duet maut Indonesia di bidang pemikiran dan kesadaran ya mereka berdua ini. semoga saya bisa mewarisi semangat, ketekunan, dan keilmuan beliau-beliau ini, aamiin.
Habib Hussein Ja'far membahas tentang pengaruh perkembangan teknologi digital terhadap agama dan spiritualitas. Berikut adalah poin-poin penting yang dibahas: 1. Perkembangan teknologi digital dapat menjadi tantangan bagi agama dan spiritualitas karena dapat membuat manusia teralienasi dari diri sendiri dan nilai-nilai spiritual, serta dapat mengganggu hubungan manusia dengan Tuhan. 2. Agama seharusnya mengembangkan nilai-nilai substansial dengan kontekstualisasi kekinian berbasis ilmu, namun tetap fokus pada rasa spiritualitas yang tidak bisa diakomodir oleh teknologi digital. 3. Perkembangan teknologi digital harus dilihat sebagai infrastruktur untuk mengembangkan suprastruktur dalam spiritualitas. 4. Etika AI perlu diperhatikan agar tidak membuat manusia teralienasi dari diri sendiri dan agar tidak terjadi distopia. 5. Interseksi antara kecerdasan artifisial dan biologis dapat menjadi masalah jika tidak dilakukan diskursus interdepartmental. 6. Pembangunan holistik dan pemahaman tentang filsafat sangat penting dalam menghadapi tantangan perkembangan teknologi. 7. Filsafat membantu kita berpikir lebih holistik dan radikal, sehingga banyak ilmuwan terkenal seperti Freud dan Ibnu Sina adalah filosof sebelumnya. Dalam kesimpulannya, Habib Hussein Ja'far menekankan pentingnya mengembangkan nilai-nilai substansial agama dengan kontekstualisasi kekinian berbasis ilmu, namun tetap fokus pada rasa spiritualitas yang tidak bisa diakomodir oleh teknologi digital. Ia juga menekankan pentingnya pembangunan holistik dan pemahaman tentang filsafat dalam menghadapi tantangan perkembangan teknologi.
Kalau Habib Husein udah bersama Pak Gita, langsung klik watch dan like. Karena ketika bersama Pak Gita, "ultimate jutsu" Habib terus keluar: ia menjadi "ulama", bukan sekadar "pendakwah". intelektualitas Habib yang luas baru benar-benar terasa ketika dipancing oleh wawasan dan pikiran Pak Gita yang bernas. Semoga saya bisa konsisten mengikuti serial ini selama Ramadhan 🙏
Saya suka melihat pak gita selalu berupaya untuk tidak melupakan agama dan hal² teologis. Mulai dari habib, Quraisy Shihab, sabda guru. Lewat pembicaraan² itu sangat terlihat bahwa pak gita pasti sudah membayangkan jawaban² mereka. Kalau saja pak gita tidak ahli dalam memilih narator agama seperti habib ini, pasti episode² semacam ini bakal jadi unjuk kebodohan. Respect deh buat pak gita yg selalu ngasih ruang buat agama. At least, they're always deserve for speak about what happens in the world nowadays, even if nobody's listen to them. Good job chief!
Ini topik yg luar biasa. Hidup ditengah-tengah masyarakat religius tapi terdepak dari kesadaran aktualisasi nilai nilai luhur agama, berfikiran sempit & jumud, saya seolah olah menemukan oase di tengah gurun keberagamaan parsial di negeri ini. Terus terang saya sedikit merasa ueforia karena akhirnya ada yg membuat diskusi spt ini. Terima kasih Pk Gita. Ini brilliant sekali. Terima kasih utk Bib Jafar jg. Saya tidak sabar menyimak pembahasan lbh dalam seputar Tema ini👍
Saya sudah pernah jailbreak ChatGPT menanyakan hal-hal spiritual menghadapi AGI (Artificial General Inteligent) yang akan datang. Dan ya jawabannya sangat membagongkan, relevansi spiritual dengan AI masuk dalam garis krusial karena grafik perkembangan kecerdasan buatan telah meledak. Sebagai manusia era sekarang yang perlu dikedepankan adalah kebijaksanaan berfikir sebelum diinjak-injak dengan kecerdikan kecerdasan buatan. Peran edukasi sebaiknya memasukan AI sedari dini. Jujur saya sudah memasukan AI ke dalam kehidupan sehari-hari saya menjadi asisten mengambil keputusan. Saya masih blurry apakah itu berkah yang akan jadi utopian, atau malah terkesan distopian haha. Pembahasan yang sangat bagus Pak Gita!
Sbg engineer yg lagi belajar soal teknologi di belakang AGI Silahkan pake chatgpt dan semacamnya bila mempermudah Tp setiap jawaban masih harus di validasi, crosscheck ulang dg sumber2, misal buku Krn AI nya jg bisa ngarang jawaban, Walau gak selalu, misal 95% bener tp 5% ngarang Jawaban2 dia di setiap keilmuan masih terus diuji, krn tergantung jumlah data, dan topik yg digunakan untuk training si AI Saat si AGI jago di topik A, gak bisa diasumsikan jago jg di topik B Pentingnya jg untuk manusia buat jd ahli di keilmuan yg dimaksud biar gak tersesat Di sini butuh kecerdasan emosional spiritual untuk tidak menganggap AI sebagai Tuhan, atau makhluk superior yg punya jawaban atas segalanya
@@rushsport419 Bener, ChatGPT yg dipake sekarang (model 3.5) masih suka hallucinate, dari paper GPT 4 yang kemarin baru dirilis itu juga menunjukan masalah yang sama walau sudah 40% lebih baik menyajikan jawaban faktual. Prompt engineering jadi kayak hidden gem pada saat ini, tentang bagaimana kita mengolah bahasa menjadi input ke AI supaya mendapat output yang berkualitas. Dari wawancara CEO Open AI sering mempertegas masalah ethic & policy itu jadi jawaban yang penuh standar moralitas, namun ketika itu ngga berlaku seperti yg saya lakukan dgn 'jailbreak' pakai promptnya DAN (Do Anything Now) jawabannya jadi barbar haha. Ya kembali cara kerja Neural Network hanya sebatas memproses data yang dihasilkan manusia. Bagus banget tetep semangat belajar, saya juga lagi belajar seputar itu, be wise and excited about future~
@@kirbara2000 tp fanboy dan influenzernya gak pernah cerita plus minus chatgpt se objektif itu Bahkan saintist sekalipun banyak yg ngambil posisi sbg influencer dan mrk jg kurang objektif soal kapabilitias chatgpt gak balance bgt dan agak sesat untuk orang awam
Manusia terdiri dari Badan, Jiwa, Roh. Setiap bagian memiliki kesadaran dan realitasnya sendiri. Science secanggih apapun hanya akan menyentuh kesadaran jasmani. Avatar tadi contohnya hanya bisa diupload ke syaraf (ingatan jasmani). Akan buntu ke Jiwa apalagi ke Roh.
From Lucy until Homo sapiens, species pada kenyataannya benar benar berevolusi dengan karakteristik genetik dan kesadaran yang baru, perkembangan linier dari satu bentuk kehidupan ke bentuk kehidupan berikutnya. Tetapi adanya anomali dapat membuat kehidupan muncul secara spontan dari materi tak hidup
saya dah dengerin banyak habib jafar ngejelasin soal agama dan saya jga udh dengerin cukup banyak penjelasan tentang cara kerja otak, neuro science terutama dari dokdes ryu hasan, dan setelah saya bandingkan, saya pikir penjelasan dokdes ryu hasan jelas lebih masuk akal. filsafat filsafat an, manusia menganggap diri nya spesial dosa nya plato, tuhan itu ada... sebegai realitas intersubjektif, seperti hal nya indonesia atau uang dll. its all make sense, its clear enough
Menurut saya, perkembangan AI saat ini sudah keliatan bakalan membawa kita ke masa depan yang distopian atau minimal masa depan yang dipenuhi dengan disrupsi yang kritikal dan mendadak. Seperti dalam hal ekonomi. Saat ini, kita sudah bisa melihat kawan-kawan kita para pegiat seni digital, misalnya, graphic designer, UI/UX designer, animator dll, yang pekerjaannya mulai terancam oleh MidJourney. Script dan content writer bahkan programmer, mulai ketar-ketir gara2 ChatGPT4 tampaknya akan bisa mengambil alih pekerjaan mereka dalam waktu yg nggk jauh2 amat. Apalagi nanti ketika AI sudah mewujud menjadi sesuatu yang fisik melalui penyatuan AI dengan teknologi robotika. Seperti yg mungiin sering kita dengar, sopir2 akan digantikan dengan driverless vehicles, teknologi yang Tesla lagi bernafsu banget untuk menyempurnakannya. Robot2 akan siap menggantikan kita mengerjakan pekerjaan2 fisik yang sifatnya jelas dan berulang. Berapa banyak buruh yang akan kehilangan pekerjaan ketika boss mereka memutuskan untuk menggantikan mereka dengan robot. Karna menggunakan robot pada akhirnya tentu lebih efisien. Dan yang paling gelap dan distopis dari itu semua, ketika AI + robotik diterapkan dalam bidang militer. Bayangkan, pasukan robot cerdas yang terkoordinir dan terkoneski satu sama lain yang tak punya belas kasih, rasa takut dan rasa lelah. Dan sayangnya, Melihat orang-orang tua korup, sadis nan serakah yang menjadi pemimpin2 dunia saat ini, hal itu cukup mungkin menjadi kenyataan (na'udzubillah).
ruang diskusi selalu terbuka, terkadang diri dan lingkunganlah yang terlalu membatasi dan mempersempit perspektif dalam berpendapat. terima kasih Habib dan Pak Gita.
Qur'an srt 7 : 52 mestinya lebih dari cukup untuk mengobati keresahan dan kegelisahan sebagian kita atas "kepesatan" perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPT) yg sebenarnya bersifat netral. Maka tepat dan cerdas jawaban Habib, bahwa apa yang diciptakan tidak akan melampaui/ mengalahkan yang menciptakan. Boleh jadi mereka para ilmuwan / periset tertantang oleh informasi2 wahyu (kita suci/Qur'an) yg bg mereka masih dianggap "misteri" karena wilayah itu hanya bisa diakses oleh "Iman". Alloh abadikan di dalam Al Qur'an bagaimana Fir'aun memerintahkan membuat menara/tower setinggi mungkin untuk bisa melihat Tuhan dideskripsikan oleh Nabi Musa a.s. Salam hormat untuk Habib dan Pak Gita.
Pak Gita untuk melengkapi diskusi ini saya rasa perspektif teori Integrasi Interkoneksinya Prof. Amin Abdullah bisa relevan menjawab hal ini 🙏 Saya sangat bersyukur jika beliau bisa diundang
Tertarik dengan topik ini karena dunia seni rupa saat ini sedang bertabrakan dengan AI. Sekarang, dengan AI orang hanya perlu mengetik dan mengupload referensi untuk diproses menjadi satu gambar yang diinginkan, kemudian mereka mengakui hasil gambar AI itu adalah karya mereka. Dan menyebut gambar tersebut adalah karya seni. Di sisi lain, pelaku seni rupa tidak mengakui hasil AI adalah karya seni, dan melanggar hak cipta karena apa yang dihasilkan oleh AI adalah hasil penggabungan dari gambar-gambar karya orang lain yang ada di internet.
menurut saya yang menabrakkan adalah dunia seni sendiri. mendingan beri saja ruang seninya AI itu cuman akan tren doang atau mengambil "dunia seni yang nga nyeni" nya sendiri. tapi sya tertarik dgn topik ini sayang belum nemu yang fundamen mengenai AI dan spiritual.
Thanks pak Gita dan Habib Ja'far diskusi yang menarik topik Sains dan Agama dengan study case AI. Kita masih terkejut dengan kemampuan AI, sampai menimbulkan ketakutan sendiri dan bingung bagaimana memposisikan AI di kehidupan. Menurut saya teknologi dipakai sesuai kebutuhan dan porsi kita sebagai Manusia mahluk paling berakal dan mulia. Kata kunci ter-Alienisasi, Kita sebagai pengontrol teknologi dan Ethics, menurut saya yang harus kita utamakan sekarang karena itu yang bisa kontrol.
Saya sarankan pak Gita dan tim bisa ricek konten Sheikh Nurjan Mirahmadi Chanel Muhammadan way mengenai bahasan spiritual, AI dan lainnya jika memungkinkan bisa interview dengan beliau..
Pada akhirnya, hanya dengan belajar Filsafatlah sistem berpikir holistik itu bisa dikuasai, menuju perkembangan dunia digital dan artificial inteligent di masa depan.
Tidak terasa yaa perasaan baru kemarin aku liat ini tuh waktu awal di upload bulan puasa, dan sekarang sudah mau bulan puasa lagi. Yaa semoga sehat selalu buat pak gita sama habib semoga senantiasa memberikan ilmu" Yang bermanfaat.
Sebagai mahasiwa yang mendalami software engineer, jujur AI memberi saya ketakutan, GPT-4 baru saja dirilis beberapa hari lalu, dan GPT-4 sudah bisa membuat sebuah sistem baik aplikasi smartphone atau aplikasi web. Saya masih ingat beberapa tahun lalu orang-orang ramai menyuarakan "Terjun ke dunia IT" agar tetap bisa berkarir, karena mereka berpikir IT tidak akan digantikan. Tetapi sekarang apakah kita masih bisa menyuarakan hal yang sama? Bisa diprediksi bahwa 90% bidang pekerjaan manusia akan digantikan oleh AI, akan terjadi fenomena dimana banyak orang tidak memiliki pekerjaan dan monopoli ekonomi oleh perusahaan perusahaan besar Ketakutan kedua saya adalah AI ini akan menjadi "kiamat" manusia nantinya, memang orang-orang yang mendalami AI mengatakan bahwa AI dikembangkan secara hati-hati agar memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan tujuannya adalah untuk hal baik, tetapi jika dilihat kebelakang, orang-orang yang menemukan dan mengembangkan teknologi Internet dan Smartphone awalnya memiliki niat dan tujuan yang baik, tetapi bisa dilihat sekarang ada banyak kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan kedua teknologi ini, bayangkan kejahatan seperti apa yang AI bisa lakukan kepada anak cucu kita nantinya
@@sryksma teknologi memang sudah mulai menggantikan peran manusia. Di negara yang kekurangan penduduk saja, sudah banyak posisi yang digantikan robot.
apalagi kita semakin memperbanyak informasi asumtif di teknologi maka kita berkecenderungan menjadi suatu ketagihan apabila itu memang berdampak dalam kehidupan dan nilai harga diri manusia mau gak mau dikendalikan oleh suatu informasi itu. Coba berkaca zaman dahulu kala kenapa kita ada agenda ziarah wali makam padahal seorang wali juga belum tentu kita rasakan karena belum menjumpai. Mungkin dari data kita menjadi pegangan si pembaca akan paham gimana sejarah itu dibuat.
Manusia, sebenarnya adalah robot yg sempurna.. didalam diri manusia jg bekerja sistem algoritma hingga algoritma yg sempurna itu menumbuhkan rasa, dan dalam sistem algorutma rasa hjngga memperoleh kesadaran....
Percakapan yang sangat padat. dan syubhat halus yang dimasukkan kembali oleh seorang Ja'far, mengatakan spiritualis / agama yang ego sektoral, memasukkan problem terkait mengharamkan musik dan membid'ahkan sesuatu sebagai hal yang disebut sebagai egoisme dalam beragama... padahal apa yang disampaikan itu adalah berasal dari Rasul Shalallahu 'alaihi wa sallam, bayangkan saja, anda memanggil Rasulullah sebagai orang yang egois, bagaimana bisa seorang yang mengaku umat Nabi Muhammad mengatakan hal yang demikian ? nanti kalau hal ini sudah dipersoalkan, muncullah pernyataan defensif yang berlindung dibalik kata "ikhtilaf" atau perbedaan pendapat. kesampingkan itu, ulama yang menyampaikan tentang haramnya musik dan bahayanya bid'ah saja tak pernah memaksa orang untuk meninggalkannya, ya karena tidak ada paksaan dalam agama (Islam). dan ujung dari yang disampaikannya apa ? tentu tak lain dan tak bukan agar untuk mengikuti hal yang katanya paling mendasar, yaitu filsafat, mengedepankan akal daripada dalil, mengagungkan pemikiran ibnu sina, dan filsuf" yunani dalam berkehidupan, sementara hidup ini sudah jelas untuk beribadah kepada Allah. Apa yang disampaikan berdasarkan dalil shahih nantinya ditentang dengan akal mengikuti dengan literasi yang dibumbui dengan gaya bahasa yang indah supaya memikat hati pembacanya, contohnya "musik yang haram adalah suara sendok dan garpumu saat makan yang terdengar oleh tetanggamu yang kelaparan", padahal pernyataan ini tidak sama sekali berkaitan dengan pembahasan hukum syara' dan semata hanya untuk mengalihkan topik pembicaraan belaka. syubhat yang sangat halus, namun sangat berbahaya. Padahal Islam sangat tidak bertentangan dengan perkembangan teknologi, tidak ada larangan dalam penggunaan teknologi zaman sekarang, tetap bisa mengikuti sunnah dengen berteknologi, menggunakan pesawat untuk haji dan umrah, menggunakan pengeras suara untuk ceramah, menggunakan sosmed untuk sarana dakwah, membuat aplikasi untuk memudahkan ibadah, konsultasi keislaman via web dan banyak lagi perkembangan teknologi yang mendukung agama ini, sama sekali tidak bertentangan, namun ja'far menyebut agamawan egois dengan ciri-ciri diatas yang telah disebutkan, untuk mendukung statementnya agar mengikuti pola pikir filsafat. Disebutkan bahwa Imam Syafii berkata “Seseorang yang diuji dengan semua larangan Allah kecuali syirik itu lebih baik daripada ia yang diuji dengan ilmu kalam” (Manaqib Syafi'I 1/ 453, 454). Oleh karena itulah imam Asy Syafi’i sampai berkata : مَا جَهِلَ النَّاسُ، وَلاَ اخْتَلَفُوا إلَّا لِتَرْكِهِم لِسَانَ العَرَبِ، وَمِيلِهِمْ إِلَى لِسَانِ أَرْسطَاطَالِيْسَ. “Tidaklah manusia itu menjadi jahil (dalam masalah agama), kecuali karena mereka meninggalkan bahasa Arab dan lebih condong pada perkataan Aristoteles” (Siyar A’lamin Nubala, 8/268).
panjang umur hal-hal serta upaya baik sehat dan bahagia selalu orang orang baik Allahumma sholli wa sallim alaa Sayyidinaa Muhammadin wa alaa Aalih wa Ashaabih
Dalam dunia kuantum, kita tidak pernah dapat mengukur sesuatu secara presisi, semakin kita mengamati posisi objek secara pasti , posisi partikel akan semakin berpindah. Pun halnya sama dengan kehidupan
Iya klo cerita filsafat maka akan diketawain Ryu Hasan,ahli filsafat ya ngarang2 aj.meteka tdk tau.kebenaram adalah apa yg anda ketahui klo tdk anda hanya bsa memilih utk percaya/yakin.slm bletak
Waw obrolan 23 menit lebih tidak terasa bagi saya,itu lh klo obrolan nya bermakna semua, obrolan panjang akan terasa singkat,bagi org yg haus akan ilmu
Siapakah manusia? Milik kita adalah misteri yang akan terus berlanjut, bahwa kekuatan kecerdasan yang lebih besar mendasari keberadaan kita. Bahasa kuno yang dikodekan sebagai unsur kehidupan menunjukkan adanya kecerdasan yang lebih besar yang mendasari keberadaan kita
Dunia bawah atau dunia manusia adalah akar dari bunga teratai dalam Buddhism yang penuh dengan lumpur penuh dengan ketamakan, keserakahan dan Ego-Sum. Dan Spiritualism adalah Mahkota bunga teratai yang mekar dan bersinar, ia memancarkan energi kosmik
Kacau memang teknologi yg semakin memudahkan, tapi skill literasi (menyimak, membaca, menulis, bicara, dsb) semakin terancam. Yang buruk semakin buruk (mayoritas begini), yang baik berpotensi turun (jarang mengasah). Yang pendidikan tinggi saja sangat mudah salah paham. Hoax bahkan kini di tingkat tertinggi, kita sudah yakin benar akan argumen kita ternyata malah berbalik kemudian hari. Apalagi tuntunan agama buat yg muda makin ditinggalkan, walau saat tuanya taubat. Podcast ini dan sejenis yg mampu menampar serta jd reminder kita sering kali hanya jd euphoria semangat sesaat. Keesokannya lupa dan kembali ke tabiat lama.
Kedepannya orang "hebat" mungkin adalah orang yang dapat merangkai perintah yang ditujukan pada AI untuk mendapatkan sesuatu yang dia inginkan dalam otak kepalanya (dream)
Terima Kasih Pak Gita dan Habib. Kekhawatiran kita selama ini huhuuu.. bagaimana hidup selaras antara ImTaq/Iman dan Taqwa (Agama) dan IPTEK (AI). "Perkembangan digital seharusnya bersifat konstruktif dalam segala hal (aspek kehidupan) bagi kita, termasuk dalam bergama" -Habib
Our reality is just the manifestations of consciousness that the real world is waiting from above. Once you knew the Truth you would never be the same again
Waw luar biasa jadi yang penting kita bisa membawurkan diri dengan segala bentuk dunia bukan malah menolak nya dengan dalih fanatik terhadap agama tertentu Dan peran agama disini sebagai kompas moral untuk mengontrol emosi, nafsu,dan daya pikir kita agar tidak bertabrakan dengan berbagai bentuk dunia Terimakasih banyak atas informasinya pak
Sepakat sama steatmentnya habib bahwa secara ontologis teknologi tidak akan mampu menjadi bahkan lebih dari manusia secara eksistensi maupun nilai-nilainya. Namun pada realitas kehidupan manusia, justru manusia itu di kuasa oleh teknologi yg mana merupakan hasil dari produksi akal pikiran manusia itu sendiri. Maka harus ada pembatas dalam memanfaatkan teknologi,jangan sampai dg kemudahan dan kecanggihan teknologi membuat manusia kehilangan sisi2 kemanusiawiannya. Dengan adanya AI mengisyaratkan bahwa manusia adalah makhluk yg rakus, manusia tidak akan berhenti mencari kebahgian yg ideal di duniawi yg mana hal itu tdk akan pernah di dapatkan.
Pak Gita, terima kasih sudah banyak menginspirasi selama ini. Terkait pembahasan ini, apakah pada akhirnya tetap ada dikotomi dalam pemikiran dan iman? Karena saya melihat fenomena yang ada, seringnya orang memilih salah satu dari 3 sikap ini. Pertama menerima semuanya tanpa banyak menanyakan hal-hal tabu. Kedua, Merasionalkan semua yang pernah kita terima sebelumnya. Ketiga, balik kanan dan tolak semua gagasan lama.
Materialisme menggantikan agama, inilah science modern, isinya hanya aspek-aspek kuantitatif yang kering spiritual. (Sya hanya mengutip dr novel yg pernah sya baca, namun lupa judul/penulisnya) skedar hnya utk reflektif (bukan benar/salah) ✌
Manusia adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar dari suatu ide perancangan. Apakah manusia hanyalah produk atom acak yang bergabung, berevolusi, dan berubah? Atau apakah kita sesuatu yang lebih? Karakteristik yang membuat kita unik adalah hasil dari kekuatan evolusioner yang bekerja sendiri
Agama jelas harus berkompromi dengan kemajuan ilmu pengetahuan karena kalau ga ada yang memeluk agama, di Indonesia profesi pemuka agama akan hilang. Kalau hilang mereka yg sudh terlanjur kaya karna mengajar agama akan bingung mau kerja apa.
Pak Gita, bahas tentang *WAHYU MEMANDU ILMU* dari prof Nanat fatah natsir sebagai paradigma keilmuan *UIN bandung* , pas nih momennya ketika ramadhan dan tren *A.I* yang semakin luar biasa. Terimakasih
Bismillah Perbedaan agama dengan sain: agama Islam: ilmu dahulu barulah bukti dan terbukti 100% benar(sangat canggih), sedangkan sain meneliti dahulu barulah terbentuk ilmu dan belum tentu 100%tepat(tertingal jauh dengan agama),dan mengenai benda" elektronik, otomotif dll itu sebenarnya bukan ciptaan tetapi manusia mengolah/merubah benda" yang sudah ada ke bentuk lain.
Manusia cerdas akan faham agama Islam(ilmu) dan sain(belajar isi alam) jelas tidak akan setara dengan agama Islam, dan manusia cerdas akan mengambil ilmu dan mencari bukti-buktinya. Walaupun sain sudah menjadi sebuah ilmu,tidak terhitung yang belum terpecahkan oleh sain apalagi tanda" akhir zaman muncul, ilmu sain menjadi jatuh.
Berikut ini adalah hadis sahih yang menjelaskan tentang keseimbangan antara spiritual dan sains atau keseimbangan antara dunia dan akhirat: Hadis riwayat Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya agama itu mudah dan siapa saja yang menyulitkannya maka agama akan mengalahkannya. Oleh karena itu, janganlah kamu berlebih-lebihan dalam hal agama, melainkan berpegang teguhlah pada kebenaran yang telah diturunkan." (HR. Bukhari) Hadis riwayat Ibnu Mas'ud ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Janganlah kamu menjadi hamba dunia, sehingga kamu melupakan akhiratmu. Dan janganlah kamu menjadi hamba akhirat, sehingga kamu melupakan duniamu. Berilah hak keduanya." (HR. Tirmidzi) Hadis riwayat Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Berlomba-lombalah dalam melakukan kebajikan, namun jangan sampai kamu melupakan hak Allah dan hak manusia. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang melupakan hak sesama manusia." (HR. Abu Daud) Hadis riwayat Abdullah bin Amr ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia. Dan amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang dilakukan secara terus-menerus meskipun kecil." (HR. Tirmidzi) Dalam hadis-hadis di atas, terdapat pesan yang sangat penting mengenai keseimbangan antara spiritual dan sains atau keseimbangan antara dunia dan akhirat. Keseimbangan ini bisa dijaga dengan cara memperhatikan hak-hak Allah dan hak-hak manusia, serta menjalankan kebajikan secara terus-menerus meskipun kecil. Jangan pula melupakan dunia atau akhirat dalam hidup kita. Semoga bermanfaat.
I have been living to seek about the Truth, maybe i could know little secrets about it. That God, Human and The Universe are one unity. To comprehend it, we have to look deep down inside our Heart
Fondasi agama dan sains secara klise sama sama berawal dari momentum berasal dari 1 buah yaitu apel sama dengan apel. The Truth layaknya sebuah Cahaya yang terfragmentasi menjadi beberapa macam warna agama. Dalam Spektrum Newton, warna tersebut harus diputar untuk memunculkan 1 Cahaya
sy sih fine2 aja sama para konservatif, salah satunya bisa menekan laju kehancuran dunia. 😶. dan harapan saya semoga di indo banyak professor2 bidang sains dan teknologi jgn banyak di agama dan politik aja biar balance gt reference qt .
Secanggih-canggihnya robot memang benar tidak akan menjadi manusia, tetapi saya lebih suka tanya terkait agama ke robot karena resources knowledgenya juah lebih luas dan kompleks dibandingkan manusia. Jadi akan ada sisi-sisi fungsi manusia sebagai The Messenger yang tergantikan artificial intelligence / robot.
Sebetulnya yg diucapkan mereka berdua adalah perkataan manusia lalu( data lalu) yg tak jauh dari AI, algoritmi masa lalu. Adapun future adalah tak terjangkau dan hanya kita dan teknologi, dimana pembawaan definisi agama dan nilai Detik lalu untuk future adalah dorongan masa lalu juga. Jadi yg dibicarakan mereka berdua adalah bicara masa lalu yg dibawa ke depan sebagai approach saja, bukan real masa depan. Tetapi hanya cukup pada posisi masing masing saja.
Pak Gita : "Kemajuan teknologi sudah bisa bikin kita download pengalaman dari avatar yang berada di Mars. Pengalaman pribadi sudah bisa dimanupulasi dan beneran terasa nyata karena downloadnya ke neuron di otak. Gimana nih?" Habib : "Berarti orang bisa merasakan pengalaman haji kalau avatarnya di Mekah. Walaupun tetep saja secara kewajiban sebenarnya harus secara fisik ada di sana." Pak Gita : "AI yang maju pesat juga berpotensi bikin distopia karena bisa bergesekan dengan perkembangan bioteknologi yang udah bisa rekayasa genetik (CRISPR), bisa bikin IQ kita jadi 1000 point. Kecerdasan buatan VS kecerdasan alami yang di boost. Gimana tuh?" Habib : "Mesin akan selalu dibawah manusia. Analoginya, kalo kesetrum tinggal matiin listriknya. Intinya di keimanan dan pengendalian diri."
Perbincangan menarik. Kebayang oleh saya bila di masa depan tercipta Frankenstein² baru (AI) yg menuntut manusia penciptanya memberikan hak² yg sama spt manusia asli. Lalu ia berubah menjd monster² baru yg mengintimidasi manusia asli.
@1:03 tentang MichioKaku, model konsep yang di paparkan mungkin mirip dari turunan model prespektif filsafat tentang gradasi wujud/dimensi atau semacam transend wujud/dimension. Mungkin bagi musafir spriritualism beberapa mengalami pengalaman bathin seperti itu melintas ke dalam ribuan layer dimension yang sehirarki atau melompat ke dimensi hirarki diatasnya atau diatasnya lagi... entahlah. salah satu hal yang paling dekat dengan dimensi kita yakni mimpi. beberapa tentang isyarat fakta dan aktual, walapun tidak sedikit seperti bunga tidur seperti kondisi emosi dan prikologis kekinian. namun ada beberapa mimpi itu tentang cerita atau isyarat masa lalu dan masa mendatang. narasi isyarat mimpi masa lalu dapat di dekati dengan pendekatan logis, namun isyarat mimpi masa depan yang mengaktualitas sulit dengan pendekatan logis kekinian.
@@latiefkhoerul9605 model mullah sadra lebih komplex, dan holistik. Mungkin lebih jauh dekat ke model isyraqiyah dan atau paripatetik/massyaiyah?.. Entahlah
Ontologi sendiri sejatinya membahas hakikat segala sesuatu yang ADA gimana membuktikan argumen Tuhan ada secara ontologi. Karena Tuhan adalah suatu hasil dari pikiran manusia yg belum tentu nyata dalam realita
Dari sudut pandang lain, Pengalaman saya mungkin bisa meminimalisir anggapan bahwa Robot bisa mewakili manusia dalam perannya. Saya pernah putus dengan pasangan saya, kemudian berganti dengan pasangan baru, setahun berlalu sampai pada titik dimana saya merasa asing dengan perasaan ini. Sitiuasi dimana ketika saya jalan dengan pasangan ini saya merasa bahwa "Bukan dia yang seharusnya disamping saya". Walaupun dengan makhluk dengan ciptaan yang sama tapi rasa itu tidak akan menutupi hal" Yang membuat kita berpikir demikian.
apa yang disebut "kompas moral" menurut laman university of San Diego menjadi kelemahan kecerdasan buatan. Etika Kecerdasan Buatan, akan sama seperti Developer ( pihak yang membuat kecerdasan buatan ). Ciri "manusia" saat ini adalah kebijaksanaan dalam hal apapun yang sedang dikerjakan. konteks nya adalah semua teknologi yang menggunakan kecerdasan buatan..
duet maut Indonesia di bidang pemikiran dan kesadaran ya mereka berdua ini. semoga saya bisa mewarisi semangat, ketekunan, dan keilmuan beliau-beliau ini, aamiin.
Habib Hussein Ja'far membahas tentang pengaruh perkembangan teknologi digital terhadap agama dan spiritualitas. Berikut adalah poin-poin penting yang dibahas:
1. Perkembangan teknologi digital dapat menjadi tantangan bagi agama dan spiritualitas karena dapat membuat manusia teralienasi dari diri sendiri dan nilai-nilai spiritual, serta dapat mengganggu hubungan manusia dengan Tuhan.
2. Agama seharusnya mengembangkan nilai-nilai substansial dengan kontekstualisasi kekinian berbasis ilmu, namun tetap fokus pada rasa spiritualitas yang tidak bisa diakomodir oleh teknologi digital.
3. Perkembangan teknologi digital harus dilihat sebagai infrastruktur untuk mengembangkan suprastruktur dalam spiritualitas.
4. Etika AI perlu diperhatikan agar tidak membuat manusia teralienasi dari diri sendiri dan agar tidak terjadi distopia.
5. Interseksi antara kecerdasan artifisial dan biologis dapat menjadi masalah jika tidak dilakukan diskursus interdepartmental.
6. Pembangunan holistik dan pemahaman tentang filsafat sangat penting dalam menghadapi tantangan perkembangan teknologi.
7. Filsafat membantu kita berpikir lebih holistik dan radikal, sehingga banyak ilmuwan terkenal seperti Freud dan Ibnu Sina adalah filosof sebelumnya.
Dalam kesimpulannya, Habib Hussein Ja'far menekankan pentingnya mengembangkan nilai-nilai substansial agama dengan kontekstualisasi kekinian berbasis ilmu, namun tetap fokus pada rasa spiritualitas yang tidak bisa diakomodir oleh teknologi digital. Ia juga menekankan pentingnya pembangunan holistik dan pemahaman tentang filsafat dalam menghadapi tantangan perkembangan teknologi.
Kalau Habib Husein udah bersama Pak Gita, langsung klik watch dan like. Karena ketika bersama Pak Gita, "ultimate jutsu" Habib terus keluar: ia menjadi "ulama", bukan sekadar "pendakwah". intelektualitas Habib yang luas baru benar-benar terasa ketika dipancing oleh wawasan dan pikiran Pak Gita yang bernas.
Semoga saya bisa konsisten mengikuti serial ini selama Ramadhan 🙏
Saya suka melihat pak gita selalu berupaya untuk tidak melupakan agama dan hal² teologis. Mulai dari habib, Quraisy Shihab, sabda guru. Lewat pembicaraan² itu sangat terlihat bahwa pak gita pasti sudah membayangkan jawaban² mereka. Kalau saja pak gita tidak ahli dalam memilih narator agama seperti habib ini, pasti episode² semacam ini bakal jadi unjuk kebodohan.
Respect deh buat pak gita yg selalu ngasih ruang buat agama. At least, they're always deserve for speak about what happens in the world nowadays, even if nobody's listen to them. Good job chief!
Ini topik yg luar biasa. Hidup ditengah-tengah masyarakat religius tapi terdepak dari kesadaran aktualisasi nilai nilai luhur agama, berfikiran sempit & jumud, saya seolah olah menemukan oase di tengah gurun keberagamaan parsial di negeri ini. Terus terang saya sedikit merasa ueforia karena akhirnya ada yg membuat diskusi spt ini. Terima kasih Pk Gita. Ini brilliant sekali. Terima kasih utk Bib Jafar jg. Saya tidak sabar menyimak pembahasan lbh dalam seputar Tema ini👍
❤❤❤❤❤❤
Liat pak Gita tiap ngobrol sama habib jafar kayak selalu puas dg jawaban nya😇
Dari beberapa podcast yg saya nonton,yg berbobot adalah podcastnya pak Gita. Selalu menghadirkan narasumber yg bermutu.
Betul, karena beliau tidak kejar setoran
Saya sudah pernah jailbreak ChatGPT menanyakan hal-hal spiritual menghadapi AGI (Artificial General Inteligent) yang akan datang. Dan ya jawabannya sangat membagongkan, relevansi spiritual dengan AI masuk dalam garis krusial karena grafik perkembangan kecerdasan buatan telah meledak. Sebagai manusia era sekarang yang perlu dikedepankan adalah kebijaksanaan berfikir sebelum diinjak-injak dengan kecerdikan kecerdasan buatan. Peran edukasi sebaiknya memasukan AI sedari dini. Jujur saya sudah memasukan AI ke dalam kehidupan sehari-hari saya menjadi asisten mengambil keputusan. Saya masih blurry apakah itu berkah yang akan jadi utopian, atau malah terkesan distopian haha. Pembahasan yang sangat bagus Pak Gita!
Anjay jailbreak chatGPT, siap bang hekel
Wah, keputusan hidup apa yang pernah ditentukan oleh AI? Apa ga bahaya om?
Sbg engineer yg lagi belajar soal teknologi di belakang AGI
Silahkan pake chatgpt dan semacamnya bila mempermudah
Tp setiap jawaban masih harus di validasi, crosscheck ulang dg sumber2, misal buku
Krn AI nya jg bisa ngarang jawaban,
Walau gak selalu, misal 95% bener tp 5% ngarang
Jawaban2 dia di setiap keilmuan masih terus diuji, krn tergantung jumlah data, dan topik yg digunakan untuk training si AI
Saat si AGI jago di topik A, gak bisa diasumsikan jago jg di topik B
Pentingnya jg untuk manusia buat jd ahli di keilmuan yg dimaksud biar gak tersesat
Di sini butuh kecerdasan emosional spiritual untuk tidak menganggap AI sebagai Tuhan, atau makhluk superior yg punya jawaban atas segalanya
@@rushsport419 Bener, ChatGPT yg dipake sekarang (model 3.5) masih suka hallucinate, dari paper GPT 4 yang kemarin baru dirilis itu juga menunjukan masalah yang sama walau sudah 40% lebih baik menyajikan jawaban faktual. Prompt engineering jadi kayak hidden gem pada saat ini, tentang bagaimana kita mengolah bahasa menjadi input ke AI supaya mendapat output yang berkualitas. Dari wawancara CEO Open AI sering mempertegas masalah ethic & policy itu jadi jawaban yang penuh standar moralitas, namun ketika itu ngga berlaku seperti yg saya lakukan dgn 'jailbreak' pakai promptnya DAN (Do Anything Now) jawabannya jadi barbar haha. Ya kembali cara kerja Neural Network hanya sebatas memproses data yang dihasilkan manusia. Bagus banget tetep semangat belajar, saya juga lagi belajar seputar itu, be wise and excited about future~
@@kirbara2000 tp fanboy dan influenzernya gak pernah cerita plus minus chatgpt se objektif itu
Bahkan saintist sekalipun banyak yg ngambil posisi sbg influencer dan mrk jg kurang objektif soal kapabilitias chatgpt
gak balance bgt dan agak sesat untuk orang awam
Manusia terdiri dari Badan, Jiwa, Roh. Setiap bagian memiliki kesadaran dan realitasnya sendiri. Science secanggih apapun hanya akan menyentuh kesadaran jasmani. Avatar tadi contohnya hanya bisa diupload ke syaraf (ingatan jasmani). Akan buntu ke Jiwa apalagi ke Roh.
From Lucy until Homo sapiens, species pada kenyataannya benar benar berevolusi dengan karakteristik genetik dan kesadaran yang baru, perkembangan linier dari satu bentuk kehidupan ke bentuk kehidupan berikutnya. Tetapi adanya anomali dapat membuat kehidupan muncul secara spontan dari materi tak hidup
Jd "kere" ilmu klo dngerin bung Jaffar...Cendekiawan muda yg sprti ini yg dibutuhkn agar bangsa kt progresif lintas sektoral.
saya dah dengerin banyak habib jafar ngejelasin soal agama dan saya jga udh dengerin cukup banyak penjelasan tentang cara kerja otak, neuro science terutama dari dokdes ryu hasan, dan setelah saya bandingkan, saya pikir penjelasan dokdes ryu hasan jelas lebih masuk akal. filsafat filsafat an, manusia menganggap diri nya spesial dosa nya plato, tuhan itu ada... sebegai realitas intersubjektif, seperti hal nya indonesia atau uang dll. its all make sense, its clear enough
Menurut saya, perkembangan AI saat ini sudah keliatan bakalan membawa kita ke masa depan yang distopian atau minimal masa depan yang dipenuhi dengan disrupsi yang kritikal dan mendadak.
Seperti dalam hal ekonomi. Saat ini, kita sudah bisa melihat kawan-kawan kita para pegiat seni digital, misalnya, graphic designer, UI/UX designer, animator dll, yang pekerjaannya mulai terancam oleh MidJourney.
Script dan content writer bahkan programmer, mulai ketar-ketir gara2 ChatGPT4 tampaknya akan bisa mengambil alih pekerjaan mereka dalam waktu yg nggk jauh2 amat.
Apalagi nanti ketika AI sudah mewujud menjadi sesuatu yang fisik melalui penyatuan AI dengan teknologi robotika. Seperti yg mungiin sering kita dengar, sopir2 akan digantikan dengan driverless vehicles, teknologi yang Tesla lagi bernafsu banget untuk menyempurnakannya. Robot2 akan siap menggantikan kita mengerjakan pekerjaan2 fisik yang sifatnya jelas dan berulang. Berapa banyak buruh yang akan kehilangan pekerjaan ketika boss mereka memutuskan untuk menggantikan mereka dengan robot. Karna menggunakan robot pada akhirnya tentu lebih efisien.
Dan yang paling gelap dan distopis dari itu semua, ketika AI + robotik diterapkan dalam bidang militer. Bayangkan, pasukan robot cerdas yang terkoordinir dan terkoneski satu sama lain yang tak punya belas kasih, rasa takut dan rasa lelah.
Dan sayangnya, Melihat orang-orang tua korup, sadis nan serakah yang menjadi pemimpin2 dunia saat ini, hal itu cukup mungkin menjadi kenyataan (na'udzubillah).
Dou pemikir Islam dari Indonesia yg terbaik sepanjang ini👌🏼👍🏻
"Iman" adalah bentuk "keunggulan" agama dari sains.
ruang diskusi selalu terbuka, terkadang diri dan lingkunganlah yang terlalu membatasi dan mempersempit perspektif dalam berpendapat. terima kasih Habib dan Pak Gita.
Qur'an srt 7 : 52 mestinya lebih dari cukup untuk mengobati keresahan dan kegelisahan sebagian kita atas "kepesatan" perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPT) yg sebenarnya bersifat netral. Maka tepat dan cerdas jawaban Habib, bahwa apa yang diciptakan tidak akan melampaui/ mengalahkan yang menciptakan. Boleh jadi mereka para ilmuwan / periset tertantang oleh informasi2 wahyu (kita suci/Qur'an) yg bg mereka masih dianggap "misteri" karena wilayah itu hanya bisa diakses oleh "Iman".
Alloh abadikan di dalam Al Qur'an bagaimana Fir'aun memerintahkan membuat menara/tower setinggi mungkin untuk bisa melihat Tuhan dideskripsikan oleh Nabi Musa a.s. Salam hormat untuk Habib dan Pak Gita.
Pak Gita untuk melengkapi diskusi ini saya rasa perspektif teori Integrasi Interkoneksinya Prof. Amin Abdullah bisa relevan menjawab hal ini 🙏
Saya sangat bersyukur jika beliau bisa diundang
Terima kasih banyak Pak Gita karena terus membuat konten yang bagus, semoga sehat selalu
Tertarik dengan topik ini karena dunia seni rupa saat ini sedang bertabrakan dengan AI.
Sekarang, dengan AI orang hanya perlu mengetik dan mengupload referensi untuk diproses menjadi satu gambar yang diinginkan, kemudian mereka mengakui hasil gambar AI itu adalah karya mereka. Dan menyebut gambar tersebut adalah karya seni.
Di sisi lain, pelaku seni rupa tidak mengakui hasil AI adalah karya seni, dan melanggar hak cipta karena apa yang dihasilkan oleh AI adalah hasil penggabungan dari gambar-gambar karya orang lain yang ada di internet.
menurut saya yang menabrakkan adalah dunia seni sendiri. mendingan beri saja ruang seninya AI itu cuman akan tren doang atau mengambil "dunia seni yang nga nyeni" nya sendiri. tapi sya tertarik dgn topik ini sayang belum nemu yang fundamen mengenai AI dan spiritual.
Habis ja'far alhadar lagi, istimewaa...
Terima kasih sudah menghadirkan sosok yg sangat luar biasa pak Gita
Jadi keinget buku Kiai Hologram. Teknologi dan agama dalam tantangan
Thanks pak Gita dan Habib Ja'far diskusi yang menarik topik Sains dan Agama dengan study case AI.
Kita masih terkejut dengan kemampuan AI, sampai menimbulkan ketakutan sendiri dan bingung bagaimana memposisikan AI di kehidupan.
Menurut saya teknologi dipakai sesuai kebutuhan dan porsi kita sebagai Manusia mahluk paling berakal dan mulia.
Kata kunci ter-Alienisasi, Kita sebagai pengontrol teknologi dan Ethics, menurut saya yang harus kita utamakan sekarang karena itu yang bisa kontrol.
Saya sarankan pak Gita dan tim bisa ricek konten Sheikh Nurjan Mirahmadi Chanel Muhammadan way mengenai bahasan spiritual, AI dan lainnya jika memungkinkan bisa interview dengan beliau..
Sulit bang, Syaikh nurjan metodologinya spiritual, banyak hal yang lebih bersifat dogmatis , saya pengagum Syaikh Nurjan btw
Pada akhirnya, hanya dengan belajar Filsafatlah sistem berpikir holistik itu bisa dikuasai, menuju perkembangan dunia digital dan artificial inteligent di masa depan.
Nah ini lah pembahasan yg perlu dimajukan mantap 👍🏻👍🏻..
Tumbangnya peradaban islam dulu karna di pisahkannya ilmu dunia dgn pengembang dunia
Tidak terasa yaa perasaan baru kemarin aku liat ini tuh waktu awal di upload bulan puasa, dan sekarang sudah mau bulan puasa lagi.
Yaa semoga sehat selalu buat pak gita sama habib semoga senantiasa memberikan ilmu" Yang bermanfaat.
Sebagai mahasiwa yang mendalami software engineer, jujur AI memberi saya ketakutan, GPT-4 baru saja dirilis beberapa hari lalu, dan GPT-4 sudah bisa membuat sebuah sistem baik aplikasi smartphone atau aplikasi web. Saya masih ingat beberapa tahun lalu orang-orang ramai menyuarakan "Terjun ke dunia IT" agar tetap bisa berkarir, karena mereka berpikir IT tidak akan digantikan. Tetapi sekarang apakah kita masih bisa menyuarakan hal yang sama? Bisa diprediksi bahwa 90% bidang pekerjaan manusia akan digantikan oleh AI, akan terjadi fenomena dimana banyak orang tidak memiliki pekerjaan dan monopoli ekonomi oleh perusahaan perusahaan besar
Ketakutan kedua saya adalah AI ini akan menjadi "kiamat" manusia nantinya, memang orang-orang yang mendalami AI mengatakan bahwa AI dikembangkan secara hati-hati agar memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan tujuannya adalah untuk hal baik, tetapi jika dilihat kebelakang, orang-orang yang menemukan dan mengembangkan teknologi Internet dan Smartphone awalnya memiliki niat dan tujuan yang baik, tetapi bisa dilihat sekarang ada banyak kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan kedua teknologi ini, bayangkan kejahatan seperti apa yang AI bisa lakukan kepada anak cucu kita nantinya
Terkadang saya berpikir bahwa segala kemudahan yang kita miliki saat ini mengurangi arti hidup kita sebagai manusia
Kita butuhkan Sarah dan John Connor
@@sryksma teknologi memang sudah mulai menggantikan peran manusia. Di negara yang kekurangan penduduk saja, sudah banyak posisi yang digantikan robot.
Kejahatan sudah ada sejak awal peradaban manusia. Kejahatan berkembang dari zaman ke zaman. Jadi itu bukan hal baru.
apalagi kita semakin memperbanyak informasi asumtif di teknologi maka kita berkecenderungan menjadi suatu ketagihan apabila itu memang berdampak dalam kehidupan dan nilai harga diri manusia mau gak mau dikendalikan oleh suatu informasi itu. Coba berkaca zaman dahulu kala kenapa kita ada agenda ziarah wali makam padahal seorang wali juga belum tentu kita rasakan karena belum menjumpai. Mungkin dari data kita menjadi pegangan si pembaca akan paham gimana sejarah itu dibuat.
Manusia, sebenarnya adalah robot yg sempurna.. didalam diri manusia jg bekerja sistem algoritma hingga algoritma yg sempurna itu menumbuhkan rasa, dan dalam sistem algorutma rasa hjngga memperoleh kesadaran....
Percakapan yang sangat padat. dan syubhat halus yang dimasukkan kembali oleh seorang Ja'far, mengatakan spiritualis / agama yang ego sektoral, memasukkan problem terkait mengharamkan musik dan membid'ahkan sesuatu sebagai hal yang disebut sebagai egoisme dalam beragama... padahal apa yang disampaikan itu adalah berasal dari Rasul Shalallahu 'alaihi wa sallam, bayangkan saja, anda memanggil Rasulullah sebagai orang yang egois, bagaimana bisa seorang yang mengaku umat Nabi Muhammad mengatakan hal yang demikian ? nanti kalau hal ini sudah dipersoalkan, muncullah pernyataan defensif yang berlindung dibalik kata "ikhtilaf" atau perbedaan pendapat. kesampingkan itu, ulama yang menyampaikan tentang haramnya musik dan bahayanya bid'ah saja tak pernah memaksa orang untuk meninggalkannya, ya karena tidak ada paksaan dalam agama (Islam). dan ujung dari yang disampaikannya apa ? tentu tak lain dan tak bukan agar untuk mengikuti hal yang katanya paling mendasar, yaitu filsafat, mengedepankan akal daripada dalil, mengagungkan pemikiran ibnu sina, dan filsuf" yunani dalam berkehidupan, sementara hidup ini sudah jelas untuk beribadah kepada Allah. Apa yang disampaikan berdasarkan dalil shahih nantinya ditentang dengan akal mengikuti dengan literasi yang dibumbui dengan gaya bahasa yang indah supaya memikat hati pembacanya, contohnya "musik yang haram adalah suara sendok dan garpumu saat makan yang terdengar oleh tetanggamu yang kelaparan", padahal pernyataan ini tidak sama sekali berkaitan dengan pembahasan hukum syara' dan semata hanya untuk mengalihkan topik pembicaraan belaka. syubhat yang sangat halus, namun sangat berbahaya. Padahal Islam sangat tidak bertentangan dengan perkembangan teknologi, tidak ada larangan dalam penggunaan teknologi zaman sekarang, tetap bisa mengikuti sunnah dengen berteknologi, menggunakan pesawat untuk haji dan umrah, menggunakan pengeras suara untuk ceramah, menggunakan sosmed untuk sarana dakwah, membuat aplikasi untuk memudahkan ibadah, konsultasi keislaman via web dan banyak lagi perkembangan teknologi yang mendukung agama ini, sama sekali tidak bertentangan, namun ja'far menyebut agamawan egois dengan ciri-ciri diatas yang telah disebutkan, untuk mendukung statementnya agar mengikuti pola pikir filsafat.
Disebutkan bahwa Imam Syafii berkata “Seseorang yang diuji dengan semua larangan Allah kecuali syirik itu lebih baik daripada ia yang diuji dengan ilmu kalam” (Manaqib Syafi'I 1/ 453, 454). Oleh karena itulah imam Asy Syafi’i sampai berkata :
مَا جَهِلَ النَّاسُ، وَلاَ اخْتَلَفُوا إلَّا لِتَرْكِهِم لِسَانَ العَرَبِ، وَمِيلِهِمْ إِلَى لِسَانِ أَرْسطَاطَالِيْسَ.
“Tidaklah manusia itu menjadi jahil (dalam masalah agama), kecuali karena mereka meninggalkan bahasa Arab dan lebih condong pada perkataan Aristoteles” (Siyar A’lamin Nubala, 8/268).
panjang umur hal-hal serta upaya baik
sehat dan bahagia selalu orang orang baik
Allahumma sholli wa sallim alaa Sayyidinaa Muhammadin wa alaa Aalih wa Ashaabih
terimakasih pak Gita dan Habib Jafar untuk sajiannya di bulan Ramadhan, sangatmencerahkan..sehat2 sll utk pak Gita dan Habib Jafar
konten yang luar biasa, semoga kedepannya beliau berdua trus2an berkolaborasi baik dalam konten di media sosial atau buku sekalipun.
Dalam dunia kuantum, kita tidak pernah dapat mengukur sesuatu secara presisi, semakin kita mengamati posisi objek secara pasti , posisi partikel akan semakin berpindah. Pun halnya sama dengan kehidupan
Tiada yang tersembunyi di alam batin yang tak akan mengejawantah di alam lahir
Terima kasih banyak Pak gita Dan Habib Husen jafar
Terimakasih mas Gita dengan tamunya yang menyampaikan pencerahan yang sangat menarik, dari saya seorang lansia (78)
Melihat episode kali ini, saya teringat kembali episode sewaktu Pak Gita mengundang dr. Ryu Hasan sebagai narasumber 😁
ini yang kita tunggu!!
Iya klo cerita filsafat maka akan diketawain Ryu Hasan,ahli filsafat ya ngarang2 aj.meteka tdk tau.kebenaram adalah apa yg anda ketahui klo tdk anda hanya bsa memilih utk percaya/yakin.slm bletak
Gak kebayang kalo Habib Jafar Duet sama Dokter Ryu Hasan gimana ya jadinya 😂😂😂😁😁😁
@@manusiaaneh8082 menarik.
Waw obrolan 23 menit lebih tidak terasa bagi saya,itu lh klo obrolan nya bermakna semua, obrolan panjang akan terasa singkat,bagi org yg haus akan ilmu
Siapakah manusia? Milik kita adalah misteri yang akan terus berlanjut, bahwa kekuatan kecerdasan yang lebih besar mendasari keberadaan kita. Bahasa kuno yang dikodekan sebagai unsur kehidupan menunjukkan adanya kecerdasan yang lebih besar yang mendasari keberadaan kita
dengan dunia yg makin ada aja, kita jadi lebih dituntut untuk bisa punya pendirian dan pemikiran yg kuat terhadap segala sesuatu
Dunia bawah atau dunia manusia adalah akar dari bunga teratai dalam Buddhism yang penuh dengan lumpur penuh dengan ketamakan, keserakahan dan Ego-Sum. Dan Spiritualism adalah Mahkota bunga teratai yang mekar dan bersinar, ia memancarkan energi kosmik
Kacau memang teknologi yg semakin memudahkan, tapi skill literasi (menyimak, membaca, menulis, bicara, dsb) semakin terancam. Yang buruk semakin buruk (mayoritas begini), yang baik berpotensi turun (jarang mengasah). Yang pendidikan tinggi saja sangat mudah salah paham. Hoax bahkan kini di tingkat tertinggi, kita sudah yakin benar akan argumen kita ternyata malah berbalik kemudian hari. Apalagi tuntunan agama buat yg muda makin ditinggalkan, walau saat tuanya taubat.
Podcast ini dan sejenis yg mampu menampar serta jd reminder kita sering kali hanya jd euphoria semangat sesaat. Keesokannya lupa dan kembali ke tabiat lama.
Langka video yang meningkatkan kualitas berpikir begini. Lanjutkan pak Gita & Habib HJ 🙏👍
Kedepannya orang "hebat" mungkin adalah orang yang dapat merangkai perintah yang ditujukan pada AI untuk mendapatkan sesuatu yang dia inginkan dalam otak kepalanya (dream)
Terima Kasih Pak Gita dan Habib. Kekhawatiran kita selama ini huhuuu.. bagaimana hidup selaras antara ImTaq/Iman dan Taqwa (Agama) dan IPTEK (AI).
"Perkembangan digital seharusnya bersifat konstruktif dalam segala hal (aspek kehidupan) bagi kita, termasuk dalam bergama"
-Habib
Our reality is just the manifestations of consciousness that the real world is waiting from above. Once you knew the Truth you would never be the same again
Apapun dan sampai sejauh apapun perkembangan teknologi digital sampai kapanpun dampaknya akan seperti mata pisau bagi manusia sebagai usernya ....🙏🏼🙏🏼
MasyaAllah, barrakallahu fii kum pak Gita & tim..
Secanggih canggihnya manusia tidak akan bisa menjadi Tuhan, secanggih canggihnya robot tidak akan bisa menjadi manusia.
Waw luar biasa jadi yang penting kita bisa membawurkan diri dengan segala bentuk dunia bukan malah menolak nya dengan dalih fanatik terhadap agama tertentu
Dan peran agama disini sebagai kompas moral untuk mengontrol emosi, nafsu,dan daya pikir kita agar tidak bertabrakan dengan berbagai bentuk dunia
Terimakasih banyak atas informasinya pak
Tema pembicaraan yang luar biasa. Habib ja'far dan pak gita
Terimakasih Pak Gita
Terimakasih pak Gita dan Habib Jafar untuk sajian menyegarkan di bulan Ramadhan
Sepakat sama steatmentnya habib bahwa secara ontologis teknologi tidak akan mampu menjadi bahkan lebih dari manusia secara eksistensi maupun nilai-nilainya. Namun pada realitas kehidupan manusia, justru manusia itu di kuasa oleh teknologi yg mana merupakan hasil dari produksi akal pikiran manusia itu sendiri. Maka harus ada pembatas dalam memanfaatkan teknologi,jangan sampai dg kemudahan dan kecanggihan teknologi membuat manusia kehilangan sisi2 kemanusiawiannya.
Dengan adanya AI mengisyaratkan bahwa manusia adalah makhluk yg rakus, manusia tidak akan berhenti mencari kebahgian yg ideal di duniawi yg mana hal itu tdk akan pernah di dapatkan.
Pak Gita, terima kasih sudah banyak menginspirasi selama ini. Terkait pembahasan ini, apakah pada akhirnya tetap ada dikotomi dalam pemikiran dan iman? Karena saya melihat fenomena yang ada, seringnya orang memilih salah satu dari 3 sikap ini. Pertama menerima semuanya tanpa banyak menanyakan hal-hal tabu. Kedua, Merasionalkan semua yang pernah kita terima sebelumnya. Ketiga, balik kanan dan tolak semua gagasan lama.
Terima kasih pak Gita dan Habib Ja'far
There's one the most powerful word that capable of moving the universe from Budhists spiritualist which is compassion/belas kasih
Materialisme menggantikan agama, inilah science modern, isinya hanya aspek-aspek kuantitatif yang kering spiritual. (Sya hanya mengutip dr novel yg pernah sya baca, namun lupa judul/penulisnya) skedar hnya utk reflektif (bukan benar/salah) ✌
Manusia adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar dari suatu ide perancangan. Apakah manusia hanyalah produk atom acak yang bergabung, berevolusi, dan berubah? Atau apakah kita sesuatu yang lebih? Karakteristik yang membuat kita unik adalah hasil dari kekuatan evolusioner yang bekerja sendiri
Agama jelas harus berkompromi dengan kemajuan ilmu pengetahuan karena kalau ga ada yang memeluk agama, di Indonesia profesi pemuka agama akan hilang. Kalau hilang mereka yg sudh terlanjur kaya karna mengajar agama akan bingung mau kerja apa.
Seeking for the Truth to find spiritualism and being religious are very two different things
Pak Gita, bahas tentang *WAHYU MEMANDU ILMU* dari prof Nanat fatah natsir sebagai paradigma keilmuan *UIN bandung* , pas nih momennya ketika ramadhan dan tren *A.I* yang semakin luar biasa. Terimakasih
Up, semoga di baca ya
Wah anak UIN SGD BDG muncul..
menjadi bencana, jika suatu saat, aspek spiritual juga diinstal ke dalam kecerdasan buatan
Bismillah
Perbedaan agama dengan sain: agama Islam: ilmu dahulu barulah bukti dan terbukti 100% benar(sangat canggih), sedangkan sain meneliti dahulu barulah terbentuk ilmu dan belum tentu 100%tepat(tertingal jauh dengan agama),dan mengenai benda" elektronik, otomotif dll itu sebenarnya bukan ciptaan tetapi manusia mengolah/merubah benda" yang sudah ada ke bentuk lain.
Manusia cerdas akan faham agama Islam(ilmu) dan sain(belajar isi alam) jelas tidak akan setara dengan agama Islam, dan manusia cerdas akan mengambil ilmu dan mencari bukti-buktinya. Walaupun sain sudah menjadi sebuah ilmu,tidak terhitung yang belum terpecahkan oleh sain apalagi tanda" akhir zaman muncul, ilmu sain menjadi jatuh.
ini juga yg di bahas di kenduri cinta kemarin, orang orang terbaik kalian, smoga sehat selalu kita smua ya amin
Di film Blade Runner , bukan robot atau Ai lagi tapi manusia berhasil menciptakan mahluk hidup. replika manusia sempurna yg memiliki rasa
:)
Kajian yang sangat dalam untuku, terima kasih edukasinya pak...
subhanallah..semoga banyak anak muda mendengarkan dialog in
Berikut ini adalah hadis sahih yang menjelaskan tentang keseimbangan antara spiritual dan sains atau keseimbangan antara dunia dan akhirat:
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya agama itu mudah dan siapa saja yang menyulitkannya maka agama akan mengalahkannya. Oleh karena itu, janganlah kamu berlebih-lebihan dalam hal agama, melainkan berpegang teguhlah pada kebenaran yang telah diturunkan." (HR. Bukhari)
Hadis riwayat Ibnu Mas'ud ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Janganlah kamu menjadi hamba dunia, sehingga kamu melupakan akhiratmu. Dan janganlah kamu menjadi hamba akhirat, sehingga kamu melupakan duniamu. Berilah hak keduanya." (HR. Tirmidzi)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Berlomba-lombalah dalam melakukan kebajikan, namun jangan sampai kamu melupakan hak Allah dan hak manusia. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang melupakan hak sesama manusia." (HR. Abu Daud)
Hadis riwayat Abdullah bin Amr ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia. Dan amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang dilakukan secara terus-menerus meskipun kecil." (HR. Tirmidzi)
Dalam hadis-hadis di atas, terdapat pesan yang sangat penting mengenai keseimbangan antara spiritual dan sains atau keseimbangan antara dunia dan akhirat. Keseimbangan ini bisa dijaga dengan cara memperhatikan hak-hak Allah dan hak-hak manusia, serta menjalankan kebajikan secara terus-menerus meskipun kecil. Jangan pula melupakan dunia atau akhirat dalam hidup kita. Semoga bermanfaat.
I have been living to seek about the Truth, maybe i could know little secrets about it. That God, Human and The Universe are one unity. To comprehend it, we have to look deep down inside our Heart
trim sdh menghadirkan habib
Terima kasih pak Gita & habib Ja'far atas ilmunya
Terimakasih banyak Pak gita, topic yg sangat menarik, akan saya angkat topic ini di tugas uas saya.
Fondasi agama dan sains secara klise sama sama berawal dari momentum berasal dari 1 buah yaitu apel sama dengan apel. The Truth layaknya sebuah Cahaya yang terfragmentasi menjadi beberapa macam warna agama. Dalam Spektrum Newton, warna tersebut harus diputar untuk memunculkan 1 Cahaya
Microsoft 365 copilot keren, baru keluar 4 hari lalu, kalau bisa di bahas juga pak gita ✨.
Saat manusia bergantung pada benda hasil penemuan manusia secara tidak sadar manusia di bawah hasil penemuan
sy sih fine2 aja sama para konservatif, salah satunya bisa menekan laju kehancuran dunia. 😶. dan harapan saya semoga di indo banyak professor2 bidang sains dan teknologi jgn banyak di agama dan politik aja biar balance gt reference qt .
Secanggih-canggihnya robot memang benar tidak akan menjadi manusia, tetapi saya lebih suka tanya terkait agama ke robot karena resources knowledgenya juah lebih luas dan kompleks dibandingkan manusia. Jadi akan ada sisi-sisi fungsi manusia sebagai The Messenger yang tergantikan artificial intelligence / robot.
Seru pak Gita..kpn slnjt,y nmbh pengetahuan dan ke ingintahuan
Pak Gita berusaha dengan sangat baik, great job pak.
Sebetulnya yg diucapkan mereka berdua adalah perkataan manusia lalu( data lalu) yg tak jauh dari AI, algoritmi masa lalu.
Adapun future adalah tak terjangkau dan hanya kita dan teknologi, dimana pembawaan definisi agama dan nilai Detik lalu untuk future adalah dorongan masa lalu juga. Jadi yg dibicarakan mereka berdua adalah bicara masa lalu yg dibawa ke depan sebagai approach saja, bukan real masa depan. Tetapi hanya cukup pada posisi masing masing saja.
barokaAllah fi kum habib,pak gita dan team terimakasih ilmunya
This content is so insightful. I would've never thought of this, but now I do. Thank you Bapak Gita for making this episode for us in Ramadhan.
Pak Gita : "Kemajuan teknologi sudah bisa bikin kita download pengalaman dari avatar yang berada di Mars. Pengalaman pribadi sudah bisa dimanupulasi dan beneran terasa nyata karena downloadnya ke neuron di otak. Gimana nih?"
Habib : "Berarti orang bisa merasakan pengalaman haji kalau avatarnya di Mekah. Walaupun tetep saja secara kewajiban sebenarnya harus secara fisik ada di sana."
Pak Gita : "AI yang maju pesat juga berpotensi bikin distopia karena bisa bergesekan dengan perkembangan bioteknologi yang udah bisa rekayasa genetik (CRISPR), bisa bikin IQ kita jadi 1000 point. Kecerdasan buatan VS kecerdasan alami yang di boost. Gimana tuh?"
Habib : "Mesin akan selalu dibawah manusia. Analoginya, kalo kesetrum tinggal matiin listriknya. Intinya di keimanan dan pengendalian diri."
Perbincangan menarik. Kebayang oleh saya bila di masa depan tercipta Frankenstein² baru (AI) yg menuntut manusia penciptanya memberikan hak² yg sama spt manusia asli. Lalu ia berubah menjd monster² baru yg mengintimidasi manusia asli.
Ini baru podcast!
@1:03 tentang MichioKaku, model konsep yang di paparkan mungkin mirip dari turunan model prespektif filsafat tentang gradasi wujud/dimensi atau semacam transend wujud/dimension. Mungkin bagi musafir spriritualism beberapa mengalami pengalaman bathin seperti itu melintas ke dalam ribuan layer dimension yang sehirarki atau melompat ke dimensi hirarki diatasnya atau diatasnya lagi... entahlah.
salah satu hal yang paling dekat dengan dimensi kita yakni mimpi. beberapa tentang isyarat fakta dan aktual, walapun tidak sedikit seperti bunga tidur seperti kondisi emosi dan prikologis kekinian. namun ada beberapa mimpi itu tentang cerita atau isyarat masa lalu dan masa mendatang. narasi isyarat mimpi masa lalu dapat di dekati dengan pendekatan logis, namun isyarat mimpi masa depan yang mengaktualitas sulit dengan pendekatan logis kekinian.
Gradasi wujud, mulla shadra?
@@latiefkhoerul9605 model mullah sadra lebih komplex, dan holistik. Mungkin lebih jauh dekat ke model isyraqiyah dan atau paripatetik/massyaiyah?.. Entahlah
Pandeglang berkah hadir
OBROLAN GILAK DI AWAL RAMADAN, TERBAIK!!!
Ontologi sendiri sejatinya membahas hakikat segala sesuatu yang ADA gimana membuktikan argumen Tuhan ada secara ontologi. Karena Tuhan adalah suatu hasil dari pikiran manusia yg belum tentu nyata dalam realita
Upgrade ilmu itu sangat bagus ..
Semoga pak Gita bisa mengundang syekh hamzah yusuf ( pemikir islam dan rektor zaytuna college di Amerika Serikat)
I really love this, Thank you pak Gita dan HabibJafar,
Dari sudut pandang lain, Pengalaman saya mungkin bisa meminimalisir anggapan bahwa Robot bisa mewakili manusia dalam perannya.
Saya pernah putus dengan pasangan saya, kemudian berganti dengan pasangan baru, setahun berlalu sampai pada titik dimana saya merasa asing dengan perasaan ini. Sitiuasi dimana ketika saya jalan dengan pasangan ini saya merasa bahwa "Bukan dia yang seharusnya disamping saya". Walaupun dengan makhluk dengan ciptaan yang sama tapi rasa itu tidak akan menutupi hal" Yang membuat kita berpikir demikian.
Terima kasih pak gita dan habib 🌻
berbobot banget...spiritualis anti ekonomi padahal butuh duit,,,,,ekonom anti spritualis padahal kalo gagal nyebut nama tuhan,,,,mantapppp
apa yang disebut "kompas moral" menurut laman university of San Diego menjadi kelemahan kecerdasan buatan. Etika Kecerdasan Buatan, akan sama seperti Developer ( pihak yang membuat kecerdasan buatan ). Ciri "manusia" saat ini adalah kebijaksanaan dalam hal apapun yang sedang dikerjakan.
konteks nya adalah semua teknologi yang menggunakan kecerdasan buatan..
Sains , agama dan filsafat
Dah 3 itu aja pak bahas membahas ny dlm podcast bapak..siapapun bintang tamunya ..
Cerdas Korupnya Alapor + Spiritual Korup Ogah Dilapor juga Spiritual tak Mungkin Permisip dan Tak mengKolab = Progress Aktual Akorup