Kuliah Umum "Menggali Kekuatan Literasi Dan Bahasa Untuk Melejitkan Potensi Diri Di Era Society 5.0"

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 10 сен 2024
  • STIT Diniyyah Puteri Rahmah El Yunusiyyah Padang Panjang mengawali perkuliahan tahun akademik 2023/2024 dengan Kuliah Umum Bersama Bapak Dr. Yasrul Huda, MA. Kuliah umum yang dilaksanakan di Aula Zainuddin Labay El Yunusy pada hari Rabu, 4/10/2023 mengusung tema “Menggali Kekuatan Literasi Dan Bahasa Untuk Melejitkan Potensi Diri Di Era Society 5.0”. Kehadiran Bapak Yasrul Huda disambut oleh Ketua STIT, Wakil Ketua, Ketua LPM, Ketua LP2M, Ketua Prodi, dosen-dosen dan tenaga kependidikan, serta ratusan mahasiswi STIT Diniyyah Puteri Rahmah El Yunusiyyah Padang Panjang.
    Dalam sambutannya, Ketua STIT Diniyyah Puteri Rahmah El Yunusiyyah Padang Panjang, Dr. Syarifatul Hayati, Lc, MA menyampaikan bahwa tujuan pelaksanaan kuliah umum ini adalah agar para mahasiswi dapat termotivasi untuk meningkatkan potensi dirinya, dikarenakan pemateri kuliah umum adalah tamatan S2 dan S3 dari luar negeri. Ketua STIT juga mengucapkan penghormatan dan terima kasih kepada Bapak Yasrul Huda yang telah berkenan menyediakan waktu untuk hadir memberikan materi kuliah umum di STIT Diniyyah Puteri Rahmah El Yunusiyyah.
    Kuliah umum dimoderatori oleh salah seorang dosen STIT, alumni S3 (Doktor) dari Bursa Uludag University Turki, Bapak Zulfikri, M.Hum, Ph.D. Dalam mengawali pembicaraannya, Bapak Yasrul Huda yang akrab disapa dengan Udo, menyampaikan, “Saya senang diberi kesempatan hadir di kampus ini, siapa yang ngak kenal (Diniyyah Puteri) ! bahkan ketika berada di Maroko, teman saya yang berasal dari sana menyebutkan tentang Diniyyah Puteri. Jadi saya merasa bersyukur diundang oleh Ibu Ketua untuk bisa menyampaikan materi di STIT Diniyyah Puteri.” Bapak Yasrul Huda menceritakan bahwa terkenalnya Diniyyah Puteri dikarenakan Diniyyah Puteri telah menjadi pelopor (pioneer) dalam dunia pendidikan kaum perempuan sejak 1923 hingga saat ini, dan telah memberikan kontribusi yang mengagumkan (remarkable) bagi dunia pendidikan di dunia.
    Bapak Yasrul Huda yang merupakan tamatan strata dua (S2) dan strata tiga (S3) Leiden University Belanda, memberikan tantangan (challenges) kepada civitas akademika STIT agar mampu menghadirkan mahasiswi dari luar negeri untuk kuliah di STIT Diniyyah Puteri, dan menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar harian di Diniyyah Puteri. Sekaligus mengembalikan kejayaan Diniyyah Puteri sebagai tujuan kaum muda muslimah untuk melanjutkan pendidikan dari berbagai negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, Brunei dan Thailand. Harapannya, Diniyyah Puteri yang sudah lama dikenal dan sangat populer hingga ke mancanegara agar dapat terus memberikan pengaruh kepada kemajuan pendidikan di Indonesia hingga di dunia.
    Selain sebagai seorang pejabat teras di UIN Imam Bonjol Padang, yakni Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kelembagaan, Bapak Yasrul Huda ternyata memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mentransfer motivasi dan menjelaskan materi kuliah umum. Materi yang disampaikan relatif ringkas namun berbobot, dan disampaikan dengan begitu santai, bersahabat, penuh keakraban, komunikatif dan dekat dengan audiens. Bahkan yang bersangkutan lebih sering berdiri, berjalan dan mendekat kepada audiens ketimbang duduk di kursi. Selain dengan bahasa Indonesia, Bapak Yasrul Huda juga dengan sangat fasih menyampaikan materi dan berdialog menggunakan bahasa Inggris dan sesekali dengan bahasa Arab, bahasa Belanda, bahasa Minang, bahkan dengan bahasa Madahiling, dan bahasa Jawa. Hal ini semakin menarik perhatian mahasiswi yang merasa kagum dengan kemahiran penguasaan bahasa yang dimiliki oleh Bapak Yasrul Huda.
    Selama penyampaian materi, 2 orang mahasiswi mendapatkan reward berupa buku dari Bapak Yasrul Huda karena mampu memperdengarkan hafalan al Qur’an, sebagaimana pertanyaan yang diajukan. Sementara pada dialog interaktif, 1 orang dosen dan 3 orang mahasiswi mengajukan pertanyaan dengan menggunakan bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Arab, serta ada yang bertanya dengan bahasa Arab bercampur bahasa Mandahiling. Pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswi terkait dengan penggunaan sosial media, dan literasi generasi muda di Indonesia. Pesannya, “Media sosial seharusnya bukan hanya menjadikan hidup lebih mudah, namun menjadikan hidup menjadi lebih baik.” Acara diakhiri dengan penyerahan sertifikat dan cinderamata dari Ketua STIT, serta foto bersama dengan seluruh peserta kuliah umum. (Tim Berita Web/TR)

Комментарии •