Kali pertama Indonesia menang Piala Uber ialah pada tahun 1975 diJakarta tewaskan juara bertahan Jepun 5-2 dalam perlawanan akhir. Kali kedua Indonesia menang Piala Uber lebih manis lagi sebab bermain dikandang sendiri dengan sokongan padu dari penyokongnya sendiri tuan rumah menamatkan sepuluh tahun genggaman China ke atas Piala Uber dengan kemenangan 3-2. Kedudukan dah jadi 2-2 tetapi bolehkah seorang pemain yang baru berusia 14 tahun boleh kalahkan seorang pemain yang jauh lebih berpengalaman darinya? Itu dijawab oleh Mia Audina malam itu dengan persembahan yang luar biasa. Mia yang kemudiannya berhijrah dan jadi rakyat Belanda mempanerkan permainan yang sungguh cemerlang sehingga Zhang Ning mati akal dan tidak boleh berbuat apa lagi malah akhirnya menyerah kalah dengan skor 11-7,10-12,11-4. Selepas hampir dua puluh tahun Piala Uber kembali diJakarta dengan perasaan amat berlega tetapi sungguh berbangga dan amat beremosi.Akhirnya tembok besar China dapat dirobohkan dengan kekalahan juara bertahan China 3-2.
Umur 14 th sudah mengikuti Uber cup dan menjadi penentu kemenangan..sungguh mental juara yg jarang dimiliki oleh atlit sekarang..jorji dan Fitri harus termotivasi oleh perjuangan Mia audina ini
Fitri yg plg gak bs diharapkan. Persis kayak Tommy Sugiarto. Kalau Jorji msh cenderung lbh bs diharapkan. Kayak dulu Greysia Polii di ganda putri cukup byk kalahnya/cukup byk out di awal2 turnamen/tengah2 turnamen. Tp akhirnya bs dpt emas di Asian Games 2014 perorgan ganda putri sm perunggu di Asian Games 2018 perorgan ganda putri. Trs di Olimpiade 2021 minimal Greysia Polii sekurang2nya mampu masuk 4 besar setelah mengalami kegagalan di perempat final Olimpiade Rio De Janeiro 2016, kegagalan di fase grup Olimpiade London 2012
1994 and 1996 were regarded as golden years for Indonesian badminton as in those two years not only the Thomas Cup was won but the Uber Cup as well. And from 1994-1996,Indonesia were undisputed masters of badminton be it the men and the women. These two feats were achieved in 1994 and 1996 when Indonesia were at their pinaccle of their success. And in the 1994 Thomas Cup/Uber Cup finals Indonesia not only brushed aside Cup holders Malaysia 3-0 at the Istora Senayan to avenge the 1992 Thomas Cup defeat but the women ended a ten year reign of China as the Uber Cup kingpins with a 3-2 victory. For Indonesia the recapturing of the Uber Cup from China came when fourteen years old Mia Audina delivered the winning point.And her opponent was Zhang Ning who would win successive gold medals in the 2004 Athens Olympics and the 2008 Beijing Olympics. Though a greenhorn Mia played like a season veteran to outplay Zhang Ning in the rubber set. This 1994 success in capturing both the Thomas Cup and Uber Cup was an impetus for Indonesia to repeat the feat at the 1996 Thomas Cup/Uber Cup finals in which they successfully retained both the Cups beating Denmark and China respectively. And those four glittering years unfortunately until now would and could not be duplicated and until now Indonesia have still yet to repeat those two historic feats achieved in 1994 and 1996 although Indonesia went on to win three more Thomas Cups in 1998,2000 and 2002.
Merinding bgt nonton ini, brrr.. Jadi inget sekeluarga nonton di dpn TV, deg2an setengah mati. 1994 Uber dan Thomas Cup berhasil bersanding di Indonesia. Mia Audina!! Umur 14 tahun coba, sebagai penentu, amazing, bermental juara dia. Indonesia bisa! Indonesia juara!
14 tahun..jadi penentu kemenangan...kita negara indonesia harus bangga kita pernah punya pemain sekelas Mia Audina..siapa sangka Mia audina jadi penentu kemenangan INDONESIA.. Diusia14 th...
Itu dah begitu lama.Dah dua puluh tujuh tahun Indonesia rampas Piala Uber dari juara bertahan China dengan kemenangan 3-2 diIstora Senayan. Pemain berusia 14 tahun Mia Audina kini rakyat Belanda perolehi mata kemenangan dan Piala Uber untuk tuan rumah Indonesia. Bukan sahaja Piala Uber dimenangi tetapi Piala Thomas juga dengan kemenangan mutlak 3-0 ke atas juara bertahan Malaysia. Juga kemenangan Indonesia ke atas juara bertahan China menamatkan sepuluh tahun genggaman China ke atas Piala Uber dari 1984 sehingga 1992.China tak pernah kalah sejak penyertaan pertama mereka dalam Piala Uber diKuala Lumpur Malaysia 1984.Hanya mereka kalah sekali kepada Korea Selatan dalam perlawanan peringkat kumpulan diPiala Uber diTokyo 1990.
Kejayaan yang sungguh cemerlang untuk bulutangkis Indonesia dari tahun 1994 sehingga 1996. Bukan sahaja Piala Thomas berjaya dirampas dari juara bertahan Malaysia dengan skor kemenangan 3-0 diIstora Senayan tetapi juga Piala Uber dimana tuan rumah menamatkan genggaman sepuluh tahun China ke atas Piala Uber sejak 1984. Dua tahun kemudian diHong Kong,Indonesia berjaya sekali lagi untuk mempertahankan kedua dua Piala tersebut.China sekali jadi mangsa Indonesia bila kalah 4-1 dalam babak akhir Piala Uber begitu juga Denmark yang tunduk 5-0 kepada Indonesia dalam perlawanan akhir Piala Thomas. Tahun 1994 dan 1996 merupakan tahun yang sungguh cemerlang untuk bulutangkis Indonesia tetapi malangnya selepas kemuncak kejayaan diHongKong Indonesia gagal mempertahankan Piala Uber diHongKong 1998 kalah 4-1 kepada China tetapi berjaya pertahankan Piala Thomas dengan menundukkan Malaysia 3-2 dibabak akhir.
Sejak kemenangan Piala Uber 1996 kalahkan China di Hongkong dengan 4-1 Indonesia gagal rampas kembali Piala Uber walaupun layak babak akhir tiga kali 1998,2000 dan 2008. Tiada Susi Susanti dan Mia Audina Indonesia ketandusan pemain handalan.
The fourteen year old teenager Mia Audina now a Dutch citizen rose to the occasion and played above herself to defeat China's Zhang Ning 11-7,10-12 and 11-4 to secure the winning point and the Uber Cup for Indonesia against defending champions China at the Bung Karno Istora Senayan in the 1994 Uber Cup final. For China who had won the Uber Cup continuously since 1984 and were hoping to win it for the sixth time,it was a bitter bill to swallow as they had expected the more seasoned and experienced Zhang to beat the relatively unknown greenhorn Mia.But Mia against all odds played scintillating badminton to defeat Zhang. The home team had earlier trounced South Korea 4-1 in the semifinals to send a warning to China that their ten year reign as the Uber Cup champions were about to end.
Mia Audina ketika itu baru berusia 14 tahun bermain dengan cemerlang untuk menundukkan pemain China untuk memberi mata kemenangan 3-2 kepada Indonesia diIstora Senayan. Walaupun Zhang Ning lebih berpengalaman dari Mia tetapi Mia bermain cukup cemerlang untuk membolehkan Indonesia sebagai tuan rumah merampas Piala Uber dari juara bertahan China yang telah memenangi Piala itu lima kali berturut turut dari tahun 1984 sehingga 1992 diKuala Lumpur. Kemenangan Mia ke atas Zhang Ning sungguh mendebarkan dan dramatik kerana pertarungan amat sengit tetapi Mia ada kelebihan sedikit dari sokongan padu peminat Indonesia.Sokongan peminat Indonesia yang tidak berbelah bahagi yang memberi kelebihan kepada Mia.Malah malam itu persembahan Mia sungguh luar biasa. Walaupun Zhang Ning kalah kepada Mia dalam Piala Uber akhir 1994 tetapi pemain ini akan memenangi dua emas Olimpik berturut turut diAthens 2004 dan diSydney 2008. Bagi Indonesia mereka akan berjaya mempertahankan Piala Uber diHongkong dua tahun kemudian.Lepas itu China akan terus dominisasi Piala Uber.
muhammad ridwan, kita seumuran, saat itu 1994 aku juga kelas 2 SMA, masih ingat nonton pertandingan ini, teriak-teriak, loncat-loncat sampai masuk kebawah meja saking seru dan tegangnya, haha
MIA AUDINA adalah pahlawan sepanjang masa tim uber indonesia dia penentu kemenangan tim uber indonesia 1994 dan mungkin ini adalah piala uber terakhir buat indonesia
Mia Audina seolah2 sdh berumur diatas 25 thn. Pd hal msh berumur 14 thn. Tp Mental nya permainan nya, sulit dipercaya. Dan sampai 12 Januari 2020, blm ada pemain bulutangkis yg bisa memecah kan rekor Mia Audina. Mia Audina si bocah ajaib...
Kemenangan pemain begitu muda Mia Audina yang baru berusia 14 tahun ke atas Zhang Ning dengan kemenangan 11-4 diset penentuan berhasil beri mata kemenangan 3-2 dan Piala Uber kepada tuan rumah Indonesia. Mia Audina yang kemudian berhijrah ke Belanda telah kalah set kedua dengan mata tipis 10-12. Tetapi dengan semangat juang yang begitu tinggi dan sokongan padu penonton Indonesia pemain Cina Zhang terpaksa akur kalah 11-4. Walaupun Zhang Ning kalah dan Cina gagal pertahankan Piala Uber yang dimenangi diKuala Lumpur untuk kelima kali berturut turut kekalahan kepada Mia menjadi satu pengajaran berguna.Zhang Ning lambat laun matang dan meniingkat prestasinya sehingga menang dua emas berturut diSukan Olimpik diSydney 2000 dan diAthens 2004. Babak final ini juga mempamerkan Yuliani Santosa yang kalah partainya.
Betul. Sesudah Susi Susanti dan Mia Audina, negara kami Indonesia belum ada lagi pemain badminton wanita yang hebat. Tak tahu kapan lagi Indonesia bisa punya pemain badminton wanita hebat. Berbeda dengan pemain lelaki, negara kami Indonesia punya banyak pemain badminton lelaki yang hebat. Kevin - Markus, Hendra - Ahsan, Fajar - Rian, Anthony Ginting, Jonathan Christie. Dulu kami punya Taufik Hidayat, Ricky - Rexy, Sigit - Chandra
@@yaktisuputri9939 Kita Malaysia pun sama.Selepas pengunduran Wong Mew Choo isteri kepada Lee Chong Wei tiada lagi muncul pemain wanita handalan. Goh Jin Wei juara dunia peringkat belia dan juga pemenang emas belia Sukan Olimpik tidak begitu konsisten dilanda setiap kali kecederaan. Tetapi Mixed doubles Kita amat menyerlah.
anak usia 14 tahun, memikul beban menjadi kunci kemenangan di pertandingan terakhir.....sungguh MENTAL INTAN BERLIAN.....sesuatu yang susah dari para pemain kita sekarang, karena permainan tidak melulu masalah teknik, skill, tapi yang satu ini "MENTAL JUARA" begitu sulit kita temukan di para pemain putri kita sekarang ini.....MAJU TERUS BULUTANGKIS INDONESIA !!!
It is now twenty eight years since Indonesia last won the Uber Cup and that was in the 1996 Uber Cup final with China at the Queen Elizabeth Stadium in Hong Kong. To date Indonesia has yet to regain back the Uber Cup and this year in Chengdu China despite reaching the final by upsetting defending champions South Korea 3-2, Indonesia were no matched for the home team China losing 3-0. It seems that Indonesia always have this tendency to look back to the glorious years of 1994 and 1996 when they succrssfully retained the Uber Cup beating China in both finals.😢
1994 Belum Lahir.. cara mainnta Zhangning beda banget pas di Era 2000 an. Kalau disini bola dikit2 mati, Kalau di Era 2000an Bola2nya kebayakan Rally dan Smash keras.
PBSI bikin kesalahan fatal. 7 calon pemain hebat di tunggal putri malah dibuang/gak dilolosin dlm test. Spy Mia Audina bs naik ke atas. Tp yg tjd? Susi Susanti berhenti krn hamil, Mia Audina pindah ke Belanda trs gak ada lg pengganti yg bs diandalin (kecuali Maria Kristin itu pun Maria Kristin cedera parah shg mesti berhenti di tengah jln)
Sambas sesdh pensiun dari TVRI thn 82 kemudian dipercaya ANTV live di Thomas Uber Jkt 94. Trs Sambas dipercaya RCTI live di Thomas Uber Hongkong 96, SEA Games 97, terakhir kalau gak salah Thomas Uber Hongkong 98
Iya dulu lama tandingnya. Krn blm rally point kayak skrng. Dulu kalau yg serve buat salah cuma pindah serve aja. Apalg ganda sebelum pindah serve mesti org ke 2 dulu. Jd 1 match aja ada yg nyampe 1 jam kira2. Dgn keadaan kayak gt 5 match baru kelar setelah tayang 5 jam
Kalau buat ukuran skrng jgn berharap utk itu. Masuk perempat final aja udh luar biasa. Soalnya skrng Indo blm ada lg tunggal putri yg bagus punya. Di beregu kayak gt tunggal putri lbh berpengaruh krn 1 pertandingan cuma 2 ganda sisanya 3 tunggal. Jarang perempuan di sini yg mau jd atlet
Salah PBSI di antaranya yg bikin Indo jd tdk punya lg pemain tunggal putri yg bs dibanggain. Calon pemain yg hebat (sekitar 7 pemain) tdk dilolosin spy Mia Audina bs dinaikin ke atas. Gak tahunya? Mia Audina pindah ke Belanda, Susi Susanti berhenti main badminton krn hamil. Sejak itu gak ada lg tunggal putri Indo yg bs diharapkan kecuali Maria Kristin itu pun Maria Kristin dgn cpt mesti berhenti krn cedera parah
Sambas emg gak ada tandingannya di badminton. Suara Sambas identik sm badminton. Makanya habis pensiun dr TVRI Sambas dipakai ANTV buat Thomas Uber 94. Trs Sambas dipakai RCTI buat Thomas Uber Hongkong 96/SEA Games 97
@@wisnuadiputra4843 Sambas salah 1 senior yg jagoan di industri penyiaran Indonesia. Suara Sambas dijamin bikin penonton betah buat stay tune di dpn tv selain suara baritonnya yg enak didgr. Sebelum memandu Thomas Uber 94 di ANTV Sambas lebih dulu ngetraining personil2 RCTI utk meliput Olimpiade Barcelona 92. Sambas diantaranya ngetraining presenter2 RCTI kayak cara berbicara di dpn kamera. Kebetulan aku tahu itu dari Mitra Alamsyah yg dulu jd pelaksana produksi di acara2 olahraga RCTI
@@wisnuadiputra4843 Halahhh sdh parah komentator tv jaman now mah hahaha. Pokoké two thumbs down pisan. Bikin kuping pengeng. Mrk2 itu byk yg kayak kardus kosong. Penonton asa gak dpt apa2 dari mrk. Yg ada org yg jeli malah mls duluan sm yg begituan
1994 Belum Lahir.. cara mainnta Zhangning beda banget pas di Era 2000 an. Kalau disini bola dikit2 mati, Kalau di Era 2000an Bola2nya kebayakan Rally dan Smash keras.
Kali pertama Indonesia menang Piala Uber ialah pada tahun 1975 diJakarta tewaskan juara bertahan Jepun 5-2 dalam perlawanan akhir.
Kali kedua Indonesia menang Piala Uber lebih manis lagi sebab bermain dikandang sendiri dengan sokongan padu dari penyokongnya sendiri tuan rumah menamatkan sepuluh tahun genggaman China ke atas Piala Uber dengan kemenangan 3-2.
Kedudukan dah jadi 2-2 tetapi bolehkah seorang pemain yang baru berusia 14 tahun boleh kalahkan seorang pemain yang jauh lebih berpengalaman darinya?
Itu dijawab oleh Mia Audina malam itu dengan persembahan yang luar biasa.
Mia yang kemudiannya berhijrah dan jadi rakyat Belanda mempanerkan permainan yang sungguh cemerlang sehingga Zhang Ning mati akal dan tidak boleh berbuat apa lagi malah akhirnya menyerah kalah dengan skor 11-7,10-12,11-4.
Selepas hampir dua puluh tahun Piala Uber kembali diJakarta dengan perasaan amat berlega tetapi sungguh berbangga dan amat beremosi.Akhirnya tembok besar China dapat dirobohkan dengan kekalahan juara bertahan China 3-2.
Umur 14 th sudah mengikuti Uber cup dan menjadi penentu kemenangan..sungguh mental juara yg jarang dimiliki oleh atlit sekarang..jorji dan Fitri harus termotivasi oleh perjuangan Mia audina ini
Fitri yg plg gak bs diharapkan. Persis kayak Tommy Sugiarto. Kalau Jorji msh cenderung lbh bs diharapkan. Kayak dulu Greysia Polii di ganda putri cukup byk kalahnya/cukup byk out di awal2 turnamen/tengah2 turnamen. Tp akhirnya bs dpt emas di Asian Games 2014 perorgan ganda putri sm perunggu di Asian Games 2018 perorgan ganda putri. Trs di Olimpiade 2021 minimal Greysia Polii sekurang2nya mampu masuk 4 besar setelah mengalami kegagalan di perempat final Olimpiade Rio De Janeiro 2016, kegagalan di fase grup Olimpiade London 2012
1994 and 1996 were regarded as golden years for Indonesian badminton as in those two years not only the Thomas Cup was won but the Uber Cup as well.
And from 1994-1996,Indonesia were undisputed masters of badminton be it the men and the women.
These two feats were achieved in 1994 and 1996 when Indonesia were at their pinaccle of their success.
And in the 1994 Thomas Cup/Uber Cup finals Indonesia not only brushed aside Cup holders Malaysia 3-0 at the Istora Senayan to avenge the 1992 Thomas Cup defeat but the women ended a ten year reign of China as the Uber Cup kingpins with a 3-2 victory.
For Indonesia the recapturing of the Uber Cup from China came when fourteen years old Mia Audina delivered the winning point.And her opponent was Zhang Ning who would win successive gold medals in the 2004 Athens Olympics and the 2008 Beijing Olympics.
Though a greenhorn Mia played like a season veteran to outplay Zhang Ning in the rubber set.
This 1994 success in capturing both the Thomas Cup and Uber Cup was an impetus for Indonesia to repeat the feat at the 1996 Thomas Cup/Uber Cup finals in which they successfully retained both the Cups beating Denmark and China respectively.
And those four glittering years unfortunately until now would and could not be duplicated and until now Indonesia have still yet to repeat those two historic feats achieved in 1994 and 1996 although Indonesia went on to win three more Thomas Cups in 1998,2000 and 2002.
Merinding bgt nonton ini, brrr.. Jadi inget sekeluarga nonton di dpn TV, deg2an setengah mati. 1994 Uber dan Thomas Cup berhasil bersanding di Indonesia. Mia Audina!! Umur 14 tahun coba, sebagai penentu, amazing, bermental juara dia. Indonesia bisa! Indonesia juara!
1994 belum lahir, ketika melihat sekarang sudah seperti merasakan kebanggaan kemenangan indonesia ❤️
Tahun kelahiranku
@@abdulmuizzuddin3921 0
@@nawirpaktaji7889 y
Padahal Mia waktu itu baru berusia 14 tahun tapi mentalnya sungguh luar biasa ..
14 tahun..jadi penentu kemenangan...kita negara indonesia harus bangga kita pernah punya pemain sekelas Mia Audina..siapa sangka Mia audina jadi penentu kemenangan INDONESIA.. Diusia14 th...
Itu dah begitu lama.Dah dua puluh tujuh tahun Indonesia rampas Piala Uber dari juara bertahan China dengan kemenangan 3-2 diIstora Senayan.
Pemain berusia 14 tahun Mia Audina kini rakyat Belanda perolehi mata kemenangan dan Piala Uber untuk tuan rumah Indonesia.
Bukan sahaja Piala Uber dimenangi tetapi Piala Thomas juga dengan kemenangan mutlak 3-0 ke atas juara bertahan Malaysia.
Juga kemenangan Indonesia ke atas juara bertahan China menamatkan sepuluh tahun genggaman China ke atas Piala Uber dari 1984 sehingga 1992.China tak pernah kalah sejak penyertaan pertama mereka dalam Piala Uber diKuala Lumpur Malaysia 1984.Hanya mereka kalah sekali kepada Korea Selatan dalam perlawanan peringkat kumpulan diPiala Uber diTokyo 1990.
Kejayaan yang sungguh cemerlang untuk bulutangkis Indonesia dari tahun 1994 sehingga 1996.
Bukan sahaja Piala Thomas berjaya dirampas dari juara bertahan Malaysia dengan skor kemenangan 3-0 diIstora Senayan tetapi juga Piala Uber dimana tuan rumah menamatkan genggaman sepuluh tahun China ke atas Piala Uber sejak 1984.
Dua tahun kemudian diHong Kong,Indonesia berjaya sekali lagi untuk mempertahankan kedua dua Piala tersebut.China sekali jadi mangsa Indonesia bila kalah 4-1 dalam babak akhir Piala Uber begitu juga Denmark yang tunduk 5-0 kepada Indonesia dalam perlawanan akhir Piala Thomas.
Tahun 1994 dan 1996 merupakan tahun yang sungguh cemerlang untuk bulutangkis Indonesia tetapi malangnya selepas kemuncak kejayaan diHongKong Indonesia gagal mempertahankan Piala Uber diHongKong 1998 kalah 4-1 kepada China tetapi berjaya pertahankan Piala Thomas dengan menundukkan Malaysia 3-2 dibabak akhir.
Sejak kemenangan Piala Uber 1996 kalahkan China di Hongkong dengan 4-1 Indonesia gagal rampas kembali Piala Uber walaupun layak babak akhir tiga kali 1998,2000 dan 2008.
Tiada Susi Susanti dan Mia Audina Indonesia ketandusan pemain handalan.
La yang ini THN berapa??
Rekor ya,14 tahun? Penentu lagi riskan tapi top bgt.....salut
The fourteen year old teenager Mia Audina now a Dutch citizen rose to the occasion and played above herself to defeat China's Zhang Ning 11-7,10-12 and 11-4 to secure the winning point and the Uber Cup for Indonesia against defending champions China at the Bung Karno Istora Senayan in the 1994 Uber Cup final.
For China who had won the Uber Cup continuously since 1984 and were hoping to win it for the sixth time,it was a bitter bill to swallow as they had expected the more seasoned and experienced Zhang to beat the relatively unknown greenhorn Mia.But Mia against all odds played scintillating badminton to defeat Zhang.
The home team had earlier trounced South Korea 4-1 in the semifinals to send a warning to China that their ten year reign as the Uber Cup champions were about to end.
Mia Audina ketika itu baru berusia 14 tahun bermain dengan cemerlang untuk menundukkan pemain China untuk memberi mata kemenangan 3-2 kepada Indonesia diIstora Senayan.
Walaupun Zhang Ning lebih berpengalaman dari Mia tetapi Mia bermain cukup cemerlang untuk membolehkan Indonesia sebagai tuan rumah merampas Piala Uber dari juara bertahan China yang telah memenangi Piala itu lima kali berturut turut dari tahun 1984 sehingga 1992 diKuala Lumpur.
Kemenangan Mia ke atas Zhang Ning sungguh mendebarkan dan dramatik kerana pertarungan amat sengit tetapi Mia ada kelebihan sedikit dari sokongan padu peminat Indonesia.Sokongan peminat Indonesia yang tidak berbelah bahagi yang memberi kelebihan kepada Mia.Malah malam itu persembahan Mia sungguh luar biasa.
Walaupun Zhang Ning kalah kepada Mia dalam Piala Uber akhir 1994 tetapi pemain ini akan memenangi dua emas Olimpik berturut turut diAthens 2004 dan diSydney 2008.
Bagi Indonesia mereka akan berjaya mempertahankan Piala Uber diHongkong dua tahun kemudian.Lepas itu China akan terus dominisasi Piala Uber.
waktu pertandingan ini ketika Idul Adha tahun 1994 pas malem takbiran...usia 16 tahun kelas 2 SMA...
muhamad ridwan wah saya blm lahir tuh
Dan sya nonton hari ini pas mlm takbiran idul adha tahun 2018
muhammad ridwan, kita seumuran, saat itu 1994 aku juga kelas 2 SMA, masih ingat nonton pertandingan ini, teriak-teriak, loncat-loncat sampai masuk kebawah meja saking seru dan tegangnya, haha
Joy Alexander gmn kbar pak... smg selalu sehat n panjang umur
@@revandtumhiho8868 kabarnya dlm keadaan sehat walafiat, harapan yg sama juga buat bapak sehat senantiasaa dan panjang umur
MIA AUDINA adalah pahlawan sepanjang masa tim uber indonesia dia penentu kemenangan tim uber indonesia 1994 dan mungkin ini adalah piala uber terakhir buat indonesia
1996 indonesia menang HAHAHAHA
ya anda benar gan sejak piala uber 94 saya sdh tidak pernah lagi mengikuti tim uber indonesia
Mia Audina seolah2 sdh berumur diatas 25 thn. Pd hal msh berumur 14 thn. Tp Mental nya permainan nya, sulit dipercaya. Dan sampai 12 Januari 2020, blm ada pemain bulutangkis yg bisa memecah kan rekor Mia Audina. Mia Audina si bocah ajaib...
Kemenangan pemain begitu muda Mia Audina yang baru berusia 14 tahun ke atas Zhang Ning dengan kemenangan 11-4 diset penentuan berhasil beri mata kemenangan 3-2 dan Piala Uber kepada tuan rumah Indonesia.
Mia Audina yang kemudian berhijrah ke Belanda telah kalah set kedua dengan mata tipis 10-12.
Tetapi dengan semangat juang yang begitu tinggi dan sokongan padu penonton Indonesia pemain Cina Zhang terpaksa akur kalah 11-4.
Walaupun Zhang Ning kalah dan Cina gagal pertahankan Piala Uber yang dimenangi diKuala Lumpur untuk kelima kali berturut turut kekalahan kepada Mia menjadi satu pengajaran berguna.Zhang Ning lambat laun matang dan meniingkat prestasinya sehingga menang dua emas berturut diSukan Olimpik diSydney 2000 dan diAthens 2004.
Babak final ini juga mempamerkan Yuliani Santosa yang kalah partainya.
Betul. Sesudah Susi Susanti dan Mia Audina, negara kami Indonesia belum ada lagi pemain badminton wanita yang hebat. Tak tahu kapan lagi Indonesia bisa punya pemain badminton wanita hebat. Berbeda dengan pemain lelaki, negara kami Indonesia punya banyak pemain badminton lelaki yang hebat. Kevin - Markus, Hendra - Ahsan, Fajar - Rian, Anthony Ginting, Jonathan Christie. Dulu kami punya Taufik Hidayat, Ricky - Rexy, Sigit - Chandra
@@yaktisuputri9939 Kita Malaysia pun sama.Selepas pengunduran Wong Mew Choo isteri kepada Lee Chong Wei tiada lagi muncul pemain wanita handalan.
Goh Jin Wei juara dunia peringkat belia dan juga pemenang emas belia Sukan Olimpik tidak begitu konsisten dilanda setiap kali kecederaan.
Tetapi Mixed doubles Kita amat menyerlah.
Benerr bener warga indonesia dari dulu gue blm lahir, nntn badminton kayak nonton bola di stadion wkwkwk
Hoohh..luarrr biasa yaaa indonesia
Suasana di Istora wkt itu begitu ricuh. Securitynya runyam ngontrolnya
2 pemain fenomenal di masanya...
anak usia 14 tahun, memikul beban menjadi kunci kemenangan di pertandingan terakhir.....sungguh MENTAL INTAN BERLIAN.....sesuatu yang susah dari para pemain kita sekarang, karena permainan tidak melulu masalah teknik, skill, tapi yang satu ini "MENTAL JUARA" begitu sulit kita temukan di para pemain putri kita sekarang ini.....MAJU TERUS BULUTANGKIS INDONESIA !!!
It is now twenty eight years since Indonesia last won the Uber Cup and that was in the 1996 Uber Cup final with China at the Queen Elizabeth Stadium in Hong Kong.
To date Indonesia has yet to regain back the Uber Cup and this year in Chengdu China despite reaching the final by upsetting defending champions South Korea 3-2, Indonesia were no matched for the home team China losing 3-0.
It seems that Indonesia always have this tendency to look back to the glorious years of 1994 and 1996 when they succrssfully retained the Uber Cup beating China in both finals.😢
Kapan yaaa, bisa juara lagi? Kangen kek gini
14 th = Kelas 2 SMP
EMEJIINGG... ❤️
Aku kelas 1
24thn yg lalu, masih brasa berdebar debar juga nontonnya
Sy saat itu usia masih kls 4 SD
Dan saat ini tahun 2021
Yok siapa yg se angkatan SM sy???
mudah2an pemain2 putri Indonesia semakin hebat2, tidak mudah olokan semakin dewasa walaupun masih usia muda dan menjadi top dunia..............
1994 Belum Lahir.. cara mainnta Zhangning beda banget pas di Era 2000 an. Kalau disini bola dikit2 mati, Kalau di Era 2000an Bola2nya kebayakan Rally dan Smash keras.
partai kenangan yang belum bisa disamai sm generasi sekarang..semoga susi bisa bikin tunggal putri bangkit lagi
Bhkn negara2 besar bulutangkis
Dengan semangat tinggi indonesia rebut piala uber
Aku belum. Lahir kalian sudah gemparkan dunia josa indonesia
Susi susanti,penggantinya mia audinia,teruss ga ada penggantinya lgi sampe sekarang yg sekelas mereka,bangkit lah sektor putri bulu tangkis indonesia
PBSI bikin kesalahan fatal. 7 calon pemain hebat di tunggal putri malah dibuang/gak dilolosin dlm test. Spy Mia Audina bs naik ke atas. Tp yg tjd? Susi Susanti berhenti krn hamil, Mia Audina pindah ke Belanda trs gak ada lg pengganti yg bs diandalin (kecuali Maria Kristin itu pun Maria Kristin cedera parah shg mesti berhenti di tengah jln)
@@MrRyanbandung Maria Kristin pun maish belum pernah tembus final
@@ridhwan012 minimal Maria K dpt perunggu lah wkt pas Olimpiade Beijing 2008. Masuk 4 besar aja udh termasuk yg luar biasa
Ini mengingatkan sy wkt mia hampir kalah di set ke 2, sy gg brani nonton dan milih nyemplung ke kolam renang... Hahaha... Hbs tegang banget wkt itu...
Begitu antusias ny
penontonnya ky nonton bola .. ane masih smp nih wktu itu emosional bgt momen itu haha
Wah sama donk...smp klas brapa?ane masih klas 2 mo naik klas 3 smp kala itu
Dan edes y lg mia bru umur 14.sekarang susah skali ws indonesia bgkit.
Mau ngumpulin orang yg datang ke istora waktu itu, masih ada gak ya? 😂
knp sekrg jarang bgt yg servis forehand ya?
Fenomenal 14 th smash an nya gledek
Sambas reporter legendaris
Sambas sesdh pensiun dari TVRI thn 82 kemudian dipercaya ANTV live di Thomas Uber Jkt 94. Trs Sambas dipercaya RCTI live di Thomas Uber Hongkong 96, SEA Games 97, terakhir kalau gak salah Thomas Uber Hongkong 98
msh ingat dlu dibela2in begadang buat nonton piala uber ma thomas...
Iya dulu lama tandingnya. Krn blm rally point kayak skrng. Dulu kalau yg serve buat salah cuma pindah serve aja. Apalg ganda sebelum pindah serve mesti org ke 2 dulu. Jd 1 match aja ada yg nyampe 1 jam kira2. Dgn keadaan kayak gt 5 match baru kelar setelah tayang 5 jam
Indonesia baru'3uber
Kpn kita jadi juara ubercuplagi y???
Kalau buat ukuran skrng jgn berharap utk itu. Masuk perempat final aja udh luar biasa. Soalnya skrng Indo blm ada lg tunggal putri yg bagus punya. Di beregu kayak gt tunggal putri lbh berpengaruh krn 1 pertandingan cuma 2 ganda sisanya 3 tunggal. Jarang perempuan di sini yg mau jd atlet
Gk ada lg Di ind skrng yg sprt Susi SUsanti,Mia Audina.
Kala itu bnar2 luar biasa.
Sekarang pemain tunggal putri Ind, tdk bs di harapkan
Salah PBSI di antaranya yg bikin Indo jd tdk punya lg pemain tunggal putri yg bs dibanggain. Calon pemain yg hebat (sekitar 7 pemain) tdk dilolosin spy Mia Audina bs dinaikin ke atas. Gak tahunya? Mia Audina pindah ke Belanda, Susi Susanti berhenti main badminton krn hamil. Sejak itu gak ada lg tunggal putri Indo yg bs diharapkan kecuali Maria Kristin itu pun Maria Kristin dgn cpt mesti berhenti krn cedera parah
dulu belum jamannya teriakan "indonesia... plok...plok...plok...plok...plok..."
Mndg.lht sg.legend drpd skt.hti n kcwa lht gda ptra v bs andalin
Kapan piala Thomas dan Uber bisa kmbali ke genggam Indonesia lgi ya
Zang Ning from loser to become The greatest badminton women player ever,,bravo
Gk mngkin ada penggnti drpd CI Susi Susanti n Ci Mia Audina..pemain tunggl putri skrg kbnykn main wifi an..
Ternyata ea ea ea udah ada dari jaman dulu 😂😂
Ternyata kata2 ea dah ada dr dulu
Dulu ea doang, seharang ea hu ea huu wkwkwk
Susi Susanti = Godfather
Mia Audina = Vito Corleone
Itu penonton teriakin "satu satuu ya? Anw Zhangning ini kakaknya Zhangnan?
Sahur sahur
Bukaannnn.....
kangen :-(
Berpindah tangan = berpindah servis 😅
Kapan Indonesia bisa meraih gelar Uber Cup Lagi,terakhir juara tahun berapa ya
96
legenda di masa lalu.. bahkan pemain sekelas zhaning pun mesti keteteran berhadapan dengan Indonesia. sekarang mah sektor putri melempem
Kesel liat suporter nya..mlah kaya suporter ultras Besiktas lho😂😂😂😂 kya maen bola 😂😂😂
Great mia
Anteve jaman bahela
Semoga lahir mia audina baru di indonesia aminnn
Ya rasanya sangat sulit
Pemain sekarang gak ada yang punya semangat seperti dulu
manusia ajaib Mia Audina
Kapan juara lagi
17:38
R.I.P Sambas Mangundikarta
Sambas emg gak ada tandingannya di badminton. Suara Sambas identik sm badminton. Makanya habis pensiun dr TVRI Sambas dipakai ANTV buat Thomas Uber 94. Trs Sambas dipakai RCTI buat Thomas Uber Hongkong 96/SEA Games 97
@@MrRyanbandung suara bariton nya yang khas dari ( almarhum ) Bung Sambas
@@wisnuadiputra4843 Sambas salah 1 senior yg jagoan di industri penyiaran Indonesia. Suara Sambas dijamin bikin penonton betah buat stay tune di dpn tv selain suara baritonnya yg enak didgr. Sebelum memandu Thomas Uber 94 di ANTV Sambas lebih dulu ngetraining personil2 RCTI utk meliput Olimpiade Barcelona 92. Sambas diantaranya ngetraining presenter2 RCTI kayak cara berbicara di dpn kamera. Kebetulan aku tahu itu dari Mitra Alamsyah yg dulu jd pelaksana produksi di acara2 olahraga RCTI
@@MrRyanbandung kalau sekarang mah dikit-dikit Jebret sana Jebret sini 😂
@@wisnuadiputra4843 Halahhh sdh parah komentator tv jaman now mah hahaha. Pokoké two thumbs down pisan. Bikin kuping pengeng. Mrk2 itu byk yg kayak kardus kosong. Penonton asa gak dpt apa2 dari mrk. Yg ada org yg jeli malah mls duluan sm yg begituan
ANTEVE
an seo yeong jaman dulu 😁
those overhead of mia...
Suporternya dengerku kok
saur..saurr ya
Tgl 7 juni 2019 nontonnya. Supporter aq dgr bilang sahur sahur
1994 saya blum lahir
muda
Kek Juve lawan AC milan
Pemain China ini ( Zang ning ) kalah lawan Mia audina langsung digampar pelatihnya kalau ngga salah….”
Edes penonton y,kapan lg uber d tgn indo.putri2 indonesia sekrang masih tidur.
Wharf bola kecil
KASIH AJA KYAK MIA SKRG 1 BUAT INDO , PASTI WS INDO JADI SMANGAT JUGA BUAT MENANG
apa yg penonton teriakan ya?apa Yahoo...yahoo😂
Sahur..sahur..bro.haha biar bngunn y kali
Sayang ga konsisten dan makin ndut… setelah ini mba NIA sering bener dibikin babak belur sama ci Zangjing
Iya Mia Audina dibikin babak belur sm Zhang Ning wkt pas Mia Audina udh pindah ke tim badminton Belanda.
Kl s.4 sd
Sama donk
Sahur....sahur....sahur...sahur... bener gak sih.... hehehe
Bukan... tapi Allahu Akbar 3x, pertandingan ini pas di malam takbiran Idul Adha
saurrrrr saurrrrrr😭
Pemain China Terlihat gelisah dan Down.
Serem penontonnya
udh kayak mo ambruk tribunnya. kerennn
Pemain China gugup tuh.. suporter Indonesia membludak
Tp pemain China minimal menang 2 partai. 1 partai Han Jingna (kalahin Yuliani Sentosa), 1 partai Ge Fei-Gu Jun (kalahin Eliza-Zelin Resiana)
Klh 4 s d.tp w ngrti ap2
Komentator wanitanya PEMBAWA SIAL.
1994 Belum Lahir.. cara mainnta Zhangning beda banget pas di Era 2000 an. Kalau disini bola dikit2 mati, Kalau di Era 2000an Bola2nya kebayakan Rally dan Smash keras.
Dikerubutin pnonton broo... Tegang juga mngkin... Gaya bmainya tdak kluar