Iman itu harus ilmiah | Kajian Akidah Aswaja Muhammad Nuruddin
HTML-код
- Опубликовано: 19 сен 2024
- Iman yang sahih tak mungkin bertentangan dengan kajian ilmiah yang tepat. Tak ada pertentangan pada hal-hal yang bersifat qath'i. Kebenaran di sana hanya ada satu. Tapi kebenaran bisa tampil dengan wajah berbeda pada persoalan yang bersifat zhanni. Di sini saya sedang mengajukan bantahan pada orang-orang yang suka memisahkan antara iman dengan kajian ilmiah. Dan itu banyak.
Ada orang yang mengira bahwa kajian ilmiah yang objektif itu harus dipisahkan dari iman. Dan ini ajakan yang naif sekali. Faktanya, tak ada orang yang bisa mengkaji tanpa berangkat dari sebuah keimanan. Tidak terkecuali kaum sekular. Sekurang-kurangnya dia akan beriman bahwa metode yang dia gunakan itu benar. Kalau kesahihan metode itu diingkari, ya dia nggak akan bisa mengkaji.
Jadi, yang perlu dipersoalkan itu bukan soal adanya iman, tapi iman yang dijadikan pijakan dalam kajian itu benar atau nggak? Kalau terbukti benar, maka dia sah dijadikan pijakan. Tapi kalau tidak, maka dia tidak berhak masuk dalam ranah kajian ilmiah. Dan, kalau kita bicara pokok-pokok keimanan dalam Islam, semuanya sudah berlandaskan pada bukti. Dan bukti itu bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Inilah yang menjadi spirit utama kitab Ummul Barahin. Dengan mengkaji kitab ini, maka Anda akan tahu bahwa Islam tidak mengenal istilah dogma. Akidah pokoknya-sekali lagi akidah pokoknya-itu didasarkan pada argumen yang bersifat qath'i. Meskipun dalam rinciannya dapat kita temukan dalil-dalil yang bersifat zhanni. Kami syarah kitab ini dengan bahasa Indonesia yang sudah dipermudah. Agar cocok untuk pemula.
Link pemesanan:
WA: Pemesanan buku melalui Wa. 0812-1354-8000 (bit.ly/2zg58sM)
Shopee: shopee.co.id/D...
Tokopedia : tokopedia.link...
16.27 tempat sekali: "tidak ada satu butir aqidah pokok dalam Islam yang tidak bersandarkan kepada bukti"
Barakallah sangat bermanfaat
Nyimak...
Nyimak ustadz
Keyakinan itu harus punya logika dan ga harus logis karena perkara yang ghaib hanya Allah yang tahu.
Keberadaan Allah SWT itu sangat ilmiyah, tidak terlihat oleh mata bukan berarti tidak ilmiyah. Keberadaan sang pencipta itu logis & rasional, maka keberadaan Tuhan itu ilmiah.
Tidak ada konsep Tuhan yang ilmiah & masuk akal. Yang namanya Tuhan selalu tidak ilmiah & tdk masuk akal. Bahkan, konsep Tuhan dalam Islam termasuk konsep ketuhanan klasik yang sangat tidak masuk akal. Di satu sisi, Tuhan diklaim bersemayam di atas 'Arsy di mana konsep ini adalah pengaruh dari mitologi Timur Dekat kuno dan kepercayaan Zoroastrian. tapi di sisi lain Tuhan diklaim tidak butuh tempat untuk bernaung dan berdiri sendiri yang kita tahu konsep ini baru dibentuk abad ke-9, yaitu qiyamuhu binafsih Dari inkonsistensi klaim ini saja sudah menunjukkan inkoherensi. Lucunya, kelompok-kelompok sufisme dan kalam berlomba-lomba untuk menjawab inkonsistensi ini yang akhirnya berujung takfiri, saling mengkafirkan dan saling menyatakan zindiq satu sama lain.
Contoh lainnya, Tuhan diklaim memiliki kekuasaan dan kehendak mutlak atas apapun yang disebut qudrah dan iradat. tidak cuma Islam, Yahudi dan Kekristenan juga meyakini konsep serupa. Klaim/konsep ini pernah di challenge oleh Ibnu Rusyd yang populer disebut Omnipotence Paradox. di mana Ibnu Rusyd mempertanyakan: Jika Tuhan maha pencipta dan maha kuasa, apakah dia mampu menciptakan batu yang sangat berat yang dia sendiri tidak mampu mengangkatnya? Jika dia mampu menciptakan batu itu, maka dia tidak maha kuasa karena ada batu yang tidak mampu diangkatnya. Jika dia tidak mampu menciptakan batu itu, maka dia memang tidak maha pencipta sekaligus tidak maha kuasa, karena ada yang tidak mampu dia ciptakan. Keberadaan paradoks ini telah menampik kemasuk-akalan konsep omnipotentiam dalam Islam.
Coba ilmiahkan dan rasionalkan dzat tuhan
@@biasaajabang8014 apakah saudara percaya bahwa kakeknya kakek antum itu ada, punya jazad?, coba ilmiahkan kalau kakeknya kakek antum itu ada. Terkait dengan keberadaan dzat Tuhan itu sangat ilmiyah, argumentasi sederhana begini : wujud alam semesta sj tidak akan terlihat oleh mata kita, wujud cahaya juga tidak terlihat oleh mata kita, tapi kita meyakini kalau wujud alam semesta itu ada, wujud cahaya juga ada meski mata kita tidak dapat melihat sprt apa wujud sesungguhnya cahaya itu, apalagi wujud dzat pencipta alam semesta & pencipta cahaya, tentu tak akan terlihat oleh mata tapi kita yakini adanya. Pencipta itu lebih besar dzatnya dari pada ciptaannya, kalau ciptaannya nya tidak bisa terlihat oleh mata kita secara sempurna apalagi wujud penciptanya. Begini lho, ilmiyah itu tidak harus terlihat mata, tapi dapat diterima oleh yang punya akal sehat (berfikiran logis).
@@biasaajabang8014keberadaannya bisa dibuktikan logika, tapi dzatnya tidak mampu dicapai akal bukan karena ketiadaan-Nya, tp karena keterbatasan akal manusia utk menggambarkan-Nya.
Ya itu namanya tidak ilmiah. Kamu kira aku muslim karena ikut-ikutan? Tentu aku meyakini adanya Allah dengan akalku. Namun kenyataannya, apakah aku bisa membuat orang lain tidak bisa mengelak lagi bahwa Allah itu ada? Tentu tidak. Kenyataannya memang Allah itu adalah dzat yang Maha Gaib. & Kita memang dilarang mengklaim mengetahui perkara-perkara gaib meskipun disuruh mengimani.
Lgsg chekout dong.. P
Maksudnya?
@@ahmadafitsofyansauri2348 aku langsung beli bukunya stelah nonton ini
Iman itu ilmiah, contoh kalau iman (percaya bahwa Allah SWT memberikan perintah dan larangan) pasti mau thoat kepada Allah
kalau ngak thoat berarti pura2 iman (munafik/tidak iman)
Nggak nyambung lu
tag pak Gembul
Pak gembul udah belli buku mantiqnya ust nuruddin beberapa hari yang lalu dan kalau dia udah baca dan paham kemungkinan dia berhenti mempermasalahkan nasab.
Cocok bukunya buat guru gembul,akidahnya meleset, terlalu menuhankan akal semnetara logikanya pun masih kadang² keliru.
Admin Bukunya dipasaran ya ....
Link pemesanan buku ada di deskripsi kak
RUH ITU HARUS ILMIAH....
SORGA ITU HARUS IL.IAH....
NERAKA ITU HARUS ILMIAH....
itulah pemikiran muta'zilah....👎
& memang nggak harus ilmiah kan?