Dulu saya sangat suka matematika dan guruku menyarankanku masuk kuliah jurusan matematika ,setelah lulus sekolah orang tuaku menginginkanku jurusan olahraga karena dia melihat guru olahraga dekat rumah sudah mau pensiun nilainya, Karna saya orangnya penurut dan tidak punya kemampuan menyela akhirnya saya masuk jurusan olahraga singkat cerita akhirnya saya tak mampu menyelesaikannya seperti otak saya sudah dirusak (depresi) disaat yang sama kesukaan saya terhadap matematika sudah gak ada lagi dan akhirnya gagal, kegagalan itu membuat orangtuaku marah sambil membandingkanku dengan orang lain malah membuatku semakin depresi. Dan pada akhirnya orang tuaku bertanya SEBARNYA APA YANG KAMU INGINKAN !! Setelah mendengar ini membuatku menutup pintu dengan keras karna tak ada gunanya lagi Sekarang umur saya hampir 30 tahun. Pelajaran dalam hidup saya adalah 1. Jangan jadi orang terlalu penurut 2. Kalau ada kesempatan untuk menyela dgn tujuan baik Sampaikanlah sebelum terlambat .
Tp org tua ga salah jg krn pengen masa depan anaknya baik. Sy malah kebalikan kamu, dulu ortu sy maksa2 sy jd guru. Sy ga mau dg alasan gaji guru kecil, sy ga passion ngajarin org. Sy tipe anak pembangkang (dlm artian baik, bukan kaya macem durhaka gt), kl dah yakin trabas aja, itu sy. Tp perjalanan hidup ternyata mengajarkan apa yg dikatakan ortu sy bener semua, sy jd nyesel knp dulu ngejer idealisme sy. Ternyata ortu pengalaman hidupnya lbh byk jd lbh tau arah hidup. Smp skrg sy suka bilang, coba ya kl dl ngikutin ortu. Kadang sy minta maaf jg sama ortu. Jd kesimpulannya ga semua jg kaya kamu. Jd semua itu balik lg ke nasib
Kalau sy bukan penurut slalu ikut kata ortu tp murni berbakti. Sejak SD sampai lulus kuliah sy slalu berusaha berprestasi. Lulus kuliah sbg cumlaude. Tepat selesai kuliah bapak sakit dan ortu pun pengen sya hidup di kampung, akhirnya di kampung cuma bertani tp cukup sih buat kebutuhan ortu dan saya. Memang berat merelakan impian2 saya kaya perjuangan sejak SD itu percuma. Mau protes ke ortu tapi cinta saya pd mereka lebih besar. Teman2 nawarin kerjaan tapi gk kuat ninggalin ortu. Cukup lama buat berdamai dg diri dan stres sy. Sekarang udah masa bodoh omongan orang, masih semangat jalaninya. Masih percaya berbakti pd ortu bukan hal yg sia2, ada aja rejeki yg tak di sangka datang pada kita. Kalu belum ada mungkin blum waktunya dan sabar dulu
Sama bang sama saya ceritanya, saya dulu suka sama yg namanya internet, sering kewarnet dan saya sudah berminat mendalami ilmu tsb, cuma orang tua saya melarang, malah saya disuruh ke otomotif saja, padahal saya tidak ada pengalaman dalam hal tsb, disekolah dan perkuliahan saya tidak bisa memahami tentang otomotif, alhasil sekarang saya tidak bisa menjadi apa yg diharapkan oleh orang tua saya. Kakak saya bisa memilih cita2nya sendiri, begitu juga sama adik saya, kenapa cuma saya yg tidak boleh menggapai cita2 saya, sekarang saya sudah kehilangan minat saya untuk kejar cita2 saya, terbesit dipikiran jahat saya, saya ingin menjadi orang yg gagal, agar bisa mempermalukan orang tua saya.
saya waktu kecil suka belajar apapun soal internet dan tehnologi., ketika saya ahli di bidang jaringan internet dan menjadi tehnisi, saya justru di anggap orang paling malas di lingkungan saya karena tidak ke sawah untuk bertani.. betapa dampak di cap sebagai pemalas ini terasa sampai sekarang.
karna km g bergaul/sosoliosasi dilingkungan. km mungkin sudah menghabiskan seluruh sumber daya mu untuk belajar. tapi jgn anggap orang lain bodoh karena tdk tau bidang yang sudah km pelajari, bisa aj orang tsb juga sudah menghabiskan sumber dayanya untuk hal lain
@natatama kalau saya tidak bersosial saya tidak membangun jaringan internet gratis di sekolah, tpq dan warga di secara gratis pak.. semua itu menghabiskan banyak uang dan tenaga tiap bulanya.. dan saya tidak jadi penggagas karangtaruna yang berkontribusi mengelola sampah sampai sekarang pak.. bahkan banyak dari kita gagal memahami konteks dari sosial itu apa.. orang mengirsnya bersosialisasi itu hanya sebatas kumpul kumpul ngomong ngalor ngidul.
100% setuju dg Guru Gembul Gw pas waktu kuliah baru bener" sadar bahwa Sistem Pendidikan di Indo salah kaprah dn salah arah, bnyak pelajaran yg kita pelajari dulu di sekolah g guna di dunia perkuliahan apalagi di dunia real pekerjaan Itulah knp Anak saya saat ini tidak saya tuntut untuk pintar di akademik, yg pnting tahu agama, sopan santun etika dan pinter menghasilkan uang kedepannya Sya bersumpah meskipun anak saya nnti ranking terakhir di kelasnya, sya tdak akan marah, yg pnting bisa baca Qur'an
Kl anaknya masuk sma tp mau kerja d bengkel ya harus kursus.. skolahan kan masih umum.. dr sana harus d juruskan atau d arahkan lg k tingkatan spesifik.. kaya semisal tehnik , geologi dll ..
@walker_studio_airbrush mangkanya sistem pendidikan di indo ini sbnernya mencetak siswa atau mahasiswa Training, krn pelajran akademik tidak mengajarkan real di lapangan Krn pendidikan di indo tidak diciptakan tenaga kerja yg siap kerja, tp tenaga kerja yg btuh training
@@abdullahmuid3701 kl masih sebataas sma mah emang ga bisa spesifik skillnya...tp kl stm ya kayaknya mereka juga siap dgn kerjaan sesuai bidang..semisal stm listrik dll...mereka tuh siap kerja kok... jadi narasi yg d bangun itu ga semua siswa skolah setelah lulus itu ga siap kerja...semisal lulusan SMA kerja d alfa..ya emang ga siap, karena d sma ga ada itu pelajaran san atau stock gudang..kl smea mungkin ada ilmu yg pelajarin itu..
aku pengen kuliah seni, gak dibolehin krn masa depan suram kata ortu.. tp ya sudah, itu dulu, aku skrng pengen lanjutin apa yg ingin aku lakukan walaupun terlambat.. dr pd gak pernah coba sama sekali, takut nyesel di masa tua
saya gak kuliah akutansi, bisnis, atau ekonomi. tapi setelah saya punya bisnis sendiri Alhamdulillah ilmu terkait akuntansi, marketing, dll itu datang sendiri dan plotwisnya saya selalu ngasih kelas buat sepupu aku yang lagi kuliah bisnis
Itulah manfaatnya pendewasaan diri dgn menerima ilmu pengetahuan dasar tentang bahasa, berlogika, berkomunikasi dan numerasi, kemampuan dasar berhitung.
Walaupun saya di sekolah juara umum, dan setelah lulus saya tidak bekerja di perusahaan/ pemerintah, tapi saya tidak menyesal pernah bersekolah dan belajar di sekolah, karena, sekolah mengajarkan problem solving, mengasah otak saya untuk terbiasa berpikir. Karena yang saya lihat, orang yang tidak pernah sekolah, atau mungkin yang pendidikannya rendah, banyak di antara mereka yang tidak menguasai problem solving, mereka tidak memahami masalah mereka, sehingga kehidupan mereka hanya jalan di tempat, tidak kemana-mana. Anak yang pernah berpikir di sekolahnya minimal dia bisa memahami masalah mereka, dan mencari problem solving. Kalimat: "banyak orang sekolah yang sukses" itu sangat ambigu., karena di lingkungan saya, orang yang tidak sekolah banyak yang hidupnya menjadi masyarakat miskin yang mengharapkan bantuan pemerintah. Pak guru gembul hanya mengambil fakta yang bisa mendukung argumen dia, adapun fakta yang mengacaukan argumen dia, tidak akan dia sebutkan. Saya berharap guru gembul menjadi menteri pendidikan indonesia, agar dia mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki sistem pendidikan kita secara langsung, tidak hanya mengkritik saja.
Dulu ada ST (sekolah tehnik) setara smp, STM setara sma..sekolah kejuruan sudah berbagai macam dari masak hingga desain baju. Saya merasa beruntung masuk sekolah kejuruan yg sebagian besar pembelajarannya praktik bahkan fokus ke ilmu kejuruan. Jadi waktu mau masuk kuliah atau langsung kerja dulu sama sama berguna ilmunya.
Akarnya adalah pada kualitas guru dan orang tua. Pemikiran yang perlu di upgrade adalah dari kedua itu, karena hakikatnya anak pada saat masih kecil sampai dia akan beranjak dewasa belum mempunyai karakteristik dan kepribadian yang kuat. Karakter anak perlu didukung dengan adanya petunjuk, validasi, arahan, dan support dari kedua hal itu. Menurut saya, guru, administrasi sekolah dan administrasi siswa perlu dibedakan. Karena guru perlu fokus kepada perkembangan siswanya secara intensif, sehingga ia bisa mengenal siswanya dengan baik dan dapat mengarahkan kepada minat siswanya secara tepat dan membentuk kepribadian dan karakter yang baik. Tetapi, setelah melihat faktanya yang pertama guru masih belum bisa fokus karena masih harus mengurus a b c d sehingga tidak fokus untuk memahami perkembangan para siswanya. dan yang kedua orang tua, masih banyak orang tua mungkin yang belum mengikuti perubahan zaman dan masih stuck pada pemikiran yang diterapkan pada masa lalu yang pastinya sudah tidak relevan dengan zaman sekarang. dan ada juga orang tua yang sudah punya pemikiran mendidik anak yang baik pada zaman sekarang tetapi tidak bisa fokus juga karena sudah sulit hanya untuk sekedar memikirkan perekonomian keluarga yang dimana pada saat ini masih banyak perekonomian masyarakat yang sulit. Dan semuanya itu balik lagi kepada kebijakan negara dan juga habit korupsi yang sudah sangat mendarah daging di Indonesia ini. Karena hakikatnya kedua hal itulah yang akan membuat efek domino dan masalah masalah lainnya yang ada di negara ini. Bukan hal naif, jika kedua habit ini tidak bisa diperbaiki maka Indonesia akan berjalan disini sini saja. Indonesia emas 2045 harus diupayakan oleh semua pihak, tidak bisa timpang sebelah.
Bicara ttg kualitas orang tua, jujur ini yang paling krusial. Terlebih di NKRI yang terkena notabene sbg "Negara Fatherless" oleh penelitian akademika UNS, dan dari kenyataan di lapangan juga teruji kasusnya. Seperti wanita hamil di usia belasan sehingga dua sejoli ini harus cepat2 menikah tanpa latar pendidikan yang memadai, akibatnya mereka mendidik anak dgn keras itu bukan sesuatu yang harus dikagetkan karena perbuatan dosa orang tuanya. Belum lagi ada anak muda yang dipaksa untuk dijodohkan dengan orang lain oleh keluarganya sendiri, sehingga anak muda ini tidak pernah jadi orang tua yang baik. Dan ketika ada kesempatan untuk cerai, dia akan meninggalkan anaknya.
Guru adalah profesi yg dlu pernah saya minatkan ketika saya masih kelas 2 SD dikarenakan saya senang pada guru saya ketika saat itu, namun ketika di kelas 5 SD saya mendapatkan ketidak adilan dari seorang guru saya yang menurut saya fatal sekali sehingga saya membenci profesi tersebut. apalagi saat SD 1 guru ngajar semua mata pelajaran, dan dimata pelajaran favorit saya Matematika ketika memberikan jawaban hanya dengan sistem vote, yang dimana Matematika Ilmu pasti malah di Vote😊, disitu saya menjadi minoritas dan selama setahun penuh selama di bawah nya saya tidak dapat menyerap ilmu. dan ketika saya Di SMA dalam mata pelajaran Bahasa Inggris saya ketemu guru yang kompeten tapi cuman ngajar di kelas saya 3 bulan sebelum tamat, yang mana menurut saya beliau harusnya mengajar di semester awal supaya pondasi kami jadi sangat bagus😢. tapi saya tetap sangat respect terhadap profesi ini, karena mereka adalah orang-orang dewasa yang membuka mata saya terhadap bagaimana orang dewasa dilingkungan, karena saya orang yg menutup diri dan cuman pada mereka saya berani membuka diri, berani mendebat mereka, ya walaupun yg ignorant lebih banyak daripada yg menghargai😅, tapi tetap saya bersyukur dan bangga pernah di ajar mereka.
kalau aku dlu juga pernah kritik guru fisikaku karena ngasih rumus yang salah, sama guruku aku disuruh membuktikan. ya ku buktikan lah. dan dari situ aku malah dapet apresiasi dan perhatian penuh dri guruku, sering diajak debat untuk pembahasan hal hal yang menurutku menarik. terima kasih guruku. walau dulu beliau jadi guru yang sangat dibenci dari teman" gurunya sendiri ataupun dengan muridnya. tapi aku sendiri sangat bangga pada beliau. sehat sehat pak guru
setelah saya flashback masa saya sekolah dan menelaah obrolan gugem. sy pny kesimpulan, anak2 di usia sekolah pada umumnya senang bercengkrama atau bersosialisasi, oleh krn itulah parameter guru yg di sukai dan tidak itu dari bagaimana cara guru bisa bersosialisasi dgn murid2nya. mungkin jika kualifikasi guru2 itu yg pertama berdasarkan skill bersosialisasinya dan selanjutnya adalah knowledge, bukan suatu keniscayaan akan tercetak generasi yg lbh advantage
gak juga sih, paling bener ya guru yg bisa memberi tujuan ntah itu cita-cita atau apa.. problem murid di Indonesia itu gak punya arah beda dengan jepang muridnya harus punya tujuan sejak dini dan peran guru bisa mengarahkannya bahkan membantu, misal si murid pengen jadi atlet renang kebetulan gurunya punya koneksi Univertas ke jurusan itu bisa tu dibantu.
Saya rada skeptis sih sama pendidikan Indonesia karena saya lihat di sekolah negri, contoh saja di sekitar kota Bandung, ada anak ponakan temen yg masih SD. Lalu pas dia ultah di suruh tiup lilin, dia bilang ga mau karena kata ibu guru tiup lilin itu buat orang Kristen 😅😅😅 Ibu guru nya saya yakin bodoh sih 😂😂😂
Sekali lagi, terima kasih Guru Gembul untuk segala hal yg Anda angkat di media sosial. Banyak orang yg tak mau mengangkatnya krn mungkin dirasa salah atau apalah itu yg jadinya malah tidak terjadi perbincangan masyarakat. Benar atau tidaknya semua omongan Guru Gembul, aku berterima kasih dengan tulus krn mau mengangkat isu-isu yg jarang diangkat orang lain.
Saya guru Bahasa Indonesia dan saya kurang setuju pembelajaran Bahasa Indonesia dikatakan tidak relevan karena materinya bukan hanya membahas majas saja. Keterampilan yang ditempa dalam pembelajaran bahasa ada empat, menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Keterampilan itu tentu dibutuhkan dan relevan, baik di masa sekarang maupun masa mendatang. Sekarang saja banyak orang yang belum tau dan abai terhadap kaidah dan tata bahasa dalam penulisan. Tapi dari dulu pelajaran Bahasa Indonesia memang tidak pernah dianggap penting. 😪
karena peradaban kita skip renaisans, masih sibuk model lisan, cerita dan dongeng adem ayem nanem di ladang sawah tiba tiba dateng bangsa asing yg udah kenal buku, alat tulis dan mesiu... gejala peradaban skip renaisan, biasa aja sbnrnya mah. mirip awal2 jepang, bedanya jepang sudah relatif kelar perang sipilnya pas kapal hitam dateng...
yoi harusnya dia bilang begitu untuk pelajaran matematika lanjut, ini bhsa kn penting untuk menguatkan identitas bangsa. rata2 orang yang tidak mencintai bangsa kebanyakan tidak belajar bhsa indonesia, hanya asal bisa ngomong negara indonesia ini rawan perpecahan, g sedikit yang ngide buat merdeka
Gurgel tidak menyatakan bahwa pelajaran Bahasa Indonesia, sejarah, atau matematika itu tidak penting. Yang dia maksud adalah kalau materi suatu pelajaran tidak ada relevansinya dengan kehidupan mereka, maka itu tidak penting. Misal, ada anak yang pengen menjadi pemain bola. Perlukah ia belajar menulis puisi? Yang menjadi masalah bukan apakah puisi itu penting atau tidak, tapi puisi kan tidak membantu anak tersebut untuk mencapai keberhasilan di hidupnya sebagai pemain bola. Jadi, kenapa waktunya tidak digunakan untuk hal yang lebih relevan, misalnya tadi main bola. Kalau terkait keterampilan mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara. Apakah itu penting? Ya, itu penting. Tapi, bukan berarti semua anak harus memiliki kemampuan menulis teks editorial, misal. Balik lagi contoh anak pemain bola, yang relevan adalah, ajari anak keterampilan menulis cukup hanya untuk menjunjang keberhasilannya sebagai pemain bola, jangan memberikan standard menulis yang sama dengan anak yang bercita-cita menjadi seorang penulis. Artinya pembelajaran tidak boleh dipaksakan sesuai standard tertentu. Poin dari gurgem adalah kurikulum seharunya memfasilitasi keinginan anak. Jika ada anak yang ingin menjadi penulis, dia tidak perlu lulus kkm pelajaran fisika. Beri dia kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak waktu di pelajaran bahasa Indonesia karena pelajaran b indo lah yang paling relevan untuk mengantarkan dia menjadi seorang penulis sukses. Untuk pelajaran2 yang lain tetap diberikan, tapi cukup untuk membuat mereka bisa "survive" dikehidupan nyata sebagai seorang penulis.
Sebagai guru bahasa pun sebaiknya anda belajar apa itu menelaah dan mengambil intisari pembicaraan (bahasa), gurgel tidak bilang bahasa tidak penting, dia bicara relevansi sama minat dan bakat. Makanya buang jauh jauh mentalitas anti kritik dan selalu merasa si paling dizolimi 😢
Simpel aja sih. Ini pendapat saya pribadi yah. Saya tidak bisa percayakan pendidikan untuk anak saya kepada orang lain. Saya saja sendiri sebagai orang tua kandung masih kurang dalam memberi pendidikan kepada anak sendiri. Maksud saya, kasih sayang orang tua kandung akan beda dengan orang lain. Nah jadi dengan kasih sayang kita sebagai orang tua kandung saja masih miris dalam mengajari anak. Gimana mau berharap orang lain yang ngajar. Saya berpikir seperti ini, karena sangat banyak guru yang bejat yang saya dapati berkata "kamu tidak perhatikan apa yang saya paparkan, kamu sendiri yang rugi. Gaji saya tetap jalan". Jangan hanya menjadi orangtua biologis, tapi jadilah orang tua ideologis. Jangan sekali sekali memberikan kesempatan ideologi rusak masuk ke anak kita.
sedikit pendapat budaya di indonesia itu jg cenderung kolot. misalnya, saya pernah ngasih info ke "atasan" (atasan dalam arti luas) ttg kedatangan mobil listrik dan hidrogen. tp respon dari "atasan", - nanti ngecasnya gmn? - nanti kl meleduk gimana? akhirnya bbrp tahun kemudian, kebanjiran mobil listrik dari China (Mainland). pesawat dan mobil berbahan bakar hidrogen cair pun sedang dikembangkan Eropa dan Jepang.
IQ saya 110 yang di test waktu kelas 1 SMA bbrp puluh tahun yang lalu. Saya punya adik perempuan yang memiliki IQ 140 waktu di test saat kelas 1 SMA dulu, saat ini adik saya bekerja sebagai dosen di Univ Trisakti Jkt. Saat saya di SMA nilai rapor saya rata rata dibatas rendah tetapi tidak merah, karena memang kerjanya hanya main dan bergadang tiap hari, tidak pernah belajar. Saat kuliah S1 saya berubah jauh lebih serius dan saat wisuda saya mendapatkan predikat lulusan terbaik dan juga diliput di koran nasional saat itu. Saat S2 di PTN kota Bogor saat itu, saya lulus MS dengan predikat IP mendekati Cumlaude, saat S3 lulus doktor dengan dengan IP masuk katagori cumlaude tetapi waktu studi melebihi batas persyaratan cumlaude, sehingga hanya mendapatkan katagori sangat memuaskan. Kalau dikatakan IQ orang Indonesia dibawah 100 atau bahkan dikatakan rata rata sekitar 80 an saya tidak yakin data darimana itu. Seingat saya waktu SMA dulu hasil IQ dari teman teman saya diantara 100 - 120 an. Dan penting juga berbicara tentang kecerdasan, perlu ada keseimbangan antara IQ, EQ dan SQ ♥️🇮🇩
Biasa ajalh dipke konten,,, msh blm yakin jg siapa pencetus IQ 78, siapa jurnalisnya hingga datanya dipublikasikan hingga populer. kyk semua aja di tes IQ nya org² indo, hebat.... klo gk slh refrensinya dri berita asing dulu.. Tp melihat netijen² yg barbar disosmed, agak yakin jg IQ 78.......
Setuju, ini yg sy pikirkan dari dulu. Buat apa semua pendidikan itu kalau pada akhirnya, hanya satu bidang spesifik yang dibutuhkan di masa depan? Di Indonesia semua anak harus tahu semua ilmu pengetahuan umum, ibaratnya, walaupun kita ikan, kita harus bisa terbang dan berjalan di darat.
Indonesia harus merancang kehadapan arah tuju dlm 10-20 tahun. Kemudian merancang pembelajaran menuju tujuan negara. Saya warga Singapura. Masa di Menengah 1 (SMP tahun 1) tahun 1976 kami belajar Binary System & Sets dlm matematika yg kami gak faham tujuan & keperluannya. Pada mula saat bekerja yg harus guna komputer pada tahun 80an baru tau Binary System itu adalah asas dlm sistem komputer.
Masya Allah..podcas ini isi nya daging semua. Sangat membantu banget saya yg sudah beberapa bulan terjun di tenaga pendidik. Alhamdulillah ya Allah...ini yang saya cari buat saya mendidik. Alhamdulillah ketemu podcas ini
1. Kenapa tidak bisa memaknai perjuangan pahlawan, karena tidak diajarkan "tools" nya? Apakah itu? Ilmu filsafat. 2. Apakah tujuan sekolah? Menjadi pintar atau sebagai pabrik pekerja? 3. Sekolah dasar,menengah, dan atas kan hanya mengajarkan ilmu-ilmu dasar, kalau yang sesuai dengan tuntutan pasar itu pendidikan tinggi, makanya gak belajar lagi soal sejarah perjuangan kemerdekaan.
dari kecil saya suka sekali menggambar dan teman dan guru sd saya menilai bahwa gambar saya bagus,sampai sampai saya bercita cita menjadi seniman atau pelukis, semenjak saya masuk mts sewaktu ketika pelajaran aqidah ahlak bapa guru saya menyuruh menulis apa yang pak guru diktekan kepada murid,jujur saya sangat bosan pak guru hanya mondar mandir mendikte apa yang ada dalam buku paket ,jadi saya tidak menulis dan malah menggambar di buku catatan sampai ahirnya saya ketahuan tidak menulis dan pak guru memarahi saya dan hampir memukul saya dengan buku paket tetapi tidak jadi. sejak saat itu saya sangat jarang menggambar dan sampai lupa akan cita cita waktu kecil ingin menjadi seorang seniman .hehe tapi tak apalah
@EdukasiPerpus iya bang dalam hal itu emng gw salah tapi yang gw heran cara mengajar guru yang gk menarik dan membosankan untuk disimak bukan masalah pelajarannya
@@EdukasiPerpus disiplin utk kepentingan siapa? Si murid apa si guru? Klo gw sih mending pindah ke belakang trus gambar klo guru nya ga asik... Hak gw, ortu gw bayar, masa ga dapet apa yg gw butuhin, malah di cekokin sm sesuatu yg ga murid butuhin...
"Kalo kamu ganiat belajar mending pulang, ngapain keluar duit buat sekolah kalo cuman main2, mending tiduran di rumah main hp" Itulah kata guru les gw saat sudah 3bln masuk kelas 😁 Tapi hasilnya 90% siswa lulus ujian
Kenapa di Indonesia pendidikan tidak dipusatkan saja di sekolah negri, karena faktanya banyak sekolah sekolah swasta yang tenaga pendidiknya kurang kompeten.
Seharusnya swasta bisa lebih bebas dibanding dengan negeri, jika ingin meningkatkan kualitas sekolah tinggal kemauan dan usaha dari pihak yayasan plus support para wali murid
Sedikit curhat, gua mahasiswa sekarang ada dititik buat masuk kelas aja males, gua merasa dikelas bener" ga efektif, metode belajar dan penjelasan dosen bener" ga banget, bahkan ada dosen yang bener" cuman baca ppt, ada yg suka cerita ngalor ngidul ga related sama materi, bener" ga setimpal dengan apa yg gua keluar. Sedih, kecewa, marah itu yg gua rasain sekarang. Saran buat temen" yg mau kuliah, kalian harus bener" siapin dari jauh jauh hari, cari informasi sebanyak mungkin. Sekolah dimana aja sama yg penting sekolah percayalah itu omong kosong
Pernah pas smp, tiap pelajaran ipa aku sering bolos tiap hari kamis kalo gak salah,, soalnya cara menyampaikan pelajaran nya kek gak masuk aja gitu,, ditambah lagi ibu guru nya itu slalu bamsing bandingkan dengan kelas A, (aku kelas B) ,, ditambah aku korban bullying juga... Dulu akunpaling gak suka sama pelajaran matematika juga,, tapi gurunya enak klo gak tau /gk faham sering di ajarin aecara personal ke bangku,, eh beberapa bulan kemudian guru mtk itu udah gak ada,, dinpecat kayaknya,, disitu aku malah kangen sama gurunya.. Padahal dia mendidik bener bener mendidik dengan cara yg berbeda... Btw pas smp yg paling menonjol aku pelajaran bahasa Inggris,, waktu itu kek mudah banget.. Tiap jawaban aku bener semua murid kek aneh liat ke aku semua.....
Dari awal pertama kali nonton videonya guru gembul, saya paling ingat tentang alasan kenapa anak-anak di Indoensia menjadi takut/trauma belajar karena rusaknya sistem pendidikan Indonesia. Tidak hanya dari sekolah. Keluarga dan lingkungan masyarakat juga berpengaruh besar (dan bahkan bisa saja jauh lebih besar dari sekolah).
Pelajaran moral pertama: jangan menilai murid yang duduk dibelakang dia nakal, mungkin dia sadar kalau itu bukan keinginannya untuk belajar. Pelajaran moral kedua: pinter di kelas belum tentu bisa sukses di masa depan. Pelajaran moral ketiga: pendidikan kita merusak otak, jika kita tidak mau rusak otaknya maka jangan berpendidikan. Pelajaran moral keempat: kebijakan ditentukan oleh otoritas demi kepentingannya. Pelajaran moral kelima: Belajar bukan hanya di kelas, bisa dengan belajar melalui digital. Pelajaran moral keenam: pengangguran bukan untuk berkreativitas, realitanya pengangguran bikin orang stres. Pelajaran moral ketujuh: pendidikan kita terlalu kompleks untuk dikritik makanya kita bingung mulainya dari mana. Pelajaran moral kedelapan: pendidikan untuk moral, no but pendidikan untuk doktrin. Pelajaran moral kesembilan: guru hanya menjadi profesi bukan inspirasi.
saya dari kecil suka baca buku, buku apa aja termasuk majalah, buku cerita, komik, dll., kalau ada yg bilang saya kutu buku bodo amat. Lulus SMP saya merantau ke kota lain, di kota yg baru saya menemukan orang2 kemana2 bawa tas isinya buku, toko buku selalu ramai, sering saya liat turis saat menunggu kereta, bus atau yg lainya sambil baca buku, pantes kota tsb dijuluki kota pelajar. Kebiasaan membaca dan belajar ternyata diciptakan oleh lingkungan, kalau lingkungan nggak mendukung ya harus dilawan
Guru gembul cuma bisa menyalahkan sistem. Sekolah kurikulum merdeka sudah di design sangat membebaskan siswa, bahkan jika mereka tidak ingin belajar sekalipun, sekolah tidak akan menghambat kenaikan kelas mereka. Mengapa saya bilang begitu, karena saya punya adik, yang bebas untuk berkarya di luar sekolah, dan tidak harus belajar di rumah dengan pelajaran sekolahnya. Dan dia tetap naik kelas, tetap bisa sekolah di negeri. Yang salah adalah orangtuanya, mengapa memasrahkan anaknya ke sekolah formal, jika tahu anak berbakat di bola, harusnya sebagai orangtua bisa melihat bakat anak dimana, kalau bakat bola, dukung dia main bola di SSB dengan resiko nilai sekolah bukan jadi fokus utama. Jika anaknya bakat seni, dukung dia di seni. Sekolah formal memiliki keterbatasan untuk memfasilitasi beragamnya bakat anak. Karena namanya saja sudah sekolah formal, yang diajarkan di sekolah itu wawasan yang sudah diakui secara umum/ general. Adapun ilmu berdagang dan lain sebagainya itu bisa berbeda-beda tergantung jenis dagangannya. Bisnis pun tidak baku, ilmu di bisnis A bisa saja tidak work di bisnis B. Tapi di sekolah formal, setidaknya kita diajarkan untuk belajar banyak hal, sebagai dasar untuk memilih jurusan saat kuliah nanti.
Waktu Sekolah Pendidikan Guru (SPG) sering kena jam kosong khususnya saat guru² diberikan kesempatan menjadi dosen PGSD dan ambil kuliah S1. Kami tetap tinggal di sekolah ambil tape putar kaset untuk berlatih menari sendiri di aula sekolah, kalau bosan main guitar di kelas atau melukis wajah teman teman cewek... Karena jurusan spesialisasi kesenian. Herannya kami dicap oleh KS dan guru guru sbg kelas paling nakal karena melampiaskan kekosongan jam dg kegiatan² spt itu 😢😢😢
Walaupun byk tudingan sekolah itu scam, Sekolah jg mengajarkan banyak hal : 1. Anak2 belajar bersosialisasi 2. Menaati hukum & norma. 3. Belajar bahwa tidak semua hal yg ada harus sesuai seperti keinginan/selera kita 4. Belajar menerima & menghormati keadaan/karakter orglain 5. Belajar berkontribusi 6. Belajar bahwa ternyata tidak segala sesuatu berguna 7. Belajar mengalah untuk mencapai & menjaga kepentingan bersama, dan masih banyak lagi.. Sesat pikir yg banyak diungkit orang adalah begini : "Ah dia gak tamat sekolah tapi bisa sukses & kaya" padahal terlalu banyak contoh orang2 yg susah kehidupannya karna gak selesai sekolah
Kebanyakan Orang yang gak sekolah karena malas sekolah bukan karena ekonomi terbatas, hidup semaunya sendiri, gak ngerti aturan, gak ngerti hak kewajiban, gak ngerti tanggung jawab...
@@ririnurinda7679 tanpa di belajarpun mereka sudah menjadi makhluk sosial, mereka hanya belajar ini itu, aturan ini itu tanpa tahu esensinya, makanya belajar Budi pekerti tapi buang sampah aja masih belum becus, mereka gak diajarkan dampak buruk dari membuang sampah sembarangan, dan yang lebih parahnya lagi guru yang mengajar juga hanya menyampaikan materi tapi mereka sendiri buang sampah sembarangan. Pendidikan kita itu membelenggu siswa agar menjadi pribadi murid yang sesuai dengan keinginan pemerintah, membelenggu potensi murid serta bakatnya
Banyak orang merasa lebih baik berdagang daripada bekerja. Padahal hakikatnya kerja juga sama, menjual skill. Orang dagang, sama kerja sama aja bosku. Bedanya kalau dagang jualan produk/ jasa. Kalau kerja yang dijual itu jasa. Dan banyak orang salah paham, bahwa dia merasa jadi bos di usahanya sendiri, padahal dia itu masih tahap self employee, namanya bos, udh gak sibuk harus jualan. Dia cuma mengambil keputusan, yang jualan dan kerja siapa, karyawannya. Dan kalau kita lihat, semua konglomerat di Indonesia rela menyekolahkan anak mahal2 bahkan sampai ke luar negeri, karena apa? Karena ilmu dan wawasan itu penting. Lihatlah orang China, walaupun mereka punya toko, tapi anaknya ttp disekolahkan di sekolah yg mahal, karena memang ilmu itu penting.
setuju pa guru,mungkin kurikulum indonesia terpengaruh pada era penjajah,masih di gunakan sampai sekarang,ya kalau di pakai era sekarang sudah tidak relevan,harus di perbaharui cara pengajarannya,
50:13 Padahal lembaganya lho, bagian pemerintahannya itu yang dia kritik. Lucunya malah oknum gurunya yang malah tersinggung dan melakukan somasi padahal tidak tersentuh sama sekali. Makanya kalau ada yang bilang mayoritas orang Indonesia itu IQ-nya
W setuju sih kalo ilmu itu sebuah pengetahuan yang harus bisa bertemu dengan realitas dan bisa menyelesaikan sebuah problem apapun itu, karena kalo ilmu yang tidak bisa memenuhi kebutuhan tersebut itu hanya sebuah informasi atau bahkan data.
Waktu di SD saya dan kedua kakak saya diberhentikan dari sekolah, gara gara ibu saya menegur pihak sekolah. Kebetulan rumah saya dekat sekolah. Jadi ibu saya tahu kalau sekolah saya saat itu tidak disiplin. Sudah waktunya masuk gurunya belum ada. Belajar sebentar terus pulang.
Lho kok banyak sih yg bilang sekolah tuk hasilkan uang? bukan itu. Untuk MEMBUKA pikiran. Bisa mikir past. Present. Future. Nah sejarah itu PAST. Yg penting itu guru berusaha spy anak ke future.. Nah ini yg kurang di ajar kan.. Sementara present supaya kita tak set back.. Aku pernah info ke anak ku. Kalo gravitasi itu di bilang ada. ITU penting Makanya kamu sekolah spy ga usah spt manusia jadul yg ga tau gravitasi ada... Dg adanya gravitasi ini maka kita bisa bikin pesawat dan kapal. Jadi tinggal gmn cara pesawat lebih aman. Pesawat lb ringan. Pesawat lebih cepat.. Atau mobil spy lebih smooth. Jadi spy lebih ke future
Guru gembul, entah lupa atau tdk sempat memikirkan bhw pendidikan selain mengubah dari yg tadinya blm tahu menjadi tahu, blm bisa thd sesuatu menjadi lebih bisa thd sesuatu, juga proses pendewasaan entah dari segi norma, etika, tanggung jawab, mindset dlsb. Bukan sekedar cakap dlm suatu profesi (yg dikatakan kompeten). Berbahasa, kemampuan dasar berhitung (matematika), Ilmu dasar pengetahuan Alam, Sosial) menjadi bekal dlm penguasaan ketrampilan (atau ilmu terapan yg diminati dan menjadi kemampuan yg menonjol /bakat. Manusia sangat perlu mendapatkannya sejak usia mereka mulai bisa diajak berkomunikasi, berbicara dan mampu menangkap gejala di lingkungannya. Atau Guru gembul tdk menyadari segala proses yg ada ini adalah pendidikan sehingga mengetahui baik dan buruknya sesuatu.
55:23 guru" cmn ngeliat murid yang nilai ny bagus murid' yng sudah menemukan potensi nya bahkan murid' yng belum menemukan potensi diri mereka sendiri itu ngga d tuntun buat menemukan potensi tersebut, saya yakin di pelajaran b. Indonesia akn memperbaiki publik speaking namun guru b.indonesia saya lebih aware ke murid' yng lebih bgus nilai nya
Bakat saya ada pada game, mungkin dulu dianggap sebelah mata, sekarang gamer2 yg jadi pro player, streamer dll bisa sukses dan menghasilkan uang lebih. Bakat saya dibunuh sedari smp karna orang tua saya tidak suka itu, saya dipaksa untuk masuk juruan otomotif padahal saya tidak suka itu, alhasil saya tidak menjadi montir bengkel atau ahli otomotif, cita2 saya pun pupus. Hancurnya bakat2 tsb tidak hanya dari lembaga pendidikan, tapi dari orang tua juga yg tidak tau caranya mendidik, atau tidak pantas menjadi orang tua.
Alhamdullillah meskipun saya belajar disekolahan swasta tapi banyak guru motifator dari tsanawiyah hingga kuliah mungkin sekitar 7 lebih dangan lingkungan anti bulliying toxic apalagi guru yg cabul malah katanya pernah ada malah langsung dikeluarkan
Kl anaknya masuk sma tp mau kerja d bengkel ya harus kursus.. skolahan kan masih umum.. dr sana harus d juruskan atau d arahkan lg k tingkatan spesifik.. kaya semisal tehnik , geologi dll ..
17:05 , saya juga baru lulus tahun 2024. selama 12 tahun saya sekolah, saya bahkan ga tau fungsi saya sekolah tuh apa. makanya saya sekolah ya cuman sekedar ngejalanin aktivitas, yang saya pun gak tau sebenarnya saya ngapain 🗿.
Saya d luar negri.. tepatnya d dubai.. d sini berbagai bangsa berkerja, mulai dr india, pakistan, negara sekirar arab sampai pilifina.. menurut saya.. ga bodoh bodoh amat d banding negara lain.. india terlihat pintar padahal mereka cm doyan debat aja.. soap kepedulian negara lain sgt memprihatinkan.. saya berani sandingkan kita ini setara ama eropa, cumaaaa sayang aja kita ga ada pasilitas aja, sehingga daya pikir ga terasah.. soal krestifitas ya ga kalah ya.. bahkan banyak keunggulan dr sisi kemanusiaan dan keberadaban, kita tetep menjadi yg tersopan, tau hormat dan berbudaya.. cb bandingkan ama mesir dan india.. menyedihkan.. jadi soal indonesia makin bodoh sy meragukan itu
menti 0:37 realate banget waktu smk guru sejarah kaya dongeng sekelas tidur dia biasa aja ga marah atau apa. sering banget kalo udah mau pensiun guru itu ga peduli
Anak2 kecil kalau ditanya milih main bola atau belajar, pasti sebagian besar memilih main bola. 😂😂🤣🤣 Anak2 mesti diarahkan juga, tdk bisa dibiarkan sesukanya.
Itu karena mereka blum tau, untuk apa selama ini mereka belajar. Mereka ngga tau tujuannya belajar itu untuk apa. Ya jelas lebih milih maen bola. Kalau mereka udah tau tujuan mereka, dan tahu kalau belajar bisa menjembatani mereka dengan tujuannya, pastilah ketika ditanya "pilih belajar atau maen bola?" Mereka bakal jawab "tidur ajalah, dunia terlalu kejam untuk dikejar"
Salfok krtika si Akang hos nya bilang "menarik" di jawab sama pak guru gembul "mendorong"😂😂😂😂 Aku sih ketawa sendiri kok sempat sempat nya .... Dan si lawan bicara ko bisa enggak ketawa.....😅😅
Temen gua pinter banget matematikaa, banget pake banget, sampe sampe ngerjain soal banyak yg rumusnya tidak sesuai dengan yang diajarkan guru. Tapi hasil jawabannya benar. Cuman siguru kekeh dia mau nyalahin jawaban dia karena rumusnya berbeda. Sekarang temen gua dah ada di STAN wkwk
talsafah pendidikan id itu ingin anak anak mereka jadi filosof ecek ecek. memaknai hidup dan bersyukur. ngga papa ngga sukses. ngga papa ngga ada kontribusi. ngga papa punya mental ngemis. yg penting kelihatan keren kelihatan intelek " dalam pikiran mereka sendiri". sama .. yg penting pas pemilu. opininya mudah digiring kesana sini :v
aku gak mau anakku sekolah SD, maunya aku ngajarin keterampilan untuk anakku tapi ortu, istri dan mertua gak setuju dan maksa nyuruh aku sekolahin anakku, sekarang keterampilan bahasa inggtis anakku dan keterampilannya berhitunh malah menurun. jengkel banget aku!
asli sistem profesi guru di Indo ngaco, ngapain mahasiswa jurusan pendidikan belajar 4 tahun mata kuliah Pedagogik, kalo jurusan non pendidikan bisa daftar PPG buat diakui sebagai profesi guru, ini sebuah penghianatan. bayangkan ini terjadi di profesi dokter, S1 lulusan otomotif bisa ambil koas dokter buat dapetin gelar dokter
fact now, Naruto /joko sudah tidak menjabat hokage kembali, sahabattnya sasuke/ bowo kembali khianat menurut desa, anaknya BOruto menjadi penghianat bersama sasuke, hokage saat ini Shikamaru yang mengeluarkar dekrit kades kalo sasuke dan boruto penghianat. benar2 mirip dulu juga sasuke pernah jadi penghianat di tahun 1998.
48:43 : Saya beruntung mendapatkan guru matematika yg bisa dan pintar ngajar. artinya apa materi yang diajar saya pahami. walaupun teman2 saya tidak paham pada akhirnya saya mengajari teman sekelas ttg materi tsb
Hobi saya gambar. Dan dulu waktu saya masih SMP buku gambar saya disobek sobek guru bahasa indonesia didepan siswa sekelas, Gara-gara buku gambarnya gak sengaja tergeletak diatas meja ketika pelajaran bahasa indonesia. Karna insiden itu saya sudah gk berani menggambar lagi.
Gak setuju sich.. Menghapal itu cara agar kamu gak harus bawa/ ketergantungan alat kemana2.. misalnya, kalau hapal hitungan, gak harus bergantung sama kalkulator. Dan orang yang hapal, pasti akan lebih cepat selesai mengerjakan sesuatu. Contohnya aja masak, kalau gak hapal resep, ya lebih lama, karena harus lihat dulu resepnya. Tapi menghapal tanpa diimbangi dengan pemahaman materi, itu yang sangat salah besar, ibarat burung beo, cuma bisa niru tanpa memahami artinya
klw saya sih mending pake otak ke2 (catatan), masalah zaman sekarang zaman tekhnologi informasi, kalau terlalu banyak hafal, kita gak bakalan bisa ikut zaman @@EmakDasteran
8:15 Maaf, kalau contoh yg anda pakai "belajar bahasa Indo", itu sangat relevan Pak. Saya sudah sering ketemu netijen Indo yg toxic yg gak bisa diajak diskusi sehat, karena mereka bahkan gak paham ide pokok.
Lebih baik menyimak semua pembahasan agar menambah sedikit wawasan. Krn yang anda maksud itu polanya srperti anda menggunakan tiktok yang pembahadannya selalu singkat. Pola seperti itu yang membuat orang juga malas membaca
Dulu saya sangat suka matematika dan guruku menyarankanku masuk kuliah jurusan matematika ,setelah lulus sekolah orang tuaku menginginkanku jurusan olahraga karena dia melihat guru olahraga dekat rumah sudah mau pensiun nilainya,
Karna saya orangnya penurut dan tidak punya kemampuan menyela akhirnya saya masuk jurusan olahraga singkat cerita akhirnya saya tak mampu menyelesaikannya seperti otak saya sudah dirusak (depresi) disaat yang sama kesukaan saya terhadap matematika sudah gak ada lagi dan akhirnya gagal, kegagalan itu membuat orangtuaku marah sambil membandingkanku dengan orang lain malah membuatku semakin depresi.
Dan pada akhirnya orang tuaku bertanya SEBARNYA APA YANG KAMU INGINKAN !!
Setelah mendengar ini membuatku menutup pintu dengan keras karna tak ada gunanya lagi
Sekarang umur saya hampir 30 tahun.
Pelajaran dalam hidup saya adalah
1. Jangan jadi orang terlalu penurut
2. Kalau ada kesempatan untuk menyela dgn tujuan baik
Sampaikanlah sebelum terlambat .
Tp org tua ga salah jg krn pengen masa depan anaknya baik. Sy malah kebalikan kamu, dulu ortu sy maksa2 sy jd guru. Sy ga mau dg alasan gaji guru kecil, sy ga passion ngajarin org. Sy tipe anak pembangkang (dlm artian baik, bukan kaya macem durhaka gt), kl dah yakin trabas aja, itu sy. Tp perjalanan hidup ternyata mengajarkan apa yg dikatakan ortu sy bener semua, sy jd nyesel knp dulu ngejer idealisme sy. Ternyata ortu pengalaman hidupnya lbh byk jd lbh tau arah hidup. Smp skrg sy suka bilang, coba ya kl dl ngikutin ortu. Kadang sy minta maaf jg sama ortu. Jd kesimpulannya ga semua jg kaya kamu. Jd semua itu balik lg ke nasib
Kalau sy bukan penurut slalu ikut kata ortu tp murni berbakti. Sejak SD sampai lulus kuliah sy slalu berusaha berprestasi. Lulus kuliah sbg cumlaude. Tepat selesai kuliah bapak sakit dan ortu pun pengen sya hidup di kampung, akhirnya di kampung cuma bertani tp cukup sih buat kebutuhan ortu dan saya. Memang berat merelakan impian2 saya kaya perjuangan sejak SD itu percuma. Mau protes ke ortu tapi cinta saya pd mereka lebih besar. Teman2 nawarin kerjaan tapi gk kuat ninggalin ortu. Cukup lama buat berdamai dg diri dan stres sy. Sekarang udah masa bodoh omongan orang, masih semangat jalaninya. Masih percaya berbakti pd ortu bukan hal yg sia2, ada aja rejeki yg tak di sangka datang pada kita. Kalu belum ada mungkin blum waktunya dan sabar dulu
@@melisawardani2456 ada byk kerjaan bagus selain guru.. bukalah matamu..
@@yokipop9467 bukan masalah buka mata, dia enjoy jadi guru setelah menurruti kata ortunya, jadi tidak semua orang itu sama.
Sama bang sama saya ceritanya, saya dulu suka sama yg namanya internet, sering kewarnet dan saya sudah berminat mendalami ilmu tsb, cuma orang tua saya melarang, malah saya disuruh ke otomotif saja, padahal saya tidak ada pengalaman dalam hal tsb, disekolah dan perkuliahan saya tidak bisa memahami tentang otomotif, alhasil sekarang saya tidak bisa menjadi apa yg diharapkan oleh orang tua saya.
Kakak saya bisa memilih cita2nya sendiri, begitu juga sama adik saya, kenapa cuma saya yg tidak boleh menggapai cita2 saya, sekarang saya sudah kehilangan minat saya untuk kejar cita2 saya, terbesit dipikiran jahat saya, saya ingin menjadi orang yg gagal, agar bisa mempermalukan orang tua saya.
saya waktu kecil suka belajar apapun soal internet dan tehnologi., ketika saya ahli di bidang jaringan internet dan menjadi tehnisi, saya justru di anggap orang paling malas di lingkungan saya karena tidak ke sawah untuk bertani.. betapa dampak di cap sebagai pemalas ini terasa sampai sekarang.
karna km g bergaul/sosoliosasi dilingkungan. km mungkin sudah menghabiskan seluruh sumber daya mu untuk belajar. tapi jgn anggap orang lain bodoh karena tdk tau bidang yang sudah km pelajari, bisa aj orang tsb juga sudah menghabiskan sumber dayanya untuk hal lain
@natatama kalau saya tidak bersosial saya tidak membangun jaringan internet gratis di sekolah, tpq dan warga di secara gratis pak.. semua itu menghabiskan banyak uang dan tenaga tiap bulanya.. dan saya tidak jadi penggagas karangtaruna yang berkontribusi mengelola sampah sampai sekarang pak.. bahkan banyak dari kita gagal memahami konteks dari sosial itu apa.. orang mengirsnya bersosialisasi itu hanya sebatas kumpul kumpul ngomong ngalor ngidul.
Siapapun yg berbeda pasti dianggap salah itulah mental kawanan
@@budyardy6301 imagine anda seorang introvert yang di salah fahami di lingkungan yang ketika berobat perginya ke dukun karna santet dan guna guna.
jangan banyak di Pendem, keluarkan aja unek unek nya, klw mereka ngomel kita pun punya hak untuk ngomel.
100% setuju dg Guru Gembul
Gw pas waktu kuliah baru bener" sadar bahwa Sistem Pendidikan di Indo salah kaprah dn salah arah, bnyak pelajaran yg kita pelajari dulu di sekolah g guna di dunia perkuliahan apalagi di dunia real pekerjaan
Itulah knp Anak saya saat ini tidak saya tuntut untuk pintar di akademik, yg pnting tahu agama, sopan santun etika dan pinter menghasilkan uang kedepannya
Sya bersumpah meskipun anak saya nnti ranking terakhir di kelasnya, sya tdak akan marah, yg pnting bisa baca Qur'an
Kl anaknya masuk sma tp mau kerja d bengkel ya harus kursus.. skolahan kan masih umum.. dr sana harus d juruskan atau d arahkan lg k tingkatan spesifik.. kaya semisal tehnik , geologi dll ..
@walker_studio_airbrush mangkanya sistem pendidikan di indo ini sbnernya mencetak siswa atau mahasiswa Training, krn pelajran akademik tidak mengajarkan real di lapangan
Krn pendidikan di indo tidak diciptakan tenaga kerja yg siap kerja, tp tenaga kerja yg btuh training
@@abdullahmuid3701 kl masih sebataas sma mah emang ga bisa spesifik skillnya...tp kl stm ya kayaknya mereka juga siap dgn kerjaan sesuai bidang..semisal stm listrik dll...mereka tuh siap kerja kok... jadi narasi yg d bangun itu ga semua siswa skolah setelah lulus itu ga siap kerja...semisal lulusan SMA kerja d alfa..ya emang ga siap, karena d sma ga ada itu pelajaran san atau stock gudang..kl smea mungkin ada ilmu yg pelajarin itu..
Sy setuju dengan pendapat anda
Man arada dun ya fa'alaihi bi ilmi wa man aradal 'akhirah fa'alaihi bi ilmi..
Wa man arada huma fa'alaihi bi 'ilmi
aku pengen kuliah seni, gak dibolehin krn masa depan suram kata ortu.. tp ya sudah, itu dulu, aku skrng pengen lanjutin apa yg ingin aku lakukan walaupun terlambat.. dr pd gak pernah coba sama sekali, takut nyesel di masa tua
Semangat yaa
saya gak kuliah akutansi, bisnis, atau ekonomi. tapi setelah saya punya bisnis sendiri Alhamdulillah ilmu terkait akuntansi, marketing, dll itu datang sendiri dan plotwisnya saya selalu ngasih kelas buat sepupu aku yang lagi kuliah bisnis
Itulah manfaatnya pendewasaan diri dgn menerima ilmu pengetahuan dasar tentang bahasa, berlogika, berkomunikasi dan numerasi, kemampuan dasar berhitung.
Walaupun saya di sekolah juara umum, dan setelah lulus saya tidak bekerja di perusahaan/ pemerintah, tapi saya tidak menyesal pernah bersekolah dan belajar di sekolah, karena, sekolah mengajarkan problem solving, mengasah otak saya untuk terbiasa berpikir.
Karena yang saya lihat, orang yang tidak pernah sekolah, atau mungkin yang pendidikannya rendah, banyak di antara mereka yang tidak menguasai problem solving, mereka tidak memahami masalah mereka, sehingga kehidupan mereka hanya jalan di tempat, tidak kemana-mana. Anak yang pernah berpikir di sekolahnya minimal dia bisa memahami masalah mereka, dan mencari problem solving.
Kalimat: "banyak orang sekolah yang sukses" itu sangat ambigu., karena di lingkungan saya, orang yang tidak sekolah banyak yang hidupnya menjadi masyarakat miskin yang mengharapkan bantuan pemerintah. Pak guru gembul hanya mengambil fakta yang bisa mendukung argumen dia, adapun fakta yang mengacaukan argumen dia, tidak akan dia sebutkan.
Saya berharap guru gembul menjadi menteri pendidikan indonesia, agar dia mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki sistem pendidikan kita secara langsung, tidak hanya mengkritik saja.
Up
Up
Up
Dulu ada ST (sekolah tehnik) setara smp, STM setara sma..sekolah kejuruan sudah berbagai macam dari masak hingga desain baju. Saya merasa beruntung masuk sekolah kejuruan yg sebagian besar pembelajarannya praktik bahkan fokus ke ilmu kejuruan. Jadi waktu mau masuk kuliah atau langsung kerja dulu sama sama berguna ilmunya.
Akarnya adalah pada kualitas guru dan orang tua. Pemikiran yang perlu di upgrade adalah dari kedua itu, karena hakikatnya anak pada saat masih kecil sampai dia akan beranjak dewasa belum mempunyai karakteristik dan kepribadian yang kuat. Karakter anak perlu didukung dengan adanya petunjuk, validasi, arahan, dan support dari kedua hal itu. Menurut saya, guru, administrasi sekolah dan administrasi siswa perlu dibedakan. Karena guru perlu fokus kepada perkembangan siswanya secara intensif, sehingga ia bisa mengenal siswanya dengan baik dan dapat mengarahkan kepada minat siswanya secara tepat dan membentuk kepribadian dan karakter yang baik.
Tetapi, setelah melihat faktanya yang pertama guru masih belum bisa fokus karena masih harus mengurus a b c d sehingga tidak fokus untuk memahami perkembangan para siswanya. dan yang kedua orang tua, masih banyak orang tua mungkin yang belum mengikuti perubahan zaman dan masih stuck pada pemikiran yang diterapkan pada masa lalu yang pastinya sudah tidak relevan dengan zaman sekarang. dan ada juga orang tua yang sudah punya pemikiran mendidik anak yang baik pada zaman sekarang tetapi tidak bisa fokus juga karena sudah sulit hanya untuk sekedar memikirkan perekonomian keluarga yang dimana pada saat ini masih banyak perekonomian masyarakat yang sulit. Dan semuanya itu balik lagi kepada kebijakan negara dan juga habit korupsi yang sudah sangat mendarah daging di Indonesia ini. Karena hakikatnya kedua hal itulah yang akan membuat efek domino dan masalah masalah lainnya yang ada di negara ini.
Bukan hal naif, jika kedua habit ini tidak bisa diperbaiki maka Indonesia akan berjalan disini sini saja. Indonesia emas 2045 harus diupayakan oleh semua pihak, tidak bisa timpang sebelah.
Bicara ttg kualitas orang tua, jujur ini yang paling krusial. Terlebih di NKRI yang terkena notabene sbg "Negara Fatherless" oleh penelitian akademika UNS, dan dari kenyataan di lapangan juga teruji kasusnya. Seperti wanita hamil di usia belasan sehingga dua sejoli ini harus cepat2 menikah tanpa latar pendidikan yang memadai, akibatnya mereka mendidik anak dgn keras itu bukan sesuatu yang harus dikagetkan karena perbuatan dosa orang tuanya. Belum lagi ada anak muda yang dipaksa untuk dijodohkan dengan orang lain oleh keluarganya sendiri, sehingga anak muda ini tidak pernah jadi orang tua yang baik. Dan ketika ada kesempatan untuk cerai, dia akan meninggalkan anaknya.
Guru adalah profesi yg dlu pernah saya minatkan ketika saya masih kelas 2 SD dikarenakan saya senang pada guru saya ketika saat itu, namun ketika di kelas 5 SD saya mendapatkan ketidak adilan dari seorang guru saya yang menurut saya fatal sekali sehingga saya membenci profesi tersebut. apalagi saat SD 1 guru ngajar semua mata pelajaran, dan dimata pelajaran favorit saya Matematika ketika memberikan jawaban hanya dengan sistem vote, yang dimana Matematika Ilmu pasti malah di Vote😊, disitu saya menjadi minoritas dan selama setahun penuh selama di bawah nya saya tidak dapat menyerap ilmu. dan ketika saya Di SMA dalam mata pelajaran Bahasa Inggris saya ketemu guru yang kompeten tapi cuman ngajar di kelas saya 3 bulan sebelum tamat, yang mana menurut saya beliau harusnya mengajar di semester awal supaya pondasi kami jadi sangat bagus😢. tapi saya tetap sangat respect terhadap profesi ini, karena mereka adalah orang-orang dewasa yang membuka mata saya terhadap bagaimana orang dewasa dilingkungan, karena saya orang yg menutup diri dan cuman pada mereka saya berani membuka diri, berani mendebat mereka, ya walaupun yg ignorant lebih banyak daripada yg menghargai😅, tapi tetap saya bersyukur dan bangga pernah di ajar mereka.
kalau aku dlu juga pernah kritik guru fisikaku karena ngasih rumus yang salah, sama guruku aku disuruh membuktikan. ya ku buktikan lah. dan dari situ aku malah dapet apresiasi dan perhatian penuh dri guruku, sering diajak debat untuk pembahasan hal hal yang menurutku menarik. terima kasih guruku. walau dulu beliau jadi guru yang sangat dibenci dari teman" gurunya sendiri ataupun dengan muridnya. tapi aku sendiri sangat bangga pada beliau. sehat sehat pak guru
setelah saya flashback masa saya sekolah dan menelaah obrolan gugem. sy pny kesimpulan, anak2 di usia sekolah pada umumnya senang bercengkrama atau bersosialisasi, oleh krn itulah parameter guru yg di sukai dan tidak itu dari bagaimana cara guru bisa bersosialisasi dgn murid2nya. mungkin jika kualifikasi guru2 itu yg pertama berdasarkan skill bersosialisasinya dan selanjutnya adalah knowledge, bukan suatu keniscayaan akan tercetak generasi yg lbh advantage
gak juga sih, paling bener ya guru yg bisa memberi tujuan ntah itu cita-cita atau apa.. problem murid di Indonesia itu gak punya arah beda dengan jepang muridnya harus punya tujuan sejak dini dan peran guru bisa mengarahkannya bahkan membantu, misal si murid pengen jadi atlet renang kebetulan gurunya punya koneksi Univertas ke jurusan itu bisa tu dibantu.
Itu lebih penting, koneksivitas. Dari sekolah nggak menyediakan, muridnya males cari, atau nggak tau cari dimana
Saya rada skeptis sih sama pendidikan Indonesia karena saya lihat di sekolah negri, contoh saja di sekitar kota Bandung, ada anak ponakan temen yg masih SD. Lalu pas dia ultah di suruh tiup lilin, dia bilang ga mau karena kata ibu guru tiup lilin itu buat orang Kristen 😅😅😅 Ibu guru nya saya yakin bodoh sih 😂😂😂
Sekali lagi, terima kasih Guru Gembul untuk segala hal yg Anda angkat di media sosial. Banyak orang yg tak mau mengangkatnya krn mungkin dirasa salah atau apalah itu yg jadinya malah tidak terjadi perbincangan masyarakat. Benar atau tidaknya semua omongan Guru Gembul, aku berterima kasih dengan tulus krn mau mengangkat isu-isu yg jarang diangkat orang lain.
👦Bilal : Menarik
🧔Gugem : Mendorong
ngegelosor..
sempet2nya gugem ngelawak
Jokes bapak gembul kwkw
Hahahaha.. saya ketawa ngakak.. pas denger ini
Kalau di lapor pak itu kena tuh, Surya terusin
1 jam kurang sih, minimal 5 jam ngomongin pendidikan sama guru gembul hehe
thanks kang, guru gembul bagus banget kalau diajak bicara serius, apalagi suasana ruangannya yang mendukung fokus, wow.. emang berkelas.
Saya guru Bahasa Indonesia dan saya kurang setuju pembelajaran Bahasa Indonesia dikatakan tidak relevan karena materinya bukan hanya membahas majas saja. Keterampilan yang ditempa dalam pembelajaran bahasa ada empat, menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Keterampilan itu tentu dibutuhkan dan relevan, baik di masa sekarang maupun masa mendatang. Sekarang saja banyak orang yang belum tau dan abai terhadap kaidah dan tata bahasa dalam penulisan.
Tapi dari dulu pelajaran Bahasa Indonesia memang tidak pernah dianggap penting. 😪
karena peradaban kita skip renaisans, masih sibuk model lisan, cerita dan dongeng adem ayem nanem di ladang sawah tiba tiba dateng bangsa asing yg udah kenal buku, alat tulis dan mesiu...
gejala peradaban skip renaisan, biasa aja sbnrnya mah.
mirip awal2 jepang, bedanya jepang sudah relatif kelar perang sipilnya pas kapal hitam dateng...
yoi harusnya dia bilang begitu untuk pelajaran matematika lanjut, ini bhsa kn penting untuk menguatkan identitas bangsa. rata2 orang yang tidak mencintai bangsa kebanyakan tidak belajar bhsa indonesia, hanya asal bisa ngomong
negara indonesia ini rawan perpecahan, g sedikit yang ngide buat merdeka
Gurgel tidak menyatakan bahwa pelajaran Bahasa Indonesia, sejarah, atau matematika itu tidak penting. Yang dia maksud adalah kalau materi suatu pelajaran tidak ada relevansinya dengan kehidupan mereka, maka itu tidak penting.
Misal, ada anak yang pengen menjadi pemain bola. Perlukah ia belajar menulis puisi?
Yang menjadi masalah bukan apakah puisi itu penting atau tidak, tapi puisi kan tidak membantu anak tersebut untuk mencapai keberhasilan di hidupnya sebagai pemain bola. Jadi, kenapa waktunya tidak digunakan untuk hal yang lebih relevan, misalnya tadi main bola.
Kalau terkait keterampilan mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara. Apakah itu penting? Ya, itu penting. Tapi, bukan berarti semua anak harus memiliki kemampuan menulis teks editorial, misal.
Balik lagi contoh anak pemain bola, yang relevan adalah, ajari anak keterampilan menulis cukup hanya untuk menjunjang keberhasilannya sebagai pemain bola, jangan memberikan standard menulis yang sama dengan anak yang bercita-cita menjadi seorang penulis. Artinya pembelajaran tidak boleh dipaksakan sesuai standard tertentu.
Poin dari gurgem adalah kurikulum seharunya memfasilitasi keinginan anak. Jika ada anak yang ingin menjadi penulis, dia tidak perlu lulus kkm pelajaran fisika. Beri dia kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak waktu di pelajaran bahasa Indonesia karena pelajaran b indo lah yang paling relevan untuk mengantarkan dia menjadi seorang penulis sukses.
Untuk pelajaran2 yang lain tetap diberikan, tapi cukup untuk membuat mereka bisa "survive" dikehidupan nyata sebagai seorang penulis.
@@Aidonnoumaineim Memang sayang sih beberapa pelajaran sekolah malah mendapat stereotype
Sebagai guru bahasa pun sebaiknya anda belajar apa itu menelaah dan mengambil intisari pembicaraan (bahasa), gurgel tidak bilang bahasa tidak penting, dia bicara relevansi sama minat dan bakat. Makanya buang jauh jauh mentalitas anti kritik dan selalu merasa si paling dizolimi 😢
Simpel aja sih. Ini pendapat saya pribadi yah. Saya tidak bisa percayakan pendidikan untuk anak saya kepada orang lain. Saya saja sendiri sebagai orang tua kandung masih kurang dalam memberi pendidikan kepada anak sendiri. Maksud saya, kasih sayang orang tua kandung akan beda dengan orang lain. Nah jadi dengan kasih sayang kita sebagai orang tua kandung saja masih miris dalam mengajari anak. Gimana mau berharap orang lain yang ngajar.
Saya berpikir seperti ini, karena sangat banyak guru yang bejat yang saya dapati berkata "kamu tidak perhatikan apa yang saya paparkan, kamu sendiri yang rugi. Gaji saya tetap jalan".
Jangan hanya menjadi orangtua biologis, tapi jadilah orang tua ideologis. Jangan sekali sekali memberikan kesempatan ideologi rusak masuk ke anak kita.
sedikit pendapat
budaya di indonesia itu jg cenderung kolot.
misalnya,
saya pernah ngasih info ke "atasan" (atasan dalam arti luas) ttg kedatangan mobil listrik dan hidrogen.
tp respon dari "atasan",
- nanti ngecasnya gmn?
- nanti kl meleduk gimana?
akhirnya bbrp tahun kemudian, kebanjiran mobil listrik dari China (Mainland).
pesawat dan mobil berbahan bakar hidrogen cair pun sedang dikembangkan Eropa dan Jepang.
IQ saya 110 yang di test waktu kelas 1 SMA bbrp puluh tahun yang lalu. Saya punya adik perempuan yang memiliki IQ 140 waktu di test saat kelas 1 SMA dulu, saat ini adik saya bekerja sebagai dosen di Univ Trisakti Jkt. Saat saya di SMA nilai rapor saya rata rata dibatas rendah tetapi tidak merah, karena memang kerjanya hanya main dan bergadang tiap hari, tidak pernah belajar. Saat kuliah S1 saya berubah jauh lebih serius dan saat wisuda saya mendapatkan predikat lulusan terbaik dan juga diliput di koran nasional saat itu. Saat S2 di PTN kota Bogor saat itu, saya lulus MS dengan predikat IP mendekati Cumlaude, saat S3 lulus doktor dengan dengan IP masuk katagori cumlaude tetapi waktu studi melebihi batas persyaratan cumlaude, sehingga hanya mendapatkan katagori sangat memuaskan. Kalau dikatakan IQ orang Indonesia dibawah 100 atau bahkan dikatakan rata rata sekitar 80 an saya tidak yakin data darimana itu. Seingat saya waktu SMA dulu hasil IQ dari teman teman saya diantara 100 - 120 an. Dan penting juga berbicara tentang kecerdasan, perlu ada keseimbangan antara IQ, EQ dan SQ ♥️🇮🇩
Biasa ajalh dipke konten,,, msh blm yakin jg siapa pencetus IQ 78, siapa jurnalisnya hingga datanya dipublikasikan hingga populer. kyk semua aja di tes IQ nya org² indo, hebat.... klo gk slh refrensinya dri berita asing dulu..
Tp melihat netijen² yg barbar disosmed, agak yakin jg IQ 78.......
Setuju, ini yg sy pikirkan dari dulu. Buat apa semua pendidikan itu kalau pada akhirnya, hanya satu bidang spesifik yang dibutuhkan di masa depan? Di Indonesia semua anak harus tahu semua ilmu pengetahuan umum, ibaratnya, walaupun kita ikan, kita harus bisa terbang dan berjalan di darat.
Indonesia harus merancang kehadapan arah tuju dlm 10-20 tahun. Kemudian merancang pembelajaran menuju tujuan negara.
Saya warga Singapura. Masa di Menengah 1 (SMP tahun 1) tahun 1976 kami belajar Binary System & Sets dlm matematika yg kami gak faham tujuan & keperluannya. Pada mula saat bekerja yg harus guna komputer pada tahun 80an baru tau Binary System itu adalah asas dlm sistem komputer.
Masya Allah..podcas ini isi nya daging semua. Sangat membantu banget saya yg sudah beberapa bulan terjun di tenaga pendidik. Alhamdulillah ya Allah...ini yang saya cari buat saya mendidik. Alhamdulillah ketemu podcas ini
mempercayai itu termasuk pembullyan pada diri sendiri bahwa kita tak bisa apa apa.
Selamat 100rb subscriber suara berkelas! Semoga semakin berkelas dan maju 🙌🥳
1. Kenapa tidak bisa memaknai perjuangan pahlawan, karena tidak diajarkan "tools" nya? Apakah itu? Ilmu filsafat.
2. Apakah tujuan sekolah? Menjadi pintar atau sebagai pabrik pekerja?
3. Sekolah dasar,menengah, dan atas kan hanya mengajarkan ilmu-ilmu dasar, kalau yang sesuai dengan tuntutan pasar itu pendidikan tinggi, makanya gak belajar lagi soal sejarah perjuangan kemerdekaan.
dari kecil saya suka sekali menggambar dan teman dan guru sd saya menilai bahwa gambar saya bagus,sampai sampai saya bercita cita menjadi seniman atau pelukis,
semenjak saya masuk mts sewaktu ketika pelajaran aqidah ahlak bapa guru saya menyuruh menulis apa yang pak guru diktekan kepada murid,jujur saya sangat bosan pak guru hanya mondar mandir mendikte apa yang ada dalam buku paket ,jadi saya tidak menulis dan malah menggambar di buku catatan sampai ahirnya saya ketahuan tidak menulis dan pak guru memarahi saya dan hampir memukul saya dengan buku paket tetapi tidak jadi.
sejak saat itu saya sangat jarang menggambar dan sampai lupa akan cita cita waktu kecil ingin menjadi seorang seniman .hehe tapi tak apalah
pelajaran aqidah akhlak elu malah gambar itu namanya gak disiplin. kalo pelajaran seni silahkan menggambar
@EdukasiPerpus iya bang dalam hal itu emng gw salah tapi yang gw heran cara mengajar guru yang gk menarik dan membosankan untuk disimak bukan masalah pelajarannya
@@EdukasiPerpus disiplin utk kepentingan siapa? Si murid apa si guru? Klo gw sih mending pindah ke belakang trus gambar klo guru nya ga asik... Hak gw, ortu gw bayar, masa ga dapet apa yg gw butuhin, malah di cekokin sm sesuatu yg ga murid butuhin...
@@pemudatv2566 sistem pendidikan udh gaje kok d suruh disiplin...
Mengganbarlah tak ada kata terlambat. Skr tiktok. RUclips. Pinterest ada cara menggambar. Pinterest yg lb spesifik
"Kalo kamu ganiat belajar mending pulang, ngapain keluar duit buat sekolah kalo cuman main2, mending tiduran di rumah main hp"
Itulah kata guru les gw saat sudah 3bln masuk kelas 😁
Tapi hasilnya 90% siswa lulus ujian
14:55 Sumlppah gua udah serius, tiba tiba ngakak. "Menarik" "Mendorong"
Kenapa di Indonesia pendidikan tidak dipusatkan saja di sekolah negri, karena faktanya banyak sekolah sekolah swasta yang tenaga pendidiknya kurang kompeten.
sekolah negeri ada kelasnya masing-masing, begitu juga dengan suasta, ada kelas atas dan kelas biasa
Gk semua sekolah swasta tergantung kualiatasnya sekolah negeri aja banyak yang tenaga pendidikannya kurang kompeten
banyak sekolah swasta yang kwalitas nya diatas negri, contoh terlihat adalah yayasan dari Al Azhar
Seharusnya swasta bisa lebih bebas dibanding dengan negeri, jika ingin meningkatkan kualitas sekolah tinggal kemauan dan usaha dari pihak yayasan plus support para wali murid
Gue subscribe, please selalu undang tamu2 yg mencerdaskan ya bang
Sedikit curhat, gua mahasiswa sekarang ada dititik buat masuk kelas aja males, gua merasa dikelas bener" ga efektif, metode belajar dan penjelasan dosen bener" ga banget, bahkan ada dosen yang bener" cuman baca ppt, ada yg suka cerita ngalor ngidul ga related sama materi, bener" ga setimpal dengan apa yg gua keluar. Sedih, kecewa, marah itu yg gua rasain sekarang. Saran buat temen" yg mau kuliah, kalian harus bener" siapin dari jauh jauh hari, cari informasi sebanyak mungkin.
Sekolah dimana aja sama yg penting sekolah percayalah itu omong kosong
GELOO 100K CONGRATSS🎉
Pernah pas smp, tiap pelajaran ipa aku sering bolos tiap hari kamis kalo gak salah,, soalnya cara menyampaikan pelajaran nya kek gak masuk aja gitu,, ditambah lagi ibu guru nya itu slalu bamsing bandingkan dengan kelas A, (aku kelas B) ,, ditambah aku korban bullying juga... Dulu akunpaling gak suka sama pelajaran matematika juga,, tapi gurunya enak klo gak tau /gk faham sering di ajarin aecara personal ke bangku,, eh beberapa bulan kemudian guru mtk itu udah gak ada,, dinpecat kayaknya,, disitu aku malah kangen sama gurunya.. Padahal dia mendidik bener bener mendidik dengan cara yg berbeda... Btw pas smp yg paling menonjol aku pelajaran bahasa Inggris,, waktu itu kek mudah banget.. Tiap jawaban aku bener semua murid kek aneh liat ke aku semua.....
Dari awal pertama kali nonton videonya guru gembul, saya paling ingat tentang alasan kenapa anak-anak di Indoensia menjadi takut/trauma belajar karena rusaknya sistem pendidikan Indonesia. Tidak hanya dari sekolah. Keluarga dan lingkungan masyarakat juga berpengaruh besar (dan bahkan bisa saja jauh lebih besar dari sekolah).
Pelajaran moral pertama: jangan menilai murid yang duduk dibelakang dia nakal, mungkin dia sadar kalau itu bukan keinginannya untuk belajar. Pelajaran moral kedua: pinter di kelas belum tentu bisa sukses di masa depan. Pelajaran moral ketiga: pendidikan kita merusak otak, jika kita tidak mau rusak otaknya maka jangan berpendidikan. Pelajaran moral keempat: kebijakan ditentukan oleh otoritas demi kepentingannya. Pelajaran moral kelima: Belajar bukan hanya di kelas, bisa dengan belajar melalui digital. Pelajaran moral keenam: pengangguran bukan untuk berkreativitas, realitanya pengangguran bikin orang stres. Pelajaran moral ketujuh: pendidikan kita terlalu kompleks untuk dikritik makanya kita bingung mulainya dari mana. Pelajaran moral kedelapan: pendidikan untuk moral, no but pendidikan untuk doktrin. Pelajaran moral kesembilan: guru hanya menjadi profesi bukan inspirasi.
saya dari kecil suka baca buku, buku apa aja termasuk majalah, buku cerita, komik, dll., kalau ada yg bilang saya kutu buku bodo amat. Lulus SMP saya merantau ke kota lain, di kota yg baru saya menemukan orang2 kemana2 bawa tas isinya buku, toko buku selalu ramai, sering saya liat turis saat menunggu kereta, bus atau yg lainya sambil baca buku, pantes kota tsb dijuluki kota pelajar. Kebiasaan membaca dan belajar ternyata diciptakan oleh lingkungan, kalau lingkungan nggak mendukung ya harus dilawan
🗣️ : “menarik”
🗣️ : “mendorong”
wah notice wkwk
chanel yang sangat "berkelas" 🙂
pak guru gembul berkali-kali "menotice" kita dichanel yang berkelas pada kesempatan podcast kali ini 👍👍
Guru gembul cuma bisa menyalahkan sistem. Sekolah kurikulum merdeka sudah di design sangat membebaskan siswa, bahkan jika mereka tidak ingin belajar sekalipun, sekolah tidak akan menghambat kenaikan kelas mereka.
Mengapa saya bilang begitu, karena saya punya adik, yang bebas untuk berkarya di luar sekolah, dan tidak harus belajar di rumah dengan pelajaran sekolahnya. Dan dia tetap naik kelas, tetap bisa sekolah di negeri.
Yang salah adalah orangtuanya, mengapa memasrahkan anaknya ke sekolah formal, jika tahu anak berbakat di bola, harusnya sebagai orangtua bisa melihat bakat anak dimana, kalau bakat bola, dukung dia main bola di SSB dengan resiko nilai sekolah bukan jadi fokus utama. Jika anaknya bakat seni, dukung dia di seni. Sekolah formal memiliki keterbatasan untuk memfasilitasi beragamnya bakat anak. Karena namanya saja sudah sekolah formal, yang diajarkan di sekolah itu wawasan yang sudah diakui secara umum/ general. Adapun ilmu berdagang dan lain sebagainya itu bisa berbeda-beda tergantung jenis dagangannya.
Bisnis pun tidak baku, ilmu di bisnis A bisa saja tidak work di bisnis B.
Tapi di sekolah formal, setidaknya kita diajarkan untuk belajar banyak hal, sebagai dasar untuk memilih jurusan saat kuliah nanti.
Waktu Sekolah Pendidikan Guru (SPG) sering kena jam kosong khususnya saat guru² diberikan kesempatan menjadi dosen PGSD dan ambil kuliah S1. Kami tetap tinggal di sekolah ambil tape putar kaset untuk berlatih menari sendiri di aula sekolah, kalau bosan main guitar di kelas atau melukis wajah teman teman cewek... Karena jurusan spesialisasi kesenian. Herannya kami dicap oleh KS dan guru guru sbg kelas paling nakal karena melampiaskan kekosongan jam dg kegiatan² spt itu 😢😢😢
Memang sistem pendidikan kita hrs dirubah lg dari nol..
byk mafia nya udah sulit
Penggal mereka
Walaupun byk tudingan sekolah itu scam, Sekolah jg mengajarkan banyak hal :
1. Anak2 belajar bersosialisasi
2. Menaati hukum & norma.
3. Belajar bahwa tidak semua hal yg ada harus sesuai seperti keinginan/selera kita
4. Belajar menerima & menghormati keadaan/karakter orglain
5. Belajar berkontribusi
6. Belajar bahwa ternyata tidak segala sesuatu berguna
7. Belajar mengalah untuk mencapai & menjaga kepentingan bersama,
dan masih banyak lagi..
Sesat pikir yg banyak diungkit orang adalah begini : "Ah dia gak tamat sekolah tapi bisa sukses & kaya" padahal terlalu banyak contoh orang2 yg susah kehidupannya karna gak selesai sekolah
Kebanyakan Orang yang gak sekolah karena malas sekolah bukan karena ekonomi terbatas, hidup semaunya sendiri, gak ngerti aturan, gak ngerti hak kewajiban, gak ngerti tanggung jawab...
Itu artinya siswa diajarkan jadi budak hanya taat dan patuh tanpa tahu makna dan esensi ilmu yang dipelajari.
@irfanjalil9496 diajar memahami diri sebagai mahkluk sosial. Mau jd budak ataukah pemimpin dimasa depan nanti mereka harus sadar hakekat mereka
@@ririnurinda7679 tanpa di belajarpun mereka sudah menjadi makhluk sosial, mereka hanya belajar ini itu, aturan ini itu tanpa tahu esensinya, makanya belajar Budi pekerti tapi buang sampah aja masih belum becus, mereka gak diajarkan dampak buruk dari membuang sampah sembarangan, dan yang lebih parahnya lagi guru yang mengajar juga hanya menyampaikan materi tapi mereka sendiri buang sampah sembarangan.
Pendidikan kita itu membelenggu siswa agar menjadi pribadi murid yang sesuai dengan keinginan pemerintah, membelenggu potensi murid serta bakatnya
Banyak orang merasa lebih baik berdagang daripada bekerja. Padahal hakikatnya kerja juga sama, menjual skill. Orang dagang, sama kerja sama aja bosku.
Bedanya kalau dagang jualan produk/ jasa. Kalau kerja yang dijual itu jasa.
Dan banyak orang salah paham, bahwa dia merasa jadi bos di usahanya sendiri, padahal dia itu masih tahap self employee, namanya bos, udh gak sibuk harus jualan. Dia cuma mengambil keputusan, yang jualan dan kerja siapa, karyawannya.
Dan kalau kita lihat, semua konglomerat di Indonesia rela menyekolahkan anak mahal2 bahkan sampai ke luar negeri, karena apa? Karena ilmu dan wawasan itu penting.
Lihatlah orang China, walaupun mereka punya toko, tapi anaknya ttp disekolahkan di sekolah yg mahal, karena memang ilmu itu penting.
15:00 saya baru menemukan passion dan cita-cita saya di usia 25
👍👍 guru gembul....
Kenapa negara barat pertama kali menemukan pesawat terbang hp tv dll,kita semoga juga bisa.
setuju pa guru,mungkin kurikulum indonesia terpengaruh pada era penjajah,masih di gunakan sampai sekarang,ya kalau di pakai era sekarang sudah tidak relevan,harus di perbaharui cara pengajarannya,
14:54 menarik, mendorong
50:13 Padahal lembaganya lho, bagian pemerintahannya itu yang dia kritik. Lucunya malah oknum gurunya yang malah tersinggung dan melakukan somasi padahal tidak tersentuh sama sekali.
Makanya kalau ada yang bilang mayoritas orang Indonesia itu IQ-nya
W setuju sih kalo ilmu itu sebuah pengetahuan yang harus bisa bertemu dengan realitas dan bisa menyelesaikan sebuah problem apapun itu, karena kalo ilmu yang tidak bisa memenuhi kebutuhan tersebut itu hanya sebuah informasi atau bahkan data.
Selamat Atas 100 ribu subscriber Brooo
thank you
Waktu di SD saya dan kedua kakak saya diberhentikan dari sekolah, gara gara ibu saya menegur pihak sekolah. Kebetulan rumah saya dekat sekolah. Jadi ibu saya tahu kalau sekolah saya saat itu tidak disiplin. Sudah waktunya masuk gurunya belum ada. Belajar sebentar terus pulang.
Lho kok banyak sih yg bilang sekolah tuk hasilkan uang? bukan itu. Untuk MEMBUKA pikiran. Bisa mikir past. Present. Future. Nah sejarah itu PAST. Yg penting itu guru berusaha spy anak ke future.. Nah ini yg kurang di ajar kan.. Sementara present supaya kita tak set back.. Aku pernah info ke anak ku. Kalo gravitasi itu di bilang ada. ITU penting Makanya kamu sekolah spy ga usah spt manusia jadul yg ga tau gravitasi ada... Dg adanya gravitasi ini maka kita bisa bikin pesawat dan kapal. Jadi tinggal gmn cara pesawat lebih aman. Pesawat lb ringan. Pesawat lebih cepat.. Atau mobil spy lebih smooth. Jadi spy lebih ke future
Guru gembul, entah lupa atau tdk sempat memikirkan bhw pendidikan selain mengubah dari yg tadinya blm tahu menjadi tahu, blm bisa thd sesuatu menjadi lebih bisa thd sesuatu, juga proses pendewasaan entah dari segi norma, etika, tanggung jawab, mindset dlsb. Bukan sekedar cakap dlm suatu profesi (yg dikatakan kompeten). Berbahasa, kemampuan dasar berhitung (matematika), Ilmu dasar pengetahuan Alam, Sosial) menjadi bekal dlm penguasaan ketrampilan (atau ilmu terapan yg diminati dan menjadi kemampuan yg menonjol /bakat. Manusia sangat perlu mendapatkannya sejak usia mereka mulai bisa diajak berkomunikasi, berbicara dan mampu menangkap gejala di lingkungannya.
Atau Guru gembul tdk menyadari segala proses yg ada ini adalah pendidikan sehingga mengetahui baik dan buruknya sesuatu.
jika begitu sudahkah anda lakukan di real life yg anda katakan di atas?
dan ingat guru hanya membantu, tugas utama pendidikan jelas orang tua.
& hsil'y mnjdi msyrkat toxic di dunia😅
+ jd budak dlm ekonomi😢
@@alantobari28 oleh krn itu🤨
55:23 guru" cmn ngeliat murid yang nilai ny bagus murid' yng sudah menemukan potensi nya bahkan murid' yng belum menemukan potensi diri mereka sendiri itu ngga d tuntun buat menemukan potensi tersebut, saya yakin di pelajaran b. Indonesia akn memperbaiki publik speaking namun guru b.indonesia saya lebih aware ke murid' yng lebih bgus nilai nya
Sistem pendidikan Indonesia,ya untuk penyelenggaraan yang itu sendiri.
Bakat saya ada pada game, mungkin dulu dianggap sebelah mata, sekarang gamer2 yg jadi pro player, streamer dll bisa sukses dan menghasilkan uang lebih.
Bakat saya dibunuh sedari smp karna orang tua saya tidak suka itu, saya dipaksa untuk masuk juruan otomotif padahal saya tidak suka itu, alhasil saya tidak menjadi montir bengkel atau ahli otomotif, cita2 saya pun pupus. Hancurnya bakat2 tsb tidak hanya dari lembaga pendidikan, tapi dari orang tua juga yg tidak tau caranya mendidik, atau tidak pantas menjadi orang tua.
saya pernah kena marah sama guru karena latihan untuk ikut lomba musikalisasi puisi di sekolah lain, sedangkan ujian kelulusan sebentar lagi.
14:54 Menarik. Mendorong! 😝
😂
Saat saya SD saya bercita-cita menjadi ilmuwan karena saya suka pelajaran ipa,setelah saya lulus SD saya hanya ingin menjadi pengusaha yg sukses😅
Podcast Edukasi bintang Lima 👍🤝
Masya Allah ustadz...terima kasih banyak...
Alhamdullillah meskipun saya belajar disekolahan swasta tapi banyak guru motifator dari tsanawiyah hingga kuliah mungkin sekitar 7 lebih dangan lingkungan anti bulliying toxic apalagi guru yg cabul malah katanya pernah ada malah langsung dikeluarkan
Kl anaknya masuk sma tp mau kerja d bengkel ya harus kursus.. skolahan kan masih umum.. dr sana harus d juruskan atau d arahkan lg k tingkatan spesifik.. kaya semisal tehnik , geologi dll ..
17:05 , saya juga baru lulus tahun 2024. selama 12 tahun saya sekolah, saya bahkan ga tau fungsi saya sekolah tuh apa. makanya saya sekolah ya cuman sekedar ngejalanin aktivitas, yang saya pun gak tau sebenarnya saya ngapain 🗿.
Saya d luar negri.. tepatnya d dubai.. d sini berbagai bangsa berkerja, mulai dr india, pakistan, negara sekirar arab sampai pilifina.. menurut saya.. ga bodoh bodoh amat d banding negara lain.. india terlihat pintar padahal mereka cm doyan debat aja.. soap kepedulian negara lain sgt memprihatinkan.. saya berani sandingkan kita ini setara ama eropa, cumaaaa sayang aja kita ga ada pasilitas aja, sehingga daya pikir ga terasah.. soal krestifitas ya ga kalah ya.. bahkan banyak keunggulan dr sisi kemanusiaan dan keberadaban, kita tetep menjadi yg tersopan, tau hormat dan berbudaya.. cb bandingkan ama mesir dan india.. menyedihkan.. jadi soal indonesia makin bodoh sy meragukan itu
menti 0:37 realate banget waktu smk guru sejarah kaya dongeng sekelas tidur dia biasa aja ga marah atau apa. sering banget kalo udah mau pensiun guru itu ga peduli
kalimat emas,
"kita tidak di berikan kesadaran atas materi2 yang kita dapatkan " 👑
Anak2 kecil kalau ditanya milih main bola atau belajar, pasti sebagian besar memilih main bola.
😂😂🤣🤣
Anak2 mesti diarahkan juga, tdk bisa dibiarkan sesukanya.
Itu karena mereka blum tau, untuk apa selama ini mereka belajar. Mereka ngga tau tujuannya belajar itu untuk apa. Ya jelas lebih milih maen bola. Kalau mereka udah tau tujuan mereka, dan tahu kalau belajar bisa menjembatani mereka dengan tujuannya, pastilah ketika ditanya "pilih belajar atau maen bola?" Mereka bakal jawab "tidur ajalah, dunia terlalu kejam untuk dikejar"
🎉❤👏👏👏 MaasyaAllah
Pak guru bisa gak bikin sekolah yg kurikulumnya d rubah tp tetap pada landasannya, jadi murid itu memang merasakan belajarnya
Salfok krtika si Akang hos nya bilang "menarik" di jawab sama pak guru gembul "mendorong"😂😂😂😂
Aku sih ketawa sendiri kok sempat sempat nya ....
Dan si lawan bicara ko bisa enggak ketawa.....😅😅
terima kasih telah menambahkan ilmu dan wawasan saya bang
Jujur sih beneran sekarang we malah bingung mau ambil jurusan apa
Temen gua pinter banget matematikaa, banget pake banget, sampe sampe ngerjain soal banyak yg rumusnya tidak sesuai dengan yang diajarkan guru. Tapi hasil jawabannya benar. Cuman siguru kekeh dia mau nyalahin jawaban dia karena rumusnya berbeda. Sekarang temen gua dah ada di STAN wkwk
talsafah pendidikan id itu ingin anak anak mereka jadi filosof ecek ecek. memaknai hidup dan bersyukur. ngga papa ngga sukses. ngga papa ngga ada kontribusi. ngga papa punya mental ngemis. yg penting kelihatan keren kelihatan intelek " dalam pikiran mereka sendiri". sama .. yg penting pas pemilu. opininya mudah digiring kesana sini :v
Sangat mewakili hati nurani
Bahas pendidikan langsung ke pakar nya guru gembul thanks edukasi nya
aku gak mau anakku sekolah SD, maunya aku ngajarin keterampilan untuk anakku tapi ortu, istri dan mertua gak setuju dan maksa nyuruh aku sekolahin anakku, sekarang keterampilan bahasa inggtis anakku dan keterampilannya berhitunh malah menurun. jengkel banget aku!
Guru artinnya kebenaran kalau bahasa jepang...
terima kasih, setelah melihat video ini menambah wawasan saya
IQ boleh jongkok tapi ambisi menjadi PEJ4BAT banyak yang tercapai 😂😂😂😂😂😂
Set up nya kerennnn❤
asli sistem profesi guru di Indo ngaco,
ngapain mahasiswa jurusan pendidikan belajar 4 tahun mata kuliah Pedagogik,
kalo jurusan non pendidikan bisa daftar PPG buat diakui sebagai profesi guru,
ini sebuah penghianatan.
bayangkan ini terjadi di profesi dokter, S1 lulusan otomotif bisa ambil koas dokter buat dapetin gelar dokter
Kini kita paham bahwa salah pilih agama bisa berdampak fatal bagi otak 😝
🤣 benar juga orang malas tidak ada tujuan. saya pernah mengalaminya saat enggak ada tujuan hidup terasa hampa dan akhirnya malas tidur tiduran
Ssya salah satu orang yg sgt menyesal pernah membuang2 waktu selama bertahun2 duduk dibangku yg melakukan pembodohan terstruktur
finally, guru gembull
30:33 seperti kisah yusha di anime fantasy, di pelajari sekolah seluruh benua karna mengalahkan raja iblis, atau semacam itu
fact now, Naruto /joko sudah tidak menjabat hokage kembali, sahabattnya sasuke/ bowo kembali khianat menurut desa, anaknya BOruto menjadi penghianat bersama sasuke, hokage saat ini Shikamaru yang mengeluarkar dekrit kades kalo sasuke dan boruto penghianat.
benar2 mirip dulu juga sasuke pernah jadi penghianat di tahun 1998.
48:43 : Saya beruntung mendapatkan guru matematika yg bisa dan pintar ngajar. artinya apa materi yang diajar saya pahami. walaupun teman2 saya tidak paham pada akhirnya saya mengajari teman sekelas ttg materi tsb
Hobi saya gambar. Dan dulu waktu saya masih SMP buku gambar saya disobek sobek guru bahasa indonesia didepan siswa sekelas, Gara-gara buku gambarnya gak sengaja tergeletak diatas meja ketika pelajaran bahasa indonesia. Karna insiden itu saya sudah gk berani menggambar lagi.
klo itu manusianya yang error sih. Manusia berpendidikan tapi akhlaknya kurang emang bnyk bgt.
menghafal sesuatu yang tidak relevan adalah cara instant untuk merusak otak.
Gak setuju sich..
Menghapal itu cara agar kamu gak harus bawa/ ketergantungan alat kemana2.. misalnya, kalau hapal hitungan, gak harus bergantung sama kalkulator. Dan orang yang hapal, pasti akan lebih cepat selesai mengerjakan sesuatu.
Contohnya aja masak, kalau gak hapal resep, ya lebih lama, karena harus lihat dulu resepnya.
Tapi menghapal tanpa diimbangi dengan pemahaman materi, itu yang sangat salah besar, ibarat burung beo, cuma bisa niru tanpa memahami artinya
klw saya sih mending pake otak ke2 (catatan), masalah zaman sekarang zaman tekhnologi informasi, kalau terlalu banyak hafal, kita gak bakalan bisa ikut zaman @@EmakDasteran
@@EmakDasteranoiya saya tidak menggeneralisir "seluruh" hafalan merusak otak, tapi hafalan yang tidak relevan itu pasti akan merusak otak.
Guru yg berkualitas adalah guru yg.bisa mengembangkan SDM murid muridnya
Undang DZAWIN NUR bisa lah ngobrol dua jam 🥶🥶
8:15 Maaf, kalau contoh yg anda pakai "belajar bahasa Indo", itu sangat relevan Pak.
Saya sudah sering ketemu netijen Indo yg toxic yg gak bisa diajak diskusi sehat, karena mereka bahkan gak paham ide pokok.
saya berdoa sama Tuhan, semoga bisa mengirimkan utusan utusan Nya lebih banyak lagi untuk mmemperbaiki negri ini :(
Suami bilang ke anak apapun jurusan sekolahmu kamu harus bisa dagang 😁
Bg izin kasih saran:
Kasih chapternya dong disetiap pertanyaan baru yang diajukan. Biar lebih hemat waktu. Hehehe
Tapi cuma saran aj sih bg😅
Lebih baik menyimak semua pembahasan agar menambah sedikit wawasan. Krn yang anda maksud itu polanya srperti anda menggunakan tiktok yang pembahadannya selalu singkat. Pola seperti itu yang membuat orang juga malas membaca
Saya juga udah lupa sama pelajaran-pelajaran di smp/smk walupun nilai saya tinggi-tinggi, entahlah karena saya aga-aga atau emang gak bisa di ingat 😂
Sdh lah...pendidikan kita sumber masalahnya...