Iya dah iya otak lu dah yang paling nyampe, kok bisa orang anti-kritik. Film klo dipuji terus kapan majunya kocak. Sekelas Marvel aja masih byk yg ngekritik 🥴😅🤏
Sedikit tambahan min, dan sedikit penjelasan. 05:15 itu bukan peta biasa, itu silsilah Pandawa dan Korawa yang ada di Babad Tanah Jawi. Kenapa ada Nabi Adam A.S, karena Babad Tanah Jawi adalah akulturasi budaya antara Hindu dan Islam di Indonesia. Dan film ini mengambil referensi bukan dari Mahabarata India saja tapi dari Babad Tanah Jawi juga. 07:03 bukan pindah planet, tapi pindah dimensi yaitu dimensi Patala, sebuah dimensi yang ada di dasar paling bawah bumi tempat dikurungnya Aswatama dari jaman setelah perang Bharatayudha. Dalam mitologi Jawa biasanya tempat tinggal Sang Hyang Antaboga raja ular. Dan soal medali Brajamusti yang sulit ditemukan sama manusia bertopeng padahal dikubur, karena medali itu ada tiga, medali tiruan Brajamusti milik Arimbi (Ibu Yuda), Brajadenta milik Pandega (Ayah Yuda), dan yang terakhir Brajamusti, milik Yuda. Manusia bertopeng cuma tahu satu yaitu Brajamusti dan dia mengiranya ada di Arimbi, setelah Arimbi menghilang bersama Yuda kecil, dia tidak mencari di tempat itu lagi. 10:19 Adegan filler ini biasanya memang ada di pertunjukan wayang. Menampilkan 4 Punakawan yaitu Bagong, Gareng, Petruk, dan Semar. Biasanya dimunculkan di sela-sela menuju babak akhir, untuk rehat sejenak dari konflik cerita. Berisi humor-humor untuk memecah ketegangan dari konflik cerita dan biasanya ditutup dengan petuah nasehat dari Semar, dan sehabis itu kembali ke cerita utama. Soal product placementnya memang tidak ada di pertunjukan wayang. Mungkin mas Hanung memang mengkonsepkan filmnya seperti pertunjukan wayang karena memang cerita dan karakternya berasal dari wayang. CMIIW Film ini juga ada kelebihannya kok guys bukan bener-bener cuma kekurangannya aja, kaya Cinematography yang cukup oke, Set-nya bagus, Scoring Music keren, Sound effect satisfaying, CGI yang mulai lebih berani dan lebih bagus untuk film Indonesia, story ringan.
Terima kasih buat penjelasan karena kami awam dan berharap filmnya bisa lebih menjelaskan, soal "pindah planet" itu kita bukan omongin ke filmnya, tapi lagi ngomongin Thanos yang pindah-pindah planet untuk cari batu infinity, cuma ke cut di videonya huhuhu.
Wah makasih penjelasannya bang, akhirnya ga bingung lagi klo ternyata medalinya ada tiga, sy kira cm yg brajamusti sm yg punya Pandega, ternyata Arimbi jg punya dan itu yg mengecohkan si tangan kanan Aswatama
Sebenernya bukan masalah dibandingin sama MCU atau DCEU, Tapi kebanyakan Superhero lokal terlalu pengen jadi mereka, padahal sebenernya MCU dan DCEU awalnya juga cuma buat selametin hal kecil atau mereka mulau dari hal kecil di film awal. Avangers atau justice league diawalin sama superhero yang bikin rame di kampung mereka. Hulk di Harlem atau Batman yang coba selametin kotanya dia Gotham. Berangkat dari hal kecil kemudian jadi gede, bukan langsung selametin dunia, kejauhan loncatnya akhirnya jadi gagal. Kalo the raid atau film berantem berantem iko uwais dibikin superhero yang simple juga bisa macem daredevil sama batman yang manfaatin beladiri sama kekayaan mereka doang pasti bisa jadi lebih bagus sihi dari ini. Mulai ajadari hal kecil bangun chemistry sama penonton dulu 1-2 film baru dah bikin yg gedenya.
Tapi buat gundala kemaren tuh hero gk langsung mau selamatin dunia, dia cuma fokus mau nyingkirin mafia di kotanya malahan pada awalnya karakternya itu bodo amat sama kota dan warga nya
Gundala skalanya masih kecil, masih bagus buat origin story. Hanya di menit terakhir itu yang nge set up sekuelnya dengan Pevita Pearce. Tapi sebagai origin story, lumayan lah bisa ceritain dengan konsisten tanpa mikirin hal lain. Gundala juga gak nyampe selamatin dunia, hanya dikampungnya dulu jadi scopenya gak terlalu besar. Gundala lebih fokus daripada film ini dsn fighting scenenya juga lumayan bagus dari aktor yang gak terlalu professional dalam martial arts
Film ini memang buruk. Ya diakui saja, jangan pakai kacamata kuda dan militansi membelanya. Film ini kedodoran mulai dari hal yang paling kentara, dialognya yang bukan cuma kaku, tetapi dangkal dan nggak ada bobot. Dibawakan dengan jajaran pemeran utama yang kebanyakan berperan jadi cowok diam pemarah yang seketika berubah jadi melodramatis di sepanjang portofolio filmnya. Jadi jangan heran walaupun ada yang mati sekalipun, ekspresi yang keluar adalah akting menangis yang benar-benar kelihatan sekedar akting didepan kamera. Bukan seorang manusia yang punya emosi. VFX adilnya nggak usah dibahas, tapi kualitas naskah, tata suara, pengambilan gambar, apa iya mau dimaklumi seperti lini VFX juga? Mau dukung perfileman Indonesia? Tonton film Indonesia lain yang sedang tayang, layak ditonton dan itu jumlahnya banyak! Jangan malah ngebajak! Produks Sponsor perlu? Jelas! Film mana yang nggak pakai sponsor merk untuk pendanaan. Tetapi bukannya ketika dikemas tidak menarik, atau dipaksa ada dalam naratif harus dimaklumi pula karena 'namanya butuh dana'. Ini konyol. Kita atau saya, bayar tiket untuk nonton film, sebuah produk utuh. Saya bayar! Untuk menikmati film, bukan memaklumi film yang dieksekusi buruk dan berharap dimaafkan karena 'bikinnya susah'. Semestinya logikanya dibalik, kalau memang belum mampu dan merasa susah, ya jangan bikin film komersil yang diberi tiket untuk menyaksikannya. sekedar opini.
Ya intinya yang komen "EmANGnyA Lu biSA bIKiN FiLM" aduh gue udah capek lah denger respon bodoh kaya gitu ke sebuah kritik. Ngapain complain ke orang kalo kritik? Setidaknya mereka sudah baik luangkan waktu dan uang buat nonton film kaya gini
kayaknya sih bakal tetep support nonton biar film superhero indonesia tetep jalan ya, soalnya emang suka banget superhero. biar makin rame sih wkwkwk. tapi emang sih kayaknya film superhero kita itu kerasa keburu-buru, pengennya skala nya gede. padahal lingkup kecil itu keuntungan lho, jadi bisa ngorek personal protagonis dan alurnya gak bakal mleber ke mana-mana, terus penonton jadi engage sama protagonisnya. contohnya kayakironman pertama yang dia bikin kostum krn itu satu2nya cara tony kabur, terus antagonisnya juga cuma petinggi di perusahaannya. thor juga awalnya cuma masalah kakak adek gak akur aja. sesimpel itu aja sih ya. kadang simpel itu lebih bagus. soalnya menurutku pribadi banyak banget film2 yang awalnya bagus tapi sequel nya dibikin cetar malah kurang sreg, kayak the raid pertama yg memorable banget pas ada berandal jadi kurang engage, terus train to busan yang menyayat hati pas film keduanya penisula muncul kok giniiii doang.
@@ugitsimatupang5766 aku sendiri gak punya komiknya dan gak pernah baca ya, MCU dan DC juga aku gak ngikutin komiknya, tapi kurasa tim bisa eksplore dari timeline di komik lebih lagi. toh pas awal iron man muncul yang musuh bukan langsung thannos atau anak buahnya si thanos kan, cuma obadiah yang mau ambil alih stark industri aja. masak dari banyaknya seri Gatotkaca di komik gak ada yang bisa diambil 1.
@Night Bot bener, mungkin bisa bikin villain baru juga yg gak ada di komik, beberapa superhero luar kan pernah bikin karakter baru tuh, cuma aku lupa contohnya. yang keinget, waktu ironman 3 kan musuhnya the mandarin, padahal di komik the mandarin gak begitu kan karakternya, baru ketahuan di shang chi kalau mandarin yg di iron man 3 itu palsu. mungkin bisa kan ambil yang kayak gini. ada tukang palak bully di kampung atau kota atau lingkup sosial si gatotkaca yang ngaku2 sebagai penjahat besar padahal cuma niru aja.
@@ugitsimatupang5766 bisa sih bikin alur cerita sendiri, liat aja Todd Phillips, film Jokernya dia yang full dari ide sendiri dan gak ambil komik apapun sebagai sumber tapi ya kalo mo bikin alur cerita sendiri, tetap harus konsisten dan fokus, itulah kenapa Joker bisa berhasil bikin film comic book yang melenceng ceritanya dari komik tapi cerita yang ditawarkan filmmakernya bisa di cerna dengan baik. Kalo ini saking buru buru bikin universe besar akhirnya jadi berantakan sebagai film origin
SATRIA DEWA: GATOTKACA sebenarnya angin segar buat perfilman indonesia ditengah tengah film horror/drama indonesia.Walau banyak kurangnya tetapi tetap harus diapresiasi.Semoga kedepannya diperbaiki.
Ya salut lah mereka udah usaha sebaik mungkin tapi hasilnya aja yang mengecewakan. Diapresiasi kalo hasilnya bagus, kalo banyak kekurangan apa yang mo diapresisasi juga? usahanya? ya semua film buatnya gak gampang tapi kan hasil akhirnya beda beda
Maap maap aja sik, ini juga bukan film superhero pertama lokal yg pernah dibuat, shrsnya bisa belajar dari yg udah udah.. ada satria heroes ala kamen rider, valentine, wiro sableng, terakhir gundala.. gua berharap si buta goa hantu nya iko uwais bisa belajar dari kesalahan film lokal yg sudah ada..
Nih gue tambahin lagi perbandingan parallel yang bisa merangkum kenapa film ini terkesan sangat keteteran dan kebelet: Cameo. Lagi, dengan Gundala sebagai perbandingan. Kedua film ini sama2 memunculkan Cameo karakter yang setipe: the Powerhouse Woman. Ada Sri Asih di Gundala dan ada Srikandi di Gatotkaca. Ketika Sri Asih muncul: -Relevan terhadap plot -Disajikan saat tensi yang tinggi sehingga kemunculannya lebih impactful -Gak perlu name-drop (meskipun di post-credit name drop), dia muncul dengan mendemostrasikan kekuatan dan design nya yang ikonik sehingga penggemar komiknya bisa langsung tahu tanpa introduksi yang kerasa gak natural. Para peminat baru pun akan lebih tertarik meriset tokoh tersebut. Ketika Srikandi muncul: -Gak penting di plot, dia bisa dihilangkan sepenuhnya dan ceritanya gak akan berubah -Dia muncul di saat antiklimaks yang klimaks nya juga gak bagus2 amat, sehingga dia ada di saat di mana penonton sudah tidak terlalu peduli (kalaupun mereka sempat peduli) dengan apa yang terjadi. -Maksa banget emphasisnya nya, mesti zoom in ke nametag dan itu pun screen time nya minim banget, dia sebagai tokoh juga tidak ditunjukan kualitas intrinsiknya, setelah itu penonon harus dihadapkan dengan scene cieh2 an antara Yudha dan Agni yang Crinnge juga sehingga keberadaan Srikandi makin tenggelam dengan keburikan film-nya. Perkenalan dia juga gak friendly terhadap konsumen baru.
@Mr. Brik Kamu lupa ya Gundala ngira supir Gafarma tuh cuma orang gak tau apa2 makanya disuruh minggir dan gak dihantam? Kalau Sri Asih gak selepet udah ketinggalan jauh dia. Nice try, not good enough. Wajarlah Sri Asih make stock footage Gundala, secara jarak dua film nya kepotong hiatus Covid. The point stands, Srikandi tuh redundant.
@Mr. Brik "Gundala baru dapat kostumnya di ending di buatin ama Sri Asih" Ngarang kamu, Rumah Perdamaian sama Jagabumi aja beda kepengurusan. Gundala sama Cempaka ikut Ridwan Bahri. Gundala tetap menjadi Adisatria paling penting di Act 3 karena cuma dia yang bisa hancurin semua botol serumnya serentak, Sri Asih berkontribusi ke keberhasilannya gak menghilangkan nilai tersebut, dan iya, memang Sri Asih punya peran vital di situ, cuma dia yang punya kemampuan fisik buat menghentikan Mobil kargo- ya, dia terbilang lebih cakap Dari Gundala juga. Maksa banget harus sampe seperti scene di The Batman, udah tau budget Warner Bros sama Bumilangit gak sekelas, nanti malah cringe. Ya iyalah, World Building pelan2 dan natural, masa langsung nge tease serentet Adisatria dalam 1 post credit? Norak. Alasan itu juga kenapa aku gak suka post credit VATS, Cempaka sekedar di lempar ke layar gitu aja.
Walaupun memang banyak kurang, gue prefer tetep nonton ke bioskop sebagai apresiasi. Dengan begitu, para sineas Indo bisa lebih baik ke depan. Kalo ga dari sekarang kita dukung, kapan lagi? Kita udah terlalu telat ngejar ketertinggalan🙏🏻
Dialog "SAATNYA MENGGATOT" sangat membuat bulu kuduk saya pribadi merinding dan saya yakin adegan ini Akan menjadi ikonik seperti halnya i love you 3000
Perbedaan kualitas sebagai sebuah film antara Gundala dan Gatotkaca mungkin dapat dirangkum dari bagaimana kedua film memanfaatkan jasa 1 aktor yang sama: Cecep Arifin, yang berperan sebagai Sang Penari (Gundala) dan Pandega (Gatotkaca). Sang Penari itu karakter minimalis dengan desain yang intrinsik, gak begitu signifikan secara plot, tetapi punya latar belakang yang concise dan penonton bisa dengan mudah mengasumsikan sifat2nya murni dari kesan2 yang Ia tinggalkan. Pandega itu karakter dengan screen time dan involvement yang gede, tapi design nya generik dan trope nya basi, eksekusi nya juga tidak mendukung, sehingga meskipun seberapa penting nya dia secara naratif, susah peduli sama dia sebagai seorang tokoh. Big budgets and big concepts don't automatically make your work good
Semua karakter di Gundala gk ada yg signifikan, bahkan Kekuatan gundala nya sendiri jg gk di explore, isinya berantem sama bandit bandit doang, gantian 1 kalah ada lgi bandit lain. Kalo bgtu gk usah gundala jg bisa ngalahin mereka. Kelemahan gatot kaca mnurut gw dari segi konsep udah bagus tp bnyk hal hal yg gk dijelasin bahkan kek berasa tempelan. Projek Satria dewa jg gk begitu jelas fungsi dan tujuannya sejak awal, adegan berantem yg isinya cut cut cepat, inkonsisten soal color grading, product placement yg gk signifikan sama cerita, pas kelahi yg terbang terbang efeknya massive bgt trus pas dalam terlempar ke ruangan lg kelahinya berasa gk ada impact nya malah kek dua atlet MMA lg berantem doang
Catatan Paling penting: Untuk film pertama, utamakan pengenalan storybase & pendalaman karakter. Next lahh klo mau bahas jauh" sampe nembus multiverse jga boleh lahh hwehee
Dan catatan paling penting buat film ini dan juga buat industri perfilman indonesia : KURANGI IKLAN PRODUCT PLACEMENT, anjir itu ganggu banget apalagi kalo gak ada esensi cerita. Terasa on the nose banget dan terlalu obvious
@@Erasureeraser sebenernya gak salah sih mau ngiklan cuma caranya itu lho yaaa kayak gimanaaa gitu. Kurang smooth aja. Kudu belajar dari drakor atau film Hollywood sih buat iklannya. Ngiklan tapi gak ganggu. Jadi inget film hanung yg habibi ainun ada iklan cokolatos 🤣
@@desyratna2686 ya intinya product placement boleh tapi penting ke esensi cerita. Kaya Michael Bay pamer mobil mewah di film Transformers dan itu ada esensi ceritanya karena mobil itu adalah Transformersnya. Sebenarnya Bay juga banyak product placement tapi gak separah apa yang dipake oleh perfilman Indonesia. Kalo dibandingin Ama penggunaan product placement, Bay gak berlebihan banget Intinya yang ditonton itu film dengan cerita bagus bukan iklan tokopedia
Skalany trlalu besar, nnti simpenan buat konflik selanjutnya apa lagi ya? Yg harus dituntut level ny semakin tinggi, semakin tinggi, ujung2 ny malah rusak kya fast saga😂
Walaupun banyak yg menilai kurang, tp saya usahakan buat tetap nonton di bioskop.. sebagai bentuk suport untuk kreator film yg dgn berani memilih genre genre superhero,, yg saya yakin banyak tantangannya,,, thx juga buat cinecrib atas reviewnya
@@cinecrib wkkkwkkwkwkw..ganti chanel gosip aja bang....kalo yg buat film hanung pasti di review jelek..tapi kalo film yg buat joko anwar baru first look aja langsung di bilang filmnya bagus..ini film paling bermutu wkkwkwwkwkwkw..dasar reviewer fanatik..kwkwkkwkwk
*_gw suka banget si, review yg blak-blakan begini tanpa ada rasa ga enak sama fans film lokal, jelek bilang jelek, bagus bilang bagus, ga cuma mengkritik tp juga mengungkapkan ide dan pendapat yg membangun, apresiasi sih tetap dan harus kita lakukan tapi Kritikan yang membngun juga harus di ekspresikan agar per filman lokal jadi lebih baik lagi_* _lanjut reviewnya bang!_ 👍
Kalau menurut aku bagaimana caranya tau apakah suatu adaptasi jagat sinema franchise itu genuinely berhasil adalah ketika ada banyak demand untuk sekuel atau ketika mereka membuat orang menjadi tertarik mempelajari source material nya. Gundala bagi aku adalah suatu contoh dari yang berhasil (entah apakah secara cuan banyak atau enggak), karena rasa antisipatif akan Sri Asih dari konsumen itu kerasa dan masih kenceng setelah 2 tahun. Orang2 jadi tau Bumilangit, dan mau lebih cepat karakter yang mereka tertarik padanya, seperti Godam, Tira dkk itu diadaptasi. Pemasaran Bumilangit menggunakan cast nama2 terkemuka mungkin menolong dalam hal ini. Jujur, setelah seminggu lebih Gatotkaca rilis, pernahkah kalian lihat komen seperti "gak sabar ngeliat Bima" atau "Srikandi entar kekuatannya apa ya?" Aku sih enggak, cuman Nemu pujian2 seadanya dan feedback2 "apresiasi", yang aku yakin gak sedikit diantaranya buzzer atau orang yang insecure soal kebanggaannya pada karya lokal.
Dari awal pas produsernya rene ishak ngumumin mau mengangkat cerita gatotkaca menjadi cerita superhero kekinian, gw udah skeptis Kenapa gak ngangkat cerita superhero lokal lain aja? Kan banyak yg lebih menarik dan punya source material yg tinggal dipakai, Kaya pandji tengkorak, kayaknya bukan punya bumilangit deh Atau kalau mau ngangkat karakter2 dari jagoan komik, kayak winda gang, bujang anom, zantoro, elang hitam, saifer Tinggal beli IP nya/atau kontrak, udah tinggal ngembangin cerita yg udah ada, dapet satu tim superhero dah... Lah ini malah capek2 bikin sendiri cerita saduran pewayangan modern, hadeh... Iya kalo bagus, nyatanya....
memberikan kritik dan saran adalah sebagian dari mendukung suatu hasil...jadi jangan disalahartikan jika mendukung itu tanpa mengkritik, harus ada kritik..biar kedepannya bisa lebih baik..trimakasih
Setuju banget sama salah satu komen, mau gimanapun bentuk film Indonesia, tetep ngusahain nonton di bioskop sebagai bentuk dukungan dan ucapan "semangat" dari para penonton biasa ini untuk industri perfilman indonesia
Dan kalo udah di kritik sebaiknya filmmakernya dengerin juga. Jangan hanya mikir duit doang karena kualitas juga menjamin kemajuan perfilman negara ini. Orang kan mau film bagus, bukan film terlaris
Klo pemikiran gini smua orang semaunya sj buat film, mau bagus atau tidak terserah secara tetap banyak yg nonton, harusnya sineas berlompa membuat film sebagus mungkin dengan budget terbatas dan itu bukan hal yg mustahil, kreatifitas itu tidak selalu tentang budget
Ada 3 manfaat atas keberhasilan film ini: 1. Dari aspek upaya membawa cerita tradisi klasik pewayangan yang dianggap kuno sehingga terwujud suatu cerita yang relevan dengan kehidupan kekinian maupun teknik eksekusi yang bersifat entertaining, film ini berhasil. Generasi muda tertarik utk menonton dan mencerna film ini. Ini merupakan langkah awal bangkitnya karya kearifan lokal indonesia dalam bentuk modern. Merupakan suatu proses yang panjang agar budaya kearifan lokal terus dikembangkan sesuai kemajuan jaman. The first step is always the hardest. Film ini berhasil as the first step to take such path. 2. Yang menarik adalah berhasilnya penyampaian pesan nilai2 dan kekayaan artifak budaya yang diwariskan oleh para leluhur: A. Konsep karma dan dharma bahwa setiap tindakan manusia ada konsekuensi yang harus dijalani B. Konsep kekuatan energi melalui benda2 pusaka dan candi2 warisan para leluhur C. Adanya keterikatan generasi muda dengan para leluhur yang selama ini hadir dan bertahan seiring berjalannya jaman dalam bentuk candi2, benda2 pusaka dan kakawin2 literasi yang selama ini 'taken for granted' atau bahkan dianggap memiliki pengaruh negatif. Semua elemen2 yang dihadirkan sesuai prinsip dan nilai2 yang ditujukan oleh para leluhur saat di jamannya. Sbg contoh: Benda pusaka adalah karya budaya yang mengandung nilai2 mulia. Benda pusaka mengandung nilai-nilai filosofis, kosmologis, dan ontologis, atau keseluruhan spektrum makna. Baik itu tentang konsepsi hubungan Tuhan dan manusia, maupun antarsesama manusia. Aspek intangible yang melekat dengannya, yakni filosofis, kisah tutur, tradisi, legenda, mitos, atau singkat kata ‘local knowledge’. Sedangkan candi2 merupakan lambang alam semesta: kaki candi sebagai lambang alam bawah tempat manusia hidup, tubuh candi merupakan alam antara tempat manusia telah meninggalkan keduniawiannya dan dalam keadaan suci menemui Tuhannya. Cerita film ini menyampaikan nilai2 pengorbanan kepentingan individu untuk perjuangan kebaikan bersama. Masing2 manusia memiliki cara dan jalannya masing2 utk mencapai terwujudnya pencapaian nilai2 itu agar bermanfaat bagi masyarakat sekitar. 3. Dipandang dr aspek karya akulturasi, film ini berhasil memadukan kearifan lokal dengan kemajuan teknologi perfilman. Kemasan film action utk mengangkat kembali karya tutur yang dilakukan oleh para dalang tradisional pewayangan jaman dulu sekarang diinovasikan sbg produk film utk ke layar sinema. Kesimpulan: sebagai produk film, karya ini berhasil sbg inovasi memberi bentuk modernitas bagi budaya bertutur pewayangan tradisional yang pada jamannya merupakan media menyebarkan agama dan nilai2 kearifan lokal bagi masyarakat.
@Hendri crime yang bagus? The Raid tuh bisa dibilang sebagai film dengan genre action plus crime yang bagus. Musuhnya aja gembong narkoba, itu udah crime banget 😂😂😂
Yep, film ini udah gak dapat layar dan sepertinya gak ada di streaming service manapun untuk saat ini. Pelajaran yang bisa diambil: -Bikin story bagus dulu, baru ngejar universe. -Bikin Produk yang bisa dinikmati dulu, baru bikin franchise. -Bikin penokohan epynomous yang solid dulu, baru mikirin cameo dan segala macem. -Pastikan aspek-aspek dasar oke, baru koar2 CGI dan coreograph. -Jasi sesuatu yang bisa dinikmati orang sendiri dulu, baru ngejar pengakuan dan standar internasional (Gundala aja penontonnya 5 kali lipat dari ini). -Kualitas dulu, Bangga Belakangan. Gatotkaca ini simptomatik akan penyakit overproud Indonesia, wants to be something so big so quickly with its own color tapi akhirnya kehilangan substance dan terjadi terkesan pretentious dan dangkal.
Adegan yg paling gw suka itu pas lawan musuh utamanya dan Gatot kaca bilang "Waktunya Menggatot!" Dan di adegan akhir Gatot bilang "It's Gatot time" behh keren bet dah itu. Gatot kaca ini bener ² salah satu film Indonesia yang pernah ada.
Gw yang nonton film ini tanpa ekspektasi apapun sangat-sangat bisa menikmati, ya kecuali soal product placementnya. Durasi 2 jam bener² kompleks dan padet. Buat yg emang suka sama literatur pewayangan jawa harusnya oke-oke aja. Sangat menghibur kok👌
Halah, kawah Candradimuka aja gak ada. Konsep Karma dan Darma aja gak sempat dijelaskan dengan baik sampe abis bapake Agni tewas. Parallel Yudha dengan Gatotkaca di perwayangan aja dangkal banget, selain soal kelahirannya yang gak normal dan template desain 'kumis' nya yang di kostum dan masker, Yudha tu berasa take Gatorkaca for Granted. Soal yang still-frame penjelasan 2 menit yang di rekaman itu exposition dumping, dan itu pun gak lengkap ataupun efektif merangkum peristiwa Maharbarata sampe orang awam bisa peduli.
yang gw alamin ketika nonton 1. berkali2 ucapin istighfar setiap ketemu iklan 2. kena php dikira banyak fight dalam bentuk gatot eh cuma di ending doang 3. dari awal udah nebak prof. X adalah villain 4. film ini udah kaya judul vidio bimopd "konten cringe"
Kemarin yg nonton sepi banget cuman 5 orang agak kasian juga ya, masa kalah hype sama Chucky KW yg udh tembus 1 juta, yg gw khawatirkan nanti PH udah pada gk mau lagi bikin genre Action yg serupa, Come on masa kalah dengan horor kacrut😭😭
Gua perhatikan film superhero indo itu kiblatnya kaya superhero amerika era 2000an awal terlalu ngekor ala hollywood kurang kreatif eksekusinya kesanya ‘buku’ banget. Padahal superhero hollywood sekarang pendekatanya dah banyak berubah dan cukup kreatif. Menurut gua bener sih coba sineas sini lihat gimana India but film superhero, terasa banget identitasnya tanpa ngekor2 manapun atau yang lagi rame tuh film RRR walaupun bukan murni film superhero tapi bisa jadi referensi gimana buat cerita dan karakter yang kuat tanpa efek film yang gimana gimana banget
Nah ini, mungkin bagi penonton awam menilai film ini agak overrated atau gimana tapi gue yakin sih bagi yg paham soal pewayangan atau yg sblumnya udah mempelajari kisah wayang gatotkaca kayaknya terlepas dari adanya iklan yg mengganggu film ini cukup asik dan menghibur
Yak tul, cuma ya itu sangat disayangkan prolog di awal kurang bisa nggambarin setidaknya biar cerita lebih melekat ke penonton awam yang nanti bisa lanjut ke film film sekuel setelahnya
Ya tugas film itu kan menceritakan sesuatu yang baru biar penonton yang gak familiar ama source materialnya juga tau ini film tujuannya apa, mau ceritain apa biar pendukungnya semakin banyak eh ternyata gagal banget dalam bercerita
Setuju di semua point cine crib sih kali ini. Ga dibandingin sma MCU dan DCEU juga emg film ini banyak kureng nya. Udahlah akuin aja, jan jadi overrated. Kasih kritik bukan brrti ga ngedukung kan, dg cara kita nonton langsung dan kasih kritik masukan itu sudah sebuah appresiasi lho
Cuma orang kalo ngasih kritik yang mixed bag atau sedikit buruk, orang lain malah jadi emosian trus komen bodoh muncul kaya "EmANgnyA lU biSA bIKiN FilM" atau "HArgAI dONg KarYA anaK bAngSA" usah gak waras ngeliat respon kaya gitu ke sebuah kritik. Bukan film sempurna juga jadi harus di kritik permasalahannya. Gw salut dengan kejujuran Cine Crib, terserah mereka mau reviewnya kaya gimana
saya sudah nonton krn ingin mendukung, tp ya memang harus diakui filmnya kureng. lebih suka gundala dr segi cerita dan actionnya, di gatot ini menang cgi
iya betul di luar negri film sehebat fantastic beast, uncharted, dll aja msh kena score dibawh 7 di imdb trus di komen abis2an kekurangannya ama reviewer2 macem angryjoeshow atau reelreject. Mnrut gw cinecrib ini masih rasional kasi score.
@@indramancini emang Fantastic Beasts dan Uncharted kualitasnya mediocre sih. Gak kaget juga kalo dikasih score yang sangat low apalagi Uncharted dengan casting yang salah banget
Saya sih tetap bangga Walaupun masih banyak sisi kurangnya Mungkin momen yg kek begini yang jadi motivasi dan evaluasi para sutradara sampe crew produksinya. Dengan adanya review kek begini ataupun reviewer lain mungkin kehendak penikmat kek gimana, perusahaan mau gak mau agar tetap bertahan trhdp minat nntonnya harus memenuhi keinginan penonton (tapi dari segi yg masih wajar) contoh soal iklan masuk, menurut saya mungkin produksi mmbutuhkan dana, tapi memasukkan iklan diproyek selanjutnya itu lebih di management bagaimana tata kelola penampilannya jika dimuat didalam film
Setuju sama beberapa poin yang disampaikan, sebagai film pembuka di universe satria dewa, Gatotkaca kurang fokus ke dirinya sendiri, semua informasi film ini terhitung padet banget, bisa jadi pros/cons sih kalo ini. Prosnya jelas kita jadi engga banyak tanya. Cons nya jadi kurang fokus. Cuman nih ya, tolong inimah, kehadiran temennya agni dan anak kecilnya itu malah bikin ganggu dalam gua menikmati filmnya, terlalu berisik dan ga tepat momennya. Gua kira anak kecilnya bakal ala ala child Emperor (OPM) yang jago IT, pendiem dan cool, bukan cerewet macem ini wkwkwkw. Terakhir, yang gua sayangkan adalah penamaan nya terkesan kurang konsisten (reinkarnasi arjuna dinamain dananjaya yang mana itu adalah nama lain arjuna, tapi Gatotkaca engga, malah dikasih nama yuda). Keseluruhan, ni film tetep lumayan bisa dinikmati ko. Saatnya menggatot😎
ya.... saking kurangnya fokus sampai ga kelihatan jelas kostum superheronya.... dan sebenarnya banyak scene2 ga penting yg kalau di hapus juga ga pengaruh sama jalan ceritanya.... dan selipan iklan sponsor yg terlalu terang terangan
Kalo superhero lokal ga pernah berekpektasi lebih sih, coz ini genre yg Mash blm bnyak di explore sineas lokal.. tetap bakal nonton di bioskop sih semoga kedepannya akan lebih baik 👏👏👏👏
Dari konsep kostumnya aja udah salah kaprah. Seharusnya tradisional aja dulu baru keturunan keturunannya mau jadi ironman segala macamnya juga gak terlalu masalah
Apapun komen orang tentang gatot kaca gw tetep dukung 100% untuk film superhero indonesia. Supaya mereka jg punya modal buat memperbaiki film kedepan ya 😘
Iya btul bgt dari sekian bnyk yg hujat ad jg yg dkung Bnyk di komen yg malah jelek2in Film ini Ngaku org Indonesia tapi Nasionalis nya ga ad.. Pdhl ini Film lokal & buat nya jg srius, Knpa bnyk komen yg malah hujat ya..
@@dfahran iya kepengen bgt indonesia rame sama film super hero 🥲 kira2 kapan gitu orang berlomba2 bikin film superhero yg epic. Nah gatotkaca ini bsa jd pemancing buat peminat film superhero harusnya 😁.
@@harryzoena7540 rumah produksi pada mkir kaya nya, gatot kaca aj ngabisin dana 24 M , biaya produksi Mahal, peminat SuperHero lokal ga sebnyk Horor & lebih bnyk netizen yg Ntn di bioskop engk , ga Ngerti Film, tapi Julit nya jahanam... 😁
@@syahidmuthahharia.d.1061 Klo semua film bsa didukung knpa harus memilih 🤣 dukung dengan beli tiket 35k aja masa ga bsa. Ga disuruh bayar 1M kok buat dukung karya orang lain wkwkwkwk
gw setuju dengan semua point2 yang cinecrib sampaikan. dan seperti kebanyakan film aksi indonesia lainya, ketika terpukul, melompat, atau terhempas keliatan banget kalo ditarik pake kabel sling, ketika terpukul dan terlempar seperti tidak ada impactnya. kesalahan yang simpel tapi mengganggu banget untuk film action.
@@rainman9626 gw yakin mereka denger kok kritikan netizen, mungkin nantinya mereka berusaha memberikan yang terbaik dengan sumber daya, dan teknologi yang terus maju. :)
@@rainman9626 kritik bisa jadi boomerang, film bisa gak laku, terus mereka stop projek. karna kebanyakan masyarakat Indonesia kalo nonton film pasti liat review dulu. termasuk gue
@@knightmare5819 itu sih yg hrus di rubah, akhirnya org org bakal nnton film luar, dan mereka ga produksi, ok review jelek gpp, usahakan kita sendiri klo nnton itu dari hati kita sendiri, klo mw nnton ya nnton klo nggak ya udah nggak, klo misal menunggu pertimbangan org alias review, ya ngeri ga ad modal buat produksi film lebih baik lagi nnti🥲
"SUDAH CUKUP DRAMA KELUARGANYA." Anjir ngakak bgt gua.. Setuju ama review ini . Abis nonton di streaming. Mau suka tapi susah. Di goa merah ampun dah. Kostum kagak diperlihatin, berantemnya kang Yayan dan Cecep yg harusnya bisa jadi epic malah kurang memuaskan. Btw, mereka bikin kang Yayan sama Cecep berantem itu buat rematch ya, dari The Raid 2? 😅
Gatot kaca itu tentang frozz, bear brand,permen yupi, minuman larutan penyegar dan tokopedia.. sekasar itu iklannya di taro di film, padahal sekelas hanung harusnya bisa lebih mulus lg 😂
Pernah liat di twitternya hanung klo gak salah.. Ada netizen yg nyindir soal itu.. Langsung dikomen sama dia.. Katanya si customer /pengiklannya emang nuntut kayak gitu.. Hanung udah coba lebih halus padahal
@@dodikkuswantoro1679 gak cm scene doang tanpa ada penyebutan produk, yg paling kerasa produk obat nyamuk sih karena disitu ada scene khusus dimana si yudha harus semprot kiri kanan ya meski cm 2/3 detik
@@ajisakti5584 Nah sy jg mikir gitu klo product placement yg terkesan kasar pasti krn tuntutan sponsornya, krn ga mungkin itu kemauan tim produksi filmnya
Dari apa yg gw lihat sepertinya univers Gatot kaca ini mirip cerita Persijackson bagaimana implementasinya cerita mitologi Yunani di zaman modern dan Gatot kaca adalah implementasi Mahabarata di zaman modern selain CGI pastinya untuk mecocokan unsur2 Mahabarata ke dalam kehidupan sehari2 susah dan memang kesulitan di film pertama yaitu bagaimana film bisa menceritakan journey seorang karakter superhero dari 0 sampai dia beneran mateng jadi hero, semoga universe ini bisa berkembang dan lebih baik lg
Kalau paham epos mahabarata, pasti excited banget nonton film ini. Bahwa cerita Mahabarata itu bercerita ttg kehidupan, bahwa tidak ada putih yang benar2 putih. Tidak ada hitam yang benar2 hitam. Semua ada kepentingan dan porsinya masing2. Pemilihan ASWATAMA sebagai villain, ini saya rasa cukup tepat. Karena mitosnya, aswatama ini salah satu makhluk yang immortal dan masih hidup sampai skrg. Dia adalah anak Drona Charya hasil pemujaan Drona kpd Dewa Siwa. Manifestasi kehancuran. Aswatama ini brahmana-Ksatria yang sangat Over Power.
Dangkal banget menilai akurasi film ini berdasarkan pemilihan villain nya, padahal selain itu gak berasa wayang2 amat. Tidak ada satu pun pemaparan atau penjelasan yang membuat penonton peduli tentang siapa itu Gatotkaca atau apa urgensi dari kekuasaan terhadap Hastinapura. Kalau soal abu2abunya baik buruk manusia itu mah BANYAK film yang telah mengeksplorasi topik tersebut, Gundala aja telah melakukan nya dengan jauh lebih baik
Mangkanya kalo ambil talent dari anak anak Theater jangan dari anak anak yang pernah muncul di sinetron, karena kalo jalan ceritanya jelek ada harapan di akting talent nya yang hidup 😱😱😱
Iya bang mending film nya fokus ke pembentukan karakter gatotkaca dari kecil sampai besar, terus cara dia dapat kekuatan gatotkaca aja. pertemuan yuda dengan tim satria dewa sama soal dimensi patala dan pusaka2 lain mending disimpen buat film berikutnya, alangkah lebih seru kalo gatotkaca nyelametin pandawa2 yang di incer sama tangan kanan aswatama dikota astinapura sambil ngembangin kekuatan gatotkaca terus diakhir film yuda baru tau kalo selama ini bapaknya pelindung para pandawa.
Iya nih ... Film2 indonesia ini napa yak ? Sutradara kalo nggak joko anwar gitu kok kayak kurang detil aja mikirnya. Ben & Jody dulu juga gitu, hype nya di trailer kyk oke banget - ternyata pas nonton : "kok gitu ya ?" 🤔 Tapi yaaah ... Untuk kelas superhero indonesia, tetep harus ditontonlah. Apalagi nanti ada universe-nya. Sekuel2 selanjutnya bismillah semoga ada sutradara yg lebih baik aja 😂
Barusan habis nonton. Gw ga mau mengomentari jalan ceritanya. Hanya saja sejak Film Gundala, kelas film superhero Indonesia sdh ada standarnya, tapi setelah nonton tadi, terasa kayak film kelas dua. Selain cheating sampah yg dipakai saat teaser dlm segi efek dan kostum, dialog film gatotkaca ini kayak dialog FTV, sinematografi juga hancur, efek CGI kayak film pendekar² di indosiar, efek mengambang orangnya pas adegan di tepi kolam, juga kelihatan kayak ditarik pakai tali. Banyak sependapat dg review mas arya dan rekan. Satu² CGI yg bagus cuma pas GC terbang pakai kostum penuh pas film mau habis. Dan itu gw rasa dikerjain terpisah hnya utk keperluan teaser dan trailer doang. Ngakak pas si bocah mencari tau DNA si pembunuh berantai lewat komputernya, tapi yg ditampilin tabel Microsoft word. Film gatotkaca ini ga lebih bagus dari film Garuda Superhero. Skor pribadi setelah nonton: 4,5/10
Gw rasa produser Satria Dewa kalo mau ngegarap film setelahnya, kudu baca komik 7Wonders sih. Dia ngangkat mitos lokal juga, yaitu pewayangan dan legenda selendang 7 bidadari. Dia dr awal malah dibuat romance dulu buat ngenalin karakter Jaka sama Kenanga. Pas udah season 3 baru dikasih liat kalo ternyata Jaka adalah manusia hybrid keturunan khayangan dan raja Gorgon. Dan dia ngelawan salah satu dewa kenakalan di khayangan. Jadi kita pas baca, bisa simpati sm karakter²nya dan kita tau kenapa si karakter mau melawan si dewa itu (namanya Dewasrani). Jadi kayaknya (krn belum selese ni webtoon) final battle si Jaka sm Dewasrani bakal epik, krn pas berantem awalan mrk aja dah edun pisan 😭 ampe pas episodenya abis gw ga kerasa ampe kesel. Jadi mungkin ini bisa jd acuan buat produsernya Satria Dewa. Krn bangun universe emang susah, tapi kalo karakter sampe ga dikulik jg sayang bgt :(
7 wonders menurut gw salah satu Webtoon Indonesia terbaik sepanjang masa sih. Gila tuh komik progres ceritanya, kompleksitas ceritanya,dan penulisannya rapi banget gw suka . Walau 7 wonders dan Jaka itu mirip banget menurut gw kek Bleach & Ichigo,Jaka & Ichigo sama² karakter utama yg terlahir dengan 3 ras,Jaka(Manusia,Iblis,bidadara) kalo Ichigo(Quincy,Manusia,Shinigami) dan mereka berdua sama² terlahir karena rencana karakter lain,Jaka karena Dewa Wisnu kalo Ichigo karena Aizen.
@@PRIMASPORT0412 kayaknya susah soalnya CGI mahal. Dan resiko ga laku lebih gede. Gw sih mikirnya mending jd animasi kaya anime jepang jg udah cukup kok. Asal mengeksplor cerita aslinya dengan baik
bro jangan terlalu ngengkes, nanti ijib nya jatoh, shot duo dengan camera low angle nya ini heroic banget.... dan keren banget adegan ganti lokasinya dari outdoor ke indoor ...fantastic
jangan percaya gatotkaca tuh salah satu film yang pernah ada ditonton lebih dari 100 gatotjuta yang paling keren tuh pas dia berubah terus bilang: "SAATNYA MENGGATOT" truly one of the movie of all time
Kalau cuman gimmick doang ya begini lah jadinya. Dasar dan nilai-nilai dalam film pasti dangkal lalu menjurus kepada film yang "forgettable". MCU sekarang juga ngalamin begini.
Baru aja nonton filmnya, secara pribadi aku lebih suka Gatotkaca dibanding Gundala, mungkin karna sedikit tahu soal kisah perwayangan jd lebih nyambung dan penasaran dengan cerita pandawa lainnya. Tp setuju untuk cerita yg ga terlalu fokus dan banyak yg dibahas, jd sebagai penonton aku kurang berempati sama Yudha. Fight scenenya jg agak bikin pusing karena pengambilan gambarnya. Tapi klo dibilang film ini sekelas ftv indosiar kok keknya jahat bgt ya haha. Semoga film selanjutnya lebih baik lagi.
Kalo dari segi suka mungkin kurang ya, selera gw msh ke bcu. Tp ttp harus di apresiasi sbg angin segar buat perfileman indo. Biar tema film kita beragam, msh awal jg kita bikin film2 sejenis hero ini. Ga mungkin langsung bs pro sekelas hollywood. Bertahap dan terus belajar, itu harapan gw buat para sineas. Btw baru denger teaser Sri Asih udah lulus sensor, ga sabar bgt pengen cepet liat
yang penting nonton aja dulu supaya banyak yang ngegarap film" superhero Indonesia ,dengan banyaknya masukan ataupun kritikan moga kedepanya akan lebih baik
Setelah menonton filmnya dan melihat booming template fans dadakan yang edgy seperti film "Kura Kura Ninja di Desa Penyanyi" kemarin, akhirnya saya paham kemana budget promosi, eh produksi film-film seperti ini.
wwkwk gw smpat juga tuh bg percaya dengan template org2 yg udah nonton "kkn di desa ponari" katanya : "the best film horror movie indonesia saat ini" tag linenya kontras skali kan wkwkw,mlahan kalimat itu muncul di akun2 reviewer...dan slang beberapa hari kemudian baru bermunculan honest review dri para netijen2 yg katanya filmnya gk sesuai tuh sama yg di gembor2kan alias B aja.
menurut gw antara CGI dan REAL di film gatot kaca ini kurang dikemas dengan baik, jdinya agak kebanting gitu kek antara CGI dengan non CGI jdi sesuatu yg 180° (khususnya di scene yg gatotkaca terbang2 berantem ama musuh trus tiba2 transisi dari CGI terbang2 ke pas dia jatuh itu keliatan banget transisinya), tone warna merah gelap pas cecep ama yayan jg gelap beutt wkwkwk, abis itu terlalu byk sponsor, beberapa scene di cut2, dan dubbing jg mengganggu penonton.... abis itu film gatotkaca ini masih berasa banget feel sinetron2nya. Satu lagi, perbedaan universe di film gatotkaca ga berasa sama sekali, kek bukan lagi ada di tempat yg berbeda.... ibaratnya dri kota cuma pindah ke goa merah doang wkekwk.... yahhhh semoga bisa lebih baik lagi
Jujur sih… sebenernya film ini dan gundala angin seger banget sih buat film kita, sudah ada 2 studios yg bakal H2H dan ini seru banget, film ini lebih pantas di tonton dr pada jelangkung atau apalah itu
Gue berharap projek satriadewa kedepannya bisa memuaskan cine crib ya, harus tetap dukung dong walaupun hasilnya kurang diawal pasti kedepannya tambah bagus kayak BCU diawali dengan Gundala terus semakin membaik dengan Sri Asih dan Virgo
Denger denger pembuat kostum film ini namanya tidak ada di kredit, kasian sih. Emang gak pantes kerja lagi ama produser atau editor yang rakus kaya gitu gak mikirin yang lain. Pembuat kostum loh, masa gak di kredit???
Emg agak chessy, sering terlalu gelap settingnya jd nggak keliatan actionnya, product placementnya ampun dah...tp tetap harus didukung..biar gk horor terus
Belom nonton, nanti rencananya mau nonton pas weekend nih. Bakal teteup nonton ceunah walaupun dah di review 😂😂 kayaknya udah ke spoiler juga dari twitter wkwk ah semoga ini jadi titik terang genre film indonesia buat berkembang 😂😂🙏🏻 Edit: teteup didukung gez cgi kaga murah 😂😂
Menurut gw sih ya yg baru nonton, dari segi cerita emang bener kayak banyak yg mau disampein jadi aga kurang fokus ke satu plot aja, untuk org yg awam banget sma perwayangan Jawa mungkin agak sulit buat nginget nama nama-nya kayak aswatama, baratayudha, dll, tapi tetep bisa dinikmatin banget sih filmnya... Dari segi sponsoe juga keliatan banget iklan. Tp klo ada sedikit hal g masuk akal kayak yg musuhnya nyari pusaka ga ketemu ketemu pdhl cuma disimpen dlm tanah, itu menurut gw wajar aja ga sih... Di film juga dijelasin kalo bapanya selama ini berusaha buat menghentikan/ menghalangi kurawa, jadi bisa aja scr g langsung dilindungi sama bapanya si yudha jd g ketemu. Menurut gw tetep epic filmnya dibanding film superhero indo lain yg pernah gw tonton. Klo gw sih nonton tuh dinikmatin aja ga usah terlalu dipikirin kaya "kok bisa gini dah, kok bisa gitu..?" Namanya juga film superhero fiktif, legenda fantasi ya emang ga bisa semuanya masuk di akal bro. Yg gw krg suka adalah cara kalian mengkritik nya bang, kurang sopan aja gitu. Mohon maaf nih bang, kritik juga ada adabnya, kalo sambil diketawa tawain kayanya cukup kalo ngomongnya berdua aja sm temennya tuh bang, kurang pantes aja diliat org banyak di platform umum kaya gini, hehe. Piss ✌ Kritik boleh tp tetp apresisasi sih, kekurangan di film ini gak yg sampe bikin filmnya g worth it buat di tonton di bioskop kok ✌ Selamat menonton gaes
well, kalau kataku, film Gatotkaca udah cukup bagus sih tapi coba ganti sudut pandang kalau dilihat dari kacamata pure superhero, jelas banyak kurangnya kalau dilihat dari kacamata wibu (anggap ini film tu anime), ini udah bagus sih
@@alpharomeo9505 Amen 4 that. Kemarin ku udah nonton, dan emang kita musti lihatnya dari sisi itu, bukan compare sama sekelas Marvel n DC, soalnya plotnya lumayan asik meski bener sih ada yg rasanya kayak dicepetin
Minalmurali mah cerdas, pengenalan Karakter Superhero sama Karakter Penjahatnya dibikin linier, porsinya hampir sama, jadi pas final fight bisa dapet banget emosinya...
Sekali lg. Film ini ya emg hrs gini. Kgk usah di sama2in luar. Kek iron man. Dll. Sy sll berbeda pendapat dg cinecribe saat riview film superheronya ind. Di gundalapun kek gitu. Gw percaya nih film sdh cukup. Di film berikutnya hrs lebih bagus..
Lah nyamain dengan film luar kan sebagai contoh. Liat Batman Begins atau Iron Man yang bisa bikin film origin yang bagus tanpa mikirin bikin universe besar. Ini itu saking terburu buru bikin universe besar, ampe kehilangan identitas filmnya sendiri. Saking kepikiran masa depan Ampe lupa untuk bikin film origin yang bagus dulu "Film ini ya emang harus gini" maksudnya apa coba? Emang orang gak boleh harapkan sesuatu yang lebih bagus??
Aku yakin kalo film gatot kaca buming di tik tok bakal laku ni film, kaya film KKN . karna media promo skrg lebih bagus Tik tok 70 % Instagram 30 % RUclips 50 % Televisi 20 %
Banyak yg bilang seharusnya bangga dan support perfilm.an indo bknnya di kritik mulu Hmm ya gimana ya support sih ngesupport tpi kan tujuan gue ke bioskop itu untuk menikmati nonton film ya klo film itu jelek apanya yg hrus gue nikmati Masa iya gue pergi ke bioskop dengan niatan beramal krna gue hrus selalu ksih ngesupport
Lah overrated gimana, org itu selera. Jangan ngomongin reviewer lain overrated hanya karena kesimpulan ni channel beda dari yang lain, edgy itu namanya. Gangguan yang paling menonjol dari POV penonton itu cuma iklan, selebihnya its okay untuk film superhero. Ya namanya selera, bebas mau ngasih gimana. Film ini emg ga seburuk yang dibicarakan kok, penilaian sendiri 8/10
Ga jelek2 amet masih perlu diapresiasi sebagai film superhero indonesia, supaya para film maker terus buat film superhero dan lama2 jadi bagus beneran, bayi juga ga bisa langsung jalan harus ngerangkak dulu..
Gw setuju dengan komen, bukan masalah dibandingin sama MCU, tapi karena seolah olah mau mengikuti arahnya ke MCU, ya mau ga mau lah di bandingin, ya kali di bandingnya sama film drama asia. Lagian boleh kali kritik, koq berkesan kaya banyak influencer bayaran untuk memaksakan bilang film ini bagus, sempurna, duh... Makin susah majunya, salah satunya karena yang di industri orangnya ya itu itu aja... Ya gitu gitu aja hasilnya
tapi menurut gw agak berbeda kali ini , tapi menurut ku satria dewa gatot kaca cukup menarik untuk diikutin dibilang anak muda gak akan ngerti dengan alur cerita,keknya saya agak kurang setuju sih soalnya penceritaannya tentang silsilah mahabrata dll uda dijelasin difilm ini secara simpel dan mudah dipahami, dan actionnya serta cgi nya keren menurut gw, yang kalian kritik soal perubahannya cuma ditangan dimata gw itu konsep awal sampai bisa jadi gatot kaca dan cukup keren. walaupun adegan klimaks pas kang cecep mati dia jadi berubah full armor gk gitu dapat feelnya tapi.. masih keren banget sih untuk sekelas film indonesia. untuk gelap gelapan gw cukup setuju karna emang terlalu gelap jadi liatnya kurang jelas
biasa lah breee, bully di balut dengan kata formal yaitu "kritik" huehehehehe gw sih setuju sama lo, ini film fantasi SU walau menurut gw ini masih banyak PR yang harus di benahi, action tapi menurut gw sih agak gak rapi ya cut to cut nya terkesan kasar tapi koreonya emang OK, CGI cukup BAGUS dan menjadi standard teratas film2 super hero/sci-fi indonesia sampai saat ini menurut gw
SAYA SETUJU DENGAN CINE CRIB Baru nonton semalam. Asli, dibandingkan dengan Gundala yg keteteran di klimaks. Film Gatotkaca ini udah keteteran dari awal. Plotnya ngebut seperti kereta yang melaju kencang. Rasanya seperti sedang disuapin, tapi gak tau apa yang kita makan. Alhasil ketika kematian sebuah karakter terjadi, kita sebagai penonton malah gak ngerasain apa-apa. Jangankan membicarakan tentang plot. Karakteristik tiap karakternya aja beneran bikin mumet kepala
buat yg bilang mereka ga menghargai, dengan menonton mereka sudah menghargai. komen/review setelahnya juga perlu biar film maker juga menghargai waktu dan uang penonton kedepannya ga menghargai itu kalo dia ngata2in filmnya "gamau nonton ah, pasti jelek"
Yg gw sayangkan kan fight scene nya masih menggunakan jumpshot, pdahal diharapkan fight scenenya setara the raid lah wkwkw, jumpshot berasa film 2000an awal
Sebenarnya sih karena franchise superhero kaya MCU dan DCEU yang semakin membesar, ekspetasi orang terhadap film superhero jadi lebih tinggi walaupun mereka juga tau kalo supehero lokal eksekusinya belum semaksimal apa yang Hollywood tawarkan. Sejauh ini film Indonesia yang selevel ama film Hollywood itu hanya The Raid doang dari segi kualitas apapun
@@69addict sebelum ada MCU pun kaya Spider Man, X-Men, Blade atau film DC sebelum ada DCEU kaya The Dark Knight Trilogy (haduh gue ampe malu dan kasian deh bandingin trilogi bagus dengan film ini 😂😂), Batmannya Tim Burton dan Supermannya Richard Dinner juga jelas masih kalah sih. Waktu itu juga mereka semua gak kepikiran buat bikin universe bagus, konsisten untuk bikin film yang bagus dulu, yang mampu bisa berdiri sendiri. Agak sedih sih sekarang ini pada bikin film yang seolah olah kaya filler
@@69addict The Raid, Headshot, The Night Comes For Us, itu lah film Indonesia yang bisa menyaingi film luar karena realistis banget actionnya dan ceritanya juga gak bikin pusing juga dan juga yang penting, less product placement
Nih Film Gatotkaca kek Film Iron Man pertama tapi di Spoiler sampe Endgame. Jadinya ceritanya terlalu Jauh, Berat dan susah dipahami. Harusnya Step by Step dlu
BCU di Gundala juga masih kecil kok lingkupnya. Masih lawan mafia di kotanya doang. Yaitu komplotannya si Pengkor. Lebih tau arah jalannya waktu nonton Sri Asih. Ternyata build story nya dimulai dari kebangkitan panglima Dewi Api terlebih dahulu. Satu persatu, koneksinya dijembatani oleh Gazul. But, SDU sudah bagus, mungkin kedepan bisa lebih ditingkatkan lagi build storynya.
emang bener kok, film ini gak enak, aneh ada iklan vulgar banget di dalam bukan satu tapi banyak, trus .... gak deh mas hanung pegang superhero, dia sutradara keren tapi bukan all genre... untung dulu gundala gak jadi digarap mas hanung
Ekspektasi gue tinggi nonton ini, gue berharap bisa lebih dari Gundala, beneran banget pengen suka tapi susah, cerita history yang njlimet , bikin ngantuk, ☹️☹️☹️☹️ tapi tetep dukung film pahlawan (hero) Indonesia
Pernah dibikin kecewa sama hasil akhir Perahu Kertas, karena gak sebagus novelnya. Padahal ngegarap film genre drama itu udah jadi "makanan sehari-hari" beliau.. dan sekarang banting setir, Hanung nge-direct film action... Jadinya skeptis duluan. 🙏
tingkat "dialog" di film indonesia masih sama...seperti drama panggung atau sinetron atau baca puisi, bloking kamera main satu baris, memang sayang ya....budget luar biasa tapi sayang, padahal area lain udah bagus, fighting yaaaaa okelah walau saya berharap bahwa fight di tingkat dewa itu udah nggak main pukul2 kayak anak stm berantem, alur cerita banyak yg mendadak mendadak yg kita nggak tau kenapa, logika harusnya tetap dipake walau ini film super hero, dan kebiasaan film superhero juga... berantem ngelawan kuaci sama sulitnya dengan melawan boss nya antagonis
FYI Film hero indo pertama based on comic (Valentine) Film hero pertama kearifan lokal (Wiro sableng) Film hero pertama pembuka Universe, BCU (Gundala) FIlm hero pertama dari pewayangan (Gatot Kaca)
Husnuzon aja, semoga bbrp plot hole yg ada di film ini akan dibahas di next filmnya. Makanya ayo nonton, tembusin jd jutaan penonton. Biar makin banyak sineas yg berani buat film superhero lokal yg bagus dan yg pasti bisa gaet investor luar buat suntik dana di film indonesia (jgn start-up doang yg dpt suntikan dana jutaan dollar mulu 😔). Film Gundala aja kemaren rilis sblm covid cuma dpt dibawah 2jt penonton 🥲
seharusnya film seperti dendam yang diramein.mulai dari film nya dapet suntikan dana di project market luar negeri sampe dapet golden leopard.tapi sayang sepi penonton di Indonesia
Rasanya ngikutin rute DCEU awal awal. Emang terburu buru bikin universe besar tanpa mikirin bikin film origin yang bagus dulu. Akhirnya kemasannya jadi berantakan. Penyakit beberapa filmmaker yang filmnya mengharapkan sekuel juga seperti itu. Terlalu banyak mikirin lanjutannya ampe lupa untuk bikin film bagus dulu
Gue juga 6/10, gaada yg bikin gue penasaran buat nonton sekuelnya. Kaya kalo di gundala (maap bgt kudu bandingin) yg bikin gue excited sama sekuelnya ada si anak anak bapak. Kemunculan sri asih di ending juga bikin penasaran sama origin nya. Kalo di film ini dananjaya udah muncul dari pertengahan film dan dia juga udah ngerti kalo dia 'spesial'. Di gundala, awang emang udah muncul sebentar di awal tapi posisinya disitu dia belom ngerti kalo dia bakal jadi karakter penting di universe nya. Makanya gue nunggu banget sekuelnya karna penasaran 🥲🥲 sekali lagi maap banget harus bandingin sama film lain tapi imo dua film ini posisinya sama2 sebagai starter sebuah universe dan sama2 superhero...
Sy justru penasaran sm sekuelnya, krn masih gamang apakah dilanjutkan sm Arjuna, atau seperti scene yg jdi clue di ending pas nyorot nama polwan yaitu Srikandi
Rasa suka itu nggk bisa dipaksakan, aku mencoba menyukai film2 Indonesia dalam bidang superhero tapi tetap nggk bisa, maaf ya pengen suka tapi belum bisa. Tapi memang ntah kenapa di Indonesia ini apa yg lagi trending d luar selalu di contoh dan ditiru jadi kesan nya kyk flagiat, coba buat film nya itu jauh duluan sebelum barat punya ide Dunia dunia superhero diangkat k industri perfilm an pasti bagus 👍 & soal selera dan seni nggk ada hubungannya dengan rasa nasionalis ya
Menurutku filmnya bagus sih cuman memang di cerita aja ada beberapa yang kurang bikin kita masuk ke dalam karakternya... seru cuman kurang membekas... rating 7/10
Kayanya cine crib kalian cukup riview film horor aja.. film kaya ginian otak kalain ga bakalan nyampe...
Dibayar berapa bang?
Siap laksanakan, Kak :)
ngopi dulu bang biar bener ngetiknya
Iya bang kagak nyampe, pdhl udh sengaja jongkok sampe hampir tiarap, tp masih gak nyampe jg.
Iya dah iya otak lu dah yang paling nyampe, kok bisa orang anti-kritik. Film klo dipuji terus kapan majunya kocak. Sekelas Marvel aja masih byk yg ngekritik 🥴😅🤏
Sedikit tambahan min, dan sedikit penjelasan.
05:15 itu bukan peta biasa, itu silsilah Pandawa dan Korawa yang ada di Babad Tanah Jawi. Kenapa ada Nabi Adam A.S, karena Babad Tanah Jawi adalah akulturasi budaya antara Hindu dan Islam di Indonesia. Dan film ini mengambil referensi bukan dari Mahabarata India saja tapi dari Babad Tanah Jawi juga.
07:03 bukan pindah planet, tapi pindah dimensi yaitu dimensi Patala, sebuah dimensi yang ada di dasar paling bawah bumi tempat dikurungnya Aswatama dari jaman setelah perang Bharatayudha. Dalam mitologi Jawa biasanya tempat tinggal Sang Hyang Antaboga raja ular.
Dan soal medali Brajamusti yang sulit ditemukan sama manusia bertopeng padahal dikubur, karena medali itu ada tiga, medali tiruan Brajamusti milik Arimbi (Ibu Yuda), Brajadenta milik Pandega (Ayah Yuda), dan yang terakhir Brajamusti, milik Yuda. Manusia bertopeng cuma tahu satu yaitu Brajamusti dan dia mengiranya ada di Arimbi, setelah Arimbi menghilang bersama Yuda kecil, dia tidak mencari di tempat itu lagi.
10:19 Adegan filler ini biasanya memang ada di pertunjukan wayang. Menampilkan 4 Punakawan yaitu Bagong, Gareng, Petruk, dan Semar. Biasanya dimunculkan di sela-sela menuju babak akhir, untuk rehat sejenak dari konflik cerita. Berisi humor-humor untuk memecah ketegangan dari konflik cerita dan biasanya ditutup dengan petuah nasehat dari Semar, dan sehabis itu kembali ke cerita utama. Soal product placementnya memang tidak ada di pertunjukan wayang.
Mungkin mas Hanung memang mengkonsepkan filmnya seperti pertunjukan wayang karena memang cerita dan karakternya berasal dari wayang.
CMIIW
Film ini juga ada kelebihannya kok guys bukan bener-bener cuma kekurangannya aja, kaya Cinematography yang cukup oke, Set-nya bagus, Scoring Music keren, Sound effect satisfaying, CGI yang mulai lebih berani dan lebih bagus untuk film Indonesia, story ringan.
Terima kasih buat penjelasan karena kami awam dan berharap filmnya bisa lebih menjelaskan, soal "pindah planet" itu kita bukan omongin ke filmnya, tapi lagi ngomongin Thanos yang pindah-pindah planet untuk cari batu infinity, cuma ke cut di videonya huhuhu.
@@kripikfilm prasaan di film nya di mention kok ttg dimensi patala, lo aja kali yg kurang nyimak wkwk
@@hanlecter2330 iya goblok emang yang pake kaos noxa wkwkwkw!
Wah makasih penjelasannya bang, akhirnya ga bingung lagi klo ternyata medalinya ada tiga, sy kira cm yg brajamusti sm yg punya Pandega, ternyata Arimbi jg punya dan itu yg mengecohkan si tangan kanan Aswatama
@@hanlecter2330 siap yang paling nyimak
🙏🏻
Sebenernya bukan masalah dibandingin sama MCU atau DCEU, Tapi kebanyakan Superhero lokal terlalu pengen jadi mereka, padahal sebenernya MCU dan DCEU awalnya juga cuma buat selametin hal kecil atau mereka mulau dari hal kecil di film awal. Avangers atau justice league diawalin sama superhero yang bikin rame di kampung mereka. Hulk di Harlem atau Batman yang coba selametin kotanya dia Gotham. Berangkat dari hal kecil kemudian jadi gede, bukan langsung selametin dunia, kejauhan loncatnya akhirnya jadi gagal. Kalo the raid atau film berantem berantem iko uwais dibikin superhero yang simple juga bisa macem daredevil sama batman yang manfaatin beladiri sama kekayaan mereka doang pasti bisa jadi lebih bagus sihi dari ini. Mulai ajadari hal kecil bangun chemistry sama penonton dulu 1-2 film baru dah bikin yg gedenya.
iyah padahal spiderman awal" pun cuma lawan bandit
Tapi buat gundala kemaren tuh hero gk langsung mau selamatin dunia, dia cuma fokus mau nyingkirin mafia di kotanya malahan pada awalnya karakternya itu bodo amat sama kota dan warga nya
Tapi Gundala kemarin scope nya kecil tuh, cukup mau selamatin ibu ibu hamil dari serum jahat
Gundala kecil kok cakupannya, cuma di jakarta mostly
Mengingat pembagian serumnya jg di jakarta
Gundala skalanya masih kecil, masih bagus buat origin story. Hanya di menit terakhir itu yang nge set up sekuelnya dengan Pevita Pearce. Tapi sebagai origin story, lumayan lah bisa ceritain dengan konsisten tanpa mikirin hal lain. Gundala juga gak nyampe selamatin dunia, hanya dikampungnya dulu jadi scopenya gak terlalu besar. Gundala lebih fokus daripada film ini dsn fighting scenenya juga lumayan bagus dari aktor yang gak terlalu professional dalam martial arts
Film ini memang buruk. Ya diakui saja, jangan pakai kacamata kuda dan militansi membelanya. Film ini kedodoran mulai dari hal yang paling kentara, dialognya yang bukan cuma kaku, tetapi dangkal dan nggak ada bobot. Dibawakan dengan jajaran pemeran utama yang kebanyakan berperan jadi cowok diam pemarah yang seketika berubah jadi melodramatis di sepanjang portofolio filmnya. Jadi jangan heran walaupun ada yang mati sekalipun, ekspresi yang keluar adalah akting menangis yang benar-benar kelihatan sekedar akting didepan kamera. Bukan seorang manusia yang punya emosi.
VFX adilnya nggak usah dibahas, tapi kualitas naskah, tata suara, pengambilan gambar, apa iya mau dimaklumi seperti lini VFX juga?
Mau dukung perfileman Indonesia? Tonton film Indonesia lain yang sedang tayang, layak ditonton dan itu jumlahnya banyak! Jangan malah ngebajak!
Produks Sponsor perlu? Jelas! Film mana yang nggak pakai sponsor merk untuk pendanaan. Tetapi bukannya ketika dikemas tidak menarik, atau dipaksa ada dalam naratif harus dimaklumi pula karena 'namanya butuh dana'. Ini konyol.
Kita atau saya, bayar tiket untuk nonton film, sebuah produk utuh. Saya bayar! Untuk menikmati film, bukan memaklumi film yang dieksekusi buruk dan berharap dimaafkan karena 'bikinnya susah'. Semestinya logikanya dibalik, kalau memang belum mampu dan merasa susah, ya jangan bikin film komersil yang diberi tiket untuk menyaksikannya. sekedar opini.
Manteb ini
Cakep :)
nahhh ini
Ya intinya yang komen "EmANGnyA Lu biSA bIKiN FiLM" aduh gue udah capek lah denger respon bodoh kaya gitu ke sebuah kritik. Ngapain complain ke orang kalo kritik? Setidaknya mereka sudah baik luangkan waktu dan uang buat nonton film kaya gini
Upp
kayaknya sih bakal tetep support nonton biar film superhero indonesia tetep jalan ya, soalnya emang suka banget superhero. biar makin rame sih wkwkwk. tapi emang sih kayaknya film superhero kita itu kerasa keburu-buru, pengennya skala nya gede. padahal lingkup kecil itu keuntungan lho, jadi bisa ngorek personal protagonis dan alurnya gak bakal mleber ke mana-mana, terus penonton jadi engage sama protagonisnya. contohnya kayakironman pertama yang dia bikin kostum krn itu satu2nya cara tony kabur, terus antagonisnya juga cuma petinggi di perusahaannya. thor juga awalnya cuma masalah kakak adek gak akur aja. sesimpel itu aja sih ya. kadang simpel itu lebih bagus. soalnya menurutku pribadi banyak banget film2 yang awalnya bagus tapi sequel nya dibikin cetar malah kurang sreg, kayak the raid pertama yg memorable banget pas ada berandal jadi kurang engage, terus train to busan yang menyayat hati pas film keduanya penisula muncul kok giniiii doang.
Masalahnya ini film adaptasi, director ga bisa seenaknya bikin alur cerita sendiri..
@@ugitsimatupang5766 aku sendiri gak punya komiknya dan gak pernah baca ya, MCU dan DC juga aku gak ngikutin komiknya, tapi kurasa tim bisa eksplore dari timeline di komik lebih lagi. toh pas awal iron man muncul yang musuh bukan langsung thannos atau anak buahnya si thanos kan, cuma obadiah yang mau ambil alih stark industri aja. masak dari banyaknya seri Gatotkaca di komik gak ada yang bisa diambil 1.
@Night Bot bener, mungkin bisa bikin villain baru juga yg gak ada di komik, beberapa superhero luar kan pernah bikin karakter baru tuh, cuma aku lupa contohnya. yang keinget, waktu ironman 3 kan musuhnya the mandarin, padahal di komik the mandarin gak begitu kan karakternya, baru ketahuan di shang chi kalau mandarin yg di iron man 3 itu palsu. mungkin bisa kan ambil yang kayak gini. ada tukang palak bully di kampung atau kota atau lingkup sosial si gatotkaca yang ngaku2 sebagai penjahat besar padahal cuma niru aja.
@@ugitsimatupang5766 bisa sih bikin alur cerita sendiri, liat aja Todd Phillips, film Jokernya dia yang full dari ide sendiri dan gak ambil komik apapun sebagai sumber tapi ya kalo mo bikin alur cerita sendiri, tetap harus konsisten dan fokus, itulah kenapa Joker bisa berhasil bikin film comic book yang melenceng ceritanya dari komik tapi cerita yang ditawarkan filmmakernya bisa di cerna dengan baik. Kalo ini saking buru buru bikin universe besar akhirnya jadi berantakan sebagai film origin
SATRIA DEWA: GATOTKACA sebenarnya angin segar buat perfilman indonesia ditengah tengah film horror/drama indonesia.Walau banyak kurangnya tetapi tetap harus diapresiasi.Semoga kedepannya diperbaiki.
Setuju, kak
Ya salut lah mereka udah usaha sebaik mungkin tapi hasilnya aja yang mengecewakan. Diapresiasi kalo hasilnya bagus, kalo banyak kekurangan apa yang mo diapresisasi juga? usahanya? ya semua film buatnya gak gampang tapi kan hasil akhirnya beda beda
Maap maap aja sik, ini juga bukan film superhero pertama lokal yg pernah dibuat, shrsnya bisa belajar dari yg udah udah.. ada satria heroes ala kamen rider, valentine, wiro sableng, terakhir gundala.. gua berharap si buta goa hantu nya iko uwais bisa belajar dari kesalahan film lokal yg sudah ada..
@@darfandarfan707 gak gampang sih adaptasi cerita/tokoh pewayangan..
Terikat pakem.. Kalau keluar pakemnya terlalu jauh,, jatuhnya nnti penistaan.. 🤣
@@darfandarfan707 bakal apik sih sibuta kalau bener garapnya. Soalnya dari komik dah brutal ceritanya. Moga gak ngulangin kesalahan gundala dan ws212.
Film terbaik yang pernah ada
Rating 99/10
Saya menunggu sequel film nya
Ketika gatot bertemu dengan dr. Morbius
semoga penontonnya sampai Gatotrillion
Heh gudang waifu sampai mampir dong 😭🙌
@@alkhandanny2264 saya yakin pasti sampai
@@secretpenulis saatnya menggatot😱😱😱
Film pertama Indonesia yg mencapai 1 juta gatotrillion penjualan tiket
Nih gue tambahin lagi perbandingan parallel yang bisa merangkum kenapa film ini terkesan sangat keteteran dan kebelet: Cameo. Lagi, dengan Gundala sebagai perbandingan. Kedua film ini sama2 memunculkan Cameo karakter yang setipe: the Powerhouse Woman. Ada Sri Asih di Gundala dan ada Srikandi di Gatotkaca.
Ketika Sri Asih muncul:
-Relevan terhadap plot
-Disajikan saat tensi yang tinggi sehingga kemunculannya lebih impactful
-Gak perlu name-drop (meskipun di post-credit name drop), dia muncul dengan mendemostrasikan kekuatan dan design nya yang ikonik sehingga penggemar komiknya bisa langsung tahu tanpa introduksi yang kerasa gak natural. Para peminat baru pun akan lebih tertarik meriset tokoh tersebut.
Ketika Srikandi muncul:
-Gak penting di plot, dia bisa dihilangkan sepenuhnya dan ceritanya gak akan berubah
-Dia muncul di saat antiklimaks yang klimaks nya juga gak bagus2 amat, sehingga dia ada di saat di mana penonton sudah tidak terlalu peduli (kalaupun mereka sempat peduli) dengan apa yang terjadi.
-Maksa banget emphasisnya nya, mesti zoom in ke nametag dan itu pun screen time nya minim banget, dia sebagai tokoh juga tidak ditunjukan kualitas intrinsiknya, setelah itu penonon harus dihadapkan dengan scene cieh2 an antara Yudha dan Agni yang Crinnge juga sehingga keberadaan Srikandi makin tenggelam dengan keburikan film-nya. Perkenalan dia juga gak friendly terhadap konsumen baru.
@Mr. Brik Kamu lupa ya Gundala ngira supir Gafarma tuh cuma orang gak tau apa2 makanya disuruh minggir dan gak dihantam? Kalau Sri Asih gak selepet udah ketinggalan jauh dia. Nice try, not good enough. Wajarlah Sri Asih make stock footage Gundala, secara jarak dua film nya kepotong hiatus Covid. The point stands, Srikandi tuh redundant.
@Mr. Brik "Gundala baru dapat kostumnya di ending di buatin ama Sri Asih"
Ngarang kamu, Rumah Perdamaian sama Jagabumi aja beda kepengurusan. Gundala sama Cempaka ikut Ridwan Bahri.
Gundala tetap menjadi Adisatria paling penting di Act 3 karena cuma dia yang bisa hancurin semua botol serumnya serentak, Sri Asih berkontribusi ke keberhasilannya gak menghilangkan nilai tersebut, dan iya, memang Sri Asih punya peran vital di situ, cuma dia yang punya kemampuan fisik buat menghentikan Mobil kargo- ya, dia terbilang lebih cakap Dari Gundala juga. Maksa banget harus sampe seperti scene di The Batman, udah tau budget Warner Bros sama Bumilangit gak sekelas, nanti malah cringe.
Ya iyalah, World Building pelan2 dan natural, masa langsung nge tease serentet Adisatria dalam 1 post credit? Norak. Alasan itu juga kenapa aku gak suka post credit VATS, Cempaka sekedar di lempar ke layar gitu aja.
Walaupun memang banyak kurang, gue prefer tetep nonton ke bioskop sebagai apresiasi. Dengan begitu, para sineas Indo bisa lebih baik ke depan. Kalo ga dari sekarang kita dukung, kapan lagi? Kita udah terlalu telat ngejar ketertinggalan🙏🏻
Dialog "SAATNYA MENGGATOT" sangat membuat bulu kuduk saya pribadi merinding dan saya yakin adegan ini Akan menjadi ikonik seperti halnya i love you 3000
Perbedaan kualitas sebagai sebuah film antara Gundala dan Gatotkaca mungkin dapat dirangkum dari bagaimana kedua film memanfaatkan jasa 1 aktor yang sama: Cecep Arifin, yang berperan sebagai Sang Penari (Gundala) dan Pandega (Gatotkaca).
Sang Penari itu karakter minimalis dengan desain yang intrinsik, gak begitu signifikan secara plot, tetapi punya latar belakang yang concise dan penonton bisa dengan mudah mengasumsikan sifat2nya murni dari kesan2 yang Ia tinggalkan. Pandega itu karakter dengan screen time dan involvement yang gede, tapi design nya generik dan trope nya basi, eksekusi nya juga tidak mendukung, sehingga meskipun seberapa penting nya dia secara naratif, susah peduli sama dia sebagai seorang tokoh.
Big budgets and big concepts don't automatically make your work good
Semua karakter di Gundala gk ada yg signifikan, bahkan Kekuatan gundala nya sendiri jg gk di explore, isinya berantem sama bandit bandit doang, gantian 1 kalah ada lgi bandit lain. Kalo bgtu gk usah gundala jg bisa ngalahin mereka.
Kelemahan gatot kaca mnurut gw dari segi konsep udah bagus tp bnyk hal hal yg gk dijelasin bahkan kek berasa tempelan. Projek Satria dewa jg gk begitu jelas fungsi dan tujuannya sejak awal, adegan berantem yg isinya cut cut cepat, inkonsisten soal color grading, product placement yg gk signifikan sama cerita, pas kelahi yg terbang terbang efeknya massive bgt trus pas dalam terlempar ke ruangan lg kelahinya berasa gk ada impact nya malah kek dua atlet MMA lg berantem doang
Tp floop
@@saufimuhammad8147 kaga nyambung Lu.
Catatan Paling penting: Untuk film pertama, utamakan pengenalan storybase & pendalaman karakter. Next lahh klo mau bahas jauh" sampe nembus multiverse jga boleh lahh hwehee
Dan catatan paling penting buat film ini dan juga buat industri perfilman indonesia : KURANGI IKLAN PRODUCT PLACEMENT, anjir itu ganggu banget apalagi kalo gak ada esensi cerita. Terasa on the nose banget dan terlalu obvious
@@Erasureeraser sebenernya gak salah sih mau ngiklan cuma caranya itu lho yaaa kayak gimanaaa gitu. Kurang smooth aja. Kudu belajar dari drakor atau film Hollywood sih buat iklannya. Ngiklan tapi gak ganggu. Jadi inget film hanung yg habibi ainun ada iklan cokolatos 🤣
@@desyratna2686 yess.. contoh paling baru aja di NWH. Ga perlu gembor" nama / productnya tpi penonton tau klo ada scene ngiklan laptop ROG disana
@@desyratna2686 ya intinya product placement boleh tapi penting ke esensi cerita. Kaya Michael Bay pamer mobil mewah di film Transformers dan itu ada esensi ceritanya karena mobil itu adalah Transformersnya. Sebenarnya Bay juga banyak product placement tapi gak separah apa yang dipake oleh perfilman Indonesia. Kalo dibandingin Ama penggunaan product placement, Bay gak berlebihan banget
Intinya yang ditonton itu film dengan cerita bagus bukan iklan tokopedia
Skalany trlalu besar, nnti simpenan buat konflik selanjutnya apa lagi ya? Yg harus dituntut level ny semakin tinggi, semakin tinggi, ujung2 ny malah rusak kya fast saga😂
Walaupun banyak yg menilai kurang, tp saya usahakan buat tetap nonton di bioskop.. sebagai bentuk suport untuk kreator film yg dgn berani memilih genre genre superhero,, yg saya yakin banyak tantangannya,,, thx juga buat cinecrib atas reviewnya
Macamaaa kakaaa
@@cinecrib wkkkwkkwkwkw..ganti chanel gosip aja bang....kalo yg buat film hanung pasti di review jelek..tapi kalo film yg buat joko anwar baru first look aja langsung di bilang filmnya bagus..ini film paling bermutu wkkwkwwkwkwkw..dasar reviewer fanatik..kwkwkkwkwk
@@cinecrib baru mulai video udh bahas CGI bang, tapi gpp sih kalo emg lu suka sama yg full efek gpp juga
@@hatotori270 kamu pasti tipikal netizen yang nonton 40 detik doang dari 15 menit video trus koar-koar di medsos, lanjutkan bang! :))
Support sih support tpi gue kn pergi ke bioskop untuk nonton dan menikmati film ya bukan untuk beramal😑
*_gw suka banget si, review yg blak-blakan begini tanpa ada rasa ga enak sama fans film lokal, jelek bilang jelek, bagus bilang bagus, ga cuma mengkritik tp juga mengungkapkan ide dan pendapat yg membangun, apresiasi sih tetap dan harus kita lakukan tapi Kritikan yang membngun juga harus di ekspresikan agar per filman lokal jadi lebih baik lagi_*
_lanjut reviewnya bang!_ 👍
makaciwww~
Kalau menurut aku bagaimana caranya tau apakah suatu adaptasi jagat sinema franchise itu genuinely berhasil adalah ketika ada banyak demand untuk sekuel atau ketika mereka membuat orang menjadi tertarik mempelajari source material nya.
Gundala bagi aku adalah suatu contoh dari yang berhasil (entah apakah secara cuan banyak atau enggak), karena rasa antisipatif akan Sri Asih dari konsumen itu kerasa dan masih kenceng setelah 2 tahun. Orang2 jadi tau Bumilangit, dan mau lebih cepat karakter yang mereka tertarik padanya, seperti Godam, Tira dkk itu diadaptasi. Pemasaran Bumilangit menggunakan cast nama2 terkemuka mungkin menolong dalam hal ini.
Jujur, setelah seminggu lebih Gatotkaca rilis, pernahkah kalian lihat komen seperti "gak sabar ngeliat Bima" atau "Srikandi entar kekuatannya apa ya?" Aku sih enggak, cuman Nemu pujian2 seadanya dan feedback2 "apresiasi", yang aku yakin gak sedikit diantaranya buzzer atau orang yang insecure soal kebanggaannya pada karya lokal.
Gak sabar lihat bima
@@yunusmustofa4683 Cieh channel baru
@@yunusmustofa4683 satria garuda?
Mungkin karena selain gatotkaca, desain kostum hero lainnya kurang menarik, kekuatan nya juga gitu2 aja
, apa nya yg mau dikulik coba??
Dari awal pas produsernya rene ishak ngumumin mau mengangkat cerita gatotkaca menjadi cerita superhero kekinian, gw udah skeptis
Kenapa gak ngangkat cerita superhero lokal lain aja? Kan banyak yg lebih menarik dan punya source material yg tinggal dipakai,
Kaya pandji tengkorak, kayaknya bukan punya bumilangit deh
Atau kalau mau ngangkat karakter2 dari jagoan komik, kayak winda gang, bujang anom, zantoro, elang hitam, saifer
Tinggal beli IP nya/atau kontrak, udah tinggal ngembangin cerita yg udah ada, dapet satu tim superhero dah...
Lah ini malah capek2 bikin sendiri cerita saduran pewayangan modern, hadeh...
Iya kalo bagus, nyatanya....
memberikan kritik dan saran adalah sebagian dari mendukung suatu hasil...jadi jangan disalahartikan jika mendukung itu tanpa mengkritik, harus ada kritik..biar kedepannya bisa lebih baik..trimakasih
Setuju banget sama salah satu komen, mau gimanapun bentuk film Indonesia, tetep ngusahain nonton di bioskop sebagai bentuk dukungan dan ucapan "semangat" dari para penonton biasa ini untuk industri perfilman indonesia
Setuju, Iya kak dukung perfilmman indonesia 😊
Dan kalo udah di kritik sebaiknya filmmakernya dengerin juga. Jangan hanya mikir duit doang karena kualitas juga menjamin kemajuan perfilman negara ini. Orang kan mau film bagus, bukan film terlaris
Klo pemikiran gini smua orang semaunya sj buat film, mau bagus atau tidak terserah secara tetap banyak yg nonton, harusnya sineas berlompa membuat film sebagus mungkin dengan budget terbatas dan itu bukan hal yg mustahil, kreatifitas itu tidak selalu tentang budget
Ada 3 manfaat atas keberhasilan film ini:
1. Dari aspek upaya membawa cerita tradisi klasik pewayangan yang dianggap kuno sehingga terwujud suatu cerita yang relevan dengan kehidupan kekinian maupun teknik eksekusi yang bersifat entertaining, film ini berhasil. Generasi muda tertarik utk menonton dan mencerna film ini. Ini merupakan langkah awal bangkitnya karya kearifan lokal indonesia dalam bentuk modern. Merupakan suatu proses yang panjang agar budaya kearifan lokal terus dikembangkan sesuai kemajuan jaman. The first step is always the hardest. Film ini berhasil as the first step to take such path.
2. Yang menarik adalah berhasilnya penyampaian pesan nilai2 dan kekayaan artifak budaya yang diwariskan oleh para leluhur:
A. Konsep karma dan dharma bahwa setiap tindakan manusia ada konsekuensi yang harus dijalani
B. Konsep kekuatan energi melalui benda2 pusaka dan candi2 warisan para leluhur
C. Adanya keterikatan generasi muda dengan para leluhur yang selama ini hadir dan bertahan seiring berjalannya jaman dalam bentuk candi2, benda2 pusaka dan kakawin2 literasi yang selama ini 'taken for granted' atau bahkan dianggap memiliki pengaruh negatif.
Semua elemen2 yang dihadirkan sesuai prinsip dan nilai2 yang ditujukan oleh para leluhur saat di jamannya. Sbg contoh: Benda pusaka adalah karya budaya yang mengandung nilai2 mulia. Benda pusaka mengandung nilai-nilai filosofis, kosmologis, dan ontologis, atau keseluruhan spektrum makna. Baik itu tentang konsepsi hubungan Tuhan dan manusia, maupun antarsesama manusia. Aspek intangible yang melekat dengannya, yakni filosofis, kisah tutur, tradisi, legenda, mitos, atau singkat kata ‘local knowledge’.
Sedangkan candi2 merupakan lambang alam semesta: kaki candi sebagai lambang alam bawah tempat manusia hidup, tubuh candi merupakan alam antara tempat manusia telah meninggalkan keduniawiannya dan dalam keadaan suci menemui Tuhannya. Cerita film ini menyampaikan nilai2 pengorbanan kepentingan individu untuk perjuangan kebaikan bersama. Masing2 manusia memiliki cara dan jalannya masing2 utk mencapai terwujudnya pencapaian nilai2 itu agar bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
3. Dipandang dr aspek karya akulturasi, film ini berhasil memadukan kearifan lokal dengan kemajuan teknologi perfilman. Kemasan film action utk mengangkat kembali karya tutur yang dilakukan oleh para dalang tradisional pewayangan jaman dulu sekarang diinovasikan sbg produk film utk ke layar sinema.
Kesimpulan: sebagai produk film, karya ini berhasil sbg inovasi memberi bentuk modernitas bagi budaya bertutur pewayangan tradisional yang pada jamannya merupakan media menyebarkan agama dan nilai2 kearifan lokal bagi masyarakat.
gw kayanya ttp bakal nonton buat apresiasi, tp tdk terlalu berekspektasi
gw berharap makin banyak produser yg berani ngebiayain film2 diluar horror dan romance
biar makin variatif lah tontonan kita 😁
@Hendri crime yang bagus? The Raid tuh bisa dibilang sebagai film dengan genre action plus crime yang bagus. Musuhnya aja gembong narkoba, itu udah crime banget 😂😂😂
Yep, film ini udah gak dapat layar dan sepertinya gak ada di streaming service manapun untuk saat ini.
Pelajaran yang bisa diambil:
-Bikin story bagus dulu, baru ngejar universe.
-Bikin Produk yang bisa dinikmati dulu, baru bikin franchise.
-Bikin penokohan epynomous yang solid dulu, baru mikirin cameo dan segala macem.
-Pastikan aspek-aspek dasar oke, baru koar2 CGI dan coreograph.
-Jasi sesuatu yang bisa dinikmati orang sendiri dulu, baru ngejar pengakuan dan standar internasional (Gundala aja penontonnya 5 kali lipat dari ini).
-Kualitas dulu, Bangga Belakangan.
Gatotkaca ini simptomatik akan penyakit overproud Indonesia, wants to be something so big so quickly with its own color tapi akhirnya kehilangan substance dan terjadi terkesan pretentious dan dangkal.
Adegan yg paling gw suka itu pas lawan musuh utamanya dan Gatot kaca bilang
"Waktunya Menggatot!"
Dan di adegan akhir Gatot bilang
"It's Gatot time" behh keren bet dah itu.
Gatot kaca ini bener ² salah satu film Indonesia yang pernah ada.
Bersaing dengan Jurassic World minggu ini, gw yakin Gatot pasti menang dengan pendapat Gatrilliun rupiah!! Sungguh one of the movies of all times
Hahahaha MENGGATOT
kan emang salah satu film indonesia yang pernah ada bang wkwk
Ini serius beneran ada di filmnya?
@@Erasureeraser tembusin kkn dlu baru bilang tembus trililunan wkwkwk
Gw yang nonton film ini tanpa ekspektasi apapun sangat-sangat bisa menikmati, ya kecuali soal product placementnya.
Durasi 2 jam bener² kompleks dan padet. Buat yg emang suka sama literatur pewayangan jawa harusnya oke-oke aja. Sangat menghibur kok👌
Halah, kawah Candradimuka aja gak ada. Konsep Karma dan Darma aja gak sempat dijelaskan dengan baik sampe abis bapake Agni tewas. Parallel Yudha dengan Gatotkaca di perwayangan aja dangkal banget, selain soal kelahirannya yang gak normal dan template desain 'kumis' nya yang di kostum dan masker, Yudha tu berasa take Gatorkaca for Granted. Soal yang still-frame penjelasan 2 menit yang di rekaman itu exposition dumping, dan itu pun gak lengkap ataupun efektif merangkum peristiwa Maharbarata sampe orang awam bisa peduli.
Jauuhh dari konsep pewayanhan
yang gw alamin ketika nonton
1. berkali2 ucapin istighfar setiap ketemu iklan
2. kena php dikira banyak fight dalam bentuk gatot eh cuma di ending doang
3. dari awal udah nebak prof. X adalah villain
4. film ini udah kaya judul vidio bimopd "konten cringe"
Kemarin yg nonton sepi banget cuman 5 orang agak kasian juga ya, masa kalah hype sama Chucky KW yg udh tembus 1 juta, yg gw khawatirkan nanti PH udah pada gk mau lagi bikin genre Action yg serupa, Come on masa kalah dengan horor kacrut😭😭
Gua perhatikan film superhero indo itu kiblatnya kaya superhero amerika era 2000an awal terlalu ngekor ala hollywood kurang kreatif eksekusinya kesanya ‘buku’ banget. Padahal superhero hollywood sekarang pendekatanya dah banyak berubah dan cukup kreatif. Menurut gua bener sih coba sineas sini lihat gimana India but film superhero, terasa banget identitasnya tanpa ngekor2 manapun atau yang lagi rame tuh film RRR walaupun bukan murni film superhero tapi bisa jadi referensi gimana buat cerita dan karakter yang kuat tanpa efek film yang gimana gimana banget
Nah ini, mungkin bagi penonton awam menilai film ini agak overrated atau gimana tapi gue yakin sih bagi yg paham soal pewayangan atau yg sblumnya udah mempelajari kisah wayang gatotkaca kayaknya terlepas dari adanya iklan yg mengganggu film ini cukup asik dan menghibur
Setujuuhh77
Yak tul, cuma ya itu sangat disayangkan prolog di awal kurang bisa nggambarin setidaknya biar cerita lebih melekat ke penonton awam yang nanti bisa lanjut ke film film sekuel setelahnya
Ya tugas film itu kan menceritakan sesuatu yang baru biar penonton yang gak familiar ama source materialnya juga tau ini film tujuannya apa, mau ceritain apa biar pendukungnya semakin banyak eh ternyata gagal banget dalam bercerita
Setuju di semua point cine crib sih kali ini.
Ga dibandingin sma MCU dan DCEU juga emg film ini banyak kureng nya. Udahlah akuin aja, jan jadi overrated. Kasih kritik bukan brrti ga ngedukung kan, dg cara kita nonton langsung dan kasih kritik masukan itu sudah sebuah appresiasi lho
Cuma orang kalo ngasih kritik yang mixed bag atau sedikit buruk, orang lain malah jadi emosian trus komen bodoh muncul kaya "EmANgnyA lU biSA bIKiN FilM" atau "HArgAI dONg KarYA anaK bAngSA" usah gak waras ngeliat respon kaya gitu ke sebuah kritik. Bukan film sempurna juga jadi harus di kritik permasalahannya. Gw salut dengan kejujuran Cine Crib, terserah mereka mau reviewnya kaya gimana
saya sudah nonton krn ingin mendukung, tp ya memang harus diakui filmnya kureng. lebih suka gundala dr segi cerita dan actionnya, di gatot ini menang cgi
iya betul di luar negri film sehebat fantastic beast, uncharted, dll aja msh kena score dibawh 7 di imdb trus di komen abis2an kekurangannya ama reviewer2 macem angryjoeshow atau reelreject. Mnrut gw cinecrib ini masih rasional kasi score.
@@indramancini emang Fantastic Beasts dan Uncharted kualitasnya mediocre sih. Gak kaget juga kalo dikasih score yang sangat low apalagi Uncharted dengan casting yang salah banget
@@Erasureeraser menurutku filmnya bagus...
Saya sih tetap bangga
Walaupun masih banyak sisi kurangnya
Mungkin momen yg kek begini yang jadi motivasi dan evaluasi para sutradara sampe crew produksinya.
Dengan adanya review kek begini ataupun reviewer lain mungkin kehendak penikmat kek gimana, perusahaan mau gak mau agar tetap bertahan trhdp minat nntonnya harus memenuhi keinginan penonton (tapi dari segi yg masih wajar) contoh soal iklan masuk, menurut saya mungkin produksi mmbutuhkan dana, tapi memasukkan iklan diproyek selanjutnya itu lebih di management bagaimana tata kelola penampilannya jika dimuat didalam film
Menurut gw sih ga bakal dilanjutin jika film pertama aja dikatakan gagal.
"Saatnya menggatot" itu adalah line terbaik yg ada dalam sepanjang sejarah perfilman Indonesia
Wkwkwk
Gatot Kaca with Gatrilliun walked so Morbius with Morbillion could run 😂
Sorry, gue missed keknya. Dialog "saatnya menggatot" itu pas adegan mana Bang??
@@chonkysaur Pas bagian akhir akhir sampe merinding pas dialog "cepat mundur! saatnya menggatot" memang salah satu movie yang pernah ada! #gatotsweep
Setuju sama beberapa poin yang disampaikan, sebagai film pembuka di universe satria dewa, Gatotkaca kurang fokus ke dirinya sendiri, semua informasi film ini terhitung padet banget, bisa jadi pros/cons sih kalo ini. Prosnya jelas kita jadi engga banyak tanya. Cons nya jadi kurang fokus.
Cuman nih ya, tolong inimah, kehadiran temennya agni dan anak kecilnya itu malah bikin ganggu dalam gua menikmati filmnya, terlalu berisik dan ga tepat momennya. Gua kira anak kecilnya bakal ala ala child Emperor (OPM) yang jago IT, pendiem dan cool, bukan cerewet macem ini wkwkwkw.
Terakhir, yang gua sayangkan adalah penamaan nya terkesan kurang konsisten (reinkarnasi arjuna dinamain dananjaya yang mana itu adalah nama lain arjuna, tapi Gatotkaca engga, malah dikasih nama yuda).
Keseluruhan, ni film tetep lumayan bisa dinikmati ko. Saatnya menggatot😎
Setuju, noise banget tuh cewek temannya Agni. Dihilangkan juga ga ngaruh
ya.... saking kurangnya fokus sampai ga kelihatan jelas kostum superheronya.... dan sebenarnya banyak scene2 ga penting yg kalau di hapus juga ga pengaruh sama jalan ceritanya.... dan selipan iklan sponsor yg terlalu terang terangan
@@hafidamrullah5737 setuju, mana dia diusir mulu ketika mau adegan penting. Kasian sama yang meranin
Kalo superhero lokal ga pernah berekpektasi lebih sih, coz ini genre yg Mash blm bnyak di explore sineas lokal.. tetap bakal nonton di bioskop sih semoga kedepannya akan lebih baik 👏👏👏👏
selamat menontonnn!
@@cinecrib sdh nonton dan saya sepakat dgn review cine crib... 😂😂😂 Score 5/10..
Karna sdh menurunkan ekspektasi sejak awal Jd yaa ga kecewa.. 😅😅😅😅
I feel you cinecrib 😆 pengen banget suka karena karya anak bangsa, tapi gimana ya, Valentine masih jadi film adiwira modern paling bagus di Indonesia
gatotkaca adalah film yang paling film yang pernah ada.
karena jelas ada alur dan karakter "saatnya menggatot"
hadeh udh bosen denger meme ini diulang mulu, lucu jg kagak
Dari konsep kostumnya aja udah salah kaprah. Seharusnya tradisional aja dulu baru keturunan keturunannya mau jadi ironman segala macamnya juga gak terlalu masalah
@@CREATE-tr3yh lucu kok saatnya meng***tot
@@CREATE-tr3yh humor lu yg gak seru
@@negs4lldan faktanya ironman aja butuh sampe infinity war baru bisa secanggih nano tech dlm perubahannya...
Apapun komen orang tentang gatot kaca gw tetep dukung 100% untuk film superhero indonesia. Supaya mereka jg punya modal buat memperbaiki film kedepan ya 😘
Iya btul bgt
dari sekian bnyk yg hujat ad jg yg dkung
Bnyk di komen yg malah jelek2in Film ini
Ngaku org Indonesia tapi Nasionalis nya ga ad..
Pdhl ini Film lokal & buat nya jg srius,
Knpa bnyk komen yg malah hujat ya..
@@dfahran iya kepengen bgt indonesia rame sama film super hero 🥲 kira2 kapan gitu orang berlomba2 bikin film superhero yg epic. Nah gatotkaca ini bsa jd pemancing buat peminat film superhero harusnya 😁.
@@dfahran jelek" aja, jangan banyak alasan, masih banyak film karya anak bangsa yang bagus buat didukung
@@harryzoena7540 rumah produksi pada mkir kaya nya, gatot kaca aj ngabisin dana 24 M , biaya produksi Mahal, peminat SuperHero lokal ga sebnyk Horor
& lebih bnyk netizen yg Ntn di bioskop engk , ga Ngerti Film, tapi Julit nya jahanam... 😁
@@syahidmuthahharia.d.1061 Klo semua film bsa didukung knpa harus memilih 🤣 dukung dengan beli tiket 35k aja masa ga bsa. Ga disuruh bayar 1M kok buat dukung karya orang lain wkwkwkwk
gw setuju dengan semua point2 yang cinecrib sampaikan. dan seperti kebanyakan film aksi indonesia lainya, ketika terpukul, melompat, atau terhempas keliatan banget kalo ditarik pake kabel sling, ketika terpukul dan terlempar seperti tidak ada impactnya. kesalahan yang simpel tapi mengganggu banget untuk film action.
Aku sih bersyukur aja udah dibuatkan film Gatot Kaca yg beda.
Nanti2nya pasti perfilm an super hero Indo pasti jadi lebih baik :)
Kalo ngak bisa mendengar kritik percaya yg Ada jalan di tempat atau bahkan menurun kualitasnya.
@@rainman9626 gw yakin mereka denger kok kritikan netizen, mungkin nantinya mereka berusaha memberikan yang terbaik dengan sumber daya, dan teknologi yang terus maju. :)
@@rainman9626 kritik bisa jadi boomerang, film bisa gak laku, terus mereka stop projek. karna kebanyakan masyarakat Indonesia kalo nonton film pasti liat review dulu. termasuk gue
@@knightmare5819 itu sih yg hrus di rubah, akhirnya org org bakal nnton film luar, dan mereka ga produksi, ok review jelek gpp, usahakan kita sendiri klo nnton itu dari hati kita sendiri, klo mw nnton ya nnton klo nggak ya udah nggak, klo misal menunggu pertimbangan org alias review, ya ngeri ga ad modal buat produksi film lebih baik lagi nnti🥲
Ya kalo memang bagus ga akan banyak kritik jeleknya
Mimpi ku untuk jadi director film superhero di Indonesia, doain bisa dan ngebawa film superhero yang memorable buat kita semua
Amin, Kak Joni :)
gatotkaca ini kayanya lebih asik kalo di buat seperti the lord of the ring dari pada superhero macem marvel,
Ya semoga aja bisa jadi permulaan buat film lanjutan kisah pewayangan kedepannya, jadi evaluasi
"SUDAH CUKUP DRAMA KELUARGANYA."
Anjir ngakak bgt gua.. Setuju ama review ini . Abis nonton di streaming. Mau suka tapi susah. Di goa merah ampun dah. Kostum kagak diperlihatin, berantemnya kang Yayan dan Cecep yg harusnya bisa jadi epic malah kurang memuaskan. Btw, mereka bikin kang Yayan sama Cecep berantem itu buat rematch ya, dari The Raid 2? 😅
Gatot kaca itu tentang frozz, bear brand,permen yupi, minuman larutan penyegar dan tokopedia.. sekasar itu iklannya di taro di film, padahal sekelas hanung harusnya bisa lebih mulus lg 😂
Pernah liat di twitternya hanung klo gak salah.. Ada netizen yg nyindir soal itu.. Langsung dikomen sama dia.. Katanya si customer /pengiklannya emang nuntut kayak gitu.. Hanung udah coba lebih halus padahal
apakah separah kyk product placement di sinetron? yg aktornya harus dialog product knowledge juga?
@@ajisakti5584 Parah banget pengiklannya. Protes ke brandnya, yuk 😁
@@dodikkuswantoro1679 gak cm scene doang tanpa ada penyebutan produk, yg paling kerasa produk obat nyamuk sih karena disitu ada scene khusus dimana si yudha harus semprot kiri kanan ya meski cm 2/3 detik
@@ajisakti5584 Nah sy jg mikir gitu klo product placement yg terkesan kasar pasti krn tuntutan sponsornya, krn ga mungkin itu kemauan tim produksi filmnya
Dari apa yg gw lihat sepertinya univers Gatot kaca ini mirip cerita Persijackson bagaimana implementasinya cerita mitologi Yunani di zaman modern dan Gatot kaca adalah implementasi Mahabarata di zaman modern selain CGI pastinya untuk mecocokan unsur2 Mahabarata ke dalam kehidupan sehari2 susah dan memang kesulitan di film pertama yaitu bagaimana film bisa menceritakan journey seorang karakter superhero dari 0 sampai dia beneran mateng jadi hero, semoga universe ini bisa berkembang dan lebih baik lg
Kalau paham epos mahabarata, pasti excited banget nonton film ini. Bahwa cerita Mahabarata itu bercerita ttg kehidupan, bahwa tidak ada putih yang benar2 putih. Tidak ada hitam yang benar2 hitam. Semua ada kepentingan dan porsinya masing2.
Pemilihan ASWATAMA sebagai villain, ini saya rasa cukup tepat. Karena mitosnya, aswatama ini salah satu makhluk yang immortal dan masih hidup sampai skrg. Dia adalah anak Drona Charya hasil pemujaan Drona kpd Dewa Siwa. Manifestasi kehancuran. Aswatama ini brahmana-Ksatria yang sangat Over Power.
Wa paham dan suka sekali cerita Mahabarata bahkan ngikutin series India nya sampe kelar, tapi ini film emg jelek bgt sih 🤣 ga usah denial
Dangkal banget menilai akurasi film ini berdasarkan pemilihan villain nya, padahal selain itu gak berasa wayang2 amat. Tidak ada satu pun pemaparan atau penjelasan yang membuat penonton peduli tentang siapa itu Gatotkaca atau apa urgensi dari kekuasaan terhadap Hastinapura.
Kalau soal abu2abunya baik buruk manusia itu mah BANYAK film yang telah mengeksplorasi topik tersebut, Gundala aja telah melakukan nya dengan jauh lebih baik
Mangkanya kalo ambil talent dari anak anak Theater jangan dari anak anak yang pernah muncul di sinetron, karena kalo jalan ceritanya jelek ada harapan di akting talent nya yang hidup 😱😱😱
Iya bang mending film nya fokus ke pembentukan karakter gatotkaca dari kecil sampai besar, terus cara dia dapat kekuatan gatotkaca aja. pertemuan yuda dengan tim satria dewa sama soal dimensi patala dan pusaka2 lain mending disimpen buat film berikutnya, alangkah lebih seru kalo gatotkaca nyelametin pandawa2 yang di incer sama tangan kanan aswatama dikota astinapura sambil ngembangin kekuatan gatotkaca terus diakhir film yuda baru tau kalo selama ini bapaknya pelindung para pandawa.
Iya nih ...
Film2 indonesia ini napa yak ?
Sutradara kalo nggak joko anwar gitu kok kayak kurang detil aja mikirnya.
Ben & Jody dulu juga gitu, hype nya di trailer kyk oke banget - ternyata pas nonton : "kok gitu ya ?" 🤔
Tapi yaaah ... Untuk kelas superhero indonesia, tetep harus ditontonlah.
Apalagi nanti ada universe-nya.
Sekuel2 selanjutnya bismillah semoga ada sutradara yg lebih baik aja 😂
Barusan habis nonton. Gw ga mau mengomentari jalan ceritanya. Hanya saja sejak Film Gundala, kelas film superhero Indonesia sdh ada standarnya, tapi setelah nonton tadi, terasa kayak film kelas dua.
Selain cheating sampah yg dipakai saat teaser dlm segi efek dan kostum, dialog film gatotkaca ini kayak dialog FTV, sinematografi juga hancur, efek CGI kayak film pendekar² di indosiar, efek mengambang orangnya pas adegan di tepi kolam, juga kelihatan kayak ditarik pakai tali.
Banyak sependapat dg review mas arya dan rekan. Satu² CGI yg bagus cuma pas GC terbang pakai kostum penuh pas film mau habis. Dan itu gw rasa dikerjain terpisah hnya utk keperluan teaser dan trailer doang.
Ngakak pas si bocah mencari tau DNA si pembunuh berantai lewat komputernya, tapi yg ditampilin tabel Microsoft word.
Film gatotkaca ini ga lebih bagus dari film Garuda Superhero.
Skor pribadi setelah nonton: 4,5/10
Gw rasa produser Satria Dewa kalo mau ngegarap film setelahnya, kudu baca komik 7Wonders sih. Dia ngangkat mitos lokal juga, yaitu pewayangan dan legenda selendang 7 bidadari. Dia dr awal malah dibuat romance dulu buat ngenalin karakter Jaka sama Kenanga. Pas udah season 3 baru dikasih liat kalo ternyata Jaka adalah manusia hybrid keturunan khayangan dan raja Gorgon. Dan dia ngelawan salah satu dewa kenakalan di khayangan. Jadi kita pas baca, bisa simpati sm karakter²nya dan kita tau kenapa si karakter mau melawan si dewa itu (namanya Dewasrani). Jadi kayaknya (krn belum selese ni webtoon) final battle si Jaka sm Dewasrani bakal epik, krn pas berantem awalan mrk aja dah edun pisan 😭 ampe pas episodenya abis gw ga kerasa ampe kesel.
Jadi mungkin ini bisa jd acuan buat produsernya Satria Dewa. Krn bangun universe emang susah, tapi kalo karakter sampe ga dikulik jg sayang bgt :(
Iya, iya, setuju sih ini...
universe 7 wonders itu step by step bagus, kalo gatot kaca langsung lompat jauh
7 wonders menurut gw salah satu Webtoon Indonesia terbaik sepanjang masa sih.
Gila tuh komik progres ceritanya, kompleksitas ceritanya,dan penulisannya rapi banget gw suka .
Walau 7 wonders dan Jaka itu mirip banget menurut gw kek Bleach & Ichigo,Jaka & Ichigo sama² karakter utama yg terlahir dengan 3 ras,Jaka(Manusia,Iblis,bidadara) kalo Ichigo(Quincy,Manusia,Shinigami) dan mereka berdua sama² terlahir karena rencana karakter lain,Jaka karena Dewa Wisnu kalo Ichigo karena Aizen.
Pengen banget 7 wonders jadi live action, pasti keren
@@PRIMASPORT0412 kayaknya susah soalnya CGI mahal. Dan resiko ga laku lebih gede. Gw sih mikirnya mending jd animasi kaya anime jepang jg udah cukup kok. Asal mengeksplor cerita aslinya dengan baik
bro jangan terlalu ngengkes, nanti ijib nya jatoh, shot duo dengan camera low angle nya ini heroic banget.... dan keren banget adegan ganti lokasinya dari outdoor ke indoor ...fantastic
Bosen
@@cinecrib ganti suasana
malah pusing
jangan percaya gatotkaca tuh salah satu film yang pernah ada
ditonton lebih dari 100 gatotjuta
yang paling keren tuh pas dia berubah terus bilang:
"SAATNYA MENGGATOT"
truly one of the movie of all time
Kalau cuman gimmick doang ya begini lah jadinya. Dasar dan nilai-nilai dalam film pasti dangkal lalu menjurus kepada film yang "forgettable". MCU sekarang juga ngalamin begini.
Baru aja nonton filmnya, secara pribadi aku lebih suka Gatotkaca dibanding Gundala, mungkin karna sedikit tahu soal kisah perwayangan jd lebih nyambung dan penasaran dengan cerita pandawa lainnya. Tp setuju untuk cerita yg ga terlalu fokus dan banyak yg dibahas, jd sebagai penonton aku kurang berempati sama Yudha. Fight scenenya jg agak bikin pusing karena pengambilan gambarnya. Tapi klo dibilang film ini sekelas ftv indosiar kok keknya jahat bgt ya haha. Semoga film selanjutnya lebih baik lagi.
Kalo dari segi suka mungkin kurang ya, selera gw msh ke bcu. Tp ttp harus di apresiasi sbg angin segar buat perfileman indo. Biar tema film kita beragam, msh awal jg kita bikin film2 sejenis hero ini. Ga mungkin langsung bs pro sekelas hollywood. Bertahap dan terus belajar, itu harapan gw buat para sineas. Btw baru denger teaser Sri Asih udah lulus sensor, ga sabar bgt pengen cepet liat
yang penting nonton aja dulu supaya banyak yang ngegarap film" superhero Indonesia ,dengan banyaknya masukan ataupun kritikan moga kedepanya akan lebih baik
Setelah menonton filmnya dan melihat booming template fans dadakan yang edgy seperti film "Kura Kura Ninja di Desa Penyanyi" kemarin, akhirnya saya paham kemana budget promosi, eh produksi film-film seperti ini.
wwkwk gw smpat juga tuh bg percaya dengan template org2 yg udah nonton "kkn di desa ponari" katanya : "the best film horror movie indonesia saat ini" tag linenya kontras skali kan wkwkw,mlahan kalimat itu muncul di akun2 reviewer...dan slang beberapa hari kemudian baru bermunculan honest review dri para netijen2 yg katanya filmnya gk sesuai tuh sama yg di gembor2kan alias B aja.
Jir...budget promosi 😂
Ok makasih atas reviewnya. Saatnya cari film lain. Hampir sy ke bioskop.
Teori sma praktek jlas beda ga mngkin sma...
menurut gw antara CGI dan REAL di film gatot kaca ini kurang dikemas dengan baik, jdinya agak kebanting gitu kek antara CGI dengan non CGI jdi sesuatu yg 180° (khususnya di scene yg gatotkaca terbang2 berantem ama musuh trus tiba2 transisi dari CGI terbang2 ke pas dia jatuh itu keliatan banget transisinya), tone warna merah gelap pas cecep ama yayan jg gelap beutt wkwkwk, abis itu terlalu byk sponsor, beberapa scene di cut2, dan dubbing jg mengganggu penonton.... abis itu film gatotkaca ini masih berasa banget feel sinetron2nya. Satu lagi, perbedaan universe di film gatotkaca ga berasa sama sekali, kek bukan lagi ada di tempat yg berbeda.... ibaratnya dri kota cuma pindah ke goa merah doang wkekwk.... yahhhh semoga bisa lebih baik lagi
Film superhero Indonesia yang akan tayang di Tahun 2022, ada Gatot kaca, Sri Asih, Virgo and the sparkling, Godam & Tira, Can't Wait 🔥
Hah serius Sri Asih dkk bakal tayang tahun ini?
Yang adegan di candi, bagus sih kostumnya baru muncul sebatas armor ditangan nya, justru nunjukin klo dia gak tiba2 "sempurna"
bisa kok bikin full tapi bentar terus meriang(cap badak?/ kaki3) 😂😂
nanggung cuma seupil
Jujur sih… sebenernya film ini dan gundala angin seger banget sih buat film kita, sudah ada 2 studios yg bakal H2H dan ini seru banget, film ini lebih pantas di tonton dr pada jelangkung atau apalah itu
Gue berharap projek satriadewa kedepannya bisa memuaskan cine crib ya, harus tetap dukung dong walaupun hasilnya kurang diawal pasti kedepannya tambah bagus kayak BCU diawali dengan Gundala terus semakin membaik dengan Sri Asih dan Virgo
aminnn
Denger denger pembuat kostum film ini namanya tidak ada di kredit, kasian sih. Emang gak pantes kerja lagi ama produser atau editor yang rakus kaya gitu gak mikirin yang lain. Pembuat kostum loh, masa gak di kredit???
Emg agak chessy, sering terlalu gelap settingnya jd nggak keliatan actionnya, product placementnya ampun dah...tp tetap harus didukung..biar gk horor terus
Gelap pengen kaya batman tp batman biar gelap or remang2 masih bisa di lihat
@@henrydesmo6957 batman itu gelap cuma disuasananya,tpi karakter,background,dll tetap jelas... Ga sakit mata liatnya...
@@ekorapopo8759 nah itu mksd gw ga asal gelap doang mungkin pengaruhbdr kualitas kamera nya
Belom nonton, nanti rencananya mau nonton pas weekend nih. Bakal teteup nonton ceunah walaupun dah di review 😂😂 kayaknya udah ke spoiler juga dari twitter wkwk ah semoga ini jadi titik terang genre film indonesia buat berkembang 😂😂🙏🏻
Edit: teteup didukung gez cgi kaga murah 😂😂
Wajib ditonton untuk dukung film indo yg buatnya niat gini
Jgn dah... jd brasa malu gak sih dr cerita mereka ber 2
Sebenarnya lebih bagus konsep gatot kaca di era kerajaan atau jaman era penjajah sih lebih seru
Menurut gw sih ya yg baru nonton,
dari segi cerita emang bener kayak banyak yg mau disampein jadi aga kurang fokus ke satu plot aja, untuk org yg awam banget sma perwayangan Jawa mungkin agak sulit buat nginget nama nama-nya kayak aswatama, baratayudha, dll, tapi tetep bisa dinikmatin banget sih filmnya...
Dari segi sponsoe juga keliatan banget iklan. Tp klo ada sedikit hal g masuk akal kayak yg musuhnya nyari pusaka ga ketemu ketemu pdhl cuma disimpen dlm tanah, itu menurut gw wajar aja ga sih... Di film juga dijelasin kalo bapanya selama ini berusaha buat menghentikan/ menghalangi kurawa, jadi bisa aja scr g langsung dilindungi sama bapanya si yudha jd g ketemu.
Menurut gw tetep epic filmnya dibanding film superhero indo lain yg pernah gw tonton. Klo gw sih nonton tuh dinikmatin aja ga usah terlalu dipikirin kaya "kok bisa gini dah, kok bisa gitu..?" Namanya juga film superhero fiktif, legenda fantasi ya emang ga bisa semuanya masuk di akal bro.
Yg gw krg suka adalah cara kalian mengkritik nya bang, kurang sopan aja gitu. Mohon maaf nih bang, kritik juga ada adabnya, kalo sambil diketawa tawain kayanya cukup kalo ngomongnya berdua aja sm temennya tuh bang, kurang pantes aja diliat org banyak di platform umum kaya gini, hehe. Piss ✌
Kritik boleh tp tetp apresisasi sih, kekurangan di film ini gak yg sampe bikin filmnya g worth it buat di tonton di bioskop kok ✌
Selamat menonton gaes
well, kalau kataku, film Gatotkaca udah cukup bagus sih
tapi coba ganti sudut pandang
kalau dilihat dari kacamata pure superhero, jelas banyak kurangnya
kalau dilihat dari kacamata wibu (anggap ini film tu anime), ini udah bagus sih
dilihat sebagai tokusatsu, CGInya lebih bagus dari punya Toei, hehehehehehe
@@alpharomeo9505 nahhh ini maksudku 😆😆
Tapi overall seneng sih Indo ada superhero gini. Biar ga muter aja di marvel sama dc.
@@alpharomeo9505 Amen 4 that. Kemarin ku udah nonton, dan emang kita musti lihatnya dari sisi itu, bukan compare sama sekelas Marvel n DC, soalnya plotnya lumayan asik meski bener sih ada yg rasanya kayak dicepetin
Ya para wibu sering lihat karakter mati tanpa development jadi gk aneh liat nya:v
Minalmurali mah cerdas, pengenalan Karakter Superhero sama Karakter Penjahatnya dibikin linier, porsinya hampir sama, jadi pas final fight bisa dapet banget emosinya...
Yes!
Sekali lg. Film ini ya emg hrs gini.
Kgk usah di sama2in luar. Kek iron man. Dll.
Sy sll berbeda pendapat dg cinecribe saat riview film superheronya ind.
Di gundalapun kek gitu. Gw percaya nih film sdh cukup. Di film berikutnya hrs lebih bagus..
Lah nyamain dengan film luar kan sebagai contoh. Liat Batman Begins atau Iron Man yang bisa bikin film origin yang bagus tanpa mikirin bikin universe besar. Ini itu saking terburu buru bikin universe besar, ampe kehilangan identitas filmnya sendiri. Saking kepikiran masa depan Ampe lupa untuk bikin film origin yang bagus dulu
"Film ini ya emang harus gini" maksudnya apa coba? Emang orang gak boleh harapkan sesuatu yang lebih bagus??
Aku yakin kalo film gatot kaca buming di tik tok bakal laku ni film, kaya film KKN . karna media promo skrg lebih bagus
Tik tok 70 %
Instagram 30 %
RUclips 50 %
Televisi 20 %
Booking doang tapi kualitas nope
Beda kasus sih ga akan bisa kaya kkn, bisa tembus sejuta jg lumayan
Gw jg denger premis dan idenya excited bgt bang
Banyak yg bilang seharusnya bangga dan support perfilm.an indo bknnya di kritik mulu
Hmm ya gimana ya support sih ngesupport tpi kan tujuan gue ke bioskop itu untuk menikmati nonton film ya klo film itu jelek apanya yg hrus gue nikmati
Masa iya gue pergi ke bioskop dengan niatan beramal krna gue hrus selalu ksih ngesupport
Akhirnya yg ditunggu, emg Cine Crib yg berani kasih review paling jujur, channel yg lain ngasih reviewnya overrated, ga ngotak.
Emang kalo review harus jujur sih, biarkan saja kalo mereka gak suka. Dan gw salut poin mereka jelas semua
Bener bro
Bener sih rata-rata "memaklumi", jangan dibanding-bandingkan. 🤣
Ada orang berkata "Boleh setuju boleh tidak" *suara drum
Lah overrated gimana, org itu selera. Jangan ngomongin reviewer lain overrated hanya karena kesimpulan ni channel beda dari yang lain, edgy itu namanya.
Gangguan yang paling menonjol dari POV penonton itu cuma iklan, selebihnya its okay untuk film superhero.
Ya namanya selera, bebas mau ngasih gimana. Film ini emg ga seburuk yang dibicarakan kok, penilaian sendiri 8/10
Ga jelek2 amet masih perlu diapresiasi sebagai film superhero indonesia, supaya para film maker terus buat film superhero dan lama2 jadi bagus beneran, bayi juga ga bisa langsung jalan harus ngerangkak dulu..
siapa yang bilang jelek amat?
Gw setuju dengan komen, bukan masalah dibandingin sama MCU, tapi karena seolah olah mau mengikuti arahnya ke MCU, ya mau ga mau lah di bandingin, ya kali di bandingnya sama film drama asia. Lagian boleh kali kritik, koq berkesan kaya banyak influencer bayaran untuk memaksakan bilang film ini bagus, sempurna, duh... Makin susah majunya, salah satunya karena yang di industri orangnya ya itu itu aja... Ya gitu gitu aja hasilnya
Tetap bangga dan menghargai film Gatot kaca walo kurang maksimal,,
setuju sih soal fokus ke karakter dulu, gundala juga sama. action dsb akan ga berguna kalo kita ga care sama karakternya
Sepakat, Kak :)
Yang Sancaka makan nasi yang sudah jatoh di tanah. Sad banget vibesnya 😭
tapi menurut gw agak berbeda kali ini , tapi menurut ku satria dewa gatot kaca cukup menarik untuk diikutin dibilang anak muda gak akan ngerti dengan alur cerita,keknya saya agak kurang setuju sih soalnya penceritaannya tentang silsilah mahabrata dll uda dijelasin difilm ini secara simpel dan mudah dipahami,
dan actionnya serta cgi nya keren menurut gw,
yang kalian kritik soal perubahannya cuma ditangan dimata gw itu konsep awal sampai bisa jadi gatot kaca dan cukup keren.
walaupun adegan klimaks pas kang cecep mati dia jadi berubah full armor gk gitu dapat feelnya tapi.. masih keren banget sih untuk sekelas film indonesia.
untuk gelap gelapan gw cukup setuju karna emang terlalu gelap jadi liatnya kurang jelas
biasa lah breee, bully di balut dengan kata formal yaitu "kritik" huehehehehe gw sih setuju sama lo, ini film fantasi SU walau menurut gw ini masih banyak PR yang harus di benahi, action tapi menurut gw sih agak gak rapi ya cut to cut nya terkesan kasar tapi koreonya emang OK, CGI cukup BAGUS dan menjadi standard teratas film2 super hero/sci-fi indonesia sampai saat ini menurut gw
paling cringe saat dialog: "sudahi drama keluarganya". Dan itu saat adegan menuju klimaks. Overall, selera saya lebih suka ini dibanding Gundala.
iya mau gimana pun film ini lebih seru dari gundala. setidaknya film ini ada "rasa" di gw, pas nonton gundala gw ga ngerasain apa2 :(
SAYA SETUJU DENGAN CINE CRIB
Baru nonton semalam. Asli, dibandingkan dengan Gundala yg keteteran di klimaks. Film Gatotkaca ini udah keteteran dari awal.
Plotnya ngebut seperti kereta yang melaju kencang. Rasanya seperti sedang disuapin, tapi gak tau apa yang kita makan.
Alhasil ketika kematian sebuah karakter terjadi, kita sebagai penonton malah gak ngerasain apa-apa. Jangankan membicarakan tentang plot. Karakteristik tiap karakternya aja beneran bikin mumet kepala
Sad emang
buat yg bilang mereka ga menghargai, dengan menonton mereka sudah menghargai. komen/review setelahnya juga perlu biar film maker juga menghargai waktu dan uang penonton kedepannya
ga menghargai itu kalo dia ngata2in filmnya "gamau nonton ah, pasti jelek"
Yg gw sayangkan kan fight scene nya masih menggunakan jumpshot, pdahal diharapkan fight scenenya setara the raid lah wkwkw, jumpshot berasa film 2000an awal
Sebenarnya sih karena franchise superhero kaya MCU dan DCEU yang semakin membesar, ekspetasi orang terhadap film superhero jadi lebih tinggi walaupun mereka juga tau kalo supehero lokal eksekusinya belum semaksimal apa yang Hollywood tawarkan. Sejauh ini film Indonesia yang selevel ama film Hollywood itu hanya The Raid doang dari segi kualitas apapun
Benchmark film superhero terlalu tinggi, mo di adu film marvel era 2000 an juga masih kalah
@@69addict sebelum ada MCU pun kaya Spider Man, X-Men, Blade atau film DC sebelum ada DCEU kaya The Dark Knight Trilogy (haduh gue ampe malu dan kasian deh bandingin trilogi bagus dengan film ini 😂😂), Batmannya Tim Burton dan Supermannya Richard Dinner juga jelas masih kalah sih. Waktu itu juga mereka semua gak kepikiran buat bikin universe bagus, konsisten untuk bikin film yang bagus dulu, yang mampu bisa berdiri sendiri. Agak sedih sih sekarang ini pada bikin film yang seolah olah kaya filler
@@Erasureeraser diadu film 90 an juga belum sanggup kayaknya😂
mau direndahin sampe mana lagi ekspektasi nya bro? Ini gw ga bandingin sama luar, sama gundala aja dlu deh.
@@69addict The Raid, Headshot, The Night Comes For Us, itu lah film Indonesia yang bisa menyaingi film luar karena realistis banget actionnya dan ceritanya juga gak bikin pusing juga dan juga yang penting, less product placement
Nih Film Gatotkaca kek Film Iron Man pertama tapi di Spoiler sampe Endgame. Jadinya ceritanya terlalu Jauh, Berat dan susah dipahami. Harusnya Step by Step dlu
BCU di Gundala juga masih kecil kok lingkupnya. Masih lawan mafia di kotanya doang. Yaitu komplotannya si Pengkor. Lebih tau arah jalannya waktu nonton Sri Asih. Ternyata build story nya dimulai dari kebangkitan panglima Dewi Api terlebih dahulu. Satu persatu, koneksinya dijembatani oleh Gazul. But, SDU sudah bagus, mungkin kedepan bisa lebih ditingkatkan lagi build storynya.
emang bener kok, film ini gak enak, aneh ada iklan vulgar banget di dalam bukan satu tapi banyak, trus .... gak deh mas hanung pegang superhero, dia sutradara keren tapi bukan all genre... untung dulu gundala gak jadi digarap mas hanung
Ekspektasi gue tinggi nonton ini, gue berharap bisa lebih dari Gundala, beneran banget pengen suka tapi susah, cerita history yang njlimet , bikin ngantuk, ☹️☹️☹️☹️ tapi tetep dukung film pahlawan (hero) Indonesia
Aku malah suka history nya krn dibantu dengan gambar yg bagus. Walaupun histori nya aku masih blm mudeng wkwk
Pernah dibikin kecewa sama hasil akhir Perahu Kertas, karena gak sebagus novelnya. Padahal ngegarap film genre drama itu udah jadi "makanan sehari-hari" beliau.. dan sekarang banting setir, Hanung nge-direct film action... Jadinya skeptis duluan. 🙏
tingkat "dialog" di film indonesia masih sama...seperti drama panggung atau sinetron atau baca puisi, bloking kamera main satu baris, memang sayang ya....budget luar biasa tapi sayang, padahal area lain udah bagus, fighting yaaaaa okelah walau saya berharap bahwa fight di tingkat dewa itu udah nggak main pukul2 kayak anak stm berantem, alur cerita banyak yg mendadak mendadak yg kita nggak tau kenapa, logika harusnya tetap dipake walau ini film super hero, dan kebiasaan film superhero juga... berantem ngelawan kuaci sama sulitnya dengan melawan boss nya antagonis
FYI
Film hero indo pertama based on comic (Valentine)
Film hero pertama kearifan lokal (Wiro sableng)
Film hero pertama pembuka Universe, BCU (Gundala)
FIlm hero pertama dari pewayangan (Gatot Kaca)
mantappp!
FYI Film superhero pertama based on comic (Sri Asih tahun 1954)
@Eldo iya memang, tapi kan filmnya belum rilis
@@divaprameswary3948 udah rilis puluhan tahun yang lalu, TAHUN 1954
Husnuzon aja, semoga bbrp plot hole yg ada di film ini akan dibahas di next filmnya. Makanya ayo nonton, tembusin jd jutaan penonton. Biar makin banyak sineas yg berani buat film superhero lokal yg bagus dan yg pasti bisa gaet investor luar buat suntik dana di film indonesia (jgn start-up doang yg dpt suntikan dana jutaan dollar mulu 😔). Film Gundala aja kemaren rilis sblm covid cuma dpt dibawah 2jt penonton 🥲
Jangn lupa gundala dh sampe luar negri
Bahkan Jepang beh.. Dubing jepang nua mirip but:v
Nah sy jg harapnya klo bbrp plot yg mengambang emg sengaja, biar terjawab di next kelanjutan film jagat satria dewa
Gak usah nonton kali.... spoiler aja memalukan gni
seharusnya film seperti dendam yang diramein.mulai dari film nya dapet suntikan dana di project market luar negeri sampe dapet golden leopard.tapi sayang sepi penonton di Indonesia
Sudah tembus 1000 GATOTRILIUN
Terimakasih cinecrib untuk review nya.
Jadi tidak menarok ekspektasi berlebihan untuk film ini. Sewajarnya aja.
Rencana besok mau nonton.
selamat menontonnn~
Rasanya ngikutin rute DCEU awal awal. Emang terburu buru bikin universe besar tanpa mikirin bikin film origin yang bagus dulu. Akhirnya kemasannya jadi berantakan. Penyakit beberapa filmmaker yang filmnya mengharapkan sekuel juga seperti itu. Terlalu banyak mikirin lanjutannya ampe lupa untuk bikin film bagus dulu
nah iya ini ni
Kirim saran nya ke UNIVERSE nya aja bang
DCEU awal awal kan emang pakai konsep saga kayak Harry Potter dan LOTR, bukan share universe kayak Marvel
Gue juga 6/10, gaada yg bikin gue penasaran buat nonton sekuelnya. Kaya kalo di gundala (maap bgt kudu bandingin) yg bikin gue excited sama sekuelnya ada si anak anak bapak. Kemunculan sri asih di ending juga bikin penasaran sama origin nya. Kalo di film ini dananjaya udah muncul dari pertengahan film dan dia juga udah ngerti kalo dia 'spesial'. Di gundala, awang emang udah muncul sebentar di awal tapi posisinya disitu dia belom ngerti kalo dia bakal jadi karakter penting di universe nya. Makanya gue nunggu banget sekuelnya karna penasaran 🥲🥲 sekali lagi maap banget harus bandingin sama film lain tapi imo dua film ini posisinya sama2 sebagai starter sebuah universe dan sama2 superhero...
Sy justru penasaran sm sekuelnya, krn masih gamang apakah dilanjutkan sm Arjuna, atau seperti scene yg jdi clue di ending pas nyorot nama polwan yaitu Srikandi
@@deaayu6675 next movie Arjuna, udah dispill itumah
Rasa suka itu nggk bisa dipaksakan, aku mencoba menyukai film2 Indonesia dalam bidang superhero tapi tetap nggk bisa, maaf ya pengen suka tapi belum bisa. Tapi memang ntah kenapa di Indonesia ini apa yg lagi trending d luar selalu di contoh dan ditiru jadi kesan nya kyk flagiat, coba buat film nya itu jauh duluan sebelum barat punya ide Dunia dunia superhero diangkat k industri perfilm an pasti bagus 👍 & soal selera dan seni nggk ada hubungannya dengan rasa nasionalis ya
Waktu awal liat konsepnya, udah ga' yakin sih. Kostumnya nyaris sama (jadi ingat Power Ranger), tapi ya sudah lah... Saya bukan ahlinya...
😆😆😆😆😆
Mau nonton karena mau support kawan2 sineas yg bikin, kemarin udah ga nonton beberapa yg lain.. ga berharap banyak, udah di wanti2 sama mereka 🤣
Ayo kak ditonton!
@@kripikfilm fix Selasa besok jadwal nonton kak
Menurutku filmnya bagus sih cuman memang di cerita aja ada beberapa yang kurang bikin kita masuk ke dalam karakternya... seru cuman kurang membekas... rating 7/10
I'm still fine with it, at least we still can appreciate what Hanung and His team done
they appreciate by watching it
If the final product is shit, what can we appriciate exactly? We want good movies, don't know about this tho
setting lokasi syuting nya khas Kartika Chandra sekali. dengan backsound ninu ninu pakpol voorijder wkwwk.
HAHAHAHA tau ajah~