KISAH KAROMAH KH ABBAS BUNTET CIREBON
HTML-код
- Опубликовано: 8 мар 2022
- KH Abbas Abdul Jamil Buntet Pesantren sebagai sosok ulama yang sakti mandraguna. Betapa tidak, berbagai cerita lisan mengisahkan peran heroiknya dalam menumpas sekutu di Surabaya pada Perang 10 November 1945. Ada yang menyebut sorban, tasbih, hingga kacang hijau yang dilemparkannya mampu menjatuhkan pesawat tempur yang siap membombardir Kota Pahlawan itu. Ada pula yang menyebut alu-alu untuk menumbuk padi beterbangan atas izin Allah swt. melalui perantara doa yang dibacanya.
Tidak hanya itu, Kiai Abbas juga ahli bela diri. H Ahmad Zaeni Hasan menceritakan sebuah peristiwa penodongan terhadap Kiai Abbas. Saat itu, sebilah pisau di tangan preman sudah berada di leher Sang Kiai, sedangkan tangan kanan Kiai Abbas tengah membawa Al-Qur’an. Saat santri hendak menyergap preman itu, beliau mencegahnya. Dengan gerakan yang sangat cepat, keadaan tetiba berbalik, preman berhasil dijatuhkan Kiai Abbas. Keahliannya dalam bela diri itu menyita cukup banyak waktu Kiai Abbas. Dari dalam kamarnya, kerap terdengar suara hentakan kaki dan benturan tubuh. Iya, Kiai Abbas menguji tetamu yang sengaja datang untuk belajar kepadanya, memperdalam ilmu bela dirinya. Развлечения
subhanallah alhamdulillh sprti sayah baru bangun dri tidur sayah sayah merasa banga dan terharu skali meliat ttayangan di yutub memrbahas sejarah bun pes karna thn 1972 _1975
sayah mts disitu ya allah smoga guru '-guru kami yg ada lpi bunpes slalu di rahmati allah swt 'amin-amin yarobbal alamiiiiiiiin,
Alhamdulillah atas izin Allah, dan diizinkan 0lej Penerus Pondok Buntet, "Gus Faris" bisa hadir dan berdo'a di tempat Beliau di Pondok Buntet Pesantren Cirebon. 🙏🙏🙏
Luarbiasa,,,
Ulama A'lim khos Pejuang mempertahankan Kemerdekaan NKRI dan para Pendiri NU/Ahlussunnah waljama'ah di sepanjang Pantura dari Banten,Cirebon hingga Banyuwangi Pasaknya Ulama' Pulau Jawa hingga menyebar ke seluruh Nusantara
Nyimak
Siap
Mabruk
tunggu "macan soko kulon"..kata mbah Hasyim ketika bung tomo meminta izin berperang