Klu Indonesia ingin jadi negara maju ini saatnya krn bonus generasi millenial, yg harus di bangun itu adalah industri pertanian yg tetap memperhatikan lingkungan hidup dan industri kreatif dan ini harus di kelola oleh koperasi rakyat, bukan dikelola oleh konglomerasi.
Sektor industri padat karya lebih diperbanyak di daerah". Supaya menekan angka urbanisasi yang tidak terkendali. Jepang adalah contoh nyata urbanisasi yang tidak terkendali. Anak muda banyak menetap dan bekerja di sekitar Tokyo, Kyoto, Osaka, Kobe, Fukuoka. Tapi di daerah pedesaan begitu lamban, sepi. Hanya sisakan manula.
@@alifiaumayirohjamalar6966china dulu macem indonesia memang betul... Tapi sekarang kaga... Walaupun china sudah menghilangkan aturan keluarga dua anak, tapi tetep mereka cuma punya anak segitu bahkan kurang
@@alifiaumayirohjamalar6966 Kalo Cina dirawat dan dibesarkan dgn fundamental baik. Di sini mah ketabrak bis atau truk yaudah, plg seneng2 aja terima ganti rugi. Beda JAUH bambaaaanngg
Sebenarnya ini contoh yg bagus utk Indonesia utk berhati-hati saat bonus demografis nanti. 1. Harus bisa memanfaatkan bonus demografis dgn kesempatan atau peluang kerja yang luas, jika tidak yg ada malah kebanyakan pengangguran. 2. Mesti mengantisipasi saat bonus demografis udh lewat. Krn ketika bonus demografis telah lewat, itu artinya generasi tua (udh lewat angkatan kerja) otomatis akan jadi lebih banyak dari usia produktif. Sehingga hrs dipikirkan bagaimana negara bisa tetap memenuhi kesejahteraan hidup generasi tua-nya nanti (entah itu BPJS-nya, uang pensiunnya, dll). Jika tidak dipersiapkan, bukan tidak mungkin yg dihadapin Jepang saat ini akan dialami Indonesia di masa yg akan datang.
masa kejayaan jepang modern emang di taun 80an n 90an...n sejak dua dekade ekonomi jepang mengalami stagnasi, bahkan penurunan....udah buanyak video2 berbahasa inggris yang mengulas....
Kalau di Jepang banyak warganya yang memikirkan kalau punya anak harus punya uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan anaknya nanti tapi kalau disini masih banyak yang berprinsip kalau banyak anak akan banyak rezeki dan masa depan akan lebih baik tanpa memikirkan gimana biaya kebutuhan anak-anaknya nanti, jadi cara berpikirnya beda
betul sekali . . di indonesia masih sangat banyak di pinggiran kota dan di desa desa yang SDM rendah hidup sendiripun susah tapi berani kawin dan buat anak banyak. makanya di indonesia akan ada bencana demologi (mayoritas rakyatnya akan besar dengan gizi buruk dan pendidikan rendah alias banyak yang bodoh). sudah terlihat sekarang contohnya di jawa barat banyak anak kecil gizi buruk makan mie instant .. remaja 10-15 tahun liar di jalanan, mulai dari begal, tawuran, ngemis di jalanan, rampok,. begal. karena kurang pendidikan itu tadi.
Kakek saya punya lebih dari 6 anak. Dan sekarang saya punya banyak tante dan Om, rasanya bahagia punya banyak saudara , mereka juga saling berbagi , seakan rezeki datang dari segala Arah. Ada masalah besar ,terasa jadi ringan jika semua saling memikul beban. Jika sakit pun banyak "ayah ibu" lain yg peduli, hati jadi tambah tentram dan dari anak mereka , saya seakan mndapat lebih banyak sahabat. Banyak anak boleh tapi silaturahmi dan hukum agama tetap dijaga agar anak anak yg dilahirkan benar benar menjadi rezeki bagi orang tua bahkan dunia.
Di jepang mikirin kalau punya anak bararti dia harus kerja lebih keras agar nasib anaknya lebih baik nanti di masa depan dari dia,, di wakanda kebalikanya bikin anak banyak tapi anaknya di bikin susah di suruh" blm lagi kalau tau anaknya lebih suskses dia iri akhirnya muncul budaya korup mentingin diri sendiri
Saya kira tipikal karakter orang jepang dan orang indonesia sangat berbeda soal pandangan hidup. Terlepas dr faktor agama, byk msyarakat kita smpai skrg berpegang bahwa "kalo kita tidak pny anak siapa yg merawat kita kelak di masa tua renta" hal itu masih sangat di pegang erat oleh mayoritas msyarakat kita
Se7,lagian orng jepang itung2anya terlalu njlimet,sekalioun sdh nikah mereka ogah punya anak krn biaya hidup mahal,yg penting mereka taat pajak,asuransi hari tua beres,gak perlu bantuan saudara,anak,atau siapa panti jompo siap menampung sampai ahir hayatnya,🙏
Collectivism dan individualism memiliki kelemahan masing2. Collectivism membuat rakyatnya malas, dan korup (KKN), tak ada negara collectivism yang maju. Individualism penduduknya kesepian dan pada akhirnya jumlah natalitas menurun terus karena masyarakatnya yang rasional menganggap perkawinan jadi beban. Menggabungkan keduanya tak mungkin.
Mana ada budaya collectivism? Masyarakat kita lebih individualis kalau main bola di lapangan. Di tempat kerja banyak juga yang cari muka saling sikut dan ga ada tanggung jawab pribadi saling menyalahkan jika kerja tidak mencapai target. Mau cari jodoh sampai ada yang bunuh bunuhan gara-gara dibakar api cemburu. Kolektivitas itu bagus yang jelek itu jiwa primordial alias condong membanggakan kelompoknya sendiri. Individualisme itu bagus yang buruk itu egoisme merasa paling benar sendiri. Kalau mau nikah bukan masalah kolektivis atau individualis tapi atas dasar cocok satu sama lain dan sudah hidup mapan
Lo dah denger blom curhata haruka JKT48 atau kanata hololive? buat makan aja kekurangan adil makmur? XD Penyakit kapitalisme adalah utang, generasi tua yg panen generasi muda yg apes
@@kosakata8632 kan sudah saya bilang karena saking majunya Jepang, sekian tahun, bahkan 100 tahun Jepang sudah menikmati booming ekonomi dan sekarang di titik jenuh
@@dwiwahyuharyanto1986 Masalahnya orang pd ga tau konsekuensi kapitalisme yg dilihat hanya kemajuannya aja. Kapitalisme pada dasarnya menukar populasi dengan kekayaan, cek aja dulu jepang, UK, jerman dll populasinya lebih besar dari indonesia Mungkin bisa dibilang pesugihan modern-lah XD
@@kosakata8632 orang jepang yang kesini cuma segelintir, tapi orang indonesia yang ke jepang ribuan. Haruka pun bukan kerja di pabrik tapi jadi artis. Kalau orang Indonesia di Jepang jadi tenaga di pabrik. Tetap menang jepanglah
Pemerintah harus ambil langkah serius, kenapa jaman sekarang org pada takut nikah dan punya anak karena 1. Rumah dah terlalu mahal 2. Biaya kesehatan makin mahal dan yang dulu konsepnya real rumah sakit sekarang tuh kesehatan dah jdi bisnis bukan pelayanan lagi 3. Pendidikan itu jaman dlu ya real buka sekolah buat pendidikan kalo sekarang sekolah lebih ke bisnis dan money oriented 4. Subsidi dikurangi, pajak dinaikkan, masyarakat gak dapat jaminan apa2 yang dapat jaminan dan tunjangan yah pejabat2nya aja 5. Harga harga naik gak kekontrol tapi penghasilan ya sgitu2 aja Biaya sendiri aja jaman sekarang udah besar apalagi klo harus hidupin satu keluarga, yg kena tuh status ekonomi menengah karena mreka mau nurunin kualitas hidup buat makan semurah2nya tiap hari pasti gak kuat, mau bertahan dengan kualitas hidup yang sekarang berat apalagi klo harus nambah anak pasti mikir 2 kali, jatohnya pasti mending nunda anak dripada nurunin kualitas hidup
Rumah skrg mahal. Kalo kesehatan sih sekarang (dibanding 20 th yll misalnya) sangat terjangkau apalagi ada BPJS. Jaman dulu kalo sakit ya cuma mati kecuali kita sultan beda cerita. Pendidikan skrg murah, jaman dulu paling cuma bisa sekolah sampe smp. no. 4 betul. no 5 tidak. Skrg anak2 muda beli mobil, umroh, gampang banget krn duit ada. Memang jaman dulu berapa banyak yg bisa umroh?
@@Mountaingoatsarealwayshappy kalau soal banyaknya yg umroh itu bukan karena org makin punya duit bu,maaf koreksi dikit tapi karena jumlah penduduk makin banyak karena jumlah penduduk makin banyak ya jadi makin banyak yg umrohnya
@@fitrifatimahnayla9813 tanda tandanya udah terasa banyak anak muda yang jomblo. Ingin menikah diatas usia 30 tahun krn faktor finansial. Banyak beritanya coba aja dicek
Itulah manusia selalu tidak puas. Kalau bicara teori selalu ada kekurangan. Ayo ubahlah kekurangan menjadi kekuatan . Ayo sholawat. Allahumma sholli wa sallim wa baarik ala Sayyidina Muhammadin wa'ala ali Sayyidina Muhammadin fil awwalin wal aakhirin wa fil mala'il a'laa ilaa Yaumiddin
Sebenarnya tidak peduli pakai istilah apa, mau kapitalis mau komunis mau apapun, kalau jadi mahal-mahal ya jadinya sama, manusia ya tidak bodoh terus, untuk apa berkorban demi negara, kalau hidup di susahkan negara
Lbh baik gausah mnikah,,,,,,Mending ga nikah,,,, drpd nikah ujungnya ibunya menindas anak istrinya,,, trus laki2 malah belain emaknya..... Ud bener bgt, mendingan ga usah nikah..... Aku support kalian smua untuk engga nikah
Sepertinya Negara hanya melihat ini semata2 perkara uang dan tenaga kerja. Warga sedikit, lapangan kerja banyak, tenaga kerja sbnrnya jd lbh dihargai. Sebaliknya klo banyak, lapangan kerja terbatas, peminat banyak, pemberi kerja akan cenderung semena2 karena banyak peminat yg siap menggantikan. Negara memang akan kehilangan banyak uang krn fenomena ini. Karena investor akan enggan masuk saat upah tenaga kerja mahal. Bisa dibilang ini pemberontakan yg wajar akan ketidakadilan.
Sebenarnya di negara Jepang ini telah ter doktrin dgn ketakutan kalau menikah dan punya anak , akan membuat mereka tdk punya uang utk biaya..maka wajib pemerintah Jepang menjamin warganya yg menikah dan punya anak 1 minimal akan ditanggung pemerintah dari biaya pendidikan anak
Industri yang berkaitan dengan pangan, kreatif, dan pariwisata perlu terus di kembangkan supaya tidak tergantung hanya dari satu sektor saja Indonesia punya peluang bagus untuk menjadi Negara maju dunia dan menjadi mercu suar dunia Sektor properti dan investasi juga masih terus bertumbuh karena pertumbuhan penduduk juga masih bagus di negara kita
Saya bukan yang berilmu, tapi sepertinya salah satu faktor dari the downhill ini, ya kalahnya jumlah penduduk. Jauh, lagi. Jumlah penduduk, kan pasti mempengaruhi industri? Tapi selalu yang dicekokin ke kita itu over populasi, over populasi, over populasi.
@@bluecollarypenyebab enggan menikah karena ngasih makan aja mahal, kebutuhan utama manusia sebagai makhluk hidup pastilah makan, sedangkan di jepang makanan aja mahal2.
@@bluecollary Karena pertambahan jumlah penduduk harus diiringi dengan kenaikan kualitas Penduduk(SDM) juga bang. Bukan cuman sekedar kuantitas(jumlah) saja.
Indonesia juga akan mengalami hal yang sama karena susahnya mencari kerja dan minimnya gaji yang didapat. Sehingga anak muda di Indonesia berpikir dua kali untuk menikah. 👍👌
Semua tergantung stok pangan dan harga sumber daya alam, jangan terlalu mahal, atau terjangkau. Secara Indonesia daerah subur, banyak gunung merapi aktif, jadi sumber bahan baku pangan pasti terjangkau. Yg penting penduduknya jangan malas..
Di Indonesia gak sebegitunya, memang banyak kaum pasrah tapi kalo gue perhatikan itu berlangsung saat down. Orang Indonesia pada bucin jadi pasti punya semangat tersisa untuk calon keluarganya.
Yg muda muda mampu berpikir taktis dan berpikir serta mengkalkulasi semua kemungkinan di masa depannya. Serba mahal dan segala macamnya. Apa lagi yg tua2. Hari gini sudah bisa bertahan hidup sudah bahagia, mbak,mbak. Hak masing2 individu bahwa pernikahan apalagi punya keturunan bukanlah keharusan apalagi prioritas dan tidak mau repot. Semua Efek domino dunia yg makin muaaahal.
Mungkin mereka gak mau membuat beban bagi anaknya nanti karena realitanya biaya hidup mahal, jangankan di jepang di indo aja kdg sy juga lihat org tua nangis saat gak bisa memeuhi keinginan anaknya, kegagalan ekonomi dalam kelurga jadi momok tersendiri, lihatlah sekarang ayah tak lagi jadi tulang punggung tp ibu juga harus bekerja 😮😮
China semakin di depan teknologinya, mmg klo dipikir ada benarnya dulu beli setiap produk klo sdh made in Jepang Paling oke dgn kualitasnya,tapi generasi skrg kayaknya gk terlalu fanatik dgn brand jepang. Dan akhirnya produk produk China semakin merajalela di dunia
Apa yg terjadi di negara2 maju, akan diikuti negara berkembang 10-20 thn kemudian. Tahun 90an, robot banyak yg jd pekerja di jepang dan amerika, skrg di negara2 berkembang sdh pake robot jg. Biaya hidup dan tekanan kerja dinegara maju sangat tinggi, skrg di negara berkembang jg sdh seperti itu. Dan skrg banyak pabrik tutup atau mengurangi karyawan, kahirnya yg di PHK gak ada Income, ujung2nya mikir 2x untuk punya anak. Jd indonesia gak usah merasa aman (indonesia gak akan mengalaminya),,SALAH total. Arahnya sdh kesana jg. Selain banyak yg gak mau menikah, yg maaf kata Gak berketurunan pun di indonesia sdh banyak skali. Herannya, yg anak dibawah umur hamil diluar nikah, banyak di indonesia. Tapi yg nikah baik2, diadatkan, dan SAH secara agama, banyak yg gka hamil hamil. Tahun 90an msh diatas 5 anak org indonesia Thn 200an sdh 3 atau 4 anak Thn 2010 rata2 sdh tinggal 2 anak. 2020an seh banyak anak tunggal. Jd gk heran mulai thn 2030, penduduk indonesia oun akan mulai atagnna dan berkurang. Thn 2030, yg bakal jd pasangan muda adalah anak2 remaja skrg. Anka remaja skrg sdh malas pacaran. Yg ada main HP, IT dan healing
@@Cleeon iya bro. Skrg di daerah2 saja harga tanah 100 meter sdh 50jutaan paling murah. Bangun rumah ratusan juta. Gak punya rumah lebih patah lagi klo ngontrak.
@@SP-zd4tt kata kenalan di Jepang, disana sudah lama seperti itu, untuk wilayah perkotaan lebih sadisnya. Di pedesaan, semakin dikuasai keluarga peternak atau petani elite, setiap ada tanah kosong ditinggal, langsung dibeli mereka. Cari kerja di desa, misalnya ke peternakan atau pertanian yang sudah mapan, kalau tidak ada hubungannya sama keluarga atau group mereka, sulit atau dijadikan pekerja kasar harga murah, akhirnya banyak keluarga yang kalah berdesakan ke kota, full fasilitas dan cari kerja bermacam-macam, relatif lebih mudah
2020 sampai 2023 masih banyak kok yg nikah dan beranak....... Krn sya liad teman sya (sesama ortu murid d skolah anak sya) mreka banyak yg anaknya 3,,,,,,,,,rata2 org tua murid d skolah ku, anaknya pada 3,,,,,bahkan sya kenal bapak2 (meskipun bukan ortu murid d skolah ku) it punya anak 5 d tahun ini
Lbh baik gausah mnikah,,,,,,Mending ga nikah,,,, drpd nikah ujungnya ibunya menindas anak istrinya,,, trus laki2 malah belain emaknya..... Ud bener bgt, mendingan ga usah nikah..... Aku support kalian smua untuk engga nikah
Lbh baik gausah mnikah,,,,,,Mending ga nikah,,,, drpd nikah ujungnya ibunya menindas anak istrinya,,, trus laki2 malah belain emaknya..... Ud bener bgt, mendingan ga usah nikah..... Aku support kalian smua untuk engga nikah
Krisis pangan, krisis ekonomi, harga rumah semakin mahal, biaya kesehatan mahal, biaya pendidikan mahal, pemerintahan korup dan masih banyak lagi alasan kuat untuk tidak memiliki keturunan.
makin banyak orang sadar bahwa menikah adalah menimbulkan masalah baru dalam kehidupan. akibat banyak wanita yg terlalu banyak tuntutan hidup, bila tak terpenuhi mereka yg punya modal fisik akan dg senang hati berselingkuh dan yg paling extreem jual diri.. tanda2 kiamat makin jelas
Bisa dibilang ini akumulasi dari banyak faktor. Seperti budaya dan jam kerja yg "terlalu keras", biaya hidup yg tinggi, budaya terlalu berhemat dan tekanan sosial. Sehingga mereka akan berpikir seribu kali untuk menikah, karena untuk biayai diri sendiri saja susahnya minta ampun, bagaimana kalau nanti hidup berkeluarga, pasti akan banyak pengeluaran tambahan terutama untuk masa depan anak. Bahkan berhubungan seks saja hasrat mereka pasti berkurang, karena lebih memikirkan masalahnya di kantor atau pekerjaan.
Kaum milenial di Indonesia saat ini menurut saya juga dihadapkan masalah yang sama, sulit dapat pekerjaan, biaya hidup semakin mahal ditambah gencaran pandemi tahun kemarin memperburuk keadaan. Sehingga sudah makan hari ini saja juga sudah cukup untuk mereka.
Asli gue udh thn ke 6 disini dari awal bru x x ini yen turun nya ancur 😢😢😢 Mana kerjaan udh menurun tp gpplah smga aj lancar smga jepang makin baik lg setidaknya NEGARA INI UDH NGASIH BANYAK KE AKU dr pd ngr semdiri😢😢😢😢
Mencari hidup layak dan kebahagiaan...... Mungkin itu yang sedang aku alami..... Aku sudah tidak punya ambisi mengejar harta apalagi punya anak.... Meskipun hingga hari ini masih nyoba.. ....
Kalau di indonesia orangtua gak akan membiarkan anaknya pergi dari rumah sampai mereka menikah, bahkan sudah menikah pun gak masalah serumah sama org tua Sedangkan org amerika, eropa, jepang, korea, cina rata² orangtua mereka membiarkan anaknya setelah tamat sma langsung pindah rumah dan memilih hidup sendiri karna pengen hidup bebas atau malu kalo masih tinggal sama org tua Jadi ikatan keluarga dan persaudaraan berkurang dan lebih nyaman sama pertemanan dan pacar mereka aja
Amerika, Eropa dan Australia bener begitu, tpi Jepang, Korea dan Cina masih banyak anak udh lulus atau kerja masih tinggal sama orang tua, pernah dibahas di channel orang Bule
Hidup di Jepang keras banget Orang gk disiplin , rajin auto kena mental 🤣 Tingkat stress yg tinggi, biaya hidup yg tinggi, standar hidup yg tinggi, pemikiran sukses dulu baru berkeluarga Ya udah mines tuh 3juta penduduk 🤦♂️ Dan ini blm ada tanda2 mau berhenti loh
Masalahnya kebanyakan dari mereka hanya suka main2 dalam bercocok tanam, jadi tidak bisa berbuah dengan baik. Padahal nutrisi untuk tanamannya berlimpah dan teknologinya maju.
_Bercocok_ _Tanam_ _:_ *_YES_* ✔️ _Punya_ _Anak_ _:_ *_NO_* ✖️ Semua sibuk cari *_UANG_* kejar *_PASSION_* *_Fenomena_* umum di kawasan Asia Timur dan negara maju.
@@andasehat3341 dan pada akhirnya keburukan yang besar pun datang (turunnya populasi) dan mengalami penurunan dari segala sektor dan yang lebih parah adalah kepunahan 😳
Indonesia masih memegang kukuh mitos banyak anak banyak rejeki hingga manusia berkembang biak pesat di negeri ini. Konsekuensinya macet di jalan kian hari kian parah
Biasanya fear gini, mulai menandakan jepang mulai balik arah ke arah positif ekonominya, jepang sudah mulai inflasi gak stagflasi setelah covid, jepang juga investasi besar2an di teknologi dan kecerdasan buatan
Di Indonesia udah mulai kyak gini, ada para milenial² yg g nikah karna g ada duit, makanya para ahli bilang kalau Indonesia akan turun terus tingkat kelahiran nya di 2030
@@nandar956 bedanya: Indonesia blum maju. Mental masih korup. Kerja slengean. Mana bisa idupin kluarga. Gaji 4 juta sbenarnya cukup tuk hidupi istri + 1 anak. Tapi, gaya hidup yg sundul langit yg membuat pemuda waswas🤣
@@embamuda6788kata siapa gaji 4 juta./ disini banyak pengangguran karena sulitnya lapangan kerja, korban PHK dan remaja yang baru Lulus sekolah. Yang dari pulang dari kota banyak jualan, sementara pembelinya gak punya uang. Kondisi ini benar2 memprihatinkan!
Negara yg terjebak dlm ukuran kemajuan materialistik akan menyebabkan warganya kehilangan waktu untuk berumah tangga dgn normal. Akibatnya jumlah penduduk berkurang terus. Inilah dampak dunia usaha yg memeras waktu dan tenaga warga negara tanpa mempertimbangkan kepentingan keseimbangan jasmani rohani. Dunia usaha telah menghancurkan kehidupan azasi manusia dimana hasil usahanya hanya untuk segelintir orang dan hanya untuk pembangunan fisik yg sebenarnya tdk fundamental
bukan masalah biaya hidup sepertinya, gw nonton youtube orang bule dia ikut program, dapet rumah dan tanah gratis, tugasnya cek irigasi danau doang, mirisnya orang2 disitu udah ngak bertani. pada ngak keluar rumah juga.
@@leonillasantoso3308 kita terjebak dlm kata negara maju, yg kriterianya ditetapkan oleh siapa kita ga tau. Seharusnya yg dipakai ukuran adl makmur dan sejahtera (warga negara tdk kesulitan masalah makan, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan dan hari tua, pembangunan fisik berupa bangunan irigasi, bangunan pendukung energi). Sedangkan kalo ukurannya maju kesannya ke arah pembangunan fisik yg hebat, teknologi yg hebat, tapi harga2 kebutuhan masyarakat serba tdk terjangkau, susah biaya pendidikan, banyak kejahatan sosial, sok sibuk, stress tinggi)
@@degungbagus5302 ruclips.net/video/DW4GDUWbeZo/видео.html Indonesia pun mulai byk yg ogah nikah dan punya anak Tapi tenangg...kaum relijiesss nya hobi beranak..👍👍👍
Makasih deh. Dateng ke negara orang. Jadi tki sama aja jadi buruh di sana. Gak kemakan omongan konten yang di kasih enak nya aja. Gaji segini cewe jepang gak begini. WKWKWKWK KASIH LIAT BELAKANG LAYAR
Pff, Indonesia udah berasa patriarkinya parah, tapi Jepang is in another level. Jarang banget cewek karir menikah dan punya anak. Pemikirannya kulturnya Kolot banget. Client kantor cewek jepang banyak banget yang belum nikah, salah satunya alasan budaya patriarki yang super kaku dan ga pernah berubah. Kebijakanya soal wanita dibuat sama politisi-politisi cowok yang ga paham soal psikologi dan welfare wanita. Sama dengan Korea, dua negara ini selalu nganggap wanita hamil mengganggu kinerja perusahaan belum cocot2nya yang JULID luar biasa. 2 negara itu ga bakalan bisa naik demografi selama cewek2 yang hamil dan pasti prioritasin anak 5 tahun diawal, dianggap nyusahin dan ga guna. padahal sistem childcarenya bagus.
Couldn’t agree more. Tp skrg saya kerja di sebuah perusahaan baru di jepang dg CEO yg jg trmasuk generasi millenial yg tdk memberatkan karyawan wanita punya anak. Bahkan bbrp ada yg ngajakin anaknya ikutan masuk kerja (sudah lbh besar drpd usia TK) dan bolehin pegawai cewe sampai cuti setahun dan balik lagi setelah itu. Sebelumnya saya jg pernah kerja di perusahaan lain lg jauh lebih besar krn sudah established lama. Otomatis org2 di atasnya ya generasi baby boomers yang emg agak kolot sih. Peraturan lebih ketat dan strict dan gak fleksibel meskipun memang lebih aman dan gak bakal tiba2 bangkrut gitu. Tapi tetep aja dengan keadaan ekonomi skrg, susah naik gaji. 😅
Semoga Indonesia menjadi negri yg di berkahi, yg aman damai, dan memiliki pemimpin yg baik, yg gemah Ripah loh jinawi, dan semoga Jepang menemukan hakikat hidup yg sesungguhnya
Rusia, Kanada, Cina, Jepang, Korea lagi krisis angka kelahiran, Indonesia kemungkinan mulai terjadi di 2030. Mungkin Negara-negara ini perlu mempertimbangkan menerima penduduk dari India, Bangladesh, dan negara-negara Afrika untuk menggerakkan ekonomi di masa depan.
kayanya kalo orang Bangladesh mungkin Jepang jg gak bakal mau. Karakter orng2 Bangladesh tahu ndri kn? Jepang displin ketat, sedangkan orng Bangladesh... Yah... Gitulah😂😂
Ekonomi mereka itu sudah terlampau tinggi.. susah mau bangkit lagi... Beda dengan negara2 berkembang macam indonesia, karena ketertinggalannya sudah terlalu jauh..
@@steppingforward met siang japan hdapi byk masalah resesi inflasi..perusahaan byk kurangi..tutup..hutang brtumpuk..rakyat lbh byk krj buat tutupi khdupan mrk
Nih ya. Yang buat depopulasi penduduk di Jepang sebenarnya adalah budaya patriarki yang ketat di kehidupan sosial dan kerja. Industri Jepang "minim" inovasi karena apa-apa harus manut sama senior. Selain itu, gaji seorang senior (walau jarang kontribusi) tetap lebih tinggi dibanding Milenial dan fresh graduate. Hal itu didukung harga properti di kota yang mahal. Membuat kaum muda malas nikah dan punya anak.
Seluruh dunia memang sedang menuju depopulasi di akibatkan internet, manusia jadi semakin cerdas, realita dunia tergambar jelas di internet, dari perang, krisis, pembunuhan, penganiayaan, ketidakadilan dimana2... Dulu org tidak melihat realita dunia, dan banyak yg bodoh, hiburan paling tiap malam ngeseks sama istri, ga mikir kalau bakal jadi anak, makanya anak 10 walaupun hidup susah... Sekarang hiburan tersedia dimana mana, pilihan menikah dan punya anak sudah tidak jadi prioritas...
@@sytidaktauapa2604 bukan sepenuhnya karena "hiburan" di internet. Kalau kita dimanjakan dengan internet lancar, tapi biaya hidup sehari" murah, ya tetap aja bakal berkeluarga dan berketurunan dengan ideal. Masalahnya, biaya hidup di Jepang mahal sangat. Jadi mikir dua kali kalau punya anak.
@ngenthops1966 pajak mereka itu murah, udah include uang pensiun, jaminan hari tua, dan kesehatan. Kalau disini? Gaji pas pasan, gak punya jaminan, udah tua bingung.
Yang pastinya roda itu berputar... yang dulu maju akan mundur... Dan yang dulu nya mundur akan maju... Itu lh takdir kehidupan dunia Kita Indonesia harus bersyukur...
ga ada di jepang itu warung kecil dan wirausaha , kebanyakan bekerja , selain izin2 buat buka warung kecil sulit , wirausaha izinya sulit , rata rata bekerja , padahal robert t kiyosaki guru binsis ada di jepang tapi ga pada baca bukunya robert t kiyosaki
Tapi banyak diskriminasi masalah gaji, mereka juga bilangnya magang, jadi seakan akan itu nonprofit, lebih adil lah, kalo mau dibantu sektor tenaga kerja
Betul bro,jepang kalo mau impor manusia asing harusnya jgn diskriminasi,kerja sama2 beratnya,tp gaji hanya setengahnya,ya jd males kerja di sna,mirip romusha modrn
Menurut gw, langkah pertama jepang dalam melawan menurunnya populasi adalah dengan menghilangkan pengaruh budaya barat seperti LGBETE dan sejenisnya. Setelah itu mungkin pemerintah bisa membuka jalan bagi imigran untuk masuk (terutama dari asia timur atau asia tenggara, sehingga minim ketimpangsn budaya), walaupun akan membuat jepang menjadi tidak homogen lagi, tapi paling tidak masalah populasi bisa sedikit demi sedikit hilang.
Kadang berpikir orang Jepang pintar2, tapi kadang juga berpikir sebaliknya. Ciri mata mereka yang khas aja malah mereka anggap tidak menarik padahal mereka punya pengaruh budaya yang besar di seluruh dunia untuk mengubah patokan/standar kecantikan dunia, setidaknya membuatnya lebih beragam. Mereka malah memakai anime mereka untuk membuat budaya barat lebih tersebar lagi, rambut pirang, mata biru, tempat2 abad pertengahan Eropa. Gw benar2 ga paham, padahal orang barat aja tidak melakukan hal yang sama ke mereka.
Sesungguhnya Allah SWT menjamin kehidupan manusia dari proses penciptaan Adam hingga keturunannya. Oleh sebab itu jangan merasa takut untuk menikah dan punya anak karena Allah SWT yang mengurus seluruh kehidupan di muka Bumi ini
IMO, Indonesia akan susah mengalami apa yg dialami kayak Jepang dalam hal demografi. Karena masih banyak yg nikah muda, belum lagi poligami itu legal di Indonesia. Sedangkan di Jepang, poligami itu dilarang. Belum termasuk pernikahan gak legal seperti nikah siri juga masih banyak di Indonesia.
Poligami pun juga gk ada efeknya di developed countries. Karna pergaulan bebas, mereka udah gk penasaran icap icip sana sini dan bisa punya anak ama siapa aja diluar nikah sepuasnya.
Bagi orang yang berpikiran panjang jangan sampai anak kita hidup susah cukup jika di dunia ini kita bisa membahagiakan diri sendiri apalah artinya keturunan dijaman sekarang ini
Yq wajar apa2 mahal karena tanah Jepang itu minim SDA, jadi untuk keperluan BBM mereka impor, untuk keperluan listrik mereka impor batubara. Selain itu kondisi geografis Jepang yg bergunung2 serta memiliki 4 musim membuat sektor pertaninan mereka tidak memiliki lahan yg cukup serta mereka hanya bisa menanam saat musim semi & panas, sehingga untuk kebutuhan pangan pun mereka impor. Karena keterbatasan SDA & sektor agrikulturnya maka mereka fokus ke sektor Industri, hasil ekspor industrin mereka untuk impor kebutuhan pokok masyakaratnya. Karena kebutuhan pokoknya saja selalu impor makanya biaya hidup mahal
@@AnolPapates Pertanian jepang sdh maju, mereka menggunakan sistim pertanian dlm gedung dg cahaya buatan , jadi tdk tergantung musim. Kurang up date anda
@@BOBBY-cs8cx duh lu kalau oon jangan diumbar2 lah. yg dibahas kan apa2 mahal. Kenapa mahal krn mereka punya 4 musim artinya saat musim gugur & dingin tidak dapat bertani. Melakukan impor ataupun pertanian indoor itu adalah upaya untuk mensiasati stok pangan untuk masyarakat, costnya lebih mahal daripada pertanian konvensional, makanya mahal, faham gak kont?
Klo lihat youtuber indo dijepang milenial disana sudah muak lihat bapaknya kerja dari muda ampe tua lembur tiap hari buat loyalitas perusahaan tapi kehidupan keluarganya ga bahagia karna ga punya waktu untuk keluarga makanya milenial disana ga mau itu terulang kembali mreka udh cukup hidup sederhana yg penting bahagia..
sekarang pun kalau ada klien orang jepang, manajer atau top lev manajemenya diatas 60 tahun. walau begitu jauh lebih sehat dari kepala 30an di Indonesia.
Karma negara Jepang, dimana di thn 1940an menjajah negeri2 di Asia termasuk Indonesia.. sekarang menuai karma2 yg pernah dibuat oleh negara Jepang.. 🙏😊
Bonus demografi harus dibarengi oleh kualitas SDM. Percuma klo ada banyak SDM tapi gak kompetitif yg ada cuma jadi beban org lain & masalah baru kyk pengangguran
Harusnya jepang mengadaptasi dari anime koi to uso, jadi setelah usia 17 tahun warga jepang akan dijodohkan. Dibiayai oleh negara dari semua kebutuhan nya. Semoga aja terwujud 🤭🤭🤭
Insya Allah anak bangsa indonesia tidak akan takut untuk menikah dan memiliki keturunan , kamu yakin semua sudah di jamin rizkynya sama Allah ,rakyat Indonesia insya Allah religius ngak akan pusing dg memberikan makan untuk anak , ada singkong , ketela , jagung , dan banyak yg bisa di konsumsi di Indonesia , ini sdh teruji berabad abad , jayalah negeriku jayalah bangsaku ❤🇮🇩
Seluruh dunia memang sedang menuju depopulasi di akibatkan internet, manusia jadi semakin cerdas, realita dunia tergambar jelas di internet, dari perang, krisis, pembunuhan, penganiayaan, ketidakadilan dimana2... Dulu org tidak melihat realita dunia, dan banyak yg bodoh, hiburan paling tiap malam ngeseks sama istri, ga mikir kalau bakal jadi anak, makanya anak 10 walaupun hidup susah... Sekarang hiburan tersedia dimana mana, menikah dan punya anak sudah tidak jadi prioritas utama... Apalagi kalau untuk menghidupi diri sendiri masih susah...
@@SultanCAHAYAPUTRA malah krisis mendadak, bisa kacau dimana mana... Dunia sudah sangat tergantung dgn listrik dan internet ... Bayangin listrik, internet mati, duit org yg ada dibank ga bisa di ambil semua, data2 penting saham perusahaan, crypto... Semua uang digital hilang ya kacau dunia...
intinya anak adalah aset bangsa tanpa anak negara/bangsa akan mengalami kemunduran ekonomi dan hancur karena mereka akan meneruskan kepemimpinan negara mengatur negara di masa depan.
Bukan seperti itu juga, hidup moderen itu sulit dan melelahkan. Terkadang manusia itu jenuh dengan segala tuntutan ekonomi di zaman moderen. Negara tidak akan hancur, hanya saja tidak akan berkembang pesat seperti sebelumnya, dan itu sah-sah saja asalkan rakyat bahagia.
@@agustdofficial8945 jadi tidak masalah kalau masyarakat di Jepang sana tidak memiliki pemikiran kedepannya berkeluarga hanya memikirkan aman nyaman dalam kehidupan tanpa pernikahan.
Baca juga berita lainnya di kompas.id:
Japan's Economic Grief Makes Millennials Live Surrender - komp.as/3NvSLO4
Yang blangsak itu indonesia kompas, negara blangsak begini kenapa ga pernah lu angkat
Wibu go terbang 😂😂
Klu Indonesia ingin jadi negara maju ini saatnya krn bonus generasi millenial, yg harus di bangun itu adalah industri pertanian yg tetap memperhatikan lingkungan hidup dan industri kreatif dan ini harus di kelola oleh koperasi rakyat, bukan dikelola oleh konglomerasi.
Swasembada pangan maksudnya yah
Setuju
Sektor industri padat karya lebih diperbanyak di daerah". Supaya menekan angka urbanisasi yang tidak terkendali.
Jepang adalah contoh nyata urbanisasi yang tidak terkendali. Anak muda banyak menetap dan bekerja di sekitar Tokyo, Kyoto, Osaka, Kobe, Fukuoka. Tapi di daerah pedesaan begitu lamban, sepi. Hanya sisakan manula.
Si paling paham
@@yoviealamsyah4843 betul
Orang jepang bertanggung jawab, merasa tidak mampu mengurus anak, mereka ga mau punya anak. Beda sama di Indonesia.
indonesiadi doktrin banyak anak banyak rezeki. Setiap anak punya rezekinya sendiri.
Apaan indonesia mulu cina juga sama laya indo klo lo tau
@@alifiaumayirohjamalar6966 ya bisa jadi.
@@alifiaumayirohjamalar6966china dulu macem indonesia memang betul... Tapi sekarang kaga...
Walaupun china sudah menghilangkan aturan keluarga dua anak, tapi tetep mereka cuma punya anak segitu bahkan kurang
@@alifiaumayirohjamalar6966 Kalo Cina dirawat dan dibesarkan dgn fundamental baik. Di sini mah ketabrak bis atau truk yaudah, plg seneng2 aja terima ganti rugi. Beda JAUH bambaaaanngg
Kenyataan ini sudah terasa sejak saya di Jepang tahun 2015-2020, baru sekarang dibahas di Indonesia
Hanya saya yang percaya
di daerah pedesaan" sana apa karakternya sama aja individualistis apa kek "orang kampung" pada umumnya bang?
@@blackXcloudsama aja bro
@@johatsu553owalah sama2 individual juga didesa, kirain kayak di desa indo yg gotong royong gitu
@@door_____5034 "kampung jepang" = kota hantu, isinya cuma orang tua.
OTW JEPANG
Sebenarnya ini contoh yg bagus utk Indonesia utk berhati-hati saat bonus demografis nanti.
1. Harus bisa memanfaatkan bonus demografis dgn kesempatan atau peluang kerja yang luas, jika tidak yg ada malah kebanyakan pengangguran.
2. Mesti mengantisipasi saat bonus demografis udh lewat. Krn ketika bonus demografis telah lewat, itu artinya generasi tua (udh lewat angkatan kerja) otomatis akan jadi lebih banyak dari usia produktif. Sehingga hrs dipikirkan bagaimana negara bisa tetap memenuhi kesejahteraan hidup generasi tua-nya nanti (entah itu BPJS-nya, uang pensiunnya, dll). Jika tidak dipersiapkan, bukan tidak mungkin yg dihadapin Jepang saat ini akan dialami Indonesia di masa yg akan datang.
Ga bakalan dipikirin, yg penting pns sejahtera 😢
Cita2 penerus kita hanya melihat baru hitam di padang pasir
@@ahmedlag4909orang miskin gimana
Mgomong kosong opo ?
Saat ini fenomena di jepang itu sdh sdg melanda Negrimu dalam rel perjalanan yg pasti .hanya ente ga tahu .krn ente cuma ahli teori kosong
masa kejayaan jepang modern emang di taun 80an n 90an...n sejak dua dekade ekonomi jepang mengalami stagnasi, bahkan penurunan....udah buanyak video2 berbahasa inggris yang mengulas....
bagi link videonya dong bang
Penyebabnya gara² bubble burst, klo bukan karena kebijakan Amerika yg jadi juara ekonomi penguasa pasar bukan Cina tapi Jepang
Kalau di Jepang banyak warganya yang memikirkan kalau punya anak harus punya uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan anaknya nanti tapi kalau disini masih banyak yang berprinsip kalau banyak anak akan banyak rezeki dan masa depan akan lebih baik tanpa memikirkan gimana biaya kebutuhan anak-anaknya nanti, jadi cara berpikirnya beda
betul sekali . . di indonesia masih sangat banyak di pinggiran kota dan di desa desa yang SDM rendah hidup sendiripun susah tapi berani kawin dan buat anak banyak. makanya di indonesia akan ada bencana demologi (mayoritas rakyatnya akan besar dengan gizi buruk dan pendidikan rendah alias banyak yang bodoh). sudah terlihat sekarang contohnya di jawa barat banyak anak kecil gizi buruk makan mie instant .. remaja 10-15 tahun liar di jalanan, mulai dari begal, tawuran, ngemis di jalanan, rampok,. begal. karena kurang pendidikan itu tadi.
Kakek saya punya lebih dari 6 anak. Dan sekarang saya punya banyak tante dan Om, rasanya bahagia punya banyak saudara , mereka juga saling berbagi , seakan rezeki datang dari segala Arah. Ada masalah besar ,terasa jadi ringan jika semua saling memikul beban. Jika sakit pun banyak "ayah ibu" lain yg peduli, hati jadi tambah tentram dan dari anak mereka , saya seakan mndapat lebih banyak sahabat.
Banyak anak boleh tapi silaturahmi dan hukum agama tetap dijaga agar anak anak yg dilahirkan benar benar menjadi rezeki bagi orang tua bahkan dunia.
Indo mah yg dipikirin Ngewe mulu
Di jepang mikirin kalau punya anak bararti dia harus kerja lebih keras agar nasib anaknya lebih baik nanti di masa depan dari dia,, di wakanda kebalikanya bikin anak banyak tapi anaknya di bikin susah di suruh" blm lagi kalau tau anaknya lebih suskses dia iri akhirnya muncul budaya korup mentingin diri sendiri
Ini cuma masalah jenset
Saya kira tipikal karakter orang jepang dan orang indonesia sangat berbeda soal pandangan hidup. Terlepas dr faktor agama, byk msyarakat kita smpai skrg berpegang bahwa "kalo kita tidak pny anak siapa yg merawat kita kelak di masa tua renta" hal itu masih sangat di pegang erat oleh mayoritas msyarakat kita
Se7,lagian orng jepang itung2anya terlalu njlimet,sekalioun sdh nikah mereka ogah punya anak krn biaya hidup mahal,yg penting mereka taat pajak,asuransi hari tua beres,gak perlu bantuan saudara,anak,atau siapa panti jompo siap menampung sampai ahir hayatnya,🙏
yang merawat suster 3 shift, masa anak yang merawat, xixixi...
@@esdegan7176 boro boro bang buat nabung aja susah wkwkwkk
@@harakazuo4753bukan hanya jelimet aja biaya yang lain dan persaingan kerja juga jadi tantangan bang
@adistory9536 anda jgn terlalu naif... Anda tengok kenyataannya masyarakat kita memang begitu
Collectivism dan individualism memiliki kelemahan masing2. Collectivism membuat rakyatnya malas, dan korup (KKN), tak ada negara collectivism yang maju. Individualism penduduknya kesepian dan pada akhirnya jumlah natalitas menurun terus karena masyarakatnya yang rasional menganggap perkawinan jadi beban. Menggabungkan keduanya tak mungkin.
Menggabungkan keduanya memang tidak mungkin, tapi kita bisa berdiri ditengah-tengahnya
@@buwungs3970Saya yakin ada posisi di antara ekstrem kanan dan kiri, ada abu-abu di tengah hitam dan putih
Mana ada budaya collectivism? Masyarakat kita lebih individualis kalau main bola di lapangan. Di tempat kerja banyak juga yang cari muka saling sikut dan ga ada tanggung jawab pribadi saling menyalahkan jika kerja tidak mencapai target. Mau cari jodoh sampai ada yang bunuh bunuhan gara-gara dibakar api cemburu. Kolektivitas itu bagus yang jelek itu jiwa primordial alias condong membanggakan kelompoknya sendiri. Individualisme itu bagus yang buruk itu egoisme merasa paling benar sendiri. Kalau mau nikah bukan masalah kolektivis atau individualis tapi atas dasar cocok satu sama lain dan sudah hidup mapan
@@prasaja7819 tapi negara kita negara paling dermawan bersedekah lewat zakat dll dibanding semua negara maju, itulah bukti collectivism
@@user-wh6ki2oj3l collectivism itu bkn bgtu.
Masukan lah 1000 orang indonesia dengan mindsett "rezeki mah udah ada yg ngatur" dijamin 10 tahun bakal naik jadi nomer 1
Jepang sudah melampaui masyarakat adil makmur seperti dicita citakan UUD 45 dengan booming industri sejak restorasi meiji dan perang dunia II.
Lo dah denger blom curhata haruka JKT48 atau kanata hololive? buat makan aja kekurangan adil makmur? XD
Penyakit kapitalisme adalah utang, generasi tua yg panen generasi muda yg apes
@@kosakata8632 kan sudah saya bilang karena saking majunya Jepang, sekian tahun, bahkan 100 tahun Jepang sudah menikmati booming ekonomi dan sekarang di titik jenuh
@@dwiwahyuharyanto1986 Masalahnya orang pd ga tau konsekuensi kapitalisme yg dilihat hanya kemajuannya aja.
Kapitalisme pada dasarnya menukar populasi dengan kekayaan, cek aja dulu jepang, UK, jerman dll populasinya lebih besar dari indonesia
Mungkin bisa dibilang pesugihan modern-lah XD
@@kosakata8632🤣kata mbah jin, wani piro
@@kosakata8632 orang jepang yang kesini cuma segelintir, tapi orang indonesia yang ke jepang ribuan. Haruka pun bukan kerja di pabrik tapi jadi artis. Kalau orang Indonesia di Jepang jadi tenaga di pabrik. Tetap menang jepanglah
Pemerintah harus ambil langkah serius, kenapa jaman sekarang org pada takut nikah dan punya anak karena
1. Rumah dah terlalu mahal
2. Biaya kesehatan makin mahal dan yang dulu konsepnya real rumah sakit sekarang tuh kesehatan dah jdi bisnis bukan pelayanan lagi
3. Pendidikan itu jaman dlu ya real buka sekolah buat pendidikan kalo sekarang sekolah lebih ke bisnis dan money oriented
4. Subsidi dikurangi, pajak dinaikkan, masyarakat gak dapat jaminan apa2 yang dapat jaminan dan tunjangan yah pejabat2nya aja
5. Harga harga naik gak kekontrol tapi penghasilan ya sgitu2 aja
Biaya sendiri aja jaman sekarang udah besar apalagi klo harus hidupin satu keluarga, yg kena tuh status ekonomi menengah karena mreka mau nurunin kualitas hidup buat makan semurah2nya tiap hari pasti gak kuat, mau bertahan dengan kualitas hidup yang sekarang berat apalagi klo harus nambah anak pasti mikir 2 kali, jatohnya pasti mending nunda anak dripada nurunin kualitas hidup
Setuju ......
Bumn tikus dpr tikus haji naek
Kesehatan bisnis
Pendidikan bisnis
Kampus, negara dalam negara
Rumah skrg mahal. Kalo kesehatan sih sekarang (dibanding 20 th yll misalnya) sangat terjangkau apalagi ada BPJS. Jaman dulu kalo sakit ya cuma mati kecuali kita sultan beda cerita. Pendidikan skrg murah, jaman dulu paling cuma bisa sekolah sampe smp. no. 4 betul. no 5 tidak. Skrg anak2 muda beli mobil, umroh, gampang banget krn duit ada. Memang jaman dulu berapa banyak yg bisa umroh?
@@Mountaingoatsarealwayshappy kalau soal banyaknya yg umroh itu bukan karena org makin punya duit bu,maaf koreksi dikit tapi karena jumlah penduduk makin banyak karena jumlah penduduk makin banyak ya jadi makin banyak yg umrohnya
Bersyukurlah anak muda di indonesia .... yg bisa berusaha tetap bahagia... walau sulit cari kerja ....
Indonesia banyak opportunity asal jgn di jakarta
Warning saja bonus demografi Indonesia hanya sampai tahun 2030 jika tidak dimanfaatkan nasib kita bisa lebih buruk dari Jepang
@@prasaja7819 pret... Ga juga.... Masih banyak kok org yg doyan mnikah dan doyan branak
@@prasaja7819pret org indo suka ngenstoy bro
@@fitrifatimahnayla9813 tanda tandanya udah terasa banyak anak muda yang jomblo. Ingin menikah diatas usia 30 tahun krn faktor finansial. Banyak beritanya coba aja dicek
Itulah manusia selalu tidak puas.
Kalau bicara teori selalu ada kekurangan.
Ayo ubahlah kekurangan menjadi kekuatan .
Ayo sholawat.
Allahumma sholli wa sallim wa baarik ala Sayyidina Muhammadin wa'ala ali Sayyidina Muhammadin fil awwalin wal aakhirin wa fil mala'il a'laa ilaa Yaumiddin
Milenial membutuhkan kepastian thd masa depan, sedangkan situasi ekonomi tdk spt itu realita, serba sulit dan tidak mudah ...
Salah satu dampak dari kapitalisme dan modernitas!!!
Tuntutan biaya hidup sangat tinggi,akhirnya membuat pilihan untuk tidak berkeluarga!!!
Sebenarnya tidak peduli pakai istilah apa, mau kapitalis mau komunis mau apapun, kalau jadi mahal-mahal ya jadinya sama, manusia ya tidak bodoh terus, untuk apa berkorban demi negara, kalau hidup di susahkan negara
Lbh baik gausah mnikah,,,,,,Mending ga nikah,,,, drpd nikah ujungnya ibunya menindas anak istrinya,,, trus laki2 malah belain emaknya..... Ud bener bgt, mendingan ga usah nikah.....
Aku support kalian smua untuk engga nikah
@@fitrifatimahnayla9813klo pingin gmn cobak?
Sepertinya Negara hanya melihat ini semata2 perkara uang dan tenaga kerja. Warga sedikit, lapangan kerja banyak, tenaga kerja sbnrnya jd lbh dihargai. Sebaliknya klo banyak, lapangan kerja terbatas, peminat banyak, pemberi kerja akan cenderung semena2 karena banyak peminat yg siap menggantikan. Negara memang akan kehilangan banyak uang krn fenomena ini. Karena investor akan enggan masuk saat upah tenaga kerja mahal. Bisa dibilang ini pemberontakan yg wajar akan ketidakadilan.
Sebenarnya di negara Jepang ini telah ter doktrin dgn ketakutan kalau menikah dan punya anak , akan membuat mereka tdk punya uang utk biaya..maka wajib pemerintah Jepang menjamin warganya yg menikah dan punya anak 1 minimal akan ditanggung pemerintah dari biaya pendidikan anak
iya sih, mngkin yg bikin doktrin itu muncul karna lu taulah biaya hidup disana brp
Industri yang berkaitan dengan pangan, kreatif, dan pariwisata perlu terus di kembangkan supaya tidak tergantung hanya dari satu sektor saja
Indonesia punya peluang bagus untuk menjadi Negara maju dunia dan menjadi mercu suar dunia
Sektor properti dan investasi juga masih terus bertumbuh karena pertumbuhan penduduk juga masih bagus di negara kita
Saya bukan yang berilmu, tapi sepertinya salah satu faktor dari the downhill ini, ya kalahnya jumlah penduduk.
Jauh, lagi.
Jumlah penduduk, kan pasti mempengaruhi industri?
Tapi selalu yang dicekokin ke kita itu over populasi, over populasi, over populasi.
@@bluecollarypenyebab enggan menikah karena ngasih makan aja mahal, kebutuhan utama manusia sebagai makhluk hidup pastilah makan, sedangkan di jepang makanan aja mahal2.
@@bluecollary Karena pertambahan jumlah penduduk harus diiringi dengan kenaikan kualitas Penduduk(SDM) juga bang. Bukan cuman sekedar kuantitas(jumlah) saja.
Indonesia juga akan mengalami hal yang sama karena susahnya mencari kerja dan minimnya gaji yang didapat. Sehingga anak muda di Indonesia berpikir dua kali untuk menikah. 👍👌
Bener.. Anak muda Indonesia berpikir lebih untuk cepat cepat menikah
Semua tergantung stok pangan dan harga sumber daya alam, jangan terlalu mahal, atau terjangkau. Secara Indonesia daerah subur, banyak gunung merapi aktif, jadi sumber bahan baku pangan pasti terjangkau. Yg penting penduduknya jangan malas..
Omongan kosong ente banggain bacotin
Harga pangan bisa naik tiba2 selama masih bnyk mafia.
Di Indonesia gak sebegitunya, memang banyak kaum pasrah tapi kalo gue perhatikan itu berlangsung saat down. Orang Indonesia pada bucin jadi pasti punya semangat tersisa untuk calon keluarganya.
Indonesia sekarang harus menjadi maju, ini keuntungan karena jumlah penduduk Jepang semakin berkurang, beda dengan Indonesia yg banyak.
Akhirnya kesempatan gw untuk menjadi bintang JAV terbuka lebar..... Ohayyooo nippon
Kaum milenial merupakan generasi yg unik dan penuh warna, semuanya pernah dilalui... ❤❤
saking berwarnanya, sampe banyak pelangi!!
@@firmansd4633 awokawoka gak gituu
Peluang nih, kurikulum bahasa jepang harus mulai diperbanyak agar kepercayaan diri milenial untuk pindah ke Jepang semakin tinggi
Se7
Njirrr kesempatan😅
pindah kesana kalau ada kesempatan goik leher kaisar jepang demi kekejaman mereka .✌🏻
Yg muda muda mampu berpikir taktis dan berpikir serta mengkalkulasi semua kemungkinan di masa depannya. Serba mahal dan segala macamnya. Apa lagi yg tua2. Hari gini sudah bisa bertahan hidup sudah bahagia, mbak,mbak. Hak masing2 individu bahwa pernikahan apalagi punya keturunan bukanlah keharusan apalagi prioritas dan tidak mau repot. Semua Efek domino dunia yg makin muaaahal.
Mungkin mereka gak mau membuat beban bagi anaknya nanti karena realitanya biaya hidup mahal, jangankan di jepang di indo aja kdg sy juga lihat org tua nangis saat gak bisa memeuhi keinginan anaknya, kegagalan ekonomi dalam kelurga jadi momok tersendiri, lihatlah sekarang ayah tak lagi jadi tulang punggung tp ibu juga harus bekerja 😮😮
Ya bang jepang lingkungannya keras parah gak Sampek kepikiran menikah cuma kepikiran nafsu aja
Gpp, manusia suatu saat diganti robot.
China semakin di depan teknologinya, mmg klo dipikir ada benarnya dulu beli setiap produk klo sdh made in Jepang Paling oke dgn kualitasnya,tapi generasi skrg kayaknya gk terlalu fanatik dgn brand jepang. Dan akhirnya produk produk China semakin merajalela di dunia
Bedanya rakyat indo dan jpn.indo sejak dahulu kala tahan derita,meski segi ekonomi sengsara yg ptg banyakin anak.bahagia itu sederhana.
Org indonesia gk perlu bxk mikir dan pertimbangan. Yg penting action nya.klo org jepang bxk mikir dan pertimbangan akhirnya takut sendiri gk mau nikah
Apa yg terjadi di negara2 maju, akan diikuti negara berkembang 10-20 thn kemudian.
Tahun 90an, robot banyak yg jd pekerja di jepang dan amerika, skrg di negara2 berkembang sdh pake robot jg.
Biaya hidup dan tekanan kerja dinegara maju sangat tinggi, skrg di negara berkembang jg sdh seperti itu.
Dan skrg banyak pabrik tutup atau mengurangi karyawan, kahirnya yg di PHK gak ada Income, ujung2nya mikir 2x untuk punya anak.
Jd indonesia gak usah merasa aman (indonesia gak akan mengalaminya),,SALAH total.
Arahnya sdh kesana jg. Selain banyak yg gak mau menikah, yg maaf kata Gak berketurunan pun di indonesia sdh banyak skali. Herannya, yg anak dibawah umur hamil diluar nikah, banyak di indonesia. Tapi yg nikah baik2, diadatkan, dan SAH secara agama, banyak yg gka hamil hamil.
Tahun 90an msh diatas 5 anak org indonesia
Thn 200an sdh 3 atau 4 anak
Thn 2010 rata2 sdh tinggal 2 anak.
2020an seh banyak anak tunggal.
Jd gk heran mulai thn 2030, penduduk indonesia oun akan mulai atagnna dan berkurang.
Thn 2030, yg bakal jd pasangan muda adalah anak2 remaja skrg.
Anka remaja skrg sdh malas pacaran. Yg ada main HP, IT dan healing
Harga tanah semakin mahal, membangun rumah juga, sudah ada di list ya?
@@Cleeon iya bro. Skrg di daerah2 saja harga tanah 100 meter sdh 50jutaan paling murah. Bangun rumah ratusan juta. Gak punya rumah lebih patah lagi klo ngontrak.
@@SP-zd4tt kata kenalan di Jepang, disana sudah lama seperti itu, untuk wilayah perkotaan lebih sadisnya.
Di pedesaan, semakin dikuasai keluarga peternak atau petani elite, setiap ada tanah kosong ditinggal, langsung dibeli mereka.
Cari kerja di desa, misalnya ke peternakan atau pertanian yang sudah mapan, kalau tidak ada hubungannya sama keluarga atau group mereka, sulit atau dijadikan pekerja kasar harga murah, akhirnya banyak keluarga yang kalah berdesakan ke kota, full fasilitas dan cari kerja bermacam-macam, relatif lebih mudah
2020 sampai 2023 masih banyak kok yg nikah dan beranak....... Krn sya liad teman sya (sesama ortu murid d skolah anak sya) mreka banyak yg anaknya 3,,,,,,,,,rata2 org tua murid d skolah ku, anaknya pada 3,,,,,bahkan sya kenal bapak2 (meskipun bukan ortu murid d skolah ku) it punya anak 5 d tahun ini
Lbh baik gausah mnikah,,,,,,Mending ga nikah,,,, drpd nikah ujungnya ibunya menindas anak istrinya,,, trus laki2 malah belain emaknya..... Ud bener bgt, mendingan ga usah nikah.....
Aku support kalian smua untuk engga nikah
mungkin 20tahun akan datang kita pun akan mengalami ini.
karena ekonomi, orang takut punya anak.
20 thn kedepan sporadis indonesia menguasai korsel dan jepang #galakkanbercocoktanam
Hampir saja itu terjadi ketika angka kelahiran dibatasi dengan program wajib KB jaman orba...
INDONESIA SUDAH MULAI KALI BANG😂
Lbh baik gausah mnikah,,,,,,Mending ga nikah,,,, drpd nikah ujungnya ibunya menindas anak istrinya,,, trus laki2 malah belain emaknya..... Ud bener bgt, mendingan ga usah nikah.....
Aku support kalian smua untuk engga nikah
@@ariyanto1981 engga, Indonesia masih banyak yg doyan beranak dan doyan mnikah kuk
Krisis pangan, krisis ekonomi, harga rumah semakin mahal, biaya kesehatan mahal, biaya pendidikan mahal, pemerintahan korup dan masih banyak lagi alasan kuat untuk tidak memiliki keturunan.
😢😢😢..indonesia
Bukan hanya di jepang bnyak negara lain begini.
Betul..... bikin indonesia sulit maju
makin banyak orang sadar bahwa menikah adalah menimbulkan masalah baru dalam kehidupan. akibat banyak wanita yg terlalu banyak tuntutan hidup, bila tak terpenuhi mereka yg punya modal fisik akan dg senang hati berselingkuh dan yg paling extreem jual diri..
tanda2 kiamat makin jelas
Rohingya perlu kesana
Kirim ke Aceh saja satu iman, kok di usir? wkwkwk
Bisa dibilang ini akumulasi dari banyak faktor. Seperti budaya dan jam kerja yg "terlalu keras", biaya hidup yg tinggi, budaya terlalu berhemat dan tekanan sosial. Sehingga mereka akan berpikir seribu kali untuk menikah, karena untuk biayai diri sendiri saja susahnya minta ampun, bagaimana kalau nanti hidup berkeluarga, pasti akan banyak pengeluaran tambahan terutama untuk masa depan anak. Bahkan berhubungan seks saja hasrat mereka pasti berkurang, karena lebih memikirkan masalahnya di kantor atau pekerjaan.
Film² jepang sekarang juga udah banyak diisi yg tuwir².. kaya NHDTB, WANZ, SW, AP, SVDVD... Lanjutken...
saya akan cek di googi
Obachan
EYAN, URE adaptasi doujin lumayan bro 😙
Film apa nie?
Kaum milenial di Indonesia saat ini menurut saya juga dihadapkan masalah yang sama, sulit dapat pekerjaan, biaya hidup semakin mahal ditambah gencaran pandemi tahun kemarin memperburuk keadaan. Sehingga sudah makan hari ini saja juga sudah cukup untuk mereka.
Asli gue udh thn ke 6 disini dari awal bru x x ini yen turun nya ancur 😢😢😢
Mana kerjaan udh menurun tp gpplah smga aj lancar smga jepang makin baik lg setidaknya NEGARA INI UDH NGASIH BANYAK KE AKU dr pd ngr semdiri😢😢😢😢
Gak pulang indo?
Mencari hidup layak dan kebahagiaan......
Mungkin itu yang sedang aku alami.....
Aku sudah tidak punya ambisi mengejar harta apalagi punya anak....
Meskipun hingga hari ini masih nyoba.. ....
Tanah airku ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Walaupun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
Dikala semua usaha dan ikhtiar sudah dilakukan dan kenyataan yang tidak sesuai harapan....
Semua akan kembali kepada TUHAN pada akhirnya
Kalau di indonesia orangtua gak akan membiarkan anaknya pergi dari rumah sampai mereka menikah, bahkan sudah menikah pun gak masalah serumah sama org tua
Sedangkan org amerika, eropa, jepang, korea, cina rata² orangtua mereka membiarkan anaknya setelah tamat sma langsung pindah rumah dan memilih hidup sendiri karna pengen hidup bebas atau malu kalo masih tinggal sama org tua
Jadi ikatan keluarga dan persaudaraan berkurang dan lebih nyaman sama pertemanan dan pacar mereka aja
Ga semua bgitu
Amerika, Eropa dan Australia bener begitu, tpi Jepang, Korea dan Cina masih banyak anak udh lulus atau kerja masih tinggal sama orang tua, pernah dibahas di channel orang Bule
Memiliki dan memebesarkan anak itu bukan investasi, tapi adalah kebutuhan yang levelnya diatas tersier.
Hidup di Jepang keras banget
Orang gk disiplin , rajin auto kena mental 🤣
Tingkat stress yg tinggi, biaya hidup yg tinggi, standar hidup yg tinggi, pemikiran sukses dulu baru berkeluarga
Ya udah mines tuh 3juta penduduk 🤦♂️
Dan ini blm ada tanda2 mau berhenti loh
Semoga Tuhan Menjaga Economi ,fondasi Politic ,People dan negeri classic japan ,I Love Japan aameen aameen aameen
Jangan berharap hidup dijapan itu enak, saya kerja di sana 5 tahun , cuma mengigatkan hidup dijapan itu keras
knp om
Masalahnya kebanyakan dari mereka hanya suka main2 dalam bercocok tanam, jadi tidak bisa berbuah dengan baik.
Padahal nutrisi untuk tanamannya berlimpah dan teknologinya maju.
wkwkw, betul. hanya bersenang-senang saja. mungkin dasar agama berbeda dng kita dalam menjalankan bercocok tanam
_Bercocok_ _Tanam_ _:_ *_YES_* ✔️
_Punya_ _Anak_ _:_ *_NO_* ✖️
Semua sibuk cari *_UANG_* kejar *_PASSION_*
*_Fenomena_* umum di kawasan Asia Timur dan negara maju.
@@andasehat3341 dan pada akhirnya keburukan yang besar pun datang (turunnya populasi) dan mengalami penurunan dari segala sektor dan yang lebih parah adalah kepunahan 😳
@@alisyahbana1769 ga usah dibawa ke agama bang semua murni karena beban hidup
Padahal cewek jepang mulus banget dan penurut
Indonesia masih memegang kukuh mitos banyak anak banyak rejeki hingga manusia berkembang biak pesat di negeri ini. Konsekuensinya macet di jalan kian hari kian parah
Biasanya fear gini, mulai menandakan jepang mulai balik arah ke arah positif ekonominya, jepang sudah mulai inflasi gak stagflasi setelah covid, jepang juga investasi besar2an di teknologi dan kecerdasan buatan
Budaya dan Kemajuan teknologi di jepang menjadi bumerang bagi masyarakat negeri Jepang.
Kok budaya dan kemajuan teknologi? Kan penyebabnya cost atau keuangan, yg dmna cost hidup dijepang itu mahal
Di Indonesia udah mulai kyak gini, ada para milenial² yg g nikah karna g ada duit, makanya para ahli bilang kalau Indonesia akan turun terus tingkat kelahiran nya di 2030
@@nandar956 bedanya: Indonesia blum maju. Mental masih korup. Kerja slengean. Mana bisa idupin kluarga. Gaji 4 juta sbenarnya cukup tuk hidupi istri + 1 anak. Tapi, gaya hidup yg sundul langit yg membuat pemuda waswas🤣
@@nandar956yaelah 2030 lama amat yg ada aja masih bejubel. Ga ke urus koq
@@embamuda6788kata siapa gaji 4 juta./ disini banyak pengangguran karena sulitnya lapangan kerja, korban PHK dan remaja yang baru Lulus sekolah. Yang dari pulang dari kota banyak jualan, sementara pembelinya gak punya uang. Kondisi ini benar2 memprihatinkan!
Negara yg terjebak dlm ukuran kemajuan materialistik akan menyebabkan warganya kehilangan waktu untuk berumah tangga dgn normal. Akibatnya jumlah penduduk berkurang terus.
Inilah dampak dunia usaha yg memeras waktu dan tenaga warga negara tanpa mempertimbangkan kepentingan keseimbangan jasmani rohani.
Dunia usaha telah menghancurkan kehidupan azasi manusia dimana hasil usahanya hanya untuk segelintir orang dan hanya untuk pembangunan fisik yg sebenarnya tdk fundamental
Semakin maju masyarakat semakin malas menikah...Krn semakin maju suatu negara biaya hidup semakin mahal
bukan masalah biaya hidup sepertinya, gw nonton youtube orang bule dia ikut program, dapet rumah dan tanah gratis, tugasnya cek irigasi danau doang, mirisnya orang2 disitu udah ngak bertani. pada ngak keluar rumah juga.
@@leonillasantoso3308 kita terjebak dlm kata negara maju, yg kriterianya ditetapkan oleh siapa kita ga tau. Seharusnya yg dipakai ukuran adl makmur dan sejahtera (warga negara tdk kesulitan masalah makan, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan dan hari tua, pembangunan fisik berupa bangunan irigasi, bangunan pendukung energi). Sedangkan kalo ukurannya maju kesannya ke arah pembangunan fisik yg hebat, teknologi yg hebat, tapi harga2 kebutuhan masyarakat serba tdk terjangkau, susah biaya pendidikan, banyak kejahatan sosial, sok sibuk, stress tinggi)
Kalo banyak kejahatan sosial, terlalu sibuk dlm pekerjaan dan stress tinggi jelas sulit berkembang biak
@@degungbagus5302
ruclips.net/video/DW4GDUWbeZo/видео.html
Indonesia pun mulai byk yg ogah nikah dan punya anak
Tapi tenangg...kaum relijiesss nya hobi beranak..👍👍👍
Biaya hidup di jepang mahal, bersyukurlah kita hidup di Indonesia
Makanya banyak yg jomblo
Makasih deh. Dateng ke negara orang. Jadi tki sama aja jadi buruh di sana. Gak kemakan omongan konten yang di kasih enak nya aja. Gaji segini cewe jepang gak begini. WKWKWKWK KASIH LIAT BELAKANG LAYAR
Alhamdulillah pembawaan berita kompas sangat bagus, enggak sama kayak Tribun Timur (AMPAS)
Pff, Indonesia udah berasa patriarkinya parah, tapi Jepang is in another level. Jarang banget cewek karir menikah dan punya anak. Pemikirannya kulturnya Kolot banget. Client kantor cewek jepang banyak banget yang belum nikah, salah satunya alasan budaya patriarki yang super kaku dan ga pernah berubah. Kebijakanya soal wanita dibuat sama politisi-politisi cowok yang ga paham soal psikologi dan welfare wanita.
Sama dengan Korea, dua negara ini selalu nganggap wanita hamil mengganggu kinerja perusahaan belum cocot2nya yang JULID luar biasa. 2 negara itu ga bakalan bisa naik demografi selama cewek2 yang hamil dan pasti prioritasin anak 5 tahun diawal, dianggap nyusahin dan ga guna. padahal sistem childcarenya bagus.
Couldn’t agree more. Tp skrg saya kerja di sebuah perusahaan baru di jepang dg CEO yg jg trmasuk generasi millenial yg tdk memberatkan karyawan wanita punya anak. Bahkan bbrp ada yg ngajakin anaknya ikutan masuk kerja (sudah lbh besar drpd usia TK) dan bolehin pegawai cewe sampai cuti setahun dan balik lagi setelah itu. Sebelumnya saya jg pernah kerja di perusahaan lain lg jauh lebih besar krn sudah established lama. Otomatis org2 di atasnya ya generasi baby boomers yang emg agak kolot sih. Peraturan lebih ketat dan strict dan gak fleksibel meskipun memang lebih aman dan gak bakal tiba2 bangkrut gitu.
Tapi tetep aja dengan keadaan ekonomi skrg, susah naik gaji. 😅
Semoga Indonesia menjadi negri yg di berkahi, yg aman damai, dan memiliki pemimpin yg baik, yg gemah Ripah loh jinawi, dan semoga Jepang menemukan hakikat hidup yg sesungguhnya
Rusia, Kanada, Cina, Jepang, Korea lagi krisis angka kelahiran, Indonesia kemungkinan mulai terjadi di 2030. Mungkin Negara-negara ini perlu mempertimbangkan menerima penduduk dari India, Bangladesh, dan negara-negara Afrika untuk menggerakkan ekonomi di masa depan.
Rasisme masih tinggi di Jepang dan korsel mereka lebih Milih ada robot atau teknologi kloning anak
Indonesia itu kilang anak kerana warganya kuat kongkek.. Wkwkwk
GK perlu tinggal buat apa menerima penduduk dari luar, cukup dalam negeri aja. Solusinya adalah menikah sama aku 😁
Menurut saya tetap langkah pertama adalah menghilangkan pengaruh barat tentang LGBETE nya. Setelah itu baru imigran bisa jadi solusi.
kayanya kalo orang Bangladesh mungkin Jepang jg gak bakal mau. Karakter orng2 Bangladesh tahu ndri kn? Jepang displin ketat, sedangkan orng Bangladesh... Yah... Gitulah😂😂
Hindari byk tekanan kerja juga memperbanyak kegiatan bagi kegiatan rakyatnya,biar hidup byk fariasi juga inovasi
Ayo kita ke jepang
Moga ekonomi japan cpt bangkit kmbali...👍🏿
Aamiin
Ekonomi mereka itu sudah terlampau tinggi.. susah mau bangkit lagi...
Beda dengan negara2 berkembang macam indonesia, karena ketertinggalannya sudah terlalu jauh..
@@Ayam.plastik slmt siang ..iya ..mksh dn salam sehat sllu🙏
Maksud nya ekonomi apa .bukan nya jepang ekonomi nya udah maju
@@steppingforward met siang japan hdapi byk masalah resesi inflasi..perusahaan byk kurangi..tutup..hutang brtumpuk..rakyat lbh byk krj buat tutupi khdupan mrk
Nih ya. Yang buat depopulasi penduduk di Jepang sebenarnya adalah budaya patriarki yang ketat di kehidupan sosial dan kerja.
Industri Jepang "minim" inovasi karena apa-apa harus manut sama senior. Selain itu, gaji seorang senior (walau jarang kontribusi) tetap lebih tinggi dibanding Milenial dan fresh graduate.
Hal itu didukung harga properti di kota yang mahal. Membuat kaum muda malas nikah dan punya anak.
Seluruh dunia memang sedang menuju depopulasi di akibatkan internet, manusia jadi semakin cerdas, realita dunia tergambar jelas di internet, dari perang, krisis, pembunuhan, penganiayaan, ketidakadilan dimana2...
Dulu org tidak melihat realita dunia, dan banyak yg bodoh, hiburan paling tiap malam ngeseks sama istri, ga mikir kalau bakal jadi anak, makanya anak 10 walaupun hidup susah...
Sekarang hiburan tersedia dimana mana, pilihan menikah dan punya anak sudah tidak jadi prioritas...
Hah?ga kebalik?feminis lah yg bikin wanita jepang ga mau berfungsi sebagai ibu rt, malah mengejar profesi, dasar feminis memutarbalikkan fakta.
@@SultanCAHAYAPUTRAtidak, feminis tidak tinggi di Jepang
@@INDONESIABUBAR2030BYSPIZYDORI feminisme di Jepang enggak setinggi di US (bahkan Korsel sekalipun), kak.
@@sytidaktauapa2604 bukan sepenuhnya karena "hiburan" di internet. Kalau kita dimanjakan dengan internet lancar, tapi biaya hidup sehari" murah, ya tetap aja bakal berkeluarga dan berketurunan dengan ideal.
Masalahnya, biaya hidup di Jepang mahal sangat. Jadi mikir dua kali kalau punya anak.
Ketika melihat kondisi negara Jepang, saya rasa kebijakan pemerintah Indonesia dalam mensubsidi rakyatnya tidak terlalu buruk.
Lah subsidi di jepang malah lebih bagus, banyangin harga beras, telor dan bensin aja lebih murah jepang 😅
@ngenthops1966 pajak mereka itu murah, udah include uang pensiun, jaminan hari tua, dan kesehatan. Kalau disini? Gaji pas pasan, gak punya jaminan, udah tua bingung.
@@gilangario24biaya hidup di sana jauh lebih mahal dibandingkan disini belum tekanan kerja
@@gilangario24pala bapak kau lebih murah klo lebih murah penduduk jepang udah pada bikin banyak anak lagi kyk tahun 2010
@@asharipp dikira di indo biaya hidup murah wkwk. Berarti enak dong kalau cuman tekanan kerja mah, disini malah tekanan hidup yang banyak 🤣🤣🤣
Andai saja pemerintah bisa support kami para pemuda yg ingin menjadi petani melenial.
Yang pastinya roda itu berputar... yang dulu maju akan mundur...
Dan yang dulu nya mundur akan maju...
Itu lh takdir kehidupan dunia
Kita Indonesia harus bersyukur...
selain biyaya hidupnya yg mahal , regulasi yg ingin tinggal atau kerja di jepang itu sulit dan ribet , lum ada perbaikan2
ilmuan2 jepang juga banyak yg kerja ke china atau ke us
ga ada di jepang itu warung kecil dan wirausaha , kebanyakan bekerja , selain izin2 buat buka warung kecil sulit , wirausaha izinya sulit , rata rata bekerja , padahal robert t kiyosaki guru binsis ada di jepang
tapi ga pada baca bukunya robert t kiyosaki
Mengejar kesuksesan lahiriah ternyata tidak membawa kebahagiaan batiniah. Bersyukurlah warga Indonesia semoga menjadi negara yang jaya.
Dijepang di perusahaan kebanyakan masih gunakan senior manajemen, melinial kurang diberi ruang.
Disini juga sama, elu ngajarin senior ditempeleng
banyak perusahaan jepang kesalip sama korea dan jepang. klo di Indo prinsipya bukan senioritas tapi yang penting kepentigannya aman.
Saya siap bercocok tanam utk wanita jepang ,
Terima jasa bikin anak
Garansi jika gagal bisa di ulangi sampai jadi 👍
Saya siap membuat jepang kembali bersinar dan siap untuk memberikan keturunan bagi warga jepang
Mbojo sing ukeh😂 d jepang
Tapi banyak diskriminasi masalah gaji, mereka juga bilangnya magang, jadi seakan akan itu nonprofit, lebih adil lah, kalo mau dibantu sektor tenaga kerja
Betul bro,jepang kalo mau impor manusia asing harusnya jgn diskriminasi,kerja sama2 beratnya,tp gaji hanya setengahnya,ya jd males kerja di sna,mirip romusha modrn
Bukan negatif, more like realistic, zaman sudah berubah
Menurut gw, langkah pertama jepang dalam melawan menurunnya populasi adalah dengan menghilangkan pengaruh budaya barat seperti LGBETE dan sejenisnya. Setelah itu mungkin pemerintah bisa membuka jalan bagi imigran untuk masuk (terutama dari asia timur atau asia tenggara, sehingga minim ketimpangsn budaya), walaupun akan membuat jepang menjadi tidak homogen lagi, tapi paling tidak masalah populasi bisa sedikit demi sedikit hilang.
Kadang berpikir orang Jepang pintar2, tapi kadang juga berpikir sebaliknya. Ciri mata mereka yang khas aja malah mereka anggap tidak menarik padahal mereka punya pengaruh budaya yang besar di seluruh dunia untuk mengubah patokan/standar kecantikan dunia, setidaknya membuatnya lebih beragam. Mereka malah memakai anime mereka untuk membuat budaya barat lebih tersebar lagi, rambut pirang, mata biru, tempat2 abad pertengahan Eropa. Gw benar2 ga paham, padahal orang barat aja tidak melakukan hal yang sama ke mereka.
Sesungguhnya Allah SWT menjamin kehidupan manusia dari proses penciptaan Adam hingga keturunannya.
Oleh sebab itu jangan merasa takut untuk menikah dan punya anak karena Allah SWT yang mengurus seluruh kehidupan di muka Bumi ini
Lebarkan islam disana, nanti akan banyak lahir anak2 muslim... Mengikuti sunnah nabi Muhammad Saw.... Banyak anak banyak rejeki
IMO, Indonesia akan susah mengalami apa yg dialami kayak Jepang dalam hal demografi. Karena masih banyak yg nikah muda, belum lagi poligami itu legal di Indonesia. Sedangkan di Jepang, poligami itu dilarang. Belum termasuk pernikahan gak legal seperti nikah siri juga masih banyak di Indonesia.
Poligami pun juga gk ada efeknya di developed countries. Karna pergaulan bebas, mereka udah gk penasaran icap icip sana sini dan bisa punya anak ama siapa aja diluar nikah sepuasnya.
@@passerby7112 iya, Jepang kayak gitu ya karna jam kerja dan faktor duit. Mereka mikir kalo punya anak ada tabungan kagak buat kedepannya
Masih mending disini ya..... rata2 menganut paham rejeki udah ada yg ngatur..... hahaha
Bagi orang yang berpikiran panjang jangan sampai anak kita hidup susah cukup jika di dunia ini kita bisa membahagiakan diri sendiri apalah artinya keturunan dijaman sekarang ini
Negara nya Kemahalan sih..memang setara dgn teknology dan kebersihan Jepang di Mata dunia..😊
Yq wajar apa2 mahal karena tanah Jepang itu minim SDA, jadi untuk keperluan BBM mereka impor, untuk keperluan listrik mereka impor batubara. Selain itu kondisi geografis Jepang yg bergunung2 serta memiliki 4 musim membuat sektor pertaninan mereka tidak memiliki lahan yg cukup serta mereka hanya bisa menanam saat musim semi & panas, sehingga untuk kebutuhan pangan pun mereka impor. Karena keterbatasan SDA & sektor agrikulturnya maka mereka fokus ke sektor Industri, hasil ekspor industrin mereka untuk impor kebutuhan pokok masyakaratnya. Karena kebutuhan pokoknya saja selalu impor makanya biaya hidup mahal
@@AnolPapates
Pertanian jepang sdh maju, mereka menggunakan sistim pertanian dlm gedung dg cahaya buatan , jadi tdk tergantung musim. Kurang up date anda
@@BOBBY-cs8cx belum semua pertanian Jepang menggunakan teknologi tersebut.
@@BOBBY-cs8cx duh lu kalau oon jangan diumbar2 lah. yg dibahas kan apa2 mahal. Kenapa mahal krn mereka punya 4 musim artinya saat musim gugur & dingin tidak dapat bertani. Melakukan impor ataupun pertanian indoor itu adalah upaya untuk mensiasati stok pangan untuk masyarakat, costnya lebih mahal daripada pertanian konvensional, makanya mahal, faham gak kont?
@@MasaMudha-bo8gh😄
alhamdulillah aaya siap kok
Klo lihat youtuber indo dijepang milenial disana sudah muak lihat bapaknya kerja dari muda ampe tua lembur tiap hari buat loyalitas perusahaan tapi kehidupan keluarganya ga bahagia karna ga punya waktu untuk keluarga makanya milenial disana ga mau itu terulang kembali mreka udh cukup hidup sederhana yg penting bahagia..
Gua udah dr dulu, hidup pasrah 😂
belajarlah dengan Malaysia dengan mengimport lelaki Bangladesh agar populasi Jepang kembali subur
anjay 😂😂😂
Hati hati orang Bangla doyan ngentot. 😂
Tiap hari aikeh" kimochi
Ngeri klo d masa depan lebih banyak org tua yg harus produktif d banding anak muda..😬
sekarang pun kalau ada klien orang jepang, manajer atau top lev manajemenya diatas 60 tahun. walau begitu jauh lebih sehat dari kepala 30an di Indonesia.
@kshatriya5534 ya mending drpd banyak anak2 stunting atau masi muda penyakitan tp hedon... Jauh lebih jadi beban negara & WN lainnya
Pengen bgttt hidup di jepang padahal,,tempatnya indah banyak pohon sakura
lebih bagusan di indonesia. coba aja sana
Karma negara Jepang, dimana di thn 1940an menjajah negeri2 di Asia termasuk Indonesia.. sekarang menuai karma2 yg pernah dibuat oleh negara Jepang.. 🙏😊
hukum fisika selalu menang.
Bonus demografi harus dibarengi oleh kualitas SDM. Percuma klo ada banyak SDM tapi gak kompetitif yg ada cuma jadi beban org lain & masalah baru kyk pengangguran
Sesungguhnya Jepang sedang tidak baik baik saja
udah sejak beberapa dekade lalu....
Harusnya jepang mengadaptasi dari anime koi to uso, jadi setelah usia 17 tahun warga jepang akan dijodohkan.
Dibiayai oleh negara dari semua kebutuhan nya.
Semoga aja terwujud 🤭🤭🤭
Jepang tidak akan punah. Masa sekarang adalah masa transisi menuju generasi Islam jepang
Waduh
Insya Allah anak bangsa indonesia tidak akan takut untuk menikah dan memiliki keturunan , kamu yakin semua sudah di jamin rizkynya sama Allah ,rakyat Indonesia insya Allah religius ngak akan pusing dg memberikan makan untuk anak , ada singkong , ketela , jagung , dan banyak yg bisa di konsumsi di Indonesia , ini sdh teruji berabad abad , jayalah negeriku jayalah bangsaku ❤🇮🇩
Skrg udah mulai banyak
Hahaha milineal indo justru suka nikah muda..buat banyak anak..tpi kualitas hidup rendah
*_Full_* *_KARBO_*
Rendah *_PROTEIN_*
Kurang *_KALSIUM_* *_SUSU_*
Tubuh *_PENDEK_*
mentalitas bngsa2 mb0k agama, sm sprti india, filipin dan negara2 amrika selatan
@@richarddawkins4607masih mendinglah ketimbang kena mental mental bangsa tanpa agama, jiwanya hanya ingin berkolonialisme 😊
Seluruh dunia memang sedang menuju depopulasi di akibatkan internet, manusia jadi semakin cerdas, realita dunia tergambar jelas di internet, dari perang, krisis, pembunuhan, penganiayaan, ketidakadilan dimana2...
Dulu org tidak melihat realita dunia, dan banyak yg bodoh, hiburan paling tiap malam ngeseks sama istri, ga mikir kalau bakal jadi anak, makanya anak 10 walaupun hidup susah...
Sekarang hiburan tersedia dimana mana, menikah dan punya anak sudah tidak jadi prioritas utama... Apalagi kalau untuk menghidupi diri sendiri masih susah...
Iya kali coba listrik dan internet dimatikan selama 1 tahun, mungkin akan kembali lahir bayi bayi jepang.
@@SultanCAHAYAPUTRA malah krisis mendadak, bisa kacau dimana mana... Dunia sudah sangat tergantung dgn listrik dan internet ...
Bayangin listrik, internet mati, duit org yg ada dibank ga bisa di ambil semua, data2 penting saham perusahaan, crypto... Semua uang digital hilang ya kacau dunia...
Bener sih. Hiburan sudah Dimana-mana. Dan banyak juga contoh2 keluarga yg punya banyak anak ekonominya sangat pusing
Coba menganut kata pepatah, banyak anak banyak rejeki 😂😂😂
dibayar disana, kasih hadiah, tetap ngak mau, mirisnya ada pekerjaan cek rumah tanpa aktivitas, karena banyak kasus, penghuninya meninggal sendirian.
intinya anak adalah aset bangsa tanpa anak negara/bangsa akan mengalami kemunduran ekonomi dan hancur karena mereka akan meneruskan kepemimpinan negara mengatur negara di masa depan.
Bukan seperti itu juga, hidup moderen itu sulit dan melelahkan. Terkadang manusia itu jenuh dengan segala tuntutan ekonomi di zaman moderen. Negara tidak akan hancur, hanya saja tidak akan berkembang pesat seperti sebelumnya, dan itu sah-sah saja asalkan rakyat bahagia.
@@agustdofficial8945 jadi tidak masalah kalau masyarakat di Jepang sana tidak memiliki pemikiran kedepannya berkeluarga hanya memikirkan aman nyaman dalam kehidupan tanpa pernikahan.
Saya siap bantu bercocok tanam. Siapkan lahan sebanyak mungkin
Pentingnya agama diatas ilmu pengetahuan..
Jepang hari ini adalah sisa kejayaan tahun 90an suram negara maju
Karena dominasi bisnis China dan Rusia di berbagai sektor, berimbas terhadap negara Jepang.
Mengapa suram?, jumlah penduduk mereka sedikit dan penemu.
Meluuu aku ...😂
Yang pegang obligasi rata” udah sepuh sedangkan keturunannya sedikit.
Sedangkan yang mudah susah buat nabung bahkan untuk dirinya sendiri.