Saya ketika kuliah langganan Gramedia tahun 80 an , juga ketika kedua putri saya SMP, SMA dan kuliah . Majalah Intisari , Tempo , Bobo , Kartini , Gadis , Vista , Femina , koran Kompas , Republika dll , kebiasaan membaca ditularkan oleh kedua orang tua saya . Saya ingat keluarga saya ngumpul di ruang tamu ketika malam kami ngobrol sambil membaca . Karena saya dan kakak2 sambil ngumpulin kliping , mencatat semua nama Menteri , nama negara2 , ibukota dan benderanya , nama2 Raja , Presiden dan Perdana Menteri , sungai2, pulau2, gunung2, laut baik di Indonesia maupun luar negeri dll , saya dan teman2 kok yo senang aja , tertantang dan semangat ketika dapat tugas kliping , ditunjang era itu banyak sekali media cetak dan guru2 saya dulu benar2 mengajar , membimbing , mengasuh dan mendidik , jadi kami merasa seperti di rumah bersama orang tua , kami semua dirangkul dan diayomi . Sangsi jaman dulu ngeri lho , saya tidak bisa membaca kata bendera distrap depan kelas angkat kaki sebelah dan pegang telinga , ketika kuku belum dipotong langsung dipukul pakai penggaris kayu besar , dicubit dibawah ketiak gara2 saya jalan2 di kelas , ditarik rambut di pelipis , saya ingat guru2 saya benar2 super power dan saya tidak berani mengadu karena saya sadar saya salah dan lebih2 saya paling takut ibu saya bakalan mengulangi hukuman guru saya 😅😅😅 Ucapan selamat bertugas untuk Prof . Mufti Ali , waktu itu saya mahasiswa FKIP-MIPA dan beliau masih muda banget dan staf Rektorat UMM kampus 2 , Sumbersari Malang Salam sehat dan cerdas untuk Prof. Rheinal
Iseng: saya 19 dan 15 ketika 5 di 5 membaca 3 kami 3 kuliah 2 kedua 2 dll 2 orang 2 tua 2 ingat 2 sambil 2 karena 2 kliping 2 semua 2 nama 2 menteri 2 itu 2 guru2 2 dulu 2 benar2 2 tidak 2 kelas 2 untuk 2 prof 2 2 1 80 1 langganan 1 gramedia 1 tahun 1 an 1 juga 1 putri 1 smp 1 sma 1 majalah 1 intisari 1 tempo 1 bobo 1 kartini 1 gadis 1 vista 1 femina 1 koran 1 kompas 1 republika 1 kebiasaan 1 ditularkan 1 oleh 1 keluarga 1 ngumpul 1 ruang 1 tamu 1 malam 1 ngobrol 1 kakak2 1 ngumpulin 1 mencatat 1 negara2 1 ibukota 1 benderanya 1 nama2 1 raja 1 presiden 1 perdana 1 sungai2 1 pulau2 1 gunung2 1 laut 1 baik 1 indonesia 1 maupun 1 luar 1 negeri 1 teman2 1 kok 1 yo 1 senang 1 aja 1 tertantang 1 semangat 1 dapat 1 tugas 1 ditunjang 1 era 1 banyak 1 sekali 1 media 1 cetak 1 mengajar 1 membimbing 1 mengasuh 1 mendidik 1 jadi 1 merasa 1 seperti 1 rumah 1 bersama 1 dirangkul 1 diayomi 1 sangsi 1 jaman 1 ngeri 1 lho 1 bisa 1 kata 1 bendera 1 distrap 1 depan 1 angkat 1 kaki 1 sebelah 1 pegang 1 telinga 1 kuku 1 belum 1 dipotong 1 langsung 1 dipukul 1 pakai 1 penggaris 1 kayu 1 besar 1 dicubit 1 dibawah 1 ketiak 1 gara2 1 jalan2 1 ditarik 1 rambut 1 pelipis 1 super 1 power 1 berani 1 mengadu 1 sadar 1 salah 1 lebih2 1 paling 1 takut 1 ibu 1 bakalan 1 mengulangi 1 hukuman 1 guru 1 😅😅😅 1 ucapan 1 selamat 1 bertugas 1 mufti 1 ali 1 waktu 1 mahasiswa 1 fkip-mipa 1 beliau 1 masih 1 muda 1 banget 1 staf 1 rektorat 1 umm 1 kampus 1 sumbersari 1 malang 1 salam 1 sehat 1 cerdas 1 rheinal 1
Anak sekarang saat ini 2024 usia sekolah SMP & SMA... Coba tanyain... - sebutkan 7 nama lengkap nama & sbg menteri apa dibawah presiden Prabowo & Gibran.... !!??? - sebutkan 12 nama propinsi masing2 3 propinsi di wilayah Indonesia barat, tengah & timur.... !!??? - sebutkan 10 kode plat kendaraan dan dari daerah mana.... !!!???? - sebutkan 8 pahlawan kemerdekaan... !!??? - sebutkan 5 pahlawan revolusi... !!??? - sebutkan 15 nama negara dan nama ibukota negaranya.... !!??? - sebutkan 3 nama tanaman dikotil & 2 nama tanaman monokotil... !!??? - ketoprak... makanan khas mana.... ..!!?? - sebutkan nama2 tokoh ULTRAMEN.... 😊😊😊😊 Dll 😊😊😊😂😂
Toko buku sepi, ngenes liat toko buku sekarang, gunung agung aja tutup . zaman kecil aja dulu minimal bisa baca koran apalagi kalo sabtu minggu diposkota ada bonus komik gambar lucu. baca majalah bobo yg ada edukasinya. Sekarang anak anak main game, nonton youtube. Diajarin tiktokan sama orangtuanya. Ampun dah. Harga buku sekarang juga lumayan sih, dulu bisa beli pake uang jajan sendiri, sekarang kaya nya anak anak yg lumayan aja yg bisa beli buku. Paling inget liburan sekolah atau ngabuburit tuh jalan kaki ke gramedia matraman dekat rumah bareng tetangga rame rame, baca buku gratisan. Harusnya pemerintah bikin perpustakaan sama taman jadi satu tiap kelurahan. Tapi kayanya ga mungkin deh.
@@Mochamochi232 Apaan tuh apaan tuh. Salah siapa? Salah anak muda sekarang? Nggak lah! Kita yang salah sebagai generasi pendahulu yang gagal ngasih contoh ke mereka. Kita mau mereka baca tapi sebagai orang dewasa kita main hape dan nonton terus di depan Mereka (bahkan pemimpin kita sendiri mengaku ga suka bac...) Kita yang bikin mereka seperti itu! Negara dan semuanya! Bshkan kita sebagai org dewasa aja sudah mulai ya baca buku sekarang. Apa yang bisa dicontoh sama adek2/anak2 dari kita??? Tapi giliran kenapa2 kita cuma bisa maki mereka. Sadar !!! Kita yg sudah memperkosa kehidupan mereka dari kecil! Dgn dalih "papa mama sibuk"! Negara ini harusnya sadar sudah membalikan jaman penjajahan di era ini!
@@Mochamochi232mulut kamu (dan mulut kita) julidin anak muda kalau mereka hancur tanpa sadar KITALAH YANG BIKIN MEREKA HANCUR. Ibarat loe merkosa orang terus pas hidup dia hancur loe yg ngatain dia pula tanpa sadar kalau loe yg bikin hidup org hancur. Apa ga dosa besar itu??
Prof, izin saran bıarkan narsum yang mengalirkan ide serta pandangannya agar lebih sistematis, tergali dan utuh. sy mendengarkan obrolan daging semua, tp terinterupsi ketika narsum lbh byk mengIYA kan yg prof sampaikan. punten prof, sekedar saran aja. sy menyimak selalu RUclips prof Rhenald. keren. 👍
Bersyukur jadi orang Bali krn kami berusaha anak min bisa nari. Shg saat ada upacara agama, mereka bisa nari ikuti lingkungan sodara di kampung. Walau sehari2 kami tinggal di kota. Setidaknya mreka melestarikan Budaya Bali
Bali menjujung tinggi keseimbangan alam, yg pasti dsana tdk brisik,org Bali asli umumnya ramah dan welcome.. 😅 sy kangen ke Bali lagi. Pulau representasi nusantara melestarikan adat budaya asli nusantara 👌
@@julia.candratapi Bali sekarang lagi pelan2 tergerus sama WNA.. banyak yg pada akhirnya ke Bali jadi investor dadakan.. ditambah kualitas turis2nya jg menurun drastis
Suka sekali podcastnya sangat mengalir dan penuh pencerahan. Di sisi lain sangat relate dengan kondisi saat ini di mana sedang tren, parodi guru tak berani tegur murid karena takut dipolisikan. Tren ini menjadi sindiran untuk keras untuk dunia pendidikan. Pembahasan dipodcast ini lebih membahas hal-hal fundamental untuk pendidikan, terutama dari gagasan Ki Hajar Dewantara. Bravoo, Prof. Rhenald dan Dr. Faisal!
Alhamdulillah wa Syukurillah sebagai Keluarga Muslim dan berbudaya adat Sumatra dan Jawa masih sering berkumpul sesama warga perumahan anak anak bersosialisasi di masjid belajar baca al qur'an (ngaji) dan orang tua dan anak sholat berjamaah di masjid .pada saat Ramadhan dan idul fitri masjid ramai . Pada saat idul fitri masih mudik bertemu Keluarga besar , memperkenalkan dengan saudara, dilanjutkan membuat grup Whatsapp. Mudah2an Hablumminallah tidak luntur dan Habluminannas tetap jalan , Aamiin.
Hal yang paling mudah di lakukan akan tetapi dampaknya luar biasa adalah MENGENALI DIRI SENDIRI. TANPA TAU DIRI SENDIRI maka tidak bisa mengerti tolak ukur akan sesuatu, TANPA TAU DIRI SENDIRI maka akan terombang ambing oleh banyaknya informasi, TANPA TAU DIRI SENDIRI maka baik dan salahpun masih terlihat abu2. BANYAK YANG HILANG apabila TIDAK MENGENALI DIRI SENDIRI. Jadi tolong KENALI DIRI SENDIRI.
Luarbiasa barakollahufikum.. tayangan ini menjadi pelajaran buat saya seorang ibu rumah tangga yg juga guru ngaji anak2 komplek... bahasannya sejalan dgn bunda elly risman
Waktu sd sampai blm ads smartpone sku kutu buku,semua buku aku bc.tp kini jmn sdh berubah,aku ikutan terbawa arus jmn.malas membaca krena adanya kemudahan dgn mlihat youtube semua nya sdh tersedia.
Betul...jangan dilupakan juga anak² dgn keterbatasan, inklusinya tetap harus dipikirkan, jangan main disamaratakan. Justru harus dikembangkan lebih baik lagi untuk memadai anak² neuro divergent ini.
benar, ga harus juga dikembalikan kesistem dulu, dikaji dan disempurnaka aja... kita harusnya semakin kesini semakin memanusiakan anak, bukan memkasakan kehendak kita orang tua, anak masih kecil tapi kita paksa ikut maunya kita. anak punya pikiran yang harus kita kembangkan dan dewasakan bukan memaksakan kemauan sistem tanpa pemahaman si anak.. karena tanpa pemahaman anak tetang sekolah, anak akan terus menderita belajar.. mari naikkan level pola berpikir kita, maka anakpun akan memiliki level berpikir yang akan berbeda...
Generasi muda hrs bisa bersaing dg memanfaatkan gawai utk life skill nya belajar bahasa asing n skill² yg dpt menjdi bekal bersaing d era globalisasi digitalisasi, jk mindsetnya hnya suka main hp dg nonton video short tiktok tanpa menghasilkan skill utknya, kasihan sj, ortu hrs mengingatkan utk miliki skill pd anaknya mll gawai sbg bekal masa depannya,selain dr sekolah
Saat pak Rhenald menyinggung gap antar generasi sehingga lahir istilah2, ketahuilah itu merupakan bagian dari social engineering yg didanai konglo2 lewat NGO pada masanya. Misal kultur hippies & rock n roll di Amerika didanai oleh badan NGO dari Inggris. Berikut juga pergaulan bebas remaja disana. Perbedaannya jelas bandingkan kultur modern american family pasca perang dunia 2 tahun 50an tiba2 berubah drastis menjadi hippies dan free s3x di tahun 1960an. Perubahan kultur secara mendadak dalam waktu singkat, sangat sulit terjadi. Namun dimungkinkan karena ada bantuan propaganda dan pembiayaan iklan yg tidak sedikit. Makannya dulu yg mendanai social engineering masyarakat adalah konglo2 & oligarch tertentu (tidak semua). Poinnya gap antar generasi merupakan hal yg normal. Namun mulai abad ke 20 gap antar generasi ini diakselerasi dan disrupsi lewat social engineering yg didanai oleh segelintir orang, sehingga siklus alami antar generasi (transfer pengetahuan, budaya, adat istiadat, dll) waktunya sangat sedikit. Alhasil wisdom dan tali silahturahmi antar generasi sangat berisiko terputus.
Saya juga sangat menaruh concern terhadap generasi Z ini .. mengenai perilaku dan karakter . . Dan Podcast ini mencerahkan .. terima kasih Prof Rhenald
"Kembali ke Akar" ini merupakan kontribusi positif, memberikan perspectif yang sangat bagus untuk mengurai problematika pendidikan di negara kita ... 😊😊🙂 38:51
Mari bersama perbaiki karakter bangsa kita dimulai pribadi dan keluarga kecil kita... kesadaran untuk berubah lebih baik menjadi modal besar kemajuan bangsa ini Rahayu
Ini bener banget sih, kurangnya komunikasi antar orang tua dan anak sangat² berdampak terhadap tumbuh kembang anak. Orang tua milenial yg anak² nya gen z atau gen alpha, lebih memilih mensusupi materi dari pada ilmu, sudut pandang, dan pemikiran. Ortu berpikir bahwa zaman dia susah buat dapetin ini itu, susah buat beli ini itu dan jangan sampe anak2 mereka ngerasain susah kyk mereka, jd mereka kasih apa aja yg anak²nya mau. Jd anak maunya serba instant dan harus dpt yg mereka mau, ga menghargai apa² yg mereka punya. Hilang nilai-nilai dan keria keras, ga bisa tanggung jawab sama apa yg mereka punya atau keputusan yg diambil. Karena ga ada kerja keras, ga ada empati, ga ada respect sama sekali.
@your6450 karena ini nyata terjadi di sekitaran saya kak. Anak² ga pernah ngerasain merih, ga pernah ngerasain sabar ngumpulin duit buat bisa dpt seseuatu. Maunya langsung ada. Di sini tetep orng tua yang salah dalam pola asuh anak² mereka menurut saya. Anak² akan menganggap orang tua ga sayang mereka dan kurang peka kalo keinginannya ga buru² terpenuhi. Karna anak terlalu dimanja, terlalu banyak privilege dan ga ada pressure.
banyak yg terjadi sperti ini. ttapi banyak juga org tua yg ekstrim karena. ereka dulu susah maka anak juga harus susah, ga di toling meski mmbutuhkan, terlihat tega tapi menurutnya itu yg terbaik agar anajw mau berusaha, tapi ini efeknya juga anak2 mnjadi jauh
Kurikulum Merdeka bagus, tapi belum cocok untuk diterapkan di Ina : ortunya type loundry anaknya tipe dituntun, tidak biasa critical thinking sarpras ga mendukung gurunya masih terjebak di antara kewajiban mengajar dan memenuhi kebutuhan Kurikulum merdeka ortu harus terlibat, gaji guru harus besar jadi sempat berkreasi dan mengimprovisasi materi dan semangat terus belajar. Masih proses dan tidak semua bisa bersabar ... menitip salut buat Pak Bu Guru @icschool sby ... yang istiqomah
Gaji guru dari jaman antam 600rb samapi sekarang 1500rb masih sekitar 2jutaan. Bukankah dengan adanya inflasi gaji guru kg mengalami kenaikan. Bahkan melihat teman teman guru senior anaknya membayar ukt kuliah tergolong tinggi. Padahal gaji guru pns gak seberapa. Blm beban beli kuota untuk tuntutan pekerjaan yg tidak disubsidi. Jadi nambah dafatar pengeluaran kan
@@asrinuraini8074 Rata2 guru-guru pada dagang kecil-kecilan, entah jualan baju, jualan makanan, dll... Agar ada pemasukan buat menyekolahkan anak2 mrk. Kalau hanya mengandalkan gaji guru, ya gak akan cukup... kecuali guru2 yg pangkatnya sudah tinggi.
justru kurikulum merdeka itu murah dn tidk ribet, maslhnya mmg org tua dn guru yg masih terpaku pada sisitim lama yg seua serba dituntun tidk berani mengambik keputusan sndiri. semua serba di atur
luar biasa Prof. Rhenald, setelah kemaren dengan seorang praktisi, Bapak Tito Sulistyo dan sekarang lagi disajikan perbincangan "berdaging" tebal dengan Dr. Ahmad Faisal, well done sir ... 😀👍
Saya dari Jogja dan masih bisa menanamkan unggah ungguh, tepa slira pada anak2 saya umur 10 dan 17. Masih bisa menceritakan sejarah bangsa ini pd mrk dan mrk masih asik mendengarkan.
Campur tangan ortu di bidang pddkn di sekolah Berawal dari dibentuknya komite orangtua di sekolah2 yg dlm perkembangannya mjd sarana intervensi ortu di sekolah....
Satu keluarga kumpul diam, lihat hp masing2. Kurang guyup, tidak ada diskusi, tidak akrap...jaman now yg buat orang tua kaget. Harus buat strategi spy suasana kekeluargaan tetap hangat
jangan salah, jaman sekarang ortu kecanduan tiktok pun ada. kl anak2 dikasi tau masi bisa nurut, tp kalo orang tua tiap dikasi tau pasti merasa bener sendiri... tiktok bahaya banget si
Sebetulnya menjadi masyarakat individualisme itu sesuatu yang niscaya. Menurut saya, menjadi individualis bukan sesuatu yang diajarkan, tapi sesuatu yang timbul setelah ada pengalaman buruk. Contoh keluarga saya yang asli dari buyut & generasi tuanya lagi asli Jakarta. Jakarta jaman dulu ya masih santai keluar masuk rumah tetangga, keluarga juga langsung datang aja ke rumah setiap saat. Pengalaman mengajarkan bahwa terlalu dekat dengan tetangga ujung-ujungnya jadi rese. Terlalu dekat dengan saudara (setelah masing-masing berkeluarga), ujung-ujungnya jadi rese. Akhirnya dari pengalaman tsb, kita belajar bahwa lebih baik jaga jarak daripada ribut. Saya sebagai gen millenial, paling benci kalau tiba-tiba bel rumah berbunyi & ternyata ada saudara yang datang tiba-tiba, karena asosiasinya 'kerabat datang = bakal rese'. Jadi bukannya gak mau guyub, tapi karena ada pengalaman buruk yang sudah menahun. Pendidikan agama di Indonesia konotasinya pasti (maaf) pesantren. Trus nanti kalau dapat pesantrennya yang salah, akhirnya jadi radikal. Saya setuju bahwa yang bertanggungjawab utama mendidik anak adalah orang tua.
@@griffinina Cari pesantren yg merangkul seluruh kalangan, dan tidak ikut fitnah politik. Banyak koq. Anak saya dipesantren kan di salah satu pesantren Habib, gak nyinggung2 politik. Krn yg mondok juga dari berbagai kalangan, yang tentu saja pilihan partai politiknya juga berbeda-beda. Sekarang Habaib difitnah hanya krn banyak yg gak suka dg HRS dan HBS.... padahal di luaran sana banyak Habaib yg gak mau ngurus masalah politik, Krn itu termasuk ke dalam fitnah akhir zaman yg bikin umat Islam bercerai berai.
keluarga saya juga cnderung individualisme, sebab sejak org tus kami juga tidk menanamkan saling kerja sama, yg ada veodal, yg besar mnjajah yg kecil. maka kami 8 bersaudra saat ini kebih mnjaga jarak
@@jogjaberhatinyamnyam4257habaib itu seatnya bukan hanya karena poilitik taoi cara bragama mereka yg lebih banyak ke khurafat, dongeng dan kecintaan berlebihn pada habaibnya, pada tokohnya padhal. mereka bisa saja salah. dn landasan agama itu alqur'an dan sunnah. maaf harud berkata jujur
Ini harusnya pelajaran utk pemerintah, orang tua dan generasi pendahulu. Kita delama ini cuma bisa hujat anak muda saja. Tanpa memahami permasalahan mereka dN sebenarnya masalah sistem negara ini selama ini!
Aq dulu 5 thn mengajar di Taman Madya, Taman Karya. Sekarang Aq sdh tua bentar lg lansia, suami banyak sekali meninggalkan buku, Aq lg usaha utk buku ini karena buku menurut teman Suami Aq punya takdirnya🙏🤲
Saya juga dengan suami lg menyiapkan rumah untuk dijadikan taman bacaan gratis untuk warga. Saya suka baca buku, semoga anak2 dilingkungan saya tertarik untuk baca buku juga
cukup dengan mengamati penonton shopee live. Pedagang daster, penontonnya bisa tembus 9 ribu dalam menit yang sama, sedangkan pedagang buku dan mainan edukasi hanya sekitar 60an penonton. Pedagang peralatan rumah tangga hanya sekitar 300an, sedangkan penonton pedagang smart watch yang nonton bisa 2ribuan. Jelas ya? sebagian besar orang Indonesia tidak perduli isi otak dan isi rumah, yang penting penampilan dan isi lemari pakaian.
A really great discussion! Belajar hal2 baru terkait Chilean parandox, anxiety->frustation-> make ppl aggresive. epistemological loniless krn berbeda cara fikir amonst others, generational gap -> transgenerational empathy. Pak mau dong more topics regarding parenting for future millenial parent to cope this generational gap
Bagi kami, orang tua milenial yg ingin menerapkan nilai positif jaman kecil dulu, sangat menantang ,seperti melawan arus lautan, yg apa apa urus anak pake gadget. Gadget perlu, tpi perlu disortir bukan dibebaskan. Mau cri org tua yg g kasih gadget anaknya, biar anak2 pas main jdi nyambung obrolannya bukan didiemin krn anak saya g main hape (umur balita), sungguh memang ekstra usaha didik anak tanpa gadget, tpi anak saya bisa berkreativas dgn mainannya, bukunya dan adiknya. Yukbisayuukkk melawan arus dan terus belajar..krn jdi orang tua adalah pembelajar 🫶🫶❤
Susah Bu... Anak saya gak dikasih gadget, malah sering membanding-bandingkan hidupnya dgn sepupu2nya yg pada pegang hp... seolah2 sepupu nya lebih bahagia, dan orangtuanya lebih asik... Ditambah banyak guru2 yg mewajibkan anak membawa hp, krn semua tugas dibagikan di hp, termasuk catatan, dll.... akhirnya saat pulang sekolah anak tantrum kalau hp nya disimpan orangtua. Jadinya di rumah ribut melulu gara2 masalah hp. Kadang greget dgn kondisi di jaman ini, termasuk sistem pendidikan yg mewajibkan siswa membawa hp.... Pengen protes tapi nanti dibilang orangtua toxic. Pernah hp saya sembunyikan, dan anak ke sekolah gak bawa hp.... guru malah merasa aneh dan seolah menyalahkan saya sbg orangtua. Guru gak faham drama setelahnya itu, yg bikin anak ribut kalau hpnya diambil, yg bikin orangtua pusing. Ya setiap anak ada karakter sendiri... anak saya yg pertama kalau diberi tau dan diberi aturan, bisa taat. Tapi anak kedua lebih banyak berontak dan tantrum kalau di disiplinkan...*
Kengerian obrolan ini tergambar jelas oleh Nicholas Carr lewat karyanya "The Shallows" hingga mendapatkan anugerah Pulitzer award 1 dekade silam, tentang dampak internet terhadap kehidupan. Karya lama dan sekarang terbukti.
Selama game online, tiktok, aplikasi2 yang tidak mendidik belum ditutup aksesnya, waktu anak2 muda masih tersita disitu, lalu bagaimana cara membangun karakter yg baik, bgmn generasj muda dapat lebih menggunakan waktunya utk hal2 produktif?
mulai melatih kembali slow culture hingga menjadi kebiasaan... dilakukan di keluarga inti masing2... yah kecil2an saja... yg penting mulai dan ajeg tiap hari😊... membaca buku cerita, memelihara 1 pot tanaman atau 1-2 ekor ikan 🐠🐋🐟... di akuarium/toples...😊
@@deandraalennugraha2898 parenting itu menjadi kuncinya, saya setuju sih kalau aplikasi² seperti itu lebih banyak memberikan dampak negatif ke anak². Karena ya mereka masih anak², jdi gampang terpengaruh. Bahkan orang dewasa pun banyak yg terpengaruh oleh aplikasi yg kebanyakan cenderung didesain sebagai source of instant dopamine sehingga gampang bikin kecanduan.
Jadi ya saya sarankan untuk orang tua di Indonesia agar lebih bijak dalam mengawasi dan menentukan penggunaan gadget pada anaknya. Klo menurut saya sih, gadget itu baru bisa diberikan ke anak kalau mereka dah cukup dewasa biar mereka bisa kontrol diri dan nggk kecanduan gadgetm
Karena pada akhirnya di era teknologi ini, anak anak perlu untuk menguasai gadget sebagai bagian dari teknologi. Karena kalau tidak mereka akan ketinggalan jauh, jadinya agak serba salah klo tidak ditindaklanjuti dengan bijak
Sebenarnya yg perlu ditambah adalah jam olahraga...selama ini di sekolah hanya 1x seminggu...jika perlu jam olahraga bisa ditambah jadi 3x seminggu.. disinilah bisa dikenalkan permainan2 tradisional dan olahraga beregu..karena pelajaran IPS/IPA/dll bisa dibaca dirumah..di sekolah tinggal membahas...tetapi gobak sodor/ benteng/engklek. tidak bisa dilakukan sendiri di rumah...inilah peran sekolah untuk lebih mengenalkan anak pada alam dan lingkungan...bukannya terus menerus menambah jampel Mate/IPA/IPS
Jam istirahat itu anak zaman now ngapain saja? Sibuk dengan hp masing-masing? Kalo zaman tahun 90an, jam istirahat itu pas SD semua anak lari kejar-kejaran dan pagi juga ada senam SKJ, jadi gak perlu olahraga lagi
@@bekicot88pengalaman pribadi saya didunia paud, setiap hari kamis kami khususkan untuk menstimulasi motorik kasarnya ( olah raga) dan esoknya ( hari Jumat) banyak yg minta ijin untuk tidak masuk, dengan alasan badanya pada sakit, sediiíh rasanya, anak anak sangat kurang gerak, begitu gerak sedikit badanya pada sakit sakit
UN nggak ada nggak apa apa, asal nilai KKM dihapus itu yg menyebabkan siswa malas belajar, karena kebanyakan nilai akan dikatrol oleh guru. Guru harus diuji ulang kompetensinya kalau nggak lulus silahkan out ganti yg baru. Ortu harus sering didik dan pantau anaknya jangan asal serahkan semua ke pihak sekolah.
Betul. Karena katrolan nilai itu yg merusak. Bukan masalah UN. Justru bagus UN dihapus krn ini tdk standart. Tdk adil. Ktn sekolah di indonesia juga mutu gak merata
KKM itu tidak ada lagi yang ada KKTP dan dampak hilang UN atau penilaian berstandar menyebabkan motivasi anak berkurang mereka merasa tidak belajar tidak apa -apa sebab ada aturan yang guru dipaksa atau mewajibkan untuk anak itu naik kelas atau diluluskan jika tidak ya siap-siap kena marah berbeda sama saat dulu jika tidak bisa perkalian atau nilai dibawah Auto tidak naik dan kenyataan saja banyak anak SMP atau SMA pada masa sekarang yang tidak bisa membaca tapi main game online lebih jago itu yang terjadi di dunia pendidikan dan ketika guru mau tegas langsung dibilang penganiayaan siswa dilaporkan ke polisi dan jadi guru di Indonesia itu serba salah disatu sisi penghasilan guru (Swasta kecil) tidak sesuai UMR sehingga harus mencari pekerjaan tambahan dan satu sisi lagi guru Indonesia itu di sibuk administrasi sekolah sehingga tidak sempat untuk belajar atau memahami materi dan jika siswa bandel guru tidak boleh ini atau tidak boleh begitu dan satu lagi UN dicabut pihak luar tidak mempercayai lulusan kita ambil contoh Jerman yang mana harus dites ulang
Hukum kausalitas akan tetap berjalan seiring dengan perilaku dan perjalanan hidup manusia. Kita lupa punya alam yang luas dan subur, laut penuh sumber daya. sumber daya air yang melimpah. Mengapa kita tidak belajar mengelolanya. Bukankah kebutuhuhan dasar manusia adalah makan. sangat ironis jika kita sampai kelaparan.
anak anak di sekitar lingkungan saya udah pada jarang di TK in, rata2 di BIMBA AIUEO, AHHE pokoknya yg belajarnya langsung baca tulis, bnyk yg beranggapan di TK cmn main main aja.
Tk itu lebih ke life skill seperti memakai pakaian sendiri, menggunting, belajar menali sepatu sendiri bahkan mencuci piringnya dan sepatunya sendiri. Menurut saya itu penting ya mengajarkan kemandirian anak sejak dini
Saya dulu masukin anak2 ke TK cuma setahun karena tujuannya untuk belajar sosialisasi dan interaksi dengan anak-anak lain di sekolah. Mengenai calistung, saya ga terlalu maksa harus sudah bisa lancar. Sekarang mereka sudah masuk SD dan bisa mengikuti pelajaran dengan baik-baik saja.
Yg ada skrg guru2 hanya sekedar melaksanakan kewajibannya mengajar tanpa perlu tau murid nya bisa atau nga karna itu tadi guru takut di polisikan atau viral kan..padahal peran guru sangat penting selain peran orang tua untuk membuat mental anak kuat..dulu murid2 ketakutan klau guru kita suruh naik kepapan tulis untuk mengerjakan tugas di papan tulis mau nga mau kita sebagai murid harus belajar biar tau dan tdk malu sama teman kelas begitu pun menghafal dll..akhir nya sy menemukan jawabannya di podcast ini ternyata orang tua skrg mengikuti anak kemauan anaknya
Orang Tua juga harus tetap belajar, jangan juga jadi ikut Fomo, contoh ajak keluarga camping ke alam tapi di sana malah bikin acara dengan musik keras sampai larut malam, seharusnya bisa menikmati suara alam yg tidak ada di rumah
Yang liat cuma 33 ribu, dari sekitar 280 juta, 0.00012% yang berpotensi mendapat pencerahan dari obrolan ini, yang padahal, saya pribadi merasa setidaknya ini jembatan yang saat ini kita butuhkan untuk memperbaiki sekaligus mempersiapkan generasi ke depan.
Generasi sebelumnya selalu membanggakan generasi mereka yang sangat simpatik, empatik, bermoral, tidak cengeng dan lain-lain. Tapi mereka LUPA SEKALI LAGI LUPA bahwa generasi yang saat ini LAHIR DARI RAHIM MEREKA. Segala tindak tanduknya merupakan hasil didikan generasi sebelumnya. Jadi jangan menyalahkan generasi sekarang atau generasi muda, sebaiknya mari introspeksi diri untuk menjadi lebih baik. INGAT BAYI DARI ZAMAN NABI ADAM ITU SAMA, YANG BERBEDA ADALAH ORANG TUANYA.
Namanya menjadi menteri yang dianggap mampu maka haruslah orang yang menguasai hal yang diberikan. Buat apa? Ketika menentukan keputusan dia sudah mempunyai banyak pertimbangan dari pengalaman saat bekerja. Sehingga ketika ada masalah akan lebih cepat mengatasi dan tepat menangani. Seperti dalam pendidikan maka harus orang yang lama mengenyam dalam bidang pengajar dalam pendidikan. Kenapa pasti tahu seluk beluk dan tingkat intelektual dari masyarakat negara ini. Maka tidak bisa serta merta meniru luar negeri / negara maju lalu diterapkan di negara ini. Memang bagus sistem pendidikan yang diterapkan, tetapi apakah bisa di terapkan di negara ini? Maka orang yang punya pengalaman tadi paling tepat menjadi menteri karena akan tahu sistem itu kalau diterapkan di negara ini.
Ing ngarsa sung tuladha, ing madya ambangun/mangun karsa, tutwuri handayani. -- sudah tidak ada keteladanan lagi. Pemimpin tidak ada satunya kata dgn perbuatan.
Mungkin menteri pendidikan harus keras di satu sisi ya supaya roda perubahan bisa berjalan di segala lini. Contoh: 1. Menteri pendidikan bisa mewajibkan orangtua HARUS DATANG minimal 1x sebulan ke sekolah dari pagi sampai siang untuk kelas parenting plus mendapat laporan anak. Dan kewajiban ini secara mandatori harus dilakukan oleh seluruh orangtua tanpa terkecuali (bahkan sampai menteri sekalipun :) ). Seluruh perusahaan/lembaga/instansi wajib memberi ijin pegawai mereka yg punya anak untuk ikut kelas parenting di sekolah anak2 mereka dan akan ada hukuman buat perusahaan/lembaga/instansi yang lalai memberi kesempatan pegawainya ikut kelas parenting. 2. Menteri pendidikan wajib menerima GURU hanya yang BERPRESTASI dan memberi guru GAJI TINGGI, tidak kurang dari itu. Jadi karir sebagai seorang guru benar-benar pilihan pertama, bukan sampingan dan persaingannya harus seketat mungkin. Kalau bisa, ada beasiswa kuliah bagi anak guru. Supaya guru itu jadi pekerjaan bergengsi dan dihargai sehingga orangtua murid gak semena-mena sama guru. Kalau hanya mengharapkan kerjasama dari seluruh masyarakat bakal susah karena sepertinya tingkah ngawur bangsa Indonesia udah mulai mengakar. Harapannya kabinet yang baru bisa keras di beberapa hal yang harus dikerasin seperti kemajuan pendidikan, membuang fanatisme agama, dan menekan rasisme kesukuan.
Banyak memori memori masa lalu yang mengingatkan bahwa hidup itu sebenarnya normalnya saat itu namun sekarang dengan kapitalisme melalui media sosial sehingga membuat keluarga-keluarga memang pecah singa masing-masing punya ekspektasi yang berbeda-beda ekspektasi yang berbeda-beda.
Betul anak jaman sekarang, ada masalah dikit ortunya yg disuruh maju........lha kalau kayak gini gimana anak bisa membedakan mana yg benar dan mana yg salah
Cum laude menjadi dilema karena teman2 berlomba2 mendapat nilai dgn segala cara, sementara yg diharapkan generasi muda dapat menjadi new agent, inovasi dan temuan2 lain disamping budi pekerti juga harus tetap dijaga budayanya secara fundamental.
Betul sekali, terjadi pada keluarga saya. Terkadang anak mendominasi dan sulit untuk diajak bicara apabila menyangkut "keinginan orang tua". Kami dituntut untuk memahami dia sebagai anak. NGobrol bersama para orangtua ternyata hampir sama kasusnya dengan karakter anak saya ( remaja kls 12}, anak-anak lebih egois.
Kita melihat masalah hanya dr kaca mata kita sbg org tua dan menganggap anak2 kita sbg karakter yg sulit. Saya yakin, pas jaman saya seumuran akil balik dan remaja, org tua saya jg menganggap saya sbg karakter yg sulit. Dan saya akui, saya adl seorg individu yg tdk takut berargumentasi dgn siapa pun, termasuk dgn org2 yg lbh tua, yg di Indonesia dianggap tdk sopan. Krn karakter inilah, saya memilih berkarir di LN krn kebiasaan saya utk tdk takut berpendapat dan berargumentasi dianggap sbg salah satu bentuk kemampuan utk berpikir kritis. Saya melihat inilah yg terjadi di gen Z di Indonesia. Era digital memudahkan akses informasi utk membentuk jati diri.
@@LingSby Sebetulnya saya sangat senang dan terbuka berdiskusi dengan anak, mencoba memahami pola pikir dan membebaskan dia utk berargurmentasi tanpa menggurui. Saya br memberi ijin anak memiliki gadget usia 13 ketika masuk SMP, itupun krn sekolah mengharuskan anak2 untuk memiliki gadget dg alasan kepentingan pembelajaran. Tp semenjak itu dunia saya dan anak spt berbatas, makin kesini smakin sulit utk komunikasi dg anak krn mrk terlalu asik dg dunia digitalnya n cenderung menjadi egois. Ini bentuk keprustasian saya aza ya krn rindu ngobrol panjang lebar dg anak. Terima kasih utk sharringnya.
@@ngegamesantai_ Balik lagi, knp org tua berpendapat kalo anak sulit diajak berdiskusi. Pernahkah org tua berintrospeksi knp anak ogah berdiskusi dgn ortunya? Saya ada kenal mixed couple, bapak org Eropa, ibu org Indo. Anak2 mereka susah berdiskusi dgn ibu, lbh enak ngomong dgn bapaknya. Kalo saya melihat masalah ini lbh kearah kultural. Dimana dlm kehidupan bermasyarakat, di kultur Asia, kita diharapkan utk menghormati dan mendengarkan nasihat org yg lbh tua. Pdhal org yg lbh tua jg bisa, dan sering, berbuat kesalahan. Jarang sekali saya melihat org tua berani mengakui kesalahan dan minta maaf pd anak. Yg ada malah double down. Just my two cents
orang tua harus lebih pintar dan lebih berwawasan luas daripada anak, terutama anak yang masih sedang bertumbuh dan mencari jati diri, masalah indonesia kebanyakan orangtunya tidak mau mempelajari hal baru bahkan tidak peduli tentang apa yang anak pelajari hanya sekedar titip anak kepada guru, makannya kurikulum merdeka gak cocok krnan mayoritas orang tua di indonesia tidak seperti di finlandia 😅
Prof , adakan podcast bersama tokoh milenial atau gen Z u/ dikorek kiat suksesnya dari nol tanpa privilege ortu & saat ini bagaimana mereka mengelola keuangan mereka biar langgeng & tambah kaya , dan dikorek juga apa pendapat nasihat dia buat menteri pendidikan & pemerintah supaya gen z & gen alpha tidak terjebak gaya hidup tidak mau belajar , lebih suka hura hura & pecandu medsos .Please undang TIMOTHY RONALD FELICIA PUTRI TJIASAKA CINTA LAURA Ditunggu ya prof 🙏
Kalau kita pahami video ini. Sebenarnya gen Z dan seluruh generasi yg hidup saat ini adlh korban dr kesalahan sistem di Indonesia. Apa yg dialami generasi muda Indonesia saat ini mirip spt Generasi muda jaman kolonial dulu. Sudah sejak era orba Generasi muda didegradasi. Saatnya kita mulai memperbaiki sistem di Indonesia. Yg diundang jgn cuma mereka btw
cinta laura "tanpa privilege ortu"? 😂😂 pleeease, she's a mixed child yg emaknya terobsesi biar anaknya jadi seleb, tau sendiri lah perlakuan anak mix sama yg lokalan bedanya kaya apa.. tau sendiri WNI2 kebanyakan masih mental mister mister foto mister, bule hunter di mana mana biar "memperbaiki keturunan"
cinta laura "tanpa privilege ortu"? 😂😂 pleeease, she's a mixed child yg emaknya terobsesi biar anaknya jadi seleb, tau sendiri lah perlakuan anak mix sama yg lokalan bedanya kaya apa.. tau sendiri WNI2 kebanyakan masih mental mister mister foto mister, bule hunter di mana mana biar "memperbaiki keturunan"
Biasanya anak2 yg suka sepak bola akan suka sekali mencari info/pengetahuan tentang sepak bola. Demikian pula yg suka memasak, dll Itulah sebabnya, cara yg baik n benar dlm mencerdaskan bangsa adlh dg MENCETAK setiap pelajar itu menjd seorang AHLI di SATU BIDANG KEAHLIAN, mis: bidang olah raga tertentu, seni tertentu, pertanian, peternakan, kesehatan, tehnik, sejarah atau bidang bahasa asing, dll Dan krn tuk jd benar2 AHLI di SATU BIDANG KEAHLIAN itu butuh waktu yg lama, maka penjurusan pd satu keahlian itu yg baik n benar itu sdh dimulai sejak SD, kemudian dilanjut ke tingkat SLTP, SLTA, hingga ke Perguruan Tinggi Ingat, tempat kerja itu bukan tempat untuk belajar, tp tempat seorang pekerja itu menunjukan tingginya tingkat keahliannya. Dan untuk itulah dirinya berhak tuk diupah Ma'af jika saya salah
Ini bener ya..org tua skg kebanyakan manut aj anknya gak belajar..dg dalih nanti menemukan niatnya dan kesengguhan..ini gk bener ya..brlajar dipupuk sejak dini..teratur hinghmga menjadi biasa..byknya sekolah bersikap santai karna tdk ad standar kelulusan..jarang pr..hapalan yg semakin terkikis
Guru bisa dan boleh tidak menaikkan kelas anak yang tidak mencapai standar kompetensi. Dinas pendidikan mengevaluasi hasil sekolah terhadap kualitas anak didik, jika anak didik tidak mencapai kompetensinya jangan diluluskan dan boleh mengulang sekolah sampai lulus, atau tamat saja
Kabinet skrg programnya Wajib belajar 13 tahun,.biasanya diartikan tidak ada tinggal kelas selama 13 tahun itu. Mudah2an saya salah, tetep boleh gak naik kelas kalo tdk mencapai standar
Game online,aplikasi2 yg sangat tdk beemanfaat hrs ditutup krn itu yg banyak meeubah dan merusak nilai2 anak2 sekarang..anak2 skrg lebih bnyk ikuti gerak2 tiktok yg uaneeh
Seribu orang yg kamu tahu, mungkin hanya 500 orang yg kamu kenal. Dari 500 orang itu, mungkin hanya 250 orang yg bisa jadi kawanmu. Dari 250 orang itu, mungkin hanya 100 orang yg mungkin jadi kawan dekat. Dari 100 orang itu, mungkin hanya 10 orang saja yg bisa jadi sahabat. Dari 10 orang itu, mungkin hanya 3 orang yg siap maju berkembang bersamamu. Tapi bahkan dari 3 orang itu, mungkin tidak satu pun rela berkorban untuk kesulitan kamu. Kesadaran terhadap realita semacam itu, janganlah memaksakan nilai-nilai empiris masa lalu kedalam nilai-nilai yg lebih nyata di masa depan generasi baru. Bahkan Ki Hadjar Dewantoro sendiri saya yakin juga tidak bermaksud menghendaki kemandegan. Kecuali keajegan budi pekerti luhur bangsa.
Saya ketika kuliah langganan Gramedia tahun 80 an , juga ketika kedua putri saya SMP, SMA dan kuliah . Majalah Intisari , Tempo , Bobo , Kartini , Gadis , Vista , Femina , koran Kompas , Republika dll , kebiasaan membaca ditularkan oleh kedua orang tua saya . Saya ingat keluarga saya ngumpul di ruang tamu ketika malam kami ngobrol sambil membaca . Karena saya dan kakak2 sambil ngumpulin kliping , mencatat semua nama Menteri , nama negara2 , ibukota dan benderanya , nama2 Raja , Presiden dan Perdana Menteri , sungai2, pulau2, gunung2, laut baik di Indonesia maupun luar negeri dll , saya dan teman2 kok yo senang aja , tertantang dan semangat ketika dapat tugas kliping , ditunjang era itu banyak sekali media cetak dan guru2 saya dulu benar2 mengajar , membimbing , mengasuh dan mendidik , jadi kami merasa seperti di rumah bersama orang tua , kami semua dirangkul dan diayomi . Sangsi jaman dulu ngeri lho , saya tidak bisa membaca kata bendera distrap depan kelas angkat kaki sebelah dan pegang telinga , ketika kuku belum dipotong langsung dipukul pakai penggaris kayu besar , dicubit dibawah ketiak gara2 saya jalan2 di kelas , ditarik rambut di pelipis , saya ingat guru2 saya benar2 super power dan saya tidak berani mengadu karena saya sadar saya salah dan lebih2 saya paling takut ibu saya bakalan mengulangi hukuman guru saya 😅😅😅
Ucapan selamat bertugas untuk Prof . Mufti Ali , waktu itu saya mahasiswa FKIP-MIPA dan beliau masih muda banget dan staf Rektorat UMM kampus 2 , Sumbersari Malang
Salam sehat dan cerdas untuk Prof. Rheinal
Iseng:
saya 19
dan 15
ketika 5
di 5
membaca 3
kami 3
kuliah 2
kedua 2
dll 2
orang 2
tua 2
ingat 2
sambil 2
karena 2
kliping 2
semua 2
nama 2
menteri 2
itu 2
guru2 2
dulu 2
benar2 2
tidak 2
kelas 2
untuk 2
prof 2
2 1
80 1
langganan 1
gramedia 1
tahun 1
an 1
juga 1
putri 1
smp 1
sma 1
majalah 1
intisari 1
tempo 1
bobo 1
kartini 1
gadis 1
vista 1
femina 1
koran 1
kompas 1
republika 1
kebiasaan 1
ditularkan 1
oleh 1
keluarga 1
ngumpul 1
ruang 1
tamu 1
malam 1
ngobrol 1
kakak2 1
ngumpulin 1
mencatat 1
negara2 1
ibukota 1
benderanya 1
nama2 1
raja 1
presiden 1
perdana 1
sungai2 1
pulau2 1
gunung2 1
laut 1
baik 1
indonesia 1
maupun 1
luar 1
negeri 1
teman2 1
kok 1
yo 1
senang 1
aja 1
tertantang 1
semangat 1
dapat 1
tugas 1
ditunjang 1
era 1
banyak 1
sekali 1
media 1
cetak 1
mengajar 1
membimbing 1
mengasuh 1
mendidik 1
jadi 1
merasa 1
seperti 1
rumah 1
bersama 1
dirangkul 1
diayomi 1
sangsi 1
jaman 1
ngeri 1
lho 1
bisa 1
kata 1
bendera 1
distrap 1
depan 1
angkat 1
kaki 1
sebelah 1
pegang 1
telinga 1
kuku 1
belum 1
dipotong 1
langsung 1
dipukul 1
pakai 1
penggaris 1
kayu 1
besar 1
dicubit 1
dibawah 1
ketiak 1
gara2 1
jalan2 1
ditarik 1
rambut 1
pelipis 1
super 1
power 1
berani 1
mengadu 1
sadar 1
salah 1
lebih2 1
paling 1
takut 1
ibu 1
bakalan 1
mengulangi 1
hukuman 1
guru 1
😅😅😅 1
ucapan 1
selamat 1
bertugas 1
mufti 1
ali 1
waktu 1
mahasiswa 1
fkip-mipa 1
beliau 1
masih 1
muda 1
banget 1
staf 1
rektorat 1
umm 1
kampus 1
sumbersari 1
malang 1
salam 1
sehat 1
cerdas 1
rheinal 1
Anak sekarang saat ini 2024 usia sekolah SMP & SMA...
Coba tanyain...
- sebutkan 7 nama lengkap nama & sbg menteri apa dibawah presiden Prabowo & Gibran.... !!???
- sebutkan 12 nama propinsi masing2 3 propinsi di wilayah Indonesia barat, tengah & timur.... !!???
- sebutkan 10 kode plat kendaraan dan dari daerah mana.... !!!????
- sebutkan 8 pahlawan kemerdekaan... !!???
- sebutkan 5 pahlawan revolusi... !!???
- sebutkan 15 nama negara dan nama ibukota negaranya.... !!???
- sebutkan 3 nama tanaman dikotil & 2 nama tanaman monokotil... !!???
- ketoprak... makanan khas mana.... ..!!??
- sebutkan nama2 tokoh ULTRAMEN.... 😊😊😊😊
Dll
😊😊😊😂😂
@@yohanespurnama547 mereka akan jawab: tinggal googling aja kok repot sih 😅
Toko buku sepi, ngenes liat toko buku sekarang, gunung agung aja tutup . zaman kecil aja dulu minimal bisa baca koran apalagi kalo sabtu minggu diposkota ada bonus komik gambar lucu. baca majalah bobo yg ada edukasinya. Sekarang anak anak main game, nonton youtube. Diajarin tiktokan sama orangtuanya. Ampun dah. Harga buku sekarang juga lumayan sih, dulu bisa beli pake uang jajan sendiri, sekarang kaya nya anak anak yg lumayan aja yg bisa beli buku. Paling inget liburan sekolah atau ngabuburit tuh jalan kaki ke gramedia matraman dekat rumah bareng tetangga rame rame, baca buku gratisan. Harusnya pemerintah bikin perpustakaan sama taman jadi satu tiap kelurahan. Tapi kayanya ga mungkin deh.
Bisa saja bikin taman plus buku2, tp kayaknya para pengunjungnya ttp milih hp ketumbang buku🤭
Anak sekarang gak suka baca..sukanya nonton..sampe cari arti bahasa inggris aja di hp..apa an tuhhh..parah bgt
Orang tuanya main hape. Jelas anak itu udh sistem secara salah. Cuma anw pak Faisal pernah blg penjualan buku skrg naik lagi di kalangan anak muda.
@@Mochamochi232 Apaan tuh apaan tuh.
Salah siapa? Salah anak muda sekarang? Nggak lah! Kita yang salah sebagai generasi pendahulu yang gagal ngasih contoh ke mereka. Kita mau mereka baca tapi sebagai orang dewasa kita main hape dan nonton terus di depan Mereka (bahkan pemimpin kita sendiri mengaku ga suka bac...)
Kita yang bikin mereka seperti itu! Negara dan semuanya! Bshkan kita sebagai org dewasa aja sudah mulai ya baca buku sekarang. Apa yang bisa dicontoh sama adek2/anak2 dari kita??? Tapi giliran kenapa2 kita cuma bisa maki mereka. Sadar !!! Kita yg sudah memperkosa kehidupan mereka dari kecil! Dgn dalih "papa mama sibuk"!
Negara ini harusnya sadar sudah membalikan jaman penjajahan di era ini!
@@Mochamochi232mulut kamu (dan mulut kita) julidin anak muda kalau mereka hancur tanpa sadar KITALAH YANG BIKIN MEREKA HANCUR.
Ibarat loe merkosa orang terus pas hidup dia hancur loe yg ngatain dia pula tanpa sadar kalau loe yg bikin hidup org hancur.
Apa ga dosa besar itu??
Tamunya bagus banget. Pengen dengar beliau menjelaskan komplit tanpa diinterupsi.
Terima kasih, semoga bermanfaat
Prof, izin saran bıarkan narsum yang mengalirkan ide serta pandangannya agar lebih sistematis, tergali dan utuh. sy mendengarkan obrolan daging semua, tp terinterupsi ketika narsum lbh byk mengIYA kan yg prof sampaikan. punten prof, sekedar saran aja. sy menyimak selalu RUclips prof Rhenald. keren. 👍
Benar
Huhu setuju.
Betul banget .. narsum jd pendengar jdnya
Kalau menurut saya POV Prof RK menceritakan komparasi versi jaman dulu dan sekarang, kemudian didiskusikan dengan narsum.
Setujuuu bangetttt
Family Values kunci dr pembentukan karakter anak. Insyaa Allah nantinya anak-anak akan siap menghadapi tantangan yg ada
Ini sih akar masalah kita hari ini
Bersyukur jadi orang Bali krn kami berusaha anak min bisa nari. Shg saat ada upacara agama, mereka bisa nari ikuti lingkungan sodara di kampung. Walau sehari2 kami tinggal di kota. Setidaknya mreka melestarikan Budaya Bali
Budaya bali selain nari apa masih pak?
Masih, di sekolah anak-anak diajarkan memainkan gambelan, mekidung, menukis aksara bali dan membuat sarana prasarana upacara adat. @@cap9719
Bali menjujung tinggi keseimbangan alam, yg pasti dsana tdk brisik,org Bali asli umumnya ramah dan welcome.. 😅 sy kangen ke
Bali lagi. Pulau representasi nusantara melestarikan adat budaya asli nusantara 👌
@@julia.candratapi Bali sekarang lagi pelan2 tergerus sama WNA.. banyak yg pada akhirnya ke Bali jadi investor dadakan.. ditambah kualitas turis2nya jg menurun drastis
@@beanbun2312 ya itu jd PR pihak yg terkait ya knp bisa spt itu, gmn solusinya 😄
Suka sekali podcastnya sangat mengalir dan penuh pencerahan. Di sisi lain sangat relate dengan kondisi saat ini di mana sedang tren, parodi guru tak berani tegur murid karena takut dipolisikan. Tren ini menjadi sindiran untuk keras untuk dunia pendidikan. Pembahasan dipodcast ini lebih membahas hal-hal fundamental untuk pendidikan, terutama dari gagasan Ki Hajar Dewantara. Bravoo, Prof. Rhenald dan Dr. Faisal!
Alhamdulillah wa Syukurillah sebagai Keluarga Muslim dan berbudaya adat Sumatra dan Jawa masih sering berkumpul sesama warga perumahan anak anak bersosialisasi di masjid belajar baca al qur'an (ngaji) dan orang tua dan anak sholat berjamaah di masjid .pada saat Ramadhan dan idul fitri masjid ramai . Pada saat idul fitri masih mudik bertemu Keluarga besar , memperkenalkan dengan saudara, dilanjutkan membuat grup Whatsapp. Mudah2an Hablumminallah tidak luntur dan Habluminannas tetap jalan , Aamiin.
terimakasih atas pencerahannya.. yakin Indonesia akan makin cerah dengan podcast yg positive vibes nya.. bravo Prof..
anak2 indonesia krisis empati dan simpati, tata krama ketimurannya terkikis...
Betul sekali terkait empati
Mereka meniru dari lingkungan terlebih orangtuanya yang juga berpendidikan rendah
Berarti salah orangtuanya yg gagal mendidik anak di rumah
Orang tua nya pun demikian, Krn memberi contoh ke anak2 nya.
Hal yang paling mudah di lakukan akan tetapi dampaknya luar biasa adalah MENGENALI DIRI SENDIRI. TANPA TAU DIRI SENDIRI maka tidak bisa mengerti tolak ukur akan sesuatu, TANPA TAU DIRI SENDIRI maka akan terombang ambing oleh banyaknya informasi, TANPA TAU DIRI SENDIRI maka baik dan salahpun masih terlihat abu2. BANYAK YANG HILANG apabila TIDAK MENGENALI DIRI SENDIRI. Jadi tolong KENALI DIRI SENDIRI.
One of the best and the most relevant discussion. Terima kasih untuk pencerahannya 🙏
Terima kasih kembali
Luarbiasa barakollahufikum.. tayangan ini menjadi pelajaran buat saya seorang ibu rumah tangga yg juga guru ngaji anak2 komplek... bahasannya sejalan dgn bunda elly risman
Profoundly grateful to have come across this discussion of yours, Prof! What an eye opener. Thank youuuu
Keresahanku sbgai orgtua, terjwb sdh. Tks bpk narasumber. 🙏🙏
Waktu sd sampai blm ads smartpone sku kutu buku,semua buku aku bc.tp kini jmn sdh berubah,aku ikutan terbawa arus jmn.malas membaca krena adanya kemudahan dgn mlihat youtube semua nya sdh tersedia.
Dan orang tua sekarang lebih bar bar ke gurunya .... Ngeriiiii
Suka bgt dgn episode ini trimakasih Prof Rhenald stay relevant 🎉
Informasi ilmu yg sgt bermanfaat, rilet bgt krn sy jg pnya anak beranjak remaja, terima kasih Prof 🙏
Saya pendengar setia, Prof.
Terimakasih sudah menyajikan "masakan" yang sangat layak dikonsumsi
Terimakasih prof, ini yang ditunggu2 orangtua
Terima kasih banyak prof sdh menghadirkan narasumber berkualitas. Memperkaya wawasan.
Sebuah ulasan yg ngajak nostalgia sekaligus dapat ilmu. Terima kasih om sdhbahas hal ini.
Ganti mentri tidak harus ganti kebijakan. Yang telah ada disempurnakan, diperbaiki, keberlanjutan dan berkesinambungan. Save pajak rakyat
Betul...jangan dilupakan juga anak² dgn keterbatasan, inklusinya tetap harus dipikirkan, jangan main disamaratakan. Justru harus dikembangkan lebih baik lagi untuk memadai anak² neuro divergent ini.
benar, ga harus juga dikembalikan kesistem dulu, dikaji dan disempurnaka aja...
kita harusnya semakin kesini semakin memanusiakan anak, bukan memkasakan kehendak kita orang tua, anak masih kecil tapi kita paksa ikut maunya kita. anak punya pikiran yang harus kita kembangkan dan dewasakan bukan memaksakan kemauan sistem tanpa pemahaman si anak.. karena tanpa pemahaman anak tetang sekolah, anak akan terus menderita belajar.. mari naikkan level pola berpikir kita, maka anakpun akan memiliki level berpikir yang akan berbeda...
tukang ojeg jd mentri yah gini lah😅
Yang mana nih yang dimaksud@@FerryIrawan-k8b
Menyempurkan, memperbaiki itu juga termasuk kebijakan bukan..
Generasi muda hrs bisa bersaing dg memanfaatkan gawai utk life skill nya belajar bahasa asing n skill² yg dpt menjdi bekal bersaing d era globalisasi digitalisasi, jk mindsetnya hnya suka main hp dg nonton video short tiktok tanpa menghasilkan skill utknya, kasihan sj, ortu hrs mengingatkan utk miliki skill pd anaknya mll gawai sbg bekal masa depannya,selain dr sekolah
Saat pak Rhenald menyinggung gap antar generasi sehingga lahir istilah2, ketahuilah itu merupakan bagian dari social engineering yg didanai konglo2 lewat NGO pada masanya. Misal kultur hippies & rock n roll di Amerika didanai oleh badan NGO dari Inggris. Berikut juga pergaulan bebas remaja disana. Perbedaannya jelas bandingkan kultur modern american family pasca perang dunia 2 tahun 50an tiba2 berubah drastis menjadi hippies dan free s3x di tahun 1960an. Perubahan kultur secara mendadak dalam waktu singkat, sangat sulit terjadi. Namun dimungkinkan karena ada bantuan propaganda dan pembiayaan iklan yg tidak sedikit. Makannya dulu yg mendanai social engineering masyarakat adalah konglo2 & oligarch tertentu (tidak semua).
Poinnya gap antar generasi merupakan hal yg normal. Namun mulai abad ke 20 gap antar generasi ini diakselerasi dan disrupsi lewat social engineering yg didanai oleh segelintir orang, sehingga siklus alami antar generasi (transfer pengetahuan, budaya, adat istiadat, dll) waktunya sangat sedikit. Alhasil wisdom dan tali silahturahmi antar generasi sangat berisiko terputus.
Sekrng pink economy yg medanai para kaum LGTV 4K HD
Diskusi yg sangat berguna Prof, saya share ke anak saya dan team kerja muda 😊🙏
Prof thanks.
Ini narasumbernya hebat - menurut saya. Undang juga Hilmar Farid utk bicara kebudayaan, khususnya pendidikan
Concern saya juga skrg anak2 SD dan SMP juga sangat kurang belajar seni dan menulis essay atau mengarang.
Saya juga sangat menaruh concern terhadap generasi Z ini .. mengenai perilaku dan karakter . . Dan Podcast ini mencerahkan .. terima kasih Prof Rhenald
"Kembali ke Akar" ini merupakan kontribusi positif, memberikan perspectif yang sangat bagus untuk mengurai problematika pendidikan di negara kita ... 😊😊🙂 38:51
Mari bersama perbaiki karakter bangsa kita dimulai pribadi dan keluarga kecil kita... kesadaran untuk berubah lebih baik menjadi modal besar kemajuan bangsa ini
Rahayu
Obrolan yg luar biasa prof.. Sehat2 kalian berdua..
Bapa cocok jadi menteri pendidikan.....❤❤❤
kalau tersedia 100 jempol, saya akan beri 101 jempol utk topik ini. Terima kasih pencerahannya
Ini bener banget sih, kurangnya komunikasi antar orang tua dan anak sangat² berdampak terhadap tumbuh kembang anak. Orang tua milenial yg anak² nya gen z atau gen alpha, lebih memilih mensusupi materi dari pada ilmu, sudut pandang, dan pemikiran. Ortu berpikir bahwa zaman dia susah buat dapetin ini itu, susah buat beli ini itu dan jangan sampe anak2 mereka ngerasain susah kyk mereka, jd mereka kasih apa aja yg anak²nya mau. Jd anak maunya serba instant dan harus dpt yg mereka mau, ga menghargai apa² yg mereka punya. Hilang nilai-nilai dan keria keras, ga bisa tanggung jawab sama apa yg mereka punya atau keputusan yg diambil. Karena ga ada kerja keras, ga ada empati, ga ada respect sama sekali.
Kok saya sangat setuju sekali dengan analisa anda
@your6450 karena ini nyata terjadi di sekitaran saya kak. Anak² ga pernah ngerasain merih, ga pernah ngerasain sabar ngumpulin duit buat bisa dpt seseuatu. Maunya langsung ada. Di sini tetep orng tua yang salah dalam pola asuh anak² mereka menurut saya. Anak² akan menganggap orang tua ga sayang mereka dan kurang peka kalo keinginannya ga buru² terpenuhi. Karna anak terlalu dimanja, terlalu banyak privilege dan ga ada pressure.
banyak yg terjadi sperti ini. ttapi banyak juga org tua yg ekstrim karena. ereka dulu susah maka anak juga harus susah, ga di toling meski mmbutuhkan, terlihat tega tapi menurutnya itu yg terbaik agar anajw mau berusaha, tapi ini efeknya juga anak2 mnjadi jauh
Pembahasannya sangat menarik .. terimakasih Prof
terima kasih Prof. untuk podcast nya..
Kurikulum Merdeka bagus, tapi belum cocok untuk diterapkan di Ina :
ortunya type loundry
anaknya tipe dituntun, tidak biasa critical thinking
sarpras ga mendukung
gurunya masih terjebak di antara kewajiban mengajar dan memenuhi kebutuhan
Kurikulum merdeka ortu harus terlibat, gaji guru harus besar jadi sempat berkreasi dan mengimprovisasi materi dan semangat terus belajar. Masih proses dan tidak semua bisa bersabar ... menitip salut buat Pak Bu Guru @icschool sby ... yang istiqomah
dan pejabat yang berwewenangnya hanya memikirkan anggaran yang bisa di kutit untuk pribadi masing masing dan kelompoknya...imo
Gaji guru dari jaman antam 600rb samapi sekarang 1500rb masih sekitar 2jutaan. Bukankah dengan adanya inflasi gaji guru kg mengalami kenaikan. Bahkan melihat teman teman guru senior anaknya membayar ukt kuliah tergolong tinggi. Padahal gaji guru pns gak seberapa. Blm beban beli kuota untuk tuntutan pekerjaan yg tidak disubsidi. Jadi nambah dafatar pengeluaran kan
@@asrinuraini8074
Rata2 guru-guru pada dagang kecil-kecilan, entah jualan baju, jualan makanan, dll... Agar ada pemasukan buat menyekolahkan anak2 mrk. Kalau hanya mengandalkan gaji guru, ya gak akan cukup... kecuali guru2 yg pangkatnya sudah tinggi.
betul banget, poinnya betul semua!!!
justru kurikulum merdeka itu murah dn tidk ribet, maslhnya mmg org tua dn guru yg masih terpaku pada sisitim lama yg seua serba dituntun tidk berani mengambik keputusan sndiri. semua serba di atur
Terima kasih atas podcast yang dapat membuat kami orang tua lebih belajar lagi menjadi orang tua..😅
Daging semua, Tks Prof and Doc
luar biasa Prof. Rhenald, setelah kemaren dengan seorang praktisi, Bapak Tito Sulistyo dan sekarang lagi disajikan perbincangan "berdaging" tebal dengan Dr. Ahmad Faisal, well done sir ... 😀👍
Terima kasih
Saya dari Jogja dan masih bisa menanamkan unggah ungguh, tepa slira pada anak2 saya umur 10 dan 17. Masih bisa menceritakan sejarah bangsa ini pd mrk dan mrk masih asik mendengarkan.
Terimakasih Prof Renald yg selalu mengundang tamu berbobot.. sehat dan sukses selalu pak
Campur tangan ortu di bidang pddkn di sekolah Berawal dari dibentuknya komite orangtua di sekolah2 yg dlm perkembangannya mjd sarana intervensi ortu di sekolah....
Betul
Inti dari semua ini "Adab sebelum Ilmu"
Satu keluarga kumpul diam, lihat hp masing2. Kurang guyup, tidak ada diskusi, tidak akrap...jaman now yg buat orang tua kaget. Harus buat strategi spy suasana kekeluargaan tetap hangat
jangan salah, jaman sekarang ortu kecanduan tiktok pun ada. kl anak2 dikasi tau masi bisa nurut, tp kalo orang tua tiap dikasi tau pasti merasa bener sendiri... tiktok bahaya banget si
Sebetulnya menjadi masyarakat individualisme itu sesuatu yang niscaya. Menurut saya, menjadi individualis bukan sesuatu yang diajarkan, tapi sesuatu yang timbul setelah ada pengalaman buruk. Contoh keluarga saya yang asli dari buyut & generasi tuanya lagi asli Jakarta. Jakarta jaman dulu ya masih santai keluar masuk rumah tetangga, keluarga juga langsung datang aja ke rumah setiap saat. Pengalaman mengajarkan bahwa terlalu dekat dengan tetangga ujung-ujungnya jadi rese. Terlalu dekat dengan saudara (setelah masing-masing berkeluarga), ujung-ujungnya jadi rese. Akhirnya dari pengalaman tsb, kita belajar bahwa lebih baik jaga jarak daripada ribut. Saya sebagai gen millenial, paling benci kalau tiba-tiba bel rumah berbunyi & ternyata ada saudara yang datang tiba-tiba, karena asosiasinya 'kerabat datang = bakal rese'. Jadi bukannya gak mau guyub, tapi karena ada pengalaman buruk yang sudah menahun.
Pendidikan agama di Indonesia konotasinya pasti (maaf) pesantren. Trus nanti kalau dapat pesantrennya yang salah, akhirnya jadi radikal. Saya setuju bahwa yang bertanggungjawab utama mendidik anak adalah orang tua.
@@griffinina
Cari pesantren yg merangkul seluruh kalangan, dan tidak ikut fitnah politik. Banyak koq.
Anak saya dipesantren kan di salah satu pesantren Habib, gak nyinggung2 politik. Krn yg mondok juga dari berbagai kalangan, yang tentu saja pilihan partai politiknya juga berbeda-beda.
Sekarang Habaib difitnah hanya krn banyak yg gak suka dg HRS dan HBS.... padahal di luaran sana banyak Habaib yg gak mau ngurus masalah politik, Krn itu termasuk ke dalam fitnah akhir zaman yg bikin umat Islam bercerai berai.
keluarga saya juga cnderung individualisme, sebab sejak org tus kami juga tidk menanamkan saling kerja sama, yg ada veodal, yg besar mnjajah yg kecil. maka kami 8 bersaudra saat ini kebih mnjaga jarak
@@jogjaberhatinyamnyam4257habaib itu seatnya bukan hanya karena poilitik taoi cara bragama mereka yg lebih banyak ke khurafat, dongeng dan kecintaan berlebihn pada habaibnya, pada tokohnya padhal. mereka bisa saja salah. dn landasan agama itu alqur'an dan sunnah. maaf harud berkata jujur
Keren pak Dr. Faisal. Sangat mencerahkan
Ini harusnya pelajaran utk pemerintah, orang tua dan generasi pendahulu. Kita delama ini cuma bisa hujat anak muda saja. Tanpa memahami permasalahan mereka dN sebenarnya masalah sistem negara ini selama ini!
Masalah semua bukan pemerintah aja
Aplikasi game online sangat mempengaruhi pola pikir dan perilaku
Mohon pemerintah bisa bekerja sama menanggulangi game online ini
Aq dulu 5 thn mengajar di Taman Madya, Taman Karya. Sekarang Aq sdh tua bentar lg lansia, suami banyak sekali meninggalkan buku, Aq lg usaha utk buku ini karena buku menurut teman Suami Aq punya takdirnya🙏🤲
Salamnya khusus, salam dan bahagia, Bu Sulfiafrita
Saya juga dengan suami lg menyiapkan rumah untuk dijadikan taman bacaan gratis untuk warga. Saya suka baca buku, semoga anak2 dilingkungan saya tertarik untuk baca buku juga
cukup dengan mengamati penonton shopee live. Pedagang daster, penontonnya bisa tembus 9 ribu dalam menit yang sama, sedangkan pedagang buku dan mainan edukasi hanya sekitar 60an penonton. Pedagang peralatan rumah tangga hanya sekitar 300an, sedangkan penonton pedagang smart watch yang nonton bisa 2ribuan. Jelas ya? sebagian besar orang Indonesia tidak perduli isi otak dan isi rumah, yang penting penampilan dan isi lemari pakaian.
A really great discussion! Belajar hal2 baru terkait Chilean parandox, anxiety->frustation-> make ppl aggresive. epistemological loniless krn berbeda cara fikir amonst others, generational gap -> transgenerational empathy. Pak mau dong more topics regarding parenting for future millenial parent to cope this generational gap
Bagi kami, orang tua milenial yg ingin menerapkan nilai positif jaman kecil dulu, sangat menantang ,seperti melawan arus lautan, yg apa apa urus anak pake gadget. Gadget perlu, tpi perlu disortir bukan dibebaskan. Mau cri org tua yg g kasih gadget anaknya, biar anak2 pas main jdi nyambung obrolannya bukan didiemin krn anak saya g main hape (umur balita), sungguh memang ekstra usaha didik anak tanpa gadget, tpi anak saya bisa berkreativas dgn mainannya, bukunya dan adiknya. Yukbisayuukkk melawan arus dan terus belajar..krn jdi orang tua adalah pembelajar 🫶🫶❤
Susah Bu...
Anak saya gak dikasih gadget, malah sering membanding-bandingkan hidupnya dgn sepupu2nya yg pada pegang hp... seolah2 sepupu nya lebih bahagia, dan orangtuanya lebih asik...
Ditambah banyak guru2 yg mewajibkan anak membawa hp, krn semua tugas dibagikan di hp, termasuk catatan, dll.... akhirnya saat pulang sekolah anak tantrum kalau hp nya disimpan orangtua.
Jadinya di rumah ribut melulu gara2 masalah hp.
Kadang greget dgn kondisi di jaman ini, termasuk sistem pendidikan yg mewajibkan siswa membawa hp.... Pengen protes tapi nanti dibilang orangtua toxic.
Pernah hp saya sembunyikan, dan anak ke sekolah gak bawa hp.... guru malah merasa aneh dan seolah menyalahkan saya sbg orangtua.
Guru gak faham drama setelahnya itu, yg bikin anak ribut kalau hpnya diambil, yg bikin orangtua pusing.
Ya setiap anak ada karakter sendiri... anak saya yg pertama kalau diberi tau dan diberi aturan, bisa taat. Tapi anak kedua lebih banyak berontak dan tantrum kalau di disiplinkan...*
Kengerian obrolan ini tergambar jelas oleh Nicholas Carr lewat karyanya "The Shallows" hingga mendapatkan anugerah Pulitzer award 1 dekade silam, tentang dampak internet terhadap kehidupan. Karya lama dan sekarang terbukti.
Seharusnya di sekolah wajib pelajaran hukum, kewirausahaan, dan parenting. Kimia dan kalkulus bisa nanti2.
Udah pinter,, cerdas.. Mirip reza rahardian lg
Terima kasih
Yoi...👍💪😁
Selama game online, tiktok, aplikasi2 yang tidak mendidik belum ditutup aksesnya, waktu anak2 muda masih tersita disitu, lalu bagaimana cara membangun karakter yg baik, bgmn generasj muda dapat lebih menggunakan waktunya utk hal2 produktif?
mulai melatih kembali slow culture hingga menjadi kebiasaan... dilakukan di keluarga inti masing2... yah kecil2an saja... yg penting mulai dan ajeg tiap hari😊... membaca buku cerita, memelihara 1 pot tanaman atau 1-2 ekor ikan 🐠🐋🐟... di akuarium/toples...😊
@@deandraalennugraha2898 parenting itu menjadi kuncinya, saya setuju sih kalau aplikasi² seperti itu lebih banyak memberikan dampak negatif ke anak². Karena ya mereka masih anak², jdi gampang terpengaruh. Bahkan orang dewasa pun banyak yg terpengaruh oleh aplikasi yg kebanyakan cenderung didesain sebagai source of instant dopamine sehingga gampang bikin kecanduan.
Social media is the modern opium
Jadi ya saya sarankan untuk orang tua di Indonesia agar lebih bijak dalam mengawasi dan menentukan penggunaan gadget pada anaknya. Klo menurut saya sih, gadget itu baru bisa diberikan ke anak kalau mereka dah cukup dewasa biar mereka bisa kontrol diri dan nggk kecanduan gadgetm
Karena pada akhirnya di era teknologi ini, anak anak perlu untuk menguasai gadget sebagai bagian dari teknologi. Karena kalau tidak mereka akan ketinggalan jauh, jadinya agak serba salah klo tidak ditindaklanjuti dengan bijak
Sebenarnya yg perlu ditambah adalah jam olahraga...selama ini di sekolah hanya 1x seminggu...jika perlu jam olahraga bisa ditambah jadi 3x seminggu.. disinilah bisa dikenalkan permainan2 tradisional dan olahraga beregu..karena pelajaran IPS/IPA/dll bisa dibaca dirumah..di sekolah tinggal membahas...tetapi gobak sodor/ benteng/engklek. tidak bisa dilakukan sendiri di rumah...inilah peran sekolah untuk lebih mengenalkan anak pada alam dan lingkungan...bukannya terus menerus menambah jampel Mate/IPA/IPS
Jam istirahat itu anak zaman now ngapain saja? Sibuk dengan hp masing-masing? Kalo zaman tahun 90an, jam istirahat itu pas SD semua anak lari kejar-kejaran dan pagi juga ada senam SKJ, jadi gak perlu olahraga lagi
Yang perlu dididik itu orang tuanya!!!! Jangan asal bikin anak tapi ga mau diajar!!!
@@bekicot88setuju banget sih dengan pendapat anda
@@bekicot88pengalaman pribadi saya didunia paud, setiap hari kamis kami khususkan untuk menstimulasi motorik kasarnya ( olah raga) dan esoknya ( hari Jumat) banyak yg minta ijin untuk tidak masuk, dengan alasan badanya pada sakit, sediiíh rasanya, anak anak sangat kurang gerak, begitu gerak sedikit badanya pada sakit sakit
Sekolah bukan hanya untuk mendapatkan uang, melainkan sekolah untuk jatuh cinta dengan ilmu. - Dr. Muhammad Faisal
👍👍👍👍👍
👍😁
Terima kasih ya Prof..
UN nggak ada nggak apa apa, asal nilai KKM dihapus itu yg menyebabkan siswa malas belajar, karena kebanyakan nilai akan dikatrol oleh guru. Guru harus diuji ulang kompetensinya kalau nggak lulus silahkan out ganti yg baru. Ortu harus sering didik dan pantau anaknya jangan asal serahkan semua ke pihak sekolah.
Betul. Karena katrolan nilai itu yg merusak. Bukan masalah UN. Justru bagus UN dihapus krn ini tdk standart. Tdk adil. Ktn sekolah di indonesia juga mutu gak merata
Di kurikulum merdeka setau saya memang tidak ada KKM. KKM ada di K13
KKM itu tidak ada lagi yang ada KKTP dan dampak hilang UN atau penilaian berstandar menyebabkan motivasi anak berkurang mereka merasa tidak belajar tidak apa -apa sebab ada aturan yang guru dipaksa atau mewajibkan untuk anak itu naik kelas atau diluluskan jika tidak ya siap-siap kena marah berbeda sama saat dulu jika tidak bisa perkalian atau nilai dibawah Auto tidak naik dan kenyataan saja banyak anak SMP atau SMA pada masa sekarang yang tidak bisa membaca tapi main game online lebih jago itu yang terjadi di dunia pendidikan dan ketika guru mau tegas langsung dibilang penganiayaan siswa dilaporkan ke polisi dan jadi guru di Indonesia itu serba salah disatu sisi penghasilan guru (Swasta kecil) tidak sesuai UMR sehingga harus mencari pekerjaan tambahan dan satu sisi lagi guru Indonesia itu di sibuk administrasi sekolah sehingga tidak sempat untuk belajar atau memahami materi dan jika siswa bandel guru tidak boleh ini atau tidak boleh begitu dan satu lagi UN dicabut pihak luar tidak mempercayai lulusan kita ambil contoh Jerman yang mana harus dites ulang
Emg gampang cari guru yg bagus 😂😂😂
@@keluargathea ya maaf, tapi kan praktek katrol nilai masih terjadi kan?
Hukum kausalitas akan tetap berjalan seiring dengan perilaku dan perjalanan hidup manusia. Kita lupa punya alam yang luas dan subur, laut penuh sumber daya. sumber daya air yang melimpah. Mengapa kita tidak belajar mengelolanya. Bukankah kebutuhuhan dasar manusia adalah makan. sangat ironis jika kita sampai kelaparan.
Episode terbaik
Betul yang saya rasakan saat ini adalah bingung dengan sudut pandang anak.
Bahas dong ttg menteri kesehatan dan departemen kesehatan sekarang, pak rhenald
Thanks Prof
anak anak di sekitar lingkungan saya udah pada jarang di TK in, rata2 di BIMBA AIUEO, AHHE pokoknya yg belajarnya langsung baca tulis, bnyk yg beranggapan di TK cmn main main aja.
betul,anak pertama saya masuk paud 2 tahun,lambat baca,sedangkan ade2nya masuk bimba,slama 6 bln udah lancar baca
Tk itu lebih ke life skill seperti memakai pakaian sendiri, menggunting, belajar menali sepatu sendiri bahkan mencuci piringnya dan sepatunya sendiri. Menurut saya itu penting ya mengajarkan kemandirian anak sejak dini
Saya dulu masukin anak2 ke TK cuma setahun karena tujuannya untuk belajar sosialisasi dan interaksi dengan anak-anak lain di sekolah. Mengenai calistung, saya ga terlalu maksa harus sudah bisa lancar. Sekarang mereka sudah masuk SD dan bisa mengikuti pelajaran dengan baik-baik saja.
saya tim anak di TK in dl anak saya 2 tahun TK nya TK A dan TK B
Meski gak belajar tetap merdeka bisa naik kelas dan lulus
Baru nonton bagian depan. Tapi sepakaaaaaat dg kata2 : menteri pendidikan harus berasal dari dunia science..
Yg ada skrg guru2 hanya sekedar melaksanakan kewajibannya mengajar tanpa perlu tau murid nya bisa atau nga karna itu tadi guru takut di polisikan atau viral kan..padahal peran guru sangat penting selain peran orang tua untuk membuat mental anak kuat..dulu murid2 ketakutan klau guru kita suruh naik kepapan tulis untuk mengerjakan tugas di papan tulis mau nga mau kita sebagai murid harus belajar biar tau dan tdk malu sama teman kelas begitu pun menghafal dll..akhir nya sy menemukan jawabannya di podcast ini ternyata orang tua skrg mengikuti anak kemauan anaknya
Orang Tua juga harus tetap belajar, jangan juga jadi ikut Fomo, contoh ajak keluarga camping ke alam tapi di sana malah bikin acara dengan musik keras sampai larut malam, seharusnya bisa menikmati suara alam yg tidak ada di rumah
ini content terbaik Prof Renald Kasali,trimakasih sekali...sangat bermanfaat
Kereen sekali
Yang liat cuma 33 ribu, dari sekitar 280 juta, 0.00012% yang berpotensi mendapat pencerahan dari obrolan ini, yang padahal, saya pribadi merasa setidaknya ini jembatan yang saat ini kita butuhkan untuk memperbaiki sekaligus mempersiapkan generasi ke depan.
Saya setuju zaman sekarang nilai nilai di dalam keluarga ng ada... Padahal ortu kelahiran 70.80. Pada zaman banyak hal yg baik dididik pada zamannya
Generasi sebelumnya selalu membanggakan generasi mereka yang sangat simpatik, empatik, bermoral, tidak cengeng dan lain-lain. Tapi mereka LUPA SEKALI LAGI LUPA bahwa generasi yang saat ini LAHIR DARI RAHIM MEREKA. Segala tindak tanduknya merupakan hasil didikan generasi sebelumnya. Jadi jangan menyalahkan generasi sekarang atau generasi muda, sebaiknya mari introspeksi diri untuk menjadi lebih baik. INGAT BAYI DARI ZAMAN NABI ADAM ITU SAMA, YANG BERBEDA ADALAH ORANG TUANYA.
Namanya menjadi menteri yang dianggap mampu maka haruslah orang yang menguasai hal yang diberikan. Buat apa? Ketika menentukan keputusan dia sudah mempunyai banyak pertimbangan dari pengalaman saat bekerja. Sehingga ketika ada masalah akan lebih cepat mengatasi dan tepat menangani. Seperti dalam pendidikan maka harus orang yang lama mengenyam dalam bidang pengajar dalam pendidikan. Kenapa pasti tahu seluk beluk dan tingkat intelektual dari masyarakat negara ini. Maka tidak bisa serta merta meniru luar negeri / negara maju lalu diterapkan di negara ini. Memang bagus sistem pendidikan yang diterapkan, tetapi apakah bisa di terapkan di negara ini? Maka orang yang punya pengalaman tadi paling tepat menjadi menteri karena akan tahu sistem itu kalau diterapkan di negara ini.
Bgs dan penting bgt
Pak Renald... let him talk more dong Pak, analisa dr bapak nanti ajaaaaa... hehehee punteeenn Pak ...😊
Wow eps ini bagus banget!
Ing ngardo sung tulado , ing madya bangun karso , tut wuri handayani
Sudah tdk efektif, buktinya pendidikan kita tertinggal
Ing ngarsa sung tuladha, ing madya ambangun/mangun karsa, tutwuri handayani. -- sudah tidak ada keteladanan lagi. Pemimpin tidak ada satunya kata dgn perbuatan.
Setuju bpk dokter
Bukan dokter utk org sakit tapi Doktor dlm pendidikan
@ptunispec3359 ok ,trmksh lagi bodohku.keluar gara2 lihat indonesia hancur bisnis trkena imbas😃😄
Mungkin menteri pendidikan harus keras di satu sisi ya supaya roda perubahan bisa berjalan di segala lini. Contoh:
1. Menteri pendidikan bisa mewajibkan orangtua HARUS DATANG minimal 1x sebulan ke sekolah dari pagi sampai siang untuk kelas parenting plus mendapat laporan anak. Dan kewajiban ini secara mandatori harus dilakukan oleh seluruh orangtua tanpa terkecuali (bahkan sampai menteri sekalipun :) ). Seluruh perusahaan/lembaga/instansi wajib memberi ijin pegawai mereka yg punya anak untuk ikut kelas parenting di sekolah anak2 mereka dan akan ada hukuman buat perusahaan/lembaga/instansi yang lalai memberi kesempatan pegawainya ikut kelas parenting.
2. Menteri pendidikan wajib menerima GURU hanya yang BERPRESTASI dan memberi guru GAJI TINGGI, tidak kurang dari itu. Jadi karir sebagai seorang guru benar-benar pilihan pertama, bukan sampingan dan persaingannya harus seketat mungkin. Kalau bisa, ada beasiswa kuliah bagi anak guru. Supaya guru itu jadi pekerjaan bergengsi dan dihargai sehingga orangtua murid gak semena-mena sama guru.
Kalau hanya mengharapkan kerjasama dari seluruh masyarakat bakal susah karena sepertinya tingkah ngawur bangsa Indonesia udah mulai mengakar. Harapannya kabinet yang baru bisa keras di beberapa hal yang harus dikerasin seperti kemajuan pendidikan, membuang fanatisme agama, dan menekan rasisme kesukuan.
Keren mas Faisal ❤🎉
Banyak memori memori masa lalu yang mengingatkan bahwa hidup itu sebenarnya normalnya saat itu namun sekarang dengan kapitalisme melalui media sosial sehingga membuat keluarga-keluarga memang pecah singa masing-masing punya ekspektasi yang berbeda-beda ekspektasi yang berbeda-beda.
Kadang saya berpikir bahwa kelas parenting wajib.
Kayaknya harus di bentuk klas parenting di setiap kelompok seperti dulu ada pkk. Itu kayaknya akan efektif
Sebaiknya di kenalkan di slta & Perguruan tinggi
Betul anak jaman sekarang, ada masalah dikit ortunya yg disuruh maju........lha kalau kayak gini gimana anak bisa membedakan mana yg benar dan mana yg salah
Cum laude menjadi dilema karena teman2 berlomba2 mendapat nilai dgn segala cara, sementara yg diharapkan generasi muda dapat menjadi new agent, inovasi dan temuan2 lain disamping budi pekerti juga harus tetap dijaga budayanya secara fundamental.
ahhh Dosen akuh ni... 🙏🏽😇 salam hormat dan sukses selalu Mas Faizal 🙏🏽😇
Betul sekali, terjadi pada keluarga saya. Terkadang anak mendominasi dan sulit untuk diajak bicara apabila menyangkut "keinginan orang tua". Kami dituntut untuk memahami dia sebagai anak. NGobrol bersama para orangtua ternyata hampir sama kasusnya dengan karakter anak saya ( remaja kls 12}, anak-anak lebih egois.
Kita melihat masalah hanya dr kaca mata kita sbg org tua dan menganggap anak2 kita sbg karakter yg sulit. Saya yakin, pas jaman saya seumuran akil balik dan remaja, org tua saya jg menganggap saya sbg karakter yg sulit. Dan saya akui, saya adl seorg individu yg tdk takut berargumentasi dgn siapa pun, termasuk dgn org2 yg lbh tua, yg di Indonesia dianggap tdk sopan. Krn karakter inilah, saya memilih berkarir di LN krn kebiasaan saya utk tdk takut berpendapat dan berargumentasi dianggap sbg salah satu bentuk kemampuan utk berpikir kritis. Saya melihat inilah yg terjadi di gen Z di Indonesia. Era digital memudahkan akses informasi utk membentuk jati diri.
@@LingSby Sebetulnya saya sangat senang dan terbuka berdiskusi dengan anak, mencoba memahami pola pikir dan membebaskan dia utk berargurmentasi tanpa menggurui. Saya br memberi ijin anak memiliki gadget usia 13 ketika masuk SMP, itupun krn sekolah mengharuskan anak2 untuk memiliki gadget dg alasan kepentingan pembelajaran. Tp semenjak itu dunia saya dan anak spt berbatas, makin kesini smakin sulit utk komunikasi dg anak krn mrk terlalu asik dg dunia digitalnya n cenderung menjadi egois. Ini bentuk keprustasian saya aza ya krn rindu ngobrol panjang lebar dg anak. Terima kasih utk sharringnya.
@@LingSbypoinnya bukan menekan anak agar tidak bisa berpendapat kak, tapi lebih ke anak yg sulit diajak diskusi
@@ngegamesantai_ Balik lagi, knp org tua berpendapat kalo anak sulit diajak berdiskusi. Pernahkah org tua berintrospeksi knp anak ogah berdiskusi dgn ortunya? Saya ada kenal mixed couple, bapak org Eropa, ibu org Indo. Anak2 mereka susah berdiskusi dgn ibu, lbh enak ngomong dgn bapaknya. Kalo saya melihat masalah ini lbh kearah kultural. Dimana dlm kehidupan bermasyarakat, di kultur Asia, kita diharapkan utk menghormati dan mendengarkan nasihat org yg lbh tua. Pdhal org yg lbh tua jg bisa, dan sering, berbuat kesalahan. Jarang sekali saya melihat org tua berani mengakui kesalahan dan minta maaf pd anak. Yg ada malah double down. Just my two cents
orang tua harus lebih pintar dan lebih berwawasan luas daripada anak, terutama anak yang masih sedang bertumbuh dan mencari jati diri, masalah indonesia kebanyakan orangtunya tidak mau mempelajari hal baru bahkan tidak peduli tentang apa yang anak pelajari hanya sekedar titip anak kepada guru, makannya kurikulum merdeka gak cocok krnan mayoritas orang tua di indonesia tidak seperti di finlandia 😅
Prof , adakan podcast bersama tokoh milenial atau gen Z u/ dikorek kiat suksesnya dari nol tanpa privilege ortu & saat ini bagaimana mereka mengelola keuangan mereka biar langgeng & tambah kaya , dan dikorek juga apa pendapat nasihat dia buat menteri pendidikan & pemerintah supaya gen z & gen alpha tidak terjebak gaya hidup tidak mau belajar , lebih suka hura hura & pecandu medsos .Please undang
TIMOTHY RONALD
FELICIA PUTRI TJIASAKA
CINTA LAURA
Ditunggu ya prof 🙏
Kalau kita pahami video ini. Sebenarnya gen Z dan seluruh generasi yg hidup saat ini adlh korban dr kesalahan sistem di Indonesia.
Apa yg dialami generasi muda Indonesia saat ini mirip spt Generasi muda jaman kolonial dulu. Sudah sejak era orba Generasi muda didegradasi. Saatnya kita mulai memperbaiki sistem di Indonesia.
Yg diundang jgn cuma mereka btw
cinta laura "tanpa privilege ortu"? 😂😂 pleeease, she's a mixed child yg emaknya terobsesi biar anaknya jadi seleb, tau sendiri lah perlakuan anak mix sama yg lokalan bedanya kaya apa.. tau sendiri WNI2 kebanyakan masih mental mister mister foto mister, bule hunter di mana mana biar "memperbaiki keturunan"
cinta laura "tanpa privilege ortu"? 😂😂 pleeease, she's a mixed child yg emaknya terobsesi biar anaknya jadi seleb, tau sendiri lah perlakuan anak mix sama yg lokalan bedanya kaya apa.. tau sendiri WNI2 kebanyakan masih mental mister mister foto mister, bule hunter di mana mana biar "memperbaiki keturunan"
Biasanya anak2 yg suka sepak bola akan suka sekali mencari info/pengetahuan tentang sepak bola. Demikian pula yg suka memasak, dll
Itulah sebabnya, cara yg baik n benar dlm mencerdaskan bangsa adlh dg MENCETAK setiap pelajar itu menjd seorang AHLI di SATU BIDANG KEAHLIAN,
mis: bidang olah raga tertentu, seni tertentu, pertanian, peternakan, kesehatan, tehnik, sejarah atau bidang bahasa asing, dll
Dan krn tuk jd benar2 AHLI di SATU BIDANG KEAHLIAN itu butuh waktu yg lama, maka
penjurusan pd satu keahlian itu yg baik n benar itu sdh dimulai sejak SD, kemudian dilanjut ke tingkat SLTP, SLTA, hingga ke Perguruan Tinggi
Ingat, tempat kerja itu bukan tempat untuk belajar, tp tempat seorang pekerja itu menunjukan tingginya tingkat keahliannya. Dan untuk itulah dirinya berhak tuk diupah
Ma'af jika saya salah
Se7. Buku,%*Toto Chan* yg menjadi awal sistem pendidikan di Jepang sangat berhasil menghasilkan anak didik yg sesuai dengan bakat dn keahliannya.
Ini bener ya..org tua skg kebanyakan manut aj anknya gak belajar..dg dalih nanti menemukan niatnya dan kesengguhan..ini gk bener ya..brlajar dipupuk sejak dini..teratur hinghmga menjadi biasa..byknya sekolah bersikap santai karna tdk ad standar kelulusan..jarang pr..hapalan yg semakin terkikis
Sekilas mirip gagasan "Double Movement"-nya Fazlur Rahman
Guru bisa dan boleh tidak menaikkan kelas anak yang tidak mencapai standar kompetensi. Dinas pendidikan mengevaluasi hasil sekolah terhadap kualitas anak didik, jika anak didik tidak mencapai kompetensinya jangan diluluskan dan boleh mengulang sekolah sampai lulus, atau tamat saja
Mana berani ?
Kabinet skrg programnya Wajib belajar 13 tahun,.biasanya diartikan tidak ada tinggal kelas selama 13 tahun itu. Mudah2an saya salah, tetep boleh gak naik kelas kalo tdk mencapai standar
Setuju
kembali ke Ajaran Leluhur Nusantara yg bisa membangun Candi Borobudur, Candi Prambanan, dll
Game online,aplikasi2 yg sangat tdk beemanfaat hrs ditutup krn itu yg banyak meeubah dan merusak nilai2 anak2 sekarang..anak2 skrg lebih bnyk ikuti gerak2 tiktok yg uaneeh
Anak skr jarang main lg diluar rumah, lbh byk yg main hp atau tab di dlm rumah
Seribu orang yg kamu tahu, mungkin hanya 500 orang yg kamu kenal. Dari 500 orang itu, mungkin hanya 250 orang yg bisa jadi kawanmu. Dari 250 orang itu, mungkin hanya 100 orang yg mungkin jadi kawan dekat. Dari 100 orang itu, mungkin hanya 10 orang saja yg bisa jadi sahabat. Dari 10 orang itu, mungkin hanya 3 orang yg siap maju berkembang bersamamu. Tapi bahkan dari 3 orang itu, mungkin tidak satu pun rela berkorban untuk kesulitan kamu.
Kesadaran terhadap realita semacam itu, janganlah memaksakan nilai-nilai empiris masa lalu kedalam nilai-nilai yg lebih nyata di masa depan generasi baru. Bahkan Ki Hadjar Dewantoro sendiri saya yakin juga tidak bermaksud menghendaki kemandegan. Kecuali keajegan budi pekerti luhur bangsa.