Ustad tapi suaminya saya meningalkn saya tapi saya tidak meninggalkn belajar zikir ini apa bisa ustad ngasih sulisi ke saya sedangkn saya gk ada di indonesia terjebak dg keadaan
Wa'alaikumussalam Wrwb... Alhamdulillah, akhirnya satu frekuensi dengan Tpod Chanel ini... semoga barokah ya Mbak... tetap bersemangat latihannya, dzikirnya, karena ini kuncinya, kunci untuk menembus proses-proses perjalanan batin spiritual kita menuju kualitas batin terhalus... Amin yal Ghofur yar Rohim...
Wa'alaikumussalam Wrwb... Klo dekat, langsung saja ke Pondok Pesantren Suryalaya... atau bisa dilihat di situs resmi Ponpes Suryalaya berkenaan dengan Wakil talqin Pangersa Abah Anom di berbagai daerah: suryalaya.org/wakil_talqin.html
Trimakasih ilmu ny pak ustadz...sy mw tyk pak ustadz...mn yg lebih baik dilakukan jikir qolbu atw jikir jahir sperti lailahailallah🙏agar lbih cpt membersihkn batin kita mohon pncrhan nya ustdz
Dalam penjelasan Pangersa Abah Anom, yaitu dalam Miftahus Shudur, ada pertanyaan yang sama seperti ini ya, mana yang utama, dzikir jahr atau khofi? Beliau menjelaskan, bahwa dzikir jahr lebih utama bagi hati yang keras (kotor), dzikir khofi lebih utama bagi yang jam'iyyah (mudah fokus dan konsentrasi). Jadi, keduanya, dzikir jahr dan khofi, keduanya sama-sama penting ya... Dzikir jahr utama, awalnya, untuk membersihkan hati kotor, melembutkan hati yang keras. Dzikir khofi utama untuk menguatkan fokus dan konsentrasi, men-tetap-kan ingatan, juga latihan untuk mengembangkan kesadaran (keingatan). Nanti, pada akhirnya, dzikir jahar itu juga menjadi alat hebat untuk mengembangkan kesadaran. Maka, dalam TQN, jahr dan khofi tetap diamalkan seimbang. Misalnya, ketika tawajjuh yang lama, kepala pusing, pandangan gelap, dengan sangat cepat, maka, dzikir paling utama adalah dzikir jahr. Kemudian, bila fokus kita bagus, kita mampu menghimpun ingatan yang pecah berantakan itu, maka dzikir paling utama adalah khofi (tawajjuh). Tetapi, tujuan dzikir adalah kesadaran setiap saat (dawam hudhur). Kita perlu mengembangkan kesadaran kita, agar bahagia batin dan cerdas sepiritual (makrifat). Maka, nanti, dzikir yang paling hebat untuk pengembangan kesadaran ini, adalah dzikir jahr. Jadi, ada proses perjalanan dzikir sebetulnya: (1) dzikir jahr, untuk pembersihan dan pelembutan hati,(2) dzikir khofi takalluf, dipaksakan, biasanya melalui bantuan jari, (3) dzikir khofi thob', jadi kebiasaan, natural, khofi sudah hidup, fokus sudah bagus, sudah bisa duduk tawajjuh yang lama hingga 1 jam, dan (4) dzikir sirr, latihan mengembangkan kesadaran. Setelah proses ini, kita kembali lagi kepada dzikir jahr (khofi tetap dipertahankan), tapi bukan untuk pembersihan hati, tetapi latihan untuk mengembangkan kesadaran setiap saat.
Trumakasih penjelasan nya pak ustadz....sy mw tyk lagi...apa itu jikir nafas,saya seorg TN tp sy blm byk tau tntg jikir...tuk saat ini yg sy inginkn membersihkan hati dn fikiran saya dr kotoran negatf,jikir mn yg hrs sy lakukan dlu untuk membershkn hati dn fikirn ini...sy lht di yutub jikir nafas kty bgus tuk membersihkan smw kburukan diri ini....mohon pncrhn nya...dn sy mohon doa nya ustdz sy bisa brtmu dgn Allah trbuka dinding hijab sy 😢
@@linacantik7517 Dzikir napas memodel meditasi yang umum kita kenal, hanya dilekatkan dzikir saja, yaitu bersamaan keluar masuk napas. Maka, dzikir napas disebut juga meditasi dzikir. Ini juga bagus untuk ketenangan dan pengembangan kesadaran. Hanya agak berbeda dengan tawajjuh dalam TQN bimbingan Pangersa Abah Anom, karena objeknya bukan napas, tapi jantung (qolbu), sebagaimana yang direkomendasikan Baginda Nabi SAW. Namun yang perlu kita perhatikan, baik meditasi dzikir napas maupun tawajjuh, itu biasanya diamalkan terbimbing oleh seorang Syaikh Mursyid, agar hasil dan faidah benar-benar bisa dirasakan. Inilah yang dijelaskan Pangersa Abah Anom dalam Miftahus Shudur. Kemudian, bila kita ingin mengamalkan tawajjuh (meditasi dzikir) yang lama, seperti dalam TQN, boleh saja. Namun, yang perlu kita perhatikan, bila ketika kita duduk diam tawajjuh yang lama itu kaki kesemutan dngan sangat cepat, kepala sangat pusing, pandangan gelap, maka sebaiknya tunda dulu semangatnya untuk tawajjuh. Silahkan ambil dzikir jahr dulu. Ini adalah kebijaksanaannya. Kenapa dzikir jahar? Karena sebetulnya kepala pusing, misalnya, itu karena hati masih menyimpan memori negatif besar dan dominan di bawah sadar. Keadaan hati seperti ini sangat mengganggu duduk diam tawajjuh. Maka, kita ambil dzikir jahr, yang fungsi utamanya adalah untuk merilis memori negatif, dan karena ada musik dan tarian juga di dalamnya yang akan lebih menenangkan bagi batin yang bodoh dan gelisah, sehingga kita lebih mudah untuk membersihkan memori negatif dari hati bawah sadar kita. Namun demikian, bila fokus kita sudah bagus, kesadaran oke, alangkah lebih baiknya memperbanyak duduk diam tawajjuh yang lama. Walau sebentar, yang penting rutin, maka akan segera akan diperoleh manfaatnya bagi kesucian, ketenangan, dan kesadaran batin.
Saya klo tawajuh gk prnh pusing atw gelap....yg sy rs kn paling cm ksemutan itu pun kdg2...jikir jahr itu mksd ny cmn pak...jikir syriat ya yg di ucpkn dimulut
@@linacantik7517 Oh sangat bagus ya... Klo begitu, bagus juga bila diperdalam tawajjuhnya, diperkuat latihannya... nanti, bila ada kesempatan, ada baiknya belajar langsung dari seorang Syaikh Mursyid, seorang Ahli dzikir beneran, agar lebih terbimbing. Dzikir jahr itu, bisa juga disebut dzikir syariat, karena memang diucapkan dengan lisan. Dzikir jahr merupakan tahapan awalnya dalam proses pembinaan batin, yaitu pembersihan hati (lin nafyi, tazkiyyah, tashfiyyah, takkhliyyah). Setelah itu dzikir tawajjuh, untuk ketenangan (inner peace, thuma'ninah) dan kesadaran setiap saat (awareness, mindfulness, hudhur)
Kalo menurut Abah dzikir jahat lebih dr 165 kali sehabis sholat malah lebih baik lebih mudah selain hati ini cepat bersih juga semakin dekat untuk mendekatkan diri kepada Allah karena yg pernah dicontohkan oleh murid Abah yaitu Abah Ali surabaya dzikir jam 12 mlm selesai shubuh itu selama 3 tahun dan juga oleh KH zezen menyarankan suluk selama 3 hari full dengan dzikir jahar setiap bulan ternyata 2 orang tsb yaitu Abah Ali mencapai makom makrifat dan KH zezen makom yg luar biasa sekali dan Abah Anom tidak pernah menerangkan harus 165 pas tidak boleh lebih itu Abah tidak pernah sekalipun mengatakan harus pas 165 malah lebih banyak lebih bagus ..mohon maaf bila ada salah kata ..saya dr Suramadu
@@ahmadhendrik6683 Oh saya mohon maaf bila ada penjelasan yang kurang berkenan ya... Bagus sekali karena kita ingin belajar mendalami dzikir tarekat, tetapi sebaiknya informasi yang kita peroleh itu dirujukkan kepada kalam-kalam Pangersa Abah secara langsung, sehingga pengertian kita benar-bena kuat dan mendalam. Adapun mengenai makrifat, nanti insya Alloh akan saya jelaskan secara khusus dalam video tersendiri, karena memang banyak salah faham mengenai pengertian makrifat ini, yang seringkali makna terminologisnya menyimpang dari makna etimologisnya. Adapun mengenai jumlah dzikir 165, itulah ketetapan dari Pangersa Abah Anom dalam kitab Miftahus Shudur, dan angka ini boleh ditambah sebanyak-banyaknya, tapi jangan kurang, walau dalam dzikir jamaah. Tapi kita pun harus tahu, bahwa Pangersa Abah Anom tidak hanya menjelaskan dzikir jahar. Ada empat tingkatan dzikir: (1) dzikir jahar, (2) dzikir khofi takalluf, (3) dzikir khofi thob', dan (4) dzikir sirr. Dzikir sirr inipun seringkali tidak dijelaskan dengan benar, karena memang tidak banyak orang sampai ke dzikir tingkat ini. Dzikir khofi thob' saja kadang belum, karena dzikir khofi masih pakai ketukan jari, masih ketiduran, masih goyang badannya (belum tawaqquf), ruhnya masih melekat pada badannya (ruh jismani).
Asslmkm misalnya kalau sdh bersih memory negative, bisa tdk ingat lagi. Mohon penjelasan ma'rifat. Saya orang bodoh yg butuh ilmu pak ustadz sedang bljr dzikir, mohon di jelaskan tauhid afal, dan pada frekuensi hati mana ya. Mohon ilmunya pak ustadz
Alaikumussalam Wrwb... Bila hati telah bersih dari suatu memori negatif, maka memori itu tidak akan teringat lagi, kecuali bila memori itu dimasukkan kembali ke dalam hati, maka memori itu akan melekat lagi dan akan teringat lagi. Namun, perlu kita pahami, bahwa memori di hati itu, maksudnya adalah memori bawah sadar ya... Jadi, cara untuk mengetahuinya, kita dzikir yang lama, duduk tawajjuh yang lama, maka bila memori negatif itu muncul sendiri, itu artinya masih ada di hati. Tetapi, bila dia tidak muncul lagi, itu tanda hati telah bersih darinya. Jadi, bukan kita sengaja mengingat ya. Bila kita sengaja mengingat memori negatif itu, maka bukan ingatan seperti yang dimaksud ya. Jadi, ketika kita tidak berpikir, ketika kita fokus tawajjuh dan memejamkan mata itu. Jadi, kita perhatikan saja dalam duduk diam tawajjuh memejamkan mata, bila memori ngatif itu tidak muncul, berarti hati telah bersih darinya. Adapun dalam dunia nyata, kita masih ingat secara sadar, bukan ini maksudnya. Ibaratnya, memori negatif itu hanya di otak, tidak lagi tersimpan di hati. Makrifat, artinya pengetahuan spiritual (spiritual knowledge), maka cara mendapatkannya tentu saja bukan dengan cara-cara intelektual (membaca buku, misalnya), tapi cara-cara spiritual. Caranya, yang paling dahsyat, adalah duduk diam tawajjuh yang lama. Kita menguatkan kesadaran dzikir, dimulai di frekuensi hati yang disebut lubb (akal makrifat). Buah dzikir yang fokus penuh kesadaran ini, itulah makrifat. Makrifat itu, bukan seperti, misalnya kita dzikir, lalu muncul pengetahuan2 entah dari mana, dan kelihatannya memang bagus-bagus. Apalagi klo kita sedang membuat karya ilmiah, sedang membuat bahan ceramah, itu kadang banyak ya pikiran2 bagus. Ingat, pengetahuan yang diperoleh dengan cara seperti ini, yang memang dilihat dari kemunculannya seakan-akan ilham, ini bukanlah makrifat, ini adalah tipudaya (muhaddatsat), yang dalam kalam Pangersa Abah Anom harus dinafikan, dibuang. Ciri pengetahuan makrifat, buah fokus dan kesadaran dzikir itu, adalah otomatis dan spontan sifatnya, tanpa melibatkan nalar intelektual sedikitpun. Misalnya kita ditanya, siapa Tuhanmu? Kita langsung jawab Alloh. Siapa Nabimu? Kita langsung jawab Baginda Nabi SAW. Siapa orangtuanya? Kita langsung otomatis menjawab. Ini makrifat. Namun bila kita ditanya, kita menjawabnya dengan banyak berpikir, maka ini disebut ilmu, bukan makrifat. Pun, otomatis di sini, makrifat, bukan hanya di pikiran saja, bukan di perkataan saja, tetapi juga di perbuatan. Otomatis berbuat baik, maka ini makrifat. Otomatis sholat, sangat ringan, ini makrifat perbuatan. Otomatis sayang ke orang lain, tidak ada ganjalan sedikitpun pada kawan maupun lawan, ini makrifat perbuatan. Jadi, makrifat itu mengenai pikiran, perkataan, dan perbuatan. Insya Alloh, nanti kita akan perdalam mengenai makrifat ini, di video tersendiri. Kemudian tauhid af’al. Tauhid itu memusatkan, mesatukan, mentunggalkan, menghimpun. Af’al, jamak dari fi’l, artinya perbuatan-perbuatan. Seperti kaca pecah, kita satukan. Ini tauhid. Perbuatan kita banyak (af’al, perbuatan-perbuatan), lalu kita satukan menjadi satu perbuatan. Ini tauhid af’al. Perbuatan yang banyak itu kita kerucutkan, kita pusatkan, kita satukan, sehingga perbuatan itu menjadi esa, tunggal, satu, tetap. Maka, tentu saja, bila demikian, tauhid af’al (tauhid perbuatan2), itu bukan perbuatan zahir, karena tidak mungkin disatukan, dihimpun. Maksudnya adalah perbuatan batin atau hati kita. Bila demikian, tentu kita sudah tahu yang dimaksud tauhid af’al itu apa dan bagaimana caranya, yaitu duduk diam tawajjuh yang ajeug panceug, yang baqo’, yang mentetap, yang tunggal, ingatan tidak mendua, tidak menyimpang kemana-mana. Inilah tauhid af’al. Dan hubungannya dengan frekeuensi hati, yang semuanya ya (shodr, qolb, fuad, syaghof, lubb, sirr, dan ana), namun dnegan kadar yang berbeda. Perspektif yang saya jelaskan ini perspektif tarekat ya (hati), bukan perspektif teologi kalam (logika).
Misalnya dosa dahulu pada orang lain ada dimemory bawah sadar, jika misalnya ada pas waktu dzikir, misalnya sdh tdk ada lagi di bawah sadar. Apakah dosa sdh diAmpuni, secara syariat harus minta maaf.
@@damaisejahtera8665 Dalam ilmu spiritual Islam (tasawuf), ada keistimewaan tersendiri, bahwa kita semua secara ruhaniah saling terhubung. Kita terhubung dengan orang-orang di sekitar, melalui nur frekuensi hati yang kita pancarkan. Klo ada orang baik ke kita, itu karena di hati kita ada kebaikan. Klo ada orang marah sama kita, itu karena di hati ada kemarahan. Kita terhubung dengan orang lain sesuai keadaan hati kita sendiri. Jadi, secara hakikat, bila ketika dzikir, memori negatif itu tidak ada, berarti hati telah bersih dari memori itu; ini pertanda kita tidak lagi menyimpan ganjalan kepada dia, kita sudah memaafkan dengan tulus kesalahan dia (kita). Maka, hati kita yang lapang ini akan terkoneksi kepada dia, dan dia pun lapang hati juga kepada kita. Secara hakikat, kita telah bebas dari dosa, kita tidak akan dihukum karenanya. Silahkan perdalam materi ini dalam "Dzikir dan Tiga Fungsi Hati". Akan tetapi, dalam kehidupan dunia ini, lapang hati harus dibuktikan dalam pergaulan sehari-hari. Bila memang telah lapang hati, ya silaturahmi ke dia, ya bercanda lagi, ya bermuamalah lagi. Kecuali karena alasan jarak yang jauh atau alasan emergensi lainnya, ini tentu saja dimaafkan.
@@thepowerofdzikir terimakasih atas ilmunya, saya lagi butuh ilmu, saya dulu seorang emosional, karena faktor tertentu. Mohon doakan saya pak ustadz saya ingin selamat dunia akhirat.
@@damaisejahtera8665 Amin Amin... Insya Alloh dengan dzikir, semua kebaikan, zahir dan batin, akan diperoleh. Khan demikian ya janji dalam Tanbih... Kita hanya perlu sedia untuk duduk dzikir, dzikir, dan dzikir, maka perubahan besar akan menjelang. Jangan heran nanti, bila sang emosional itu nanti berubah secara ajaib menjadi sangat lembut dan sangat susah untuk marah. Perubahan hasil olah spiritual itu memang ajaib dan fantastis.
Assalamu allaikum...kang uztad..mohon ijin mengamal kan nya...semoga saja kami bisa..mohon juga doa nya uztad..semoga berkah barokah...salm knal dari cilacap..
Wa'alaikumussalam wrwb... Insya Alloh bisa, memang seperti itulah yang dijanjikan oleh Baginda Nabi SAW di dalam hadits Beliau. Dzikir akan membersihkan kotoran-kotoran batin kita, akan menyembuhkan luka-luka batin kita. Bila belum berhasil, tentu bukan haditsnya yang salah, melainkan cara kita yang belum maksimal di dalam pengamalannya.
Matur suwun ustad..slm TQN dari cilacap...banyakk orang ikut torekoh banyak jga ora ber dzikir..tpi tdak menggunakan tata cara yg benar...alkham dulilah dengan wejangan sampeann semoga bisa menambahh pemahamman khusus nya buat saya umum nya semua laku spiritual..semoga juga keberkahan menyelimuti kita semua...trimakasihh ustad lanjuttt...
Alhamdulilaaah penjelasanya pk ustd pisikosomatik termasuk depresi bukan y pk ustd .......temen saya ada yg depresi pk ustd apa bisa sembuh dengan zikir sir pk ustd sebelum dan sesudah saya ucapkan terimakasih pk ustd
Depresi insya Alloh bisa sembuh juga dengan dzikir, tetapi utamanya dzikir jahr ya... Yang penting waktu dzikir jahr itu jangan berpikir... Dzikir dan dzikir saja, biarkan dzikir bekerja secara otomatis dan digital pada batin, dengan cara tidak berpikir tadi... Mana nanti depresi, dan penyakit psikosomatik lainnya, akan tersenbuhkan olehnya.
Assalamualaikumwr wb mohon di kasi vidio Do'a nabi adam yg di baca oleh ustad tolha muslih yg sama kaya istigfar ya ustad karna kalau dengar itu kaya mau solat subuh di suryalaya walaupun saya jauh dari suryalaya trimakasih
Wa'alaikumussalam... Doa Taubat Nabi Adam: bit.ly/DoaTaubatNabiAdam Suara Kang Kamaludin, Pengganti Ustad Toha Muslih, di Masjid Nurul Asror Ponpes Suryalaya... Mangga... Semoga barokah...
Wa'alaikumussalam Wrwb... Alhamdulillah... semoga niatnya dimudahkan dilancarkan ya... Klo talqin di ponses Suryalaya, selalu ada klo di momen acara Manaqiban (setiap pagi tanggal 11 bulan hijriyah) atau sholat Jumat. Di waktu yang lain ada juga, cuma nggak bisa dipastikan. Boleh juga dicari informasinya di link berikut: bit.ly/WakilTalqinSuryalaya
Wa’alaikumussalam… Dzikir yang benar adalah dzikir yang sesuai dengan petunjuk-Nya (QS. Al-Baqoroh/2: 198), dan untuk mendapatkan dzikir yang benar diperoleh dari Ahli dzikir (QS. Al-Anbiya’/21: 7). Karena itu, tuntunan seorang Ahli dzikir mengenai dzikir merupakan dzikir yang sesuai dengan petunjuk-Nya. Di dalam tradisi TQN Suryalaya, dzikir jahar diamalkan sebanyak 165 kali, maka inilah dzikir yang sesuai dengan petunjuk-Nya itu, melalui tuntunan Syaikh Mursyid Pangersa Abah Anom di dalam kitab Beliau Miftahus Shudur. Maka, sebaiknya, tidak dikurang dan juga tidak berlebihan. Terlebih bila dizkir demikian diamalkan secara berjamaah, sebakda sholat fardhu. Kenapa demikian? Karena dzkir bukan sekadar ritual untuk mendapatkan pahala dan karomah, namun lebih penting dari itu, dzikir merupakan latihan untuk menguatkan mental dan komitmen. Bila kurang dari 165, ini menunjukkan komitmen yang sangat rendah. Refleksi dzikir demikain di dalam kehidupan, selalu mengerjakan sesuatu tidak tuntas, seringkali putus di tengah jalan. Walaupun dikerjakan sampai tuntas, namun cenderung asal-asalan. Kalau kuliah, tidak tamat; tamat pun, hanya asal tamat. Maka, angka 165 itu adalah latihan untuk menguatkan komitmen. Apapun yang tejadi, selelah dan sebosan apapun, kita tetap mentuntaskan hingga 165. Seperti itulah kehidupan ini, tidak melulu bahagia. Kadang ada sedih, jenuh, dan sebagainya, namun, bila komitmen kuat, kita akan tetap mentuntaskan tugas-tugas kehidupan dalam keadaan sepahit apapun. Karena semua kepahitan itu tidak lama, kita hanya perlu sedikit kesabaran. Pada akirnya, timernya akan berbunyi, kita sampai di angka 165, dan semuanya akan normal kembali. Kuliah ada tamatnya, kerja ada akhir kontraknya. Tuntaskan, hingga timernya berbunyi. Maka dalam hikmah Pangersa Abah Anom, “Jangan berhenti berkerja meskpun disakiti orang,” karena seluruh kesakitan ada akhinya, seluruh kisah ada endingnya. Bagaimana bila berlebih dari 165? Inipun merupakan refleksi dari batin yang kurang komitmen, tidak disiplin. Giliran semangat kerja lupa waktu, pekerjaan di bawa ke rumah, abai sama anak dan juga isteri. Seorang Sufi itu berpikir dan berbuat secara bersahaja dan sederhana, selalu menjadi budak waktunya. Tidak berlebihan ke bawah, tidak pula berlebih ke atas; tidak ekstrim pada ujung salah satu dua kutub. Tawasuth, moderat, jalan tengah, inilah tasawuf. Bila 165, ya sudah, tetap bertahan di angka 165. Waktunya sholat ya sholat, waktunya kerja ya kerja, waktunya bersama anak dan isteri ya ruh dan jasadnya juga ada bersama anak dan isterinya. Apa yang dijelaskan di atas itu adalah persepekti syariat, dzikir diamalkan sebakda sholat fardu, “Bila engkau telah mengerjakan sholat, maka berdzikirlah.” (QS. An-Nisa’/4: 103). Kewajiban syariat yang dilembagakan oleh tarekat. Karena memang, kebanyakan manusia, walau sudah masuk ke dalam lingkungan tarekat, namun kesadaranna masih melekat pada asbab syariat, dan untuk kesadaran yang demikian, tarekat pun memfasilitasinya. Akan tetapi, bila kesadaran syariat (kewajiban dzikir) telah meningkat menjadi kesadaran tarekat (kebutuhan dzikir), maka dzikir akan melampau batas-batas syariat, maka di sini dzikir yang banyak akan diamalkan (QS. Al-Ahzab/33: 41). Kesadaran tarekat ini akan terus meningkat pada kesadaran makrifat dan hakikat (perspektif Sirrul Asror). Artinya, dzikir yang awalnya hanya ditujukan untuk kewajiban, untuk mendapatkan pahala dan karomah, ditingkatkan menjadi dzikir untuk pembersihan batin (tarekat), ketenangan batin (makrifat), dan kesadaran setiap saat (hakikat).
Angka 165 kalo jamaah bila kurang 165 Ndak masalah karena secara berjamaah dan seorang imam dengan angka yg kurang 165 tsb ditanggung orang banyak bila kita hitung secara global maka angka yg didapat secara berjamaah malah lebih dr 165 kali dan apalagi dzikir yg lebih dr 165 kali malah tambah bagus itu adalah versi Abah Anom bila waktu kerja kita harus tetap kerja jadi dzikir yg lebih dr 165 kali waktu habis sholat fardhu itu disesuaikan dengan keadaan juga dan bila tengah mlm mau dzikir 1 jam ato sampe shubuh bila mampu lebih silahkan aja malah tambah bagus ,karena udah ada contohnya ,,kita ikuti aja yg menjadi contoh tsb ..bila kita mampu dlm ukuran kita saja /semampunya spt murid Abah Anom yg berhasil mencapai tujuan tasawuf yaitu Abah Ali surabaya dan murid Abah yg lainnya masih banyak yakni mencapai makom makrifat ..maaf sekedar sharing trims
@@ahmadhendrik6683 Terimakasih komentarnya, sangat bagus ya... Jadi benar sekali, apapun yang dari Pangersa Abah Anom, kita harus pegang dengan teguh. Dzikir jahar itu idealnya adalah 165, tidak lebih tidak kurang, ini adalah latihan komitmen, dan tidak boleh kurang dari itu, walau dalam dzikir jamaah. Adapun bila kita sendirian, atau dengan jamaah tapi dengan komitmen bersama, maka dzikir jahar sangat dianjurkan sebanyak-banyaknya. Apa tujuan puncak dari dzikir jahar? Yaitu bersihnya hati dari al-muhdatsat, dari sampah-sampah batin yang besar, seperti sampah keangkuhan, sampah kemarahan, dan sebagainya. Apakah dzikir jahar bisa mencapai maqom makrifat? Tidak, kecuali seorang pedzikir telah bisa duduk diam tawajjuh yang lama hingga tenang di maqom lubb, maka dzikir jahar baru bisa mendatangkan makrifat, dan bahkan semua perbuatan (dagang, ngajar, dsb), bisa mendatangkan makrifat. Hanya saja, terjadi kesalah-fahaman mengenai perjalanan puncak dzikir jahar, yaitu tangisan katarsis, seakan terbuka alam gaib, mengalami pengalaman yang fantastis, dan sebagainya... Maaf saudaraku, ini bukan makrifat, ini adalah katarsis, yang pengalaman katarsis ini seringkali dialami perdzikir pemula. Apa itu katarsis? Habis buang kotoran besar. Jadi, sampah batin besar, memori negatif yang besar, seperti memori keangkuhan, memori kemarahan, dan sebagainya, itu berkeluaran dengan dzikir jahar. Walau setelah itu seorang pedzikir bertemu ilusi ini dan ilusi itu, sangat indah dan fantastis, namun sumber utama (illat-nya) adalah karena membuang kotoran batin yang besar itu. Jadi, tolong difahami dengan baik masalah ini... Ledakan batin saat dzikir jahar itu bukan makrifat, tapi habis buang kotoran besar. Ya seperti badan kita, buang kotoran. Tapi masalahnya batin kita, selama ini, berpuluh-puluh tahun kadang, tidak pernah mengerti bagaimana cara membuang kotoran batin. Maka sekali dzikir tarekat, buang kotoran batin, langsung terjadi ledakan emosional, langsung fana, langsung katarsis. Jadi begitu ya, bukan makrifat, tapi katarsis. Makrifat tidak di dzikir jahar, tapi dalam duduk diam tawajjuh di maqom Lubb. Silahkan pelajari video saya "Lapisan Frekuensi Hati".
@@thepowerofdzikir Assammualaikum wr wb...punten mas mau nanya...sy sedang zikir posisi zikir di dalam kamar seorang diri tiba2 seperti ada cahaya KILAT di dpn saya...sy kaget dan terbuka mata saya ternyata tdk ada apa2...dan saya truskan zikir lg dan tidak lama kemudian ada cahaya KILAT lagi.di dpn.saya...kejadian itu thn 1987 sy masih kuliah d bdg....CAHAYA KILAT itu apa ya mass...??..mohon penjelasannya mas..makasih wassalam...
Wa'alaikumsalam wrwb... Memang sebaiknya berakhir ganjil, karena itulah dzikir jahr jumlahnya di kitaran 165. Ini bagian dari pembelajaran dzikir. Ketidakmampuan berhenti di angka ganjil, ini menunjukkan kesadaran batin yang masih lemah. Tidak apa-apa, yang penting kita tetap berusaha untuk berhenti di bilangan ganjil.
Assalamualaikum wrb.. pak Ustadz jila mau bertanya2 lbh lanjut, di Jakarta Selatan hubungi siapa pak? Trus taqlin itu apa ya pak.. Mohon maaf... saya benar2 baru mau belajar.. Msh nol.
Wa'alaikumussalam Wrwb... Talqin, itu sederhananya kita belajar dzikir kepada seorang Ahli dzikir, yaitu Syaikh Mursyid. Di TQN Suryalaya, Syaikh Mursyidnya Pangersa Abah Anom (Syaikh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin RA). Sekarang ini kita bisa talqin di berbagai daerah melalui Wakil talqin. Untuk informasi Wakil talqin resmi Pangersa Abah Anom, kita bisa lihat di situs resmi Ponpes Suryalaya, yaitu www.suryalaya.org/wakil_talqin.html Dari sini, kita pun bisa mengetahui pergerakan TQN di Jakarta, termasuk di Jakarta Selatan.
Wa'alaikumussalam Wrwb... Fungsi utama khotaman adalah untuk membersihkan hati kita. Ketika hati bersih, maka khotaman akan memberikan karomah keberlimpahan, dunia dan akhirat. Tapi, bila kita sudah khotaman, hidup rasa masih susah, misalnya, maka itu karena hati kita masih kotor. Khotaman masih berkerja pada pembersihan batin. Nanti, ketika hati bersih, khotaman akan memberkan karomah yang luar biasa bagi kehidupan dan keperlimpahan, Yang terpenting, khotaman adalah perjalanan ruh kita, bagaimana batin kita yang tadinya kasar akhirnya menjadi semakin lembut di tingkat ya Lathif.
Assalamu'alaikum....., Pak ustadz kan masih susah utk tdk menganalisis. Bgmn kl saat berdzikir kita menganalisis sifat2 Allah saja. Atau menganalisis arti dari kalimat Laa Ilaha IllaAllah, boleh Tidak?
Wa'alaikumussalam... Menganalisis sifat-sifat Alloh, berarti kita merenungkannya (tafakkur dalam pengertian umum), menghayati makna ontologis dan aksiologis dari kalimat dzikir itu, sehingga terbitlah pengertian yang lebih luas mengenai sifat-sifat Alloh ini. Ini merupakan aktivitas berpikir yang sangat bagus ya. Memang dzikir pun bisa menjadi alat untuk muhasabah, kaji diri, merenung, menghayati, tadabbur, tafakkur, dan sebagainya. Memang ada isyarat ini dalam ayat dan hadits. Itu boleh saja bila sejak awal kita telah berniat untuk menghayati hal ini, atau menganalisisnya, dalam arti kita menghadirkan berbagai premis dan variabel pemikiran. Boleh saja ya, bila sejak awal kita berniat untuk itu di dalam dzikir yang kita lakukan. Akan tetapi, bila dzikir itu diniatkan untuk membersihkan batin, maka seluruh kegiatan berpikir sangat terlarang, haram muakkad, agaknya ya, saking terlarangnya. Kenapa dilarang? Karena berpikir itu menghambat kerja digital dzikir untuk membersihkan batin. Dengan berpikira, sampah-sampah batin itu tidak keluar dari batin, tapi tertekan, terendap, sehingga batin tetap menyimpan dan memelihara sampah-sampah batin itu. Seperti lantai di kamar kita, ada sampah di atasnya, tapi kita tidak membersihkannya, kita hanya membentangkan tikar atau karpet. Untuk sementara lantai memang terlihat bersih. Akan tetapi, ketika tikar atau karpet itu rusak, maka sampah di bawahnya akan terlihat kembali, dan bahkan karpet atau tikar itu pun menjadi sampah baru di kamar kita. Pikiran itu seperti karpet yang hanya menekan sampah-sampah batin kita. Ketika pikiran lemah dan kadaluarsa, karena lalai dan lupa, maka sampah batin dibawahnya akan berkeluaran kembali dan mengganggu kehidupan kita, zahir dan batin. Jadi, tergantung niat kita ya... Apa niat awal kita berdzikir. Merenung atau membersihkan? Merenung boleh saja melalui kendaraan dzikir, tapi ini hanya untuk kecerdasan intelektual. Padahal untuk kecerdasan intelektual, kita bisa mengasahnya di majlis-majlis ilmu, di lembaga-lembaga intelektual ya... Akan tetapi, bila kita ingin memperoleh kesadaran setiap saat, berarti kita harus mulai untuk membersihkan batin. Gelisah, capek, lelah, dan sebagainya, ketika kita dzikir itu, itu sangat bagus, itu tanda dzikir telah berkerja sangat baik membersihkan batin. Namanya bersih-bersih ya, pasti lelah, pasti keringatan. Tapi tidak apa, karena setelah susah ada mudah, setelah sulit ada gampang, setelah bersih-bersih, kita akan mendapatkan batin yang tenang, dan kemudian juga akan mendapatkan kesadaran setiap saat. Dzikir untuk pembersihan merupakan langkah awal untuk kecerdasan spiritual.
Kemudian, bagaimana cara agar kita tidak menganalisis? Caranya adalah dengan menguatkan kesadaran atau keingatan pada dzikir. Makin kuat keingatan dan kesadaran pada dzikir, makin terbebaslah kita dari makhluk analisis itu. Bila masih belum mampu, maka kita harus dzikir yang lebih banyak lagi. Karena justeru makhluk analisis itulah yang menjadi sampahnya, telah menjadi tabiat bawah sadar. Dengan dzikir yang banyak, analisis semakin lama akan semakin melemah. Bila kita mengalami katarsis, baik itu dalam bentuk ledakan tangisan, dan lainnya, maka itu pertanda melemahnya makhluk analisis yang mengendap di batin bawah sadar kita. Setelah itu, maka kita akan lebih mudah untuk merasakan dan menyadari dzikir.
Alhamdulillah sekian lama saya mencari meditasi yang sesuai, akhirnya sy diketemukan dengan channel ini. Ada kah nombor WA untuk saya hubungi.. Terima kasih.
@@kesumajiwa3550 Ya tentu saja, khan sudah jelas perintahnya, baik dalam al-Quran maupun Sunnah, siapaun, di manapun, dalam posisi apapun, semua kita bisa berdzikir.... dan, dzikir adalah akbar (paling besar, paling utama, paling ekselen). Maka, alangkah lebih baiknya bila kita belajar dzikir yang sudah akbar itu tadi kepada Ahli dzikir, yaitu Syaikh Mursyid yang muktabar yang silsilah Beliau bersambung kepada Alloh kepada Rosululloh, maka tentu akan lebih akbar lagi. Firman-Nya, "Bertanyalah kepada Ahli dzikir, jika kalian tidak mengetahui (cara dzikir yang benar)."
assalamualaikum pak ustadz? jika kita dzikir jahar apa harus di barengi dzikir khopi? atau kita fokus ke lafadz dzikir jahar saja? terima kasih wassalamualaikum
Wa’alaikumussalam… Dzikir jahar, ya dzikir jahar… dzikir khofi, ya dzikir khofi… Tidak akan bisa dibarengi dzikir jahar dengan dzikir khofi. Seperti kita mengucapkan basmalah sekaligus baca al-hamdulillah, tidak akan bisa bukan? Membaca basmalah dulu, baru membaca al-hamdulillah… Pun juga, dalam penjelasan Pangersa Abah Anom, dzikir (jahar dan khofi) itu bukan tujuan, tetapi alat. Bila diibaratkan dzikir jahar adalah sapu ijuk, dzikir khofi adalah vacum, emang kita bisa menggunakan kedua alat itu sekaligus? Agaknya, tidak mungkin ya… Jadi, ketika dzikir jahar ya fokus ke dzikir jahar; ketika dzikir khofi, fokus dzikir khofi. Memang dalam sebagian kalam Pangersa Abah Anom di dalam kuliah Beliau terdapat ungkapan, dzikir jahar dan khofi teh kudu (harus) menyatu. Ungkapan ini kemudian dimaknai seakan-akan dzikir jahar sambil khofi, atau dzikir jahar barengan dengan dzikir khofi. Berbeda ya… Mari kita fahami ini dengan bijaksana, agar kita tidak terjebak pada pengertian yang justeru akan menyulitkan diri kita sendiri di dalam amaliah. Kata kuncinya, dzikir itu bukan tujuan, tetapi alat. Ini harus betul2 kita fahami. Kemudian, apa yang dimaksud dengan dzikir jahar menyatu dengan khofi? Ini sebetulnya tidak mudah untuk difahami, kerena kesatuan jahar dan khofi, istilah lainnya disebut kesatuan jasad, ruh, dan rasa (tiga ikan satu mata, yang menyatu di satu titik latifah qolbi). Ini merupakan wilayah pembicaraan lubb, sirr, dan ana (dari tujuh lapisan frekuensi hati yang disebut Pangersa Abah Anom: dada, qolbu, fuad, syaghof, lubb, sirr, dan ana). Maka, dalam kalam Pangesa Abah yang lain, dzikir teh harus tembus ke rasa, maksudnya dzikir benar-benar tidak lagi berpikir, menilai, atau menganalisis. Ini mungkin agak susah untuk difahami ya, tapi sudah saya jelaskan di dalam “Dzikir Tawajjuh untuk Kesadaran.” Di tingkat inilah baru kita bisa faham apa yang dimaksud kesatuan jahar dan khofi. Bila kita belum faham dzikir untuk kesadaran ini, maka muncul pengertian seperti tadi, dzikir seakan harus barengan dengan khofi, dan lain sebagainya. Bila demikian, prinsip dasar ketika dzikir jahar, ya dzikir jahar saja. Yang kita rasakan hanya dzikir jahar. Tidak usah kita dipusingkan apakah ini menyatu dengan khofi atau tidak. Bagaimana cara merasakan dzikir jahar? Seperti yang Mbak Resa sebut tadi, fokus aja pada lafaznya, atau bisa juga pada gerakan dzikir jahar. Inilah yang disebut merasakan dzikir. Istilah merasakan dzikir ini, agar lebih mudah dimengerti, sebaiknya menggunakan istilah “menyadari” dzikir. Insya Alloh di lain kesempatan, saya akan jelaskan apa yang dimaksud “merasakan dzikir”, dimulai dari dzikir jahar hingga tawajjuh yang dalam. Apakah perlu penghayatan pada makna dalam rangka merasakan dzikir? Tidak perlu, bahkan sangat terlarang. Karena penghayatan itu termasuk aktivitas berpikir. Bahkan, dalam dzikir tawajjuh yang dalam, berpikir itu malahan menambah sampah batin yang baru. Karena itu, Pangersa Abah Anom pernah menghikmahkan: “Kalo berdzikir jangan berpikir, klo berpikir sambil berdzikir.” Jadi, ringkasnya, Mbak Resa sadari ajar dzikir jahar, lafaznya, atau gerakannya, atau apapun yang melekat dengan dzikir jahar. Tidak usah berpikir, menilai, menganalisis, dan juga tidak usah mengundang dosa-dosa masa lalu, karena hal ini justeru menyebabkan seseorang beralih menjadi tidak merasakan dzikir. Itu saja ya Mbak untuk sementrara… Wassalamu’alaikum Wrwb…
Subhanallah,,semoga channel ini jawabn buat para pengamal dzikir tqn suryalaya,sangat bermanfaat sekali,insya alloh akan saya bantu buat share ceramah ustadz ke kalangan pengamal dzikir tqn suryalaya.,,sekali lagi terima kasih ustad apa yg menajdi pertanyaan saya yg dr dulu terpendam sekarang mulai terjawab,saya yakin ini bimbingan mursyid terhadap keilmuan yg saya perlukan, Alhamdulillah 🙏🙏
@@abzadabrisamazlinandfriend2208 Oh ia Saudaraku... Sama-sama ya... Semoga kita semua selalu dalam bimbingan Beliau, Guru Agung Syaikh Pangersa Abah Anom... Amin yal Robb yal Ghofur yar Rohim...
Asslmkm ustadz, saya bbrp kali liat d yt orang melakukan zkr jahar pada pelafalan ke4 dst dilakukan dengan cepat, bahkan di tengah2 bisa dikatakan sangat cepat, apa harus begitu? Atau boleh pelan dr awal smpai akhir? Mohon penjelasannya, Trmksh 🙏
Wa’alaikumussalam Wrwb… Peirhal irama dzikir jahr, sebetulnya sudah jelas dalam Maklumat Pangersa Abah Anom, yaitu harus tartil, dan bila dzikir jamaah jumlahnya tetap di 165, tidak dikurang, dan bila berlebih, berlebih-lah sewajarnya. Memang sebagian orang, karena ingin merasakan dzikir jahr, dia pun mencepatkan irama dzikir, sehingga keluar dari aturan tartil. Mungkin dia merasakan lebih nikmat, bila dzikir jahrnya cepat-cepat. Ya, benar juga. Akan tetapi, bila cepat-cepat dzikirnya, yang didapatkan ya mungkin hanya irama dan tarian dzikir jahr itu sendiri, sementara rasa pada dzikir jahr itupun lenyap, tak dapat. Ini niat dzikir jahrnya apa sebenarnya? Apakah mau merasakan irama dzikir jahr, musik dzikir jahr, tarian dzikir jahar, atau dzikir jahr itu sendiri? Jadi, bila kita benar-benar ingin merasakan dzikir jahrnya, ya memang harus pelan-pelan, harus tartil, baru kita bisa merasakan dzikir jahr pada kalimat La ilaha illa Alloh. Silahkan diperdalam di video saya mengenai dzikir jahr, dan ada 11 episod di sini ya… Coba kita pahami apa sih yang dimaksud merasakan dzikir jahr: ruclips.net/video/bqlyJL7z3eo/видео.html Kadang khan dzikir jahr itu suaranya dibuat-buat seperti kesurupan, dibuat seakan-akan ditenggelam pada latifah qolbi, gerakan kepalanya juga kadang tidak sopan dan tidak sesuai yang dituntunkan… kadang sampai menangis histeris, sampai seakan-akan kesurupan… Keadaan seperti ini sebetulnya gagal merasakan dzikir jahr. Karena pikirannya kemana-mana menyimpangnya, jauh menyimpang dari dzikir jahr. Ingatan bawah sadar menyimpang ke memori kesedihan masa lalu, dan memori-memori lainnya, ya tergantung simpanannya masing-masing. Jadi, semua pengalaman-pengalaman aneh di dalam dzikir jahr, itu sebetulnya masih proses pembersihan, penyembuhan. Ya seperti lidah kita sakit, rasanya pasti aneh-aneh. Semua orang kata madu itu manis, dia sendiri yang bilang pahit. Demikian juga batin, sakit, ya rasanya aneh-aneh, karena ini masih proses pembersihan dan penyembuhan. Nanti, bila batin sehat, barulah bisa merasakan dzikir. Contoh, dzikir jahr itu khan dzikir dengan hurup dan suara ya. Coba sadari LA, dengarkan kata LA itu di telinga kita sendiri, apakah kita menyadarinya? Apakah kita mendengarnya? Klo pikiran kemana-mana, yang susah untuk menyadari ini, ya susah untuk mendengarkan ucapan lidah sendiri. Lalu muncul yang aneh-aneh tadi itu, sebagai akibat menyimpangnya ingatan dari dzikir jahr itu. Ini baru lafaz LA. Kita belum lagi belajar merasakan gerakan kepala dzikir jahr, kita belum lagi belajar merasakan titik-titik latifah. Baru di lafaz LA saja, kadang kita tidak mampu merasakannya, menyadarinya. Jadi, ya pelan-pelan ajalah ya di dalam proses pembersihan batin, yang tartil, tidak terburu-buru, tidak ekstrim, karena justeru dengan cara ini, kita akan lebih cepat pembersihannya, penyembuhannya, dan akan lebih mudah juga bagi kita untuk merasakan dzikir jahr.
assalamualaikum, Syukron 🙏 utk tuntun nya
Sama-sama ya....baroka Alloh fikum...
Alhamdulilah ikut menyimak pak.Yai !
Alhamdulillah... Baroka Alloh fikum... Al-Fatihah
Ijin belajar ustadz
Alhamdulillah... Oh ia mangga, dipersilahkan... semoga barokah ya... Amin yal Ilahar Robb yal Ghofur yar Rohim ya Arhamar Rohimin... al-Fatihah...
Asalamu alaikum ustad
Izinkan aku untuk mengikuti pembelajaran zikir,,
Wa'alaikumussalam Wrwb... Oh ia, mangga, dipersilahkan... semoga barokah ya... Amin yal Ghofur yar Rohim... al-Fatihah...
@@thepowerofdzikir asalamu alaikum ustad saya mengikuti zikir ini tidak di talking cuman saya ikut suami
Ustad tapi suaminya saya meningalkn saya tapi saya tidak meninggalkn belajar zikir ini apa bisa ustad ngasih sulisi ke saya sedangkn saya gk ada di indonesia terjebak dg keadaan
Terima kasih 🙏🏻
Oh ia... sama-sama ya... baroka Alloh fikum...
بَارَكَ اللهُ
Amin Amin... Sama-sama ya... Baroka Alloh fikum...
Alhamdulilah bisa ikut ngaji. Muadah"an bisa menambah keyakinan menuju robku alloh yg maha sempurna aamiin.
Alhamdulillah... Amin yal Ghofur yar Rohim... al-Fatihah...
Matur nuwun penjelasannya P Kyai...sangat bermanfaat..Alhamdulillah ..
Alhamdulillah... sama-sama ya... Baroka Alloh fikum...
Sangat bagus dan bmanfaat nya bagi jiwa kita
Amin... Barokalloh fik...
Panuhun kiyai pencerahana ka tampi pisan....
Oh ia Kang Asep... sama-sama... baroka Alloh fik...
Ustadz to the point, langsung kekonsepnya ustadz
Oke... insya Alloh...
Assalamualaikum wr wb
Alhamdulillaah sy mnmukan chanel ini smg bs mngamalkan tentunya butuh proses ,bukankh bgtu ustdz ?
Wa'alaikumussalam Wrwb... Alhamdulillah, akhirnya satu frekuensi dengan Tpod Chanel ini... semoga barokah ya Mbak... tetap bersemangat latihannya, dzikirnya, karena ini kuncinya, kunci untuk menembus proses-proses perjalanan batin spiritual kita menuju kualitas batin terhalus... Amin yal Ghofur yar Rohim...
Alhamdulillah.. htrnuhun kang ustadz ilmunya smoga menjadi amal kebaikan,.. baru nyimak 🙏
Alhamdulillah... semoga barokah ya...
Assalamualaikum pak ustadz saya mau minta di talkin zikir ginana caranya
Wa'alaikumussalam Wrwb... Klo dekat, langsung saja ke Pondok Pesantren Suryalaya... atau bisa dilihat di situs resmi Ponpes Suryalaya berkenaan dengan Wakil talqin Pangersa Abah Anom di berbagai daerah: suryalaya.org/wakil_talqin.html
Assalamualaikum ustd nyuhunkeun ridhona Abi ngiring belajr sreng ngapalkeun
Nyuhunkeun pidona
Wa'alaikumussalam Wrwb... Amin Amin... semoga niatnya baiknya dimudahkan, dilancarkan, dihasilkan... Amin yal Ilahar Robb yal Ghofur yar Rohim...
Trimakasih ilmu ny pak ustadz...sy mw tyk pak ustadz...mn yg lebih baik dilakukan jikir qolbu atw jikir jahir sperti lailahailallah🙏agar lbih cpt membersihkn batin kita mohon pncrhan nya ustdz
Dalam penjelasan Pangersa Abah Anom, yaitu dalam Miftahus Shudur, ada pertanyaan yang sama seperti ini ya, mana yang utama, dzikir jahr atau khofi? Beliau menjelaskan, bahwa dzikir jahr lebih utama bagi hati yang keras (kotor), dzikir khofi lebih utama bagi yang jam'iyyah (mudah fokus dan konsentrasi).
Jadi, keduanya, dzikir jahr dan khofi, keduanya sama-sama penting ya... Dzikir jahr utama, awalnya, untuk membersihkan hati kotor, melembutkan hati yang keras. Dzikir khofi utama untuk menguatkan fokus dan konsentrasi, men-tetap-kan ingatan, juga latihan untuk mengembangkan kesadaran (keingatan). Nanti, pada akhirnya, dzikir jahar itu juga menjadi alat hebat untuk mengembangkan kesadaran. Maka, dalam TQN, jahr dan khofi tetap diamalkan seimbang.
Misalnya, ketika tawajjuh yang lama, kepala pusing, pandangan gelap, dengan sangat cepat, maka, dzikir paling utama adalah dzikir jahr. Kemudian, bila fokus kita bagus, kita mampu menghimpun ingatan yang pecah berantakan itu, maka dzikir paling utama adalah khofi (tawajjuh).
Tetapi, tujuan dzikir adalah kesadaran setiap saat (dawam hudhur). Kita perlu mengembangkan kesadaran kita, agar bahagia batin dan cerdas sepiritual (makrifat). Maka, nanti, dzikir yang paling hebat untuk pengembangan kesadaran ini, adalah dzikir jahr.
Jadi, ada proses perjalanan dzikir sebetulnya: (1) dzikir jahr, untuk pembersihan dan pelembutan hati,(2) dzikir khofi takalluf, dipaksakan, biasanya melalui bantuan jari, (3) dzikir khofi thob', jadi kebiasaan, natural, khofi sudah hidup, fokus sudah bagus, sudah bisa duduk tawajjuh yang lama hingga 1 jam, dan (4) dzikir sirr, latihan mengembangkan kesadaran. Setelah proses ini, kita kembali lagi kepada dzikir jahr (khofi tetap dipertahankan), tapi bukan untuk pembersihan hati, tetapi latihan untuk mengembangkan kesadaran setiap saat.
Trumakasih penjelasan nya pak ustadz....sy mw tyk lagi...apa itu jikir nafas,saya seorg TN tp sy blm byk tau tntg jikir...tuk saat ini yg sy inginkn membersihkan hati dn fikiran saya dr kotoran negatf,jikir mn yg hrs sy lakukan dlu untuk membershkn hati dn fikirn ini...sy lht di yutub jikir nafas kty bgus tuk membersihkan smw kburukan diri ini....mohon pncrhn nya...dn sy mohon doa nya ustdz sy bisa brtmu dgn Allah trbuka dinding hijab sy
😢
@@linacantik7517 Dzikir napas memodel meditasi yang umum kita kenal, hanya dilekatkan dzikir saja, yaitu bersamaan keluar masuk napas. Maka, dzikir napas disebut juga meditasi dzikir. Ini juga bagus untuk ketenangan dan pengembangan kesadaran. Hanya agak berbeda dengan tawajjuh dalam TQN bimbingan Pangersa Abah Anom, karena objeknya bukan napas, tapi jantung (qolbu), sebagaimana yang direkomendasikan Baginda Nabi SAW.
Namun yang perlu kita perhatikan, baik meditasi dzikir napas maupun tawajjuh, itu biasanya diamalkan terbimbing oleh seorang Syaikh Mursyid, agar hasil dan faidah benar-benar bisa dirasakan. Inilah yang dijelaskan Pangersa Abah Anom dalam Miftahus Shudur.
Kemudian, bila kita ingin mengamalkan tawajjuh (meditasi dzikir) yang lama, seperti dalam TQN, boleh saja. Namun, yang perlu kita perhatikan, bila ketika kita duduk diam tawajjuh yang lama itu kaki kesemutan dngan sangat cepat, kepala sangat pusing, pandangan gelap, maka sebaiknya tunda dulu semangatnya untuk tawajjuh. Silahkan ambil dzikir jahr dulu. Ini adalah kebijaksanaannya. Kenapa dzikir jahar? Karena sebetulnya kepala pusing, misalnya, itu karena hati masih menyimpan memori negatif besar dan dominan di bawah sadar. Keadaan hati seperti ini sangat mengganggu duduk diam tawajjuh. Maka, kita ambil dzikir jahr, yang fungsi utamanya adalah untuk merilis memori negatif, dan karena ada musik dan tarian juga di dalamnya yang akan lebih menenangkan bagi batin yang bodoh dan gelisah, sehingga kita lebih mudah untuk membersihkan memori negatif dari hati bawah sadar kita.
Namun demikian, bila fokus kita sudah bagus, kesadaran oke, alangkah lebih baiknya memperbanyak duduk diam tawajjuh yang lama. Walau sebentar, yang penting rutin, maka akan segera akan diperoleh manfaatnya bagi kesucian, ketenangan, dan kesadaran batin.
Saya klo tawajuh gk prnh pusing atw gelap....yg sy rs kn paling cm ksemutan itu pun kdg2...jikir jahr itu mksd ny cmn pak...jikir syriat ya yg di ucpkn dimulut
@@linacantik7517 Oh sangat bagus ya... Klo begitu, bagus juga bila diperdalam tawajjuhnya, diperkuat latihannya... nanti, bila ada kesempatan, ada baiknya belajar langsung dari seorang Syaikh Mursyid, seorang Ahli dzikir beneran, agar lebih terbimbing.
Dzikir jahr itu, bisa juga disebut dzikir syariat, karena memang diucapkan dengan lisan. Dzikir jahr merupakan tahapan awalnya dalam proses pembinaan batin, yaitu pembersihan hati (lin nafyi, tazkiyyah, tashfiyyah, takkhliyyah). Setelah itu dzikir tawajjuh, untuk ketenangan (inner peace, thuma'ninah) dan kesadaran setiap saat (awareness, mindfulness, hudhur)
Kalo menurut Abah dzikir jahat lebih dr 165 kali sehabis sholat malah lebih baik lebih mudah selain hati ini cepat bersih juga semakin dekat untuk mendekatkan diri kepada Allah karena yg pernah dicontohkan oleh murid Abah yaitu Abah Ali surabaya dzikir jam 12 mlm selesai shubuh itu selama 3 tahun dan juga oleh KH zezen menyarankan suluk selama 3 hari full dengan dzikir jahar setiap bulan ternyata 2 orang tsb yaitu Abah Ali mencapai makom makrifat dan KH zezen makom yg luar biasa sekali dan Abah Anom tidak pernah menerangkan harus 165 pas tidak boleh lebih itu Abah tidak pernah sekalipun mengatakan harus pas 165 malah lebih banyak lebih bagus ..mohon maaf bila ada salah kata ..saya dr Suramadu
Ralat kalimat yg atas sekali dzikir jahat maksudnya dzikir jahar mohon maaf ada kesalahan kata
@@ahmadhendrik6683 Oh saya mohon maaf bila ada penjelasan yang kurang berkenan ya... Bagus sekali karena kita ingin belajar mendalami dzikir tarekat, tetapi sebaiknya informasi yang kita peroleh itu dirujukkan kepada kalam-kalam Pangersa Abah secara langsung, sehingga pengertian kita benar-bena kuat dan mendalam. Adapun mengenai makrifat, nanti insya Alloh akan saya jelaskan secara khusus dalam video tersendiri, karena memang banyak salah faham mengenai pengertian makrifat ini, yang seringkali makna terminologisnya menyimpang dari makna etimologisnya.
Adapun mengenai jumlah dzikir 165, itulah ketetapan dari Pangersa Abah Anom dalam kitab Miftahus Shudur, dan angka ini boleh ditambah sebanyak-banyaknya, tapi jangan kurang, walau dalam dzikir jamaah.
Tapi kita pun harus tahu, bahwa Pangersa Abah Anom tidak hanya menjelaskan dzikir jahar. Ada empat tingkatan dzikir: (1) dzikir jahar, (2) dzikir khofi takalluf, (3) dzikir khofi thob', dan (4) dzikir sirr. Dzikir sirr inipun seringkali tidak dijelaskan dengan benar, karena memang tidak banyak orang sampai ke dzikir tingkat ini. Dzikir khofi thob' saja kadang belum, karena dzikir khofi masih pakai ketukan jari, masih ketiduran, masih goyang badannya (belum tawaqquf), ruhnya masih melekat pada badannya (ruh jismani).
Asslmkm misalnya kalau sdh bersih memory negative, bisa tdk ingat lagi. Mohon penjelasan ma'rifat. Saya orang bodoh yg butuh ilmu pak ustadz sedang bljr dzikir, mohon di jelaskan tauhid afal, dan pada frekuensi hati mana ya. Mohon ilmunya pak ustadz
Alaikumussalam Wrwb...
Bila hati telah bersih dari suatu memori negatif, maka memori itu tidak akan teringat lagi, kecuali bila memori itu dimasukkan kembali ke dalam hati, maka memori itu akan melekat lagi dan akan teringat lagi. Namun, perlu kita pahami, bahwa memori di hati itu, maksudnya adalah memori bawah sadar ya... Jadi, cara untuk mengetahuinya, kita dzikir yang lama, duduk tawajjuh yang lama, maka bila memori negatif itu muncul sendiri, itu artinya masih ada di hati. Tetapi, bila dia tidak muncul lagi, itu tanda hati telah bersih darinya. Jadi, bukan kita sengaja mengingat ya. Bila kita sengaja mengingat memori negatif itu, maka bukan ingatan seperti yang dimaksud ya. Jadi, ketika kita tidak berpikir, ketika kita fokus tawajjuh dan memejamkan mata itu. Jadi, kita perhatikan saja dalam duduk diam tawajjuh memejamkan mata, bila memori ngatif itu tidak muncul, berarti hati telah bersih darinya. Adapun dalam dunia nyata, kita masih ingat secara sadar, bukan ini maksudnya. Ibaratnya, memori negatif itu hanya di otak, tidak lagi tersimpan di hati.
Makrifat, artinya pengetahuan spiritual (spiritual knowledge), maka cara mendapatkannya tentu saja bukan dengan cara-cara intelektual (membaca buku, misalnya), tapi cara-cara spiritual. Caranya, yang paling dahsyat, adalah duduk diam tawajjuh yang lama. Kita menguatkan kesadaran dzikir, dimulai di frekuensi hati yang disebut lubb (akal makrifat). Buah dzikir yang fokus penuh kesadaran ini, itulah makrifat.
Makrifat itu, bukan seperti, misalnya kita dzikir, lalu muncul pengetahuan2 entah dari mana, dan kelihatannya memang bagus-bagus. Apalagi klo kita sedang membuat karya ilmiah, sedang membuat bahan ceramah, itu kadang banyak ya pikiran2 bagus. Ingat, pengetahuan yang diperoleh dengan cara seperti ini, yang memang dilihat dari kemunculannya seakan-akan ilham, ini bukanlah makrifat, ini adalah tipudaya (muhaddatsat), yang dalam kalam Pangersa Abah Anom harus dinafikan, dibuang.
Ciri pengetahuan makrifat, buah fokus dan kesadaran dzikir itu, adalah otomatis dan spontan sifatnya, tanpa melibatkan nalar intelektual sedikitpun. Misalnya kita ditanya, siapa Tuhanmu? Kita langsung jawab Alloh. Siapa Nabimu? Kita langsung jawab Baginda Nabi SAW. Siapa orangtuanya? Kita langsung otomatis menjawab. Ini makrifat. Namun bila kita ditanya, kita menjawabnya dengan banyak berpikir, maka ini disebut ilmu, bukan makrifat. Pun, otomatis di sini, makrifat, bukan hanya di pikiran saja, bukan di perkataan saja, tetapi juga di perbuatan. Otomatis berbuat baik, maka ini makrifat. Otomatis sholat, sangat ringan, ini makrifat perbuatan. Otomatis sayang ke orang lain, tidak ada ganjalan sedikitpun pada kawan maupun lawan, ini makrifat perbuatan. Jadi, makrifat itu mengenai pikiran, perkataan, dan perbuatan. Insya Alloh, nanti kita akan perdalam mengenai makrifat ini, di video tersendiri.
Kemudian tauhid af’al. Tauhid itu memusatkan, mesatukan, mentunggalkan, menghimpun. Af’al, jamak dari fi’l, artinya perbuatan-perbuatan. Seperti kaca pecah, kita satukan. Ini tauhid. Perbuatan kita banyak (af’al, perbuatan-perbuatan), lalu kita satukan menjadi satu perbuatan. Ini tauhid af’al. Perbuatan yang banyak itu kita kerucutkan, kita pusatkan, kita satukan, sehingga perbuatan itu menjadi esa, tunggal, satu, tetap. Maka, tentu saja, bila demikian, tauhid af’al (tauhid perbuatan2), itu bukan perbuatan zahir, karena tidak mungkin disatukan, dihimpun. Maksudnya adalah perbuatan batin atau hati kita. Bila demikian, tentu kita sudah tahu yang dimaksud tauhid af’al itu apa dan bagaimana caranya, yaitu duduk diam tawajjuh yang ajeug panceug, yang baqo’, yang mentetap, yang tunggal, ingatan tidak mendua, tidak menyimpang kemana-mana. Inilah tauhid af’al. Dan hubungannya dengan frekeuensi hati, yang semuanya ya (shodr, qolb, fuad, syaghof, lubb, sirr, dan ana), namun dnegan kadar yang berbeda. Perspektif yang saya jelaskan ini perspektif tarekat ya (hati), bukan perspektif teologi kalam (logika).
Misalnya dosa dahulu pada orang lain ada dimemory bawah sadar, jika misalnya ada pas waktu dzikir, misalnya sdh tdk ada lagi di bawah sadar. Apakah dosa sdh diAmpuni, secara syariat harus minta maaf.
@@damaisejahtera8665 Dalam ilmu spiritual Islam (tasawuf), ada keistimewaan tersendiri, bahwa kita semua secara ruhaniah saling terhubung. Kita terhubung dengan orang-orang di sekitar, melalui nur frekuensi hati yang kita pancarkan. Klo ada orang baik ke kita, itu karena di hati kita ada kebaikan. Klo ada orang marah sama kita, itu karena di hati ada kemarahan. Kita terhubung dengan orang lain sesuai keadaan hati kita sendiri.
Jadi, secara hakikat, bila ketika dzikir, memori negatif itu tidak ada, berarti hati telah bersih dari memori itu; ini pertanda kita tidak lagi menyimpan ganjalan kepada dia, kita sudah memaafkan dengan tulus kesalahan dia (kita). Maka, hati kita yang lapang ini akan terkoneksi kepada dia, dan dia pun lapang hati juga kepada kita. Secara hakikat, kita telah bebas dari dosa, kita tidak akan dihukum karenanya. Silahkan perdalam materi ini dalam "Dzikir dan Tiga Fungsi Hati".
Akan tetapi, dalam kehidupan dunia ini, lapang hati harus dibuktikan dalam pergaulan sehari-hari. Bila memang telah lapang hati, ya silaturahmi ke dia, ya bercanda lagi, ya bermuamalah lagi. Kecuali karena alasan jarak yang jauh atau alasan emergensi lainnya, ini tentu saja dimaafkan.
@@thepowerofdzikir terimakasih atas ilmunya, saya lagi butuh ilmu, saya dulu seorang emosional, karena faktor tertentu. Mohon doakan saya pak ustadz saya ingin selamat dunia akhirat.
@@damaisejahtera8665 Amin Amin... Insya Alloh dengan dzikir, semua kebaikan, zahir dan batin, akan diperoleh. Khan demikian ya janji dalam Tanbih... Kita hanya perlu sedia untuk duduk dzikir, dzikir, dan dzikir, maka perubahan besar akan menjelang. Jangan heran nanti, bila sang emosional itu nanti berubah secara ajaib menjadi sangat lembut dan sangat susah untuk marah. Perubahan hasil olah spiritual itu memang ajaib dan fantastis.
Cara berdhikir tetapi tidak berpikir : berdhikir tapi pikiran kita ke lafaz allah swt dan lafaz kanjeng rosul muhammad saw
Alhamdulillah... semoga barokah ya... Amin yal Ghofur yar Rohim...
Assalamu allaikum...kang uztad..mohon ijin mengamal kan nya...semoga saja kami bisa..mohon juga doa nya uztad..semoga berkah barokah...salm knal dari cilacap..
Wa'alaikumussalam wrwb... Insya Alloh bisa, memang seperti itulah yang dijanjikan oleh Baginda Nabi SAW di dalam hadits Beliau. Dzikir akan membersihkan kotoran-kotoran batin kita, akan menyembuhkan luka-luka batin kita. Bila belum berhasil, tentu bukan haditsnya yang salah, melainkan cara kita yang belum maksimal di dalam pengamalannya.
Matur suwun ustad..slm TQN dari cilacap...banyakk orang ikut torekoh banyak jga ora ber dzikir..tpi tdak menggunakan tata cara yg benar...alkham dulilah dengan wejangan sampeann semoga bisa menambahh pemahamman khusus nya buat saya umum nya semua laku spiritual..semoga juga keberkahan menyelimuti kita semua...trimakasihh ustad lanjuttt...
Amin Amin... Amin yal Ilahar Robb yal Ghofur yar Rohim...
Assalamualaikum,tetima kasih Mang,saya 2017,sdh ikut afreding smg tmbh wawasan,dn sll istikomah,,Aamiin
Assalamu allaikum....ustadz,mohon izin belajar dan mengamalkannya semoga saya bisa..mohon juga doanya ustadz
Oh ia mangga... semoga barokah ya... Amin yal Ghofur yar Rohim...
Alhamdulilaaah penjelasanya pk ustd pisikosomatik termasuk depresi bukan y pk ustd .......temen saya ada yg depresi pk ustd apa bisa sembuh dengan zikir sir pk ustd sebelum dan sesudah saya ucapkan terimakasih pk ustd
Depresi insya Alloh bisa sembuh juga dengan dzikir, tetapi utamanya dzikir jahr ya... Yang penting waktu dzikir jahr itu jangan berpikir... Dzikir dan dzikir saja, biarkan dzikir bekerja secara otomatis dan digital pada batin, dengan cara tidak berpikir tadi... Mana nanti depresi, dan penyakit psikosomatik lainnya, akan tersenbuhkan olehnya.
Pa ustad saya minta no hp nya bisa ga ya untuk
Boleh... 082217763411
Assalamualaikumwr wb mohon di kasi vidio Do'a nabi adam yg di baca oleh ustad tolha muslih yg sama kaya istigfar ya ustad karna kalau dengar itu kaya mau solat subuh di suryalaya walaupun saya jauh dari suryalaya trimakasih
Wa'alaikumussalam... Doa Taubat Nabi Adam: bit.ly/DoaTaubatNabiAdam
Suara Kang Kamaludin, Pengganti Ustad Toha Muslih, di Masjid Nurul Asror Ponpes Suryalaya... Mangga... Semoga barokah...
Apakah pakai sholawat boleh gak
Oh ia... harus pakai sholawat ya... ini sangat bagus sekali...
Assalamulaikum kang
Saya ingin taqlin di suralaya kang kapan bisanya kang
Wa'alaikumussalam Wrwb... Alhamdulillah... semoga niatnya dimudahkan dilancarkan ya...
Klo talqin di ponses Suryalaya, selalu ada klo di momen acara Manaqiban (setiap pagi tanggal 11 bulan hijriyah) atau sholat Jumat. Di waktu yang lain ada juga, cuma nggak bisa dipastikan. Boleh juga dicari informasinya di link berikut: bit.ly/WakilTalqinSuryalaya
Asalamuallaikum, ustazd ,maaf mau tanya kalo zikir jahar secara berjamaah,, tp imam zikir jaharnya tidak sampe 165 kadang kurang kadang lebih,, itu gimana mohon penjelasanya ,terima kasih banyak🙏☺
Wa’alaikumussalam… Dzikir yang benar adalah dzikir yang sesuai dengan petunjuk-Nya (QS. Al-Baqoroh/2: 198), dan untuk mendapatkan dzikir yang benar diperoleh dari Ahli dzikir (QS. Al-Anbiya’/21: 7). Karena itu, tuntunan seorang Ahli dzikir mengenai dzikir merupakan dzikir yang sesuai dengan petunjuk-Nya.
Di dalam tradisi TQN Suryalaya, dzikir jahar diamalkan sebanyak 165 kali, maka inilah dzikir yang sesuai dengan petunjuk-Nya itu, melalui tuntunan Syaikh Mursyid Pangersa Abah Anom di dalam kitab Beliau Miftahus Shudur. Maka, sebaiknya, tidak dikurang dan juga tidak berlebihan. Terlebih bila dizkir demikian diamalkan secara berjamaah, sebakda sholat fardhu.
Kenapa demikian? Karena dzkir bukan sekadar ritual untuk mendapatkan pahala dan karomah, namun lebih penting dari itu, dzikir merupakan latihan untuk menguatkan mental dan komitmen. Bila kurang dari 165, ini menunjukkan komitmen yang sangat rendah. Refleksi dzikir demikain di dalam kehidupan, selalu mengerjakan sesuatu tidak tuntas, seringkali putus di tengah jalan. Walaupun dikerjakan sampai tuntas, namun cenderung asal-asalan. Kalau kuliah, tidak tamat; tamat pun, hanya asal tamat.
Maka, angka 165 itu adalah latihan untuk menguatkan komitmen. Apapun yang tejadi, selelah dan sebosan apapun, kita tetap mentuntaskan hingga 165. Seperti itulah kehidupan ini, tidak melulu bahagia. Kadang ada sedih, jenuh, dan sebagainya, namun, bila komitmen kuat, kita akan tetap mentuntaskan tugas-tugas kehidupan dalam keadaan sepahit apapun. Karena semua kepahitan itu tidak lama, kita hanya perlu sedikit kesabaran. Pada akirnya, timernya akan berbunyi, kita sampai di angka 165, dan semuanya akan normal kembali. Kuliah ada tamatnya, kerja ada akhir kontraknya. Tuntaskan, hingga timernya berbunyi. Maka dalam hikmah Pangersa Abah Anom, “Jangan berhenti berkerja meskpun disakiti orang,” karena seluruh kesakitan ada akhinya, seluruh kisah ada endingnya.
Bagaimana bila berlebih dari 165? Inipun merupakan refleksi dari batin yang kurang komitmen, tidak disiplin. Giliran semangat kerja lupa waktu, pekerjaan di bawa ke rumah, abai sama anak dan juga isteri. Seorang Sufi itu berpikir dan berbuat secara bersahaja dan sederhana, selalu menjadi budak waktunya. Tidak berlebihan ke bawah, tidak pula berlebih ke atas; tidak ekstrim pada ujung salah satu dua kutub. Tawasuth, moderat, jalan tengah, inilah tasawuf. Bila 165, ya sudah, tetap bertahan di angka 165. Waktunya sholat ya sholat, waktunya kerja ya kerja, waktunya bersama anak dan isteri ya ruh dan jasadnya juga ada bersama anak dan isterinya.
Apa yang dijelaskan di atas itu adalah persepekti syariat, dzikir diamalkan sebakda sholat fardu, “Bila engkau telah mengerjakan sholat, maka berdzikirlah.” (QS. An-Nisa’/4: 103). Kewajiban syariat yang dilembagakan oleh tarekat. Karena memang, kebanyakan manusia, walau sudah masuk ke dalam lingkungan tarekat, namun kesadaranna masih melekat pada asbab syariat, dan untuk kesadaran yang demikian, tarekat pun memfasilitasinya.
Akan tetapi, bila kesadaran syariat (kewajiban dzikir) telah meningkat menjadi kesadaran tarekat (kebutuhan dzikir), maka dzikir akan melampau batas-batas syariat, maka di sini dzikir yang banyak akan diamalkan (QS. Al-Ahzab/33: 41). Kesadaran tarekat ini akan terus meningkat pada kesadaran makrifat dan hakikat (perspektif Sirrul Asror). Artinya, dzikir yang awalnya hanya ditujukan untuk kewajiban, untuk mendapatkan pahala dan karomah, ditingkatkan menjadi dzikir untuk pembersihan batin (tarekat), ketenangan batin (makrifat), dan kesadaran setiap saat (hakikat).
Angka 165 kalo jamaah bila kurang 165 Ndak masalah karena secara berjamaah dan seorang imam dengan angka yg kurang 165 tsb ditanggung orang banyak bila kita hitung secara global maka angka yg didapat secara berjamaah malah lebih dr 165 kali dan apalagi dzikir yg lebih dr 165 kali malah tambah bagus itu adalah versi Abah Anom bila waktu kerja kita harus tetap kerja jadi dzikir yg lebih dr 165 kali waktu habis sholat fardhu itu disesuaikan dengan keadaan juga dan bila tengah mlm mau dzikir 1 jam ato sampe shubuh bila mampu lebih silahkan aja malah tambah bagus ,karena udah ada contohnya ,,kita ikuti aja yg menjadi contoh tsb ..bila kita mampu dlm ukuran kita saja /semampunya spt murid Abah Anom yg berhasil mencapai tujuan tasawuf yaitu Abah Ali surabaya dan murid Abah yg lainnya masih banyak yakni mencapai makom makrifat ..maaf sekedar sharing trims
@@ahmadhendrik6683 Terimakasih komentarnya, sangat bagus ya... Jadi benar sekali, apapun yang dari Pangersa Abah Anom, kita harus pegang dengan teguh. Dzikir jahar itu idealnya adalah 165, tidak lebih tidak kurang, ini adalah latihan komitmen, dan tidak boleh kurang dari itu, walau dalam dzikir jamaah. Adapun bila kita sendirian, atau dengan jamaah tapi dengan komitmen bersama, maka dzikir jahar sangat dianjurkan sebanyak-banyaknya. Apa tujuan puncak dari dzikir jahar? Yaitu bersihnya hati dari al-muhdatsat, dari sampah-sampah batin yang besar, seperti sampah keangkuhan, sampah kemarahan, dan sebagainya. Apakah dzikir jahar bisa mencapai maqom makrifat? Tidak, kecuali seorang pedzikir telah bisa duduk diam tawajjuh yang lama hingga tenang di maqom lubb, maka dzikir jahar baru bisa mendatangkan makrifat, dan bahkan semua perbuatan (dagang, ngajar, dsb), bisa mendatangkan makrifat.
Hanya saja, terjadi kesalah-fahaman mengenai perjalanan puncak dzikir jahar, yaitu tangisan katarsis, seakan terbuka alam gaib, mengalami pengalaman yang fantastis, dan sebagainya... Maaf saudaraku, ini bukan makrifat, ini adalah katarsis, yang pengalaman katarsis ini seringkali dialami perdzikir pemula. Apa itu katarsis? Habis buang kotoran besar. Jadi, sampah batin besar, memori negatif yang besar, seperti memori keangkuhan, memori kemarahan, dan sebagainya, itu berkeluaran dengan dzikir jahar. Walau setelah itu seorang pedzikir bertemu ilusi ini dan ilusi itu, sangat indah dan fantastis, namun sumber utama (illat-nya) adalah karena membuang kotoran batin yang besar itu.
Jadi, tolong difahami dengan baik masalah ini... Ledakan batin saat dzikir jahar itu bukan makrifat, tapi habis buang kotoran besar. Ya seperti badan kita, buang kotoran. Tapi masalahnya batin kita, selama ini, berpuluh-puluh tahun kadang, tidak pernah mengerti bagaimana cara membuang kotoran batin. Maka sekali dzikir tarekat, buang kotoran batin, langsung terjadi ledakan emosional, langsung fana, langsung katarsis. Jadi begitu ya, bukan makrifat, tapi katarsis. Makrifat tidak di dzikir jahar, tapi dalam duduk diam tawajjuh di maqom Lubb. Silahkan pelajari video saya "Lapisan Frekuensi Hati".
@@thepowerofdzikir Assammualaikum wr wb...punten mas mau nanya...sy sedang zikir posisi zikir di dalam kamar seorang diri tiba2 seperti ada cahaya KILAT di dpn saya...sy kaget dan terbuka mata saya ternyata tdk ada apa2...dan saya truskan zikir lg dan tidak lama kemudian ada cahaya KILAT lagi.di dpn.saya...kejadian itu thn 1987 sy masih kuliah d bdg....CAHAYA KILAT itu apa ya mass...??..mohon penjelasannya mas..makasih wassalam...
Assalamualaikum..pa ustad disaat dzikir banyak suka lupa hitungan,.bagaimana kalau diakhir dzikir hitungannya tidak ganjil.?
Wa'alaikumsalam wrwb... Memang sebaiknya berakhir ganjil, karena itulah dzikir jahr jumlahnya di kitaran 165. Ini bagian dari pembelajaran dzikir. Ketidakmampuan berhenti di angka ganjil, ini menunjukkan kesadaran batin yang masih lemah. Tidak apa-apa, yang penting kita tetap berusaha untuk berhenti di bilangan ganjil.
Assalamualaikum wrb.. pak Ustadz jila mau bertanya2 lbh lanjut, di Jakarta Selatan hubungi siapa pak?
Trus taqlin itu apa ya pak.. Mohon maaf... saya benar2 baru mau belajar.. Msh nol.
Wa'alaikumussalam Wrwb... Talqin, itu sederhananya kita belajar dzikir kepada seorang Ahli dzikir, yaitu Syaikh Mursyid. Di TQN Suryalaya, Syaikh Mursyidnya Pangersa Abah Anom (Syaikh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin RA).
Sekarang ini kita bisa talqin di berbagai daerah melalui Wakil talqin. Untuk informasi Wakil talqin resmi Pangersa Abah Anom, kita bisa lihat di situs resmi Ponpes Suryalaya, yaitu
www.suryalaya.org/wakil_talqin.html
Dari sini, kita pun bisa mengetahui pergerakan TQN di Jakarta, termasuk di Jakarta Selatan.
Asslmkm pa ustadz, fungsi khotaman mohon penjelasannya.?
Wa'alaikumussalam Wrwb... Fungsi utama khotaman adalah untuk membersihkan hati kita. Ketika hati bersih, maka khotaman akan memberikan karomah keberlimpahan, dunia dan akhirat. Tapi, bila kita sudah khotaman, hidup rasa masih susah, misalnya, maka itu karena hati kita masih kotor. Khotaman masih berkerja pada pembersihan batin. Nanti, ketika hati bersih, khotaman akan memberkan karomah yang luar biasa bagi kehidupan dan keperlimpahan,
Yang terpenting, khotaman adalah perjalanan ruh kita, bagaimana batin kita yang tadinya kasar akhirnya menjadi semakin lembut di tingkat ya Lathif.
Asalamualaikum wr.wb.pa ustad mohon ijin gabung,belajar dan mengamalkan nya edi dikarawang semoga ilmunya jadi ibadah
Waalaikumussalam wrwb... Oh ia mangga... Semoga dihasilkan maksud dan niat baiknya ya... Baroka Alloh fikum...
@@thepowerofdzikir 0pop
Assalamu'alaikum....., Pak ustadz kan masih susah utk tdk menganalisis. Bgmn kl saat berdzikir kita menganalisis sifat2 Allah saja. Atau menganalisis arti dari kalimat Laa Ilaha IllaAllah, boleh Tidak?
Wa'alaikumussalam... Menganalisis sifat-sifat Alloh, berarti kita merenungkannya (tafakkur dalam pengertian umum), menghayati makna ontologis dan aksiologis dari kalimat dzikir itu, sehingga terbitlah pengertian yang lebih luas mengenai sifat-sifat Alloh ini. Ini merupakan aktivitas berpikir yang sangat bagus ya. Memang dzikir pun bisa menjadi alat untuk muhasabah, kaji diri, merenung, menghayati, tadabbur, tafakkur, dan sebagainya. Memang ada isyarat ini dalam ayat dan hadits. Itu boleh saja bila sejak awal kita telah berniat untuk menghayati hal ini, atau menganalisisnya, dalam arti kita menghadirkan berbagai premis dan variabel pemikiran. Boleh saja ya, bila sejak awal kita berniat untuk itu di dalam dzikir yang kita lakukan.
Akan tetapi, bila dzikir itu diniatkan untuk membersihkan batin, maka seluruh kegiatan berpikir sangat terlarang, haram muakkad, agaknya ya, saking terlarangnya. Kenapa dilarang? Karena berpikir itu menghambat kerja digital dzikir untuk membersihkan batin. Dengan berpikira, sampah-sampah batin itu tidak keluar dari batin, tapi tertekan, terendap, sehingga batin tetap menyimpan dan memelihara sampah-sampah batin itu. Seperti lantai di kamar kita, ada sampah di atasnya, tapi kita tidak membersihkannya, kita hanya membentangkan tikar atau karpet. Untuk sementara lantai memang terlihat bersih. Akan tetapi, ketika tikar atau karpet itu rusak, maka sampah di bawahnya akan terlihat kembali, dan bahkan karpet atau tikar itu pun menjadi sampah baru di kamar kita. Pikiran itu seperti karpet yang hanya menekan sampah-sampah batin kita. Ketika pikiran lemah dan kadaluarsa, karena lalai dan lupa, maka sampah batin dibawahnya akan berkeluaran kembali dan mengganggu kehidupan kita, zahir dan batin.
Jadi, tergantung niat kita ya... Apa niat awal kita berdzikir. Merenung atau membersihkan? Merenung boleh saja melalui kendaraan dzikir, tapi ini hanya untuk kecerdasan intelektual. Padahal untuk kecerdasan intelektual, kita bisa mengasahnya di majlis-majlis ilmu, di lembaga-lembaga intelektual ya... Akan tetapi, bila kita ingin memperoleh kesadaran setiap saat, berarti kita harus mulai untuk membersihkan batin. Gelisah, capek, lelah, dan sebagainya, ketika kita dzikir itu, itu sangat bagus, itu tanda dzikir telah berkerja sangat baik membersihkan batin. Namanya bersih-bersih ya, pasti lelah, pasti keringatan. Tapi tidak apa, karena setelah susah ada mudah, setelah sulit ada gampang, setelah bersih-bersih, kita akan mendapatkan batin yang tenang, dan kemudian juga akan mendapatkan kesadaran setiap saat. Dzikir untuk pembersihan merupakan langkah awal untuk kecerdasan spiritual.
Kemudian, bagaimana cara agar kita tidak menganalisis? Caranya adalah dengan menguatkan kesadaran atau keingatan pada dzikir. Makin kuat keingatan dan kesadaran pada dzikir, makin terbebaslah kita dari makhluk analisis itu. Bila masih belum mampu, maka kita harus dzikir yang lebih banyak lagi. Karena justeru makhluk analisis itulah yang menjadi sampahnya, telah menjadi tabiat bawah sadar. Dengan dzikir yang banyak, analisis semakin lama akan semakin melemah. Bila kita mengalami katarsis, baik itu dalam bentuk ledakan tangisan, dan lainnya, maka itu pertanda melemahnya makhluk analisis yang mengendap di batin bawah sadar kita. Setelah itu, maka kita akan lebih mudah untuk merasakan dan menyadari dzikir.
Assalamualaikum🙏
Mohon ijin mengamaljanya ya ustad smg jd amal jariah bersama..aamiin
Oh ia dipersilahkan... semoga dimudahkan dilancarkan dan diistiqomahkan ya... Amin yal Ghofur yar Rohim...
Alhamdulillah sekian lama saya mencari meditasi yang sesuai, akhirnya sy diketemukan dengan channel ini.
Ada kah nombor WA untuk saya hubungi..
Terima kasih.
Alhamdulillah... Baroka Alloh fikum...
Ustaz dzikir ini boleh dilakukan oleh siapa pun dan pada ketika mana pun juga?
@@kesumajiwa3550 Ya tentu saja, khan sudah jelas perintahnya, baik dalam al-Quran maupun Sunnah, siapaun, di manapun, dalam posisi apapun, semua kita bisa berdzikir.... dan, dzikir adalah akbar (paling besar, paling utama, paling ekselen).
Maka, alangkah lebih baiknya bila kita belajar dzikir yang sudah akbar itu tadi kepada Ahli dzikir, yaitu Syaikh Mursyid yang muktabar yang silsilah Beliau bersambung kepada Alloh kepada Rosululloh, maka tentu akan lebih akbar lagi. Firman-Nya, "Bertanyalah kepada Ahli dzikir, jika kalian tidak mengetahui (cara dzikir yang benar)."
assalamualaikum pak ustadz?
jika kita dzikir jahar apa harus di barengi dzikir khopi?
atau kita fokus ke lafadz dzikir jahar saja?
terima kasih
wassalamualaikum
Wa’alaikumussalam… Dzikir jahar, ya dzikir jahar… dzikir khofi, ya dzikir khofi… Tidak akan bisa dibarengi dzikir jahar dengan dzikir khofi. Seperti kita mengucapkan basmalah sekaligus baca al-hamdulillah, tidak akan bisa bukan? Membaca basmalah dulu, baru membaca al-hamdulillah… Pun juga, dalam penjelasan Pangersa Abah Anom, dzikir (jahar dan khofi) itu bukan tujuan, tetapi alat. Bila diibaratkan dzikir jahar adalah sapu ijuk, dzikir khofi adalah vacum, emang kita bisa menggunakan kedua alat itu sekaligus? Agaknya, tidak mungkin ya… Jadi, ketika dzikir jahar ya fokus ke dzikir jahar; ketika dzikir khofi, fokus dzikir khofi.
Memang dalam sebagian kalam Pangersa Abah Anom di dalam kuliah Beliau terdapat ungkapan, dzikir jahar dan khofi teh kudu (harus) menyatu. Ungkapan ini kemudian dimaknai seakan-akan dzikir jahar sambil khofi, atau dzikir jahar barengan dengan dzikir khofi. Berbeda ya… Mari kita fahami ini dengan bijaksana, agar kita tidak terjebak pada pengertian yang justeru akan menyulitkan diri kita sendiri di dalam amaliah. Kata kuncinya, dzikir itu bukan tujuan, tetapi alat. Ini harus betul2 kita fahami.
Kemudian, apa yang dimaksud dengan dzikir jahar menyatu dengan khofi? Ini sebetulnya tidak mudah untuk difahami, kerena kesatuan jahar dan khofi, istilah lainnya disebut kesatuan jasad, ruh, dan rasa (tiga ikan satu mata, yang menyatu di satu titik latifah qolbi). Ini merupakan wilayah pembicaraan lubb, sirr, dan ana (dari tujuh lapisan frekuensi hati yang disebut Pangersa Abah Anom: dada, qolbu, fuad, syaghof, lubb, sirr, dan ana). Maka, dalam kalam Pangesa Abah yang lain, dzikir teh harus tembus ke rasa, maksudnya dzikir benar-benar tidak lagi berpikir, menilai, atau menganalisis. Ini mungkin agak susah untuk difahami ya, tapi sudah saya jelaskan di dalam “Dzikir Tawajjuh untuk Kesadaran.” Di tingkat inilah baru kita bisa faham apa yang dimaksud kesatuan jahar dan khofi. Bila kita belum faham dzikir untuk kesadaran ini, maka muncul pengertian seperti tadi, dzikir seakan harus barengan dengan khofi, dan lain sebagainya.
Bila demikian, prinsip dasar ketika dzikir jahar, ya dzikir jahar saja. Yang kita rasakan hanya dzikir jahar. Tidak usah kita dipusingkan apakah ini menyatu dengan khofi atau tidak. Bagaimana cara merasakan dzikir jahar? Seperti yang Mbak Resa sebut tadi, fokus aja pada lafaznya, atau bisa juga pada gerakan dzikir jahar. Inilah yang disebut merasakan dzikir. Istilah merasakan dzikir ini, agar lebih mudah dimengerti, sebaiknya menggunakan istilah “menyadari” dzikir. Insya Alloh di lain kesempatan, saya akan jelaskan apa yang dimaksud “merasakan dzikir”, dimulai dari dzikir jahar hingga tawajjuh yang dalam.
Apakah perlu penghayatan pada makna dalam rangka merasakan dzikir? Tidak perlu, bahkan sangat terlarang. Karena penghayatan itu termasuk aktivitas berpikir. Bahkan, dalam dzikir tawajjuh yang dalam, berpikir itu malahan menambah sampah batin yang baru. Karena itu, Pangersa Abah Anom pernah menghikmahkan: “Kalo berdzikir jangan berpikir, klo berpikir sambil berdzikir.”
Jadi, ringkasnya, Mbak Resa sadari ajar dzikir jahar, lafaznya, atau gerakannya, atau apapun yang melekat dengan dzikir jahar. Tidak usah berpikir, menilai, menganalisis, dan juga tidak usah mengundang dosa-dosa masa lalu, karena hal ini justeru menyebabkan seseorang beralih menjadi tidak merasakan dzikir. Itu saja ya Mbak untuk sementrara… Wassalamu’alaikum Wrwb…
terima kasih jawabannya pak ustadz 🙏🙏
Subhanallah,,semoga channel ini jawabn buat para pengamal dzikir tqn suryalaya,sangat bermanfaat sekali,insya alloh akan saya bantu buat share ceramah ustadz ke kalangan pengamal dzikir tqn suryalaya.,,sekali lagi terima kasih ustad apa yg menajdi pertanyaan saya yg dr dulu terpendam sekarang mulai terjawab,saya yakin ini bimbingan mursyid terhadap keilmuan yg saya perlukan, Alhamdulillah 🙏🙏
@@abzadabrisamazlinandfriend2208 Oh ia Saudaraku... Sama-sama ya... Semoga kita semua selalu dalam bimbingan Beliau, Guru Agung Syaikh Pangersa Abah Anom... Amin yal Robb yal Ghofur yar Rohim...
Asslmkm ustadz, saya bbrp kali liat d yt orang melakukan zkr jahar pada pelafalan ke4 dst dilakukan dengan cepat, bahkan di tengah2 bisa dikatakan sangat cepat, apa harus begitu? Atau boleh pelan dr awal smpai akhir? Mohon penjelasannya, Trmksh 🙏
Wa’alaikumussalam Wrwb… Peirhal irama dzikir jahr, sebetulnya sudah jelas dalam Maklumat Pangersa Abah Anom, yaitu harus tartil, dan bila dzikir jamaah jumlahnya tetap di 165, tidak dikurang, dan bila berlebih, berlebih-lah sewajarnya.
Memang sebagian orang, karena ingin merasakan dzikir jahr, dia pun mencepatkan irama dzikir, sehingga keluar dari aturan tartil. Mungkin dia merasakan lebih nikmat, bila dzikir jahrnya cepat-cepat. Ya, benar juga. Akan tetapi, bila cepat-cepat dzikirnya, yang didapatkan ya mungkin hanya irama dan tarian dzikir jahr itu sendiri, sementara rasa pada dzikir jahr itupun lenyap, tak dapat. Ini niat dzikir jahrnya apa sebenarnya? Apakah mau merasakan irama dzikir jahr, musik dzikir jahr, tarian dzikir jahar, atau dzikir jahr itu sendiri? Jadi, bila kita benar-benar ingin merasakan dzikir jahrnya, ya memang harus pelan-pelan, harus tartil, baru kita bisa merasakan dzikir jahr pada kalimat La ilaha illa Alloh.
Silahkan diperdalam di video saya mengenai dzikir jahr, dan ada 11 episod di sini ya… Coba kita pahami apa sih yang dimaksud merasakan dzikir jahr: ruclips.net/video/bqlyJL7z3eo/видео.html
Kadang khan dzikir jahr itu suaranya dibuat-buat seperti kesurupan, dibuat seakan-akan ditenggelam pada latifah qolbi, gerakan kepalanya juga kadang tidak sopan dan tidak sesuai yang dituntunkan… kadang sampai menangis histeris, sampai seakan-akan kesurupan… Keadaan seperti ini sebetulnya gagal merasakan dzikir jahr. Karena pikirannya kemana-mana menyimpangnya, jauh menyimpang dari dzikir jahr. Ingatan bawah sadar menyimpang ke memori kesedihan masa lalu, dan memori-memori lainnya, ya tergantung simpanannya masing-masing. Jadi, semua pengalaman-pengalaman aneh di dalam dzikir jahr, itu sebetulnya masih proses pembersihan, penyembuhan. Ya seperti lidah kita sakit, rasanya pasti aneh-aneh. Semua orang kata madu itu manis, dia sendiri yang bilang pahit. Demikian juga batin, sakit, ya rasanya aneh-aneh, karena ini masih proses pembersihan dan penyembuhan. Nanti, bila batin sehat, barulah bisa merasakan dzikir.
Contoh, dzikir jahr itu khan dzikir dengan hurup dan suara ya. Coba sadari LA, dengarkan kata LA itu di telinga kita sendiri, apakah kita menyadarinya? Apakah kita mendengarnya? Klo pikiran kemana-mana, yang susah untuk menyadari ini, ya susah untuk mendengarkan ucapan lidah sendiri. Lalu muncul yang aneh-aneh tadi itu, sebagai akibat menyimpangnya ingatan dari dzikir jahr itu. Ini baru lafaz LA. Kita belum lagi belajar merasakan gerakan kepala dzikir jahr, kita belum lagi belajar merasakan titik-titik latifah. Baru di lafaz LA saja, kadang kita tidak mampu merasakannya, menyadarinya.
Jadi, ya pelan-pelan ajalah ya di dalam proses pembersihan batin, yang tartil, tidak terburu-buru, tidak ekstrim, karena justeru dengan cara ini, kita akan lebih cepat pembersihannya, penyembuhannya, dan akan lebih mudah juga bagi kita untuk merasakan dzikir jahr.
Terimakasih ustadz, penjelasannya sangat gamblang 🙏🙏🙏