Gemes juga Jakarta sebagai ibu kota negara selama ini begitu sangat padat, semrawut, crowded semua manusia tumplek blek, makanya lebih baik Ibu Kota pindah ke Kalimantan.
Klo pindah cma mindahin kesemrawutan doang yah sama aja dong.. Semua hrus Patuh dengan yang namanya AMDAL dan keberlanjutan sistem transum yg memadai dan berupa rupa pilihan dan rentang harga yg variatif. Misal Ada KRL+lingko+BRT bwt Menengah Kebawah dan MRT+LRT bwt Kaum Menengah Keatas.. Yap smua itu baru Jakarta aja yg komplit
@@TukangLedeng mau segimananya sistem kota kalau tinggalnya di cikampek karawang cikarang tapi kerja saban hari di sudirman tetep macet. Jangan kira kesemrawutan itu tidak keliatan di transportasi publik. Liat KRL sore pagi hari, kayak pepes kan ga beda sama di jalan raya kan? Jadi solusi transportasi umum iya betul, tapi solusi paling bener itu kerja di jakarta tinggalnya dijakarta. CUMA kan mahal, nah itu makanya negara mesti intervensi harga tanah, dan mesti mempopulerkan hidup secara vertikal. Kalau rumah jauh dari jakarta cuma ukuran 78-80, di jakarta juga ada apartemen seukuran gitu bahkan diatas itu, masalahnya harganya ga masuk, itu tugas pemerintah untuk intervensi lahan, JAKARTA mesti bikin lahan tinggal vertikal yang proper, insetif buat pengembang, dan HGB bangunan 99 tahun. Negara mesti intervensi harga tanah, kalau ga mau makin runyam. Bukan keputusan populis tapi siapa yang berani beli di tengah kota? Harga mesti di mark down turun, mesti di koreksi dalam. Faktanya poulasi malam jakarta 9juta, tapi kalau siang naik 14 juta, ini kan ga jelas. 5 jutanya numpang berak buang sampah buang polusi. Hal ini ga terjadi di jakarta doang, di kota2 besar juga sama. bandung surabaya yogya. ya sama aja. Masalah transportasi, kemacetan itu bermuara di hunian nya. Hunian berkaitan sama tanah,makin mahal tanah ya makin sulit dapet tempat tinggal,semakin sulit dapet tempat tinggal mereka nyari makin jauh. MAkin jauh rumah dan tempat kerja makin ga efisien makin mahal biaya hidup. Makin mahal biaya hidup cost transportasi makin gede. Semua nahan spending. Endingnya daya beli turun dan angka backlog tinggi, padahal banyak rumah2 kosong yang tidak dihuni. Omong kosong backlog itu, itu cuma "ngecap" doang orang2, yang ada rumah dijadikan instrument investasi, bukan dijadikan tempat tinggal, selama dijadikan instrument investasi percaya lah, ga ada orang yang mau beli tinggi, semua greedy, resultnya ya seperti yang kita lihat, harga tanah rumah makin tinggi makin tidak reasonable. Jadi negara menguasai tanah macem malaysia singapore itu sangat penting.
Di wilayah yg sudah terlanjut crowded kayak Jakarta memang banyak tantangan klo mau bangun insfrastruktur, semisal anggaran biayanya besar maka bisa membangun dengan opsi lain seperti MRT dengan sistem underground, tetapi LRT ini sepertinya anggaran nya terbatas.
Yang saya takutkan cuma 2...Ngeri kalo pas rangkaian LRT mendadsk mati di ketinggian 20 meter dan 1 lg pas gempa Bumi terjadi tiba-tiba pas LRT berhenti di tengah perjalanan...
@@f-ch4674 tenaga listrik nya cuma 750 volt. Krl atau mrt 1500 volt. Sedangkan tinggi tiang nya 20 meter. Kira2 dengan tenaga listrik 750 volt, kuat nanjak ga?
Wah keren nantinya bisa melihat view dari atas 😁👍
Njeh mas lewat jalur Langit Mas Adji 😂
Cukup informatif .
Sisi kumuh jakarta juga semakin terlihat
Gemes juga Jakarta sebagai ibu kota negara selama ini begitu sangat padat, semrawut, crowded semua manusia tumplek blek, makanya lebih baik Ibu Kota pindah ke Kalimantan.
Klo pindah cma mindahin kesemrawutan doang yah sama aja dong.. Semua hrus Patuh dengan yang namanya AMDAL dan keberlanjutan sistem transum yg memadai dan berupa rupa pilihan dan rentang harga yg variatif. Misal Ada KRL+lingko+BRT bwt Menengah Kebawah dan MRT+LRT bwt Kaum Menengah Keatas.. Yap smua itu baru Jakarta aja yg komplit
Silakan berantem dengan ratusan warga Jakarta yang sudah nempatin wilayah situ untuk disuruh pindah.
@@TukangLedeng mau segimananya sistem kota kalau tinggalnya di cikampek karawang cikarang tapi kerja saban hari di sudirman tetep macet. Jangan kira kesemrawutan itu tidak keliatan di transportasi publik. Liat KRL sore pagi hari, kayak pepes kan ga beda sama di jalan raya kan? Jadi solusi transportasi umum iya betul, tapi solusi paling bener itu kerja di jakarta tinggalnya dijakarta. CUMA kan mahal, nah itu makanya negara mesti intervensi harga tanah, dan mesti mempopulerkan hidup secara vertikal.
Kalau rumah jauh dari jakarta cuma ukuran 78-80, di jakarta juga ada apartemen seukuran gitu bahkan diatas itu, masalahnya harganya ga masuk, itu tugas pemerintah untuk intervensi lahan, JAKARTA mesti bikin lahan tinggal vertikal yang proper, insetif buat pengembang, dan HGB bangunan 99 tahun. Negara mesti intervensi harga tanah, kalau ga mau makin runyam. Bukan keputusan populis tapi siapa yang berani beli di tengah kota? Harga mesti di mark down turun, mesti di koreksi dalam.
Faktanya poulasi malam jakarta 9juta, tapi kalau siang naik 14 juta, ini kan ga jelas. 5 jutanya numpang berak buang sampah buang polusi. Hal ini ga terjadi di jakarta doang, di kota2 besar juga sama. bandung surabaya yogya. ya sama aja.
Masalah transportasi, kemacetan itu bermuara di hunian nya. Hunian berkaitan sama tanah,makin mahal tanah ya makin sulit dapet tempat tinggal,semakin sulit dapet tempat tinggal mereka nyari makin jauh. MAkin jauh rumah dan tempat kerja makin ga efisien makin mahal biaya hidup. Makin mahal biaya hidup cost transportasi makin gede. Semua nahan spending. Endingnya daya beli turun dan angka backlog tinggi, padahal banyak rumah2 kosong yang tidak dihuni.
Omong kosong backlog itu, itu cuma "ngecap" doang orang2, yang ada rumah dijadikan instrument investasi, bukan dijadikan tempat tinggal, selama dijadikan instrument investasi percaya lah, ga ada orang yang mau beli tinggi, semua greedy, resultnya ya seperti yang kita lihat, harga tanah rumah makin tinggi makin tidak reasonable.
Jadi negara menguasai tanah macem malaysia singapore itu sangat penting.
Dan Manggarai masih tertatih-tatih menyelesaikan pekerjaan stasiun dan lingkungan sekitarnya.
Semoga proyeknya berjalan lancar 🎉
Di wilayah yg sudah terlanjut crowded kayak Jakarta memang banyak tantangan klo mau bangun insfrastruktur, semisal anggaran biayanya besar maka bisa membangun dengan opsi lain seperti MRT dengan sistem underground, tetapi LRT ini sepertinya anggaran nya terbatas.
Tinggi 28 meter dan panjang bentang 80 meter
Serem banget terlalu tinggi malah di atas manggarai😢
Semoga kabel2 Listrik PLN yg menjuntai semerawut bisa ditanam / dirapihkan ,.. sangat mengganggu pemandangan…🤑🙄
Yang saya takutkan cuma 2...Ngeri kalo pas rangkaian LRT mendadsk mati di ketinggian 20 meter dan 1 lg pas gempa Bumi terjadi tiba-tiba pas LRT berhenti di tengah perjalanan...
Lrt kan kereta kecil. Apa kuat nanjak?
@@Channe463 siapa yang bilang kecil?
@d.i.ytravelid memang kecil, di banding krl atau mrt.
Lah, secara LRT ini lebih lebar dari KRL/MRT.
@@f-ch4674 tenaga listrik nya cuma 750 volt. Krl atau mrt 1500 volt.
Sedangkan tinggi tiang nya 20 meter.
Kira2 dengan tenaga listrik 750 volt, kuat nanjak ga?
@@Channe463pihak LRT juga sudah mengkaji,sebelum lu komentar begini😅
Terima kasih Pak Anis sudah melanjutkan LRT, sudah bangun MRT, Kereta Cepat, meniadakan PKL. ❤❤❤❤
Wkwkwk itu semua karena jokowi bukan anies
Love you pak heru
Anies hanya bisa bikin parkir air