intinya mindset nya jauh sekali : Etnis China : 1. menabung, uang di buat irit, investasi jangka panjang. 2. sistem marga, dengan adanya sistem marga menambah semangat kepercayaan diri, agar bisa jadi orang terhormat di keluarga besar, dan mempertahankan nama baik keluarga. 3. Pendidikan Karakter, mental sudah di didik agar jadi sukses. orang indo : 1. Rezeki sudah ada yang ngatur, jngan takut uang hilang, padahal besok kena PHK, akhirnya bingung cari kerja nganggur bertahun tahun, jadi beban keluarga. 2. makan gak makan ngumpul, alhasil waktu ngumpul keluarga gak ada uang, akhirnya cari pinjaman karna banyak keponakan, saudara dll. 3. Waktu mau usaha sendiri, kluarga, teman, bilang jngan usaha banyak pesaing, nanti bangkrut, uang tidak pasti, banyak pedagang pakai dukun nanti kmu disantet, mending kerja ikut orang Gaji sudah pasti.
Chindo mental kuat. Tmn dia bisnis online rugi terus sampe sisa uangny tuh di bawah 2 juta. Akhirnya semua uangny di taro buat iklan trus ga makan 3 hari lebih. Skrg orderan tiap hari uda ratusan. Mindset sama mentalnya si gila.
"REZEKI ITU UDAH ADA YANG NGATUR". Kata om tiri gue, yang sampai saat ini masih nganggur, main hp doang, terus numpang dirumah tante gue yg udah bersuami + berkeluarga. Jadi beban dan benalu. Padahal selama belasan tahun istrinya nungguin dia. Kerjanya cuma sholat dan berdoa doang, kagak ada gerak sama sekali. Padahal dalam islam KERJA ITU KEWAJIBAN, APALAGI LU SUAMI. Istrinya kerja pontang-panting ngidupin anak. Dimodalin sama istrinya, tetap aja ga ada progres. Emang mentalnya males, sering DIBELA SAMA NENEK. Kalau anak nya ga sukses, yg disalahkan istri dari anaknya. Dibilang GA BAWA REJEKI, GA BAWA HOKI. 😀. Akhirnya istrinya minta cerai, bilangannya ujian dari Allah. Ga nyadar diri salahnya dari dia sendiri. Padahal masih sehat dan belum tua2 amat. Baru 40 an. Disuruh jadi ojol, malu. Jaid supir taksi, gengsi. Karena dia S1, makan tuh S1.
di sosmed aja masih saling ejek lu Batak lah, lu Jawa lah, pokoknya gini kita sekolah lalu kita mencoba berkarya kalau di tekan oleh sesama rakyat jelata/menengah normal kan yang gak normal ini di Indonesia jika kita berkarya kita di tekan oleh pemerintah pusat dan Daerah itu real ya
Byk kok cindo yg judol. Tapi duitnya sudah gk hbis 3-7 turunan yg main. Ibarat financial freedom + bonus2 lah yg main begituan. Klo ane mah ChiTaTo (Chindo Tanpa Toko) 😂
Yg bangkrut krna judol mngkn sdkit, krna gk mau lawan sistem tapi Yg sukses trus abis krna Judi jg bnyk klo chindo , smpe nipu sodara sana sini , nipu temen. Judi scra traditional udh makan korban bnyk drdl
Saya CIA aka Chinese Indonesia American 😂baru ketemu channel kamu. Umur 51 saya tinggal di Jakarta Singapore sekarang Texas. Mental immigrant Itu yg asli bikin maju. Kalau physical job org Mexico itu pekerja keras hanya secara education kurang kalau IT org India karena peran pendidikan. Kalau Asia sini mix tapi org China Hongkong Taiwan asli anak2nya semuanya masuk Ivy League. Bahasa Inggris penting. Saya suka channel kamu drpd yg suka tunjuk2 kekayaan. Banyak belajar dr kamu. Dan cara Kamu presentasi hebat. Semoga Indonesia kedepannya maju. Sukses yah buat channelnya.
Setuju, saya orang indonesia pribumi dan tinggal di Singapore. Saya merasa tidak Chinese tapi berhasil kuliah di NUS dan NTU. Kerja di Singapore dan tinggal di Singapore. Dan berhasil juga survive SMAK 1 Penabur dimana mayoritas Chinese dan menjadi upper average. Jawaban menurutku cuma 1. Immigrant mentality, dan juga kadang kalau pilihan cuma satu, jalan cuma 1 dan harus maju maka kita akan terpaksa harus maju.
Bukan hanya Chindo. Sebenernya etnik/suku lain di Indonesia ini punya etos kerja yang unik juga. Contohnya : 1 orang padang/minang. Kenapa mereka banyak yang sukses, karena dari zaman nenek moyang mereka punya budaya merantau dan wirausaha. Bahkan Restoran padang menjamur disemua daerah di Indonesia sampai kepelosok. 2. Orang madura. Sudah bukan rahasia umum bahwa orang madura merupakan ahli dagang bahkan biasa bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar seperti indomaret/alphamart. 3. Orang batak. Orang batak mereka menginvestasikanya ke pendidikan. Kalau kita bicara pengacara, dokter, bahkan manager banyak dari kalangan orang batak. 4. Orang Jawa. Secara populasi orang jawa sangat besar. Tapi golongan mereka banyak yang jadi teknokrat. 5. Orang Sunda. Orang sunda terkenal kreatif dan suka berinovasi, mereka banyak bermain di UMKM seperti Ritel ataupun usaha makanan. Dan masih banyak lagi keistimewaan suku-suku di indonesia yang unik dari segi etos kerjanya. Kita gak bisa mengeneralisir. Tapi ini faktanya. Intinya semua suku punya keunikanya masing-masing, yang Penting mau bersaing dan gak cepet puas. Selama kalian menekunin bidang yang bener, pasti hasilnya juga bakal bagus untuk masa depan kalian. Intinya gali potensi diri kalian cocoknya dibidang apa dan tekunin dengan giat.
Mungkin karena konglo di Indo itu hampir semuanya cindo, jadi kena stereotip cindo selalu kaya. Padahal ya banyak juga cindo miskin, atau suku asli yang kaya.
Gw chindo, sejarah yg di paparkan dia mmg benar atau lebih tepatnya begini. Banyaknya tersebar etnis tionghua di mana2 di karenakan zaman raja2 dinasti2 dulu itu tu sering berperang serta bencana alam dll. Hidup itu susah di zaman dulu makanya inisiatif dari nenek monyang untuk melaut mencari benua lain yg lebih stabil agar kelak anak cucu cicit dapat hidup lebih baik. Setelah melaut ke benua2 lain dan kondisi di tempat tersebut bagus maka mereka kembali lagi ke china untuk menjemput keluarganya agar dapat hidup bersama2 di benua2 yg telah mereka rasa stabil dan lebih layak untuk hidup stb. Makanya suku ras cina tu ada di seluruh dunia. Semoga bermanfaat info ini.
Karena mindsetnya beda, tujuan hidupnya beda shg motivasinya juga beda. Umumnya pribumi mau semua. Mau kaya, mau banyak istri kalau kaya, dan mau masuk surga. Sementara kalau Chindo, simpel aja, mau kaya aja cukup dan fokus kesitu, ntah jadi profesional atau jadi pengusaha.
Menurut pandangan saya, keturunan Chindo kebanyakan sukses karena mereka memegang komitmen, kejujuran, kerja keras dan tak ada kata menyerah kecuali kematian
Yg masih kepo bab terakhir baca buku “phsycology of money” intinya uang itu mengikuti value kita dan skill mencari & mengelola keuangan itu 2 hal yg berbeda
Di Indonesia: 1. Pendidikan kacau 2. Banyak Guru yang kurang kompeten 3. Ngajarin metode jadul 4. Gengsi anak muda tinggi 5. Gapaham teknologi 6. Mindset miskin Ini FAKTA ya, jangan ngeyel😌😌
Tetangga sy orang Chindo kalo ga makan sekeluarga ga makan sampe anak2 kecilnya juga ga makan. Kalo orang melayu sudah utang kemana2. Orang melayu punya uang sedikit boros nya dahsyat. Kalo dimarahin ntar stress biaya ke dokternya juga gede. Jadi ya apa boleh buat stagnan ga bisa kaya 😂
Dulu waktu gw kuliah segeng sama anak2 chindo. Aku akuin mereka memang beda sih. Aku berubah jadi berusaha ekstra dalam belajar supaya bisa ngimbangin mereka. Selain itu waktu kerja kelompok juga enak banget kerja bareng dan dibagi2. Beda pas aku sekelompok sama yg lain, beuh, ada yang ngilang2 di kerja kelompok
menurutku kesuksesan chinese indonesia itu membawa cobaannya sendiri. dunia itu sudah semakin tertutup, dan bahkan sampai hari ini kita lihat masih banyak orang china daratan yang berimigrasi dan bekerja atau berusaha di negeri orang lain. mengapa? apakah dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan luar biasa RRC masih tidak bisa mengakomodasi rakyatnya sendiri untuk berusaha sampai harus imigrasi ke negara2 lain. why?
Lah orang2 lu sendiri kebanyakan males2an dan main aman. Kenapa harus nyalahin kesuksesan orang lain jika anda memang kalah bersaing. Tidak mampu bersaing.
@@yantoputra4164 di kemudian hari, atau malah udah terjadi, ada chinese2 baru yg udah di upgrade datang kesini, di saat itu udah gak ada lagi tuh chinese indonesia, melainkan chinese or indonesia, jangan naif, mereka gak akan ngelihat kamu kan? lah berbahasanya aja "fan gui" atau "gwai lo".
Satu hal utama yang terlewatkan yaitu sistem kapitalismenya yg diterapkan orba itulah yg paling penting, di era jaman soekarno lebih cenderung sosialisme dengan keadilan sosial tapi setelah soeharto naik membawa sistem ekonomi kapitalis dan sentralistis yg etnis tionghoa 99 persen diarahkan menguasai ranah perdagangan, kalau indonesia mengacu ke sistem sosialis yg soekarno buat engga bakal ada kasus kayak gini, ekonomi lebih merata
Ini dari pengalaman saya sebagai pebisnis dimana punya circle banyak teman dari yg chindo sampai asli keturunan Indonesia stiap nongkrong sama teman chindo selalu ngebahas lg bisnis apa sekarang? gmna bisnis? ada bisnis baru enggak? pertanyaan itu yg selalu keluar kalau lg nongkrong beda dengan teman yg non chindo waktu ngumpul selalu ngebahas kerja apa sekarang? gmna kerjaan dikantor? kebanyakan ngebahas masalah problematikan kerja sebagai pegawai ketimbang mengarah menjadi pengusaha dan buka bisnis. Menurut aku ini bukan masalah keberuntungan atau kerja keras semata tapi masalah mindset yg diturunkan orang tua kebanyakan teman chindo itu orang tua nya pengusaha hanya segelintir yg sebagai pegawai dan kebanyakan yg dlu nya pegawai keluar dan merintis usaha, sedangkan kebanyak teman non chindo orang tua nya lebih memilih menjadi pegawai perusahaan atau yg lebih bonafit ya menjadi ASN. Perbedaan yg paling jomplang kebanyakan orang tua chindo lebih memberikan kebebasan untuk mengambil resiko dan mendorong anak untuk berbisnis sedangkan orang tua non chindo kebanyakan lebih mendorong anak nya untuk memilih pilihan yg aman sehingga kebanyakan teman saya yg non chindo terlalu takut untuk beralih dari pegawai menjadi pembisnis.
Kesalahan pertama adalah pribumi tidak berusaha memutus kemiskinan yaitu jangan menikah dulu dan jangan punya anak dulu sebelum bisa menafkahi diri sendiri, isteri & anaknya. Sebelum menikah harus menabung dulu untuk biaya hidup selama 2 thn. Setelah itu harus hidup hemat, banyak menabung dan berinvestasi. Jangan bergaya hidup mewah dulu, beli motor, HP mewah, jalan jalan dll. Tidak perlu pesta kawin mewah, sunatan, selametan kematian, umroh, haji karena umroh dan haji hanya untuk yg mampu. Yg tidak mampu umroh jangan memaksakan diri
Sy sering maisong melayat di tempat orang china, ga semua kaya,, Sayangnya ada yg orang jawa, arab indonesia yg bodoh & rasis, ketika ekonominya tertinggal menuduh akibat ulah china, kita sebut sj kelompok fpi, dlm aktivitas politiknya teriak2 antek aseng & asong dst,, Sy pernah nyimak pak syafii antonio, menasehati umat islam secara umum, muslim wajib kaya, krn disuruh zakat, disuruh haji, disuruh sedekah, memberi lbh baik dr pada menerima, sedekah bs melancarkan usaha dst. Tp saat nyimak ceramah mas Felix shiaw justru sebaliknya, orang islam ga kaya ga apa2 krn kelak hisabnya di akhirat berat, ditanya dari mana uangnya, digunakan utk apa uangnya, dst. Sehingga oleh guru gembul disindir, orang islam ga apa2 miskin di dunia yg penting di akhirat tetap miskin !!! Miskin bkn faktor ras, di kota sy yg china kurang beruntung banyak, yg jawa, madura, dan lainnya kaya juga bnyk,, krn ketekunan, ulet, tdk gampang ganti bidang usaha, dari jualan sembako ganti bengkel, bukan spt itu,, Ketika kita menjalani takdir kehidupan yg ga kaya raya tdk perlu meratap, dg kerja keras setidaknya kita bkn orang miskin yg hrs dikasihani,,
Jalanin prinsip hidup masing-masing saja. Yang penting jangan mengeluh. Tidak ada mindset yang salah/benar. Emang siapa yang menentukan ini benar/salah? Chindo kalau mati mereka akan bawa sebagian hartanya ditimbun dengan mereka, jadi wajar saja kerja mati-matian.
saya lahir di keluarga chinese - jawa ayah saya jawa, mama chinese saya mendapati 2 perbedaan dalam pegang uang, disiplin nya tuh beda banget yang mama tuh bener bener nanamin prinsip bahwa "kamu harus bertanggung jawab sama uang yang kamu keluarin bahkan 1000 rupiah harus tau arahnya kemana" beda dengan keluarga ayah yang jauh lebih longgar dan santai
Gue padang totok 1 keluarga. Mindsetnya hampir mirip. Karena anak padang harus rantau.. kebetulan semua sudah perantau sampai kami semua generasi ketiga lahir di jakarta. Omah ga akan pernah kasih uang kalo kita ga kerja.. masak nasi, gabisa becanting canting kalo dirumah cuma ada 4 orang. Kenapa? Omah selalu bilang.. hidup bukan cuma hari ini. Di luar itu, omah bilang kalo mau kerja harus jujur. Kalo jualan harus jujur. Intinya jujur. Oh iya sama satu lagi.. rejeki udah ada yang atur. Tapi gacukup disitu.. tuhan ga akan mau atur hidup kamu kalo kamu ga mau di atur.. Setelah sekarang punya anak dua, sudah bisa akses relasi sana sini, lumayan banyak dikelilingi temen temen tionghoa.. cara dagangnya sama.. "Harus bisa cengli. Untung 10% lebih baik dari pada rugi 10% dari modal.. makanya bisnis cepet berputar, orang seneng sama kita.. mungkin ini pengalaman melihat temen temen kita yg "pendatang" jauh lebih beruntung. Kerja keras, dan ga boleh curang 🙌🏻
Tp chindo dlm persaingan dagang nggak pernah main klenik kek pribumi😂, licik boleh asal ydk merugikan, kek konser Taylor Swift Singapore, itu licik alias cerdik.
@@annasangjeomstore9427tapi sesama chindo juga sama sih saling menjatuhkan hahaa hampir di semua rasa budaya tusuk menusuk itu sudah hal lumrah dalam berbisnis 🤣
Kalo dari pengalaman sebagai orang pribumi yang punya temen ci do, orang cindo kalo temennya punya usaha langsung bantu beli barangnya jadi usaha cepet naik, lah temen pribumi gw minta diskon yg ada atau gratisan / malah ngga beli sama sekali atau malah "emang kamu bisa usaha?"
Koneksi kayanya bro...lihat aja barang barang mengalir antar chindo antar kota antar provinsi antar negara mereka tidak ada bendungan antar chindo... Sedangkan orang indo klou udah sukses mereka menutup diri tidak ingin berbagi koneksi. Orang Indonesia klou sudah sukses merasa berjuang sendiri
Inti nya udah ada yg bangkit kan di awal generasi selanjutnya tgl jalanin aja dengan konsisten, kalo dari nol ya ttp aja presentasi berhasilnya kan cmn 1% gak lebih.
kita lihat warga china di seluruh dunia, mereka semuanya kaya2 & berjaya, kenapa mereka jadi begitu, cuba kita lihat lebih dekat mereka ada disiplin itu pokoknya
Betul, mindset Tionghoa itu lebih tepatnya mindset "pendatang", survive adalah tujuan utamanya. Kalau masalah label etnis pedagang mah banyak sebernanya, kayak etnis Minangkabau atau Madura, Madura nih sebenernya punya kans buat jadi the next Tionghoa, sayang aja mindset mereka masih mindset "tuan rumah"
1 karena rantau harus sukses... Dapat uang juga ga dipake untuk "pulang kampung".... Duit ditabung terus sampe bener2 banyak duit baru "pulkam" Nga pake gengsi untuk dapatin duit, ga pake gengsi utk gaya hidup sesederhana mungkin... Kalo dapat 10 perak, 8 nabung 2 makan...
Gua benci banget sama mentalitas orang indo yang suka ngejatuhin orang lain dan gak suka lihat orang lain sukses, crab mentality. Temen gue buka cabang di toko yang mayoritas pedagang di sana pribumi, selalu pengen tahu urusan orang lain biar dijadikan bahan omongan mereka dan mereka gak welcome sama sekali, sampe ada yang ngelempar tanah kuburan ke toko temen gua lah ngirim benda dan mahluk anehlah. Beda jauh sama cabang toko dia yang satunya di daerah toko-toko pecinan. Disana gak pernah ada problem, mereka sibuk ngurus toko mereka sendiri, minding their own business lah intinya dan persaingannya juga sehat.
Dari awal memang mindset mayoritas memang udah salah, saya ambil contoh diri saya sendiri sebagai etnis jawa dari kecil sudah di tanamkan nilai nilai feodal, pesimis,mengalah dan masih banyak lagi hal yg membuat kami gagal dalam bersaing, filosofi kami yang bilang "urip sak cukup e di syukuri seng penting iso mangan" (hidup secukupnya di syukuri yg penting bisa makan) kenyataanya hari ini kami etnis mayoritas dan banyak yg masih kesulitan dalam hal ekonomi.
Saat masuk dunia kerja.. kata2 nasehat ngkong gini "MANUSIA SEPERTI IKAN.. IKAN GA ADA AIR MATI.. MANUSIA GA ADA UANG MATI"... sampe hr ini saya takut mati gara2 ga punya uang.. bukan masalah keunggulan etnis.. ini masalah mindset.. istri saya org jawa..dulu boros.. sekarang lebih pelit dr aku.. sugarbaby ku org jawa..gen z..ampun boros e..
1.orang pribumi dr nenek moyang sedikit yang berbisnis mentok petani nelayan buruh kurang ilmu 2.sekolah goalnya mencetak karyawan 3.banyak yang salah persepsi kbanyakan orang islam salah memaknai ikhtiar harusnya berusaha sampai mentok baru di syukuri hasilnya tapi kebanyakan usaha seadanya 4.mental bukn petarung inginya instan zona nyaman 5.circle 6.mindset 7.suka belanja jiwa konsumen 8. Suka mancing padahal nganggur 9. Suka jadi netizen julid 10. Kurang iman dan taqwa
Tapi gak juga sih.. aku dosen di PTN. Ada temen temen dosen yg chinese totok.. bs ngomong hakka, jadi dosen PTN dari tahun 90 an.. yg aku kenal ada lbh dari 10 orang..
Ini stereotype atau generalisasi yg bikin chindo dibenci pribumi, pdhal kl mau ditotal ya tetep lbh kaya pejabat2 yg notabene itu pst 99% pribumi. Pdhal krn diskiminasi di bbg bidang itu lah etnis chindo dipaksa hrs struggle for their life. Ketika manusia sdh dihadapkan pd situasi DO OR DIE, sdh gak ada lg option utk malas2an hrs fight for their better future
Kenapa chindo kaya? Karena emang pekerja keras, hemat, konsisten, dan berpikir jangka panjang, ga kaya pribumi yg apa apa udah males duluan. Kenapa chindo kaya sebenernya bukan karena mereka jenius bgt cuman memang lebih 'pekerja keras'
@@lullaby6642betul. Sedangkan pribumi lebih suka pekerjaan formal seperti jadi guru, dokter, polisi, tentara, insinyur, ilmuwan dan lain2. Ini tidak buruk, karena bayangkan aja kalau semua orang berdagang, lalu siapa yang akan jadi guru, dokter, polisi, tentara dan lain2? 😅
@@galitzine2726 wkwk jangan ada istilah ini tidak buruk bang, itu tidak memotivasi Pribumi untuk jadi pengusaha. Apakah profesi pengusaha skg mau dikavling hanya untuk etnis tertentu? 😀
Mereka juga pekerjaan keras dalam hal korupsi juga sekali korupsi individu nya ndk tanggu2 sampai triliuan mulai Edy Tansil 3 T bos Palma 48 T dan terbaru Harvey Helen dkk 271 T
Sebagai chindo, didikan yang didapat dari ortu adalah: 1. Gak boleh nganggur 2. Kerjain apa aja jangan gengsi 3. Hidup hemat walaupun ada duit 4. Gak boleh mati kalau gak siapkan passive income untuk keluarga 5. Boleh nikah kalau udah punya rumah sendiri, gak boleh tinggal di mertua apalagi di rumah ortu sendiri 6. Kerja gak boleh kena matahari (maksudnya mulai subuh selesai malam) 7. Dilarang ngemis (uang, posisi/jabatan, kesempatan, dll) 8. Dilarang sakit, kalau sakit gak bisa jadi alasan gak menghasilkan uang 9... (Ada yang belum disebut gak ya?)
Ada lagi setiap anak punya rezeki masing2. Ada lagi lebih baik nikah muda daripada pacaran. Alhasil,.ga siap finansial dan mental sudah harus jadi suami dan ayah. Kalo di chindo, status pengangguran atau kerjaan ga jelas atau malas, jangan berani2 lamar anak gadis orang, wajib kasih lihat kerja keras dan hasil...
Kata-kata "rezeki sudah ada yang ngatur" itu ga salah sih, cuma sebagian orang salah menginterpretasikannya, menganggap " Kalau ga kerja sekalipun, kalau kita dikasih kaya kita kaya " Padahal aku yakin, Tuhan pasti akan menghargai orang yang bekerja keras. Pekerjaan dan penghasilannya dapat membantu banyak orang, sehingga mereka akan dilimpahkan rejeki dibandingkan yg bekerja setengah-setengah atau malas bekerja yang jelas ga memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, malah menyusahkan keluarga atau orang di sekitarnya😊
agak unik sich, padahal Indonesia mayoritas beragama Islam, tapi mereka lupa belajar bahwa Nabi Muhammad SAW itu profesinya adalah pedagang dan titik balik dalam perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW adalah hijrah dari Mekkah ke Madinah, artinya karakter Nabi itu dalam sejarah pribadinya ada pedagang dan pendatang. Kesimpulannya jika kita menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan dalam konteks "pedagang" dan "pendatang" maka saya yakin pasti bisa sukses juga
Jawabannya easy, karena pribumi demen banget ngeluarin statement "uang gak dibawa mati", "rezeki udah ada yang atur", "gapapa miskin di dunia tapi kaya di akhirat". Statementnya sebenarnya benar, tapi jangan dijadiin alesan buat jadi miskin gak sih?
gapapa sih ngomong kyk gitu, yg penting jangan iri kalo liat orang lain lebih kaya dan jangan nyusahin orang lain. masalahnya 2 ideologi itu dicampur aduk, muncullah manusia2 malas yang cuma nunggu "rezeki" dari entah mana datangnya tapi menyalahkan orang lain yg lebih sukses.
@@cultclassicxpopculturegk masalah ujung ujungnya buat naik haji atau ke luar negri toh semua punya kepercayaan masing masing kan Intinya yang penting watak dan mental
"...Kaya di akhirat"😂 lah pdhal statement lainnya "uang gak dibawa mati" Gimana kaya nya? Kadang mereka tuh ga mikir panjang lg, yg ad di otak saat itu udh semprot aj keluar Berdoa doank meh ga bikin kaya, ini 2024 bukan jaman mesir kuno. Bukan tiba2 berdoa, zepp 1 T di depan mata. Kecuali korupsi. Itu aj mesti effort😂
Boleh sharing ya, gw generasi ke 4 di Indonesia, Akong gw pertama kali sampai di Medan itu pas masih jaman perang sama Jepang, sampe bener2 di tindas banget kalau di ceritain sama amah gue, dan hidup jaman akong dulu lumayan susah, makan pun kayak ga cukup, tapi dia resilient, dia malam2 nyuri2 belajar, lalu belajar bahasa Inggris, sampe akhirnya dia diterima kerja di 1 perusahaan Garment di Medan, pas itu masih jaman awal2 selesai di Jajah, singkat cerita, dia bener2 progress banget sampai akhir nya owner dari Garment ini pulang ke luar negri, dia jadi salah satu penerus nya ( ada 4 orang yang di jadiin penerus dan salah satu nya akong gw ) Nah banyak sekali cerita up n down, inti nya 3 partnernya lagi itu jahat, akhirnya pecah kongsi, nah akong gw pas kerja itu dia bener2 hebat banget, semua customer sama supplier demen bgt sama dia akhirnya pas dia jalan sendiri, dia kenal semua supplier dan buyer semua suka akong gw, dan akhirnya turun menurun sampe bokap tapi sayang nya pas sampe generasi gw ( memang sudah tidak sebagus dulu ) tapi untung nya akong dan bokap gw dulu uda rajin invest2 juga dan baru bisa sekolahin bokap gw sampe ke Canada dan baru ada hidup kita sekarang yang bisa nyaman Inti dari yang gw mau cerita adalah, chindo rata2 Resilient dan consistent banget di usaha dan hidup
Ya kalo itu berlaku buat semua etnis. Masalahnya di Indo kenapa chindo lebih sukses? Salah satunya karena chindo standar suksesnya lebih luas gak kayak pribumi yg hanya terpaku pada PNS/TNI-Polri dan apapun berbau kedinasan saja. Jadilah Chindo sukses di berbagai bidang terutama berdagang & berbisnis, bahkan freelancer, jenis-jenis bidang pekerjaan yang dipandang pribumi sebelah mata dan jarang orang mau menekuninya.
gue cina.. habis gmn gue dulu ada cita2 militer mau jd tentara ya gk bisa.. jd presiden? cuma jawa.. ya ud jd pengusaha.. eh sukses. masih pada iri intinya.. mindset ras itu ada. lokal itu mindset nya makan gk makan yg penting kumpul.. kl tionghua kumpul gk kumpul yg penting anak nya dapet makan di tempat masing2 dr situ aja ud jelas mana yg akan snowball effect untuk sukses
Ko ajarin dagang dong🙏, gue pribumi tapi GK pernah iri sama etnis tertentu malah gua respect dan salut sama dia orang.. Gue mau sukses dagang ko, umur gua 28 masih bujang, sekarang mau buka toko kelontong.. Gimana caranya dagang ko, gua mau mulai ini.. Tolong jawab ya thanks
Mantap koh ane sendiri Jawa tapi byk belajar dr byk org Tionghoa keren, dan generasi Jawa yg sekarang saya rasa lebih byk yg suka berbisnis ketimbang jadi petani
@@dweeble1710 takdir gak bisa dirubah kalau nasib bisa dirubah kata siapa harta TDK dibawa mati Krn kalau kita jadi orang kaya bisa sedekah dan waqafdgn waqaf selama waqaf tsb bermanfaat maka pahalanya. Mengalir terus walau kita SDH mati dan disurat Al qasas "Muslim yg kuat lebih disukai Allah dari pada muslim yg lemah "berdasar ayat tsb berarti sbg muslim kita hrs kkuat kuat fisik kuat mental. Kuat iman kuat taqwanya kuat ilmu kuat harta dan kuat finansial shg bisa LBH bermanfaat buat orang bnyk Krn sebaik2x orang adalah yg bnyk manfaatnya utk orang banyak
@@tutikarwati3247 Makanya makin kumuh... Mikir sendiri mau pahala paling gede... Masjid aja dikuat bangun dimana2... Generasi kedepan butuh listrik dan pembangunan fasilitas... Waqaf sedekah juga larinya kemana korupsi gak mau diselidiki kerna "atas nama Allah" pasti gak ada persoalan... "Yang penting udah sodaqoh, yang penting ikhlas"
Nih ya, pengalaman dunia kerja. Orang pribumi, biasanya berpikir pendek dan cepat habiskan uang. Boros, saat pensiun anak anak hanya lulusan SMA dan kemiskinan berlanjut. Orang keturunan Tionghoa ga banyak gaya, ga boros, duit dipakai untuk produktifitas, ga perlu tampil kaya padahal sudah kaya banget.
Orang Pribumi liat tetangga sukses, panasan. W punya tetangga, punya rumah punya mobil, liat tetangganya yg cuma ngontrak bisa punya 3 mobil, ehh merasa tersaingi terus beli mobil 2 😂.
Kalau dari POV aku ya, karena orang² keturunan Tionghoa itu dari kecil diajarin financial management, etos kerja dan mindsetnya tuh ngga yg mikirin sekarang, tapi sekarang + nantinya gimana. Jadi, mau profesinya sebagai pedagang, akademisi, atau profesi lainnya, ya pakem itu nempel. Aku liat itu ketika masa kecil tinggal di Pulau Singkep, berdampingan dengan orang² keturunan Tionghoa. Terus, ketika keuangan mereka membaik, gaya hidup mereka ga terlalu ngikutin income. Jadi kalau ketika pendapatan mereka misalkan 10, biaya hidup 5, sisanya ditabung. Ketika pendapatan naik jadi 15 atau 20, ya biaya hidup tetep 5, yg sisanya ditabung dan atau investasi.
@@SamsWatchReview Betul. Menarik lho ketika aku liat ada warung, terus si orangtuanya jualan makanan, terus di salah satu sudut toko ada meja yang isinya toples² isi permen, coklat. Waktu ada yang mau beli, ibu/bapaknya akan manggil anaknya untuk melayani. Ternyata itu jualan anaknya 😁
Gw cindo, om gw jualan sembako, anaknya aja jarang dikasih minuman dagangannya, pdhal pengen😅. Bapak gw kerja di pers., nyokap disuruh ke kebun, anak2 klu liburan ya ikut kerja di kebun. Ada duit, beliin emas, anaknya kuliah semua dr tabungan. Org indo, ada duit, boros buang duit sana sini, anak kagak bs sekolah tinggi. All about financial planner, mindset hidup hemat peduli amat omongan org dibilang misqueen😂
@@miyukoyayy Beruntunglah aku pernah tinggal di Pulau Singkep Kepri waktu kecil. Jadi bisa liat bagaimana para orangtua keturunan Tionghoa itu mendidik anak²nya, bagaimana mereka hidup ga peduli apa kata orang, dll. Salut!
Gue jg Chindo. Mental pendatang memang udh ditempa dr bokap nyokap pas mulai beranjak dewasa, despite memang di manjaiin pas kecil. Dimulai dr disuruh selalu jaga kesehatan, diajarin baca2 koran, nabung dr kecil hingga dilesin bahasa inggris dan dibantuin untuk belajar dgn komputer dr SD. Kalau ngeksh nasihat jg tdk cuma2, dan biasany cara negurny beneran lebih menusuk dibanding dosen killer sekalipun, tapi sekeluarga pada tahu maksudny baik. Pas makan berlebihan langsung dinasihatin buat perbaikin diri, "wajahmu itu udah rusak banget sampe harus oplas habis2an buat cantik." Jadi mulai lbh terbiasa ngejaga makan dan ngurangin gula krn didikan itu. Karena ditempa dengan kritik dan saran selama proses berlangsung, pas turun ke dunia kerja, udh merasa teguran dan nasihat dari atasan maupun dosen di luar serasa denger malaikat.
Bukan mental pendatang bro, orang di mainland sana juga pekerja keras. Elon Musk pun mengakui banyak orang di China pintar dan pekerja keras dan jumlahnya lebih banyak dari orang Amerika.
Gw dulu anak buangan panti asuhan waktu kecil,waktu kuliah dapat beasiswa 100% di saudi arabia,di sela2 bljr gw sempatin jual gorengan untuk anak2 kampus setelah modal agak cukup gw mulai ekspansi ke masakan asia alhamdulilah sekarang udh punya 3 cabang di saudi,beberapa pengusaha sukses di saudi juga kebanyakan pendatang Yaman yg negara nya konflik, kondisi kepepet membuat kita jadi kerja keras apalagi sebagai pendatang di negara org kita dikenakan pajak yg tinggi
q bekerja d tiongkok.dulu saat d indo q jg bnyk bergaul dg cindo koko2 toko. stlh q pelajari.mindset mereka sama..... kerja keras..gk nipu..jujur...bngun komunitas yg kuat...fokus k asset masa depan..hemat dan cermat....
@@xcc7437karena ojol bukan pedagang, chindo yg dibicarakan disini tuh profesinya pedagang/pengusaha. Chindo kalau jadi ojol meskipun kerja keras juga ga bakal kaya.
Tanggung jawabnya tinggi,pekerja keras, irit,gak gengsian ( pekerjaan apapun dilakukan yg penting dapat uang ) dan rela perih ( gak mau makan enak sebelum sukses ).. Suamiku Chindo dan kami benar2 merintis dari bawah,dari penjual perhiasan imitasi sampai akhirnya kami mampu punya toko Emas ( alhamdulillah 2 toko sekarang )..saat2 kami buka toko perhiasan,kami dicemooh sana sini dan dibilang juga china miskin tapi justru itu sebagi cambuk utk maju dan yg luar biasa sekali,uang makan tidak akan pernah lebih dari yg sudah ditentukan... Dan perjuanganya pelan2 sudah ada hasilnya meski belum wooww...
Wkwk tapi kenyataannya koruptor rata2 chindo / tionghoa ga heran kalau lebih kaya dr pribumi , soal cerdas atau rajin org Indonesia ga kalah rajin , cuma kalah licik dan picik aja.
Salut sih, sebenarnya ini juga bisa menjadi refleksi untuk rakyat pribumi kalo asalkan kita bisa lebih berusaha drpd yang lain kita bisa menjadi lebih maju drpd mereka, contohnya dulu rakyat cindo suka direndahkan dan juga memiliki hak yang tidak sama dengan rakyat pribumi seperti hak pekerjaan, tapi mereka masih tetap mencari alternatif untuk bertahan diri dan dari sini kita melihat bahwa walaupun sudah ditimpa dengan kesenjangan sosial mereka masih tetap bertahan dan itu kenapa kebanyakan dari mereka kaya, ya karena berusaha. Karena kesetaraan sudah mulai diimplementasi sudah keliatan kenapa masyarakat cindo lebih kaya, karena usaha2 ayah dan kakek mereka ditambah dengan mentalitas turun menurun karena pengalaman orang tua mereka yang bisa dikatakan positif untuk anak mereka menjadi tajir seperti orang tuanya dan tidak putus asa
karna orang pribumi terlalu percaya ke takhayul, contohny saat dagangan gk laku sebagian dari mereka mengira bahwa mereka di ganggu oleh orang lain dalam hal spiritual, padahal bisa saja mungkin karna tempatny gk rame, atau pelayanany yang kurang baik, ini menurut saya
Chindo juga banyak kepercayaan coy, contohnya bikin hotel engga ada lt 13.. nokia engga keluarin hp seri 4 ada alasannya.. fengshui jualan di tempat tusuk sate dll
@@charlesalex9859 itu pengaruh coy misal aja nih lu buka toko di tanggal tua ya gaada yg mau borong lahh. kalo buka toko pas tanggal muda habis THR ato angpao pas semua ada uang ya pasti banyak customer datang mau ngeluarin duit
Klo gw gak salah inget sih karena dulu etnis china dilarang punya tanah. Jd satu satunya pekerjaan yg ngasilin keuntungan yg bisa mereka lakukan ya berdagang. Dan karena fokus di sektor itu mereka pelajari dgn sungguh sungguh. Sama kayak Yahudi di eropa dulu, gak boleh punya tanah, gak boleh menjabat, gak boleh ini itu. Jd satu satunya pekerjaan yg bisa mereka lakukan ya jd bankir. Dan mereka jd pandai dlm perbankan.
📌Menurutku sih, rumus menabung (menyisihkan uang) gak harus 30% dari pendapatan, sampe skrg masih di pegang org" cindo. Menyisihkan uang sebanyak mungkin dari pendapatan & harus di puter smpe Jdi uang lg ✔️
Sebenernya kunci sukses ekonomi emang di dagang. Mau itu Eropa, Jepang, Korea, China, Arab, India. Sayangnya pribumi cuman terpaku ama PNS/TNI-Polri aja😂😂 ditambah kultur yg kurang menjunjung pentingnya pendidikan.
Nah ini kocak emang pribumi kita khususnya yg mayoritas Muslim, padahal Nabi Muhammad SAW aja jadi pedagang dan menganjurkan umatnya jadi pedagang tapi malah milih jdi ASN, Kantoran, Karyawan, Polri, TNI Tok. Klo gk ada teman-teman Chindo yg punya mindset pebisnis yg kuat wah gk tau lagi sih ekonomi kita (Indonesia) mungkin udah jauh ketinggalan daripada keadaan yang sekarang ini.
@@dawibahumagak ada salahnya jadi asn atau kerja kantoran, gak semua org punya bakat jadi pebisnis. Jangan ngaco lah. Mau kaya ya dagang tapi resiko tanggung sendiri, mau stabil ya kerja sama org walaupun biasa aja finance nya.
Saya salut banget sama kultur chindo yg memang pekerja keras & fokus pada profit yg bisa didapat dari modal/usaha yg dijalani, apalagi berhemat sampai 60% dari total penghasilan, ga kebayang gimana pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari2.
Waktu SD Indomie kuah 1 bungkus, air dibanyakin, tambah garam, bagi 3, makan pakai nasi 😅 1 telur garam banyakan, dikocok, bagi 3 goreng dadar tipis. Yg bekerja hanya papa, tapi kami 3 anak semua berhasil dikuliahin sampai S1 @@goenawanarief4027
Jujur ya mba malah kaya nya realitasnya 80-90% keuntungan dagang pasti kembali ke dagangan lagi/investasi/ditabung Sisa 10-20% baru buat kebutuhan sehari2 Soalnya sy rasain dagang untung misal 1 juta sehari, pdhl yang kepake buat spending cuma 50rb hri itu
Siapa yang bilang Chindo umumnya kaya ? Gak kok , teman2 saya yg Chindo banyak yg hidupnya pas2an kok . Cuman memang kebanyakan teman2 Chindo saya hampir semuanya usaha toko , usaha pabrik walau kecil2an , usaha home industri , pokoknya usaha apa aja , walau ada juga sebagian kecil yg kerja ikut perusahaan . Dan apakah karena pekerja keras ? Hemat ? Dll itu ? Gak kok , teman2 saya yg non Chindo juga umumnya pekerja keras dan hemat . Bedanya cuman : teman2 saya yg non Chindo lebih punya banyak pilihan , ada yg jadi tukang parkir , ada yg jadi satpam , ada yg jadi PNS , ada yg jadi polisi , ada yg jadi TNI , ada yg jadi pejabat , ada yg jadi petani , pokoknya semua lini profesi dan pekerjaan mereka bisa masuk . Sedangkan teman2 yg Chindo pilihannya cuma bisa buka usaha walau kecil2an atau kerja di perusahaan , lainnya bisa dibilang tertutup utk mereka . Karena pilihan yg cuma ada hanya itu , maka dari kecil mereka mau tidak mau ya harus fokus pada itu aja , belajar pada itu aja .
Semua kerja chindo bisa mau jadi apa pun itu hanya saja mindset nya kan harus jadi pengusaha biar jadi tukang parkir pun kalau mereka gak gengsi yah boleh-boleh saja
gue sebagai chindo yg bukan dari keluarga berada, anak broken home & sandwich gen sudah bekerja sambil sekolah dari umur belasan, uda banyak ngelewatin bermacam” masalah dan keadaan, itu yg bikin gue punya semangat dan mental yg kuat untuk bertahan sampai sejauh ini ( the real of kepepet ) WKWKWKWKKW
Nah ini konten yg bener, kebanyakan warga konoha pada sirik, palagi sering membahas chinanya negara tetangga padahal di negri sendiri juga sama halnya, dikuasi china😂
Jangan Sahabat nanti kamu dibenci Atau dihujat oleh netizen konoha Yang tidak diterima..beza Sanggat tu Malaysia 30% Indonesia 90% Jauh Sgt tu 60% Mungkin konoha Memang Suka Nombor Besar2 Rupanya Sedangkan Rm100 Mentang2 Dua Angka terus Anggap Duit Kecik😂
Keren dan detail penjabarannya, baru kepikiran ternyata latar belakangnya chindo kuat sekali. Tapi ya kita ambil positifnya aja ya Ko, mental mental tahan banting nih dan terus berjuang yg harus diadopsi banyak generasi sekarang 😄
Sekarang untuk anak muda chindo, sudah terkontaminasi budaya barat. Anak muda chindo boros. Loyo sekarang. Cek fakta. Beda dengan orang chindo yg umur di atas 45 tahun ke atas lebih hemat, rajin, kuat banting. Akibat orang tua mereka, anak muda chindo menikmati kekayaan orang tuanya , Sehingga mereka lebih santai sekarang. Sata prihatin kondisi sekarang ini.
@@CarsiemAdytiapernah ketemu chindo semasa sekolah? Kalau belum pernah ya wajar tidak tahu seberapa parahnya rasisme terhadap Tionghoa tahun 80an... Di Jakarta mungkin sudah reda ya entahlah daerah lain
@@WonderOfYouTooboss gw orang cindo bang ntah kenapa kalau gw liat dia itu kek liat ibu sendiri😅, cindo banyak bet di Palembang rata rata dari mereka kelas menengah ke atas😂
Di Malaysia China, Melayu Minang kaya semua, tapi di sini kenapa yang kaya chindo? Karena chindo memanfaatkan korup nya feodal penguasa Jawa.... Seharusnya Indonesia itu federal, kecelakaan sejarah itu namanya...
Pemerintah biasa menggunakan istilah rantai kemiskinan.. Memang istilah itu ada benarnya.. kemiskinan itu ibarat rantai yg terjalin.. kalo ortunya miskin anak2nya 80-90% hanya akan naik sedikit taraf hidupnya dari "miskin" Org2 cindo ini sudah merintis kekayaan mereka sejak kakek nenek mereka.. Teorinya itu.. kalo lu punya mentor (ortu lu), punya jaringan (keluarga besar lu) dan terlebih lagi punya modal.. lu akan lebih mudah untuk berbisnis.. Tapi ini ga akan lama sih.. 30-50 tahun lagi dari sekarang.. gw liat bakal merata nanti tingkat ekonomi semua ras di negeri ini.. Karena sudah mulai banyak pengusaha2 ras lain yg mulai merintis rantai kekayaan mereka yg nantinya akan di lanjutkan oleh anak cucu mereka..
Etnis cina menanamkan mindset uang sejak kecil Etnis arab menanamkan mindset agama sejak kecil Pribumi menanamkan mindset enjoy ajaa nikmati sejak kecil
Jawabannya ada di menit 5:50 Sebenernya psikologi manusia itu dirancang secara alami untuk bertahan hidup alias adaptif terhadap keadaan. Kesuksesan itu justru hal lain yang berada di luar itu (sampingan). Dan orang-orang beretnis Tionghoa karena keterdesakan dipaksa berfikir jauh lebih cepat dan kreatif ketimbang pribumi. Sama sekali bukan karena mau mereka begitu, namun kondisi yang serba terhimpit lah membuat mereka harus mampu memaksimalkan pikiran yang mereka punya. Pribumi kan beda case, mereka hidup mau susah sekalipun tetep aja nyantai, makanya miskin-miskin, habis itu berlindung di balik kalimat-kalimat pamungkas "rezeki kan sudah ada yang ngatur, ngapain kita mengejar-ngejar Dunia yang nggak pernah ada habisnya, akherat masih jauh lebih penting karena Dunia nggak dibawa mati". 😂😂😂😂😂
Skrang saya sdh 60th dari pontianak kalbar umur 9 th pindah jkrt dengan 10 saudara sangat miskin tidak ada ke sempatan untuk sekolah jangan kan sekolah makan aja susah .tapi dengan kerja keras kami semua saudara jadi pengusaha sanpai saat ini tidak mengenai lelah
Tidak dapat dipungkiri bahwa genetik membawa perbedaan itu. Saya mix, Jepang, Jawa & Osing, jadi saya ga ada kaitanya dengan chindo-chindoan. Tapi berikut pengalaman saya dalam merekrut karyawan di kantor saya. FYI: Kantor saya bergerak di bidang data science yang mana seharusnya tidak ada kaitanya dengan ras tertentu. Tapi sistem rekruitmen di kantor saya biasanya merekrut karyawan dari level yang paling bawah (data entry misalnya). lalu dari pelamar yang masuk biasanya ditawarkan sisitem percobaan dengan gaji dibawah UMR. Dari sinilah keyakinan saya soal pengaruh genetik itu dimulai. 1. Chindo biasanya mau mulai dari bawah dengan gaji yang dibawah UMR tersebut asalkan dapat ilmu & pengalaman yang bagus, biasanya mereka bertahan hingga jadi pegawai tetap & naik ke karir yang lebih tinggi. Berbeda dengan non-chindo yang biasanya lewat satu bulan sudah mengajukan resigh karena gaji yang ditawarkan di masa percobaan dianggap kurang. 2. karyawan dari etnis chindo paling rajin kalau ada kesempatan lembur (dibayar per jam) bahkan beberapa cenderung sampai rebutan. Beda dengan yang non-chindo yang biasanya lebih suka pulang awal. 3. Salah satu karyawan saya yang Chindo bahkan datang dengan diantar mobil dengan skill diatas rata-rata, tetapi termasuk paling rajin bahkan dengan karir yang dimulai dari bawah hingga melejit hampir ke C level management kurang dari 2 tahun. 4. Kebanyakan karyawan saya yang Chindo selalu bisa memanfaatkan gaji, tunjangan & bonus penghasilan dengan efisien sehingga nilai properti mereka cenderung berkembang lebih cepat daripada yang non chindo (untuk ini tidak semua & saya mungkin tidak tahu jika mereka memiliki sumber penghasilan lain). 5. Salah satu karyawan chindo di kantor saya memiliki aset dan properti yang cukup banyak (bisa dikatakan cukup kaya) tapi jarang sekali saya temui hidup berfoya-foya. Menurutnya, kalau barang itu memang tidak habis di pakai (rumah, mobil, laptop) maka belilah yang paling bagus & sustainable. Tapi kalau barang itu habis di pakai, maka pilihlah yang paling hemat. 6. Pada level manajemen departemen yang di pimpin oleh chindo lebih suka target yang presisi dengan strategi-strategi yang memiliki possibilitas cukup tinggi, daripada non-chindo yang beberapa masih spekulatif. 7. Dalam perbindangan antar sesama karyawan di kantin, dengan saya (S) dan teman chindo saya sebut saja (Y). S: Ga kerasa udah akhir tahun, bentar lagi bonus akhir tahun cair bre. Y: O iya. S: Kalo bonus cair, mau dipake buat apa Y? Y: saya simpan saja. S: Anjirr dasar singkek loo... (kelakar saya yang diikuti oleh gelak tawa darinya) Note: Tidak bermaksud rasis, tapi saya yakin tuhan menciptakan manusia bersuku-suku dengan saling memiliki kelebihan dan kekurangan masing-maing.
tiap kali ada uang lebih, beli iPhone, beli Vario, ganti PCX, beli Avanza, ganti Innova, ganti Pajero, nambah istri 😄, tdk pernah dipikirkan untuk menabung, pdhl roda kehidupan selalu berputar, tdk mungkin selalu diatas terus. Klo chindo, kendaraan paling² cuma motor supra, mobil panther kotak atau avanza, udah itu doank. Dari hasil nabung bisa punya ruko, tanah, apartment, bisa disewa²in menghasilkan passive income. Atau dijual lg dpt untung besar, duitnya diputar lg buat buat tambahan modal usaha, begitu seterusnya. Tp tdk semua chindo mindsetnya spt itu ya, yg mental pemalas pingin serba instan & suka nyusahin ortunya jg banyak 😄
Orang pribumi pekerjaan impiannya PNS, kantoran, polisi, TNI dll. Chindo pekerjaan impianny wiraswasta, berbisnis. Dari sini udah kelihatan mana yg akan menguasai ekonomi dan jadi tajir. Yg satu hidupny bergantung ke negara, yg satunya membangun Situ boleh seragamnya bagus, rapi, banyak lencana.. Lawanin chindo kaos oblong sendal jepit, tapi saldo sm asetny ngeri 😁
@@xcc7437 belum tentu sukses gan, dengan adanya ketidak pastian pendapatan itulah yg membuat penghasilan wiraswasta dan pekerja mandiri itu menjadi unlimited
kurang faktornya... org chindo itu diajarkan budipekerti, hormat kepada yg lebih tua, tdk mengharapkan balas budi, contoh bpk gw kerja asal dpt makan dan tempat tinggal gratis dan tdk digaji, tp dihargai bosnya karena kejujurannya. Jaman now mana ada..😂, akhirnya bokap bs punya rmh, nikah dan skolahin anaknya sampai universitsz, boyong keluarga dr jawa ke jkt...
intinya mindset nya jauh sekali :
Etnis China :
1. menabung, uang di buat irit, investasi jangka panjang.
2. sistem marga, dengan adanya sistem marga menambah semangat kepercayaan diri, agar bisa jadi orang terhormat di keluarga besar, dan mempertahankan nama baik keluarga.
3. Pendidikan Karakter, mental sudah di didik agar jadi sukses.
orang indo :
1. Rezeki sudah ada yang ngatur, jngan takut uang hilang, padahal besok kena PHK, akhirnya bingung cari kerja nganggur bertahun tahun, jadi beban keluarga.
2. makan gak makan ngumpul, alhasil waktu ngumpul keluarga gak ada uang, akhirnya cari pinjaman karna banyak keponakan, saudara dll.
3. Waktu mau usaha sendiri, kluarga, teman, bilang jngan usaha banyak pesaing, nanti bangkrut, uang tidak pasti, banyak pedagang pakai dukun nanti kmu disantet, mending kerja ikut orang Gaji sudah pasti.
sad but true
Brilliant reminder
Tenang warisan masih banyak
Chindo mental kuat. Tmn dia bisnis online rugi terus sampe sisa uangny tuh di bawah 2 juta. Akhirnya semua uangny di taro buat iklan trus ga makan 3 hari lebih. Skrg orderan tiap hari uda ratusan. Mindset sama mentalnya si gila.
Iya apalagi ibu gue yg Islamnya kuat. Apa apa insyallah tp ga diperjuangan. Doa trs sampai berbusa 😂
"REZEKI ITU UDAH ADA YANG NGATUR". Kata om tiri gue, yang sampai saat ini masih nganggur, main hp doang, terus numpang dirumah tante gue yg udah bersuami + berkeluarga. Jadi beban dan benalu. Padahal selama belasan tahun istrinya nungguin dia. Kerjanya cuma sholat dan berdoa doang, kagak ada gerak sama sekali. Padahal dalam islam KERJA ITU KEWAJIBAN, APALAGI LU SUAMI. Istrinya kerja pontang-panting ngidupin anak. Dimodalin sama istrinya, tetap aja ga ada progres. Emang mentalnya males, sering DIBELA SAMA NENEK. Kalau anak nya ga sukses, yg disalahkan istri dari anaknya. Dibilang GA BAWA REJEKI, GA BAWA HOKI. 😀. Akhirnya istrinya minta cerai, bilangannya ujian dari Allah. Ga nyadar diri salahnya dari dia sendiri. Padahal masih sehat dan belum tua2 amat. Baru 40 an. Disuruh jadi ojol, malu. Jaid supir taksi, gengsi. Karena dia S1, makan tuh S1.
doa doang gak ada usaha itu orang pengen gua gampar
bang lu pernah gak sih bang nyidir dia kadang di sindir biar sadar
Pribumi Indonesia Lore
@@chandraaseli2425 gua jadi pengen bikin slander nya wkkwkw
Njir padahal maaf... banyak banget S1 jd ojol 😒
Ayo adik adik putra putri pribumi Indonesia khususnya yg dari daerah-daerah sabang sampai merauke yg ulet, kreatif, produktif, pintar, dan cerdik...😃
bodo amat...gak usah
di sosmed aja masih saling ejek lu Batak lah, lu Jawa lah, pokoknya gini kita sekolah lalu kita mencoba berkarya kalau di tekan oleh sesama rakyat jelata/menengah normal kan yang gak normal ini di Indonesia jika kita berkarya kita di tekan oleh pemerintah pusat dan Daerah itu real ya
Pemerintah konoha : ga usah pinter lah nantinya susah di bodohi dan supaya miskin, kita butuh orang miskin spy cukup dg bansos 😂
Semangat kaka
Chindo kaya bukan karena duit tapi mindset. Duit banyak disimpen bukan dipake buat judol.
Byk kok cindo yg judol. Tapi duitnya sudah gk hbis 3-7 turunan yg main. Ibarat financial freedom + bonus2 lah yg main begituan. Klo ane mah ChiTaTo (Chindo Tanpa Toko) 😂
Yg bangkrut krna judol mngkn sdkit, krna gk mau lawan sistem tapi Yg sukses trus abis krna Judi jg bnyk klo chindo , smpe nipu sodara sana sini , nipu temen. Judi scra traditional udh makan korban bnyk drdl
Banyak juga cindo judol. Mungkin lebih tepat gini: cindo jual tanah buat bisnis, pribumi jual tanah buat masuk militer atau pns.😅
Saya CIA aka Chinese Indonesia American 😂baru ketemu channel kamu. Umur 51 saya tinggal di Jakarta Singapore sekarang Texas. Mental immigrant Itu yg asli bikin maju. Kalau physical job org Mexico itu pekerja keras hanya secara education kurang kalau IT org India karena peran pendidikan. Kalau Asia sini mix tapi org China Hongkong Taiwan asli anak2nya semuanya masuk Ivy League. Bahasa Inggris penting. Saya suka channel kamu drpd yg suka tunjuk2 kekayaan. Banyak belajar dr kamu. Dan cara Kamu presentasi hebat. Semoga Indonesia kedepannya maju. Sukses yah buat channelnya.
Setuju, saya orang indonesia pribumi dan tinggal di Singapore. Saya merasa tidak Chinese tapi berhasil kuliah di NUS dan NTU. Kerja di Singapore dan tinggal di Singapore. Dan berhasil juga survive SMAK 1 Penabur dimana mayoritas Chinese dan menjadi upper average.
Jawaban menurutku cuma 1. Immigrant mentality, dan juga kadang kalau pilihan cuma satu, jalan cuma 1 dan harus maju maka kita akan terpaksa harus maju.
@@PianoSanctuaryOfficial Sukses selalu! SMAK 1 memang sekolah top. Semoga jakarta kedepannya bisa kaya Singapore yah ❤️🥰
kalo kami chindo nggk pegang mindset "rezeki udah ada yg ngatur" tapi mindset kami "rezeki kita yg atur".
itu buat kalian yang sukses, kalau yg tidak sukses tentu tidak demikian.
Good....good
Bukan hanya Chindo. Sebenernya etnik/suku lain di Indonesia ini punya etos kerja yang unik juga. Contohnya :
1 orang padang/minang. Kenapa mereka banyak yang sukses, karena dari zaman nenek moyang mereka punya budaya merantau dan wirausaha. Bahkan Restoran padang menjamur disemua daerah di Indonesia sampai kepelosok.
2. Orang madura. Sudah bukan rahasia umum bahwa orang madura merupakan ahli dagang bahkan biasa bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar seperti indomaret/alphamart.
3. Orang batak. Orang batak mereka menginvestasikanya ke pendidikan. Kalau kita bicara pengacara, dokter, bahkan manager banyak dari kalangan orang batak.
4. Orang Jawa. Secara populasi orang jawa sangat besar. Tapi golongan mereka banyak yang jadi teknokrat.
5. Orang Sunda. Orang sunda terkenal kreatif dan suka berinovasi, mereka banyak bermain di UMKM seperti Ritel ataupun usaha makanan.
Dan masih banyak lagi keistimewaan suku-suku di indonesia yang unik dari segi etos kerjanya. Kita gak bisa mengeneralisir. Tapi ini faktanya. Intinya semua suku punya keunikanya masing-masing, yang Penting mau bersaing dan gak cepet puas. Selama kalian menekunin bidang yang bener, pasti hasilnya juga bakal bagus untuk masa depan kalian. Intinya gali potensi diri kalian cocoknya dibidang apa dan tekunin dengan giat.
Mungkin karena konglo di Indo itu hampir semuanya cindo, jadi kena stereotip cindo selalu kaya. Padahal ya banyak juga cindo miskin, atau suku asli yang kaya.
Presented by chindo itself. When pribumi just watching and click the ads.
Tp dia bukan chindo sih, bapaknya Chinese Singapore (kalau ga salah), ya china2 juga sih..
Waduh saya pake adblock lagi
Gw chindo, sejarah yg di paparkan dia mmg benar atau lebih tepatnya begini. Banyaknya tersebar etnis tionghua di mana2 di karenakan zaman raja2 dinasti2 dulu itu tu sering berperang serta bencana alam dll. Hidup itu susah di zaman dulu makanya inisiatif dari nenek monyang untuk melaut mencari benua lain yg lebih stabil agar kelak anak cucu cicit dapat hidup lebih baik. Setelah melaut ke benua2 lain dan kondisi di tempat tersebut bagus maka mereka kembali lagi ke china untuk menjemput keluarganya agar dapat hidup bersama2 di benua2 yg telah mereka rasa stabil dan lebih layak untuk hidup stb. Makanya suku ras cina tu ada di seluruh dunia. Semoga bermanfaat info ini.
CHINDO Surabaya Hadir bang.......memang nyata lebih baik ekonominya karna kerja keras adalah kunci utamanya 🎉
Karena mindsetnya beda, tujuan hidupnya beda shg motivasinya juga beda.
Umumnya pribumi mau semua. Mau kaya, mau banyak istri kalau kaya, dan mau masuk surga. Sementara kalau Chindo, simpel aja, mau kaya aja cukup dan fokus kesitu, ntah jadi profesional atau jadi pengusaha.
No smoking, kerja keras dan jujur
Menurut pandangan saya, keturunan Chindo kebanyakan sukses karena mereka memegang komitmen, kejujuran, kerja keras dan tak ada kata menyerah kecuali kematian
Kejujuran ?? Kwkwkw
Yg masih kepo bab terakhir baca buku “phsycology of money” intinya uang itu mengikuti value kita dan skill mencari & mengelola keuangan itu 2 hal yg berbeda
Di Indonesia:
1. Pendidikan kacau
2. Banyak Guru yang kurang kompeten
3. Ngajarin metode jadul
4. Gengsi anak muda tinggi
5. Gapaham teknologi
6. Mindset miskin
Ini FAKTA ya, jangan ngeyel😌😌
Tetangga sy orang Chindo kalo ga makan sekeluarga ga makan sampe anak2 kecilnya juga ga makan. Kalo orang melayu sudah utang kemana2.
Orang melayu punya uang sedikit boros nya dahsyat. Kalo dimarahin ntar stress biaya ke dokternya juga gede. Jadi ya apa boleh buat stagnan ga bisa kaya 😂
Dulu waktu gw kuliah segeng sama anak2 chindo. Aku akuin mereka memang beda sih. Aku berubah jadi berusaha ekstra dalam belajar supaya bisa ngimbangin mereka. Selain itu waktu kerja kelompok juga enak banget kerja bareng dan dibagi2. Beda pas aku sekelompok sama yg lain, beuh, ada yang ngilang2 di kerja kelompok
menurutku kesuksesan chinese indonesia itu membawa cobaannya sendiri. dunia itu sudah semakin tertutup, dan bahkan sampai hari ini kita lihat masih banyak orang china daratan yang berimigrasi dan bekerja atau berusaha di negeri orang lain. mengapa? apakah dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan luar biasa RRC masih tidak bisa mengakomodasi rakyatnya sendiri untuk berusaha sampai harus imigrasi ke negara2 lain. why?
Lah orang2 lu sendiri kebanyakan males2an dan main aman. Kenapa harus nyalahin kesuksesan orang lain jika anda memang kalah bersaing. Tidak mampu bersaing.
@@yantoputra4164 di kemudian hari, atau malah udah terjadi, ada chinese2 baru yg udah di upgrade datang kesini, di saat itu udah gak ada lagi tuh chinese indonesia, melainkan chinese or indonesia, jangan naif, mereka gak akan ngelihat kamu kan? lah berbahasanya aja "fan gui" atau "gwai lo".
Satu hal utama yang terlewatkan yaitu sistem kapitalismenya yg diterapkan orba itulah yg paling penting, di era jaman soekarno lebih cenderung sosialisme dengan keadilan sosial tapi setelah soeharto naik membawa sistem ekonomi kapitalis dan sentralistis yg etnis tionghoa 99 persen diarahkan menguasai ranah perdagangan, kalau indonesia mengacu ke sistem sosialis yg soekarno buat engga bakal ada kasus kayak gini, ekonomi lebih merata
Ini dari pengalaman saya sebagai pebisnis dimana punya circle banyak teman dari yg chindo sampai asli keturunan Indonesia stiap nongkrong sama teman chindo selalu ngebahas lg bisnis apa sekarang? gmna bisnis? ada bisnis baru enggak? pertanyaan itu yg selalu keluar kalau lg nongkrong beda dengan teman yg non chindo waktu ngumpul selalu ngebahas kerja apa sekarang? gmna kerjaan dikantor? kebanyakan ngebahas masalah problematikan kerja sebagai pegawai ketimbang mengarah menjadi pengusaha dan buka bisnis. Menurut aku ini bukan masalah keberuntungan atau kerja keras semata tapi masalah mindset yg diturunkan orang tua kebanyakan teman chindo itu orang tua nya pengusaha hanya segelintir yg sebagai pegawai dan kebanyakan yg dlu nya pegawai keluar dan merintis usaha, sedangkan kebanyak teman non chindo orang tua nya lebih memilih menjadi pegawai perusahaan atau yg lebih bonafit ya menjadi ASN. Perbedaan yg paling jomplang kebanyakan orang tua chindo lebih memberikan kebebasan untuk mengambil resiko dan mendorong anak untuk berbisnis sedangkan orang tua non chindo kebanyakan lebih mendorong anak nya untuk memilih pilihan yg aman sehingga kebanyakan teman saya yg non chindo terlalu takut untuk beralih dari pegawai menjadi pembisnis.
Kesalahan pertama adalah pribumi tidak berusaha memutus kemiskinan yaitu jangan menikah dulu dan jangan punya anak dulu sebelum bisa menafkahi diri sendiri, isteri & anaknya. Sebelum menikah harus menabung dulu untuk biaya hidup selama 2 thn.
Setelah itu harus hidup hemat, banyak menabung dan berinvestasi. Jangan bergaya hidup mewah dulu, beli motor, HP mewah, jalan jalan dll.
Tidak perlu pesta kawin mewah, sunatan, selametan kematian, umroh, haji karena umroh dan haji hanya untuk yg mampu. Yg tidak mampu umroh jangan memaksakan diri
Sy sering maisong melayat di tempat orang china, ga semua kaya,,
Sayangnya ada yg orang jawa, arab indonesia yg bodoh & rasis, ketika ekonominya tertinggal menuduh akibat ulah china, kita sebut sj kelompok fpi, dlm aktivitas politiknya teriak2 antek aseng & asong dst,,
Sy pernah nyimak pak syafii antonio, menasehati umat islam secara umum, muslim wajib kaya, krn disuruh zakat, disuruh haji, disuruh sedekah, memberi lbh baik dr pada menerima, sedekah bs melancarkan usaha dst. Tp saat nyimak ceramah mas Felix shiaw justru sebaliknya, orang islam ga kaya ga apa2 krn kelak hisabnya di akhirat berat, ditanya dari mana uangnya, digunakan utk apa uangnya, dst. Sehingga oleh guru gembul disindir, orang islam ga apa2 miskin di dunia yg penting di akhirat tetap miskin !!!
Miskin bkn faktor ras, di kota sy yg china kurang beruntung banyak, yg jawa, madura, dan lainnya kaya juga bnyk,, krn ketekunan, ulet, tdk gampang ganti bidang usaha, dari jualan sembako ganti bengkel, bukan spt itu,,
Ketika kita menjalani takdir kehidupan yg ga kaya raya tdk perlu meratap, dg kerja keras setidaknya kita bkn orang miskin yg hrs dikasihani,,
Jalanin prinsip hidup masing-masing saja.
Yang penting jangan mengeluh.
Tidak ada mindset yang salah/benar. Emang siapa yang menentukan ini benar/salah?
Chindo kalau mati mereka akan bawa sebagian hartanya ditimbun dengan mereka, jadi wajar saja kerja mati-matian.
Sejak era Soeharto orang chindo diberi kemudahan dalam berusaha contoh Indofood, bogasari
saya lahir di keluarga chinese - jawa
ayah saya jawa, mama chinese
saya mendapati 2 perbedaan dalam pegang uang, disiplin nya tuh beda banget
yang mama tuh bener bener nanamin prinsip bahwa "kamu harus bertanggung jawab sama uang yang kamu keluarin bahkan 1000 rupiah harus tau arahnya kemana"
beda dengan keluarga ayah yang jauh lebih longgar dan santai
Gue padang totok 1 keluarga. Mindsetnya hampir mirip. Karena anak padang harus rantau.. kebetulan semua sudah perantau sampai kami semua generasi ketiga lahir di jakarta. Omah ga akan pernah kasih uang kalo kita ga kerja.. masak nasi, gabisa becanting canting kalo dirumah cuma ada 4 orang. Kenapa? Omah selalu bilang.. hidup bukan cuma hari ini.
Di luar itu, omah bilang kalo mau kerja harus jujur. Kalo jualan harus jujur. Intinya jujur. Oh iya sama satu lagi.. rejeki udah ada yang atur. Tapi gacukup disitu.. tuhan ga akan mau atur hidup kamu kalo kamu ga mau di atur..
Setelah sekarang punya anak dua, sudah bisa akses relasi sana sini, lumayan banyak dikelilingi temen temen tionghoa.. cara dagangnya sama.. "Harus bisa cengli. Untung 10% lebih baik dari pada rugi 10% dari modal.. makanya bisnis cepet berputar, orang seneng sama kita.. mungkin ini pengalaman melihat temen temen kita yg "pendatang" jauh lebih beruntung.
Kerja keras, dan ga boleh curang 🙌🏻
Saya di Hongkong 20th,,,ras ini itu ga gengsian, itu bisa di jdikan alasan mereka bisa bertahan,
Sisi positif chindo=pekerja keras
Sisi negatif=mereka licik
Jika berbisnis dg chindo jgn terlalu terbuka krn mereka tidak segan2 mencuri ide kita
Tp chindo dlm persaingan dagang nggak pernah main klenik kek pribumi😂, licik boleh asal ydk merugikan, kek konser Taylor Swift Singapore, itu licik alias cerdik.
@@annasangjeomstore9427tapi sesama chindo juga sama sih saling menjatuhkan hahaa hampir di semua rasa budaya tusuk menusuk itu sudah hal lumrah dalam berbisnis 🤣
Bukan licik? Tapi cerdik..
lu keren ko! lu kan mixrace juga, jd bisa share pengalaman gaya hidup di circle chindo dan non chindo
Kalo dari pengalaman sebagai orang pribumi yang punya temen ci do, orang cindo kalo temennya punya usaha langsung bantu beli barangnya jadi usaha cepet naik, lah temen pribumi gw minta diskon yg ada atau gratisan / malah ngga beli sama sekali atau malah "emang kamu bisa usaha?"
Orang chindo lebih rajin gigih bekerja jujur makanya bisnisnya berkembang pesat
Aku bukan cindo tapi udah tau menabunglah .
Koneksi kayanya bro...lihat aja barang barang mengalir antar chindo antar kota antar provinsi antar negara mereka tidak ada bendungan antar chindo... Sedangkan orang indo klou udah sukses mereka menutup diri tidak ingin berbagi koneksi. Orang Indonesia klou sudah sukses merasa berjuang sendiri
S7 gua untuk komentar anda yg 1 ini intinya sesama pribumi itu rata" pelit dan sombong
Inti nya udah ada yg bangkit kan di awal generasi selanjutnya tgl jalanin aja dengan konsisten, kalo dari nol ya ttp aja presentasi berhasilnya kan cmn 1% gak lebih.
Orang tua Cindo tak mau membebani anak dimasa tua. dimasa tua sudah mempersiapkan ada simpanan & aset utk berkelanjutan generasi ke generasi.
kita lihat warga china di seluruh dunia, mereka semuanya kaya2 & berjaya, kenapa mereka jadi begitu, cuba kita lihat lebih dekat mereka ada disiplin itu pokoknya
Betul, mindset Tionghoa itu lebih tepatnya mindset "pendatang", survive adalah tujuan utamanya. Kalau masalah label etnis pedagang mah banyak sebernanya, kayak etnis Minangkabau atau Madura, Madura nih sebenernya punya kans buat jadi the next Tionghoa, sayang aja mindset mereka masih mindset "tuan rumah"
Nice content co, ngerasa lebih tergugah lebih giat kerja setelah liat content ini
Ya harus diambil hikmahnya, klo bisa jangan membeda bedakan
1 karena rantau harus sukses...
Dapat uang juga ga dipake untuk "pulang kampung"....
Duit ditabung terus sampe bener2 banyak duit baru "pulkam"
Nga pake gengsi untuk dapatin duit, ga pake gengsi utk gaya hidup sesederhana mungkin...
Kalo dapat 10 perak, 8 nabung 2 makan...
Gua benci banget sama mentalitas orang indo yang suka ngejatuhin orang lain dan gak suka lihat orang lain sukses, crab mentality. Temen gue buka cabang di toko yang mayoritas pedagang di sana pribumi, selalu pengen tahu urusan orang lain biar dijadikan bahan omongan mereka dan mereka gak welcome sama sekali, sampe ada yang ngelempar tanah kuburan ke toko temen gua lah ngirim benda dan mahluk anehlah. Beda jauh sama cabang toko dia yang satunya di daerah toko-toko pecinan. Disana gak pernah ada problem, mereka sibuk ngurus toko mereka sendiri, minding their own business lah intinya dan persaingannya juga sehat.
Kl gw bilangnya gembel mentality
Iya sukses, termasuk yg sukses menyumbangkan kerusakan lingkungan di hutan hutan Sumatra kalimantan Sulawesi dan Papua!.
Chindo bertanah air pada leluhur
Di Indonesia mereka merantau untuk mencari rejeki sebanyak mungkin
Dari awal memang mindset mayoritas memang udah salah, saya ambil contoh diri saya sendiri sebagai etnis jawa dari kecil sudah di tanamkan nilai nilai feodal, pesimis,mengalah dan masih banyak lagi hal yg membuat kami gagal dalam bersaing, filosofi kami yang bilang "urip sak cukup e di syukuri seng penting iso mangan" (hidup secukupnya di syukuri yg penting bisa makan) kenyataanya hari ini kami etnis mayoritas dan banyak yg masih kesulitan dalam hal ekonomi.
Chindo versi lokal juga ada (yg punya kelontong 24 jam tutup hari kiamat), ada kesamaan di "Mindset Pendatang"nya
Saat masuk dunia kerja.. kata2 nasehat ngkong gini "MANUSIA SEPERTI IKAN.. IKAN GA ADA AIR MATI.. MANUSIA GA ADA UANG MATI"... sampe hr ini saya takut mati gara2 ga punya uang.. bukan masalah keunggulan etnis.. ini masalah mindset.. istri saya org jawa..dulu boros.. sekarang lebih pelit dr aku.. sugarbaby ku org jawa..gen z..ampun boros e..
1.orang pribumi dr nenek moyang sedikit yang berbisnis mentok petani nelayan buruh kurang ilmu
2.sekolah goalnya mencetak karyawan
3.banyak yang salah persepsi kbanyakan orang islam salah memaknai ikhtiar harusnya berusaha sampai mentok baru di syukuri hasilnya tapi kebanyakan usaha seadanya
4.mental bukn petarung inginya instan zona nyaman
5.circle
6.mindset
7.suka belanja jiwa konsumen
8. Suka mancing padahal nganggur
9. Suka jadi netizen julid
10. Kurang iman dan taqwa
Keren njir, karna kondisi mereka berfikir yg menuntun pd kesuksesan
berarti chindo itu menang di permainan penguasa, keren no debat.
Tapi gak juga sih.. aku dosen di PTN. Ada temen temen dosen yg chinese totok.. bs ngomong hakka, jadi dosen PTN dari tahun 90 an.. yg aku kenal ada lbh dari 10 orang..
You are awesome. Your presentation is amazing
Nabi muhammad SAW berkata, untuk muslim berdagang adalah jalan terbaik.. Tiongkok jago berdagang jadi ngk aneh buat saya min..
Ini stereotype atau generalisasi yg bikin chindo dibenci pribumi, pdhal kl mau ditotal ya tetep lbh kaya pejabat2 yg notabene itu pst 99% pribumi.
Pdhal krn diskiminasi di bbg bidang itu lah etnis chindo dipaksa hrs struggle for their life. Ketika manusia sdh dihadapkan pd situasi DO OR DIE, sdh gak ada lg option utk malas2an hrs fight for their better future
faktor keempat, kolusi jaman orde baru
Menurutku, orang Chindo memiliki work ethic lebih tinggi, nilai dan budaya keluarga lebih kuat dengan mempersatukan hubungan dengan keluarga lain
Bener banget 🎉
Penghasilan per hari atau perbulan boleh dipakai cuma 10persen , apakah orang Indonesia ada yang sanggup 😂
Chindo pekerja keras, pribumi penikmat pemalas
@@badroon2191elu doang kali yg pemalas, pribumi yg sukses baik jadi pengusaha atau bukan pengusaha juga banyak.
mau komen takut salah 🙂
Kenapa chindo kaya? Karena emang pekerja keras, hemat, konsisten, dan berpikir jangka panjang, ga kaya pribumi yg apa apa udah males duluan. Kenapa chindo kaya sebenernya bukan karena mereka jenius bgt cuman memang lebih 'pekerja keras'
Karna berdagang/usaha
@@lullaby6642betul. Sedangkan pribumi lebih suka pekerjaan formal seperti jadi guru, dokter, polisi, tentara, insinyur, ilmuwan dan lain2. Ini tidak buruk, karena bayangkan aja kalau semua orang berdagang, lalu siapa yang akan jadi guru, dokter, polisi, tentara dan lain2? 😅
@@galitzine2726 wkwk jangan ada istilah ini tidak buruk bang, itu tidak memotivasi Pribumi untuk jadi pengusaha. Apakah profesi pengusaha skg mau dikavling hanya untuk etnis tertentu? 😀
Mereka juga pekerjaan keras dalam hal korupsi juga sekali korupsi individu nya ndk tanggu2 sampai triliuan mulai Edy Tansil 3 T bos Palma 48 T dan terbaru Harvey Helen dkk 271 T
@@eidolas7195lokal juara 1 kalo korupsi mah kalo gitu wkwkwk. Koruptor tuh ngak mandang ras ya kawan
Sebagai chindo, didikan yang didapat dari ortu adalah:
1. Gak boleh nganggur
2. Kerjain apa aja jangan gengsi
3. Hidup hemat walaupun ada duit
4. Gak boleh mati kalau gak siapkan passive income untuk keluarga
5. Boleh nikah kalau udah punya rumah sendiri, gak boleh tinggal di mertua apalagi di rumah ortu sendiri
6. Kerja gak boleh kena matahari (maksudnya mulai subuh selesai malam)
7. Dilarang ngemis (uang, posisi/jabatan, kesempatan, dll)
8. Dilarang sakit, kalau sakit gak bisa jadi alasan gak menghasilkan uang
9... (Ada yang belum disebut gak ya?)
9😮
Good
@@7elemento tidak berani makan enak klo belum sukses
@@Nana_Prakoso yup sama
@@Nana_Prakosokalo makan ga boleh ga habis, ambil secukupnya
Chindo gak pake panutan "tenang rezeki sudah ada yg ngatur..." dengan gak ngapa2in
Iya betul...
Harusnya kata2 seperti itu di ucapkan paling akhir, setelah tenaga , keringat sudah bercucuran habis
Top komen nih
tenang jodoh sudah ada yg ngatur
Ada lagi setiap anak punya rezeki masing2.
Ada lagi lebih baik nikah muda daripada pacaran.
Alhasil,.ga siap finansial dan mental sudah harus jadi suami dan ayah.
Kalo di chindo, status pengangguran atau kerjaan ga jelas atau malas, jangan berani2 lamar anak gadis orang, wajib kasih lihat kerja keras dan hasil...
Kata-kata "rezeki sudah ada yang ngatur" itu ga salah sih, cuma sebagian orang salah menginterpretasikannya, menganggap " Kalau ga kerja sekalipun, kalau kita dikasih kaya kita kaya "
Padahal aku yakin, Tuhan pasti akan menghargai orang yang bekerja keras. Pekerjaan dan penghasilannya dapat membantu banyak orang, sehingga mereka akan dilimpahkan rejeki dibandingkan yg bekerja setengah-setengah atau malas bekerja yang jelas ga memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, malah menyusahkan keluarga atau orang di sekitarnya😊
agak unik sich, padahal Indonesia mayoritas beragama Islam, tapi mereka lupa belajar bahwa Nabi Muhammad SAW itu profesinya adalah pedagang dan titik balik dalam perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW adalah hijrah dari Mekkah ke Madinah, artinya karakter Nabi itu dalam sejarah pribadinya ada pedagang dan pendatang. Kesimpulannya jika kita menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan dalam konteks "pedagang" dan "pendatang" maka saya yakin pasti bisa sukses juga
Bnyk orng muslim menganggumi beliau, dan bmyk jg yg lupa niru prilaku sifat beliau😂
@@johnkei7629nirunya bagian tertentu aja
pedagang? bukannya penggembala? yang pedagang itu Khadijah r.a
@@mosalahisaking3525 pedagang dan pengembala.. pengembala itu pas masih remaja
Karena kebanyakan Islam di Indonesia hanya ritualistik bukan religi
hard fact, pribumi kalo susah bukannya kerja malah nyalahin siapa gatau.
nyalahin pemerintah lah, siapa lagi
Yang pasti bukan pribumi India Pakistan Turki🤣
yang lebih miris pribumi ini lagi di bodohi loh sebenarnya dari dulu
mental kepiting turun temurun
Akhirnya semua pribumi saling menyalahkan. TAMAT
Jawabannya easy, karena pribumi demen banget ngeluarin statement "uang gak dibawa mati", "rezeki udah ada yang atur", "gapapa miskin di dunia tapi kaya di akhirat". Statementnya sebenarnya benar, tapi jangan dijadiin alesan buat jadi miskin gak sih?
Non chindo nabung banh, irit juga sampai puluhan tahun tapi buat pergi haji, beda sama chindo nabung buat anaknya sekolah ke luar negeri
gapapa sih ngomong kyk gitu, yg penting jangan iri kalo liat orang lain lebih kaya dan jangan nyusahin orang lain.
masalahnya 2 ideologi itu dicampur aduk, muncullah manusia2 malas yang cuma nunggu "rezeki" dari entah mana datangnya tapi menyalahkan orang lain yg lebih sukses.
Di islam di ajarin ikhtiar/kerja. Doa iya tapi tetep harus kerja
@@cultclassicxpopculturegk masalah ujung ujungnya buat naik haji atau ke luar negri toh semua punya kepercayaan masing masing kan
Intinya yang penting watak dan mental
"...Kaya di akhirat"😂 lah pdhal statement lainnya "uang gak dibawa mati"
Gimana kaya nya?
Kadang mereka tuh ga mikir panjang lg, yg ad di otak saat itu udh semprot aj keluar
Berdoa doank meh ga bikin kaya, ini 2024 bukan jaman mesir kuno.
Bukan tiba2 berdoa, zepp 1 T di depan mata. Kecuali korupsi. Itu aj mesti effort😂
Boleh sharing ya, gw generasi ke 4 di Indonesia, Akong gw pertama kali sampai di Medan itu pas masih jaman perang sama Jepang, sampe bener2 di tindas banget kalau di ceritain sama amah gue, dan hidup jaman akong dulu lumayan susah, makan pun kayak ga cukup, tapi dia resilient, dia malam2 nyuri2 belajar, lalu belajar bahasa Inggris, sampe akhirnya dia diterima kerja di 1 perusahaan Garment di Medan, pas itu masih jaman awal2 selesai di Jajah, singkat cerita, dia bener2 progress banget sampai akhir nya owner dari Garment ini pulang ke luar negri, dia jadi salah satu penerus nya ( ada 4 orang yang di jadiin penerus dan salah satu nya akong gw )
Nah banyak sekali cerita up n down, inti nya 3 partnernya lagi itu jahat, akhirnya pecah kongsi, nah akong gw pas kerja itu dia bener2 hebat banget, semua customer sama supplier demen bgt sama dia akhirnya pas dia jalan sendiri, dia kenal semua supplier dan buyer semua suka akong gw, dan akhirnya turun menurun sampe bokap
tapi sayang nya pas sampe generasi gw ( memang sudah tidak sebagus dulu ) tapi untung nya akong dan bokap gw dulu uda rajin invest2 juga dan baru bisa sekolahin bokap gw sampe ke Canada dan baru ada hidup kita sekarang yang bisa nyaman
Inti dari yang gw mau cerita adalah, chindo rata2 Resilient dan consistent banget di usaha dan hidup
Bnyk pmblajar dr chindo.Konsisten tp update dgn jaman.gk stak di situ2 aja.hari ini harus lbih baek dr kemarin.mereka hemat dan tdk boros.
Keren..
.
Prinsip pendatang itu "fight or die"
Yes. Orang daerah yang kerja di kota lain juga biasanya lebih ulet dari penduduk setempat:)
kutukan generasi ke tiga biasanya hancur
Ya kalo itu berlaku buat semua etnis. Masalahnya di Indo kenapa chindo lebih sukses? Salah satunya karena chindo standar suksesnya lebih luas gak kayak pribumi yg hanya terpaku pada PNS/TNI-Polri dan apapun berbau kedinasan saja. Jadilah Chindo sukses di berbagai bidang terutama berdagang & berbisnis, bahkan freelancer, jenis-jenis bidang pekerjaan yang dipandang pribumi sebelah mata dan jarang orang mau menekuninya.
This bro! Literally! We dont have any priviledge to take anything for granted! Even the land we wholeheartedly call our home
Karena kalo bicara "pendatang" aja, gak semua "pendatang" punya mentalitas yg baik. Contoh? Bangla & Somalia.
gw silangan jawa-cina bang, tapi kulit nya banyak coklatnya, tapi tetep mindset ngikut opa, wajib cari uang sendiri/dagang
Keren mas chindo Jawa 😅
COOL
Ras Cireng🤣
"CINA HITAM" 🤨
Tidak ada bercanda aku memang mengatakannya 😈😈😈
gue cina..
habis gmn gue dulu ada cita2 militer
mau jd tentara
ya gk bisa..
jd presiden? cuma jawa..
ya ud jd pengusaha..
eh sukses.
masih pada iri
intinya..
mindset ras itu ada.
lokal itu mindset nya makan gk makan yg penting kumpul..
kl tionghua kumpul gk kumpul
yg penting anak nya dapet makan di tempat masing2
dr situ aja ud jelas mana yg akan snowball effect untuk sukses
Ko ajarin dagang dong🙏, gue pribumi tapi GK pernah iri sama etnis tertentu malah gua respect dan salut sama dia orang..
Gue mau sukses dagang ko, umur gua 28 masih bujang, sekarang mau buka toko kelontong..
Gimana caranya dagang ko, gua mau mulai ini..
Tolong jawab ya thanks
ini bukan gen z kan? mana ada tni sm presiden ada syarat rasnya sekarang
Mantap koh ane sendiri Jawa tapi byk belajar dr byk org Tionghoa keren, dan generasi Jawa yg sekarang saya rasa lebih byk yg suka berbisnis ketimbang jadi petani
@@xcc7437 syarat tidak tertulis
@@andiprasetyo758 resepnya 1 bro jadilah sekuler dan juga hindari mabok agama dari kadrun,dah GT aj sih
Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, hingga mereka mengubah apa yg ada pada diri mereka sendiri.
"Ingat akhirat", "harta gak bisa dibawa mati","rejeki itu udah di tangan tuhan", "banyak anak, banyak rezeki"
@@dweeble1710 takdir gak bisa dirubah kalau nasib bisa dirubah kata siapa harta TDK dibawa mati Krn kalau kita jadi orang kaya bisa sedekah dan waqafdgn waqaf selama waqaf tsb bermanfaat maka pahalanya. Mengalir terus walau kita SDH mati dan disurat Al qasas "Muslim yg kuat lebih disukai Allah dari pada muslim yg lemah "berdasar ayat tsb berarti sbg muslim kita hrs kkuat kuat fisik kuat mental. Kuat iman kuat taqwanya kuat ilmu kuat harta dan kuat finansial shg bisa LBH bermanfaat buat orang bnyk Krn sebaik2x orang adalah yg bnyk manfaatnya utk orang banyak
@@tutikarwati3247 Makanya makin kumuh... Mikir sendiri mau pahala paling gede... Masjid aja dikuat bangun dimana2... Generasi kedepan butuh listrik dan pembangunan fasilitas... Waqaf sedekah juga larinya kemana korupsi gak mau diselidiki kerna "atas nama Allah" pasti gak ada persoalan... "Yang penting udah sodaqoh, yang penting ikhlas"
Kesan nya kok kya akun adu domba@@dweeble1710
Usernamenya keren bang 😅
Chindo ga kenal halal haram bro. apapun potensi cuan, sikattttt
Nih ya, pengalaman dunia kerja. Orang pribumi, biasanya berpikir pendek dan cepat habiskan uang. Boros, saat pensiun anak anak hanya lulusan SMA dan kemiskinan berlanjut.
Orang keturunan Tionghoa ga banyak gaya, ga boros, duit dipakai untuk produktifitas, ga perlu tampil kaya padahal sudah kaya banget.
Orang Pribumi liat tetangga sukses, panasan.
W punya tetangga, punya rumah punya mobil, liat tetangganya yg cuma ngontrak bisa punya 3 mobil, ehh merasa tersaingi terus beli mobil 2 😂.
Di Jakarta kental sekali, rumah masuk gang sempit, jadul, kumuh, tapi punya mobil yang 200 juta up
Kalau dari POV aku ya, karena orang² keturunan Tionghoa itu dari kecil diajarin financial management, etos kerja dan mindsetnya tuh ngga yg mikirin sekarang, tapi sekarang + nantinya gimana. Jadi, mau profesinya sebagai pedagang, akademisi, atau profesi lainnya, ya pakem itu nempel. Aku liat itu ketika masa kecil tinggal di Pulau Singkep, berdampingan dengan orang² keturunan Tionghoa. Terus, ketika keuangan mereka membaik, gaya hidup mereka ga terlalu ngikutin income. Jadi kalau ketika pendapatan mereka misalkan 10, biaya hidup 5, sisanya ditabung. Ketika pendapatan naik jadi 15 atau 20, ya biaya hidup tetep 5, yg sisanya ditabung dan atau investasi.
Iya. Gak gengsian :)
@@SamsWatchReview Betul. Menarik lho ketika aku liat ada warung, terus si orangtuanya jualan makanan, terus di salah satu sudut toko ada meja yang isinya toples² isi permen, coklat. Waktu ada yang mau beli, ibu/bapaknya akan manggil anaknya untuk melayani. Ternyata itu jualan anaknya 😁
Iya mereka walau udah kaya biasa aja penampilan nya beda dengan orang kita😂
Gw cindo, om gw jualan sembako, anaknya aja jarang dikasih minuman dagangannya, pdhal pengen😅. Bapak gw kerja di pers., nyokap disuruh ke kebun, anak2 klu liburan ya ikut kerja di kebun. Ada duit, beliin emas, anaknya kuliah semua dr tabungan. Org indo, ada duit, boros buang duit sana sini, anak kagak bs sekolah tinggi. All about financial planner, mindset hidup hemat peduli amat omongan org dibilang misqueen😂
@@miyukoyayy Beruntunglah aku pernah tinggal di Pulau Singkep Kepri waktu kecil. Jadi bisa liat bagaimana para orangtua keturunan Tionghoa itu mendidik anak²nya, bagaimana mereka hidup ga peduli apa kata orang, dll. Salut!
Gue jg Chindo.
Mental pendatang memang udh ditempa dr bokap nyokap pas mulai beranjak dewasa, despite memang di manjaiin pas kecil. Dimulai dr disuruh selalu jaga kesehatan, diajarin baca2 koran, nabung dr kecil hingga dilesin bahasa inggris dan dibantuin untuk belajar dgn komputer dr SD. Kalau ngeksh nasihat jg tdk cuma2, dan biasany cara negurny beneran lebih menusuk dibanding dosen killer sekalipun, tapi sekeluarga pada tahu maksudny baik.
Pas makan berlebihan langsung dinasihatin buat perbaikin diri, "wajahmu itu udah rusak banget sampe harus oplas habis2an buat cantik." Jadi mulai lbh terbiasa ngejaga makan dan ngurangin gula krn didikan itu.
Karena ditempa dengan kritik dan saran selama proses berlangsung, pas turun ke dunia kerja, udh merasa teguran dan nasihat dari atasan maupun dosen di luar serasa denger malaikat.
Bukan mental pendatang bro, orang di mainland sana juga pekerja keras. Elon Musk pun mengakui banyak orang di China pintar dan pekerja keras dan jumlahnya lebih banyak dari orang Amerika.
Tough love klo cindo parents. Motivation language nya ya insult 😂
Gw dulu anak buangan panti asuhan waktu kecil,waktu kuliah dapat beasiswa 100% di saudi arabia,di sela2 bljr gw sempatin jual gorengan untuk anak2 kampus setelah modal agak cukup gw mulai ekspansi ke masakan asia alhamdulilah sekarang udh punya 3 cabang di saudi,beberapa pengusaha sukses di saudi juga kebanyakan pendatang Yaman yg negara nya konflik, kondisi kepepet membuat kita jadi kerja keras apalagi sebagai pendatang di negara org kita dikenakan pajak yg tinggi
Di saudi kuliah di kampus apa, bang?
@@Hmm-xp1do uim Madinah bg
Mantap bang Alhamdulillah, gua lagi coba daftar lagi tahun ini
@@b21-44 semoga diterima BG tahun ini
@@pikangsuangsuang1816 afwan, playlist kamu tentang musik
q bekerja d tiongkok.dulu saat d indo q jg bnyk bergaul dg cindo koko2 toko.
stlh q pelajari.mindset mereka sama.....
kerja keras..gk nipu..jujur...bngun komunitas yg kuat...fokus k asset masa depan..hemat dan cermat....
Gk usah jauh2.temen2 krja gw yg chindo emg mrk beda.uletnya,hardworknya,motivasinya emang bener2 beda level.setidaknya dibandingkan gw yg santuy😅😅
Jawa dan Medan juga orang nya hardwork dan workaholic juga
jawa yg kyk gitu jadi ojol tapi ga kaya2 tuh
@@xcc7437minimal ada peivilage keluarga la, malah disamain 😂
@@xcc7437karena ojol bukan pedagang, chindo yg dibicarakan disini tuh profesinya pedagang/pengusaha. Chindo kalau jadi ojol meskipun kerja keras juga ga bakal kaya.
@@xcc7437 mana ada ojol disamain sama pedagang, mereka cuma karyawan dari perusahaan yg namanya gojek atau grab, gk bakal bisa berkembang
Tanggung jawabnya tinggi,pekerja keras, irit,gak gengsian ( pekerjaan apapun dilakukan yg penting dapat uang ) dan rela perih ( gak mau makan enak sebelum sukses )..
Suamiku Chindo dan kami benar2 merintis dari bawah,dari penjual perhiasan imitasi sampai akhirnya kami mampu punya toko Emas ( alhamdulillah 2 toko sekarang )..saat2 kami buka toko perhiasan,kami dicemooh sana sini dan dibilang juga china miskin tapi justru itu sebagi cambuk utk maju dan yg luar biasa sekali,uang makan tidak akan pernah lebih dari yg sudah ditentukan...
Dan perjuanganya pelan2 sudah ada hasilnya meski belum wooww...
kutukan generasi ke tiga biasanya hancur
Wkwk tapi kenyataannya koruptor rata2 chindo / tionghoa ga heran kalau lebih kaya dr pribumi , soal cerdas atau rajin org Indonesia ga kalah rajin , cuma kalah licik dan picik aja.
Salut sih, sebenarnya ini juga bisa menjadi refleksi untuk rakyat pribumi kalo asalkan kita bisa lebih berusaha drpd yang lain kita bisa menjadi lebih maju drpd mereka, contohnya dulu rakyat cindo suka direndahkan dan juga memiliki hak yang tidak sama dengan rakyat pribumi seperti hak pekerjaan, tapi mereka masih tetap mencari alternatif untuk bertahan diri dan dari sini kita melihat bahwa walaupun sudah ditimpa dengan kesenjangan sosial mereka masih tetap bertahan dan itu kenapa kebanyakan dari mereka kaya, ya karena berusaha. Karena kesetaraan sudah mulai diimplementasi sudah keliatan kenapa masyarakat cindo lebih kaya, karena usaha2 ayah dan kakek mereka ditambah dengan mentalitas turun menurun karena pengalaman orang tua mereka yang bisa dikatakan positif untuk anak mereka menjadi tajir seperti orang tuanya dan tidak putus asa
@@hasansugibit182 baca2 berita lagi dek
Yes true, mindsetnya beda banget. Pribumi banyak banget yg pemalas dan mau instan sukses. Masih sangat byk lagi hal2 lainnya
karna orang pribumi terlalu percaya ke takhayul, contohny saat dagangan gk laku sebagian dari mereka mengira bahwa mereka di ganggu oleh orang lain dalam hal spiritual, padahal bisa saja mungkin karna tempatny gk rame, atau pelayanany yang kurang baik, ini menurut saya
Ga sedikit chindonjuga percaya kyk gitu sih. Kyk buka toko liat tanggal baik 😂
Chindo juga banyak kepercayaan coy, contohnya bikin hotel engga ada lt 13.. nokia engga keluarin hp seri 4 ada alasannya.. fengshui jualan di tempat tusuk sate dll
Yang disebut pribumi SDM nya rendah sebab gemar makan lalapan dan sate😂
@@charlesalex9859 itu pengaruh coy misal aja nih lu buka toko di tanggal tua ya gaada yg mau borong lahh. kalo buka toko pas tanggal muda habis THR ato angpao pas semua ada uang ya pasti banyak customer datang mau ngeluarin duit
Betul kak
Klo gw gak salah inget sih karena dulu etnis china dilarang punya tanah. Jd satu satunya pekerjaan yg ngasilin keuntungan yg bisa mereka lakukan ya berdagang. Dan karena fokus di sektor itu mereka pelajari dgn sungguh sungguh.
Sama kayak Yahudi di eropa dulu, gak boleh punya tanah, gak boleh menjabat, gak boleh ini itu. Jd satu satunya pekerjaan yg bisa mereka lakukan ya jd bankir. Dan mereka jd pandai dlm perbankan.
Gua lebih suka konten yg mengedukasi begini dah daripada konten prank,ribut" gajelas,joget" ga dpt ilmunya
📌Menurutku sih, rumus menabung (menyisihkan uang) gak harus 30% dari pendapatan, sampe skrg masih di pegang org" cindo. Menyisihkan uang sebanyak mungkin dari pendapatan & harus di puter smpe Jdi uang lg ✔️
"9 dari 10 pintu rejeki adalah berdagang" (Nabi Muhammad SAW)
*Nah sudah ada contohnya ini, ayo semangat mencari rejeki dan semoga kita semua di lancar rejeki nya dan di berikan kesehatan*
Sebenernya kunci sukses ekonomi emang di dagang. Mau itu Eropa, Jepang, Korea, China, Arab, India. Sayangnya pribumi cuman terpaku ama PNS/TNI-Polri aja😂😂 ditambah kultur yg kurang menjunjung pentingnya pendidikan.
"Djawa adalah koentji" (DN Aidit)
Nah ini kocak emang pribumi kita khususnya yg mayoritas Muslim, padahal Nabi Muhammad SAW aja jadi pedagang dan menganjurkan umatnya jadi pedagang tapi malah milih jdi ASN, Kantoran, Karyawan, Polri, TNI Tok. Klo gk ada teman-teman Chindo yg punya mindset pebisnis yg kuat wah gk tau lagi sih ekonomi kita (Indonesia) mungkin udah jauh ketinggalan daripada keadaan yang sekarang ini.
@@dawibahumagak ada salahnya jadi asn atau kerja kantoran, gak semua org punya bakat jadi pebisnis. Jangan ngaco lah. Mau kaya ya dagang tapi resiko tanggung sendiri, mau stabil ya kerja sama org walaupun biasa aja finance nya.
Saya salut banget sama kultur chindo yg memang pekerja keras & fokus pada profit yg bisa didapat dari modal/usaha yg dijalani, apalagi berhemat sampai 60% dari total penghasilan, ga kebayang gimana pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari2.
60% itu masih kurang, saya kenal yang 95% ditabung
@@Kubinai jadi inget jaman kuliah makan tempe penyet 1 porsi dibagi 3 XD
Waktu SD Indomie kuah 1 bungkus, air dibanyakin, tambah garam, bagi 3, makan pakai nasi 😅 1 telur garam banyakan, dikocok, bagi 3 goreng dadar tipis. Yg bekerja hanya papa, tapi kami 3 anak semua berhasil dikuliahin sampai S1 @@goenawanarief4027
Jujur ya mba malah kaya nya realitasnya 80-90% keuntungan dagang pasti kembali ke dagangan lagi/investasi/ditabung
Sisa 10-20% baru buat kebutuhan sehari2
Soalnya sy rasain dagang untung misal 1 juta sehari, pdhl yang kepake buat spending cuma 50rb hri itu
Siapa yang bilang Chindo umumnya kaya ? Gak kok , teman2 saya yg Chindo banyak yg hidupnya pas2an kok . Cuman memang kebanyakan teman2 Chindo saya hampir semuanya usaha toko , usaha pabrik walau kecil2an , usaha home industri , pokoknya usaha apa aja , walau ada juga sebagian kecil yg kerja ikut perusahaan . Dan apakah karena pekerja keras ? Hemat ? Dll itu ? Gak kok , teman2 saya yg non Chindo juga umumnya pekerja keras dan hemat . Bedanya cuman : teman2 saya yg non Chindo lebih punya banyak pilihan , ada yg jadi tukang parkir , ada yg jadi satpam , ada yg jadi PNS , ada yg jadi polisi , ada yg jadi TNI , ada yg jadi pejabat , ada yg jadi petani , pokoknya semua lini profesi dan pekerjaan mereka bisa masuk . Sedangkan teman2 yg Chindo pilihannya cuma bisa buka usaha walau kecil2an atau kerja di perusahaan , lainnya bisa dibilang tertutup utk mereka . Karena pilihan yg cuma ada hanya itu , maka dari kecil mereka mau tidak mau ya harus fokus pada itu aja , belajar pada itu aja .
tentara polisi ada juga kok dari Singkawang
Setuju. Beda merka punya options kerja
Betul karena Sedikit Options maka mereka bekerja lebih keras di suatu bidang, dan saya mengutuk pribumi di tahun 98 , salam dari Sumut,
Wakakak.....bener.....
Semua kerja chindo bisa mau jadi apa pun itu hanya saja mindset nya kan harus jadi pengusaha biar jadi tukang parkir pun kalau mereka gak gengsi yah boleh-boleh saja
FYI : Konglomerat di Asia Tenggara di Vietnam, Filipina, Thailand, Malaysia, Kamboja dll itu umumnya keturunan Chinese.
gue sebagai chindo yg bukan dari keluarga berada, anak broken home & sandwich gen sudah bekerja sambil sekolah dari umur belasan, uda banyak ngelewatin bermacam” masalah dan keadaan, itu yg bikin gue punya semangat dan mental yg kuat untuk bertahan sampai sejauh ini ( the real of kepepet ) WKWKWKWKKW
Sama cui , nasib lu sama ama w nov , smoga kita kuat dan sukses wkwkkw
Salam Sukses Selalu Saudara ku 👍👍🙏🙏
Semoga bs jd tamparan evaluasi masyarakat kepribumian dlm menanamkan mindset inspiration yg dpt persis tertanam sperti chindo
Nah ini konten yg bener, kebanyakan warga konoha pada sirik, palagi sering membahas chinanya negara tetangga padahal di negri sendiri juga sama halnya, dikuasi china😂
Jangan Sahabat nanti kamu dibenci Atau dihujat oleh netizen konoha Yang tidak diterima..beza Sanggat tu
Malaysia 30% Indonesia 90% Jauh Sgt tu 60% Mungkin konoha Memang Suka Nombor Besar2 Rupanya Sedangkan Rm100 Mentang2 Dua Angka terus Anggap Duit Kecik😂
Keren dan detail penjabarannya, baru kepikiran ternyata latar belakangnya chindo kuat sekali.
Tapi ya kita ambil positifnya aja ya Ko, mental mental tahan banting nih dan terus berjuang yg harus diadopsi banyak generasi sekarang 😄
Sekarang untuk anak muda chindo, sudah terkontaminasi budaya barat.
Anak muda chindo boros. Loyo sekarang.
Cek fakta.
Beda dengan orang chindo yg umur di atas 45 tahun ke atas lebih hemat, rajin, kuat banting.
Akibat orang tua mereka, anak muda chindo menikmati kekayaan orang tuanya ,
Sehingga mereka lebih santai sekarang.
Sata prihatin kondisi sekarang ini.
makanya g boleh rasis, klo negara mau makmur y bersatu no rasis
n tumpas tuntas korupsi, pasti makmur lah
Setuju
Rasis ? Yang rasis juga kebanyakn di chindo kalo fakta lapangan .
@@CarsiemAdytiapernah ketemu chindo semasa sekolah? Kalau belum pernah ya wajar tidak tahu seberapa parahnya rasisme terhadap Tionghoa tahun 80an...
Di Jakarta mungkin sudah reda ya entahlah daerah lain
Rasisme itu panjang. Khususnya 70-90. Baru mereda, setelah 99.
@@WonderOfYouTooboss gw orang cindo bang ntah kenapa kalau gw liat dia itu kek liat ibu sendiri😅, cindo banyak bet di Palembang rata rata dari mereka kelas menengah ke atas😂
Di Malaysia China, Melayu Minang kaya semua, tapi di sini kenapa yang kaya chindo? Karena chindo memanfaatkan korup nya feodal penguasa Jawa....
Seharusnya Indonesia itu federal, kecelakaan sejarah itu namanya...
Pemerintah biasa menggunakan istilah rantai kemiskinan..
Memang istilah itu ada benarnya.. kemiskinan itu ibarat rantai yg terjalin.. kalo ortunya miskin anak2nya 80-90% hanya akan naik sedikit taraf hidupnya dari "miskin"
Org2 cindo ini sudah merintis kekayaan mereka sejak kakek nenek mereka..
Teorinya itu.. kalo lu punya mentor (ortu lu), punya jaringan (keluarga besar lu) dan terlebih lagi punya modal.. lu akan lebih mudah untuk berbisnis..
Tapi ini ga akan lama sih.. 30-50 tahun lagi dari sekarang.. gw liat bakal merata nanti tingkat ekonomi semua ras di negeri ini..
Karena sudah mulai banyak pengusaha2 ras lain yg mulai merintis rantai kekayaan mereka yg nantinya akan di lanjutkan oleh anak cucu mereka..
Semoga aja bisa.
Etnis cina menanamkan mindset uang sejak kecil
Etnis arab menanamkan mindset agama sejak kecil
Pribumi menanamkan mindset enjoy ajaa nikmati sejak kecil
Chindo sejak masih kandungan aja dah dikasih angpao.
😂
Jawabannya ada di menit 5:50 Sebenernya psikologi manusia itu dirancang secara alami untuk bertahan hidup alias adaptif terhadap keadaan. Kesuksesan itu justru hal lain yang berada di luar itu (sampingan). Dan orang-orang beretnis Tionghoa karena keterdesakan dipaksa berfikir jauh lebih cepat dan kreatif ketimbang pribumi. Sama sekali bukan karena mau mereka begitu, namun kondisi yang serba terhimpit lah membuat mereka harus mampu memaksimalkan pikiran yang mereka punya. Pribumi kan beda case, mereka hidup mau susah sekalipun tetep aja nyantai, makanya miskin-miskin, habis itu berlindung di balik kalimat-kalimat pamungkas "rezeki kan sudah ada yang ngatur, ngapain kita mengejar-ngejar Dunia yang nggak pernah ada habisnya, akherat masih jauh lebih penting karena Dunia nggak dibawa mati". 😂😂😂😂😂
Skrang saya sdh 60th dari pontianak kalbar umur 9 th pindah jkrt dengan 10 saudara sangat miskin tidak ada ke sempatan untuk sekolah jangan kan sekolah makan aja susah .tapi dengan kerja keras kami semua saudara jadi pengusaha sanpai saat ini tidak mengenai lelah
siap komandan. intinya kerja keras, tekun , hindari mo limo : madat, madon (main perempuan), mabuk, maling, main (judi)
semangat kaka 🎉🎉🎉 karena dgn keadaan kepepet kita jd puter otak
Salah satu penyebabnya Orang2 yang berkata
"Ngapain Belajar Ilmu Dunia , Ilmu Dunia ga dibawa Mati "
Tapi aneh lho yg kayak gituan sering viral di bahasa Indonesia, tapi di bahasa lain misal bahasa inggrisnya ngga pernah dengar istilah seperti itu.
Itu hanya diucapkan oleh orang yang ingin menjustifikasi kemalasan mereka.
Tapi kalo minta sumbangan paling depan😅
Tidak dapat dipungkiri bahwa genetik membawa perbedaan itu. Saya mix, Jepang, Jawa & Osing, jadi saya ga ada kaitanya dengan chindo-chindoan. Tapi berikut pengalaman saya dalam merekrut karyawan di kantor saya.
FYI: Kantor saya bergerak di bidang data science yang mana seharusnya tidak ada kaitanya dengan ras tertentu. Tapi sistem rekruitmen di kantor saya biasanya merekrut karyawan dari level yang paling bawah (data entry misalnya). lalu dari pelamar yang masuk biasanya ditawarkan sisitem percobaan dengan gaji dibawah UMR. Dari sinilah keyakinan saya soal pengaruh genetik itu dimulai.
1. Chindo biasanya mau mulai dari bawah dengan gaji yang dibawah UMR tersebut asalkan dapat ilmu & pengalaman yang bagus, biasanya mereka bertahan hingga jadi pegawai tetap & naik ke karir yang lebih tinggi. Berbeda dengan non-chindo yang biasanya lewat satu bulan sudah mengajukan resigh karena gaji yang ditawarkan di masa percobaan dianggap kurang.
2. karyawan dari etnis chindo paling rajin kalau ada kesempatan lembur (dibayar per jam) bahkan beberapa cenderung sampai rebutan. Beda dengan yang non-chindo yang biasanya lebih suka pulang awal.
3. Salah satu karyawan saya yang Chindo bahkan datang dengan diantar mobil dengan skill diatas rata-rata, tetapi termasuk paling rajin bahkan dengan karir yang dimulai dari bawah hingga melejit hampir ke C level management kurang dari 2 tahun.
4. Kebanyakan karyawan saya yang Chindo selalu bisa memanfaatkan gaji, tunjangan & bonus penghasilan dengan efisien sehingga nilai properti mereka cenderung berkembang lebih cepat daripada yang non chindo (untuk ini tidak semua & saya mungkin tidak tahu jika mereka memiliki sumber penghasilan lain).
5. Salah satu karyawan chindo di kantor saya memiliki aset dan properti yang cukup banyak (bisa dikatakan cukup kaya) tapi jarang sekali saya temui hidup berfoya-foya. Menurutnya, kalau barang itu memang tidak habis di pakai (rumah, mobil, laptop) maka belilah yang paling bagus & sustainable. Tapi kalau barang itu habis di pakai, maka pilihlah yang paling hemat.
6. Pada level manajemen departemen yang di pimpin oleh chindo lebih suka target yang presisi dengan strategi-strategi yang memiliki possibilitas cukup tinggi, daripada non-chindo yang beberapa masih spekulatif.
7. Dalam perbindangan antar sesama karyawan di kantin, dengan saya (S) dan teman chindo saya sebut saja (Y).
S: Ga kerasa udah akhir tahun, bentar lagi bonus akhir tahun cair bre.
Y: O iya.
S: Kalo bonus cair, mau dipake buat apa Y?
Y: saya simpan saja.
S: Anjirr dasar singkek loo... (kelakar saya yang diikuti oleh gelak tawa darinya)
Note: Tidak bermaksud rasis, tapi saya yakin tuhan menciptakan manusia bersuku-suku dengan saling memiliki kelebihan dan kekurangan masing-maing.
Aku slah satu keturunan tionghoa - melayu, kulit gak putih2 amat tp sipit iya, didikan ortu kluarga emg keras dan diharusin anak2nya sukses semua 🥲
Wih keren dong tionghoa Melayu
Wihh keren tionghoa Melayu , semoga sukses yh kk
Kebanyakan chindo penghasilan 100, dimakan 30, investasi 70 sdgkn kebanyakan pribumi penghasilan 100, dihabisin 150, yg minus 50 paylater😢....
Wkwkwk, paylater 😅
Tapi tindakan kayak pribumi gitu ga salah si...paylater nya yang salah..
tiap kali ada uang lebih, beli iPhone, beli Vario, ganti PCX, beli Avanza, ganti Innova, ganti Pajero, nambah istri 😄, tdk pernah dipikirkan untuk menabung, pdhl roda kehidupan selalu berputar, tdk mungkin selalu diatas terus.
Klo chindo, kendaraan paling² cuma motor supra, mobil panther kotak atau avanza, udah itu doank. Dari hasil nabung bisa punya ruko, tanah, apartment, bisa disewa²in menghasilkan passive income. Atau dijual lg dpt untung besar, duitnya diputar lg buat buat tambahan modal usaha, begitu seterusnya.
Tp tdk semua chindo mindsetnya spt itu ya, yg mental pemalas pingin serba instan & suka nyusahin ortunya jg banyak 😄
@@吳鴻昆 kubilang mau beli apa aja boleh asal ga nyusahin orang...
Orang pribumi pekerjaan impiannya PNS, kantoran, polisi, TNI dll.
Chindo pekerjaan impianny wiraswasta, berbisnis.
Dari sini udah kelihatan mana yg akan menguasai ekonomi dan jadi tajir.
Yg satu hidupny bergantung ke negara, yg satunya membangun
Situ boleh seragamnya bagus, rapi, banyak lencana..
Lawanin chindo kaos oblong sendal jepit, tapi saldo sm asetny ngeri 😁
emang wiraswasta sudah pasti sukses?
@@xcc7437tapi kebanyakan yang sukses ya dari wiraswasta
@@xcc7437 dilogika aja, negara bangkrut kalo gaji PNS lebih gede dari gaji wiraswasta, secara sumber gaji PNS ya dari pajak2 yg dipungut dari swasta
@@worldshell2313bisa kaya sambil korupsi gan😂
@@xcc7437 belum tentu sukses gan, dengan adanya ketidak pastian pendapatan itulah yg membuat penghasilan wiraswasta dan pekerja mandiri itu menjadi unlimited
Chindo punya semangat menjemput rejeki, kalau yang lain berprinsip bhw rejeki sudah ada yg mengatur sehingga cenderung lbh pasif
kurang faktornya... org chindo itu diajarkan budipekerti, hormat kepada yg lebih tua, tdk mengharapkan balas budi, contoh bpk gw kerja asal dpt makan dan tempat tinggal gratis dan tdk digaji, tp dihargai bosnya karena kejujurannya. Jaman now mana ada..😂, akhirnya bokap bs punya rmh, nikah dan skolahin anaknya sampai universitsz, boyong keluarga dr jawa ke jkt...