sejarah kerajaan2 di Indonesia, kebanyakkan sy dpt luar negeri seperti Belanda dan Portugis. Novel2 sy selalu bergenre international dgn taste sejarah dan budaya Indonesia, cause I dream to introduce Indonesia through novel.
Saya senang memiliki pengalaman positif dengan Periplus! Mereka memang terkenal sebagai toko buku yang menyediakan beragam buku dalam bahasa Inggris yang lengkap dan terbaik.
Hadir Menyimak. Terima kasih Pak Gita Wirjawan sudah mengundang Pak Judo Suwidji (Co-founder Periplus Bookstore) dalam topik pembicaraan yg sangat menarik mengenai buku, budaya baca dan literasi. Salam sehat selalu! The Power of a Map 01:27 - Judo’s love for books started since he was a child 04:55 - Education background 05:19 - Dawn of Periplus Reading Culture 09:02 - Family & society : True agents in building a reading culture in Indonesia 10:07 - Education system in supporting reading culture 10:40 - #GitaWirjawanLecture : Leadership on any level should also encourage society to read more 13:20 & 15:11 - Judo Suwidji meant Yuval Noah Harari when he said Yuval Hariri 16:21 - #GitaWirjawanLecture : There’s only small amount of number of PhD Parental Influence 20:09 - Judo’s passion for books 22:54 - Judo Suwidji : Butuh satu generasi untuk membangun budaya baca di Indonesia. 25:52 - GitaWirjawan’s crazy idea for every citizen to read, summarize, and narrate books. 28:45 - Increasing the quality of discussion in the society Current State 33:51 - Electronic vs hard copy 36:50 - Handwriting, cognition, and motor skill 38:18 - Judo Suwidji : Baca aja ngga pernah, gimana nulis? Yang kita perlukan, penulis Indonesia bisa nulis lebih banyak tentang Indonesia. 42:02 - Gita Wirjawan : Selama media konvensional ngga berkepentingan untuk social re-engineering, kita harus menempuh media yang nonkonvensional. The Challenges 42:35 - Judo Suwidji : Banyak sekali yang bisa ditulis tentang Indonesia - baik sejarah, filsafat, seni, budaya, dll. 43:47 - Judo Suwidji : Dengan membaca sejarah, bisa membangkitkan nilai kebangsaan; dengan melihat peta, kita bisa melihat kemegahan Indonesia. 47:00 - Tantangan besar literasi Indonesia : 1. Meningkatkan jumlah buku secara masif. 2. Meningkatkan kualitas tulisan. 3. Menerbitkan tulisan di Indonesia di penerbit yang keren. 48:37 - Judo Suwidji : Kita harus mencari penulis dengan referensi yang kuat. 48:56 - Another Gita Wirjawan crazy idea: Sayembara nulis dengan hadiah ratusan hingga miliaran. 49:42 - Judo Suwidji : Publisher besar sedang nyari penulis dari Asia 50:41 - Gita Wirjawan : Mindset yang tepat itu adalah kita harus tumbuh despite, bukan because of the government. The Irony 51:47 - Pertemuan Judo dengan Dior 53:31 - Gita Wirjawan : Kita butuh lebih banyak narator. Secara kapasitas otak mungkin ngga kalah dengan negara lain, tapi kurang jago bernarasi. 54:43 - Judo criticizes how classroom works now. 55:22 - #GitaWirjawanLecture: Lessons from India on distributing public goods 58:18 - Paper price irony in Indonesia and Singapore 59:04 - PR besar Indonesia terkait literasi ke depan : 1. Memantik budaya baca dalam berbagai kelompok sosial. 2. Meningkatkan daya tarik masyarakat untuk membaca buku yang terkait dengan MIPA, teknologi, dan terapan. 3. Menekan biaya produksi buku. Democracy & Literacy 59:33 - Judo sees the society’s interest to read will increase going forward. However, it requires a massive support from family, school, community, etc. 1:01:15 - Judo Suwidji : It will take more than a decade to build a resilient reading culture in Indonesia. 1:02:50 - Gita Wirjawan re-emphasis how staggering this stats is 1:04:15 - Judo Suwidji : Dialectical culture starts from home. 1:06:05 - Judo Suwidji : Online-offline bookstore will go hand-in-hand together. 1:10:33 - Judo Suwidji : Membaca buku itu melatih kita untuk bernarasi. 1:17:44 - Openness in the education space. 1:21:16 - Book club Selengkapnya di sgpp.me/eps160notes
Untuk solusinya, bagaimana kalau dibuat MATA PELAJARAN wajib 'STORY TELLING' (BERCERITA) mulai jenjang SD kelas 3 mungkin. Sebenarnya bagus sekali lhoo story telling ini. Disana akan mengasah kemampuan 'PARAPHRASING' yg mana ini kemampuan yg masih minim dimiliki (menurut pengalaman saya). Terutama saat membuat karya tulis di level universitas. Kenapa jadi banyak yg cuma 'copy paste' dan jatuhnya plagiat saat buat skripsi??? Karena mahasiswa tidak terbiasa mem-parafrase (menceritakan kembali sebuah tulisan dengan bahasa mereka sendiri). Dan itu mencerminkan rendahnya 'READING COMPREHENSION'. Semua terkait. Apakah ada yg punya pengalaman atau observasi yg sama?
Menurutku yang lengkap kepribadiannya sebagai seorang narator, penulis, intelektual, rohaniwan, dan sering ngasih kuliah umum ke kampus2. Yaitu Emha Ainun Nadjib
Membaca adalah jendela dunia dengan membaca maka wawasan, pengetahuan, intlektualisme akan bertumbuh dan berkembang sehingga dapat dan mampu bersaing dikanca di global, internasional. Hal yang harus di kembangkan bagi anak muda kita, adalah 1. Pemerintah menyiapkan mutu pendidikan yang berkualitas tidak hanya fokus pada silabus harus mempunyai ide dan gagasan yang lebih mengedepankan pengembangan pendidikan. 2. Kualitas guru harus di tingkatkan dengan mengadakan Bimtek, webiner, melakukan jenjang pendidikan, aktif pada penelitian. 3. Menerapkan budaya baca buku sedini mungkin.
Mimpi saya membangun perpustakaan di desa dgn harapan agar bisa membangun hobi dan rasa cinta akan buku kepada anak anak desa di komunitas kecil yg saya bangun bersama kakak.
Saya sendiri sdh merasakan manfaatnya baca buku. Sejak 4 SD sy sdh getol baca buku apa saja, novel, politik, pengembangan diri, agama, filsafat, dll. Lewat baca buku sy gk hanya belajar berpikir kritis, berpikir modern melampaui jaman, tapi jg kerja dari rumah, gk pake ijazah apapun, hanya melalui kemampuan sy menulis, menuangkan ide, menyusun aneka model kalimat plus gaya bahasanya, dan itu sdh sangat cukup untuk menghidupi sy dan keluarga.
@@MAli-kw8piTentu bro. Jangan kuatir, meski saya kerja tak pake ijazah, tapi saya punya ijazah S1, cuma nggak saya gunakan. Lagi pula orang yg banyak baca buku otaknya 1000 kali lebih baik dan tau apa yg harus diberikan untuk dikonsumsi otak orang yg nanti membacanya. Dan saya tau betul itu. Salam hormat dari saya untuk anda
Pak Gita, saya tertarik dengan ide book club termasuk dengan cara gotong-royong baca buku. Saya sudah mulai beberapa tahun lalu, dan rasanya sulit berkembang karena alasan klasik: tidak ada waktu. Audience saya lebih banyak young professional yang able, perlu growing dan tidak punya waktu banyak. Kalau berjodoh, boleh terhubung dengan Pak Judo.
Periplus toko buku favorit gue selama ini udah berapa banyak buku yang gue baca dari periplus. Menurut gue periplus toko buku import terbaik selain kinokuniya di indonesia
Terimakasih pak Gita sudah menayangkan pembahasan tentang literasi dan baca buku. Sejak tahun 2000, kami di Home School Tunas Bangsa, melakukan penelitian panjang tentang membangun rasa cinta buku kepada anak2 kecil, dan bagaimana mengajarkan menulis yang menyenangkan, terholistik dengan kebiasaan membaca buku itu sendiri. Akhirnya kami start dengan mendongeng sebelum tidur siang dengan guru dan sebelum tidur malam dengan orangtua anak. Latihan membaca bukunya melalui buku bacaan itu sendiri. Dan pada saat masuk ke menulis, mereka menulis buku yang mereka baca di kertas yang digariskan dan gambar di atasnya hingga dijilid sederhana ❤️ Saya share videonya ke grup guru supaya bisa dipahami kita semua dan membuka pemahaman yang makin mendalam tentang kemampuan literasi ini
Disaat sebagian anak muda masa kini yang hanya mementingkan ego, dan terpolarisasi oleh sosial media. pak gita masih terus menyuarakan keamanan masa depan bangsa indonesia. Terimaksih pak gita❤
Menarik sekali. Ada pembahasan mendalam tentang buku, sejarah, manuskrip, nobel prize, dan sebagainya di edisi ini. Baru-baru ini Habibie Prize 2023 diraih oleh seorang pegiat budaya sekaligus ahli filologi, Kang Oman. Mungkin Pak Gita bisa mengundang beliau untuk hadir di Endgame, siapa tahu akan ada titik temu yang akan menghubungkan potongan-potongan keindonesiaan masa lalu dengan masa kini. Kejayaan Nusantara serta kesalahannya bisa dipelajari dari lembaran manuskrip kuno tersebut, di samping bahwa disiplin ilmu ini belum menjadi tiang utama di negeri yang kaya akan bahasa, aksara, serta butir-butir intelektual lokal yang bersifat global. Salam.
Bila BPK Gita Wiryawan berkenan,senang sekali rasanya apabila berkesempatan untuk ngobrol santai dengan beliau.seblm nya salam hangat kami dari pengurus perkumpulan DEWAN SENIMAN NUSWANTARA INDONESIA.🙏
Terimakasih banyak pak Gita, tak henti-hentinya menggaungkan budaya literasi di Indonesia. Semoga cita-cita saya untuk membumikan budaya literasi di kampung saya tercapai dan mampu menjalar ke antero Indonesia 7 sampai 10 tahun ke depan amiin...
Saya guru SMP Negeri, selalu mendapat insight dari EndGame pak Gita. Terima kasih inspirasinya ttg literasi. Pak Gita tokoh yg konsisten perjuangan literasi untuk anak bangsa. Sehat sehat pak Gita
Sayang banget pemikiran-pemikiran kita yang brilian harus terus terkungkung dengan permainan politik. Mari tetap berharap dengan optimis seperti harapan yang sering digaungkan Pak Gita dan teman-teman di Endgame.
Kalo ga buku/ jurnal , yah minimal tiap siswa di 1 kelas jenjang SD, meresume endgame saja pak, supaya anak2 terbuka wawasannya Semoga dari setiap 1 kelas tersebut lahir lah ilmuwan2 muda indonesia kelak, termasuk saya 😊
Pak Gita... buatlah program menulis tentang Indonesia dengan merangkum para penulis lokal dari setiap provinsi. Agar tumbuh perspektif beragam dan lebih Indonesia. Insya Allah kami siap berkonstribusi sebagai penulis.
Saya seorang guru SD swasta d Jombang. Kebetulan diamanahi sbg penanggung jawab gerakan literasi sekolah. Dari podcast ini, saya bertekad untk mempraktikkan ide dr pak Gita dan Pak Judo untk bisa melibatkan orang tua untuk bisa membaca nyaring sebuah buku di kelas anaknya. Semangat semua pejuang literasi. Kita bentuk generasi gemar baca mulai dr lingkungan terdekat kita
Di kurikulum merdeka sekarang banyak kampanye ;iterasi dengan membuat pojok baca di kelas maupun di lingkungan sekolah. Satu langkah tersebut mungkin sangat baik anmun permasalahannya guru-guru sekarang minim baca buku sehingga pojok baca hanya sebagai pajangan. Saya berharap perbincangan ini menjadi to;ah penggerak. Say apunya ide bagaimana kalau pak Gita membuat sebuah web untuk meningkatkan minat baca dan menulis? Misalnya dalam web tersebut diberikan tantangan membaca buku tertentu terus diberikan tentang juga membuat narasi video atau menulis untuk menggubah buku tersebut. Saya sendiri suka membaca dan menulis (biasanya hobi menulis di kompasiana atai membuat antologi) namun karena lingkungan kurang mendukung kadang semanagt naik turun...yuk pak Gita bisaa. Saya beruntung subscribe kanal ini. Kami tunggu kabar baiknya pak gita..
Saya mau bgt gabung ke book clubnya pak Gita dan tim Periplus. Ditunggu pake bgt dan makasih banyak buat diskusinya. Hadir di saat saya sedang loyo dan skrg jadi semangat. Sehat2 buat bapak berdua😊
Terima kasih Pak Gita sudah mengangkat perbincangan tentang buku dan literasi. Jadi ingat masa kecil, ketika awal berkenalan dengan buku. Orang tua saya tidak sekolah tinggi, hanya SD dan SMP, tapi ketika saya kecil, mereka sering membelikan buku dan majalah. Dari budaya membaca itu, saya jadi punya rasa ingin tahu, ingin belajar, dsb. Dan Hidup saya hari ini, bisa dibilang banyak berubah karena buku dan majalah2 yang saya baca di masa kecil itu ❤
Terima kasih pak Judo, hibah buku dari Periplus sangat berguna untuk TBM saya. Setiap minggu saya mengumpulkan anak2 di sekitar rumah untuk dibacakan cerita. keyakinan saya sama dengan yang bapak sampaikan, melalui story telling kita akan membentuk generasi ke depan menjadi cinta buku. Luar biasa!
Terimaksi atas poscast ini pak gita dan pak judo. Kami sangat suka dengan materi poscast ini,bagus dan sangat memotivasi kami. Kami sangat bangangga menjadi bagian dari Periplus semoga periplus semakin berkembang dan jaya.🙏😇
Anak saya umur 8 tahun dia sdh baca 189 buku. Tdk perna main hp, tdk perna nonton tv. Krjannya baca buku, bermain di sore hari saja, sisanya ya menulis dan membaca. Memang ortu hrs mengarahkan, dan memberikan semangat u anak bermimpi tentang masa depan. Anak2 semangat klu ortu mengarahkan
Read aloud utk anak anak sebelum tidur setelah seharian bekerja itu mmg perlu niat yg kuat, walopun ngantuk2, wajib bgt bacain dongeng sebelum tidur, cergam atau apapun, harus berani luangkan waktu sabtu minggu khusus utk baca buku bersama.
Terimakasih Pak Gita untuk narasumbernya, menyambung dari pembahasan Pak Gita mengenai Ibu-ibu untuk lebih aktif menjadi story teller. Sudah ada komunitas ibu-ibu untuk meread aloudkan buku kepada anak-anaknya dan trainingnya pun sudah ada. Saran saya, untuk mendatangkan narasumber Bu Roosie Setiawan sebagai penggagas Read Aloud di Indonesia.
Saya termasuk orang yag senang berkampanye dan mengajak kawan-kawan saya untuk membaca, bahkan saya sering meminjamkan buku saya kepada teman meski sering tak dikembalikan. Setiap kali saya kawan-kawan melihat buku saya, sering bertanya, ini kamu beli semua? dalam pertanyaannya itu terkandung makna bahwa sebuah kerugian untuk membeli buku. Saya memang ada cita-cita untuk membangun perpustakan setiap kabupaten di Aceh, itulah kenapa saya membangun Forum Aceh Literasi, masih banyak tantangan dan belum begitu berjalan. tapi saya akan terus berjuang Insya Allah. Terima kasih sudah menghadirkan konten-konten yang positve.
Melihat Periplus yg berhasil memasarkan buku² berkualitas, ada baiknya Pemerintah mengajak pihak swasta memajukan literasi Indonesia yg terus jatuh sejak era Orba.
Alhamdulillah sebagai Gen Z angkatan pertama atau milenial paling terakhir. Sy termasuk yg banyak baca entah buku atau digital. Memang banyak orang yang sangat langka membaca apalagi membeli buku.
Pak Gitaa bikin crowdfunding aja buat siapapun yang bisa nulis nonfiksi dikirim dan lolos ke HarperLee / Penguin Publisher, kami ikut patung buat ngasih mereka hadiah!
Diskusi menarik. Setuju dengan perkataan Pak Judo, budaya literasi harus dimulai dan dibiasakan dari keluarga. Butuh kepekaan orang tua untuk kreatif dalam mengenalkan budaya baca ini, karena tiap anak butuh cara berbeda. Sayangnya tidak banyak orang tua yang menyadarinya karena kemampuan literasi para orang tua ini pun banyak yang masih kurang. 😅
Kurangnya dukungan dri universitas untuk publikasi juga mungkin menjadi penghambat kenapa kita kurang berkontribusi dalam dunia akademisi di bidang publikasi dan menulis. Benar, Pak, harus ada dukungan dari semua pihak untuk mendukung minat baca di Indonesia.
Katanya budaya membaca masyarakat Indonesia sangat rendah dibandingkan negara lain. Ini alat ukurnya apa? Dan apa saja aspek yang dinilai? Karena jika aspek yang dinilai dari jumlah penjualan buku atau bahan cetak lainnya seperti koran dan majalah... berarti orang seperti saya tidak masuk dalam hitungan. Padahal saya dari kecil hingga sekarang selalu haus akan bacaan, walau bukunya lebih banyak pinjam daripada beli, dan dulu bapak saya selalu baca koran, walau pinjam koran tetangga. Saya yakin orang seperti saya banyak di Indonesia.
Menulis , membaca tulisan sendiri walau tidak jelas sama sekali pun tidak di publikasikan , saya rasa pelarian yang lebih alternatif dari pada narkotika dalam tahapan penyembuhan stres mengingat banyak nya anak negeri yang entah dari mana saja sumber depresi nya , menulis juga belajar memahami diksi mepersentasikan makna ham dalam pemahaman personal ya kebebasan pembaca
Diskusi ini sangat keren dan memotivasi banyak orang aamiin, semoga saya dan teman-teman ketularan kecerdasannya beliau-beliau ini, dan semoga juga cita-cita saya dari beberapa tahun lalu ini ke sampaian membuat Warkop Toko Buku Syariah hehe, meskipun daerah saya saat ini ada beberapa toko buku yang tutup, masyarakat masih kurang minat bacanya pada hal salah satu Kota pendidikan.
Maaf saya baru membuka rumah belajar dan membaca. Kepada teman" yg ingin mendonasikan buku khusus nya buku untuk anak".karna saya megajar untuk suku tertinggal di provinsi Riau
Buku fisik nggak ada lawanya. Ada fisik, bisa di pegang dan cium, kesannya berbeda, bisa lihat dan sebagai hiasan di rumah. saya sama seperti yg di katakan pak gita
Seringkali kita bertanya-tanya, mengapa ada orang yang hobi membaca buku? Salah satu faktor yang mungkin mempengaruhi adalah latar belakang sosial ekonomi. Orang dari kalangan menengah ke atas cenderung memiliki lebih banyak waktu luang dan akses terhadap buku, sehingga mereka dapat mengembangkan kebiasaan membaca. Sebaliknya, orang dari kalangan menengah ke bawah seringkali terbebani oleh kebutuhan sehari-hari, seperti mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan dasar. Akibatnya, mereka mungkin memiliki lebih sedikit waktu dan energi untuk kegiatan seperti membaca.
Mohon izin BP, Gita. Integritas, baginya pejabat yang terkait, Sabab musabab permasalahan bangsa, Dana penyelesai kesemuaannya, Tegaknya hukum, terlebih hukumnya para koruptor, Jika pengajuan konsep pembenahan di semua sesi untuk RI, Jika pribadi saya presidennya,saya jamin kurang dari satu periode, Namun bila indonesia menolak ajakan pencabutan perjanjian Dimata internasional, tentang kemerdekaan RI, BerArti indonesia menolak dana dari kemaslahatan umat sedunia , yang ada ditangan saya, Mohon bantu pak Gita, kepada seluruh figur peduli indonesia, serr,. Saya berteriak seorang diri, dan harus hadapi pencundang pencundang keturunan pehianat Nusantara, yang masih terus berusaha tumbangkan NKRI. Terus mereka bergerak tanpa kita sadari,. Terimakasih pak Gita Semoga bermanfaat
Salah satu majalah favorit yang saya sering beli di Periplus adalah Reader's Digest Majalah ini isinya pengetahuan semua terutama yang membahas mengenai cara hidup sehat.
Apa saja yang perlu untuk menumbuhkan minat baca? “Ingin tahu jawaban atas sesuatu.” Apa peran pemimpin agama dalam menumbuhkan minat baca? Orang yang beragama Kristen. Orang yang beragama Islam. Orang yang beragama Katolik. Orang yang beragama Hindu. Orang yang beragama Buddha.
Persoalan besar bangsa ini: bagaimana meningkatkan minta baca? Kenyataannya, minat baca masih rendah jika dilihat dari data, toko buku sudah banyak yang tutup, toko buku berkurang pengunjung/pembelinya, buku bajakan, nasib penerbit....
Diskusi mengenai 'Dimulai dari rumah' menggarisbawahi peran keluarga dalam membentuk kebiasaan literasi pada anak-anak sejak dini, sementara 'Berdialektika Dan Bernarasi' menyoroti pentingnya diskusi terarah dalam memperkuat budaya literasi. Penggunaan teknologi, baik elektronik maupun fisik, menimbulkan ironi dalam upaya mempertahankan kebiasaan membaca. Menumbuhkan kesadaran akan literasi merupakan PR besar yang memerlukan kolaborasi lintas sektor. #BudayaLiterasi"
Pak Gita, terimakasih untuk motivasi nya, dua tahun terakhir sejak saya mendengar kan podcast bapak, benang merah yang saya tangkap selalu tentang membaca dan membaca. Hal ini membuat saya sudah membaca berapa buku filsafat, histori, dan terapan. Terimakasih untuk inspirasi nya. Mohon izin dapat bergabung jika ada book club' nya. Terimakasih
STEM penting tapi perlu diimbangi dengan sastra / humanitas. Professor-professor saya di USA punya pengetahuan sastra yang didapat semasa pendidikan awalnya. Mereka membaca karya-karya klasik seperti the Canterbury Tales dan karya modern seperti The Catcher in the Rye. Ini membuat mereka bisa menulis jurnal-jurnal dan buku-buku dengan sangat baik.
Halo pak gita, terimakasih telah memberikan insight yang sangat bagus dan berkualitas tentang topik membaca buku ini, saya semakin membuka pikiran saya Tentang betapa pentingnya dampak dari hal kecil dan simpel yang ditimbulkan dari membaca buku. Betapa masyarakat Indonesia sekarang benar benar kurang literasi dalam memahami sesuatu, ataupun dalam bernarasi. Semoga kedepannya minat membaca buku ini akan menjadi berkembang dan tolak ukur untuk Indonesia yang lebih maju
15:00 AI 16:21 Ghana>Indo 20:38 Tiktok vs Buku fisik 25:53 29:14 Basic key dari keluarga 33:47 Dampak motorik, menulis electronic books dgn non digital 36:18 Tren buku fisik 54:45 Kelas yang tenang 55:30 India 58:18 Kertas dari Indo di ekspor ke SIngapore, biaya kertas 1:02:30 Dukungan ortu 1:04:30 Ortu yang hanya berharap anaknya 'jadi' dari sekolah
memang lingkungan itu lebih daripada penting, saya juga berusaha keras untuk bisa membaca dilingkungan rumah yang menanamkan pikiran "ngapain beli buku? mahal, gak ada gunanya" sampai dititik saya bisa ngehasilin duit sendiri, sekarang ada lumayan buku yang berjejer dirumah, padahal dulu tidak ada satupun. saya sadar suka membaca dan selalu ingin tahu banyak hal sedari kecil, namun lingkungan saya malah menyalahkan anak kecil ini dengan bilang terlalu banyak omong & tanya, bagaimana bisa tahu? bertanya tidak mampu menjawab, mencari jawaban tidak punya buku. sekarang sudah besar sedikit, uang jajannya selalu habis dibuku/sewa buku, setiap ada survey rencana pembangunan kota pasti paling gencar minta perpustakaan yang banyak dan merata, dikomunitas mengajar anak pun berusaha terapkan kurikulum literasi dulu sebelum hitungan dan lain-lain. memang membaca sepenting itu, tapi lingkungan kita, lingkungan instan pak, nyatanya SDM berkualitas Indonesia belum seluruhnya merata, karena merasa buang-buang waktu, padahal orang Indonesia juara satu soal ngaret 😂
Mungkin sala satu kelemahan indonesia kenapa tingkat literasi org" Indo itu rendah khususnya di daera-daera terpencil atau mungkin di kota" Kecil adalah minimnya kesadaran tenaga pengajar untuk mendorong siswanya untuk membaca atau minimal menumbuhkan rasa cintanya terhadap buku.
Thankyou to Periplus for contribution n participation to enlighten our country. Sy sll mampir saat d Bandara. Membeli buku sesuai minat n isi dompet tentunya. ❤😂
diajarkan anak muda, apa yang di lakukan di social media mendija uang atau pekerjaan, bukan hanya segelir orang yang memaafatkat social media menjadi pekerjaan , dimaba negara maju apa apa menjadi uang, makanya mereka gak akan takut kekurang lapangan pekerjaan
Pak Gita, kalo ada sayembara menulis sains populer ttg biodiversitas Indonesia, sebagai ilmuwan muda saya siap ikut berpartisipasi apalagi kalo well-compensated :) Sedikit pov dari saya sbg mahasiswa s3, menulis artikel ilmiah memang kebiasaan sehari2. Bbrp orang mungkin rajin menulis sains populer untuk laman seperti The Conversation karna hobi. Tapi kalo ada sayembara yang hadiahnya menarik, apalagi tulisan yg sudah jadi nanti akan difasilitasi untuk publikasinya, itu inisiatif yg menarik dan menggiurkan.
gimana mau baca buku aksesnya aja terbatas pak gita!!dan buku buku yang populer butuh biyaya sedakngkan makan dan bayar spp kuliah aja masih masih susah,sedangkan buku buku yang mudah di akses dan tanpa biyaya kurang menarik untuk di baca vareasinya kurang menarik bagi pembaca,dan kalau kita baca yang tidak banyak di baca orang banyak di anggap tabu. saya setuju baca buku itu lebih dari jendela dunia dan otak kita lebih bekerja,mengingat di gelombang informasi saat ini membuat otak kita menerima begitu saja dan melewatkan begitu saja tanpa konfirmasi terlebih dahulu apa yang sebenarnya yang terjadi,dan itulah yang menyenangkan otak kita,mudah tanpa bersusah payah mendapatkannya, algoritma sosial media kita di indonesia dengan negara lain aja berbeda. masalahnya is not easy pak gita menurut saya yang mengalami akses terbatas,suport juga kurang,tidak punya WAKTU luang di tuntut ini itu,sedangkan negara yang literasinya bagus punya banyak waktu.I do not know
Skr usia sy lbh dr 70 thn, dulu di SD, kami ada pelajaran mengarang, ditulis memakai 'fountain pen' dg tulisan halus/miring, awal kami pakai 'dip pen'/pen celup. Sp Universitas sy msh pakai fountain pen, tulis halus/indah, shg catatan sy srg dipinjam tmn². Tp krn kurang cepat sy berganti pakai ball point pen & huruf cetak. Skr sy spy tdk pikun kerjakan soal² matematika, pakai fountain pen 👍🏽🙏🏽
Sepertinya yang meenjadikan anak-anak Indonesia tidak banyak yang sekolah stem di LN adalah karena pemerintahnya kurang mendukung anak-anak bangsa secara serius. Para pemimpin khususnya dinas pendidikan hanya mementingkan isi perut saja. Padahal banyak anak-anak cerdas yang ingin sekolah ke mana saja. Jadi intinya bukan karena rendahnya keinginan belajar generasi.
Sederhana pak, kata kunci utamanya adalah "dipaksakan" tentu dengan regulasi dari pemerintah. Contohnya regulasi dari Kemendikbud; Jika saja jutaan peserta didik DIPAKSA/DIWAJIBKAN baca satu buku nonpaket saja. sebagai syarat naik kelas, atau syarat lulus sekolah. maka ada jutaan buku yang dibaca siswa dan Masalah minat baca Selesai.
Rata2 orang yg suka membaca buku diusia dewasanya adalah ia yg memiliki pengalaman membaca yg baik saat diusia dini
Kami mahasiswa di Universitas Cendrawasih Papua, tertinggal jauh dalam literasi krn kekurangan buku juga fasilitas tidak memadai. Saya menyaksikan perbincangan ini kemudian membandingkan saya sedih untuk nasib kami🙏🙏🙏
Di Jawa juga sama aja.. perpusnas dimana2, akses literasi mudah, tetep aja yg mau baca sedikit sekali..
Kaka dorang bisa buat gerakan baca disana, ajukan permintaan donasi utk buku disana, masalahnya sudah ada : kurang buku. Tinggal cari solusinya saja, itu tugas mahasiswa kan 😊
Bisa akses buku digital seperti ipusnas
Boleh itu bang Akses Internet, kan banyak sumbernya, walau tidak se enak baca lewat buku
Kak, jika boleh saya bisa salurkan beberapa donasi buku preloved yang bagus untuk mahasiswa
Pak Gita, hopefully, one day you can invite Nobel Prize Laureates in your podcast... to enlight our mind about Indonesia perspective from them.
Bicara tentang membaca, saya langsung stay sini 😇
Pak Gita, tolong undang Abinaya Ghina Jamela, sastrawan cilik yang berwawasan sangat luas. Lahir 2009, dia pernah menulis buku puisi Resep Membuat Jagat Raya yang masuk nominasi Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2017. Dari puisi Resep Membuat Jagat Raya sendiri, kita bisa melihat betapa beragam sumber bacaannya. Puisi itu diawali dengan baris, "Ambil sebutir proton" dan menceritakan proses terbentuknya semesta dengan ilmiah sekaligus kreatif.
Selain puisi, dia juga banyak menulis esai, novel, dan cerita pendek. Mengingat usianya yang sangat muda, saya sangat kagum dengan buku-buku yang dia baca-Orwell, Kawakami Mieko, Wisława Szymborska, dan banyak lagi. Saya yakin dia pasti bisa memberi perspektif segar dan penting terhadap perbincangan literasi di Indonesia. Tahun ini dia diundang ke Ubud Writers and Readers Festival.
Akan menarik juga jika Pak Gita mengundang Feby Indirani, penulis Bukan Perawan Maria dan Memburu Muhammad. Dia termasuk aktivis literasi yang tidak percaya bahwa minat baca di Indonesia itu rendah, lebih menekankan ke akses yang sulit didapat dan tidak merata.
Terima kasih. Semoga Pak Gita berkesempatan melihat komentar ini dan mengundang kedua narasumber tersebut.
Terima kasih atas podcast ini, Pak Gita. Kebetulan saat ini saya sedang merintis usaha perpustakaan digital, Lentera App, yang bisa diakses gratis oleh pembaca namun juga memberikan royalti kepada para penulisnya. Meski bukunya dapat dinikmati dengan gratis, namun kami melakukan kurasi atas buku-buku tersebut. Kami pun aktif menggalakkan kegiatan membaca bersama klub-klub buku baik on line maupun offline. Saat ini populasinya masih sedikit, namun growth-nya cukup signifikan. Berawal dari 200 user di Februari 2023 hingga sekarang 2.000-an user di Oktober 2023. Mohon dukungannya. Terima kasih. 🙏🙏
Saya ikut install juga kak setelah tau
@@mariebisc terima kasih. 🙏
Sayangnya tidak ada versi iOS.
@@as-1982 iyaaa... masih dalam proses pembuatan. Ditunggu yaaa... 🙏 Terima kasih.
Baru tau dan langsung install 😊
Halo Pak Gita. Saya seorang guru. Saya sangat setuju bahwa budaya membaca itu harus berawal dari keluarga. Selain itu, menurut saya guru juga harus bisa menjadi role model dan mendorong siswa untuk membaca. Akan tetapi, mirisnya jumlah guru yang hobi membaca sangat sedikit, Pak. 😢
Semangat untuk bapak ibu guru role model yang baik❤
Sepertinya hanya saya di keluarga yang suka membaca, saya pun kuliah di sastra dan sekarang meski bekerja di NGO saya tetap tidak bisa meninggalkan komunitas sastra walau kebanyakan mereka adalah angkatan tua yang teman dosen, saya di sana berusaha ingin melengkapi. Saya Sabtu Minggu membuka lapak buku di lapangan dekat rumah nenek di Depok, memang ada yang tertarik tetapi kadang sepi tapi saya akan tetap jalan terus. Memang perlu peran dari masyarakat juga dari keluarga atau dari tokoh masyarakat sayangnya banyak yang tidak peduli padahal menurut saya orang dewasa perlu mencontohkan kegemaran membaca biar yang lebih muda bisa meniru. Saya dan Komunitas Dapur Sastra Jakarta sedang berupaya menerbitkan majalah sastra bersama Pusat Dokumentasi HB Jassin, Apresiasi Sastra, karena berbahaya jika sebuah bangsa tidak lagi ada majalah sastra. Kami juga mengadakan Forum Diskusi Meja Panjang selama beberapa bulan ini tetapi memang masih orang-orang dalam satu gelembung yang hadir. Masih PR juga mempopulerkan sesuatu yang memang dianggap berat. Mari berkolaborasi agar jalan sunyi ini mampu bertahan dan lebih ramai lagi.
Sejak SD sy sdh senang membaca buku2 cerita yg sy dptkan dr teman sy yg keturunan Tionghoa. Dan dari masa itu, sy ingin jd an author, it's my big dream dan sebelas tahun yg lalu sy resign from my job and started to write seriously...Dalam waktu sekian lama sy sdh menyelesaikan satu seri novel adventure. Karena sy berdarah Flores, novel adventure pertama sy ini mengangkat budaya dan sejarah purba Flores. Sembari menulis seri terakhirnya, sy jg menulis dua novel dengan tema yg berbeda, salah satunya sy menulis ttg descendants of nusantara kingdoms, novel dengan 3 tema: past, present and future, penelitiannya sy lakukan sejak 2013 until today, tapi terus terang sulit sekali mendapatkan catatan2 sejarah kerajaan2 di Indonesia, kebanyakkan sy dpt luar negeri seperti Belanda dan Portugis. Novel2 sy selalu bergenre international dgn taste sejarah dan budaya Indonesia, cause I dream to introduce Indonesia through novel.
Sangat luar biasa dan membuat saya penasaran dengan karya saudara
seru sih kalau bisa kayak cina, banyak novel mereka dr romance sama fantasi pakai dasar dari sejarah mereka sendiri
Boleh saya tau judul dan nama Anda sebagai Authornya?
@@shepov9705 kilian humphrey
wah luar biasa kak. saya asli alor, lahir besar di ende, flores
Saya senang memiliki pengalaman positif dengan Periplus! Mereka memang terkenal sebagai toko buku yang menyediakan beragam buku dalam bahasa Inggris yang lengkap dan terbaik.
Literasi akan terbangun saat kita menganggapnya penting.
Tp kan kamu gk penting ?
@@santripakusokawulung9204 emang elu penting?
@@alfakrisdiatmodjo9653 raimu tai kucing !
Hadir Menyimak. Terima kasih Pak Gita Wirjawan sudah mengundang Pak Judo Suwidji (Co-founder Periplus Bookstore) dalam topik pembicaraan yg sangat menarik mengenai buku, budaya baca dan literasi. Salam sehat selalu!
The Power of a Map
01:27 - Judo’s love for books started since he was a child
04:55 - Education background
05:19 - Dawn of Periplus
Reading Culture
09:02 - Family & society : True agents in building a reading culture in Indonesia
10:07 - Education system in supporting reading culture
10:40 - #GitaWirjawanLecture : Leadership on any level should also encourage society to read more
13:20 & 15:11 - Judo Suwidji meant Yuval Noah Harari when he said Yuval Hariri
16:21 - #GitaWirjawanLecture : There’s only small amount of number of PhD
Parental Influence
20:09 - Judo’s passion for books
22:54 - Judo Suwidji : Butuh satu generasi untuk membangun budaya baca di Indonesia.
25:52 - GitaWirjawan’s crazy idea for every citizen to read, summarize, and narrate books.
28:45 - Increasing the quality of discussion in the society
Current State
33:51 - Electronic vs hard copy
36:50 - Handwriting, cognition, and motor skill
38:18 - Judo Suwidji : Baca aja ngga pernah, gimana nulis? Yang kita perlukan, penulis Indonesia bisa nulis lebih banyak tentang Indonesia.
42:02 - Gita Wirjawan : Selama media konvensional ngga berkepentingan untuk social re-engineering, kita harus menempuh media yang nonkonvensional.
The Challenges
42:35 - Judo Suwidji : Banyak sekali yang bisa ditulis tentang Indonesia - baik sejarah, filsafat, seni, budaya, dll.
43:47 - Judo Suwidji : Dengan membaca sejarah, bisa membangkitkan nilai kebangsaan; dengan melihat peta, kita bisa melihat kemegahan Indonesia.
47:00 - Tantangan besar literasi Indonesia :
1. Meningkatkan jumlah buku secara masif.
2. Meningkatkan kualitas tulisan.
3. Menerbitkan tulisan di Indonesia di penerbit yang keren.
48:37 - Judo Suwidji : Kita harus mencari penulis dengan referensi yang kuat.
48:56 - Another Gita Wirjawan crazy idea: Sayembara nulis dengan hadiah ratusan hingga miliaran.
49:42 - Judo Suwidji : Publisher besar sedang nyari penulis dari Asia
50:41 - Gita Wirjawan : Mindset yang tepat itu adalah kita harus tumbuh despite, bukan because of the government.
The Irony
51:47 - Pertemuan Judo dengan Dior
53:31 - Gita Wirjawan : Kita butuh lebih banyak narator. Secara kapasitas otak mungkin ngga kalah dengan negara lain, tapi kurang jago bernarasi.
54:43 - Judo criticizes how classroom works now.
55:22 - #GitaWirjawanLecture: Lessons from India on distributing public goods
58:18 - Paper price irony in Indonesia and Singapore
59:04 - PR besar Indonesia terkait literasi ke depan :
1. Memantik budaya baca dalam berbagai kelompok sosial.
2. Meningkatkan daya tarik masyarakat untuk membaca buku yang terkait dengan MIPA, teknologi, dan terapan.
3. Menekan biaya produksi buku.
Democracy & Literacy
59:33 - Judo sees the society’s interest to read will increase going forward. However, it requires a massive support from family, school, community, etc.
1:01:15 - Judo Suwidji : It will take more than a decade to build a resilient reading culture in Indonesia.
1:02:50 - Gita Wirjawan re-emphasis how staggering this stats is
1:04:15 - Judo Suwidji : Dialectical culture starts from home.
1:06:05 - Judo Suwidji : Online-offline bookstore will go hand-in-hand together.
1:10:33 - Judo Suwidji : Membaca buku itu melatih kita untuk bernarasi.
1:17:44 - Openness in the education space.
1:21:16 - Book club
Selengkapnya di sgpp.me/eps160notes
Inj ndak ada di youtube ya?
@@suhanggono Ada kak. Itu timestamps untuk video ini. Untuk selengkapnya bisa dilihat di sgpp.me/eps160notes ataupun di deskripsi ya. 😊
@@isalutfi thank you recapny...
@@ekapertiwi3648 sama-sama kak Eka. 😊
Thank you!
Untuk solusinya, bagaimana kalau dibuat MATA PELAJARAN wajib 'STORY TELLING' (BERCERITA) mulai jenjang SD kelas 3 mungkin. Sebenarnya bagus sekali lhoo story telling ini. Disana akan mengasah kemampuan 'PARAPHRASING' yg mana ini kemampuan yg masih minim dimiliki (menurut pengalaman saya). Terutama saat membuat karya tulis di level universitas. Kenapa jadi banyak yg cuma 'copy paste' dan jatuhnya plagiat saat buat skripsi??? Karena mahasiswa tidak terbiasa mem-parafrase (menceritakan kembali sebuah tulisan dengan bahasa mereka sendiri). Dan itu mencerminkan rendahnya 'READING COMPREHENSION'. Semua terkait. Apakah ada yg punya pengalaman atau observasi yg sama?
Iya kak sama
Menurutku yang lengkap kepribadiannya sebagai seorang narator, penulis, intelektual, rohaniwan, dan sering ngasih kuliah umum ke kampus2. Yaitu Emha Ainun Nadjib
Mungkin 100 tahun sekali baru lahir orang seperti beliau. Al Fatihah buat Mbah Nun
Membaca adalah jendela dunia dengan membaca maka wawasan, pengetahuan, intlektualisme akan bertumbuh dan berkembang sehingga dapat dan mampu bersaing dikanca di global, internasional.
Hal yang harus di kembangkan bagi anak muda kita, adalah
1. Pemerintah menyiapkan mutu pendidikan yang berkualitas tidak hanya fokus pada silabus harus mempunyai ide dan gagasan yang lebih mengedepankan pengembangan pendidikan.
2. Kualitas guru harus di tingkatkan dengan mengadakan Bimtek, webiner, melakukan jenjang pendidikan, aktif pada penelitian.
3. Menerapkan budaya baca buku sedini mungkin.
Mimpi saya membangun perpustakaan di desa dgn harapan agar bisa membangun hobi dan rasa cinta akan buku kepada anak anak desa di komunitas kecil yg saya bangun bersama kakak.
Kalo saya ingin dirumah punya ruang perpustakaan sendiri,kayak seneng aja kalo liat orang yang dirumahnya banyak buku
Semoga ada masanya di Indonesia perpustakaan buka 24 jam, atau buka pas weekend. 🙏
Saya sendiri sdh merasakan manfaatnya baca buku. Sejak 4 SD sy sdh getol baca buku apa saja, novel, politik, pengembangan diri, agama, filsafat, dll. Lewat baca buku sy gk hanya belajar berpikir kritis, berpikir modern melampaui jaman, tapi jg kerja dari rumah, gk pake ijazah apapun, hanya melalui kemampuan sy menulis, menuangkan ide, menyusun aneka model kalimat plus gaya bahasanya, dan itu sdh sangat cukup untuk menghidupi sy dan keluarga.
iyaa sama bro, dr SD aku terbiasa baca komik kartun, buku cerita anak2, dan majalah bobo. bisa melatih kita berpikir kritis hehehehe
Asalkan buku yg di hadirkan berkualitas.
@@MAli-kw8piTentu bro. Jangan kuatir, meski saya kerja tak pake ijazah, tapi saya punya ijazah S1, cuma nggak saya gunakan. Lagi pula orang yg banyak baca buku otaknya 1000 kali lebih baik dan tau apa yg harus diberikan untuk dikonsumsi otak orang yg nanti membacanya. Dan saya tau betul itu. Salam hormat dari saya untuk anda
Pak Gita, saya tertarik dengan ide book club termasuk dengan cara gotong-royong baca buku. Saya sudah mulai beberapa tahun lalu, dan rasanya sulit berkembang karena alasan klasik: tidak ada waktu. Audience saya lebih banyak young professional yang able, perlu growing dan tidak punya waktu banyak. Kalau berjodoh, boleh terhubung dengan Pak Judo.
Saya harap semakin banyaknya perpustakaan yang gampang di akses
Periplus toko buku favorit gue selama ini udah berapa banyak buku yang gue baca dari periplus. Menurut gue periplus toko buku import terbaik selain kinokuniya di indonesia
Terimakasih pak Gita sudah menayangkan pembahasan tentang literasi dan baca buku. Sejak tahun 2000, kami di Home School Tunas Bangsa, melakukan penelitian panjang tentang membangun rasa cinta buku kepada anak2 kecil, dan bagaimana mengajarkan menulis yang menyenangkan, terholistik dengan kebiasaan membaca buku itu sendiri. Akhirnya kami start dengan mendongeng sebelum tidur siang dengan guru dan sebelum tidur malam dengan orangtua anak. Latihan membaca bukunya melalui buku bacaan itu sendiri. Dan pada saat masuk ke menulis, mereka menulis buku yang mereka baca di kertas yang digariskan dan gambar di atasnya hingga dijilid sederhana ❤️
Saya share videonya ke grup guru supaya bisa dipahami kita semua dan membuka pemahaman yang makin mendalam tentang kemampuan literasi ini
Dari sini, saya merasa Pak Gita lebih banyak menceritakan gundahnya terkaiit literasi ini. Semangat pak gita dan pejuang literasi.....
Disaat sebagian anak muda masa kini yang hanya mementingkan ego, dan terpolarisasi oleh sosial media. pak gita masih terus menyuarakan keamanan masa depan bangsa indonesia. Terimaksih pak gita❤
Saya selalu mengikuti endgame, saya adalah lansia yg gemar banget baca....maju terus pak Gita mengasah otak bangsa ini
Ah dasar Generasi kakolot ! Mental kajedot.
Menarik sekali. Ada pembahasan mendalam tentang buku, sejarah, manuskrip, nobel prize, dan sebagainya di edisi ini. Baru-baru ini Habibie Prize 2023 diraih oleh seorang pegiat budaya sekaligus ahli filologi, Kang Oman. Mungkin Pak Gita bisa mengundang beliau untuk hadir di Endgame, siapa tahu akan ada titik temu yang akan menghubungkan potongan-potongan keindonesiaan masa lalu dengan masa kini. Kejayaan Nusantara serta kesalahannya bisa dipelajari dari lembaran manuskrip kuno tersebut, di samping bahwa disiplin ilmu ini belum menjadi tiang utama di negeri yang kaya akan bahasa, aksara, serta butir-butir intelektual lokal yang bersifat global. Salam.
Bila BPK Gita Wiryawan berkenan,senang sekali rasanya apabila berkesempatan untuk ngobrol santai dengan beliau.seblm nya salam hangat kami dari pengurus perkumpulan DEWAN SENIMAN NUSWANTARA INDONESIA.🙏
Terimakasih banyak pak Gita, tak henti-hentinya menggaungkan budaya literasi di Indonesia. Semoga cita-cita saya untuk membumikan budaya literasi di kampung saya tercapai dan mampu menjalar ke antero Indonesia 7 sampai 10 tahun ke depan amiin...
Saya guru SMP Negeri, selalu mendapat insight dari EndGame pak Gita. Terima kasih inspirasinya ttg literasi. Pak Gita tokoh yg konsisten perjuangan literasi untuk anak bangsa. Sehat sehat pak Gita
Sayang banget pemikiran-pemikiran kita yang brilian harus terus terkungkung dengan permainan politik. Mari tetap berharap dengan optimis seperti harapan yang sering digaungkan Pak Gita dan teman-teman di Endgame.
Terima kasih Periplus. Mudah dijangkau. Di mana-mana. Buku-buku yang kaya. Harga yang memadai.
Kalo ga buku/ jurnal , yah minimal tiap siswa di 1 kelas jenjang SD, meresume endgame saja pak, supaya anak2 terbuka wawasannya
Semoga dari setiap 1 kelas tersebut lahir lah ilmuwan2 muda indonesia kelak, termasuk saya 😊
Pak Gita... buatlah program menulis tentang Indonesia dengan merangkum para penulis lokal dari setiap provinsi. Agar tumbuh perspektif beragam dan lebih Indonesia. Insya Allah kami siap berkonstribusi sebagai penulis.
Saya seorang guru SD swasta d Jombang. Kebetulan diamanahi sbg penanggung jawab gerakan literasi sekolah. Dari podcast ini, saya bertekad untk mempraktikkan ide dr pak Gita dan Pak Judo untk bisa melibatkan orang tua untuk bisa membaca nyaring sebuah buku di kelas anaknya. Semangat semua pejuang literasi. Kita bentuk generasi gemar baca mulai dr lingkungan terdekat kita
Di kurikulum merdeka sekarang banyak kampanye ;iterasi dengan membuat pojok baca di kelas maupun di lingkungan sekolah. Satu langkah tersebut mungkin sangat baik anmun permasalahannya guru-guru sekarang minim baca buku sehingga pojok baca hanya sebagai pajangan. Saya berharap perbincangan ini menjadi to;ah penggerak. Say apunya ide bagaimana kalau pak Gita membuat sebuah web untuk meningkatkan minat baca dan menulis? Misalnya dalam web tersebut diberikan tantangan membaca buku tertentu terus diberikan tentang juga membuat narasi video atau menulis untuk menggubah buku tersebut. Saya sendiri suka membaca dan menulis (biasanya hobi menulis di kompasiana atai membuat antologi) namun karena lingkungan kurang mendukung kadang semanagt naik turun...yuk pak Gita bisaa. Saya beruntung subscribe kanal ini. Kami tunggu kabar baiknya pak gita..
Mudah2an suatu saat pak gita interview, elon musk
Keren and Salute ama pak Gita, sudah undang pak Judo.
Saya mau bgt gabung ke book clubnya pak Gita dan tim Periplus. Ditunggu pake bgt dan makasih banyak buat diskusinya. Hadir di saat saya sedang loyo dan skrg jadi semangat. Sehat2 buat bapak berdua😊
Saya juga
Saya juga mau
Saya sangat setuju bahwa budaya membaca itu harus berawal dari keluarga
Terima kasih Pak Gita sudah mengangkat perbincangan tentang buku dan literasi. Jadi ingat masa kecil, ketika awal berkenalan dengan buku. Orang tua saya tidak sekolah tinggi, hanya SD dan SMP, tapi ketika saya kecil, mereka sering membelikan buku dan majalah. Dari budaya membaca itu, saya jadi punya rasa ingin tahu, ingin belajar, dsb. Dan Hidup saya hari ini, bisa dibilang banyak berubah karena buku dan majalah2 yang saya baca di masa kecil itu ❤
Semoga kita semua calon Jadi ORANG SUKSES 😊 ammmmin
Saya bangga dengan periplus yg telah menyediakan buku buku pelajaran berinovasi,..pernah bekerja sama..
Terima kasih pak Judo, hibah buku dari Periplus sangat berguna untuk TBM saya. Setiap minggu saya mengumpulkan anak2 di sekitar rumah untuk dibacakan cerita. keyakinan saya sama dengan yang bapak sampaikan, melalui story telling kita akan membentuk generasi ke depan menjadi cinta buku. Luar biasa!
Terimaksi atas poscast ini pak gita dan pak judo. Kami sangat suka dengan materi poscast ini,bagus dan sangat memotivasi kami. Kami sangat bangangga menjadi bagian dari Periplus semoga periplus semakin berkembang dan jaya.🙏😇
Anak saya umur 8 tahun dia sdh baca 189 buku. Tdk perna main hp, tdk perna nonton tv. Krjannya baca buku, bermain di sore hari saja, sisanya ya menulis dan membaca. Memang ortu hrs mengarahkan, dan memberikan semangat u anak bermimpi tentang masa depan. Anak2 semangat klu ortu mengarahkan
Salutt mom🎉
Read aloud utk anak anak sebelum tidur setelah seharian bekerja itu mmg perlu niat yg kuat, walopun ngantuk2, wajib bgt bacain dongeng sebelum tidur, cergam atau apapun, harus berani luangkan waktu sabtu minggu khusus utk baca buku bersama.
Benar sekali, pengalaman sy pribadi sedari kecil ketertarikan buku berawali dri selalu dibacakan dongeng sebelum tidur oleh bapak
Terimakasih Pak Gita sudah lagi2 mengangkat tema ini. Sy ibu dr 3 ank yg msh berjuang utk membuat ank suka membaca.
Terimakasih Pak Gita untuk narasumbernya, menyambung dari pembahasan Pak Gita mengenai Ibu-ibu untuk lebih aktif menjadi story teller. Sudah ada komunitas ibu-ibu untuk meread aloudkan buku kepada anak-anaknya dan trainingnya pun sudah ada. Saran saya, untuk mendatangkan narasumber Bu Roosie Setiawan sebagai penggagas Read Aloud di Indonesia.
Saya termasuk orang yag senang berkampanye dan mengajak kawan-kawan saya untuk membaca, bahkan saya sering meminjamkan buku saya kepada teman meski sering tak dikembalikan.
Setiap kali saya kawan-kawan melihat buku saya, sering bertanya, ini kamu beli semua? dalam pertanyaannya itu terkandung makna bahwa sebuah kerugian untuk membeli buku. Saya memang ada cita-cita untuk membangun perpustakan setiap kabupaten di Aceh, itulah kenapa saya membangun Forum Aceh Literasi, masih banyak tantangan dan belum begitu berjalan. tapi saya akan terus berjuang Insya Allah.
Terima kasih sudah menghadirkan konten-konten yang positve.
Melihat Periplus yg berhasil memasarkan buku² berkualitas, ada baiknya Pemerintah mengajak pihak swasta memajukan literasi Indonesia yg terus jatuh sejak era Orba.
Alhamdulillah sebagai Gen Z angkatan pertama atau milenial paling terakhir. Sy termasuk yg banyak baca entah buku atau digital. Memang banyak orang yang sangat langka membaca apalagi membeli buku.
Membaca sangat penting sepertihalnya makan,
perlu ada dukungan politik dari penguasa untuk membangun minat dan akses literasi masyarakat
Pak Gitaa bikin crowdfunding aja buat siapapun yang bisa nulis nonfiksi dikirim dan lolos ke HarperLee / Penguin Publisher, kami ikut patung buat ngasih mereka hadiah!
Diskusi menarik. Setuju dengan perkataan Pak Judo, budaya literasi harus dimulai dan dibiasakan dari keluarga. Butuh kepekaan orang tua untuk kreatif dalam mengenalkan budaya baca ini, karena tiap anak butuh cara berbeda. Sayangnya tidak banyak orang tua yang menyadarinya karena kemampuan literasi para orang tua ini pun banyak yang masih kurang. 😅
Saya dari jatinangor, sumedang Pak Gita. 🙏🏻
Kurangnya dukungan dri universitas untuk publikasi juga mungkin menjadi penghambat kenapa kita kurang berkontribusi dalam dunia akademisi di bidang publikasi dan menulis. Benar, Pak, harus ada dukungan dari semua pihak untuk mendukung minat baca di Indonesia.
Podcast pak Gita kali ini memberikan gagasan adanya Literacy Universe dan Literonomics . Makasih pak gita dan pak judo suwidji...🙏🙏🙏🙏
Katanya budaya membaca masyarakat Indonesia sangat rendah dibandingkan negara lain. Ini alat ukurnya apa? Dan apa saja aspek yang dinilai? Karena jika aspek yang dinilai dari jumlah penjualan buku atau bahan cetak lainnya seperti koran dan majalah... berarti orang seperti saya tidak masuk dalam hitungan. Padahal saya dari kecil hingga sekarang selalu haus akan bacaan, walau bukunya lebih banyak pinjam daripada beli, dan dulu bapak saya selalu baca koran, walau pinjam koran tetangga. Saya yakin orang seperti saya banyak di Indonesia.
walaupun saya pesimis liat keberfihakkan negara kita indinesia kepada pendidikan tapi dgn pemikiran pa gita masih ada harapan, sehat terus pa gita 🙏
Menulis , membaca tulisan sendiri walau tidak jelas sama sekali pun tidak di publikasikan , saya rasa pelarian yang lebih alternatif dari pada narkotika dalam tahapan penyembuhan stres mengingat banyak nya anak negeri yang entah dari mana saja sumber depresi nya , menulis juga belajar memahami diksi mepersentasikan makna ham dalam pemahaman personal ya kebebasan pembaca
Diskusi ini sangat keren dan memotivasi banyak orang aamiin, semoga saya dan teman-teman ketularan kecerdasannya beliau-beliau ini, dan semoga juga cita-cita saya dari beberapa tahun lalu ini ke sampaian membuat Warkop Toko Buku Syariah hehe, meskipun daerah saya saat ini ada beberapa toko buku yang tutup, masyarakat masih kurang minat bacanya pada hal salah satu Kota pendidikan.
Semoga book club nya bisa terwujud pak, terutama untuk wilayah 3T
betul pak gita saya jadi tergugah setelah nonton ini sepenting itu seorang penulis dan bukunya, in shaa allah someday saya bisa jadi orang tersebut
Maaf saya baru membuka rumah belajar dan membaca.
Kepada teman" yg ingin mendonasikan buku khusus nya buku untuk anak".karna saya megajar untuk suku tertinggal di provinsi Riau
Buku fisik nggak ada lawanya. Ada fisik, bisa di pegang dan cium, kesannya berbeda, bisa lihat dan sebagai hiasan di rumah. saya sama seperti yg di katakan pak gita
Jarang2 pak gita lebih banyak bersuara daripada narsumnya. Sepertinya kita butuh kapan2 pak gita narsumnya, banyak yg bs digali.
Saya sepakat, membaca mesti "dipaksa". Mungkin, yang bisa dilakukan di dunia pendidikan, mulai pendidikan dasar. Melalui penugasan.
Seringkali kita bertanya-tanya, mengapa ada orang yang hobi membaca buku? Salah satu faktor yang mungkin mempengaruhi adalah latar belakang sosial ekonomi. Orang dari kalangan menengah ke atas cenderung memiliki lebih banyak waktu luang dan akses terhadap buku, sehingga mereka dapat mengembangkan kebiasaan membaca. Sebaliknya, orang dari kalangan menengah ke bawah seringkali terbebani oleh kebutuhan sehari-hari, seperti mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan dasar. Akibatnya, mereka mungkin memiliki lebih sedikit waktu dan energi untuk kegiatan seperti membaca.
Mohon izin BP, Gita.
Integritas, baginya pejabat yang terkait,
Sabab musabab permasalahan bangsa,
Dana penyelesai kesemuaannya,
Tegaknya hukum, terlebih hukumnya para koruptor,
Jika pengajuan konsep pembenahan di semua sesi untuk RI,
Jika pribadi saya presidennya,saya jamin kurang dari satu periode,
Namun bila indonesia menolak ajakan pencabutan perjanjian Dimata internasional, tentang kemerdekaan RI,
BerArti indonesia menolak dana dari kemaslahatan umat sedunia , yang ada ditangan saya,
Mohon bantu pak Gita, kepada seluruh figur peduli indonesia, serr,.
Saya berteriak seorang diri, dan harus hadapi pencundang pencundang keturunan pehianat Nusantara, yang masih terus berusaha tumbangkan NKRI.
Terus mereka bergerak tanpa kita sadari,.
Terimakasih pak Gita
Semoga bermanfaat
Salah satu majalah favorit yang saya sering beli di Periplus adalah Reader's Digest
Majalah ini isinya pengetahuan semua terutama yang membahas mengenai cara hidup sehat.
mulai kemaren saya baru mulai mengikuti youtubnya Pak Gita Yang Mencerahkan. Thanks
Apa saja yang perlu untuk menumbuhkan minat baca? “Ingin tahu jawaban atas sesuatu.” Apa peran pemimpin agama dalam menumbuhkan minat baca? Orang yang beragama Kristen. Orang yang beragama Islam. Orang yang beragama Katolik. Orang yang beragama Hindu. Orang yang beragama Buddha.
Persoalan besar bangsa ini: bagaimana meningkatkan minta baca? Kenyataannya, minat baca masih rendah jika dilihat dari data, toko buku sudah banyak yang tutup, toko buku berkurang pengunjung/pembelinya, buku bajakan, nasib penerbit....
Saran pa undang guru gembul d podcast ini. Dia memiliki banyak literasi bagus untuk saling tukar pikiran.
Diskusi mengenai 'Dimulai dari rumah' menggarisbawahi peran keluarga dalam membentuk kebiasaan literasi pada anak-anak sejak dini, sementara 'Berdialektika Dan Bernarasi' menyoroti pentingnya diskusi terarah dalam memperkuat budaya literasi. Penggunaan teknologi, baik elektronik maupun fisik, menimbulkan ironi dalam upaya mempertahankan kebiasaan membaca. Menumbuhkan kesadaran akan literasi merupakan PR besar yang memerlukan kolaborasi lintas sektor. #BudayaLiterasi"
Mulai Membudayakan literasi di rumah dengan rutin mengajak anak² ke toko buku setiap minggu
Pak Gita, terimakasih untuk motivasi nya, dua tahun terakhir sejak saya mendengar kan podcast bapak, benang merah yang saya tangkap selalu tentang membaca dan membaca. Hal ini membuat saya sudah membaca berapa buku filsafat, histori, dan terapan. Terimakasih untuk inspirasi nya. Mohon izin dapat bergabung jika ada book club' nya.
Terimakasih
STEM penting tapi perlu diimbangi dengan sastra / humanitas. Professor-professor saya di USA punya pengetahuan sastra yang didapat semasa pendidikan awalnya. Mereka membaca karya-karya klasik seperti the Canterbury Tales dan karya modern seperti The Catcher in the Rye. Ini membuat mereka bisa menulis jurnal-jurnal dan buku-buku dengan sangat baik.
Halo pak gita, terimakasih telah memberikan insight yang sangat bagus dan berkualitas tentang topik membaca buku ini, saya semakin membuka pikiran saya Tentang betapa pentingnya dampak dari hal kecil dan simpel yang ditimbulkan dari membaca buku. Betapa masyarakat Indonesia sekarang benar benar kurang literasi dalam memahami sesuatu, ataupun dalam bernarasi. Semoga kedepannya minat membaca buku ini akan menjadi berkembang dan tolak ukur untuk Indonesia yang lebih maju
15:00 AI
16:21 Ghana>Indo
20:38 Tiktok vs Buku fisik
25:53
29:14 Basic key dari keluarga
33:47 Dampak motorik, menulis electronic books dgn non digital 36:18 Tren buku fisik
54:45 Kelas yang tenang
55:30 India
58:18 Kertas dari Indo di ekspor ke SIngapore, biaya kertas
1:02:30 Dukungan ortu 1:04:30 Ortu yang hanya berharap anaknya 'jadi' dari sekolah
Mbak najwa shehab harusnya diundang sekali utk bahas tajuk ini 😊
Hello from Malaysia Pak Gita 👋
Saya jadi teringat...waktu kuliah disuruh baca buku juga tapi buku buatan dosennya...(sigh)
Keren pak Judo .... sudah mengenal beliau belasan tahun, selalu konsisten terkait penting nya membaca ..... maju terus ya pak Judo 👍🤟
Jangankan masyarakat awam, mahasiswa saja masih rendah literasinya.
Begitulah cerminan generasi bangsa kita
memang lingkungan itu lebih daripada penting, saya juga berusaha keras untuk bisa membaca dilingkungan rumah yang menanamkan pikiran "ngapain beli buku? mahal, gak ada gunanya" sampai dititik saya bisa ngehasilin duit sendiri, sekarang ada lumayan buku yang berjejer dirumah, padahal dulu tidak ada satupun. saya sadar suka membaca dan selalu ingin tahu banyak hal sedari kecil, namun lingkungan saya malah menyalahkan anak kecil ini dengan bilang terlalu banyak omong & tanya, bagaimana bisa tahu? bertanya tidak mampu menjawab, mencari jawaban tidak punya buku.
sekarang sudah besar sedikit, uang jajannya selalu habis dibuku/sewa buku, setiap ada survey rencana pembangunan kota pasti paling gencar minta perpustakaan yang banyak dan merata, dikomunitas mengajar anak pun berusaha terapkan kurikulum literasi dulu sebelum hitungan dan lain-lain. memang membaca sepenting itu, tapi lingkungan kita, lingkungan instan pak, nyatanya SDM berkualitas Indonesia belum seluruhnya merata, karena merasa buang-buang waktu, padahal orang Indonesia juara satu soal ngaret 😂
Mungkin sala satu kelemahan indonesia kenapa tingkat literasi org" Indo itu rendah khususnya di daera-daera terpencil atau mungkin di kota" Kecil adalah minimnya kesadaran tenaga pengajar untuk mendorong siswanya untuk membaca atau minimal menumbuhkan rasa cintanya terhadap buku.
Pak, undang Raditya Dika. Pasti obrolannya seru dan berbobot juga.
Next undang Andrea Hirata Pak, untuk tau bagaimana caranya bisa masuk qualified standar buku diterbitkan internasional🙏
Thankyou to Periplus for contribution n participation to enlighten our country.
Sy sll mampir saat d Bandara. Membeli buku sesuai minat n isi dompet tentunya. ❤😂
diajarkan anak muda, apa yang di lakukan di social media mendija uang atau pekerjaan, bukan hanya segelir orang yang memaafatkat social media menjadi pekerjaan , dimaba negara maju apa apa menjadi uang, makanya mereka gak akan takut kekurang lapangan pekerjaan
Oohh ini toh bapaknya Periplus 😍😍 keren! Salah satu toko buku andalan untuk buku2 impor berkualitas 📚📚📚
Pak Gita, kalo ada sayembara menulis sains populer ttg biodiversitas Indonesia, sebagai ilmuwan muda saya siap ikut berpartisipasi apalagi kalo well-compensated :)
Sedikit pov dari saya sbg mahasiswa s3, menulis artikel ilmiah memang kebiasaan sehari2. Bbrp orang mungkin rajin menulis sains populer untuk laman seperti The Conversation karna hobi. Tapi kalo ada sayembara yang hadiahnya menarik, apalagi tulisan yg sudah jadi nanti akan difasilitasi untuk publikasinya, itu inisiatif yg menarik dan menggiurkan.
gimana mau baca buku aksesnya aja terbatas pak gita!!dan buku buku yang populer butuh biyaya
sedakngkan makan dan bayar spp kuliah aja masih masih susah,sedangkan buku buku yang mudah di akses dan tanpa biyaya kurang menarik untuk di baca vareasinya kurang menarik bagi pembaca,dan kalau kita baca yang tidak banyak di baca orang banyak di anggap tabu.
saya setuju baca buku itu lebih dari jendela dunia dan otak kita lebih bekerja,mengingat di gelombang informasi saat ini membuat otak kita menerima begitu saja dan melewatkan begitu saja tanpa konfirmasi terlebih dahulu apa yang sebenarnya yang terjadi,dan itulah yang menyenangkan otak kita,mudah tanpa bersusah payah mendapatkannya,
algoritma sosial media kita di indonesia dengan negara lain aja berbeda.
masalahnya is not easy pak gita menurut saya yang mengalami akses terbatas,suport juga kurang,tidak punya WAKTU luang di tuntut ini itu,sedangkan negara yang literasinya bagus punya banyak waktu.I do not know
Skr usia sy lbh dr 70 thn, dulu di SD, kami ada pelajaran mengarang, ditulis memakai 'fountain pen' dg tulisan halus/miring, awal kami pakai 'dip pen'/pen celup. Sp Universitas sy msh pakai fountain pen, tulis halus/indah, shg catatan sy srg dipinjam tmn². Tp krn kurang cepat sy berganti pakai ball point pen & huruf cetak. Skr sy spy tdk pikun kerjakan soal² matematika, pakai fountain pen 👍🏽🙏🏽
Sepertinya yang meenjadikan anak-anak Indonesia tidak banyak yang sekolah stem di LN adalah karena pemerintahnya kurang mendukung anak-anak bangsa secara serius. Para pemimpin khususnya dinas pendidikan hanya mementingkan isi perut saja. Padahal banyak anak-anak cerdas yang ingin sekolah ke mana saja. Jadi intinya bukan karena rendahnya keinginan belajar generasi.
Sederhana pak, kata kunci utamanya adalah "dipaksakan" tentu dengan regulasi dari pemerintah. Contohnya regulasi dari Kemendikbud; Jika saja jutaan peserta didik DIPAKSA/DIWAJIBKAN baca satu buku nonpaket saja. sebagai syarat naik kelas, atau syarat lulus sekolah. maka ada jutaan buku yang dibaca siswa dan Masalah minat baca Selesai.
Luar biasa sangat menginspirasi. Rinduu some day saya dan istri punya perpustakaan umum di pulau kecil tempat kami tinggal sekarang.
Saya sedikit suka membaca, anak-anak sayapun demikian, suka membaca sejak SD sampai SMA. Saya prihatin banyak toko buku yang menuju kematian.
lebih enak dengerin video kali ini dengan speed 1,5 lebih cepat dari sebenarnya
Social Reengineering, pemerintah tidak akan bisa, lawong pada malas baca. Libatkanlah pihak swasta yg betul² CINTA Baca.