😂😂😂😂 SYAIR BUAT MARSINAH KU PERSEMBAHKAN AIR MATA " ,Syair teruntai," menangis pilu Aku tak mau air mata tumpah Sudah kering krontang Bila untuk Marsinah masih tersisa. Oh! Marsinah . . . . masih ada air mata buatmu Bila perlu aku akan mengais mengemis dengan telanjang kaki Masih ada tidak terhingga Jiwa jiwa perkasa nusantara Air matanya jerih berkilau. Marsinah tidurlah engkau! Tidur dengan damai Biarkan sekarang semangatmu Dan pintarmu merangkai arloji Dan segala napasmu srigala Barangkali juga cara merebus ubi Matangnya tumpah membakar semangat Ijinkan untuk semua Jiwa jiwa pejuang Memiliki semuanya itu Dan semuanya Duhai MARSINAH sayang. Oh Marsinah!! Biarkan kami semua memiliki Jangan katakan kami serakah Relakan kepunyaanmu Kami tukar dengan air mata Karena kami tak punya apa apa lagi Sudah barangkali dirampas Dirampok di ujung jalan Jalan demokrasi kepongahan Karena kami sama sama tak paham Akan dimana ujung dimokrasi Katanya!! Sampai di selat samudra Kami tak punya kaki Kami tak punya tangan Untuk meraih demokrasi. Oh!! Marsinah," Biarkan darahmu kami jadikan api Kami jadikan peluru Dan kami jadikan mesiu Untuk bekal kami mengolah tanah Agar padi umbi tumbuh subur Di suatu saat kami datang Pada batu nisanmu Kami mampu persembahkan Padi dan umbi Untuk kau masak disana Sehingga tak perlu air mata Karena air mata Sudah tak ada lagi Sama sekali tak ada Sudah sirna sirna tak tersisa Untuk itu jangan menangis Tangisan berarti menyerah kalah Tak sudi angkat tangan Pada srigala malam serakah Sekali lagi tidurlah Wahai engkau Marsinah. 🙏🙏 puisi dari pulau dewata untuk Marsinah.
DONGENG MARSINAH Karya: Sapardi Djoko Damono 1 Marsinah buruh pabrik arloji, mengurus presisi: merakit jarum, sekrup, dan roda gigi; waktu memang tak pernah kompromi, ia sangat cermat dan hati-hati. Marsinah itu arloji sejati, tak lelah berdetak memintal kefanaan yang abadi: “kami ini tak banyak kehendak, sekedar hidup layak, sebutir nasi.” 2 Marsinah, kita tahu, tak bersenjata, ia hanya suka merebus kata sampai mendidih, lalu meluap ke mana-mana. “Ia suka berpikir,” kata Siapa, “itu sangat berbahaya.” Marsinah tak ingin menyulut api, ia hanya memutar jarum arloji agar sesuai dengan matahari. “Ia tahu hakikat waktu,” kata Siapa, “dan harus dikembalikan ke asalnya, debu.” 3 Di hari baik bulan baik, Marsinah dijemput di rumah tumpangan untuk suatu perhelatan. Ia diantar ke rumah Siapa, ia disekap di ruang pengap, ia diikat ke kursi; mereka kira waktu bisa disumpal agar lengkingan detiknya tidak kedengaran lagi. Ia tidak diberi air, ia tidak diberi nasi; detik pun gerah berloncatan ke sana ke mari. Dalam perhelatan itu, kepalanya ditetak, selangkangnya diacak-acak, dan tubuhnya dibirulebamkan dengan besi batangan. Detik pun tergeletak Marsinah pun abadi. 4 Di hari baik bulan baik, tangis tak pantas. Angin dan debu jalan, klakson dan asap knalpot, mengiringkan jenazahnya ke Nganjuk. Semak-semak yang tak terurus dan tak pernah ambil peduli, meregang waktu bersaksi: Marsinah diseret dan dicampakkan - sempurna, sendiri. Pangeran, apakah sebenarnya inti kekejaman? Apakah sebenarnya sumber keserakahan? Apakah sebenarnya azas kekuasaan? Dan apakah sebenarnya hakikat kemanusiaan, Pangeran? Apakah ini? Apakah itu? Duh Gusti, apakah pula makna pertanyaan? 5 “Saya ini Marsinah, buruh pabrik arloji. Ini sorga, bukan? Jangan saya diusir ke dunia lagi; jangan saya dikirim ke neraka itu lagi.” (Malaikat tak suka banyak berkata, ia sudah paham maksudnya.) sengsara betul hidup di sana jika suka berpikir jika suka memasak kata apa sebaiknya kita menggelinding saja bagai bola sodok, bagai roda pedati?” (Malaikat tak suka banyak berkata, ia biarkan gerbang terbuka.) “Saya ini Marsinah, saya tak mengenal wanita berotot, yang mengepalkan tangan, yang tampangnya garang di poster-poster itu; saya tidak pernah jadi perhatian dalam upacara, dan tidak tahu harga sebuah lencana.” (Malaikat tak suka banyak berkata, tapi lihat, ia seperti terluka.) 6 Marsinah itu arloji sejati, melingkar di pergelangan tangan kita ini; dirabanya denyut nadi kita, dan diingatkannya agar belajar memahami hakikat presisi. Kita tatap wajahnya setiap hari pergi dan pulang kerja, kita rasakan detak-detiknya di setiap getaran kata. Marsinah itu arloji sejati, melingkar di pergelangan tangan kita ini. (1993-1996) Sapardi Djoko Damono Buku: Melipat Jarak - Sapardi Djoko Damono
Nonton terus..diulang-ulang..makin nancep di benak.. Ngebayangin bagaimana sedih dan takutnya Marsinah kala itu.. 😭 Terima kasih sudah menyuguhkan karya seni yang luar biasa.. 👍🙏🙏🙏
Terima kasih, Madame.. mohon maaf tidak bisa menjawab dengan Bahasa Perancis, sudah lupa hihi 🙈 Terima kasih banyak, Madame atas apresiasi, dukungan, dan doanya 😇🙏🏻
kerennbgtt
Maacihh Najwa Cantik
Keren polll ....
MasyaaAllah, Bu Anikk.. maturnuwun sanget atas apresiasi dan dukungannya, ilmu dari Bu Anik sangat bermanfaat sampai sekarang, MasyaaAllah terharu 😩🙏🏻
Kerennnn
Terima kasih 🙌🏻
Keren euy😍😍ajarin dong xixixixi
Mbak, ngaca Mbak, anda lebih berpengalaman ☺️☺️
Luar biasa
Terima kasih, Bang Kadir.. sukses selalu untuk, Bang Kadir 🙌🏻🙏🏻
Asiikkk..
😁😁🙏🏻
SMGTTT
Thank youuu Aprilian 🙌🏻
Manteb
Terima kasih 🙏🏻
wadidaw bukan kaleng kalengg
Wadidaaww bukan kresek kresek wkwkwk, terima kasih Denia 🙌🏻🙏🏻
keceee betull ixoraaaa
Terima kasih Thaniaa yang juga kece abiss 🙌🏻
😊
Jhuoozzz... 👍👍👍 Lanjutkan... ❤️❤️❤️
Mantapp Pakdhee, terima kasihh ❤️❤️
Wihhh kerenn poll
Terima kasih Fikaa 🙏🏻❤️
Seniman banget sama kek si ahmadnya😂
Eh, ini temennya Aa' Ahmad ya? 😂🙏🏻
Yee ItongAde sa ae lu
nice
Terima kasih 🙏🏻
😂😂😂😂
SYAIR BUAT MARSINAH
KU PERSEMBAHKAN AIR MATA
" ,Syair teruntai," menangis pilu
Aku tak mau air mata tumpah
Sudah kering krontang
Bila untuk Marsinah masih tersisa.
Oh! Marsinah . . . .
masih ada air mata buatmu
Bila perlu aku akan mengais mengemis dengan telanjang kaki
Masih ada tidak terhingga
Jiwa jiwa perkasa nusantara
Air matanya jerih berkilau.
Marsinah tidurlah engkau!
Tidur dengan damai
Biarkan sekarang semangatmu
Dan pintarmu merangkai arloji
Dan segala napasmu srigala
Barangkali juga cara merebus ubi
Matangnya tumpah membakar semangat
Ijinkan untuk semua
Jiwa jiwa pejuang
Memiliki semuanya itu
Dan semuanya
Duhai MARSINAH sayang.
Oh Marsinah!!
Biarkan kami semua memiliki
Jangan katakan kami serakah
Relakan kepunyaanmu
Kami tukar dengan air mata
Karena kami tak punya apa apa lagi
Sudah barangkali dirampas
Dirampok di ujung jalan
Jalan demokrasi kepongahan
Karena kami sama sama tak paham
Akan dimana ujung dimokrasi
Katanya!!
Sampai di selat samudra
Kami tak punya kaki
Kami tak punya tangan
Untuk meraih demokrasi.
Oh!! Marsinah,"
Biarkan darahmu kami jadikan api
Kami jadikan peluru
Dan kami jadikan mesiu
Untuk bekal kami mengolah tanah
Agar padi umbi tumbuh subur
Di suatu saat kami datang
Pada batu nisanmu
Kami mampu persembahkan
Padi dan umbi
Untuk kau masak disana
Sehingga tak perlu air mata
Karena air mata
Sudah tak ada lagi
Sama sekali tak ada
Sudah sirna sirna tak tersisa
Untuk itu jangan menangis
Tangisan berarti menyerah kalah
Tak sudi angkat tangan
Pada srigala malam serakah
Sekali lagi tidurlah
Wahai engkau Marsinah.
🙏🙏 puisi dari pulau dewata untuk Marsinah.
Kren
Gilaaakk kerenn euuyy 🔥
Thank youuu Vitaa yang lebih keren hehe 🙌🏻🔥
Keren...berasa terbawa suasana..
Terima kasihh banyak, Bu.. 🙏🏻
Keren banget gan..emejing
keren puoll
Yang jadi marsinah punya kelas
Sukses ixoraaaa.... Go girl💪
MasyaaAllah Bu Nency, maturnuwun atas apresiasi dan dukungannya, sangat berharga dan berkesan 😇🙏🏻🔥
Kerennn kak
Terima kasih, Kak 🙌🏻🙏🏻
Kereeeeennnnnnnnnnnnnnnnn
Thank youuu 🙌🏻🙏🏻
Keren .....
Keren 🙌
Kereeeennn, bismillaah menanggg
Aamiiinnnn, terima kasih dukungannya Desyfa 🙌🏻
keren bgttt!!!
Terima kasih!!! 🔥🙏🏻
DONGENG MARSINAH
Karya: Sapardi Djoko Damono
1
Marsinah buruh pabrik arloji,
mengurus presisi:
merakit jarum, sekrup, dan roda gigi;
waktu memang tak pernah kompromi,
ia sangat cermat dan hati-hati.
Marsinah itu arloji sejati,
tak lelah berdetak
memintal kefanaan
yang abadi:
“kami ini tak banyak kehendak,
sekedar hidup layak,
sebutir nasi.”
2
Marsinah, kita tahu, tak bersenjata,
ia hanya suka merebus kata
sampai mendidih,
lalu meluap ke mana-mana.
“Ia suka berpikir,” kata Siapa,
“itu sangat berbahaya.”
Marsinah tak ingin menyulut api,
ia hanya memutar jarum arloji
agar sesuai dengan matahari.
“Ia tahu hakikat waktu,” kata Siapa,
“dan harus dikembalikan
ke asalnya, debu.”
3
Di hari baik bulan baik,
Marsinah dijemput di rumah tumpangan
untuk suatu perhelatan.
Ia diantar ke rumah Siapa,
ia disekap di ruang pengap,
ia diikat ke kursi;
mereka kira waktu bisa disumpal
agar lengkingan detiknya
tidak kedengaran lagi.
Ia tidak diberi air,
ia tidak diberi nasi;
detik pun gerah
berloncatan ke sana ke mari.
Dalam perhelatan itu,
kepalanya ditetak,
selangkangnya diacak-acak,
dan tubuhnya dibirulebamkan
dengan besi batangan.
Detik pun tergeletak
Marsinah pun abadi.
4
Di hari baik bulan baik,
tangis tak pantas.
Angin dan debu jalan,
klakson dan asap knalpot,
mengiringkan jenazahnya ke Nganjuk.
Semak-semak yang tak terurus
dan tak pernah ambil peduli,
meregang waktu bersaksi:
Marsinah diseret
dan dicampakkan -
sempurna, sendiri.
Pangeran, apakah sebenarnya
inti kekejaman? Apakah sebenarnya
sumber keserakahan? Apakah sebenarnya
azas kekuasaan? Dan apakah sebenarnya
hakikat kemanusiaan, Pangeran?
Apakah ini? Apakah itu?
Duh Gusti, apakah pula
makna pertanyaan?
5
“Saya ini Marsinah,
buruh pabrik arloji.
Ini sorga, bukan? Jangan saya diusir
ke dunia lagi; jangan saya dikirim
ke neraka itu lagi.”
(Malaikat tak suka banyak berkata,
ia sudah paham maksudnya.)
sengsara betul hidup di sana
jika suka berpikir
jika suka memasak kata
apa sebaiknya kita menggelinding saja
bagai bola sodok,
bagai roda pedati?”
(Malaikat tak suka banyak berkata,
ia biarkan gerbang terbuka.)
“Saya ini Marsinah, saya tak mengenal
wanita berotot,
yang mengepalkan tangan,
yang tampangnya garang
di poster-poster itu;
saya tidak pernah jadi perhatian
dalam upacara, dan tidak tahu
harga sebuah lencana.”
(Malaikat tak suka banyak berkata,
tapi lihat, ia seperti terluka.)
6
Marsinah itu arloji sejati,
melingkar di pergelangan
tangan kita ini;
dirabanya denyut nadi kita,
dan diingatkannya
agar belajar memahami
hakikat presisi.
Kita tatap wajahnya
setiap hari pergi dan pulang kerja,
kita rasakan detak-detiknya
di setiap getaran kata.
Marsinah itu arloji sejati,
melingkar di pergelangan
tangan kita ini.
(1993-1996)
Sapardi Djoko Damono
Buku: Melipat Jarak - Sapardi Djoko Damono
keren banget!
Aaaa thanks a lot, Mbak Anniss 🙌🏻
parah ini parah kerennya 🔥🔥🔥🤩
Terima kasih Mbak Suci aats apresiasi dan dukungannya ❤️🙏🏻
KEREEEEENN AAAAAA OMG KEREN
OMG ANGELL, THANKS A LOT 🌻❤️
Nonton terus..diulang-ulang..makin nancep di benak.. Ngebayangin bagaimana sedih dan takutnya Marsinah kala itu.. 😭
Terima kasih sudah menyuguhkan karya seni yang luar biasa.. 👍🙏🙏🙏
Terima kasih juga, Ibu.. atas apresiasi dan dukungannya, sangat bermanfaat dan memotivasi untuk terus berkarya ❤️🙏🏻
👏
🔥
Dedekk besok gini jugaa yaa
Kerennn ,, jarang generasi sekarang, berani exisss dengan seni yg satu ini ... Keren keren ,, lanjutkennn 👍🏻👍🏻👍🏻
Alhamdulillah, nggih, Pak.. maturnuwun apresiasi dan dukungannya kepada kami 🙏🏻😇
Suka banget
MasyaaAllah ....bagus banget 👍👍👍👍
Matursuwun, Budhe Rumit.. 😇🙏🏻
Masyaallah keren bgt 😍👏🏿👏🏿
MasyaaAllah terima kasihh dukungannya 😍🙏🏻
Mantappp nok...... Sukses selalu buat Rara ya.....
Aamiin, Bu Fifin.. matursuwun sanget atas dukungan dan doanya, Bu Fifin 🙏🏻😇
Wuiiiihh merinding, gokillll
Thank you, Pak ❤️ semua ini berkat support aa juga 😇🙏🏻
Merindinggg... Keren euy
Terima kasih Amaliaaa atas dukungannya 🙌🏻
Maa syaa Allah...
Bravo...très bien Rara..Madame merinding ..emosi ikut tercabik-cabik😊👍
Terima kasih, Madame.. mohon maaf tidak bisa menjawab dengan Bahasa Perancis, sudah lupa hihi 🙈
Terima kasih banyak, Madame atas apresiasi, dukungan, dan doanya 😇🙏🏻
kerenn sekalii smpe merindinggggg
Terima kasih Mbak Nurul 😇🙏🏻
Merindiinggg kerenn pollll🔥🔥🔥
Terima kasih cantiikk ❤️ terima kasih juga dukungannya 🙏🏻
Umiiiii keren abizzzzz pokoknya 😍😍
Eehh mama muda cantik mampiirr, terima kasih ❤️
Bagus sekali ,
Semoga sukses Mbk Rara dan tim 👍👍
MasyaaAllah dikomen Bu Kepala SMAN 14 Semarang, maturnuwun sanget, Bu Sulastri, atas apresiasi dan dukungannya 😇🙏🏻
MAJU MAJUU 😍😍
Bismillah Maju Jaya 🙏🏻 😍 wkwkwk
Keren Masyaallah👍🏻
MasyaaAllah, terima kasih atas dukungannya Zahra ❤️
Mengkeren🔥😭 Isni dan mba-mba yang lainnya semangatt yaa❤️
Huahh maturnuwun Mbak 🙏🏻❤️
nama backsound nya apa ya kak?
udah nemu blm kak? aku juga mau pakai
AAAA KEREN BANGETTT😭🔥🔥🔥
Terima kasih Nadaaa atas apresiasi dan dukungannya terharu parah 😭🔥🔥
Kerennnn
Terima kasih 🙌🏻
Kerennn sekaleee
Terima kasihh Auliaaa 🙌🏻
🔥