Hindu Dharma Nusantara Etnis Karo (Hindu Karo)
HTML-код
- Опубликовано: 18 сен 2024
- Hindu adalah Agama Yang Menjadikan Nilai-Nilai Budaya Leluhur sebagai Bagian dalam setiap Praktek Kegiatan Ritual Agamanya. Dalam Prakteknya Agama Hindu menggali setiap Nilai-Nilai Budaya Leluhur.
Mejuah-juah Kita Kerina
Tat Astu Swaha 🙏🙏🙏
Mejuah Juah & Om Swastyastu ita etnis Karo
Salut kpd Hindu Karo yg memegang teguh warisan leluhurnya, ttp senmangat semeton Hindu Karo
Kalian tidak sendiri, ❤️ Kembalikan Kejayaan Nusantara
Swaha😇😇😇
Waktu Hindu datang ke Nusantara mereka tidak bilang ajaran yg mereka bawa adalah Hindu;mereka mengajarkan prtanian;prtanian;budaya;pemerintahan utk menambah pengetahuan yg SDH ada sebelumnya hingga lama-lama mereka sebut agama yg sama jadi brbeda.maaf ini penafsiran sy.jadi Hindu hrs jadi contoh yg baik-baik
Suku KARO secara genetik:
Berdasarkan DNA (ilmu genetika yang keabsahannya diakui oleh PBB) Suku Karo sudah mendiami Pulau Sumatera sejak 8.300 tahun lampau dan jauh sebelum Raja-raja Batak datang ke Pulau Sumatera dari sabang sampai lampung (berdasarkan genetika DNA ini mengartikan Suku Karo bukan suku batak dan bukan juga sub suku batak).
Orang Karo terutama merupakan campuran dari 4 (empat) penutur bahasa, yaitu:
1. Orang Negrito (Masa Mesolitik: 10.000 - 6.000 tahun lalu).
2. Penutur Austroasiatik (Masa Neolitik: 6.000 - 2.000 tahun lalu).
3. Penutur Austronesia (Masa Neolitik: 6.000 - 2.000 tahun lalu).
4. Orang Tamil dari India Selatan (Masa periode tahun masehi).
Di dalam DNA Karo (dan Gayo) ada ditemukan unsur: Negrito, Austroasiatik, Austronesia, dan Tamil, sehingga kesamaan inilah yang membuat Karo dan Gayo berkerabat sangat dekat.
Sementara Orang Karo merupakan keturunan dari campuran Orang Negrito yang datang pada masa Mesolitik, penutur Austroasiatik dan penutur Austronesia yang datang pada masa Neolitik, serta Orang Tamil. Maka, jelas berbeda kedatangannya yang jauh lebih dulu kedatangan dari Orang Negrito, penutur Austroasiatik, dan penutur Austronesia dibanding Si Raja Batak yang diperkirakan datang sekitar 800 (+/- 200) tahun lalu.
dikonfirmasi oleh hasil analisa DNA Orang Toba oleh Mark Lipson (2014:87) dengan menyimpulkan bahwa DNA Orang Toba terdiri dari: Austronesia 55%, Austroasiatik 25%, dan Negrito 20%. Maka, jelas bahwa Orang Toba bukan hanya Orang Taiwan (Austronesia+Austroasitik), tetapi campuran Orang Taiwan dan Orang Negrito. Orang Negrito sudah ada mendiami Humbang sebelum Si Raja Batak datang ke Sianjur Mula-mula di kaki Pusuk Buhit, Negeri Toba, sehingga pernyataan bahwa Sianjur Mula-mula merupakan awal persebaran manusia bukanlah fakta, melainkan hanyalah mitos.
Orang Karo bukanlah Orang Taiwan seperti Si Raja Batak yang Orang Taiwan, melainkan campuran Negrito, Austroasiatik, Austronesia, dan Tamil. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa Orang Karo bukan keturunan Si Raja Batak dari Sianjur Mula-mula. Orang Karo lebih dulu sampai di Tanah Karo yang sudah datang pada masa prasejarah daripada Si Raja Batak yang sampai di Sianjur Mula-mula sekitar 800 (+/- 200) tahun lalu, sehingga migrasi Orang Toba ke Tanah Karo tidak menjadikan Orang Karo menjadi keturunan Si Raja Batak dari Sianjur Mula-mula. Jelas bahwa tidak ada hubungan genealogis Si Raja Batak dengan Orang Karo, sementara bahasa Toba dan bahasa Karo termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia. Akhirnya, pernyataan bahwa Orang Karo adalah keturunan Si Raja Batak dari Sianjur Mula-mula bukanlah fakta, melainkan hanyalah mitos!
Kenapa orang Karo tidak mau disebut Batak.
Dalam buku "Sejarah Pijer Podi, Adat Nggeluh Suku Karo Indonesia (1995)" karya Kol (Purn) Sempa Sitepu menuliskan dengan tegas jika Suku Karo bukan berasal dari si Raja Batak. Sehingga penyebutan Batak Karo jelas mengubah sejarah.
Dalam penjelasannya, dia pun mencantumkan sisilan suku Karo yang dirangkum dari cerita para leluhurnya. Dituliskan jika leluhur etnis Karo dari India Selatan yang berbatasan Myanmar
Dahulunya, ada seorang raja hidup dengan permaisurinya di seberang laut. Sang raja rupanya memiliki panglima bernama Karo yang merupakan orang keturunan India.
sang raja mengatakan pada Panglima Karo ingin pergi ke lokasi baru untuk mendirikan kerajaan. Sang putri raja Si Miansari ikut serta. Miansari yang sudah menyimpan rasa kepada Karo memilih ikut rombongan dengan pasukan yang dipimpin sang panglima.
Pasukan pun berlayar hingga tiba di Pulau Pinang. Konon mereka tinggal beberapa bulan di pulau itu hingga sang Raja kepincut dengan pulau yang lebih luas di sebelah selatan.
Dengan semangat raja pun akhirnya meminta pasukan bersiap untuk menyeberang. Nahas, di tengah laut, mereka diterjang ombak besar hingga pasukan terpencar. Beruntung putri Miansari dengan rombongan Panglima Karo terdampar. Sementara keberadaan sang raja tak diketahui. akhirnya
Putri Miansari dengan Panglima Karo pun sepakat pergi dengan membawa dua dayang dan tiga pengawal. Dalam pencarian tempat baru itu, akhirnya Miansari dan panglima menikah. Rombongan pun akhirnya tiba di pulau Perca (Sumatera). Saat ini, tempat tersebut dinamakan Belawan.
Masih belum ingin menetap, rombongan pun menelusuri aliran sungai hingga tiba di tempat yang kini dinamakan Durin Tani. Di tepat itu diketahui ada gua yang disebut gua Umang. Dianggap tak aman, Panglima Karo dengan rombongan pergi hingga sampai ke tempat bernama Buluhawar, Bukum. Mereka pun tinggal di kaki gunung kini bernama Sikeben yang berdekatan dengan Bandarbaru.
Masih mencari tempat yang lebih nyaman, Karo kembali berpindah hingga tiba di kaki Gunung Barus. Meski pemandangan dan udara di tempat tersebut sangat disukai rombongannya, Karo tetap ingin mencari tempat lain yang mirip dengan tanah kelahirannya.
Saat beristirahat di bawah pohon beringin, Karo mengutus anjing untuk menyusuri sungai yang kini disebut Sungai Lau Biang. Beruntung anjing itu kembali dengan selamat. Karo dan rombongan pun kembali melakukan perjalanan hingga tiba di daratan tinggi bernama Mulawari atau berseberangan dengan si Capah (Seberaya). Daratan tinggi kini ini sebut Tanah Karo.
Pernikahan Putri Miansari-Karo dikaruniani tujuh anak. Anak pertama hingga keenam semuanya perempuan.
1. Corah
2. Unjuk
3. Tekang
4. Girik
5. Pagit
6. Jile
7. Meherga
Anak ketujuh berjenis kelamin laki-laki. Lantaran disebut sebagai penerus, anak ketujuh ini diberi nama Meherga (berharga)/Merga(mahal)
Terciptanya Merga dari Suku Karo
Lahir anak ketujuh Karo ini juga menjadi cikal bakal terciptanya merga di Suku Karo. Merga pun akhirnya menikah dengan anak Tarlon (saudara bungsu dari Miansari) bernama Cimata.
Merga dan Cimata pun memiliki lima anak laki-laki yang namanya menjadi induk merga Suku Karo. Anak pertama yakni Karo (sebagai leluhur agar diingat para keturunannya). Anak keduanya yakni Ginting.
Anak ketiga yakni Sembiring. Nama itu diambil kata kata Si Mbiring yang artinya hitam. Konon, Sembiring ini paling hitam di antara saudaranya. Anak ke empat Peranginangin. Dia diceritakan lhahir saat angin puting beliung. Sementara anak kelima atau bungsu diberi nama Tarigan.
Itulah sejarah kenapa orang Karo tidak mau disebut orang Batak. Mereka tidak ingin menghapus sejarah leluhurnya hingga disebut suku Batak padahal mereka berbeda asal usul nenek moyang dan mereka telah membentuk identitas mereka yaitu" Suku Karo dgn Merga Silima" dgn salam Mejuah-juah.
Dikutip dari website resmi Pemerintah Kabupaten Karo, berikut daftar 5 marga induk suku Karo atau Merga Silima beserta sub merganya.
1. KARO-KARO:
· Barus
· Bukit
· Gurusinga
· Kaban
· Kacaribu
· Ketaren
· Kemit
· Jung
· Purba
· Sinulingga
· Sinukaban
· Sinubulan
· Sinuraya
· Sitepu
· Sinuhaji
· Surbakti
· Samura
· Sekali
2. GINTING:
· Ajartambun
· Babo
· Beras
· Cabap
· Gurupatih
· Garamata
· Jandibata
· Jawak
· Manik
· Munte
· Pase
· Seragih
· Suka
· Sugihen
· Sinusinga
· Tumangger
3. SEMBIRING:
· Berahmana
· Busuk
· Depari
· Colia
· Keloko
· Kembaren
· Muham
· Meliala
· Maha
· Bunuaji
· Gurukinayan
· Pandia
· Keling
· Pelawi
· Pandebayang
· Sinukapur
· Sinulaki
· Sinupayung
· Tekang
4. Perangin-angin
· Bangun
· Keliat
· Kacinambun
· Namohaji
· Nano
· Menjerang
· Uwir
· Pinem
· Pancawan
· Panggarun
· Ulun Jandi
· Laksa
· Perbesi
· Sukatendel
· Singarimbun
· Sinurat
· Sebayang
· Tanjung
5. TARIGAN:
· Bondong
· Gana-gana
· Gersang
· Gerneng
· Jampang
· Purba
· Pekan
· Sibero
· Tua
· Tegur
· Tambak
· Tambun
· Silangit
· Tendang
Suku Karo tak mengenal MARGA tapi MERGA yang berasal dari kata MEHERGA/ MERGA yang berarti mahal karena anak laki-laki itu penerus keluarga.Suku Karo punya MERGA SILIMA yaitu KARO-KARO,GINTING, SEMBIRING PERANGINANGIN dan TARIGAN dimana ada 2 merga berbeda atau mendapat pengecualian yaitu merga PERANGINANGIN boleh menikah sesama cabang merga PERANGINANGIN dan satu lagi merga SEMBIRING yang terbagi menjadi dua yaitu yang makan b1/anjing tidak boleh menikah sesama cabang merga SEMBIRING dan yang pantang makan b1/anjing boleh menikah sesama cabang merga SEMBIRING.
Bujur ras mejuah-juah man kita kerina Kalak KARO tanpa embel-embel pembatak2kan dgn logika dan fakta 🙏
SALAM BANG....
BENAR KATA ABANG HANYA HINDU DHARMA YG MAMPU MELAHIRKAN MEMELIHARA MENGGALI KEBUDAYAAN ASLI NUSANTARA
..
Betul...tepat dan sangat jelas penjelasan Pak Singarimbun bahwa Hindu adalah pelestari adat istiadat budaya dan nilai nilai kemanusiaan yang sejati.
Mantap🙏🙏 Rahayu untuk saudara Hindhu karo!🙏 wawasan dan pemahaman yg luas🙏 jaga Adat budaya dan nilai2 luhur setempat!
Semangat Bpk penyuluh senang mendengar penjelasan Bpk semoga Hyang Widi selalu memberkati Bpk dg sinar sucinya,
selamat dan sukses selalu saudara yg di tanah karo ,mari jaga dan ajegkan warisan leluhur kita
Selamat Saudara Hindu Karo...salam rahayu dari JawabTimur
Semoga bapak sllu diberkati sanghyang widi wasa, hindu karo bangkit kembali,salam majuajua🙏👍
Semoga hindu karo bangkit dan berkembang untuk dapat menemukan jati dirinya sbg jati diri nusantara ❤
Om swastyastu....salam raharu , semoga sll diberkahi kesehatan, rejeki yg banyak umur panjang svaha......🙏
Om Swastyastu salam Rahayu dari Denpasar terima kasih kepada saudara ku sedharma di tanah Karo dan pemena yang masih mempertahankan ajaran leluhur 🙏
AUM.. AUM.. AUM... saya sangat kagum atas pencerahan dari Bpk Karma Singarimbun SAG.. semoga umat Hindu Karo selalu: Sehat, sentosa, Makmur dan Damai selalu... trimakasih Bpk Karma S.. 🙏🙏🙏👍👍👍
Rsi Bhrgu ,emang benar salah satu orang suci Hindu ,itu emang ada di kitab Weda . Selamat buat Semeton Hindu Karo smoga Rahayu dan sejahtera . salam dari bali
Dumogi.sareng sami state ngemolihan kerahayuan..🙏🙏🙏
Salut, untuk umat sedharma Hindu Karo dan Hindu Pamena, mulai bangkit dengan kebudayaan lokal, sebab Hindu itu adalah kebenaran kesucian keindahan (satyam siwam sundharam), semoga Dibata (Brahman) penguasa alam atas tengah bawah (bhur bwah swah) menganugrahi kedamaian dan kesejahteraan (shanti jagadhita),
Selalulah menjaga kedamaian,walaupun beda nama,tetaplah hindu nusantara,,menjunjung dharma yg menjadi pegangan umat hindu kita,menjaga irama kehidupan kita sebagai umat hindu,,salam rahayu dari bali🙏🙏🙏
Semangat terus saudaraku💪💪, semoga Hindu Karo terus berkembang.kalau boleh saya usul buatlah Gayatri fersi Hindu Karo.
Om suastyastu 🙏
Salam Rahayu dari Buleleng Bali
Terimakasih sodaraku Karo,semoga semakin berkembang dari Bali kami mendukungmu svaha
Salam.Rahayu untuk Hindu Karo terus kembangkan filosofi Hindu dan kearifan falsafah budaya Pamena yang terus berkembang, swaha.denpasar Bali hadir
Mantap pak Karma, mudah2an saudara kita di Tanah Karo semakin sukses dn tetap menjaga warisan leluhur serta dimudahkan segalanya oleh Tuhan Yang Maha Esa,,, 🙏🙏🙏
Agak telat penganut Pemena diwadahi Hindu Dharma. Baguslah sekarang kepercayaan ini sudah dilindungi.
Salam menjuah-juah... Astungkara Hindu Pemena Karo dan sekitarnya semakin berkembang secara Populasi... Dan moralitasnya... Juga adat-Budayanya selalu Lestari... Nilai Filsapat disetiap Budaya - Tradisi Sucinya agar selalu angkat makna - Filosopinya 🙏
Salam dari Bali 🙏
Betul sekali bapak, tradisi dan budaya adalah cara agama menampakkan diri. Hindu datang ke suatu tempat tidak mencabut akar akar budaya lokal melainkan merawatnya. Dalam ajaran animisme, setiap benda memiliki roh. Paralel dengan konsep dalam ilmu fisika yakni, setiap materi memiliki energi. Roh dalam bahasa animisme adalah energi dalam bahasa keilmuan, benda dalam bahasa animisme adalah materi dalam bahasa keilmuan. Dalam bahasa agama dikenal Tuhan dan dunia. Tuhan dalam hal ini adalah roh yang agung, roh universal, dan dunia adalah materi global. Dalam ilmu jiwa dikenal, jiwa dan raga. Jiwa dalam hal ini aalah roh personal, energi personal. Raga atau badan adalah cara jiwa menampakkan diri. Demikianlah dalam konsep Tuhan dan dunia, sesungguhnya dunia ini adalah cara Tuhan menampakkan diri, dunia ini adalah tanda keberadaan Tuhan. Dari sini tampaklah bahwa animisme sebagai kepercayaan masyarakat primitif sesungguhnya merupakan kepercayaan yang bertaraf keilmuan, keyakinan ilmiah. Jadi, sangat masuk akal jika kaum animis menyembah Tuhan dengan menggunakan simbol simbol keberadaan. Nya. Orang bilang, manusia adalah homo simbolicum, dalam berkomunikasi selalu saja menggunakan simbol simbol sebagai media. Saya tidak bisa mendengar suara penyiar di studio
Bangkitlah Hindu Karo,tetap lestarikan budaya leluhur. 👍🙏
Matur Suksma dukungannya Jik. 🙏🙏🙏
Semoga warga Hindu Karo semakin berkembang dan damai selalu salam Rahayu swaha 🙏🙏🙏
Om Swatiastu, Bapak yg menjelaskan tentang hindu dlm vidio ini sangat luar biasa. Saya tdk pernah menduga bahwa di Tanah Karo ada Hindu, semoga Brahman slalu melimpahkan kebaikan kpd Umat Hindu Karo, jangan malu beragama Hindu, Hindu itu Damai dan Indah, bukti nyata Panca Sila, lambang negara Burung Garuda itu diambil dri ajaran Hindu dan masih banyak lagi konsep2 Hindu digunakan oleh negara kita tercinta ini.
Bahkan nama2 org di luara hindu masih banyak menggunakan nama2 Dewa/Dewi Hindu
Contoh : Surya Dharma... artinya Cahaya kebenaran, Wisnu, Bayu, Indra, Santi, Saraswati dll.
Siap Pak Gede, Bapak Tersebut adalah Penyuluh Agama Hindu dari Suku Karo, yang di Tempatkan di Kemenag Kota Medan. Beliau adalah Penyuluh PNS. Salam dari Karo Mejuah-juah Kita Kerina
Saya dari Bali mendoakan semoga selalu mendapatkan kedamaian..🙏
Salam Rahayu,saudara Sedharma dari Karo. Semoga mendapatkan tuntunan dan perlindungan dari Hyang Widhi Wasa dan Leluhur Nusantara makin sejahtera dan damai. 🙏🙏🙏👍👍👍
Mantap ini penjelasannya
Teruslah melestarikan budaya leluhur...sy muslim..hormat pada saudara"yg masih melestarikan budaya leluhur....
Salam damai semoga kita semua selalu dalam lindungan Tuhan sebarkanlah kedamain keseluruh belahan dunia dengan perbuatan perkataan dan pikkiran yang baik
Alam memberi kehidupan nyata Rahayu
Om Suastuastu, Njuah-njuah, mantap Abang, semoga tetap sehat jiwa raga dan damai selalu, Rahayu 👍🙏
Smg Hindu di Tanah Karo makin maju dicintai oleh masyarakat Karo tetap semangat untuk maju
Mohon perjuangkan smg makin berkembang, swaha
Ya Pak, Dumogi Agama Hindu Karo semakin Rahayu Lan Jagathita. Tat Astu Swaha 🙏🙏🙏
@Parameswara dari Tumasek kasihan, para penganut keyakinan leluhur itu dikonversi keagama yg sangat jauh pemahaman agamanya, tolonglah.mereka itu sipaya tetap bisa.melaksanakan ajaran serta tradisi leluhur mereka, kasihan mereka kalau sampai tercerabut dari budaya leluhurnya
Rahayu Bang Karma. Rasanya saya ingat th 1987 kita pernah bertemu.
salam rahayu buat teman hindu karo, tetap semangat menggali, meniti dan mengajarkan nilai nilai luhur
bagi kehidupan bermasyarakat yg damai dinamis ramah lingkungan dan sejahtera serta sentosa.
Mantul diskusi nya pas dengan konsep Hindu,gali terus nilai-nilai budaya Hindu 🙏🕉️
Semoga saudara sedharma Karo di Sumatra Utara serta dimanapun berada selalu mendapat tuntunan dan perlindungan dari Hyang Debata. Swaha
Salam dari Bumi Blambangan Banyuwangi .🙏🙏🙏
Mantaf smg ajaran Budi luhur smkin berkembang dan smg CHANEL berbasis ajaran Budi smkin bertambah banyak agar kaum milenial biar tahu ttg ajaran Budi yg sangat menghormati sesama manusia , dan tdk sprt ajaran import dr LN yg menghina , memusrikan , mengharamkan , menyesatkan , ajaran Budi luhur Nusantara.
Luar biasa...lestarikan budaya leluhur👍👍👍
Agama yg menghargai semua ciptaan Tuhan....
Ajaran penuh kasih..
Semoga semeton hindhu karo selalu tetap semangat menjalankan ajaran agama Hindu, semoga bangkit dan berkembang, semoga hidup damai dan tentram.
mejuah juah
SEMANGAT pak Penyuluh untuk menggali nilai-nilai luhur kearifan di Karo.🙏🙏🙏
Matur Suksma Pak Ketut, Mohon Juga Referensi Kajianny sebagai Bahan Penunjang.
Salam rahayu buat semeton Hindhu Karo
Semoga umat
Hindu
Karo semakin kokoh dlm ber
Agama
Hindu dan di
Anugrahi kesehatan raga dan ketulusan batin dalam melakoni
Agama
Hindu semoga di anugrahi kesehatan lahirbatin
Om
Santhi
Santhi
Santhi
Ooom9
Cara berpikir Vedanta Upanisad yg tidak mempertentangkan perbedaan2 tapi memperlakukan sebagai nuansa yg indah dan damai. " Orang2 tidak berilmu mencari Tuhan dalam bayangan yg ada di Batu dan Kayu/pohon,tetapi orang2 yg berilmu/bijak mencari Tuhan dalam dirinya. Para yogi melihat Yang Maha Tinggi pada Atman". Dalam pernyataan ini orang yg tdk berilmu tdk dikafirkan,dan tidak di pertentangkan oleh yg berilmu.
Maka dari itu orang yg berilmu para rsi,pandita,guru wajib membagikan ilmunya utk orang2 yg tdk tahu.
Rahayu 👍👍🙏🙏🙏
Om swastiastu salam dr Bali domogi Hindu Karo slalu menjaga budaya leluhur Karo astungkara 🙏🙏🙏
Bangkitlah saudaraku hindu karo.
Penjlasan dari bapak kama singarimbum s. AG. Tentang hindu pemena sangat tepat karna hindhu sesuai adat dan istiadat di tanah karo.
Dumogi rahayu3.
Mantap penjelasan bpk penceramah hindhu, semoga tetap semangat dalam melayani umatnya sehinggga hindhu bangkit dan berkembang.
Om,Suastiastu,,smg Hindu karo senntiasa terus ndpt tuntunn dan pencerahan Hyang Widi wasa🙏
Mantap Bp Karma ,semoga Bpk dan keluarga dan semeton Karo dalam keadaan selalu sehat ,sejahtera dan bahagia
Baru tampil di layar saya. Luar biasa penjelasannya, runut dan logis sehingga kita tidak lepas hubungan dengan leluhur....🙏
Meletakkan sesaji sebagai persembahan kepada Tuhan di Atas batu ataupun pohon besar sebagai tempat/altar untuk sembahyang.
Bukan berarti kita memuja batu atau pohon itu.
Istilah animisme/dinamisme yg dituduhksn kepada leluhur kita adalah suatu fitnah dan sebagai cara oleh para penyebar agama lainnya untuk mengkonversi agar kita meninggalkan ajaran leluhur kita dan mengikuti ajaran mereka.
Ingat bahwa adaNya Tuhan, maka adanya Leluhur, adanya kita karena adanya Leluhur.
Dan kita yang ada sekarang ini adalah anak cucu dari para leluhur kita yg dulu.
Ajaran mereka harus tetap dilanjutkan agar kita tdk dianggap sebagai keturunan yang durhaka.
Jayalah Hindu Nusantara.
Hindu/Weda/Sanatana Dharma/Kebenaran Sejati.
Adat budaya dan ajaran leluhur di setiap suku dan daerah itulah Kebenaran Sejati/Weda/Hindu.🙏
Maju terus HINDU KARO, kita ini satu atap yaitu HINDU, mari kita bersama wujud kan ajaran DHARMA, ajaran leluhur nenek moyang kita
Luar biasa penyampian Bapak ini shg orang yg mendengar bisa paham dan mengerti.salam rahayu dari Bali
komunitas KARO banyak di BALI , ada GBKP, ada kumpulan marga2 yg pertemuanna 3 atau 4 bulan sekali, orangnya penuh toleran jujur dan setia, suka masakan LAWAR , BALI di bahasa KARO artinya SAMA, SERI, SERUPA. Salam persaudaraan untuk orang BALI dari TANEH KARO. OK.
Jadilah Hindu sesuai dengan adat istiadat setempat, tdk harus balinisasi.... silahkan gunakan adat Karo yg penting intinya percaya dengan Dharma ajaran Hindu yg Damai
Rahayu. Salam majua-jua semeton / saudara Hindu Karo. 👍👍👍
Mejuahjuah salam suku Karo
Suku KARO secara genetik:
Berdasarkan DNA (ilmu genetika yang keabsahannya diakui oleh PBB) Suku Karo sudah mendiami Pulau Sumatera sejak 8.300 tahun lampau dan jauh sebelum Raja-raja Batak datang ke Pulau Sumatera dari sabang sampai lampung (berdasarkan genetika DNA ini mengartikan Suku Karo bukan suku batak dan bukan juga sub suku batak).
Orang Karo terutama merupakan campuran dari 4 (empat) penutur bahasa, yaitu:
1. Orang Negrito (Masa Mesolitik: 10.000 - 6.000 tahun lalu).
2. Penutur Austroasiatik (Masa Neolitik: 6.000 - 2.000 tahun lalu).
3. Penutur Austronesia (Masa Neolitik: 6.000 - 2.000 tahun lalu).
4. Orang Tamil dari India Selatan (Masa periode tahun masehi).
Di dalam DNA Karo (dan Gayo) ada ditemukan unsur: Negrito, Austroasiatik, Austronesia, dan Tamil, sehingga kesamaan inilah yang membuat Karo dan Gayo berkerabat sangat dekat.
Sementara Orang Karo merupakan keturunan dari campuran Orang Negrito yang datang pada masa Mesolitik, penutur Austroasiatik dan penutur Austronesia yang datang pada masa Neolitik, serta Orang Tamil. Maka, jelas berbeda kedatangannya yang jauh lebih dulu kedatangan dari Orang Negrito, penutur Austroasiatik, dan penutur Austronesia dibanding Si Raja Batak yang diperkirakan datang sekitar 800 (+/- 200) tahun lalu.
dikonfirmasi oleh hasil analisa DNA Orang Toba oleh Mark Lipson (2014:87) dengan menyimpulkan bahwa DNA Orang Toba terdiri dari: Austronesia 55%, Austroasiatik 25%, dan Negrito 20%. Maka, jelas bahwa Orang Toba bukan hanya Orang Taiwan (Austronesia+Austroasitik), tetapi campuran Orang Taiwan dan Orang Negrito. Orang Negrito sudah ada mendiami Humbang sebelum Si Raja Batak datang ke Sianjur Mula-mula di kaki Pusuk Buhit, Negeri Toba, sehingga pernyataan bahwa Sianjur Mula-mula merupakan awal persebaran manusia bukanlah fakta, melainkan hanyalah mitos.
Orang Karo bukanlah Orang Taiwan seperti Si Raja Batak yang Orang Taiwan, melainkan campuran Negrito, Austroasiatik, Austronesia, dan Tamil. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa Orang Karo bukan keturunan Si Raja Batak dari Sianjur Mula-mula. Orang Karo lebih dulu sampai di Tanah Karo yang sudah datang pada masa prasejarah daripada Si Raja Batak yang sampai di Sianjur Mula-mula sekitar 800 (+/- 200) tahun lalu, sehingga migrasi Orang Toba ke Tanah Karo tidak menjadikan Orang Karo menjadi keturunan Si Raja Batak dari Sianjur Mula-mula. Jelas bahwa tidak ada hubungan genealogis Si Raja Batak dengan Orang Karo, sementara bahasa Toba dan bahasa Karo termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia. Akhirnya, pernyataan bahwa Orang Karo adalah keturunan Si Raja Batak dari Sianjur Mula-mula bukanlah fakta, melainkan hanyalah mitos!
Kenapa orang Karo tidak mau disebut Batak.
Dalam buku "Sejarah Pijer Podi, Adat Nggeluh Suku Karo Indonesia (1995)" karya Kol (Purn) Sempa Sitepu menuliskan dengan tegas jika Suku Karo bukan berasal dari si Raja Batak. Sehingga penyebutan Batak Karo jelas mengubah sejarah.
Dalam penjelasannya, dia pun mencantumkan sisilan suku Karo yang dirangkum dari cerita para leluhurnya. Dituliskan jika leluhur etnis Karo dari India Selatan yang berbatasan Myanmar
Dahulunya, ada seorang raja hidup dengan permaisurinya di seberang laut. Sang raja rupanya memiliki panglima bernama Karo yang merupakan orang keturunan India.
sang raja mengatakan pada Panglima Karo ingin pergi ke lokasi baru untuk mendirikan kerajaan. Sang putri raja Si Miansari ikut serta. Miansari yang sudah menyimpan rasa kepada Karo memilih ikut rombongan dengan pasukan yang dipimpin sang panglima.
Pasukan pun berlayar hingga tiba di Pulau Pinang. Konon mereka tinggal beberapa bulan di pulau itu hingga sang Raja kepincut dengan pulau yang lebih luas di sebelah selatan.
Dengan semangat raja pun akhirnya meminta pasukan bersiap untuk menyeberang. Nahas, di tengah laut, mereka diterjang ombak besar hingga pasukan terpencar. Beruntung putri Miansari dengan rombongan Panglima Karo terdampar. Sementara keberadaan sang raja tak diketahui. akhirnya
Putri Miansari dengan Panglima Karo pun sepakat pergi dengan membawa dua dayang dan tiga pengawal. Dalam pencarian tempat baru itu, akhirnya Miansari dan panglima menikah. Rombongan pun akhirnya tiba di pulau Perca (Sumatera). Saat ini, tempat tersebut dinamakan Belawan.
Masih belum ingin menetap, rombongan pun menelusuri aliran sungai hingga tiba di tempat yang kini dinamakan Durin Tani. Di tepat itu diketahui ada gua yang disebut gua Umang. Dianggap tak aman, Panglima Karo dengan rombongan pergi hingga sampai ke tempat bernama Buluhawar, Bukum. Mereka pun tinggal di kaki gunung kini bernama Sikeben yang berdekatan dengan Bandarbaru.
Masih mencari tempat yang lebih nyaman, Karo kembali berpindah hingga tiba di kaki Gunung Barus. Meski pemandangan dan udara di tempat tersebut sangat disukai rombongannya, Karo tetap ingin mencari tempat lain yang mirip dengan tanah kelahirannya.
Saat beristirahat di bawah pohon beringin, Karo mengutus anjing untuk menyusuri sungai yang kini disebut Sungai Lau Biang. Beruntung anjing itu kembali dengan selamat. Karo dan rombongan pun kembali melakukan perjalanan hingga tiba di daratan tinggi bernama Mulawari atau berseberangan dengan si Capah (Seberaya). Daratan tinggi kini ini sebut Tanah Karo.
Pernikahan Putri Miansari-Karo dikaruniani tujuh anak. Anak pertama hingga keenam semuanya perempuan.
1. Corah
2. Unjuk
3. Tekang
4. Girik
5. Pagit
6. Jile
7. Meherga
Anak ketujuh berjenis kelamin laki-laki. Lantaran disebut sebagai penerus, anak ketujuh ini diberi nama Meherga (berharga)/Merga(mahal)
Terciptanya Merga dari Suku Karo
Lahir anak ketujuh Karo ini juga menjadi cikal bakal terciptanya merga di Suku Karo. Merga pun akhirnya menikah dengan anak Tarlon (saudara bungsu dari Miansari) bernama Cimata.
Merga dan Cimata pun memiliki lima anak laki-laki yang namanya menjadi induk merga Suku Karo. Anak pertama yakni Karo (sebagai leluhur agar diingat para keturunannya). Anak keduanya yakni Ginting.
Anak ketiga yakni Sembiring. Nama itu diambil kata kata Si Mbiring yang artinya hitam. Konon, Sembiring ini paling hitam di antara saudaranya. Anak ke empat Peranginangin. Dia diceritakan lhahir saat angin puting beliung. Sementara anak kelima atau bungsu diberi nama Tarigan.
Itulah sejarah kenapa orang Karo tidak mau disebut orang Batak. Mereka tidak ingin menghapus sejarah leluhurnya hingga disebut suku Batak padahal mereka berbeda asal usul nenek moyang dan mereka telah membentuk identitas mereka yaitu" Suku Karo dgn Merga Silima" dgn salam Mejuah-juah.
Dikutip dari website resmi Pemerintah Kabupaten Karo, berikut daftar 5 marga induk suku Karo atau Merga Silima beserta sub merganya.
1. KARO-KARO:
· Barus
· Bukit
· Gurusinga
· Kaban
· Kacaribu
· Ketaren
· Kemit
· Jung
· Purba
· Sinulingga
· Sinukaban
· Sinubulan
· Sinuraya
· Sitepu
· Sinuhaji
· Surbakti
· Samura
· Sekali
2. GINTING:
· Ajartambun
· Babo
· Beras
· Cabap
· Gurupatih
· Garamata
· Jandibata
· Jawak
· Manik
· Munte
· Pase
· Seragih
· Suka
· Sugihen
· Sinusinga
· Tumangger
3. SEMBIRING:
· Berahmana
· Busuk
· Depari
· Colia
· Keloko
· Kembaren
· Muham
· Meliala
· Maha
· Bunuaji
· Gurukinayan
· Pandia
· Keling
· Pelawi
· Pandebayang
· Sinukapur
· Sinulaki
· Sinupayung
· Tekang
4. Perangin-angin
· Bangun
· Keliat
· Kacinambun
· Namohaji
· Nano
· Menjerang
· Uwir
· Pinem
· Pancawan
· Panggarun
· Ulun Jandi
· Laksa
· Perbesi
· Sukatendel
· Singarimbun
· Sinurat
· Sebayang
· Tanjung
5. TARIGAN:
· Bondong
· Gana-gana
· Gersang
· Gerneng
· Jampang
· Purba
· Pekan
· Sibero
· Tua
· Tegur
· Tambak
· Tambun
· Silangit
· Tendang
Suku Karo tak mengenal MARGA tapi MERGA yang berasal dari kata MEHERGA/ MERGA yang berarti mahal karena anak laki-laki itu penerus keluarga.Suku Karo punya MERGA SILIMA yaitu KARO-KARO,GINTING, SEMBIRING PERANGINANGIN dan TARIGAN dimana ada 2 merga berbeda atau mendapat pengecualian yaitu merga PERANGINANGIN boleh menikah sesama cabang merga PERANGINANGIN dan satu lagi merga SEMBIRING yang terbagi menjadi dua yaitu yang makan b1/anjing tidak boleh menikah sesama cabang merga SEMBIRING dan yang pantang makan b1/anjing boleh menikah sesama cabang merga SEMBIRING.
Bujur ras mejuah-juah man kita kerina Kalak KARO tanpa embel-embel pembatak2kan dgn logika dan fakta 🙏
Kali saya dirjen Hindu. Saya panggil si bapak ini untuk jadi pentuluh Hindu Indonesia. Mantap. Swaha
Mantap lae...smoga makin mantap,kami orang bali kebetulan istri kami orang batak dari sidikalang.
Kami suku Karo bukan manggil Lae.tapi silih atau senina🙏🙏
Rahayu
Mjuah juah... Salam Rahayu...
Salam rahayu dari manado, suksme dengan pencerahanx 🙏
Semoga warga hindu karo bisa tetap eksis di antara agama-agama lainnya di Indonesia
Suksma BPK atas penjelasan tentang agama Hindu mogi2 selalu sehat lan Rahayu Slam dari kami orang Hindu bali
Bangkitlah hindu karo, saya haraf phdi secara kontinyuitas memberikan bantuan bantuan sebagai penunjang pengembangan masyarakat hindu karo secara fisik dan spiritual,,🙏
Salam dari bali
Cukup mantap pak semoga umat di karo tetap semangat mendapat anugrah dari yang widi wasa dan para leluhur salam dr bali
Rahayu bapak ini mantep ulasan nya
Tempat sembahyang saudara penganut Pemena berwujud Lingga Yoni dan Tuhan dalam Pemena disebut Dewata Siwa
Bangkitlah saudaraku Karo
🙏🙏🙏
Mejuah-juah, Terimakasih atas masukkanya @Gana Pati, Tat Astu Swaha
Om Swastyastu, sy sepakat pak dg paparannya...luar biasa🙏👍
Om.swatyastu umat hindhu didesa Karo hebat semangat trus aku dari koltim.rahayu Rahayu 🙏🙏
Salam Rahayu dari Sultra,
Semoga slalu dalam lindungan hyang widhy
SAYA MELIHAT HINDU ADALAH SANGAT UNIVERSAL DAN ABADI,INI ADALAH DASAR PENGETAHUAN PENGERTIAN ADANYA KUASA ALAM SEMESTA ..KETUHANAN.
Selamat Hindu Karo semoga Hindu Karo terus berkembang dengan baik
Sehat terus bapak pembimas, semoga bisa selalu membimbing umat hindu karo terutama dharmika dari suku karo yg baru di sudhiwidani
Budaya asli Nusantara yang bernafasjan Hindu sudah bangkit dari sabang sampai merauke hindu Pemena sama dengan hkndu bali Dalam ritual Selalu Konsep Tri hita Karana !🙏🙏🙏👍❤
Rahayu Hindu Nusantara dalam melestarikan keluhungan kearifan Leluhur.🙏🙏🙏
Om swasti astu, mantap, luar biasa...setuju.... budaya leluhur tetap lestari. Sy bangga menjadi Hindu....sll menjunjung tinggi adat dan budaya leluhur
Bangkitlah Hindu Nusantara..salam Rahayu..Rahayu..Rahayu..🙏🙏
Peninggalan kebudayaan & tradisi leluhur, patut kita pertahankan &dijaga kelestariannya karena adannya itu kita menghormati leluhur kita
salut kepada saudara etnis karo yang beragama Hindu,ingat leluhur akan berbudhi luhur.
Sangat matang penjelasannya..
🙏🙏🙏
Mantaplah itu Tulang.
Rahayu Sudaraku Hindu Karo
Puji rahayu..bangkitlh adat budaya luhur nusantara...rahayu dr bali
Budaya leluhur hindu karo,,slm rahayu
Semangat saudaraku💪❤
Horas Hindu rumah besar, universal, fleksibel beribadah sesua dng desa kala patra
Mantap penjelasan bapak ini, dumogi rahayu semeton karo
Rahayu...saudara Hindu Karo / Pamena.
Suksme kembali ke jlan dharna dan kpd leluhur, svaha🙏🙏🙏
Mantap bapak penyuluh telah memberikan pencerahan yg gamblang tentang pemena dan hindu.
Mejuah juah pa,sentabi Karo Lit nge wilayahnya masuk kabupaten Dairi yaitu kecamatan taneh Pinem,tiga lingga,gunung sitember.bujur,aku merga Sitepu,mbue aliran prahindu di Karo yang penganutnya menjadi nama golongan,merga,raja Karo seperti: berahmana(brahmanisme),jadibata(pencari dibata/devata/Dewata),Surbakti/Sura Bhakti,Sinulingga(aliran Siwa lingga),dan lainnya ini saya ringkas aja.bujur
HONG Salam Rahayu salam saking Hindu Jawa Tengah 🙏
Salam ragayu saudaraku hindu karo semoga semakin ber kembang..
Hebat msh peduli dgn lingkungan dan budaya
Om Swastyastu... Rahayu