Penampilan Anggun dan Memukau Maestro Tari Badaya Rancaekek Irawati Durban Ardjo 81 tahun
HTML-код
- Опубликовано: 2 дек 2024
- Irawati Durban Ardjo (81 tahun) belajar aneka tari Sunda dan balet pada masa remaja, sebelum akhirnya mempelajari secara khusus Tari Badaya Rancaekek kepada Raden Nugraha Soediredja. Pada masa Presiden Sukarno, ia banyak mengikuti misi kesenian Indonesia ke mancanegara. Ia juga seorang dosen yang mengajar di Bandung dan beberapa universitas di Amerika Serikat. Ia bahkan menulis banyak buku tentang tari, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa.
Tari Badaya Rancaekek (1924)
adalah tari gubahan Raden Sambas Wirakoesoemah khusus untuk penari perempuan. Namanya berganti-ganti, mulai dari Tari Roromendut, Tari Karawitan Istri hingga menjadi Tari Badaya Rancaekek atau Tari Badaya Wirahmasari Rancaekek karena bersumber dari perkumpulan tari Wirahmasari di Rancaekek, Bandung. Tarian ini menggambarkan para penari yang sedang menyambut tamu di Pendopo Kabupaten.
PANGGUNG MAESTRO VI tahun 2024
15-16 Agustus 2024
Gedung Kesenian Jakarta
Dalam rangka turut memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79, Yayasan Bali Purnati mempersembahkan Panggung Maestro VI bekerjasama dengan Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, dan didukung oleh Yayasan Taut Seni dan Bumi Purnati Indonesia.
Panggung Maestro 2023 dan 2024 terselenggara atas dukungan Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid; Direktur Perfilman, Musik, dan Media Ahmad Mahendra dan Sulistyo Tirtokusumo; Endo Suanda dan Restu Imansari Kusumaningrum sebagai Penggagas dan Dewan Artistik Panggung Maestro.
Kredit video: Adi Nurbanatra
Video milik Yayasan Bali Purnati. 2024
❤❤
Semoga tari klasik berjaya kembali seperti pada jamanya.
Salah satu tari putri karya Rd. Sambas Wirakoeseomah yang "terselamatkan". Terimakasih Rd. Nugraha Sudiredja (Alm.) dan Ibu Ira, yang terus menjaga tarian ini. Semoga lestari... Selamat...
Maksudnya terselamatkan itu bagaimana, kak? Mohon pencerahannya terima kasihh 🙏
@@tachibanarizuki4932 karena sejak Wirahmasari di Rancaekek bubar sekitar tahun 1962, setelah Rd. Sambas meninggal dunia, tarian ini sudah tidak dikenal ditempat kelahirannya. Jadi Badaya Rancaekek ini hanya ada di perkumpulan Tari Pusbitari Ibu Ira. Baru sekitar tahun 2013 dijadikan mata kuliah di ISBI, dan sumbernya dari Ibu Ira