Key point yang gw suka dari Irfan: 1. Membuktikan bahwa "keadaan saat ini", bukan penentu dari masa depan. Faktor penentu, lebih pada resilience, aka daya juang. (so, everyone out there, terutama gw, berhenti banyak alasan, keep doing, jangan cengeng, don't comparing to some other guys who has some kind of "priviliege") 2. Terhindar dari "cuci otak" mainstream media (karena gak punya tv di masa sekolah) justru mampu membuatnya "mencerna tantangan kehidupan dengan lebih "clear" manjadi karya,-lewat lomba2 dan jam-jam panjang belajar) dan terhindar dari materialistic mindset. Such a blessing in disguise. 3. Gw suka dengan salah satu host yg bilang "we all have some kind of previlieges" - kemiskinan, kekurangan, kelimpahan, kekayaan, semuanya adalah "kind of previlieges". Tinggal what you wanna do 'bout it. 3. Buat kalian yg dah jadi CEO/Manager/decision maker/ifluencer di BUMN, MNC, big industries, established companies etc, jangan lupa buka kesempatan tuk anak2 muda di daerah yg bahkan gak bsa sekolah formal, dengan bikin lomba2 yg sifatnya problem solving di bidang IT or Non IT, tanpa harus pake prasarat ijazah S!, SMA, usia dll. Use your "power" and previlieges as "powerfull people" untuk contribute breaking poverty cycle. 4. Buat pejabat, tetangga pejabat, or orang2 yang punya inner circle pejabat, anggota bahkan calon anggota dewan, tonton episode ini or kontent yang semacam ini, biar kebuka mata, bahwa yg dibutuhkan "orang kecil" di pelosok desa, bukan bantuan duit yg cuma cukup beli beras seminggu atau jargon /harapan kosong, yg gak bsa ubah apa2 selain buang duit. Mereka lebih membutuhkan kesempatan dan channeling untuk berkarya. 5. Bravo Irfan! Gak banyak orang yang milih balik ke negeri ini untuk berkarya dibanding pure kepentingan pribadi kejar karier n duit di LN (not a bad things, but your choices reclects your mindset and gold heart)
Dulu adik gua sering masuk ke kedubes cari beasiswa dan sering dpt sampai akhirnya di larang ibuku. Semua negara pasti punya program beasiswa. Kalau mau lihat yg lebih susah lagi sebenarnya org India spt tetangga yg berkasta sudra. Bapaknya cuma bilang kalau dia happy hidup sbg sudra ya tinggal di India tapi kalau gak happy, hidup itu choise. Dia punya 24 jam sehari, 7 har seminggu dan 365 hari setahun sampai dia dpt beasiswa dan jadi kepala IT di perusahaan listrik di selandia baru.
Dia berasal dari daerah Simo, Boyolali. Daerah ini selain akses infrastrukturnya terbatas. Untuk mendapatkan air juga sulit. Saya pernah mengunjungi daerah tersebut. Memang bisa dikatakan daerah yang sangat jauh dari kota. Mungkin underprivilaged yang dimaksud adalah tempat dimana dia berasal. Namun, dia berjuang untuk mendapatkan privilage. Ini yang saya salut. Mendapatkan pendidikan di sekolah yang bagus dan menempuh pendidikan di UI itu sudah sebuah privilage yang membuat dia berada di titik ini. Kasusnya sangat jarang ketika seseorang yang terjebak dalam kondisi secara struktural namun bisa keluar dari zona itu, one in million.
Thanks mas Irfan u sharing kehidupan yg jadi teladan buat kami. Saya salut, pasti orangtua mas Irfan telah mendidik dgn Baik, keadaan yg under privilege bukan suatu yg final, tetapi justru mendorong semangat juang yg luar biasa, dg sikap yg positif: kerja keras, tidak menyerah pada keadaan dan punya mimpi yg Besar, Dan tidak berhenti sampai Hal tsb terwujud. Bagi orang percaya, tidak ada yg mustahil . Gbu
Pernah dapet kesempatan kerja bareng manusia ini. One of the most humble human I know. Inget dulu dia pernah tidur beralaskan kardus di bagian belakang Blindvan yang dipakai angkut sayur. 1 thing about this man: He listens! And of course then he delivers. Biasanya orang kalo di puncak gading kan cenderung 'delay' ya pendengarannya, but not him. Kudos Brother! 💪🔥
Podcast ini perlu dilihat oleh para orang tua. Mas Irfan punya privilege yg tidak dimiliki banyak anak, yaitu "restu orang tua untuk berkehendak bebas" Salute, mas!
Kadang, yang MENGHAMBAT CITA-CITA ANAK ADALAH SI ORTU SENDIRI "Dah Le...Kamu kerja di kampung saja....nemenin Bapak Ibuk, sudah tua nanti siapa yang jagain..." Padahal di kampung bisa apa? FREE WILL itu juga PREVILEGE seperti yg om TS ini bilang... Siapa tau, malah dengan di Silicon Valley bisa make a fortune dengan 6 figures dan SEWA CAREGIVER, dan provide DECENT HEALTHSERVICES untuk mereka....
@@iNTERnazionaleNotizia589 Sukses hari ini belum tentu bertahan hingga menahun ke depan. Orang tua punya kekuatan magis bagi anak-anaknya.. Jangan sampai kelak di saat gagal, semua nasehat orang tua tiba-tiba muncul di kepala. Jangan remehkan restu orang tua, hidup ini jalannya panjang.
@@mkssrcom232gk juga sih bang. Gw salah satu anak yg mematahkan stigma negatif dari ortu. Ya biasa anak cwek dari salah satu desa di jateng. Gw ambil jurusan teknik mesin waktu kuliah dan itu berakhir dengan bapak gw yg ngediemin gw selama 3th karena beliau gk setuju. Balik lagi, stigma orang desa yg tahunya jenis pekerjaan didunia cuma mentok di guru, bidan dan polisi. And you know what, at the end gw di terima di perusahaan multi nasional FMCG dengan gaji double digit. Dan gw puas banget pas liat muka2 orang yg dulu underestimate gw pas mereka tahu seberapa besar gaji gw sekarang, termasuk bapak 😂 But yeah, beliau tetap dapet jatah bulanan gede kok dari gw. Tampol dengan cara aluuds
@@mkssrcom232 nah...See? Jawaban Kak Janetta On Point! seperti Kak Janetta bilang...berseberangan dengan ortu bukan berarti against them...Tapi apa yg mereka pikir "tepat bagi mereka", bukan berarti "tepat bagi kita"... dan itu berarti to choose your job, even your partner (jodoh). Anda berhak make decision on your life, karena Anda yang jalani and it's your birthright. Tapi ya itu, jangan tinggalkan ortu, tapi buktikan ke mereka dgn gracefully
Kalo cuma liat luar irfan ini biasa ga kliatan jeniusnya ya standard nya orang jawa kulit gelap dan posturnya terbilang kecil untuk cowo tapiiiiiii pas dia ngomong gilak kharisma nya jeniusnya langsung auto ganteng ...inner nya itu loh salut gw orang asli Indonesia bisa sejauh itu kerja dgn background nya dia RESPECT
Jika para Mahasiswa awardee lpdp meneladani Mas Irfan ini (rela menunda kenyamanan di luar negeri) , bisa dibayangkan Indonesia punya banyak gebrakan anak muda yang bakal mewujudkan Indonesia Emas 2045. Terima kasih Mas Irfan dan 30 days of lunch 🙂
Setuju dengan ini, tapi sepertinya kita terlalu optimis dengan Indonesia, mas. Kalau mas lihat sebenarnya cuman ada beberapa industri yg bisa disinggahi dan menyerap temen2 awardee LPDP: teknologi. Kenapa? Karena industri ini yg pemerintah belum terlalu banyak regulasi dan cawe-cawe, sehingga rate of innovationnya tinggi. Bagaimana dengan industri2 lain? Sayangnya, industri kita sekarang terlalu banyak regulasi dan "permainan", misal rent seeking sprti BUMN Karya. Akhirnya kita mempersempit ruang utk para talent ini berkiprah (dan dpt kompensasi besar) di Indonesia. Melihat keadaan ini, logika paling masuk akal yg bisa mereka lakukan hanya lari ke luar. Selama industri di Indo banyak regulasi tidak perlu dan subsidi ke usaha milik negara yang asal2 an, maka talent2 LPDP bisa jadi takkan pernah mau balik ke Indonesia mas.
@@adityonugroho7247 Lihat India saja sdh eksport manusia sejak mereka merdeka. Sekarang ada 10 kepala negara di dunia termasuk PM Inggris dan wapres Amrik berasal dari India dan banyak yg jadi CEO dunia termasuk bank dunia. Dan yg di butuhkan Indonesia ya itu spt ortu bang Irvan ini.
This is so relatable! Dari mendengar podcast ini, saya teringat setidaknya 3 buku yang pernah saya baca: Grit, Factfulness, dan Poor Economics. Buku pertama, Grit, cukup bisa menjelaskan apa yang Mas Irfan lalui, he has the grit, sangat terbayang betapa melelahkannya menjalani sekolah namun harus berpikir untuk bisa memenuhi kebutuhan sendiri. We can’t ever underestimate the ‘serabutan’ job, it helps people like us, yang seolah palugada, but we are just trying our best to survive independently. Buku kedua dan ketiga sebenarnya untuk merespon diskusi tentang kemiskinan dan pertanyaan-pertanyaan Ruby: 1. Kenapa orang miskin nikah muda atau bahkan banyak yang masuk kategor ‘childhood marriage’? --- berdasarkan finding saya ketika membangun sebuah social enterprise di Magelang, yang childhood marriage nya sebanyak 1976 kasus di tahun 2018 (equals to 160an pasangan/bulan), hal ini terjadi karena orangtua yang ingin mengurangi beban dikeluarganya atau tidak mampu menyekolahkan anak. 2. Kenapa orang miskin anaknya banyak? --- berdasarkan buku Factfulnes, yang membagi kelas sosial menjadi 4 level (Level 1 adalah extreme poverty), mereka tidak tau cara “merawat” anak, dalam arti pemberian nuntrisi, vaksin, dan pengobatan jika anak sakit; karena mereka tidak tau informasi itu dan punya kepercayaan yang lemah. Atas dasar itu, mereka istilahnya mempunyai anak itu untung-untungan, jadi mereka akan melahirkan banyak anak, jika saja ada anaknya yang meninggal, masih ada yang lain. Di abad ini, pemikiran tersebut sudah lebih progresif, era digital membuat penyebaran informasi lebih luas dan mudah diaskses, orang tua jadi lebih paham bagaimana merawat anak yang baik, jadi risiko kematian bayi/anak bisa diminimalisir. Alhasil, mempunyai anak banyak tidak menjadi urgensi lagi. 3. Sistem edukasi seperti apa yang baik untuk mengentaskan kemiskinan? Berdasarkan buku Poor Economics, dengan segala kompleksitas yang mengikat orang miskin (sosial, budaya, belief, lack of information, procrastination, etc) salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan ‘pengkondisian’, bisa melalui conditional cash transfer yang merupakan bagian dari top down education policy. Di Indonesia sendiri ada program PKH, Wajib Belajar, dan Bidikmisi seperti yang diceritakan Mas Irfan. The idea is how the poor children want to go to school at the first place. The rest, mostly masih banyak dipengaruhi oleh government policy (ministry of education and its programme). I highly recommend to read those book to understand how Irfan can done all of that incredible journey and how we understand about poverty. Salam dari saya yang juga mengalami kemiskinan di masa kecil, lalu sekarang belajar tentang Poverty and Social Innovation di United Kingdom, mengalami social mobility, dan terdampak baik karena policy. Thanks for inspiring!
Mendengar berkali2 Irfan bilang Alhamdulilaah. Ditengah keterbatasannya dulu dan dengan kerja kerasnya, dia ga lupa sama Penciptanya dan humble. Semoga selalu diberkahi Irfan..
asli ketampar banget sih sama ceritanya si irfan ini. karena saat ini gue mulai merasa nyerah belajar bahasa jepang untuk berulang kalinya, padahal gue suka banget sama jejepangan ini. mungkin gue kurang curious sama oprtimist kali ya. Gara2 denger ini, gue jadi semangat lagi buat belajar. Thanks thirty days of lunch udah hadirin si irfan ini, plus vicario juga. sukses terus bro irfan.. semoga tujuan mulia lo tercapai. Aamin
Hi Faris! Thanks uda berbagi kisah lo ya. Gua rasa Irfan bisa sejauh ini krn punya growth mindset. Bisa menormalisasi kegagalan, apalagi klo di fase awal belajar. Hehe. Tetep semangat yak! Semoga podcast kt bisa jd temen tumbuh. 🤜🤛
@@Rezki_SRsensei saya dulu suka banget Bahasa Jepang, dia otodidak aja belajarnya sambil kerja, sampai akhirnya mahir banget dan bisa kerja di JAL juga (maskapai Jepang), dan retire muda sekarang punya lembaga pendidikan bahasa Jepang yang khusus buat persiapan study ke Jepang. Kira2 muridnya 50 orang an waktu itu. Kaliin aja umpama paling dikit Rp150.000/ 90 minutes x 2 kali seminggu per murid. Ternyata lumayan banget. Kalo tekun dan jago inshaallah bisa jadi rezeki 😊
Kaya bukanlah tujuan. Miskin bukanlah kegagalan. Kehidupan itu ada dua, lapang dan sempit. Yang dipertanyakan bukanlah kamu menjadi apa, tapi bagaimana kamu mendapatkan dan menjalankannya. Jadi cintailah takdirmu. Terus berusaha dan berdoa, yang penting jangan putus asa.
Dari awal mas irfan punya tujuan, dia pegang kenceng-kenceng, akhirnya dia wujudkan dengan perjuangan yang gak mudah, thankyou mas, full of inspiration, dan yang jelas ga ada kata terlambat buat terus berusaha.
Yup. Keliatan bgt usahanya untuk keluar dari kondisi yg mungkin kurang ideal. Kalau dapet sesuatu dari episode ini, titip share ke temen-temen ya. Konten berkualitas aja ga cukup hari-hari ini, butuh orang-orang baik yg ramein. THANK YOU!
Thank you for the shoutout Rub! Sejak kenal Irfan dan denger ceritanya, gue merasa perlu lebih banyak orang yang denger cerita ini. Gue aja pas denger sampe melongo kayak gila ni orang dengan situasi seperti itu bisa jadi seperti sekarang. Semoga kisahnya Irfan bisa bikin kita fokus sama aksi yang bisa kita ambil daripada situasi yang mungkin kurang menguntungkan buat kita
gw selalu amaze sama orang2 yang kaya gini, mengingatkan pada alm eyang habibi. Pulang untuk membangun negeri. Kayak ngapain sih? apakah senasionalis patriotis itu kah ?. Case kayak gini sih one of many sih. Kebayang ga sih mungkinkah yang tinggal didesa dimana lingkungan circle juga ga mendukung untuk itu. kalo ga bener bener tekad dari diri yang sangat kuat, Imposible sih. Terus juga ngapain sih udah enak kerja dipusatnya teknologi, malah pulang dengan pendapatan yang jauh dibawah itu.
41.30 tentang persepsi takdir, topik ini cukup menarik atensi gue. Hidup dari keluarga dengan ekonomi menengah ngebuat gue bisa liat kedua sisi tentang konsep syukur dan pasrah. Tentunya kedua hal tersebut tidak sama, trus juga sebagai umat beragama ini tu jadi pengetahuan dasar ketika kita berserah pada tuhan. Gue jadi keinget jaman kuliah dlu, dosen gue bilang "Menurut kalian mana yang bener; Kita merencanakan Tuhan yang menentukan, atau Kita menentukan Tuhan yang merencanakan?" Kebanyakan orang pasti akan memilih opsi pertama, dan disitu dosen gue bilang "Menurut saya justru pilihan kedua; Rencana tuhan itu tidak sebercanda dan sesederhana itu, apapun yang kalian tentukan sudah ada rencana besar dibaliknya." Daangg, detik itu juga cara pandang gue mulai berubah. Gue setuju kalau kita bisa jadi apapun yang kita percaya, lakuin apapun yang kita mau, menentukan pilihan seabsurd apapun yang kita bisa. Karena banyak pilihan rencana gila di luar batas pemikiran kita yang udah Tuhan ciptain bahkan sebelum kita lahir, dan itu yang kita percaya jadi sebuah takdir. Dan, hal TERPENTING dari ini semua adalah kita selalu punya kontrol terhadap diri kita untuk menentukan pilihan rencana Tuhan mana yang mau kita ambil.
Aku juga mikirnya kurang lebih begitu. Aku percaya takdir Allah itu enggak linear, tapi kompleks banget, sangat bercabang & berlapis. Dan setiap tindakan yg kita pilih, akan menentukan kita masuk ke nasib yg mana.
Apa yang terjadi pada kehidupan Irfan ini merupakan bukti ungkapan "Impossible is nothing". Dan inilah bukti bahwa Tuhan itu maha pemurah dan adil, tidah hanya orang yang makan roti saja yang bisa pinter. Usaha keras tidak mengingkari hasil itu juga yang membuat banyak perubahan di diri Irfan. Sukses ya bang Irfan layak dicontoh
The best Underdog Story so far because I can relate 😢 makasih bro sudah sharing your pathless way, so proud that you are the direction changer of your own family, now and future. Y=m+c law 😢 duuh.. kereen banget! Thank you Ruby and Ario for inviting our special guest
Glad you find it valuable. Titip ramein ya. Karena konten berkualitas aja ga cukup, butuh orang-orang baik seperti lo untuk bantu gedein dampaknya. Thank youuu 🤜🤛
Tanpa hidup hura2 dan bersombong diri, Tri Ahmad Irfan anak miskin dari ujung desa miskin di Boyolali telah berhasil menjadi anak muda berprestasi dunia dlm sign tekhnologi komputer hingga membawa dia ke SILICON VALLEY,.. Luar biasa hebat. Mudah2an banyak anak remaja yg termotivasi oleh keberhasilan Tri Ahmad Irfan untuk tempa diri dg giat belajar dan BERANI BERKOMPETISI dlm bidang apapun untuk kamajuan Nagara Indonesia.
45:42 ""kita harus bisa bedain mana "hal" yang diluar kendali, dan mana "hal" yang ada dalam kendali kita, dan sering kali kita terjebak atas dua pilihan tersebut sehingga sulit membedakannya"" menurut gua masalah ini bisa selesai dengan edukasi, tingkat kesadaran hidup, dan motivasi hidup, THANKS MAS IRFAN dan Thirty Days Of Lunch!!!
Gue suka quote host sebelah kiri yg ini: "Semua org punya privilege in a way, apakah privilege dikasih hidup nyaman dri awal atau dikasih challenge yg banyak dri awal" Ternyata di sebagian kecil org gagal yg pernah gue temuin ada aja loh yg complain krn terlalu dimanja & ngerasa kurang dipush ato dikasih challenge utk lebih kuat. Jadi dia nyalahin kondisi nyaman yg sbenernya bisa dia gunakan utk berkembang. I think that's a rare case of 1st world problems, but it does exist. Buat Irfan, gue sbg kepala keluarga usia 44thn justru byk belajar dri anak muda yg punya karakter kuat ky kamu di podcast ini. Kutipan growth equation (stress + rest = growth) dri buku Peak Performance nya Keith Edwards itu sgt relevan di jaman skrg. Good luck dgn startup nya semoga terus memberikan impact yg signifikan buat masa dpn Indonesia khususnya utk kalangan underprivileged. Saya pun jg baru belajar membuat startup di usia yg udah kepalang tuir ahahaha....semoga jg bs memberikan dampak sehebat dek Irfan 😁. Dulu sbg karyawan byk mentoring/training anak milenial, skrg justru kebalikan gue yg dimentorin sm anak2 muda.....ahahahah 😂
Podcast yang OK ini. Saya suka bagaimana podcast ini membahas perjuangan dari bawah, tapi tidak menafikan bahwa kemiskinan struktural benar-benar ada. Jarang banget ada platform yang bisa bahas ini beriringan. Thanks sudah bikin podcast berkualitas kayak gini.
Glad you find it valuable. Titip ramein ya. Karena konten berkualitas aja ga cukup, butuh orang-orang baik seperti lo untuk bantu gedein dampaknya. Thank youuu 🤜🤛
Kecamatan SIMO : Adalah nama Kecamatan, sebutlah KOTA KECIL untuk daerah tersebut. Maasyaa Allaah sangat dikenal dengan KOTA PELAJAR , bahkan pendidikan Agama juga sangat banyak, dari stingkat TK SD SMP & SMA / SMK /sederajat SIMO Paling banyak Lembaga Pendidikan dari Formal maupun Non Formal se kabupaten Boyolalai Diperempatan masuk SIMO ada patung PELAJAR Mas Irfan, semoga Allaahu taboraka wa ta'ala menjagamu
Ceritanya Kak Irfan nih bener2 surge my motivation to achieve my goals.. aku juga lahir di desa yg mayoritas di sana sekolah hanya sampai SMP atau SMA. Skrng aku lagi berjuang buat study abroad, semoga someday aku bisa wujudin impian aku kaya Kak Irfan juga. Makasih banyak Ko Ruby dan Kak Ario udah menghadirkan podcast ini 🔥🔥
Hi Rizki, turut mendoakan & menyemangati lewat konten-konten podcast kita. Titip ramein ya ke temen-temen, supaya punya komunitas bertumbuh yg solid. 😊🫶
Perjalanan nya 11 12 bgt dgn aku mas Tri, background keluarga dan sekolahnya juga. Sama2 lulusan Ilkomp 9 semester juga, cuma main lho lebih jauh ke US, ane masih cuma ke negara tetangga. Skrg sama2 fokus bangun startup juga di bidang teknologi. Salam kenal Tetap saling support, see on top
Gak ada tv kemudian yg dia lakukan baca koran, itu fundamental banget sih. Dari situ pemikirannya udah naik kelas, pemikiran yg beda dengan lingkungan sekitarnya adalah buktinya. Ini di sirah nabawiyah juga ada, jadi Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam itu tidak pernah membedakan usia disaat beliau berkumpul, sehingga anak2 juga bisa ikut berargumentasi, menyampaikan pendapat, dan itu diapresiasi oleh Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, bahkan Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam juga pernah minta pendapatnya anak kecil dan itu memberikan dampak yg luar biasa bagi pemikiran dan perkembangannya. Wallaahu'alam bissowab ☝🏼
episode kali ini gokil pembahasannya ngena bgt buat gue. kalimat yg buat gue sadar kalau “extreme people get extreme result.” mau hasil yg ekstrim ya harus put effort yg ekstrim juga! that’s a powerful insight for me. thank you TDOL dan Mas Irfan sukses terus!
43:20 Stress + rest = growth Terima kasih remindernya, Irfan.. Sebagai ibu 2 anak, kadang mengabaikan rest dengan berbagai alasan. Akhirnya malah growth-nya lambat.. Terima kasih juga TDOL buat podcast kali ini.. Jarang nulis komen, tapi mau mulai memberanikan diri speak up buat jadi pengingat diri sendiri juga..
Ya sy setuju ...seharusnya podcast seperti ini harusnya lebih banyak di tonton dan dipahami oleh generasi muda negri ini...banyak hal yg bisa di ambil hikmahnya...walau kesempatan setiap orang berbeda beda...yg penting kita bisa terus berjuang untuk dirikita keluarga kita juga orang lain...semangat terus bang Irfan..
Simo Alhamdulillah lumayan maju sekolah tingkat SLTA saja ada sekitar 7 sekolahan...tingkat kecamatan lo..... Saya masuk sma th 1998... Tetep salut dan bangga dengan sosok Irfan...
Isi Podcast ini bisa daging semua karena Ario dan Ruby yang lihai kasih pertanyaan. Kalian keren banget. Semoga angan2 gue diundang di Podcast ini bisa terwujud yee. Tapi ntaran ini masih ngusahain jadi sukses versi diri sendiri.
Memang benar dg ungkapan "usaha tentu tdk mengkhianati hasil"...keren sih ini. Irfan adalah sosok muda yg membuktikan pepatah "Man jadda wa jada" (barang siapa yg bersungguh2 pasti akan berhasil)
Tiba2 muncul di page gw, Gak kenal kalian bertiga..tapi gw nntn sampe habis bis bis bis....banyak yang bisa didapat, explore yang luas dan dalam...dan bener2 penuh isinya...thank and salute...
Salam kenal! Podcast kita uda jalan 5 tahun, 120+ episode, mulai dari Mbak Najwa sampai GaryVee. Bisa ditonton di RUclips, atau episode 1-60 audio only di Spotify. Enjoy! Semoga nemu episode kami yg lain yg menginspirasi jg
Terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya untuk Ko Ruby, Kak Ario dan pastinya untuk Kak irfan buat podcast yang sangat insightfull dapat kita akses secara free. Banyak hal yang saya pelajari dari podcast ini, mulai dari : "banyak orang pasrah akah hal yang seharusnya bisa dikontrol, namun tidak pasrah akan hal yang tidak bisa dikontro"l, dan kunci untuk kita yang under privilege adalah tidak hanya bertumbuh tapi bertumbuh dengan cepat, dan *STRESS + REST = GROWTH*
Muantep bang Irfan, saya Dari Boyolali juga , Kec Ngemplak Sebelahe Nogosari deketlah dengan Simo. Saya ijin bantu sosialisasikan platform Lumina terutama buat muda mudi di kampung saya yg lagi gencar gencar pada cari kerjaa. Thanks sehat sehat bang irfan dan Teman Thirty Days of Lunch😎
To be frank sampe saat ini, aku udah denger ulang sampe 3x, buat nge remind aja kalau perjuangan kita kita itu bakal kebayar suatu hari nanti. Emang "punya titik start duluan" bakal ngaruh sama kapan suksesnya, tapi kalo kita ga terlalu peduli sama lini waktu, meritokrasi nyata coy,
Waktu sy masih kerja di perush semikonduktor di AS 20 th lalu, pernah jumpa dg orang Malang(enginer) yg kerja perush semikonduktor no 1 di silicon valley, sudah bergaji US 30000, sedangkan sy masih US 2700. Hueeebaaatt
hii!! I am from boyolali too🎉 so proud putra daerah ya ampuuun tau banget daerah simo bahkan sampai sekarang mungkin di beberapa dukuh aja masih susah sinyal luar biasa! proud of you mas🎉
My dad from nogosari boyolali and orang boyolali tuh banyak banget yang sukses dan kuliah di kampus bergengsi di Dlm negeri atau inter, mereka pekerja keras bgt dan gue akuin itu!
TDOL udah pernah ngundang narasumber yang switch karir atau mulai mengubah hidupnya di usia yang adak "tua" gak ya? Aku pernah dengar, asset yang paling mahal itu waktu. Sadly, selama bertahun-tahun aku terjebak di lingkungan "biasa saja" dan awalnya aku mikir itu normal. Sampe akhirnya pandemi datang dan banyak karyawan di-PHK. Disini aku sadar klo punya valuable skill itu penting. Mau ada krisis kayak gimana pun, klo punya skillnya kamu pasti bisa survive. Sayangnya, sejak lulus kuliah aku terjebak di pekerjaan yang repetitive dan lingkunganku membuatku berpikir klo kerjaanku selama ini udah nyaman. Aku kuliah dan kerja di kota kecil, jadi memang banyak orang disini yang stuck disitu-situ aja. Sampe pandemi datang, sejak itu aku mulai banyak cari info dan aku baru tau klo selama ini udah banyak waktu yg aku sia-siakan gara-gara terjebak zona nyaman. Aku udah usia 31th dan ngerasa telat banget untuk mulai switch karir atau belajar hal baru. Daftar BUMN ga bisa, CPNS tinggal 4 tahun lagi, mau cari kerjaan di swasta juga agak susah soalnya rata-rata ada batasan usia apalagi wanita. Pengen dengerin kisah nyata dari orang-orang yang mulai hidup baru di usia 30th+.
luar biasa, sungguh inspiring. gw juga punya latar belakang yang hampir sama dengan mas Irfan. born poor, from remote village, being yatim, struggle in life. kemudian sekolah dapat beasiswa, bidikmisi, dan sekarang kerja di Ibukota. benar sekali saya percaya bahwa pendidikan adalah leverage terbaik untuk mengubah status sosial ekonomi seseorang apalagi dengan kemauan yang tidak mudah menyerah (grit) namun tetap saja di luar sana atau contoh saja di kampung saya sendiri masih banyak anak anak yang saya rasa punya kemampuan yang cukup untuk bersaing ( cerdas ) namun kesusahan untuk memperoleh akses yang lebih baik untuk pendidikan lanjut dikarenakan status ekonomi keluarga. mayoritas pekerjaan kepala keluarga di kampung saya adalah pemanen sawit yang notabenenya anak anak setelah lulus smp/sma itu menjadi pemanen sawit juga ( melanjutkan ayahnya), kadang miris melihatnya sehinga siklus akan kembali berulang thanks ko ruby n team keep inspiring mas irfan kalian luar biasa
Bener sih, dari SMA aku gk pernah nonton TV karena rusak, dan akhirnya aku selalu paling kudet di sekolah, tapi sisi baiknya aku jadi bisa mendalami hobi, aku jadi bisa gambar dan alhamdulillah bisa dapet uang dari situ, bersyukur banget sih sekarang.
Love this story. Makasih udah berbagi cerita. Semoga keterbatasan kita, tidak membuat kita jadi diam. Karena ada pepatah yg bilang "Guys.. kita itu bukan donat, yang kalau didiamkan bisa berkembang... Ayo gerak!" 😝
dalam perjalanannya dia ketemu orang2 yang jadi 'leverage' nya itu yang nggak banyak diceritain, salahsatunya pak Only, kelebihannya Irfan ini meniru kebiasaan positif lingkungannya
yang masih menjadi pertanyaan bagaimana cara ortunya dulu menumbuhkan love of learning dan coriousity ke mas irfan sehingga bisa jadi sampe sekarang ini
Pas lagi retrospective rencana jangka panjang hidup, pas podcast ini lewat.. semacam suntikan semangat dan tambahan kekuatan untuk merancang jalan yang "ekstrim" kedepannya salut dan suka banget sama cara berpikir & bertutur kata mas Irfan yang bijak dan dewasa. Lebih salut lagi sama orangtua beliau yang meskipun dianggap sosial "tidak privillege", namun punya pola pikir yang maju dengan tidak menekan anak untuk melakukan ini-itu sesuai standar sosial pada umumnya.. I think that is one of the biggest factor why mas Irfan bisa sampai dititik ini :)
mau cerita dikit bener² ada realeted sama kisahnya kak Irfan di hidupku, dulu pas SD di zaman orang² dah pake hp dan BBM, gue belum punya itu semua dan hiburan gua hanya main, belajar, or tv walaupun kadang² tv selalu rusak sampe 3 bulan dan blm bisa benerin karena belum ada uang sebenernya kalau di tarik kembali itu ada untungnya gua jadi belajar terus sampe bener² gua nggak ada waktu buat main, pulang sekolah langsung les(btw dulu les bayarnya sehari 3k duit sisa uang saku juga aku tambahin buat bayar les atau beli jajan) habis itu ngaji, isoma belajar lagi ngulang² materi dan dititik dimana gue pernah direndahin sama tetangga karena dulu nggak pinter² banget. Titik itu gua bisa tarik garis yg bisa gua ke atas jadi salah satu orang yg masuk nilai ujian bagus di kecamatan gua, sampe temen² itu melongo kok bisa. #hasil tergantung seberapa kita berjuang untuk apa yg kita percaya atas keputusan yg mau diambil dan jangan lupa libatin Tuhan ❤
Saya baru menemukan video ini, padahan takenya udah tahun lalu hehe. 53 menit yang sangat menginspirasi saya yang lagi masa "demotivasi" terhadap banyak hal. Terima kasih atas insiightnya, dapet banget AHA moment dan hal-hal yang "hilang" di saya dan ditemukan dalam video ini
Yang saya lihat mas irfan ini punya orang tua yang meskipun uneducated tapi open minded. Karena jarang ada orang tua yang bisa memberikan dukungan moral seperti itu. Salah satu nilai mapel jelek, langsung disuruh les di mapel itu. Padahal itu justru mematikan potensi anak.
Mas Irfan sudah bersahabat dengan kalah dan gagal sehingga keberhasilan adalah musuh yang harus ditaklukan dan pujian adalah petaka dan racun, Semoga Mas Irfan bisa mengangkat orang2 yang Starting pointnya seperti Mas Irfan dulu.
Iya bangett siih. Enth Knpa boyolali tuh ga terlalu terbranding dgn baik. Tp so proud of u kak, mungkin jalan nya ga mudah Tp keren bgtt udh di titik ini 🎉
Tetangga kabupaten nih ... temen temen di boylali memang pinter pinter ...slah satunya temen mimin nih ,, sekarang jadi desainer grafis yg gambarnya dibeli orang luar negri ..
Keren sekali pemikiran kak irfan tentang bagaimana "semua sudah ada di internet, tetapi kebanyakan orang lain belum mendapatkan aksesnya" sangat betul sekali. Terjadi di saya saat saya belum memiliki laptop pribadi saya. Setelah saya memiliki laptop pribadi saya, saya sangat menggunakannya sangat sering seperti main game dan menonton film or edukasi vidio. Setelah sudah beberapa saaya menggunakan laptop saya, saya sudah bisa mengedit vidio dan gambar. Saya sudah menghasilkan uang walaupun sedikit menggunakan laptop saya, seperti menjadi editor vidio, editor gambar, ataupun branding tokoh saya sendiri. Saya sangat berharap teman-teman seumuran saya mendapatkan akses seperti saya dan menjadikan negara kita Indonesia menjadi maju... Semangat semua generasi Z
Lebih bangga dia mau balik ke indo. Gk kayak mereka2 milih tinggal di luar. Boleh lah berkarya dulu di luar tp suatu saat nanti harus balik ke indo. Setidaknya sekedar beri motivasi buat pelajar2 kita,gk lebih..
You're welcome. Makasih supportnya. Titip ramein podcastnya di sosmed ya, supaya makin banyak yg terbantu. Konten berkualitas aja ga cukup hari-hari ini, butuh orang-orang baik yg ramein. THANK YOU!
Thank you banget Irfan for sharing, honestly speaking ini juga nampar banget dan bikin semangat terutama stress + rest = growthnya :') indeed privilege itu starting point tapi emang kudu kita yang ngegrill buat bisa terus maju. Thank you banget Ko Ruby dan Mas Ario udah invite Irfan disini!
Menurut saya google hampir sama dengan media sosial yang mana google dijadiin sebagai sarana oranv lain untuk sharing pengalaman atau ilmu yang mereka punya. Google sendiri kan platform yang cukup luas, isinya ada artikel, kelas, generator atau lainnya. Jadi pengaruhnya itu akan relatif berdasar cara seseorang memanfaatkan dan sumber yang diambil
Relate banget sama saya, sebagai lulusan SMK, saat itu menurut saya challenge terbesar adalah doktrin orang di sekitar saya termasuk orang tua, teman, tetangga, saudara. Doktrin nya antara lain: kamu tidak mungkin sukses meskipun kamu pinter beserta buktinya. Jangan punya mimpi nanti kamu ga kuat dan stres beserta buktinya. Di desa saya mempunyai pemikiran independen itu susah sekali Gaiss...di lingkungan itu susah banget dapet optimisme, betebaran pesimis di mana-mana. Saya pribadi respect seseorang yang mengejar mimpinya dengan keras, meskipun pada akhirnya gagal.
Wah, kebayang, doktrin seperti itu pasti berat ngelepasnya. Padahal betul² tidak ada yg tidak mungkin, asal ada niat, usaha, & izin Allah. Semangat terus Bang!
@@MA-2020 Respect saya bukan hanya untuk yang berhasil mewujudkan mimpinya, tapi juga yang gagal, Bro. Dan saya benci orang pesimis, selain tidak sehat untuk dirinya, faktanya bahwa hal tersebut menular ke orang lain. Hidup pesimis kek hidup ga percaya bahwa Allah SWT itu ada
Thankyou irfan, sebagai salah satu orang yang berangkat dari titik yang berbeda, bukan berarti kita tidak bisamenyetarakan hidup dengan yang sudah memiliki garis landai dari titik yang lain...
Thanks a lot for TDLP,karena sudah mengundang tamu kali ini kak irfan kisahnya sangat menginspirasi sekali jadi makin exited agar lebih bisa berpikir kritis dan grow up minsett.
Kisah ini mengingatkan saya pada quote dari Johni P. “It’s not about where we are, but who we are.” Unless we constantly perceive ourselves as victims of circumstances, poverty should never serve as a justification for lack of success.
ni abang abang softspoken banget, dri cara bertutur katanya aja udah bedaa. So unexpected padahal dri image firt impressionnya kyk ngga gtuu, keren si, klo founder emang auranya boleh sebagus itu ya? ga bahaya ta?
Berdasarkan pengamatan gw ke lingkungan gw, perjalanan hidup mas ini hoki yang diluar hitungan matematika, gak bisa diprediksi. Hokinya bertemu dengan momentumnya yang pas. Beliau tergolong outliner.
Thanks mas Irfan! Salut dan menginspirasi banget, nonton ini semoga gue bisa keep on track terus, gak keluar jalur dan gak ke distract hal2 yang gak penting buat bisa dapetin goals gue.
He has a supportive parents that supports what he likes and wanted to do, and that's his lowkey privilege. Some people had to give up on their dreams and start doing something they don't like just because they have the burden from people around them (sandwich gen lol). Thank you for the story, this could be a great video for parents out there.
kalo gw ketemu Mas Irfan di tengah jalan gw mungkin mengabaikan dia, karena secara looks tidak ada "tampang sukses"nya. maaf ini bukan menjelekkan, bahkan gw salut dengan segala kesuksesan nya, mas Irfan masih mempertahankan looks "kampung" nya. dimana sebagian orang / OKB akan langsung permak diri dan tampang nya sehabis habis nya. keep it humble man, I salute to you
ADA JUGA SEORANG ANAK YANG DARI TK , SD, SMP JUARA 1 TERUS...DAN SMP KELAS 2 DAPAT BEASISWA DI SINGAPORE...MASUK SEKOLAH ACS , SALAH SATU SEKOLAH TOP DI SINGAPORE...TERUS LANJUT BEASISWA LAGI KE JUNIOR HIGH SCHOOL DISANA...LULUS DARI SITU, DAPAT BEASISWA LAGI KE UNIVERSITY... DITERIMA DI 3 UNIVERSITAS TOP YAITU NTU, NUS dan SUTD... AMBIL JURUSAN COMPUTER SCIENCE.. PILIH DI SUTD...LULUS DLM WAKTU 3.5TH..GELAR B.Eng.. SEBELUM LULUS, INTERNSHIP DI SINGTEL SINGAPORE..3 BULAN DI GAJI...17JUTA PER BULAN... SETELAH LULUS KULIAH, LANGSUNG DI TAWARI PERUSAHAAN AMERIKA YG BUKA CABANG DI SINGAPORE. GAJI AWALNYA LUMAYAN BESAR JIKA DI BANDING DGN LULUSAN DARI UGM ATAU BAHKAN UI... RENCANANYA MAU S3 DGN BEASISWA JUGA...SUPAYA DAPAT GELAR DOCTOR OF PHILOSOPHY atau PHD BIDANG COMPUTER SCIENCE..
Generasi Muda selevel Irfan seharusnya dikuliahkan sampai ke Luar Negeri utk kemudian dipekerjakan di Kementerian sesuai Bidang Keahliannya utk meningkatkan Sumber Daya Manusia Indonesia dengan mengaplikasikan ilmu pengetahuannya utk Kemajuan Negara.
Key point yang gw suka dari Irfan:
1. Membuktikan bahwa "keadaan saat ini", bukan penentu dari masa depan. Faktor penentu, lebih pada resilience, aka daya juang. (so, everyone out there, terutama gw, berhenti banyak alasan, keep doing, jangan cengeng, don't comparing to some other guys who has some kind of "priviliege")
2. Terhindar dari "cuci otak" mainstream media (karena gak punya tv di masa sekolah) justru mampu membuatnya "mencerna tantangan kehidupan dengan lebih "clear" manjadi karya,-lewat lomba2 dan jam-jam panjang belajar) dan terhindar dari materialistic mindset. Such a blessing in disguise.
3. Gw suka dengan salah satu host yg bilang "we all have some kind of previlieges" - kemiskinan, kekurangan, kelimpahan, kekayaan, semuanya adalah "kind of previlieges". Tinggal what you wanna do 'bout it.
3. Buat kalian yg dah jadi CEO/Manager/decision maker/ifluencer di BUMN, MNC, big industries, established companies etc, jangan lupa buka kesempatan tuk anak2 muda di daerah yg bahkan gak bsa sekolah formal, dengan bikin lomba2 yg sifatnya problem solving di bidang IT or Non IT, tanpa harus pake prasarat ijazah S!, SMA, usia dll. Use your "power" and previlieges as "powerfull people" untuk contribute breaking poverty cycle.
4. Buat pejabat, tetangga pejabat, or orang2 yang punya inner circle pejabat, anggota bahkan calon anggota dewan, tonton episode ini or kontent yang semacam ini, biar kebuka mata, bahwa yg dibutuhkan "orang kecil" di pelosok desa, bukan bantuan duit yg cuma cukup beli beras seminggu atau jargon /harapan kosong, yg gak bsa ubah apa2 selain buang duit. Mereka lebih membutuhkan kesempatan dan channeling untuk berkarya.
5. Bravo Irfan!
Gak banyak orang yang milih balik ke negeri ini untuk berkarya dibanding pure kepentingan pribadi kejar karier n duit di LN (not a bad things, but your choices reclects your mindset and gold heart)
Perlu di pin📌 nih komen nya 👍🏻👍🏻
Suka kesimpulannya!
Dulu adik gua sering masuk ke kedubes cari beasiswa dan sering dpt sampai akhirnya di larang ibuku. Semua negara pasti punya program beasiswa. Kalau mau lihat yg lebih susah lagi sebenarnya org India spt tetangga yg berkasta sudra. Bapaknya cuma bilang kalau dia happy hidup sbg sudra ya tinggal di India tapi kalau gak happy, hidup itu choise. Dia punya 24 jam sehari, 7 har seminggu dan 365 hari setahun sampai dia dpt beasiswa dan jadi kepala IT di perusahaan listrik di selandia baru.
Salam Buat Irfan, semoga masih ingat dg bu Retno ya, guru dia waktu SD.. Bangga Luar Biasa Melihat Dia Sekarang..
mantap njenengan bu. sampun pensiun sakmeniko?
Bu Retno guru SD teng pundi?
Sehat2 bu retno
Iki bu retno sopo yo?
Halo Bu Retno, makasih sudah jd bagian growthnya Irfan. 🫡 Respect!
Dia berasal dari daerah Simo, Boyolali. Daerah ini selain akses infrastrukturnya terbatas. Untuk mendapatkan air juga sulit. Saya pernah mengunjungi daerah tersebut. Memang bisa dikatakan daerah yang sangat jauh dari kota. Mungkin underprivilaged yang dimaksud adalah tempat dimana dia berasal. Namun, dia berjuang untuk mendapatkan privilage. Ini yang saya salut. Mendapatkan pendidikan di sekolah yang bagus dan menempuh pendidikan di UI itu sudah sebuah privilage yang membuat dia berada di titik ini. Kasusnya sangat jarang ketika seseorang yang terjebak dalam kondisi secara struktural namun bisa keluar dari zona itu, one in million.
Bener mas ndeso plosok
sebagian org bisa bilang “dia bisa, gua jg bisa” tp ga ada usaha yg sama, ga menyadari ini survivorship bias
Thanks mas Irfan u sharing kehidupan yg jadi teladan buat kami. Saya salut, pasti orangtua mas Irfan telah mendidik dgn Baik, keadaan yg under privilege bukan suatu yg final, tetapi justru mendorong semangat juang yg luar biasa, dg sikap yg positif: kerja keras, tidak menyerah pada keadaan dan punya mimpi yg Besar, Dan tidak berhenti sampai Hal tsb terwujud. Bagi orang percaya, tidak ada yg mustahil . Gbu
salam mas, aku dari Cepogo
Bener, one in million. Buat keluar dari rantai kemiskinan itu sulit
Pernah dapet kesempatan kerja bareng manusia ini. One of the most humble human I know. Inget dulu dia pernah tidur beralaskan kardus di bagian belakang Blindvan yang dipakai angkut sayur.
1 thing about this man: He listens! And of course then he delivers. Biasanya orang kalo di puncak gading kan cenderung 'delay' ya pendengarannya, but not him.
Kudos Brother! 💪🔥
Podcast ini perlu dilihat oleh para orang tua. Mas Irfan punya privilege yg tidak dimiliki banyak anak, yaitu "restu orang tua untuk berkehendak bebas"
Salute, mas!
Kadang, yang MENGHAMBAT CITA-CITA ANAK ADALAH SI ORTU SENDIRI "Dah Le...Kamu kerja di kampung saja....nemenin Bapak Ibuk, sudah tua nanti siapa yang jagain..."
Padahal di kampung bisa apa?
FREE WILL itu juga PREVILEGE seperti yg om TS ini bilang...
Siapa tau, malah dengan di Silicon Valley bisa make a fortune dengan 6 figures dan SEWA CAREGIVER, dan provide DECENT HEALTHSERVICES untuk mereka....
@@iNTERnazionaleNotizia589 Sukses hari ini belum tentu bertahan hingga menahun ke depan. Orang tua punya kekuatan magis bagi anak-anaknya..
Jangan sampai kelak di saat gagal, semua nasehat orang tua tiba-tiba muncul di kepala. Jangan remehkan restu orang tua, hidup ini jalannya panjang.
@@mkssrcom232gk juga sih bang. Gw salah satu anak yg mematahkan stigma negatif dari ortu. Ya biasa anak cwek dari salah satu desa di jateng. Gw ambil jurusan teknik mesin waktu kuliah dan itu berakhir dengan bapak gw yg ngediemin gw selama 3th karena beliau gk setuju. Balik lagi, stigma orang desa yg tahunya jenis pekerjaan didunia cuma mentok di guru, bidan dan polisi. And you know what, at the end gw di terima di perusahaan multi nasional FMCG dengan gaji double digit. Dan gw puas banget pas liat muka2 orang yg dulu underestimate gw pas mereka tahu seberapa besar gaji gw sekarang, termasuk bapak 😂
But yeah, beliau tetap dapet jatah bulanan gede kok dari gw. Tampol dengan cara aluuds
@@mkssrcom232 nah...See? Jawaban Kak Janetta On Point! seperti Kak Janetta bilang...berseberangan dengan ortu bukan berarti against them...Tapi apa yg mereka pikir "tepat bagi mereka", bukan berarti "tepat bagi kita"... dan itu berarti to choose your job, even your partner (jodoh). Anda berhak make decision on your life, karena Anda yang jalani and it's your birthright.
Tapi ya itu, jangan tinggalkan ortu, tapi buktikan ke mereka dgn gracefully
🥲
Kalo cuma liat luar irfan ini biasa ga kliatan jeniusnya ya standard nya orang jawa kulit gelap dan posturnya terbilang kecil untuk cowo tapiiiiiii pas dia ngomong gilak kharisma nya jeniusnya langsung auto ganteng ...inner nya itu loh salut gw orang asli Indonesia bisa sejauh itu kerja dgn background nya dia RESPECT
Jika para Mahasiswa awardee lpdp meneladani Mas Irfan ini (rela menunda kenyamanan di luar negeri) , bisa dibayangkan Indonesia punya banyak gebrakan anak muda yang bakal mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Terima kasih Mas Irfan dan 30 days of lunch 🙂
percayalah mereka semua akan kembali, mungkin tidak dalam bentuk fisik semata tp di hatinya kembali. Tidak semua bidang bisa seperti mas Irfan ini.
Setuju dengan ini, tapi sepertinya kita terlalu optimis dengan Indonesia, mas.
Kalau mas lihat sebenarnya cuman ada beberapa industri yg bisa disinggahi dan menyerap temen2 awardee LPDP: teknologi. Kenapa? Karena industri ini yg pemerintah belum terlalu banyak regulasi dan cawe-cawe, sehingga rate of innovationnya tinggi.
Bagaimana dengan industri2 lain? Sayangnya, industri kita sekarang terlalu banyak regulasi dan "permainan", misal rent seeking sprti BUMN Karya. Akhirnya kita mempersempit ruang utk para talent ini berkiprah (dan dpt kompensasi besar) di Indonesia. Melihat keadaan ini, logika paling masuk akal yg bisa mereka lakukan hanya lari ke luar.
Selama industri di Indo banyak regulasi tidak perlu dan subsidi ke usaha milik negara yang asal2 an, maka talent2 LPDP bisa jadi takkan pernah mau balik ke Indonesia mas.
Banyak juga yg balik jadi dosen kok
@@adityonugroho7247 Lihat India saja sdh eksport manusia sejak mereka merdeka. Sekarang ada 10 kepala negara di dunia termasuk PM Inggris dan wapres Amrik berasal dari India dan banyak yg jadi CEO dunia termasuk bank dunia. Dan yg di butuhkan Indonesia ya itu spt ortu bang Irvan ini.
Dengerin Mas Irfan ngomong dari awal sampe selesai jelas dia cerdas dan baik. Pilihan kata ketika menjawab pertanyaan menguatkan kedua itu. Salut!
This is so relatable! Dari mendengar podcast ini, saya teringat setidaknya 3 buku yang pernah saya baca: Grit, Factfulness, dan Poor Economics. Buku pertama, Grit, cukup bisa menjelaskan apa yang Mas Irfan lalui, he has the grit, sangat terbayang betapa melelahkannya menjalani sekolah namun harus berpikir untuk bisa memenuhi kebutuhan sendiri. We can’t ever underestimate the ‘serabutan’ job, it helps people like us, yang seolah palugada, but we are just trying our best to survive independently. Buku kedua dan ketiga sebenarnya untuk merespon diskusi tentang kemiskinan dan pertanyaan-pertanyaan Ruby:
1. Kenapa orang miskin nikah muda atau bahkan banyak yang masuk kategor ‘childhood marriage’? --- berdasarkan finding saya ketika membangun sebuah social enterprise di Magelang, yang childhood marriage nya sebanyak 1976 kasus di tahun 2018 (equals to 160an pasangan/bulan), hal ini terjadi karena orangtua yang ingin mengurangi beban dikeluarganya atau tidak mampu menyekolahkan anak.
2. Kenapa orang miskin anaknya banyak? --- berdasarkan buku Factfulnes, yang membagi kelas sosial menjadi 4 level (Level 1 adalah extreme poverty), mereka tidak tau cara “merawat” anak, dalam arti pemberian nuntrisi, vaksin, dan pengobatan jika anak sakit; karena mereka tidak tau informasi itu dan punya kepercayaan yang lemah. Atas dasar itu, mereka istilahnya mempunyai anak itu untung-untungan, jadi mereka akan melahirkan banyak anak, jika saja ada anaknya yang meninggal, masih ada yang lain. Di abad ini, pemikiran tersebut sudah lebih progresif, era digital membuat penyebaran informasi lebih luas dan mudah diaskses, orang tua jadi lebih paham bagaimana merawat anak yang baik, jadi risiko kematian bayi/anak bisa diminimalisir. Alhasil, mempunyai anak banyak tidak menjadi urgensi lagi.
3. Sistem edukasi seperti apa yang baik untuk mengentaskan kemiskinan? Berdasarkan buku Poor Economics, dengan segala kompleksitas yang mengikat orang miskin (sosial, budaya, belief, lack of information, procrastination, etc) salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan ‘pengkondisian’, bisa melalui conditional cash transfer yang merupakan bagian dari top down education policy. Di Indonesia sendiri ada program PKH, Wajib Belajar, dan Bidikmisi seperti yang diceritakan Mas Irfan. The idea is how the poor children want to go to school at the first place. The rest, mostly masih banyak dipengaruhi oleh government policy (ministry of education and its programme).
I highly recommend to read those book to understand how Irfan can done all of that incredible journey and how we understand about poverty.
Salam dari saya yang juga mengalami kemiskinan di masa kecil, lalu sekarang belajar tentang Poverty and Social Innovation di United Kingdom, mengalami social mobility, dan terdampak baik karena policy. Thanks for inspiring!
😮😢
terimkasihhhh untuk prespektifnya mba, semagatr yahhhh jaga kesahatan disana
Mendengar berkali2 Irfan bilang Alhamdulilaah. Ditengah keterbatasannya dulu dan dengan kerja kerasnya, dia ga lupa sama Penciptanya dan humble. Semoga selalu diberkahi Irfan..
privilege yg dimiliki mas Irfan adalah CURIOSITY yg ga habis2
asli ketampar banget sih sama ceritanya si irfan ini. karena saat ini gue mulai merasa nyerah belajar bahasa jepang untuk berulang kalinya, padahal gue suka banget sama jejepangan ini. mungkin gue kurang curious sama oprtimist kali ya. Gara2 denger ini, gue jadi semangat lagi buat belajar. Thanks thirty days of lunch udah hadirin si irfan ini, plus vicario juga. sukses terus bro irfan.. semoga tujuan mulia lo tercapai. Aamin
Hi Faris! Thanks uda berbagi kisah lo ya. Gua rasa Irfan bisa sejauh ini krn punya growth mindset. Bisa menormalisasi kegagalan, apalagi klo di fase awal belajar. Hehe. Tetep semangat yak! Semoga podcast kt bisa jd temen tumbuh. 🤜🤛
ya tapi karena basenya jejepangan gmn ya...
endingnya hidup itu gacha juga :v
bukan kurang motivasi tapi kurang disiplin bang👍🏻
@@Rezki_SR bjir, gak salah juga si
@@Rezki_SRsensei saya dulu suka banget Bahasa Jepang, dia otodidak aja belajarnya sambil kerja, sampai akhirnya mahir banget dan bisa kerja di JAL juga (maskapai Jepang), dan retire muda sekarang punya lembaga pendidikan bahasa Jepang yang khusus buat persiapan study ke Jepang. Kira2 muridnya 50 orang an waktu itu. Kaliin aja umpama paling dikit Rp150.000/ 90 minutes x 2 kali seminggu per murid. Ternyata lumayan banget. Kalo tekun dan jago inshaallah bisa jadi rezeki 😊
Kaya bukanlah tujuan. Miskin bukanlah kegagalan. Kehidupan itu ada dua, lapang dan sempit. Yang dipertanyakan bukanlah kamu menjadi apa, tapi bagaimana kamu mendapatkan dan menjalankannya.
Jadi cintailah takdirmu. Terus berusaha dan berdoa, yang penting jangan putus asa.
Dari awal mas irfan punya tujuan, dia pegang kenceng-kenceng, akhirnya dia wujudkan dengan perjuangan yang gak mudah, thankyou mas, full of inspiration, dan yang jelas ga ada kata terlambat buat terus berusaha.
Yup. Keliatan bgt usahanya untuk keluar dari kondisi yg mungkin kurang ideal. Kalau dapet sesuatu dari episode ini, titip share ke temen-temen ya. Konten berkualitas aja ga cukup hari-hari ini, butuh orang-orang baik yg ramein. THANK YOU!
@@thirtydaysoflunchada gk kanal si Irfan, gk?
Thank you for the shoutout Rub! Sejak kenal Irfan dan denger ceritanya, gue merasa perlu lebih banyak orang yang denger cerita ini. Gue aja pas denger sampe melongo kayak gila ni orang dengan situasi seperti itu bisa jadi seperti sekarang. Semoga kisahnya Irfan bisa bikin kita fokus sama aksi yang bisa kita ambil daripada situasi yang mungkin kurang menguntungkan buat kita
gw selalu amaze sama orang2 yang kaya gini, mengingatkan pada alm eyang habibi. Pulang untuk membangun negeri. Kayak ngapain sih? apakah senasionalis patriotis itu kah ?. Case kayak gini sih one of many sih. Kebayang ga sih mungkinkah yang tinggal didesa dimana lingkungan circle juga ga mendukung untuk itu. kalo ga bener bener tekad dari diri yang sangat kuat, Imposible sih. Terus juga ngapain sih udah enak kerja dipusatnya teknologi, malah pulang dengan pendapatan yang jauh dibawah itu.
Cara pikir Irfan jauh lebih matur dari rata2 orang di usia itu.👍
Iya, mindset nya dewasa banget
Sumpah memang pelosok desa banget
Karena saya dari simo juga..
Keren bangga mas Irfan ..
41.30 tentang persepsi takdir, topik ini cukup menarik atensi gue.
Hidup dari keluarga dengan ekonomi menengah ngebuat gue bisa liat kedua sisi tentang konsep syukur dan pasrah. Tentunya kedua hal tersebut tidak sama, trus juga sebagai umat beragama ini tu jadi pengetahuan dasar ketika kita berserah pada tuhan.
Gue jadi keinget jaman kuliah dlu, dosen gue bilang "Menurut kalian mana yang bener; Kita merencanakan Tuhan yang menentukan, atau Kita menentukan Tuhan yang merencanakan?" Kebanyakan orang pasti akan memilih opsi pertama, dan disitu dosen gue bilang "Menurut saya justru pilihan kedua; Rencana tuhan itu tidak sebercanda dan sesederhana itu, apapun yang kalian tentukan sudah ada rencana besar dibaliknya."
Daangg, detik itu juga cara pandang gue mulai berubah. Gue setuju kalau kita bisa jadi apapun yang kita percaya, lakuin apapun yang kita mau, menentukan pilihan seabsurd apapun yang kita bisa. Karena banyak pilihan rencana gila di luar batas pemikiran kita yang udah Tuhan ciptain bahkan sebelum kita lahir, dan itu yang kita percaya jadi sebuah takdir. Dan, hal TERPENTING dari ini semua adalah kita selalu punya kontrol terhadap diri kita untuk menentukan pilihan rencana Tuhan mana yang mau kita ambil.
Aku juga mikirnya kurang lebih begitu. Aku percaya takdir Allah itu enggak linear, tapi kompleks banget, sangat bercabang & berlapis. Dan setiap tindakan yg kita pilih, akan menentukan kita masuk ke nasib yg mana.
Bersyukur ya dosen mu luar biasa bisa beri pelajaran penting, beda dengan dosen gua yg dhzolim
harus banget sedalam ini aku sampe nangis
Aku yg uda 48 th pingin kalo ngobrol cem gini ini ama anak gen z. Ada inggrisnya, ada riset dan ada quote2 nya.
Apa yang terjadi pada kehidupan Irfan ini merupakan bukti ungkapan "Impossible is nothing". Dan inilah bukti bahwa Tuhan itu maha pemurah dan adil, tidah hanya orang yang makan roti saja yang bisa pinter. Usaha keras tidak mengingkari hasil itu juga yang membuat banyak perubahan di diri Irfan. Sukses ya bang Irfan layak dicontoh
The best Underdog Story so far because I can relate 😢 makasih bro sudah sharing your pathless way, so proud that you are the direction changer of your own family, now and future. Y=m+c law 😢 duuh.. kereen banget! Thank you Ruby and Ario for inviting our special guest
Glad you find it valuable. Titip ramein ya. Karena konten berkualitas aja ga cukup, butuh orang-orang baik seperti lo untuk bantu gedein dampaknya. Thank youuu 🤜🤛
Tanpa hidup hura2 dan bersombong diri, Tri Ahmad Irfan anak miskin dari ujung desa miskin di Boyolali telah berhasil menjadi anak muda berprestasi dunia dlm sign tekhnologi komputer hingga membawa dia ke SILICON VALLEY,.. Luar biasa hebat. Mudah2an banyak anak remaja yg termotivasi oleh keberhasilan Tri Ahmad Irfan untuk tempa diri dg giat belajar dan BERANI BERKOMPETISI dlm bidang apapun untuk kamajuan Nagara Indonesia.
Terima kasih Tuhan sudah memunculkan podcast ini di beranda youtubeku 😊 semangat terus utk teman2 semua
45:42 ""kita harus bisa bedain mana "hal" yang diluar kendali, dan mana "hal" yang ada dalam kendali kita, dan sering kali kita terjebak atas dua pilihan tersebut sehingga sulit membedakannya"" menurut gua masalah ini bisa selesai dengan edukasi, tingkat kesadaran hidup, dan motivasi hidup, THANKS MAS IRFAN dan Thirty Days Of Lunch!!!
🤜🤛 sepakat, Mas Irfan ini dewasa bgt pemikirannyab
Lebih tepatnya stoikisme
Sebenarnya hanya perlu 1 orang dalam 1 keluarga yg "jadi orang", dia bisa membantu keluarga itu untuk naik di sosial ekonomi.
cerita ini mirip kisahnya Iwan Setyawan: Penulis “9 Summers 10 Autumns”, sngat menginspirasi, sesorang yang memulai dari nol
Selalu suka sama sound bumpernya. Naikin gaji editornya plss kwkwk
Gue suka quote host sebelah kiri yg ini: "Semua org punya privilege in a way, apakah privilege dikasih hidup nyaman dri awal atau dikasih challenge yg banyak dri awal"
Ternyata di sebagian kecil org gagal yg pernah gue temuin ada aja loh yg complain krn terlalu dimanja & ngerasa kurang dipush ato dikasih challenge utk lebih kuat. Jadi dia nyalahin kondisi nyaman yg sbenernya bisa dia gunakan utk berkembang. I think that's a rare case of 1st world problems, but it does exist.
Buat Irfan, gue sbg kepala keluarga usia 44thn justru byk belajar dri anak muda yg punya karakter kuat ky kamu di podcast ini. Kutipan growth equation (stress + rest = growth) dri buku Peak Performance nya Keith Edwards itu sgt relevan di jaman skrg. Good luck dgn startup nya semoga terus memberikan impact yg signifikan buat masa dpn Indonesia khususnya utk kalangan underprivileged. Saya pun jg baru belajar membuat startup di usia yg udah kepalang tuir ahahaha....semoga jg bs memberikan dampak sehebat dek Irfan 😁. Dulu sbg karyawan byk mentoring/training anak milenial, skrg justru kebalikan gue yg dimentorin sm anak2 muda.....ahahahah 😂
Podcast yang OK ini. Saya suka bagaimana podcast ini membahas perjuangan dari bawah, tapi tidak menafikan bahwa kemiskinan struktural benar-benar ada. Jarang banget ada platform yang bisa bahas ini beriringan. Thanks sudah bikin podcast berkualitas kayak gini.
Stress + Rest = Growth, quote of the day ❤thank you kak Irfan for your stories, thank you kak Ruby and kak Ario for inviting special guest
Glad you find it valuable. Titip ramein ya. Karena konten berkualitas aja ga cukup, butuh orang-orang baik seperti lo untuk bantu gedein dampaknya. Thank youuu 🤜🤛
Kecamatan SIMO :
Adalah nama Kecamatan, sebutlah KOTA KECIL untuk daerah tersebut.
Maasyaa Allaah sangat dikenal dengan KOTA PELAJAR , bahkan pendidikan Agama juga sangat banyak, dari stingkat TK SD SMP & SMA / SMK /sederajat
SIMO Paling banyak Lembaga Pendidikan dari Formal maupun Non Formal se kabupaten Boyolalai
Diperempatan masuk SIMO ada patung PELAJAR
Mas Irfan,
semoga Allaahu taboraka wa ta'ala menjagamu
Ceritanya Kak Irfan nih bener2 surge my motivation to achieve my goals.. aku juga lahir di desa yg mayoritas di sana sekolah hanya sampai SMP atau SMA. Skrng aku lagi berjuang buat study abroad, semoga someday aku bisa wujudin impian aku kaya Kak Irfan juga. Makasih banyak Ko Ruby dan Kak Ario udah menghadirkan podcast ini 🔥🔥
Hi Rizki, turut mendoakan & menyemangati lewat konten-konten podcast kita. Titip ramein ya ke temen-temen, supaya punya komunitas bertumbuh yg solid. 😊🫶
Amiin kakkk semoga dilancarkan selalu jalannya
Sekarang udah dapat scholarship uni melbourne, keren.
Sukses selalu Irfan , jagoan OSN fisika science center UGM 2008
Kagum saya sama Irfan bisa maju mengangkat harkat derajat keluarga dan tetap low profile,, suka sama podcas ini sangat menginspirasi
Perjalanan nya 11 12 bgt dgn aku mas Tri, background keluarga dan sekolahnya juga. Sama2 lulusan Ilkomp 9 semester juga, cuma main lho lebih jauh ke US, ane masih cuma ke negara tetangga.
Skrg sama2 fokus bangun startup juga di bidang teknologi.
Salam kenal
Tetap saling support, see on top
Gak ada tv kemudian yg dia lakukan baca koran, itu fundamental banget sih. Dari situ pemikirannya udah naik kelas, pemikiran yg beda dengan lingkungan sekitarnya adalah buktinya. Ini di sirah nabawiyah juga ada, jadi Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam itu tidak pernah membedakan usia disaat beliau berkumpul, sehingga anak2 juga bisa ikut berargumentasi, menyampaikan pendapat, dan itu diapresiasi oleh Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, bahkan Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam juga pernah minta pendapatnya anak kecil dan itu memberikan dampak yg luar biasa bagi pemikiran dan perkembangannya. Wallaahu'alam bissowab ☝🏼
Sebagai warga asal Boyolali, sy turut bangga. Terima kasih Mas Irfan, sangat menginspirasi.
episode kali ini gokil pembahasannya ngena bgt buat gue. kalimat yg buat gue sadar kalau “extreme people get extreme result.” mau hasil yg ekstrim ya harus put effort yg ekstrim juga! that’s a powerful insight for me. thank you TDOL dan Mas Irfan sukses terus!
43:20 Stress + rest = growth
Terima kasih remindernya, Irfan..
Sebagai ibu 2 anak, kadang mengabaikan rest dengan berbagai alasan.
Akhirnya malah growth-nya lambat..
Terima kasih juga TDOL buat podcast kali ini..
Jarang nulis komen, tapi mau mulai memberanikan diri speak up buat jadi pengingat diri sendiri juga..
Ya sy setuju ...seharusnya podcast seperti ini harusnya lebih banyak di tonton dan dipahami oleh generasi muda negri ini...banyak hal yg bisa di ambil hikmahnya...walau kesempatan setiap orang berbeda beda...yg penting kita bisa terus berjuang untuk dirikita keluarga kita juga orang lain...semangat terus bang Irfan..
Simo Alhamdulillah lumayan maju sekolah tingkat SLTA saja ada sekitar 7 sekolahan...tingkat kecamatan lo.....
Saya masuk sma th 1998...
Tetep salut dan bangga dengan sosok Irfan...
"Ketika gue merasa itu decision yang paling tepat buat gue, ya gue harus believe" 21:21
Isi Podcast ini bisa daging semua karena Ario dan Ruby yang lihai kasih pertanyaan. Kalian keren banget.
Semoga angan2 gue diundang di Podcast ini bisa terwujud yee. Tapi ntaran ini masih ngusahain jadi sukses versi diri sendiri.
Memang benar dg ungkapan "usaha tentu tdk mengkhianati hasil"...keren sih ini. Irfan adalah sosok muda yg membuktikan pepatah "Man jadda wa jada" (barang siapa yg bersungguh2 pasti akan berhasil)
Tiba2 muncul di page gw, Gak kenal kalian bertiga..tapi gw nntn sampe habis bis bis bis....banyak yang bisa didapat, explore yang luas dan dalam...dan bener2 penuh isinya...thank and salute...
Salam kenal! Podcast kita uda jalan 5 tahun, 120+ episode, mulai dari Mbak Najwa sampai GaryVee. Bisa ditonton di RUclips, atau episode 1-60 audio only di Spotify. Enjoy! Semoga nemu episode kami yg lain yg menginspirasi jg
Keren, ini baru layak dibilang sukses dari "Nol". Gak kayak kebanyakan org yg ngaku2 sukses dari Nol, padahal orang tuanya berada banget. Chakksss
😊🫰
nemu aja kalian tamu underdog gini, inspiring as always. ngakak gw denger "my competence" (in poverty) 😂
Mas Irfan, Anda adalah contoh manusia yang berbicara dengan pengalaman. Keren bgt!
serasa ada energi extreme yg masuk ke jiwa gua setelah denger and lihat pod cast ini
Terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya untuk Ko Ruby, Kak Ario dan pastinya untuk Kak irfan buat podcast yang sangat insightfull dapat kita akses secara free. Banyak hal yang saya pelajari dari podcast ini, mulai dari : "banyak orang pasrah akah hal yang seharusnya bisa dikontrol, namun tidak pasrah akan hal yang tidak bisa dikontro"l, dan kunci untuk kita yang under privilege adalah tidak hanya bertumbuh tapi bertumbuh dengan cepat, dan *STRESS + REST = GROWTH*
Muantep bang Irfan, saya Dari Boyolali juga , Kec Ngemplak Sebelahe Nogosari deketlah dengan Simo. Saya ijin bantu sosialisasikan platform Lumina terutama buat muda mudi di kampung saya yg lagi gencar gencar pada cari kerjaa. Thanks sehat sehat bang irfan dan Teman Thirty Days of Lunch😎
To be frank sampe saat ini, aku udah denger ulang sampe 3x, buat nge remind aja kalau perjuangan kita kita itu bakal kebayar suatu hari nanti. Emang "punya titik start duluan" bakal ngaruh sama kapan suksesnya, tapi kalo kita ga terlalu peduli sama lini waktu, meritokrasi nyata coy,
Waktu sy masih kerja di perush semikonduktor di AS 20 th lalu, pernah jumpa dg orang Malang(enginer) yg kerja perush semikonduktor no 1 di silicon valley, sudah bergaji US 30000, sedangkan sy masih US 2700. Hueeebaaatt
hii!! I am from boyolali too🎉 so proud putra daerah ya ampuuun tau banget daerah simo
bahkan sampai sekarang mungkin di beberapa dukuh aja masih susah sinyal
luar biasa! proud of you mas🎉
penjelasannya mas ini mengharukan sekali
saya di solo ini
ternyata ada orang simo boyolali ada yang go internasional
My dad from nogosari boyolali and orang boyolali tuh banyak banget yang sukses dan kuliah di kampus bergengsi di Dlm negeri atau inter, mereka pekerja keras bgt dan gue akuin itu!
Ini yg dinamakan anak adalah rezeki ges masyaAllah
TDOL udah pernah ngundang narasumber yang switch karir atau mulai mengubah hidupnya di usia yang adak "tua" gak ya?
Aku pernah dengar, asset yang paling mahal itu waktu. Sadly, selama bertahun-tahun aku terjebak di lingkungan "biasa saja" dan awalnya aku mikir itu normal. Sampe akhirnya pandemi datang dan banyak karyawan di-PHK. Disini aku sadar klo punya valuable skill itu penting. Mau ada krisis kayak gimana pun, klo punya skillnya kamu pasti bisa survive.
Sayangnya, sejak lulus kuliah aku terjebak di pekerjaan yang repetitive dan lingkunganku membuatku berpikir klo kerjaanku selama ini udah nyaman. Aku kuliah dan kerja di kota kecil, jadi memang banyak orang disini yang stuck disitu-situ aja. Sampe pandemi datang, sejak itu aku mulai banyak cari info dan aku baru tau klo selama ini udah banyak waktu yg aku sia-siakan gara-gara terjebak zona nyaman.
Aku udah usia 31th dan ngerasa telat banget untuk mulai switch karir atau belajar hal baru. Daftar BUMN ga bisa, CPNS tinggal 4 tahun lagi, mau cari kerjaan di swasta juga agak susah soalnya rata-rata ada batasan usia apalagi wanita. Pengen dengerin kisah nyata dari orang-orang yang mulai hidup baru di usia 30th+.
Baca kisah hidupnya colonel harlan Sanders
Disini sy Nemukan foto waktu SD .. 😂 sukses selalu ya fan , Salam satu kelas waktu SD
luar biasa, sungguh inspiring.
gw juga punya latar belakang yang hampir sama dengan mas Irfan. born poor, from remote village, being yatim, struggle in life. kemudian sekolah dapat beasiswa, bidikmisi, dan sekarang kerja di Ibukota.
benar sekali saya percaya bahwa pendidikan adalah leverage terbaik untuk mengubah status sosial ekonomi seseorang apalagi dengan kemauan yang tidak mudah menyerah (grit)
namun tetap saja di luar sana atau contoh saja di kampung saya sendiri masih banyak anak anak yang saya rasa punya kemampuan yang cukup untuk bersaing ( cerdas ) namun kesusahan untuk memperoleh akses yang lebih baik untuk pendidikan lanjut dikarenakan status ekonomi keluarga. mayoritas pekerjaan kepala keluarga di kampung saya adalah pemanen sawit yang notabenenya anak anak setelah lulus smp/sma itu menjadi pemanen sawit juga ( melanjutkan ayahnya), kadang miris melihatnya
sehinga siklus akan kembali berulang
thanks ko ruby n team
keep inspiring mas irfan
kalian luar biasa
Nah disitulah perlunya privileged
@@bushido7896 betul, perlu adanya base pendidikan awal untuk anak anak yg kurang mampu hingga ke jenjang pendidikan tinggi
@@gegegaspol5708 sebetulnya banyak lho program2 beasiswa untuk anak2 kurang mampu yang berprestasi. Hanya kadang ybs sendiri membatasi dirinya
Bener sih, dari SMA aku gk pernah nonton TV karena rusak, dan akhirnya aku selalu paling kudet di sekolah, tapi sisi baiknya aku jadi bisa mendalami hobi, aku jadi bisa gambar dan alhamdulillah bisa dapet uang dari situ, bersyukur banget sih sekarang.
Love this story. Makasih udah berbagi cerita. Semoga keterbatasan kita, tidak membuat kita jadi diam. Karena ada pepatah yg bilang "Guys.. kita itu bukan donat, yang kalau didiamkan bisa berkembang... Ayo gerak!" 😝
@@thirtydaysoflunch Can't wait to see more amazing people on your podcasts, obrolan yang menyenangkan dan berbobot 👍
Ikut bangga dengan tetangga ini...rumah sampingan sm sya dikampung..smg keberkahan selalu mas irfan
dalam perjalanannya dia ketemu orang2 yang jadi 'leverage' nya itu yang nggak banyak diceritain, salahsatunya pak Only, kelebihannya Irfan ini meniru kebiasaan positif lingkungannya
yang masih menjadi pertanyaan bagaimana cara ortunya dulu menumbuhkan love of learning dan coriousity ke mas irfan sehingga bisa jadi sampe sekarang ini
Pas lagi retrospective rencana jangka panjang hidup, pas podcast ini lewat..
semacam suntikan semangat dan tambahan kekuatan untuk merancang jalan yang "ekstrim" kedepannya
salut dan suka banget sama cara berpikir & bertutur kata mas Irfan yang bijak dan dewasa.
Lebih salut lagi sama orangtua beliau yang meskipun dianggap sosial "tidak privillege", namun punya pola pikir yang maju dengan tidak menekan anak untuk melakukan ini-itu sesuai standar sosial pada umumnya..
I think that is one of the biggest factor why mas Irfan bisa sampai dititik ini :)
Pemuda-pemuda kaya gini harusnya di expose di berbagai channel
mau cerita dikit bener² ada realeted sama kisahnya kak Irfan di hidupku, dulu pas SD di zaman orang² dah pake hp dan BBM, gue belum punya itu semua dan hiburan gua hanya main, belajar, or tv walaupun kadang² tv selalu rusak sampe 3 bulan dan blm bisa benerin karena belum ada uang sebenernya kalau di tarik kembali itu ada untungnya gua jadi belajar terus sampe bener² gua nggak ada waktu buat main, pulang sekolah langsung les(btw dulu les bayarnya sehari 3k duit sisa uang saku juga aku tambahin buat bayar les atau beli jajan) habis itu ngaji, isoma belajar lagi ngulang² materi dan dititik dimana gue pernah direndahin sama tetangga karena dulu nggak pinter² banget. Titik itu gua bisa tarik garis yg bisa gua ke atas jadi salah satu orang yg masuk nilai ujian bagus di kecamatan gua, sampe temen² itu melongo kok bisa.
#hasil tergantung seberapa kita berjuang untuk apa yg kita percaya atas keputusan yg mau diambil dan jangan lupa libatin Tuhan ❤
Saya baru menemukan video ini, padahan takenya udah tahun lalu hehe. 53 menit yang sangat menginspirasi saya yang lagi masa "demotivasi" terhadap banyak hal. Terima kasih atas insiightnya, dapet banget AHA moment dan hal-hal yang "hilang" di saya dan ditemukan dalam video ini
Yang saya lihat mas irfan ini punya orang tua yang meskipun uneducated tapi open minded. Karena jarang ada orang tua yang bisa memberikan dukungan moral seperti itu. Salah satu nilai mapel jelek, langsung disuruh les di mapel itu. Padahal itu justru mematikan potensi anak.
Ini adalah sebuah contoh yg sangat luar biasa..., salut banget gua.., inilah contoh terbaik buat anak2 muda.., semoga makin sukses yaa...❤
Mas Irfan sudah bersahabat dengan kalah dan gagal sehingga keberhasilan adalah musuh yang harus ditaklukan dan pujian adalah petaka dan racun, Semoga Mas Irfan bisa mengangkat orang2 yang Starting pointnya seperti Mas Irfan dulu.
Iya bangett siih. Enth Knpa boyolali tuh ga terlalu terbranding dgn baik.
Tp so proud of u kak, mungkin jalan nya ga mudah
Tp keren bgtt udh di titik ini 🎉
Tetangga kabupaten nih ... temen temen di boylali memang pinter pinter ...slah satunya temen mimin nih ,, sekarang jadi desainer grafis yg gambarnya dibeli orang luar negri ..
Beruntung bertemu video ini dan mendengar perjalanan luar biasa seorang anak bangsa.
Terima kasih telah berjuang dan kembali ke Indonesia .
Keren sekali pemikiran kak irfan tentang bagaimana "semua sudah ada di internet, tetapi kebanyakan orang lain belum mendapatkan aksesnya" sangat betul sekali. Terjadi di saya saat saya belum memiliki laptop pribadi saya. Setelah saya memiliki laptop pribadi saya, saya sangat menggunakannya sangat sering seperti main game dan menonton film or edukasi vidio. Setelah sudah beberapa saaya menggunakan laptop saya, saya sudah bisa mengedit vidio dan gambar. Saya sudah menghasilkan uang walaupun sedikit menggunakan laptop saya, seperti menjadi editor vidio, editor gambar, ataupun branding tokoh saya sendiri. Saya sangat berharap teman-teman seumuran saya mendapatkan akses seperti saya dan menjadikan negara kita Indonesia menjadi maju... Semangat semua generasi Z
Lebih bangga dia mau balik ke indo. Gk kayak mereka2 milih tinggal di luar. Boleh lah berkarya dulu di luar tp suatu saat nanti harus balik ke indo. Setidaknya sekedar beri motivasi buat pelajar2 kita,gk lebih..
Alhamdulillah mas Irfan, kakak kelas dulu waktu di smp 1 boyolali, sukses dunia akhirat mas🙏
Gila sih merinding banget sih dengerin ceritanya.
Dan ko Ruby juga keliatan sih melongo nya.
Wkwkwkwk
Super bangga sama Irfan :)
Wowww.. Terkagum dengan kisah Irfan.. Thanks TDOL for this episode..
You're welcome. Makasih supportnya. Titip ramein podcastnya di sosmed ya, supaya makin banyak yg terbantu. Konten berkualitas aja ga cukup hari-hari ini, butuh orang-orang baik yg ramein. THANK YOU!
Thank you banget Irfan for sharing, honestly speaking ini juga nampar banget dan bikin semangat terutama stress + rest = growthnya :') indeed privilege itu starting point tapi emang kudu kita yang ngegrill buat bisa terus maju. Thank you banget Ko Ruby dan Mas Ario udah invite Irfan disini!
" 1% ilmu dapet di kuliah, 99% ilmu dapet dari google" kalimat yg buat gue yakin kembali bahwa i'm on the right way
Menurut saya google hampir sama dengan media sosial yang mana google dijadiin sebagai sarana oranv lain untuk sharing pengalaman atau ilmu yang mereka punya.
Google sendiri kan platform yang cukup luas, isinya ada artikel, kelas, generator atau lainnya. Jadi pengaruhnya itu akan relatif berdasar cara seseorang memanfaatkan dan sumber yang diambil
Halooo ibu gw org Boyolali dan gw bangga jadi org Boyolali kelahiran Jakarta..sssttt byk pejabat lahir di Boyolali FYI
Menarik insight dari kang Irfan.
Sebagai tech geek memang harus selalu punya pasiion, curiosity, dan perseverence for learning new thing.
tapi kaka nya keren bgt, kuliah S1 di UI mahasiswa berprestasi pula. Yaampun kagum
Relate banget sama saya, sebagai lulusan SMK, saat itu menurut saya challenge terbesar adalah doktrin orang di sekitar saya termasuk orang tua, teman, tetangga, saudara. Doktrin nya antara lain: kamu tidak mungkin sukses meskipun kamu pinter beserta buktinya. Jangan punya mimpi nanti kamu ga kuat dan stres beserta buktinya. Di desa saya mempunyai pemikiran independen itu susah sekali Gaiss...di lingkungan itu susah banget dapet optimisme, betebaran pesimis di mana-mana. Saya pribadi respect seseorang yang mengejar mimpinya dengan keras, meskipun pada akhirnya gagal.
Wah, kebayang, doktrin seperti itu pasti berat ngelepasnya. Padahal betul² tidak ada yg tidak mungkin, asal ada niat, usaha, & izin Allah. Semangat terus Bang!
@@MA-2020 Respect saya bukan hanya untuk yang berhasil mewujudkan mimpinya, tapi juga yang gagal, Bro. Dan saya benci orang pesimis, selain tidak sehat untuk dirinya, faktanya bahwa hal tersebut menular ke orang lain. Hidup pesimis kek hidup ga percaya bahwa Allah SWT itu ada
Thankyou irfan, sebagai salah satu orang yang berangkat dari titik yang berbeda, bukan berarti kita tidak bisamenyetarakan hidup dengan yang sudah memiliki garis landai dari titik yang lain...
SEPAKAT!. Titip bantu ramein ya kak. Konten berkualitas aja ga cukup hari-hari ini, butuh orang-orang baik yg ramein. THANK YOU!
Thanks a lot for TDLP,karena sudah mengundang tamu kali ini kak irfan kisahnya sangat menginspirasi sekali jadi makin exited agar lebih bisa berpikir kritis dan grow up minsett.
woi keren banget!
malu banget gw kalau ngeluh ga punya privilege
Semoga kita kaum non privilege semua bisa ngikutin jejak Mas Tri ini
Thank you untuk semua
Kisah ini mengingatkan saya pada quote dari Johni P. “It’s not about where we are, but who we are.”
Unless we constantly perceive ourselves as victims of circumstances, poverty should never serve as a justification for lack of success.
Jangan pernah dengerin MOTIVATOR, Hiduplu akan jauh lebih santai
tidak ada yang namanya KAYA BARENG wkwkw
ni abang abang softspoken banget, dri cara bertutur katanya aja udah bedaa. So unexpected padahal dri image firt impressionnya kyk ngga gtuu, keren si, klo founder emang auranya boleh sebagus itu ya? ga bahaya ta?
Berdasarkan pengamatan gw ke lingkungan gw, perjalanan hidup mas ini hoki yang diluar hitungan matematika, gak bisa diprediksi. Hokinya bertemu dengan momentumnya yang pas. Beliau tergolong outliner.
Thanks mas Irfan! Salut dan menginspirasi banget, nonton ini semoga gue bisa keep on track terus, gak keluar jalur dan gak ke distract hal2 yang gak penting buat bisa dapetin goals gue.
He has a supportive parents that supports what he likes and wanted to do, and that's his lowkey privilege. Some people had to give up on their dreams and start doing something they don't like just because they have the burden from people around them (sandwich gen lol). Thank you for the story, this could be a great video for parents out there.
kalo gw ketemu Mas Irfan di tengah jalan gw mungkin mengabaikan dia, karena secara looks tidak ada "tampang sukses"nya.
maaf ini bukan menjelekkan, bahkan gw salut dengan segala kesuksesan nya, mas Irfan masih mempertahankan looks "kampung" nya. dimana sebagian orang / OKB akan langsung permak diri dan tampang nya sehabis habis nya.
keep it humble man, I salute to you
ADA JUGA SEORANG ANAK YANG DARI TK , SD, SMP JUARA 1 TERUS...DAN SMP KELAS 2 DAPAT BEASISWA DI SINGAPORE...MASUK SEKOLAH ACS , SALAH SATU SEKOLAH TOP DI SINGAPORE...TERUS LANJUT BEASISWA LAGI KE JUNIOR HIGH SCHOOL DISANA...LULUS DARI SITU, DAPAT BEASISWA LAGI KE UNIVERSITY...
DITERIMA DI 3 UNIVERSITAS TOP YAITU NTU, NUS dan SUTD...
AMBIL JURUSAN COMPUTER SCIENCE..
PILIH DI SUTD...LULUS DLM WAKTU 3.5TH..GELAR B.Eng..
SEBELUM LULUS, INTERNSHIP DI SINGTEL SINGAPORE..3 BULAN DI GAJI...17JUTA PER BULAN...
SETELAH LULUS KULIAH, LANGSUNG DI TAWARI PERUSAHAAN AMERIKA YG BUKA CABANG DI SINGAPORE.
GAJI AWALNYA LUMAYAN BESAR JIKA DI BANDING DGN LULUSAN DARI UGM ATAU BAHKAN UI...
RENCANANYA MAU S3 DGN BEASISWA JUGA...SUPAYA DAPAT GELAR DOCTOR OF PHILOSOPHY atau PHD BIDANG COMPUTER SCIENCE..
Generasi Muda selevel Irfan seharusnya dikuliahkan sampai ke Luar Negeri utk kemudian dipekerjakan di Kementerian sesuai Bidang Keahliannya utk meningkatkan Sumber Daya Manusia Indonesia dengan mengaplikasikan ilmu pengetahuannya utk Kemajuan Negara.
Thanks Irfan. Thanks Mas Ruby Mas Ario. I share this video to my kids..